RESISTIVITY VALUE BASED MAPPING OF MANGANESE DEPOSITE DISTRIBUTION USING WENNER CONFIGURATION GEOELECTRIC METHOD IN KALIREJO, KALIPARE, MALANG. Fandy Muharto1),Daeng AchmadSuaidi2), Burhan Indriawan3) Jurusan FisikaFMIPA Universitas Negeri Malang Email :
[email protected] ABSTRACT Malang regency is one of regencies in East Java which has great natural potential , especially in terms of mineral mining. KalirejoVillage , District Kalipare , Malang still do not have detailed information about the potential distribution of mineral resources owned. Laboratory test results using XRF shows that the upper layer size of the area surveyed 97,45 % containing mineral Manganese ( Mn ) . It is necessary for research to determine the distribution patterns reveal deposits of manganese and manganese content of the top layer and bottom layer of rocks laterally and vertically in the village Kalirejo based on size of the area surveyed.The process of determining the distribution pattern and the amount of manganese is done by applying the method of geoelectric resistivity Wenner configuration. Data processing Software Res2divn and Software Surfer 10 , interpretation of the distribution pattern of each trajectory and predicted percentage of the amount of manganese per trajectory based on the surveyed area . The length of track 1 , track 2 , track 3 is 150 meters for long track 4 is 105 meters and the electrode spacing is 5 meters.From the research, predictable patterns of distribution and deposit the manganese content percentage based on size of the area surveyed is on track 1 is located at a point 20 meters to a point 85 meters with a depth of 0 meters to 30 meters and the area is thought to contain manganese is 282.945 m2, with a percentage of 15%. Key words: Mangganese, Resistivity, Geoelectric, Wenner Configuration. PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki potensi sumber kekayaan mineral yang cukup besar, baik itu mineral logam maupun mineral non logam. Namun keduanya belum dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya mineral merupakan modal nasional yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang pembangunan. Sumber daya mineral adalah semua bahan galian yang terdapat di bumi yang dapat dipakai untuk kebutuhan hidup manusia. Namun, pemanfaatan sumber daya mineral tersebut harus memperhatikan konservasi dan upaya kelestarian fungsi ekosistem (BSN, 2002) Mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi (Britannica, 2008). Ada 12 unsur mineral yang terkandung dalam kerak bumi, salah satu contoh unsur tersebut adalah mangan (Mn). Mangan mempunyai warna putih keabu-abuan bersifat metalik, keras dan mudah patah. Hasil produksi logam mangan digunakan untuk membuat baja paduan, untuk rel kereta api, mesinmesin berat dan sel baterai kering (Sugiyarto, 2003). Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai cara yaitu karena proses hidrothermal. Potensi batuan dan mineral terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua (ESDM, 2010). Kabupaten Malang adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi alam yang besar terutama dalam hal tambang mineral, diantaranya emas, perak, tembaga, galena, mangan dan lain-lain. Kecamatan-kecamatan yang menyimpan potensi tambang tersebut adalah kecamatan sumbermanjing wetan dan kalipare (ESDM, 2010). Dari hasil uji X Ray Flourscan (XRF) pada sampel di Desa Kalirejo Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang, bahwa sampel tersebut mengandung Mangan (Mn). Untuk mendapat informasi persebaran mangan di desa Kalirejo, perlu dilakukan penyelidikan bawah permukaan. Geofisika merupakan bagian ilmu dari kebumian yang mempelajari tentang bumi menggunakan hukum-hukum fisika. Dalam geofisika terdapat beberapa metode yaitu metode ground penetrating radar (GPR), metode seismic, serta metode geolistrik. Dari ketiga metode tersebut, metode geolistrik merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk eksplorasi dangkal dengan hasil yang cukup baik. Metode geolistrik resistivitas mampu melukiskan kontras parameter geolistrik pada lapisan atas dan bawah tanah, bahan material, zona patahan dan landasan batuan secara ekstensif (Anudu, 2011). Berdasarkan penelitian di kabupaten Koenjhar 1
Orissa, metode ini telah sukses dalam menemukan keberadaan bijih mangan dengan mengukur arus listrik (Murthy, 2009).
METODE EKSPERIMEN Prosedur yang dilakukan pertama kali adalahsurveilapangan di daerahpenelitiandesaKalirejokecamatanKaliparekabupaten Malang. Kemudianpengambilansampel di daerahtersebutdanpenentuantiaptiaplintasansepanjang 150 meter danspasi 5 meter untukpengukuran area geolistrik.Setalah proses pengambilan sample di uji XRF untuk mengetahui kandunganpadabatuan di daerahtersebut. Setelahdiketahuikandungan yang adadidaerahtersebutmakaperizinanpenelitianpadakepaladesakhususnyapadakepaladesaKalirejo.Setalahmendapatkanbalasanbarulahkemudiandilak ukanpenelitian.
Gambar 1.SkemaSusunanPeralatanGeolistrikMetodeTahananJenisKon figurasiWenner
Berikutadalahgambar set alatgeolistrik yang terdiridari : - AlatGeolistrik Oyo type McOhm-El - Accu - Meteran - KabelRol - PenjepitBuaya - LogamElektroda - Palu - GPS (Global Positioning System) - AlatTulis
1.
Menyiapkandesainpenelitiandanbahan yang diperlukan. 2. Denganmenggunakanmeteran, kemudianmenentukanpanjanglintasan yang akandigunakanuntukpengukuransertaletaktitiktitiksetiapelektrodabaikelektrodaarus C1 dan C2 maupunelektroda P1 dan P2. 3. Setelahtitiktitikelektrodasudahditentukankemudiandilanjutkanmenghitungketinggianbersertakoordinatmenggunakanalat GPS. 4. Selanjutnyaperalatandirangkaisesuaidengan set alatkonfigurasiWenner. 5. Elektrodapotensialyaitu P1 dan P2 ditancapkandenganjarak 5 m. Jarakdarielektroda C1 dan C2 dalameksperimeniniadalah 5 m padavariasipertamasedangkanvariasikeduajarakantara P1 dan P2 adalah 10 m. 6. Dipasangkankabelkabelpadakonfigurasielektroda. Duakabelsebagaielektrodaarusdanduakabelsebagaielektrodapotensial. 7. Kemudiantegangandiinjeksikan. Setelahitu, tegangandiinjeksikandengancaramenembakkanarus. 8. Setelaharusdiinjeksikanmakaakandidapatkannilaibedapotensial (mV), nilaiarus (mA) danresistivitassemu (R). 9. Pengukurandilakukansecaraberulangulangdenganmemindahkanletakelektrodaarus C1 dan C2 sertaelektrodapotensial P1 dan P2 denganjarakspasi yang sudahditentukan. 10. Menghitung , K dan plot hasilnya
Gambar 2. Set AlatGeolistrik
2
metamorfik, sedimenter ataupun residu. Mangan umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa dalam batu gamping yang terletak didalam atau diatas batuan volkanik seperti tufa dan breksi. Mengacu pada peta geologi yang terdapat dalam Gambar 3. dan keterangan kandungan pada Gambar 4. lokasi penelitian yang terdapat di desa Kalirejo Kecamatan Kalipare mengandung batu gamping kristalin dan sisipan batu lempung.
Berikutadalahkerangkarancanganpenelitian. Survei Lapangan di Daerah Penelitian Desa Kalirejo Kecamatan Kaliurang Kabupaten Malang
Pengambilan sampel dan Penentuan tiap-tiap lintasan sepanjang 150 meter dengan spasi 5 meter untuk pengukuran area geolistrik
Pengujian sampel XRF
Perizinan tempat penelitian
Pengukuran geolistrik, Potensial listrik (V), Arus listrik (I), Resistivitas Semu (ρ)
Pengumpulan Data
Gambar 3. Cuplikan Peta Geologi Daerah Kalirejo (Sjarifudin. M. Z & dkk, 1992)
Interpretasi Data menggunakan SoftwareRes2div danSoftware surfer 10
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PetaGeologidesa KalirejoKec. Kalipare Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa lokasi penelitian mengandung beberapa lapisan batuan dengan nilai resistivitas bervariasi untuk masing-masing lintasan. Endapan bijih mangan dapat berbentuk dengan berbagai cara yaitu proses hidrotermal yang dijumpai dalam bentuk vein,
Gambar 4. Keterangan Kandungan Peta Geologi (Sjarifudin. M. Z & dkk, 1992)
3
lapisannya. Memperhatikan hasil analisis XRF pada titik 20 meter sampai titik 30 meter yang disinyalir mengandung mangan. Pada titik 35 meter sampai titik 85 meter dengan kedalaman 0 meter sampai 30 meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594 Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik tersebut mengandung mangan. Berikut adalah hasil data lintasan 1 yang telah diolah dengan menggunakan software res2divn yang sudah digabungkan dengan Grid Editor hasil dari pengolahan software Surfer 10 untuk menentukan koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan persentase deposit kandungan mangan seperti yang ditunjukan pada Gambar 6.
B. Data Lintasan 1 Untuk panjang lintasan 1 adalah 150 meter dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai kedalaman 30 meter. Hasil data yang telah diolah dengan menggunakan software res2dinv ditunjukan pada Gambar 5.
Gambar5. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada Lintasan 1
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter didapatkan harga resistivitas 59.8 Ωm sampai 594 Ωm mengandung marmer, mangan dan batu gamping. Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 335 Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan. Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter didapatkan harga resistivitas 19.0 Ωm sampai 594 Ωm mengandung lempung, marmer, mangan dan gamping. Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20 meter pada didapatkan harga resistivitas 33.7 Ωm sampai 594 Ωm mengandung marmer, mangan dan gamping. Lapisan kelima dengan kedalaman 20-25 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 594 Ωm mengandung lempung, marmer, mangan dan gamping. Lapisan kenam dengan kedalaman 25-30 meter pada didapatkan harga resistivitas 10.7 Ωm sampai 335 Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan Berdasarkan hasil pengolahan software res2divn menunjukkan bahwa pada lintasan 1 terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap
Gambar 6. Kontur 2D menggunakan software res2divn + Grid editor pada lintasan 1
Berdasarkan Gambar 6. dan hasil interpretasi pada software surfer diperoleh koordinat luasan di lintasan 1 pada koordinat X = 1,3636 m dan koordinat Y = 1,3833 m, maka luasan batuan yang memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada lintasan 1 diperoleh luas daerah yang mengandung mangan seluas 282,945 m2 dengan persentase luas daerah yang mengandung mangan sebesar 15 %. Daerah pada lintasan 1 yang mengandung mangan, berada pada kisaran titik 20 meter sampai 85 meter dengan kedalaman mencapai 0 meter sampai 30 meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594 Ωm. Luas daerah yang mengandung mangan pada lintasan 1 mempunyai luas 282,945 m2 dengan persentase 15 %. C. Data Lintasan 2 Untuk panjang lintasan 2 adalah 150 meter dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai kedalaman 30 meter. Hasil data yang telah diolah dengan menggunakan software Res2dinv ditunjukan pada Gambar 7.
4
Gambar 7. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada Lintasan 2
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 594 Ωm diduga mengandung lempung, marmer, mangan dan gamping. Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189 Ωm diduga mengandung lempung dan marmer. Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter pada didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 59.8 Ωm diduga mengandung lempung. Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 33,7 Ωm diduga mengandung lempung. Lapisan kelima dengan kedalaman 20-25 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai106 Ωm diduga mengandung lempung. Lapisan kenam dengan kedalaman 25-30 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 106 Ωm diduga mengandung lempung. Berdasarkan hasil pengolahan software res2divn menunjukkan bahwa pada lintasan 2 terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap lapisannya. Pada titik 10 meter sampai titik 20 meter dengan kedalaman 0 meter sampai 5 meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594 Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik tersebut mengandung mangan. Berikut adalah hasil data lintasan 2 yang telah diolah dengan menggunakan software res2divn yang sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari pengolahan software surfer 10 untuk menentukan koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan persentase deposit kandungan mangan seperti yang ditunjukan pada Gambar8.
Gambar 8. Kontur 2D menggunakan software res2divn + Grid editor pada lintasan 2
Berdasarkan Gambar 8. dan hasil interpretasi pada software surfer diperoleh koordinat luasan di lintasan 2 pada koordinat X = 1,3636 m dan koordinat Y = 1,3833 m, maka luasan batuan yang memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada lintasan 2 diperoleh luas daerah yang mengandung mangan seluas 16, 9767 m2 dengan persentase luas daerah yang mengandung mangan sebesar 1 %. Daerah pada lintasan 2 yang mengandung mangan, berada pada kisaran titik 10 meter sampai 20 meter dengan kedalaman 0 meter sampai 5 meter. Luas daerah yang mengandung mangan pada lintasan 2 mempunyai luas 16,9767 m2 dengan persentase 1 %. D. Data Lintasan 3 Untuk panjang lintasan 3 adalah 150 meter dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai kedalaman 30 meter. Hasil data yang telah diolah dengan menggunakan software Res2dinv ditunjukan pada Gambar 9.
Gambar 9. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada Lintasan 3
5
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter didapatkan harga resistivitas 59,8 Ωm sampai 188 Ωm mengandung marmer. Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter didapatkan harga resistivitas 33,7 Ωm sampai 335 Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan. Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 594 Ωm mengandung lempung, mamer, mangan dan gamping. Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 594 Ωm mengandung lempung, mamer, mangan dan gamping. Lapisan kelima dengan kedalaman 20-25 meter didapatkan harga resistivitas 33,7 Ωm sampai 594 Ωm mengandung marmer dan mangan. Lapisan kenam dengan kedalaman 25-30 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 335 Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan. Berdasarkan hasil pengolahan software res2divn menunjukkan bahwa pada lintasan 3 terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap lapisannya. Pada titik 40 meter sampai titik 105 meter dengan kedalaman 5 meter sampai 30 meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594 Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik tersebut mengandung mangan. Berikut adalah hasil data lintasan 3 yang telah diolah dengan menggunakan software res2divn yang sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari pengolahan software surfer 10 untuk menentukan koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan persentase deposit kandungan mangan seperti yang ditunjukan pada Gambar 10.
Berdasarkan Gambar 10. dan hasil interpretasi pada software surfer diperoleh koordinat luasan di lintasan 3 pada koordinat X = 1,3636 m dan koordinat Y = 1,3833 m, maka luasan batuan yang memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada lintasan 3 diperoleh luas daerah yang mengandung mangan seluas 454,5983 m2 dengan persentase luas daerah yang mengandung mangan sebesar 24 %. Daerah pada lintasan 3 yang mengandung mangan, berada pada kisaran titik 40 meter sampai titik 105 meter dengan kedalaman 5 meter sampai 30 meter. Luas daerah yang mengandung mangan pada lintasan 3 mempunyai luas 454,5983 m2 dengan persentase 24 %. E. Data Lintasan 4 Untuk panjang lintasan 4 adalah 105 meter dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai kedalaman 20 meter. Hasil data yang telah diolah dengan menggunakan software Res2dinv ditunjukan pada Gambar 11.
Gambar 11. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada Lintasan 4
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189 Ωm mengandung lempung dan marmer. Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter didapatkan harga resistivitas 189 Ωm sampai 594 Ωm mengandung marmer dan mangan. Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189 Ωm mengandung lempung dan marmer. Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20 meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189 Ωm mengandung lempung dan marmer. Berdasarkan hasil pengolahan software res2divn menunjukkan bahwa pada lintasan 4
Gambar 10. Kontur 2D menggunakan software res2divn + Grid editor pada lintasan 3
6
terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap lapisannya. Pada titik 45 meter sampai titik 85 meter dengan kedalaman 5 meter sampai 10 meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594 Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik tersebut mengandung mangan. Berikut adalah hasil data lintasan 4 yang telah diolah dengan menggunakan software res2divn yang sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari pengolahan software surfer 10 untuk menentukan koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan persentase deposit kandungan mangan seperti yang ditunjukan pada Gambar 12.
Gambar 4.13TempatPenelitian (Google Earth)
Gambar 12. Kontur 2D menggunakan software Surfer 10 pada lintasan 4
Berdasarkan Gambar 12. dan hasil interpretasi pada software surfer diperoleh koordinat luasan di lintasan 4 pada koordinat X = 0,9091 m dan koordinat Y = 0,8906 m, maka luasan batuan yang memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada lintasan 4 diperoleh luas daerah yang mengandung mangan seluas 38,07 m2 dengan persentase luas daerah yang mengandung mangan sebesar 5 %. Daerah pada lintasan 4 yang mengandung mangan, berada pada kisaran titik 45 meter sampai titik 85 meter dengan kedalaman 5 meter sampai 10 meter. Luas daerah yang mengandung mangan pada lintasan 4 mempunyai luas 38,07 m2 dengan persentase 5 %.
Gambar 14. Kontur 2D 4 Lintasan
Pada Gambar 4.11 adalah menunjukkan desain lokasi tempat penelitian menggunakan software google earth dengan pusat survei pada koordinat 8011’09.4’’ S dan 112022’39.9’’ E pada Lintasan 4. Pada Gambar 4.12 adalah kontur 3 Dimensi terdiri dari hasil keempat lintasan setelah di intrepretasi menggunakan software res2divn yang disusun seperti pada gambar 4.11. Pada lintasan 1 berhadapan dengan lintasan 3 dengan jarak adalah 30 meter yang mengarah pada timur laut. Pada lintasan 2 berhadapan dengan lintasan 4 dengan jarak adalah 110 meter yang mengarah pada barat laut. Sedangkan di alam bebas volume batuan bentuknya sangat beragam dan sulit untuk diukur volumenya secara pasti. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan dengan pendekatan matematis. Pendekatan yang digunakan adalah dengan mengasumsikan batuan yang ada pada luasan lintasan 1, volumenya sama juga pada luasan lintasan 3. Dengan asumsi proyeksi bentuk batu tersebut linier ke lintasan 3, maka perhitungan diambil dengan merata-rata luas batuan di lintasan 1 dan di lintasan 2. Volume totalnya adalah sebesar rata-rata luasan
F. Kontur 3Dimensi 4 Lintasan Berikutadalahgambar yang menunjukkandesainlokasipenelitiandenganmenggunakan software google earth dankontur 3 dimensikeempatlintasandarihasilintrepetasimenggunakan software res2divn seperti yang ditunjukkanpadaGambar 13. danGambar 14.
7
tersebut dikalikan dengan jarak lintasan 1 dengan lintasan 3 yaitu 30 meter. Sehingga volume daerah yang mengandung mangan adalah 11063,1495 m3 dengan persentase sebesar 20 %. Hal yang perlu mendapat perhatian saat melakukan penelitian adalah Pengambilan data dilakukan dengan memperpanjang lintasan agar data yang didapat dalam cakupan yang lebih luas dan akurat.
Keonjhar district, Orissa.Geophys. Vol.13, No.3, pp.149-161 Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA Sjarifudin, M. Z., and Hamidi, S., 1992. Peta Geologi Bersistem Indonesia :lembar Blitar 1507-6, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Tim Penyusun. 2013. PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Malang :UniversitasNegeri Malang.
KESIMPULAN 1.
Sebaranlapisanbatuan yang diprediksimengandungMangan (Mn), padalintasan 1 terletakpadatitik 20 meter sampaititik 85 meter dengankedalaman 0 meter sampai 30, padalintasan 2 padatitik 10 meter sampaititik 20 meter dengankedalaman 0 meter sampai 5 meter, padalintasan 3 padatitik 40 meter sampaititik 105 meter dengankedalaman 5 meter sampai 30, padalintasan 4 padatitik 20 meter sampaititik 85 meter dengankedalaman 5 meter sampai 10 meter, denganpusatsurveipadakoordinat 8011’09.4’’ S dan 112022’39.9’’ E padaLintasan 4.
2.
Diprediksibanyaknyabatuan yang mengandungMangan (Mn), padalintasan 1 adalah 282,945 m2, denganpersentasesebesar 15 %. Padalintasan 2 adalah 16,9767 m2 , denganpresentasesebesar 1 %. Padalintasan 3 adalah 454,5983 m2 , denganpresentasesebesar 24,1 %. Padalintasan 4 adalah 38,07 m2, denganpresentasesebesar 5 %denganpusatsurveipadakoordinat 8011’09.4’’ S dan 112022’39.9’’ E padaLintasan 4.Dan diprediksi Volume deposit batuan yang mengandungmanganberdasarkanluasan area yang disurveiadalah 11063,15 m3, denganpresentase volume sebesar 20 %
DAFTAR RUJUKAN Anudu, G.K., Onuba, L.M., Ufondu, L.S. 2011. Geoelectric Sounding for Groundwater Exploration in the Crystalline Basement Terrain AroundOnipe and Adjoining Areas, Southwestern Nigeria. Journal of Applied Technology in Environmental Sanitation,(4): 343-354). BSN.2002. PenyusunanNeracaSumberDaya – Bagian 4- SumberDaya Mineral Spasial.BadanStandarisasiNasional. Britannica Illustraded Science Library. 2008. Rocks And Minerals. China. Ensiklopedia Britannica. ESDM, Dinas. 2010. datasumberdaya mineral di kabupaten Malang : dinas ESDM kab. Malang. Murthy, B.V.S., B.MadhusudanRao, A.K. Dubey and Srinivasulu, 2009.Geophysical exploration for manganese-some first hand examples from 8