RERATA WAKTU PASIEN PASCA OPERASI TINGGAL DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR KARIADI SEMARANG PADA BULAN MARET – MEI 2013
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum
HARVINA DWI APRILIANA G2A009159
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013
ii
RERATA WAKTU PASIEN PASCA OPERASI TINGGAL DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR KARIADI SEMARANG PADA BULAN MARET – MEI 2013 Harvina Dwi Apriliana1, Widya Istanto Nurcahyo2, Akhmad Ismail3 ABSTRAK Latar belakang : Pulih dari anestesi dikelola di ruang pemulihan. Idealnya adalah bangun dari anestesi secara bertahap tanpa keluhan dengan pengawasan dan pengelolahan secara ketat sampai keadaan stabil. Setelah efek anestesi hilang, pasien kemudian dapat dipindahkan keluar dari ruang pemulihan ke bangsal. Tujuan : Mengetahui rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Subjek penelitian ini adalah pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret-Mei 2013. Waktu pasien tinggal di ruang pemulihan dihitung dengan menggunakan stopwatch dan dicari reratanya. Hasil : Diperoleh sampel sebanyak 23 pasien, dan di dapatkan rerata waktu pasien adalah 52,6 menit. Simpulan : Rerata waktu pasien pascaoperasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013 adalah sebesar 52,6 menit yaitu lebih cepat dari standar yang telah ditetapkan. Kata Kunci : rerata, ruang pemulihan, anestesi
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang pengajar Bagian Ilmu Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 3 Staf pengajar Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2 Staf
iii
AVERAGE TIME POSTOPERATIVE PATIENTS STAYED IN THE RECOVERY ROOM DR KARIADI HOSPITAL SEMARANG ON MARCH – MAY 2013 ABSTRACT Background : The patient recovered from anesthesia is managed in the recovery room. The Ideal of recovery is to gradually wake up from anesthesia without a complaint with the strict supervision and administration to reach a stable state. After the effects of anesthesia disappear, the patient can be moved out from the recovery room to the ward. Aim : To know the average time of patient’s postoperative stayed in the recovery room RSUP Dr. Kariadi Semarang. Method : This study was a descriptive study with cross-sectional observational approach . The Subject of this study were patient’s postoperative stayed in the recovery room RSUP Dr. Kariadi Semarang from March until May 2013. The time of patients stayed in the recovery room was calculated using a stopwatch and was obtained the average Result : 23 patient’s data of postoperative stay time was collected. The average time was 52,6 minutes. Conclusion : The average time of patient’s postoperative stayed in the recovery room RSUP Dr Kariadi Semarang from March until May 2013 was 52.6 minutes and this result is faster than the established standards. Keywords : average, recovery room, anesthesia
1
Undergraduate Student, Medical Faculty of Diponegoro University
2
Anesthesia Department Staff, Medical Faculty of Diponegoro University
3
Histiology Department Staff, Medical Faculty of Diponegoro University iv
1
PENDAHULUAN Pulih dari anestesi umum atau dari analgesia regional secara rutin dikelola di ruang pemulihan (Recovery Room) atau disebut juga Post Anesthesia Care Unit (PACU). Idealnya adalah bangun dari anestesi secara bertahap, tanpa keluhan dan mulus dengan pengawasan dan pengelolaan secara ketat sampai dengan keadaan stabil. Prosedur pembedahan harus menjalani anestesi dan melalui tahap pasca bedah, maka setiap pasien yang selesai menjalani operasi dengan anestesi umum ataupun anestesi regional terlebih dahulu dirawat di ruang pemulihan sebelum pindah keruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif.1 Ruang pemulihan adalah ruangan yang berdekatan dengan kamar operasi untuk merawat pasien pasca operasi yang masih dibawah pengaruh anestesi. Di ruang ini dokter bedah, anestesi dan perawat memantau keadaan pasien setelah menjalani operasi. Penciptaan PACU telah secara signifikan dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan anestesi dan pembedahan. Dalam penelitian selama 10 tahun terakhir, telah melihat peningkatan dalam jumlah prosedur, kompleksitas prosedur, dan status ASA (American Society of Anesthesiology) pasien2. Prosedur bedah yang lebih kompleks yaitu dalam jangka waktu hingga 6 jam yang sekarang sedang dilakukan pada pasien sakit. Potensi komplikasi yang mengancam jiwa biasanya terjadi dalam beberapa jam pertama setelah anestesi atau operasi. Ini didukung oleh hasil analisis ASA. Mekanisme yang paling umum dari cedera ini adalah peristiwa pernapasan pada periode pasca operasi3,4. Selanjutnya, peristiwa ini dianggap dapat dicegah dengan melihat denyut nadi dalam periode pemulihan.5,6 Oleh karena itu, yang mengenai semua pasien dari jenis anestesi setelah selesainya operasi harus dirawat diruang pemulihan. Setelah efek anestesi mulai hilang, pasien kemudian dapat dipindahkan keluar dari ruang pemulihan atau ke bangsal. Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Medikdan Keperawatan Departemen Kesehatan tahun 2002 bahwa ketergantungan pasien di ruang pemulihan adalah 60 menit.7
2
METODE Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional karena variabel diukur pada satu saat dengan jenis penelitian menggunakan penelitian observasional. Subjek penelitian ini adalah pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret-Mei 2013. Waktu pasien tinggal di ruang pemulihan dihitung dengan menggunakan stopwatch dan dicari reratanya. Penelitian ini didapatkan 23 sampel, dengan kriteria inklusi yaitu pasien pasca operasi jenis pembedahan sedang/besar dengan usia diatas 18 – 45 tahun dan pasien ASA I ASA II, sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien pelayanan bedah sehari dan pasien yang menjalani perawatan lanjut ICU. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi lama waktu pasien pasca operasi di ruang pemulihan dengan variabel terikat lama waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan. Analisis Data dilakukan menggunakan komputer dengan program statistik.
HASIL Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik subjek
Karakteristik Jenis Kelamin: Laki-laki Perempuan Usia pasien: 18-24 25-31 32-38 39-45 Kriteria ASA: ASA I ASA II Teknik Anestesi: General Regional Jenis Operasi: Operasi sedang Operasi besar
Frekuensi N (%) 9(39,1%) 14(60,9%) 8(34,8%) 2(8,7%) 7(30,4%) 6(26,1%) 14(60,9%) 9(39,1%) 17(73,9%) 6(26,1%) 13(56,5%) 10(43,5%)
3
Lama waktu tindakan operasi waktu tindakan operasi (menit) 10
8
6
Frequency
4
2
Std. Dev = 100,01 Mean = 137,8 N = 23,00
0 50,0
150,0 100,0
250,0
200,0
350,0
300,0
400,0
waktu tindakan operasi (menit)
Gambar 1. Gambaran distribusi waktu tindakan operasi Lama waktu pasien tinggal di ruang pemulihan Tabel 2. Distribusi lama waktu pasien tinggal di ruang pemulihan Waktu 15-30 menit 31-45 menit 46-60 menit 61-75 menit 76-90 menit 91-105 menit 106-120 menit 121-135 menit 136-150 menit 151-165 menit 166-180 menit 181-195 menit 196-210 menit Total
Frekuensi
Persentase (%)
10 5 3 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 23
43,5 21,7 13,0 4,3 4,3 0 4,3 0 4,3 0 0 0 4,3 100,0
waktu pasien di RR (menit) 14 12 10 8
Frequency
6 4 Std. Dev = 48,01
2
Mean = 52,6 N = 23,00
0 25,0
75,0 50,0
125,0 100,0
175,0
150,0
200,0
waktu pasien di RR (menit)
Gambar 2. Gambaran distribusi lama waktu pasien tinggal di ruang pemulihan
4
Deskripsi rerata waktu pasien pasca operasi di ruang pemulihan berdasarkan karakteristik responden: Tabel 3. Distribusi rerata waktu menurut karakteristik responden pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret – Mei 2013 Variabel
Lama waktu di RR Rerata
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan ASA ASA I ASA II Teknik Anestesi General Regional Jenis operasi Operasi sedang Operasi besar
SD
39,22 64,07
15,056 58,471
53,93 55,00
39,636 60,428
60,24 37,67
53,686 15,921
47,54 63,20
37,073 59,406
PEMBAHASAN Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemuliha RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret – Mei 2013 adalah 52,6 menit. Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medik dan Keperawatan Departemen Kesehatan menyatakan bahwa ketergantungan pasien di ruang pemulihan adalah 60 menit, sehingga lama waktu pasien di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang lebih cepat dari standar yang telah di buat Direktorat Jendral Pelayanan Medik dan Keperawatan Departemen Kesehatan.7 Dilihat dari kurva rerata lama waktu pasien dan kurva lama waktu tindakan operasi di ruang pemulihan yaitu Kurva Juling Positif yang berarti sebagian besar data tersebar di bagian bawah rata-rata distribusi dan sebagian kecil tersebar ke
5
bagian tengah distribusi (rerata) dan ke bagian atas rata-rata distribusi.8 Nilai ratarata waktu tindakan operasi adalah 137,8 menit. Data tersebut dapat juga diuraikan dengan rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan menurut jenis kelaminnya yaitu di dapatkan pasien perempuan lebih lama berada di ruang pemulihan dengan waktu 64,07 menit dibandingkan dengan laki-laki 39,22 menit. Faktor yang menyebabkan perempuan lebih lama berada di ruang pemulihan dapat di sebabkan banyak faktor. Penelitian rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan ini belum banyak dilakukan, sehingga sampai saat ini belum diketahui mengapa perempuan lebih lama berada di ruang pemulihan dibandingkan dengan laki-laki. Klasifikasi status fisik pasien berdasarkan ASA merupakan prediktor hasil dari suatu operasi. Didapatkan rerata waktu pasien tinggal di ruang pemulihan menurut kriteria klasifikasi status ASA pasien yang lebih lama yaitu status ASA II dengan waktu 55,00 menit. ASA II diinterpretasikan bahwa pasien dengan kelainan sistemik ringan yang tidak berhubungan dengan pembedahan dan pasien masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan menurut teknik anestesinya didapatkan penggunaan General Anestesi lebih lama dibandingkan Regional yaitu dengan waktu 60,24 menit. Dilihat dari sistem penilaiannya saja sudah berbeda. Penilaian umum yang di gunakan untuk General Anestesi adalah Skor Alderete yaitu meliputi assesment dari pasien yaitu 1. Aktifitas (gerakan ekstremitas dalam menanggapi permintaan), 2. Respirasi, 3. Sirkulasi, 4. Tingkat kesadaran, dan 5. Warna kulit. Tekanan darah sistemik dan detak jantung harus relatif stabil dan konstan selama minimal 15 menit sebelum pulang dari ruang pemulihan.9
6
Analgesia diterima harus dicapai dan pasien biasanya diamati selama setidaknya 15 menit setelah intravena opioid atau perubahan terakhir dalam tingkat infus neuraksial sehingga untuk menilai efek puncak. pasien harus diamati selama 15 menit setelah penghentian oksigen tambahan untuk mendeteksi diharapkan pengembangan hipoksemia arteri yang tak terduga.9 Sedangkan untuk penilaian Regional di gunakan Skor Bromage yang meliputi pergerakan kaki, lutut dan tungkai. Rerata waktu pasien pasca operasi tinggal di ruang pemulihan menurut jenis operasinya didapatkan waktu yang lebih lama yaitu operasi besar 63,20 menit dibandingkan dengan operasi sedang dengan waktu 47,54 menit. Kriteria operasi besar yaitu lama operasinya dalam waktu 3 jam dengan menggunakan anestesi general dengan resiko besar, sedangkan kriteria operasi sedang lama operasinya ± 1-2 jam menggunakan anestesi lokal,regional dan general dengan faktor resiko sedang. Lama waktu pasien di ruang pemulihan dengan interval 15 sampai 30 menit merupakan frekuensi paling banyak yaitu 10 responden atau 43,5%, lama waktu pasien pascaoperasi di ruang pemulihan ≤60 menit sebanyak 18 responden atau 78,2%. Karena banyak pasien yang sudah di sadarkan saat berada di ruang operasi sebelum di pindahkan ke ruang pemulihan. Data lama waktu pasien pascaoperasi tinggal di ruang pemulihan lebih dari 60 menit yaitu sebesar 5 responden atau 21,7%. Dikarenakan dalam pemantauan status fisiologi pasien di ruang pemulihan tidak membaik melainkan memburuk. Dan berdasarkan wawancara dengan petugas yang berada di ruang pemulihan pasien didapatkan bahwa banyaknya keterlambatan pengambilan pasien .Keterlambatan ini dikarenakan ada hambatan berupa kurangnya tenaga dan waktu pengambilan pasien bersamaan dengan pertukaran jaga pagi dan jaga sore. Beberapa faktor ikut menentukan lamanya pasien tinggal di ruang pemulihan. Dalam penelitian ini tidak meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi lamanya waktu pasien tinggal di ruang pemulihan.
7
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, di dapatkan rerata waktu pasien pascaoperasi tinggal di ruang pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013 adalah sebesar 52,6 menit yaitu lebih cepat dari standar yang telah ditetapkan sehingga dapat di simpulkan bahwa faktor keselamatan pasien lebih baik. Saran Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ada beberapa hal yang perlu di lakukan adalah
perbaikan
dalam
mencatat
berkas
di
ruang
pemulihan
dalam
penatalaksanaan pasien pascaoperasi di ruang pemulihan. Penelitian lebih lanjut untuk melihat kualitas penatalaksanaan pasien di ruang pemulihan seperti serah terima pasien, pengelolaan jalan nafas, pengelolaan keamanan, pengelolaan cairan, pengelolaan hipotermi dan menilai dengan skor Alderet serta mencari faktor-faktor yang menentukan lama perawatan pasien pascaoperasi (≥ 60 menit) di ruang pemulihan. Kelacaran penjemputan pasien dari ruang pemulihan ke ruang perawatan oleh petugas perlu diperhatikan. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Widya Istanto Nurcahyo, Sp.An, KAKV, KAR dan dr. Akhmad Ismail, M.Si, Med yang telah memberikan saransaran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Tidak lupa kepada dr. Fanti Saktini, M.Si, Med selaku ketua penguji dan dr. Hariyo Satoto, Sp.An (K) selaku penguji. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik
8
DAFTAR PUSTAKA 1. Drajat M.T. Anestesiologi,Aksara Medisina, Salemba, Jakarta, 1991. 2. Coyle TT, Helfrick JF, Gonzalez ML, et al. Office-based ambulatory anesthesia: Factors that influence patient satisfaction or dissatisfaction with deep sedation/general anesthesia. J Oral Maxillofac Surg. 2005;63:163-172 3. Chung F, Mezei G. Adverse outcome in ambulatory anesthesia. Can J Anaesth. 1999;46(5):R18-R26. 4. Kallar SK, Jones GW. Postoperative complication. In: White PF, ed. Outpatient anesthesia. New York: Churchill Livingstone; 1990:397-415. 5. Chung F, Un V, Su J. Postoperastive symptoms 24 hours after ambulatory anaesthesia. Can J anaest. 1996;43(11):1121-1127. 6. Warner MA, Shields SE, Chute CG. Major morbidity and mortality within 1 month of ambulatory surgery and anesthesia. JAMA. 1993; 270(12):1437-1441. 7. Direktorat Pelayanan Keperawatan,Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Standar Keperawatan Rumah Sakit, Depkes, Jakarta, 2002. 8. Arikunto,Suharsini.
Manajemen
Penelitian,
Edisi
Revisi.
Jakarta:Rineka
Cipta,2005.Cet.ke.7 9. Stoelting, Robert K. Basif of Anesthesia, ed 4, New York: Churchill Livingstone; 2000:409-411