KH Makruf Amin: Islam akan Ternoda dan Diacak-acak! Tuesday, 04 May 2010 01:18
{mosimage} KH Makruf Amin Ketua MUI Pusat
Dalam sidang Uji Materiil UUPencegahan Penodaan/Penistaan Agama di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu, salah seorang gembong liberal mengumpamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad SAW, bahkan dalam naskah gugutan yang diajukan kelompok liberal ke MK itu menyatakan bahwa Islam menyimpang dari Kristen dan Yahudi.
Benarkah perumpamaan dan logika berpikir mereka itu? Apa bahayanya jika mereka dibiarkan demikian? Temukan jawabannya dalam petikan perbincangan Ketua MUI Pusat KH Makruf Amin dengan wartawan Media Umat Joko Prasetyo dan Helmy Akbar di bawah ini.
Salah seorang gembong liberal Luthfi Assyaukanie mengumpamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad SAW. Pendapat Anda?
Itu perumpamaan yang bathil! Nabi Muhammad SAW mendakwahkan pada haq (kebenaran), Lia Eden menyampaikan kebathilan. Bagaimana mungkin yang membawa kebenaran dengan kebathilan kita persamakan.
Ya, istilahnya kayak bumi dengan langit, jauh panggang dari api. Kalau bahasa suluki-nya mereka melakukan qiyas ma'al fariq, menyamakan sesuatu yang tidak sama. Kita kaum Muslim di Indonesia dan juga dunia berpandangan, menyimpang itu sesuatu yang harus dicegah. Karena itu bukan bagian dari perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat dalam Islam ditolerir tetapi penyimpangan tidak ditolerir.
Luthfi mengatakan Lia Eden minoritas, seperti Nabi Muhammad SAW juga yang pada awalnya minoritas kemudian mendapat perlawanan dari yang mayoritas…
1/5
KH Makruf Amin: Islam akan Ternoda dan Diacak-acak! Tuesday, 04 May 2010 01:18
Dalam persoalan minoritasnya ya iya saja. Tapi yang didakwahkan itu beda! Kalau yang didakwahkan Nabi SAW suatu kebenaran (haq) yang tentu saja akan mendapatkan kemenangan, tetapi apa yang didakwahkan Lia Eden itu suatu kebenaran? Kan tidak! Tetapi suatu penyimpangan. Justru ia tidak boleh diberi kesempatan berkembang.
Itulah gunanya UU Penodaan Agama, untuk menangkal orang-orang yang membawa pikiran-pikiran yang sesat itu, istilahnya untuk menangkal pemikiran dan perbuatan yang sudah disepakati kesesatannya atau penyimpangannya dari yang ushul (pokok).
Kalau masalah yang khilaf (perbedaan pendapat) itu tidak menjadi masalah, itu beda, boleh. Seperti NU dengan Muhammadiyah itu memang ada perbedaan tapi tidak menyimpang dari yang pokok.
Tapi kalau orang Islam yang mengaku ada Nabi atau Rasul baru setelah Nabi Muhammad SAW seperti Mushadeq, Lia Eden, dan Ahmadiyah itu kan menyimpang dari yang disepakati, yang mujma' alaih.
Karena sudah qath'i (pasti) Muhammad bin Abdullah adalah Nabi dan Rasul terakhir. Jadi bila ada orang yang mengaku Islam kemudian meyakini ada Nabi lagi atau ada Rasul lagi setelah Nabi Muhammad SAW itu maka orang tersebut pasti sesat, tidak ada keraguan lagi.
Maka dari itu umat Islam kompak berpendapat bahwa mereka ini menyimpang atau sesat. Kalau yang mukhtalaf (perbedaan pendapat) tidak boleh diingkari seperti kaidah yang menyatakan la yunkaru mukhtalafu fihi wa innama yunkaru mujma'alaih (seseorang boleh mengikuti salah satu pendapat yang diperselisihkan ulama dan kita tidak boleh mencegahnya untuk melakukan hal itu, kecuali permasalahan yang telah disepakati ulama).
Islam pun dianggap menyimpang lho. Logikanya seperti ini, Lia Eden dianggap menyimpang dari Islam, Islam pun menyimpang dari dua agama sebelumnya yakni Kristen dan Yahudi. Logika tersebut tertuang dalam naskah gugatan para gembong liberal yang diajukan kepada Mahkamah Konstitusi…
2/5
KH Makruf Amin: Islam akan Ternoda dan Diacak-acak! Tuesday, 04 May 2010 01:18
Logika itu tidak tepat! Sebab, Kristen, Yahudi dan Islam, aslinya itu akidahnya sama yakni tauhid (Tuhan hanya satu yakni Allah SWT saja), yang beda itu syariatnya.
Sebenarnya bukan menyimpang Nabi Muhammad SAW itu tapi adalah meneruskan yang sebelumnya. Hanya ada perbedaan dari aspek syariatnya saja. Mushaddiqallima bayna yadaihi, Nabi Muhammad SAW membenarkan yang sebelumnya, akidahnya semuanya tauhid.
Nabi Muhammad SAW tidak bisa dikatakan menyimpang dari Kristen atau Yahudi karena Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganut Kristen atau Yahudi.
Justru Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk meluruskan yang sebelumnya, karena ajaran Kristen dan Yahudi pada waktu itu sudah mengalami perubahan atau penyimpangan dari yang telah diwahyukan oleh Allah SWT. Istilahnya tahrifu yuharrifunal kalima ‘an maudi'ihi, jadi ada perubahan maka diluruskan oleh Allah SWT melalui Rasulullah SAW.
Mengapa mereka bisa berlogika demikian?
Ya, karena kebebasan yang kebablasan itu. Kebebasan yang tanpa batas. Buat mereka kebebasan itu tanpa batas.
Padahal sebagian besar dari mereka beragama Islam, kok menyerang ajaran Islam? Apa mereka ini salah didikan ketika kuliah di Amerika?
Mereka telah di-brainwash, dicuci otaknya dengan menggunakan logika sekuler, mereka jadi kelompok liberal seperti itu. Tapi da'i-da'i pengajian di Islamic Centre Amerika yang kebanyakan tamatan Timur Tengah, justru tidak ada yang berpikiran sekuler seperti itu.
3/5
KH Makruf Amin: Islam akan Ternoda dan Diacak-acak! Tuesday, 04 May 2010 01:18
Dengan kata lain mereka sudah menjadi agen kafir Barat untuk merusak Islam?
Bisa jadi. Tetapi yang jelas mereka sudah dicuci otaknya sehinga berpikiran sekuler menyimpang dari pemikiran Islam yang seharusnya, metode berpikirnya beda.
Memang tidak boleh melakukan metode berpikir yang berbeda?
Perbedaan itu boleh asal masih dalam bingkai. Kalau mereka tanpa bingkai. Karena mereka berpikir liberal, mereka terprovokasi cara berpikir liberal, sekuler, yang istilahnya bebas sebebasnya. Kalau Islam dalam ajarannya, ada batasnya, ada bingkainya.
Sedangkan negara kita saja menganut kebebasan yang dibatasi konstitusi, mereka ingin batasan ini dibuang. Kalau dalam Islam boleh berbeda asal masih dalam bingkai, kalau mereka tidak, mereka sebebas-bebasnya. Padahal dalam Islam ada kaidahnya.
Seperti apa kaidahnya?
Kaidah dalam Islam, sepanjang tidak bertentangan nash (Alquran dan Hadits) dibolehkan. Penafsiran tidak boleh bertentangan dengan nash. Kalau mereka, bila perlu nash itu dilibas.
Mengapa nash dilibas?
Kalau menurut mereka lebih maslahat/manfaat. Bagi mereka nash boleh ditinggalkan, kalau mereka menganggap ada maslahatnya. Padahal menurut ulama, maslahat yang bertentangan dengan nash bukan maslahat haqiqiyah (yang sebenarnya) tetapi hanya sebatas maslahat mauhumah, maslahat dugaan saja.
4/5
KH Makruf Amin: Islam akan Ternoda dan Diacak-acak! Tuesday, 04 May 2010 01:18
Risikonya apa kalau keinginan mereka terwujud?
Risikonya agama ternoda dan akan diacak-acak. Mereka memahami Islam tanpa metode pemahaman yang benar, menggunakan penafsiran hermeneutika seenaknya menurut pemahaman mereka.
Sehingga Islam itu tinggal nama, yang ada hanya pikiran sekuler saja jadinya. Karena kita yang memandu nash bukan nash yang memandu kita. Padahal kita yang harus mengikuti nash.[]
5/5