Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB - Asuransi & Dana Pensiun “Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun” OJK Institute, Jumat 20 Februari 2015
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Sore dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Yang kami hormati, - Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK; - Seluruh Anggota Dewan Komisioner OJK; - Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia; - Para Ketua Asosiasi di sektor Perasuransian; - Para Ketua Asosiasi di sektor Dana Pensiun; - Para Ketua Asosiasi di sektor Pasar Modal; - Para Ketua Asosiasi di sektor Perbankan; - Para Ketua Jurusan dari berbagai Universitas di Indonesia; - Para Dewan Juri dan Moderator; - Pers dan media; serta - Seluruh hadirin sekalian. 1. Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya, kita dapat berada di tempat ini dalam acara Launching kegiatan Call For Paper Industri Keuangan Non Bank dengan tema “Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun”. Saya juga mengucapkan selamat datang kepada para tamu undangan yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara ini.
1
Saudara-saudara yang berbahagia, 2. Salah satu amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa OJK memiliki tugas untuk melaksanakan fungsi pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di sektor jasa Perbankan, Pasar Modal, dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB). Industri Jasa Keuangan Non Bank dimaksud meliputi kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. 3. Berdasarkan data statistik OJK sampai dengan Desember 2014, total aset yang dimiliki oleh IKNB mencapai Rp1.530 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 14,6% dari tahun 2013. Namun demikian, total aset IKNB dimaksud masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan total aset industri Perbankan yang mencapai Rp5.615 triliun per Desember 2014 dan kapitalisasi serta dana kelolaan industri Pasar Modal yang mencapai Rp6.609 triliun per Desember 2014.
Saudara-saudara yang berbahagia, Perkembangan Industri Asuransi dan Dana Pensiun 4. Apabila kita mengamati tema yang diangkat oleh panitia, dapat kami sampaikan bahwa asuransi dan dana pensiun merupakan usaha yang menjanjikan perlindungan dan manfaat di masa depan kepada pemegang polis dan peserta, sekaligus menghimpun dana masyarakat. Dengan peran tersebut, makin terasa kebutuhan akan hadirnya industri asuransi dan dana pensiun yang sehat, dapat diandalkan, amanah dan kompetitif. 5. Pertumbuhan premi per tahun, merupakan salah satu indikasi meningkatnya penggunaan asuransi oleh masyarakat dalam pengelolaan risiko. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah premi asuransi pada Desember 2014 mencapai Rp271 triliun. Premi industri asuransi sepanjang lima tahun terakhir, rata-rata mengalami peningkatan sebesar 20,4% per tahun. Dalam rentang waktu yang sama, aset yang dikelola industri asuransi 2
juga meningkat rata-rata sebesar 18,8% per tahun, dimana pada Desember 2014, total aset perusahaan asuransi mencapai Rp755 triliun. 6. Pada sektor dana pensiun, total aset bersih dana pensiun per Desember 2014 (Unaudited) mencapai Rp186,3 triliun dengan pertumbuhan rata-rata aset dana pensiun sebesar 9,7% per tahunnya. Dari sisi kepesertaan pun dana pensiun mengalami peningkatan rata-rata 6,3% setiap tahunnya dimana jumlah peserta dana pensiun per Desember 2014 adalah sekitar 3,7 juta orang. Saudara-saudara yang berbahagia, Tantangan Industri Asuransi dan Dana Pensiun 7. Saat ini rasanya kita belum dapat merasa puas atas capaian industri asuransi dan dana pensiun Indonesia. Kita masih harus bersama-sama menjawab tantangan-tantangan industri asuransi dan dana pensiun Indonesia ke depan, antara lain rendahnya penetrasi asuransi dan penetrasi dana pensiun, jumlah tenaga ahli yang masih terbatas, desain produk asuransi dan dana pensiun yang mungkin belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat, hingga defisit neraca pembayaran asuransi. 8. Tantangan pertama yang harus kita sikapi bersama adalah masih rendahnya tingkat penetrasi asuransi dan dana pensiun Indonesia walaupun dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tingkat penetrasi asuransi Indonesia tahun 2014 adalah sebesar 2,14%. Tingkat penetrasi ini masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, atau bahkan di level Asean seperti Malaysia atau Thailand yang masingmasing tercatat sebesar 4,9% dan 4,7%. 9. Di sektor dana pensiun, tingkat penetrasi dana pensiun Indonesia tahun 2014 adalah sebesar 5,7%. Berdasarkan data World Bank tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat keenam dari 6 negara dalam tingkat penetrasi dana pensiun di bawah Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan bahkan Vietnam. 3
10. Rendahnya penetrasi asuransi dan dana pensiun di Indonesia menunjukkan bahwa masih terbatasnya pemahaman masyarakat tentang asuransi dan dana pensiun. Selain itu, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk menggunakan fasilitas keuangan masih rendah, yang mungkin terkait rendahnya tingkat pendidikan dan penghasilan masyarakat. 11. Selanjutnya, Tantangan kedua adalah terkait dengan Kapasitas Sumber Daya Manusia di bidang Asuransi dan Dana Pensiun. Para pelaku industri asuransi dan dana pensiun, Pemerintah, dan OJK melihat bahwa edukasi kepada masyarakat serta link and match antara kebutuhan industri dan lulusan perguruan tinggi mempunyai peranan yang sangat penting pengembangan ke dua industri ini. Dalam aktivitas akademik, saat ini hanya terdapat beberapa universitas yang telah mengenalkan mata kuliah tentang IKNB khususnya asuransi dan dana pensiun. Sementara gap antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga ahli di bidang IKNB seperti: aktuaris, statistikawan, dan ahli asuransi, terlihat masih cukup besar. 12. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama yang sinergis antara civitas akademika dan industri terkait agar kurikulum pendidikannya dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Bapak Ibu Sauadara sekalian, 13. Upaya perbaikan kualitas dan peningkatan daya saing inilah yang melatarbelakangi OJK untuk menyelenggarakan kegiatan “Call For Paper IKNB” dan mengangkat tema “Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun”. Melalui acara Call For Paper ini, OJK ingin mencari ide-ide, metode-metode, serta konsepkonsep yang baru untuk merevitalisasi industri asuransi dan dana pensiun. 14. Acara ini diharapkan mampu menumbuhkan minat masyarakat untuk mengetahui hal-hal terkait asuransi dan dana pensiun, mengharmonisasikan kurikulum di Universitas dengan praktik dalam industri, mendorong suksesnya program pembentukan “1000 Aktuaris”, 4
sekaligus mendorong peran serta masyarakat dalam mewujudkan Industri Keuangan Non Bank yang berkontribusi lebih besar dalam pembangunan ekonomi nasional. 15. Ke depan, OJK juga menargetkan untuk memiliki tenaga fungsional internal yang akan berfungsi sebagai spesialis dalam bidang-bidang tertentu sehingga akan mempermudah SDM OJK dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perusahaan secara lebih fundamental dan mendalam.
Saudara-saudara hadirin yang berbahagia, 16. Kami berharap partisipasi yang aktif dari para asosiasi dan hadirin sekalian untuk turut membantu mempublikasikan acara Call For Paper ini dan mengajak seluruh masyarakat dan pelaku industri untuk dapat mengirimkan karya-karya terbaiknya demi suksesnya acara ini. Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang telah bersedia menjadi dewan juri dalam acara Call For Paper ini. Saya yakin bahwa usaha dan kerja keras Bapak dan Ibu akan memberikan dampak positif dalam mewujudkan industri asuransi dan dana pensiun yang lebih baik. 17. Demikian yang dapat kami sampaikan, akhir kata dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, saya buka acara “Call For Paper IKNB” dengan tema “Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun”.
Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, 20 Februari 2015 Muliaman D. Hadad *Bapak Ketua mohon berkenan memukul gong sebanyak 3 kali 5