SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN DESAIN GRAFIS JENJANG II I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing
dalam
membutuhkan
sektor
sumber
keunggulan
dalam
daya hal
manusia mutu
tidak
akan
tetapi
hanya juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional. Kerangka
Kualifikasi
Nasional
Indonesia
(KKNI)
secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upayaupaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya
1
saing bangsa akan sekaligus pula memperkuat jati diri bangsa Indonesia. KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam
KKNI
memiliki
makna
dan
kesetaraan
dengan
capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing. KKNI sudah sangat mendesak mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor termasuk sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lainlain. Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional. Upaya
yang
globalisasi
dapat
pada
dilakukan
sektor
untuk
mengantisipasi
ketenagakerjaan
adalah
tantangan
meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain. 1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan 2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
2
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat pekerjaan 3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja 4. Meningkatkan
pengakuan
dan
kesetaraan
kualifikasi
ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk Kemdikbud, Kemnakertrans, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas. Secara
umum,
melaksanakan
kondisi suatu
awal
yang
program
dibutuhkan
untuk
penyetaraan
dapat
kualifikasi
ketenagakerjaan tersebut nampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan
institusi
penghasil
tenaga
kerja,
belum
tumbuhnya
kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera. 3
Di jalur pendidikan non formal, pada tanggal 9 Oktober 2014 tercatat sekitar 19.080 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber: nilek.online) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting
dalam
mencapai
keselarasan
mutu
dan
penjenjangan
kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan Permendiknas Nomor 47 Tahun 2010 tentang SKL Kursus dan pelatihan. Terkait dengan kepentingan yang strategis dan telah kuat aspek hukumnya, SKL disusun sebagai pelaksanaan amanah PP Nomor 19 Tahun
2005
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan
dalam
hal
penyusunan suatu Standar Kompetensi Lulusan dan Permendiknas Nomor 47 Tahun 2010 tentang SKL Kursus dan pelatihan. Pada tahun 2009, dokumen SKL untuk 16 bidang telah selesai disusun dan ditetapkan oleh Mendiknas tahun 2010. Selanjutnya SKL 10 bidang kursus dan pelatihan telah berhasil disusun tahun 2010 dan ditetapkan tahun 2011. Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL yang telah disusun tersebut perlu dikaji keselarasannya dengan kualifikasi pada KKNI. Revisi SKL ini juga sekaligus dimaksudkan untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.
4
B. Tujuan Penyusunan SKL SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya. C. Uraian Program Perkembangan industri desain grafis di Indonesia dapat digolongkan pesat dan secara langsung tentunya menuntut standarisasi kualitas bagi desainer-desainer grafis prefesional. Informasi melalui media cetak
makin
luas
digunakan
dalam
perdagangan
(poster
dan
kemasan), penerbitan (koran, buku dan majalah) dan informasi seni budaya. Cetak saring atau lebih dikenal dengan cetak sablon atau serigrafi adalah sebagai salah satu teknik cetak dalam desain grafis, yang
dapat
dilakukan
pada
semua
benda
beraturan,
yang
membedakan adalah pada tinta yang digunakan sesuai dengan sifat dari
bahan
yang
akandicetak.
Perkembangan
bidang
ini
erat
hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat diambil dari cetak sablon atau serigrafi. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya: 1. SOP yang berlaku di perusahaan harus dijalani 2. Kebijakan yang berlaku di perusahaan harus dipatuhi 3. Peralatan dan sarana yang terkait untuk pelaksanaan harus disediakan 4. Dalam melakukan pekerjaan ini harus diperhatikan SOP yang berlaku ditempat kerja serta peraturan keselamatan kerja yang berlaku diperusahaan harus dipatuhi
5
1. Tujuan Umum Tujuan
umum
kursus
Desain
Grafis
(Operator
Cetak
Saring/Sablon) adalah agar peserta didik mampu: Menyusun dan merancang unsur visual menjadi informasi yang dimengerti publik/masyarakat. Merancang dan menjelaskan unsur yang ditampilkan dalam desain (huruf, gambar, dan/atau foto, dan warna) sesuai dengan tujuan produksi dalam hal cetak sablon atau serigrafi 2. Tujuan Khusus Secara
khusus
kurikulum
pelatihan/kursus
Desain
Grafis
(Operator Cetak Saring/Sablon) ini bertujuan agar peserta didik mampu: a. Pengetahuan,
keterampilan
dan
kepekaan
oleh
unsur
rupa/desain (garis, bidang, bentuk, tekstur, kontras, ruang, irama, dan warna) serta prinsip desain (harmoni, keseimbangan, irama, dan kontras) b. Pengetahuan
warna
(lingkaran
warna,
intensitas,
analog,
saturasi, dan kromatik) c. Memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
oleh
huruf/tipografi d. Memiliki keterampilan menggambar dan kepekaan pada unsur gambar (garis, bidang, dan warna) Pelatihan Desain Grafis (Operator Cetak Saring/Sablon) ini dapat diikuti oleh setiap warga negara Indonesia dengan persyaratan pendidikan minimal SLTP/sederajat dengan kualitas lulusan setara dengan level II KKNI. Peserta
yang
menyelesaikan
pelatihan
akan
mendapatkan
pengakuan, berupa: Sertifikat Level II Desain Grafis kualifikasi Cetak Saring/Sablon
6
Lama kursus dan pelatihan
Desain Grafis (Operator Cetak
Saring/Sablon) adalah 75 jam pelajaran @ 60 menit dengan metode pembelajaran: a. Ceramah b. Demonstrasi/simulasi c. Pemecahan masalah d. Praktik Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan Desain Grafis (Operator Cetak Saring/Sablon) akan diberikan evaluasi akhir, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami dan mempraktikkan materi yang sudah diberikan pengajar/instruktur, yaitu berupa. a. Ujian Komprehensif (Ujian Tertulis) bagi semua mata pelajaran dalam pelatihan ini b. Ujian Praktik dengan membuat hasil sablon sederhana Setelah peserta berhasil melalui dua jenis ujian yang dilaksanakan oleh lembaga kursus dan pelatihan, akan diberikan tanda lulus bidang
keahlian
Desain
Grafis
khusus
Operator
Cetak
Saring/Sablon. 3. Uji Kompetensi Uji
kompetensi
diperlukan
peserta
didik
untuk
mendapat
pengakuan keahlian secara nasional dan internasional di bidang Desain Grafis (Operator Cetak Saring/Sablon). Uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga
Sertifikasi
Kompetensi
(LSK)
dan
Kemdikbud,
dilaksanakan di suatu tempat yang disebut Tempat Uji Kompetensi (TUK) yg telah diverifikasi oleh LSK.
7
4. Sertifikasi Lulusan Peserta
yang
dinyatakan
kompeten
setelah
mengikuti
Uji
Kompetensi akan mendapatkan satu lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko
Sertifikat
Kompetensi
diterbitkan
oleh
Kemdikbud.
Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh LSK, maka Sertifikat berlaku sebagai pengakuan kompeten di bidang Desain Grafis (Operator Cetak Saring/Sablon). D. Pengertian 1. Cetak
Saring
dikenal
juga
dengan
sablon
atau
serigrafi,
menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil. Mula-mula pekerja menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film). Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil (bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai). Sebuah screen dibuat dari selembar
kain
(asalnya
dulu
menggunakan
sutra)
yang
direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen, kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain, tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas atau kain, screen diangkat ketika gambar sudah ditransfer ke kertas/kain dan tiap warna memerlukan stensil yang terpisah, screen bisa dipakai lagi setelah dibersihkan. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya; a. SOP yang berlaku di perusahaan harus dijalani b. Kebijakan yang berlaku di perusahaan harus dipatuhi c. Peralatan dan sarana yang terkait untuk pelaksanaan harus disediakan d. Dalam melakukan pekerjaan ini harus diperhatikan SOP yang berlaku ditempat kerja serta peraturan keselamatan kerja yang berlaku diperusahaan harus dipatuhi 8
2. Capaian Pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja. 3. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu. 4. Sikap adalah penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan aspek
di
sekitar
kehidupannya
yang
tumbuh
dari
proses
pendidikan, pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat secara luas. 5. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja. 6. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam lingkungan kerja. 7. Pengalaman
kerja
adalah
internalisasi
kemampuan
dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan jangka waktu tertentu. 8. Deskripsi Umum KKNI adalah deskripsi menyatakan karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9
9. Deskripsi Kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang
dicapai
seseorang
sesuai
dengan
jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012. 10. Deskripsi
Capaian
Pembelajaran
Khusus
adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi
umum
dan
selaras
dengan
Deskripsi
Kualifikasi KKNI. 11. Standar
Kompetensi
Lulusan
berbasis
KKNI
adalah
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada level KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan oleh tiga parameter yaitu: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan. 12. Kurikulum mengenai
adalah tujuan,
penyampaian
seperangkat isi,
dan
dan
rencana
dan
bahan
pelajaran
penilaiannya
sebagai
pengaturan serta
cara
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus. 13. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan non formal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.
10
II.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Profil Lulusan Kemampuan
dalam
mengkaji
(literacy
skills)
untuk
menggali,
mengolah dan menganalisa informasi pengetahuan dasar desain untuk
diintegrasikan
ke
dalam
pekerjaan,
kemampuan
dalam
berkomunikasi yaitu dalam menjelaskan dan merepresentasikan pengetahuan desain yang dimiliki terhadap pihak lain. Desain Grafis khusus Operator Cetak Saring/Sablon, pemanpaatan perangkat keras seperti printer, dan scanner. Akurasi/ketepatan
dalam
bekerja,
kerapihan
dalam
bekerja,
kecepatan dalam bekerja, kebersihan dalam bekerja, efisiensi waktu dalam menyiapkan final artwork, keterampilan memperbaiki kualitas gambar yang kurang. B. Jabatan Kerja Lulusan Pelatihan/kursus desain grafis ini mendapat sebutan: Desain Grafis level II, Operator Cetak Saring/Sablon. Bidang profesi desain grafis
meliputi
kegiatan
penunjang
dalam
kegiatan
penerbitan
(publishing house), media massa cetak Koran dan majalah, dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu desain grafis juga menjadi penunjang pada industry non-komunikasi (lembaga swasta/pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik/manufaktur, usahab dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen hubungan masyarakat perusahaan.
11
C. Capaian Pembelajaran 1. Deskripsi umum KKNI Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus adalah: Sesuai dengan idiologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut: a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia d. Mampu
bekerjasama
dan
memiliki
kepekaan
sosial
dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas g. Mampu menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab terhadap karya desain grafis yang dihasilkannya sehingga tidak memberikan dampak yang dapat menimbulkan keresahan khalayak, karena bertentangan dengan norma hukum dan norma sosial yang berlaku. 2. Deskripsi Kualifikasi KKNI Jabatan kerja adalah Desainer Grafis dengan pekerjaan tingkat Desainer Grafis Muda sesuai dengan standar KKNI pada jenjang 2. 12
Jenjang 2 a. Mampu
melaksanakan
satu
tugas
spesifik,
dengan
menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya. b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul. c. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain. 3. Deskripsi Capaian Pembelajaran Khusus Mampu menerapkan pengetahuan dasar desain, bekerja dalam konteks organisasi desain, menerapkan pengetahuan tentang metode grafika, mengoperasikan perangkat lunak desain grafis, memaparkan kembali brief teknis spesifikasi kepada pihak lain, membentuk dummy, mengerjakan final artwork. Capaian pembelajaran khusus lulusan Desain Grafis ini adalah: PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG DESAIN GRAFIS (CETAK SARING) SESUAI KKNI JENJANG 2 KEMAMPUAN Mampu menghasilkan produk cetak saring yang DI BIDANG sesuai dengan kebutuhan klien, standar K3, KERJA dan standar mutu cetak saring *). Mencakup kemampuan dalam: 1. Mengidentifikasi /menerjemahkan permintaan klien/pengguna jasa/pemberi kerja 2. Melakukan proses pemindahan gambar/afdruk dengan cahaya matahari atau lampu TL dan memproduksi cetakan
13
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG DESAIN GRAFIS (CETAK SARING) SESUAI KKNI JENJANG 2 percobaan (test print) di atas bahan kertas, plastik, kain, dan memeriksa kualitas hasil uji cetak 3. Melakukan proses pemindahan gambar atau afdruk dengan cahaya matahari atau cahaya buatan, dan memproduksi cetakan percobaan (test print) di atas bahan kertas, plastik, kain, dan memeriksa kualitas hasil uji cetak 4. Memproduksi cetak saring sesuai dengan kualitas cetakan percobaan yang diinginkan dan menjaga kestabilian hasil cetak saring 5. Melakukan proses afdruk dan transfer master gambar yang akan diduplikasikan 6. Menyusun proposal penawaran harga untuk melakukan cetak saring 7. Melakukan proses pekerjaan sesuai dengan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 8. Melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
14
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG DESAIN GRAFIS (CETAK SARING) SESUAI KKNI JENJANG 2 PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan operasional yang YANG lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum DIKUASAI yang terkait dengan cetak saring dasar, sehingga mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai perintah kerja dengan metode yang sesuai, mencakup penguasaan pengetahuan sebagai berikut: 1. Teknik berkomunikasi dengan klien/ pengguna jasa/pemberi kerja 2. Pengetahuan faktual tentang jenis, fungsi, karakteristik, bahan, istilah grafika, dan alat cetak saring, serta prinsip dan tehnik penggunaan alat cetak saring 3. Menguasai metode yang menunjang proses pemindahan gambar/afdruk dengan cahaya matahari atau cahaya buatan, dan yang menunjang produksi cetakan percobaan (test print) di atas bahan kertas, plastik, dan kain 4. Pengetahuan hal-hal faktual varian station press cetak saring dan cara penggunaannya sesuai perintah kerja 5. Menyusun proposal penawaran harga untuk melakukan cetak saring 6. Menguasai konsep umum tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 7. Melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
15
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG DESAIN GRAFIS (CETAK SARING) SESUAI KKNI JENJANG 2 KEWENANGAN Bertanggung jawab pada hasil yang dicapai, DAN merawat alat kerja, prosedur K3, dan limbah TANGGUNG JAWAB B3, mencakup: 1. Bertanggung jawab dalam mengaktualisasi
tahapan kerja dalam proses cetak saring sesuai dengan standar mutu*) dan dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja 2. Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan
keawetan alat kerja yang digunakan 3. Bertanggung jawab untuk membimbing
rekan kerja yang baru masuk, peserta magang dan dapat menggantikan pekerjaan orang lain dengan lingkup, kuantitas dan mutu hasil kerja yang sama 4. Bertanggung jawab terhadap bahan kimia
berbahaya, pembuangan limbah B3, terhadap diri-sendiri, lingkungan, dan orang lain. *) memenuhi standar mutu diartikan dengan mampu mencapai hasil terbaik sesuai dengan spesifikasinya. D. Standar Kompetensi Lulusan Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas: 1. Unit Kompetensi 2. Elemen Kompetensi 3. Indikator Kelulusan
16
Sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini: STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI BIDANG DESAIN GRAFIS(CETAK SARING) JENJANG 2
NO
UNIT KOMPETENSI
1. Membangun
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN
Sikap dan Tata Nilai 1.1 Bertakwa kepada 1.1.1 Menghasilkan karya
dan
Tuhan Yang Maha
yang tidak
membentuk
Esa
bertentangan
karakter dan
1.2 Memiliki moral,
dengan hukum dan
kepribadian
etika dan
pekerja cetak
kepribadian yang
saring sebagai
baik didalam
yang berlaku dan
manusia
menyelesaikan
disiplin dalam
Indonesia
tugasnya
berkarya (tepat
1.3 Berperan sebagai
norma sosial 1.1.2 Mematuhi peraturan
aturan, tepat
warga negara yang
ukuran, tepat
bangga dan cinta
waktu)
tanah air serta
1.1.3 Menggunakan
mendukung
gambar dan kata-
perdamaian dunia
kata positif
1.4 Bekerja sama dan memiliki kepekaan
1.1.4 Menerima kritik yang membangun
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya 1.5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
17
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN
agama serta pendapat/temuan original orang lain 1.6 Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas 1.
Menghasilkan
Kemampuan di bidang kerja 1.1 Mengidentifikasi/ 1.1.1 Memberi informasi
produk cetak
menerjemahkan
produk cetak saring
saring yang
permintaan
yang mencakup
sesuai dengan
klien/pengguna
acuan kerja dari
kebutuhan
jasa/pemberi kerja
klien atau pemberi
klien, standar
kerja mulai dari
K3, dan
cetak coba sampai
standar mutu
hasil akhir
cetak saring *)
1.1.2 Memilih dan menggunakan bahan, alat kerja dan jenis tinta cetak saring untuk pekerjaan produksi cetak saring yang tepat sesuai perintah kerja 1.1.3 Memproduksi cetak coba dengan 18
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN batasan jumlah tertentu yang mencakup kebutuhan klien atau pemberi kerja sebelum diproduksi secara massal
1.2 Melakukan proses
1.2.1 Memilih bingkai,
pemindahan
screen, bahan peka
gambar/afdruk
cahaya beserta
dengan cahaya
film/kalkir/raster/
matahari atau
model,
lampu TL dan
pembersih/pencuci
memproduksi
(M3, M4 atau soda
cetakan percobaan
api), meja sablon,
(test print) di atas
rakel, tinta cetak,
bahan kertas,
scoop coater sesuai
plastik, kain, dan
dengan kebutuhan
memeriksa kualitas
dan perintah kerja
hasil uji cetak 1.3 Melakukan proses
1.3.1 Mencetak dengan
pemindahan
model dan media
gambar atau afdruk
cetak sesuai
dengan cahaya
cakupan perintah
matahari atau
kerja
cahaya buatan, dan
1.3.2 Menghasilkan
memproduksi
cetakan sesuai
cetakan percobaan
dengan standar
(test print) di atas
cetak yang sudah
bahan kertas,
ditentukan dalam
plastik, kain, dan
pembelajaran cetak 19
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI memeriksa kualitas hasil uji cetak
INDIKATOR KELULUSAN saring 1.3.3 Menjaga konsistensi kualitas hasil, seperti: kestabilan warna, presisi gambar, dan kerapihan dalam produksi cetak saring
a.
1.4 Memproduksi cetak
1.4.1 Hasil cetak stabil,
saring sesuai
dari mulai cetak
dengan kualitas
coba sampai
cetakan percobaan
produksi massal
yang diinginkan dan menjaga kestabilan hasil cetak saring 1.5 Melakukan proses
1.5.1 Hasil
afdruk dan transfer
penduplikasian
master gambar yang
gambar/tulisan film
akan
ke dalam screen
diduplikasikan 1.6 Menyusun proposal
1.6.1 Menghitung biaya
penawaran harga
kerja untuk cetak
untuk melakukan
saring dalam
cetak saring
kesesuaian cakupan kerja
1.7 Melakukan proses
1.7.1 Proses pekerjaan
pekerjaan sesuai
sesuai dengan
dengan prinsip
prinsip K3
Keselamatan dan
20
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN
Kesehatan Kerja (K3) 1.8 Melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
1.8.1 Laporan kesimpulan hasil pekerjaan cetak saring
1.
Menguasai
Pengetahuan Yang Dikuasai 1.1 Teknik 1.1.1 Mendeskripsikan
pengetahuan
berkomunikasi
prosedur untuk
operasional
dengan
pelayanan kepada
yang lengkap,
klien/pengguna
klien/pengguna
prinsip-prinsip
jasa/pemberi kerja
jasa/pemberi kerja
serta konsep umum yang
dengan tepat 1.2 Pengetahuan
1.2.1 Memahami istilah
terkait dengan
faktual tentang
bahasa grafika
cetak saring
jenis, fungsi,
dengan tepat
dasar,
karakteristik,
sehingga
bahan, istilah
kerapatan screen
mampu
grafika, dan alat
sesuai perintah
menyelesaikan
cetak saring, serta
kerja dengan tepat
pekerjaan
prinsip dan tehnik
1.2.3 Menentukan jenis-
sesuai
penggunaan alat
jenis tinta cetak
perintah kerja
cetak saring
saring sesuai
1.2.2 Menentukan tingkat
dengan
cakupan perintah
metode yang
kerja dengan tepat
sesuai
1.2.4 Menggunakan varian rakel agar sesuai cakupan perintah kerja dengan tepat 1.3 Menguasai metode yang menunjang
1.3.1 Melakukan ujicoba print (cetak) 21
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN
proses pemindahan
gambar/afdruk
gambar/afdruk
dengan bantuan
denga cahaya
cahaya di atas
matahari atau
bahan yang
lampu TL dan yang
ditentukan
menunjang
1.3.2 Menjaga kualitas
produksi cetakan
hasil uji cetak saring
percobaan (test
ke dalam proses
print) di atas bahan
produksi
kertas, plastik, dan
selanjutnya
kain 1.4 Mengetahui hal-hal
1.4.1 Fungsi dasar station
faktual mengenai
press cetak saring
varian station press
dapat dijabarkan
cetak saring dan
oleh siswa dalam
cara
proses pembelajaran
penggunaannya
cetak saring
sesuai perintah kerja 1.5 Menyusun proposal
1.5.1 Menghitung besaran
penawaran harga
anggaran untuk
untuk melakukan
setiap produk yang
cetak saring
akan dihasilkan dengan tepat
a. Menguasai
a. Menguraikan
konsep umum
aturan dan
tentang
prinsip K3 di
Keselamatan
bidang kerja
dan Kesehatan
dengan benar
Kerja (K3)
dengan tepat
b. Melakukan
b. Menganalisa dan 22
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN
evaluasi
membuat
terhadap hasil
kesimpulan hasil
kerja
pekerjaan
Wewenang dan Tanggung Jawab 1.
Bertanggung
1.1 Bertanggung jawab
1.1.1 Menggunakan
jawab
dalam
istilah/bahasa
padahasil
mengaktualisasi
grafika dalam
yang dicapai,
tahapan kerja
percakapan kerja
merawat alat
dalam proses cetak
dengan tepat dan
kerja,
saring sesuai
benar
prosedur K3,
dengan standar
dan limbah B3
mutu*) dan dengan
dan tugas dalam
memperhatikan
bekerja sama dalam
keamanan dan
tim dengan tepat
keselamatan kerja
1.1.2 Menjalankan peran
1.1.3 Menyesuaikan hasil kerja dengan cakupan perintah kerja
1.2
Bertanggung
1.2.1 Melakukan prosedur
jawab terhadap
kerja sesuai dengan
kebersihan dan
standar kerja cetak
keterawatan alat
saring yang berlaku
kerja yang digunakan
1.2.2 Melakukan prosedur keselamatan kerja standar yang berhubungan dengan diri sendiri, lingkungan, dan orang lain
1.3
Bertanggung jawab untuk
4.3.1 Melakukan supervisi dan alih peran 23
NO
UNIT KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI
INDIKATOR KELULUSAN
membimbing rekan
tanggung jawab di
kerja yang baru
lingkungan kerjanya
masuk, peserta magang, dan dapat menggantikan pekerjaan orang lain dengan lingkup kuantitas dan mutu hasil kerja yang sama 1.4
Bertanggung
4.4.1 Melaksanakan
jawab terhadap
prosedur
bahan kimia
pengamanan
berbahaya,
lingkungan dari
pembuangan
limbah yang
limbah B3,
ditimbulkan oleh
terhadap diri
proses kerja
sendiri, lingkungan, dan orang lain
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal, informal,
non-formal
dikembangkan
pada
maupun sektor
secara
pendidikan,
otodidak. sektor
RPL
dapat
ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan pengakuan
oleh
masyarakat
terhadap
seseorang
yang
telah 24
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus atau pelatihan. Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip, antara lain: 1. Mengutamakan transparasi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum 2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut 3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas pada umumnya 4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan 5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi disiplin
perlu
mempertimbangkan
kemungkinan
untuk
menyelenggarakan program RPL. Terkait dengan kursus desain grafis, maka pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian pembelajaran khusus adalah masyarakat: yang belajar mandiri; pengalaman yang didapatkan di tempat
kerja
desain
grafis;
dan
pendidikan
formal
yang
25
menyelenggarakan kurikuler desain grafis dengan memperhatikan standar kriteria dan standar penilaian yang berlaku.
26
III.
PENUTUP
Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi, sedemikian sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capain pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri
maupun
menuntut penjaminan
negara-negara
perlunya mutu
lain
ditumbuhkan berkelanjutan,
yang
membutuhkan.
kesadaran baik
dalam
yang
Hal
tinggi
lingkungan
ini
akan
internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus nasional dengan lembaga kursus internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional
27
Terkait dengan kursus desain grafis ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah: lulusan dapat mengawali karir kerja sebagai desainer grafis khususnya terampil sebagai Operator Cetak Saring/Sablon dengan menghasilkan model-model sederhana. Referensi 1. Modul GRA. CTK.009, Mencetak dengan Teknik Cetak Saring/Sablon. Bagian proyek pembembangan kurikulum Direktorat pendidikan menengah kejuruan direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah departemen pendidikan nasional. 2. SKKNI 2012 Bidang Desain Grafis. 3. ICP 20510 - Certificate II in Printing and Graphic Arts (Screen Printing) (Release 1). Training.gov.au is the official National Register on VET in Australia and is the authoritative source of information on training packages, qualifications, accredited courses, units of competency, skill sets and Registered Training Organisations. 4. ICOGRADA IDA (International Council of Graphic Design Associations a Partner of the International Design Alliance). Resolution 10.5 – Icograda General Assembly 23, Beijing, China, Sustainable Communication Design 5. Undang Undang Republik Indonesia, nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
28