PGM 2000.23: 8691
Prediksi PeningkatanKadar Hb pads Balita Anemia
Sn Muljati; dkk
PREWKSl PENINQKATAN KADAR HB PADA ANAK BAWAH TEA TAHUN ANMIA SETELAH MENDAPAT INTERVENSI ZAT BESl Dl DESA PAGELARAN, COMAS BOOOR Sn' MuVd; Astuti h i d ; Sudjasmin den Essuki Budiman
PREMCTK)NOF HAEMOGlOBINELEVATION IN ANEMIA CHILDREN UNDER THREE YEARS AFTER IRON-lNTERVENTlON ASNDY FROM V l W E OF PAGELARAN SUB DISTRICT OF COMAS BOGOR Background: Armrria is aw, d fwr nunition probcems in ~naonegia.Impact of anemla in chilben 6-36 mcnths (underthree children) related to Umir QrowVl and develarmenl Prwram to combat the ~Wemnas been made. h d a t a on theeffect of such prigram on haemoglobln lmpmviment am scarce Objective: To elmrate the effects of oral iron 70 mg gven weenly for four months intermtion to children 6-36 months d d whom suffers lmrn anerna on changes of naemoglc&n (Ho). Mahod: A lour months f d l w 9 stu& on ron intervention to anemw: children underthree veara d d had been carried out in the village of ~delaran;suWistrict of Cimas, Bogor in 1999. The anemic children El0 g%) screened from monthly weighing activity (POSYANDU). The parents consented to palticipate in ttis study and allowed the author taken Mood from finger tip of the children. A nurrber of 58 out of 67 records had been performed. The regt dropped due to the uncompleted data; six children were believed not taken the dl given iron and three children moved wt the village. An children received 70 mg iron powder mixed with 40 mg Vitamin C and 40 mg Fdic Acid weekly. Execution of this scheme was supervised every two weeks. Resulb: Initial Hb of the children was 6.77 _+ 0.89 g% and increased 1.72 0.8 g% after intervenfion. This increment had negative axrelation with initial haexglobin level ( F- 0.579; p = 0.00). It means h t the more high level of initial haemoglobin the less increment of haemoglobin; in another word the deva(ion d Hb dap& on initial Hb. It was about 29.5 % of vanahon of the increment can be explained in the regression model by the initial Hb level. Conclurlons: There was improvement in haemoglobin level of the children 7-35 months of age after oral iron supplementation weekly for fwr months. y supplementation of iron as Recommendirtlons: To combat anemia in children 7-35 months of age, a W much as 70 mg together with 40 mg vitamin C and 40 mg folic add is recanmended as one of the altmative intervention. penel Gizi Makan 2000,23: t6911
Key Words: heemoglobin, anemia, iron-intervention, undefthme-yearschiMren
PENDAHULUAN alah satu masalah @ d lndwrsgia sdalah anemia dengan prevalensi anenda pada bayi dan anak yang masih tinggi. Menurut hasil SKRT,1995 prevalensi a&a pada anak perempuan umur 0-4 tahun masih 49% dan pada anak laki-laki Bogor pada tahun 1996 19.6%. Di K-ten prevaiensi anemia pada anak usia 6-36 bulan rnasih 30.9-39.0% (1). Batita termawk kelcnpdc yang rawan thadap anemia drnana konsekuensi anemia pada anak erat kaitannya dengan poses tumbuh kembang. Penderita anemia lebih rentan tethadap berbagai penyakit (2). Anak yang menderita anemia kurang h i dan anemia bukan kurang besi pada uji Bayley cendenrng mempunyai skor mental dan psikomotor iebih rendah dari pada anak yang Cdak anemia. Setelah d i m intervensi Fe terdapat kenaikan skor mental dan psikomotor yang cukup berarti baik pada anak yang
S
menderita anemia kurang besi maupln yang bukan anemia kurang besi (3). I n t m s i zat besi menpaken salah satu cam yang efektif untuk nianingkatkan kadar Hb. Diungkapkan Husaini.(l996) bahwa pemberian zat besi selama empat bulan pada balita anemia dapat meningkatkan kadar Hb secara bermakna. Suplementasi pi1 besi &a kali seminggu membenkan dampak yang sama pada kenaikan Hb dengan suplementasi pil besi setiap hari (4). Suplementasi 60 mg Fe + 150 mg vit C per minggu menunjukkan penga~hyang paling efektii dalam meningkatkan Hb wanita rernaja (5) Batas status besi yang dianggq cukup tepat adalah 1 gram% datas batas m a 1 kadar Hb untuk anemia (6) dan batas anemia pa& anak adalah 11 gram% (7). Men~NtFairbanks, respons peningkatan kadar Hb pada anak lebih cepat dibandngkan dengan orang dewasa (8).
PGM XO3.23: 8691
PmdiksiPeningkatanK&
Banyak Faktor yang berpengamh terhadap kekurangan gizi pada anak antara lain diungkapkan Tarwotio bahwa terdapat kaitan antara iumlah anak praseko~ahdan jumlah anggota mmah tangga dengan beberapa tanda kurang gizi pada anak (9). Hasil analisis data SUSENAS 1987 yang dilakukan Jusat, membuktikan bahwa semakin banyak anak balita dalam rumah tangga memberikan dampak negatif yang semakin besar terhadap pola pertumbuhan anak balitanya (10). Mosley and Chen telah menaunakaokan bahwa faktor sosial ekonomi - " . berperan dalam variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak (11). Menurut Hardinsyah pendapatan keluarga berhubungan dengan mutu gizi makanan keluarga (12). Dalam tulisan ini akan dikaji pengaruh kadar Hb awal (sebelum intewensi) terhadap peningkatan kadar Hb anak, selanjutnya akan dianalisis apakah kadar Hb anak sebelum intewensi dapat digunakan sebagai prediktor peningkatan kadar Hb pada anak batita anemia yang mendapat inte~ensizat besi.
BAHANDANCARA Penelibian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan kohort selama empat bulan pada tahun 1999 di desa Pagelaran kecamatan Ciomas Bogor. Subyek adalah anak umur dibawah tiga tahun (Batita) yang memiliki kadar Hb 2 10 gram %. Pencarian subyek dimulai dari puskesmas yang prevalensi kurang Energi Protein (KEP) tinggi. Hal ini dilakukan karena keadaan KEP sering disertai anemia. Subyek dikumpulkan dengan cara melakukan perneriksaan kadar Haemoglobin (Hb) pada batita pengunjung posyandu. Melaiui hasil pemeriksaan Hb dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin ditapis 67 batita anemia. Namun yang dianalisis daiam tulisan ini sebanyak 58 batita karena enam orang batita diyakini tidak minum semua zat besi yang diberikan sdama perlakuan'dan tiga orang pindah. Subyek terbagi dalam dua kelompok yaitu 26 orang yang mendapat stimulasi mental dan 32 orang yang lermasuk kelompok kontrol (tidak mendapat stimulasi mental). S e l u ~ h subyek mendapat intewensi zat besi yang diberikan sekali dalam seminggu selama empat bulan. Zat besi diberikan dalam bentuk bubuk yang telah dikemas dalam
Hb pada BatitaAnemia
Sri Muljati; dkk
bungkus. Setiap bungkus mengandung70 mg Zat besi + 40 mg vitamin C + 40 pg asam folat. Zat besi yang telah diencerkan denaan satu sendok air ~ u t i h diberikan oleh kader lingsung kepada anak batita, setelah zat besinya diminum kemudian diberi satu sendok air gula. Kegiatan ini dilakukan di ~ m a salah h seorang kader pada setiap hari temtentu yang telah disepakati oleh ibu dari anak batita dan kader. Distribusi zat besi terhadap kader dilakukan oleh peneliti sekali dalam dua minggu sekaligus melakukan monitoring terhadap kegiatan pemberian zat besi kepada subyek. Setelah ernpat bulan diberi zat besi terdapat peningkatan kadar Hb baik pada kelompdr yang mendapat stimulasi mental maupun pada kelompok kontrol. Hasil uji t dua kelompok menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata kadar Hb pada kelompok yang mendapat stimulasi mental dengan kelompok kontrol. Hal ini tampak dari hasil uji homogenitas variance untuk Hb awal (F.0.148 dan p=0.702) dan uji t (t=0.939 dan ~10.352)sedangkan pada Hb akhir (F=3.816 dan p=0.060) dan uji t (t= 1.271 dan p=0.209). Maka dalam analisis selanjutnya subyek dari kedua kelompok tersebut digabung.
HASlL DAN BAHASAN Rata-rata kadar Hb awal subyek (8.77 i 0.89) gram%, nilai minimum 6.3 gram% dan maximum 10.0 gram%. Setelah mendapat intewensi .?at besi terdapat peningkatan sebesar (1.7 0.8) gram%, minimum O.lgram% dan maximum 0.83 gram% seperti terlihat dalam Tabei 1. Penelitian ini membuktikan bahwa batita anemia umumnya memiiiki nomor umt anak rata-rata diatas nomor urut anak kedua, minimum nomor urut anak kesatu dan maximum ke 14. Selain itu temyata bahwa batita anemia rata-rata berasal dari rumah tangga dengan jumlah anggota ~ m a tangga h (RT) lebih dari empat orang. Bila dilihat dari sebaran umur anak, batita anemia berumur antara 7-29 bulan dengan rata-rata 16 6.24 bulan. Dan segi sosial ekonomi rata-rata berasal dari ~ m a tangga h dengan pendapatan perkapita per bulan sebesar Rp.63.710.-, minimum Rp.5000.-, maximum Rp.200.000.- dan median Ro.55.000.-.
+
+
PGM 2000,23: 86-91
PredNcsi PeningkatanKadw Hb pada Bslita Anemia
Sri Muljati; dkk
Tabel 1 Gambmn Subjek Menurut Babrnpa Variebel
I
I
.Narna ..- Varirhal .-. -.
Peningkatan kadar Hb Kadar Hb awal Jumlah anggota RT No urut kelahiran anak umur anak (bulan) ( Pengeluaran per kapit&l Keterangan: * = dalam rupiah
1
min 0.1 6.3 3 1 7 5000'
Sebaran Data mean 1.7 8.7 4.6 2.8 16.2 2000M) 63710'
max 3.6 10.0 8 14 29
1
Hasil uji normalitas terhadap beberapa variabel yang dianalisis disajikan dalam Tabel 2. Variabel peningkatan kadar Hb dan Hb awal memiliki sebaran
1
1 SD f 0.8 0,9 1.4 f 2.3
* *
+ -f i 7 1 *39158* 1
n 58 58 58 58 58 --
58
m a l . Hal ini ditunjukkan dengan nilai p=0.408 untuk peningkatan kadar Hb dan p= 0.483 untuk kadar Hb awal.
Tabel 2 Hasll Uji Normalltar dan Beberap Varlabel yang Dianallsl8
!
Nama varlabel Peningkatan kadar Hb Kadar Hb awal Jumlah anggota RT No uruf keiahiran anak umur anak bulanl Pengeluaran peikapitalbl Werangan: ' = sebaran data normal
Nllal-Kolmogorof-S 0.889 0.852 1.661 1.804 1.453 1.495
Setelah dilakukan analisis bivariat antara peningkatan kadar Hb sebagai variabel terikaf (dependant) dengan beberapa variabel bebas, temyata yang memiliki
P 0.408' 0.463' 0.008 0.003 0.029
0.023
hubungan asosiasi adalah antara peningkatan kadar Hb dengan kadar Hb awal r = -0.579 dan p=O.OO (Tabel 3).
Tabel 3 Hasll Uji Blvarlat b b m p a Variabel B o b u dengan Peningkatan Kadar Hb Nama varlabel Kadar Hb awal Julah anggota RT: kode (0): 1- 4 orang (1): r 5 orang Urutan kelahiran anak kcde (0): no.urut 1-2 (1): nodrut 5 3 Umur anak (bulan) kode (0): 7-23 bulan ( 1 ) : 24 ~ bulan Pengeiuaran per kapita ibl Kelompok kode (0) :stimulasi (1) :kontrol
r -0.579
mean
t
-1.005
P 0.00 0.319
1.622 1.817
34 24 -0.690
0.493
1.661 1.817
34 24 0.113
0.911
1.731 1.700 -0.133 -0.572 1.668 1.796
n 58
0.307 0.570
47 11 58 32 26
Prediksi Peningkatan Kadar Hb pada Mifa Anemia
PGM 2000,23: 66-91
Manurut Lemeshow, variabel yang layak masuk
dam mufflvariat adalah yang memiliki nilai p < 0.25 (13). Oleh karena itu uji selanjutnya yang dilakukan
Model I. Konstanta Hbawal
II.Konstanta Hbawal No umt anak
Sri Muljati; dkk
dalam analisis ini adalah regresi linier sederhana dan persamaan akhir yang diperoleh adalah peningkatan kadar Hb = 6.193 0.509 Hb awal (Tabel 4)
-
Koetlslen 6.193 -0.509
P 0.000 0.000
95%-Cl 8.049 4.336 0.298 -0.719
6.250 -0.509 -0.019
0.000 0,000 0.659
4.361 -0.721 -0.102
Hsdl analisis menunjukkan bahwa persamaan
Wlr yang wsuai adalah model I yaitu dengan monggunah variabel Hb awal mbagei prediktor. Penamaan ini menerangkan bahwa 29.5% variasl
--
-
-8.138 0.297 0.065
peningkatan kadar Hb pada batita anemia setelah diberi intewansi 70 mg zat besl + 40 mg vitamin C + 40 kg asam folat selama empat bulan dapet dijelaskan oleh kadar Hb awal (Gambar I).
HB Awal GAMBAR 1 Peningkatan Kadar Hb Dgn Hb Awal
Tampak ddam Tabel 5 bahwa persamaan ini $leh memenuhi asumsi HElL Gauss dalam uji regresi
mempakan persamaan yang ft untuk melakukan prediksi peningkatan kadar Hb dalam analisis ini.
linier (14). Oleh karena itu persamaan tenebut Tabel 5 Hasil Uji Anova tathadap Reddu
I
Hasil ull R Square 0.295 F 23.468 P 0.00
Konstanta
Hb-mal
I
Prediksi hningkatan Kader Hb pada Batita Anemia
PGM 2000,23: 86-91
Dari penamam diatas diperoleh empat garis untuk memperkirakan pmingkatan kadar Hb. Area yang dibatasi garis 1 dangan 2 dan 3 dengan 4 adalah daerah prediksi (Prediction Band) yaitu untuk menduga peningkatan kadar Hb pada individu baru
Sri Muljati; dkk
yang Wak teriibat dalam penelilian ini. Sedangkan area yang dibalasi garis 2 dan 3 adalah daerah eslimasi (Confidence Bands) yailu unluk menduga peningkatan kadar Hb pada subyek yang diteliti (Gambar 2).
HB Awal
Gambar 2 Rentang Estimasi & Prediksi Peningkatan Kadar Hb
1. 2.
Terdapat korelasi negatif antara peningkatan kadar Hb dengan kadar Hb awal pada batita anemia setelah mendapat intervensi zat besi . Sebesar 29.5% variasi peningkatan Hb pada batita anemia yang mendapat intervensi zat besi dapat dijelaskan oleh kadar Hb awal.
SARAN Pemberian 70 mg zat besi + 40 mg vitamin C
+ 40 pg asam folat satu kali dalam seminggu selama ernpat bulan merupakan salah salu altematif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki anemia pada batik.
UCAPAN TERIWKASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Kepala Puskesmas ciomas, pembina Posyandu Desa
Pagelaran, Kepala Desa Pagelaran serta ibu-ibu kader RW 1 hingga 12 di Desa Pagelaran yang telah memberi bantuanl saran lkemudahan dalam pelaksanaan penelitian.
RUJUKAN 1. M.A., Husaini. Populatbn study of relative efisctiveness of nwekly and daily imn supplementation in infant and t o d d h . Report Study. Bogor: Puslitbang Gizi. 1996. 2. M.A., Husaini; Y.K. Husaini; U.L. Siagian dan D. Suhamo. Anemia gizi: Suatu kompilasi inforrnasi dalam menunjang kebqaksanaan nasional dan pembangunan program. Bogor: Pusiitbang Gizi dan Dit. Bina Gizi Masyrakat, 1989. 3. Walter. Thomas. Early and Long-tam,. E M of irvn deficiency anemia on child development. Nukitionat Anemias. NesW Nutrition Woitshop Series 1992,30: 81-92.
PGM 2000,23: 8691
4.
5.
6.
7.
8.
9.
M i k s i feningkatan Kadar Hb pada Batita Anemia
Vlteri, F.E., et al. Absorbtion of Iron suplaments administered daily or wok&: A Aiiaboretive study. Foundation for the study of the problems of nutrition in the world. Annual report 1993: 82-95. Saidin dan Sukati. Pengemh pemberian pi1besi dengan penembahan vitamin lehadep perubahan kedar Hb dan ferifin m m pada wan& remeja. Penelitian Gizi dan Makanan 1997,20: 91-101. M.A Husaini. Pendagmen status besi bardasarkan nilai hemoglobin pada anak wanita di perkebunan. Penelitian Gizi dan Makanan 1993,16: 1-7. WHO. Nutritional Anemias. Tech. Rep. Sar. 1972, :503. Fairbanks Virgil F. Modem nuhilion In heeRh end disesase 1. Boston,1994: 202-203. Tarwotjo; et al. Faktor-faktor yang berkaitan dengan upaya perbaikan gizi di empat propinsi
10.
11.
12.
13.
14.
Sri Mufati; dkk
wilayah Indonesia baglan Timur. Gizl Indonesia 1991,16 (112): 28-38, Jus'at. Fektor-fakior yeng berkaitan dengan gangguan pertumbuhanenak balita: analisis data Susenas 1987. Gizi ndonesia 1992,17 (112): 34-49. Mosley, W. Henry end Chen, L.C. AneMyxl frame work for the study of chiM surviml in developing countries. Child suNfval stretegiesf for research. Bellagio, Italy, 1984. Hardinsyah. Status pekerjsen ibu den pendapatan daiarn hubungannya dengan muiu gizi makanan keluarga di daemh perkotaen. Media Gizi keluarga 1996,XX.(2):86-91. Hosmer, D.W and Lemeshow S.Applied logisffc regression. New York: John Wley & Sons, Wiley Interscience Publication, 1989. Kleinbaum, Kupper and Muller. apPbd regression analysis and other mufiivariabla methods. New Yo&, 1988.