N
1
Riwayat Hidup Nama
Agus Bintoro
Tempat Tgl Lahir
Solo , 6 Mei 1959
Alamat
Pondok Timur Indah Blok C. 144 Kota Bekasi
Perkawinan
Satu istri, dengan dua anak
Pendidikan Formal NIP. Pangkat /Gol.
S1 FISIP UNS. 195905061986031002. Pembina Utama / IV e .
Pendidikan Kedinasan, Sepala, Sepama dan JFA Ketua Tim , Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu
Jabatan
Auditor Utama Itjen Kemristekdikti.
Investigasi secara sederhana dapat di definisikan sebagai upaya pembuktian. Umumnya pembuktian ini berakhir di pengadilan dan ketentuan hukum (acara) yang berlaku. Dalam pelaksanaan audit investigasi diarahkan untuk menentukan kebenaran permsalahan melalui proses: - pengujian - pengumpulan dan -pengevaluasian bukti-bukti yang relevan dg perbuatan fraud/kecurangan guna mengungkap (adanya perbuatan fraud/subyek, identifikasi pelaku fraud/obyek, modus operandi fraud/modus dan mengkuantifikasi nilai kerugian dan dampak yang ditimbulkan. 3
1. Penelaahan informasi awal . Sumber informasi : - Pengaduan masyarakat/LSM; - Media Massa, cetak, visual, elektronik lainnya - Pihak lembaga regulator (Bapepam, BI) Dept. Teknis dll. - pihak APH (Kejaksaan, Kepolisian, KPK, Pengadilan dll). - Hasil Audit Reguler (audit operasional, Audit Kepatuhan, Audi Kinerja dan jenis audit lainnya yang temuanya mengandung unsur melawan hukum dan kerugikan keuangan negara.
4
2.
Mengembangkan Hipotesis awal, dalam hipotesis awal diungkap aspek-aspek yg terkait dengan fraud/tindak kecurangan : a. Apa yang menjadi masalah, ada indikasi fraud apa dalam organisasi; b. Siapa, yang diduga sbg pelaku indikasi fraud. ; c. Dimana, indikasi fraud dianggap terjadi d. Bilamana indikasi fraud terjadi; e. Bagaimana indikasi fraud terjadi.
5
10 Okt.2005
a.Gambaran umum organisasi ; b. Indikasi bentuk-bentuk penyimpangan; c. Estimasi potensi kerugian negara yang terindikasi; d. Hipotesis; e. Pihak-pihak yang diduga terkait; f. Rekomendasi penanganan; 4. Keputusan Pelaksanaan Audit Investigasi; 5. Perencanaan Audit Investigasi; 6. Pelaksanaan Audit Investigasi. 6
10 Okt.2005
1.Temu awal (menjelaskan tujuan audit, mendapatkan informasi tambahan dari auditan, menciptakan suasana yang kondosif; 2. Pelaksanaan program kerja; - perolehan bukti dokumen. - jenis bukti/dokumen - cara mmperoleh bukti berbasis dokumen
Auditor tidak memiliki kewenangan secara hukum untuk menyita barang bukti, namun barang bukti dapat dipeoleh dengan : # peminjaman barang bukti, foto copy dokumen, # memperoleh dokumen, permintaan data tambahan. # upaya-upaya lainnya.
- Mendokumentasikan
hasil analisis dokumen. 7
10 Okt.2005
3. Penerapan teknik audit investigasi : - prosedur analitis, Inspeksi , Konfirmasi, mengajukan pertanyan, menghitung, menelusuri, mencocokan ke dokumen, mengamati, pengujian fisik, teknik auit berbantuan computer. 4. Observasi dan pengujian fisik : - Wawancara di tuangkan dalam BAPK (Beritaa Acara Peermintan Keterangan), meriviu laporan yang jadi rujukan, analisis berbagai dokumen,pengujian teknis, audit fisik atas obyek, perhitungan reviu analitikal, observasi, konfirmasi. 5. Mondukumentasikan hasil observasi dan pengujian fisik; 6. Melakukan wawancara : - Merencanakan/persiapan wawancara , pihak- pihak terkait yang diwawancarai (saksi netra;, saksi pendukung, pihak yang terlibat, subyek/diduga sbg pelaku). 7. Penandatangan Berita acara; 8. Pendokumentasian dan Evaluasi kecukupan bukti.
8
10 Okt.2005
Setelah melalui tahap audit investigasi, identifiksi penyimpangan harus diper tegas apakah telah memenuhi unsur-unsur TPK, atau hanya terjadi pelanggaran bersifat administratif, atau bahkan tidak ada penyimpangan sama sekali.. Tujuan penghitungan kerugian negara : 1. Menentukan besarnya uang pengganti/TGR . 2. Sebagai salah satu acuan bagi penegak hukum 3. Sebagai bahan penetapan penyelesaian secara perdata atau Penggantian kerugian keuangan negara non TPK. 9
10 Okt.2005
Bab I : Simpulan dan Saran. Bab II : Umum 1. Dasar Audt 2. Tujuan Audit 3. Sasarn dan ruang lingkup audit 4. Data Umum Bab III : Uraian Hasil Audit Investigasi 1. Dasar Huku Audite 2. Tmuan Hasil Audit.
10
10 Okt.2005
2.1. Sistem Pengendalian Inen 2.2 Materi Temuan 2.2.1 Jenis penyimpangan’ 2. Modus operandi penyimpangan; 3. Dampak penyimpangan; 4. Sebab penyimpangan 5. Unsur kerja sama 6 Pihak-pihak yang diduga terlibat 2.3 Tindaklanjut 3. Rekomendasi 4. Lampiran. 11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIKAN TINGGI INSPEKTORAT JENDERAL
10 Okt.2005
a.
b.
c.
d. e.
Selisih harga tiang pancang beton 350000 x 200 = Rp 700.000.000,00 Selisih harga keramik ; 7.000 x 9.000 = Rp 63.000.000,00 Denda keterlambatan 12/1000 x 12.500.000.000,00 = Rp 150.000.000,00 Tdk sesuai spek = Rp 875.000.000,00 Pek. Taman fiktif = Rp269.500.000,00 13
10 Okt.2005
Fee = 1.250.000.000 + 30.000.000 + 296.250.000 + 43.950.000 = Rp 1.260.200.000 Total = Rp3.317.700.000, ,-
14
10 Okt.2005
Adhi Wacana Dir. PT Angkara Murka 2. Raysi putri Dir. CV Angkara Murka Putra 3. Sunyahnyo Dir. CV Diangkoro 4. Ketua ULP 5. Ir. M selaku PPK 6. Panitya Pemeriksa dan penerima pekerjaan 7. Konsultan Pengawas 1.
15