RESPON MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM TERHADAP PROGRAM DAMAI INDONESIAKU DI TV ONE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos.I)
Oleh : Ali Uraidi NIM: 107051002884
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2011 Penulis
Ali Uraidi
ABSTRAK Respon Mahasiswa KPI UIN Jakarta Terhadap Program Damai Indonesiaku Di TV One. Oleh : Ali Uraidi Pada era globalisasi ini, kehidupan masyarakat sangat didominasi oleh teknologi komunikasi baik itu media cetak maupun eletronik, yang mampu mendorong dan memberi pengaruh terhadap perubahan baik itu dalam bidang keagamaan maupun social. Pada media elektronik khususnya televisi pastinya mempunyai berbagai macam program, salah satunya program keagamaan. Dimana program agama dapat memberikan pengaruh terhadap audiennya untuk memberikan pengetahuan dan pemamhaman ilmu agama. Dari latar belakang masalah diatas, dapat di tarik pertanyaannya adalah bagaimana respon mahasiswa KPI UIN Jakarta terhadap Program Damai Indonesiaku di TV One? Pertanyaan tersebut memberikan sebuah hipotesa awal. Hipotesa awal adanya respon mahasiswa KPI UIN Jakarta terhadap Program Damai Indonesiaku di TV One. Penelitian ini menggunakan teori S-O-R bahwa Teori stimulus respon beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton / pendengar). Berdasarkan Teori S-O-R, dimana efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: pesan (stimulus, S), komunikan (organism, O), dan efek (response, R). Metodologi penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif kualitatif, sedangkan jenis penelitian ini menggunakan penelitian survey. Penelitian survey merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan cara menggunakan kuesioner. Rumus yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus mean, standart deviasi, dan uji regresi sederhana. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini, respon mahasiswa KPI UIN Jakarta terhadap Program Damai Indonesiaku di TV One Negatif. Dimana hasil uji regresi didapati bahwa nilai t hitung sebesar 0.360 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2.042.
i
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufik, hidayah, dan kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan proses penulisan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam tak lupa penulis limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Adanya skripsi ini tak bisa lepas dari dukungan, bantuan, dan doa’ dari berbagai pihak. Tanpa keberadaan mereka, tentu saja skripsi ini tak akan pernah bisa diselesaikan. Dalam kata pengantar ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih penulis yang amat besar dan berdoa agar mereka diberikan balasan yang jauh lebih indah dari Allah SWT, mereka-mereka yang berjasa yaitu: 1.
Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik. Drs. Mahmud Djalal, MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, serta Drs. Study Rizal, LK.MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2.
Bapak Drs. Jumroni M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Ibu Umi Musyarofah, MA, sebagai Sekretaris Jurusan KPI, yang telah membantu dalam memberikan informasi akademik dan penyusunan transkip nilai penulis. Dra. Nunung Khairiyah, Ma, sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI A angkatan 2007, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi ini.
3.
Bapak Prof. Dr. Syamsir Salam, MS, selaku Dosen Pembimbing yang dengan tekun dan sabar membimbing penulis selama empat bulan ini. Dan ii
atas pengarahannya serta candaannya yang telah memberikan motivasi untuk bisa segera merampungkan skripsi ini. 4.
Ibu Dr. Rini Laili Prihatini, M.Si, yang telah memberikan masukan penulis dalam pembuatan metodologi peneliti, dan memberikan motivasi untuk bisa segera merampungkan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, atas pengamalan dan ilmu-ilmu yang bermanfaat selama ini.
6.
Para staf Tata Usaha (TU) yang memberikan informasi, arahan, dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7.
Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Fakultas FIDKOM yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
8.
Uminda Hj. Firdaus Hanim yang selalu memberikan semangat dan doanya kepada penulis, dan juga kepada ayahanda (alm). H. Zarkasyi Muzani yang selama masa hidupnya memberikan dorongan maupun doanya bagi penulis agar sukses di masa depan.
9.
Ka Fattah, Ka Hanim, Ka Afiah, Ka Arman, Ka Faisal, Ka Wiwi, Mas Andi, yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
10.
Responden KPI A, KPI B, KPI C, KPI D, KPI E, dan KPI F angkatan 2008 yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket dan terima kasih atas kerja sama kalian.
11.
Kawan-kawan dan sahabat penulis, Zaky, Akbar dan Rita, terima kasih atas kebaikan kalian selama ini.
iii
12.
Semua sahabat di KPI A angkatan 2007, Pur, Faiz, Anis, Nuri, Pepen, Farhah, Mila, Qiqi, Hendri, Pranna, Eka, Kholis, Ririn, Upay, Umah, Faizah, Helda, Ifah, Uci, Tadho, Upay, Feraz, Adi, Ais dan Tado.
13.
Kawan-kawan KKN Sembilan Mita, Rizka, Tia, Ogi dan yang lainnya. Serta Mimih beserta keluarga serta warga kampung cisentul dan sekitarnya. Terima kasih atas kenangan indah selama di sana.
Akhir kata, skripsi ini tentu saja masih belum sempurna karena masih banyak kekurangan di dalamnya. Atas kekurangannya penulis mohon maaf dan diharapkan saran serta kritik yang membangun. Terima kasih.
Jakarta, 20 Juni 2011
Ali Uraidi
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK …………………………………………...………………………. KATA PENGANTAR ………………………………………………….......... DAFTAR ISI …………………………………………………………............ DAFTAR TABEL……………………………………………………............. BAB I
i ii v vii
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. B. Rumusan Masalah ………………………………………...... C. Batasan Masalah ……………………………………………. D. Tujuan dan Manfaat ………………………………………… E. Tinjauan Pustaka ………………………………………….... F. Sistematika Penulisan ……………………………………….
1 6 6 7 7 9
LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Respon ...…………………………………... 1. Pengertian Respon ……………………………………. 2. Teori S-O-R …………………………………………... 3. Macam-Macam Respon ………………………………. 4. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon ………………… B. Pengetahuan Agama ……………………………………....... 1. Pengertian Pengetahuan Agama ……………………… 2. Definisi Agama Islam ………………………………… 3. Ajaran Agama …………………………………………
11 12 14 15 17 19 19 20 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian …………………………………….... B. Variabel Penelitian ……………………………………….... C. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ……………... D. Kerangka Pemikiran ………………………………………... E. Teknik Pengambilan Sampel ...…………………………….. F. Penentuan Lokasi Penelitian ………………………………. G. Teknik Pengambilan Data ………………………………….. H. Sumber Data …………… ………………………………….. I. Metode Analisa Data ……………………………………….. J. Uji Instrumen ………………………………………………. 1. Uji Variabel ……………………………………………. 2. Uji Reliabilitas …………………………………………
27 27 28 30 32 34 34 34 35 37 37 37
BAB II
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN ANALISA DATA A. Gambaran Umum KPI ……………………………………... 1. Sejarah Singkat Jurusan KPI ………………………….. 2. Visi, Misi, Tujuan dan Kompetensi KPI ……………… 3. Sekilas Tentang Mahasiswa Jurusan KPI 2008 ……….. B. Gambaran Umum Program Damai Indonesiaku …………… C. Analisa data ………………………………………………… v
38 38 40 41 43 46
BAB V
1.
Deskripsi Data Responden …………………………….
2.
Analsia Data …………………………………………… 48
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………… B. Saran-Saran …………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
46
63 64
DAFTAR TABEL Tabel 1 Variabel dan Pengukuran ………………………………………… Tabel 2 Sampel Penelitian ………………………………………………… Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………… Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ……………………. Tabel 5 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Metode Ceramah …. Tabel 6 Pengetahuan dan Pemahaman Responden Pengetahuan Aqidah … Tabel 7 Pengetahuan dan Pemahaman Responden Pengetahuan Syariah ... Tabel 8 Pengetahuan dan Pemahaman Responden Pengetahuan Akhlak .. Tabel 9 Rangking Tingkat Pengetahuan Agama ………………………… Tabel 10 Uji Regresi ……………………………………………………… Tabel 11 Descriptive Statistic …………………………………………….. Tabel 12 Klasifikasi Skor Skala Pengetahuan dan Pemahaman …………..
vii
30 33 47 47 48 51 54 56 59 59 61 61
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perkembangan zaman turut memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi, tanpa terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu sarana yang menghubungkan masyarakat yang satu kepada masyarakat yang lain. Kecanggihan tekonologi komunikasi turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai salah satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan.1 Medium radio dan televisi merupakan sarana komunikasi massa yang kemunculannya terjadi akibat revolusi di bidang elektronika. Kehadiran media tersebut telah memberikan nuansa baru dalam berkomunikasi. Hubungan manusia berubah dari yang bersifat tradisional (lisan) menjadi hubungan bermedia, yang sekaligus mampu mempercepat proses komunikasi, karena pada umumnya ciri khas media komunikasi massa modern menjanjikan kecepatan, ketetapan, bahkan kepraktisan dalam hal menyampaiakan dan menyajikan informasi kepada khalayak dan khalayak hanya menikmati saja.2 Perkembangan media informasi, khususnya televisi juga membuat dunia semakin hari semakin dekat meskipun arus informasi yang mengalir tersebut mempunyai dampak positif maupun negatif. Televisi merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Dibandingkan dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Televisi tampaknya mempunyai
1 M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 33 2 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting ( Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h. 5-6.
1
2
sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan media gambar (audiovisual). Penyampaian isi atau pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembaca berita, dan sebagainya) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat jelas secara visual.3 Adapun fungsi dari komunikasi massa yaitu menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Adanya kesadaran dari masyarakat akan kehadiran televisi sebagai media masyarakat post modern ternyata televisi tampil dalam wajah yang beragam, terutama tentang program-progam siarannya. Di satu sisi televisi memang menampilkan tayangan yang bernuansa tidak mendidik tetapi di sisi lain televisi juga menampilkan tanyangan yang mendidik dan bernuansa agamis. Melalui media televisi inilah, proses komunikasi keagamaan juga mulai berkembang. Kini dakwah tidak hanya dapat dilakukan dengan cara khotbah atau ceramah secara langsung di setiap pengajian-pengajian. Kini dengan terciptanya media komunikasi modern, dakwah dapat dilakukan melalui radio, televisi, handphone, maupun internet. Dengan hadirnya televisi sebagai media dakwah, maka diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan dakwah Islam dan media tersebut dapat dimanfaatkan kearah yang positif. Program keagamaan yang hadir dan dikemas dalam televisi, mampu menjadi penyaring bagi setiap tindakan manusia untuk berbuat sesuai dengan moral dan norma-norma yang berlaku. 3
Wawan kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi) (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet ke-1, h.v.
3
Dakwah adalah kewajiban setiap manusia untuk saling mengingatkan dan mengajak sesamanya dalam rangka menegakkan kebenaran. Saat ini, dakwah mengalami kemajuan dalam berbagai hal diantaranya dari teknik atau metode dakwah yang sangat variatif dan menarik perhatian masyarakat. Dengan itu dakwah bisa dikategorikan sebagai komunikasi massa, karena saat ini dakwah sudah menggunakan berbagai macam variasi diantaranya dengan media massa, hal itu sesuai dengan sifat komunikasi massa yaitu yang dalam setiap aspeknya selalu bermedia (mediated).4 Salah satu aspeknya yang biasa di tinjau adalah media televisi sebagai sarana kegiatan dakwah yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Dewasa ini penyelenggaraan dakwah melalui media televisi memiliki beberapa keunggulan antara lain : 1. Pesan televisi disajikan secara audio-visual yang dapat membangun daya tarik, persepsi, perhatian serta imajinasi dalam merekonstruksi realitas. 2. Dilihat dari segi aktualisasi peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberikan informasi paling dini kepada masyarakat. 3. Dari segi khalayak televisi dapat menjangkau jutaan pemirsa 4. Efek cultural televisi lebih besar dibandingkan dengan media lainnya.5 Pemanfaatan televisi untuk kegiatan dakwah merupakan sarana yang tepat, karena televisi merupakan media elektronik yang menjangkau seluruh pemirsa (mad’u)nya secara merata dalam satu kegiatan yang dikemas secara rapi dan mad’u tersebut akan mudah menerimanya. Beraneka ragam program
4 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, Konteks-Konteks Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.198. 5 Asep Muhtadi dan Sri Handayani, Dakwah Kotemporer, Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi (Bandung: Pus’dai Press, 2000), h. 87.
4
acara yang ditayangkan ditelevisi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan informasi, selain itu pula untuk memberikan konstribusi terhadap kegiatan dakwah Islam di Indonesia Menayangkan program keagamaan agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat itu tidaklah mudah. Inilah bagian yang terpenting dalam menyusun program keagamaan yang akan disiarkan untuk pemirsa, bagaimana agar program tersebut tidak monoton sehingga penonton tidak cepat bosan, maka dibutuhkan perencanaan yang matang agar program menjadi menarik, tampil beda, serta sangat ditunggu-tunggu oleh penontonnya. Program talk show Damai Indonesiaku adalah salah satu program acara kerohanian bagi umat muslim. Acara ini ditayangkan setiap hari minggu pada pukul 1300-15.00. Dimana pada hari tersebut masyarakat Indonesia pada umumnya melakukan aktifitasnya dirumah, karena hari minggu merupakan hari libur nasional. Di mana banyak orang lebih suka menghabiskan waktu liburannya dengan berkumpul bersama keluarga di rumah. Pada jam penanyangan pun sangat tepat ditayangkan, karena banyak orang yang telah menyelesaikan / melakukan sholat dzuhur. Biasanya setelah itu mereka menyempatkan waktu luang mereka untuk melihat televisi sambil makan siang. Dan tidak hanya itu alasan acara ini tayang setiap jam 13.00 hari minggu karena pada waktu itu tidak ada stasiun lain yang menayangkan acara keagamaan semua menayangkan sinetron yang sifatnya hiburan. Dengan hadirnya acara “Damai Indonesiaku” diharapkan pesan yang disampaikan dapat bermanfaat dan mampu memberikan pengetahuan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia
5
Damai Indonesiaku menyajikan tema yang berbeda – beda mengenai agama Islam setiap minggunya. Dalam menyajikan tema tentunya dipilih orang-orang yang ahli dalam agama agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh semua kalangan orang. Para da’i yang mengisi acara ini, antara lain : Kh. Zainuddin MZ, Habib Munzir Al Musawwa, Ust Jefri Al Bukhori, dan Ust Yusuf Mansur. Dalam acara ini narasumber (da’i) tidak hanya menjalankan fungsinya sebagai komunikator saja, melainkan juga aktif berinteraksi dengan penonton (jamaah) yang ada disekelilingnya. Demikian juga penonton, mereka juga dituntut pro aktif dalam mengikuti penceramahan yang disampaikan narasumber. Bahkan penonton bisa juga menjadi sumber informasi baik pada narasumber maupun para pemirsa di rumah dan di masjid itu sendiri (tempat terselenggaranya acara) bahkan media.
Itu semua
dilakukan guna mengkaji lebih dalam tema yang sedang diperbincangkan. Dengan adanya progam Damai Indonesiaku di TV ONE ini, penulis ingin melihat respon dari penontonnya. Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam adalah calon-calon sarjana Islam yang telah memiliki bekal untuk mengembangkan potensinya. Selain itu mahasiswa jurusan KPI juga sebagai generasi muda Islam yang akan menyiarkan dakwah dan mengajak umat Islam lainnya ke jalan yang benar. Sebagai mahasiswa pastinya mereka masih dalam tahap pencarian jati diri, dan dengan adanya program ini diharapkan agar mahasiswa dapat melihat hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan agar tidak terjerumus ke jalan yang salah. Selain itu diharapkan agar mahasiswa jurusan KPI dapat meneyelesaikan apapun masalah yang sedang dihadapinya dengan cara benar, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah
6
SWT. Selain itu juga sebagai pelengkap ekstensi khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai juru dakwah, juru penerang, dan tenaga professional bimbingan keagamaan bagi masyarakat. Merujuk kepada latar belakang di atas penulis menulis skripsi dengan judul “Respon Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta Terhadap Program Damai Indonesiaku Di Tv One”.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Bagaimana respon mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap program Damai Indonesiaku di TV One ? C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada respon mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap program Damai Indonesiaku di TV One. Respon yang ditekankan pada peneltian ini, yakni respon positif atau respon negatif dengan adanya program Damai Indonesiaku di TV One. Adapun mahasiswa yang merespon positif menganggap bahwa program Damai Indonesiaku dapat memberikan pengetahuan agama Islam baik pengetahuan tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Sedangkan yang merespon negatif berarti mahasiswa tidak menyetujui atau dengan kata lain menolak bahwa program Damai Indonesiaku tidak memberikan pengetahuan agama Islam baik pengetahuan tentang aqidah, syariah, dan akhlak.
7
D. Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis respon mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap program Damai Indonesiaku di TV One. Adapun Manfaat Penelitian : 1. Secara Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi
dan
bermanfaat
dalam
menambah
khazanah
ilmu
pengetahuan dalam ilmu dakwah dan ilmu komunikasi khususnya tentang kajian dakwah dan media. 2. Untuk para pembuat kebijakan baik itu lingkup Fakultas atau Jurusan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para penentu kebijakan perlunya perhatian serius terhadap mata kuliah yang dapat menunjang acara keagamaan di televisi. 3. Untuk para praktisi televisi baik itu pimpinan, produser, sutradara maupun pekerja media dapat memberikan konstribusi dalam menayangkan program keagamaan di televisi dan dapat meningkatkan isi dari acara program keagamaan di televisi.
E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini ada beberapa literature yang berkaitan dengan topik pembahasan yang memberikan inspirasinya dan mendasari penelitian. 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Maria Ulfah dalam skripsinya yang berjudul “Respon Mahasiswa Jurnalistik Fakultas
8
Dakwah dan Komunikasi 2004-2007 Terhadap Kebebasan Pers Di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon mahasiswa jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi terhadap kebebasan pers yang ada di Indonesia serta untuk melihat faktor pendorong munculnya respon mahasiswa atas kebebasan pers. Pada penelitian ini respon yang diamati, yakni respon positif dan respon negatif. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa Mahasiswa Jurnalistik merespon kebebasan pers di Indonesia secara positif. 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Listiani Wirafasya dalam skripsinya “Respon Jamaah Di Studio Terhadap Program Acara Mamah dan AA Di Stasiun Televisi Indosiar”, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon penonton di studio terhadap acara Mamah dan Aa. Pada penelitian ini respon yang diamati respon kognitif, afektif, dan behavioral. Hasil yang didapatkan bahwa respon penonton di studio terhadap program dakwah acara Mamah dan Aa di Indosiar mendapatkan respon yang positif. Hasil respon positif didapati pada materi yang ditawarkan, metode penyampaiannya, personality da’inya dan juga waktu siarnya. 3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi Atik Rosmiati dalam skripsinya “Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Program Religi Trans TV”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon mahasiswa Jurusan KPI angkatan tahun 2005,2006,2007, dan 2008 Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Pada penelitian ini dibatasi
9
pada subjek penelitiannya, yaitu pada episode anakku gay dan istriku selingkuh. Hasil yang didapati mahasiwa merespon positif baik dari respon kognitif, konatif dan behavioral.
Penelitian ini tentu saja berbeda dari penelitian sebelumnya, mulai dari subjek penelitian hingga metode yang digunakan. Penelitian ini adalah penelitian program keagamaan, jadi metode yang dipakai adalah kuantitatif karena penelitian ini hanya ingin melihat fenomena bukan melihat nomenanya dan tidak mendalam seperti halnya penelitian tentang program di televisi. Penelitian ini menekankan bagaimana respon mahasiswa terhadap program Damai Indonesiaku di TV One apakah program tersebut dapat memberikan hal yang positif akan pengetahuan agama atau pun memberikan hal yang negatif akan pengetahuan agama.
F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan penelitian sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan permasalahan masalah (latar belakang masalah, rumusan masalah, dan batasan masalah), tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran umum penulisan penelitian.
BAB II
: LANDASAN TEORI
10
Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan digunakan penulis dalam menganalisa dan merancang system yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku referensi maupun internet yang menjadi landasan penelitian skripsi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metodologi penelitian terdiri dari : hipotesa penelitian, variabel dan pengukurannya, definisi operasional, sumber data, teknik pengambilan
sampel, penentuan lokasi
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan uji instrument. BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN ANALISA DATA Bab ini membahas tentang gambaran umum Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan membahas temuan data dan menganalisis data yakni respon mahasiswa Jurusan KPI angkatan 2008 terhadap program Damai Indonesiaku. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari penulisan skripsi ini dan saran yang diharapkan dapat berguna bagi penulis.
BAB II LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Respon Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakkan jalinan sistem yang utuh dan signifikan, sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.1 Untuk melihat lebih jauh unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi dibawah ini digambarkan sebagai berikut2 : Sender
Encoding
Message Media
Decoding
Receiver
Noise
Respon
Feedback
Keterangan : Sender
: Komunikator yang menyampaikan proses kepada seseorang atau sejumlah orang.
Encoding : Penyandian, yaitu proses pengalihan pikiran dalam bentuk Lambing 1
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Rosda Karya, 1999), cet, Ke-9, h. 18. 2 Ibid, h. 19
11
12
Message
: Pesan yang merupakan seperangkaian lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
Media
: Seluruh komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan
Decoder
: Persandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna dalam lambang yang disampaikan komunikator kepadanya
Response : Tanggapan seperangkat reaksi pada komunikator setelah diterpa Pesan Feedback : Umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila tersampaikan kepada komunikator. Noise
: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
1. Pengertian Respon Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah umpan balik (feedback) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.3 Dengan adanya respon yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator
maka akan
menetralisir kesalahan penafsiran dalam sebuah proses komunikasi.
3
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), cet. Ke-2, h. 50.
13
Sedangkan menurut Poerdawaminta, respon diartikan sebagai tanggapan reaksi dan jawaban.4 Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi rangkaian komunikasi. Secara etimologis “respon adalah tanggapan, reaksi, jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi”. Secara garis besar dan bersifat umum tanggapan ialah gambaran pengamatan yang tinggal dikesadaran kita sesudah mengamati.5 Para ahli dalam menafsirkan respon antara satu dan lainnya berbeda. Tetapi walaupun para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan tanggapan, kesemuanya mempunyai titik kesamaan. Titik kesamaan terdapat pada hasil respon tersebut, yaitu adanya feedback yang diberikan dari penerima terhadap pengirima pesan. Agus Sujanto mengemukakan bahwa yang disebut tanggapan ialah “pengamatan yang tinggal kesadaran kita yang sedang mengamati”.6 Sementara Abu Ahmadi menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut: “Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa demikian itu disebut sebagai tanggapan”.7
4
Poerdawarminta, Psikologi Komunikasi (Jakarta: UT, 1999), cet. Ke-3, h. 43. Sumaryadi Subrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), cet. Ke- 7, h.36. 6 Agus Sujanto, Psikologi Umum (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 31. 7 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar (Jakarta: Reneka Cipta, 1992), cet. Ke-3, h. 64. 5
14
Respon dapat diartikan pula ketika seseorang memberikan reaksinya melalui pemikiran, sikap dan prilaku. Sikap yang ada pada seseorang akan memberikan wawasan pada prilaku / perbuatan seseorang.
2. Teori S-O-R Dalam penelitian mengenai respon mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam terhadap program Damai Indonesiaku tentunya berkaitan dengan teori respon. Teori S-O-R sebagai singkatan Stimulus-Organism-Reponse, yang semula berasal dari psikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, hal ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama. Yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. Teori stimulus respon beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton / pendengar).8 Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: pesan (stimulus, S), komunikan (organism, O), dan efek (response, R).9 Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “How” bukan “What” dan “Why”, jelasnya How to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. 8
Djuarsa Senjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: UT, 2005), h. 520. Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT, Citra Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h. 254. 9
15
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “sikap manusia, perubahan, serta pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Jens dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada 3 variabel penting, yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan Organisme : 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan
Stimulus
Response (Perubahan sikap)
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung yang terjadi pada individu. Stimulus / pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin di terima / mungkin di tolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk merubah hidup.
3. Macam-Macam Respon Bentuk-bentuk atau macam-macam respon yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan berdasarkan indera yang digunakan, menurut asalnya maupun menurut ikatannya. Respon atau tanggapan terbagi menjadi lima
macam
mengungkapkan:
berdasarkan
indera
yang
dipakainya,
Abu
Ahmadi
16
“Menurut indera yang digunakan, tanggapan terbagi menjadi lima macam, ialah tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan pendengaran, dan tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggpan dapat dibagi menjadi dua macam, ialah : tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan”.10 Dalam hal ini Agus Sujanto mengemukakan macam-macam tanggapan yang lebih rinci sebagai berikut: Tanggapan menurut indera yang mengamati : 1. Tanggapan audit adalah tanggapan terhadap apa-apa yang telah didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain. 2. Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu dilihatnya. 3. Tanggapan perasa adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya.11 Tanggapan menurut terjadinya : 1. Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, yaitu tanggapan terhadap kejadian yang telah lalu. 2. Tanggapan fantasi adalah tanggapan masa kini, tanggapan terhadap sesuatu yang sedang terjadi. 3. Tanggapan fikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang terjadi.12 Tanggapan menurut lingkungan: 1. Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada disekitarnya.
10
Ibid, h. 36. Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Reneka Cipta, 1992), cet. Ke-3, h. 64 12 Ibid, h. 31. 11
17
2. Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.13
4. Faktor-faktor Terbentuknya Respon Semenjak manusia dilahirkan, sejak itulah manusia langsung menerima stimulus, sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh. Manusia dalam pertumbuhan selanjutnyaterus merasakan akibat pengaruh dari dirinya. Untuk mengembangkan fungsi alat indera sesuai fungsinya, terus memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya. Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya dengan menggali lingkungan sekitarnya serta aspek eksternal (yang mempengaruhi dari diri luar manusia) seperti dikatakan Bimo Walgito “Alat indera itu penghubung antara individu dengan dunia luarnya”.14 Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi factor penyebabnya. hal itu perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari satu stimulus saja melainkan individu dikenal berbagai stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain bergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor yaitu : 13 14
Ibid, h. 32. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyiakarta: UGM, 1996), h. 53.
18
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia itu terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja maka akan melahirkan hasil tanggapan atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara satu orang dengan orang yang lain. Unsur jasmani atau psikologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara bekerjanya alat indera, urat saraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan psikologis yang meliputi keberadaan, perasaan (feeling), akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi, dan sebagainya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan (faktor psikis). Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito “Faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai indera”.15 Berikut ini kutipan menurut Sarlito mengenai tanggapan: “Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersamasama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan minimal stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang ablotut sebelah bawah atau juga disebut ambang stimulus kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan menyadarinya.16
15 16
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyiakarta: UGM, 1996), h. 55. Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta: Rajawali Press, 2000), h. 956.
19
Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan lebih kuat dan orang akan mampu membedakan kekuatan stimulus yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan mengangkat ambang perbedaan stimulus dikarenakan ada stimulus yang berbentuk benda mati dan persepsinya akan ditentukan oleh individu yang mengadakan tanggapan. Stimulus ke dua berbentuk benda hidup seperti manusia, tanggapan yang terjadi akan dipengaruhi oleh stimulus dan orang yang melakukan tanggapan, seperti sistem nilai yang berlaku pada suatu masyarakat, gerakan perubahan atau harapan seseorang terhadap rangsangan yang akan ditimbulkan dan sebagainya.17
B. Pengetahuan Agama Islam 1.
Pengertian Pengetahuan Agama Pengertian pengetahuan agama menurut para ahli yang dikutip oleh
Muhammad Tholha Hasan dalam bukunya “Islam dalam Perspektif Sosio Kultural”,18 diantaranya : 1. Menurut Al Bustany Menta’rifkan pengetahuan agama sebagai :
أﻟﻌُـﻠُﻮْمُ اﻟﺸّـﺮْﻋِـﯿﱠﺔُ ھِﻲَ أﻟْﻌُـﻠُﻮْمُ اﻟْـﻤُﺪَوﱠﻧَـﺔُ اﻟّـﺘﻲ ﺗُـﺬْﻛَـﺮُ ﻓِـﯿْﮭَﺎ ِأﻟْﺄﺣْـﻜَﺎمُ اﻟﺸّـﺮْﻋِـﯿﱠﺔُ أَوْ أﻹﻋْـﺘِـﻘﺎدِﯾﱠﺔُ وَﺗُـﺴَﻤﱠﻰ ﺑِﺎﻟْﻌُـﻠُﻮْمِ اﻟﺪﱢﯾْـﻨِـﯿﱠﺔ ِأﯾْـﻀًﺎ ﻛَﻌِـﻠْﻢِ اﻟْـﻜَﻼمِ وَاﻟْـﻔِـﻘْﮫ “Ilmu syar’iyah ialah pengetahuan yang tersusun dalam kodifikasi yang memuat hukum-hukum agama secara ilmiah, atau yang mengenai keyakinan, 17
Ibid, h. 186. Muhammad Thalha Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosial Kultural (Jakarta: Lantabora Press, 2005), cet. Ke-3, h.63. 18
20
dan disebut juga sebagai ilmu diniyah (pengetahuan agama) seperti ilmu kalam dan ilmu fiqh”.
2. Menurut Imam Al Ghozali, pengetahuan agama semuanya terpuji, meskipun tingkatannya ada yang berbeda yang dibagi dalam empat jenjang, yaitu : Pertama, pengetahuan dasar (al-ushul), yang terdiri dari Al-Quran, alHadist, al-Ijma’ para ulama dan sikap perbuatan para sahabat Nabi. Kedua, pengetahuan bagian atau derivatif (al-furu’), seperti ilmu fiqh, ilmu tafsir, ilmu tasawwuf (ilmu ahwal al-qalb). Ketiga, pengetahuan penunjang (al-muqoddima), seperti kesustraan Arab (ilmu nahwu, ilmu ma’aniy, ilmu bayan, ilmu badi’, dan ilmu lughat). Keempat, pengetahuan pelengkap (al-mutammimat), seperti ilmu qiraat, mustalah al-Hadist, ushul al-fiqh).
2.
Definisi Agama Islam Agama secara etimologis terdiri dari dua kata, a = tidak dan gam =
pergi, sehingga artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun temurun. Kata ini berasal dari bahasa Sanskrit. Ini menunjukkan kepada sifat agama yang diwarisi secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain.19
19
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 9.
21
Sedangkan dalam Bahasa Arab, agama disebut dengan din yang diambil dari bahasa Semit berarti undang-undang atau hokum. Dalam Bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang balasan, dan kebiasaan. Pengertian ini sejalan dengan isi ajaran Islam yang di dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh pemeluk agama Islam.20 Adapun dalam Bahasa Inggris, agama disebut religi yang berasal dari Bahasa Latin. Harun Nasution mengatakan bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Hal ini sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca.21 Prof. Koentjaraningrat mengatakan bahwa agama adalah sistem yang terdiri dari konsep-konsep yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara mutlak suatu umat dan upacara-upacara beserta pemuka-pemuka yang melaksanakannya. Sistem ini mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan dunia ghaib antara sesama manusia dan lingkungannya. Seluruh sistem dijiwai suasana yang dirasakan sebagai suasana kerabat oleh umat yang menganutnya.
3.
Ajaran Agama Ajaran Islam berpangkal 2 pokok Al Quran dan As Sunnah. Islam
membagi ajarannya ke dalam tiga hal yaitu: aqidah, syariah, dan akhlak. Iman adalah aqidah, Islam merupakan syariah, ihsan ialah akhlak. Terdapat ketiga 20 21
Ibid, Ibid, h. 10
22
pokok ajaran Islam ini, ada dua pendapat ulama mengenai hal ini, antara lain: Pertama, ketiga komponen ini diletakkan secara hirarki. Artinya, mula-mula orang harus memperteguh aqidah, lalu menjalakan syariah, kemudian menyempurnakan akhlak. Kedua, ketiganya diletakkan secara sejajar. Maksudnya aqidah yang bertempat di akal, syari’at dijalankan anggota tubuh, dan akhlak berada di hati.
a.
Aqidah Secara etimologi aqidah Al Aqdu yang berarti ikatan, kepastian,
penetapan, pengukuhan, pengencangan dengan kuat dan juga berarti yakin. Sedangkan secara terminologi dibagi dua pengertiannya yaitu secara umum dan khusus. Secara umum Aqidah adalah hukum yang benar seperti keimanan dan ketauhidan Allah, percaya kepada Malaikat, Rasul, Kitab, Qadha dan Qadar serta Hari kiamat. Dan secara khusus aqidah bersifat keyakinan bathiniah yang mencakup rukun Iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani saja tetapi juga masalah yang dilarang oleh Islam.22 Misalnya syirik menyekutukan adanya Allah, ingkar dengan Allah, dan sebagainya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat An Nisa ayat 36. Dalam buku Metodologi Studi Islam, dijelaskan mengenai aqidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad
22
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), cet. Ke-1, h. 49.
23
sebagai utusanNya, perbuatan dengan amal shaleh. Aqidah demikian itu mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan di mulut dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.23 Menurut Gustave Lovon, seorang pakar sosiologi Prancis yang dikutip oleh Prof. Madya. Dr. Musa Bin Fathullah Harun.24 “Aqidah adalah keimanan yang tumbuh dari suatu sumber yang tidak dapat dirasakan, yang memaksakan manusia mempercayai sesuatu kekuatan tanpa dalil. Yakni: akal tidak memainkan peranan penting dalam mewujudkan keimanan, walaupu ia berusaha menguatkannya setelah keimanan itu sendiri wujud”. b.
Syari’ah Syari’ah secara bahasa berasal dari Bahasa Arab yang berarti
peraturan atau undang-undang, yaitu peraturan menganai tingkah laku yang mengikat, harus dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.25 Menurut Dr. Yusuf Qadhrawi, kata syari’ah mempunyai arti “jalan” dapat kita jumpai dalam firman Allah Qs. Al Jaatsiyah ayat 18 :
َﻻ َﺗﱠﺘﺒِﻊَ أھْﻮآءَ اﻟّ ِﺬﯾْﻦ َ َﺛُﻢﱠ ﺟَﻌَ ْﻠﻨَﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺷَ ِﺮﯾْﻌَﺔ ٍﻣِﻦَ اﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻓَﺎﺗﱠﺒﻌﮭَﺎ و َﻻﯾَﻌْﻠَﻤُ ْﻮن َ
23
Abudin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 84. Musa Bin Fathullah Harun. Manusia dan Makhluk Ghaib Di Sekelilingyai (Jakarta: Al Ghuraba 2008), cet. Ke-1, h 133. 25 M. Abdul Mujieb, Kamus IstilahFiqih (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), cet. Ke -1, h. 343. 24
24
“ Kemudian kami jadikan kamu berada di atas sesuatu syari’at (jalan) atau peraturan dari (urusan) agama itu, maka ikutilah syari’at itu dan jangan kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”.26 Syari’ah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.27 Ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan disebut ibadah, dan ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama disebut muamalah. a. Ibadah Ibadah secara terminologis berarti ketetapn Ilahi yang mengatur hubungan. Langsung hamba dengan Tuhannya, dengan tata cara yang sudah ditentukan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya secara rinci, kajian ibadah ini berkisar pada masalah thaharah, sholat, zakat, puasa, dan haji.28 b. Muamalah Muamalah berarti ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya (alam sekitar). Kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia, maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, kebudayaan, dan sebagainya.29
26 27
61.
28
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemah (T.tp.: CV Diponegoro, 2003), h. 399. Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
E. Hassan Saleh, Studi Islam di Perguruan Tinggi (T.tp: T.pn, t.t.), h. 56. Cik Hasan Bisri, Pilar-pilar penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004), Ed. 1, cet. Ke-1, h. 90-91. 29
25
c.
Akhlak Akhlak secara etimologis berarti tingkah laku atau perbuatan. Dan
secara terminologis akhlak adalah tingkah laku (etika) manusia dalam hubungannya dengan alam sekitarnya.30 Iman Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, sebagaimana yang dikutip oleh Abudin Nata, membagi akhlak menjadi dua bagian, yaitu akhlak yang baik (al akhlak al karimah), dan akhlak yang buruk (al akhlak al madzmumah). Berbuat adil, jujur, sabar, pemaaf, dermawan dan amanah misalnya termasuk ke dalam akhlak yang baik, sedangkan berbuat zalim, berdusta, pemarah, pendendam, kikir, dan curiga termasuk ke dalam akhlak yang buruk. Dan tentu saja akhlak yang dikehendaki oleh Islam adalah akhlak karimah. Sedang berdasarkan ruang lingkupnya, akhlak mencakup akhlak kepada Allah, manusia, hewan, dan tumbuhan. Akhlak kepada Allah diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Kholiq. Akhlak kepada Allah dapat dilakukan dengan cara tidak menyekutukan-Nya, dan bertaubat serta mensyukuri nikmat-Nya, selalu berdoa memohon kepada-Nya, dan selalu mencari keridhaan-Nya. Sedangkan akhlak terhadap sesama manusia berkaitan dengan perlakuan seseorang terhadap sesama manusia. Tidak melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan atau mengambil harta tanpa alasan yang benar. Kemudian jika bertemu mengucapkan salam, dan ucapan
30
Ibid, h. 57.
26
yang baik, tidak berprasangka buruk, saling memaafkan, mendoakan, dan saling membantu. Kemudian akhlak terhadap lingkungan yaitu hewan dan tumbuhan atau benda-benda tak bernyawa lain. Hal ini dapat dicontohkan misalnya, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, memetik bunga sebelum mekar, menebang pepohonan yang menimbulkan kemadharatan, dan lain sebagainya. Akhlak yang dikehendaki oleh Islam adalah menjaga kelestarian dan keselarasan dengan alam.31
31
147-151.
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet. Ke-1, h.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan ilmiah karena dengan metode dapat diharapkan dapat berubah lebih cermat dan teratur dalam bekerja, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numeric terhadap variasi angka-angka.1 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey, yaitu peneliti meneliti secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian. B. Variabel Penelitian Sebagaimana halnya dengan penelitian-penelitian lainnya, penelitian ini berusaha untuk mempelajari dengan seksama berbagai hal yang berhubungan dengan masalah penelitian, yang pada dasarnya terbagi kepada dua bentuk variabel, masing-masing adalah variabel bebas (independent variable) dan variabel tergantung (dependent varaible). Kedua bentuk variabel ini didefinisikan oleh Burhan Bungin sebagai berikut :
1
Lexi J Meleong, Metode Penelitian kuantitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), cet ke-23, hal .31
27
28
Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel tergantung. Dengan demikian variabel tergantung adalah variabel yang “dipengaruhi” oleh variabel bebas.2 1. Variabel indenpenden dari penelitian ini adalah respon mahasiswa, dengan sub variable : a. Respon positif b. Respon negatif 2. Variabel dependennya program Damai Indonesiaku di TV One, dengan sub variable : a. Metode interaktif pada program Damai Indonesiaku b. Materi yang ditayangkan program Damai Indonesiaku
C. Definisi Operasional dan Indikator Penelitiannya Definisi operasional mengatakan bagaimana operasi/kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data/indikator yang menunjukkan konsep yang dimaksud. Definisi inilah yang diperlukan dalam penelitian karena definisi ini menghubungkan konsep/konstruk yang diteliti dengan gejala empirik.3 Sehubungan dengan hal di atas, maka definisi operasional dari variabel yang akan diukur dalam peneltian ini meliputi : 1.
Variabel indenpenden, respon, dengan sub variabel :
2
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), cet. Ke – 5, h. 62. 3 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2006. h. 29
29
a. Respon positif Definisi Operasional: Tanggapan, reaksi atau jawaban yang mendukung atau menyetujui suatu peristiwa yang terjadi Indikator : - Mahasiswa mengetahui program Damai Indonesiaku - Terjadi
peningkatan
pengetahuan
agama
pada
mahasiswa b. Respon negatif Definisi operasional : Tanggapan, reaksi atau jawaban yang tidak mendukung atau tidak menyetujui suatu peristiwa yang terjadi Indikator : - Mahasiswa tidak mengetahui program Damai Indonesiaku - Tidak terjadi peningkatan pengetahuan agama pada mahasiswa 2. Variabel dependen : Program Damai Indonesiaku, dengan sub variabel : a. Metode interaktif Definisi operasional : tehnik atau cara yang digunakan dalam menyampaikan materi Indikator : - Pengunaan bahasa para da’i - Penguasaan materi para da’i - Teknik penyampaian (monolog dan dialog) b. Materi yang ditayangkan program Damai Indonesiaku Definisi operasional : Ilmu pengetuan agama yang berdasarkan Al Quran dan Al Hadist. Adapun materi yang teramati dalam penelitian ini ada :
30
Indikator : - Pengetahuan aqidah a. Pembahasan materi secara global b. Berdasarkan dalil nagli dan agli c. Menyangkut persoalan agama yang baru - Pengetahuan syariah a. Pembahasan materi secara global b. Berdasarkan dalil nagli dan agli c. Menyangkut persoalan agama yang baru - Pengetahuan akhlak a. Pembahasan materi secara global b. Berdasarkan dalil nagli dan agli c. Menyangkut persoalan agama yang baru
D. Hipotesis Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan penelitian, maka dirumuskan hipotesis penelitian : Adanya Respon Mahasiswa KPI UIN Jakarta Terhadap Program Damai Indonesiaku Di TV One
E. Kerangka Pemikiran Masyarakat saat ini sangat dimanjakan dengan tayangan-tayangan acara dari televisi, dengan berbagai tayangan yang disuguhkan membuat para pemirsa lupa dengan aktifitas yang akan dikerjakan. Pada tayangan televisi
31
masyarakat juga dapat mengambil berbagai macam informasi, maupun pengetahuan. Salah satunya program keagamaan pada televise, pada program ini masyarakat ini dapat memperoleh pengetahuan agama baik pengetahuan tentang aqidah, syariah dan akhlak. Dalam siaran yang ditayangkan oleh televisi, tentunya berdasarkan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah. Yakni UUD 1945 Pasal 36 ayat 1 tentang isi siaran yang berbunyi isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Program Damai Indonesiaku Respon Mahasiswa Respon Positif (+) Respon Negatif (-)
a. Metode Interaktif -
Penggunaan Bahasa
-
Penguasaan Materi
-
Teknik penyampaian
b. Materi yang ditayangkan - Pengetahuan aqidah - Pengetahuan syariah - Pengetahuan akhlak
32
Respon Mahasiswa - Mengetahui Pengetahuan agama - Memahami pengetahuan agama - Mengamalkan pengetahuan agama
F. Teknik Pengambilan Sampel Populasi merupakan sejumlah orang dari suatu objek yang akan diteliti yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 (semester 6). Terdiri dari 6 (enam) kelas yaitu : 1. KPI A dengan jumlah mahasiswa sebanyak 26 (dua puluh enam orang). 2. KPI B dengan jumlah mahasiswa sebanyak 29 (dua puluh sembilan orang). 3. KPI C dengan jumlah mahasiswa sebanyak 29 (dua puluh sembilan orang). 4. KPI D dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36 (tiga puluh enam orang). 5. KPI E dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 (dua puluh delapan orang). 6. KPI F dengan jumlah mahasiswa sebanyak 29 (dua puluh Sembilan orang). Dan jumlah mahasiswa KPI angkatan 2008 sebanyak 177 mahasiswa yang merupakan sebagai populasi dalam penelitian ini. Sample adalah bagian kecil dari populasi yang diambil melalui caracara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang
33
dianggap dapat mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan sample, untuk menentukan besarnya sample, peneliti berpedoman kepada dengan pendapat Suharsimi Arikunto : “apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana”.4 Untuk kepentingan ini, peneliti menggunakan sampel 20% dari mahasiswa KPI angkatan 2008 (semester 6). Maka penelitian menetapkan jumlah sampel sebanyak 36 mahasiswa. Berikut data repsentatif untuk sampel. Tabel 2 Sampel Penelitian Kelas KPI A KPI B KPI C KPI D KPI E KPI F Jumlah
Jumlah 26 29 29 36 28 29 177
Sampel 6 6 6 8 6 6 38
Untuk menentukan sampel tersebut, ditentukan berdasarkan simple random sampling. Dimana keseluruhan satuan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Karena itu ditentukan melalui undian, dimana keselurah satuan populasi diberi nomor urut dan dari nomor-nomor tersebut dikeluarkan empat puluh lima nomor, setiap nomer yang keluar dicatat sebagai sampel, selanjutnya ke dalam suatu daftar, yang disebut dengan daftar sampel.
4
h. 107.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
34
G. Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada tiap kelas Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) semester 6 yang terdiri dari 6 kelas, yaitu : Kelas KPI A, Kelas KPI B, kelas KPI C, kelas KPI D, kelas KPI E, kelas KPI F. Adapun alasan pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : 1.
Lokasi penelitian sangat mudah dijangkau oleh peneliti
2.
Peneliti adalah mahasiswa di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sehingga data dapat diakses dengan mudah
3.
H.
Adanya keterbatasan biaya, waktu, tenaga yang dimiliki oleh peneliti
Teknik Pengumpulan Data a.
Dokument Data yang digunakan berupa bahan kepustakaan, jurnal, artikel, bukubuku, hasil penelitian, serta referensi yang sesuai dengan pokok permasalahan.
b.
Kuesioner Berupa daftar pernyataan yang disampaikan setiap responden yaitu untuk diisi dan dinilai responden sesuai dengan jumlah sampel dan jumlah responden sebanyak 38 mahasiswa.
I.
Sumber Data Untuk memperoleh sumber data-data yang diperlukan oleh penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui :
35
a. Data sekunder Sumber data yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, kitabkitab, naskah dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan penelitian. b. Data primer Sumber data primer yakni sumber data yang diperoleh langsung dari responden yang akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner, responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa KPI angkatan 2008 berjumlah 36 mahasiswa yang masih aktif mengikuti perkuliahan. J.
Metode Analisa Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisa Deskriptif Kuantitatif, data-data kuantitatif pada umumnya diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Metode ini terutama untuk menguji tingkat hubungan variabel dalam hal ini adalah antara program Damai Indonesiaku dengan pengetahuan agama, langkah-langkah analisa dapat dilakukan sebagai berikut : a.
Skala (Ukuran) yang digunakan Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert, yang digunakan untuk mengetahui derajat kesetujuan dan ketidaksetujuan (sebagai salah satu alternatif jawaban) responden terhadap pernyataan yang terdapat dalam kuesioner, yang akan diberikan bobot sebagai berikut :
BOBOT
PENILAIAN
5
Sangat Setuju
36
b.
4
Setuju
2
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
Analisa korelasi Analisa korelasi akan dipergunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan variabel tergantung. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel bebas adalah respon mahasiwa KPI UIN Jakarta, sedang yang dijadikan variabel tergantung adalah Program Damai Indonesiaku di TV One. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan di atas, yaitu ada hubungan antara program televisi dengan pengetahuan agama mahasiswa KPI UIN Jakarta. Rumus yang digunakan untuk penelitian ini adalah : 1.
Mean
2.
Uji Regresi Y=
3. Standar Deviasi SD Keterangan : SD = Standar Deviasi Jumlah Deviasi rata-rata kuadrat = Jumlah Individu
37
K. Uji Instrumen 1.
Uji Validitas Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data
penelitian, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang diukurnya.5 Item pernyataan dinyatakan valid apabila dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi, setiap item pernyataan dengan total skor dari keseluruhan item penyataan untuk masing-masing variabel. Uji korelasi ini dengan rumus product moment.
Keterangan : r = Koefisien korelasi Product Moment N= Jumlah individu dalam sampel X = angka mentah untuk variabel X Y = angka mentah untuk variabel Y 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.6 Pada uji reliabilitas ini menggunakan teknik belah dua. r. tot = 2 (r.tt) 1 + r.tt r. tot = angka reliabilitas keseluruhan item r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
5 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta : Pustaka LP3ES, 2008), cet. KE-19, H. 124. 6 Ibid. h. 140
38
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) 1. Sejarah Singkat Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah fakultas setelah terjadi perubahan nama dari Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Perubahan ini berdasarkan keputusan Presiden RI. Nomor: 31 tahun 2002 sebagai perwujudan dari gagasan dan hasrat umat Islam, yang merupakan mayoritas bangsa Indonesia, untuk mencetak kader pemimpin Islam bagi keperluan perjuangan bangsa Indonesia, untuk mencetak kader pemimpin Islam bagi keperluan perjuangan bangsa Indonesia. Dan tambahan kata “komunikasi” sejalan dengan visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu integrasi keilmuan, keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan.1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah fakultas yang merupakan pengembangan dari Jurusan Dakwah pada Fakultas Usuluddin IAIN Syarif Hidayatullah,yang secara resmi dibuku pada tahun akademik 1990/1991 (pada waktu itu masih bernama Fakultas Dakwah), diawali dengan membuka satu jurusan yaitu Penyiaran dan Penerangan Agama (PPA) dengan dua kelas dan jumlah mahasiswa sekitar 80 orang. Akhirnya perkembangan Fakultas
1
Praktikum Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Jakarta: Dakwah Press Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2007)h. 1
38
39
Dakwah tersebut, akhirnya pada tahun 1992-1995 memiliki dua jurusan yaitu: PPA dan BPA.2 Seiring perkembangan Fakultas Dakwah tersebut, akhirnya pada tahun 1994/1995 terjadi perubahan nama jurusan BPA menjadi BPI yaitu Bimbingan Penyuluhan Islam pada tahun 1996/1997 terjadi perubahan nama kembali, yaitu jurusan Penyiaran dan Penerangan Agama (PPA) berganti nama menjadi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) sampai sekarang. Perubahan tersebut didasarkan kepada Surat Keputusan Dirjen Lembaga Islam Departeman Agama tahun 1999.3 Seiring dengan kemajuan yang pusat di era globalisasi, jurusan KPI senantiasa menghasilkan perubahan sesuai dengan tantangan zaman. Kurikulum yang ada sekarang tidak kalah jauh dari jurusan komunikasi dikampus lain. Untuk ke depan, KPI akan difokuskan kepada hal-hal umum. Terbukti sekarang ada Program Studi Jurnalistik. Dengan kemajuan tersebut, KPI dan Jurnalistik sekarang mempunyai praktikum mata kuliah sendiri, antara lain computer. Isi materinya berbeda dengan jurusan lain, lebih kapada desain grafis, layout majalah, tabloid, buletin dan koran. Sedangkan dalam pelaksanaan prakteknya sarana dan prasarana KPI juga mulai membaik dengan adanya laboratorium Radio, TV dan Fotografi. Mahasiswanya pun dididik sebagai konseptor acara keagamaan di televisi.4
2
Yunan Yusuf, Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Jakarta: UIN Syahid, 2004-2005), h. 14. 3 Ibid, h. 15. 4
Firmansyah, Bekal KPI Tuk Meraih Masa Depan (Jakarta: JEDA, 2005), h. 5.
40
2. Visi, Misi, Tujuan dan Kompetensi Jurusan KPI Visi dari Jurusan KPI adalah “ menjadikan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam sebagai pusat keunggulan dalam bidang keilmuan Komunikasi dan Penyiaran Islam”. Sedangkan Misi dari Jurusan KPI adalah: 1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam. 2) Melakukan penelitian di bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3) Melaksanakan
pengabdian
kepada
masyarakat
dalam
rangka
mengamalkan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4) Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 5) Melakukan pembinaan akhlak mulia.
Tujuan dari Jurusan KPI adalah 1) Menyiapkan peserta didik mempunyai kemampuan komunikasi dan dakwah secara profesional baik lisan ataupun tulisan juga di media massa atau elektronik. 2) Berkepribadian Islami yang dapat menjadi teladan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3) Menguasai dasar-dasar methodologi Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam sehingga mampu mengembangkan dan bertindak sebagai sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam.
41
4) Memahami asas-asas pengelolahan KPI melalui media tradisional/modern serta mampu bekerja sesuai keahliannya.5 Sedangkan kompetensi dari Jurusan KPI adalah: 1) Menjadikan mahasiswa terampil dalam bidang Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam. 2) Menjadikan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam berkepribadian dan berakhlak mulia, dinamis, kreatif, dan inovatif.6
3.
Sekilas tentang Mahasiswa Jurusan KPI Angkatan 2008 Mahasiswa adalah salah satu bagian dari kalangan akademis, yang
memiliki daya intelektual dan daya kreatifitas tinggi. Dalam hal ini, mahasiswa jurusan KPI angkatan 2008 termasuk salah satunya, ini terbukti dengan keikut-sertaan mereka dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan KPI maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurusan atau bisa disebut juga LSO (Lembaga Semi Otonom). LSO yang ada di Jurusan KPI antara lain, yaitu Mahasiswa Kreatif Audio Visual (KOMKA) dan Paduan Suara Voice Of Communication (VOC). Sebenarnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh BEMJ KPI maupun LSO-LSO yang ada di jurusan KPI sama saja. Seperti, seminar mahasiswa, pelatihan jurnalistik, workshop film, public speaking, pelatihan penyiar radio atau pembaca berita TV, dan lain sebagainya.
5 Praktikum Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Jakarta: Dakwah Press Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2007)h. 3-4. 6
Yunan Yusuf, Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi,h. 63-64.
42
Hanya saja LSO-LSO di jurusan KPI seperti KOMKA danVOC hanya fokus kepada satu kegiatan saja. KOMKA adalah komunitas yang lebih fokus kepada satu kegiatan saja. KOMKA adalah komunitas yang lebih fokus kepada kegiatan seni audio-visual seperti yang berhubungan dengan film dan televisi. Sedangkan Panduan Suara VOC adalah komunitas mahasiswa yang bergerak dalam bidang seni tarik suara, tentunya panduan suara VOC diiringi oleh musik dalam hal ini panduan suara VOC juga memiliki band, jadi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan VOC hanya berfokus kepada kegiatan yang berhubungan dengan paduan suara dan musik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jurusan KPI angkatan 2008 adalah mahasiswa yang benar-benar memiliki sifat kritis, daya kreatifitas tinggi yang diimbangi dengan moral serta akhlak yang baik, dalam mengembangkan ilmu yang di dapat dari perkuliahan. Tentunya hal ini dapat menambah pengalaman dan bekal mereka di masa depan nanti. Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008 (semester 6). Terdiri dari 6 (enam) kelas, yaitu : 1. KPI A dengan jumlah mahasiswa sebanyak 26 (dua puluh enam orang). 2. KPI B dengan jumlah mahasiswa sebanyak 29 (29 puluh sembilan orang). 3. KPI C dengan jumlah mahasisi sebanyak 29 (dua puluh Sembilan orang).
43
4. KPI D dengan jumlah mahasiswa sebanyak 36 (tiga puluh enam orang). 5. KPI E dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 (dua puluh delapan orang). 6. KPI F dengan jumlah mahasiswa sebanyak 29 (dua puluh Sembilan orang). Dan jumlah mahasiswa KPI angkatan 2008 sebanyak 177 mahasiswa.
B. Gambaran Umum Program Damai Indonesiaku Damai Indonesiaku merupakan program acara dari stasiun tivi TVONE. Acara ini merupakan acara yang dikemas dengan nuansa Islami sehingga pada pembukaan acara di awali dengan pembacaan ayat Al-Quran. Dan acara ini juga berlangsung interaktif, sebab para hadirin dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber yang berkaitan tentang korupsi. Serta bagaimana pandangan Islam terhadap kejahatan korupsi dan juga pemberantasannya dari negara ini. Acara ini memiliki referensi ayat yang dibacakan oleh seorang qori dan saritilawah. Kemudian narasumber atau ustad akan memberikan penjelasan dari ayat ini yang kemudian disangkut pautkan pada tema acara, kemudian akan ditemukan benang merah antara tema dan ayat. Damai Indonesiaku bukanlah satu-satunya acara yang Islami di TVONE, ada juga acara Islami seperti Titian Qalbu. Akan tetapi acara Damai Indonesiaku ini merupakan acara Islami yang kontekstual yang maksudnya adalah membahas permasalahan yang sedang hangat terjadi (up to date) baik di masyarakat maupun pemerintahan dengan merujuk pada ajaran Islam.
44
Acara ini juga berhasil karena berkat kerja sama dari para Ulama besar seperti Yusuf Mansyur, Jefry Al-Bukhori, Ahmad Al-Habsyi, dan juga Zainuddin MZ. Pemilihan narasumber ini juga ditentukan dari tiga hal yakni tema apa yang akan dibahas, kepopuleran ustadz ditengah masyarakat, sebab hal ini tidak dapat dipungkiri akan membuat minat masyarakat untuk menyaksikan acara ini. Selain itu jadwal ustadznya yang terkadang selalu berbenturan dengan aktivitas mereka diluar. Adapun pemilihan narasumber ini juga merupakan proses analisa rating dan juga respon dari masyarakat Pemilihan host dalam program Damai Indonesiaku ini juga memiliki persyaratan yaitu mereka-mereka yang memiliki talenta dan image yang baik dimata masyarakat. Sehingga ia pantas untuk membawakan acara yang berbasis Islami. Seorang host juga dituntut untuk kreatif agar mampu membawakan acara dengan sangat menarik. Dalam pemilihan host ini juga dipilih dari kaum laki-laki sebab menganggap laki-laki adalah seorang pemimpin dan masih ada sebagian besar masyarakat Indonesia yang melarang bagi perempuan berada didepan. Maka untuk mencari jalan yang baik maka dipilihlah dari kaum laki-laki. Walaupun acara ini berjudul sangat umum yakni “Damai Indonesiaku”, tetapi dibawakan dengan basis Islam. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim. Sehingga penonton mendapatkan pencerahan dari setiap permaslahan yang hadir ditengah masyarakat. Dan sebagai pihak TV, hal ini juga digunakan untuk menarik peminat penonton acara ini. Untuk ide awal pembuatan acara “Damai Indonesiaku” dimulai pada masa-masa PEMILU 2009 yang mengalami banyaknya konflik dan gonjangganjing yang menimbulkan keresahan ditengah masyarakat. Sehingga hadirlah
45
acara ini dengan membawa perubahan yang baru dari acara-acara TV lainnya. Sebab acara ini dibentuk dengan mengkaji permasalahan yang terjadi dengan sudut pandang Islam. Acara ini bertujuan untuk mencerdaskan penonton bukan mencerdaskan pemimpin. Sehingga masyarakat dapat sedikit menilai tentang pemimpin dari sisi agama sehingga dapat menentukan pemimpin mana yang pantas untuk dijadikan seorang pemimpin dinegara ini. Masyarakat juga diharapkan agar tidak terjebak dengan permainan politik para calon penguasa yang saling menjatuhkan satu sama lain dan juga praktek Black Champagne. Maka dengan kehadiran acara ini selain memberikan edukasi kepada masyarakat, juga menyatukan segala perbedaan yang terjadi dalam situasi yang sedang memanas dalam masyarakat. Misalnya saja perdebatan yang terjadi dalam PEMILU. Adapun dalam pemilihan tema dalam setiap tayang didapatkan dari ide sendiri. Masyarakat pun terkadang mengirimkan ide dalam pembahasan acara ini seperti mengirimkan ide lewat Facebook. Akan tetapi pihak penyelenggara akan memfokuskan pada ide sendiri. Tema yang diangkat pun dilihat dari berita-berita yang sedang hangat dibicarakan ditengah masyarakat seperti bencana, korupsi, kepemimpinan yang tidak adil dan lain sebagainya. Masalah ini akan dibahas dengan sudut pandang agama Islam. Misalnya saja dalam penyambutan Tahun Baru Hijriah yang akan disangkut pautkan dengan perubahan-perubahan apa yang harus diusung dalam menjalankan negara ini atau melihat kemajuan dan kemunduran yang telah terjadi selama satu tahun terakhir.
46
Dalam setiap penayangan program juga masih sering ditemukan kendala-kendala, seperti keterlambatan dari kru untuk datang ke lokasi shooting ataupun bagian tekhnik yang mengalami permasalahan. Kendala yang juga sering terjadi yakni apabila acara yang sedang berlangsung terkadang tidak mengikuti rundown yang ada sehingga perlu dibuat perubahan. Seperti langsung melakukan diskusi dengan narasumber dan host acara agar sedapat mungkin menguasai rundown yang ada. Pada saat seperti ini seorang produser acara dituntut untuk melakukan improvisasi acara tetap berjalan dengan lancar. Pada awalnya, acara Damai Indonesiaku tidak memiliki sponsor dengan kata lain mereka berdiri dengan modal sendiri. Lalu melakukan kerjasama dengan pihak masjid se-JABOTABEK. Dan sampai saat ini lokasi yang diutamakan adalah Masjid, dengan tujuan membuat Masjid sebagai tempat untuk membahas masalah yang mengenai negara secara bersama-sama. Dengan hal ini membuat masyarakat juga akan semakin peduli dengan permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Pemilihan masjid juga harus tepat dan memiliki standarisasi, seperti banyaknya jamaah dan juga Masjid yang Indah. Sehingga dicarilah Masjid-Masjid yang bagus yang berada ditengah perumahaan masyarakat, agar masyarakat dapat dengan mudah mengikuti acara ini.
C. Analisis Data 1. Deskripsi Data Responden Pada penelitian ini sebagai responden adalah mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI ) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berlokasi di Jl. Ir.
47
H. Juanda 95 Ciputat, adapun yang dijadikan sampel adalah sebanyak 36 orang dari jumlah populasi sebesar 177. Dari 36 kuesioner (angket) yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data mengenai identitas responden dan selanjutnya diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu, identitas responden berdasarkan jenis kelamin dan kelas responden. Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Frekuensi 18 18 36
Frek. Relatif (%) 50 % 50 % 100 %
Berdasarkan Tabel 3 diketahui identitas responden berdasarkan jenis kelamin mahasiswa laki-laki maupun perempuan sama-sama berjumlah 18 orang atau sebanyak 50%. Selanjutnya berdasarkan karakteristik responden berdasarkan kelas responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan kelas No 1 2 3 4 5 6
Kelas KPI A KPI B KPI C KPI D KPI E KPI F Jumlah
Frekuensi 5 6 6 7 6 6 36
Frek. Relatif (%) 13.88 % 16.66 % 16.66 % 19.44 % 16.66 % 16.66 % 100 %
Sesuai dengan tabel di atas, responden dari kelas KPI A sebanyak 5 mahasiswa sebesar 13.88%, responden dari kelas KPI B, KPI C, KPI E, dan
48
KPI F sebanyak 6 mahasiswa sebesar 16.66%, dan responden dari KPI D sebanyak 7 mahasiswa sebesar 19.44%. 2. Analisa Data a. Skor Kuisioner Program Setelah kuisioner disebar kepada responden, didapatkan hasil penskoran terhadap tiap-tiap unsur variabel. Unsur pada program dilihat dari metode ceramah. Tabel 5 Tanggapan responden terhadap item pernyataan terhadap metode ceramah No
Penyataan
1
Pada program Damai Indonesiaku, bahasa yang digunakan para da’i, bahasa intelektual. Bahasa yang digunakan para da’i, dipahami oleh orang dewasa. Tutur bahasa para da’i sopan dalam menyampaikan materi. Pengucapan kata-kata pada bahasa yang digunakan para da’i jelas. Materi yang disampaikan da’i terlalu meluas dari judul tema. Para da’i terlihat konsisten dalam menyampaikan materi pada program Damai Indonesiaku. Dalam menyampaikan materi, da’i tidak fokus pada inti materi Para da’i menjelaskan materi dengan luwes dan lugas Setiap materi yang disampaikan berdasarkan Al Quran Kesimpulan yang disampaikan da’i kurang memuaskan mad’u Metode ceramah yang
2 3 4 5 6
7 8 9 10 11
SS
S
N
TS
STS
Skor
Rangking
0
21
0
14
1
113
8
7
27
0
2
0
147
3
10
26
0
0
0
154
1
5
29
0
2
0
145
4
1
9
0
26
0
66
14
2
28
0
6
0
144
5
0
7
0
25
4
82
13
6
27
0
2
0
142
6
12
22
0
2
0
152
2
1
9
0
24
2
91
10
49
12
13 14
dibawakan para da’i membuat jenuh audien (mad’u) Ceramah yang diselingi dengan humor, membuat audien bertambah pengetahuan Waktu dalam segmen tanya jawab tidak efisien dengan keinginan mad’u Pada season tanya jawab, jawaban yang disampaikan da’i tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh mad’u
0
8
0
26
2
86
11
5
22
0
9
0
131
7
2
16
0
17
1
109
9
0
7
0
28
1
85
12
Jumlah
1647
Dari hasil Tabel diatas dapat diketahui bahwa tanggapan mahasiswa terhadap dimensi metode ceramah yang menempati rangking pertama adalah pada pernyataan No. 3, dengan jumlah skor total 154, dari jumlah skor tersebut didapatkan nilai jawaban Sangat Setuju (SS) sebanyak 26, dan tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan untuk rangking terendah adalah tanggapan mahasiswa pada pernyataan No. 5 dengan jumlah skor total 66, dari jumlah skor tersebut didapatkan mahasiswa lebih banyak menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 26 mahasiswa. Dari tabel 5, kita dapat lihat, kesuksesan maupun kegagalan da’i dalam menyampaikan dakwahnya melalui media televisi, diantaranya : untuk kesuksesan seorang da’i, kita dapat melihat dari pernyataan No. 3, faktor penunjang dari sukses da’i ialah tutur bahasa yang sopan dalam menyampaikan materi, selanjutnya diiringi dengan bahasa yang digunakan yang dapat dipahami oleh semua kalangan, baik anak kecil, remaja maupun dewasa.
50
Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang digunakan da’i dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukkan hati, tidak agitatif dan provokatif serta tidak mengandung fitnah.7 Da’i selaku komunikator harus mampu melogikakan pesan dakwah dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga mempunyai daya panggil yang sangat berwibawa terhadap seseorang.8 Pada pernyataan No. 9, merupakan faktor suksesnya seorang da’i, mengapa demikian, karena seorang da’i dalam menyampaikan isi materi hendaknya selalu berdasarkan sumber-sumber baik itu Al Quran dan Al Hadist. Karena isi materi yang dilandasi dengan Al Quran dan Al hadist akan membuat ma’u atau audien percaya apa yang disampaikan oleh da’i, dan mad’u atau audien akan bertambah ilmu pengetahuan agamanya. Faktor kesuksesan da’i dalam menyampaikan dakwahnya dapat kita lihat pula pada pernyataan No. 4, dimana para da’i hendaknya dalam menyampaikan materi ditunjang dengan pengucapan kata-kata yang jelas dan diiringi dengan intonasi yang dapat menggugah hati mad’u atau audiennya. Selain itu juga da’i dituntut dalam menyampaikan materi dengan luwes dan lugas. Kegagalan seorang da’i dapat kita lihat dari pernyataan No. 7, dimana da’i tidak fokus dalam menyampaikan inti materi, karena diduga da’i terlalu sibuk memperhatikan audien dan diduga juga materi yang disampaikan da’i 7
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, T.pn.,t.t.), h. 42-43. 8 Harjani Hefni, dkk., Metode Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2003), cet. Ke- 1, h. 162.
51
terlalu meluas dari judul tema sehingga materi yang disampaikan oleh da’i tidak tepat pada judul materi yang diberikan kepada audien. Sehingga audien atau mad’u merasa jenuh yang disampaikan da’i dari ketidakjelasan isi materi yang terlalu meluas dari judul materi. Selain itu juga pada season Tanya jawab, ketika da’i menjawab pertanyaan dari audien, jawaban yang diberikan tidak sesuai atau tidak mengena pada pertanyaan yang diberikan audien atau mad’u kepada da’i. b. Skor Kuisioner Tingkat Pengetahuan Agama Kuisioner tingkat pengetahuan agama membahas tentang 3 (tiga) hal pokok dalam ajaran Islam yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Dan yang menjadi indikatornya adalah responden mendapatkan pengetahuan tentang aqidah, syariah, dan akhlak, dan responden memahami informasi tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Berikut ini adalah pen-skoran tentang pengetahuan aqidah : Tabel 6 Pengetahuan dan pemahaman responden tentang pengetahuan aqidah No
Penyataan
15
Aqidah merupakan kepercayaan kepada Allah, Malaikat, Rasulullah, Kitabkitab, Hari Kiamat, dan Qodho Aqidah merupakan keyakinan batiniah (mis : syirik menyekutukan adanya Allah) Pasrah diri dengan ketentuan Allah yang akan terjadi Yakin dengan adanya hari kiamat 2012 Merubah ketampanan / kecantikan wajah yang diinginkan, berarti takdir dapat diubah oleh manusia
16
17 18 19
SS
S
N
TS STS Skor
Rangking
10
25
0
2
0
154
1
5
27
0
3
1
140
2
3
19
0
13
1
118
3
0
1
0
10
25
49
7
0
4
0
21
11
69
6
52
20 21 22
Merasa tidak diawasi dimanapun kita berada Benci kepada Negara merupakan Ingkar nikmat kepada Allah Kebebasan manusia adalah takdir yang tentukan oleh Allah
1
1
0
14
20
57
8
3
13
0
18
2
99
5
0
18
0
15
3
105
4
Jumlah
791
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap pengetahuan aqidah yang menempati rangking pertama adalah pada pernyataan No. 1 dengan jumlah skor 154. 10 mahasiswa menjawab Sangat Setuju (SS) dan yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 4. Sedangkan untuk rangking terakhir pada pernyataan No. 20 dengan jumlah skor 57 sebanyak 20 mahasiswa menjawab Sangat Tidak Setuju (STS), dan mahasiswa yang menjawab Sangat Setuju (SS) dan Setuju (S) masing-masing satu mahasiswa. Dari tabel diatas mahasiswa mengetahui definisi aqidah yaitu percaya kepada Allah, Malaikat, Rosul, Kitab, Hari kiamat dan Qodo Qodar. Dan dengan kepercayaan yang mereka tanam di hati, mereka akan selalu mengimaninya. Dari tabel 6, dapat kita lihat pada pernyataan No. 18, mahasiswa tidak yakin dengan adanya hari kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012 yang menjadi buah bibir ketika seorang paranormal menyatakan akan terjadi hari kiamat pada tahun 2012. Mahasiswa menyakini adanya hari kiamat tapi tidak tahu waktu kapan akan terjadi hari kiamat, mahasiswa menyakini hanya Allah SWT yang mengetahui persisnya terjadi hari kiamat. Pada pernyataan No. 20, mahasiswa menyakini dimana saja kita berada Allah SWT akan selalu mengawasi kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. Karena Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Pada pernyataan
53
No. 19, mahasiswa tidak setuju apa yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan merubah ketampanan atau kecantikan yang diubah manusia dengan cara operasi bedah plastik, perbuatan ini sebagai tanda kita tidak mensyukuri nikmat yang diberikan kepada Allah SWT, dikatakan pula kita sebagai orang yang kufur nikmat. Pada pernyataan No. 20, dapat dikatakan juga kita akan kufur nikmat kepada Allah SWT, karena tidak mensyukuri Negeri sebagai tempat hidup kita yang diberikan oleh Allah SWT. Pada pernyataan No. 22, mahasiswa menyakini kebebasan merupakan takdir yang diberikan oleh Allah SWT, dan kebebasan itu dipergunakan untuk kebaikan atau keburukan adalah hak manusia untuk melakukanya sebagai konsekuensi kebebasan yang diberikan kepadanya. Pada pernyataan No. 17, mahasiswa juga menyakini pasrah diri merupakan ketentuan Allah yang akan terjadi, karena sikap pasrah diri sepenuhnya kepada Allah merupakan inti da hakikat agama dan keagamaan yang benar. Dari semua pernyataan yang terkandung pada tabel 6, diduga mahasiswa telah mengetahui dan memahami pengertian aqidah, diduga juga mahasiswa telah mengamalkan pengertian aqidah pada kehidupan sehari-hari, dapat dilihat dari jawaban pada setiap pernyataan pada tabel 6. Aqidah mengandung arti bahwa dari orang yang beriman tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan di mulut dan perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh orang yang beriman itu kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.
54
Selanjutnya adalah melihat tanggapan mahasiswa terhadap pengetahuan Syariah. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 7 Pengetahuan dan pemahaman responden tentang pengetahuan Syariah No
Pernyataan
23
Muamalah merupakan hubungan manusia dengan Allah Jihad di jalan Allah dengan memerangi musuh-musuh Islam Menurut anda, jika hukumhukum Islam (seperti; rajam, pecut dan potong tangan) diberlakukan di Indonesia Perempuan mendapatkan harta warisan sama dengan laki-laki diharamkan khamar baik cair maupun padat, bilamana psikotropika digunakan pada rumah sakit untuk pasien Bersedekah kepada pengamen / pengemis yang masih bisa bekerja namun kurang mampu Jika kita diperintahkan oleh pemimpin Negara yang zholim, kita harus mematuhi perintahnya. Selama tidak menyuruh untuk menyekutukan Allah dan Rasulnya Hukuman bagi pencuri kekayaan Negara sama dengan hukuman bagi pencuri ayam
24 25
26 27
28
29
30
Jumlah
SS
S
N
TS
STS Skor
Rangking
3
17
0
13
3
112
3
4
13
0
17
2
116
2
3
15
0
14
4
107
4
1
6
0
23
6
71
8
4
20
0
11
1
123
1
2
15
0
11
8
100
5
0
12
0
17
7
89
6
6
3
0
14
13
83
7
801
Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap pengetahuan syariah yang menempati rangking pertama adalah pada pernyataan No. 27 dengan jumlah skor 123. 4 mahasiswa menjawab Sangat Setuju (SS), yang menjawab Setuju (S) sebanyak 20 mahasiswa, dan yang
55
menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 11 mahasiswa. Sedangkan untuk rangking terakhir pada pernyataan No. 26 dengan jumlah skor 71 sebanyak 23 mahasiswa menjawab Tidak Setuju (TS), sebanyak 6 mahasiswa yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS), sebanyak 6 mahasiswa menjawab Setuju (S), dan 1 mahasiswa menjawab Sangat Setuju. Pada pernyataan No. 26 pada tabel 7, diduga mahasiswa memahami dan mengetahui pembagian harta warisan, dapat dilihat pada tabel banyak respon yan tidak setuju dengan pembagian harta warisan bahwa perempuan mendapatkan harta warisan lebih banyak atau sama dengan laki-laki. Setiap pembagian harta warisan sudah ditentukan kadar dalam pembagian harta warisan. Pada pernyataan No. 30, diduga mahasiswa telah memahami dan mengetahui hukum-hukum pidana yang berlaku di Indonesia, terlihat pada tabel mahasiswa tidak setuju apabila hukuman bagi pencuri Negara atau koruptor dihukum seperti hukuman bagi pencuri ayam. Kemudian pada pernyataan No. 29, diduga mahasiswa tidak memahami dan tidak mengetahui apabila seorang pemimpin yang dholim memerintahkan warga negara dalam urusan Negara masih diperbolehkan dalam Islam, kecuali jika seorang pemimpin yang dholim memerintahkan warga negara untuk menyekutukan Allah dan Rasul-Nya maka didalam Islam kita diwajibkan untuk menolaknya secara keras. Pada pernyataan No. 27, pada tabel ini menduduki peringkat pertama tabel pengetahuan agama Islam tentang syariah. Pada pernyataan ini diduga mahasiswa telah memahami, mengetahui bahwa setiap bentuk khamar baik cair maupun padat hukumnya haram untuk digunakan. Namun ketika
56
psikotropika digunakan pada bidang kesehatan diperbolehkan. Dalam Hukum Islam memperbolehkan narkotika dan psikotropika digunakan untuk guna kepentingan medis karena kalau tidak menggunakan itu maka pasien akan mengalami kesakitan selain dari itu diharam karena dapat merusak tubuh
dilihat
dari
hukum
kesehatannya
sendiri
pengawasan guna untuk agar penyalagunaan narkotika dan psikotropika dapat di hindari selain pengawasan dari pihak berwajib juga diperlukan keaktifan masyarakat untuk dapat mencegah pengedaran narkotika. Selanjutnya adalah melihat tanggapan mahasiswa terhadap pengetahuan Akhlak. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 8 Pengetahuan dan pemahaman responden tentang pengetahuan Akhlak No
Pernyataan
31
Akhlak hanya hubungan manusia dengan manusia, dan tidak hubungan manusia dengan Tuhan dan makhluk lain Lingkungan masyarakat mempengaruhi pembentukan akhlak Meminta maaf lebih mulia dari memberi maaf Akhlak seorang muslim dapat dilihat dari cara berpakaian Akhlak yang buruk dilihat dari cara bicara Kerusakan di daratan maupun di lautan bukan karena lemahnya Iman Menampakkan kekhusyuan ketika sholat merupakan sifat riya “gak mau ah bu” kata ah pada pernyataan tersebut, bukan akhlak yang baik ketika berbicara dengan orang tua
32 33 34 35 36 37 38
SS
S
N
TS
STS
Skor
Rangking
1
4
0
21
10
72
9
9
23
0
4
0
145
3
15
13
0
8
0
143
4
3
19
0
13
1
118
6
5
19
0
11
1
124 5
3
12
0
21
0
105
7
2
9
0
22
3
93
8
16
15
0
4
1
149
2
57
39 40
Pembentukan akhlak dipengaruhi dari lingkungan keluarga Jika saudara kita melakukan keburukan karena terpaksa atau tidak tahu, kita harus menyembunyikan dan tidak membeberkan kepada orang lain
17
16
0
3
0
155
1
5
22
0
6
3
118
6
Jumlah
1222
Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa tanggapan mahasiswa terhadap pengetahuan akhlak
yang menempati rangking pertama adalah pada
pernyataan No. 39 dengan jumlah skor 155. 17 mahasiswa menjawab Sangat Setuju (SS), yang menjawab Setuju (S) sebanyak 16, dan yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 3 mahasiswa. Sedangkan untuk rangking terakhir pada pernyataan No. 37 dengan jumlah skor 93 sebanyak 22 mahasiswa menjawab Tidak Setuju (TS), sebanyak 3 mahasiswa yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS), sebanyak 9 mahasiswa menjawab Setuju (S). dan sebanyak 2 mahasiswa menjawab Sangat Setuju (SS). Pada pernyataan No. 31 tentang definisi akhlak, terlihat mahasiswa tersadar akan definisi akhlak itu sendiri, bahwa akhlak tidak hanya hubungan manusia dengan manusia, melainkan akhlak juga berhubungan dengan sang pencipta bumi, langit beserta isinya, dan akhlak juga berhubungan dengan makhluk lain seperti menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan menjaga pula binatang-binatang yang diciptakan Allah. Dapat kita lihat pada pernyataan No. 39 pembentukan akhlak dipengaruhi dari lingkungan keluarga, diduga mahasiswa telah mengetahui dan memahami peranan keluarga sangat penting dalam pembentukan akhlak karena kedua orang tua sangat dekat dengan akan kepribadian anaknya, selain dari lingkungan
58
keluarga mahasiswa tersadar pembentukan akhlak dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat terlihat pada pernyataan No. 32 mahasiswa sangat setuju selain keluarga, lingkungan dapat membentuk akhlak. Pada pernyataan No. 37 mahasiswa tersadar kekhusyuan dalam sholat bukan sifat riya, kekhusyuan ketika sholat merupakan bukti kita dalam menjalankan perintah Allah dengan sebenar-benarnya. Selain itu dapat dilihat dari segi niatnya. Jikalau niatnya untuk dilihat dan dipandang kemudian ingin dinilai oleh orang maka kekhusyuan dalam sholat merupakan sifat riya. Pada pernyataan No 34 dan 35, mahasiswa tersadar akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Diduga mahasiswa memahami, mengetahui, dan mengamalkan akhlak yang baik itu dapat dilihat pakaian yang sesuai dengan syariat Islam, dan akhlak yang baik dapat dilihat pula tata cara bicara yang digunakan setiap aktifitas. Dapat dilihat pada pernyataan No. 38 yang bertuliskan “gak mau ah bu” pada kalimat tersebut terdapat kalimat “ah” pada kalimat tersebut kita sebagai Muslim tidak pantas untuk diucapkan didepan orang tua. Kata “ah” dapat menyinggung perasaan orang tua yang bermakna sikap menolak secara halus. Dari tabel diatas, diduga mahasiswa menyadari bahwa akhlak tidak hanya pada manusia saja, melainkan akhlak dengan Tuhan dan alam semesta lainnya. Karena ruang lingkup akhlak, akhlak mencakup akhlak kepada Allah, manusia, hewan, dan tumbuhan. Peranan keluarga sangat penting dalam pembentukan akhlak. Sebelum kita berinteraksi dengan dunia luar, keluarga lah yang mengajarkan dan mengenalkan kita mana yang baik dan buruk.
59
Tabel 9 Rangking Tingkat Pengetahuan Agama No Pengetahuan Agama Jumlah Rangking 1 Aqidah 791 3 2 Syariah 801 2 3 Akhlak 1222 1 Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan agama yang menempati rangking pertama adalah pengetahuan agama tentang akhlak dengan jumlah 1222. Untuk syariah menempati rangking ke dua dengan jumlah 801. Sedangkan yang menempati rangking terakhir pada pengetahuan agama tentang aqidah dengan jumlah 791. Hasil data tersebut diduga mahasiswa memahami, mengetahui dan mengetahui pengetahuan agama pada bidang akhlak. Karena akhlak dapat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari dan berperan penting sebagai faktor penunjang maupun faktor pelengkap pada pengetahuan agama bidang aqidah maupun syariah. c. Uji Regresi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007, maka didapatkan hasil pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10 Regresi
Intercept X Variable 1
Coefficients Standard Error t Stat P-value 61.82229161 18.98663554 3.25609513 0.002561 0.360982894 0.40919093 0.88218694 0.38387
Dalam penelitian ini, Hipotesa adalah “Adanya Respon Mahasiswa KPI UIN Jakarta Terhadap Program Damai Indonesiaku Di TV One ”. Dari uji regresi di atas, diperoleh nilai t hitung sebesar 0.360.
60
Perhitungan koefisien regresi X (Respon mahasiswa KPI UIN Jakarta) terhadap Y (Program Damai Indonesiaku), diperoleh nilai t hitung sebesar 0.360, dengan taraf signifikansi 5%, N= 36 dan nilai t tabel sebesar 2.042. Semakin besar nilai t hitung terhadap nilai t tabel, makin semakin kuat pengaruh variabel tersebut terhadap variabel Y. Dari hasil uji regresi tesebut dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Maka hasil yang didapatkan bahwa respon yang diperoleh dari jawaban Mahasiswa KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan hasil respon negatif terhadap Program Damai Indonesiaku. Mengapa demikian, diduga mahasiswa telah mengetahui dan memahami pengetahuan agama yang diperoleh dari berbagai tempat, diantaranya : pondok pesantren, madrasah, lembaga nonformal bidang keagamaan, maupun sekolah-sekolah negeri yang mengajarkan pengetahuan agama. Selain itu juga mahasiswa memperoleh pengetahuan agama melalui ceramah-ceramah para da’i yang disampaikan secara langsung dan terbuka di depan publik, dan faktor keluarga juga dapat memberikan pengetahuan agama secara face to face. Sehingga mahasiswa telah mengetahui dan memahami maupun mengamalkan pengetahuan agama. Karena dapat dilihat dari hasil nilai t hitung sebesar 0.360 yang menunjukkan lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2.042. d. Mean dan Standar Deviasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007, maka didapatkan hasil pada tabel 11 sebagai berikut:
61
Tabel 11 Descriptive Statistics Mean
Standar Deviation
N
46.27
3.41
36
Rentangan penyebaran skor skala tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa adalah 26-130, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1x26= 26 dan skor tertinggi 5x26= 130. Mean dari skala pengetahuan dan pemahaman sebesar 46.27 dengan standar deviasi 3.41 Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa peneliti membagi katergori tingkatan tersebut ke dalam dua kategori tinggi dan rendah. Skala ini terdiri dari 40 item. Setiap itemnya diberi skor 5 untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Dengan luas jarak sebenarnya adalah 130-26= 104. Tabel 12 Klasifikasi skor skala pengetahuan dan pemahaman Katergori Nilai Angka Tinggi
X> (M+SD)
X> 104
Rendah
X< (M-SD)
X< 104
Dari Tabel di atas bisa dilihat bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap pengetahuan agama pada kategori rendah, yaitu dengan skor perolehan mean 46.27. Mengapa demikian, sebab jika
62
dikaitkan dengan tabel di atas skor 46.27 berada diantara kategori rendah yakni dibawah angka 104. Berdasarkan
hasil
tingkat
pengetahuan
dan
pemahaman,
dan
pengamalan mahasiswa KPI UIN Jakarta, dapat disimpulkan bahwa respon mahasiswa terhadap program Damai Indonesiaku d TV One Negatif. Dapat di duga ada faktor yang mendukung mahasiswa untuk memperoleh Ilmu pengetahuan agama selain melalui media komunikasi. Faktor tersebut mahasiswa mendapatkan pengetahuan agama dari lembaga-lembaga informal, seperti : majlis-majlis ta’lim, lembaga dakwah, maupun dari para da’i yang selalu menyampaikan ilmu-ilmu pengetahuan agama.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Respon Mahasisa terhadap Program Damai Indonesiaku di TV One, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa : 1. Respon mahasiswa terhadap pengetahuan agama yang hasilnya lebih tinggi, yaitu pengetahuan agama tentang akhlak sebesar 1222 dari pengetahuan syariah sebesar 801 dan pengetahuan aqidah sebesar 791. Mengapa
demikian,
karena
Program
Damai
Indonesiaku
lebih
memberikan pengetahuan tentang akhlak. 2. Berdasarkan hasil perhitungan Uji Regresi, hasil yang didapatkan tidak ada respon atau respon negatif yang diberikan mahasiswa KPI UIN Jakarta terhadap Program Damai Indonesiaku. Hasil uji dari regresi bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t nilai tabel, dimana nilai t hitung 0.360 dan nilai t tabel 2.042. 3. Berdasarkan hasil perhitungan dari pemahaman dan pengetahuan. Respon mahasiswa terhadap Program Damai Indonesiaku Negatif. Mengapa demikian, diduga mahasiswa telah memperoleh pengetahuan agama dari berbagai tempat, diantaranya : pondok pesantren, majlis taklim, lembaga dakwah maupun dari para da’i yang menyampaikan dakwahnya secara langsung di depan publik dan terbuka. Selain itu juga belum maksimalnya
63
64
Program Damai Indonesiaku memberikan ilmu pengetahuan secara menyeluruh baik dari kalangan awam maupun kalangan pelajar.
B. Saran 1. Untuk para pembuat kebijakan baik itu lingkup Fakultas atau Jurusan perlunya perhatian serius terhadap mata kuliah pengetahuan agama, broadcasting yang berlandaskan Islami di Universitas khususnya pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 2. Untuk para pekerja media khususnya program agama diharapkan dalam pembuatan program agama untuk lebih menyeluruh dalam penanyangan, meningkatkan siaran program maupun meluaskan isi materi pengetahuan agama. Selain itu juga diharapkan pada penayangan program agama dapat dilihat oleh semua kalangan baik kalangan pelajar, kalangan intelektual, dan khususnya kalangan awam yang masih membutuhkan pengetahuan agama yang maksimal. 3. Untuk para praktisi baik itu calon pekerja media, produser, sutradara, tim kreatif acara dari berbagai media elektronik baik televisi maupun radio perlu untuk mengkaji kembali ilmu-ilmu pengetahuan agama lebih mendalam lagi. Dan lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar materi tersebut dalam dipahami secara baik bagi audiennya. 4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih mendalam lagi dengan menganggabungkan antara kuantitatif dengan kualitatif agar bisa melihat nomena yang ada.
64
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Ahmad, Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta, 1992. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Aziz,Moh. Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004, cet. Ke-1 Bisri, Cik Hasan, Pilar-pilar penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004, Ed. 1, cet. Ke-1. Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2010, cet. Ke – 5. Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemah. T.tp.: CV, Diponegoro, 2003. Effendi, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005. --------------------------------, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : PT Rosdakarya, 1999. Firmansyah, Bekal KPI Tuk Meraih Masa Depan. Jakarta: JEDA, 2005. Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997. Harun. Musa bin Fathullah, Manusia dan Makhluk Ghaib Di Sekelilingyai. Jakarta: Al Ghuraba 2008, cet. Ke-1. Hasan, Muhammad Thalha, Islam Dalam Perspektif Sosial Kultural. Jakarta: Lantabora Press, 2005, cet. Ke-3.
Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Metode Penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja Meleong, Lexi J, Rosdakarya, 2002. M. Abdul, Mujieb Kamus IstilahFiqih. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994, cet. Ke -1.
Muhtadi, Asep dan Handayani, Sri, Dakwah Kotemporer, Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi. Bandung : Pus’dai Press, 2000. Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet. Ke-1. -------------------, Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2004. Poerdawarminta, Psikologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. Saleh, E Hasan, Studi Islam di Perguruan Tinggi. Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press, 2000. Sendjaya, S. Duarsa, Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005. Singarimbun, Masri, dan Efendi, Sofian, Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES, 1995. Subandi, Ahmad, Psikologi Sosial. Jakarta : Bulan Bintang, 1982. Subrata, Sumaryadi, Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sujanto, Agus, Psikologi Umum. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001. ------------------, Psikologi Kepribadian. Jakarta: Reneka Cipta, 1992. Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Suprapto, Tommy, Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006. Syukir, Asmuni Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Tubbs, Stewart. L dan Moss, Sylvia, Human Communication, Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: UGM, 1996. Yusuf, Yunan, Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jakarta: UIN Syahid, 2004-2005.
Kuisioner Penelitian Assalamu’alaikum wr.wb… Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Saya Ali Uraidi mahasiswa KPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh Program Damai Indonesiaku Terhadap Tingkat Pengetahuan Agama pada Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Jakarta, saya mengharapkan kerjasama dari rekan-rekan mahasiswa/i untuk berperan serta dengan mengisi kuesioner ini guna memberikan informasi yang diperlukan. Atas kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Petunjuk pengisian kuisioner: 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti 2. Berikan tanda checklist (√) pada setiap pernyataan yang sesuai dengan pendapat anda 3. Setiap item pertanyaan hanya boleh diisi dengan satu tanda checklist, dan pengisian checklist merupakan pernyataan yang paling sesuai dengan pendapat anda Keterangan: SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
N
= Netral
TS
= Tidak Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
Identitas Mahasiswa Jurusan KPI Nama
:
Jenis Kelamin
:
Kelas
:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
No 15 16 17 18 19 20 21
Metode Ceramah Daftar Penyataan Pada program Damai Indonesiaku, bahasa yang digunakan para da’i, bahasa intelektual. Bahasa yang digunakan para da’i, seperti Kh. Zainuddin MZ, Ust Uje, Ust Yusuf Mansur, Habib Munzir Al Musawwa dipahami oleh orang dewasa. Tutur bahasa para da’i sopan dalam menyampaikan materi. Pengucapan kata-kata pada bahasa yang digunakan para da’i jelas. Materi yang disampaikan da’i terlalu meluas dari judul tema. Para da’i terlihat konsisten dalam menyampaikan materi pada program Damai Indonesiaku. Dalam menyampaikan materi, da’i tidak fokus pada inti materi Para da’i menjelaskan materi dengan luwes dan lugas Setiap materi yang disampaikan berdasarkan Al Quran Kesimpulan yang disampaikan da’i kurang memuaskan mad’u Metode ceramah yang dibawakan para da’i membuat jenuh audien (mad’u) Ceramah yang diselingi dengan humor, membuat audien bertambah pengetahuan Waktu dalam segmen tanya jawab tidak efisien dengan keinginan mad’u Pada season tanya jawab, jawaban yang disampaikan da’i tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh mad’u Pengetahuan Agama Tentang Aqidah Daftar Penyataan Aqidah merupakan kepercayaan kepada Allah, Malaikat, Rasulullah, Kitab-kitab, Hari Kiamat, dan Qodho Aqidah merupakan keyakinan batiniah (mis : syirik menyekutukan adanya Allah) Pasrah diri dengan ketentuan Allah yang akan terjadi Yakin dengan adanya hari kiamat 2012 Merubah ketampanan / kecantikan wajah yang diinginkan, berarti takdir dapat diubah oleh manusia Merasa tidak diawasi dimanapun kita berada Benci kepada Negara merupakan Ingkar nikmat kepada Allah
SS
S
N
TS STS
SS
S
N
TS STS
22 23 24 25
26 27
28 29
30
31
32 33 34 35 36 37 38
39 40
Kebebasan manusia adalah takdir yang tentukan oleh Allah Pengetahuan Agama Tentang Syariah Muamalah merupakan hubungan manusia dengan Allah Jihad di jalan Allah dengan memerangi musuhmusuh Islam Menurut anda, jika hukum-hukum Islam (seperti; rajam, pecut dan potong tangan) diberlakukan di Indonesia Dalam pembagian harta warisan, perempuan mendapatkan harta warisan sama dengan laki-laki Dalam Islam diharamkan khamar baik bentuk cair maupun padat. Menurut anda, bilamana psikotropika digunakan pada rumah sakit untuk pasien Bersedekah kepada pengamen / pengemis yang masih bisa bekerja namun kurang mampu Menurut anda, jika kita diperintahkan oleh pemimpin Negara yang zholim, kita harus mematuhi perintahnya. Selama pemimpin itu tidak menyuruh untuk menyekutukan Allah dan Rasulnya Hukuman bagi pencuri kekayaan Negara sama dengan hukuman bagi pencuri ayam Pengetahuan Agama Tentang Akhlak Akhlak hanya hubungan manusia dengan manusia, dan tidak hubungan manusia dengan Tuhan dan makhluk lain Lingkungan masyarakat mempengaruhi pembentukan akhlak Meminta maaf lebih mulia dari memberi maaf Akhlak seorang muslim dapat dilihat dari cara berpakaian Akhlak yang buruk dilihat dari cara bicara Kerusakan di daratan maupun di lautan bukan karena lemahnya Iman Menampakkan kekhusyuan ketika sholat merupakan sifat riya “gak mau ah bu” kata ah pada pernyataan tersebut, bukan akhlak yang baik ketika berbicara dengan orang tua Pembentukan akhlak dipengaruhi dari lingkungan keluarga Jika saudara kita melakukan keburukan karena terpaksa atau tidak tahu, kita harus menyembunyikan dan tidak membeberkan kepada orang lain
Pernyataan responden: Dengan ini menyatakan bahwa saya mengisi angket ini dengan sadar dan tanpa paksaan ataupun penekanan dari peneliti. Ciputat, 2011
(
)
DAFTAR NAMA RESPONDEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NAMA Fajaruddin Hakim Ahmad Hafidh Adli Okto Widodo Enny Kurniasari Muhayati Indahmaretahpury Nila sari Amalia Indah Fithrya Novita Sari Nurlaelatul Fitrianah Zaldy Handy Aditia Nina Agustina Ade Irfan Abdurrahman Saiful Bahri Ahmad Fauzi Magfirah Sandika Chairul Umam Ilham Siti Badriah Siti Rupaedah Wiwit Irma Dewi Zahrotul Allamah Rifan Nurasikin Risma Yuliana Hidayatullah Azizatul Aghnia Ania Febriana Fasya Muhtar Lutfi Muhammad Rizky Ahmad Taufan Siti Chairunnisa Danang Budi Utomo M. Zaenal Arifin Badri Zulfikar Saipul Anwar Uray Noviandy Taslim
KELAS KPI A KPI A KPI A KPI A KPI A KPI B KPI B KPI B KPI B KPI B KPI B KPI C KPI C KPI C KPI C KPI C KPI C KPI D KPI D KPI D KPI D KPI D KPI D KPI D KPI E KPI E KPI E KPI E KPI E KPI E KPI F KPI F KPI F KPI F KPI F KPI F
JENIS KELAMIN Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
HASIL PERHITUNGAN MEAN DAN STANDART DEVIASI
Column1 Mean Standard Error Median Mode Standard Deviation Sample Variance Kurtosis Skewness Range Minimum Maximum Sum Count Confidence Level(95.0%)
46.27777778 0.569894325 46 47 3.419365949 11.69206349 2.119459094 0.961156876 17 40 57 1666 36 1.15694698
HASIL PERHITUNGAN UJI REGRESI
Intercept X Variable 1
Coefficients 61.82229161 0.360982894
Standard Error t Stat P-value 18.98663554 3.25609513 0.002561 0.40919093 0.88218694 0.38387