Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran.... PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA GASING PADA MATERI GEOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Rusli P. D. Kolnel1, Rully Charitas Indra Prahmana2, Samsul Arifin3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada materi geometri antara siswa yang memperoleh pembelajaran Matematika GASING dengan siswa yang memperolah pembelajaran konvensional dan sikap siswa terhadap pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran Matematika GASING. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP PGRI 35 Serpong tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari tujuh kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil secara tidak acak (purposive sampling) dan terpilih kelas VII.I sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.III sebagai kelas kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan Pretest-Posttest Control Group Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada materi geometri antara siswa yang memperoleh pembelajaran Matematika GASING dengan siswa yang memperolah pembelajaran konvensional, siswa yang memperoleh pembelajaran Metematika GASING pada materi geometri mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, dan sikap siswa menunjukan respon yang positif terhadap pembelajaran geometri dengan menggunakan Matematika GASING. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika GASING, Geometri, Hasil Belajar Siswa
1
Rusli P. D. Kolnel, Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Surya, Tangerang, E-mail:
[email protected] 2 3
Rully Charitas Indra Prahmana, Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Surya, Tangerang Samsul Arifin, Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Surya, Tangerang
ISSN 2355-0074
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 62
Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran....
guru membutuhkan media dalam pembelajaran
Pendahuluan Galileo (dalam Hall, 2002) menyatakan
geometri. Hal ini didukung oleh Subarinah
bahwa geometri merupakan kunci untuk
(2006) yang menyatakan bahwa pada dasarnya
memahami alam. Selanjutnya, Kartono (dalam
konsep geometri bersifat abstrak akan tetapi
Khotimah,
tentang
konsep-konsep geometri dapat diwujudkan
pandang
dengan benda konkrit sehingga konsep bentuk-
abstraksi,
bentuk geometri dapat diamati secara langsung
pengalaman visual, spasial dan ruang misalnya
oleh siswa saat pembelajaran. Oleh karena itu,
bidang, pola, pengukuran dan pemetaan,
peneliti ingin menggunakan geoboard sebagai
sedangkan dari sudut pandang matematika
media
geometri menyediakan pendekatan-pendekatan
GASING untuk pengenalan akan konsep
untuk pemecahan masalah misalnya gambar-
bentuk-bentuk geometri pada siswa dalam
gambar,
pembelajaran geometri.
2013)
geometri,
berpendapat
berdasarkan
psikologi,
yaitu
sudut
penyajian
sistem
koordinat,
vektor,
dan
pembelajaran
dalam
matematika
transformasi. Sehingga geometri merupakan
Secara umum geometri mempunyai
salah satu cabang ilmu dari matematika yang
peluang yang lebih besar untuk dipahami
berkaitan
siswa jika
erat
dengan
masalah
dalam
kehidupan sehari-hari.
dibandingkan
dengan
cabang
matematika lainnya karena pada dasarnya
Walle & Jhon (2001) mengemukakan
banyak benda-benda yang berkaitan dengan
alasan pentingnya mempelajari geometri yaitu
geometri yang sudah dikenal oleh siswa dalam
(1)
kehidupan
Geometri
mampu
memberikan
mereka
sehari-hari.
Namun
pengetahuan lebih lengkap mengenai dunia;
penguasaan siswa dalam memahami konsep
(2)
dapat
geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan
pemecahan
Abdussakir (dalam Putra, 2011). Selanjutnya,
masalah; (3) Geometri memainkan peranan
Jiang (dalam Putra, 2011) mengatakan bahwa
penting dalam mempelajari konsep lain dalam
salah satu cabang dari ilmu matematika yang
pembelajaran matematika; dan (4) Geometri
sangat lemah diserap oleh siswa disekolah
banyak digunakan setiap hari oleh banyak
adalah geometri, sehingga kebanyakan siswa
orang. Oleh karena itu geometri sangat
yang memasuki Sekolah Menengah Atas
bermanfaat dalam pembelajaran matematika
memiliki pengetahuan ataupun pengalaman
maupun dalam kehidupan nyata.
yang terbatas mengenai geometri. Hal ini sejalan
Eksplorasi
mengembangkan
geometri kemampuan
Dalam pembelajaran geometri juga
dengan pendapat Abdussakir (dalam Khotimah
terdapat materi tentang pengenalan bentuk-
2013), yang menyatakan bahwa geometri sudah
bentuk geometri yang merupakan salah satu
diajarkan
standar isi matematika yang direkomendasikan
menengah, dan perguruan tinggi, namun hasil
oleh National Council Of The Teacher Of
belajar geometri baik didalam negeri maupun
Matematics
Untuk
diluar negeri kurang menggembirakan. Oleh
mempelajari bentuk-bentuk geometri maka
sebab itu perlu adanya kegiatan belajar geometri
(NCTM,
ISSN 2355-0074
2006).
ditingkat
pendidikan
dasar,
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 63
Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran....
yang baik dan benar
untuk meningkatkan
yang
hasil belajar siswa.
memperolah
pembelajaran
konvensional.
Menurut Soemadi (dalam Putra, 2011)
2.
Untuk mengetahui apakah siswa yang
agar dapat belajar geometri dengan baik dan
memperoleh
benar,
menguasai
Metematika GASING pada materi
ketrampilan
geometri mendapatkan hasil belajar
ketrampilan
yang lebih baik dari pada siswa yang
siswa
kemampuan dalam
dituntut dasar
untuk
geometri,
membuktikan,
dan
pembelajaran
membuat lukisan dasar geometri. Oleh karena
memperoleh
itu diperlukan suatu cara belajar yang cocok
konvensional.
utuk digunakan dalam pembelajaran geometri.
3.
Untuk
mengetahui
Salah satu cara belajar yang cocok dalam
terhadap
pembelajaran geometri adalah Matematika
dengan
GASING
GASING
dengan
berbantuan
geoboard
pembelajaran
sikap
pembelajaran menggunakan
siswa geometri
Matematika
sebagai media pembelajaran. Hal ini senada
Metode Penelitian
dengan penemu matematika GASING Prof.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi
Yohanes
experiment yang terdiri dari dua kelompok
Wijaya,
Surya 2012;
menjelaskan Prahmana,
(Shanty
2013),
&
bahwa
penelitian
yaitu
kelompok
eksperimen
matematika GASING adalah suatu cara belajar
(pembelajaran matematika GASING), dan
matematika
kelompok
secara
gampang
asyik
dan
kontrol
(pembelajaran
menyenangkan yang dilakukan secara langkah
konvensional). Adapun desain penelitian yang
demi langkah
digunakan adalah “ nonequivalent control
untuk memperolah suatu
capaian atau hasil, yang dimulai dari benda
group design” (Sugiyono 2013).
konkret yang dekat dengan kehidupan sehari-
Kelas eksperimen: O1
hari siswa, kemudian melanjutkan dengan
X
O2
.............................
penggunaan alat peraga yang berkaitan dengan
Kelas Kontrol
materi pelajaran sebagai model semi konkret.
Keterangan:
Siswa dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya
O1 dan O3 : Tes sebelum ada perlakuan
yaitu tahap abstrak atau formal matematika, kemudian mencongak sebagai salah satu
O2 dan O4
: Tes setelah ada perlakuan (postest)
Tujuan dari penelitian ini adalah:
X
:Perlakuan
Untuk mengetahui apakah terdapat
geometri
perbedaan hasil belajar pada materi
GASING).
geometri memperoleh
O4
(pretest)
bentuk dari evaluasi.
1.
: O3
antara
siswa
yang
Penelitian
ini
(Pembelajaran dengan
Matematika
dilaksanakan
pada
pembelajaran
semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di
Matematika GASING dengan siswa
kelas VII/I. Adapun penelitian bertempat di SMP PGRI 35 Serpong Tangerang Selatan.
ISSN 2355-0074
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 64
Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran....
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
PGRI 35 Serpong
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (80 menit). Setelah kedua kelas diberikan
Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian
perlakuan
ini adalah dipilih 2 kelas secara tidak acak
diberikan
(purposive sampling), tetapi berdasarkan hasil
pembelajaran matematika GASING dan kelas
pretest
kontrol
yaitu
kelas
VII/I
sebgai
kelas
baik
kelas
eksperimen
perlakuan
yang
yang
menggunakan
diberikan
eksperimen dan kelas VII/III sebagai kelas
menggunakan
kontrol.
maka diberikan tes hasil belajar (posttest)
Sebelum
diujicobakan
pembelajaran
perlakuan konvensional,
instrumen
dengan jumlah dan bobot soal yang sama
penelitian hasil belajar kognitif ini sudah
untuk melihat perbedaan hasil belajar antara
melalui tahap validasi oleh dosen ahli.
siswa
Berdasarkan hasil uji coba instrumen dikelas
perlakuan
VIII/III SMP PGRI 35 Serpong Tangerang
matematika GASING dengan dan siswa kelas
Selatan,
kontrol
analisis
validitas
soal,
analisis
kelas
eksperimen
yang
menggunakan
yang
pembelajaran
diberikan
perlakuan
reliabilitas soal, analisis daya pembeda soal,
menggunakan
dan analisis tingkat kesukaran soal, maka
Data hasil posttes kelas eksperimen (VII/I)
terdapat 5 butir pertanyaan yang memenuhi
terdapat 30 siswa yang mendapatkan skor > 70
kategori validitas, reliabilitas, daya pembeda,
artinya 73 % siswa kelas eksperimen (VII/I)
dan tingkat kesukaran, dimana terdapat 3 butir
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
pertanyaan untuk mengukur aspek pemahaman
dan terdapat 11 siswa yang mendapatkan skor
(C2) dan 2 butir pertanyaan untuk mengukur
< 70 artinya 27% siswa kelas eksperimen
aspek penerapan (C3), sehingga ke-5 butir
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
pertanyaan
(KKM).
tersebut
dijadikan
instrumen
pretest dan instrumen posttest.
Data
pembelajaran
diberikan
hasil
posttest
konvensional.
kelas
kontrol
(VII/III) terdapat 3 siswa yang mendapatkan
Hasil dan Pembahasan Penelitiian ini dilaksanakan sebanyak
skor > 70 artinya 7% siswa kelas kontrol
lima kali pertemuan untuk kelas eksperimen
(VII/III) mencapai kriteria ketuntasan minimal
(VII/I)
(KKM)
yaitu
pertemuan
pertama
tentan
dan
terdapat
43
siswa
yang
menghitung keliling segiempat dan segitiga,
mendapatkan skor < 70 artinya 93% siswa
pertemuan kedua tentang menghitung luas
kelas
persegi dan luas persegi panjang, pertemuan
ketuntasan minimal (KKM).
kontrol
belum
mencapai
kriteria
ketiga tentang menghitung luas jajargenjang dan
luas
trapesium,
pertemuan
keempat
tentang menghitung luas belah ketupat dan luas layang-layang, dan pertemuan kelima tentang menghitung luas segitiga. Satu
ISSN 2355-0074
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 65
Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran....
Kelas
Ratarata Postest
Eksperimen
Ratarata
Kriteria
N-Gain
79,53
0,746
Tinggi
46,369
0,306
Sedang
(VII/I) Kontrol (VII/III)
Tabel 1. Rata-rata posttest, dan rata-rata N-Gain untuk kelas eksperimen (VII/I) dan kelas kontrol (VII/III) Untuk menguji hipotesis penelitian yang pertama
maka
dilakukan
uji
statistik
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari
hasil
belajar
siswa
kelas
kontrol.
nonparametrik dengan menggunakan uji Mann
Berdasarkan rata-rata rata-rata posttest, dan
Whitney untuk melihat perbedaan rata-rata
rata-rata N-Gain untuk kelas eksperimen
hasil belajar anatara siswa kelas eksperimen
(VII/I) dan kelas kontrol (VII/III) yang tersaji
yang
pada tabel diatas, terlihat bahwa rata-rata hasil
diberikan
perlakuan
menggunakan
pembelajaran matematika GASING dan siswa
belajar
kelas
diberikan
kontrol
menggunakan
yang
diberikan
eksperimen perlakuan
(VII/I)
setelah
menggunakan
konvensional.
pembelajaran matematika GASING mencapai
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa kelas
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan rata-
eksperimen dan siswa kelas kontrol diperoleh
rata
=
pembelajaran
perlakuan
kelas
4,69
belajar
diberikan
dan
=
hasil
,
karena
sehingga tolah H0, artinya
kelas
perlakuan
kontrol
setelah
menggunakan
pembelajaran konvensional belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Simpulan dan Saran
ada perbedaan hasil belajar pada materi geometri terhadap siswa yang memperoleh pembelajaran matematika GASING dengan siswa
yang
memperoleh
pembelajaran
konvensional. Berdasarakan Tabel 1 diperoleh nilai rata-rata gain kelas eksperimen adalah 0,746 dan nilai rata-rata gain kelas kontrol adalah 0,306. Karena nilai rata-rata nilai gain kelas eksperimen lebih dari rata-rata nilai gain kelas
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada materi geometri antara siswa yang memperoleh pembelajaran Matematika GASING
dengan
siswa
yang
kontrol maka tolak H0 dan terima H1. Artinya
ISSN 2355-0074
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 66
Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran....
memperolah
2.
pembelajaran
hasil
penelitian
dan
konvensional.
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini,
Ada perbedaaan rata-rata nilai Gain
maka penulis mengajukan beberapa saran
antara siswa kelas eksperimen dan siswa
sebagai berikut:
kelas kontrol sehingga dapat dikatakan
1.
bahwa
siswa
pembelajaran
yang
Pembelajaran
matematika
dapat digunakan sebagai salah satu
GASING
alternatif dalam pembelajaran geometri
metematika
pada
belajar yang lebih baik dari pada siswa
matematika pada umumnya.
memperoleh
pembelajaran
konvensional. Siswa
menunjukan
GASING
memperoleh
pada materi geometri mendapatkan hasil
yang
3.
Berdasarkan
2.
Perlu
khususnya
dilakukan
dan
pembelajaran
penelitian
lanjutan
menggunakan pembelajaran matematika respon
positif
GASING tidak hanya pada materi
terhadap pembelajaran geometri dengan
geometri tetapi untuk materi matematika
menggunakan Matematika GASING
lainnya.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika GASING lebih baik sehingga membuat siswa lebih aktif dalam belajar dibandingkan dengan pembelajaran konvesnsional.
ISSN 2355-0074
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 67
Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran....
Daftar Pustaka Hall, P.B. (2002). Why do we study geometry? Answer through the ages. Departement of Pure Mathematics and Mathematical St Cambridgeatistics Uneversity Of Khotimah, H. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Geometri Dengan Teori Van Hiele. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik. Yogyakarta: Pendidikan Matematika FMIPA NCTM. (2006). Principles And Standards For School Mathematics. Reston: NCTM Prahmana, R.C.I. (2013). Designing Division Operation Learning in The Mathematics GASING. The First South Asia Design/Development Research 2013 International Conference, 391-398. Palembang: Sriwijaya University Putra, H.D. (2011). Pembelajaran Geometri Dengan Pendekatan SAVI berbantuan Wingeom Untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMP. Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Bandung: STKIP Siliwangi Shanty, N.O. & Wijaya, S. (2012). Rectangular Array Model Supporting Students Spatial Structuring in Learning Multiplication. Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME), 3 (2), 174-186 Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarata: Depdiknas Walle, V.D. & Jhon, A. (2001). Geometric Thinking and Geometric Concepts. Boston: Alliy and Bacon: In Elementary and Middle School. Mathematics: Teaching Developmantally, 4th ed
ISSN 2355-0074
Volume II. Nomor 1. April 2015 | 68