PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI MEDIA PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TUNTANG KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SA’ADATUL MUTAMIMAH NIM 11509026
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
1
2
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI MEDIA PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TUNTANG KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SA’ADATUL MUTAMIMAH NIM 11509026
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013 i
3
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Dra Nur Hasanah, M.Pd.
DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudari SA‟ADATUL MUTAMIMAH Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama NIM Jurusan / Progdi Judul
: SA‟ADATUL MUTAMIMAH : 11509026 : Tarbiyah / Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI MEDIA PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS V MI MA‟ARIF TUNTANG KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu'alaikum. wr. wb
4
5
iv
6
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Yang paling baik diantara kamu adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya. (HR.Bukhori)
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini ku persembahkan kepada : Ayahanda dan Ibunda atas belaian kasih sayangnya selama ini, semoga Allah selalu memberi ridlo-Nya kepada beliau berdua. Untuk kelurga besarku yang telah membantu dan mendukung aku menuntut ilmu di STAIN Salatiga. Untuk para dosenku yang telah memberikan bekal ilmu untuk masa depanku. Dan spesial untuk dosen pembimbingku yang telah memberikan bimbingan skripsiku hingga selesai dengan baik. Teman-teman PGMI Kelas A yang selalu ceria dan kompak. Saudara-saudaraku seiman seperjuangan.
v
7
ABSTRAK Mutamimah, Sa‟adatul. 2013. Makna Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Pengembangan Prestasi Belajar Bahasa Arab Melalui Media Permainan Bahasa Pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang TahunPelajaran 2012/2013). Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Kata Kunci : Penelitian ini merupakan upaya peningkatan prestasi belajar untuk mengembangkan media pembelajaran yang bermakna bagi siswa, agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah siswa di MI Ma‟arif Tuntang merasakan arti media pembelajaran selama ini?, dan (2) Model media pembelajaran seperti apakah yang dapat meningkatkan prestasi belajar mereka?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa kurang dalam prestasi belajar. Penggunaan media yang kurang maksimal membuat pembelajaran tidak ada peningkatan bagi siswa. Berdasarkan uji coba pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media permainan bahasa, maka diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Mengacu pada penggunaan media tersebut, maka penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya dalam meningkatkan prestasi belajar bagi siswa.
vi
8
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Arab Melalui Media Permainan Bahasa Pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Selanjutnya dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selakuketua STAIN Salatiga 2. Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah STAIN Salatiga. 3. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. vii 9
4. Para dosen dan seluruh civitas jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga yang telah memberikan do‟a restu serta dukungan kepada penulis. Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 05 Juli 2013 Penulis
Sa‟adatul Mutamimah
viii
10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………....................................................i HALAMAN NOTA PEMBIMBING………………………..............................................ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……………...……………........................iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………....................... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………….........................................v HALAMAN ABSTRAK………….……………………………..................................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR.………………………….........................................vii HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………….........................ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................................6 C. Tujuan Penelitian....................................................................................................6 D. Hipotesis Tindakan..................................................................................................7 E. Manfaat Penelitian..................................................................................................8 F. Definisi Operasional................................................................................................9 G. Metode Penelitian..................................................................................................11 H. Sistematika Penulisan Skripsi...............................................................................15
ix
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Bahasa Arab 1. Pengertian Belajar...........................................................................................18 2. Ciri-Ciri Belajar..............................................................................................18 3. Prinsip-Prinsip Belajar....................................................................................19 4. Pengertian Prestasi Belajar.............................................................................20 5. Fungsi Test Prestasi........................................................................................20 6. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi.................................................................20 7. Indikator Prestasi Belajar................................................................................21 8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar......................................22 B. Materi Bahasa Arab Kelas V 1. Sejarah Pengajaran Bahasa Arab...................................................................24 2. Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab.....................................................26 3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtida‟iyah ..........27 4. Kurikulum Bahasa Arab Kelas V Madrasah Ibtida‟iyah...............................28 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Bahasa Arab Kelas V di Madrasah Ibtida‟iyah (MI)...........................................................28 6. Materi Bahasa Arab Kelas V Madrasah Ibtida‟iyah (MI)..............................30 C. Media Permainan Bahasa 1. Hakikat Media Permainan Bahasa..................................................................34 2. Tujuan dan Manfaat Media Permainan Bahasa..............................................35 3. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menggunakan Permainan Bahasa.............................................................................................................36 4. Cara Memilih Bahasa dan Petunjuk Pelaksanaannya....................................36
x
12
5. Fungsi Media Permainan Bahasa...................................................................37 6. Macam-Macam Media Permainan Bahasa.....................................................39 7. Kriteria Permainan..........................................................................................50 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma‟arif Tuntang Kab.Semarang 1. Sejarah dan Letak Geografis MI Ma‟arif Tuntang.........................................51 2. Visi Misi dan Tujuan MI Ma‟arif Tuntang.....................................................52 3. Waktu Penelitian atau Pelaksanaan................................................................54 4. Tempat Penelitian...........................................................................................54 5. Karakteristik Siswa Kelas V MI Ma‟arif Tuntang.........................................54 B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus.........................................................................55 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I.............................................................................60 D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II...........................................................................68 E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III..........................................................................74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus....................................................................79 B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................................87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................................89 B. Saran.....................................................................................................................90 C. Penutup..................................................................................................................91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah tanggung jawab warga negara Indonesia seluruhnya, khususnya bagi kalangan pendidik atau guru. Meningkatkan mutu pendidikan perlu dilakukan dengan adanya pendidikan dan pelatihan serta kreatifitas guru. Menurut Balnadi Sutadipura (1985: 21), kreatifitas adalah menjadi
unsur penting seorang guru.
Kreatifitas adalah
kesanggupan untuk menemukan sesuatu yang baru dengan jalan mempergunakan daya khayal, fantasi atau imajinasi. Kreatifitas dapat dilakukan
melalui
strategi,
teknik,
metode,
serta
media
dalam
pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berupa komunikasi interaktif antara sumber belajar, pendidik dan pebelajar untuk mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Agar tujuan pembelajaran tercapai, perlu adanya strategi, teknik, metode, serta media yang digunakan oleh guru untuk memudahkan proses pembelajaran. Di sekolah dasar baik metode maupun materi penyajian yang paling tepat adalah bermain dan permainan (Ateng, 1993: 38). Guru perlu mencoba memperkenalkan anak dengan berbagai jenis pengalaman bermain dan permainan. Permainan merupakan suatu laboratorium di
14
mana anak dapat menerapkan ketrampilan baru yang dipelajari dengan cara yang tepat. Pada dasarnya, permainan sangat disenangi oleh anak usia SD/MI. Usia anak SD/MI senang pada berbagai aktivitas yang menyenangkan. Anak-anak usia tingkat sekolah dasar senang pada berbagai aktivitas yang sama pada masa pra sekolah (Gallahue, 1989: 460). Permainan merupakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara tetap melalui pengalaman, pengamatan, dan bahasa yang dilakukannya secara aktif. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan
untuk
berkomunikasi.
Dengan
bahasa,
siswa
dapat
menyampaikan perasaannya sehingga dapat dipahami oleh siswa lain. Belajar sambil bermain sangat dibutuhkan oleh anak usia SD/MI agar anak tidak merasa jenuh dalam pembelajaran. Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat kecerdasan, sehingga
membutuhkan guru yang kompeten dalam
penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para siswa. Sejauh ini bahasa arab masih belum banyak diminati para siswa jika dibandingkan dengan bahasa inggris, hal tersebut dikarenakan bahasa arab belum populer di kalangan masyarakat, serta
15
anggapan bahwasanya bahasa arab adalah ilmu yang rumit dan sulit untuk dipelajari. Dalam kaitannya dengan belajar bahasa di sekolah, guru perlu memahami bahwa sebelum masuk ke sekolah, siswa telah belajar bahasa melalui komunitasnya. Mereka belajar bahasa (menyimak, berbicara, bahkan mungkin membaca dan menulis) bukan demi bahasa itu sendiri melainkan karena didorong oleh kebutuhannya untuk memahami dan dipahami. Siswa belajar melalui pengamatan, eksperimen, dan interaksi langsung dalam situasi yang nyata dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat, media, dan lingkungannya. Mereka hanya mampu menguasai bahasa yang ada di daerahnya. Padahal bahasa yang dipakai oleh setiap negara itu berbeda-beda. Karena perbedaan bahasa yang terdapat di setiap negara mengakibatkan beberapa negara tidak dapat berkomunikasi dengan negara lain. Dalam hal ini, tugas sekolah adalah mengembangkan kompetensi berbahasa yang dimiliki oleh siswa sehingga kelak siswa mempunyai potensi berbahasa yang bervariasi dan dapat berinteraksi dengan dunia internasional. Situasi kebahasaan di Indonesia menunjukkan bahwa di samping bahasa nasional dan bahasa-bahasa daerah, terdapat juga pemakaian bahasa-bahasa asing tertentu, terutama bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jerman, dan bahasa Perancis. Mengingat pentingnya penguasaan bahasa, maka pengajaran bahasa asing dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Bahasa asing dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal untuk
16
memberikan pengetahuan tentang bahasa asing pada siswa sebagai bekal menghadapi era globalisasi dan berinteraksi dengan dunia internasional. Adapun bahasa asing yang sering diajarkan di sekolah umum adalah bahasa Inggris, , Perancis dan Jerman. Sedangkan di sekolah yang berbasis agama Islam, bahasa asing yang diajarkan adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Arab diakui sebagai bahasa agama, diajarkan mulai dari kelas satu Ibtida‟iyah sampai dengan tingkat tertentu di lembagalembaga pendidikan tinggi agama Islam, dan secara kurikuler bahasa Arab menduduki posisi sebagai mata pelajaran wajib. Pembelajaran bahasa asing di Madrasah Ibtida‟iyah (MI), khususnya bahasa Arab
bertujuan agar siswa mampu menggunakan
bahasa asing sebagai bahasa pasif maupun bahasa aktif. Bahasa asing sebagai bahasa pasif maksudnya siswa mampu menerima informasi yang disampaikan dalam bahasa asing. Sedangkan bahasa asing sebagai bahasa aktif maksudnya siswa mampu menyampaikan informasi dalam bahasa asing. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut maka diperlukan penguasaan pengetahuan dasar kebahasaan yang sesuai dengan bahasa asing yang dipelajari. Dalam pembelajaran bahasa Arab, siswa harus menguasai mufrodat dan qoidah lughoh (nahwu shorof). Mufrodat merupakan kosa kata dalam bahasa Arab. Sedangkan qoidah lughoh (nahwu shorof) adalah tata bahasa yang digunakan dalam bahasa Arab. Namun pada kenyataannya, tujuan tersebut masih belum sesuai dengan harapan. Penguasaan bahasa Arab sebagai bahasa aktif oleh siswa
17
masih sangat rendah. Dalam hal membaca dan menulis pun siswa masih belum benar, apalagi dalam menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi. Hal ini disebabkan karena siswa belum menguasai mufrodat (kosa kata) bahasa Arab sebagai dasar pembelajaran bahasa Arab dan siswa selama ini cenderung pasif dalam pembelajaran. Selain dari faktor siswa, adapula penyebab yang berasal dari pengajar (guru) yaitu strategi, metode, dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik bahkan masih banyak guru bahasa Arab yang belum menguasai dasar pembelajaran bahasa Arab. Selain hal itu, di Madrasah Ibtida‟iyah (MI) masih banyak guru bahasa Arab yang tidak pada bidangnya. Kesuksesan pembelajaran tidak terlepas dari teknik-teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu, guru seharusnya mampu mengembangkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa melalui kreatifitas mereka. Adapun teknik-teknik pembelajaran itu dapat dilakukan melalui metode dan media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Kesuksesan murid di dalam belajar bahasa asing banyak-banyak tergantung kepada gurunya dan apa yang ia lakukan di dalam kelas bersama murid (Stevick, 1972: 356). Peranan guru di sini sangat penting dalam mengarahkan kegiatan belajar bahasa serta dalam menerapkan pendekatan melalui metode atau strategi pengajaran kosa kata dalam pengajaran bahasa Arab. Dalam hal ini, media permainan bahasa dapat digunakan untuk pencapaian tujuan
18
pembelajaran terutama dalam pembelajaran bahasa Arab yang dianggap sulit dan kurang menarik minat siswa. Permainan bahasa merupakan media yang efektif yang dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran bahasa Arab. Dan hasil dari aplikasi itu berdampak positif dalam penguasaan ketrampilan bahasa, karena pada dasarnya pada proses pembelajaran bahasa asing diperlukan situasi yang menyenangkan (Nasif Musthofa, 1983: 9). Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: ”Peningkatan Prestasi belajar bahasa Arab melalui media permainan bahasa pada siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah Apakah media permainan bahasa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V dalam pembelajaran bahasa Arab di MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?
C. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektifitas media
permainan bahasa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V di MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013..
19
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoristis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Suharsimi Arikunto mengatakan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah bahwa penggunaan media permainan bahasa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat peneliti tunjukkan sebagai berikut:
Indikator Keberhasilan
Sub Indikator Keberhasilan
Prestasi siswa dalam pelajaran
Siswa mampu menyimak mufrodat
Bahasa Arab
pada materi yang diajarkan dengan baik dan benar. Siswa mampu mengetahui arti/makna dari mufrodat pada materi yang diajarkan dengan baik dan benar.
20
E. Manfaat Penelitian Tindakan Dalam penulisan skripsi ini penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru di MI Ma‟arif Tuntang khususnya, agar dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi, juga mendapat tambahan wawasan serta metode yang digunakan dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Sebagai masukan penyempurna penggunaan metode tanya jawab sebagai guru, kaitannya pada proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada peserta didik MI Ma‟arif Tuntang. Penelitian ini dirumuskan manfaatnya baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Teoritis Penelitian ini bermanfaat sebagai wacana pengembangan keilmuan pada
pendidikan bahasa Arab dan media pembelajaran
terkait usaha perbaikan kualitas pendidikan. 2. Praktis a. Guru dapat menerapkan media pembelajaran pada mata pelajaran bahasa
Arab
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
dan
menumbuhkan minat siswa. b. Penelitian ini sebagai masukan pengambilan kebijakan pemerintah untuk pembinaan guru mata pelajaran bahasa Arab, terutama dalam
21
hal penerapan metode pembelajaran dan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar Prestasi atau hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Mengingat hasil belajar yang diharapkan dimiliki anak didik berupa
kemampuan-kemampuan
pembelajaran,
maka
seperti
keberhasilan
tersirat
CBSA
harus
dalam diukur
tujuan dari
ketercapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien. Menurut Djamarah (2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu: a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya. b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran. c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif lebih singkat. d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa. e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.
22
f. Timbulnya motivasi intrinsik ( dorongan dalam diri anak didik) untuk belajar lebih lanjut. g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kegiatan di sekolah. h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya. i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau hubungan sosial dengan orang lain. j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang dimilki anak didik. 2. Media Permainan Bahasa Kata media berasal dari kata Latin “medius” yang artinya “tengah”. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. Pada hakikatnya, permainan bahasa adalah suatu aktifitas untuk memperoleh suatu ketrampilan berbahasa tertentu dengan cara yang menggembirakan (Soeparno, 1987: 61). G.Gibbs dalam Nasif Musthofa (1983: 13) mengungkapkan bahwa permainan adalah suatu kegiatan yang terjadi di dalamnya
23
saling membantu atau saling bersaing antara pebelajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan aturan-aturan tertentu. Jadi, media permainan bahasa adalah media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan keadaan menyenangkan yang dapat membantu para pebelajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam pelajaran bahasa. 3. Bahasa Arab Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah mata pelajaran
yang diajarkan di Madrasah Ibtida‟iyah yang berfungsi
sebagai bahasa Agama, ilmu pengetahuan, dan komunikasi.
G. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan meminta bantuan seorang guru (kolaboratif). Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research (Oja & Sumarjan,1989, Stinger, 1996).
24
2. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang kecamatan Tuntang kabupaten Semarang yang berjumlah 18 siswa. 3. Langkah-Langkah Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi: a. Perencanaan tindakan meliputi: penyiapan perangkat pembelajaran yang berupa skenario pembelajaran, media, bahan dan alat, instrumen observasi, evaluasi, dan refleksi. b. Pelaksanaan tindakan meliputi: tahapan-tahapan tindakan yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam pembelajaran. c. Observasi yaitu menggambarkan objek (fokus) yang diamati dan cara pengamatannya. d. Tahap evaluasi yaitu menguraikan cara melakukan asesmen (penilaian) serta hasil yang diperoleh. e. Tahap refleksi yaitu menguraikan hasil perenungan mengenai keberhasilan dan atau kegagalan tindakan, baik terkait dengan prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisisnya. 4. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen tes dan non tes. Tes meliputi soal yang diberikan kepada siswa. Sedangkan non tes meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.
25
a. Teknik observasi Teknik observasi sebagai teknik ilmiah bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistematis tentang fenomenafenomena yang diselidiki. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran bahasa Arab melalui media permainan pada siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. b. Teknik wawancara Teknik wawancara yaitu suatu proses tanya jawab secara lisan di mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu melihat dan yang lain mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya. Teknik ini digunakan untuk melengkapi jawaban yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi, guna menunjang kevalidan data yang diinginkan. c. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi adalah cara untuk pengumpulan data verbal yang berbentuk dokumen, sertifikat, foto, rekaman kaset, dan lain-lain. Teknik ini digunakan untuk menghimpun data tentang hasil pengamatan pembelajaran bahasa Arab melalui media permainan, tinjauan historis struktur organisasi, keadaan siswa, dan sarana prasarana yang dimiliki oleh MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
26
5. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, tes, dan pengamatan. a.
Dokumentasi Untuk melihat nilai pelajaran Bahasa Arab sebelum penerapan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok. Pengelompokan ini berdasarkan prestasi mereka yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah.
b.
Tes Memberi soal-soal yang disusun sesuai dengan kandungan materi, baik berupa tes awal maupun tes akhir. Untuk menjawab soal-soal dan mengerjakan tugas seperti yang dikehendaki muatan soal (lembar tes), sebelum mengerjakan tes akhir siswa melakukan latihan dengan campuran metode dokumentasi.
c.
Pengamatan Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian tindakan diawali oleh momen refleksi. Dari refleksi tindakan pertama akan diperoleh
27
hasil yang kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan pembelajaran serta digunakan untuk peningkatan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut dengan teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut: a.) Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase nilai yang diperlukan siswa kemudian dirata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah ditetapkan. b.) Data kualitatif yang berasal dari observasi atau pengamatan, digunakan
sebagai
dasar
untuk
mengetahui
keberhasilan
pembelajaran tentang tindakan semakin meningkatnya penguasaan materi dan prestasi belajar siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi, meliputi: Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka berisi tentang peningkatan prestasi belajar bahasa Arab melalui media permainan bahasa yang terdiri dari tiga subbab. Subbab pertama berisi tentang prestasi belajar bahasa Arab yang
28
meliputi: pengertian belajar, ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar, pengertian prestasi belajar, fungsi tes prestasi, prinsip dasar pengukuran prestasi, indikator prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Subbab kedua berisi tentang materi bahasa Arab kelas V MI yang meliputi: sejarah pengajaran bahasa Arab, konsep dasar pembelajaran bahasa Arab, ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab, standar kompetensi pembelajaran bahasa Arab kelas V MI, materi bahasa Arab kelas V MI. Subbab ketiga tentang media permainan bahasa yang meliputi: hakikat media permainan bahasa, tujuan media permainan bahasa, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan permainan bahasa, cara memilih permainan bahasa dan petunjuk pelaksanaannya, fungsi media permainan bahasa, macam-macam permainan bahasa, kriteria permainan bahasa. Bab III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama tentang subjek penelitian yang meliputi tempat: (di mana penelitian diadakan; sekolah, kelas), waktu (jadwal perbaikan per siklus), mata pelajaran , dan karakteristik siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang). Subbab kedua berisi tentang prosedur tiaptiap
siklus
perbaikan
yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
pengumpulan data, dan refleksi. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama tentang deskripsi per siklus yang meliputi data
29
hasil pengamatan (observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan. Subbab kedua tentang pembahasan. Bab V Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
30
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Bahasa Arab 1. Pengertian Belajar Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut
bukan
diperoleh
langsung
dari
proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah. Menurut Sumadi Suryabrata (2004), hal-hal pokok dalam definisi belajar adalah: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan, baik yang aktual maupun yang potensial. b. Bahwa
perubahan
itu
pada
pokoknya
mendapatkannya
kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena adanya usaha/disengaja. 2. Ciri-Ciri Belajar Menurut Baharuddin & Esa N.W (2007), ciri-ciri belajar meliputi: a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. b. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen. c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.
31
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. 3. Prinsip-Prinsip Belajar a. Prinsip belajar adalah perubahan perilaku Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memilki ciri-ciri: 1) Sebagai
hasil tindakan rasional
instrumental yaitu
perubahan yang disadari. 2) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. 3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup. 4) Positif atau berakumulasi. 5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan. 6) Permanen atau tetap. 7) Bertujuan dan terarah. 8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. b. Belajar merupakan proses Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif,
dan
organik.
Belajar
merupakan
kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar. c. Belajar merupakan bentuk pengalaman
32
Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. 4. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi atau hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menurut Bloom, prestasi atau hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi, prestasi atau hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah, melainkan komprehensif. 5. Fungsi Test Prestasi Fungsi utama test prestasi di kelas adalah mengukur prestasi belajar siswa, kata Ebel (1979). 6. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi Norman E. Gronlund (1977) dalam bukunya mengenai penyusunan test prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut: a. Test prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan intruksional.
33
b. Test prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksi atau pengajaran. c. Test prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. d. Test prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan hasilnya. e. Test prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati. f. Test prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa. 7. Indikator Prestasi Belajar Indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil. Menurut Djamarah (2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu: a. Anak
didik
menguasai
bahan
pengajaran
yang
telah
dipelajarinya. b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran. c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif lebih singkat.
34
d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa. e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri. f. Timbulnya motivasi intrinsik ( dorongan dalam diri anak didik) untuk belajar lebih lanjut. g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kegiatan di sekolah. h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya. i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau hubungan sosial dengan orang lain. j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang dimilki anak didik. 8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan.
35
Hal ini diperkuat oleh Suryabrata, Elliot dan Woolfolk dalam Sriyanti (2011: 23) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, yaitu: 1. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Faktor-faktor eksternal terdiri dai faktor nonsosial dan faktor sosial. a. Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar diri individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. b. Faktor sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hungan antara anak dengan orang tua, dan lain sebagainya. 2. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. a. Faktor fisiologis
36
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu seperti keadaan jasmani pada umumnya yaitu kesehatan dan kebugaran diri individu dan keadaan fungsifungsi jasmani tertantu. b. Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu seperti tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan, dan lain sebagainya. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bahasa Arab adalah hasil yang diperoleh berupa kualitas-kualitas yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu melalui daya serap dalam pemahaman materi sebagai hasil dari aktivitas belajar pada mata pelajaran bahasa Arab.
B. Materi Bahasa Arab Kelas V 1. Sejarah Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia, sejarah pengajaran bahasa Arab telah dimulai ketika agama Islam masuk Indonesia sejak tahun 1416, khususnya di Jawa. Dalam rangka penyebaran agama Islam, sejumlah lembaga pendidikan berupa pondok pesantren didirikan. Pada mulanya, ilmuilmu umum jarang diajarkan walaupun telah diajarkan bahasa Arab sebagai kunci ilmu pengetahuan agama kala itu. Perluasan pengajian, pengajaran dan corak pengetahuan yang diajarkan oleh para kyai
37
kepada para santri amat tergantung pada para guru dan kecakapan mereka. Dalam perkembangan selanjutnya, upaya para kyai mengembangkan pesantren belum ada kemajuan, sehingga banyak kyai/guru yang berpikiran modern justru mencapai berbagai kemajuan. Dahulu, para santri/murid dalam mempelajari bahasa Arab hanya dengan mengeja dan membaca Al Qur‟an. Tahap selanjutnya, mereka menggunakan alat-alat bantu, misalnya papan tulis, bangku, dan sebagainya. Sekarang, proses belajar mengajar tersebut didukung media modern. Pada tingkat rendah, pelajaran diberikan secara perorangan, caranya para santri maju ke hadapan guru seorang demi seorang, guru membaca salah satu kalimat lalu diterjemahkan. Di samping itu, arti dan maksud yang ada di dalam kalimat tersebut dijelaskan. Nahwu dan shorof disinggung sehingga para santri dapat memahaminya dari segala segi, baik isi maupun tata bahasa. Para santri menyimak kitab dengan memberi tanda-tanda pada setiap kata atau kalimat yang baru diterangkan. Pekerjaan tersebut dinamakan ngesahi. Sesuatu ilmu belum dianggap sempurna jika
belum
diamalkan.
Dengan
demikian,
jika
seseorang
mengamalkan sesuatu ilmu tanpa mendapat keterangan dari yang lebih pandai dapat dikhawatirkan pengamalannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan aturan syar’i. Lebih dari itu, pada umumnya kitab-kitab menggunakan bahasa Arab, yang darinya memungkinkan
38
dapat menimbulkan salah paham. Dalam hal ini, guru mempunyai hak untuk menyatakan sah atau tidaknya sesuatu ilmu. 2. Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampaian pesan atau media. Pembelajaran bahasa Arab adalah kegiatan yang berupa komunikasi interaktif antara sumber belajar, pendidik dan pebelajar dalam mata pelajaran bahasa Arab. Bahasa Arab di Madrasah Ibtida‟iyah berfungsi sebagai bahasa agama, ilmu pengetahuan, dan komunikasi. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Arab selalu terikat dan saling menunjang dengan pelajaran
Agama
Islam
lainnya.
Diharapkan,
siswa
dapat
berkomunikasi serta memahami bacaan-bacaan dalam bahasa Arab secara sederhana. Hal ini akan membantu pemahaman siswa terhadap dua sumber utama Islam yang berbahasa Arab, yaitu Al Qur‟an dan hadits. 3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtida‟iyah (MI) Sesuai dengan standar isi yang ditetapkan pemerintah, pelajaran bahasa Arab terdiri dari empat komponen pembelajaran bahasa pada umumnya, yaitu menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut dirangkaikan
39
dalam satu tema sehingga mampu memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. keempat tema tersebut disajikan dalam lima aspek berikut ini. a. Mufrodat (
) atau kosa kata, berupa daftar kata-kata yang
dioergunakan dalam bab tersebut. Kata-kata tersebut semaksimal mungkin dihafalkan oleh siswa. kemampuan menghafalkan katakata tersebut memungkinkan siswa untuk memahami materi dengan lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang disajikan. b. Istima‟ (
) atau mendengarkan, berupa cerita atau
percakapan yang akan dibacakan oleh guru atau siswa lain. Setelah mendengarkan pembacaan tersebut, siswa diharapkan mampu mengungkapkan bacaan tersebut dengan kalimatnya sendiri. c. Muhadatsah (
) atau percakapan, berupa percakapan yang
dipraktikkan oleh siswa. dalam materi ini, siswa melakukan praktik penggunaan bahasa Arab secara langsung. d. Qira‟ah (
) atau membaca, berupa bacaan yang dibaca oleh
siswa. guru membimbing siswa serta mengarahkannya agar siswa memiliki pemahaman yang benar. e. Kitabah (
) atau menulis, berupa latihan-latihan untuk
meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam bahasa Arab. 40
4. Kurikulum Bahasa Arab Kelas V Madrasah Ibtida‟iyah (MI). Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mata
Pelajaran
Bahasa
Arab
bertujuan
untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulis, memanfaatkan bahasa Arab untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam dan mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan budaya serta memperluas cakra budaya. 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Bahasa Arab kelas V di Madrasah Ibtida‟iyah (MI) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Pembelajaran Bahasa Arab Kelas V di Madrasah Ibtida‟iyah (MI) adalah sebagai berikut: a. Semester I 1) Menyimak (
) atau mendengarkan
Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan rumah. 2) Berbicara (
)
Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan rumah. 41
3) Membaca (
)
Memahami wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan rumah. 4) Menulis (
)
Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana tentang lingkungan rumah. b. Semester II 1) Menyimak (
) atau mendengarkan
Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan sekolah.
2) Berbicara (
)
Mengungkapkan informasi lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan sekolah. 3) Membaca (
)
Memahami wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang lingkungan sekolah. 4) Menulis (
)
Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana tentang lingkungan sekolah.
42
6. Materi Bahasa Arab Kelas V Madrasah Ibtida‟iyah (MI) Sesuai standar isi yang ditetapkan pemerintah, pelajaran bahasa Arab terdiri dari empat komponen pembelajran bahasa pada umumnya, yaitu menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut dirangkaikan dalam satu tema sehingga mampu memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Keempat komponen tersebut disajikan dalam lima subbab berikut ini. a. Mufrodat
atau kosa kata, berupa daftar kata yang
dipergunakan dalam bab tersebut. b. Istima‟
atau mendengarkan, berupa cerita atau
percakapan yang akan dibacakan oleh guru atau siswa lain. c. Muhadatsah
atau percakapan, berupa percakapan
yang dipraktikkan oleh siswa. d. Qira‟ah
atau membaca, berupa bacaan yang dibaca
oleh siswa. e. Kitabah
atau menulis, berupa latihan-latihan untuk
meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam bahasa Arab. Adapun menurut Agus Wahyudi (2008), materi bahasa Arab kelas V MI adalah sebagai berikut:
43
Pelajaran 1: Di Rumah
Meliputi:
Pelajaran 2: Di Kebun
Meliputi:
Pelajaran 3: Di Sekolah
44
Meliputi:
Pelajaran 4: Di Perpustakaan
Meliputi:
Pelajaran 5: Di Kantin
Meliputi:
45
Pelajaran 6: Dalam Kegiatan
Meliputi:
-
C. Media Permainan Bahasa 1. Hakikat Media Permainan Bahasa Kata media berasal dari kata Latin “medius” yang artinya “tengah”. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. Setiap orang, bahan, alat atau kejadian yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
46
ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media (Achsin, 1986: 9). Di dalam bahasa Arab, media pembelajaran kurang lebih adalah
atau menurut Dr. Abdul Alim Ibrahim
dalam bukunya Al-Muwajjih al-Fanniy li Mudarrisiy al-Lughah al„Arabiyyah sebagai
(1978: 423).
Pengertian dari permainan bahasa menurut Soeparno adalah : aktifitas yang dilakukan untuk memperoleh keterampilan berbahasa tertentu dengan cara yang menyenangkan. Menurut G. Gibbs dalam Nasif Mustofa (1983: 13), permainan bahasa adalah : suatu kegiatan yang didalamnya ada kegiatan saling membantu dalam persaingan antar pemain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan aturan-aturan tertentu. Maka media permainan bahasa adalah perantara untuk menyampaikan
materi
pembelajaran
melalui
kegiatan
yang
menyenangkan. 2. Tujuan dan Manfaat Media Permainan Bahasa Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa tertentu (Soeparno, 1987: 61). Tujuan dari permainan bahasa adalah :
47
untuk memperoleh kegembiraan dan untuk melatih keterampilan berbahasa tertentu. Namun bukan ditujukan untuk mengukur atau mengevaluasi hasil belajar siswa. Karena permainan bahasa digunakan sebagai langkah pendekatan dalam pembelajaran untuk mempermudah pencapaian tujuan dari pembelajaran bahasa tersebut. Manfaat permainan bahasa dalam kegiatan pembelajaran menurut Nasif Mustofa adalah : a. Memupuk jiwa persaingan yang sehat, atau saling mengunguli satu sama lain. b. Mendorong pembelajaran untuk menyaksikan dan ikut serta dalam berbagai permainan. c. Memotivasi diri untuk tampil dengan sebaik-baiknya. d. Belajar untuk bekerjasama dalam suatu pekerjaan, atau mencapai sebuah kemenangan. 3. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menggunakan Permainan Bahasa Apabila guru akan memanfaatkan media permainan bahasa, maka hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: a. Sifat permainan bahasa adalah sebagai sarana pembantu dalam pengajaran dan bukan “tujuan”. b. Banyak orang berkeyakinan bahwa permainan bahasa hanya cocok untuk usia-usia anak-anak, padahal ada beberapa permainan bahasa yang cocok untuk usia-usia muda dan usia tua.
48
c. Tujuan permainan bahasa tidak terbatas untuk menghilangkan kejenuhan dan kelelahan dalam pengajaran bahasa, akan tapi untuk menyempurnakan materi bahasa yang diajarkan. d. Saat memilih dan menentukan permainan bahasa, hendaknya diperhatikan istilah-istilah bahasa yang diajarkan , tata cara pelaksanaan permainan “untuk kelompok-berpasang-pasanganindividu-golongan” (Salim, 1991: 16). 4. Cara Memilih Bahasa dan Petunjuk Pelaksanaannya Dalam
memilih
permainan
bahasa
dalam
proses
pembelajaran bahasa Arab, maka harus memperhatikan hal-hal berikut: a. Pengajar harus menentukan batasan yang jelas, sehingga memungkinkan untuk memilih permainan bahasa yang sesuai. b. Permainan
bahasa harus sesuai dengan tingkatan pengajaran,
kemampuan peserta didik, waktu, dan tempat yang tersedia. c. Rasa aman yang melingkupi siswa jangan sampai menimbulkan penyimpangan. d. Harus memperhatikan ketrampilan berbahasa, unsur-unsur bahasa dan model bahasa agar pelaksanaan latihan bahasa dengan “permainan” menjadi sempurna. e. Jika permainan membutuhakn persiapan yang khusus, maka lebih baik persiapan dilakukan sebelum permainan dilaksanakan.
49
f. Sebelum permainan dimulai harus diyakinkan bahwa siswa telah memahami tatacara pelaksanaan permainan (Salim, 1991: 16). 5. Fungsi Media Permainan Bahasa Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas persentase banyaknya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra lihat dan pengalaman langsung melakukan sendiri, sedangkan selebihnya melalui indra dengar dan indra lainnya (Soemarto, 1980: 10-11). Lebih lanjut John M. Lannon (1982: 261) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat: a. Menarik minat siswa; b. Meningkatkan pengertian siswa; c. Memberikan data yang kuat/terpercaya; d. Memadatkan informasi; e. Memudahkan menafsirkan data; Mudjiono, dkk. (1980: 2-3) menambahkan bahwa media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar serta memberikan stimulus bagi kemauan belajar. Hal ini seiring dengan apa yang dikemukakan oleh Prof. Mahmud Yunus dalam bukunya Al-Tarbiyyah wa al-Ta‟lim (1931: 78), sebagai berikut:
50
Maksudnya, bahwa media pembelajaran itu berpengaruh besar bagi indra dan lebih memudahkan (dapat menjamin) pemahaman orang yang melihat tidak sama dengan orang yang hanya mendengar. Dr. Abdul Alim Ibrahim (1971: 432) menjelaskan bahwa media pembelajaran sangat penting karena:
Maksudnya, media pembelajaran dapat membangkitkan rasa senang dan gembira siswa-siswa dan memperbaharui semangat mereka. Rasa suka hati mereka untuk ke sekolah akan timbul, dapat memantapkan pengetahuan pada benak para siswa, menghidupkan pelajaran karena pemakaian media pembelajaran membutuhkan gerak dan karya. 6. Macam-macam Media Permainan Bahasa Pembagian macam-macam permainan bahasa disesuaikan dengan kompetensi berbahasa arab yang seharusnya dikuasai oleh siswa, yaitu mencakup: a. Permainan
bahasa
untuk
keterampilan
menyimak
(Istima‟)
51
Menyimak bersifat pasif-reseptif dengan maksud : inisiatif untuk dapat berkomunikasi dengan berbahasa arab bukan berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain yang sikap dan tindakannya diharapkan oleh pendengar untuk diperhatikan dengan seksama sehingga dapat dipahami maksudnya dan dapat diikuti struktur kalimatnya. Bahasa lisan yang dapat dipahami dapat berjenis : bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh dan lengkap. Karena tujuan utama dari kecakapan menyimak adalah : untuk dapat memahami bahasa lisan. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain : 1) Bisik berantai (Al-Asrar al-Mutasalsil) Permainan ini terdiri dari dua kelompok yang masingmasing terdiri dari 6-7 siswa, guru membisikkan kosakata atau kalimat yang diperlihatkan kepada siswa paling depan pada
masing-masing
kelompok,
untuk
selanjutnya
dibisikkan pada siswa di belakangnya demikian sampai siswa terakhir, kelompok yang tercepat dan benar dialah yang menang. Dalam permainan ini pebelajar akan belajar kecepatan dalam menangkap informasi dari orang lain dan sekaligus
memperhatikan
ketepatan
dan
keakuratan
informasi tersebut. Informasi tersebut bisa berupa kata, kalimat, baik kalimat perintah, kalimat seru, kalimat berita,
52
dan lain-lain. Contoh untuk melatih pendengaran bunyi “
” dan “
”:
– Untuk melatih kelengkapan informasi:
2) Perintah Bersyarat (al Amr bi Syartin atau Qola Saimon)
Guru memberikan perintah atau pertanyaan kepada pebelajar yang ditunjuk ke depan kelas, akan tetapi perintah atau pertanyaan baru boleh dilaksanakan jika diawali dengan kata “qola saimon” atau diawali dengan kata kunci (password) yang telah disepakati bersama. Misalnya, jika siswa melaksanakan perintah tanpa diawali kata tadi maka tidak sah dan seterusnya. Permainan bahasa ini memberikan tingkat konsentrasi pebelajar dalam melakukan proses belajar ketrampilan menyimak informasi. 3) Siapa yang Berbicara (Man al Mutahaddits) Guru
memperdengarkan
sebuah
percakapan
yang
sederhana, kemudian pebelajar diperintah untuk menebak siapa yang berbicara. Misalnya, suara antara siswa dan
53
guru, pedagang dan pembeli, dokter dan pasien dan lainlain. Permainan ini memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk melatih konsentrasi pebelajar dalam menangkap pelaku informasi. 4) Bagaimana Saya Pergi (Kaifa Adzhab) Guru
memberikan
intruksi
kepada
siswa
untuk
menunjukkan rute perjalanan sebuah kota atau tempat tertentu yang terdapat di peta atau yang tergambar di papan tulis, setelah memperdengarkan penjelasan singkat tentang perjalanan yang ingin ditempuhnya baik dari guru atau temannya, pebelajar diminta untuk melakukan apa yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh kaifa adzhab ila al jaami’ah. b. Permainan bahasa untuk keterampilan berbicara (Kalam) Hal yang diprioritaskan dalam kecakapan berbicara adalah berkenaan dengan isi dan makna yang terkandung dalam sebuah pesan secara lisan. Maksud dari kemampuan berbicara adalah kemampuan berkomunikasi secara akurat dan efektif dalam penggunaan bahasa secara konteks. Sehingga tujuan utama pembelajaran keterampilan berbicara adalah : mampu menggunakan bahasa secara lisan. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain :
54
1) Dimana Saya (Aina Ana) Guru memperagakan gerakan dari suatu kegiatan tertentu kemudian memberikan perintah kepada siswa untuk menebak dimana kegiatan tersebut dilakukan, seperti gerakan orang yang sedang makan, menunggu bis di halte, membersihkan tempat tidur, guru sedang menulis dan lainlain. 2) Kotak Barang (Shundu’ al Asy’ya’) Guru memasukkan berbagai benda yang sebelumnya dipertunjukkan satu persatu pada siswa ke dalam sebuah kotak, setelah itu bertanya pada mereka benda apa yang dipegangnya, jika siswa menebak dengan benar maka benda tadi
dikeluarkan,
dimaksudkan
demikian
untuk
melatih
sampai ingatan
habis. dan
Hal
ini
sekaligus
menyampaikan apa yang telah dilihat dan didingat secara lisan. 3) Mendeskripsikan Gambar (Sifis Shuroh) Guru memperlihatkan beberapa gambar orang-orang yang terkenal (tokoh) kepada siswa kemudian menyuruh satu orang siswa untuk mengomentari satu gambar, demikian sampai akhir.
55
4) Apa yang Saya Kerjakan (Madza A’mal) Guru memperagakan perbuatan tertentu atau menyuruh salah satu siswa untuk melakukan perbuatan tersebut, kemudian menyuruh siswa lain untuk menebak apa yang sedang dilakukannya. 5) Pantomim (Fikrotun dunal kalam) Seperti halnya permainan “madza a‟mal”, hanya saja soalnya lebih panjang atau perbuatan yang diperagakan guru
atau
siswa
lebih
komplek,
sehingga
siswa
menceritakannya ke dalam beberapa kalimat bahkan paragraf. Disamping itu kata-kata kunci dari permainan ini lebih bebas dibanding dengan permainan madza a’mal. 6) Mengapa saya melakukan pekerjaan ini (Limadza a’miltu hadza) Guru menyiapkan kartu yang berisi pertanyaan “Limadza”, kemudian salah satu siswa diminta memegang kartu dan membacanya kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Jika jawabanannya
benar,
maka
siswa
tersebut
dapat
mengammbil kartu selanjutnya dan bertanya kepada teman yang dia tunjuk. 7) Apakah Kamu Tahu sebabnya (Hal Ta’rif as Sabab)
56
Permainan ini dimulai dengan memilih salah satu siswa, diminta untuk maju ke depan kelas dan menuju pintu serta pergi ke suatu tempat, namun sebelum ia pergi ia menengok ke teman-temannya dan berkata:
-
Dalam hal ini, guru menunjukkan kartu kepada siswa terebut yang isinya tempat yang harus dituju. Kemudian siswa yang lain mulai menebak-nebak. 8) Sepuluh Langkah Pertanyaan untuk Satu Jawaban (al Asyru Sualan)
Dalam permainan ini siswa akan menebak satu pekerjaan (profesi) yang dipilih oleh siswa. untuk menuju jawaban profesi yang dipilih oleh siswa, siswa lain harus mengajukan sepuluh pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya “
” dan jawaban yang diberikan harus “
” atau
“ ”
57
c. Permainan
bahasa
untuk
keterampilan
membaca
(Qiro’ah) Menyimak pada dasarnya bersifat representatif, karena diawali dengan pemahaman terhadap informasi yang tertulis. Sehingga pembaca sebagai penerima dapat memahami dengan seksama teks yang ia baca. Adapun tujuan dari kecakapan membaca adalah : siswa-i mampu memahami teks bacaan yang telah dibaca dan pelajari. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain : 1) Uji Pengetahuanmu (Ikhtabir Ma’luumaatik)
Guru memberi beberapa soal teka-teki dalam bentuk tertulis dengan bentuk yang lucu dan kritis kemudian siswa menjawabnya. Atau guru menuliskan pertanyaan pada kartu dengan 10 pertanyaan dan jawabannya ada pada kartu lain. Hal ini dilakukan untuk menguji wawasan siswa setelah mereka membaca. 2) Sobekan Cerita (al Auroq al Mumazzaqoh) Guru memilih cerita-cerita pendek dari buku, majalah koran dan lain sebagainya, kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian, selanjutnya guru menceritakan cerita tersebut, setelah selesai siswa disuruh mengurutkan sesuai
58
dengan cerita yang telah dibacakan. Begitu seterusnya sesuai dengan tingkatan materi yang diberikan. 3) Antonim (Al-Mudhod) Guru menulis sebuah kata di kartu kemudian menunjuk salah satu murid untuk mengambil kartu dan menyebutkan lawan kata atau antonim kata tersebut. Jika siswa tidak dapat menjawab, maka soal itu dilempar kepada siswa lain, jika siswa kedua dapat menyebutkan antonim kata tersebut maka ia berhak menentukan hukuman bagi siswa yang tidak dapat menyebutkan antonim kata tersebut. 4) Mengeluarkan Kata yang Asing (Takhrij al Kalimah al Ghoribah) Guru memperlihatkan secara cepat beberapa jenis atau kelompok kata, seperti contoh; mufrod, mutsanna, jama‟ mudzakar, mu‟annats, isim fail, isim maf‟ul, isim makan dan seterusnya atau kelompok contoh; alat-alat sekolah, dapur, petani, nelayan, dokter, dan seterusnya. 5) Kursi yang Benar dan yang Salah (al Kursi as Shohih wal Khoto’) Permainan ini untuk menguji atau mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memahami teks bacaan. Langkah yang harus dilakukan oleh guru adalah; membentuk
59
kelompok yang terdiri dari 2 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa yang berjajar saling berlawanan menghadap ke arah kursi tersebut. Kemudian guru membacakan ungkapan yang terdiri dari ungkapan benar dan salah untuk siswa nomor 1, begitu juga untuk urutan berikutnya. Apabila mereka benar dalam menduduki kursi, maka kelompok tersebut mendapatkan 1 point. d. Permainan bahasa untuk keterampilan menulis (Kitabah) Dalam pengungkapan diri secara tertulis, seorang siswa mempunyai kesempatan untuk mengatur bahasa serta pesan yang akan disampaikan melalui tulisannya. Sehingga unsur kebahasaan menjadi aspek inti yang perlu untuk dicermati. Media permainan yang dapat dimanfaatkan antara lain : 1) Al Kalimah al Mutaqaathi’ah (TTS) Guru menyiapkan beberapa pertenyaan dalam bentuk TekaTeki Silang (TTS) kemudian guru menyuruh siswa menjawab soal TTS secara individu atau kelompok. 2) Melengkapi Huruf atau Kata yang Kurang/Hilang Guru menyuruh siswa menuliskan satu huruf atau kata yang hilang pada kata atau kalimat tertentu yang dibantu dengan gambar yang menunjukkan kata dari jawaban yang dimaksud.
60
3) Menyempurnakan Gambar dan Menulis Namanya Guru menyiapkan beberapa gambar, dan gambar tersebut digambar dengan cara terputus-putus, kemudian guru menyuruh siswa untuk menyempurnakan gambar tersebut. Setelah
selesai
siswa
diperintahkan
untuk
menulis
mendeskripsikan gambar apa yang dimaksud. 4) Apakah kamu tahu (Hal ta’rif) Guru memberikan soal tertulis dan meminta para siswa menjawab pertanyaan tersebut terkait dengan sesuatu atau peristiwa yang aktual. Contoh :
5) Mengurutkan Kalimah (Tartibul Jumal) Guru membuat beberapa kata atau kalimat dalam sebuah kartu, akan lebih baik bila disertai dengan gambar, kemudian guru menyuruh siswa mengurutkan beberapa kata sehingga menjadi kalimat sempurna atau mengurutkan beberapa
kalimat
sehingga
menjadi
paragraf
yang
sempurna. Penggunaan media yang menarik akan mempengaruhi minat siswa dalam belajar. Semakin banyak variasi yang dimiliki seorang guru dalam mengajarkan bahasa pada anak didiknya,
61
semakin besar minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun demikian, permainan yang disajikan oleh seorang guru untuk anak didiknya haruslah sesuai dengan koridor dan etika yang ada. Jangan sampai metode yang awalnya bertujuan baik, harus dihilangkan karena bertentangan dengan etika yang ada. Untuk itu, guru harus memberikan perhatian yang lebih akan hal ini. Banyak
hal
yang
bisa
digunakan
guru
dalam
mengembangkan minat siswa akan pembelajaran bahasa Arab. Sebagai contohnya penggunaan media yang telah digemari sebelumnya oleh para siswa, yaitu media elektronik salah satunya adalah komputer.
Media
pembelajaran
berbasis
komputer
merupakan salah satu variasi penggunaan media pendidikan modern yang digemari oleh para siswa. Salah satu program komputer
yang
dapat
menjadi
media
pendidikan
adalah macromedia flash yaitu program animasi yang telah banyak digunakan untuk menghasilkan desain dan berguna untuk animasi interaktif.
Media
ini
memiliki
kemampuan
dalam
mengintergrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik. Media ini juga mampu memberikan balikan sehingga siswa dapat aktif berinteraksi dengan media yang diproduksi. Selain tersebut di atas, masih banyak lagi media permainan yang dapat dimanfaatkan guru dalam pembelajaran bahasa. Diantaranya adalah penggunaan media permainan ular tangga
62
dalam upaya memperkaya siswa akan kosa kata bahasa. Dalam hal ini, pada setiap gambar yang ada dalam kotak papan permainan dilengkapi dengan maknanya dalam bahasa arab. Selain itu pada dadu yang di gunakan tertulis angka dengan bahasa arab, bukan dengan angka yang ada pada umumnya. Maka permainan ini akan sangat membantu siswa dalam memperoleh dan mengingat kosa kata baru yang belum diketahui sebelumnya. 7. Kriteria Permainan Di dalam memilih permainan untuk anak harus memenuhi kriteria tertentu, yaitu: (1) menyenangkan; (2) memberikan aktivitas maksimum untuk semua anak; (3) meningkatkan pengembangan ketrampilan gerak tertentu atau mengembangkan dan menjaga kesegaran jasmani anak; (4) meningkatkan inkluisi dan bukan mengeliminasi.
63
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tuntang Kabupaten Semarang 1. Sejarah dan Letak Geografis Lembaga MI Maarif Tuntang didirikan atas dasar kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan agama yang dirasa masih kurang. Dengan fasilitas yang masih serba terbatas para tokoh agama bermaksud menyelenggarakan pendidikan tersebut dengan memanfaatkan rumahrumah mereka sebagai tempat kegiatan pembelajaran. Adapun kegiatannya dinamakan sekolah Arab yang masuk pada sore hari. Pada perkembangannya mereka berniat untuk mewakafkan tanah mereka
agar dibangun sebuah gedung demi memperlancar kegiatan
tersebut. Hal yang demikian mendapat respon positif dari kalangan para pemuda setempat. Akhirnya sebuah
gedung yang
Pada tanggal 1 April 1951 dibangunlah
namanya masih tetap sekolah arab yang pada
perkembangannya berubah menjadi MWB (Madrasah Wajib Belajar). Seiring dengan berjalannya waktu tepatnya pada tahun 1975 secara formal lembaga ini bernaung di bawah Departemen Agama Kabupaten Semarang dengan nomor akta pendirian K/2068/III/1975. Kegiatan pembelajarannya sudah dilaksanakan pada pagi hari. Lembaga MI Ma‟arif Tuntang berdiri di atas tanah seluas 1.216 m² dengan
jumlah
gedung
yang
dimiliki
saat
ini
sebanyak
11
ruangan.Lembaga ini terletak di tengah-tengah masyarakat pedesaan
64
tepatnya berada di Dusun Gading RT 02/ 02 Desa Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan jarak kurang lebih 200 m dari jalan raya Semarang- Solo. Adapun jarak dari Kecamatan sekitar 500 m dan jarak dari Kabupaten sekitar 20.000 m (20 km) sedangkan jarak dari Provinsi sekitar 50.000 m (50 km). Sebagai tempat pendidikan agama menurut pengamatan kami maka letaknya sangat mendukung karena jauh dari keramaian sehingga akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai agama dan sopan santun dengan didukung keadaan lingkungan masyarakat yang agamis pula. 2. Visi Misi dan Tujuan a. Visi Visi Madrasah Ibtidaiyah Maarif Tuntang adalah: tercapai prestasi, beriman, bertaqwa, dan beraklaqul karimah., Indikator visi: 1) Terwujudnya generasi umat yang mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar 2) Terwujudnya generasi umat yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah. 3) Terwujudnya generasi umat yang santun dalam bertutur dan berperilaku. 4) Terwujudnya generasi umat yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik sebagai bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup mandiri.
65
b. Misi 1) Menyelenggarakan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM) dalam rangka mewujudkan prestasi siswa. 2) Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga pendidik sebagai prasyarat keberhasilan pendidikan. 3) Menumbuhkan simpati dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak 4) Menyelenggarakan pendidikan anak guna terwujudnya siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. 5) Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. 6) Menanamkan budi pekerti ( akhlaqul karimah) pada siswa demi terwujudnya budaya santun. c. Tujuan 1) Tercapainya prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non akademik. 2) Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5 3) Mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa melalui layanan BK dan ekstra kurikuler. 4) Menjadikan siswa kreatif dalam aktivitas keagamaan. 5) Membiasakan perilaku islami baik di sekolah maupun dalam kehidupan.
66
3.Waktu Penelitian atau pelaksanaan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu 20 April, Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 selama kurang lebih 2 jam mata pelajaran ( 2 x 35 menit ).Pelaksanaan tindakan kelas ini sesuai dengan program semester Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas V, Kompetensi Dasar tentang menemukan makna, gagasan, atau ide wacana tertulis tentang
, sehingga tidak mengganggu program-
program guru kelas maupun guru mapel yang lainnya. Hari Sabtu adalah hari sesuai jadwal mengajar Bahasa Arab di kelas V MI Ma‟arif Tuntang. 4.Tempat Penelitian Tindakan penelitian dilaksanakan di kelas V MI Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada : 1) Pembelajaran Bahasa Arab di MI Ma‟arif Tuntang masih monoton . 2) Prestasi siswa dalam pelajaran Bahasa Arab masih kurang. 3) Siswa kelas V adalah siswa terbanyak di MI Ma‟arif Tuntang. 5.Karakteristik Siswa kelas V MI Ma’arif Tuntang adalah sebagai berikut : 1) Usia siswa rata-rata 11 tahun. 2) Latar belakang orang tua mayoritas berpendidikan madrasah atau sederajat dan berprofesi sebagai wiraswasta.
67
3) Tingkat kemampuan siswa berdasarkan pengamatan selama peneliti mengajar adalah 7 siswa pandai, 6 siswa cukup pandai, dan 5 siswa berkemampuan sedang dan agak lambat dalam menerima pelajaran.
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus Dalam penelitian ini sebelum menerapkan media permainan bahasa pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan pada minggu kedua bulan April yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Gambaran pelaksanaan pra siklus ini adalah sebagai berikut: Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 13 April 2013 dengan kompetensi dasar “Menemukan makna, gagasan, atau ide wacana tertulis tentang
. Tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP pada Indikator Kompetensi Dasar Menemukan makna, gagasan, atau ide wacana tertulis tentang
. Peneliti menggunakan media
permainan bahasa dengan disertai format penelitian dan observasi. Tahap perencanaan meliputi : a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan media. b. Menentukan pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada tanggal 13 April 2013. 68
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan . d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat Instrumen penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab pokok bahasan
dengan
kompetensi dasar Menemukan makna, gagasan, atau ide wacana tertulis tentang
.
f. Menyiapkan alat pembelajaran. g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 2. Tindakan a. Pra pembelajaran Guru menyuruh siswa untuk duduk di tempat duduk masing-masing. b. Kegiatan Pendahuluan ( 5 menit ) 1) Guru mengucapkan salam. 2) Guru bersama siswa membaca do‟a ketika akan belajar.
69
3) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa menerima pelajaran. 4) Apersepsi -
Guru menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. c. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Eksplorasi a) Guru memastikan siswa telah duduk di tempat duduk masingmasing. b) Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang akan dipelajari dengan cara: -
meminta siswa untuk menempati kursi masing-masing.
-
Guru menjelaskan materi.
c) Guru memberikan soal-soal kepada siswa sebagai bahan uji awal pelajaran (pre test) d) Guru menjelaskan materi tentang
, dan
bertanya tentang materi tersebut. e) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi Bahasa Arab pokok bahasan
.
f) Guru menyuruh siswa menyimak kosa kata yang dibacakan.
70
2) Elaborasi a) Siswa mengikuti permainan yang diatur oleh guru. b) Masing-masing kelompok konsentrasi dengan tugasnya. 3) Konfirmasi a) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan. b) Guru memberi penegasan jika ada siswa yang salah dalam melafalkan mufrodat dalam materi yang diajarkan.
d. Kegiatan Akhir ( 15 menit ) a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b) Guru membagikan soal-soal evaluasi. c) Guru dan siswa berdo‟a bersama-sama. d) Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Pengamatan atau observasi Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti juga mengadakan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada lembar pengamatan berikut :
71
Lembar Observasi Pelaksanaan Penelitian Pra Siklus
No
Nama Madrasah
: MI Ma‟arif Tuntang
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Kelas/Semester
: V / II
Hari / Tanggal
: Sabtu, 13 April 2013
Aspek yang diamati
Kemunculan Ya
Komentar/catatan
Tidak
1.
Pemahaman siswa
V
5 siswa = 27,8%
2.
Menyimak
V
4 siswa = 22,2%
3.
baik
V
2 siswa = 11,1%
dengan
Mengetahui arti/makna
Sesuai dengan tujuan pendidikan ini, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran bahasa Arab kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan menggunakan media permainan bahasa, maka observasi difokuskan pada penguasaan materi dan pembahasan. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat
pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru/rekan sejawat
72
untuk memperlancar jalannya penelitian. Sehingga didapat data yang valid. 4. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan pernbandingan atau peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test. Berdasrkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran sebagai berikut: Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan, karena siswa masih bingung dengan materi pembelajaran. Siswa jenuh dengan suasana pembelajaran yang monoton. Kemampuan siswa untuk memahami materi belum maksimal.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam penelitian ini dilaksanakan dari perencanaan penelitian yang masing-masing dimulai dari perencanaan pelaksanaan observasi dan refleksi. Gambaran pelaksanaan ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut : Siklus pertama dilaksanakan pada minggu ketiga bulan April 2013 dengan kompetensi dasar “Menemukan makna, gagasan, atau ide wacana tertulis
73
tentang
. Tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP pada Indikator Kompetensi Dasar Menemukan makna, gagasan, atau ide wacana tertulis tentang
. Peneliti menggunakan media
permainan bahasa dengan disertai format penelitian dan observasi. Tahap perencanaan meliputi : a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permainan bahasa sebagai pemecah permasalahan di kelas V. b. Menentukan pelaksanaan Siklus I yaitu pada tanggal 20April 2013. c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada penggunaan media permainan bahasa yaitu pokok bahasan
.
d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab pokok bahasan
74
dengan kompetensidasar menemukan makna, gagasan, atau ide
.
wacana tertulis tentang f. Menyiapkan alat pembelajaran.
g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 2. Tindakan a. Pra pembelajaran Sebelum pelajaran dimulai, tempat duduk ditata menjadi tiga dengan bentuk leter U, seperti pada gambar di bawah ini : Gambar I Denah Tempat Duduk pada Siklus I
Meja Guru Papan Tulis
75
b. Kegiatan Pendahuluan ( 5 menit ) 1) Guru mengucapkan salam. 2) Guru bersama siswa membaca do‟a ketika akan belajar. 3) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa menerima pelajaran. 4) Apersepsi a) Guru menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. c.Kegiatan Inti (50 menit) 1) Eksplorasi a) Guru menyiapkan atau menata tempat duduk siswa dengan model U. b) Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang materi yang akan dipelajari dengan cara: -
meminta siswa untuk menempati kursi masing-masing sesuai dengan tempat duduk yang sudah ditentukan oleh guru.
-
Guru menjelaskan materi.
c) Guru memberikan soal-soal kepada siswa sebagai bahan uji awal pelajaran (pre test)
76
d) Guru menjelaskan materi tentang
, dan
bertanya tentang materi tersebut. e) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi Bahasa Arab
.
pokok bahasan
f) Guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi permainan bisik berantai. Adapun langkah-langkah permainan tersebut adalah: (1) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok sesuai dengan tempat duduk yang telah diatur sebelumnya. (2) Guru menyiapkan kartu permainan yang akan dibisikkan pada siswa yang paling depan. (3) Guru membisikkan kosa kata:
yang ditulis dalam kartu kemudian diperlihatkan kepada siswa yang paling depan pada masing-masing kelompok. (4) Selanjutnya kata tadi dibisikkan pada siswa di sampingnya sampai siswa terakhir, kelompok yang tercepat dan benar adalah pemenangnya. 2) Elaborasi a) Siswa mengikuti permainan yang diatur oleh guru. b) Masing-masing kelompok konsentrasi dengan tugasnya.
77
c) Masing-masing
kelompok
melakukan
permainan
yang
ditentukan oleh guru. 3) Konfirmasi a) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang telah diajarkan. b) Guru memberi penegasan jika ada siswa yang salah dalam melafalkan mufrodat dalam materi yang diajarkan. d.Kegiatan Akhir ( 15 menit ) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Guru membagikan soal-soal evaluasi. 3) Guru dan siswa berdo‟a bersama-sama. 4) Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3.Pengamatan atau observasi Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti juga mengadakan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keseriusan dalam mengikuti pelajaran bahasa Arab. Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada lembar pengamatan berikut :
78
Lembar Observasi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
No
Nama Madrasah
: MI Ma‟arif Tuntang
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Kelas/Semester
: V / II
Hari / Tanggal
: Sabtu, 20 April 2013
Aspek yang diamati
Kemunculan Ya
Komentar/catatan
Tidak
1.
Pemahaman siswa
V
10 siswa = 55,6%
2.
Menyimak
V
12 siswa = 66,7%
3.
baik
V
10 siswa = 55,6%
dengan
Mengetahui arti/makna
Sesuai dengan tujuan pendidikan ini, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran bahasa Arab kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan menggunakan media permainan bahasa, maka observasi difokuskan pada penguasaan materi dan pembahasan. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru / rekan sejawat
79
untuk memperlancar jalannya penelitian. Sehingga didapat data yang valid. 4.Refleksi Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas / pembelajaran dan perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : Pelaksanaan post test belum sesuai dengan yang diharapkan, karena perhatian siswa belum sepenuhnya terfokus pada pembelajaran. Siswa belum bisa mengikuti permainan dengan baik dan masih banyak yang bingung. Kemampuan siswa untuk memahami materi juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi. Meskipun demikian pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan atau peningkatan yaitu dalam hal : Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran bisa mengerti tentang materi yang diajarkan. Siswa juga banyak bertanya tentang hal-hal yang ada hubungannya dengan materi.
80
Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test ada peningkatan tetapi belum maksimal. Dari hal tersebut di atas maka yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah : Mengupayakan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran yang diharapkan agar pemahaman dan prestasi siswa lebih meningkat. Memberikan rangsangan (stimulant) agar siswa bisa menyimak dengan baik dan benar.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II meliputi : a. Membuat instrumen penelitian 1) lembar observasi untuk mengumpulkan data tentanng keaktifan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena motivasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil dari prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab pokok bahasan
.
b. Menyiapkan alat pembelajaran c. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas untuk siklus yang kedua yaitu pada hari Sabtu 27 April 2013.
81
d. Penentuan fokus permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada siklus I. e. Penyusunan proposal penelitian lengkap dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan dilaksanakan. f. Penyiapan materi pembelajaran bahasa Arab g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. Perencanaan tindakan siklus II hampir sama dengan yang dilaksanakan pada siklus I akan tetapi terdapat rencana yang akan direvisi yaitu : 1) Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, diberikan motivasimotivasi
pada
siswa
agar
benar-benar
mengikuti
kegiatan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh. 2) Siswa yang kurang dan tidak aktif ditempatkan diantara siswa-siswi yang aktif. 3) Guru menyiapkan media dan fasilitas pendukung yang berupa permainan bahasa yaitu tentang
.
2. Tindakan a. Pra pembelajaran 1) Membagi siswa dalam dua kelompok 2) Menentukan tempat duduk siswa sesuai kelompok masing-masing, seperti pada gambar dibawah ini:
82
Gambar II Denah Tempat Duduk pada Siklus II
Meja Guru
Papan Tulis
b. Kegiatan awal ( 10 menit ) 1) Guru membuka pelajaran dengan salam. 2) Membaca do‟a ketika akan belajar. 3) Guru mengabsen dan mengecek kesiapan siswa mengikuti pelajaran. 4) Apersepsi - Guru menanyakan hal-hal yang terkait dengan materi yang akan dipelajari. 5) Guru memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.
83
6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai. 7) Guru menyampaikan cakupan materi. c. Kegiatan Inti ( 45 menit ) 1) Eksplorasi a) Guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dari hasil yang akan dicapai kepada siswa. b) Guru memberi contoh cara membaca mufrodat dengan baik dan benar, kemudian siswa menirukan. c) Guru memfasilitasi siswa untuk memperagakan permainan bisik berantai dengan cara: a. Meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya masingmasing. b. Menjelaskan tugas yang akan dilakukan oleh masing-masing siswa. d) Guru menjelaskan bahwa pada saat memperagakan permainan, akan diberikan penilaian. 2) Elaborasi a) Siswa memperagakan permainan secara berkelompok. b) Masing-masing siswa menyimak dengan baik dan benar..
84
3)Konfirmasi a) Guru memberi penegasan jika ada siswa yang salah dalam melafalkan mufrodat. b) Guru memberi penegasan jika ada siswa yang salah dalam memperagakan permainan tersebut. c) Guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. d. Kegiatan akhir ( 15 menit ) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Guru membagikan soal-soal evaluasi 3) Guru menutup pembelajaran dengan salam. 3. Observasi Dari observasi dilakukan pengumpulan data dengan instrumen lembar observasi dan tes sumatif. Observasi pada siklus II ditemukan hambatan yaitu yang terdapat dalam lembar observasi sebagai berikut :
85
Lembar Observasi Lembar Observasi Pelaksanaan Penelitian Siklus II Nama Madrasah
: MI Ma‟arif Tuntang
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Kelas/semester
: V / II
Hari / Tanggal
: Sabtu, 27April 2013
No Aspek yang diamati
Kemunculan Ya
Komentar/catatan
Tidak
1.
Pemahaman siswa
V
14 siswa = 77,8%
2.
Menyimak dengan baik
V
14 siswa = 77,8%
3.
Mengetahui arti/makna
V
12 siswa = 66,7%
Jenis yang diamati sama dengan siklus I, yang diharapkan ada peningkatan motivasi dan pemahaman dalam pembelajaran. Peneliti meminta bantuan guru atau rekan sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian, sehingga didapatkan data yang valid. 4. Refleksi Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti menemukan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Arab
86
dengan menggunakan media permainan bahasa pada siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten semarang sebagai berikut : a) Hasil post test kedua lebih bagus dari hasil post test pertama. b) Pemahaman siswa dalam belajar bahasa Arab dengan media permainan bahasa ada peningkatan. Dengan demikian akan ada peningkatan bila pembelajaran bahasa Arab menggunakan media permainan bahasa, seperti dalam hal-hal berikut : Dalam pembelajaran bahasa Arab siswa dapat aktif dalam mengikuti permainan. Tumbuh keberanian berpendapat. Perhatian siswa dalam pembelajaran bahasa Arab juga meningkat. Ada keberanian dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau dari teman-teman. Siswa dapat menyimak pelajaran dengan baik dan benar.
E.Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1. Perencanaan Perencanaan meliputi : a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III, yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2013. b. Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi dan tes formatif untuk evaluasi.
87
c. Menyiapkan alat-alat pembelajaran. d. Menyusun skenario pembelajaran untuk siklus III. Skenario sama dengan siklus II tetapi pada siklus III diadakan revisi rencana pada : 1) Empat siswa yang belum aktif dipilih untuk memulai permainan. 2) Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media permainan bahasa Arab dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap menyimak mufrodat untuk pengelompokan seperti pada siklus II, tahap kedua yaitu mengetahui arti /makna mufrodat. 2. Tindakan a. Pra kegiatan Menata tempat duduk seperti pada siklus II b. Kegiatan awal (5 menit) 1)
Guru membuka pelajaran dengan salam.
2)
Membaca do‟a belajar bersama-sama.
3)
Menjelaskan
kegiatan
yang
akan
berlangsung
dan
menyampaikan hasil yang akan dicapai. c. Kegiatan inti 1) Guru membagi siswa dalam tiga kelompok dengan kelompok yang sama. 2) Guru memberikan materi pada masing-masing kelompok
88
3) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi bahasa Arab pokok bahasan
.
4) Guru menjelaskan tahapan dalam media permainan bahasa yang meliputi tahap pertama untuk pembacaan mufrodat masingmasing kelompok dan tahap yang
kedua adalah tahap
menghafal mufrodat pada masing- masing siswa. 5) Guru menunjuk siswa yang belum aktif untuk memulai permainan. d. Kegiatan akhir 1) Guru
menyimpulkan
pembelajaran
hari
ini
dengan
menyampaikan beberapa materi yang belum dikuasai siswa. 2) Guru mengadakan evaluasi. 3) Menutup pelajaran dengan salam. 3. Observasi Kegiatan pengamatan dalam siklus III adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru, sedangkan observasi terhadap guru dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan observasi berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan. Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus III adalah hasil observasi
proses
pembelajaran
dan
hasil
evaluasi.
Dari
hasil
pengumpulan data ternyata hasilnya lebih baik dari pada siklus
89
sebelumnya. Keasyikan telah tampak dalam proses pembelajaran belangsung. Lembar Observasi Lembar Observasi Pelaksanaan Penelitian Siklus III Nama Madrasah : MI Ma‟arif Tuntang Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Kelas/semester
: V / II
Hari / Tanggal
:Sabtu, 4 Mei 2013
No Aspek yang diamati
Kemunculan Ya
Komentar/catatan
Tidak
1.
Pemahaman siswa
V
14 siswa =
77,8%
2.
Menyimak dengan baik
V
16 siswa =
88,9%
3.
Mengetahui arti/makna
V
17 siswa =
94,4%
Jenis yang diamati sama dengan siklus II, yang diharapkan ada peningkatan motivasi dan pemahaman dalam pembelajaran. Peneliti meminta bantuan guru atau rekan sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian, sehingga didapatkan data yang valid.
90
4.Refleksi Setelah data terkumpul dan dianalisis, ternyata prestasi belajar dari siklus III sudah baik karena semua siswa bisa mengikuti permaanan dengan baik dan hasil observasi serta hasil nilai di atas rata-rata. Semua siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Semua siswa aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap guru sudah mendapatkan tanggapan setuju dari peneliti. Pada siklus III ini, guru dan siswa aktif dalam peran masingmasing. Akhirnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus III ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal. Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu media pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Arab. Media ini diharapkan menambah hasanah pengetahuan untuk pengembangan penggunaan media pada mata pelajaran, subyek pendidik, dan waktu yang lain.
91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per siklus 1. Pra Siklus Sebelum menggunakan media permainan bahasa, penyampaian materi menggunakan metode ceramah tanpa media. Dari dokumentasi sebelum penerapan media permainan bahasa didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan media permainan bahasa sebagai pemecah masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan media permainan bahasa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas V MI Ma‟arif Tuntang pada mata pelajaran Bahasa Arab yaitu 60. a. Data Hasil Pengamatan Penggunaan
media permainan bahasa dan tanpa media
sebelumnya diperoleh dokumentasi nilai belajar siswa pada pokok bahasan terlihat pada tabel berikut :
92
Tabel I Nilai Siswa Pra Siklus No
Nilai Siswa
Jumlah
Persentase
1.
20
2
11,1%
2.
30
3
16,7%
3.
40
4
22,2%
4.
50
5
27,8%
5.
60
2
11,1%
6.
70
2
11,1%
7.
80
-
0%
8.
90
-
0%
9.
100
-
0%
Jumlah
18
100%
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 60 sebanyak 4 siswa atau 22,2%. Dan yang belum tuntas sebanyak 14 siswa atau 77,8% dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Ma‟arif Tuntang Nilai rata-rata kelasnya adalah 44,4. b.
Refleksi Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan pernbandingan atau peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test. 93
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran sebagai berikut: Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan, karena siswa masih bingung dengan materi pembelajaran. Siswa jenuh dengan suasana pembelajaran yang monoton. Kemampuan siswa untuk memahami materi belum maksimal. 2. Siklus I Pada siklus I dicari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai siswa dalam pembelajaran. a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut:
94
Tabel II Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
20
-
-%
2.
30
2
11,1%
3.
40
1
5,6%
4.
50
5
27,8%
5.
60
5
27,8%
6.
70
3
16,7%
7.
80
2
11,1%
8.
90
-
0%
9.
100
-
Jumlah
18
100%
Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang telah tuntas lebih banyak dari pada sebelum penerapan media permainan bahasa. Dan nilai individual siswa juga lebih meningkat, dengan data nilai individual terlampir. Siswa yang tuntas sebanyak 10 anak atau 55,5%, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 anak atau 44,5%. Ratarata kelas pada siklus I adalah 56,7, naik 12,3 dari sebelum penggunaan media permainan bahasa.
95
Siswa yang telah tuntas dari setengah jumlah keseluruhan jumlah siswa. Tetapi belum memenuhi kriteria ketuntasan kelas yang baik, yaitu 75% dari semua siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang. b. Refleksi Penerapan media permainan pada siklus I masih sangat kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: Pelaksanaan post test belum sesuai dengan yang diharapkan, karena perhatian siswa belum sepenuhnya terfokus pada pembelajaran. Siswa belum bisa mengikuti permainan dengan baik dan masih banyak yang bingung. Kemampuan siswa untuk memahami materi juga belum maksimal, sehingga guru harus mengulang-ulang materi. 3. Siklus II a. Data Hasil Pengamatan Dari instrumen soal test didapatkan data nilai sebagai berikut :
96
Tabel III Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
20
-
0%
2.
30
-
0%
3.
40
-
0%
4.
50
3
16,7%
5.
60
6
33,3%
6.
70
2
11,1%
7.
80
4
22,2%
8.
90
3
16,7%
9.
100
-
Jumlah
18
100%
Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai individual siswa lebih meningkat dari siklus I. Tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 50, dan hanya 3 orang siswa atau 16,7% yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelasnya adalah 68,9. Salah satu siswa yang belum tuntas memang pada observasi mempunyai skor yang tidak baik.
97
b. Refleksi Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat telah cukup memperhatikan pembelajaran. Tidak hanya dari faktor media saja yang mempengaruhi tingkat motivasi dan hasil belajar siswa akan tetapi faktor individual siswa juga berpengaruh. Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus II ini, peneliti
menemukan
peningkatan
pemahaman
siswa
dalam
pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan media permainan bahasa pada siswa kelas V MI Ma,arif Tuntang sebagai berikut: Hasil post test kedua lebih bagus dari hasil post test pertama. Pemahaman siswa dalam belajar bahasa Arab dengan media permainan bahasa ada peningkatan. 4. Siklus III a. Data Hasil Pengamatan Untuk nilai yang didapat pada siklus III adalah sebagai berikut :
98
Tabel IV Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus III No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
40
-
0%
2.
50
1
5,6%
3.
60
3
16,7%
4.
70
2
11,1%
5.
80
5
27,8%
6.
90
4
22,2%
7.
100
3
16,7%
Jumlah
18
100%
Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat sebanyak 22,2% siswa telah cukup memperhatikan pembelajaran. 77,8% perhatiannya lebih terfokus dan telah terfokus pada pembelajaran. Rata-rata kelas pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 10,5 dari siklus II. Pada siklus III rata-ratanya adalah 79,4. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 90-100 juga meningkat. Ada 3 siswa yang mendapat nilai 100. b. Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus III lebih meningkat dibandingkan dengan siklus II. Pada siklus III masih ada 1 siswa yang 99
belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus II. Siswa tersebut memang perlu pembelajaran yang ekstra tentang bahasa Arab. Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu media pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Arab karena semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik. Pada siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa Arab melalui media permainan bahasa pada siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Dari paparan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus di atas diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini : Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III
100 80 Pra Siklus
60
Siklus I 40
D a
Siklus II Siklius III
20 0 Tuntas
100
Dari hasil nilai ketuntasan diatas dapat dijelaskan pada pra siklus 22,2% siswa yang tuntas. Pada siklus I meningkat menjadi 55,5% siswa yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 83,3%. Dan pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 94,4%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari pra siklus sampai siklus III siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi karena motivasi siswa yang sangat tinggi pada mata pelajaran bahasa Arab dengan menggunakan media permainan bahasa, adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa adalah faktor bakat, minat tingkat intelegensi, karaketristik belajar anak dan strategi atau metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Didapatkan siswa yang berusaha aktif pada setiap pembelajaran akan tetapi siswa tersebut belum bisa mendapatkan nilai sesuai dengan KKM. Siswa tersebut tetap harus mendapatkan remidial. Remidial dapat dilakukan dengan menambah waktu belajar siswa atau memberikan soal-soal pada siswa tersebut.
101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Arab Melalui Media Permainan Bahasa Pada Siswa Kelas V MI Ma‟arif Tuntang Tahun Pelajaran 2012/2013” yaitu : Media permainan bahasa terbukti efektif meningkatkan prestasi belajar Bahasa Arab siswa kelas V MI Ma‟arif Tuntang
Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013, dari simpulan data yang didapat yaitu: Pada pra siklus siswa yang tuntas dalam KKM 60 sebanyak 4 siswa atau 22,2%. Pada siklus I dicapai persentase ketuntasan dari 4 siswa yang mendapat nilai di atas KKM 60 sebelum tindakan menjadi 10 siswa atau 55,5% meningkat 33,3% dari pra siklus. Pada siklus II dicapai persentase ketuntasan belajar dari 10 siswa yang mendapat nilai di atas KKM 60 pada siklus I menjadi 15 siswa atau 83,3% ada kenaikan lagi sebesar 27,8% dari siklus I. Pada siklus III dicapai persentase ketuntasan belajar dari 15 siswa yang mendapat nilai di atas KKM 60 pada siklus II menjadi 17 siswa atau 94,4% meningkat 11,1% dari siklus II.
102
Jadi dari pra siklus sampai dengan siklus III ada kenaikan ketuntasan dari 4 siswa atau 22,2% menjadi 17 siswa atau 94,4% naik sebesar 13 siswa atau 72,2% dari jumlah siswa. Persentase didapat dari nilai siswa yang telah memenuhi Ketuntasan Kriteria Minimum ( KKM ) yaitu 60 untuk mata pelajaran bahasa Arab. Nilai individual siswa juga semakin meningkat. B. Saran Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa, maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Guru Guru selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan media yanng akan digunakan dalam mengajar, sehingga penggunaan media yang sesuai dan inovatif tidak membuat siswa bosan. Selain itu persiapan lain juga harus dipersiapkan dengan baik seperti pembuatan RPP, RH, Silabus dan lain-lain. Jika persiapan sudah matang maka pembelajaran akan lebih baik dan lebih mengena pada sasaran dan mendapatkan hasil yang maksimal. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan prestasi, motivasi, perhatian dan keaktifan siswa. 2. Sekolah Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan seperti kepala sekolah dan komite sebaiknya meningkatkan pembinaan pada guru-guru.
103
Dengan pembinaan yang diberikan diharapkan menjadi dorongan agar dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada siswa didik.
C.
Kata Penutup Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah membimbing dan menunjukkan jalan kebenaran bagi penulis. Sehingga penulisan skripsi ini dapat tersusun sebagaimana mestinya.
104
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M.Zoehdi. 2002. Bahasa Arab. Bandung: PT. Al Ma‟arif. Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ash-Shabuni, Muhammad Ali. 2001. Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis. Jakarta: Pustaka Amani. Azwar, Syaifudin. 1987. Test Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Liberty. Azwar, Syaifudin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT.RINEKA CIPTA. Fachrudin. 2006. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Salatiga: STAIN SalatigaPress. Fachrudin. 2006. Teknik Pengembangan Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Hamdani, Firman. dkk. 2008. Belajar Bahasa Arab. Jakarta: Erlangga. Hidayatullah, M.Furqon. 2008. Mendidik Anak Dengan Bermain. Surakarta: LPP UNS dan UPT UNS Press. Kusnandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Rosyidi, A.Wahab. 2009. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press (Anggota IKAPI). Semiawan, Conny. 2002. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang. Sriyanti, Lilik, Suwardi dan Muna Erawati. 2009. STAIN Salatiga Press.
Teori-Teori Belajar. Salatiga:
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
105
-
Sukardi, M. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Supriyanto, Joko. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Djago dan Tarigan, H.G. 1987. Teknik Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim penyusun. 1997. Buku Pintar Bermain, Cerita dan Menyanyi. Yogyakarta: Tim Tadarus “AMM” Yogyakarta. Wahyudi, Agus. 2010. Aku Cinta Bahasa Arab. Solo: PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wahyudin, Din. dkk. 2011. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wardani, IGAK dan Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka edisi 1.
106