PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS X RPL 2 DI SMK AHMAD YANI PROBOLINGGO Rijka Nur Lailyga Fitrianing Sarita Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan kualitas keterlaksanaan pembelajaran kooperatif model STAD berbasis eksperimen dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar fisika siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo 2) Mendeskripsikan pembelajaran kooperatif model STAD berbasis eksperimen dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo 3) Mendeskripsikan pembelajaran kooperatif model STAD berbasis eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu dengan menggunakan tindakan berupa penerapan pembelajaran fisika model Students Team Achievement Divisons (STAD) Berbasis Eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana paparannya berisi tentang keterlaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran fisika Model STAD, keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa.Pelaksanaan pembelajaran fisika dengan model STAD yang terdiri penyajian kelas, eksperimen dan belajar tim, analisis dan pengerjaan tugas LKS, mempresentasikan tugas, penghargaan, dan tes. yang diorientasikan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penerapan pembelajaran dengan model STAD berbasis eksperimen dapat terlaksana dengan baik, dengan prosentase keterlaksanaan yang semakin meningkat selama siklus I dan siklus II. keaktifan dan prestasi belajar siswa selama penerapan pembelajaran dengan model STAD berbasis eksperimen pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada semua aspek aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika model kooperatif STAD berbasis eksperimen meningkatkan keaktifan dan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo. Kata kunci: pembelajaran fisika model STAD berbasis eksperimen, keaktifan, prestasi belajar Abstract. The purpose of this study is 1) to describe the quality of the feasibility of cooperative learning STAD model-based experimentation can increase physical activity and learning achievement of students of class X 2 RPL SMK Ahmad Yani Probolinggo 2) Describe the STAD cooperative learning models based experiments can increase the activity of class X 2 RPL SMK Ahmad Yani Probolinggo 3) Describe the STAD modelbased cooperative learning can improve learning achievement experimental physics class X 2 RPL SMK Ahmad Yani Probolinggo. The research used in this study is action research (PTK), using measures such as the application of learning physics models Divisons Students Team Achievement (STAD) Based Experiments. This study used a qualitative approach, in which the presentation contains the application feasibility study using STAD pembe¬lajaran physics model, active learning and learning achievement siswa.Pelaksanaan learning physics with STAD model consisting classroom presentation, experimentation and learning teams, analysis and performing tasks LKS , presented the task, awards, and tests. oriented to improve the activity and student achievement. The implementation of the STAD model-based learning experiments can be done well, with the percentage increasing enforceability during the first cycle and second cycle. activity and student achievement during the implementation of the STAD model-based learning experiments in cycle I and cycle II was increased on all aspects of
the activity and student achievement. The results of this study concluded that the STAD cooperative learning physics-based model of experimental increase liveliness and improve student achievement grade 2 X RPL SMK Ahmad Yani Probolinggo. Keywords: learning physics experiments STAD model-based, active, learning achievement
Pendahuluan Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 5 maret 2014 di kelas X RPL 2 (Rekayasa perangkat Lunak) SMK Ahmad Yani Probolinggo diperoleh informasi tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, aktifitas dan prestasi belajar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan cara klasikal atau konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah dan menerangkan. Hal itu dikarenakan jika menggunakan metode modern sekarang, siswa-siswanya tidak akan bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dengan berbagai aktifitas yang dilakukan oleh siswa. Seperti tidur di kelas pada saat jam pelajaran berlangsung, kadang-kadang membuka alat komunikasi yang lain, seperti membuka handphone, berbicara dengan teman sebangku, bahkan dengan sengaja berjalan dari deret ke deret ke bangku yang lain. Siswa kelas X RPL 2 di SMK Ahmad Yani Probolinggo dalam pembelajaran fisika, kurang bisa mengikuti dengan baik.Siswa X RPL 2 ini kurang menelaah bahasa yang diterangkan oleh guru sehingga berakibat siswa-siswa tersebut kurang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari guru maupun yang diberikan pada lembar kegiatan siswa. Dan kurang aktifnya laboratorium untuk melaksanakan eksperimen, sehingga siswa kurang memahami penerapan fisika terhadap kehidupan langsung.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengantisipasi keadaan di atas adalah metode pembelajaran kooepartif yang dipandang efektif menciptakan masyarakat belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetpi juga dari teman (Tutorial Sebaya). Salah satu bentuk dari metode tersebut adalah Student Team Achievement Divisions (STAD) yang te;lah dikembangkan dan diteliti secar las. Metode STAD merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif yaitu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo, dilakukan penelitian dengan judul: ”Penerapan Pembelajaran Koopertif Model STAD Berbasis Eksperimen untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa Kelas X RPL 2 di SMK Ahmad Yani Probolinggo”
Pembelajaran Fisika Fisika merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam yang berawal dari fenomena alam (Yuliati 2008:2). Belajar IPA (termasuk Fisika) berfungsi untuk mengembangkan sikap ilmiah siswa,mengembangkan keterampilan siswa, dan membangun pengetahuan siswa (Martin, 1996:13). Sikap ilmiah siswa yang dapat dikembangkan antara lain sikap positif dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran fisika memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan penyelidikan secara sistematis, memahami konsep dan hubungan antar konsep berdasarkan fakta dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu berkomunikasi dengan menggunakan terminologi dan penyajian ilmiah. Dengan demikian, pembelajaran fisika memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mencari, mempertanyakan, dan mengeksplorasi pengetahuan. Menurut Wartono (2003:2)Pembelajaran fisika juga mempunyai kegunaan dan fungsi yng berguna bagi siswa yang mempelajari fisika. Adapun kegunaan dan fungsi pembelajaran fisika adalah sebagai berikut: 1) memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan yang ada dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari, 2) mengembangkan keterampilan proses, 3) mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari, 4) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan fisika dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari, 5) mengembangkan kemampuan menerakan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (2006:4) pembelajaran kooperatif merujuk berbagi macam metode pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama yang lain untuk mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, psra siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi, dan saling berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Pembelajaran Model STAD Berbasis Eksperimen
Pembelajaran Model STAD berbasis eksperimen merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran yang bernaung pada teori konstruktivisme salah satunya adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka belajar dengan temannya. Hakikat sosial dan penggunaan teman sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Choiryah (2008) model STAD mempunyai karakteristik antara lain : 1)Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2)Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok basal dari ras, budaya, suku, yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.3)Penghargaan menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu. Sedangkan metode eksperimen menurutSchonher (dalam Palendeng, 2003) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembeljaran Sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Maka, Pembelajaran kooperatif model STAD berbasis eksperimen merupakan suatu model belajar yang sangat mendukung pada kurikulum 2013 yang diberlakukan saat ini. Dengan ada model pembelajaran tersebut menuntut siswa aktif dalam pembelajarannya dan dengan eksperimen, siswa juga berperan serta dalam uji coba suatu penelitian yang mengarah terhadap keterampilan proses belajar sains terutama dalam proses belajar fisika. Dengan sintaks : 1)Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2)Menyajikan informasi pelajaran secara prosedural 3)Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok 4)Membimbing kelompok belajar dan Membimbing kegiatan eksperimen 5)Evaluasi 6) Pemberian Penghargaan. Keaktifan Belajar Siswa Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya kan terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri. Dewey dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa. Guru hanya sekedar pembimbing dan pengarah saja.
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima bukan hanya sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan.Dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:45) Thorndike menyatakan keaktifan siswa belajar memerlukan adanya latihan-latihan.Mc Keachie berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu.
Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui keberhasilan guru mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar, setiap akhir pembelajaran diadakan evaluasi belajar yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dibuat pengertian prestasi belajar adalah indikator kuantitas dan kualitas pengetahuan yang dikuasai siswa dalam memahami mata pelajaran di sekolah (Bustalin, 2005:4). Winkel (1996) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang, maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik pada periode tertentu. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu dengan menggunakan tindakan berupa penerapan pembelajaran fisika model Students Team Achievement Divisons(STAD) Berbasis Eksperimen. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, keduanya menyatukan komponen tindakan dan observasi sebagai kesatuan yang kemudian dijadikan refleksi untuk tindakan selanjutnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana paparannya berisi tentang keterlaksanaan penerapan pembelajaran
dengan menggunakan Pembelajaran fisika Model STAD berbasis eksperimen, keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Desain penelitian ini terdiri dari 4 komponen yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini menggunakan siklus yang membedakan dengan penelitian lain. Alur dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut. Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
?
Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto dkk; 2006:16)
Hasil Penelitian Paparan data yang menunjukkan peningkatan dari persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif STAD berbasis eksperimen dapat diketahui pada tabel berikut. Tabel Keterlaksanaan Pembelajaran Model STAD Berbasis Eksperimen pada Siklus I dan II
Tahapan STAD
Prsentase keterlaksanaan Model STAD Siklus I
Siklus I
Penyajian Kelas
60%
75%
83%
100%
65%
100%
Presentasi Tugas
54%
100%
Penghargaan
60%
100%
64,4%
93,75%
Eksperimen dan Belajar Kelompok Analisis Data dan Pengerjaan Tugas LKS
Rata-Rata
Dari tabel di atas dapat digamparkan pada sebuah grafik sebagi berikut.
Prsentase Keterlaksanaan Model STAD Berbasis Eksperimen (%)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
2
3
4
5
Tahapan Pembelajaran Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran Model STAD Berbasis Eksperimen Siklus I dan II
Dari data di atas dapat diketahui keterlaksanaan pembelajaran kooperatif model STAD berbasis eksperimen pada Siklus II mengalami peningkatan.Peningkatan ini disebabkan karena guru telah melakukan perbaikan pada pembelajaran yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I yang kemudian diterapkan pada tindankan Siklus II. Pada Siklus II, guru lebih memperhatikan semua siswa, sehingga kondisi kelas semakin terkontrol. Pada saat diskusi siswa sudah tidak kebingungan, dan sebagian besar siswa sudah saling bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi, hal ini diakibatkan guru telah meberikan penjelasan sebelum siswa melakukan eksperimen dan diskusi. Presentasi kelas juga berjalan dengan maksimal hal ini ditunjukan dengan keberanian kelompok dalam menanggapi hasil
diskusi dari kelompok lain. Pada saat tes kondisi siswa sudah tertib dan semakin sedikit siswa yang mencontek pekerjaan temannya.
Dari analisi data pada Siklus I dan Siklus II diperoleh data perbandingan keaktifan belajar kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo.Untuk mengetahui perbandingan persentase keaktifan belajar siswa antara Siklus I dan II, dapat dilihat data pada Tabel berikut.
Tabel Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus I dan II
Persentase Aktivitas
Persentase Aktivitas
Siklus I
Siklus II
75,00%
83,34%
20,05%
28,94%
25,00%
47,22%
72,22%
86,10%
14,28%
51,18%
Memperbaiki Hasil Diskusi
43,14%
Mengerjakan Soal secara Individu
73,68%
55,71% 86,10%
Rata-Rata
48,97%
62,28%
Aspek Aktivitas Belajar Siswa
Menulis Penjelasan Guru Mengajukan Pertanyaan kepada Guru Menanggapi Pertanyaan dari Guru Bertukar Pendapat saat Mengerjakan LKS Menanggapi Hasil Presentasi Kelompok lain
Dari data pada Tabel di atas dapat diperoleh grafik perbandingan aktivitas belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.
90 80
Persentase Keaktifan Siswa (%)
70 60 50 40
Siklus I
30
Siklus II
20 10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Aspek Keaktifan Siswa Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II
Dari Tabel dan Grafik di atas dapat dilihat peningkatan masing-masing aspek aktivitas belajar. Aspek aktivitas menanggapi pertanyaan dari guru meningkat 25,00% pada Siklus I dan 47,22% pada Siklus II, aspek mengajukan pertanyaan meningkat pada Siklus I 20,05% menjadi 28,94% pada Siklus II. Aspek menanggapi presentasi dari kelompok lain meningkat dari 14,28% menjadi 51,18%, pada Siklus I aspek memperbaiki hasil diskusi 43,14% meningkat pada Siklus II sebesar 55,71%. Selain itu aspek menulis penjelasan dari guru meningkat 75,00% pada Siklus I menjadi 83,33% pada Siklus II. Aspek saling bertukar pendapat/berdiskusi dan mengerjakan tes secara individu masing-masing meningkat 73,68% pada Siklus I menjadi 86,11% pada Siklus II. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut terjadi karena adanya tindakantindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II. Tindakan-tindakan perbaikan ini dilakukan berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I seperti yang telah disebutkan di atas Dari hasil tindakan pada Siklus I dan Siklus II prestasi belajar merupakan salah satu aspek yang mengalami peningkatan.Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai siswa dan peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar.Adapun data selengkapnya disajikan pada Tabel di bawah ini.
TabelNilai Rata-Rata Siklus I dan II
Jenis Nilai Nilai tes/kuis
Siklus I
Siklus II
65,78
79,64
Dari tabel di atas dapat digambarkan pada grafik Nilai Rata-Rata Siklus I dan II sebagai berikut.
Nilai Rata - Rata
100 80
Siklus I
60
Siklus II
40 20 0 siklus
Grafik Nilai Rata-Rata Siklus I dan II
Berdasarkan Tabeldan gambar nilai rata - rata diketahui pada Siklus I rata-rata nilai tes 65,78. Nilai-nilai tersebut meningkat pada Siklus II nilai tes meningkat menjadi 79,64. Nilai tes siswa pada Siklus I dan Siklus II dapat diketahui persentase ketuntasan belajar siswa kelas X RPL2 SMK Ahmad Yani Probolinggo pada pembelajaran fisika dengan model STAD berbasis eksperimen. Adapun persentase ketuntasan belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel ketuntasan belajar dan Gambar grafik ketuntasan belajar sebagai berikut.
Tabel Data Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Siklus II
34,21%
83.33%
Data Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Tabelketuntasan belajar dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut.
100 80 60
Siklus I
40
Siklus II
20 0 Siklus
Gambar Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II
Tabeldan grafik ketuntasan belajar diketahui peningkatan ketuntasan belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa meningkat dari Siklus I sebesar 34,21% menjadi 83,33%. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model STAD berbasis eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang penerapan pembelajaran fisika model STAD berbasis eksperimen pada siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo semester II tahun ajaran 2013/2014 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan pembelajaran fisika model STAD berbasis eksperimen melalui tahaptahap presentasi/penyajian kelas, belajar tim dan eksperimen, tes, rekognisi/pengahargaan tim dan penghargaan mampu meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo. Keterlaksanaan pembelajaran fisika model STAD pada siklus I diperoleh persentase rata-rata sebesar 64,4% dan diperoleh kriteria cukup baik meningkat pada siklus II sebesar 93,75% dan diperoleh kriteria sangat baik 2) Penerapan pembelajaran fisika model STADberbasis eksperimen meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo yaitu secara keseluruhan aktivitas belajar siswa pada siklus I persentase rata-ratanya sebesar 48,97% meningkat sebesar 62,28% pada siklus II.
3) Penerapan pembelajaran fisika model STAD berbasis eksperimen meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X RPL 2 SMK Ahmad Yani Probolinggo, hal ini ditunjukan dengan peningkatan nilai rata-rata aspek nilai yang diperoleh siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata nilai tes 65,78 dan meningkat pada siklus II nilai tes meningkat menjadi 79,64.
Daftar Pustaka Arikunto, S. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Bustalin. 2004. Prestasi Belajar dalam Pengajaran Remedial pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas II Semester 1 SLTP Negeri 1 Linggang Bingung Kabupaten Kutai Barat. Artikel.http:/ artikel.us/html. Choiryah, Nur, 2008. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Bidang Sains Bagi Siswa Kelas VIII-E SMPN1 1 Probolinggo Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi Tidak Diterbitkan. Bandung : Universitas Nergeri Malang.
Dimyati., dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Pendidikan TinggiDEPDIKBUD. Nurhadi., Burhan, Yasin., dan Agus G.S. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert E. 2010.Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik. Bandung: Nusa Media Wartono.2003. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang:JICA Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Yuliati, Lia. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika “Teori Dan Praktek”. Malang: LP3-UM