RELEVANSI SIKAP BERAKUNTANSI PELAKU UMKM MUDA DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA Ayu Dwudyah Rini, Kaziah Laturette PENGARUH ASIMETRIS INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS DAN BIAYA UTANG DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Jasman DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA AKHIR APLIKASI ERP FREE OPEN SOURCE ADEMPIERE PADA USAHA KECIL MENENGAH: STUDI KASUS PADA UKM BLESSING Dionysia Kowanda, Muhammad Firdaus, Rowland Bismark Fernando Pasaribu SENSITIVITAS DOLLAR, YUAN, YEN DAN SBI TERHADAP IHSG Umi Murtini dan Cynthia Septivanie ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATU BARA Augustpaosa Nariman LEVERAGE DAN OPNI AUDIT GOING CONCERN Kaihatu Bryan Petrus dan Christine Novita Dewi
Vol.12
No. 2
Hal. 85-173
Agustus 2016
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ISSN : 0216-5082 Ketua Penyunting Perminas Pangeran
Dewan Penyunting Erni Ekawati (Universitas Kristen Duta Wacana) I Putu Sugiartha Sanjaya (Universitas AtmaJaya) Jogiyanto Hartono (Universitas Gadjah Mada) Mahatma Kufepaksi (Universitas Lampung) Murti Lestari (Universitas Kristen Duta Wacana) Pembantu Pelaksana Tata Usaha (Administrasi, Desain, Distribusi dan Pemasaran) Elisonora Guruh Bramaji Lukas Surya Wijaya
Alamat Penyunting dan Tata Usaha Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wahidin S. No. 5-19, Yogyakarta 55224 Telp( 0274 ) 563929, Fax : ( 0274)513235 www.ukdw.ac.id/jrak/
Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan (JRAK) terbit sejak Februari 2005. Terbit dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian, kajian analitis kritis dan tinjauan buku dalam bidang Akuntansi dan Keuangan. Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik dengan format seperti tercantum pada Pedoman Penulisan Artikel yang terlampir di halaman belakang.
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA… Kowanda, Pasaribu, dan Fikriansyah
JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN Volume 12, No. 2, Agustus 2016: 111-129
DETERMINAN KEPUASAN PENGGUNA AKHIR APLIKASI ERP FREE OPEN SOURCE ADEMPIERE PADA USAHA KECIL MENENGAH: STUDI KASUS PADA UKM BLESSINGS Dionysia Kowanda (
[email protected]) Muhammad Firdaus (
[email protected]) Rowland Bismark Fernando Pasaribu (
[email protected])
Abstract In a small-sized to big-sized company, evaluate the accounting information system success is essential, yet not always been seamless. Successful implementation of a system can be indicated by measuring its user satisfaction. This study aims to measure Adempiere ERP Open Source end-user satisfaction at Blessings SME’s . This study employs three variables from The Updated DeLone and McLean Information System Success (2003), namely information system quality, information quality, and service quality, 2 variables from Technology Acceptance Model (TAM) as well, namely perceived usefulness and perceived ease of use, and also takes top management support as another consideration. Data were collected by distributing questionnaires to the respondents directly concerned. The findings showed that information quality, perceived usefulness, perceived ease of use, and top management support have significant positive impact to Adempiere ERP Open Source end-user satisfaction, whereas information system quality and service quality have positive impact but not significantly. Keywords: information system quality, information quality, service quality, perceived usefulness, perceived ease of use, top management support, end user satisfaction, accounting information system PENDAHULUAN Dibanding zaman dahulu, laju perkembangan dalam bidang teknologi informasi (TI) dewasa ini sangat pesat. Pengaruhnya pun sangat dominan terhadap kebutuhan manusia untuk memperoleh informasi dengan cepat, khususnya bagi perusahaan-perusahaan. Perkembangan ini nyata dari semakin luasnya penerapan teknologi informasi dalam industri, perdagangan maupun pendidikan selama beberapa dekade terakhir. Peranan TI sangat terasa dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan keterangan atau informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas merupakan kebutuhan setiap perusahaan yang menginginkan keunggulan dalam kompetisi bisnis. Menurut Syam (1999) dan Indriantoro (2000) dalam Sekundera (2006), penerapan TI bagi perusahaan mempunyai peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh keunggulan bersaing. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk mengikuti gerak laju teknologi informasi yang sangat cepat dan dinamis. Bagi yang tidak sanggup mengikuti, harus siap tertinggal jauh dari persaingan bisnis. Penggunaan TI dalam suatu perusahaan dan aktivitas para penggunanya yang dikombinasikan untuk mendukung operasi dan manajemen organisasi berkaitan dengan sistem informasi. Selaras dengan konsep sistem suatu perusahaan, sistem informasi berbasis komputer (computer based information system) memiliki model dasar: Input-Proses-Output. Data dan serangkaian fakta-fakta mentah yang belum dapat dimanfaatkan (Input) diproses dan dikonversi oleh suatu sistem kerja
111
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 112
yang mengelompokan dan mengolah data-data tersebut sedemikian rupa, yaitu sistem informasi yang di adopsi oleh perusahaan (Proses), sehingga data-data dapat saling terhubung satu sama lain menjadi sebuah kesatuan yang saling mendukung dan mempunyai kualitas nyata yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan, yang disebut sebagai informasi (Output). Pengelolaan dan pengolahan informasi menggunakan teknologi informasi akan memudahkan penggunanya dalam menghasilkan suatu informasi yang berkualitas, tepat, cepat, akurat dan berguna bagi penerimanya. Sistem informasi yang akurat dianggap menjadi isu yang paling penting untuk memasok segala kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, manajemen sistem informasi dan penerapan teknologi yang canggih dan memadai adalah basis yang mutlak agar tetap unggul dalam persaingan. Kualitas sistem informasi berkaitan dengan lima aspek, yaitu: manusia (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data dan jaringan (Tananjaya 2012). Informasi berkualitas dapat dimungkinkan hanya jika sistem dan sub-sub sistemnya terintegrasi dengan baik. Dimulai dari basisnya, yaitu penggunaan komputer, yang terintegrasi antara komponen hardware, software, brainware. Masing-masing komponen berperan penting untuk mendukung beroperasinya sistem informasi ini. Hardware berperan dalam mendukung pengoperasian aplikasi, seperti jaringan dan peralatan pendukung lainnya. Sistem informasi perusahaan yang akan diterapkan sendiri bergantung pada aplikasi (software) yang dipakai untuk memproses data. Dan brainware, atau tenaga manusia yang mengoperasikan dan berinteraksi langsung dengan sistem tersebut. Mengadopsi sistem informasi mana yang nantinya akan diterapkan juga bukan perkara sepele. Sebelumnya para pengguna harus paham unsur-unsur apa saja yang terdapat di dalam sistem informasi tersebut. Kemudian sistemnya dikembangkan sesuai dengan kebutuhan user yang akan berinteraksi secara langsung. Sistem informasi juga perlu didukung oleh komunikasi data. Komunikasi data yang baik didukung oleh sumber data, media transmisi (pengiriman), dan receiver (penerima data) yang lengkap, sehingga sistem informasi dapat mengolah, mengubah, dan mengirimkan data ke dalam bentuk informasi yang berkualitas. Faktor jaringan juga patut untuk diberi perhatian. Teknologi informasi modern yang memiliki jaringan selalu memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi. Jaringan bermanfaat dalam pelaksanaan efisiensi sumber daya, dan mempertahankan kualitas informasi yang dihasilkan tetap handal. Selain itu, proses komunikasi data dapat dilakukan dengan cepat, sehingga pengguna dimungkinkan untuk melakukan akses jarak jauh ke data terpusat. Akuntansi sendiri, yang dulunya diproses secara manual, juga terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi. Salah satu contoh sistem informasi adalah akuntansi. Oleh sebab itu ada yang dikenal dengan Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Secara menyeluruh, SIA adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar akuntansi dengan tujuan memenuhi kebutuhan perusahaan akan informasi akuntansi. Data berupa bukti-bukti transaksi perusahaan (Input) dikelompokan dan diolah kedalam catatan-catatan akuntansi sesuai dengan sistem atau prosedur akuntansi yang diadopsi perusahaan (Proses), yang kemudian diolah untuk menghasilkan suatu informasi bermanfaat berupa laporan keuangan (Output) baik untuk pihak eksternal maupun internal perusahaan. Sekarang, sistem informasi akuntansi dapat diproses menggunakan aplikasi atau perangkat lunak yang diterapkan pada komputer (Computerised Accounting System/CAS). Metode pemrosesan akuntansi secara manual bisa memakan waktu lebih lama, sedangkan metode pemrosesan akuntansi terkomputerisasi dapat menghasilkan informasi berupa laporan keuangan dengan cepat dan tepat sehingga menghemat waktu. Berdasarkan hal tersebut banyak perusahaan yang bergerak baik dalam bidang jasa, dagang, atau manufaktur menggunakan sistem akuntansi terkomputerisasi pada sebagian besar kegiatan dan proses pengolahan datanya. Perkembangan pesat dari TI yang merambah ke industri bisnis dan keuangan terbukti pada penggunaan SIA yang terkomputerisasi berdasarkan dengan dukungan perangkat lunak (software) akuntansi yang sangat mudah ditemui dewasa ini, mulai dari yang gratis sampai yang berbayar. Beberapa contoh aplikasi ERP Open Source diantaranya adalah Open ERP, Openbravo, ERP5, Opentaps, Compiere, Adempiere, WebERP, BlueERP. Informasi telah menjadi aktiva tidak berwujud, yang jika dikelola dengan baik, dapat digunakan untuk meningkatkan sumber-sumber perusahaan lainnya (Istianingsih dan Wijanto, 2008). Aplikasi ERP yang dibuat sesuai dengan standar akuntansi tentu akan menghasilkan pengolahan data akuntansi yang baik dan informasi yang berkualitas (Tananjaya, 2012). Supaya informasi yang dihasilkan dapat berkualitas, ada
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 113
syarat-syarat penting yang patut diperhatikan dalam pengimplementasiannya. Antara lain pemilihan aplikasi ERP yang tepat sesuai dengan kebutuhan proses bisnis dan informasi perusahaan. Pemilihannya bisa didasarkan atas kompleksitas sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Selain kompleksitas, kelengkapan fitur-fitur yang ditawarkan pada aplikasi ERP juga patut untuk dipertimbangkan. Sayangnya, penerapan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan tidak selalu berjalan mulus. Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem (DeLone dan Raymond dalam Komara, 2006). Secara teknis sistem informasi dan teknologi yang digunakan memang sudah baik, tapi dalam penerapannya masih banyak yang gagal. Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian paket perangkat lunak akuntansi adalah ketidaksesuaian fitur perangkat lunak tersebut dengan proses bisnis dan informasi yang diperlukan organisasi (Janson dan Subramanian, 1996 dalam Istianingsih dan Wijanto, 2008). Jadi, suatu sistem dikatakan gagal diterapkan ketika sistem tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada, tidak mampu memberi efek manfaat terhadap para penggunanya serta sulit untuk digunakan. Sebaliknya, penerapan sistem informasi akuntansi dapat dikatakan berhasil ketika tujuan perangkat lunak akutansi yang dipakai tercapai, yaitu dapat memberikan nilai guna yang nyata bagi pengguna informasi. Untuk itu, sistem informasi yang diadopsi oleh perusahaan dan bagaimana pengembangan dan penyesuaian sistem terhadap kebutuhan-kebutuhan terkini dari karyawan selaku user sangat memengaruhi keberhasilan software akuntansi yang diimplementasikan. Karena kegagalan pengembangan sistem dapat menyebabkan hilangnya kesempatan, adanya duplikasi perkerjaan, sistem yang tidak kompatibel, dan pembuangan sumberdaya (Kustono, 2011). Faktor manusia sebagai pengguna sistem juga turut memengaruhi keberhasilan implementasi software. Christopher (1992) dalam Widuri (2010) menyatakan, secara ideal keberadaan sebuah sistem informasi berbasis komputer dalam suatu organisasi dapat diterima dengan penuh antusias oleh para penggunanya, namun salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam memanfaatkan sistem informasi adalah faktor perilaku manusianya sebagai pengguna sistem. Penelitian oleh Ismail (2009) dalam Ratnaningsih dan Suaryana (2014) menyatakan bahwa partisipasi manajer dapat mempengaruhi pengguna untuk mengembangkan perilaku positif yang akan meningkatkan efektivitas sistem. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Raghunathan dalam Septriani, 2010). Dan hasil penelitian dari Septriani (2010), tingginya pemahaman, minat, dukungan dan pengetahuan sistem informasi yang dimiliki oleh manajemen puncak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan penggunanya dan memiliki hubungan kuat dengan efektivitas sistem informasi. Dengan adanya peran dukungan dan partisipasi aktif dari pihak manajemen organisasi, antusiasme para pengguna dapat semakin meningkat dan cenderung untuk ingin tetap menggunakan aplikasi yang diadopsi. Ketika ada sikap yang menunjukkan keinginan untuk menambah fitur pendukung, ada motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi orang lain untuk menggunakan teknologi informasi tersebut, dapat dikatakan adopsi teknologi sistem informasi yg dilakukan perusahaan telah berhasil (Budiman dan Arza, 2013). Implementasi aplikasi ERP Free Open Source Adempiere yang berhasil pada perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai sistem informasi yang mana dalam jangka pendek maupun panjang akan menghasilkan kinerja SIA yang baik. Kinerja SIA yang baik juga dapat diindikasikan oleh tingkat kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Mengingat peran penting dari software akuntansi, maka perlu diadakan evaluasi atas keberhasilan implementasi dengan mengukur tingkat kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Model kesuksesan sistem informasi telah banyak dikembangkan oleh para peneliti (Bailey dan Person, 1983, DeLone dan McLean, 1992, Seddon, 1997, Rai et al., 2002 dalam Radityo dan Zulaikha, 2007). Menurut Istianingsih dan Wijanto (2008), jika pemakai merasa tidak puas dengan software yang digunakan, mereka akan mencari cara agar sistem tersebut tidak lagi digunakan. EUCS (End User Computer Satisfaction) dapat digunakan sebagai sinyal bagi manajemen untuk mengatasi kesulitan dan ketidaksesuaian ini. Evaluasi berdasarkan model instrumen yang dibuat oleh Doll dan Torkzadeh (1988) ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem telah dilaksanakan sesuai dengan aspek isi (content), ketepatan (accuracy), bentuk/ukuran (format), kemudahan penggunaan (ease), ketepatan waktu (timeliness)
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 114
yang memberikan pengaruh terhadap sikap pengguna dan pada akhirnya kepuasan pengguna akhir. Ilias dan Razak (2011) meneliti kesahihan model instrumen ini pada sektor publik. Penelitiannya menggunakan 5 dimensi dan instrumen dari EUCS tersebut ditambah dengan instrumen kepuasan dengan kecepatan sistem yang diadaptasi dari Chin dan Lee (2000) dan instrumen keandalan sistem yang dikembangkan sendiri. Hasil penelitian menyatakan bahwa dimensi dan instrumen yang ditinjau kembali dengan beberapa perubahan terhadap instrumen-instrumen dalam EUCS tetap valid dalam mengukur tingkat kepuasan pengguna akhir terhadap penggunaan Sistem Akuntansi Terkomputerisasi (Computerised Accounting System). Model instrumen lain yang banyak dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna akhir suatu sistem informasi adalah model Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama kali dikenalkan oleh Davis F.D (1989). Secara singkat instrumen ini menyatakan bahwa perilaku pengguna dan niat untuk berperilaku adalah fungsi dari sikap seseorang terhadap perilaku dan persepsi mereka tentang perilaku. Dengan demikian, perilaku adalah fungsi baik dari sikap dan keyakinan (Landry, Griffeth, and Hartman, 2006). Dalam penelitiannya, Sekundera (2006) menggabungkan dua model instrumen yaitu TAM yang dikembangkan oleh Davis (1989) yang kemudian diadopsi oleh Sefan Linders (2004) dengan EUCS yang diterapkan dalam lingkungan mandatory system. Model ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem yang berjalan dengan persepsi pengguna mengenai kemanfaatan/kegunaan (Usefulness) dan kemudahan (Ease of Use) memengaruhi sikap dan perilaku (attitude/behavioural) pengguna dan pada akhirnya terhadap kepuasan pengguna akhir. Ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem informasi yang baru diadopsi, aspek persepsi usefulness dan persepsi ease of use memengaruhi keputusan mereka untuk menyikapi sistem tersebut. Davis mendefinisikan kemanfaatan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan dari penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja, menambah produktivitas, dan peningkatan prestasi kerja serta kinerja orang yang menggunakannya (Anshar, 2013). Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan, menurut Tsui Wa (2002) dalam Anshar (2013), merupakan suatu persepsi dimana seseorang akan berpikir bahwa betapa mudahnya menggunakan suatu teknologi infomasi dalam mendukung aktivitasnya. Selain EUCS dan TAM, model instrumen lainnya adalah model yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean (1992). Model ini kemudian dikenal sebagai model keberhasilan sistem informasi DeLone & McLean (D&M Information System Success Model). DeLone dan McLean (1992) dalam Istianingsih dan Wijanto (2008) menyampaikan taksonomi mengenai enam faktor yang menjadi dasar pengukuran keberhasilan sistem informasi. Keenam kategori tersebut adalah kualitas informasi, kualitas sistem, penggunaan sistem, kepuasan pengguna akhir, dampak individual, dan dampak organisasional. “Kualitas sistem” menjadi pengukur keberhasilan teknik; “kualitas informasi” menjadi pengukur keberhasilan semantik; dan “penggunaan sistem, kepuasan pengguna, dampak individual”, dan “dampak organisasional” menjadi pengukur keberhasilan efektifitas. Menurut Shannon dan Weaver (1949) dalam DeLone dan McLean (2003), tingkat teknis komunikasi adalah sebagai akurasi dan efisiensi sistem komunikasi yang menghasilkan informasi. Tingkat semantik adalah keberhasilan informasi dalam menyampaikan arti yang diinginkan. Dan, tingkat efektivitas adalah efek dari informasi pada penerima. Sejak diusulkannya model interaktif keberhasilan sistem informasi D&M pada tahun 1992 dengan keberhasilan implementasi sistem informasi sebagai variabel dependen, hampir 300 artikel terbit dengan merujuk pada model instrumen ini. Popularitas model instrumen yang meluas merupakan bukti yang kuat akan kebutuhan kerangka yang komprehensif mengenai penelitian sistem informasi yang terintegrasi. Model instrumen ini sederhana tapi lengkap. Walaupun D&M IS Success Model dipublikasikan pada tahun 1992, sampai hari ini model ini cukup sahih dalam mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan pengimplementasian suatu sistem informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa model ini telah mendapat banyak perhatian dari para peneliti selanjutnya. Penelitian empiris terhadap Model DeLone dan McLean (1992) yang dilakukan oleh McGill et al. (2003) menemukan bahwa perceived information quality dan perceived system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction (Radityo dan Zulaikha, 2007). Studi lain dilakukan oleh Istianingsih dan Wijanto (2008) untuk mengukur kepuasan pengguna software akuntansi dengan menggunakan modifikasi model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992) dan model Seddon (1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sistem
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 115
informasi, kualitas informasi, perceived usefulness, dan seluruh instrumen pengukur EUCS berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna software akuntansi. Karena popularitasnya yang meningkat, tidak heran jika model ini menuai banyak kritik. Seperti kritik dari Seddon (1997) yang menyatakan bahwa proses dan kausal adalah dua konsep yang berbeda dan membingungkan untuk digabungkan (DeLone dan McLean 2003). Menanggapi kritik tersebut, DeLone dan McLean (2003) melakukan pembaruan pada model. Mereka menyebutnya sebagai model keberhasilan sistem informasi D dan M yang diperbarui (Updated D&M IS Success Model). Mengacu pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelum maupun sesudahnya, ada tiga dimensi yang ditambahkan pada model ini. Pertama, dimensi kualitas pelayanan ditambahkan pada dimensi kualitas sistem dan kualitas informasi. Kedua, variabel dampak individual dan variabel dampak organisasional digabungkan menjadi variabel manfaatmanfaat bersih (net benefits). Penggabungan variabel-variabel ini dilakukan dengan tujuan untuk tetap menjaga model tetap sederhana namun lengkap. Ketiga, pada dimensi penggunaan sistem ditambahkan alternatif dimensi minat pemakai (intention to use). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Istianingsih dan Utami (2009) mendapati bahwa kualitas layanan, kualitas sistem, dan kualitas informasi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi, dan kepuasan pengguna sistem informasi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja individu. Purwaningsih (2010) juga mendapati bahwa kesuksesan penerapan sistem informasi yang diadaptasi pada PT Jamsostek dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, dan kepuasan pengguna serta kesesuaian tugas dan teknologi. Dimana kepuasan pengguna dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan. Penelitian yang dilakukan Livari (2005) dalam Radityo dan Zulaikha (2007) menunjukkan hasil bahwa perceived system quality dan perceived information quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction, namun tidak signifikan terhadap intensitas penggunaan sistem tersebut, dan user satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan bagi individual impact. Penelitian yang dilakukan Almilia dan Briliantien (2007) mendapati bahwa faktor dukungan manajemen puncak berhubungan signifikan dengan kinerja SIA untuk atribut kepuasan pemakai. Penelitian oleh AlAdaileh (2009) dalam Nursudi dan Sudarno (2013) menggunakan variabel kualitas informasi, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, dukungan manajemen dan kemampuan teknis pengguna untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna akhir sebagai indikator persepsi kesuksesan suatu sistem. Mengacu pada uraian diatas, untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna aplikasi ERP, peneliti tertarik untuk menggunakan 3 dimensi utama yaitu kualitas sistem informasi, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan berdasarkan model DeLone dan McLean yang telah diperbarui (2003) untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP. Alasannya karena model terbaru ini telah dimutakhirkan dengan adanya dimensi kualitas pelayanan. Dimensi ini sinkron untuk diterapkan dalam penggunaan aplikasi ERP. Selain itu penelitian ini juga menggunakan dimensi perceived usefulness dan perceived ease of use berdasarkan model TAM. Konsideran lain dalam penelitian ini adalah menambahkan faktor dukungan manajemen puncak. Penelitian ini menggunakan data primer sebagai sumber yang diperoleh dari penyebaran kuisioner dengan mengambil obyek pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere pada Usaha Kecil dan Menengah Blessings. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pengaruh kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas pelayanan, perceived usefulness, perceived ease of use dan dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free open source Adempiere. TELAAH LITERATUR Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi (End-User Satisfaction) Berhasil atau tidaknya proses implementasi suatu sistem informasi akuntansi sulit untuk dinilai. Namun dalam literatur penelitian maupun dalam praktek, user satisfaction seringkali digunakan sebagai ukuran pengganti dari efektivitas sistem informasi (Melone dalam Istianingsih dan Utami, 2009). Doll dan Torkzadeh mendefinisikan end-user satisfaction sebagai “affective attitude towards a specific computer application by someone who interacts with the application directly.” (Doll dan Torkzadeh dalam Istianingsih dan Utami, 2009). Doll dan Torkzadeh
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 116
mengembangkan model End-User Computing Satisfaction (EUCS) pada tahun 1988 dengan menggunakan kepuasan sebagai indikator untuk melihat keberhasilan implementasi dan pengembangan sistem informasi. Instrumen EUCS meliputi isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan (ease) dan ketepatan waktu (timeliness). Penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap keberhasilan implementasi maupun efektivitas sistem informasi menggunakan instrumen EUCS, telah banyak mendapati bahwa dimensi-dimensi atas kepuasan pengguna akhir sebagai tolak ukur tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dan meyakinkan. Istianingsih dan Wijanto (2008), dan Istianingsih dan Utami (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kelima dimensi tersebut memenuhi kriteria valid untuk merepresentasikan konstruk yang diukur yaitu user satisfaction. Septriani (2010) menyatakan bahwa semua instrumen tersebut pada variabel kepuasan pengguna adalah valid dan reliabel. Penelitian oleh Datsgir dan Mortezaie (2012) membuktikan isi, keakuratan, format laporan, mudah dimengerti, dan tepat waktunya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan penggunanya. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Dalam penelitian ini kualitas sistem informasi yang dimaksud adalah kualitas paket program aplikasi (software) yang digunakan yaitu kualitas software Navision. Menurut DeLone dan McLean (2003), kualitas sistem informasi yang terdapat dalam model keberhasilan sistem informasi mereka dapat diukur ke dalam dimensi kemudahan penggunaan (ease of use), fungsionalitas (functionality), keandalan (reliability), fleksibilitas (flexibility), kualitas data (data quality), portabilitas (portability), integrasi (integration), dan kepentingan (importance). Kualitas sistem informasi dapat terlihat dari kemampuan software untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan keinginan penggunanya. Keluaran akhir berupa laporan keuangan yang dihasilkan melalui proses siklus akuntansi dengan menggunakan software akan berkualitas jika software yang digunakan juga berkualitas. Informasi yang berkualitas tentu akan memengaruhi kepuasan pengguna akhirnya. Karenanya, kualitas sistem informasi menjadi sinyal utama dalam mengukur tingkat kepuasan pengguna akhir suatu aplikasi. Banyak peneliti menggunakan kualitas sistem informasi sebagai tolak ukur kepuasan penggunanya. Seperti Baridwan dan Hanum (2007), Istianingsih dan Wijanto (2008), Istianingsih dan Utami (2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012), Tananjaya (2012), Fendini, Kertahadi, dan Riyadi (2013), Wijayanto (2013) dan Nursudi dan Sudarno (2013) telah membuktikan bahwa kualitas sistem secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna akhir sistem informasi. Indriani dan Adryan (2009) yang meneliti pengaruh kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan satu per satu dimensi kualitas sistem mendapati dimensi reliabilitas, fleksibilitas, dan fungsionalitas berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Dari penelitian-penelitian sebelumnya diatas, peneliti mengharapkan tingginya kualitas sistem informasi akan meningkatkan kepuasan pengguna akhirnya. Maka, hipotesis 1 dinyatakan: H1 :
Kualitas sistem informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere.
Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Menurut DeLone dan McLean (2003), kualitas informasi yang terdapat dalam model keberhasilan sistem informasi mereka dapat diukur ke dalam dimensi akurasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan (completeness), relevansi (relevance), dan konsistensi (consistency). Menurut Hall (2010) dalam Fardinal (2013) menyatakan bahwa pada dasarnya, tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah untuk: (a) menyajikan informasi tentang sumber daya organisasi yang digunakan, (b) menyajikan informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, dan (c) menyajikan informasi untuk membantu personil operasional berhasil melaksanakan tugasnya secara efisien dan efektif. Simpulannya, informasi adalah keluaran yang dihasilkan oleh sistem informasi. Maka kualitas informasi berfokus pada hasil keluaran suatu sistem informasi, serta tingkat kualitas keluaran bagi pengguna.
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 117
Dalam penelitian ini informasi yang dimaksud adalah laporan keuangan yang akan digunakan baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. Hendaknya aplikasi ERP yang digunakan mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan penggunanya, karena semakin berkualitas laporan keuangan yang dihasilkan, semakin tepat keputusan yang akan diambil perusahaan dan semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP, berlaku juga sebaliknya. Pendapat diatas didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Istianingsih dan Wijanto (2008), Istianingsih dan Utami (2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012), Fendini et. al (2013), Nursudi dan Sudarno (2013) bahwa kualitas informasi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna akhir. Namun pengujian yang dilakukan oleh Radityo dan Zulaikha (2007), dan Wijayanto (2012) mendapati bahwa kualitas sistem informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, yang diasumsikan karena sebagian besar responden kurang memahami kualitas informasi. Baridwan dan Hanum (2007) mendapati pada penelitiannya bahwa pengaruh kualitas informasi memberikan kontribusi paling kecil dan tidak menimbulkan peningkatan terhadap kepuasan pemakai. Zunaidi, Waluyo, dan Agustini (2011) yang meneliti pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna mendapati dimensi ketepatan waktu, dan relevansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai, sedangkan dimensi akurasi informasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kepuasan pemakai. Berdasarkan gap penelitian yang terjadi, maka pada penelitian ini peneliti ingin menguji kembali pengaruh kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Maka hipotesis 2 dinyatakan: H2 : Kualitas informasi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere) Dalam penelitian ini pelayanan yang dimaksud adalah jasa yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi yang digunakan. Menurut DeLone dan McLean (2003), kualitas pelayanan yang terdapat dalam model keberhasilan sistem informasi mereka dapat diukur ke dalam dimensi wujud fisik (hardware, software, brainware) yang nyata (tangibles), keandalan (reliability), kesiapan (responsive), jaminan (assurance), dan empati (emphaty). Pihak penyedia informasi mempunyai peran ganda, yaitu menghasilkan produk informasi, dan menyediakan layanan dukungan untuk pihak pengembang pengguna akhir. Myers et al. (1997) dalam Istianingsih dan Utami (2009) menyatakan bahwa kualitas layanan seperti halnya dengan kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna. Ketika penyedia paket program software akuntansi menyediakan layanan yang berkualitas tinggi, dapat diperkirakan kepuasan pengguna software pun akan meningkat. Mendukung dugaan diatas, penelitian oleh Talitha dan Prasetya (2011) dan Setiawan dan Saputra (2012) yang menggunakan kelima dimensi kualitas pelayanan dalam model D&M yang diperbarui menyimpulkan bahwa kelima dimensi tersebut memang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna. Adiwinoto (2012) menyimpulkan bahwa dimensi availability, user freindliness, productivity, durability, responsiveness, timeless of support, reliability, dan integration berkorelasi positif dan sangat kuat terhadap kepuasan pengguna. Penelitian oleh Baridwan dan Hanum (2007), Istianingsih dan Utami (2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012), Nursudi dan Sudarno (2013) juga menunjukkan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dipengaruhi positif signifikan oleh kualitas pelayanan. Diptyana dan Agnestasia (2010) yang meneliti pengaruh kualitas layanan sistem informasi terhadap kepuasan pengguna mendapati dimensi reliability, responsiveness, dan emphaty mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, dan hanya dimensi assurance tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan penggunanya. Simpulannya adalah kepuasan pengguna software akuntansi turut dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dari penyedia paket aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Maka, hipotesis 3 dinyatakan: H3 : Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere.
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 118
Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Perceived usefulness atau persepsi kemanfaatan merupakan salah satu dari dua variabel yang ditempatkan dalam model Technology Acceptance Model (TAM) untuk menjelaskan perilakuperilaku pengguna software. Persepsi ini mengasumsikan jika teknologi dan sistem informasi yang digunakan dirasa memberikan manfaat nyata bagi pengguna, pengguna tersebut akan memberikan sikap positif dengan terus memanfaatkan teknologi dan sistem informasi. Simpulannya, persepsi atau sudut pandang seorang pengguna dalam melihat kemanfaatan dan efektivitas dalam penggunaan software dapat diketahui dari keputusannya untuk menerima software, dengan memercayai bahwa software tersebut memberi kontribusi positif bagi dirinya berkaitan dengan produktivitas, kinerja, dan efektivitas tugasnya. Ketika pengguna memutuskan untuk menerima software, dapat diindikasikan persepsi kemanfaatan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Beberapa penelitian yang mendukung dugaan diatas adalah yang dilakukan oleh Landry et. al (2006), Sekundera (2006), Istianingsih dan Wijanto (2008), yang mendapati kemanfaatan (usefulness) berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna, sehingga berpengaruh juga terhadap penerimaan (acceptance) penggunaan sistem informasi. Budiman dan Arza (2013) juga menemui bahwa persepsi kemanfatan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku untuk tetap menggunakan aplikasi sistem informasi. Ini berarti responden puas menggunakan sistem tersebut. Untuk mendukung konsistensi hasil penelitian-penelitian tersebut, hipotesis 4 dinyatakan: H4 : Perceived usefulness berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Pengaruh Perceived Ease Of Use (X5) Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Perceived ease of use (persepsi kemudahan penggunaan) merupakan variabel kedua yang terdapat dalam model TAM. Keberhasilan implementasi software tidak terlepas dari peran persepsi ini yang juga turut memengaruhi kepuasan pengguna akhir software. Persepsi ini mengasumsikan jika pengguna yakin bahwa software dapat dipahami dan dioperasikan dengan mudah tanpa upaya keras dalam menginput data, memproses data, sehingga memberikan informasi sesuai dengan keinginan pengguna, pengguna akan merasa puas dan memengaruhi perilakunya untuk tetap menggunakan software tersebut. Menurut Tananjaya (2012), penerapan software akuntansi berkaitan dengan masing-masing pemakai software yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda (perceived ease of use) dalam menggunakan suatu software akuntansi sehingga tingkat kepuasan pemakai terhadap software akuntansi juga berbeda-beda. Simpulannya, keputusan pengguna untuk menerima software tersebut diindikasikan oleh tingkat kepuasan penggunaan software tersebut yang dipengaruhi oleh kemudahan dalam penggunaannya. Hasil penelitian oleh Landry et. al (2006), Sekundera (2006), dan Budiman dan Arza (2013) mendukung dugaan diatas. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa ease of use (kemudahaan penggunaan) secara positif berpengaruh signifikan terhadap sikap penerimaan (acceptance) penggunaan sistem, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kemudahan penggunaan secara individu memuaskan pemakai akhir. Konsistensi hasil penelitian-penelitian tersebut semakin membuat nyata pengaruh perceived ease of use terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Maka, hipotesis 5 dinyatakan: H5 : Perceived ease of use berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Keberhasilan penerapan sistem informasi tidak akan mungkin terwujud jika tidak ada pedoman yang mengatur mengenai kegiatan sistem informasi. Manajemen puncak memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan sistem. Manajemen puncak bertanggung jawab untuk memberikan dukungan, seperti menyediakan aturan-aturan dan kebijakan
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 119
dalam segala kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan software akuntansi, menyediakan sarana dan prasarana untuk pengguna akhir software akuntansi, atau memberikan insentif sebagai bentuk reward atas kontribusi dan jasa karyawan pengguna akhir software akuntansi. Dukungan manajemen juga mengacu pada persetujuan dan dukungan terus menerus dari pimpinan dan manajemen selama proses pelaksanaan operasional dari sistem (Al-Adaileh, 2009 dalam Nursudi dan Sudarno, 2013). Dengan adanya dukungan dari manajemen puncak, proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi memperlihatkan kepada karyawan bahwa perubahan-perubahan yang dilakukan adalah penting dan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi dan kinerja karyawan. Ini berarti semakin tinggi dukungan yang diberikan manajemen puncak, semakin berpengaruh pada kepuasan karyawan pengguna akhir software akuntansi. Hal ini sejalan dengan hasil uji secara parsial dalam penelitian Komara (2006), Amilia dan Briliantien (2007), dan Septriani (2010) yang membuktikan bahwa dukungan top manajemen memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Ratnaningsih dan Suaryana (2014) juga menemui bahwa partisipasi manajemen secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Namun, dari hasil uji dalam penelitian Nursudi dan Sudarno (2013) didapati faktor dukungan manajemen berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat kepuasan pengguna aplikasi pelaporan keuangan pemerintah. Hal ini berarti dukungan manajemen tidak selalu sejalan dengan tingkat kepuasan pengguna, yang diasumsikan karena sistem penggunaan aplikasi bersifat mandatory, serta adanya perbedaan lingkungan manajemen pada penelitian tersebut dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini ingin menguji kembali tingkat kepuasan pengguna aplikasi ERP Free Open Source Adempiere yang dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak. Maka, hipotesis 6 dinyatakan: H6 : Dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere.
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operational Variable Variabel yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini terdiri dari 6 (enam) variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen. 1. Variabel independen (variabel bebas) berupa kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kualitas pelayanan, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak. 2. Variabel dependen (variabel terikat) berupa kepuasan dari pengguna akhir software akuntansi. Kualitas Sistem Informasi Kualitas sistem informasi berarti kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Fokusnya adalah performa dari sistem, yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna (DeLone dan McLean dalam Radityo dan Zulaikha, 2007). Variabel ini merupakan dimensi pertama dari tiga dimensi yang diadaptasi dari model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean yang diperbarui. Dimensi-dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas sistem informasi dalam model tersebut adalah kemudahan penggunaan (ease-ofuse), fungsionalitas (functionality), keandalan (reliability), fleksibilitas (flexibility), kualitas data (data quality), portabilitas (portability), integrasi (integration), dan kepentingan (importance). Selain itu digunakan juga kemampuan beradaptasi (adaptability), kecepatan respon (response time), kegunaan (usability) sebagai indikator tambahan. Kualitas Informasi Informasi adalah hasil keluaran dari sistem informasi. Maka kualitas informasi adalah penilaian pada hasil keluaran oleh sistem informasi, serta tingkat kualitas keluaran yang dirasakan oleh pengguna. Variabel ini merupakan dimensi kedua dari tiga dimensi yang diadaptasi dari model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean yang diperbarui. Dimensi-dimensi yang
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 120
digunakan sebagai indikator kualitas informasi adalah akurasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan (completeness), relevan (relevance), dan konsistensi (consistency). Indikator lain seperti kemudahan untuk dimengerti (ease of understanding), dan keamanan (security) juga digunakan dalam penelitian ini. Kualitas Pelayanan Kualitas atau mutu pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan. Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat dikatakan bermutu. Sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat dikatakan tidak bermutu, apabila kenyataan sama dengan harapan, maka pelayanan disebut memuaskan (Fitzsimmons dan Fitzsimmons dalam Baridwan dan Hanum, 2007). Dimensi kualitas sistem informasi dan kualitas informasi mungkin merupakan komponen kualitas yang paling penting. Namun DeLone dan Mclean (2003) menyatakan bahwa dimensi ketiga dari model kesuksesan sistem informasi ini dapat menjadi variabel yang paling penting. Dimensidimensi seperti wujud fisik nyata (tangibles), keandalan (reliability), kesiapan (responsive), jaminan (assurance), dan empati (emphaty) digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas pelayanan. Perceived Usefulness Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran penggunaan teknologi yang dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya (Budiman dan Arza, 2013). Satu dari dua variabel yang ditempatkan dalam model Technology Acceptance Model (TAM) ini mencakup dimensi kemanfaatan dan efektivitas. Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi kemanfaatan adalah menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier), bermanfaat (useful), menambah produktifitas (increase productivity). Sedangkan indikator yang digunakan mengukur dimensi efektivitas adalah mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness), mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance). Perceived Ease of Use Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan (Budiman dan Arza, 2013). Teknologi informasi sangat mudah dipelajari, teknologi informasi mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, teknologi informasi sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna, dan informasi sangat mudah untuk dioperasikan adalah indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur persepsi kemudahan penggunaan pengguna akhir. Dukungan Manajemen Puncak Dukungan top manajemen dalam penelitian ini diartikan sebagai pemahaman top manajemen tentang sistem komputer dan tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan tentang SI atau komputerisasi (Lee & Kim dalam Komara, 2006). Tingkat dukungan yang diberikan oleh top manajemen bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Raghunathan dan Raghunathan dalam Septriani, 2010). Kepuasan Pengguna Akhir Kepuasan pemakai menggambarkan keselarasan antara harapan dan hasil yang diperoleh dari adanya suatu sistem informasi. Kepuasan pemakai merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan yang diterima (Zunaidi, et. al 2011). Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kepuasan pengguna akhir adalah isi (content), akurasi (accuracy), bentuk (format), kemudahan penggunaan (ease of use), ketepatan waktu (timeliness).
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 121
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua individu karyawan pengguna akhir (end-user) paket program aplikasi (software) aplikasi ERP Free Open Source Adempiere pada UKM Blassings yaitu staff accounting, staff purchasing, staff inventory strategic, staff audit, staff finance, staff marketing, dan staff transportasi sebanyak kurang lebih 50 orang. Teknik pemilihan sampel adalah non-probability sampling, dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria: responden bekerja di departemen yang menggunakan ERP Free Open Source Adempiere; responden sudah berpengalaman menggunakan ERP Free Open Source Adempiere lebih dari satu 6 bulan. Metode ini digunakan dengan pertimbangan karena peneliti ingin mengetahui gambaran umum dari suatu keadaan, dan terbatasnya biaya serta waktu penelitian. Jumlah kuesioner yang dibagikan adalah 50 kuesioner. Tetapi besarnya sampel ditentukan berdasarkan jumlah responden yang mengembalikan kuesioner. Periode penelitian ini adalah mulai dari waktu penyebaran sampai pengumpulan kuesioner. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh langsung dari jawaban responden atas daftar kuesioner, dan data sekunder berupa berbagai literatur pustaka seperti jurnal-jurnal penelitian terdahulu, dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengirimkan kuesioner langsung ke tempat responden bekerja yang terdiri dari pertanyaan yang bersifat tertutup (closed questionnaires). Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dikategorikan menjadi 7 (tujuh) kategori, yaitu variabel kualitas sistem informasi terdiri dari 13 pertanyaan, variabel kualitas informasi terdiri dari 9 pertanyaan, variabel kualitas pelayanan terdiri dari 8 pertanyaan, variabel perceived usefulness (persepsi kemanfaatan) terdiri dari 8 pertanyaan, variabel perceived ease of use (persepsi kemudahan penggunaan) terdiri dari 6 pertanyaan, variabel dukungan manajemen puncak terdiri dari 6 pertanyaan, dan variabel kepuasan pengguna akhir software ERP Free Open Source Adempiere terdiri dari 10 pertanyaan. Seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur oleh indikator-indikator pertanyaan dalam bentuk skala Likert lima tingkat, yaitu: Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Ragu-ragu (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5) Kuesioner yang dibagikan disertai dengan permohonan kesediaan menjadi responden, penjelasan tujuan penelitian, dan petunjuk pengisian. Peneliti memberikan waktu satu minggu bagi responden untuk pengisian kuesioner. Pengumpulan data sekunder didapat dari metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal-jurnal penelitian terdahulu, skripsi, tesis, data yang diperoleh dan disajikan oleh pihak lain, internet, dan sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian. Uji Kualitas Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur berupa item-item pertanyaan dalam kuesioner sudah valid (layak) untuk mengukur variabel-variabel yang akan didefinisikan. Teknik korelasi yang digunakan adalah Spearman’s Rho Correlation uji 2 arah (two-tailed), dimana setiap skor item dikorelasikan dengan total skor item variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05 dan 0,01. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid ketika setiap item pertanyaan mampu mengukur sesuatu yang menjadi tujuan dari kuesioner tersebut. Tinggi rendahnya tingkat validitas akan menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dari hasil (data) dalam waktu yang berbeda. Indikator untuk mengukur reliabilitas penelitian ini adalah dengan menggunakan Cronbach’s Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 122
0,60. Koefisien Cronbach’s Alpha yang mendekati satu menunjukkan bahwa tingkat reliabilitasnya semakin tinggi dan baik. Teknik Analisis Data Analisis Regresi Berganda Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah disajikan, maka teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + ε Keterangan: Y β0 β1 – β6 X1 X2 X3 X4 X5 X6 ε
= Kepuasan Pengguna Akhir Software = Konstanta = Koefisien regresi variabel independen = Kualitas Sistem Informasi = Kualitas Informasi = Kualitas Pelayanan = Perceived Usefulness = Perceived Ease of Use = Dukungan Manajemen Puncak = Residual
HASIL DAN PEMBAHASAN
Demografi Responden Data berikut menyajikan informasi mengenai responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lamanya penggunaan software Navision. Untuk mendapatkan gambaran mengenai subyek penelitian, tabel berikut memperlihatkan profil dari responden
No 1
2
3
4
Tabel 1 Identitas Responden Keterangan Jumlah Jenis kelamin 30 a. Pria 10 b. Wanita 20 Usia 30 a. Dibawah/sama dengan 20 tahun b. 21 sampai dengan 30 tahun 29 c. 31 sampai dengan 40 tahun 1 d. Diatas 40 tahun Pendidikan terakhir 30 a. SMA/Sederajat 2 b. Diploma 2 c. Sarjana 25 d. Pasca Sarjana e. Lainnya 1 Lama penggunaan software 30 a. Dibawah/sama dengan 1 tahun b. Diatas 1 tahun 30
Persentase 100 33% 67% 100 97% 3% 100 7% 7% 83% 3% 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2014
Sesuai dengan kriteria pengambilan sampel, responden yang dijadikan sampel adalah responden yang sudah berpengalaman menggunakan software Navision lebih dari satu tahun. Maka
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 123
seluruh responden yang berjumlah 30 responden atau sebesar 100% telah menggunakan software Navision diatas 1 tahun. Mayoritas responden adalah wanita sebanyak 20 responden atau sebesar 67%, sedangkan sisanya sebanyak 10 responden atau sebesar 33% adalah pria. Jumlah responden yang berusia antara 21 sampai dengan 30 tahun sebanyak 29 responden atau sebesar 97%, dan responden yang berusia 31 sampai dengan 40 tahun sebanyak 1 responden atau sebesar 3%. Mayoritas pendidikan terakhir responden adalah Sarjana yaitu sebanyak 25 responden atau sebesar 83%. Jumlah responden dengan pendidikan terakhir SMA/sederajat sebanyak 2 responden atau sebesar 2%, dengan pendidikan terakhir Diploma sebanyak 2 responden atau sebesar 2%, dan yang mengisi lainnya sebanyak 3%.
4.3
Hasil
4.3.1
Statistik Deskriptif
System_Q Information_Q Service_Q Usefulness Ease Top_Man USAT Valid N (listwise)
Tabel 2 Descriptive Statistics N Minimum Maximum 30 3.2308 4.6154 30 3.2222 4.4444 30 1.0000 4.3750 30 3.2500 5.0000 30 2.8333 4.6667 30 2.0000 4.0000 30 2.8000 5.0000 30
Mean Std. Deviation 3.961538 .3503285 3.888889 .2903294 3.270833 .7906262 3.970833 .2836860 3.827778 .3726352 3.505556 .6228155 3.923333 .3549486
Sumber: Data primer diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, semua variabel mempunyai Mean atau nilai rata-rata yang tinggi mendekati nilai Maximum. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden telah memberikan penilaian yang cukup baik terhadap masing-masing instrumen variabel penelitian. Hasil Uji Hipotesis
Tabel 3 Implikasi dan Signifikansi Variabel Constant Kualitas Sistem Informasi Kualitas Informasi Kualitas Pelayanan Perceived usefulness Perceived ease of use Dukungan Manajemen Sig.F Adj.R2
B
-0.909 0.079 0.325 0.01 0.347 0.539 0.116 .000b 0.812
Sig.t
0.073 0.542 0.018 0.817 0.025 0.000 0.026
Tabel 4.3 menunjukkan persamaan regresi variabel kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kualitas pelayanan, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere sebagai berikut: Y = -0,909 + 0,079KSI + 0,325KI + 0,010KP + 0,347PU + 0,539PEU + 0,116Man Temuan lain dari penelitian ini adalah, secara simultan kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kualitas pelayanan, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Meski secara parsial ternyata hanya kualitas informasi, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak yang berpengaruh signifikan
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 124
terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Model penelitian ini juga mampu menjelaskan variasi kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere sebesar 81,2 persen, sementara sisanya sebesar 28,8 persen adalah oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini didapati empat faktor yang secara signifikan memengaruhi kepuasan pengguna akhir kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere di UKM Blesings. 4 faktor tersebut adalah kualitas informasi, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak. Variabel perceived ease of use memiliki tingkat signifikansi terbaik sebesar 0,000. Hal ini mencerminkan bahwa responden pengguna aplikasi ERP Free Open Source Adempiere memiliki persepsi bahwa software tersebut mudah untuk dioperasikan, dan responden merasa puas akan kemudahan penggunaan dari software tersebut. Variabel kualitas informasi berada di posisi kedua dengan tingkat signifikansi 0,018. Hal ini mencerminkan bahwa responden pengguna aplikasi ERP Free Open Source Adempiere mementingkan kualitas informasi yang dihasilkan oleh software tersebut, dan responden merasa puas akan informasi yang dihasilkan oleh software tersebut. Dalam penelitian ini juga didapati kualitas sistem informasi dan kualitas pelayanan yang memiliki tingkat signifikan tinggi masing-masing sebesar 0,542 dan 0,817 dengan hasil yang positif namun tidak signifikan. Hal ini mencerminkan bahwa kualitas sistem informasi dan kualitas pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya memenuhi harapan responden atau belum berjalan dengan optimal. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas sistem informasi yaitu software ERP-FOS Adempiere berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna akhirnya. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Radityo dan Zulaikha (2007) dimana variabel system quality dalam pengembangan sistem informasi manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap user satisfaction. Walaupun dalam penelitian ini kualitas sistem software ERP-FOS Adempiere tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan penggunanya, penulis yakin suatu sistem informasi jika diberi perhatian secara spesifik dalam segi kemudahan penggunaan (ease of use), fungsionalitas (functionality), keandalan (reliability), fleksibilitas (flexibility), kualitas data (data quality), portabilitas (portability), integrasi (integration), dan kepentingan (importance) akan memengaruhi kepuasan penggunanya sehingga pengimplementasian sistem tersebut dapat dikatakan berhasil. Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir software ERP-FOS Adempiere. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Istianingsih dan Wijanto (2008), Istianingsih dan Utami (2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012), Fendini et. al (2013), Nursudi dan Sudarno (2013) bahwa kualitas informasi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna akhir. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa segi akurasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan (completeness), relevansi (relevance), dan konsistensi (consistency) yang terdapat dalam dimensi kualitas informasi dirasakan secara nyata dari output berupa laporan keuangan yang dihasilkan. Semakin tinggi kualitas informasi yang dihasilkan oleh software ERP-FOS Adempiere akan semakin meningkatkan kepuasan penggunanya. Hal ini disebabkan karena pekerjaan mereka sangat bergantung pada akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan, relevansi, dan konsistensi laporan sebagai media alat bukti perpajakan, media pemerikasaan audit, dan pengambilan keputusan.
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 125
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia paket program ERP-FOS Adempiere berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna akhirnya. Sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang diimplementasikan di UKM Blessing rupanya belum cukup memenuhi kualitas pelayanan seperti yang diharapkan oleh penggunanya. Hasil ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Baridwan dan Hanum (2007), Istianingsih dan Utami (2009), Purwaningsih (2010), Santoso (2012), Nursudi dan Sudarno (2013) yang menyimpulkan bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dipengaruhi positif signifikan oleh kualitas pelayanan. Hasil yang berbeda ini mungkin disebabkan oleh responden yang sebagian besar adalah staf, mengingat posisi staf tidak berinteraksi terlalu banyak dengan pihak penyedia paket program Navision sehingga masih ada yang merasa ragu bahkan sangat tidak setuju bahwa segi-segi wujud fisik (hardware, software, brainware) yang nyata, keandalan, kesiapan, jaminan, dan empati benar-benar telah diberikan oleh pihak penyedia paket program ERP-FOS Adempiere. Pengaruh Perceived Usefulness Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir software ERP-FOS Adempiere. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Landry et. al (2006), Sekundera (2006), Istianingsih dan Wijanto (2008), dan Budiman dan Arza (2013) yang mendapati kemanfaatan (usefulness) berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna, sehingga berpengaruh juga terhadap penerimaan (acceptance) penggunaan sistem informasi. Hasil ini mencerminkan para pengguna memiliki persepsi bahwa software ERP-FOS Adempiere memberi kontribusi positif bagi mereka sehubungan dengan produktivitas, kinerja, dan efektivitas tugasnya sehingga mereka puas menggunakan software tersebut. Semakin tinggi manfaat yang mereka rasakan, akan semakin tinggi pula kepuasan yang mereka dapatkan. Pengaruh Perceived Ease of Use Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir software ERP-FOS Adempiere. Variabel ini memiliki tingkat signifikansi yang tertinggi dari variabel lainnya. Hal ini mencerminkan para pengguna memiliki persepsi bahwa baik dalam proses menginput data sampai pengolahan laporan keuangan software ERP-FOS Adempiere dapat dioperasikan dengan mudah tanpa perlu mengerahkan upaya yang keras. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Landry et. al (2006), Sekundera (2006), dan Budiman dan Arza (2013) yang menyimpulkan bahwa ease of use (kemudahaan penggunaan) secara positif berpengaruh signifikan terhadap sikap penerimaan (acceptance) penggunaan sistem, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kemudahan penggunaan secara individu memuaskan pemakai akhir. Semakin mudah dalam pengoperasiannya, kepuasan pengguna juga akan meningkat terhadap penggunaan software ERPFOS Adempiere. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Aplikasi ERP Free Open Source Adempiere Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir software ERP-FOS Adempiere. Dukungan yang dimaksud mengacu pada dukungan baik secara teknis maupun non teknis. Hasil penelitian ini mencerminkan bahwa dukungan manajemen puncak yang diberikan melalui kebijakan-kebijakan yang berlaku, adanya pengembangan sistem informasi, pemberian insentif maupun pemberlakuan hukuman tegas bagi karyawan sehubungan dengan pemanfaatan software ERP-FOS Adempiere memperlihatkan kepada karyawan bahwa perubahan-perubahan yang dilakukan adalah penting dan dapat meningkatkan kinerja mereka, sehingga berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam menggunakan software tersebut. Hasil ini mendukung hasil
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 126
penelitian yang dilakukan oleh Komara (2006), Amilia dan Briliantien (2007), Septriani (2010), dan Ratnaningsih dan Suaryana (2014) yang membuktikan bahwa dukungan top manajemen memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel kualitas sistem informasi, kualitas informasi, kualitas pelayanan, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak terhadap kepuasan pengguna akhir software akuntansi. Berdasarkan hasil olah data diperoleh hasil bahwa kualitas informasi, perceived usefulness, perceived ease of use, dan dukungan manajemen puncak yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir aplikasi ERP Free Open Source Adempiere. Saran Saran pengembangan bagi penelitian yang akan datang diharapkan menggunakan sampel dari perusahaan-perusahaan yang memakai aplikasi ERP Open Source yang berbeda yang mungkin bisa memberikan hasil yang berbeda dari penelitian ini. Selain itu, diharapkan memperbanyak jumlah sampel yang digunakan sehingga bisa memberikan kemampuan prediksi yang lebih baik. Penelitian ini terbatas pada pengguna software aplikasi berbasis ERP, maka penelitian yang akan datang bisa mengembangkan penelitian pada pengguna software aplikasi yang non-ERP.
DAFTAR REFERENSI Adiwinoto, Bambang. 2012. Kinerja Bagian Sistem Informasi Ditinjau Dari Kepuasan Dan Peningkatan Kinerja Pelanggan Internal Studi Kasus: STMIK Atma Luhur Pangkalpinang. Jurnal Online STMIK Atma Luhur, Pangkal Pinang. Almilia, Luciana Spica, dan Irmaya Briliantien. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Indonesia, Jakarta. Anshar, Satria Muhammad. 2005. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Keberhasilan Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah Dengan Persepsi Kemanfaatan, Sikap Pengguna Dan Perilaku Untuk Tetap Menggunakan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Online Universitas Negeri Padang, Padang. Badriwan, Zaki, dan Latifah Hanum. 2007. Kualitas dan Efektivitas Sistem Informasi Berbasis Komputer. TEMA, 8(2). Budiman, Fuad, dan Fefri Indra Arza. 2013. Pendekatan Technology Acceptance Model dalam Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah. Jurnal WRA, 1(1). Dastgir, Mohsen, Ahmad S. Mortezaie. 2012. Factors Affecting The End-User Computing Satisfaction. Business Intelligence Journal, 5(2). DeLone, William, and Ephraim McLean. 2003. The DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems, 19(4). Diptyana, Pepie, dan Stefy Agnestasia. 2010. Studi Atas Kualitas Jasa Sistem Informasi Pada Bisnis E-Voucher. Neo-Bis Jurnal Berkala Ilmu Ekonomi, 4(2). Fardinal. 2013. The Quality of Accounting Information and The Accounting Information System through The Internal Control Systems: A Study on Ministry and State Agencies of The Republic of Indonesia. Research Journal of Finance and Accounting, 4(6).
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 127
Fendini, Dian Septiayu, Kertahadi, dan Riyadi. 2013. Pengaruh Kualitas Sistem Dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna (Survei Pada Karyawan Pengguna Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat Di PT. PLN (Persero) Area Malang). Jurnal Adiminstrasi Bisnis, 4(1). Ilias, Azleen, Mohd Zulkeflee Abd Razak. 2011. A validation of the end-user computing satisfaction (EUCS) towards computerised accounting system. Global Business and Management Research, 3(2). Indriani, Mirna, dan Reza Adryan. 2009. Kualitas Sistem Informasi Dan Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, 2(1). Istianingsih, dan Setyo Hari Wijanto. 2008. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, Dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi XI. Istianingsih, dan Wiwik Utami. 2009. Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris Pada Pengguna Paket Program Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Di Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XII. Komara, Acep. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Maksi, 6(2): 143-160. Kustono, Alwan Sri. 2011. Pengaruh Keahlian Pengguna Terhadap Kinerja Sistem Informasi dengan Variabel Intervening Partisipasi, Kecemasan, Kepuasan, Derajat Penerimaan, dan Ketidakpastian Kerja. Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan Optimal, 5(1): 38-50. Landry, Brett J. L., Rodger Griffeth, and Sandra Hartman. 2006. Measuring Student Perceptions of Blackboard Using the Technology Acceptance Model. Decision Sciences Journal of Innovative Education, 4(1). Nursudi, Amin, dan Sudarno. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Pengguna Aplikasi Pelaporan Keuangan Pemerintah. Diponegoro Journal of Accounting, 2(3): 1-12. Purwaningsih, Susanti. 2010. Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi pada Sistem Informasi Pelayanan Terpadu Online (Studi Pada PT Jamsostek (Persero)). Aset, 12(2). Radityo, Dody, dan Zulaikha. 2007. Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus). Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Ratnaningsih, Kadek Indah, dan I Gusti Ngurah Agung Suaryana. 2014. Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi, Partisipasi Manajemen, Dan Pengetahuan Manajer Akuntansi Pada Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 6(1). Santoso, Hadi. 2012. Kajian Efektivitas Sistem Informasi Pangkalpinang Education Cyber City Berdasarkan Pendekatan Model Delone Dan Mclean : Studi Kasus Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang. Jurnal Online STMIK Atma Luhur, Pangkal Pinang. Sekundera P.L, Charlesto. 2006. Penerimaan Pengguna Akhir Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model Dan End User Computing Satisfaction Terhadap Penerapan Sistem Core Banking Pada Bank ABC. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Dipongoro, Semarang. Septriani, Evy. 2010. Pengaruh Kinerja Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna Pada PT. Bank Muamalat Indonesia (Tbk). Jurnal Ilmiah, Universitas Gunadarma, Jakarta. Setiawan, Erie, dan Andrea Saputra. 2012. Analisis Kualitas Layanan Sistem Informasi Akuntansi Gaji Pokok Pegawai Terhadap Kepuasan Pegawai Pada Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Skripsi Sarjana Komputer STMIK GI MDP.
JRAK, Volume 12, No. 2 Agustus 2016
Kowanda, Firdaus & Pasaribu
Halaman 128
Talitha, Tita, dan Adi Prasetya. 2011. Analisis Kualitas Pelayanan Penggunaan Sistem Paspor Terpadu Berbasis Biometrik Terhadap Kepuasan User (Studi Kasus Di Dinas Imigrasi Kota Semarang). Techno Science, 5(2). Tananjaya, Venia Agustines. 2012. Kualitas Sistem Informasi, Kualitas Informasi, Dan Perceived Usefulness Terhadap Keberhasilan Implementasi Software Akuntansi. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(3). Widuri, Retnaningtyas. 2010. Ketidakpastian Tugas Sebagai Variabel Moderator Terhadap Hubungan antara Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kepuasan Pengguna pada End User Computing. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 12(1): 41-52. Wijayanto, Heri. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kesuksesan Implementasi Enterprise Resources Planning dengan pendekatan Updated DeLone and McLean Information System Success Model. Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis, 1(1). Zunaidi, Makhbub, Dwi Eko Waluyo, dan Dewi Agustini. 2011. Analisis Pengaruh Akurasi, Ketepatan Waktu dan Relevansi Informasi Terhadap Kepuasan Pemakai Sistem Informasi ATEMIS On Web di PT TELKOM MSC Area IV Jawa Tengah dan DIY. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan.