REPRESENTASI SIMBOL KEISLAMAN FILM MATA TERTUTUP KARYA GARIN NUGROHO Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Sita Mawarni Murdiati NIM: 109051000167
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Juli 2014 Penulis
Sita Mawarni Murdiati
ABSTRAK Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho Film Mata Tertutup ini mengisahkan kegundahan diri seorang wanita bernama Rima dalam pencarian identitasnya hingga ia terjerumus dalam NII (Negara Islam Indonesia) dan perjuangannya setelah menjadi anggota NII (Negara Islam Indonesia), pergulatan hidup seorang remaja bernama Jabir dengan kondisi keluarga dan kesulitan ekonomi yang terus menekannya dan pencarian seorang ibu bernama Asimah terhadap anak semata wayangnya, Aini, yang terjebak dalam kelompok fundamentalis Islam tersebut. Adegan-adegan yang disuguhkan dalam film ini menimbulkan banyak interpretasi dari para penonton. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah makna ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam beberapa adegan di film Mata Tertutup? Apa pesan moral yang ingin disampaikan dalam film Mata Tertutup? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan adalah semiotika. Subjek penelitian ini berupa film Mata Tertutup. Unit analisisnya adalah potongan-potongan gambar atau visual yang terdapat dalam film Mata Tertutup. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data melalui observasi, wawancara (dalam hal ini penulis mewawancarai Produser film Mata Tertutup, Khelmy. K. Pribadi) dan dokumentasi yang dianalisis menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Dimana tanda dilihat dari ikon, indeks dan simbol. Bisa dikatakan, melalui teori Charles Sanders Pierce dengan ikon, indeks dan simbol, peneliti dapat lebih memahami makna atau simbol yang terkandung dalam pengambilan gambar film Mata Tertutup. Kesimpulan dari penelitian ini adalah representasi simbol keagamaan, yaitu proses perekrutan oleh NII yang disebut sebagai bai’at dan hijrah. Uang yang dikumpulkan oleh NII disebut infaq, sedangkan teknik persuasif yang dilakukan oleh Jamaah Islamiyah adalah muqayadhah (barter) dan proses menjadi seorang pengantin bom bunuh diri yang disebut sebagai jihad atau mati syahid.
Kata Kunci: Film Mata Tertutup, Simbol Keislaman, dan NII
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya. Sekalipun skripsi yang berjudul “Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho” ini masih jauh dari sempurna, namun ini merupakan suatu usaha yang maksimal, karena dalam proses penyelesaiannya tidak sedikit kesulitan dan hambatan dalam penyusunan skripsi ini. Namun berkat doa, motivasi bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.
Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Suprapto, M.Ed, Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Jumroni, M.si, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. Sunandar, M.Ag, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
ii
3. Bapak Rachmat Baihaky, M.A, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4.
Ibu Siti Napsiyah, M.SW, Dosen Penasehat Akademik KPI E angkatan 2009, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi.
5.
Bapak Dr. Suhaimi, M.Si, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya serta memberi arahan dan masukan dalam membantu penulisan skripsi ini.
6.
Maarif Institute, Mas Garin Nugroho, Sutradara Film Mata Tertutup, Mas Khelmy K. Pribadi, Produser Film Mata Tertutup, Mas Pipit Aidul Fitriyana, bagian Tim Produksi Film Mata Tertutup.
7.
Seluruh dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis dari semester I hingga semester VIII. Semoga ilmu yang diberikan menjadi amal baik di akhirat kelak, Amin.
8.
Para staf Tata Usaha (TU) yang telah membantu surat menyurat untuk penelitian skripsi ini, dan para staf perpustakaan yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
9.
Ayahanda dan Mamahku tercinta, Bapak (Alm) Harsono Hernawan dan Ibu Hj. Nani Murnani, terimakasih telah membesarkan anakmu ini dengan penuh kasih sayang serta selalu mendukung dan mendoakan saya hingga saat ini.
10. Keluarga besar penulis, yang mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Kakak-kakak ku tersayang Heny Herdiyati Murniawan, Astuti Murniati, iii
Rizky Nugraha Murnawan dan Kakak Iparku Daden Senjaya, Didit Sukma Minggia serta keponakan penulis Dzaky Abdul Hakim, Raihannunisa Mikayla. 11. Teman-teman seperjuangan KPI E 2009 yang memberikan banyak motivasi untuk penulis Meta, Isni, Nur Afifah, Annisa, Ela, Hernisya, Fadli, Dava, Eci, Yunia, Saipul, Oki, Sadam, Yusly, Supriadi, Kharisma, Sutrisno, Adharu, Zia, Rulli, Mahdi dan kawan-kawan lainnya yang tidak dapat bisa penulis sebutkan namanya satu per satu, terima kasih atas segala dukungan, perhatian dan memberikan nuansa kekeluargaan selama lebih dari tiga tahun bersama-sama menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sukses terus sahabatsahabatku. 12. Teman sekaligus sahabat berbagi keluh kesah penulis Vira, Farwah dan Ranni, terima kasih atas dukungan dan motivasi terhadap penulis. 13. Teman-teman KKN Kelompok Empat Belas Gita, Uswah, Subhan, Hisbul, Shalihin, Hafidz, Luthfi dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik moril maupun materil kepada penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Jakarta, 02 Mei 2014
Sita Mawarni Murdiati
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................ KATA PENGANTAR .............................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ BAB I
BAB II
BAB III
i ii v vi 76
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... D. Metodologi Penelitian …………………………………… E. Tinjauan Pustaka …………………………………… ........ F. Sistematika Penulisan ........................................................
1 5 6 7 13 15
LANDASAN TEORI A. Pengertian Representasi ..................................................... B. Pengertian Simbol Keislaman ............................................. C. Semiotika ........................................................................... 1. Pengertian Semiotika ..................................................... 2. Semiotika Charles Sanders Pierce .................................. D. Aneka Jenis Film ................................................................ 1. Pengertian Film .............................................................. 2. Karakteristik Film .......................................................... 3. Unsur-unsur Film ........................................................... 4. Jenis-jenis Film .............................................................. E. Pesan Moral ........................................................................
17 19 20 20 24 31 31 34 36 37 39
GAMBARAN UMUM FILM MATA TERTUTUP A. Sekilas Tentang Film Mata Tertutup .................................. B. Sinopsis Film Mata Tertutup .............................................. C. Para Pemain dan Tim Produksi Film Mata Tertutup ......... D. Profil Produser Film Mata Tertutup ................................... E. Karakter Pemain .................................................................
42 44 46 47 49
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Temuan Data Film Mata Tertutup ....................................... 51 B. Makna Ikon, Indeks dan Simbol ........................................ 56 C. Pesan Moral Film Mata Tertutup ....................................... 70
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 71 B. Saran-Saran ........................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel 1: Tabel 2: Tabel 3: Tabel 4: Tabel 5: Tabel 6:
Trikotomi Ikon, Indeks dan Simbol .................................................... Para Pemain dan Tim Produksi ........................................................... Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Satu ............................................ Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Dua ............................................. Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Tiga ............................................ Makna Ikon, Indeks, Simbol Scene Empat .........................................
vi
28 46 56 59 64 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah NII adalah Negara Islam Indonesia. NII merupakan gerakan politik yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 oleh Soekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.1 Beberapa tahun belakangan, muncul suatu pembahasan di berbagai kalangan, terutama mahasiswa muslim tentang kembali bangkitnya pergerakan NII. Namun, tak banyak informasi yang dapat menjelaskan secara lengkap mengenai pergerakan tersebut. Berbagai sumber mengatakan bahwa NII yang banyak dibicarakan orang saat ini bukanlah NII yang didirikan oleh Kartosoewiryo. NII yang konon menyimpang jauh dari ajaran Al-Quran dan Hadist ini disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Jawa Barat.2 Film Mata Tertutup ini mengangkat kisah buram kehidupan dua remaja dan seorang ibu korban NII dan Jamaah Islamiyah yang menampakkan pemahaman keagamaan. Mereka adalah pengikut NII dan seorang calon pengebom bunuh diri. Mungkin keberadaan mereka mengejutkan kita sebagai bangsa, ternyata ada manusia Indonesia yang mengambil langkah sedemikian sulit untuk dipahami oleh
1
Holk H. Dengel, Darul Islam-Nii dan Kartosuwiryo “Angan-angan Yang Gagal” (Terjemahan), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011), hal 1. 2 Umar Abduh, Membongkar Gerakan Sesat NII Di Balik Pesantrem Mewah Al-Zaytun, (Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, 2001), hal. 13.
1
2
rata-rata manusia Indonesia.3 Film ini tidak menjadikan tokoh-tokoh itu sebagai orang lain, melainkan sebagai anggota keluarga yang hilang, sebagai diri kita yang tidak menemukan tempat mengaktualisasi diri, dan sebagai anak yang terdesak kemiskinan dan rasa cinta mendalam pada ibunya. Dalam film ini, mereka menjadi anggota keluarga kita atau bahkan diri kita sendiri. Banyak masalah-masalah sosial yang belum terselesaikan. Segalanya berjalan lurus, namun tidak menjanjikan jalan keluar ke kehidupan yang lebih baik. NII menjadi satu dari sedikit jalan keluar yang tersedia bagi para tokoh dalam film. Masalah
personal
dalam
kasus
ini
bukanlah
soal
kepercayaan,
tapi
keberlangsungan hidup. Jabir bergabung dengan kelompok jihad karena teringat ibunya, yang susah payah menyambung hidup dengan berjualan di pasar. Penekanannya pada kondisi keluarga yang dilanda kesulitan ekonomi. Aksi jihad ia harapkan dapat menggerakkan mata pemerintah ke masalah ibunya, yang terkait erat dengan kemiskinan yang masih melanda negara. Permasalahan Rima lebih bernada eksistensial, walau kaitannya tetap dengan keberlangsungan hidup. Sebagai perempuan, ia merasa hak-haknya tidak dipenuhi oleh kondisi negara sekarang. Tindak-tanduknya di NII ia harapkan bisa membuka ruang bagi dirinya dan rekan-rekannya.4 Film Mata Tertutup memborong Penghargaan AFI 2012. Dari 14 penghargaan, film produksi SET Film & Ma'arif Institute mampu meraih lima penghargaan sekaligus, yaitu Film Cerita Panjang Terunggul, Sutradara Terunggul (Garin Nugroho), Pemeran Utama Wanita Terunggul (Jajang C Noer), Pengarah
3 4
Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 27. Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 36.
3
Sinematografi Terunggul (Anggi Frisca "Cumit"), dan Pemeran Pendukung Pria Terunggul (Kukuh Riyadi). NII adalah komunitas atau kelompok yang minoritas. Apabila kita mendengar isu tentang NII atau Negara Islam Indonesia, maka yang terlintas dalam pandangan masyarakat adalah kelompok yang ingin menggantikan Republik Indonesia dengan Negara Islam Indonesia, yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti, dihalalkan mencuri, tidak wajib melakukan shalat 5 waktu, diancam atau diteror bahkan dianggap kafir bila keluar dari kelompok tersebut. Akibatnya, persepsi yang negatif itu tidak saja berdampak buruk bagi kelompok itu, tapi juga terhadap Islam itu sendiri. Bahkan akhir-akhir ini, tidak saja mengaitkan gerakan Islam Syari’at dengan NII, tapi juga mengaitkan dengan terorisme. Dalam bingkai kecil, Mata Tertutup mengajak penonton untuk menelusuri lika-liku di balik NII. Sudah dijelaskan bagaimana film dibuka dengan gambaran proses perekrutan. Gambaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan adeganadegan yang menggambarkan kondisi internal NII. Mulai dari kegiatan merekrut anggota (seperti yang terjadi di awal film), pengadilan berbasis syariat Islam, kelas ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas. Melalui adegan-adegan tersebut, penonton mendapat informasi perihal tujuan NII, yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya. Alur cerita dalam film ini terbagi menjadi tiga: pertama, kegundahan diri seorang wanita bernama Rima dalam pencarian identitasnya hingga ia terjerumus dalam NII dan perjuangannya setelah menjadi anggota NII; kedua, pergulatan hidup seorang remaja bernama Jabir dengan kondisi keluarga dan kesulitan
4
ekonomi yang terus menekannya; dan ketiga, pencarian seorang ibu bernama Asimah terhadap anak semata wayangnya, Aini, yang terjebak dalam kelompok fundamentalis Islam tersebut. Tiga alur yang berbeda ini memberikan kita peluang untuk memahami cerita dan apa yang ingin disampaikan oleh sang sutradara dengan lebih baik, dan diharapkan audiens mampu memandang fenomena dalam cerita ini melalui berbagai perspektif yang berbeda pula. Melalui cerita Rima, mungkin sang sutradara ingin para audiens untuk lebih bisa memahami kehidupan orang-orang yang bekerja dalam lingkaran NII, bahwa tidak semua kehidupan mereka yang “fundamentalis” berjalan dengan baik, harmonis, dan selalu berada dalam satu kesatuan yang padu untuk tujuan yang sama, melainkan konflik selalu mengiringi mereka, entah karena perbedaan paham, masalah organisasi, ataupun hal-hal konfliktual lainnya. Melalui cerita Jabir, kita dapat melihat bahwasanya himpitan ekonomi dan kondisi hidup yang tidak selamanya menguntungkan kita mampu merubah pendirian dan membiasakan pandangan kita terhadap kebenaran yang hakiki, kebenaran yang hanya Tuhan miliki dan tidak ada seorangpun yang tahu dan mampu mengubahnya. Kesulitan ekonomi yang Jabir alami, adalah trigger atau pemicu berubahnya keinginannya untuk membahagiakan ibunya, dengan cara sesederhana apapun, untuk melangkah lebih jauh lagi dengan misinterpretasinya bahwa pengorbanannya akan memberikan “sebuah tempat” bagi ibunya di surga kelak, walaupun pada akhirnya, usahanya untuk menjadi “pengantin bom”, melakukan bom bunuh diri, mengalami kegagalan.
5
Dan cerita Asimah mengajarkan kita tentang kasih sayang yang lebih konkrit, kasih sayang dari kedua orang tua, yang tiada lelahnya mencari sang anak, Aini, yang diduga terjerumus dalam lingkaran organisasi fundamentalis Islam. Dengan perseteruan batin dalam diri seorang Asimah, yang mungkin tak akan bertemu lagi dengan sang anak, ia tetap memegang kuat kepercayaannya kepada Tuhan untuk terus menjaga anaknya dan menuntunnya kembali pulang ke rumah. Banyak simbol yang mempunyai pesan tersirat yang bisa dikaji. Contohnya, judul film tersebut yakni “mata tertutup” yang dikenal sebagai salah satu proses perekrutan anggota–anggota baru NII. Kasus ini menjadi kajian yang menarik untuk diteliti karena terdapat beberapa simbol, ikon dan indeks yang menarik di dalam Film Mata Tertutup, berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dan mengambil judul “Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Peneliti membatasi penelitian ini pada simbol keagamaannya. Peneliti mengambil gambar dan teks dalam adegan perekrutan oleh NII, rapat internal NII, teknik persuasif yang dilakukan Jamaah Islamiyah dan pengantin bom bunuh diri oleh Jamaah Islamiyah. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
6
a. Bagaimanakah makna ikon, indeks dan simbol yang terdapat dalam beberapa adegan di Film Mata Tertutup? b. Apa pesan moral yang ingin disampaikan dalam Film Mata Tertutup? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, secara spesifik tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui makna ikon, indeks dan simbol dalam Film Mata Tertutup. Serta untuk mengetahui pesan moral yang terdapat pada Film Mata Tertutup. 2. Manfaat Penelitian Dari tujuan di atas penulis berkeinginan agar penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan masyarakat umumnya, dan adapun manfaat tersebut antara lain : a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi, serta sebagai tambahan referensi bahan pustaka, khususnya penelitian tentang analisis dengan minat pada kajian film dan semiotika. b. Manfaat Praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan dalam menambah wawasan bagi para mahasiswa pada khususnya. Juga kepada kalangan teoritis serta praktis pada umumnya untuk lebih bisa mengartikan maksa di setiap ikon, indeks, dan simbol yang terkandung
7
dalam sebuah film melalui semiotika. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kosa kata dan istilah yang digunakan dalam sebuah film. D. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini memberikan peluang yang besar dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif. Maksudnya setiap orang pasti memiliki pemahaman yang berbeda terhadap film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis semiotika. Analisis semiotika digunakan untuk dapat mengetahui makna yang terkandung dalam bentuk verbal dan non verbal. Semiotika diterapkan pada tanda-tanda simbol, lambang. Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda atau sign, object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk atau merepresentasikan hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol atau tanda yang muncul dari kesepakatan, Ikon atau tanda yang muncul dari perwakilan fisik dan Indeks atau tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat. Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang
8
terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Contoh : Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang berkomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai ikon wanita muda cantik dan menggairahkan.5 Merujuk pada teori Pierce, berdasarkan objeknya, Pierce membagi tandatanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotika. Diantaranya adalah ikon, indeks, dan simbol. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebuah indeks. Ketiga, kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan sebagai objek denotaif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebuah simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Dan Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. 5
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.127-128.
9
1. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini yang menjadi objeknya adalah Film Mata Tertutup karya Garin Nugroho. Sedangkan yang menjadi subjeknya adalah potongan gambar atau visual yang terdapat dalam Film Mata Tertutup dengan mengacu kepada rumusan masalah. 2. Purposive Sampling Pemilihan objek penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan maksud dan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono, menjelaskan yang dimaksud dengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.6 Ada beberapa alasan penulis yang menjadi dasar penelitian mengenai pemilihan film Mata Tertutup sebagai objek penelitian adalah di film ini menceritakan tentang NII. Kelompok NII adalah kelompok yang menyimpang dari syari’at Islam.. selain itu, film ini menyajikan tentang tahap perekrutan anggota baru NII sampai terorisme yang dilakukan oleh kelompok Jaringan Islamiyah. Sehingga ini menjadi alasan penulis untuk mengangkat film tersebut sebagai penelitian. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut: Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan secara menyeluruh dari adegan yang diambil dalam film Mata Tertutup dan isi teks. 6
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2005)
10
a.
Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera lainnya seperti telinga, mulut, dan kulit. Yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data untuk menghimpun data penelitian. Dalam arti bahwa data tersebut dapat dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.7 Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah menonton film dan mengamati teliti dengan adegan-adegan yang diambil. Kemudian mencatat, memilih dan menganalisanya.8 b.
Wawancara Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh
sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab disertai dengan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa pedoman wawancara. Dalam hal ini peniliti melakukan komunikasi langsung juga wawancara dengan Produser Film Mata Tertutup, Khelmy K. Pribadi. 9 Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari sumber tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan secara bebas, tetapi tetap menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah. c.
Dokumentasi
7
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta; Prenada Media Group, 2005),
hal.134. 8
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal.83. 9 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 126.
11
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data-data yang sudah ada dan tersedia dalam catatan dokumen.10 Fungsi data yang berasal dari dokumen lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer. Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari buku Membuka Mata Tertutup dan sebagainya yang berhubungan dengan semiotika terhadap suatu film. 4. Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu: a. Data primer yakni data ini diperoleh dari video film Mata Tertutup, yang akan dipilih gambar dari adegan-adegan yang berkaitan dengan penelitian. b. Data sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur yang mendukung data primer, seperti buku-buku dan tulisan lain yang berkaitan dengan masalah yang menjadi objek studi ini. 5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja yakni, dipusatkan di Rumah Produksi Maarif Institute yang bertempatkan di Jl. Tebet Barat Dalam II No 6, Tebet, Jakarta Selatan 12810. Sedangkan waktu pengamatan dilakukan untuk penelitian yaitu dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga mendapatkan data yang diinginkan.
10
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hal. 158
12
6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dengan menggunakan semiotika model Charless Sanders Pierce yang membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Sedangkan simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya.11 Menurut Charles Sanders Pierce, semiotika berangkat dari tiga elemen utama tersebur, yang disebut sebagai teori segitiga makna (Triangle Meaning).12 7. Teknik Keabsahan Data Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan atau kebenaran hasil penelitian, ada berbagai cara yang dapat dilakukan, yakni : a. Memperpanjang masa observasi; b. Mengamati terus menerus; c. Triangulasi; Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada
11 12
2, h. 263.
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 42. Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet.
13
berbagai fase penelitian dilapangan, pada waktu yang berlainan, dan dengan menggunakan metode yang berlainan. d. Membicarakannya dengan orang lain; e. Menganalisis kasus negatif, kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian tertentu; f. Menggunakan referensi; g.
Mengadakan member check. Agar informasi yang diperoleh dan
gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud informan.13 E. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut dan menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, penulis telah melakukan tinjauan pustaka dan menelaah terlebih dahulu beberapa skripsi dan karya ilmiah yang berkaitan atau hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan. Sebagaimana yang telah ditulis Novita Intan Sari 108051000015 tahun 2012 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul “Analisis Semiotika Kepemimpinan Dalam Komik Strip Si Bujang“. Dalam skripsinya Novita Intan Sari meneliti dengan menggunakan model semiotika Charles Sanders Pierce yang melihat (Representamen, object dan interpretant) pada komik strip bernuansa Islam Si Bujang karya Harlis Kurniawan. Rumusan Masalahnya adalah Representamen apa saja yang terdapat dalam komik strip si Bujang edisi kepemimpinan? Object apa saja yang terdapat dalam komik strip si Bujang edisi
13
Suwardi, Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), h. 14.
14
kepemimpinan? Interpretan apa saja yang terdapat dalam komik strip si Bujang edisi kepemimpinan? Pada skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Film Cin(t)a karya Sammaria Simanjuntak“ yang ditulis oleh Nurlaelatul Fajriah 107051002056 tahun 2011 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam skripsinya Nurlaelatul Fajriah
meneliti tentang menghargai perbedaan dalam beragama. Rumusan
masalahnya adalah Bagaimana makna judul film Cin(T)a? Bagaimana makna ikon, indeks dan simbol dalam film Cin(T)a? Bagaimana cinta, agama dan perbedaan dalam film Cin(T)a ditinjau dari teori segitiga makna (triangle meaning) Charles Sanders Pierce? Pada skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta disusun oleh M. Fikri Ghazali 206051003915 Tahun 2010 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Dalam penelitian tersebut objek yang diteliti adalah film 3 Doa 3 Cinta dengan menggunakan model Roland Barthes. Rumusan masalahnya adalah Bagaimana makna denotasi, konotasi dan mitos dalam film 3 Doa 3 Cinta? Bagaimana makna judul film 3 Doa 3 Cinta? Apa pesan moral yang ingin disampaikan dalam film 3 Doa 3 Cinta? Film ini sengaja dipilih penulis untuk diteliti karena menurut penulis film ini sangat menarik, terutama pada bagian kehidupan di balik NII dan Jamaah Islamiyah. Mulai dari proses merekrut anggota, rapat internal, teknik persuasif Jamaah Islamiyah dan menjadi pengantin bom bunuh diri yang dilakukan oleh Jabir. Melalui adegan-adegan tersebut penonton mendapat informasi perihal tujuan NII dan Jamaah Islamiyah, yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam
15
yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya. Serta jihad yang dilakukan oleh Jamaah Islamiyah dengan cara menjadi pengantin bom bunuh diri. Melalui Film Mata Tertutup Garin Nugroho sebagai sutradara mencoba menterjemahkan cerita tentang elemen masyarakat yang sedang mencari keadilan atas keadaan bangsa yang tidak menentu. Selain itu Film Mata Tertutup mengetengahkan tiga kisah yang berlatar belakang kehidupan masyarakat Indonesia dalam menyikapi kondisi bangsa pada saat ini. Namun dalam penulisan skripsi ini tidak ada persamaan. Penelitian ini disusun berdasarkan analisis yang peneliti lakukan dengan pengamatan langsung terhadap objek yaitu “Representasi Simbol Keislaman Film Mata Tertutup Karya Garin Nugroho”. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan kedalam lima bab. Di mana masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini memaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang film, sejarah perkembangan film, representasi, simbol keagamaan kemudian terdapat pula tinjauan umum tentang semiotika, konsep semiotika Charles Sanders Pierce.
16
BAB III GAMBARAN UMUM FILM MATA TERTUTUP Pada bab ini pembahasan spesial di balik layar Film Mata Tertutup, seperti profil produser, sinopsis Film Mata Tertutup dan karakter pemain Film Mata Tertutup. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini di fokuskan pada data dan hasil penelitian berupa makna ikon, indeks, dan simbol yang terdapat dalam beberapa adegan di Film Mata Tertutup dan pesan moral dalam Film Mata Tertutup. BAB V PENUTUP Penulis mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan yang berfungsi menjadi jawaban umum yang terdapat pada bab I, serta diikuti saran penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Representasi Menurut David Croteau dan William Hoynes, representasi merupakan hasil dari suatu proses penyeleksian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu. Dalam representasi media, tanda yang akan digunakan untuk melakukan representasi tentang sesuatu mengalami proses seleksi. Mana yang sesuai dengan kepentingankepentingan dan pencapaian tujuan-tujuan komunikasi ideologisnya itu yang digunakan sementara tanda lain diabaikan.1 Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi. Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang „sesuatu‟ yang ada dikepala kita masing-masing (peta konseptual), representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua, „bahasa‟ yang berperan penting dalam proses konstruksi makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus diterjemahkan dalam „bahasa‟ yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda dari simbol-simbol tertentu. Media sebagai suatu teks banyak menebarkan bentuk-bentuk representasi pada isinya. Representasi dalam media menunjuk pada bagaimana seseorang atau suatu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Isi media bukan hanya pemberitaan tetapi juga iklan dan hal-hal lain di luar pemberitaan intinya bahwa sama dengan berita, iklan juga merepresentasikan orang-orang, kelompok atau gagasan tertentu. 1
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 3-4.
17
18
Representasi bekerja pada hubungan tanda dan makna. Konsep representasi sendiri bisa berubah-ubah, selalu ada pemaknaan baru. Representasi berubah-ubah akibat makna yang juga berubah-ubah. Setiap waktu terjadi proses negoisasi dalam pemaknaan. Jadi representasi bukanlah suatu kegiatan atau proses statis tapi merupakan proses dinamis yang terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang juga terus bergerak dan berubah. Representasi merupakan suatu proses usaha konstruksi. Karena pandangan-pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru, juga merupakan hasil pertumbuhan konstruksi pemikiran manusia, melalui representasi makna diproduksi dan dikonstruksi. Ini menjadi proses penandaan praktik yang membuat suatu hal bermakna sesuatu.2 Representasi menurut penulis adalah sebuah cara dimana memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan. Representasi merujuk kepada segala bentuk media terutama media massa terhadap segala aspek realitas atau kenyataan seperti masyarakat, objek, peristiwa. Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film. Dalam kasus film ini sebagai representasi agama, film tidak hanya menjelaskan nilai-nilai agama tertentu di dalam dirinya sendiri tapi juga tentang bagaimana nilai-nilai agama diproduksi dan bagaimana nilai itu dikonsumsi oleh masyarakat yang menyaksikan film tersebut. Dalam hal ini, proses memaknai tanda-tanda yang berkaitan dengan simbol keagamaan pada film Mata Tertutup
2
Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi,(Jakarta:Mitra Wacana Media,2011), h.123.
19
terdapat tanda-tanda yang berkaitan dengan NII dan Jamaah Islamiyah seperti bendera NII, bai’at, hijrah, mati syahid, jihad yang direpresentasikan sebagai simbol keislaman dalam film Mata Tertutup tersebut. B. Pengertian Simbol Keislaman Hidup agaknya memang digerakkan oleh simbol-simbol, dibentuk oleh simbol-simbol dan dirayakan dengan simbol-simbol. Ketika aksi terorisme 11 September meluluhlantahkan Gedung Kembar WTC (World Trade Center) di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat, dan ketika orang-orang di negeri kita sendiri hiruk pikuk menghancurkan, memporakporandakan, dan membakari gedung pemerintahan, kendaraan, mall, atau tempat-tempat ibadah. Sasaran sesungguhnya tentulah bukan benda-benda itu sendiri. Sasaran mereka sebenarnya adalah simbol. Gedung-gedung pencakar langit, kendaraan, pusat perbelanjaan, tempat-tempat ibadah dan sebagainya itu bisa saja dilihat sebagai simbol “kecongkakan,” keserakahan,” “kekuasaan,” kesewenangan,” kepura-puraan,” atau apapun. Itulah rupanya yang hendak mereka hantam atau hancurkan. Secara etimologis, simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula yang menyebutkan “symbolos”, yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang. Biasanya simbol terjadi berdasarkan metonimi, yakni nama untuk benda lain yang berasosiasi atau yang menjadi atributnya (misalnya si kaca mata untuk seseorang yang berkacamata) dan metafora yaitu pemakaiaan kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan (misal kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia). Semua simbol mewakili tiga unsur, simbol itu sendiri, satu
20
rujukan atau lebih, dan hubungan antara simbol dengan rujukan. Ketiga hal itu merupakan dasar bagi semua makna simbolik. Simbol adalah bentuk yang mewakili sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri.3 Secara Etimologis, kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yakni salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT. Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.4 Jadi simbol menurut penulis adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan simbol keislaman adalah sesuatu yang mewakili simbol agama Islam tersebut. Teori Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Contohnya, jilbab. Jilbab merupakan simbol keagamaan. Karena jilbab merupakan identitas atau ciri dari seorang wanita yang beragama Islam. C. Semiotika 1. Pengertian Semiotika Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign) dalam kehidupan manusia. Semiotika telah digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam menelaah sesuatu yang berhubungan dengan tanda, misalnya karya sastra dan teks berita dalam media.
3
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya,2009), h. 153-156. http://indonesiaindonesia.com/f/5894-pengertian-islam-tingkatannya/ artikel diakses pada 23 Juli 2014 pukul 08.26 WIB. 4
21
Semiotika merupakan varian dari teori strukturalisme. Strukturalisme berasumsi bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode, sedangkan makna adalah produk dari sistem hubungan. Istilah semiotics (dilafalkan demikian) diperkenalkan oleh Hippocrates (460-337 SM), penemu ilmu media Barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala, menurut Hippocrates merupakan semeion, bahasa Yunani untuk penunjuk (mark) atau tanda (sign) fisik. 5 Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion yang berarti tanda. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika.6 Untuk menyederhanakan kemudian Umberto Eco dalam bukunya A Theory of Semiotic menjelaskan dan mempertimbangkan, bahwa semiotika berkaitan dengan segala hal yang dapat di maknai tanda-tanda. Suatu tanda adalah segala sesuatu yang dapat dilekati (dimaknai) sebagai penggantian yang signifikan untuk sesuatu lainnya. Segala sesuatu ini tidak terlalu mengharuskan perihal adanya atau mengaktualisasikan perihal di mana dan kapan suatu tanda memaknainya. Jadi, semiotika ada dalam semua kerangka (prinsip), semua disiplin ilmu, termasuk dapat pula digunakan untuk menipu bila segala sesuatu tidak dapat dipakai untuk menceritakan (mengatakan) segala sesuatu (semuanya).7 Umberto Eco menyebut tanda tersebut sebagai “kebohongan”, dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri.
5
Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 7. Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 11. 7 Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet. 1, h. 4. 6
22
Semiotika seperti yang kita kenal dapat dikatakan baru karena berkembang sejak awal abad ke-20. Memang pada abad ke-18 dan ke-19 banyak ahli teks (khususnya Jerman) berusaha mengurai berbagai masalah yang berkaitan dengan tanda, namun mereka tidak menggunakan pengertian semiotika.8 Sementara Preminger (2001) menyebut semiotika sebagai ilmu yang menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.9 Saussure mendefinisikan semiologi sebagai sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat dan dengan demikian menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
bagaimana
terbentuknya
tanda-tanda
beserta
kaidah
yang
mengaturnya.10 Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian, semiotika mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Sedangkan secara terminologis, semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.11 Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantara tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.12
8
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, (Depok: UI, 2004), cet. Ke-1, h. 81. Rachmat Kriyantono,Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta: Kencana, 2009), h. 263. 10 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 12. 11 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.95. 12 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). h. 15. 9
23
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya adalah mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi. Yaitu: pengirim, penerima kode, pesan, saluran komunikasi, dan acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Dalam hal ini yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerimaan tanda lebih diperhatikan dari pada proses komunikasinya, karena tujuan berkomunikasi pada hal ini tidak dipersoalkan. Semiotika mengkaji tanda, dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda. Kemudian, semua jelas dapat menjadi tanda sehingga tidak ada yang tidak dapat untuk dijadikan topik penelitian semiotika. Dengan kata lain, perangkat pengertian semiotika dapat diterapkan pada semua bidang kehidupan asalkan persyaratannya terpenuhi yaitu ada arti yang diberikan, ada pemaknaan dan ada interpretasi. Ada dua tokoh semiotika yang perlu kita ketahui. Penulis akan memaparkan secara singkat kaitan diantara para pakar semiotika tersebut. Yaitu: Ferdinand de Saussure (1857-1913) di Swiss, dia adalah orang yang pertama kali mencetuskan gagasan untuk melihat bahasa sebagai sistem tanda.13 Ada tiga aliran yang diturunkan dari teori tanda Saussure. Pertama, semiotika komunikasi yang menekuni tanda sebagai bagian dari proses komunikasi. Kedua, semiotika konotasi yaitu yang mempelajari makna konotatif dari tanda. Ketiga, yang sebenarnya merupakan aliran di dalam semiotika konotasi adalah semiotika ekspansif dengan tokohnya yang paling terkenal Julia Kristeva. Dalam semiotika jenis ini, pengertian tanda kehilangan tempat sentralnya karena digantikan oleh pengertian produksi 13
Marcel Danesi, Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010), h. 36.
24
arti. Tujuan semiotika ekspansif adalah mengejar ilmu total dan bermimpi menggantikan filsafat.14 2. Semiotika Charles Sanders Pierce Pierce adalah ahli filsafat dan ahli logika. Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.15 Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi.16 Menurut Pierce, semua gejala (alam dan budaya) harus dilihat sebagai tanda. Pandangannya itu disebut “pansemiotik”. Model tanda yang dikemukakan
14
Chitomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004), h. 82-83. 15 Kris Budiman, Semiotik Visual (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h. 26. 16 Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004), h. 83-84.
25
Pierce adalah trikotomis atau triadik. Prinsip dasarnya ialah bahwa tanda bersifat representatif, yaitu tanda adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain”. Teori Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Tanda yang mewakilinya disebut representamen, jadi jika sebuah tanda mewakilinya, hak ini adalah fungsi utama tanda. Misalnya anggukan kepala mewakili persetujuan, gelengan mewakili ketidaksetujuan. Agar berfungsi tanda harus ditangkap, dipahami, misalnya dengan bantuan kode. Proses perwakilan itu disebut semiosis, yaitu suatu proses dimana suatu tanda berfungsi sebagai tanda, yaitu mewakili sesuatu yang ditandainya. Ada beberapa konsep menarik yang dikemukakan oleh Pierce terkait dengan tanda dan interpretasi terhadap tanda yang selalu dihubungkannya dengan logika. Yakni segitiga tanda antara ground, denotatum, dan interpretant. Ground adalah dasar atau latar dari tanda, umumnya berbentuk sebuah kata. Denotatum adalah unsur kenyataan tanda. Interpretant adalah interpretasi terhadap kenyataan yang ada dalam tanda. Dimana dari ketiga konsep tersebut dilogikakan lagi kedalam beberapa bagian yang masing-masing pemaknaannya syarat akan logika. Proses pemaknaan tanda pada Pierce mengikuti hubungan prosesual antara tiga titik, yaitu representamen (R) objek (O) interpretan (I). Representamen adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi (secara fisik atau mental) yang merujuk pada sesuatu yang diwakili oleh objeknya. Kemudian Interpretan adalah bagian dari proses yang menafsirkan hubungan Representamen dengan Objek. Oleh karena itu, bagi Pierce, tanda tidak hanya representatif tetapi juga interpretatif. Semua konsepkonsep mengenai tanda yang dikemukakan oleh Peirce sangat penting dipelajari dan dipahami oleh semua mahasiswa ilmu sosial. Semua tanda yang ada didunia
26
ini apabila pemaknaannya salah tentu akan mengakibatkan kesimpulan yang salah pula.17 Dalam buku Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya karya Benny H. Hoed yang dikutip dari W. Nort, membedakan tiga jenis tanda dalam kaitannya dengan objek (hal yang dirujuk), yaitu indeks, ikon, dan simbol. Indeks adalah tanda yang hubungan representamen dengan objeknya bersifat langsung, bahkan didasari hubungan kontiguitas atau sebab akibat. Ikon adalah tanda yang representamennya berupa tiruan identitas objek yang dirujuknya. Lambang adalah tanda yang hubungan representamen dengan objeknya didasari konvensi.18 Dipandang dari sisi hubungan representamen dengan objeknya, yakni hubungan “mengantikan” atau the “standing for relation”. Tanda-tanda diklasifikasikan Peirce menjadi Ikon, Indeks dan simbol. Pembagian tanda trikotomi ini menurut Peirce sangat fundamental. Ikon, merupakan tanda yang didasarkan pada keserupaan atau kemiripan di antara representamen dan objeknya, entah objek itu betul-betul eksis atau tidak. Akan tetapi, sesungguhnya ikon tidak semata-mata mencakup citra-citra “realistis” seperti pada foto atau lukisan, melainkan juga pada grafis, skema, peta geografis, persamaan-persamaan matematis, bahkan metafora. Ikon dalam film berupa tanda yang dicirikan oleh persamaannya (resembles) dengan objek yang digambarkan. Ikon dapat diamati dengan cara melihatnya. Seperti, sosok Rima yang direkrut oleh NII, bagaimana proses Rima menjadi anggota hingga akhirnya Rima menyadari bahwa NII adalah
17
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantaruntuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 115. 18 Benny H. Hoed, Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya, h. 46-47.
27
organisasi yang menyimpang. Sosok Jabir yang menjadi “pengantin bom” untuk memuliakan ibunya di surga. Indeks, merupakan tanda yang memiliki kaitan fisik, eksistensial, atau kausal di antara representamen dan objeknya sehingga seolah-olah akan kehilangan karakter yang mejadikannya tanda jika objeknya dihilangkan atau dipindahkan. Indeks bisa berupa hal-hal semacam zat atau benda material, asap (asap adalah indeks dari adanya api), gejala alam (jalan becek adalah indeks dari adanya api). Indeks pun terwujud dan teraktualisasi di dalam kata penunjuk (demonstratif) seperti ini, itu, di sini, di situ, dan seterusnya; gerak-gerik (gesture) seperti jari telunjuk yang menuding; serta berbagai tanda visual lain. Dalam lukisan garis-garis juga menjadi bagian dari indeks. Indeks dalam film ini berupa sebuah peristiwa yang ada pada tanda, seperti mata yang ditutup dengan kain yang berwarna hitam. Simbol, merupakan tanda yang representamennya menunjuk kepada objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated); simbol terbentuk melalui kovensi-konvensi atau kaidah-kaidah tanpa adanya kaitannya langsung diantara representamen dan objeknya. Simbol dalam film ini berupa sebuah norma yang terkandung oleh tanda, seperti makna dari bendera NII. Semiotika bagi Pierce adalah suatu tindakan (action), pengaruh (influence), atau kerja sama tiga subjek, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant).
28
Tabel 1 Trikotomi Ikon/ Indeks/ Simbol Tanda
Ikon
Indeks
Simbol
Ditandai dengan
Persamaan (kesamaan)
Hubungan Kausal
Konvensi
Contoh
Gambar-gambar Patung-patung Tokoh Besar Foto Reagen
Asap/ Api Gejala penyakit (Bercak merah/ campak)
Kata-kata Isyarat
Proses
Dapat dilihat
Dapat diperkirakan
Harus dipelajari
Sumber: Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, h. 17
Bila pernyataan Saussure tentang penanda dan petanda adalah kunci dari model analisis semiologi, maka trikotomi Pierce adalah kunci menuju analisis semiotika.19 Pierce muncul dengan skemati triadik, yakni ground, objek, dan interpretan. Atas dasar hubungan ini, Pierce mengandakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. Legisign adalah makna
19
Arthur Asa Berger, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Edisi Baru, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010), cet 1, h. 17.
29
yang terkandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan adanya hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia.20 Pierce menandakan bahwa kita hanya dapat berfikir dengan medium tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda. Pierce dikenal dengan teori segitiga maknanya (triangle meaning). Menurutnya, semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yaitu tanda (sign atau representamen), acuan tanda (object), dan pengguna tanda (interpretant), yang dikupas teori segitiga adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.21 Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object dan interpretant.22
Sumber: Sumbo Tinarbuko, 2008, dalam buku semiotika komunikasi visual 20
Christomy. T dan Untung Yuwono (ed), Semiotika Budaya, (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004), h. 83-84. 21 Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu dan Problem Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 17. 22 Kris Budiman, Semiotik Visual (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), h. 26.
30
Karena proses semiosis seperti tergambarkan pada skema di atas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang tak berkesudahan, maka pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, menjadi representamen lagi, dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung pangkal ini oleh Umberto Eco dan Jacques Derrida kemudian dirumuskan sebagai proses semiosis tanpa batas.23 Upaya klasifikasi yang dikerjakan oleh Pierce terhadap tanda-tanda sungguh tidak bisa dibilang sederhana, melainkan sangatlah rumit. Meskipun demikian, pembedaan tipe-tipe tanda yang agaknya paling simple dan fundamental adalah diantara ikon (object), indeks (index), dan symbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen dan objeknya. Menurut Pierce, tanda adalah seperti dikutip Eco, “Something which stands to somebody for something in some respect or capacity” (segala sesuatu yang ada pada seseorang untuk menyatakan sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas). Definisi Pierce tidak menuntut kualitas keadaan yang secara sengaja diadakan dan secara artificial diupayakan. Lebih dari itu, triade Pierce bisa juga dipakai untuk yang tidak dihasilkan oleh manusia, tetapi dapat diterima oleh manusia; misalnya gejala meteorologist dan macam indeks yang lain.24 Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah atau objeknya bersifat kemiripan. Misalnya, potret pada peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara 23
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu dan Problem Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 18. 24 Alex Sobur, “Analisis Teks Media.” Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, h. 109.
31
tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab-akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Misalnya, asap menandakan bahwa adanya api. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya.25 D. Aneka Jenis Film 1. Pengertian Film Dunia perfilman saat ini telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebih-lebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat memberikan konstitusi bagi perkembangan dunia perfilman. Meskipun masih banyak bentuk-bentuk media massa lainnya, film memiliki efek ekslusif bagi penontonnya. Dari puluhan sampai ratusan penelitian itu semua berkaitan dengan efek media massa film bagi kehidupan manusia, sehingga begitu kuatnya media memengaruhi pikiran, sikap dan tindakan penonton.26 Sebagaimana diketahui, film merupakan salah satu media komunikasi massa.27 Oleh Karena itu film adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh (media yang komplit).28 Dalam pembuatan film tidak mudah dan tidak sesingkat yang kita tonton, membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang diperlukan proses pemikiran dan proses teknik. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan, dan cerita yang
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya,2006), h. 41-42. Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 96. 27 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar (Jakarta: BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usman Ismail, 1999), h. 11. 28 Onong Uchaja Effendi,Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2003), h. 207. 26
32
akan digarap. Proses teknik berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan ide, gagasan menjadi sebuah film yang siap ditonton. Pencarian ide atau gagasan ini dapat berasal dari mana saja, seperti, novel, cerpen, puisi, dongeng, bahkan dari sejarah ataupun cerita nyata. Sedangkan menurut UU Perfilman No 8 Tahun 1992, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan atau lainnya.29 Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan oleh seluloid. Gambar-gambar menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar seni lukis misalnya, tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik: fototustel, kamera film). Film lahir dalam kurun waktu seni, terutama seni lukis meninggalkan naturalisme dan realisme. Impresionalisme di bidang seni rupa telah memulai perjalanan pasti kearah pemberian bentuk abstrak pada seni rakyat.Fotografi dan film mengambil jurus yang bertentangan.Kenyataan malah direproduksi dengan mirip sekali, termasuk gerak yang oleh seni rupa tidak dapat ditiru. Film mengambil tontonan massa,
29
UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat 1. Departemen Penerangan RI.
33
tempatnya bukan di galeri atau museum, tetapi di lapangan, di sebuah tenda (sekarang bioskop). Media film mempunyai keampuhan yang besar untuk mempengaruhi publik. Medium ini dapat menyajikan gambar-gambar atau peragaan gerak, termasuk suara. Teknologi baru yang hampir sejenis dengan film adalah kaset video dengan piringan laser (laser disc).30 Film adalah media massa yang memiliki kelebihan antara lain dalam hal jangkauan, realism, pengaruh, emosional, dan popularitas yang hebat. Namun, selain itu film juga memiliki kelemahan salah satunya adalah sifatnya yang sekilas, sehingga untuk menangkap pesannya secara utuh, orang tidak bisa mengalihkan perhatian untuk melakukan kegiatan lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian film adalah merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. 2. Karakteristik Film Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. a. Layar yang luas / lebar Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Meskipun saat ini ada layar televisi yang berukuran jumbo, itu digunakan pada saat-saat khusus dan biasanya di ruangan terbuka, seperti pada pertunjukkan musik dan sejenisnya. Layar film yang luas
30
Ys. Gunadi dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 1998), h. 11-12.
34
telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi, layar film di bioskop-bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolaholah melihat kejadian nyata dan tidak berjarak. b. Pengambilan Gambar Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau extreme long shot dan panoramic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik. Perasaan kita akan tergugah melihat seseorang (pemain film) sedang berjalan di gurun pasir pada tengah hari yang amat panas. Manusia yang berjalan tersebut terlihat bagai benda kecil yang bergerak di tengah luasnya padang pasir. Di samping itu, melalui panoramic shot, kita sebagai penonton dapat memperoleh sedikit gambaran, bahkan mungkin gambaran yang cukup tentang daerah tertentu yang dijadikan lokasi film sekalipun kita belum pernah berkunjung ke tempat tersebut. Misalnya, kita dapat mengetahui suasana sekitar menara Eiffel di Paris, air terjun Niagara di Amerika Serikat dan lain-lain. Sebaliknya, pengambilan gambar pada televisi lebih sering jarak dari jarak dekat. c. Konsentrasi Penuh Saat kita menonton film di bioskop, kita akan mengalami suasana yang berbeda dibandingkan dengan saat kita menonton televisi di rumah. Di dalam bioskop kita semua terbebas dari gangguan hiruk-pikuk suara diluar karena biasanya ruangan kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara
35
pikiran perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian emosi kita juga terbawa oleh suasana. d. Identifikasi Psikologis Penonton dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaannya larut dalam cerita yang disajikan. Karena penghayatan para penonton yang amat mendalam, seringkali secara tidak sadar mereka menyamakan (mengidentifikasikan) pribadinya dengan salah seorang pemeran dalam film itu, sehingga seolah-olah dialah yang sedang berperan. Gejala ini menurut ilmu jiwa sosial disebut sebagai identifikasi psikologis.31 3. Unsur-unsur Film Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain. Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, berhubungan dengan aspek cerita atau tema film, terdiri dari unsur-unsur seperti: tokoh, masalah, konflik, lokasi, dan waktu. Sedangkan unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam film cerita unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Sementara unsur sinematik atau gaya sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok, yakni: a. Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera. b. Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan objek yang diambil.
31
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) Cet. Ke-3 h. 207.
36
c. Editing, yakni transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. d. Suara, yakni segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran Film juga mengandung unsur-unsur dramatik. Unsur dramatik dalam istilah lain disebut dramaturgi, yakni unsur-unsur yang dibutuhkan untuk melahirkan gerak dramatik pada cerita atau pada pikiran penontonnya, antara lain: konflik, suspense, curiosity, dan surprise. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi dalam sebuah film misalnya, pertentangan antar tokoh. Suspense adalah ketegangan yang dapat menggiring penonton ikut berdebar menantikan adegan selanjutnya. Curiosity adalah rasa ingin tahu atau penasaran penonton terhadap jalannya cerita sehingga penonton terus mengikuti alur film sampai selesai. Surprise adalah kejutan. Kejutan ini biasanya digunakan pada alur film yang sulit ditebak. Perasaan surprise pada penonton timbul karena jawaban yang mereka saksikan adalah di luar dugaan. Efek surprise ini bisa membuat penonton senang, bisa juga kecewa atau sedih.32 4. Jenis-jenis Film Film dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film documenter, dan film kartun. a.
Film Cerita Film cerita (story film) adalah jenis film yang mengandung suatu
cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat
32
Elizabeth Lutters,Kunci Sukses Menulis Skenario, (Jakarta: Grasindo, 2004) cet. Ke-3, h.
100-103.
37
menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik. b.
Film Berita Film berita atau newsreed adalah film mengenai fakta, peristiwa yang
benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik. Yang terpenting dalam film berita adalah peristiwanya terekam secara utuh. c.
Film Dokumenter Film dokumenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert
Flaherty sebagai “karya cipta mengenai kenyataan (creative treatment of actuality)”. Berbeda dengan film berita yang merupakan kenyataan, maka film dokumenter merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai kenyataan tersebut. d.
Film Kartun Film kartun (cartoon film) dibuat untuk dikonsumsi anak-anak. Tujuan
utama dari film kartun adalah untuk menghibur. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk menghibur, tapi terdapat pula film-film kartun yang mengandung unsurunsur pendidikan di dalamnya.33 e.
33
Film Fiksi
Elvinaro Ardianto,Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa, suatu pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media), h. 138-140.
38
Film fiksi adalah film yang menggunakan cerita rekaan di luar kejadian nyata, terkait oleh plot, dan memiliki konsep pengadegaan yang telah dirancang sejak awal, struktur cerita film juga terikat hukum kausalitas. Cerita fiksi juga seringkali diangkat kejadian nyata dengan menggunakan beberapa cuplikan rekaman gambar dari peristiwa aslinya (fiksi-dokumenter). f.
Film Eksperimental Film eksperimental merupakan film yang berstruktur namun tidak
berplot. Film ini tidak bercerita tentang apapun (anti-naratif) dan semua adegannya menentang logika sebab-akibat (anti-rasional).34 E. Pesan Moral Istilah pesan dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin yaitu message yang bersumber dari kata yang berarti perintah, nasehat, permintaan, kata-kata, lambang, ide, amanat yang harus disampaikan atau dilakukan kepada oreang lain.35 Akan tetapi pengertian pesan yang dipaparkan di atas bersifat mendasar, dalam arti kata bahwa pesan itu adalah suatu kata-kata itu menyediakan suatu alat pengantar yang dapat menyampaikan ide-ide dan informasi, tapi juga persuasif yaitu pesan-pesan berjalan dengan struktur yang melalui komunikator dan diterima oleh komunikan agar orang lain bersedia menerima suatu paham dan keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.36 Dalam komunikasi, pesan menjadi salah satu unsur penentu efektifitas suatu tindakan komunikasi. Pesan menjadi unsur utama selain komunikator dan 34
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008) cet. 1, h. 4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9, h. 761. 36 James G. Robinson, Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986), cet. Ke-3, h. 35. 35
39
komunikan, terjadi komunikasi antar manusia. Tanpa adanya komunikasi pesan, maka tidak pernah terjadi komunikasi yang jelas antar manusia.37 Menurut beberapa ahli, pesan mempunyai macam-macam arti.Pesan dapat diartikan sebagai lambang, ide, kata atau isi pernyataan. Menurut Hoeta Soehoet, pesan adalah isi pernyataan yaitu hasil penggunaan akal budi yang disampaikan manusia kepada manusia lain. Artinya berfungsi untuk mewujudkan isi pernyataan dari bentuknya yang abstrak menjadi konkret. Dari berbagai definisi yang telah disebutkan, meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan dapat disimpulkan bahwa pesan merupakan suatu isi pernyataan yang mendatangkan makna dan respon tertentu. Sebenarnya suatu pesan tidak hanya sebatas menstimulasi emosi khalayak. Pesan dapat pula dikatakan persuasif manakala menyentuh rasio khalayak. Bahkan pesan yang disampaikan tidak hanya menyentuh rasio khalayak tapi juga dapat mengajak khalayak untuk menjadi sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian pesan akan dapat menghasilkan respon tertentu seandainya dirancang dengan baik. Untuk itu pesan hendaknya mengoptimalkan lambang komunikasi yang tersedia (verbal, non-verbal dan paralinguistik) yang disesuaikan dengan topik yang dikomunikasikan. Saluran komunikasi yang digunakan dan khalayak yang dituju. Selain itu, pesan yang dirancang biasanya merupakan refleksi dari perilaku khalayak yang dituju, sehingga diharapkan merupakan hasil pengkondisian dari sumber.38 37
M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif, (Jakarta: PT Indeks, 2005), cet. Ke-
1, h. 1.
38
M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif, (Jakarta: PT Indeks, 2005), cet. Ke-
1, h. 4.
40
Dalam penelitian ini, pesan yang ingin disampaikan pada khalayak adalah pesan yang mengandung nilai-nilai moral. Pesan moral merupakan suatu materi atau gagasan mengenai ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan yang ingin disampaikan oleh pembuat film kepada penontonnya. Sebagaimana tema, pesan moral hanya dapat ditangkap melalui penafsiran cerita. Hal ini sekaligus merupakan petunjuk praktis mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Sutradara atau pembuat film ini menyampaikan semua hal tersebut di atas melalui penampilan tokoh-tokoh cerita. Sebenarnya yang dimaksud dengan moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan perilaku. Sedangkan menurut istilah moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.39 Moralitas akan muncul dengan sendirinya manakala seseorang mulai berpikir tentang apa yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan. Seseorang akan bertindak dengan alasan-alasan tertentu dan tidak dikendalikan oleh sebabsebab yang lain. Tindakan moral harus rasional, alasannya pun harus operatif. Jadi, tidak sekedar rasional semata. Pada intinya, setiap orang harus mampu bertindak sebagai makhluk yang bermoral.40 Uraian ini menjadi suatu acuan khusus dalam seluruh penelitian ini. Berbagai pesan moral tersirat dan tersurat dalam film “Mata Tertutup”. Dan 39
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 93. Cheppy Haricahyono, Dimensi Pendidikan Moral, (Semarang: IKIP Semarang Pres, 1995), h. 67. 40
41
penggalian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika ala Charles Sanders Pierce.
BAB III GAMBARAN UMUM FILM MATA TERTUTUP A.
Sekilas Tentang Film Mata Tertutup Pada bulan Maret 2011 film Mata Tertutup berhasil tayang di bioskop-
bioskop. Film ini bercerita tentang Dalam bingkai kecil, Mata Tertutup mengajak penonton untuk menelusuri lika-liku di balik NII. Sudah dijelaskan bagaimana film dibuka dengan gambaran proses perekrutan. Gambaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan adegan-adegan yang menggambarkan kondisi internal NII. Mulai dari kegiatan merekrut anggota (seperti yang terjadi di awal film), pengadilan berbasis syariat Islam, kelas ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas. Melalui adegan-adegan tersebut, penonton mendapat informasi perihal tujuan NII, yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya. Dalam bingkai yang lebih luas, Mata Tertutup mencoba menggambarkan kehidupan beragama di Indonesia. Tokoh Rima di film ini menjadi sosok perempuan yang paling giat dan paling berhasil menarik uang sumbangan. Pada sosok Ibu Asimah yang kehilangan putrinya kita melihat kegigihannya mencari sang putri tidak kenal lelah. Ibu Asimah single parent, membesarkan putrinya sendirian. Berkali-kali ia bilang suaminya lari entah kemana tidak ada kabar berita. Ayah Jabir hanya dikenalkan sebentar sebagai pria yang tidak bekerja, tapi minta uang pada istrinya. Sedangkan ayah Rima pasif, ia tidak ingin mencari tahu apa sebetulnya kegiatan putrinya. Jabir pun sebagai laki-laki digambarkan sebagai orang yang kalah. Ia menyerah pada nasib, lebih banyak diam, dan mencari solusi
42
43
paling mudah yaitu mati sebagai teroris, karena itu dianggapnya bisa memuliakan ibunya. Penggambaran NII (maupun kelompok fundamentalis sejenis) dalam film Mata Tertutup tidak bisa dianggap sebagai antagonis. NII menjadi satu dari sedikit jalan keluar yang tersedia bagi para tokoh dalam film. Betul, NII berada di seberang ideologi negara, namun negara juga tidak segera bertindak menyelesaikan masalah-masalah di dalamnya. Dalam film, NII mewakili sebuah perubahan skala besar, sebuah pemaknaan ulang atas relasi kuasa di tubuh masyarakat, yang diharapkan orang-orang di dalamnya bisa menyelesaikan masalah personal mereka. Masalah personal dalam kasus ini bukanlah soal kepercayaan, tapi keberlangsungan hidup. Hal tersebut tercermin dari motivasi para protagonis. Jabir bergabung dengan kelompok jihad karena teringat ibunya, yang susah payah menyambung hidup dengan berjualan di pasar. Penekanannya pada kondisi keluarga yang dilanda kesulitan ekonomi. Aksi jihad ia harapkan dapat menggerakkan mata pemerintah ke masalah ibunya, yang terkait erat dengan kemiskinan yang masih melanda negara. Permasalahan Rima lebih bernada eksistensial, walau kaitannya tetap dengan keberlangsungan hidup. Sebagai perempuan, ia merasa hak-haknya tidak dipenuhi oleh kondisi negara sekarang. Tindak-tanduknya di NII ia harapkan bisa membuka ruang bagi dirinya dan rekanrekan sejawatnya.1 Dengan berfokus pada keberlangsungan hidup, film Mata Tertutup sesungguhnya melihat permasalahan tokohnya dengan bijak. Ia tak menghakimi, tidak ambil pusing dengan kepercayaan mana yang lebih benar. Masalahnya bukan 1
Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 36.
44
pada fundamentalisme para pelakunya. Hal tersebut natural, mengingat setiap ideologi (baik agama maupun politik) mengedepankan sebuah realita tunggal, yang dirasa masing-masing pelakunya sebagai yang paling benar. Kalaupun sampai timbul masalah, letaknya ada pada tindak-tanduk pelakunya, bukan pada kepercayaannya. Akan lebih berguna apabila yang disorot adalah kondisi-kondisi objektif yang memungkinkan fundamentalisme menjadi ancaman dalam kehidupan bersama, karena pembahasan tersebut lebih memberi ruang untuk diskusi lanjutan dan analisa yang lebih meluas.2 B.
Sinopsis Film Mata Tertutup Film ini bercerita mengenai radikalisme agama, yang jarang ditemui di
genre perfilman nasional. Ada kisah mengenai Rima yang dimainkan Eka Nusa Pertiwi, seorang remaja yang kebingungan dalam mencari identitas, dan terlibat dalam kegiatan NII. Ada pula Asimah (Jajang C Noer), seorang ibu yang harus berpisah dengan anaknya yang direkrut NII. Selain itu, ada juga Jabir yang dimainkan Dinu Imansyah, seorang pemuda yang memutuskan untuk menjadi pengebom bunuh diri. Dalam kisah Jabir, juga diungkapkan mengenai pola rekrutmen pengebom bunuh diri. Film Mata Tertutup ini mengangkat kisah buram kehidupan dua remaja dan seorang ibu korban NII dan Jamaah Islamiyah yang menampakkan pemahaman keagamaan. Mereka adalah pengikut NII dan seorang calon pengebom bunuh diri. Mungkin keberadaan mereka mengejutkan kita sebagai bangsa, ternyata ada manusia Indonesia yang mengambil langkah sedemikian sulit untuk dipahami oleh
2
Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 37.
45
rata-rata manusia Indonesia.3 Film ini tidak menjadikan tokoh-tokoh itu sebagai orang lain, melainkan sebagai anggota keluarga yang hilang, sebagai diri kita yang tidak menemukan tempat mengaktualisasi diri, dan sebagai anak yang terdesak kemiskinan dan rasa cinta mendalam pada ibunya. Dalam film ini, mereka menjadi anggota keluarga kita atau bahkan diri kita sendiri. Banyak masalah-masalah sosial yang belum terselesaikan. Segalanya berjalan lurus, namun tidak menjanjikan jalan keluar ke kehidupan yang lebih baik. NII menjadi satu dari sedikit jalan keluar yang tersedia bagi para tokoh dalam film. Masalah
personal
dalam
kasus
ini
bukanlah
soal
kepercayaan,
tapi
keberlangsungan hidup. Jabir bergabung dengan kelompok jihad karena teringat ibunya, yang susah payah menyambung hidup dengan berjualan di pasar. Penekanannya pada kondisi keluarga yang dilanda kesulitan ekonomi. Aksi jihad ia harapkan dapat menggerakkan mata pemerintah ke masalah ibunya, yang terkait erat dengan kemiskinan yang masih melanda negara. Permasalahan Rima lebih bernada eksistensial, walau kaitannya tetap dengan keberlangsungan hidup. Sebagai perempuan, ia merasa hak-haknya tidak dipenuhi oleh kondisi negara sekarang. Tindak-tanduknya di NII ia harapkan bisa membuka ruang bagi dirinya dan rekan-rekannya. 4
3 4
Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 26. Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 27.
46
C.
Para Pemain dan Tim Produksi FILM MATA TERTUTUP Tabel 2 Para Pemain dan Tim Produksi
No 1
Jabatan Producer dan Director
Nama Endang
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Asaf Antariksa, Tirtana, Garin Nugroho Executive Producer Garin Nugroho, Fajar Riza Ul Haq Line Produser Anastasia Rina, Khelmy K. Pribadi Creative Arturo G.P, Asaf Antariksa, Tri Sasongko, Dirastya Utami Research Dirastya Utami Suporting Research Dra. Farha Cicek. M. Si Co. Direction Arturo G. P Production Manager Marlia Nurdiyani, Nova teguh Art. Director Nanang R. Hidayat Soundman Ipet Tatto Music Dwiki Darmawan Sound Designer Wahyu Tri Purnomo Sound FX Editor Syamsurrijal, M. Ichsan Rahmaditta Mixing Studio Kedai Suara Film Editor Beck Distribusi Maarif Institute, SET Film Wardrobe Blandina Valent, Ruri Widiarto Make Up Anggit Tyaswari, Rika Permata Sari Editing Supervisor Arturo G. P First Assistant Director Tri Sasongko Second Assistant Director Dirastya Utami
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Script Writer Script Continuty Director Of Photography Clapper Production Assistant Talent Co Assistant Camera Chief Lighting Lighting Men Still Photographer Assistant Art. Director Property Assistant Soundman Boomer Assistant Editor
2 3 4
Tri Sasongko Mayang Gentra Asih Anggi Friska “Cumit” Ade Galang Taslim Idrus, Bambang, Sonny Trishanto Harvando Dafne, Lulu Hendra Donny. T (Arlen), Dela Rusita Harsono Anes Yohanes, Asep, Rio, Aris, Arie Ryan Item M. Prastiyo Tonny Andika, Doni Suwung, Hana Resila Jael Tablo Lulu Hendra
47
37 38 39
Post Cordinator Design Poster Runner
Ajid Koko Jatmiko Rusli, Ridwan
40 41 42
Genset Operator Finance Pemain
43
Pendukung Produksi
Andi Bambang Jajang C. Noer, Andryani Isna, Rijal Maj, Shinta, Ibu Yus, Yoga Bagus, Nurul, Rosa, Tri Sasongko, Bagus, Yulia, Dyah Arum, Ign Wahono, Kukuh Riadi, Kedung Darma, Satinah, Taslim Idrus, Agung, Yesi Yoane, Nanang R. Hidayat, Bambang, M. Dinu Imansyah, Eka Nusa Pratiwi Muhd. Abdullah Darraz, M. Supriadi, Henny Ridhowati, Deni Murdiani, Muslima Ertansiani, Pipit Aidul Fitriyana, Irman Susanto, Awang Basri, Dikin Sodikin
Sumber: CD Film Mata Tertutup
D.
Profil Produser Film Mata Tertutup
Produser film Mata Tertutup ini adalah Khelmy Kalam Pribadi. Khelmy Kalam Pribadi lahir di Surakarta, 14 Desember 1985. Selesai menempuh S1 di UNS Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2011. Khelmy melanjutkan Program Pascasarjananya di UI Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Khelmy memulai karir sebagai sebagai Program Liaison Pusat Studi Budaya dan Peubahan Sosial (PSB PS) di UMS Solo, Juli-Desember 2007, kemudian menjadi Asisten Peneliti di Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSB PS) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Desember 2007 hingga November 2009, kemudian menjadi Asisten Program Pengembangan dan kajian Keislaman di Maarif Institute Desember 2009 hingga Desember 2012. Terakhir menjadi Manajer Program Islam dan Media di Maarif Institute Desember 2012
48
hingga sekarang. Dalam film Mata Tertutup Khelmy menjabat sebagai Produser Lini. Khelmy juga pernah menulis buku Presiden Pilihan Ummat, Rekaman Aspirasi Politik Muhammadiyah University Press, 2009, Meninjau Perjalanan Intelektual Muda di Indonesia, Balai Soedjatmiko, 2009 Kontributor Tulisan, Pemetaan Ideologi Masjid di Kota Surakarta, CSRC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 Publikasi Hasil Riset, Ensiklopedi Muhammadiyah, 2010 Mata Bangsa, Copyeditor, Pendidikan Karakter Untuk Mengarustamakan Nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusifitas untuk PAI, 2012 Editor, Pendidikan Karakter Untuk Mengarustamakan Nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusifitas untuk PKN, 2012 Editor dan buku Membuka Mata Tertutup, 2012 Editor. Pengalaman program Media, Khelmy pernah menjadi Program Produksi Film Si Anak Kampoeng (2010) Asisten Program, Program Produksi Film Mata Tertutup (2011) Manajer Program dan Produser Lini, Program Maarif Award 2012 on METRO TV (2012) Programer, Program Kick Andy Edisi Special Maarif Institute (2013) Programer, dan menjadi Program 10 Tahun Maarif Institute (2013) Program. Selain itu, Khelmy juga menjadi Redaktur Pelaksana Jurnal Maarif Arus Pemikiran Islam dan Sosial pada Tahun 2011 hingga sekarang. Film Mata Tertutup memborong Penghargaan AFI 2012. Dari 14 penghargaan, film produksi SET Film & Ma'arif Institute mampu meraih lima penghargaan sekaligus, yaitu Film Cerita Panjang Terunggul, Sutradara Terunggul (Garin Nugroho), Pemeran Utama Wanita Terunggul (Jajang C Noer), Pengarah
49
Sinematografi Terunggul (Anggi Frisca "Cumit"), dan Pemeran Pendukung Pria Terunggul (Kukuh Riyadi).5 E.
Karakter Pemain Dalam film Mata Tertutup pemeran yang ditampilkan ada tiga kisah yang
berlatar belakang kehidupan masyarakat Indonesia dalam menyikapi kondisi bangsa pada saat ini.Rima (Eka Nusa Pertiwi), seorang mahasiswi cerdas yang kecewa dengan keadaan bangsa Indonesia sehingga dia bergabung dengan sebuah kelompok dan gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Yang kemudian membawanya menjadi seorang yang berpengaruh dalam kelompok itu.Tapi sepertinya kekecewaan masih menyelimuti hati Rima ketika dia mendapatkan fakta yang sangat bertentangan dengan hati nuraninya. Kemudian ada seorang Ibu bernama Asimah (Jajang C. Noer) yang kehilangan anak gadisnya Aini. Dari informasi yang dia dapat anaknya telah diculik oleh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Asimah begitu terpukul dan berusaha mencari anak gadisnya dengan caranya sendiri. Cerita yang ketiga adalah cerita mengenai seorang pemuda bernama Jabir (M. Dinu Imansyah), yang dengan kemiskinannya rela menjadi pelaku bom bunuh diri yang didalangi dan diberi doktrin-doktrin oleh jaringan Islam Radikal. Akting yang memukau dari para pemainnya membuat film ini terasa hidup.Jajang C. Noor sudah tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya dalam memerankan ibu yang dilanda kebingungan karena anak satu-satunya hilang diculik.serta para pemain-pemain yang lain ternyata juga memberi warna tersendiri di film ini. Dua karakter yang bertolak belakang antara Jabir dan kawannya sangat 5
Wawancara dengan Produser Film Mata Tertutup pada 23 Januari 2014
50
mencuri perhatian. Terdapat adegan dimana bakat alam Kukuh Riyadi yang menyanyikan lagu-lagu pop Indonesia dalam bahasa Banyumasan. Ini hiburan yang istimewa. Memang Mata Tertutup berhasil memberikan gambaran kepada kita untuk bisa berhati-hati dan malah membukakan mata kita dengan sebuah doktrin sesat ditengah kesulitan dan kegalauan hidup disekitar kita.6
6
http://www.muvila.com/read/mata-tertutup-film-antiradikalisme-ala-garin-nugroho artikel diakses pada 24 Desember 2013 pukul 11.57 WIB.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Temuan Data Film Mata Tertutup Film Mata Tertutup termasuk dalam klasifikasi drama. Drama adalah film yang menggambarkan realita (kenyataan) di sekeliling hidup manusia. Dalam drama, alur ceritanya terkadang dapat membuat penonton tersenyum, sedih dan meneteskan air mata. Karena film ini mengisahkan buramnya kehidupan dua remaja dan seorang ibu korban NII dan Jamaah Islamiyah yang menampakkan pemahaman keagamaan. Mereka adalah pengikut NII dan seorang calon pengebom bunuh diri. Mungkin keberadaan mereka mengejutkan kita sebagai bangsa, ternyata ada manusia Indonesia yang mengambil langkah sedemikian sulit untuk dipahami oleh rata-rata manusia Indonesia. Mata Tertutup mengajak penonton untuk menelusuri lika-liku di balik NII. Sudah dijelaskan bagaimana film dibuka dengan gambaran proses perekrutan. Gambaran
tersebut
kemudian
dilanjutkan
dengan
adegan-adegan
yang
menggambarkan kondisi internal NII. Mulai dari kegiatan merekrut anggota (seperti yang terjadi di awal film), pengadilan berbasis syariat Islam, kelas ideologi, hingga rapat kegiatan komunitas. Melalui adegan-adegan tersebut, penonton mendapat informasi perihal tujuan NII, yakni menghadirkan negara baru berbasis syariat Islam, yang diharapkan lebih adil bagi masyarakatnya. Film ini mengambil tiga kisah. Pertama, tentang ibu Asimah (Jajang C. Noer) yang kehilangan anaknya yang konon bergabung dengan NII. Saat ia berada pada proses perceraian. Aini yang limbung menyaksikan kondisi keluarganya.
51
52
Perjalanan Asimah mencari Aini mengerangkai jalinan kisah, membuat beberapa adegan sangat menyentuh, terutama ketika akhirnya Aini pulang dalam kondisi ketakutan. Asimah memeluknya erat dan bergetar mengatakan, “Kita lawan, Nak.” Kedua, Rima (Eka Nusa Pertiwi) seorang remaja berpikiran terbuka, tetapi gundah mencari identitas perannya. Ia sempat menjadi bagian dari konsolidasi gerakan NII, tetapi segera sadar karena kebebasan yang ia cari berakhir di ujung pemenjaraan ide dan diskriminasi. Ketiga, tentang Jabir (M. Dinu Imansyah) murid pesantren yang terdesak kemiskinan dan sangat mencintai ibunya, seorang buruh gendong. Dalam ekonomi sangat sulit, ditambah penindasan sang ayah, Jabir berkenalan dengan Juki (Kidung Darma Rohmansyah) anggota kelompok radikal. Juki membawa Jabir menjadi pengantin bom bunuh diri, demi surga dan syafaat pengampunan di hari kiamat bagi ibunya.1 Film Mata Tertutup turut mengangkat isu keluarga. Dalam film, keluarga dibingkai menjadi unit politis tersendiri. Terlihat dari struktur penuturan Garin yang bertumpu pada dialektika keluarga dan individu. Apabila individu dibentuk oleh keluarga, berarti relasi antara orang tua dan anak menjadi factor penting dalam tersemainya fundamentalisme di kalangan generasi muda. Dalam film, hal tersebut tercermin dalam relasi Rima dengan orang tuanya. Dalam satu adegan, ibu Rima bertanya pada suaminya. Si bapak menjawab tidak tahu dan tidak masalah, karena ia percaya Rima sudah tahu mana yang baik dan tidak. Ia malah memberi uang kepada Rima, sebagai tambahan ongkos atau kegiatan yang Rima ikuti, apapun itu.
1
Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 27-28.
53
Ketidaktahuan serupa turut mengemuka dalam relasi Asimah dengan anaknya. Ia hanya bisa panik dan terkejut ketika mengetahui anaknya Aini terlibat dengan NII. Ia tidak tahu NII itu apa, tidak tahu juga selama ini kegiatan anaknya apa. Ketidaktahuan tersebut menyiratkan keterputusan generasi. Keterputusan tersebut yang menjadikan keluarga kehilangan fungsi orientasinya, termasuk untuk urusan beragama. Sebagai sebuah unit politis, ia tak berdaya menghadapi segala pengaruh di luar sana.2 Samar-samar dan cepat, film dibuka dengan sebuah adegan di mobil. Sekumpulan aktivis organisasi Islam membawa beberapa perempuan untuk segera melaksanakan syahadat. Mata perempuan-perempuan tersebut ditutup oleh kain hitam. Salah satu dari mereka adalah Rima (Eka Nusa Pertiwi). Setelah mereka sampai, mereka disuruh oleh seorang pria untuk mengikrarkan kesediaan untuk mendirikan negara Islam. Di tempat lain, seorang pria muda bernama Jabir (M. Dinu Imansyah) menuju ke sebuah kota bersama temannya. Ia baru saja dikeluarkan dari pesantren lantaran tidak ada biaya untuk membuatnya bertahan. Dalam pengembaraannya, ia akhirnya bergabung dengan kelompok jihad. Adegan demi adegan bagaimana trik jitu menarik orang agar merapat ikut NII digambarkan. Alurnya seperti ini: pertama, berbicara mengenai bobroknya negara ini. Kemudian, NII menawarkan konsep negara baru berbasis syariat Islam.Para pengikut baru, yang mendamba keadilan, akhirnya terpincut.3
2
Khelmy K. Pribadi,, Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 37-38 http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/12/09/22/maqs0v-mata-tertutup-filmtanamkan-kecintaan-kepada-nkri artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 12.01 WIB. 3
54
Cerita seputar NII dikemas dengan apik dan cukup mendetail, mulai dari sistem perekrutan, perjanjian anggota atau bai‟at, hingga struktur keorganisasian yang komplikatif. Walaupun sejatinya film ini diperankan oleh orang-orang yang notabene baru terjun ke dunia perfilman, kecuali Jajang C. Noer, namun cerita dan kapabilitas seorang Garin Nugroho untuk menutupi kekurangan tersebut dengan pengarahan akting yang cerdas membuat apa yang mungkin sebenarnya bisa menjadi nilai minus untuk film ini menjadi tidak terlihat. Akting setiap aktor runut dan logis, berjalan cukup apik di mata audiens, dan tidak dibuat-buat. Scoring musik cukup baik dan suportif, semakin “mengentalkan” nuansa lokal dan etnisitas dalam film ini, seperti permainan seruling dan musik tema latar belakang di adegan lainnya. Dalam film Mata Tertutup ini menceritakan 2 aliran.Yaitu, NII dan Jamaah Islamiyah. Misi Jamaah Islamiyah sama dengan NII. Yaitu, mendukung menegakkan Negara Islam di Indonesia. Mantan anggota NII membentuk organisasi baru yang bernama Jamaah Islamiyah. Para mantan anggota NII menganggap Jamaah Islamiyah lebih memiliki jaringan luas. Sehingga mudah untuk mewujudkan cita-cita mendirikan Negara Islam. Karena, hubungan Jamaah Islamiyah sudah internasional dari Negara Timur Tengah. Rekrutmen yang dilakukan oleh anggota Jamaah Islamiyah memang diutamakan bagi personal yang berasal dari keluarga NII. Khususnya yang akan melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Akan tetapi khusus rekrutmen untuk kelaskaran, Jamaah Islamiyah banyak merekrut orang-orang dari berbagai latar belakang. Seperti, preman, mahasiswa, bahkan terdapat indikasi kecenderungan merekrut aparat pemerintah dan aparat keamanan.
55
Dalam dinamika pergerakkannya, Jamaah Islamiyah yang adalah pecahan NII yang memiliki perbedaan cukup besar. NII masih memegang teguh Proklamasi dan bai‟at yang dilakukan pimpinan pendirinya (Kartoesuwiryo). Menurut penilaian NII banyak anggota Jamaah Islamiyah sekarang kurang militant. Yang menurut mereka sangat berbeda dengan anggota NII pada masa lalu. Sebaliknya, meskipun NII dianggap memiliki militansi yang lebih tinggi, namun mereka pada umumnya sudah tua dan mengalami ketertinggalan ilmu pengetahuan. Serta tidak banyak berkiprah di lingkungan pesantren. Dalam realita, anak-anak anggota NII yang masih muda saat ini, banyak dididik oleh alumnus pesantren tertentu yang lebih banyak dikendalikan oleh anggota Jamaah Islamiyah. Hal ini menyebabkan, anak-anak anggota NII sekarang dan masa berikutnya akan memiliki pemikiran dan prinsip yang sama dengan yang dianut oleh Jamaah Islamiyah. Intinya adalah proses rekrutmen oleh Jamaah Islamiyah terhadap generasi baru NII akan terus berlangsung untuk menambah kekuatan Jamaah Islamiyah di masa depan.4
4
http://Sosio-politica.com/2011/05/01/Negara-Islam-Indonesia-di-ladang-permainanintelejen-2/ artikel ini diakses pada 21 Mei 2014 pukul 20.50 WIB.
56
B. Makna Ikon, Indeks dan Simbol pada Film Mata Tertutup 1.
Adegan tentang Upaya Perekrutan Anggota Baru Oleh NII Kegiatan Tabel 3
Visualsasi: Ikon Pada gambar kedua terlihat beberapa orang termasuk Rima yang di tutup matanya menggunakan kain warna hitam yang sedang direkrut untuk menjadi anggota baru NII. Terlihat salah satu perekrut anggota baru menggunakan jilbab berwarna cream yang sedang menerima telepon.
Gambar 1
Pada gambar ketiga Rima bersama sekumpulan orang sedang berada dalam ruangan sambil di tutup matanya dengan kain warna hitam.Terlihat dalam adegan ini ada yang menggunakan jilbab dan ada yang tidak menggunakan jilbab. Gambar 2 Indeks :
Mata Rima dan para calon anggota lainnya ditutup. Karena mata yang ditutup tidak akan melihat kemana arah tujuan mereka di bawa. Jadi mata tertutup itu adalah proses awal yang dilakukan calon anggota NII sebagai upaya mengubah bentuk pola pikir dari meyakini kebenaran yang sudah ada menjadi meyakini ajaran yang dianut NII.
57
Simbol :
Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan simbolik dari mata tertutup adalah ketertutupan hati atau pikiran tentang suatu hal yang benar. Para calon anggota NII ditutup matanya karena harus menerima proses bai‟at itu. Harus mempasrahkan dirinya untuk menjadi anggota NII, mereka dituntut untuk melupakan jati dirinya karena pengaruh dari doktrin NII itu sendiri. Sehingga Rima dan para calon anggota mampu meninggalkan kehidupan mereka, baik keluarga maupun kegiatan sehari-hari.
a. Makna Adegan Upaya Perekrutan Anggota Baru Oleh NII Dalam tahap perekrutan calon anggota baru NII, Rima dibujuk atau didoktrin untuk masuk ke dalam NII. Rima yang digambarkan sebagai remaja labil yang gundah dalam pencarian identitas. Dalam kegundahannya, Rima sempat menjadi bagian dari konsolidasi gerakan NII. Tugasnya merekrut anggota baru dan mengumpulkan dana dengan cara apapun. Namun sebelum Rima menjadi anggota NII, ia harus melalui proses perekrutan anggota baru NII. Yang biasa disebut sebagai “bai‟at”. “Bai‟at” adalah ucapan seseorang yang siap berhijrah dari Republik Indonesia menuju NII. Bai‟at itu terjadi ketika mata para calon anggota ditutup dengan kain hitam. Dan para calon anggota dituntut untuk mengucapkan “Bismillah” dengan lantang. Para calon anggota diharuskan menutup matanya ketika mengambil keputusan terbesar dalam hidup mereka. Para calon anggota sengaja menghindar untuk melihat kenyataan lain. Cuma ada satu kenyataan, karena itulah mereka yakin akan langkah yang mereka ambil.
58
Hijrah adalah jalan alternatif yang harus dipilh dan dilakukan. Meyakini dengan sesungguh-sungguhnya kepada para muhajirin NII, dan memastikan bahwa Allah akan mensucikan dari segala dosa dan kesalahan kepada setiap orang yang hijrah ke dalam struktur NII sebagaimana halnya ketika mereka baru dilahirkan dari rahim seorang ibu. Sedangkan “bai‟at” merupakan suatu prosedur yang sangat penting untuk mengesahkan hijrahnya seseorang dari kewarganegaraan RI menuju NII.5
5
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/05/11/14600/nii-kw-9-adalah-gerakankriminal-buatan-intelijen/#sthash.KsyY9EUv.dpbs artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 14.43 WIB.
59
2.
Adegan tentang Rapat Internal NII Kegiatan Tabel 4
Visualsasi: Ikon Pada gambar pertama, berupa pemimpin NII beserta para anggotanya sedang berkumpul untuk melakukan rapatinternal NII. Terlihat di dalam kamar ada seorang istri yang sedang mengasuh anaknya.
Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat pemimpin itu sedang mendoktrin anggotanya untuk membentuk negara baru, Negara yang didasari oleh landasan Islam, Negara yang sesuai dengan syariat Islam, dan Negara yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu NII (Negara Islam Indonesia). Gambar 2
60
Pada gambar ketiga terlihat jumlah banyaknya uang yang telah dikumpulkan oleh tiap anggota NII setiap harinya. Karena menurut pimpinan NII, siapa saja di luar kelompoknya adalah kafir, karena itu halal darahnya dan hartanya boleh dirampas. Di jadikan objek pengumpulan dana dengan alasan infaq dan sadaqah. Pengikutnya yang tidak berinfak dianggap berhutang. Karena itu mereka membolehkan pengikutnya untuk mencuri, merampok, berdusta atas nama agama demi memenuhi tuntunan bai‟atnya.
Gambar 3
Pada gambar keempat, terlihat pemimpin itu memegang sebuah bendera NII. Bendera tersebut berwarna merah putih dan di tengahnya terdapat bentuk bulan bintang. Tujuannya agar para anggotanya dapat memperjuangkan ajaranajaran NII tersebut. Gambar 4
61
Pada gambar kelima terlihat Rima sedang menyerahkan catatan berupa hasil uang yang sudah terkumpul selama Rima menjadi seorang perekrut. Uang yang sudah terkumpul sebanyak 40 Juta.
Gambar 5 Indeks :
Simbol :
Para anggota NII wajib mengumpulkan uang atau harta benda yang mereka punya. Selain itu para anggota NII diwajibkan berinfaq. Karena para anggota NII diwajibkan untuk menyetor per bulan 500ribu. Ajaran NII yang diberikan pada anggota NII adalah menghalalkan apa yang diharamkan. Sehingga para anggota NII diperbolehkan untuk mencuri atau merampok. Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan simbolik infaq adalah mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. NII mewajibkan para anggotanya untuk berinfaq. Karena infaq yang diberikan oleh para anggota akan digunakan untuk memberi gaji pada pejabat NII.
b. Makna Adegan Tentang Rapat Internal NII Di dalam adegan tentang kegiatan atau rapat internal NII, pimpinan NII beserta wakil NII dan para anggota baru sedang berkumpul membahas struktur NII itu sendiri. Sambil memegang bendera NII, pimpinan NII ingin membentuk suatu Negara yang didasari oleh landasan Islam, Negara yang sesuai dengan syariat Islam, dan Negara yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu NII (Negara Islam
62
Indonesia). Rapat NII juga membahas hasil uang atau dana yang sudah terkumpul. Para calon anggota dihalalkan atau diperbolehkan mencari dana dengan cara merampok atau mencuri.6 Karena menurut ajaran NII adalah menghalalkan apa yang diharamkan oleh ajaran Islam yang sebenarnya. Pada saat Rima bertemu pimpinan NII di jalan, Rima di bujuk dan dirayu agar mau masuk ke dalam NII. Karena Rima sering mempermasalahkan tentang gender dan diskriminasi. Sehingga pimpinan NII menjanjikan Rima dan para calon anggota baru lainnya akan memuliakan seorang wanita. Namun nyatanya Rima menemukan Pimpinan NII tersebut berbohong dan tidak memenuhi janjinya untuk memuliakan seorang wanita. Rima melihat istri dan anak-anak pimpinan NII tersebut ditelantarkan. Padahal istrinya sedang sakit dan anak-anaknya tidak terurus. Sedangkan NII memiliki dana sebesar 40 Juta. Berinfaq merupakan pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Para anggota NII diwajibkan memberikan harta yang dimiliki secara sukarela. Termasuk menyerahkan kalung emas atau barang berharga lainnya. Infaq itu wajib dilaksanakan oleh setiap mukmin, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Infaq yang ditunaikan oleh setiap warga negara merupakan infaq fi sabilillah. Pengertian infaq fi sabilillah ini berarti prioritas pembelanjaan negara dari sumber infaq. Karena itu hendaknya kita berkemampuan untuk menunaikan infaq fi sabilillah dengan sebesar-besar taqwa dan sesempurna-
6
http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/27/11523481/Ajaran.NII.Menghapus.Dosa.deng an.Uang artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 01.50 WIB.
63
sempurnanya
tawakal
„alallah.
Hukumnya
wajib
maka
yang
tidak
melaksanakannya terkena hukum sebagaimana yang dijelaskan: “Barangsiapa yang mengaku menjadi umat Islam kemudian tidak menjalankan hukum syariat Islam, adalah fasik”. Kemudian vonis nya dijelaskan dalam PASAL 3 menyatakan bahwa orang fasik tersebut diperintahkan untuk bertaubat, jika tidak mau bertaubat maka vonisnya berubah menjadi musuh Islam.7
7
http://nii-crisis-center.com/home/?option=com_content&task=view=article&id=147 artikel ini diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 18.35 WIB.
64
3.
Adegan tentang Teknik Persuasi oleh Jamaah Islamiyah Kegiatan Tabel 5
Visualisasi: Ikon Pada gambar pertama, berupa gambar laki-laki yang menggunakan baju berwarna hitam dan memakai peci tengah menawarkan buku pada Jabir dan temannya yang sedang duduk di terminal di Kota Yogyakarta. Terlihat dalam adegan Jabir sedang membuat kalam. Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat laki-laki itu sedang berbincang dengan Jabir. Kemudian laki-laki itutertarik dengan kalam yang dibuat oleh Jabir. Dan laki-laki itu pun ingin membeli kalam yang Jabir buat. Namun Jabir malah memberikannya. Gambar 2
65
Pada gambar ketiga terlihat laki-laki itu sedang memegang peci sambil mengajak Jabir dan temannya untuk mengikuti pengajiannya. “Kapan-kapan ikut pengajian kami, datang ke tempat kami ya”. Kata si laki-laki itu kepada Jabir.
Gambar 3 Pada gambar keempat, terlihat laki-laki itu memberikan Jabir sebuah peci. Lalu Jabir pun menerimanya tanpa mengeluarkan uang. Kemudian laki-laki itu berkata “Kalau ingat Gusti Allah, semua masalah beres”
Gambar 4 Indeks :
Simbol :
Dalam adegan ini, laki-laki tersebut melakukan tukar menukar barang berupa kalam dan peci dengan Jabir. Laki-laki itu tertarik dan ingin membeli kalam yang dibuat oleh Jabir kemudian Jabir memberikannya pada laki-laki itu. Setelah itu laki-laki tersebut memberikan peci yang dia jual untuk Jabir.Karena tukar menukar barang merupakan teknik persuasi antara Jabir dengan laki-laki itu. Jadi tukar menukar adalah saling memberikan barang atau sesuatu tanpa mengeluarkan uang. Dari ikon dan tanda verbal yang ada memberikan isyarat bahwa si laki-laki berbaju hitam melakukan tukar menukar peci dengan kalam. Jadi simbol pertukaran barang antara peci dan kalam di sebut sebagai Muqayadhah (barter), yaitu menukar barang dengan barang
66
tukar menukar ini dijadikan objek bagi si lakilaki berbaju hitam untuk mempengaruhi Jabir yang baru dikeluarkan dari Pesantren agar dapat mengikuti ajakan si laki-laki berbaju hitam untuk ikut pengajiannya. Selain itu juga barang tersebut memang berguna bagi keduanya.
c. Makna Adegan Tentang Teknik Persuasif oleh Jamaah Islamiyah Dalam adegan tentang teknik persuasif oleh Jamaah Islamiyah ini terlihat laki-laki berbaju hitam sedang menawarkan buku-buku islami pada Jabir dan temannya. Lalu laki-laki itu menghampiri Jabir dan berinisiatif mengawali pembicaraan. Karena tujuan laki-laki itu untuk mempengaruhi atau meyakinkan Jabir dan temannya agar Jabir dan temannya mau mengikuti pengajian yang diadakan oleh Jamaah Islamiyah. Teknik persuasif yang dilakukan oleh laki-laki itu adalah dengan tukar menukar barang. Setelah Jabir memberikan kalam secara gratis pada laki-laki itu, laki-laki itu juga memberikan imbalan berupa peci pada Jabir agar Jabir tertarik untuk mengikuti pengajiannya. Selain itu, Jamah Islamiyah juga sedang mencari seseorang untuk dijadikan pengantin bom bunuh diri. Kalam adalah sebuah tanda baca untuk membaca Al-Quran yang terbuat dari kayu. Sedangkan peci adalah sebuah penutup kepala untuk laki-laki yang digunakan pada saat pengajian. Tukar menukar barang menurut Islam adalah Muqayadhah (barter), yaitu menukar barang dengan barang.8 Menurut Littlejohn, persuasif dipandang sebagai usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasi motif-motif kearah tujuan yang telah ditetapkan. Makna memanipulasi di sini bukanlah mengurangi atau menambah fakta sesuai konteksnya, 8
http://pengusahamuslim.com/hukum-jual-beli-definisi-klasifikasi-pembagian-dan-syarat/ artikel diakses pada 15 Juni Pukul 23.55 WIB.
67
tetapi dalam arti memanfaatkan fakta-fakta yang berkaitan dengan motif-motif khalayak sasaran, sehingga tergerak untuk mengikuti maksud pesan yang disampaikan kepadanya. Sedangkan menurut Ilardo dan Hamm (2004) mengatakan bahwa persuasif adalah komunikasi yang mengubah keyakinan, sikap, perilaku dan niat lain dengan menggunakan kata-kata atau pesan non verbal. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasif adalah proses untuk memengaruhi dan mengubah pandangan dan pikiran seseorang melalui bujukan tanpa paksaan.9 4. Adegan tentang Pengantin Bom Bunuh Diri Oleh Jamaah Islamiyah Kegiatan Tabel 6
Visualisasi: Ikon Pada gambar pertama, terlihat Jabir memakai pakaian serba hitam dengan menggunakan peci dan sorban. Dibelakang Jabir terdapat kain yang bertuliskan laa illahaillallahu muhammadu rasullullahu. Jabir sedang berpamitan dengan ibunya melalui video rekaman yang Jabir buat. Dalam gambar ini, Jabir berkata, “Bu Jabir pamit. Jabir pergi jihad fi sabilillah.‟
9
Gambar 1
M. Jamiluddin. Ritonga, Tipologi Pesan Persuasif, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005), h. 5.
68
Pada gambar kedua terlihat Jabir dengan menggunakan pakaian serba hitam, memakai peci dan sorban sedang membuat video rekaman yang ditujukan untuk ibunya, dia meminta izin pada ibunya. Karena cita-cita Jabir hanya ingin memuliakan ibunya. Dalam adegan tersebut, Jabir berkata “Syahidnya Jabir, Insyaallah menjadi saksi surganya Ibu.”
Indeks :
Simbol :
Gambar 2
Berjihad adalah suatu upaya umat Islam untuk tetap bersandar pada nilai syariat agama Islam yaitu Quran dan Hadist. Jabir menjadi seorang pengantin bom bunuh diri karena Jabir ingin memuliakan ibunya di surga. Jabir tidak bisa membahagiakan ibunya di dunia. Maka Jabir ingin membahagiakan ibunya di surga. Dengan cara berjihad. Jihad yang menurut Jamaah Islamiyah adalah jihad dijalan Allah. Di dalam adegan tersebut, mati syahidnya Jabir adalah saksi surga bagi ibunya. Dari ikon dan tanda verbal yang ada terkandung pesan simbolik dari adegan tersebut adalah mati syahid menurut Jamaah Islamiyah adalah kemuliaan yang dijamin masuk surga tanpa hisab. Para Jamaah Islamiyah yakin kematiannya sebagai syuhada, karena yang dilakukannya untuk memperjuangkan agama Allah. Para anggota Jamaah Islamiyah berburu mati syahid dan yakin perbuatannya kelak diganjar surga. Selain itu berjihad adalah tindakan yang di wajibkan oleh Allah. Istilah calon pengantin terkait dengan imbalan yang dipercaya oleh Jamaah Islamiyah sebagai imbalan mereka di surga berupa bidadari-bidadari. “Dari al-Miqdam bin Ma’di Kariba ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Orang yang gugur sebagai syahid mendapatkan enam keistimewaan: (Pertama) ia akan diampuni dosa-dosa sejak awal berangkat, (kedua) ia akan melihat tempat duduknya di surga, (ketiga) ia
69
akan diselamatkan dari siksa kubur, (keempat) ia akan terselamatkan dari kepanikan yang luar biasa, (kelima) di atas kepalanya akan dipasang mahkota ketenangan yang terbuat dari yaqut yang lebih baik dari dunia dan seisinya, (keenam) dikawinkan dengan tujuh puluh dua isteri dari bidadari yang bermata jelita dan diberi hak memberi syafa’at kepada tujuh puluh dari kerabatnya.” (Shahih: Shahih Ibnu Majah no: 2257, Tirmidzi III: 106 no: 1712, Ibnu Majah II: 935 no: 2799)” “Rasulullah saw bersabda,”Berjihadlah kalian karena jihad itu adalah salah satu jalan yang bisa menyampaikan kalian ke surga dan dengannya Allah akan membebaskan kalian dari rasa resah dan gelisah di duniia ini (HR Ahmad)”10
d. Makna Adegan Tentang Pengantin Bom Bunuh Diri Oleh Jamaah Islamiyah Dalam adegan ini, terlihat Jabir memakai pakaian serba hitam dengan menggunakan peci dan sorban. Peci adalah penutup kepala yang digunakan lakilaki pada saat sedang pengajian atau shalat di mesjid. Sedangkan sorban adalah kain yang digunakan di leher oleh para kyai atau ulama. Di belakang Jabir terlihat kain bertuliskan laa illahaillallahu muhammadu rasullullahu. Jabir begitu ikhlas memasrahkan dirinya untuk menjadi seorang pengantin bom bunuh diri. Karena tujuan Jabir menjadi seorang pengantin bom bunuh diri adalah untuk membahagiakan ibunya di surga. Selain itu setiap pengikut yang akan menjalankan jihad bom bunuh diri melakukan persiapan. Salah satunya membuat pernyataan khusus melalui video rekaman. Video rekaman tersebut ditujukan kepada kedua
10
http://www.bersamadakwah.com/2011/12/hadits-36-jihad-adalah-sebagian-dari.html artikel diakses pada 5 Juni 2014 pukul 13.43
70
orangtua Jabir. Pengantin bom bunuh diri adalah seseorang yang berjihad di jalan Allah. Istilah calon pengantin terkait dengan imbalan yang dipercaya oleh Jamaah Islamiyah sebagai imbalan mereka di surga berupa bidadari-bidadari. Para anggota Jamaah Islamiyah yakin kematiannya sebagai syuhada, karena yang dilakukannya untuk memperjuangkan agama Allah. Para anggota Jamaah Islamiyah berburu mati syahid dan yakin perbuatannya kelak diganjar surga. Jihad diwajibkan oleh Allah adalah suatu upaya umat Islam untuk tetap bersandar pada syariat Islam yaitu Quran dan Hadist. Jamaah Islamiyah menganggap dirinya sebagai mujahid. Mujahid adalah mereka yang berjihad di jalan Allah.11 C. Pesan Moral Dalam Film Mata Tertutup Film ini berpesan semoga bisa meningkatkan kewaspadaan, teliti terhadap sodoran dan ajakan kelompok dan aliran tertentu. Bukan saja terhadap NII namun terhadap aliran-aliran menyesatkan lain dalam bentuk apapun.12 Karena apapun bentuk organisasi Islam harus didasari pemahaman agama yang sesungguhnya, yaitu Al-Quran dan Hadist. Serta mampu membedakan organisasi Islam tidak hanya berdasarkan dari mana organisasi itu didirikan tetapi berdasarkan pemahaman keagamaan masing-masing. Jangan terlalu mudah menerima pandangan yang dibawa oleh suatu organisasi Islam, kenali tindak tanduk latar belakang mereka menjalani sebuah organisasi. Pahami setiap kata-kata yang diucapkan dengan baik bandingkan dengan syariat Islam yang sesungguhnya. Kemudian diskusikan dengan tokoh agama setempat, agar dapat mengetahui apakah organisasi Islam tersebut layak diikuti atau tidak.
11
Akhmad Jenggis P, 10 Isu Global Dunia, (Yogyakarta: NFP Publishing,2012) Khelmy K. Pribadi,,Membuka Mata Tertutup, (Jakarta: Maarif Institute, 2012), h. 58.
12
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis data dan interpretasi yang telah dilakukan
terhadap film Mata Tertutup, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1.
Makna Ikon, Indeks dan Simbol yang terdapat dalam film Mata Tertutup adalah: a.
Pada adegan proses perekrutan anggota baru oleh NII, Bai’at adalah ucapan seseorang yang siap berhijrah dari Republik Indonesia menuju NII. Bai’at itu terjadi ketika mata para calon anggota ditutup dengan kain hitam. Bai’at merupakan suatu prosedur yang sangat penting untuk mengesahkan hijrahnya seseorang dari kewarganegaraan RI menuju NII. Bai’at itu merupakan simbol keagamaan yang dilakukan oleh NII dalam proses perekrutan calon anggota baru. Hijrah adalah jalan alternatif yang harus dipilh dan dilakukan.
b.
Pada adegan rapat internal NII, Infaq merupakan pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya diserahkan. setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Para anggota NII diwajibkan memberikan harta yang dimiliki secara sukarela. Termasuk menyerahkan kalung emas atau barang berharga lainnya.
71
72
c.
Pada adegan teknik persuasif oleh Jamaah Islamiyah, Muqayadhah (barter), yaitu menukar barang dengan barang, dan Pengantin bom bunuh diri adalah seseorang yang berjihad di jalan Allah. Istilah calon pengantin terkait dengan imbalan yang dipercaya oleh Jamaah Islamiyah sebagai imbalan mereka di surga berupa bidadari-bidadari.
d.
Pada adegan pengantin bom bunuh diri oleh Jamaah Islamiyah, Para anggota Jamaah Islamiyah berburu mati syahid dan yakin perbuatannya kelak diganjar surga. Jihad diwajibkan oleh Allah adalah suatu upaya umat Islam untuk tetap bersandar pada syariat Islam yaitu Quran dan Hadist.
2.
Pesan moral yang ingin disampaikan dalam film Mata Tertutup ini adalah semoga bisa meningkatkan kewaspadaan, teliti terhadap sodoran dan ajakan kelompok dan aliran tertentu. Bukan saja terhadap NII namun terhadap aliran-aliran menyesatkan lain dalam bentuk apapun. Karena apapun bentuk organisasi Islam harus didasari pemahaman agama yang sesungguhnya, yaitu Al-Quran dan Hadist..
B.
Saran Harus semakin cerdas dan tidak mudah terpancing oleh aliran-aliran yang
menyimpang dan jangan terlalu mudah menerima pandangan yang dibawa oleh suatu aliran Islam, kenali tindak tanduk latar belakang mereka menjalani sebuah aliran. Serta pahami setiap kata-kata atau ajaran-ajarannya.
DAFTAR PUSTAKA Abduh, Umar, Membongkar Gerakan Sesat NII Di Balik Pesantren Mewah AlZaytun, Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, 2001 Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa, suatu pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media Ash-Shufiy, Mahir Ahmad, Surga Kenikmatan Yang Kekal, Solo: Tiga Serangkai, 2007 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008 Berger, Arthur Asa, Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010 Budiman, Kris, Semiotika Visual: Konsep, Isu dan Problem Ikonitas, Yogyakarta: Jalasutra, 2011 Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta; Prenada Media Group, 2005 Christomy, Tommy, Semiotika Budaya, Depok: UI, 2004 Danesi, Marcel Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, cetakan 1, 2010 Darmayanti, Nani Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Semenjana Kelas X, Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2007 Dengel, Holk H., Darul Islam-Nii dan Kartosuwiryo “Angan-angan Yang Gagal” (Terjemahan), Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011 Effendi, Onong Uchaja, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2003 Endraswara, Suwardi, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:LKiS Faridl, Miftah, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi, Bandung: Pusdai Press, 2000
73
74
Gunadi, Ys. Dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: PT Grasindo, 1998 Haricahyono, Cheppy, Dimensi Pendidikan Moral, Semarang: IKIP Semarang Pres, 1995 Jenggis P, Akhmad, 10 Isu Global Dunia, Yogyakarta: NFP Publishing,2012 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2009 Lutters, Elizabeth, Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta: Grasindo, 2004 Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003 Pranajaya, Adi, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, Jakarta: BP SDM Citra Pusat Perfilman Haji Usman Ismail, 1999 Pratista, Himawan, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008 Pribadi, Khelmy K., Membuka Mata Tertutup, Jakarta: Maarif Institute, 2012 Piktoringa, M. Jamaluddin, Tipologi Pesan Persuasif, Jakarta: PT Indeks, 2005 Rahmat, Jalaluddin, Metode Rosdakarya, 2003
Penelitian
Komunikasi,
Bandung:
Remaja
Robinson, James G., Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986 Sobur, Alex, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006 ---------------, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2005 Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2008 Wibowo, Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011 Yuwono, Untung dan Chitomy. T, Semiotika Budaya, Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Direktorat dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
75
Sumber Lain UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Bab 1, Pasal 1 Ayat 1.Departemen Penerangan RI. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997 Karakter Pemain Artikel diakses pada 24 Desember 2013 dari http://www.muvila.com/read/mata-tertutup-film-antiradikalisme-ala-garin-nugroho Pengertian Simbol Agama artikel diakses pada 25 April 2014 dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198155-pengertian-keagamaan/ Hubungan NII dan Jamaah Islamiyah artikel ini diakses pada 21 Mei 2014 pukul dari http://Socio-politica.com/2011/05/01/Negara-Islam-Indonesia-diladang-permainan-intelejen-2/ Pengertian jihad artikel diakses pada 22 Mei 2014 http://www.pengobatangratisonline.com/2012/11/tafsir-sesat-jamaahislamiyah.html
dari
Pengertian hijrah artikel diakses pada 4 Agustus 2014 dari http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/05/11/14600/nii-kw-9adalah-gerakan-kriminal-buatan-intelijen/#sthash.KsyY9EUv.dpbs Hadist Jihad http://www.bersamadakwah.com/2011/12/hadits-36-jihadadalah-sebagian-dari.html Pengertian Infaq artikel diakses pada 4 Agustus 2014 dari http://edukasi.kompas.com/read/2011/04/27/11523481/Ajaran.NII.Menghapus.Dos a.dengan.Uang Ajaran NII artikel ini diakses pada 4 Agustus 2014 dari http://nii-crisiscenter.com/home/?option=com_content&task=view=article&id=147 Film Mata Tertutup artikel diakses pada 4 Agustus 2014 pukul 12.01 dari http://www.republika.co.id/berita/senggang/film/12/09/22/maqs0v-mata-tertutupfilm-tanamkan-kecintaan-kepada-nkri
HASIL PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN
Nama
: Bapak Khelmy K. Pribadi
Jabatan
: Produser
Tempat Wawancara : Maarif Institute di Tebet Tanggal Wawancara : 23 Januari 2014
1. Mengapa tertarik untuk mengangkat film tentang NII? Film Mata Tertutup itu di buat atau di produksi pada tahun 2011. Sebenarnya pada tahun yang sama 2011 juga itu Maarif Institute sebenarnya kendati research, bikin research tentang radikalisme di kalangan remaja. Jadi research itu dilakukan di 4 Kabupaten Kota, Pandeglang, Cianjur, Yogya dan Solo. Nah salah satu hasil research itu menemukan bahwa kalo dulu trend radikalisme atau trend ide-ide radikalisme itu ada di pesantrenlah. Tapi dalam research kami menemukan yang berbeda bahwa kelompok-kelompok ekstrim keagamaan itu juga menyasar anak-anak atau pelajar di sekolah-sekolah milik publik. Dalam hal ini SMA Negeri. Jadi kita melihat ada trend yang berubah tidak hanya pesantren ternyata tapi justru di sekolah-sekolah milik publik itu. Dan kami menganggap, kaya Rohis misalnya itu kan rentan untuk disusupi yang semestinya itu sekolah-sekolah milik publik harusnya mengajarkan ideide tentang kebangsaan, kenegaraan. Tapi faktanya berbeda. Nah selama ini Maarif sebagai lembaga kajian ketika selesai research ya oke kita seminarkan, oke kita publikasikan. Biasanya terbatas hanya pada buku. Kita bikin buku, tulis dalam jurnal atau tulis di media. Sementara research ini menurut kami gak bisa ini sesuatu yang mendesak dan apalagi ini berhubungan sama pelajar. Kalo kita bikin buku siapa sih yang mau baca? Jangankan pelajar, mahasiswa saja ya saya gak tahu sekarang ya mungkin mahasiswa misalnya hasil penelitian
itu di buat buku di kasih ke perpus saya juga gak yakin ada mahasiswa yang mau baca. Mungkin ada yang baca tapi pasti karna kebutuhan skripsi. Saya sih gak yakin dan saya harus menuduh itu. Nah di situlah kemudian kita melihat ini ada persoalan yang serius. Persoalan yang semakin serius mengkhawatirkan terlebih dalam kajian kami misalnya masih ingat dengan bom JW Marriot ke-2 tahun 2009 pelakunya Dani Permana. Dia menjadi pelaku bom bunuh diri yang masih muda 19 tahun dan dia baru lulus SMA. Nah kita melihat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Mereka cuci otaknya untuk mau melakukan itu. Nah ada hasil research yang sedemikian mengkhawatirkan sementara research ini berhubungan sama anak muda. Pointnya kan hasil researchnya harus disampaikan ke anak muda biar hey kamu mesti tahu, kamu itu jadi inceran. Gimana caranya? Nah disitulah kami berfikir untuk memproduksi film. Film Mata Tertutup itu di produksi di bawah divisi Islam dan Media. Di Maarif itu ada 3 divisi, yaitu Riset, Islam for Justice sama Islam dan Media. Kebetulan saya yang menggawangi itu. Kemudian ketemulah kita dengan Mas Garin. Yang kebetulan dia Pembina juga di Maarif. Mas ini ada persoalan seperti ini seperti ini, yuk kita bikin film. Yaudah ayo, nah jadi latar belakangnya yaitu teknisi produksinya kita dari SET dan kemudian kita merasa itu mengkhawatirkan. Latar belakang yang lain adalah Maarif Institute di buat itu kan untuk melembagakan atau menginstitusionalisasikan ide-ide atau gagasangagasan besar Buya Syafii Maarif. Apa? Gagasan-gagasan besar itu ada 3, gagasan besar soal Ke-Indonesiaan, Kemanusiaan dan Keislaman. Nah bagi Buya 3 gagasan ini itu harus ada dalam satu tarikan nafas. Jadi untuk menjadi orang Indonesia itu harus menjadi orang Islam sekaligus menjadi orang Indonesia yang sekaligus punya nilai-nilai kemanusiaan. Nah radikalisme atau ektrimisme keagamaan yang menggunakan kekerasan dari segi bahasa politik itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, bertentangan dengan nilai-nilai ke-
Indonesiaan yang plural dan juga bertentangan dengan nilai-nilai keislaman itu sendiri. Karena bagi Buya, orang-orang yang menggunakan bahasa kekerasan dalam menyampaikan idenya itu adalah orang-orang yang putus asa, orang-orang yang picik, orang-orang yang membajak atas nama agama. Nah kan membajak Tuhan itu sendiri. Kita melihat itu persoalan yang harus di selesaikan. Melalui film itu terlebih karena targetnya adalah pelajar, melalui film itu kita ingin masuk menyampaikan pesan-pesan. Kita ingin mengkampanyekan Islam yang ramah bukan Islam yang marah. Maarif itu punya program namanya TOLAK, generasi TOLAK. TOLAK itu Toleran Anti Kekerasan. Jadi kita melawan, sikapnya tegas terhadap kelompok seperti itu. Selama Indonesia bukan negara Islam maka dia harus taat hukum dan melakukan bom bunuh diri atau melakukan teror itu sudah pasti melanggar titah sebagai warga negara Indonesia 2. Kapan muncul ide atau gagasan membuat film Mata Tertutup ini? Ide untuk membuat film ini sepenuhnya dari Maarif. Ketika mulai maraknya pemberitaan tentang terorisme di Indonesia. Kebetulan itu dikerjakan dibawah divisi Islam dan Media. 3. Apakah ada hubungannya makna kata Mata Tertutup dengan NII? Ya, jadi gini ketika kami memproduksi film Mata Tertutup itu melibatkan Mantan Gubernur NII Jawa Tengah. Dia lah yang mendampingi kami, bagaimana sih orang yang mau direkrut? Tahapan-tahapannya apa? Dan memang sebagian besar mata nya ditutup. Di NII itu menutup matanya adalah sebagian dari hijrah. Dalam film itu juga terlihat orang yang matanya ditutup dan kemudian di suruh baca Bismillah yang kenceng, karena kita akan hijrah. Nah itu memang kita tafsirkan diambil dari bagian proses hijrahnya seorang yang masuk NII. Diluar itu Mata Tertutup itu adalah representasi dari nilai-nilai keislaman, kemanusiaan yang tertutup. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah orang-orang yang fanatik, orang-
orang yang merasa benar sendiri. Orang-orang yang sudah merasa bahwa dirinya yang paling benar keagamaannya. Maka sebenarnya dia sudah tertutup mata hatinya. Dia tidak bisa menerima kebenaran yang lain. Padahal kan sebenarnya kita hidup itu kan sama-sama mencari kebenaran. Di dalam film bagian terakhir Buya Syafii itu bilang “kalau anak muda cara melihatnya hitam dan putih, kalau anak muda sudah terpancing cara pandangnya itu yang sangat fanatik apalagi yang fanatik buta. Anak muda itu kan menggali kubur masa depannya. 4. Bagaimana proses menentukan pemain? Jadi Mas Garin Nugroho itu kan Sineas Senior. Dan tidak hanya seorang sutradara film, dia juga seorang seniman. Proses casting tetap seperti biasa. Cuman, sebagian besar mereka itu berasal dari kelompok-kelompok teater dari Yogya. Sebagian besar anak ISI, UGM dan UPN. Meskipun Mas Garin itu punya standar aktor-aktornya dan seterusnya. Dan mereka sebagian besar pemain-pemain teater di Yogya. Ada yang Mas Garin sudah tahu. Seperti Iman (Jabir) langsung di telepon. Tapi ada bebrapa yang di casting. Karena dengan pemain teater itu sangat membantu kami. Pertama, film ini budgetnya rendah, jadi kalo kami harus membayar pemain atau artis-artis ya tentu tidak bisa. Tapi tidak hanya persoalan itu, film ini di bikin tanpa skenario. Sama sekali tidak ada skenario. Kalo yang disebut skenario sebagai dokumen dialog antar pemain itu kita gak punya. Yang ada adalah treatment, plot. Tokoh A punya treatment begini, tokoh B itu punya treatment begini. Tokoh A karakternya begini begini begini. Jadi, ketika pas syuting pada adegan si Husni (temannya Jabir) itu menyanyi. Itu on the spot. Yang disebut treatment itu begini, nih temenmu si Jabir lagi bersedih, kalo kamu punya temen yang lagi bersedih kamu apain? Dihibur mas, cara menghiburnya gimana? Nyanyi ya sudah nyanyi. Coba kamu nyanyi, lalu syuting. Kalo film ini dilakukan
bukan dengan pemain teater yang sudah terbiasa dengan imporovisasi itu ya tidak bisa. Bahkan untuk artis-artis di Ibukota sekaligus saya gak yakin. Karena mereka terdidik dalam sebuah skenario. Kalo untuk film Mata Tertutup tidak menggunakan skenario. 5. Apa yang menjadi tujuan untuk membuat film Mata Tertutup? Tujuan dari film itu begini, Maarif punya perhatian khusus terhadap ke-Indonesiaan, terhadap keislaman, Islam yang damai, Islam yang harmonis. Maarif punya mimpi besar terhadap kemajemukan, terhadap pluralisme dan radikalisme itu anti tesis terhadap plurasime itu sendiri. Kelompok-kelompok yang fanatik apalagi menggunakan kekerasan itu menjadi ancaman bagi pluralisme kita. Nah tujuannya adalah ketika radikalisme itu masuk melalui anak muda, radikalisme itu mengancam pluralisme. Kita harus melawan itu, karena radikalisme atau kekerasan atas nama agama dalam bentuk apapun itu sudah mencederai kemajemukan kita, mencederai kita sebagai sebuah bangsa. Nah melalui film ini kita ingin mengkampanyekan agar anak muda bisa terhindar dari radikalisme, terhindar dari kelompokkelompok yang picik, kelompok-kelompok yang anti perbedaan. Kita ingin menghindari itu. Melalui film ini kita ingin menyampaikan ke anak muda agar berhati-hati, mawas diri. Tetapi film ini tidak memposisikan para korban-korban atau orang-orang yang pernah terlibat. Film ini melihat pelaku atau siapapun itu adalah korban. Jadi jangan kita jauhi. Kalo misalnya kita punya teman, kita harus ajak ngobrol, jangan-jangan mereka ini memang insecure atau gimana. Sehingga jadi tidak punya teman untuk bercerita atau curhat 6. Berapa lama waktu yang digunakan dalam pengambilan gambar atau proses syuting? 7 hari, satu minggu. Kalo pengambilan gambar loh. Mugkin kalo proses produksi seluruhnya itu hampir memakan waktu sampai editing dan seterusnya itu 4-5 bulan. Yang lama researchnya.
7. Dimanakah lokasi yang dipakai dalam film Mata Tertutup? Di Yogya semuanya, kalo kita sebut Kota ya di Yogya. Ada yang di daerah Condong Catur di Terminalnya itu. Sebagian besar di Yogya. 8. Apakah pihak NII mengizinkan pihak rumah produksi mengangkat film ini? Saya gak tahu kalo NII tahu, cumin kita melibatkan dengan mantan-mantan NII. Pertama, mantan Gubernur NII di Jawa Tengah, kemudian kami mengkoordinasikan dengan kawankawan ex NII yang sekarang tergabung di NII Klasi Center. Kemudian kami sempat berkomunikasi dengan kawan-kawan alumni Afganistan. Selain itu ketika proses research, kami banyak bertemu dengan ahli-ahli yang pernah menyelidiki tentang NII. Ada banyak, kita kumpulkan disini, kemudian ngobrol. Ada buku Solahudin judulnya dari NII ke JI. Dari Negara Islam Indonesia ke Jamaah Islamiyah. Itu penerbitnya Komunitas Bambu. Kalo skripsinya membahas ini harus baca buku ini. Karena datanya sangat penting, jadi seakanakan orang-orang apa sih hubungannya NII? NII kan yang nyari duit sama Jamaah Islamiyah yang ngebom-ngebom. JI itu dulu dari NII, JI itu adalah NII yang frustasi, kita ini katanya mau mendirikan negara Islam. Tapi kok jihad-jihad, jadi dia keluar. Di buku Solahudin itu banyak datanya. 9. Apakah pesan moral yang ingin disampaikan terhadap film Mata Tertutup? Yang pasti pesannya, beragama itu jangan insecure. Jadi beragama di Indonesia atau berislam di Indonesia itu harus percaya diri. Bahwa di Indonesia itu sudah beragam seperti ini ya itu harus di maknai sebagai sebuah kekayaan. Jadi beragama itu gunakan nilai berlomba-lomba dalam kebaikan dan Islam itu Rahmatan lil alamin. Jadi kalo kita berislam, kita ini kan agennya islam sendiri. Nah kalo kita aja tidak bisa memberi rahmat kepada orang lain bahkan kepada orang yang berbeda agama, ya bagaimana? Mau rahmat dari mana?
Rahmatan lil alamin itu yang berislam atau engga itu dapet rahmat dari Allah. Gak Cuma orang Islam aja. Jadi pesan moralnya adalah bagaimana kita beragama di tengah kemajemukan itu. Kita ingin mengajak ya siapapun lah yang di Indonesia inilah. Kita itu harus beragama secara dewasa. Menghadapi perbedaan juga harus dengan cara dewasa. Kekerasan dalam bentuk apapun tidak pernah dibenarkan untuk menjawab perbedaanperbedaan yang ada. Jadi kalo kekerasan sudah di pakai, dan islam tidak mengajarkan kekerasan. Sama sekali tidak mengajarkan itu. Kita ingin menyampaikan soal bagaimana kemajemukan kita hari ini itu ada banyak ancaman radikalisme, ekstrimisme, keagamaan, fundamentalisme dan seterusnya. Padahal kemajemukan di kita di Indonesia itu adalah kekayaan yang luar biasa. Coba cari di negara manapun yang bisa seplural seperti kita. Jangankan yang tidak seagama, yang satu agama saja organisasinya bermacam-macam, mahzabnya bermacam-macam, cara berwudhunya bermacam-macam. Allah itu kan maha besar, ya kalo dia mau kan ngapain dibikin bermacam-macam? Sudah bikin saja satu, Islam semua bisa. Masa Allah gak bisa, ya bisa. Tapi kenapa terjadi? Kan di dalam film itu kan agar saling mengenal, saling bertemu, ada toleransi. Mari beragama dengan dewasa, jangan menggunakan kekerasan dengan menyikapi perbedaan. Kalo aku itu bertemu dengan mahasiswa bukan beragama dengan dewasa, tapi beragama itu jangan insecure. Yakin aja, oh dia Islamnya beda ya sudah. Itu urusan dia sama Allah. 10. Mengapa dalam film ini menggunakan 2 rumah produksi (Maarif Institute dan SET Film)? Mungkin karena sering ketemu, kalo aku dari Programmer sih sederhana, aku ga yakin PH lain itu bisa bekerja memproduksi film layar lebar dengan durasi 110 menit, dengan budget di bawah 1 milyar. Saya tidak yakin ada PH yang mau mengerjakan itu. Yang kedua, ada standar-standar estetika yang menjadi target. Aku suka film, dulu dikampus juga aktif film
seing bikin-bikin lah. Film tidak hanya sekedar bahasa, tidak hanya sekedar alat propaganda. Tapi ada capaian-capaian estetika. Dan Mas Garin bisa memberikan itu. Kalo film saat ini kaya tidak lihat film. Kaya lihat gambar-gambarnya itu, artinya gini loh itu yang menjadi cara kamu untuk bicara. Antara film dengan hari ini kita kan gak ada bedanya. Kalo kamu lihat ibu tua menggendong, kamu bisa juga gak nonton itu di Pasar Minggu? Ketika lihat metromini atau bus kan, kamu kan bisa melihat. Tapi bandingkan kalo di sinetron misalnya, wah dia suami istri naik mobil BMW. Pernah gak naik mobil BMW? Saya tidak pernah duduk di mobil BMW itu. Artinya bagaimana kita menggunakan film itu untuk media komunikasi dengan penonton. Artinya kalo di film itu terjadi, itu bisa terjadi pada saya. Terus saya mesti ngapain? Kenapa SET Film? Pertama, Mas Garin itu satu visi dan cukup dekat. Mas Garin itu aktif untuk memperjuangkan keberagaman juga multikulturalisme. Sama dengan Maarif. Kita punya visi yang sama, visi kebangsaan yang sama. disitulah kita ketemu. Aku sebagai programmer ya terus terang saja, budget kita cuman di bawah 1 milyar. Bikin produksi film bioskop dengan panjang 110 menit. 11. Bagaimana alur atau plot dalam film Mata Tertutup ini? Sebenarnya alur yang dipakai itu kan maju mundur. Jadi disini kan ada 3 cerita, kita ingin meramu 3 cerita itu, 3 kisah yang sebenarnya dari ketiga itu mewakili beberapa cara pandang. Ada yang dilihat dari ketika radikalisme atau ekstrimisme keagamaan itu dilihat dari sosok seorang ibu, Ada yang di lihat dari sosok seorang perempuan dan ada yang dilihat dari sosok korban laki-laki, miskin, yang melihat jelas ketidakadilan bagaimana ibunya di perlakukan tidak adil oleh bapaknya. Tapi dia tidak bisa membantu, sementara dia miskin, dia tidak punya pekerjaan. Akhirnya bertemu dengan kelompok itu, kamu ingin membahagiakan ibumu? Pengen, siapa yang gak pengen. Kalo kamu gak bisa
membahagiakan ibumu di dunia, kamu bisa membahagiakan di akhirat. Caranya gimana? Bom, doktrinnya kaya gitu. Kelompok-kelompok itu memang sering mendoktrin kaya gitu. 3 cara pandang itu yang kemudian kita gunakan, dan alurnya sendiri kenapa harus maju mundur? Karena dengan begitu kita bisa merefleksi, jadi ini dokumenter-drama. Bukan opnipus juga, tapi dalam satu cerita satu frame ada, meskipun sebenarnya plot seperti ini tidak lazim dalam film-film Hollywood. Ini kalo kita bicara soal film ya, kamu akan banyak menemukannya ketika kamu menonton film-film eropa. Di film ini kita tidak membuat scene yang mempertemukan ketiga tokohnya, secara sengaja. Tapi lebih bagaimana mereka bergulir. Pointnya adalah ketiga kisah ini ada di dalam kehidupan yang sama di Indonesia. Jadi kita tidak sedang berbicara tentang kisah yang antah berantah, bukan. Bahkan ketika film itu diproduksi, tokoh-tokoh yang kita tokohkan, yang kita karakterkan dalam film itu ada Asimah itu di Malang, ada orangnya. Tapi tokoh itu tidak merepresentasikan si Asimah, karakternya itu tidak merepresentasikan satu narasumber. Jadi ada yang anaknya di kedokteran kita ambil, jadi satu tokoh itu kita kompilasi dari banyak narasumber yang kita temukan. Penonton akan diajak untuk bicara reflektif antar satu kisah dengan kisah yang lain. Ada yang begini begitu, sehingga gambarnya akan semakin utuh. 12. Kenapa dalam adegan di film itu hanya Jabir yang terdoktrin untuk melakukan pengeboman? Sedangkan temannya Husni malah tidak terdoktrin? Di situlah sebenarnya kalo dari cara pandang kami, sebenarnya itu adalah tesis yang ingin kita sampaikan. Fungsi pertemanan, fungsi sahabat itu seperti itu. Dia selalu meragukan, bukankah seringkali kita seperti itu? Sahabat kan tidak selalu mengiyakan, kadang kan perlu mempertanyakan. Mempertanyakan bukan untuk kemudian meragukan itu, engga. Sebenarnya saya tidak menganggap pernyataan Husni itu meragukan, tapi dia
mempertanyakan. Mempertanyakan untuk kamu maju atau mundur. Justru di situlah aku melihat tesis. Meskipun pada akhirnya Jabir yakin inilah jalan hidupku. Makanya penting untuk terbuka, penting untuk menjalin komunikasi dengan banyak orang. Sehingga memperluas radius pergaulan, jangan introvert, dengan begitu semoga terhindar. Setidaknya dengan punya banyak teman kamu banyak pandangan, banyak pengetahuan. Dengan begitu kamu bisa memilih. Jangan hanya satu saja, di film itu seorang Husni itu kan. Seperti Punok kawan, kaya Bagong, Semar . dia bukan tokoh utama, tapi sebenarnya mereka memainkan peran utama. Peran utama apa? Untuk membuat kita tersadar, ketika seorang Jabir terjerumus masih ada seorang Husni, seorang tokoh, seorang peran pembantu yang justru masih waras. Ketika dia mempertanyakan “opo koe wes yakin arek ngelakoni kaya kie?” kita secara sadar seorang Jabir itu tidak mati karena bom bunuh diri, tapi karena ditembak. Kita menghindari fatalis, secara sadar kita memang memilih untuk menghindari fatalis. Dan ingat film mata tertutup itu dibuka dengan bom. Itu bom yang dilakukan bukan atas nama Islam tapi atas nama Kristen. Artinya kita ingin bilang bahwa bom bunuh diri ekstrimisme keagamaan radikalisme itu gak hanya Islam. Fundamentalis Kristen juga ada, kaya di Rohingya itu fundamentalis Budha. Jadi yang namanya terorisme itu tidak hanya Islam. Tapi kita harus mengakui juga kalo ada orang Islam yang punya pikiran seperti itu. Tapi kan bukan berarti semua. 13. Menurut Mas Khelmy pribadi, dengan maraknya pemberitaan tentang terorisme, pengeboman di Indonesia ini yang belum kunjung selesai itu seharusnya seperti apa? Saya ingin menggunakan tesisnya Maarif, tesis Maarif Institute itu seperti ini ektrimisme keagamaan, terorisme itu tidak semata-mata karna persoalan penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang di bilang jihadlah. Tidak hanya itu, tetapi ada persoalan yang besar struktural, persoalan
keadilan sosial, persoalan kemiskinan, mau gak mau kita harus sadari. Dan sebagian besar yang terkena dampak dari ketidakadilan itu orang Islam, kemiskinan masih dimana-mana. Di film ini kan melihat permasalaha-permasalahan yang ada. Negara yang tidak memihak kelompok miskin. Kalo kamu melihat terorisme itu seperti itu, maka selain persoalan pendidikan, negara harus adil. Kalo ada yang salah ya diadili. Kalo ada kelompok minoritas ya dilindungi, negara harus netral, negara harus berada di atas semuanya. Kalo dengan persoalan terorisme terakhir yang terjadi Maarif itu selalu mengambil sikap seperti ini, ketika terjadi penangkapan selalu dengan ditembak mati. Kita tidak setuju dengan itu, karena itu sudah menghilangkan hak dia di mata hukum. Seseorang baru terduga teroris sudah ditembak mati sementara polisi bisa gak membuktikan kalo dia bersalah? Kan gak bisa, terlepas dari saya pribadi saya anti hukuman mati. Harusnya hukuman mati dihilangkan, terus gimana hukumannya? Kasih aja hukuman 100 tahun, 130 tahun, mau dia mati di penjara ya sudah. Tapi setidaknya selama 100 tahun itu dia diberi kesempatan untuk mencari bukti baru. Kalo seseorang sudah dihukum mati, sehari setelah dia di hukum mati kemudian ada bukti baru lebih valid, yang membuktikan bahwa orang ini tidak bersalah gimana? Apa dia bisa bangkit dari kubur? Kan gak bisa. Mestinya jelas penembakan itu sudah mencederai hak asasi manusia. Apapun bagaimanapun dia tetap punya hak di mata hukum, dia punya hak untuk dilindungi sebagai tersangka. Jadi itu pertanyaan besar buat negara kita, negara kita punya infrastruktur, punya tentara, punya polisi, punya inteligen. Kenapa harus ditembak mati? Kita punya sniper, kenapa gak di tembak aja kakinya? Kenapa gak ditembak tangannya? Nah itu dia yang jadi persoalan terorisme di Indonesia itu jangan dipolitisir. Kalo punya teman yang agak-agak mengikuti gerakan seperti itu kalo punya daya ya di ajak ngobrol, tapi kalo misalnya tidak ya di hindari.
14. Apakah makna judul Mata Tertutup? Di NII itu menutup matanya adalah sebagian dari hijrah. Dalam film itu juga terlihat orang yang matanya ditutup dan kemudian di suruh baca Bismillah yang kenceng, karena kita akan hijrah. Nah itu memang kita tafsirkan diambil dari bagian proses hijrahnya seorang yang masuk NII. Diluar itu Mata Tertutup itu adalah representasi dari nilai-nilai keislaman, kemanusiaan yang tertutup. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah orang-orang yang fanatik, orang-orang yang merasa benar sendiri. Orang-orang yang sudah merasa bahwa dirinya yang paling benar keagamaannya. Maka sebenarnya dia sudah tertutup mata hatinya. Dia tidak bisa menerima kebenaran yang lain. Padahal kan sebenarnya kita hidup itu kan sama-sama mencari kebenaran. Di dalam film bagian terakhir Buya Syafii itu bilang “kalau anak muda cara melihatnya hitam dan putih, kalau anak muda sudah terpancing cara pandangnya itu yang sangat fanatik apalagi yang fanatik buta. Anak muda itu kan menggali kubur masa depannya.
MAS KHELMY K. PRIBADI SELAKU PRODUSER FILM MATA TERTUTUP
LOGO MAARIF INSTITUTE