Bab Satu
Segitiga Besi
China berubah karena generasi 15 tahun lalu. Semoga 15 tahun lagi, generasi kita berhasil mengubah dunia. -Jack Ma
Pada tanggal 11 November 2015, di Beijing, di sebuah bangunan unik berbentuk gelembung udara yang bermandikan sinar biru bernama Water Cube, sebuah bangunan yang 7 tahun sebelumnya menjadi arena olahraga renang selama penyelenggaraan Olimpiade Beijing, arus air berganti menjadi arus transfer data. Selama 24 jam nonstop, sebuah monitor digital raksasa menampilkan peta, diagram, dan berita yang secara langsung melaporkan pembelian yang dilakukan oleh jutaan konsumen di China melalui situs web Alibaba. Di depan ratusan wartawan yang menyiarkan peristiwa ini ke seluruh penjuru China dan dunia, Water Cube berubah menjadi semacam ruang kendali misi bagi masyarakat kelas menengah dan pedagang di China yang bertransaksi dengan mereka. Liputan khusus di TV berdurasi 4 jam, 11/11 Global Festival Shopping Gala, disiarkan untuk membantu konsumen berbelanja hingga tengah malam. Acara
2
Alibaba
ini menampilkan beberapa aktor, seperti Kevin Spacey, yang tampil dalam sebuah montase dengan memerankan karakternya di film House of Cards, Presiden Frank Underwood, untuk mempromosikan Alibaba sebagai tempat untuk membeli ponsel sekali pakai. Pertunjukan gala ini mencapai puncaknya ketika muncul sketsa wajah Jack Ma sebagai gadis dalam film James Bond sebelum ia muncul dalam balutan jas tuksedo dan berjalan beriringan dengan aktor James Bond, Daniel Craig, lalu menampilkan aksi panggung saat detik-detik terakhir menuju tengah malam. Dalam 8 menit pertama tanggal 11/11/15, nilai pembelian yang dilakukan oleh konsumen di situs web Alibaba mencapai $1 miliar dan terus bertambah. Saat kasir terbesar di dunia ini memperoleh pendapatan yang semakin tinggi, Jack Ma (duduk bersebelahan de ngan temannya, Jet Li) langsung memotret monitor raksasa tersebut menggunakan kamera ponselnya. Dua puluh empat jam kemudian,
Tak lama setelah tengah malam, media massa China melaporkan statistik penjualan yang dicatatkan oleh Alibaba selama promosi Hari Lajang tanggal 11 Desember 2015. Sumber foto: Duncan Clark
Segitiga Besi
3
terkumpul penjualan sebesar $14 miliar1 dari 30 juta pembeli, 4x lebih besar daripada acara serupa di Amerika, Cyber Monday, yang diadakan hanya beberapa minggu sebelumnya, setelah hari diskon Black Friday yang menjadi bagian dari Hari Thanksgiving. Di China, tanggal 11 November diperingati sebagai Hari Lajang2, dan menjadi momen promosi tahunan yang khas3. Di Barat, tanggal yang sama digunakan untuk menghormati para veteran perang. Namun di China, tanggal 11 November menjadi tanggal terpenting sepanjang 2015 bagi para pedagang yang mengincar pendapatan dari masyarakat kelas menengah baru di China. Pada tanggal yang disebut juga dengan Double Eleven (Shuang Shiyi)4 ini, masyarakat Tionghoa tenggelam dalam pesta hedonisme tanpa batas. Jack Ma menggambarkan peristiwa tersebut sebagai “Hari yang unik. Kami berharap agar semua produsen dan pemilik toko berterima kasih kepada konsumen. Semoga konsumen dapat menikmati hari yang luar biasa ini.”5 Dari yang awalnya hanya diikuti oleh 27 penjual pada tahun 2009, Hari Lajang saat ini diikuti oleh lebih dari 40.000 pedagang dan 30.000 merek. Total penjualan yang diraih Alibaba pada tahun 2015 meningkat 60% dari penjualan tahun 2014 yang hanya mencapai $9 miliar. Pencapaian ini, yang dirayakan di kampus Wetland milik Alibaba di Hangzhou, digambarkan oleh direktur strategi bisnis Dr. Zeng Ming seperti ketika Dr. Frankenstein me lihat ciptaannya hidup. “Ekosistem ini memiliki semangat tersendiri untuk berkembang.” Wakil direktur utama Alibaba, Joe Tsai, menegaskan gambaran ini dengan mengatakan, “Anda sedang melihat kebangkitan daya beli konsumen di China.” Daya beli ini sudah lama terhambat. Dua pertiga perekonomian di Amerika Serikat digerakkan oleh pengeluaran rumah tangga, sedangkan di China tidak mencapai sepertiganya. Bila dibandingkan dengan masyarakat di negara maju lainnya, konsumsi masyarakat China relatif sedikit. Mengapa? Mereka menabung terlalu ba nyak dan berbelanja terlalu sedikit. Untuk membiayai kebutuhan
4
Alibaba
endidikan, kesehatan, dan masa pensiun kelak, banyak keluarga di p sana yang menabung dalam jumlah besar untuk berjaga-jaga. Selain itu, jumlah produk berkualitas di Barat yang dijual di pasar China waktu itu sangat sedikit, sehingga baru belakangan ini konsumen di China mau mengeluarkan lebih untuk diri mereka sendiri. Saat berbicara di depan audiens di Universitas Stanford pada bulan September 2015 lalu, Jack mengamati bahwa “Di Ame rika Serikat, ketika perekonomian melambat, maka pengeluaran masyarakat berkurang.” Namun, dengan bercanda, ia mengatakan, “Anda mengetahui cara membelanjakan tabungan Anda atau uang orang lain. China sudah lama menjadi negara miskin karena kami banyak menabung di bank.” Kebiasaan lama ini sulit dihilangkan, namun kebiasaan baru (berbelanja di dunia maya) kini mengubah pola berbelanja konsumen di China. Alibaba menjadi ujung tombak perubahan ini. Situs web Alibaba yang paling terkenal adalah Taobao.com, situs web de ngan pengunjung terbanyak ketiga di China dan terbanyak ke-12 di dunia. Ungkapan paling lazim di China saat ini adalah wanneng de taobao6, yang artinya “Anda bisa mendapatkan apa pun di Taobao.” Amazon disebut sebagai “Toserba”. Taobao juga menjual (hampir) semuanya, di mana saja. Kata tao7 di China sering dianggap sebagai singkatan pencarian produk secara online, sama seperti Google yang menjadi kata kerja mencari sesuatu di dunia maya. Pengaruh Alibaba terhadap sektor ritel di China jauh lebih besar daripada pengaruh Amazon di sektor yang sama di Amerika Serikat. Berkat Taobao dan situs web sejenis, Tmall, Alibaba menjadi pengecer terbesar di China. Sebaliknya, Amazon hanya menjadi salah satu dari 10 pengecer terbesar di Amerika Serikat pada tahun 2013. Meskipun Alibaba meluncurkan Taobao pada tahun 2003, namun baru 5 tahun kemudian bisnis Taobao bisa dibilang matang. Sebelumnya, sekian banyak pabrik di China menghasilkan produk yang sebagian besarnya dibeli oleh konsumen di luar negeri dan
Segitiga Besi
5
memasok beberapa pengecer seperti Walmart atau Target. Namun krisis perekonomian global yang terjadi pada tahun 2008 mengubah segalanya. Pasar ekspor tradisional China ambruk. Walaupun demikian, Taobao justru membuka gerbang pabrik bagi konsumen di dalam negeri China. Pemerintah China merespons krisis ekonomi 2008 dengan memperkuat Model Bisnis China Lama, yaitu menyuntikkan dana ke dalam perekonomian yang memicu kenaikan harga properti, kapasitas berlebih, dan polusi udara secara besar-besaran. Saat akibatnya mulai terasa, jelaslah bahwa China harus segera menyeimbangkan perekonomiannya terhadap konsumsi dan Alibaba adalah salah satu pihak yang paling merasakan manfaatnya. Jack ingin mengatakan bahwa kesuksesan perusahaannya terjadi secara kebetulan, “Alibaba mungkin saja dikenal sebagai perusahaan dengan seribu satu kesalahan.” Pada tahun-tahun awal pendiriannya, Jack menyebutkan tiga penjelasan mengapa perusahaannya dapat bertahan hidup. “Kami tidak punya uang, tidak punya teknologi, dan tidak punya rencana.” Tapi coba sekarang kita lihat 3 faktor nyata yang mendasari kesuksesan Alibaba saat ini, yaitu daya saing perusahaan di bidang eniaga, logistik, dan keuangan, yang ketiganya disebut oleh Jack Ma sebagai segitiga besi Alibaba. Situs web e-niaga Alibaba menawarkan aneka produk yang tiada duanya kepada konsumen, layanan logistiknya memastikan produkproduk tersebut terkirim dengan cepat dan tanpa masalah, dan anak perusahaannya yang bergerak di bidang keuangan memudahkan konsumen dalam berbelanja di Alibaba.
Sisi E-niaga Tidak seperti Amazon, situs web konsumen Alibaba (Taobao dan Tmall) tidak memiliki persediaan barangnya sendiri8. Situs web tersebut berfungsi sebagai sarana bagi pedagang untuk menjual produk mereka. Taobao memiliki 9 juta gerai yang dimiliki oleh
6
Alibaba
individu atau pedagang kecil. Mereka tertarik membuka lapak di Taobao karena Taobao memiliki basis pengguna yang sangat besar dan mereka tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Alibaba tidak membebankan biaya kepada mereka, namun Taobao memperoleh pendapatan (dalam jumlah besar) dari penjualan ruang untuk iklan, yang membantu beberapa pedagang tersebut agar lebih unggul daripada pedagang lainnya. Pedagang dapat memasang iklan melalui layanan iklan baris atau iklan gambar berbayar. Dengan sistem iklan berbayar ini, serupa seperti Google AdWords, pengiklan membeli kata kunci agar produknya mendapatkan posisi yang lebih tinggi di Taobao. Kemudian mereka membayar Taobao berdasarkan jumlah klik yang dilakukan oleh konsumen pada iklan mereka. Pedagang juga bisa menggunakan model iklan yang lebih tradisional, contohnya de ngan membayar berdasarkan jumlah penayangan iklan mereka di Taobao. Ada lelucon lama tentang periklanan. “Saya mengetahui setidaknya separuh anggaran iklan saya akan berhasil, tapi saya tidak tahu separuh yang mana.” Namun dengan sistem periklanan “bayar per penampilan” (pasar yang siap dimanfaatkan karena memiliki ratusan juta konsumen), Taobao memiliki daya tarik yang sangat besar di mata para pedagang kecil. Agar transaksi di bursa virtual Taobao berjalan lancar dan tertib, Alibaba memiliki beberapa manajer layanan klien yang disebut sebagai xiaoer9. Ribuan xiaoer akan menjadi penengah dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara konsumen dan pedagang. Para wasit ini, yang merupakan pegawai muda berusia rata-rata 27 tahun, bekerja dalam waktu yang lama, kadang mereka juga me ngirimkan pesan ke vendor saat larut malam. Para xiaoer ini berhak melakukan tindakan tegas, termasuk berwenang untuk menghentikan langsung kerja sama dengan pedagang yang bermasalah. Mereka juga dapat memberi imbalan kepada pedagang, antara lain kesempatan berpartisipasi dalam kampanye
Segitiga Besi
7
pemasaran. Tak bisa dipungkiri lagi, beberapa pedagang berusaha untuk menyogok xiaoer. Alibaba secara rutin menghentikan kerja sama dengan pedagang yang terbukti melakukan pelanggaran ini dan memiliki unit disipliner internal yang terus mengawasi adanya tindakan korupsi yang dilakukan oleh karyawan Alibaba. Namun kesuksesan Alibaba tidak hanya bertumpu pada para xiaoer. Situs web ini dapat berjalan karena memprioritaskan konsumennya serta menghadirkan dinamika pasar jalanan China ke dalam pengalaman berbelanja di internet. Berbelanja di internet sama interaktifnya dengan berbelanja di dunia nyata. Konsumen dapat menggunakan aplikasi chat Alibaba10 untuk tawar-menawar harga, vendor dapat menampilkan contoh produknya di webcam mereka, dan pembeli juga bisa memperoleh diskon dan ongkos kirim gratis. Sebagian besar paket kiriman produknya disertai dengan beberapa contoh produk atau mainan. Ini adalah fitur yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya, terlebih saya sering menerima kiriman pesanan saya dari Amazon di Amerika Serikat yang ternyata hanya kardus kosong. Pedagang di Taobao benar-benar menjaga reputasi mereka, karena persaingan di Taobao sama seperti persaingan dalam teori evolusi Darwin. Ketika konsumen memberi komentar negatif tentang pedagang atau produk tertentu, mereka akan menerima pesan dan tawaran uang kembali atau penggantian secara gratis dengan cepat. Sisi e-niaga Alibaba juga disempurnakan oleh situs webnya yang lain, yaitu Tmall11. Jika Taobao dapat disamakan dengan lapak-lapak di pasar tradisional, Tmall adalah pusat perbelanjaan yang mewah. Sejumlah pedagang eceran kelas kakap hingga merek berkelas menjual produknya di Tmall dan, bagi konsumen yang tidak mampu membeli produknya, mereka juga membangun persepsi terhadap merek mereka. Tidak seperti Taobao, yang digratiskan bagi para pembeli dan penjual, pedagang di Tmall membayar komisi kepada Alibaba untuk produk yang mereka jual di Tmall, besarnya antara 3%–6% bergantung pada kategorinya12. Kini Tmall menduduki
8
Alibaba
eringkat 7 di antara beberapa situs web yang paling banyak diakses p di China. Dalam bahasa Mandarin, situs ini disebut tian mao, atau “ku cing terbang”. Maskotnya berwujud kucing hitam, berbeda dengan maskot Taobao yang berbentuk boneka alien. Tmall menjadi situs web yang semakin penting bagi Alibaba karena berhasil mencatatkan volume penjualan barang dagangan bruto sebesar $136 miliar bagi perusahaan13, dan angka ini mendekati pencapaian penjualan Taobao yang mencapai $258 miliar. Pendapatan Alibaba per tahun hampir mencapai $10 miliar dari kedua situs web ini, dan mencakup hampir 80% penjualannya. Tmall mewadahi 3 macam toko dalam platform-nya, yaitu toko utama (dijalankan oleh Tmall sendiri), toko resmi (didirikan oleh pedagang yang mendapat lisensi dari Tmall untuk mendirikannya), dan toko khusus (toko yang menjual barang dari beberapa merek). Sebanyak 90% vendor Tmall terdiri atas toko khusus dan sekarang lebih dari 70.000 merek asal China maupun negara lain dapat ditemui di Tmall. Merek-merek yang terkenal saat pelaksanaan promosi Hari Lajang di Tmall antara lain merek internasional seperti Nike, Gap, Uniqlo, dan L’Oreal, serta merek domestik seperti Xiaomi dan Huawei (produsen smartphone), serta Haier (produsen alat elektronik konsumen dan rumah tangga). Semua merek tersedia di Tmall, dari A sampai Z, dari Apple hingga Zara. Merek-merek berkelas juga memajang produk mereka di situs web ini. Namun mereka melakukannya dengan berhatihati14 agar tidak merugikan penjualan di toko fisik mereka sendiri. Keberadaan Burberry di Tmall menandakan bahwa Alibaba tidak lagi menjadi bursa produk-produk murah. Pedagang ritel di AS seperti Costco dan Macy’s juga ada di Tmall sebagai bagian dari upaya Alibaba untuk menghubungkan mereka dan toko-toko di negara lain dengan konsumen di China. Toko
Segitiga Besi
9
Costco di Tmall berhasil menarik 90 juta orang untuk mengunjungi situs web ini dalam dua bulan pertamanya. Bahkan Amazon juga ada di Tmall dan menjual produk makan an, sepatu, mainan, dan peralatan dapur impor sejak tahun 2015. Amazon sudah lama memiliki rencana untuk segmen pasar China, namun Amazon terpaksa harus ikhlas hanya mendapatkan 2% segmen tersebut. Selain Taobao dan Tmall, Alibaba juga mengoperasikan situs web layaknya Groupon15, yaitu Juhuasuan.com16. Juhuasuan adalah situs web terbesar di China yang melayani pembelian berkelompok yang berorientasi produk. Dengan didukung oleh jumlah produk berjumlah sangat besar di situs web Alibaba yang lain, Juhuasuan memiliki 200 juta anggota sehingga menjadi situs pembelian ber kelompok terbesar di dunia. Secara keseluruhan, Taobao, Tmall, dan Juhuasuan menampung lebih dari 10 juta pedagang dan menawarkan lebih dari 1 miliar unit produk. Situs web Alibaba terkenal karena beberapa sebab, salah satunya karena, sama seperti di Amerika Serikat, berbelanja di internet dari rumah dapat menghemat waktu dan uang. Lebih dari 10% pembelian ritel di China dilakukan melalui internet, dan persentase ini lebih tinggi dari Amerika Serikat yang hanya mencapai 7%. Jack Ma menyamakan e-niaga di Amerika Serikat dengan makanan pembuka, sedangkan di China sama seperti makanan utama. Mengapa? Karena berbelanja di China tidak pernah menjadi pengalaman yang menyenangkan. Sebelum adanya perusahaan multinasional seperti Carrefour dan Walmart, di China hanya ada segelintir jaringan gerai ritel atau pusat perbelanjaan. Sebagian besar perusahaan ritel awalnya adalah BUMN. Karena mereka memiliki sumber dana yang mapan (didukung oleh pemerintah setempat atau bank BUMN), mereka cenderung memandang konsumen sebagai gangguan saja. Beberapa perusahaan ritel lain, yang didirikan oleh perusahaan properti, cen derung mengutamakan nilai tanah yang ditempati oleh bangunan gerai mereka ketimbang konsumen yang berbelanja di dalamnya.
10
Alibaba
Oleh karena itu, faktor terpenting dalam meraih kesuksesan di bidang e-niaga di China adalah masalah properti dan pedagang ritel tradisional. Harga tanah di China sangat tinggi karena menjadi sumber pendapatan yang sangat penting bagi pemerintah. Seperempat pendapatan fiskal negara berasal dari penjualan tanah, bahkan di tataran pemerintah daerahnya mencapai lebih dari sepertiga. Salah satu pimpinan bisnis e-niaga menggambarkan hal ini secara singkat, “Pemerintah China memiliki banyak sumber daya karena struktur ekonomi kita sendiri. Pemerintah menentukan harga tanah, cara mendistribusikan sumber daya, dan ke mana uang dibelanjakan. Mereka terlalu mengandalkan pada pajak dan biaya yang terkait dengan penjualan tanah. Cara ini hampir menghancurkan bisnis ritel di China dan mengalihkan sebagian besar permintaan konsumen ke ranah online. Pedagang ritel offline kehilangan kesempat an untuk memanfaatkan peningkatan permintaan konsumen (yang akhirnya benar-benar beralih ke pedagang ritel online).” Pedagang ritel fisik (offline, tidak menggunakan internet) yang sukses, mulai dari pusat perbelanjaan hingga restoran, mengalami masalah karena kesuksesan mereka sendiri. Semakin banyak konsumen mereka, semakin besar pula biaya sewa yang harus mereka bayarkan jika tiba waktunya perpanjangan sewa. Akibatnya, investasi di bidang pemasaran, layanan konsumen, SDM, dan logistik di China jauh lebih rendah daripada di Barat serta segmen pasar ritel di China menjadi terkotak-kotak dan tidak efisien. Di Amerika Serikat, tiga jaringan bisnis ritel terbesarnya menguasai 37% dari seluruh penjualan, sedangkan mereka hanya menguasai 7% penjualan di China. Pusat perbelanjaan terbesar di Amerika Serikat menguasai 44% penjualan di segmennya. Bagai mana dengan China? Hanya 6%. Meskipun berbagai pusat perbelanjaan, supermarket, dan toko kecil banyak dibangun China, namun penetrasi bisnis ritel offline masih sangat rendah. Untuk setiap orang di China hanya tersedia
Segitiga Besi
11
ruang ritel sebesar 0,55 m2, tidak sampai seperempat ruang ritel yang tersedia untuk setiap penduduk di Amerika Serikat17. Kemungkinan besar China tidak akan mampu memperkecil selisih tersebut. Mengapa? Karena bisnis ritel tradisional tidak mungkin menjadi contoh efisiensi yang berhasil. Dengan masalah persediaan barang dagangan dan biaya sewa, toko fisik semakin jauh tertinggal dari toko online di hampir semua kategori produk. Saat ini, beberapa pemilik toko di China sangat disibukkan dengan melayani konsumennya di dunia maya dan tidak sempat melayani konsumen yang datang ke toko fisik mereka. Bahkan ba nyak vendor di China yang benar-benar tidak memiliki toko fisik. Alasannya, mengapa mereka harus membayar biaya sewa yang mahal untuk toko hanya buka setengah hari ketika toko online mereka di Taobao buka 24 jam sehari 7 hari seminggu? Alam tidak menghendaki kehampaan, dan di China internet mengisi peluang yang tercipta dari warisan bisnis dan perencanaan pemerintah. Karena itulah, berbelanja melalui internet di China jauh lebih populer daripada di negara-negara Barat. Jack Ma menggambarkan bahwa, “Di negara-negara lain, e-niaga hanya salah satu cara berbelanja, sedangkan di China telah menjadi gaya hidup.” Taobao menjadi pionir berbelanja melalui internet di China, dan Tmall mengembangkannya lebih jauh lagi. Pengguna awal Taobao adalah generasi muda yang melek dunia digital, namun sekarang generasi orangtua dan kakek nenek mereka juga ikut berbelanja melalui internet. Perkembangan kelompok konsumen ini seiring dengan pertambahan variasi produk yang dijual. Item terpopuler di situs web Alibaba adalah sepatu dan pakaian, mulai dari kaus kaki dan t-shirt hingga busana seharga puluhan ribu dolar. Sehari setelah penayangan siaran televisi terbesar di China, Spring Festival Gala, di stasiun TV China Central Television, busana yang dipakai oleh seorang selebriti (atau orang yang mirip mereka) langsung tersedia di situs Alibaba. Banyak toko yang menampilkan foto beberapa tokoh (termasuk pedagangnya sendiri) yang menjadi model berbagai
12
Alibaba
kuran tubuh untuk mempermudah konsumen dalam membeli seu suatu di internet. Konsumen juga mengerti bahwa, jika pakaiannya tidak cocok atau terdapat kecacatan, mereka dapat mengembalikannya tanpa dikenakan biaya. Bahan makanan adalah salah satu kategori produk yang tidak kalah populer karena, menurut Jack, “kondisi supermarket di China sangat buruk, sehingga tidak mengherankan jika kami menjadi yang terbaik.” Sekarang 40% konsumen di China membeli kebutuhan sembakonya melalui internet, sedangkan di Amerika Serikat hanya 10% saja. Pada tahun 2014, penjualan sembako melalui internet di China meningkat 50%, sedangkan yang melalui toko fisik hanya tumbuh 7%. Tmall menjual produk sembako di lebih dari 250 kota di 17 provinsi di China dengan harga yang relatif lebih murah daripada harga di supermarket. Alibaba juga menyediakan layanan pe ngiriman produk makanan beku sehari sampai di lebih dari 60 kota serta menjual produk makanan impor. Melalui kerja sama dengan Washington State Apple Commission, Alibaba berhasil mencatatkan 84.000 pemesanan apel yang dipetik, dikemas, dan dikirimkan ke konsumen di China dalam waktu 72 jam. Total bobot apel yang dipesan ini mencapai 167 metrik ton dan volumenya setara dengan kapasitas angkut 3 pesawat Boeing 747. Ibu-ibu muda adalah salah satu kelompok konsumen penting bagi Alibaba. James Chiu, perwakilan dari Friso (produsen susu formula bayi asal Belanda) yang ditampilkan oleh Alibaba saat Pe rayaan Hari Lajang 2015, mengatakan bahwa bagi ibu-ibu muda di China, “e-niaga bukanlah jalur distribusi, tapi sebuah gaya hidup dan lingkungan.” Jarum jam baru menunjukkan pukul 6 pagi pada Perayaan Hari Lajang ketika penjualan produk perusahaan ini mencapai hampir $10 juta, mengalahkan total penjualan mereka pada tahun 2014. Produk komputer, alat komunikasi, alat elektronik konsumen, serta peralatan rumah tangga (mulai dari pengering rambut dan oven microwave hingga TV dan mesin cuci) adalah produk-produk
Segitiga Besi
13
terpopuler di Taobao. Di sektor produk inilah sektor perdagang an ritel fisik sangat terdampak. Pada setiap perayaan Hari Lajang, angka penjualan produk peralatan rumah tangga di Alibaba mencapai 50% lebih tinggi daripada angka penjualan produk yang sama oleh penjual produk konsumen terbesar di negara itu selama satu tahun. Pada bulan Agustus 2015, Alibaba mengakuisisi 20% saham perusahaan ritel Suning senilai $4,6 miliar. Suning menjual produk elektronik, kain, buku, hingga perlengkapan bayi di lebih dari 1.600 gerai di hampir 300 kota. Kerja sama dengan Alibaba ini, yang sebagiannya dipengaruhi oleh tren omni-channel atau dari offline menjadi online (O2O), bahwa sekalipun konsumen mendatangi gerai Suning hanya untuk menguji sebuah produk, Suning dapat memperoleh sebagian pendapatan ketika konsumen membeli produknya lewat internet. Bahkan Alibaba juga menjual mobil. Dua merek mobil buatan General Motors, yaitu Chevrolet dan Buick, juga memiliki toko sendiri di Tmall. Tidak hanya itu, keduanya menawarkan layanan kredit kepemilikan mobil tanpa bunga, dan ini adalah senjata yang jitu di segmen pasar terbesar bagi GM. Mobil adalah kategori produk terpopuler saat Hari Lajang karena pembeli dapat memperoleh diskon dan termin pembayaran yang lebih bermanfaat. Segmen properti juga tak kalah populer. Para miliuner bahkan dapat mencari pulau yang dijual di Kanada, Fiji, atau Yunani. Taobao juga terkenal karena menawarkan aneka produk yang unik. Seorang mahasiswa mendapatkan citra buruk karena menjual anting-anting yang dihiasi dengan nyamuk mati. Sama seperti serangganya, tiap pasang perhiasan tersebut juga unik. Bahkan ada vendor yang menjual kentut dalam kemasan botol melalui internet. Taobao tidak sekadar tentang produk barang. Konsumen juga melakukan transaksi jasa. Artis dan pemusik mendapatkan komisi dari Taobao. Variasi jasa yang ditawarkan sangat beragam, sehingga bisa menggambarkan nilai-nilai sosial di China yang berubah sangat cepat. Para remaja laki-laki dapat menyewa pacar bohongan untuk
14
Alibaba
menghadiri kegiatan sosial atau memutuskan pacar mereka melalui pihak ketiga yang ahli di Taobao. Para istri yang khawatir suaminya menyeleweng, bisa mencari jasa konseling yang mengajarkan cara untuk mengusir wanita simpanan. Generasi muda perkotaan yang sibuk dapat membayar orang pengganti di Taobao untuk mene ngok orangtua mereka. Bahkan untuk mengatasi masalah kelangkaan pendonor, situs belanja berkelompok milik Alibaba, Juhuasuan, bekerja sama dengan beberapa bank sperma di tujuh provinsi untuk mengiming-imingi pendonor yang memenuhi syarat dengan imbalan lebih dari 800 dolar. Imbalan ini biasanya ditentukan melalui tatap muka langsung, bukan melalui internet, namun ka rena kekuatan pemasaran online, ada lebih dari 22 ribu pria yang mendaftar dalam 48 jam pertama. Produk-produk kosmetik dan perhiasan juga menjadi produk yang populer di Taobao. Para pedagang tertarik memasuki segmen ini karena ingin menguasai keuntungan tertinggi yang dapat diraih oleh produk apa pun yang dijual di internet. Saat ini diperkirakan 42% produk perawatan kulit di China dijual lewat internet, dan angka ini didorong oleh ketersediaan produk dalam jumlah besar yang dijual oleh pedagang yang mengerti cara menghindari bea impor yang sangat tinggi. Barang palsu diperkirakan menjadi industri gelap terbesar di dunia, bahkan lebih besar daripada perdagangan narkoba menurut perkiraan beberapa pihak. Penjualan produk bajakan oleh para pedagang di Taobao membantu meningkatkan ketenaran situs web ini pada masa-masa awalnya dan terus menjadi sumber masalah bagi pemilik merek. Kualitas barang palsu asal China bisa sangat bagus sehingga tidak terdeteksi oleh produsen yang sah sekalipun. Produk palsu tersebut dibuat melalui proses ‘kerja lembur’ di pabrik yang sama dengan produk aslinya, dan biasanya menggunakan bahan baku sisa. Sebagai pabrik bagi dunia, China menjadi bagian pen ting dari masalah pembajakan. Namun seiring dengan perubahan-
Segitiga Besi
15
nya menjadi basis konsumen terbesar di dunia, China juga menjadi bagian dari solusi masalah tersebut. Saat berbicara di acara bursa bagi pedagang online di Guangzhou, Jack pernah18 mengungkapkan masalah ini: “Adakah produk palsu (di Taobao)? Tentu ada. Taobao merupakan kelompok masyarakat yang kompleks. Taobao sendiri tidak membuat produk palsu, tapi Taobao menyediakan ruang gerak hingga batas tertentu bagi para pembuat produk palsu. Taobao adalah platform digital.” Jack kemudian mendorong para pedagang yang menjual produk asli di Taobao untuk bersatu, menegakkan aturan, menyingkirkan para penjual produk palsu dan mengatakan kepada mereka: “Kami terus mengawasi kalian yang membuat dan menjual produk palsu. Kalian akan dihukum.” Sayangnya, upaya Alibaba ini tidak selalu berhasil meyakin kan para pemilik merek. Pada bulan November 2011, bulan yang sama ketika Baidu dihapuskan dari daftarnya, Taobao dimasukkan ke dalam “Daftar Hitam Pasar”19 yang diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), pimpinan negosiator perdagangan Amerika. Masuk ke dalam Daftar Hitam Pasar ini tak hanya berpotensi merusak reputasi Alibaba di mata pedagang, tetapi juga mempersulit proses IPO-nya. Sebagai respons atas masalah ini, Alibaba meningkatkan upayanya dalam membasmi pedagang produk palsu berskala besar dari Taobao, yang akhirnya mendorong pedagang yang tersingkir itu untuk membentuk Aliansi Anti Taobao dan melakukan demonstrasi di depan kantor Alibaba di Hong Kong. Alibaba juga memperketat batasan bagi para vendor di Tmall, yaitu dengan menaikkan biaya layanan dan deposit. Langkah ini memicu kemarahan ribuan pedagang yang menuduh Taobao telah melakukan praktik monopoli dan berdemonstrasi di kantor pusat Alibaba di Hangzhou. Untuk memuaskan USTR, Alibaba juga meningkatkan upaya negosiasinya20 dan pada bulan Desember 2012 Taobao dihapuskan dari daftar hitam tersebut. Namun demikian, sejumlah perusahaan
16
Alibaba
pembuat software, pakaian, dan sepatu terus menuntut USTR agar menghukum Taobao kembali. Karena masalah pembajakan yang tidak pernah mereda ini menunjukkan betapa banyak produk yang dijual di platformnya, maka Alibaba harus berusaha keras untuk menyeimbangkan antara memenuhi kepentingan konsumen dan pedagang dengan menjaga reputasinya sendiri. Mempererat hubungan Alibaba dengan para pembeli dan penjual adalah sisi kedua dari segitiga besi tersebut, yaitu sisi logistik.
Sisi Logistik Pada Hari Lajang 2015, pesanan yang diterima di situs Alibaba menghasilkan 467 juta kemasan paket, sehingga memerlukan lebih dari 1,7 juta kurir dan 400.000 kendaraan untuk mengirimkannya. Saat ini di China terdapat sangat banyak kurir. Baik dengan berjalan kaki, mengendarai sepeda, motor listrik, truk, atau kereta api, mereka semua adalah pahlawan tak dikenal dalam revolusi e-niaga negeri Tirai Bambu. Konsumen di China menghabiskan lebih dari $32 juta untuk biaya pengiriman paket selama tahun 2014. Angka ini meningkat lebih dari 40% hanya dalam waktu satu tahun. Namun volume kirimannya diperkirakan akan meningkat drastis dalam beberapa tahun ke depan. Rata-rata kurang dari 1 paket per bulan dikirimkan ke setiap penduduk di China. Tanpa layanan pengiriman murah yang diberikan oleh perusahaan kurir, Alibaba tidak mungkin berkembang menjadi sebesar sekarang. Agar dapat bersaing di bidang usaha yang persaingannya ketat ini, beberapa perusahaan kurir memakai metode cerdas untuk meminimalisasi biaya. Di Shanghai, contohnya, kurir mondarmandir di stasiun kereta bawah tanah, dan mengoper paketnya ke kurir lain melewati pagar pembatas agar tidak perlu membeli tiket berkali-kali.
Segitiga Besi
17
Namun Alibaba sendiri tidak mempekerjakan kurir-kurir tersebut. Sebagian besar paket di China dikirimkan oleh perusahaan pengiriman barang swasta, sedangkan sebagian lainnya, untuk pe ngiriman di dalam negeri, ditangani oleh China Post, perusahaan BUMN China yang belum memiliki layanan pengiriman berorientasi laba. Pada tahun 2005, Alibaba mendekati China Post dengan menawarkan kerja sama di bidang e-niaga. Namun, seperti yang diingat oleh direktur strategi bisnis Zeng Ming, “Saat itu Jack ditertawai. Mereka mengatakan kepada Jack untuk fokus saja di bisnisnya sen diri. Mereka tidak percaya bahwa layanan kiriman kilat bisa dilakukan.” Perusahaan pengiriman barang lainnya di China mendapat peluang yang sama seperti yang pernah dimanfaatkan oleh Wells Fargo untuk meluncurkan layanan pengiriman paket dan perban kan swasta saat terjadi Demam Emas di California pada pertengahan abad ke-19, sebagai respons atas inefisiensi perusahaan yang kelak menjadi United State Post Office. Di China, ‘demam emas’ e-niaga telah merangsang kemunculan lebih dari 8.000 perusahaan kurir swasta, dan 20 di antaranya menjadi perusahaan unggulan. Provinsi Zhejiang, rumah bagi Alibaba, juga menjadi rumah bagi kebanyakan perusahaan kurir terbesar di China. Perusahaanperusahaan tersebut berperan penting dalam mengirimkan barang ke seluruh penjuru China. Lebih dari separuh pasar pengiriman paket di China dilayani oleh 4 perusahaan saja, yang dikenal dengan sebutan “3 Tong, 1 Da”, yaitu: Shentong (STO Express), Yuantong (YTO Express), Zhongtong (ZTO Express), dan Yunda. Terlebih lagi, keempat perusahaan ini berasal dari kota yang sama, Tonglu, tidak jauh dari Hangzhou. Lebih dari dua per tiga bisnis mereka berasal dari Taobao dan Tmall. Beserta dua perusahaan kurir skala kecil lainnya, mereka dikenal dengan nama “Tonglu Gang”. Tonglu Gang beserta perusahaan yang bernama SF Express21 berperan penting dalam kesuksesan Taobao. Pendiri ZTO, Lai Jianfa, menggambarkan hubungan tersebut, “Jika Taobao adalah sebuah
18
Alibaba
kapal, maka perusahaan kurir menjadi baling-balingnya. Kami adalah kekuatan terbesar yang mendorong perkembangan pesat Alibaba.” Alibaba dan perusahaan-perusahaan ini bersama-sama menanam kan modal untuk mendirikan sebuah perusahaan bernama China Smart Logistics, atau “Cainiao”22. Kekuatan bersama yang berasal dari 15 mitra logistik di Cainiao ini luar biasa besar. Secara ke seluruhan mereka mengelola lebih dari 30 juta paket per hari dan mempekerjakan lebih dari 1,5 juta orang di 600 kota23. Cainiao membangun basis informasi hak milik yang menyatukan sejumlah penyedia layanan logistik, gudang, dan pusat distribusi di seluruh penjuru negeri. Alibaba menguasai 48% saham Cainiao, yang, de ngan peran serta Tonglu Gang dan miliuner mandiri lainnya dari provinsi tersebut, memberi ciri khas Zhejiang pada perusahaan tersebut24. Miliuner kelahiran Zhejiang, Shen Guojun25, adalah investor utama Cainiao dan berperan menjadi CEO pertamanya. Fosun, perusahaan yang dikenal di seluruh dunia karena membeli Club Med, menguasai 10% saham Cainiao. Direktur Fosun, Guo Guangchang, juga berasal dari Zhejiang. Pada bulan Desember 2015, Guo tampaknya ditahan karena menentang aturan oleh pihak berwenang di China namun dibebaskan beberapa hari kemudian tanpa penjelasan, sehingga nilai saham Fosun menurun drastis. Ketika didirikan pada tahun 2013, Cainiao mengumumkan rencananya untuk menanamkan modal lebih dari $16 miliar pada tahun 2020 untuk mengembangkan China Smart Logistics Network yang terdiri atas 3 jaringan, yaitu Peoplenet26, Groundnet27, dan Skynet. Cainiao tidak menggabungkan perusahaan-perusahaan kurir tersebut, namun strateginya adalah menggabungkan data yang mereka miliki, dengan berfokus pada paket data, bukan paket barang. Konsepnya adalah, dengan saling mengetahui pesanan, status pengiriman, dan masukan dari konsumen, mereka dapat me ningkatkan efisiensi dan kualitas layanan masing-masing, namun kepemilikannya tetap terpisah.
Segitiga Besi
19
Dengan berinvestasi di Cainiao, Alibaba ingin mengamankan kerja sama penting dengan mitra logistiknya sambil mencari investor lain untuk mendanai ekspansi jaringan itu sendiri. Cainiao tidak memiliki infrastruktur jaringan secara fisik dan tidak mempekerjakan karyawan untuk mengirimkan barang. Aset-aset ini merupakan kontribusi dari anggota dan mitra konsorsium tersebut, sehingga Alibaba dapat menggunakan strategi aset minimalis. Banyak pihak berkepentingan dengan pendekatan ini. Pesaing terbesar Alibaba di bidang e-niaga, JD.com28, menggunakan strategi aset maksimalis dengan membangun prasarana logistiknya sendiri. Maskot JD bernama Joy, seekor anjing berwarna abu-abu metalik, dan tidak diragukan lagi bahwa maskot ini dipilih sebagai simbol pengejaran kucing hitam Tmall. Saat ini JD menjadi perusahaan e-niaga yang memiliki kapasitas pergudangan terbesar29 di China dan menyediakan layanan pengiriman cepat serta pengiriman yang sampai di tujuan pada hari yang sama30 di 43 kota. JD.com menjalankan sistem yang lengkap dari hulu ke hilir dengan mengelola sistem pengadaan barang, inventaris, distribusi, dan pergudangannya sendiri. Barang pesanan pun dikirim ke konsumen oleh petugas berseragam JD menggunakan kendaraan berlogo JD pula. Dengan pendapatan mencapai lebih dari $11 miliar per tahun, JD memiliki pangsa pasar yang besar di bidang e-niaga produk konsumen. Perusahaan ini memiliki posisi yang kuat di kota-kota besar seperti Beijing dan kategori produk terlaris seperti peralatan rumah tangga dan alat elektronik. Investasi Alibaba di perusahaan ritel alat elektronik Suining, yang terus diamati dengan waspada, menunjukkan kekhawatiran mereka. Baik Alibaba maupun JD sama-sama berupaya serius untuk memastikan produknya sampai ke tangan konsumen dalam waktu 2–3 jam di beberapa kota. Alibaba berusaha membangun area persaingan yang benar-benar baru dan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi data, terutama
20
Alibaba
data dalam jumlah besar, yaitu dengan memanfaatkan kemampuan menganalisis dan membuat keputusan bisnis berdasarkan setumpuk informasi yang dihasilkan tiap hari dari situs webnya. Pada Hari Lajang tersebut, rute pengiriman sebagian besar perusahaan kurir yang bergabung dalam jaringan Cainiao dianalisis dan dialihkan jika terjadi kemacetan. Alibaba membenarkan langkah investasinya di Cainiao dengan berpendapat bahwa permintaan konsumen selalu selangkah lebih maju daripada kemampuan perusahaan kurir dalam mengirimkan paketnya. Pendapat ini dibuktikan dengan masukan dari pedagang yang menjual peralatan berukuran besar, seperti kulkas, selama Hari Lajang 2015 yang menyebutkan bahwa dari semua pengiriman yang ditangani oleh Cainiao, hanya 2% saja yang terlambat atau rusak. Persentase ini lebih rendah daripada perusahaan kurir lain yang mencapai 15%. Saat ini, pada kondisi normal, Alibaba menghasilkan sekitar 30 juta paket per hari dan mereka menargetkan bisa menghasilkan lebih dari 100 juta paket per hari pada tahun 2020. Diperkirakan 30% rute pengiriman saat ini tidak efisien atau tidak ekonomis. Seperti Amazon di Amerika Serikat, perusahaanperusahaan anggota Cainiao bereksperimen dengan mengirimkan barang menggunakan pesawat drone (pesawat tanpa awak), meski pun dengan kepadatan penduduk di China lebih tinggi, terutama di wilayah pesisir, metode ini tidak mendapatkan prioritas setinggi di Amerika Serikat. Pada tahun 2015, YTO, salah satu perusahaan anggota Tonglu Gang, selama tiga hari melakukan uji coba pengiriman teh jahe menggunakan drone ke beberapa ratus konsumennya yang berada dalam jarak 1 jam penerbangan dari pusat distribusi Alibaba di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Sampai sekarang, drone di China hanya sebatas metode sampingan. Inovasi di bidang logistik (seperti mempercepat waktu pengiriman atau menekan biaya) cenderung sedikit demi sedikit dan tidak revolusioner.
Segitiga Besi
21
Sisi Finansial Sisi terakhir dalam segitiga besi ini adalah aspek finansial. Di bidang layanan keuangan, aset terpenting Alibaba adalah Alipay, sebagai jawaban atas adanya PayPal. Sejauh ini, Alipay menjadi alat pembayaran online terpopuler di China dan melayani transaksi online senilai lebih dari 750 miliar dolar per tahun31, 3 kali lipat volume transaksi PayPal, dan menguasai sepertiga dari pasar pembayaran online dunia yang mencapai $2,5 triliun. Saat puncak menit-menit awal Hari Lajang 2015, Alipay melayani lebih dari 85.000 pembayaran per detik. Sebagai salah satu bentuk eskro, Alipay menyebarkan dana pinjaman tersebut ke seluruh bagian kerajaan e-niaga Alibaba. Konsumen tahu bahwa ketika mereka membayar menggunakan Alipay, rekening mereka baru akan didebit jika mereka sudah menerima dan puas dengan barang pesanan mereka. Kemudian, setelah membekukan sejumlah uang senilai pesanan tersebut di rekening me reka, dana tersebut diberikan kepada pedagangnya. Konsumen yang membeli barang dari situs web konsumen Alibaba dapat mengembalikan barangnya dalam waktu 7 hari sejak tanggal pembelian, selama barangnya tidak rusak. Alipay adalah aset terbesar perusahaan dengan nilai mencapai $45 miliar, walau tidak lagi dimiliki oleh Alibaba32 dan dikendalikan langsung oleh Jack Ma. Lebih dari sepertiga pendapatan Alipay berasal dari situs-situs web milik Alibaba, namun situs web lainnya juga sangat mengandalkan Alipay untuk memproses pembayaran online-nya. Masyarakat menggunakan Alipay untuk mengirim uang, mengisi pulsa ponsel, dan melakukan pembayaran nontunai menggunakan kode batang (barcode) di beberapa toko dan restoran, seperti KFC. Sebesar 20% dari seluruh transaksi Alipay terdiri atas pembayaran tagihan utilitas (air, listrik, dan gas). Konsumen juga dapat menggunakan Alipay untuk membeli tiket kereta api, membayar tilang, atau membeli paket asuransi, sehingga secara de facto,
22
Alibaba
Alipay menjadi mata uang di China yang serba digital. Berkat komisi yang diperoleh dari tiap pembayaran yang dilayani, Alipay, yang pada dasarnya sudah sangat menguntungkan, diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan hampir $5 miliar33 pada tahun 2018. Dengan pertumbuhan smartphone di China, yang digunakan oleh lebih dari 830 juta orang, nilai Alipay tidak sekadar alat pembayaran sederhana. Berhubung konsumen menyimpan saldo uang mereka di rekening, Alipay telah menjadi dompet virtual bagi lebih dari 300 juta orang, dan kondisi ini mulai harus diwaspadai oleh Alibaba yang masuk ke dalam pasar layanan keuangan di China. Dengan cara yang sama seperti Alibaba dalam memanfaatkan inefisiensi perdagangan ritel offline, perbankan offline juga menjadi sasaran empuk yang bisa dimanfaatkan. Sama seperti toko milik pemerintah yang tidak memperhatikan kebutuhan konsumennya, bank milik pemerintah China juga kurang memperhatikan kebutuh an nasabah individual dan UKM. Sampai sekarang, mereka tidak punya pilihan selain menyimpan uangnya di bank yang lebih meng utamakan perusahaan milik pemerintah. Pimpinan politik BUMN tersebut juga menjadi pimpinan bank ini. Empat besar bank milik pemerintah di China, yaitu Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), Construction Bank, Bank of China, dan Agricultural Bank of China, menguasai 70% pasar perbankan di negara Tirai Bambu itu. Sikap bank-bank ini yang meremehkan konsumennya memunculkan berbagai lelucon, salah satunya lelucon tentang kepanjangan ICBC yang, dalam bahasa Mandarin, disebut “ai cun bu cun”, yang terjemahan bebasnya adalah: “kami tidak peduli apakah Anda menabung di kami atau tidak, terserah Anda.” Biasanya, bank milik pemerintah memberi suku bunga yang sangat rendah, sering kali di bawah tingkat inflasi. ‘Penindasan keuangan’ ini telah merusak keseimbangan perekonomian China karena kekayaan dari masyarakat beralih ke BUMNBUMN tersebut, dan akhirnya terbuang sia-sia dalam investasi yang merugikan dalam model perekonomian China Lama.
Segitiga Besi
23
Pemerintah China mulai menyadari untuk segera berubah dan perlu memiliki alokasi modal yang lebih rasional. Namun, untuk melakukannya, pemerintah harus memiliki keinginan kuat untuk mengubah dirinya sendiri. Alibaba berada di antara bank dan pemerintah. Dengan memberi suku bunga deposito yang jauh lebih tinggi daripada bank lain, layanan reksa dana Alibaba, Yu’e Bao, sangat populer ketika diluncurkan pada tahun 2013 dan langsung mengubah wajah bisnis layanan keuangan yang stagnan di China menjadi sangat dinamis. Yu’e Bao, yang artinya “simpanan saldo harta”, terdengar cukup bisa dipercaya menjadi tempat menyimpan sisa uang Anda. Namun ketika meluncurkan Yu’e Bao, Alibaba tidak menetapkan batas jumlah uang yang bisa didepositokan oleh konsumen. Selain memberi suku bunga yang jauh lebih tinggi daripada bank biasa (hingga 2 poin persentase lebih tinggi), Yu’e Bao juga mengizinkan nasabahnya untuk menarik uang mereka kapan pun tanpa dikenai penalti. Hasilnya, nasabah individual mengalihkan puluhan hingga ratusan ribu dolar uang mereka ke Yu’e Bao. Bankbank konvensional tersebut mulai menyadari penarikan uang besarbesaran ini. Pada bulan Februari 2014, Yu’e Bao34 telah menarik dana $93 miliar lebih dari 80 juta investor, lebih banyak daripada gabungan dana yang dimiliki oleh perusahaan pengelola keuangan lainnya di China. Aliran dana yang masuk ini sangat besar sehingga dalam 10 bulan saja Yu’e Bao telah menjadi pengelola dana terbesar keempat di dunia, mendekati peringkat penguasa bisnis pengelolaan dana global lainnya seperti Vanguard, Fidelity, dan JP Morgan. Sebelum meluncurkan layanan reksa dana ini, Jack mengambil langkah yang tidak biasa bagi pengusaha di sektor swasta, yaitu menulis artikel opini di koran milik Partai Komunis di China, People’s Daily, dengan berpendapat bahwa “Industri keuangan membutuhkan inovator. Segmen bisnis ini memerlukan pihak lain yang masuk dan menciptakan perubahan.” Tidak lama kemudian, BUMN-BUMN penguasa pasar perbankan tersebut membalas de ngan menyatakan bahwa pengelolaan dana oleh Yu’e Bao sama
24
Alibaba
seperti vampir yang menyedot darah bank-bank lain. Maret 2014, bank-bank milik pemerintah yang secara keseluruhan menguasai simpanan sebesar lebih dari $100 triliun tersebut mulai menetapkan batasan bagi para nasabah dalam memindahbukukan dana mereka ke rekening pembayaran online pihak ketiga. Pembatasan ini kemudian diikuti oleh beberapa pembatasan lain yang dibuat oleh pemerintah. Karena tidak memiliki ‘senjata’ untuk menyerang balik, Jack Ma menulis kritikan di media sosial yang menyebut nama bankbank tersebut dan menyalahkan ketidakmampuan mereka untuk berpartisipasi dalam liberalisasi keuangan yang berorientasi pada pasar di China. “Siapa yang menang dan kalah dalam persaingan di pasar seharusnya tidak ditentukan oleh monopoli dan kekuasaan, tetapi oleh konsumen.” Tidak lama kemudian Jack menghapus postingan ini, namun pesannya tersebar luas. Alibaba terus memperluas keterlibatan sektor swasta di bidang layanan keuangan, termasuk memberi pinjaman mikro bagi para pedagang dan konsumen yang melakukan jual beli di platform-nya. Meskipun baru seumur jagung, bisnis layanan kredit ini diperkirakan dapat berkembang menjadi bisnis bernilai miliaran dolar dalam beberapa tahun saja. Penawaran kredit ini juga meningkatkan loyalitas konsumennya terhadap basis bisnis e-niaga Alibaba. Dengan memiliki akses terhadap keseluruhan riwayat perdagang an konsumennya, Alibaba memiliki posisi yang jauh lebih baik untuk menilai risiko kredit daripada bank. Bisnis barunya yang bernama Sesame Credit Management memberi peringkat kredit konsumen dan pedagang kepada pihak ketiga. Penawaran layanan keuangan Alibaba yang lain35 adalah manajemen kekayaan, bisnis peminjaman uang antarteman, dan asuransi36. Pada tahun 2015, Jack meluncurkan bank yang 100% online dan tidak memerlukan kantor cabang sama sekali, yaitu Mybank. Mybank berencana menggunakan smartphone untuk mengautentikasi iden titas nasabahnya37.
Segitiga Besi
25
Kesimpulannya, segitiga besi ini adalah faktor krusial yang mem buat Alibaba bisa menjadi pemain dominan di pasar e-niaga di China. Namun karisma pendirinyalah (disebut sebagai “Jack Magic”) yang mempersatukan masyarakat dan modal dana sehingga menjadi dasar kesuksesan bisnis tersebut.