RELEVANSI METODE PENCAPAIAN TARGET PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN MAHASISWA
Estu Lovita Pembayun* Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7 Palangka Raya
ABSTRAK Penguasaan suatu keterampilan membutuhkan banyak pengalaman belajar atau pengulangan dalam bentuk latihan sehingga memperkuat hubungan stimulus respon. Keterampilan terdiri dari beberapa rangkaian gerak yang spesifik dan saling terkait. Hubungan satu perangkat stimuli dengan satu gerakan dapat dipelajari dalam satu kali percobaan, tetatpi untuk mendapatkan keterampilan yang utuh diperlukan banyak latihan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana metode pencapaian target pemeriksaan kehamilan masih relevan digunakan untuk menilai keterampilan mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis untuk melihat apakah terdapat perbedaan keterampilan yang signifikan antara mahasiswa yang jumlah pencapaian targetnya sedikit dengan yang lebih banyak. Populasinya adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Betang Asi Raya Palangka Raya yang telah melaksanakan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan I (PKK I). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pencapaian target pemeriksaan kehamilan mahasiswa paling banyak antara 11 – 20 kali (57.5%). Uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan yang signifikan antara mahasiswa yang jumlah pencapaian targetnyasedikit dengan yang jumlah pencapaiannya lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa metode pencapaian target untuk menilai ketercapaian kompetensi atau keterampilan mahasiswa untuk saat ini menjadi kurang relevan. Mahasiswa yang jumlah pencapaiannya lebih banyak tentunya diharapkan keterampilannya akan lebih baik dibanding dengan yang pencapaiannya lebih sedikit. Namun ternyata ada juga yang pencapaiannya banyak tetapi tidak terampil atau sebaliknya pencapaiannya banyak tetapi malah keterampilannya lebih baik. Perlu dipikirkan metode yang lebih relevan.
Kata Kunci : Keterampilan; Target; Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
PENDAHULUAN
dengan bentuk tertulis.(Sukardi 2008) Pada
Usaha peningkatan kualitas pendidikan
pendidikan kebidanan metode penilaian tes
dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
dan nontes dilaksanakan secara bergantian
pembelajaran dan kualitas sistem penilaian
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
yang saling terkait. Sistem pembelajaran yang
dicapai.
baik akan menghasilkan kualitas belajar yang
Sebelum dinyatakan lulus sebagai Ahli
baik, sedangkan sistem penilaian yang baik
Madya
akan mendorong dosen untuk menentukan
diwajibkan
strategi mengajar yang baik dan memotivasi
keterampilan.
Salah
mahasiswa untuk belajar lebih baik. Secara
keterampilan
melakukan
garis besar metode evaluasi dalam pendidikan
kehamilan yang ditargetkan sebanyak 100 kali
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tes
selama pendidikan kebidanan.
dan nontes.
target ini bertujuan untuk melatih keterampilan
Tes biasanya direalisasikan
Kebidanan,
mahasiswa
memenuhi
kebidanan
sejumlah
target
satunya
adalah
pemeriksaan
Pencapaian
32
Pada survey pendahuluan terhadap 10
mahasiswa sebelum dinyatakan lulus sebagai ketika
orang mahasiswa, ditemukan beberapa titik
memasuki dunia kerja mereka dapat langsung
celah untuk melakukan manipulasi terhadap
menerapkan keterampilannya.
jumlah
Ahli
Madya
Kebidanan,
sehingga
laporan
asuhan
kehamilan
yang
praktik
dikumpulkan. Beberapa diantaranya misalnya
(baik di laboratorium kelas, rumah sakit,
hanya sekedar membuat laporan, atau satu
komunitas
kesehatan
pasien untuk beberapa praktikan. Oleh karena
lainnya) merupakan bagian penting dalam
itu, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
program pendidikan kesehatan. Pengalaman
gambaran yang utuh mengenai fenomena
belajar klinik di lahan praktik lebih difokuskan
manipulasi
ke arah penerapan pengetahuan, sikap dan
kehamilan
keterampilan profesional dengan memberi
dijadikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir
metode penilaian lain yang lebih akurat dan
kritis
relevan
Pengalaman
maupun
selama
pembelajaran
pelayanan
melakukan
tindakan
dalam
kondisi nyata di berbagai tatanan pelayanan
jumlah
target
khususnya. sebagai
dengan
pemeriksaan
Sehingga
acuan
dalam
pencapaian
dapat mencari
kompetensi
peserta didik.
kebidanan.(Pusdiknakes, 2006) Metode
penilaian
atau
evaluasi
METODE PENELITIAN
ketercapaian kompetensi mahasiswa yang
Penelitian ini merupakan penelitian
selama ini dilaksanakan dipandang tidak lagi
analitik dengan membandingkan perbedaan
relevan dengan situasi dan kondisi yang
antara kelompok variabel yang diteliti. Data
berkembang belakangan ini.
yang diolah dikumpulkan merupakan data
keterampilan
melakukan
Pencapaian pemeriksaan
sekunder
diambil
dari
buku
pencatatan
kehamilan dilaksanakan melalui perhitungan
pencapaian target kompetensi dan nilai ujian
jumlah
praktik keterampilan pemeriksaan kehamilan
pencapaian
target
pemeriksaan
kehamilan dengan laporan asuhan kehamilan
(ANC). Populasi pada penelitian ini adalah
sebagai acuannya. Banyaknya jumlah praktikan di lahan
seluruh mahasiswa Akbid Betang Asi Raya
praktik klinik dan keterbatasan kasus yang ada
Palangka Raya yang telah melaksanakan
serta jumlah instruktur klinik yang kompeten,
praktik klinik.
menjadi kendala tersendiri dalam melakukan
dilakukan secara purposive sampling, dengan
penilaian atau evaluasi terhadap pencapaian
jumlah sampel 40 orang. Pengambilan data
kompetensi peserta didik.
Sehingga jumlah
dilakukan pada bulan Agustus tahun 2016,
laporan asuhan kehamilan yang ditargetkan,
setelah mahasiswa selesai melaksanakan
dipandang
Praktik Klinik Kebidanan I.
tidak
relevan
lagi
untuk
mengevaluasi apakah kompetensi peserta didik
dalam
melakukan
kehamilan sudah tercapai.
pemeriksaan
Hasil
Teknik pengambilan sampel
penelitian
dianalisis
secara
univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Kruskal Wallis untuk menguji apakah 2
variabel
yang
dibandingkan
memiliki
perilaku yang dapat diamati.
Salah satu
definisi yang paling populer adalah definisi
perbedaan yang signifikan.
yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dikemukakan
oleh
Kimble
yang
mendefinisikan belajar sebagai perubahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang relatif permanen di dalam behavioral
ternyata sebagian besar mahasiswa Akbid
potentiality yang terjadi sebagai akibat dari
Betang
reinforced practice.(Hergenhahn, 2009)
Asi
mencapai
Raya
target
Palangka
Raya
pemeriksaan
telah
Menurut
kehamilan
definisi
Kimble
tersebut,
antara 11 sampai 20 kali yaitu sebanyak 23
belajar diukur berdasarkan perubahan dalam
orang
dengan
perilaku, dengan kata lain, hasil dari belajar
Test
harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku
(57.5%).
Uji
menggunakan
statistik
Kruskal
Wallis
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
atau tindakan yang dapat diamati.
Setelah
keterampilan yang signifikan (p value 0.515)
menjalani proses belajar, pembelajar akan
antara mahasiswa yang jumlah pencapaian
mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa
target pemeriksaan kehamilannya sedikit atau
mereka lakukan sebelum mereka belajar.
yang lebih banyak sebagaimana terlihat pada
Perubahan behavioral ini relatif permanen,
Tabel .1 berikut ini.
artinya hanya sementara dan tidak tetap. Perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi
Tabel 1.
Perbandingan keterampilan pemeriksaan
secara
kehamilan (ANC) dengan pencapaian
selesai. Kendati ada potensi untuk bertindak
target pemeriksaan kehamilan di Akbid Betang Asi Raya Palangka Raya tahun
langsung
setelah
proses
belajar
secara berbeda, potensi untuk bertindak ini mungkin tidak akan diterjemahkan ke dalam
2016. Pencapaian Target ANC
Persentase (%)
Frekuensi (f)
2 Nilai Uji Praktik 5 ANC
bentuk perilaku secara langsung. Dalam penelitiannya tentang proses
1-10
16
40
belajar, pelajar harus diberi persoalan, dalam
11-20
23
57.5
hal ini Thorndike melakukan eksperimen
>20
1
2.5
dengan sebuah puzzlebox.
Hasil temuan
penelitian Thorndike dikenal dengan teori Trial Kruskal Wallis
p value
Test
and Error.
0.515
Ciri-ciri belajar dengan teori ini
adalah adanya aktivitas, ada berbagai respon Belajar adalah salah satu topik paling penting dalam psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit didefinisikan. beberapa
tahun
kecenderungan
Sepanjang
belakangan
untuk
menerima
ini
ada definisi
belajar yang merujuk pada perubahan dalam
terhadap
berbagai
situasi,
ada
eliminasi
terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan
reaksi-reaksi
mencapai
tujuan.
Thorndike
menemukan
beberapa
hukum
belajar. Hukum kesiapan (Law of Readiness) dikemukakan oleh Thorndike dalam bukunya yang berjudul The Original Nature of Man 3
pada tahun 1913. Hukum kesiapan Thorndike
dan pengulangan sangat penting.
menyatakan bahwa ketika seseorang siap
sering berlatih atau mengulang suatu tindakan
untuk
maka
atau keterampilan, maka seseorang akan
Ketika
semakin terampil dalam melakukan suatu
suatu
tindakan atau keterampilan tertentu. (Uno,
melakukan
suatu
tindakan,
melakukannya akan memuaskan. seseorang
siap
untuk
melakukan
tindakan, maka tidak melakukannya akan
Semakin
2008)
menjengkelkan dan ketika seseorang belum
Pengulangan
serta
pengalaman-
siap melakukan suatu tindakan tetapi dipaksa
pengalaman
belajar
akan
semakin
melakukannya,
memperkuat
hubungan
stimulus
respons.
Pandangan
Psikologi
Conditioning
memberikan
dasar
maka melakukannya akan
menjengkelkan. (Iskandar, 2009) Hubungan
antara
satu
perangkat
yang
kokoh
juga bagi
stimuli dengan satu gerakan dipelajari secara
pentingnya proses latihan.
lengkap dalam satu kali percobaan, namun
berpandangan bahwa munculnya respons
proses belajar ini tidak melahirkan kemahiran
tidak saja disebabkan oleh adanya stimulus,
dalam
atau
akan tetapi lebih banyak disebabkan karena
mobil,
adanya stimulus yang dikondisikan. (Yamin,
menjalankan
keterampilan.
suatu
Misalnya
mengoperasikan
keahlian menyetir
komputer,
atau
bermain
Psikologi ini
2009)
sepak bola, semuanya itu adalah keahlian
Jadi
mahasiswa
yang
mengklaim
yang rumit yang terdiri dari banyak asosiasi
bahwa
respons stimulus dan salah satu dari ikatan
kehamilan sebanyak yang telah ia laporkan
atau asosiasi ini dipelajari secara menyeluruh
dalam bentuk laporan Asuhan Kebidanan
dalam satu percobaan.
(Askeb), berdasarkan teori belajar yang ada,
waktu
dan
latihan
Tetapi dibutuhkan
agar
asosiasi
yang
dibutuhkan bisa terwujud.
telah
melakukan
pemeriksaan
seharusnya memiliki pengalaman belajar yang lebih
Hal serupa juga dikemukakan oleh
ia
banyak.
Tentu
saja
seharusnya
keterampilannya juga lebih baik dari pada
Gagne (1979), belajar akan lebih sempurna
mahasiswa
apabila situasi dan respon dilakukan atau
Namun pada uji keterampilan di laboratorium
dipraktikkan berulang-ulang sehingga lebih
memperlihatkan
lama diingat.
jumlah targetnya sedikit tidak selalu tingkat
proses
Gagne mengatakan bahwa
pengulangan
merupakan
yang
pencapaiannya
bahwa
mahasiswa
sedikit.
yang
faktor
keterampilannya berada dibawah mahasiswa
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar.
yang jumlah targetnya lebih banyak, demikian
Faktor ekstern berkaitan dengan lingkungan di
juga sebaliknya.
luar diri peserta didik, misalnya guru, instruktur klinik, pelatih. (Pidarta, 2007)
Uji statistic juga telah menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan
Latihan menjadi sangat efektif apabila
mahasiswa dalam hal melakukan pemeriksaan
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pada
kehamilan yang signifikan antara mahasiswa
pembelajaran keterampilan, kegiatan latihan
yang jumlah pencapaian targetnya banyak 4
dengan mahasiswa yang pencapaiannya lebih
Pidarta
M.
Landasan
kependidikan:
stimulus ilmu pendidikan bercorak
sedikit.
Indonesia. 2007. Jakarta: Rineka Cipta KESIMPULAN
Sukardi HM. Evaluasi Pendidikan, Prinsip
Berdasarkan pembahasan hasil diatas, jumlah pencapaian target tidak sepenuhnya berelevansi dengan pencapaian keterampilan melakukan pemeriksaan kehamilan.
Hal ini
menunjukkan bahwa metode pengumpulan
dan Operasionalnya. 2008. Jakarta: Bumi Aksara. Uno HB.
Profesi kependidikan. 2008.
Jakarta: Bumi Aksara. Yamin HM. Strategi pembelajaran berbasis
target tidak dapat sepenuhnya dilakukan untuk
kompetensi. 2009.
langsung menilai pencapaian kompentesi atau
Persada Press.
Jakarta: Gaung
keterampilan mahasiswa. Perlu adanya metode penilaian lain sebagai pendamping untuk membandingkan apakah keterampilan mahasiswa telah benarbenar tercapai sesuai dengan pengalaman belajar yang dilaporkannya.
Sehingga tidak
lagi terjadi fenomena manipulasi laporan. Penting
sekali
untuk
ditanamkan
kepada mahasiswa bahwa penetapan jumlah target
bertujuan
untuk
memperbanyak
pengalaman belajar, jadi bukan terletak pada kuantitas atau jumlahya namun seberapa banyak
pengalaman
belajar
tersebut
memberikan kontribusi terhadap peningkatan keterampilannya
sampai
dapat
dikatakan
mahir. DAFTAR PUSTAKA Arikunto
S.
Dasar-dasar
Pendidikan.
2009.
Evaluasi
Jakarta:
Bumi
Aksara. Hergenhahn BR, Olson MH. Theories of learning. 2009. Jakarta: Kencana. Iskandar.
Psikologi
pendidikan,
sebuah
orientasi baru. 2009. Jakarta: Gaung Persada Press. 5