SKRIPSI
IDENTIFIKASI PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA DI SMP NEGERI 2 BATANGHARI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Jambi
Oleh:
PRIMA NADIA SYAFITRI NIM ERA1D010134
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2015
ABSTRAK Judul
: Identifikasi Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa di SMP Negeri 2 Batanghari Peneliti : Prima Nadia Syafitri NIM : ERA1D010134 Dosen Pembimbing : 1. Drs. Joni Afri, M.Pd 2. Prof. Dr. Hj. Emosda, M.Pd, Kons Identifikasi adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memeriksa dan menganalisa secara lebih mendalam akan sebuah hal atau benda. Sedangkan tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, yang kesuksesan penyelesaiannya akan mengantarkan orang tersebut kedalam bahagia, dan kegagalan penyelesaiannya akan menyebabkan orang tersebut tidak bahagia, tidak diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan dalam menjalani tugas-tugas berikutnya. Siswa SMP tergolong remaja yang berada dalam masa transisi dan proses pencarian jati diri, yang mana jika gagal maka remaja tersebut akan mengalami kebingungan dan kekacauan (confusion). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan ketercapaian tugas perkembangan siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari. Penelitian ini membahas mengenai pencapaian tugas perkembangan dalam bidang sosial. Hal-hal yang diteliti dalam skirpsi ini, yaitu: kepatuhan terhadap normanorma yang berlaku, sikap terhadap orang tua, sikap terhadap teman sebaya, wawasan terhadap masalah sosial, dan pertahanan diri dari permasalahan sosial. Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982: 119; Sukardi, 2009: 157). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari yang berjumlah 117 orang, dan diambil sampel representatif dengan menggunakan formula yang didapat berjumlah 71 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket yang berisikan pernyataan-pernyataan positif dan negatif dengan 2 pilihan alternatif jawaban, yang hasilnya dianalisis berdasarkan tafsiran persentase dan dinilai berdasarkan aspek tingkatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari dalam bidang sosial secara keseluruhan berada pada tingkatan sangat tinggi, yakni sebesar 90,31%. Dengan terungkapnya hasil penelitian, diharapkan membawa implikasi yang baik dalam bimbingan dan konseling maupun prestasi belajar siswa. Serta membina tugas-tugas perkembangan yang belum tercapai pada siswa, yang mempengaruhi perkembangannya menuju ke arah dewasa yang baik.
1
I.
Pendahuluan A. Latar Belakang Globalisasi sekarang ini menemukan kemajuan disegala bidang. Baik kemajuan ilmu teknologi dan keterampilan atau aktualisasi diri. Dalam mengaktualisasi diri itu, individu dituntut untuk mengerahkan segala potensi baik itu kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki agar dapat berkembang. Perkembangan untuk mengaktualisasi diri dimulai pada masa remaja. Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja merupakan periode penting bagi anak karena pada periode ini akan mempengaruhi langsung terhadap perubahan sikap dan perilaku anak. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak dan pubertas menuju masa dewasa. Masa remaja sebagai periode perubahan yang sangat cepat dan drastis di sepanjang hidup manusia, mulai dari perubahan fisik, psikologis, dan sosial, yang menuntut remaja untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan tuntutan-tuntutan lingkungan baru yang menyertainya. Masa remaja juga merupakan masa bermasalah, terutama mengenai kemandirian dalam menangani berbagai persoalan yang mereka hadapi. Pengetahuan yang dimiliki remaja berpengaruh terhadap pemenuhan tugas perkembangan sehingga diharapkan remaja dapat menyelesaikan tugas perkembangannya. Gunarsa (2004: 81) menyatakan bahwa pemenuhan tugas perkembangan membentuk kepribadian individu. Kepribadian bermasalah dapat terbentuk ketika tugas perkembangan tidak terlewati dengan baik, sehingga dapat menimbulkan masalah dalam pemenuhan tugas perkembangan selanjutnya. Selain itu, pemenuhan tugas perkembangan sebelumnya juga dapat berpengaruh terhadap pencapaian tugas perkembangan saat ini, serta dukungan berupa kesempatan untuk melaksanakan tugas perkembangan dan bimbingan untuk mempelajari tugas perkembangan. Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu: 1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai. 2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua. Menurut Hurlock (2004: 208), remaja yang gagal melewati masa ini tak jarang terjebak dalam perkembangan psikis yang tidak sehat. Bahkan seringkali menimbulkan masalah baru, salah satunya adalah kenakalan remaja.
2
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat pencapaian tugas perkembangan mengenai kepatuhan terhadap norma-norma yang berlaku 2. Bagaimana tingkat pencapaian tugas perkembangan mengenai sikap terhadap orang tua 3. Bagaimana tingkat pencapaian tugas perkembangan mengenai sikap terhadap teman sebaya 4. Bagaimana tingkat pencapaian tugas perkembangan mengenai wawasan dan pertahanan diri dari masalah sosial 5. Bagaimana tingkat pencapaian tugas perkembangan mengenai pertahanan diri dari masalah sosial C. Pertanyaan Penelitian 1. Pada tingkat mana pencapaian tugas perkembangan mengenai kepatuhan terhadap norma-norma yang berlaku? 2. Pada tingkat mana pencapaian tugas perkembangan mengenai sikap terhadap orang tua? 3. Pada tingkat mana pencapaian tugas perkembangan mengenai sikap terhadap teman sebaya? 4. Pada tingkat mana pencapaian tugas perkembangan mengenai wawasan dan pertahanan diri dari masalah sosial? 5. Pada tingkat mana pencapaian tugas perkembangan mengenai pertahanan diri dari masalah sosial? II. Tinjauan Pustaka A. Perkembangan 1. Perkembangan dan Ciri-Cirinya Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Menurut Yusuf (2006: 15), perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (The progressive and continous change in the organism from birth to death). Perkembangan merupakan proses perubahan kuantitatif dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 1).
3
Lies Hadi Saputro (1988; Pieter dan Lubis, 2012: 45) mengatakan bahwa ciri-ciri dari perkembangan yaitu: a. Perkembangan mengikuti proses kontinu dan diskontinu b. Perkembangan mengikuti pola teratur c. Dalam perkembangan ada diferensiasi d. Perkembangan bersifat progresif e. Perkembangan mengikuti fase-fase tertentu 2. Tahap Perkembangan Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Klasifikasi periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa. Elizabeth Hurlock dalam Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Yusuf, 2006: 21) mengemukakan penahapan individu, yakni: a. Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, sekitar 9 bulan atau 280 hari. b. Tahap II : Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari. c. Tahap III : Babyhood (bayi), mulai dari usia 2 minggu sampai usia 2 tahun. d. Tahap IV : Childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai masa remaja (puber). e. Tahap V : Adolescence / puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun. 3. Masa Perkembangan Remaja Adolescence berasal dari bahasa Latin yaitu adolescentia, yang berarti masa muda. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 21 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu, dimana remaja mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa. Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu tertentu.
4
B. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai remaja awal. Ciri-ciri masa remaja, yakni: 1. Ciri Fisik/Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki. 2. Ciri Psikologis Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa ciri sebagai berikut: a. Kegelisahan b. Pertentangan c. Mengkhayal d. Aktivitas kelompok e. Keinginan mencoba segala sesuatu Ciri-ciri penting pada masa remaja seusia SMP sebagai berikut : a. Ingin mencari identitas diri b. Merasa lebih dekat dengan teman sebaya c. Merasa ingin bebas d. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir khayal (abstrak), berkembang, termasuk berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks e. Mulai tertarik pada lawan jenis dan dapat timbul perasaan cinta yang mendalam C. Tugas Perkembangan Remaja 1. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya.
Havighurst (dalam Syaodih, 2003: 161) mengatakan bahwa: “Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang, yang kesuksesan penyelesaiannya akan mengantarkan orang tersebut kedalam bahagia, dan kegagalan penyelesaiannya akan menyebabkan orang tersebut tidak bahagia, tidak diterima oleh masyarakat, dan mengalami kesulitan dalam menjalani tugastugas berikutnya”. Keberhasilan dalam melakasanakan tugas perkembangan akan menumbuhkan rasa bahagia, serta memberi kemudahan bagi pemenuhan tugas-tugas selanjutnya. Sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidakbahagiaan dan membawa kesukaran dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Sedangkan menurut Dariyo (2004: 77) menyatakan bahwa: “Tugas-tugas perkembangan (development tasks) yakni tugas-tugas atau kewajiban yang harus dilalui oleh setiap individu sesui dengan tahap perkembangan individu itu sendiri. Dari sejak kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai dewasa akhir, setiap individu harus melakukan tugas itu”. 5
2. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Menurut Hurlock (2004: 10), tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut: 1. Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku 3. Mencapai kemandirian emosional 4. Mengembangkan keterampilan intelektual 5. Berperilaku sosial yang bertanggung jawab 6. Mencapai peran sosial sebagai pria/wanita 7. Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif 8. Mencapai kemandirian perilaku ekonomis 9. Memiliki wawasan persiapan karir 10. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita D. Masalah Perkembangan Anak Usia SMP 1. Sosial Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 65). Dengan perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitar. Power (dalam Djaali, 2013: 49-49) mendefinisikan perkembangan sosial sebagai berikut: a. Perkembangan sosial didefinisikan sebagai kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atau warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal ini disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu (L. Crow & A. Crow, 1989: 124; Djaali, 2013: 48) b. Menurut Elizabeth B. Hurlock (Djaali, 2013: 48), perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat. Hal ini akan banyak dipengaruhi oleh sifat pribadi setiap individu, yaitu sifat introvert atau ekstrovert. c. Menurut Singgih G. Gunarsa (Djaali, 2013: 49), perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa, sampai akhir hidupnya akan melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya. Menurut Hurlock (2004), ada tiga proses dalam perkembangan sosial, yaitu: a. Berperilaku dapat diterima secara sosial a. Memainkan peran di lingkungan sosialnya. b. Memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya.
Menurut Vygotsky (dalam Crain, 1992; Dariyo, 2004: 112), cara orang dalam menjalani kehidupan sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, dimana ia hidup. Lingkungan kehidupan budaya suatu masyarakat mengandung unsur nilai, norma, etika, kebiasaan, adat-istiadat, maupun citacita. Hal ini tentu kemudian mempengaruh pola perilaku individu.
6
Apabila lingkungan sosial khususnya dari keluarga remaja kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar; sering memarahi; acuh tak acuh; tidak memberikan bimbingan atau keteladanan serta pembiasaan terhadap anak dalam menerapkan norma-norma baik agama maupun tata krama / budi pekerti, remaja akan cenderung menampilkan perilaku maladjustment, seperti: a. Bersifat minder b. Senang mendominasi orang lain c. Bersifat egois / selfish d. Senang mengisolasi diri / menyendiri e. Kurang memiliki perasaan tenggang rasa f. Kurang memperdulikan norma dalam berperilaku
III. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahannya, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982: 119; Sukardi, 2009: 157). Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan kondisikondisi yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskripsi bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini. Disini peneliti ingin mencoba menguraikan dan menggambarkan pencapaian tugas perkembangan oleh siswa di SMP Negeri 2 Batanghari mengenai permasalahan sosial. B. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini cukup banyak yakni 117 orang, maka peneliti mengambil sampelnya saja sebagai wakil representatif dari populasi. Jumlah sampel representatif diperoleh menggunakan perhitungan dengan formula sehingga diperoleh jumlah sampelnya adalah 71 orang. C. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer. Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau oleh penyelidik untuk tujuan khusus itu (Sukarmad, 2002: 156). Berdasarkan makna kutipan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah data yang diperoleh dari peserta didik (Responden) yaitu dengan menggunakan angket. Sedangkan yang menjadi sumber data adalah peserta didik sebagai responden. D. Alat Pengumpul Data Untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Angket tersebut disusun berdasarkan sasaran atau tujuan penelitian yaitu
7
bagaimana identifikasi pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari.
IV. Hasil dan Pembahasan Pencapaian tugas perkembangan sosial siswa di SMP Negeri 2 Batanghari rata-rata bobot 90,31%. Item yang sangat menonjol yaitu mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah dengan total skor 100%. Juga untuk item nomor 4, 100% responden menjawab Tidak untuk cuek terhadap tata tertib yang ada, yang artinya semua responden perduli dengan keberadaan tata tertib di sekitar mereka. Sedangkan item terendah yakni nomor 19 (menutup diri dari masalah sosial yang terjadi) dengan skor 57,75%. Hasil jawaban responden mengenai identifikai pencapaian tugas perkembangan di SMP Negeri 2 Batanghari yang membahas tentang perkembangan sosial dengan deskriptor: kepatuhan terhadap norma-norma yang berlaku didapat total skor 96,06%. Dimana item yang sangat menonjol terdapat pada item nomor 2 dengan skor 100% tentang mentaati peraturan di sekolah dan item nomor 4 yang menyatakan “tidak” cuek pada tata tertib yang ada dengan skor yang juga 100%, yang artinya semua responden perduli dengan keberadaan tata tertib di sekitar mereka. Pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari yang berkenaan dengan permasalahan sosial berdasarkan sikap terhadap orang tua berada pada total skor 94,65% dan item yang menonjol pada item no 7 dan 8 dimana siswa memahami tugas dan posisinya di rumah dan komunikasi yang baik dengan orang tua. Pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari yang berkenaan dengan permasalahan sosial berdasarkan sikap terhadap teman sebaya total skor 94,08%, dan item yang menonjol adalah item nomor 14 dan 15 dengan skor 97,18%, mengenai bergaul dengan teman. Pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari yang berkenaan dengan permasalahan sosial berdasarkan wawasan terhadap masalah sosial berada pada total skor 76,90% dan item yang sangat menonjol ialah item nomor 17: mengetahui agar terhindar dari masalah-masalah sosial dengan skor 94,37%. Pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari yang berkenaan dengan permasalahan sosial berdasarkan pertahanan diri dari masalah sosial dapat dilihat dengan total skor 89,86% dan item yang sangat menonjol adalah item nomor 21: berupaya membatasi pergaulan agar tidak mudah terpengaruh halhal yang negatif, dan nomor 23: berhati-hati saat bergaul, yang keduanya terletak pada skor 98,59%. Dalam hal ini siswa harus bisa menepatkan dirinya dalam bergaul dengan teman sebaya. Siswa harus pandai melihat situasi, lingkungan dan teman seperti apa yang baik untuk meluaskan pergaulan yang positif, dan harus menjauh atau menghindar dari lingkungan dan teman yang bagaimana yang bisa membawa mereka ke arah negatif.
8
V. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pencapaian tugas perkembangan siswa di SMP Negeri 2 Batanghari, dapat disimpulkan bahwa: pencapaian tugas perkembangan siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari yang berkenaan dengan sosial berada pada kategori tinggi, yakni terletak pada skor 90,31%, dengan lima deskriptor, yaitu: a. Kepatuhan terhadap norma-norma yang berlaku, berada pada tingkatan sangat tinggi dengan skor 96,06%. Yang artinya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari telah mematuhi berbagai norma, tata tertib, peraturan dan sebagainya baik di lingkungan rumah, di sekolah maupun masyarakat. b. Sikap terhadap orang tua, berada pada tingkatan sangat tinggi dengan skor 94,65%. Yang artinya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari bersikap baik dan terbuka kepada orang tua serta mau membantu pekerjaan di rumah. c. Sikap terhadap teman sebaya, berada pada tingkatan sangat tinggi dengan skor 94,08%. Yang artinya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari telah mampu bersosialisasi dengan baik kepada teman sebaya tanpa memilih-milih dan minder. d. Wawasan terhadap masalah sosial, berada pada tingkatan tinggi dengan skor 76,90%. Yang artinya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari cukup mengetahui berbagai permasalahan sosial yang terjadi di sekitar mereka, khususnya permasalahan sosial yang negatif. e. Pertahanan diri dari masalah sosial, berada pada tingkatan sangat tinggi dengan skor 89,86%. Yang artinya siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari dapat mempertahankan serta mencegah diri dari pengaruh lingkungan dan masalah sosial negatif yang terjadi di sekitar. Dari 5 deskriptor dengan nilai yang hampir semuanya berada pada tingkatan sangat tinggi tersebut, artinya pencapaian tugas perkembangan mengenai permasalahan sosial pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Batanghari sudah baik.
VI. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, dan M. Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan (Untuk: Fakultas Tarbiyah IKIP SGPLB serta Para Pendidik) Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Mohammad, dan M. Asrori. 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara. Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja (Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua). Bandung: Pustaka Setia. Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Mustaqim, dan A. Wahid. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Ormrod, Jeanne Ellis. 2012. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang) Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
9
Papalia, Diane E., et.al. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi Kesembilan. Dialihbahasakan oleh A.K. Anwar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Pieter, Herri Zan, dan N. L. Lubis. 2010. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Santrock, John W. 2007. Adolescence (Remaja) Edisi Kesebelas. Dialihbahasakan oleh Benedictine Widyasinta. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sujanto, Agus. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru. Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompentensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor). Jakarta: Rajawali Pers. Sutja, Akmal, dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi. Jambi: Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Jambi. Syaodih, Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu L.N. 2006. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. -------, dan N. M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik (Mata Kuliah Dasar Profesi Bagi Para Mahasiswa Calon Guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan). Jakarta: Rajawali Pers. Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dewa dan Decak, tahun 2008: hal. 7-8 dalam Jurnal FKIP UNS: “Kontribusi Keharmonisan Hubungan dalam Keluarga terhadap Tingkat Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013” oleh MD Alfian. Koswara, tahun 2001, hal. dalam artikel “Pola Asuh Orang Tua dan Pembentukan Karakter pada Anak” oleh Dinie Ratri Desiningrum dan Amalia Fauziah yang dipublikasikan di Proceeding Fakultas Psikologi UNDIP 2011.
10