Rektor Beri Apresiasi Peraih Perunggu Olimpiade Matematika Asal FK UNAIR NEWS – Peraih medali perunggu International Mathematics Competition (IMC) di Bulgaria pada 24-31 Juli 2016, Jefferson Caesario, bersilaturahmi menghadap Rektor UNAIR, Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., Selasa siang (24/8), di ruang kerja orang nomor satu di kampus tersebut. Mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran (FK) yang masih duduk di semester II tersebut diapresiasi positif oleh Rektor yang didampingi Wakil Rektor I, Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD-KGH., Ph.D., FINASIM. “Dia ini unik. Berprestasi di olimpiade matematika, padahal dari FK. Terlebih, kawan-kawannya dari Indonesia yang terbang ke Bulgaria, ternyata kebanyakan sudah semester akhir. Sementara, dia masih di semester awal,” kata lelaki kelahiran Gresik itu. Dia memastikan, pihak kampus akan memberi apresiasi khusus bagi mahasiswa yang membawa nama almamater di pentas dunia layaknya Jefferson. Secara mekanisme, Reward yang akan diberikan nanti akan ditangani oleh Direktorat Kemahasiswaan. Prof. Nasih berharap, di masa datang, Jefferson bisa mencetak prestasi yang lebih baik. Di samping itu, harapnya, semoga sivitas akademika lain juga dapat berprestasi di level internasional seperti yang sudah dilakukan oleh mahasiswa asli Surabaya tersebut. Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD-KGH., Ph.D., FINASIM menambahkan, apa yang diraih oleh Jefferson adalah bentuk keaktifan UNAIR di kancah internasional. Tak bisa dipungkiri, tingkat kompetisi di ajang seperti ini sangat ketat. Bisa membawa pulang medali perunggu, merupakan kebanggaan yang luar
biasa. “Dia ini tidak hanya representasi UNAIR. Melainkan, juga representasi Indonesia,” ungkap Prof Djoko. Jefferson berjanji, tahun depan akan mengukir prestasi yang lebih baik. “Dengan torehan ini, otomatis saya lebih bersemangat. Apalagi, pihak kampus memberi atensi yang sangat mengesankan,” paparnya. IMC merupakan kompetisi langganan yang diikuti Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Indonesia. Setiap tahunnya, Kemenristek Dikti mengirimkan 9 mahasiswa terbaiknya dalam kompetisi IMC. Sembilan mahasiswa tersebut dipilih dari sebuah seleksi yang diikuti oleh 20 peserta ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan IPA) dan juara 1 OSN (Olimpiade Sains Nasional) Pertamina. Bertepatan dengan keberhasilan Jefferson menyabet juara 1 OSN Pertamina pada tahun lalu, dia berkesempatan mengikuti seleksi dan bahkan terpilih menjadi salah satu dari 9 delegasi IMC 2016. Dia berkesempatan mengikuti ajang serupa tahun depan. Tanpa mengikuti seleksi tingkat daerah. Tes yang akan dilaluinya kelak, langsung di level nasional. Bila lolos, dia otomatis akan menjadi delegasi IMC 2017. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Optimalisasi Teknologi Kedokteran Gigi, Harga Impor
Rp 15 Juta, Versi UNAIR Rp 3 Juta UNAIR NEWS – Universitas Airlangga selalu melakukan optimalisasi teknologi tepat guna. Semua bidang pada tiap disiplin ilmu menggenjot program-program aplikatif. Salah satunya, yang dilakukan oleh tim yang diketuai oleh Dr. Ernie Maduratna, drg., M.Kes., Sp. Perio (K). Para akademisi lintas fakultas itu membuat formula (alat maupun obat) untuk pencegahan dan terapi kesehatan gigi. Khususnya, terkait penyakit yang disebabkan oleh radang gusi. Produknya antara lain, sikat gigi dan obat kumur yang bisa menguatkan sel gusi. Sekaligus, membunuh bakteri dan racun penyebab radang. Selain itu, ada pula antibiotic berupa gel dan obat sebagai solusi gigi keropos. Namun, yang tak kalah mentereng, tim tersebut juga membuat ramuan herbal dan alat laser khusus untuk penyembuhan gigi keropos yang disebabkan oleh radang gusi. Perempuan yang biasa disapa Ernie itu mengungkapkan, laser yang dikreasikan oleh timnya, memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan versi impor. Dia siap membuktikannya. Harganya pun relatif terjangkau. “Di klinik-klinik atau rumah sakit biasanya pakai versi impor yang harganya mencapai Rp 15 juta. Punya kami, hanya di kisaran Rp 3 juta,” papar dosen yang menyelesaikan S1, S2, dan S3 di UNAIR tersebut. Sementara itu, untuk obat herbal yang digunakan, dibuat dari bahan klorofil ekstrak Moringa atau daun kelor. Secara umum, cara pengobatan yang dimaksud adalah dengan melumuri herbal tersebut ke daerah yang akan diobati. Setelah itu, laser diarahkan pada titik tersebut. Tentu saja, mekanisme ini hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi. Untuk tiga milliliter, yang versi impor mencapai Rp 400 ribu, buatan UNAIR hanya sekitar Rp 10 ribu. (*)
Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Museum Caffe FK UNAIR Dibuka, Menunya Pakai Istilah Kedokteran UNAIR NEWS – Satuan Usaha Akademik (SUA) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menambah outlet baru. Setelah sebelumnya memiliki bidang jasa dengan membuka outlet Kantor Pos, rumah ATM (Anjungan Tunai Mandiri) beberapa bank, “Medicine Caffe” dan “Kafe Tennis”, kini outlet yang baru saja diresmikan oleh Dekan FK UNAIR itu adalah “Museum Caffe”. Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U(K) meresmikan arena santai dan rehat siang itu hari Minggu (21/8) kemarin, bersamaan dengan senam dan jalan sehat sivitas FK UNAIR. Kafe ini menempati sebagian ruang di sisi depan sebelum pintu masuk Museum FK UNAIR. Persisnya di bagian sudut sebelah kanan gedung FK Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya. Gedung FK peninggalan Netherlands Indische Artsen School (NIAS) itu sudah menjadi bagian dari Heritage Kota Surabaya. ”Museum Kedokteran FK UNAIR ini sudah sering dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik, sehingga sekalian dengan itu kita sediakan arenanya untuk menunjang kehadirannya agar lebih nyaman,” kata Prof. Soetojo ketika meresmikan kafe tersebut. Pada teras kafe yang dilengkapi meja-kursi dan dilengkapi wifi itu, Dekan berharap hendaknya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya baik oleh pengunjung museum, dosen, mahasiswa dan karyawan
baik untuk rehat siang, belajar, dan diskusi.
Dekan FK UNAIR Prof. Soetojo didampingi Ketua SUA FK dr. Lynda Hariani (putih) meninjau “Museum Caffe” FK UNAIR yang baru diresmikan. Pengunjung memanfaatkan kue yang disajikan, dan ornamen kafe dengan stetoskop yang digantungkan di bagian atap. (Foto: Bambang Bes) Sementara Ketua Satuan Usaha Akademik (SUA) FK UNAIR, dr. Lynda Hariani, Sp.BP-RE menjelaskan kafe yang dipimpinnya ini hanya buka mulai pagi hingga sore pada jam kerja, sesuai dengan jam kerja dan jam buka Museum Kedokteran. Karena berada di Fakultas Kedokteran maka ornamen kafe pun dihiasi dengan benda-benda yang akrab dengan masalah kedokteran. Misalnya hiasan yang terbuat dari batu gif bekas cetakan hidung orang-orang yang pernah minta dioperasi hidungnya di Bagian Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR. Kemudian belasan stetoskop yang sudah tidak dipakai lagi dan dimanfaatkan sebagai hiasan pada bagian atap kafe.
”Tetapi spuit-spuit disposable ukuran 20 CC ini baru semua, karena kalau bekas maka sangat riskan dengan kuman dan sebagainya, sehingga selain berbahaya juga imagenya jelek. Jadi spuit ini baru semua,” kata dr. Lynda, sambil menunjuk hiasan di bagian depan dinding meja kafe. Termasuk yang unik juga, karena di “Museum Caffe” dan lokasinya di FK, maka nama-nama menu makanan yang disajikan pun menggunakan beberapa istilah kedokteran. Misalnya, sebut dr. Lynda, yang dinamai Poliappendix itu adalah mie. Kemudian hemorraghyc villous (spagheti), risoleus (risoles), Fat Layer Fancy (makaroni skotel). Pada minumannya, selain teh dan kopi, juga ada plasma infussion (es markisah), Lactotea Mixtura Drink (teh susu), dan Healthy Bloody Mary (jus tomat). (*) Penulis: Bambang Bes
Pasca Juara di Pimnas, PKM Anti Kantong Panda Semakin Laris UNAIR NEWS – Persoalan lingkaran hitam di sekitar mata seseorang, merupakan masalah yang sering ditemukan di masyarakat seiring dengan bertambah padatnya aktivitas seharihari yang mengurangi waktu untuk istirahat. Selama ini memang dikenal ada beberapa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Mulai dari penggunaan bahan alami seperti irisan kentang atau mentimun, hingga perawatan wajah di klinik-klinik kecantikan. Karena itulah, Losepocket Company yang beranggotakan lima mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga menghadirkan
inovasi “Penutup Kompres Mata (PKM) Anti Kantong Panda”. Inovasi itu kemudian dituangkan dalam Program Kreativitas mahasiswa (PKM) dan berhasil menjadi Juara I presentasi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2016 di nomor PKM Kewirausahaan kelas Presentasi-4. Pimnas ke-29 ini berlangsung di IPB, 8-11 Agustus 2016. Kelima mahasiswa Fakultas Farmasi UNAIR tersebut adalah Ulima Hapsari (Ketua kelompok) dengan anggota Dhiah Ayu Febriani, Afifatun Nisa, Husniatul Fitriah, dan Hogi Rutheda Diana. Mereka berinovasi dibawah bimbingan dosen Azza Faturrohmah, S.Si., M.Si., Apt. Menurut Ulima Hapsari, anti kantong panda dengan nama produk Losepocket ini merupakan penutup mata yang dilengkapi dengan ice gel. Alat ini dapat memberikan sensasi dingin pada mata serta terdapat wadah lubang yang dapat diisi dengan bahan alami yang berkhasiat untuk mengurangi lingkaran hitam di sekitar mata. ”Produk ini dibuat dari bahan kain parasut yang lembut, sehingga nyaman untuk dipakai dalam segala posisi, baik pada saat tidur dan sifatnya tahan air, sehingga mudah dibersihkan dari sisa potongan bahan alami,” kata Ulima, usai menerima Medali Emas Pimnas Ke-29 di gedung Graha Widya Wisuda (GWW) IPB. Seperti diketahui, raihan medali emas dari Ulima Dkk ini merupakan satu dari 8 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu yang diraih Tim Pimnas UNAIR, yang sekaligus memastikan tampil sebagai Juara III Pimnas 2016. Ditambahkan oleh Ulima, bahwa Losepocket ini juga tersedia dalam variasi warna yang menarik. Selain itu juga terdapat sensasi aroma terapi dari rempah-rempah pilihan yang berkhasiat sebagai sedative yang dapat memberikan efek relaksasi bagi para pengguna Losepocket.
Anggota Losepocket Company dari Fakultas Farmasi UNAIR. Inovasi mereka meraih medali emas pada Pimnas ke-29/2016, di IPB. Pasca juara ini, Lospocket semakin laris. (foto: Istimewa) Kelebihan lain produk mahasiswa UNAIR ini adalah, pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mengatasi permasalahan lingkaran hitam di sekitar mata. Untuk ini cukup dengan Rp 25.000,- untuk satu kemasan Losepocket yang terdiri atas satu penutup kompres mata, satu ice gel, satu pack aroma terapi, serta petunjuk cara penggunaan dan penyimpanan Losepocket. Penjualan dan promosi produk ini sudah merambah beberapa wilayah di Indonesia. Antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Banyuwangi, Denpasar, Mataram, dan beberapa kota lain. Penjualan Losepocket ini dilakukan melalui sistem Pre-Order yang sebagian besar dilakukan melalui Official Account Instagram: @losepocket dan LINE: @owm1807o. ”Hingga bulan ke-4 (April 2016) penjualan Losepocket sudah
mencapai 200 produk. Penjualan ini langsung meningkat drastis setelah produk kami mendapat Juara I (satu – red) pada Pimnas 2016 di Institut Pertanian Bogor,” tambah Ulima. Kedepan, Losepocket Company berharap bahwa produk Losepocket ini dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam mengatasi persoalan lingkaran hitam di sekitar mata. (*) Penulis: Bambang Bes
Peneliti UNAIR Buat Formula Pencegahan Radang Gusi UNAIR NEWS – Sejumlah akademisi UNAIR yang dikomandani oleh Dr. Ernie Maduratna, drg., M.Kes., Sp.Perio (K)., sukses membuat formula untuk pencegahan radang gusi. Tim tersebut juga membuat beberapa alat khusus yang digunakan untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit tersebut. Ditemui setelah menerima visitasi dari Kementerian Riset dan PendidikanTinggi, Ernie menjelaskan, salah satu alat yang dimaksud adalah sikat gigi yang dapat menjadi indikator terhadap radang gusi. Sekaligus terapi awal problem gusi berdarah. Sikat gigi yang diformulasikan oleh tim tersebut digunakan dengan teknik berputar dan teknik tusuk gigi. “Sikat gigi ini bisa memberi terapi khusus, sehingga gusi menjadi lebih kuat,” ungkap dia saat diwawancara di Kampus C, Rabu (24/8). Tak hanya itu, dengan cara ini, bakteri dan racun bisa ditahan agar tidak masuk kedalam tubuh. Sebab, bila sampai masuk kebadan, ada potensi melakukan pengrusakan pada organ dalam.
Agar efeknya lebih optimal, perlu dilengkapi pula dengan obat kumur khusus yang terbuat dari Nigella Sativa. Larutan ini bisa menjadi penguat bagi sel gusi. Tentu, komposisinya berbeda dengan larutan yang beredar di pasaran. Sebab, bahan yang digunakan memang khusus untuk pembenahan sel gusi. Bagaimana bila kondisi radang gusi sudah cukup parah? Tim tersebut juga sudah meramu formula khusus. Radang gusi biasanya berimplikasi pada persoalan tulang gigi yang berdampak pada gigi keropos. Untuk yang satu ini, sudah ada pula penemuan tetrasiklin gel. Gel ini dimasukkan kesela-sela gigi dan gusi yang bermasalah. Sifatnya, anti-mikroba lokal, anti-inflamasi, dan anti-kolagenase. Selain dibaluri gel, pasien tersebut juga mesti minum obat anti-kolagenase. “Tapi, untuk pelaksanaan ini, harus dilakukan di dokter gigi. Tidak bisa dilakukan sendiri. Kalau menyikat gigi dan kumurkumur kan dapat dilakukan secara mandiri,” ujar Ernie. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Pemkab Gresik Dukung Penuh Pembangunan Kampus E UNAIR UNAIR NEWS – Rencana pembangunan kampus E UNAIR di kawasan Gresik utara disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto ke UNAIR, Selasa (23/8). Bupati yang juga alumnus UNAIR tersebut disambut oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., di ruang rektor bersama dengan jajaran pimpinan UNAIR. Tidak hanya Bupati, chairman PT Polowijo Gosari Group, A. Djauhar Arifin juga turut hadir
untuk memantapkan perkembangan pembangunan pendidikan yang akan didirikan di Gresik utara tersebut. Setelah melakukan makan siang bersama, pertemuan yang dipandu oleh Wakil Rektor IV, Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., pun berlangsung. Dalam sambutannya, Prof. Nasih menjelaskan bahwa peran membangun masyarakat sudah seharusnya dilakukan secara bersama-sama, jika PT Polowijo dari dunia industri yang menyediakan lahan, kontribusi UNAIR dari dunia akademisi pun siap menyediakan SDM, dan juga kontribusi Pemkab sebagai unsur pemerintahan yang bisa memberikan izin dan perlindungan ke depannya. “Universitas, pemerintah, dan industri haruslah bisa bekerja sama sesuai kapasitas masing-masing,” tegas Prof. Nasih. Menanggapi sambutan rektor, Bupati peraih penghargaan kepala daerah terinovatif tersebut menyambut baik ide dan gagasan yang sudah lama disusun oleh PT Polowijo Gosari Grup dengan UNAIR. Baginya, gagasan Pemkab Gresik mewujudkan masyarakat sehat dan sejahtera sudah tercapai. Ia juga menambahkan bahwa ke depan upaya Gresik Pintar juga ingin dijalankan. “Inilah pembangunan unsur pendidikan yang sudah saya tunggu, monggo saya hanya ngamini dan membantu sesuai dengan tugas dan wewenang saja,” ujarnya yang disambut tepuk tangan peserta. Paparan selanjutnya disampaikan oleh A. Djauhar Arifin. Pria 65 tahun tersebut menjelaskan bahwa sepak terjangnya dalam membantu membangun Gresik sudah ia lakukan sejak lama, bahkan ia sudah memiliki hubungan psikologis yang kuat dengan para Bupati Gresik terdahulu. “Saya sudah lama membangun Gresik bareng dengan Bupati. Sebagai unsur industri, kami tidak hanya mengelola kekayaan Gresik saja, tapi juga memberikan manfaat kepada masyarakat,” tandasnya. (*) Penulis : Nuri Hermawan
Editor : Dilan Salsabila
Hymne Airlangga dan Bendera Hima Sambut Mahasiswa Baru Vokasi UNAIR NEWS – Opening ceremony PPKMB (Program Pembinaan Kebersamaan Mahasiswa Baru) Fakultas Vokasi dilaksanakan di halaman fakultas pada pukul 07.00 WIB, 22 Agustus 2016. Kegiatan itu dihadiri oleh sebanyak 1.146 mahasiswa baru, jajaran dekanat dan dibuka langsung oleh Wakil Dekan I Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si. Ditandai dengan pemotongan pita dan pemukulan gong. Opening Ceremony bertujuan untuk memperkenalkan Fakultas Vokasi yang terdiri dari 20 Program Studi, dan elemen Ormawa (Organisasi Mahasiswa). Sejumlah 18 bendera Hima (Himpunan Mahasiswa) dan 2 bendera BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan BLM (Badan Legislatif Mahasiswa). Event ini terlaksana dengan tertib dan khikmad dengan tata cara apel, diselenggarakan oleh seluruh panitia PPKMB/Panitia Laskar. Pada saat penutupan apel, peserta dipersilahkan untuk masuk ke gedung vokasi dan disambut dengan nyanyian Hymne Airlangga dan pengibaran bendera Hima, BEM, dan BLM. (*) Penulis: BEM Fakultas Vokasi Editor: Rio F. Rachman
UKM PSHT UNAIR Gelar Training on Trainers se Jawa Timur UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) UNAIR, selalu berupaya mengimplementasikan nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti tahun sebelumnya, UKM PSHT mewujudkannya dengan mengadakan TOT (Training on Trainers) mengenai cara efektif dan benar dalam latihan pencak silat untuk kalangan pelatih maupun anggota Pencak Silat PSHT se – Jawa Timur. Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Sabtu (20/8) – Minggu (21/8) di Aula Student Center lantai 3 ini diikuti oleh 75 peserta dari seluruh Jawa Timur. Selama dua hari, peserta diberi wawasan mengenai gerakan pencak silat TGR (Tunggal, Ganda, Regu) yang benar, peraturan pertandingan, prinsip dan dasar – dasar latihan serta Sport Massage. “Tujuan dari TOT sendiri, diharapkan nanti dapat meningkatkan kualitas pelatih maupun atlet khususnya dari PSHT agar dapat berprestasi di kancah nasional maupun di kancah internasional. Selain itu dapat merubah paradigma dari pelatih PSHT yang tadinya masih menggunakan sistem tradisional kemudian dialihkan menjadi pelatihan keatletan,” ujar Alfiansyah Noval selaku ketua panitia dalam kegiatan tersebut. Noval juga menambahkan, dengan menambah wawasan peserta mengenai metode latihan modern, mereka bisa menerapkannya pada latihan terhadap anak asuh. Bagi Noval, dengan latian tersebut terciptalah atlet-atlet yang berkualitas dan kompetitif. Tidak hanya itu, di hari terakhir peserta juga diberi wawasan mengenai pertolongan pertama ketika cedera pertandingan oleh ahlinya, sehingga peserta dapat mengetahui tindakan yang tepat dilakukan untuk mengatasi cedera terhadap atlet. Hadir dalam pembicara pada hari pertama, Hasyim (Pelatih TGR
Pencak Silat PSHT Jawa Timur) dan Sukarjo (Wasit Juri Pencak Silat Internasional). Hari kedua pembicara adalah Wahyu Prabowo (Pelatih Fight Pencak Silat) dan Sukron (Team Masase KONI) “Sebagai pelatih atau trainer harus kreatif. Harus pintar dalam membuat variasi latihan agar tidak monoton seperti variasi model latihan, tempat latihan, upgrade sarana prasarana dan teman – teman saat latihan namun tetap menerapkan prinsip dan dasar latihan yang benar,” papar Wahyu. Nanda Saiful Anam salah satu panitia dari acara ini juga menambahkan, yang membedakan TOT tahun ini dari sebelumnya yaitu penambahan pembicara dan pemateri yang bertujuan untuk memantapkan lagi pengetahuan peserta mengenai seluk beluk pertandingan pencak silat yang belum begitu dipahami. (*) Penulis: Farida Hari Editor: Nuri Hermawan