GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, factor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit generative seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada gambaran antara tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus dengan tingkat kepatuhan dalam menjalani diet rendah glukosa, sedangkan Tujuan Khusus Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien Diabetes mellitus tentang diet rendah glukosa dan untuk mengetahui gambaran kepatuhan pasien Diabetes mellitus dalam menjalani diet rendah glukosa. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada suatu saat penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran pengetahuan tentang diet rendah glukosa dengan kepatuhan dalam diet rendah glukosa di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus yang cukup sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 (30,4%) responden. Sedangakan dari 46 (100,0%) responden, tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus yang patuh sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan yang tidak patuh sebanyak 14 (30,4%) responden. Pengetahuan pasien Diabetes mellitus tentang diet rendah glukosa sudah cukup baik namun masih ada beberapa yang masih perlu di perhatikan oleh instansi rumah sakit yakni masalah penyuluhan pada masyarakat pun harus di berikan agar lebih patuh dalam menjalani diet rendah glukosa.Perlunya keterlibatan keluarga dalam pengawasan makanan yang dapat di konsumsi bagi pasien agar gula darah dapat terkontrol. Kata kunci
:Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
PENDAHULUAN Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, factor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar
menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit generative seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Diabetes mellitus adalah penyakit endokrin akibat efek dalam sekresi dan kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin. Dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic. Diabetes Mellitus merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan merupakan penyebab utama kebutaan dari akibat retinopati diabetic (Price, 1995). Diabetes Mellitus apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi penyakit serius lainnya, diataranya stroke, jantung, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf kalau sudah positif diabetes, maka sebaiknya konsultasi dengan dokter dan ikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu cara yang efektif yang diterapkan pada Diabetes Mellitus adalah perencanaan makan (diet), latihan (olahraga), pemantauan glukosa darah, terapi (bila deperlukan) dan pendidikan kesehatan. Diit yang baik adalah diet yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori klien tetapi tidak meningkatkan kadar glukosa darah. Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan diet merupakan salah satu kendala. Untuk membantu pasien itu dalam mengikut sertakan kebiasaan diet yang baru dalam gaya hidupnya, maka keikutsertaanya dalam terapi perilaku, dukungan kelompok dan penyuluhan gizi yang berkelanjutan sangat dianjurkan (Brunner and Suddarth, 2001).
Di Indonesia jumlah penderia pasien DM berkisar antara 1,4% sampai 1,6% (Dinkes Sul-Sel 2010). Menurut Departemen kesehatan Sulsel pada tahun 2011 penyakit diabetes menjadi penyakit urutan ke 7 dari 10 penyakit tidak menular dengan jumlah pasien rawat jalan sebanyak 2808 dan pasien rawat inap sebanyak 770 orang, sedangkan pada tahun 2012 menjadi urutan ke 4 dari 10 penyakit tidak menular di sulsel dengan jumlah rawat jalan 4454 dan rawat inap sebanyak 1407 orang. Sedangkan menurut catatan medical record Puskesmas Tamalanrea pada tahun 2010 jumlah pasien DM rawat jalan sebanyak 91 orang, pada tahun 2011 pasien DM rawat jalan adalah 131 orang, dan pada tahun 2012 adalah 46 orang, dari data tersebut di dapatkan bahwa kejadian penyakit DM meningkat dari tahun ketahun sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien DM dengan kepatuhan dalam menjalani diet rendah glukosa di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada suatu saat penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gambaran pengetahuan tentang diet rendah glukosa dengan kepatuhan dalam menjalani diet rendah glukosa di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea. Populasi pada penelitian ini adalah semua
pasien diabetes militus yang di rawat jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea.pada tahun 2013 jumlah penderita penyakit diabetes mellitus adalah 46 orang penderita. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita penyakit diabetes mellitus yang berada di Wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar Kelurahan Paccerakang dengan jumlah 46 Responden yang diambil secara Exhaustic sampling. Data yang di kumpulkan pada penelitian ini dengan 2 cara yaitu : 1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dan dikumpulkan dengan prosedur Peneliti mengajukan permohonan izin penelitian, setelah mendapat izin maka peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini dan jika calon responden setuju menjadi responden maka peneliti mempersilahkan untuk menjawab atau mengisi kuesioner waktu itu juga. 2. Data sekunder, data di peroleh dari instansi terkait dengan pengambilan data awal di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian disajikan secara berurutan yaitu dengan analisis univariat dan bivariat selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian. 1. Deskriftif karakteristik responden a. Umur Dari hasil penelitian di dapatkan frekuensi responden berdasarkan umur yang dapat di lihat pada sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah responden sebanyak 46 (100,0%) responden. Jumlah responden terbanyak berdasarkan
frekuensi umur antara 61-70 tahun dengan jumlah sebanyak 24 (52,1%) responden, sedangkan responden berdasarkan frekuensi umur yang paling sedikit antara umur 30-40 tahun dengan jumlah responden sebanyak 1 (2,2%) responden. b. Jenis kelamin Dari hasil penelitian di dapatkan frekuensi responden berdasarkan umur yang dapat di lihat sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 46 (100,0%) responden, responden yang terbanyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 (52,2%) responden, sedangakan responden sedikit berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 (47,8) responden.
c. Tingkat pendidikan Dari hasil penelitian di dapatkan frekuensi responden berdasarkan umur yang dapat di lihat : Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 46 (100,0%) responden, didapatkan hasil jumlah responden terbanyak berdasarkan frekuensi tingkat pendidikan yaitu tingkat Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 19 (41,3%) responden, sedangkan jumlah responden sedikit berdasarkan frekuensi tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 (26,1%) responden. 2. Deskriftif variabel yang diteliti a. Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa jumlah responden yang pengetahuan cukup sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan yang pengetahuan kurang 14 (30,4%) responden. Distribusi frekwensi responden berdasarkan frekwensi
pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut : b. Kepatuhan Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan diwilayah kerja puskesmas tamalanrea makassar 2013 dengan jumlah responden sebanyak 46 responden, didapatkan bahwa jumlah responden yang patuh sebanyak 32 (69,6%) responden sedangkan yang tidak patuh sebanyak 14 (30,4%) responden. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisa data antara variabel pengetahuan dengan kepatuhan diet didapatkan hasil responden yang pengetahuannya cukup sebanyak 32 (100,0%) responden, tingkat dengan kepatuhan kurang sebanyak 0 (9,7%) responden. pengetahuan cukup dengan kepatuhan cukup 32 (100,0%), pengetahuan cukup dengan kepatuhan kurang 14 (30,4%), pengetahuan kurang dengan kepatuhan cukup 32 (69,6%) dan yang pengetahuan kurang dengan kepatuhan kurang 46 (100,0%). Menurut Peneliti, tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang, dimana dengan adanya pengetahuan akan membawa seseorang untuk berfikir kearah yang positif karena dengan pengetahuan tersebut dapat memberikan kontrol kepada kita untuk menghindari halhal yang bersifat negatif. Selain itu, Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memotivasi individu tersebut untuk hidup sehat dan lebih baik. Dari hasil penelitian ditemukan hasil pada pengetahuan kurang dengan ketidakpatuhan
sebanyak 14 (4,3%) responden dan pengetahuan kurang dengan kepatuhan sebanyak 0 (9,7%) responden, pengetahuan cukup dengan ketidak patuhan cukup sebanyak 0 (9,7%) responden, kemudian pengetahuan cukup dengan kepatuhan cukup sebanyak 32 (22,3%) responden, Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005), Secara teoritis pengetahuan akan mempengaruhi pola pikir seseorang, selain itu kemampuan kognitif membentuk cara pikir seseorang, meliputi kemampuan untuk mengerti faktorfaktor yang berpengaruh dalam kondisi sakit dan untuk menerapkan pengetahuan tentang sehat dan sakit dalam praktek kesehatan personal. Dari hasil penelitian, peneliti tidak menemukan adanya kesenjangan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan diet. Peneliti berasumsi, hal ini di karenakan adanya faktor internal. salah satunya yaitu sebagian besar responden telah memperhatikan pola diet dan mematuhi anjuran dari tenaga kesehatan yang sesuai dengan penyakitnya tersebut. Sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik dan cukup memiliki kepatuhan diet yang baik dan cukup dengan kata lain ada hubungan antara pengetahuan, Menurut Lawerence Green seperti dikutip Notoatmojo (2005) yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dari tingkat kesehatan salah satunya adalah pengetahuan yang merupakan predisposing factor. Pernyataan tersebut didukung oleh WHO, seperti dikutip Notoatmojo (2005) bahwa
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dapat menentukkan seseorang untuk berperilaku tertentu. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Dengan Tingkat Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Rendah Glukosa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Makassar tahun 2013, maka dapat disimpulkan : 1. Dari 46 (100,0%) responden, tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus yang cukup sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 (30,4%) responden. 2. Dari 46 (100,0%) responden, tingkat kepatuhan pasien diabetes mellitus yang patuh sebanyak 32 (69,6%) responden, sedangkan yang tidak patuh sebanyak 14 (30,4%) responden. Saran 1. Pada instansi-instansi terkait agar mengadakan program skrining angka kunjungan terutama di lingkungan masyarakat berpengetahuan rendah dan ekonomi menengah ke bawah. 2. Masyarakat yang masih kurang kunjungan ke Puskesmas agar meningkatkan motifasi kunjungan agar upaya perbaikan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Brunner
and Suddarth 2001, Keperawatan Medical Bedah,
Edisi 8, Volume 2, EGC. Jakarta.
Corwin. Elizabet j, 2001. Buku Saku Fatofisiologi. Penerbit buku Kedokteran, EGC. Jakarta. Hal 356 - 361 Esse
Puji, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 9. STIK MAKASSAR.
Guyton, 2004, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, buku kedokteran, EGC. Jakarta. Hidayat, A,A, 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan tehnik analisis data, Salemba Medika, Jakarta Iqbal Mubarak, Wahit, dkk. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Magee, Elain, 2009. Hidup lebih baik bersama Diabetes, BIP Kelompok Gramedia, Jakarta Mansjoer Arief 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Penerbit Media Aeskulapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta Rineka Cipta Nursalam dan Apriani, 2001, Pengantar Riset Keperawatan dan tehnik penulisan karya ilmiah, Salemba Medika, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.4, EGC, Jakarta.
Soewondo Pradana. 2000, Naskah Lengkap Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Dinas kesehatan Prov Sul-Sel, 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010, Makassar.
Sunaryo,2004. Psikologi Keperawatan. EGC. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2009, Profil Kesehatan Prov Sul-Sel Tahun 2010. (http://datinkessulsel.wordpres s.com/2009/07/22/derajatkesehatan-di-sulsel-tahun2010/. Diakses tanggal 8 mei 2013 )
Syakira
Untuk
Ghana. 2009. Konsep Kepatuhan (on line) (http//syakira.blogspot. com.//html).
Tandra, Hans. 2008, Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang DIABETES, PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta World
Health Organization 1995, Pencegahan Diabetes Mellitus Hipokrates Jakarta
Zainul, munas ichin. 2009, prevalensi diabetes militus. ( http: // zainulmunasichin .blogspot.com/2009/11/tahun2030-prevalensi-diabetesmelitus.htm )l di akses pada tanggal 12 mei 2013