SCHOOL LEADERSHIP, PERSONALITY, DAN MOTIVASI, TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR Nurhayati Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected] Abstract : The study aims to determine the impact of school leadership, personality, and motivation in the professionalism of teachers of State Primary School. Data analysis technique used is path analysis. Data population was selected by random sampling, from 10 groups selected one group, about 82 teachers. Data was obtained by questionnaire which has been tested. In conclusion, professionalism of teacher in state primary schools, has a variety of characteristics, professionalism of teachers influenced either by several variables, including the school leadership, personality, and motivation. The implication is that the professionalism of teachers will increase if there is, good school leadership, good personality of a teacher, and high teacher motivation. Keyword : school leadership, personality, motivasion Abstrak : Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh school leadershif, personality, dan motivasi terhadap profesionalisme guru Sekolah Dasar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Populasi data dipilih secara Random Sampling, dari 10 gugus terpilih satu gugus, sebanyak 82 guru. Data diperoleh dengan angket yang telah diuji coba. Kesimpulannya, profesionalisme guru Sekolah Dasar, memiliki keragaman karakteristik, profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya, school leadership, kepribadian personality, dan motivasi. Implikasinya bahwa profesionalisme guru akan semakin meningkat apabila terdapat school leadership yang baik, personality guru yang baik, dan motivasi guru yang tinggi. Kata kunci : profesionalisme guru, school leadership, personality, motivasi
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh
mengikuti
pendidikan
di
pendidikan dasar selama sembilan tahun,
Indonesia, baik itu secara terstruktur
enam tahun di sekolah dasar/madrasah
maupun
Secara
ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah
Indonesia
menengah pertama/madrasah tsanawiyah.
menjadi tanggung jawab Kementerian
Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Indonesia (Kemdikbud), dahulu bernama
2003
Departemen
Nasional.Pendidikan di Indonesia terbagi
yang tidak
terstruktur,
diselenggarakan terstruktur.
pendidikan
di
Pendidikan
Republik
Indonesia
Indonesia,
semua
Nasional
(Depdiknas). penduduk
program
tentang
wajib
Sistem
belajar
Pendidikan
Di
ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal,
wajib
nonformal, dan informal. Pendidikan juga 100
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia
dini,
dasar,
dan
pendidikan di Indonesia belum mampu
tinggiPendidikan yang diharapkan Bangsa
menciptakan sumber daya manusia (SDM)
Indonesia adalah pendidikan yang dapat
yang ber-kualitas. Peringkat Indonesia
menghasilkan lulusan berupa sumber daya
yang berada jauh dibawah Singapura,
manusia
Brunei
yang
berkepribadian
menengah,
Data tersebut menunjukan bahwa
kreatif,
dan
inovatif,
berkarakter
baik,
Darusalam,
Malaysia,
dan
Thailand, seharusnya menjadi cambuk
bukan hanya lulusan yang pintar dan tinggi
bagi
nilai akademisnya saja.
pemangku kebijakan
Berdasarkan data dari Education
untuk
para
pelaksana
terus
pendidikan
dan
dunia pendidikan,
memacu
semangat
dan
For All (EFA) Global Monitoring Report
motivasinya, agar dapat meningkatkan
2011
profesionalismenya.
(UNESCO:
2011)
indeks
pembangunan pendidikan atau Education
Belajar
sebagai
suatu
proses
Development Index (EDI) nilai Indonesia
berfokus pada apa yang terjadi ketika
ber-dasarkan data tahun 2008 adalah
belajar berlangsung. Penjelasan tentang
0,934.Nilai
apa yang terjadi merupakan teori-teori
tersebut
menempatkan
Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara. Laporan 2014
Pembangunan
berjudul
Kemajuan
belajar.Teori belajar adalah upaya untuk
Manusia
menggambarkan bagaimana orang dan
“Mem-pertahankan
hewan belajar, sehingga membantu kita
Manusia:
Mengurangi
memahami
Kerentanan dan Membangun Ketahanan”, dirilis
(24/7) oleh
proses
kompleks
inheren
pembelajaran.
United Nations
Ada tiga
kategori
atau
Development Programme (UNDP: 2017).
kerangka
Dengan
Indeks
belajar, yaitu: behaviorisme, kognitivisme,
yaitu
dan konstruktivisme . Behaviorisme hanya
kombinasi dari indikator-indikator seperti
berfokus pada aspek objektif diamati
kesehatan,
pembelajaran.Teori
menggunakan
Pembangunan
Manusia
kekayaan
(IPM),
dan
pendidikan,
filosofis
utama
mengenaiteori
kognitif
melihat
peringkat Indonesia berada pada posisi
melampaui perilaku untuk menjelaskan
108 dari 187
pembelajaran
berbasis
otak.
Dan
pandangan konstruktivisme belajar sebagai 101
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
sebuah proses di mana pelajar aktif
rentang puluhan dengan mata uji tiga mata
membangun atau membangun ide-ide baru
pelajaran.
atau konsep
Penyebab kegagalan tersebut adalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan staf Pendidikan
Pemuda
Kabupaten
dan
kurangnya kualifikasi guru yang dinilai
Dinas
belum optimal. Oleh karena itu masalah
Olahraga
profesionalisme guru menjadi isu utama
peneliti
dalam penyelenggaraan pendidikan di
Purwakarta,
memperoleh informasi data prestasi siswa
Purwakarta,
dan guru pada tahun pelajaran
pendidikan sekolah dasar.
2012 -
2015 Prestasi guru sekolah dasar di Kabupaten
Purwakarta
baik
Guru
Guru,
masalah,
puncak. Profesionalisme
jenjang
dilakukan, Peneliti me-wawancarai guruguru
mendapatkan
pada
Pada studi pendahuluan yang telah
Berprestasi, maupun Olimpiade Sains belum
khusus-nya
prestasi
guru dapat
SD
dan
menemukan
yang
beberapa
berdampak
pada
profesionalis-me guru, antara lain: (1)
tergambar dalam perolehan nilai UKG di
Kurang
Purwakarta yang masih rendah, nilai UKG
pendidik-an
2013 tertinggi 73, terendah 0 dan rata-rata
mengajarnya, (2) Masalah kepemimpinan
32. Tidak jauh beda dengan perolehan
kepala sekolah, tidak jarang menimbulkan
nilai UKG SD di Jawa Barat tertinggi
konflik dengan guru akibat ketidakpuasan
77,00, terendah 0,00 dan rata-rata 42,81.
terhadap kebijakan, gaya kepemimpinan
Berdasarkan data kemdikbud tahun 2013,
maupun masalah keadilan. (3) Pemberian
nilai UKG secara nasional, dari 164.539
penghargaan
peserta diperoleh nilai tertinggi 96,25
Keberhasilan seorang guru baik secara
terendah 0,0 dan rata-rata 45,82 dengan
pribadi maupun keberhasilan dalam bentuk
standar
menguji
prestasi siswa, sering kali tidak dianggap
deviasi
9,27.
UKG
relevannya guru
pada
latar
belakang
dengan
guru
tugas
kurang.
kompetensi
pedagogik,
dan
sebagai keberhasilan profesionalisme guru
profesionalisme.
Sedangkan
hasil
tetapi lebih condong sebagai hal yang
perolehan nilai Ujian Sekolah SD/MI di
sewajarnya,
Purwakarta,
motivasi untuk mencapai yang lebih baik.
(Disdikpora
Purwakarta:
sehingga
Kurangnya
mem-pengaruhi
2015) tahun pelajaran 2014 - 2015
(4)
motivasi
kerja
guru,
tertinggi 275,32 terendah 153,18 dalam
menyebabkan aktivitas pembelajaran yang dikelola guru tak ubahnya sebagai suatu 102
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati proses kerja rutin tanpa upaya pencapaian
masih jarang dilaksanakan dan belum
prestasi. (5) Per-masalahan jenjang karir,
sepenuhnya berjalan dengan baik (10)
guru untuk menduduki jabatan pimpinan
Pengembangan diri guru kurang mendapat
(kepala sekolah) tidak hanya ditentukan
dukungan, Badan Kepegawaian Daerah
oleh prestasi kerjanya tetapi faktor-faktor
(BKD) sulit untuk memberikan izin belajar
subjektifitas,
pejabat
kepada guru yang melanjutkan pendidikan
dinas pendidikan, (6) Masih banyak guru
ke jenjang S2 atau S3. Hal ini berdampak
yang sudah
tersertifikasi
tapi belum
pada ber-kurangnya motivasi guru untuk
mampu
mendesain
perangkat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
dan
pembelajaran,
keterlibatan
merencanakan
pem-
lebih tinggi.
belajaran, mengevaluasi pembelajar-an, dan
menunjukkan
Profesionalisme guru berpengaruh
ke-profesionalannya
besar pada kemajuan pendidikan. Terlepas
dengan baik. (7) Dalam pengelolaan dan
dari per-masalahan yang ada, seorang guru
peng-embangan
atau
proses
pembelajaran
tenaga
pendidik
harus
masih ada guru menjadi miskin kreatifitas,
mengembangkan
karena selalu terikat dengan berbagai
profesionalismenya.Profesionalisme guru
aturan yang kaku, terlebih dengan adanya
dapat efektif terhadap pencapaian tujuan
kewajiban untuk mencapai target materi
sekolah, karena didukung oleh beberapa
kurikulum,
berbagai
faktor, seperti kepemimpinan sekolah,
perangkat administrasi yang bermacam-
kepribadian guru, motivasi guru, siswa itu
macam,(8) Masih ditemukan guru yang
sendiri, dan
kurang disiplin dalam melaksanakan tugas,
Kemdikbud, (2005:1) UU. No. 14 Tahun
seperti datang terlambat ke sekolah, atau
2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1
mengulur-ngulur
ayat 1 ) dijelaskan bahwa:
kelas.
(9)
khususnya
dan
pembuatan
waktu
Pembinaan dalam
untuk
masuk
terhadap
pengembangan
guru
Guru
diri
dengan
adalah
sikap
selalu dan
lembaga terkait. Dalam
pendidik
tugas
utama
professional mendidik,
sebagai upaya peningkatan kompetensi
mengajar,membimbing,
mengarahkan,
masih belum menjadi perhatian para
melatih,
mengevaluasi
pengambil kebijakan. Kegiatan pendidikan
peserta didik pada anak usia dini , jalur
dan latihan, workshop, KKG, seminar, 103
menilai
dan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
pendidikan formal pendidikan dasar dan
strategis
pendidikan menengah.
pendidikan. Menurut Mulyasa,(2011,98)
Profesionalisme dan kehadiran guru
peran
program
Manajer,
nasional.
mencapai
tujuan
kepala sekolah sedikitnya mempunyai
sangat berpengaruh dalam mewujudkan pendidikan
dalam
Guru
dan
fungsi
sebagai
Administrator,
Supervisor,
sebagai pendidik dan pengajar, dituntut
Leader,
untuk menjalankan tugas dan tanggung
(EMASLIM),
jawabnya dengan baik. Landasan guru
pelaksanaan
dalam menjalankan tugas sepantasnya
memberi dampak positif bagi guru dan
bukan hanya tuntutan dari tugas dan
peserta
tanggungjawabnya
tercapainya tujuan pendidikan nasional
saja
melainkan
keinginan dan motivasi diri yang tinggi untuk
memajukan
pendidikan
dengan
menghasilkan
tidak
sama,
profesionalisme
Motivator
semua
didik
dengan
peran
yang
tersebut
berimbas sekolah
pada (School
leadership ) merupakan indikator penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Motivasi seorang guru dengan guru lainnya
dan
diharapkan
Kepemimpinan
kesadaran serta kesukarela-an. yang
Inovator
Educator,
Kepala
sekolah
sebagai
pemimpin
sehingga
mempunyai peranan strategis, sebagai
yang
seorang manajer, dia dapat membuat atau
berbeda pula. Oleh karena itu agar
menciptakan
motivasi
guru mengarah pada hal-hal
kondusif dan refresentatif bagi guru dan
yang positif perlu adanya sentuhan dari
tenaga kependidikan untuk giat bekerja
kepala sekolah sebagai atasan langsung,
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dan peningkatan kualitas ke-pribadiannya.
di sekolah, serta giat mengembangkan diri.
Tercapainya tujuan pendidik-an di
Kepala
suasana
sekolah
sekolah
sebagai
yang
manajer
tingkat satuan pendidikan juga tidak lepas
menempati posisi yang ditentukan dalam
dari
organisasi
kualitas
ke-pemimpinan
sekolah
sekolah,
memegang
kunci
(school leadership). Kepemimpinan kepala
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
sekolah dan kepribadian guru berpengaruh
telah ditentukan, hal ini menunjukkan
pada tumbuhnya motivasi baik motivasi
bahwa kepala sekolah sebagai pemegang
berperilaku profesional, maupun motivasi
jasa profesional yang sangat khusus.
berkembang dan motivasi ber-prestasi
Rohiyat,
(2010:35)
meng-
pada diri guru. Dalam pendidikan modern
emukakan, keterampilan manajerial kepala
kepala
sekolah perlu mendapat perhatian seperti
sekolah
merupakan
jabatan 104
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati pemahaman tentang tugasnya untuk me-
“Kepribadian merupakan keterampil-an
manejemen
kecakapan sosial. Kepribadian individu
kurikulum,
me-manajemen
personil, fasilitas, keuangan dan tata usaha
dinilai
berdasarkan
sekolah, pemeliharaan tata tertib, dan
memperoleh reaksi-reaksi positif
penghubung sekolah-masyarakat. Aspek
berbagai orang dalam berbagai keadaan.”
lainnya yang perlu di-perhatikan adalah
Seseorang
keterampilan dalam menyusun rencana,
agresif, penurut, penakut, pemalu, atau
mengambil keputusan, memeriksa dan
pemalas. Kepribadian akan tergambar dari
menilai
hasil-hasil,
menyampaikan
pola tingkah laku sehari-hari, pekerjaan
instruksi
memecahkan
konflik
yang
yang diemban akan terpengaruh oleh
muncul, memupuk semangat bekerja dan
kepribadian-nya. Pemimpin yang baik
memotivasi.
Begitu
besar
peran
harus bisa memberikan dorongan yang
kepemimpinan
sekolah
sehingga
rasa
sesuai dengan kepribadian guru, sehingga
kekeluargaan juga harus dibangun untuk
tujuan meningkatkan motivasi kerja guru
menciptakan kerjasama tim yang solid
dapat tercapai dan
dalam mencapai tujuan. Menurut Sallis,
kepada profesionalismenya.
(2010:171) tanpa kepemimpinan pada
ada
kemampuannya
yang
dari
berkepribadian
berpengaruh positif
Dari fenomena di atas, peneliti
suatu institusi, proses peningkatan mutu
tertarik
tidak dapat dilakukan dan diwujudkan,
“Pengaruh
karena Total Quality Management (TQM)
(School
adalah proses atas ke bawah (top-down).
Motivasi Terhadap Profesionalisme Guru
Kepribadian
Kepemimpinan
leadership),
tentang Sekolah
Personality,
dan
Sekolah Dasar di Kabupaten Purwakarta”.
mempengaruhi motivasinya, tidak jarang
Penelitian ini perlu dilakukan mengingat
ditemukan
tidak
kecenderungan ke-pemimpinan sekolah,
meskipun
kepribadian, dan motivasi sangat penting
memiliki
motivasi
guru tinggi,
guru
penelitian
juga
seorang
seorang
melakukan
yang
kepemimpinan sekolahnya sudah bagus.
demi peningkatan profesionalisme guru.
Sebaliknya ada pula guru yang tetap
Diidentifikasikan
sejumlah
permasalahan penelitian, yaitu
sebagai
kepemimpinan sekolahnya kurang ideal.
berikut:
sekolah
Menurut Hall & lindzey, (1999:26),
(School Leadership) kurang memberikan
memiliki
motivasi
tinggi
meskipun
105
(1)
Kepemimpinan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
pembinaan , pengembangan bagi guru.
akan kebutuhan guru seperti kebutuhan
Sehingga
pengembangan profesionalitas guru tidak
profesionalisme guru rendah,
(2) Kepribadian guru meliputi sifat, sikap,
difasilitasi.
dan watak, ditemukan
terabaikan dan berakibat pada penurunan
guru yang pasif,
tidak berinovasi, sehingga mempengaruhi
Sehingga
guru
merasa
motivasi guru.
rendahnya profesionalisme guru, (3) KeMETODE PENELITIAN
pemimpinan sekolah (School Leadership)
Metode
selama ini kurang efektif, sehingga guru hal
kurangnya
ini
berdampak
profesionalisme
Kepemimpinan
sekolah
dengan
pada
guru,
menghadapi
profesionalisme (X1), kepribadian
untuk
(X2 ),
motivasi (X3). Populasi target seluruh guru SD
dalam
negeri di wilayah Kabupaten Purwakarta.
perubahan kebijakan dan
Populasi terjangkau seluruh guru SD Negeri di wilayah Purwakarta. Sampel
ditemukan guru yang tidak memiliki lima
diambil secara random sample
dimensi kepribadian yaitu: openness to
yaitu
sebanyak 82 guru PNS dari 10 sekolah di
experience,conscientiousness,extraversion,
gugus
emotional stability, dan agreeableness,
7
pada
wilayah
kecamatan
Purwakarta, dan untuk uji coba instrumen
berakibat pada ketakutan dan keengganan
penelitian sebanyak
dalam menerima perubahan, sehingga penurunan motivasi
data
kepribadian (X2 ), motivasi (X3), dan
pada
aturan dalam dunia pendidikan, masih
terjadi
pengumpulan
ini adalah: Kepemimpinan Sekolah (X1),
guru yang meliputi sifat, watak, yang guru
(path
pengaruhnya. Variabel-variabel penelitian
rendahnya motivasi guru, (5) Kepribadian sikap
jalur
antara variable dan seberapa tingkat
Sehingga guru merasa tidak diperhatikan,
terwujudkan pada
analisis
menentukan ada atau tidaknya pengaruh
kesulitan guru, bahkan prestasi guru. berdampak
teknik
dengan
(School
terhadap keberadaan guru, keluhan, serta
dan
dalam
analysis), yaitu penelitian yang berkaitan
(4)
Leadership) selama ini kurang peduli
diabaikan,
digunakan
penelitian kuantitatif yaitu metode survey
kurang termotivasi dalam bekerja, kurang disiplin,
yang
30
guru.Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam
guru, (6)
penelitian ini adalah angket Instrument
Keanekaragaman kepribadian guru, masih
Pengujian
belum mendapat perhatian kepala sekolah,
persyaratan
normalitas
dilakukan dengan menggunakan teknik uji
pemahaman watak guru, dan kepedulian 106
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati Liliefors. Kriteria pengujian tolak H0 yang
Adapun secara rinci pembahasan
menyatakan bahwa skor tidak berdistribusi
hasil analisis dan pengujian hipotesis
normal adalah, jika Lhitung lebih kecil
penelitian diuraikan sebagai berikut:
dibandingkan dengan Ltabel. Dari hasil
1.
penelitian dapat diketahui bahwa IF(Zi) – S(Zi)I
maksimum
yang
Pengaruh Kepemimpinan terhadap Profesionalisme
disimpulkan
Dari
hasil
pengujian
hipotesis
dengan Lhitung untuk keenam galat taksiran
pertama dapat disimpulkan bahwa terdapat
regresi lebih kecil dari nilai Ltabel, batas
pengaruh langsung positif kepemimpinan
penolakan H0 yang tertera pada tabel
terhadap pro-fesionalisme dengan nilai
Liliefors pada α = 0,05 dan n > 30 adalah.
koefisien korelasi sebesar 0,371 dan nilai
Dari hasil perhitungan uji normalitas
koefisien jalur sebesar 0,241.
diperoleh hasil. bahwa semua hipotesis nol
penelitian ini senada dengan pendapat
(H0) yang berbunyi sampel berasal dari
beberapa ahli di antaranya adalah Unsur-
populasi berdistribusi normal tidak dapat
unsur
ditolak, dengan kata lain bahwa semua
Triantoro
sampel yang terpilih berasal dari populasi
melibatkan
yang berdistribusi normal. Demikian juga
mewujudkan perubahan yang signifikan,
dengan keseluruhan hasil uji signifikansi
dan perubahan tersebut mencerminkan
dan linearitas regresi, hasilnya
tujuan
semua
hipotesis dinyatakan signifikan dan linear
kepemimpinan
dijelaskan
(2004:4)
Hasil
oleh
kepemimpinan
pengaruh yang besar dalam
yang
dimiliki
bersama
oleh
pemimpin dan pengikutnya. Banyak hal yang
HASIL
berpengaruh
profesionalisme
Berdasarkan tinjauan pustaka yang
pada
seorang
peningkatan guru
yaitu,
internal adalah faktor dalam diri individu,
telah dibahas dan kajian empiris di atas,
berupa
berikut dibahas hasil penelitian sebagai
kepribadiannya,
dan
kemampuannya, sedangkan faktor internal
upaya untuk melakukan sintesis antara
yaitu lingkungan, bisa berupa, pimpinan,
kajian teori dengan temuan empiris.
rekan kerja, nasib baik dan jenis kesulitan pekerjaan. Faktor lain yang mempengaruhi
PEMBAHASAN
profesionalisme guru adalah iklim kerja yang kondusif , sementara itu iklim kerja sangat 107
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah.
tertentu.
Kepemimpinan kepala sekolah yang benar dan
Kepribadian
baik akan menciptakan iklim kerja yang
kombinasi dari karakteristik fisik dan
kondusif untuk mendukung pelaksanaan tugas
mental yang stabil yang memberikan
dan kewajiban bawahannya, khususnya para
identitas individu. The big five personality
guru sebagai tenaga pendidik profesional.
dimension yang dimiliki seorang individu
2.
ini
Pengaruh
Kepribadian
terhadap
hasil
didefinisikan
memberikan
sebagai
kontribusi
dalam
bertindak dan berprilaku. Seorang pegawai
Profesionalisme Dari
Menurut Kreitner (2008: 133),
pengujian
hipotesis
dalam melaksanakan tugas dan tanggung
kedua dapat disimpukan bahwa terdapat
jawabnya secara langsung atau pun tidak,
pengaruh langsung positif kepribadian
akan dipengaruhi oleh kepribadiannya.
terhadap pro-fesionalisme dengan nilai
Guru sebagai tenaga kependidikan di
koefisien korelasi sebesar 0,401 dan nilai
sekolah
koefisien jalur sebesar 0,277. Senada
profesionalis-menya,
dengan
pendapat
mampu
meningkatkan
perlu
mendapat
ahli
di
pengelola-an, pembinaan, dan pengarahan.
(2012:
7)
Peraturan menteri nomor 23 tahun 2005
kepribadian memiliki dua pengertian yang
tentang standar isi dan standar kelulusan,
berbeda. Pertama, arti kepribadian yang
dilahirkan
mengacu pada kesan seseorang pada orang
pendidikan.
lain. Pandangan ini menekankan reputasi
menggambarkan
sosial
hanya
berpendirian, bersikap, bekerja dengan
juga
sungguh-sungguh, kerja keras, bekerja
evaluasi seseorang dari sudut pandang
sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas
orang
tinggi
antaranya
adalahHughes,
seseorang
mencerminkan lain,
beberapa
agar
dan
deskripsi Kedua,
arti
tidak tetapi
kepribadian
menekankan struktur tak terlihat dan
untuk
memperbaiki
mutu
Profesionalisme
dan
selalu
penuh
berfikir,
dedikasi
untuk
keberhasilan pekerjaannya.
proses yang mendasari di dalam diri
Guru
adalah
salah
satu
unsur
seseorang yang menjelaskan alasan kita
manusia dalam proses pendidikan. Dalam
berprilaku seperti yang kita lakukan. Salah
proses
satunya Freud dalam Alwisol (2014:15)
memegang tugas ganda yaitu sebagai
percaya bahwa ketegangan intrapsikis
pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar
antara id, ego, dan superego menyebabkan
guru
seseorang berperilaku dengan karakteristik
bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, 108
pendidikan
bertugas
di
sekolah,
menuangkan
guru
sejumlah
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati sedangkan sebagai pendidik guru bertugas
dalam hal ini. Berdasarkan hasil Tes
membimbing dan membina anak didik
Kompetensi
agar menjadi manusia susila yang cakap,
Depertemen
aktif, kreatif, dan mandiri.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Hal yang di lakukan guru yaitu
Guru
Menengah
yang
dilakukan
Pendidikan
Nasional
Direktorat
Pendidikan
mengajar maupun mendidik merupakan
Lanjutran Pertama yang bekerja sama
tugas dan tanggung jawab guru sebagai
dengan Pusat Penilaian Pendidikan pada
tenaga profesional agar menjadi manusia
Tahun 2003, menunjukkan bahwa rata-rata
susila yang cakap, aktif, kreatif, dan
nilai kompetensi guru matematika di
mandiri.
maupun
Kabupaten Pandeglang hanya mencapai
mendidik merupakan tugas dan tanggung
42,25 %. Angka ini masih relatif jauh di
jawab guru sebagai tenaga profesional.
bawah standar nilai kompetensi minimal
Oleh sebab itu, tugas yang berat dari
yang diharapkan
seorang guru ini pada dasarnya hanya
kompetensi minimal yang diharapkan
dapat
yaitu 75 %.
kegiatan
mengajar
dilaksanakan
oleh
guru
yang
memiliki kompetensi profesional yang
3. Pengaruh
tinggi.
yaitu
75
Motivasi
%.
nilai
terhadap
Profesionalisme
Guru memegang peranan sentral
Dari
hasil
pengujian
hipotesis
dalam proses belajar mengajar, untuk itu
ketiga dapat disimpulkan bahwa terdapat
mutu pendidikan di suatu sekolah sangat
pengaruh
ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki
terhadap profesionalisme dengan nilai
seorang
koefisien korelasi sebesar 0,391 dan nilai
guru
dalam
menjalankan
langsung
koefisien
keberhasilan pendidikan di sekolah, karena
memberikan makna motivasi berpengaruh
guru merupakan sentral serta sumber
langsung terhadap profesionalisme.
Hal
ini
menunjukkan
sebesar
motivasi
tugasnya. guru adalah faktor penentu bagi
kegiatan belajar mengajar.
jalur
positif
Mangkunegara bahwa
mengartikan
bahwa
0,243.
Ini
(2013:93) motif
merupakan
kemampuan atau kompetensi profesional
suatu dorongan kebutuhan dalam diri
dari seorang guru sangat menentukan mutu
pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai
pendidikan. Kompetensi profesional guru
tersebut dapat menyesuaikan diiri terhadap 109
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah
affect on job performance”.
kondisi yang menggerakan pegawai agar
diambil kesimpulan bahwa motivasi yang
mampu mencapai tujuan dari motifnya.
dimiliki seorang guru memberi pengaruh
Berarti motivasi adalah suatu keadaan
terhadap profesionalismenya.
seorang
4.
pegawai
yang
menggerakan
Dapat
Pengaruh Kepemimpinan terhadap
dirinya untuk bertindak dan berprilaku
Motivasi
agar tercapai tujuannya. Colquitt, et
Dari
hasil
pengujian
hipotesis
al.(2011:179) menyatakan, “Motivation is
keempat
dapat
defined as a set of energetic forces that
terdapat
pengaruh
originates both within and outside an
kepemimpinan terhadap motivasi dengan
employee, initiates work-related effort,
nilai koefisien korelasi sebesar 0,282 dan
and determinesits direction, intensity, and
nilai koefisien jalur sebesar 0,229.
persistence”.
Motivasi
sebagai
Hughes
disimpulkan
bahwa
langsung
positif
(2013:7)
ber-pendapat
seperangkat kekuatan energik yang berasal
bahwa, “Kepemimpinan melibatkan sisi
baik di dalam dan di luar diri, yang
rasional dan emosional dalam pengalaman
menunjukkan usaha yang berhubungan
hidup manusia. Kepemimpinan meliputi
dengan pekerjaan, dan menentukan arah,
sejumlah tindakan dan pengaruh yang
intensitas, dan ketekunannya.Sependapat
didasari oleh alasan dan logika serta
dengan
inspirasi dan panggilan jiwa”. Setiap orang
Rival
(2013:
837)
yang
mengatakan, motivasi serangkaian sikap
memiliki
dan
mimpi,
nilai-nilai
yang
mempengaruhi
pikiran, kebutuhan,
perasaan,
harapan,
ketakutan,
tujuan,
individu untuk mencapai hal yang spesifik
ambisi, kekuatan, dan kelemahan yang
sesuai dengan tujuan individu.” Sikap dan
berbeda-beda,
nilai tersebut memberi kekuatan untuk
kepemimpinan menjadi sangat kompleks,
mendorong
laku
pemimpin dapat menggunakan teknik
mencapai tujuan. Motivasi dapat
rasional dan daya tarik emosional untuk
timbul karena keinginan sendiri bisa juga
mempengaruhi pengikutnya, tapi harus
karena faktor dorongan dari luar diri,
menimbang
karena itulah motivasi guru dapat bangkit
emosional
apabila guru mendapat rangsangan.
tindakan-tindakan mereka sendiri.
dalam
individu
bertingkah
sehingga
konsekwensi yang
dapat
situasi
logis
dan
timbul
dari
Colquit (2011 : 202) menyata-kan
Kepemimpinan sekolah dengan skor
bahwa, “Motivation has a strong positive
tinggi dapat menginspirasi dan memotivasi 110
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati pengikut untuk mencapai hasil yang lebih
memahami dan melihat dirinya ,serta
besar dari yang direncanakan dan untuk
bagaimana pola ukur karakter dalam dan
memperoleh imbalan, untuk berprestasi
karakter luar mereka mengukur sifat
serta meng-aktualisasikan diri, mampu
terukur dalam dan luar serta interaksi antar
meng-ekspresikan visi yang jelas dan
manusia dan situasi. Menurut Kreitner,
dapat menjadi inspirasi anggota lainnya
(2010 :133)“Personality is defined as the
untuk berusaha mencapai visi atau tujuan.
combination of stable physical and mental
Kepala
dapat
characteristic that give the individual his
membangkitkan motivasi guru. Bentuk
or her identity. These characteristic or
perhatian pemimpin
tersebut memberi
traits-including how one looks, thinks,acts,
dampak berupa dorongan terhadap guru
and feels, are the product of interacting
untuk, selalu siap menjalankan tugas
genetic and environmental influences.”
dengan baik, tanpa mengeluh, semua
Individu memiliki cara mereka sendiri
dilakukan dengan suka rela
dalam berpikir dan bertindak, gaya yang
5.
sekolah
Pengaruh
harus
Kepribadian
unik hanya mereka sendiri yang memiliki
terhadap
atau menjadi kepribadian-nya, sedangkan
Motivasi Dari
hasil
pengujian
hipotesis
menurut
McShane
(2013:37),
kelima dapat disimpulkan bahwa terdapat
“Motivation referesents the forces within a
pengaruh langsung positif kepribadian
person that affect his or her direction,
terhadap motivasidengan nilai koefisien
intensity, and persistence of voluntary
korelasi sebesar 0,288 dan nilai koefisien
behavior”. Sejalan dengan Schermerhorn
jalur sebesar 0,237. Luthans (2011:126)
(2012:102), “Motivation is defined as
berpendapat, “Per-sonality will mean how
forces within the individual that account
people
they
for the level direction , level and
understand and view themselves, as well
persistence of person’s effort expended at
as their pattern of inner and outher
work.” Motivasi mengacu kepada seorang
measurable trais and the person-situation
individu yang menjelaskan arah tingkat,
interaction”.
dan ketekunan usaha yang dikeluarkan
affect
others
and
Menurutnya
how
kepribadian
adalah bagaimana orang mempengaruhi
seseorang
orang
motivasi seseorang
lain
dan
bagaimana
mereka 111
di tempat kerja. Berarti sangat dipengaruhi
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
oleh kepribadian orang tersebut, ketekunan
kepribadian
seseorang akan menjadi pendorong bagi
pengaruh kepada masing-masing individu
bseseorang untuk terus termotivasi untuk
itu pada hal yang positif. Kepemimpinan
melakukan tindakan atau sikap.
sekolah yang memilki skor tinggi, dan
6.
kepribadian dengan lima aspek domain
Pengaruh
Kepemimpinan
diperoleh
terhadap Kepribadian Dari
hasil
pengujian
hipotesis
guru,
skor
menyebabkan
dan
memberikan
tinggi,
motivasi
Hal guru
ini dalam
keenam dapat disimpulkan bahwa terdapat
berprestasi maupun dalam kinerja akan
pengaruh langsung positif kepemimpinan
membaik.
terhadap
kepribadian
nilai
Kepala sekolah yang kharismatik,
koefisien korelasi sebesar 0,223 dan nilai
tegas, berwibawa, disiplin, dan ramah
koefisien
0,223.
secara
proses
kepribadian
jalur
Kepemimpinan
sebesar
merupakan
mempengaruhi,
memotivasi,
memungkinkan berkontribusi
dengan
orang terhadap
lain efektifitas
langsung dapat pengikutnya.
mempengaruhi Karakteristik
dan
pengikut-nya akan terpengaruh oleh jiwa
untuk
kepemimpinan yang ditunjukkan kepala
dan
sekolah.
Contohnya
seorang
kepala
keberhasilan organisasi atau suatu lembaga
sekolah yang disiplin, akan menerapkan
pada
Seorang
kedisiplinanya di sekolah yang dia pimpin,
pemimpin harus inovatif, fokus, terbuka,
hal ini berakibat pada semua guru dan
mandiri, dan melakukan hal yang benar.
tenaga kependidikannya terbawa disiplin,
anggota-anggotanya.
Kreitner/Kinicki mendefinisikan,
(2008:467)
“leadership,
meskipun
process
pada
kenyataannya
ada
karakteristik guru yang tidak disiplin..
whereby an individual influences others to
7. Pengaruh
tidak
langsung
achieve a common goal.” Kepemimpinan
kepemimpinan
adalah
terhadap profesionalisme (X4).
proses dimana seorang individu
sekolah
(X1)
mem-pengaruhi orang lain untuk mencapai
Diperoleh besaran total pengaruh
tujuan bersama. Matsumoto (2010:255)
tidak langsung, kepemimpinan sekolah
mendefinisikan,
(X1) terhadap profesionalisme (X4) melalui
setiap
orang
adalah
pribadi yang unik dengan karakteristik
motivasi sebesar 7,44%.
yang berbeda, sifat dan pola fikir untuk mengambil Pimpinan
tindakan harus
akan
dapat
Kepemimpinan memiliki pengaruh
berbeda.
terhadap profesionalisme melalui motivasi,
memahami
ini sesuai dengan pendapat Kreitner dan 112
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati Kinicki, (2008,467) yang mendefinisikan, “leadership,
process
whereby
9.
an
Pengaruh
tidak
kepemimpinan
langsung
sekolah
(X1)
individual influences others to achieve a
terhadap
common goal.” Kepemimpinan adalah
(X3)melaluikepribadian (X2)
proses
dimana
seorang
motivasi
individu
Dengan demikian total pengaruh
mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tidak langsung, kepemimpinan sekolah
tujuan bersama. Apabila kepemimpinan
(X1) terhadap motivasi (X3) melalui
sekolahnya baik, mampu menjadi leader,
kepribadian (X2 ) sebesar 6,45%. Hasil
innovator,
penelitian
evaluator,
dan
motivator,
ini
sejalan
gurunya akan termotivasi untuk menjadi
Kreitner/Kinicki
guru yang lebih baik, lebih kreatif,
“leadership,
inovatif, bertanggung jawab. Sehingga
individual influences others to achieve a
bisa
common goal.” Kepemimpinan adalah
dikategorikan
profesionalisme
gurunya meningkat. 8.
proses
Pengaruh
tidak
kepribadian
guru
kepribadian
dimana
whereby
seorang
an
individu
mempengaruhi orang lain untuk mencapai
(X2)terhadap
tujuan bersama. Pendapat ini sejalan
total
dengan
pengaruh
yang
Schermerhorn,
disampaikan
oleh
(2012:292)
juga
langsung
melalui
berpendapat yang sama yaitu, “leadership
9,26%.
Luthans
is the process of influencing others and the
kepribadian
process of facialitating individual and
seseorang dipengaruhi oleh gen keturunan
collective efforts to accomplish shared
dari orang tua, lingkungan, hubungan
objectives.” Kepemimpinan adalah proses
sosial dengan kelompok dan dari budaya
mempengaruhi orang lain dan proses
sekitar.
Jadi
kepribadian
merupakan
memfasilitasi upaya individu dan kolektif
produk
dari
nature
nurture,
untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini
kepemimpinan seseorang yang berhasil
Kepribadian dipengaruhi faktor gen dan
memotivasi
dapat
lingkungan sosial. Kepemimpinan sekolah
meningkatkan profesionalisme gurunya
yang memilki skor tinggi, dan kepribadian
peningkatan motivasi guru tersebut.
dengan lima aspek domain memperoleh
motivasi
tidak
process
mendefinisikan,
langsung
profesionalisme(X4) motivasi (X3) Diperoleh
yang
dengan
sebesar
(2013:126)
berpendapat,
guru,
maka
dan akan
113
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 6 Edisi 1 mei 2017
skor tinggi, dapat menyebabkan motivasi DAFTAR RUJUKAN Anwar Prabu Mangkunegara,
guru dalam berprestasi maupun dalam kinerja akan membaik.
Manajemen Manusia
SIMPULAN
Sumber
2013 Daya
Perusahaan, Bandung:
Rosda Karya
Penelitian menggunakan metode
Badin Nuur Tanjung, 2014,
analisis deskriptif, penelitian ini selain
Pengaruh
dapat menjawab masalah yang telah
Kepemimpinan Kepala Sekolah,
dikemukakan,
memberikan
kompensasi, dan motivasi kerja
kesimpulan yaitu, hasil dari penelitian
terhadap Profesionalisme guru,
memperlihatkan variasi profesionalisme
UNJ
juga
guru-guru SD Negeri di Purwakarta
Colquit, Jason A. Lepine,and Michael J.
memiliki keragaman karakteristik, secara
Wasson , 2011, organizational
nyata profesionalisme guru dipengaruhi
behavior, Improving Perfomance
oleh
and
beberapa
kepemimpinan
variabel,
khususnya,
sekolah
(school
Commutment
in
the
Workplace, New York: McGraw Hill
leadership), kepribadian (personality), dan motivasi. Berarti kepemimpinan kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
sekolah yang baik dengan skor tinggi,
Purwakarta, 2015, Laporan Hasil
kepribadian guru yang baik, dan tingginya
Ujian
motivasi guru baik motivasi kerja, maupun
Pelajaran 2014-2015, Purwakarta,
motivasi berprestasi akan meningkatkan
Disdikpora Freed
profesionalisme guru Sekolah Dasar di
Sekolah
Luthans,
SD/MI
2011,
Tahun
Organization
Behavior, New York : McGraw-
Purwakarta.
Hill/ Irwin International Edition
Dari hasil analisis juga diperolehan penjelasan bahwa model empiris antar
Fred Luthans, Jonathan P. Doh, 2011,
veriabel yang ada sesuai dengan bangun,
International Management, New
teori terbukti semua. Pengaruh antara
York : McGraw Hill
variabel
yang
ada
jalurnya
terbukti
pengaruh
secara
Ivancevich, Jhon M Konopaske and T
Matteson,
2008,
signifikan. Baik pengaruh secara langsung
Organization
Behavior
and
maupun secara tidak langsung.
Management, Ninth Edition, New
mempunyai
nila
Michael
114
School Leadership, Personality, Dan Motivasi, Terhadap Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Nurhayati York: McGraw-Hill Companies,
Education, 2014 Vol. 44, No. 2,
Inc
179–198)
Jest Feist S., 2008, Teories of Personality
McShane, 2013, Organizational Behavior,
, Boston:McGraw-Hill Companies,
New
Inc
Companies
Veithzal Rivai, Ela jaufani Sagala, 2013
York:
Richard L. Hughes, Robert C. Ginnett,
Manajemen sumber daya Manusia
Gordon
untuk Perusahaan,
leadership
Depok, Pt
Rajagrafindo
the
Juan Murray, 2014, Asia-Pacific Journal
J.
lessons
Curphy,
2013,
Enchanging of
Experience,alih
bahasa,Jakarta:Salemba
of Teacher Education, Vol. 42, No. 1,
McGraw-Hill
Humanika
7–21,
Syaiful
Sagala,2013.Kemampuan
http://dx.doi.org/10.1080/1359866
Profesional Guru dan Teanaga
X.2013.870971
Kependidikan, Bandung; Alpabeta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ,
Schermerhorn.2012.Organizational
2005, Undang-Undang No. 14
Behavior.
Tahun 2005 tentang Guru dan
International Student Version
Dosen , Jakarta : Kemdikbud RI
Jakarta: Graha Ilmu
2013, Nilai UKG On Line Guru Nasional,
Undang-undang
Jakarta,
dan
Indonesia
Sistem Pendidikan Nasional
Kinicki,
organization
Behavior, New York : McGrawHill.companis Linda Evans, 2014,
Republik
Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Kemdikbud Kreitner
Edition,
Triantoro Safaria, 2004, Kepemimpinan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, secara
Twelfth
Leadership for
Professional
Development
and
Learning:
Enhacing
our
Understanding of how Teachers Develop, (Cambridge Journal of 115