RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS UNTUK PENJUALAN SAFETY APPAREL SEPEDA MOTOR Lukas Wahyu Kurnia, Catharina Badra Nawangpalupi, Paulina Kus Ariningsih Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Peningkatan jumlah sepeda motor akan memberikan dampak yang baik bagi usaha yang berhubungan dengan sepeda motor. Toko X merupakan toko yang menjual aksesoris serta aftermarket parts untuk sepeda motor yang terletak di Kota Bandung. Setelah menjalankan bisnis selama lima belas tahun, pemilik Toko X berniat untuk mengembangkan bisnisnya di bidang safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor (helm, jaket, sarung tangan, celana, dan sepatu). Oleh karena itu, diperlukan analisis kelayakan bisnis serta perancangan strategi bisnis untuk pengembangan bisnis di bidang safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor. Analisis kelayakan bisnis yang dilakukan meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek keuangan. Analisis kelayakan usaha untuk penilaian aspek keuangan menggunakan metode Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Berdasarkan hasil penelitian, pengembangan bisnis Toko X di bidang safety apparel untuk seluruh aspek layak untuk dilakukan. Pada aspek finansial saat kondisi pessimistic, didapatkan Payback Period selama dua tahun sembilan bulan, Net Present Value sebesar Rp306.855.000, dan Internal Rate of Return sebesar 35,70%. Perancangan strategi bisnis untuk pengembangan Toko X dibuat dengan menggunakan Business Model Canvas. Pada Business Model Canvas ditetapkan bahwa value proposition yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan customer segment yang dituju adalah toko safety apparel yang memiliki toko fisik dan toko online dengan harga yang bersaing. Kata kunci: Pengembangan Bisnis, Safety apparel, Sepeda Motor, Kelayakan, Strategi
Pendahuluan Toko X merupakan toko yang menjual aksesoris serta aftermarket parts untuk sepeda motor seperti knalpot, cover body, ban, dan stoplamp. Toko X terletak di Jalan Pungkur Bandung. Lokasi Toko X ini terbilang strategis karena sudah dikenal oleh masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung sebagai pusat aksesoris dan perlengkapan sepeda motor di Bandung. Oleh karena itu, hampir setiap hari Jalan Pungkur ramai dikunjungi oleh para konsumen yang akan membeli barang-barang yang berhubungan dengan sepeda motor.
Gambar 1. Lokasi Toko X di Jalan Pungkur
Lokasi Toko X yang berada di Jalan Pungkur Bandung dianggap sebagai lokasi yang strategis sehingga menjadi pertimbangan pemilik Toko X untuk mengembangkan bisnisnya. Selain itu, terdapat ruang kosong di lantai 2 yang tidak terpakai pada Toko X yang dapat dijadikan lokasi untuk pengembangan bisnis Toko X. Gambar 1. menunjukkan lokasi serta foto dari Toko X yang berada di Jalan Pungkur Bandung. Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat pula bahwa Toko X diapit oleh toko spare parts serta bengkel motor yang menunjukkan bahwa sepanjang Jalan Pungkur merupakan pusat dari aksesoris dan perlengkapan sepeda motor di Bandung. Lokasi Toko X di pusat perlengkapan dan askesoris sepeda motor di Bandung ini sangat menguntungkan karena hampir setiap orang yang menyukai sepeda motor di Jawa Barat akan datang ke Jalan Pungkur untuk mencari serta membeli barang-barang yang berhungan dengan sepeda motor. Gambar 2 berikut menunjukkan layout lantai 2 Toko X yang akan digunakan sebagai tempat untuk pengembangan bisnis Toko X.
1.5 Meter
TOILET
7 Meter
3 Meter 2.5 Meter
TANGGA (LANTAI 1)
2.5 Meter
RENCANA LOKASI TOKO SAFETY APPAREL
1.5 Meter
14.5 Meter
Gambar 2. Layout Lantai 2 Toko X
Produk yang dijual oleh Toko X untuk saat ini hanya terbatas pada aksesoris dan aftermarket parts untuk sepeda motor. Keterbatasan produk yang dijual oleh Toko X ini dianggap belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang datang ke Toko X. Berdasarkan wawancara dengan pemilik Toko X, diketahui bahwa tidak jarang konsumen yang datang ke Toko X berniat untuk membeli produk-produk safety apparel seperti helm, sarung tangan, jaket, celana, dan sepatu untuk berkendara. Permintaan akan produk-produk safety apparel tersebut tidak terlepas dari mulai meningkatnya kesadaran para pengendara sepeda motor akan keselamatan dan pentingnya penggunaan safety apparel saat berkendara. Selain itu, beberapa tahun terkakhir semakin banyak Masyarakat Bandung yang memiliki hobi untuk berkendara dengan sepeda motor yang memerlukan safety apparel untuk meminimalisir cedera saat terjadi kecelakaan. Gambar I.5 menunjukkan kegiatan Masyarakat Bandung yang memiliki hobi untuk berkendara dengan sepeda motor yang diambil pada hari Minggu tanggal 5 Juni 2016 di Ciater Highland Resort atau yang lebih dikenal dengan nama Riung Rangga.
Gambar 3. Kegiatan Berkendara
Berdasarkan wawancara terhadap 18 anggota dari beberapa komunitas sepeda motor di Bandung dan 5 orang pelanggan
Toko X, didapatkan informasi bahwa kegiatan berkendara dengan sepeda motor tersebut tidak akan terlepas dari produk-produk safety apparel untuk meminimalisir cedera yang ditimbulkan saat terjadi kecelakaan. Berdasarkan wawancara tersebut juga didapatkan informasi bahwa 16 responden dari total 23 responden menyatakan bahwa masih cukup sulit untuk mendapatkan produk safety apparel yang berkualitas di Bandung. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, niat pemilik Toko X semakin kuat untuk mengembangkan bisnisnya dengan menjual produk-produk safety apparel. Pemilik Toko X akan fokus pada produk-produk safety apparel seperti helm, sarung tangan, jaket, dan celana. Perlu mengetahui kelayakan pengembangan bisnisnya di bidang safety apparel untuk sepeda motor dilihat dari berbagai aspek seperti aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek keuangan. Jika analisis kelayakan yang dilakukan terhadap pengembangan bisnis Toko X dinyatakan layak, maka diperlukan perencanaan strategi bisnis yang tepat. Strategi bisnis yang tepat tersebut perlu diperhatikan oleh Toko X agar dapat bersaing dengan toko lain yang menjual produk sejenis serta mampu memenuhi kebutuhan konsumen Toko X secara tepat.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian rencana pengembangan bisnis untuk penjualan safety apparel sepeda motor ini yaitu: 1. Mengetahui kelayakan dari pengembangan bisnis Toko X jika dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek keuangan. 2. Memberikan rekomendasi strategi bisnis untuk pengembangan toko X di bidang safety apparel berdasarkan Metode Business Model Canvas.
Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Penentuan Topik Tahap awal dari penelitian ini adalah menentukan topik yang akan diteliti. Penentuan topik ini didasarkan oleh
2.
3.
4.
5.
6.
permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemilik Toko X terhadap usahanya. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi secara langsung terhadap lingkungan bisnis Toko X dan melakukan wawancara terhadap konsumen Toko X dan beberapa anggota sepeda motor dari berbagai komunitas sepeda motor di Bandung. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam tahap kedua ini, dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh Toko X. Selain itu, identifikasi juga dilakukan terhadap studi pendahuluan yang telah dilakukan. Setelah melakukan identifikasi masalah, maka akan didapatkan masalah-masalah yang menjadi permasalahan utama dan dirumuskan dalam rumusan masalah.. Pengumpulan Data Terdapat tiga jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah tiga jenis sumber data, antara lain: a. Data primer, yaitu data yang secara langsung dikumpulkan oleh peneliti yang berasal dari sumber-sumber pertama. Data primer ini berupa wawancara terhadap pemilik toko X, anggota sepeda motor dari berbagai komunitas sepeda motor di Bandung, dan observasi secara langsung terhadapa lingkungan bisnis Toko X. b. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder ini berupa data-data statistik yang didapatkan dari AISI dan BPS untuk melengkapi kebutuhan penelitian. c. Studi Literatur, yaitu sumber data yang didapatkan dari teori-teori serta penelitian pendahulu yang relevan dengan penelitian. Analisis Porter’s Five Forces Analisis Porter’s Five Forces dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi bisnis yang akan diteliti dilihat dari threat of new entrants, bargaining power of suppliers, bargaining power of customers, threat of subtitutes, dan competitive rivalry within the industry. Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk memahami lingkungan bisnis Toko X dengan melihat peluang, ancaman,
7.
8.
9.
kekuatan serta kelemahan yang ada pada Toko X. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari pengembangan bisnis Toko X di bidang safety apparel sepeda motor. Studi kelayakan bisnis yang dilakukan dilihat dari aspek-aspek berikut: a. Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis ini dilakukan dengan mengetahui bagaimana kelayakan pengembangan bisnis Toko X dilihat dari kemampuan untuk menyediakan barang yang diinginkan konsumen, kemampuan untuk menentukan harga yang tepat, dan kemampuan untuk melakukan promosi yang lebih efektif dibandingkan para pesaing. b. Aspek Teknis Pada aspek teknis dan teknologi akan dilihat kelayakan bisnis Toko X dari sisi teknis dan teknologi seperti kondisi rencana lokasi bisnis dan penyusunan layout tempat usaha, ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk pengembangan bisnis Toko X. c. Aspek Manajemen dan SDM Pada Aspek SDM akan dilihat kelayakan bisnis Toko X dari ketersediaan sumber daya manusia yang diperlukan berdasarkan kemampuan yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia. d. Aspek Keuangan Pada aspek keuangan ini akan dilihat kelayakan pengembangan Toko X dari sisi keuangan seperti kemampuan untuk memenuhi jumlah ivenstasi yang diperlukan dan kemampuan bisnis untuk mencapai tingkat pengembalian investasi yang diinginkan. Perancangan Rencana Bisnis dengan Business Model Canvas Pada tahap ini, akan dilakukan perancangan rencana bisnis dengan metode Business Model Canvas. Pemilihan metode ini didasari oleh alasan pembuatan rencana bisnis yang dibuat dengan Business Model Canvas akan lebih cepat dan simpel untuk dibuat jika dibandingkan dengan membuat rencana bisnis biasa. Analisis
Pada tahap analisis akan dilakukan analisis mengenai studi kelayakan usaha, pemilihan Business Model Canvas untuk membuat rencana bisnis, dan analisis mengenai rencana bisnis yang telah dibuat. 10. Kesimpulan dan Saran Tahap terakhir dari penelitian ini adalah membuat kesimpulan dan saran yang didasarkan dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan. Kesimpulan yang didapatkan diharapkan mampu menjawab permasalahanpermasalahan yang ada pada identifikasi dan rumusan masalah yang ada pada penelitian ini. Saran yang dibuat adalah saran yang diberikan terhadap pemilik Toko X untuk pengembangan bisnisnya di bidang safety apparel.
motor dapat dikatakan rendah karena produkproduk safety apparel seperti celana dan jaket berbeda dengan jaket atau celana pada umumnya. Produk-produk seperti jaket, celana, sepatu, dan sarung tangan untuk berkendara dengan sepeda motor dilengkapi oleh protektor sehingga berbeda dengan produk-produk pada umumnya. Jumlah kompetitor di Kota Bandung yang memiliki toko fisik hanya empat toko. Intensitas persaingan antar pesaing di Kota Bandung dilihat dari jumlah pesaing dapat dikatakan masih rendah. Adanya beberapa toko online yang menjual safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor, maka persaingan dari sisi harga akan cukup tinggi. Oleh karena itu, intensitas persaingan antar pesaing dalam bisnis safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor secara keseluruhan dapat dikatakan sedang. New Entrants
Hasil dan Pembahasan Analisis Lima Kekuatan Porter Ancaman pendatang baru untuk bisnis safety apparel sepeda motor secara keseluruhan dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini didasari oleh beberapa alasan yang telah disebutkan diatas. Jika dilihat dari sisi kebutuhan modal dan kebijakan pemerintah, maka ancaman pendatang baru untuk bisnis safety apparel sepeda motor dapat dikatakan tingi. Sementara jika dilihat dari sisi akses ke saluran distribusi, maka ancaman pendatang baru untuk bisnis safety apparel dapat dikatakan tinggi. Ancaman tawar-menawar pemasok untuk bisnis safety apparel sepeda motor secara keseluruhan dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini didasari oleh tingginya kepentingan produk pemasok dan integrasi ke depan pemasok untuk memasuki bisnis pembeli. Sementara itu untuk sisi dominasi pemasok dan kepentingan pembeli bagi pemasok dapat dikatakan sedang berdasarkan alasan yang telah disebutkan di atas. Kekuatan tawar-menawar pembeli untuk bisnis safety apparel sepeda motor dapat dikatakan sedang. Hal ini didasari oleh informasi mengenai produk safety apparel tidak terlalu banyak dan pangsa pasar pembeli produk safety apparel di Indonesia yang sedang berkembang. Ancaman produk pengganti bisnis safety apparel untuk berkendara dengan sepeda
• Kebutuhan modal • Akses ke saluran distribusi • Kebijakan Pemerintah
Tinggi Suppliers • Dominasi pemasok
• Kepentingan produk pemasok • Kepentingan pembeli bagi pemasok • Integritas ke depan pemasok ke industri pembeli
Buyers
Industry Competition Tinggi
Intensitas persaingan antar pesaing dalam bisnis safety apparel sepeda motor secara keseluruhan dapat dikatakan medium.
Medium
• Informasi produk
• Pangsa pasar pembeli
rendah Substitute Product Ancaman produk pengganti untuk bisnis safety apparel sepeda motor dapat dikatakan rendah.
Gambar 4. Analisis Lima Kekuatan Porter
Analisis SWOT (Strengths) Lokasi Toko X di Jalan Pungkur merupakan lokasi yang sangat strategis untuk bisnis-bisnis yang berhubungan dengan sepeda motor. Jalan Pungkur sudah dikenal oleh Masyarakat Jawa Barat sebagai pusat aksesoris serta perlengkapan sepeda motor untuk wilayah Jawa Barat. Pemilik Toko X telah memiliki pengalaman yang cukup banyak di bisnis yang berhubungan dengan sepeda motor. Pada awalnya Toko X terletak di Jalan Kopo Bihbul dan beroperasi selama 10 tahun, lalu Toko X pindah ke Jalan Pungkur yang telah beroperasi selama 5 tahun sampai sekarang. Pengalaman yang cukup banyak tersebut cukup menguntungkan karena dari pengalaman tersebut pemilik Toko X memiliki relasi dengan beberapa supplier serta importir untuk produkproduk yang berhubungan dengan sepeda
motor. Relasi dengan para supplier serta importir akan memudahkan untuk proses pemesanan barang serta memilih supplier dan importir dengan harga yang murah. Analisis SWOT (Weaknesess) Toko X memiliki luas sebesar 101,5 m2 (panjang 14,5 meter dan lebar 7 meter). Lebar Toko X yang hanya 7 meter merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki Toko X karena dengan lebar tersebut Toko X tidak terlalu terlihat jika dilihat dari jalan utama. Jika Toko X memiliki lebar yang besar, maka akan menjadi daya tarik bagi calon konsumen yang melintas di Jalan Pungkur. Toko X sudah cukup dikenal di wilayah Pungkur sebagai toko yang hanya menjual aksesoris serta aftermarket parts untuk sepeda motor. Hal tersebut menimbulkan anggapan dari konsumen bahwa Toko X tidak menjual safety apparel. Salah satu kelemahan yang ada pada lokasi Toko X adalah terbatasnya lahan parkir. Lahan parkir terbatas hanya untuk empat sepeda motor saja di depan Toko X, sedangkan untuk konsumen yang membawa mobil harus memarkirkan mobilnya di tepi jalan yang terletak dibagian samping Toko X. Lahan parkir mobil tersebut juga terbatas hanya untuk 4 mobil dan tidak jarang terisi penuh. Analisis SWOT (Opportunities) Jumlah sepeda motor di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2015 dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah sepeda motor di Indonesia berkisar 11% per tahun. Berdasarkan wawancara dengan pemilik Toko X, diketahui bahwa tidak jarang konsumen yang datang ke Toko X berniat untuk membeli produk-produk safety apparel. Selain itu, berdasarkan pengamatan secara langsung ke tempat-tempat yang menjadi titik kumpul para komunitas motor dapat dilihat bahwa kegiatan berkendara sebagai hobi di Bandung saat ini semakin digemari. Melalui wawancara dengan beberapa anggota komunitas sepeda motor, diketahui bahwa kegiatan berkendara dengan sepeda motor tersebut tidak terlepas dari produk-produk safety apparel. Selain untuk mengurangi resiko cedera saat kecelakaan motor, safety apparel juga digunakan sebagi hobi dan gaya hidup oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa komunitas yang menjadikan safety apparel sebagai hobi seperti Helmet Lovers. Pemerintah juga mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan cara mengeluarkan PP 46/2013 yang memudahkan UKM karena pajak yang dibayarkan hanya 1% dari hasil penjualan per bulan dan dapat dibayar melalui. Analisis SWOT (Threats) Ketersediaan stok produk dari supplier juga dapat menjadi ancaman bagi Toko X. Saat permintaan dari suatu produk sedang tinggi tetapi ketersediaan produk tersebut sulit didapatkan di supplier, maka akan merugikan bagi Toko X . Harga jual merupakan salah satu hal yang memengaruhi daya beli dari konsumen. Saat ini cukup banyak toko online yang menjual produk-produknya dengan harga yang sangat murah. Toko X perlu memerhatikan perkembangan harga jual produk yang sama dari para pesaingnya. Persaingan harga ini dapat menjadi ancaman bagi Toko X jika tidak diperhatikan dengan baik. Sebagian besar produk-produk safety apparel merupakan produk import yang berasal dari luar negeri. Sebagai contoh saat nilai tukar mata uang menurun maka biasanya importir akan cenderung untuk mengurangi pembelian produk-produk dari luar negeri sehingga ketersediaan produk pada supplier menjadi berkurang. Keadaan teresebut akan berakibat pada sulitnya mencari produk yang diperlukan. Selain itu, nilai tukar rupiah juga akan mempengaruhi harga jual dari produkproduk safety apparel yang juga akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk-produk safety apparel. Aspek Pasar dan Pemasaran Berdasarkan diagram scatter, dapat diketahui bahwa pengguna sepeda motor yang hanya untuk alat transportasi maupun untuk hobi dan alat transportasi cenderung memilih produk safety apparel dengan harga yang menengah ke bawah. Selain itu, pada diagram scatter juga dapat dilihat bahwa pengguna sepeda motor untuk hobi dan alat transportasi cenderung untuk memilih produk safety apparel yang lebih mahal daripada pengguna sepeda motor yang hanya menggunakan sepeda motor hanya untuk alat transportasi.
Harga Safety apparel (Dalam Juta)
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Helm Jaket Sarung Tangan Celana Sepatu
0
2
4
1: Alat Transportasi 2: Hobi dan Alat Transportasi Gambar 5. Diagram Scatter Penggunaan Sepeda motor dan Harga Safety apparel
Berdasarkan alasan tersebut, maka pasar Toko X adalah pengguna sepeda untuk hobi dan alat transportasi memerlukan safety apparel dengan menengah.
target motor yang harga
Tabel 1. Atribut yang Berpengaruh Saat Membeli Safety apparel Rata-
Jumlah Responden N
Atribut
ST
N
P
SP
4
6
35
89
127
4,26
P 1.
Toko Fisik
rata TP
Nilai
2.
Harga
5
5
49
112
90
4,06
3.
Kualitas
4
1
7
57
192
4,65
4.
Brand
3
10
63
107
78
3,94
5
5
62
108
81
3,97
5.
Variasi Produk
Berdasarkan hasil survei pasar untuk atribut yang berpengaruh saat konsumen membeli safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor, proses penentuan posisi pasar Toko X untuk mengembangkan usahanya di bidang safety apparel dapat ditentukan. Berikut adalah posisi pasar Toko X yang telah ditentukan, antara lain: memiliki toko fisik, harga menengah, kualitas baik, brand menengah dan entry level merek premium, dan variasi produk sesuai kondisi pasar.
Toko X perlu melakukan promosi untuk mengembangkan usahanya agar pengembangan usahanya di bidang safety apparel dapat diketahui oleh banyak orang (brand awareness). Berikut adalah cara-cara yang digunakan sebagai media promosi Toko X, antara lain: 1. Media Sosial Media Sosial merupakan sarana yang tepat untuk melakukan promosi. Hal ini dikarenakan usia dari target pasar Toko X merupakan usia yang cukup aktif di media sosial. Media sosial yang digunakan sebagai media promosi adalah instagram dan facebook. Media sosial instagram memungkinkan untuk menunjukkan fotofoto produk yang dijual oleh Toko X serta video singkat tentang produk yang dijual oleh Toko X. Media sosial facebook digunakan untuk media promosi pada komunitas-komunitas yang berhubungan dengan safety apparel dan sepeda motor seperti Helmet Lovers (HL) dan MOGE Indonesia. 2. Menjadi Sponsor Acara Motor Promosi dapat dilakukan dengan cara menjadi sponsor dari acara-acara yang berhubungan dengan sepeda motor seperti acara Morning Ride yang saat ini cukup sering diadakan di Bandung. Saat Toko X menjadi sponsor acara-acara tersebut, maka Toko X akan lebih dikenal oleh orang-orang yang menjadi target pasar dari Toko X. 3. Membagikan Stiker Logo atau Nama Toko X Toko X perlu membuat stiker logo atau namaToko X yang dapat ditempel di motor dan visor helm. Stiker ini perlu dibagikan ke anggota-anggota komunitas sepeda motor dan konsumen yang datang ke Toko X untuk meningkatkan awareness terhadap Toko X. 4. Menempatkan Beberapa Produk Safety apparel di Lantai Satu Toko X perlu menempatkan beberapa produk safety apparel di lantai satu sehingga pengunjung Toko X menyadari bahwa Toko X menjual produk-produk safety apparel di lantai dua. Sebagai contoh di lantai satu bagian depan dapat ditaruh lemari kaca yang berisi beberapa helm premium sehingga menarik perhatian pengunjung yang datang ke Toko X dan orang-orang yang melalui Toko X.
Aspek Teknis Lokasi yang akan dijadikan tempat pengebangan Toko X di bidang safety apparel adalah lantai dua tempat usaha Toko X berjalan saat ini. Toko X terletak tepat di pinggir jalan utama Pungkur. Lokasi Toko X ini dapat dikatakan sesuai dengan jenis usaha yang akan dikembangkan yaitu safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor karena Jalan Pungkur sudah dikenal sebagai pusat toko-toko yang menjual produk yang berhubungan dengan sepeda motor. Lokasi usaha Toko X di kota besar juga menguntungkan karena proses distribusi barang dari supplier dapat dengan mudah dilakukan. Cukup banyak jasa pengiriman barang yang dapat digunakan untuk proses mengirim maupun menerima barang seperti Panca, JNE, dan TIKI. Lokasi Toko X di Kota Bandung juga menguntungkan karena masih cukup sedikit pesaing di Kota Bandung. Ketersediaan sember energi yang diperlukan seperti air, listrik, dan saluran komunikasi di tempat yang akan menjadi lokasi pengembangan Toko X dapat dikatakan memadai. Ketersedian energi yang dibutuhkan tersebut dapat dikatakan memadai karena Toko X sendiri telah berdiri selama lima tahun dan tidak pernah mengalami masalah terkait sumber energi air, listrik, dan saluran komunikasi. 2.5 Meter
KASIR
ETALASE SARUNG TANGAN DAN SEPATU
TOKO SAFETY APPARELS
TEMPAT PAJANGAN MANEKIN
TOILET
7 Meter
TANGGA (LANTAI 1)
Aspek Manajemen dan SDM Struktur organisasi yang cocok digunakan untuk pengembangan Toko X adalah struktur organisasi fungsional. Pada struktur organisasi fungsional, pengelompokkan orang-orang didasari oleh jenis pekerjaan yang sama. Pemilihan struktur organisasi fungsional untuk pengembangan Toko X ini didasari oleh ukuran organisasi serta jumlah sumber daya yang tidak besar dan jenis produk yang tidak banyak. Pada struktur organisasi fungsional ini, pemilik Toko X langsung membawahi para pekerja.
Pemilik Toko X Penjaga Toko
Divisi Online
Gambar 7. Struktur Organisasi
1.5 Meter
1.5 Meter ETALASE HELM
3 Meter 2.5 Meter
dipajang dapat terlihat dari bagian luar toko untuk menarik orang yang melintasi Toko X. Biaya Renovasi yang ditentukan untuk biaya desain interior dapat disesuaikan dengan budget dan pemilik Toko X akan mengeluarkan budget sebesar Rp50.000.000 Total Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan renovasi adalah sebesar Rp74.585.000. untuk biaya desain interior. Konsep desain interior yang dipilih adalah konsep yang minimalis dengan rak-rak yang terbuat dari papan kayu seperti toko pesaing.
ETALASE JAKET DAN CELANA 17 Meter
Gambar 6. Tata Letak Usulan
Perancangan Tata letak yang diusulkan tersebut memerlukan beberapa renovasi dari layout yang ada sebelumnya. Renovasi yang pertama adalah dengan menghilangkan tembok penyekat antara ruangan bagian tangga dan tempat lokasi toko safety apparel sehingga ruangan dapat terlihat lebih luas dari sebelumnya. Renovasi yang kedua adalah dengan membuat semacam jendela besar di bagian depan toko sehingga manekin yang
Pemilik Toko X bertugas untuk mengontrol, menetapkan harga jual, dan melakukan pembelian barang pada supplier. Penjaga toko bertugas untuk melayani pembeli yang langsung datang ke toko serta bertanggung jawab untuk menerima uang dan menjadi kasir. Penjaga Toko juga bertugas untuk membuat rekap mengenai produk yang terjual serta stok barang yang akan dilaporkan ke pemilik Toko X. Divisi online bertugas untuk melayani pembelian secara online. Selain itu divisi online juga bertugas untuk melakukan pemasaran ke komunitas-komunitas sepeda motor secara online seperti melakukan posting gambar ke media sosial. Selain itu, divisi online bertugas untuk melakukan COD (Cash On Delivery) untuk wilayah Bandung Kota dan mengirim barang ke jasa pengiriman barang. Aspek Keuangan
Estimasi permintaan pasar untuk pengembangan bisnis Toko X di bidang safety apparel dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap pemilik toko pesaing yang menjual safety apparel dengan kisaran harga menengah dan terletak di Kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik toko pesaing, didapatkan informasi berupa omset terendah, omset ratarata, dan omset tertinggi toko pesaing. Tabel 2. Estimasi Omset Perbulan Kondisi Jumlah Omset Perbulan Pessimistc
Rp80.000.000
Most Likely
Rp120.000.000
Optimistic
Rp160.000.000
Estimasi omset untuk Toko X adalah mengambil 80% dari omset toko pesaing. Hal ini didasari oleh alasan pada saat Toko X membuka toko safety apparel masih banyak orang yang belum mengetahui Toko X menjual safety apparel sehingga diperkirakan jumlah omset Toko X tidak sebanyak toko pesaing. Selain itu, angka 80% dari omset pesaing juga dipilih karena Toko X memiliki kelebihan yaitu membuka toko aksesoris sepeda motor pada lantai satu sehingga konsumen yang akan membeli safety apparel juga dapat berasal dari konsumen yang membeli aksesoris sepeda motor dari Toko X Pada awal pengembangan usaha, diperlukan investasi awal yang dapat berasal dari modal sendiri maupun pinjaman. Pemilik Toko X menggunakan modal sendiri untuk mengembangkan usahanya di bidang Safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor. Biaya investasi awal meliputi biaya untuk perlengkapan pengembangan toko serta biaya untuk desain interior dengan total biaya Rp74.585.000. Terdapat beberapa peralatan yang mengalami penyusutan (depresiasi) dari tahun ke tahun antara lain paket komputer kasir, etalase kaca, AC, manekin, sofa, audio sistem, lemari kaca, x-banner, papan nama Toko, dan kursi bulat. Seluruh perhitungan depresiasi menggunakan metode straight line dengan umur pakai empat tahun karena masuk ke dalam kelompok satu yang diatur dalam peraturan MK No96/PMK03/2009 kecuali Air Conditioner yang termasuk dalam kelompok dua dengan masa pakai delapan tahun. Biaya renovasi mengalami penyusutan
dengan metode straight line selama sepuluh tahun Biaya tenaga kerja yang dimaksud adalah biaya untuk membayar gaji para pekerja. Gaji karyawan mengikuti UMR (Upah Minimum Regional) Kota Bandung. Setiap karyawan akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) setiap tahun sebesar satu kali gaji. Selain itu, kenaikan gaji ditetapkan sebesar 10% setiap tahunnya. Perjanjian dibuat jika karyawan tidak masuk kerja akan terkena potongan gaji sebesar Rp75.000. Biaya utilitas total untuk listrik, air, internet, dan telepon untuk kebutuhan pengembangan usaha Toko X di bidang safety apparel adalah Rp600.000 (kebutuhan biaya listrik dan air) ditambah Rp500.000 (kebutuhan biaya internet dan Telepon) menjadi Rp1.100.000 per bulan. . Harga beli safety apparel dari pemasok safety apparel mendapatkan potongan harga berkisar 15% - 25% dari harga jual pasaran dan diasumsikan bahwa potongan harga pembelian safety apparel sama rata yaitu 20%. Total biaya yang diperlukan untuk stok barang pada awal pengembangan bisnis adalah Rp239.520.000. Pelilaian kriteria keuangan dilakukan dengan tiga metode yaitu Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Penilaian kriteria ini dilakukan untuk masingmasing skenario (pessimistic, most likely, dan optimistic). Payback period untuk kondisi pessimistic didapatkan selama 2,7 tahun. Payback period untuk kondisi most likely didapatkan selama 1,5 tahun. Saat kondisi optimistic, payback period didapatkan selama 1.1 tahun. Berdasarkan perhitungan NPV, pengembangan bisnis Toko X dapat dinyatakan layak karena Total PV kas bersih dari masing-masing skenario lebih besar dari modal yang dikeluarkan di tahun ke nol sebesar Rp313.805.000. Perhitungan IRR didapatkan
dari
35 +
318738−313805 318738−311748
𝑥 1%
menjadi 35,705%. Nilai IRR ini lebih besar daripada nilai MARR yang ditetapkan sebesar 30% sehingga pengembangan bisnis dapat dinyatakan layak. Perhitungan IRR hanya dilakukan untuk skenario pessimistic saja karena jika saat kondisi terburuk IRR>MARR dinyatakan layak, maka saat kondisi most likely dan optimistic juga sudah dapat dinyatakan layak.
Business Model Canvas Business Model Canvas dibuat untuk menggambarkan model atau konsep dari pengembangan bisnis Toko X di bidang safety apparel. Konsep dari suatu bisnis perlu digambarkan dengan jelas agar seluruh hal yang berhubungan dengan bisnis tersebut dapat tergambar secara jelas Business Model Canvas dibuat berdasarkan ancaman yang berasal dari lingkungan bisnis (lima kekuatan porter) serta analisis SWOT yang telah dilakukan agar menjadi bisnis model yang kompetitif. Customer Segments yang akan menjadi target dari bisnis Toko X adalah para pengguna sepeda motor untuk kebutuhan hobi dan alat transportasi. Selain itu penjualan safety apparel juga fokus terhadap segment pasar dengan harga menengah. Pemilihan customer segments ini didasari oleh sebagian besar konsumen yang datang ke Toko X saat ini didominasi oleh para pengguna sepeda motor untuk kebutuhan hobi dan alat transportasi. Segment pasar dengan harga menengah juga dipilih karena berdasarkan hasil pengujian korelasi didapatkan informasi bahwa konsumen cenderung untuk memilih safety apparel dengan harga menengah. Value proposition ditentukan berdasarkan survei pasar. Konsumen yang menjadi target pasar Toko X menganggap bahwa keberadaan toko fisik merupakan hal yang penting untuk dimiliki oleh suatu bisnis safety apparel. Keberadaan toko fisik dianggap penting oleh responden karena dengan adanya toko fisik, para calon konsumen dapat mencoba serta melihat secara langsung kualitas dari produk safety apparel yang akan dibelinya. Toko X akan mendirikan toko safety apparel pada lantai dua tempat usahanya saat ini sehingga ketersediaan toko fisik yang diinginkan oleh customer segment yang menjadi target pasar Toko X dapat dipenuhi. Selain ketersediaan toko fisik, konsumen juga menganggap harga merupakan kriteria yang cukup berpengaruh dalam membeli safety apparel. Oleh karena itu, Toko X akan menetapkan harga jual yang bersaing dengan harga toko pesaing khususnya para pesaing yang membuka toko online. Jadi value proposition yang diberikan oleh Toko X untuk memenuhi keinginan customer segment yang menjadi target penjualan adalah Toko safety apparel yang memiliki toko fisik dengan harga yang bersaing.
Channels merupakan cara untuk menyampaikan value proposition yang ingin ditawarkan kepada konsumen. Toko X akan menjangkau konsumen untuk menawarkan value proposition yang ditawarkan dengan toko fisik, toko online, dan media sosial. Upaya pertama yang dilakukan untuk meningkatakan loyalitas Customer Relationship konsumen adalah dengan cara berhubungan dengan konsumen secara berkala melalui media sosial. Sebagai contoh adalah dengan menginformasikan produkproduk terbaru secara berkala serta menjawab pertanyaan konsumen secara cepat. Upaya lain untuk meningkatkan (loyalitas) konsumen terhadap Toko X adalah dengan cara menggunakan sistem membership. Konsumen yang melakukan pembelian dengan jumlah minimal yang telah ditentukan akan mendapatkan member Toko X. Member tersebut dapat digunakan saat pembelian selanjutnya untuk mendapatkan penawaran menarik seperti diskon sehingga konsumen akan tertarik untuk berbelanja kembali di Toko X. Key partners merupakan mitra usaha yang keberadaannya berpengaruh secara langsung terhadap kelancaran bisnis Toko X. Key partners Toko X dalam bisnis safety apparel adalah pemasok safety apparel, perusahaan logistik, dan perusahaan media penjualan Key activities merupakan aktivitas utama dari usaha yang dilakukan. Aktitvitas utama yang dilakukan oleh Toko X ini adalah pengadaan safety apparel, menjual safety apparel, melakukan promosi, dan rekap penjualan dan pembelian Key resources merupakan sumber daya utama yang diperlukan untuk menjalankan suatu bisnis. Pada bisnis safety apparel ini, sumber daya utama yang diperlukan adalah safety apparel dan tenaga kerja. Safety apparel merupakan barang yang dijual untuk menghasilkan keuntungan bagi Toko X. Oleh karena itu, perawatan seperti membersihkan safety apparel yang akan dijual merupakan hal yang penting agar konsumen tidak dikecewakan oleh barang yang dibelinya di Toko X. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang berhubungan langsung dengan para konsumen sehingga tenaga kerja perlu dijaga agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Perlengkapan pendukung
yang dimaksud adalah tempat usaha serta perlengkapan seperti komputer kasir. Cost structure merupakan biaya-biaya yang ada dalam bisnis yang akan dilakukan oleh Toko X. Biaya-biaya yang ada dalam bisnis safety apparel ini berupa biaya utilitas (internet dan listrik), biaya tenaga kerja, biaya perlengkapan bisnis, dan biaya untuk membeli barang dagangan. Biaya-biaya ini perlu diperhitungkan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan bersih yang didapatkan oleh pemilik Toko X. Revenue stream merupakan sumber pendapatan yang diperoleh dari bisnis yang dijalankan. Pada pengembangan Toko X ini, sumber pendapatan diperoleh dari hasil penjualan safety apparel (helm, jaket, sarung tangan, celana, dan sepatu).
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelian ini adalah: 1. Pengembangan bisnis Toko X di bidang safety apparel untuk berkendara dengan sepeda motor dilihat dari aspek pasar dan pemasaran dapat dikatakan layak. Pasar yang menjadi target dari pengembangan Toko X telah tersedia. Strategi pemasaran yang direkomendasikan juga memungkinkan untuk dilakukan pemilik dan para pekerja Toko X. Berdasarkan aspek teknis, pengembangan bisnis Toko X dapat dinyatakan layak karena memiliki lokasi yang strategis serta telah tersedianya sumber daya penunjang seperti air dan listrik. Pengembangan bisnis Toko X berdasarkan aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat dinyatakan layak karena sumber daya manusia yang diperlukan sangat memungkinkan untuk didapatkan oleh pemilik Toko X melalui iklan di surat kabar maupun mencari tenaga kerja melalui kerabat yang dikenal oleh pemiik Toko X. Pengembangan bisnis Toko X berdasarkan aspek keuangan dapat dinyatakan layak. Payback period pada kondisi terburuk yaitu pessimistic didapatkan selama 2,8 tahun. Berdasarkan perhitungan NPV, total PV kas bersih di akhir tahun kelima memiliki nilai positif sehingga dapat dinyatakan layak. Perhitungan IRR dilakukan untuk skenario terburuk yaitu pada kondisi pessimistic dan didapatkan nilai IRR sebesar 35,705% yang
nilainya lebih besar dari MARR yang ditetapkan. 2. Bisnis model kanvas untuk pengembangan bisnis Toko X telah dibuat. Berdasarkan bisnis model kanvas dapat diketahui customer segment yaitu pengguna sepeda motor untuk kebutuhan hobi dan alat transportasi yang memerlukan safety apparel dengan harga menengah. Value proposition yang ditawarkan Toko X untuk memenuhi keinginan konsumen juga telah ditentukan yaitu toko safety apparel yang memiliki toko online dan toko fisik dengan harga yang bersaing.
Daftar Pustaka AISI. (2016). Produksi dan Penjualan Sepeda Motor di Indonesia. Diunduh dari http: //www.aisi.or.id/statistic/ BPS. (2015). Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia. Diunduh dari https://www.bps. go.id/linkTableDinamis/view/id/1133 Fine, L. G. (2009). The SWOT Analysis: Using your Strength to overcome Weaknesses, Using Opportunities to overcome Threats. Diunduh dari http://lawrencefine.com / downloads/SWOT%20-%20PDF.pdf Kapoor, J. R., Hughes, R. J., & Pride, W. M. (2009). Introduction to Business, 10e. Diunduh dari https://www.cengagebrain.co. uk/content/pride37515_14390 3751502.01_ chapter01.pdf Kasmir & Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana. Motoexpertz. (2016). Desain Interior Milik Toko RC Motogarage. Diunduh dari http://www. motorexpertz.com/read/2016/05/17/11365/ Tempat-Ngariung-Komunitas-Motor-di Bandung-Markas-Baru-RC-MotoGarageJuga-Resmi-Jadi-Dealer-Sena Osterwalder, A. & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons. Porter, M. E. (1980). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors With a new Introduction. London: Collier Macmillan. Santoso, S. (2008). Panduan Lengkap Menguasai SPSS. Jakarta: Gramedia Suliyanto. (2010). Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis. Yogyakarta: ANDI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Diunduh dari http://www.bi.
go.id/id/tentang-bi/uubi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf Vaus. D. A. De. (1985). Surveys in Social Research. Malaysia: SRM Production Services Sdn Bhd.