Rekayasa Sensor Kecepatan Angin sebagai Pengukur Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Desa Sungai Riam Kab. Tanah Laut Kalimantan Selatan Binar Utami1, Mario Helly1, Ida Parida Santi1, Rina Reida1 dan Ade Agung Harnawan2 Abstrak: Telah dibuat sensor kecepatan angin dengan memanfaatkan perbedaan suhu sebagai langkah awal pemanfaatan tenaga angin sebagai pembangkit listrik dalam penentuan potensi angin di Desa Sungai Riam, dimana perbedaan suhu udara yang besar menunjukkan harga kecepatan angin yang rendah, dan sebaliknya perbedaan suhu udara yang kecil menunjukkan kecepatan angin yang tinggi. Hal ini diketahui berdasarkan selisih nilai tegangan keluaran yang dihasilkan dua sensor suhu LM-35, selisih nilai tegangan dikuatkan dengan konfigurasi penguat differensial. Berdasarkan pengambilan data yang dilakukan, besar kecepatan angin di Desa Sungai Riam Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan pada pukul 08.15-10.30 WITA berkisar antara 3,10-3,51 m/s. Kata Kunci: sensor kecepatan angin, perbedaan suhu, LM-35, penguat differensial, selisih tegangan
PENDAHULUAN
Kalimantan Selatan. Karena daerah
Kalimantan adalah pulau yang
ini terletak di daerah pegunungan
luas, dimiliki oleh dua negara yaitu
yang sulit untuk dilakukan pemba-
negara
meliputi
ngunan, karena sarana transportasi
Kalimantan bagian timur, tengah,
dan aliran listrik sulit menjangkau
barat dan selatan. Sedangkan Kali-
daerah tersebut.
mantan bagian utara dimiliki oleh
Kebutuhan
Indonesia
yang
transportasi
dan
negara Malaysia. Wilayah Pulau
listrik adalah faktor penting untuk
Kalimantan yang dimiliki oleh negara
berkembangnya
Indonesia,
bagian
Tetapi tidak menutup kemungkinan
selatan sebagian besar daerahnya
daerah yang terletak di pegunungan
terdiri dari hutan hujan tropis, daerah
dapat memenuhi kebutuhan listrik-
pegunungan dan rawa. Hal ini yang
nya sendiri, yaitu dengan memanfa-
menyebabkan pemerataan pemba-
atkan
ngunan
diantaranya angin.
khususnya
secara
di
menyeluruh
di
potensi
suatu
daerah
daerah.
tersebut
daerah Kalimantan bagian selatan
Energi potensial angin dapat
tidak merata, khususnya di Desa
dimanfaatkan untuk membangkitkan
Sungai Riam Kabupaten Tanah Laut
energi listrik yang memiliki banyak
1
) Mahasiswa Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat ) Staf Pengajar Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat
2
120
Utami, B., dkk, Rekayasa Sensor Kecepatan..............
keuntungan
diantaranya
121
adalah
menyeragamkan arah arus angin
pembangkit listrik dapat dibangun di
yang datang dari luar sensor dan
daerah yang terpencil, pembangkit
dua
listrik tenaga angin dapat dibuat
menentukan besar perbedaan suhu
dalam
angin yang melewati kisi.
skala
kecil
yang
dapat
buah
sensor
suhu
untuk
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat disekitarnya, dan pembangkit
TINJAUAN PUSTAKA
listrik tenaga angin juga memiliki
Angin
efek
samping
kecil
Angin adalah gerakan udara
terhadap lingkungan. Jadi pembang-
yang disebabkan perubahan suhu,
kit ini ramah lingkungan.
yang selanjutnya yang menyebab-
Untuk
yang
relatif
mengetahui
daerah-
kan perubahan tekanan. Tekanan
daerah dengan potensi angin yang
udara naik jika suhunya rendah dan
besar diperlukan sensor yang dapat
turun jika suhunya tinggi. Angin
mengukur besar kecepatan angin,
bertiup dari daerah suhu rendah ke
sehingga di daerah yang memiliki
daerah
potensi angin yang relatif besar
bertiup dari daerah dengan tekanan
dapat
tinggi (suhu rendah) ke daerah
dibuat
pembangkit
listrik
dengan tenaga angin.
suhu
tinggi.
Jadi
angin
dengan tekanan rendah (suhu tinggi)
Langkah awal yang kongkret
seperti Gambar 1.
menuju pemanfaatan angin untuk
Angin di atas permukaan bumi
pembangkit listrik diperlukan sensor
bertiup dari daerah bertekanan tinggi
kecepatan
yang
ke daerah tekanan rendah. Gerakan
dibuat bekerja dengan memanfaat
putaran bumi juga mempengaruhi
adanya perbedaan suhu udara di
arah angin. Gerakan itu menyebab-
sekitar sensor yang disebabkan oleh
kan angin berbelok ke kanan di
hembusan angin
belahan bagian bumi utara dan ke
angin.
Sensor
Sensor terdiri dari satu buah elemen penghasil panas, kisi untuk
kiri di belahan bumi bagian selatan (
[email protected])
Gambar 1. Pola gerakan angin
122
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008 (120 – 132)
Suhu
sesudah tengah hari. Suhu yang Panas atau hangatnya udara
disebut
suhu
Permukaan
sebelum fajar. Ini karena permukaan
bumi dipanasi oleh sinar matahari.
bumi menjadi dingin dengan cepat
Udara dipanaskan oleh kalor yang
sesudah
naik dari permukaan bumi yang
Suhunya turun terus sejak matahari
hangat. Saat terpanas pada siang
tenggelam sampai fajar berikutnya
hari
(
[email protected]).
adalah
udara.
paling rendah terjadi saat tepat
terjadi
pada
saat
matahari
tenggelam.
Gambar 2. Perbedaan suhu berdasarkan ketinggian Sensor Suhu LM-35
tur dengan luaran berupa energi
Sensor LM-35 adalah sen-
listrik. Temperatur yang dihasilkan
sor yang memiliki perangkat lengkap
dalam oC (www.elektro.com\measur
untuk digunakan mengukur tempera-
ing_temperature.htm).
Gambar 3. LM-35
Utami, B., dkk, Rekayasa Sensor Kecepatan..............
123
Sensor suhu LM-35 memiliki
penguat arus dan pengukur impe-
output tegangan yang tinggi yang
dansi. Karena itu, alat ini impedansi
cocok untuk suhu celcius. Faktor
masukan
skalanya adalah 0.01/oC.
keluaran rendah membuat alat ini
dan
impedansi
tepat untuk interfacing oleh bebe-
Operational Amplifier
rapa sensor dan memproses penga-
CMRR
turan sinyal. (Fraden, 1996). CMRR didefinisikan dengan
CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB. CMRR yang semakin
besar
maka
op-amp
diharapkan dapat menekan penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common Jika
tinggi
mode)
kedua
pin
Dalam penerapannya penguatan
sinyal
adalah
1.
pengikut Jadi
tegangan
berapapun
nilai
tegangan masukan pengikut tegangan
maka
tegangan
keluarannya
hasilnya sama dengan masukannya.
sekecil-kecilnya. input
dihubung
Penguat differensial
singkat dan diberi tegangan, maka
Penguat diferensial (differen-
output op-amp mestinya nol. Dengan
tial amplifier). adalah komponen IC
kata lain, op-amp dengan CMRR
yang memiliki 2 input tegangan dan
yang semakin besar akan semakin
1
baik (www_electroniclab_com - main
tegangan keluarannya proporsional
page.htm).
terhadap
Pengikut Tegangan Sebuah pengikut tegangan (voltage
follower)
adalah
sirkut
elektronik yang digunakan menyesuaikan impedansi dari level tinggi ke level yang lebih rendah. Sebuah tipe follower yang memiliki impedansi masukan yang tinggi dan impedansi
follower
antara
tegangan,
perbedaan kedua
Rangkaian
dimana
tegangan
masukannya
pada
gambar
itu. 4
merupakan rangkaian dasar dari sebuah penguat differensial. Rangkaian pada gambar 4, persamaan pada titik Vout adalah Vout = A(v1-v2) dengan A adalah nilai penguatan dari penguat diferensial ini. Titik input v1 dikatakan
keluaran yang rendah. Sebuah
keluaran
memiliki
rangkaian tegangan yang tertutup dan rangkaian arus yang tinggi. Kemudian, alat ini adalah sebuah
sebagai input non-iverting, sebab tegangan vout satu phase dengan v1. Sedangkan dikatakan
sebaliknya input
inverting
titik
v2
sebab
124
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008 (120 – 132)
berlawanan phasa dengan tengangan vout.
Penguat Instrumentasi Ciri-ciri istimewa rangkaian
Banyak
resistansi
penguat instrumentasi mempunyai
yang menghubungkan output sensor
efisiensi tinggi. Hal tersebut karena
tegangan referensi ke tegangan di
terdapat beberapa amplifier tunggal
ground
arus.
yang diparalelkan menurut suatu
Kemudian, penguat yang dihubung-
skema tertentu. Dan pada rangkaian
kan dengan keluaran tidak diharap-
ini dipakai 3 amplifier yang memberi-
kan
tempat
kan arus untuk beban, sedangkan
masukan di ground. Sebuah pengu-
penguat bekerja dengan memban-
at memiliki beberapa karakteristik
dingkan tegangan keluaran dengan
tersebut disebut differensial amplifier
tegangan kerja yang lebih tinggi
(Pallas, 1991).
(Prasetyono, 2003).
atau
memiliki
sensor
peryaluran
beberapa
Gambar 4. Penguat Diferensial
Gambar 5. Penguat Instrument
Utami, B., dkk, Rekayasa Sensor Kecepatan..............
125
Sebuah instrumentation am-
tidak membalik Vb akan menunjuk-
plifier adalah penghitung tegangan
kan potensial di-ground. Dengan
perbedaan masukkan amplifier tetap
kata lain, bagian terendah dari Ra
dari 3 op-amps, sebagai indikasi.
akan memunculkan hasil di-ground,
Hasil
tegangan
dengan
yang
biasanya
sama
dan masukan tinggi amplifier akan
digunakan
untuk
menjadi
sebuah op-amp. ................ (1)
tidak
METODE PENDEKATAN
Kecuali loop tegangan terbuka yang perumusan
khusus
yaitu:
A
perhitungan
membalik. (Wobschall, 1980).
Vo AVa Vb menghasilkan
untuk
2Rb Ra Rd Ra . Rc
Rekayasa Sensor Kecepatan Angin Sebagai Pengukur Potensi Angin
............ .. (2)
Untuk
Pembangkit
Listrik
Tenaga Angin di Kalimantan Selatan dilaksanakan
dalam
beberapa
Hal ini didasarkan oleh sebuah versi
tahapan, yang pertama pembuatan
pembuktian dari diferensial amplifier.
model
Ciri-ciri Instrumentation Amp-
sensor
kemudian
lifier adalah impedansi masukan
karakteristik
tinggi
angin,
dengan
FET
op-amps
di
kecepatan
dilanjutkan
pada
sensor
angin,
penentuan kecepatan
beberapa
tahapan
pemasukkannya, CMRR tinggi, dan
tersebut dilaksanakan di laborato-
perhitungan tegangan tinggi yang
rium pengembangan Fisika Fakultas
dihasilkan
menggunakan
MIPA Universitas Lambung Mang-
perhitungan noninverting amplifiers
kurat Banjarbaru, tahap yang ketiga
dalam pemasukan–pemasukannya.
yaitu kalibrasi sensor kecepatan
dengan
ganda
angin yang dilaksanakan di BMG
dipahami
Syamsuddin Noor Banjarmasin, dan
dengan melihat respon dari wilayah
tahap terakhir adalah penentuan
individu dengan sebuah sinyal yang
potensi angin di Kecamatan Sungai
digunakan untuk masukan dan yang
Riam
lain
Kalimantan Selatan.
Tingkat dapat
dengan
berada
masukan mudah
di-ground.
Jika
pemasukkan Vb di-ground, menggunakan terbatas
penguatan
yang
menunjukkan
tidak
aproksiasi
yang saling berbalasan dengan input
Kabupaten
Tanah
Laut
1. Pembuatan Model Sensor Rancangan
sensor
yang
dibuat digambarkan pada gambar berikut:
126
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008 (120 – 132)
Gambar 6. Model Sensor Kecepatan Angin Tahap-tahap
pembuatan
sensor, komponen yang dipilih
model sensor sebagai berikut:
karena
a) Pemilihan Komponen dan Per-
yang banyak terdapat di pasaran
alatan Pendukung Pembuatan Model
Sensor
merupakan
langkah awal dalam pembuatan
komponen
elekronika
adalah komponen kelas 2. b) Perancangan Sensor Kecepatan Angin
Gambar 7. Rancangan kerja sensor kecepatan angin Untuk digunakan
sensor
suhu
komponen
yang LM-35.
Sebelum sensor ini digunakan maka ditentukan
karakteristik
dengan cara berikut:
LM-35
a. Memberikan catu daya pada LM35. b. Memberikan pada
LM-35
perbedaan dan
suhu
mengukur
output LM-35 dari suhu 25oC-
Utami, B., dkk, Rekayasa Sensor Kecepatan..............
50oC dengan tiap pemberian o
suhu bertambah 0,5 C.
Sensor dimasukkan dalam ruang tertutup.
c. Membuat grafik pengaruh output tegangan
LM-35
terhadap
perubahan suhu.
Aliran udara diatur dari kecepatan rendah
menuju
tinggi
Membuat
grafik
output
sensor terdiri atas penguat instru-
berdasarkan
mentasi
aliran udara yang diberikan.
menguatkan sehingga
digunakan
sinyal output
dan
mencatat tegangan output sensor.
Kemudian pengondisi sinyal
yang
127
dari
untuk sensor
sensor
yang
diharapkan berkisar antara 0-5 V.
pada
sensor
kecepatan
Kalibrasi sensor merupakan langkah
terakhir
untuk
dapat
menentukan karakteristik pengukur kecepatan angin yang dibuat, untuk
2. Menentukan Karakteristik Sensor dan Kalibrasi
itu digunakan anemometer standar
Untuk menentukan karakteristik
sensor
sebuah
maka
ruang
digunakan
tertutup
yang
mempunyai perbedaan aliran udara yang
dapat
karakteristik
diatur.
Sehingga
sensor
ditentukan
yang sudah ada sebagai pembanding pembacaan kecepatan kecepatan angin di Badan Meteorologi dan Geofisika Banjarbaru. 3. Penentuan Kecepatan Angin Pengontrol Sumber Angin. Menentukan besar kecepat-
berdasarkan perubahan kecepatan aliran udara pada suhu yang tetap. Langkah
yang
dilakukan
a. Membuat ruang tertutup yang mempunyai aliran udara yang dapat kita atur dengan kipas angin. b. Menentukan karakteristik sensor
suhu
angin
udara
angin
digunakan
anemometer
standar yang sudah ada sebagai
adalah sebagai berikut:
kecepatan
an angin dari pengontrol sumber
berdasarkan
tetap
di
mana
pembaca kecepatan angin di Badan Meteorologi dan Geofisika Syamsudin Noor Banjarmasin. 4. Penentuan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Kecamatan Sungai Riam Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan
kecepatan aliran udara yang
Pengujian dilakukan pada ke-
menuju sensor dapat diubah
tinggian 10 meter di atas permukaan
dengan langkah sebagai berikut:
laut dan mencatat tegangan output .
128
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008 (120 – 132)
HASIL DAN PEMBAHASAN
jat celcius keluaran sensor suhu LM-
Hasil Pengukuran dan Kalibrasi
35 adalah bertambah sekitar 10 mV.
Pembuatan
model
sensor
Sensor
kecepatan
angin
dibuat
kecepatan angin diawali kalibrasi
dengan memanfaatkan perbedaan
sensor suhu LM-35 yang digunakan
suhu antara kedua sensor LM-35
pada sensor kecepatan angin, diha-
yang digunakan. Agar menghasilkan
silkan karakteristik sensor LM-35
perbedaan suhu yang cukup jauh
dan digambarkan dalam Gambar 8.
digunakan
heater
yang
letaknya
Grafik hubungan tegangan dan
lebih dekat ke sensor LM-35 yang
suhu menyatakan hubungan kenaik-
kedua. Perbedaan kenaikan suhu
an suhu dengan tegangan linier
yang dihasilkan akan mempengaruhi
pada
dan
tegangan
menunjukkan setiap kenaikan 1 dera
berbeda.
titik
operasi kalibrasi
keluaran
sensor
yang
LM 35 600
y = 9.0832x + 19.866 2
550
R = 0.9989
Vout (mV)
500 450 400
y = 8.7359x + 19.893
350
R = 0.9953
2
300 250 200 15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
65
SUHU (C)
Gambar 8. Karakteristik LM-35 Selisih dari keluaran sensor
dari
ini
digunakan
beberapa
yang kecil maka digunakan penguat
rangkaian yaitu pengontrol sumber,
instrumentasi untuk memperbesar
termostat, dan catu daya. Pengontrol
keluarannya, sebagai penunjuang
sumber
angin
digunakan
untuk
Utami, B., dkk, Rekayasa Sensor Kecepatan..............
menentukan
karakteristik
129
sensor
kecepatan angin dilakukan di Badan
yang berupa sebuah ruang tertutup
Meteorologi dan Geofisika Syam-
yang mempunyai perbedaan aliran
sudin
udara yang dapat diatur.
didapatkan
Penentuan karakteristik sensor
Noor
Banjarmasin karakteristik
dan sensor
dengan hasil seperti Gambar 9.
2.5
v(m/s)
2 y = -2.263x + 12.716 R2 = 0.9968
1.5 1 0.5 0 4.6
4.65
4.7
4.75
4.8
4.85
4.9
4.95
Vout(V) Gambar 10. Karakteristik sensor kecepatan angin Berdasarkan Gambar 10 me-
\selatan untuk mengetahui potensi
nunjukkan hubungan antara kenaik-
pembangkit
an
dengan
tegangan
dengan
kenaikan
listrik
tenaga
mengamati
kecepatan
terbalik, dimana sensor yang dibuat
diketahui dengan melihat perubahan
dapat bekerja dengan karakteristik
besarnya tegangan keluaran yang
kecepatan angin berdasarkan fungsi
dihasilkan oleh sensor kecepatan
tegangan
angin.
dengan
persa-
maan, v = -2,263 V + 12,716.
Hal
besarnya
kecepatan angin terukur berbanding
sesuai
angin.
angin
tersebut
Dari data hasil pengamatan pada Tabel 1 yang dilaksanakan dari
HASIL PENGAMATAN
pukul 08.15-10.30 WITA, tegangan
Pengamatan dilakukan di Desa
output sensor berfluktuatif dari 4,07-
Sungai Riam Kecamatan Pelaihari
4,27 V dengan kecepatan angin
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan
berkisar antara 3,10-3,51 m/s.
130
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008 (120 – 132)
Tabel 1. Potensi tenaga angin di Desa Sungai Riam Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut pukul 08.00 s.d 10.30 WITA
No
Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
08.00 08.15 08.30 08.45 09.00 09.15 09.30 09.45 10.00 10.15 10.30
Vout Sensor (V) 5,22 4,17 4,16 4,07 4,15 4,20 4,24 4,27 4,19 4,25 4,19
PEMBAHASAN
V (m/s)
Keterangan
0,9 3,28 3,30 3,51 3,32 3,21 3,12 3,05 3,23 3,10 3,23
Dalam ruangan
Di titik kawasan penentuan potensi angin sebagai pembangkit listrik
Setelah mengetahui karakteris-
Pembuatan rekayasa kecepat-
tik sensor suhu LM-35, maka dapat
an angin sebagai pengukur potensi
dilakukan perancangan kerja sensor
pembangkit
angin
kecepatan angin, dimana sensor
dimulai dengan pembuatan model
kecepatan angin terdiri dari dua
sensor kecepatan angin, yang model
buah sensor suhu LM-35, satu buah
sensor berbentuk tabung dengan
heater,
ekor. Ekor pada sensor adalah
yang berupa penguat instrumentasi.
berfungsi
menyearahkan
Heater diletakkan diantara kedua
posisi muka sensor dengan arah
sensor suhu dengan perbandingan
angin yang datang, dimana arah
jarak heater ke sensor satu dan
ekor selalu berlawanan dengan arah
sensor dua adalah 4 : 1, hal ini
angin.
dimaksudkan agar didapat perbeda-
listrik
untuk
Sebelum
tenaga
sensor
kecepatan
angin ini dibuat terlebih dahulu menentukan
karakteristik
sensor
serta
pengkondisi
sinyal
an suhu antara sensor satu dan sensor dua. Perbedaan
suhu
suhu LM-35. Karakteristik sensor
menimbulkan
suhu LM-35 menunjukan bahwa
keluaran yang berbeda pada kedua
setiap kenaikan 10 C tegangan
sensor
keluaran dari sensor suhu LM-35
tegangan keluaran kedua sensor
akan naik 10 mV.
tersebut
suhu
sangat
nilai
tersebut
LM-35.
kecil,
tegangan
Selisih
sehingga
diperlukan suatu pengkondisi sinyal
Utami, B., dkk, Rekayasa Sensor Kecepatan..............
yang
berupa
rangkaian
131
penguat
berdasarkan data dari Tabel 1,
untuk
tegangan output sensor berfluktuatif
menguatkan sinyal yang kecil dari
dari 4,07-4,27 V dengan kecepatan
sensor
angin fluktatif dengan kisaran antara
instrumentasi,
berfungsi
sehingga tegangan yang
keluaran
sensor
yang
berkisar
3,10-3,51 m/s.
Langkah akhir yang dilakukan
KESIMPULAN
antara 0-5 V.
pada pembuatan sensor kecepatan angin
ini
adalah
menentukan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan dengan pembahasan
karakteristik dan kalibrasi sensor.
adalah sebagai berikut:
Menentukan
1. Sensor kecepatan angin dapat
karakteristik
sensor
kecepatan angin berdasarkan suhu
dibuat
tetap dimana kecepatan aliran udara
perbedaan suhu sebagai lang-
yang menuju sensor dapat diubah
kah awal pemanfaatan angin
dengan rangkaian pengontrol sum-
menuju pembangkit listrik tenaga
ber angin.
angin dalam penentuan potensi
Karakteristik sensor kecepatan angin
berdasarkan
Gambar
8
menyatakan semakin kecil tegangan keluaran
sensor
maka
dengan
memanfaatkan
angin di Desa Sungai Riam Kabupaten Tanah Laut. 2. Heater diletakkan diantara kedua
semakin
sensor suhu dengan perbanding-
tinggi kecepatan angin yang masuk
an jarak heater ke sensor satu
kedalam sensor. Hubungan mate-
dan sensor dua adalah 4 : 1.
matis kecepatan angin berdasarkan
3. Sensor
fungsi tegangan adalah v = -4,526 V
bekerja
+
kecepatan
25,432;
dimana
V
adalah
yang
dibuat
dapat
dengan
karakteristik
angin
berdasarkan
tegangan dan v adalah kecepatan
fungsi tegangan sesuai dengan
angin.
persamaan, v = -2,263 V +
Potensi angin di Desa Sungai Riam
Kecamatan
12,716
Pelaihari
4. Potensi angin di Desa Sungai
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan
Riam Kabupaten Tanah Laut
Selatan
Kalimantan Selatan pada pukul
diukur
dengan
meng-
gunakan sensor kecepatan angin
08.15-10.30 WITA,
yang dibuat. Pengukuran dilakukan
angin fluktatif dengan kisaran
dari
antara 3,10-3,51 m/s.
pukul
08.15-10.30
WITA.
kecepatan
132
Jurnal Fisika FLUX, Vol. 5 No. 2, Agustus 2008 (120 – 132)
DAFTAR PUSTAKA Fraden, Jacob. 1996. Handbook of Modern Sensor. Thermoscan, inc : New York. Prasetyono, Dwi Sunar. 2003. Belajar Sistem Cepat Elektronika. Absolut: Yogyakarta. Webster, Ramon Pallas and John G. 1991. Sensors and Sinyal Conditioning. John Wiley and Sons, inc : New York.
Wobschall, Darold. 1980. Circuit Design for Electronic Instrumentation. Mc.Graw-Hill Book Company : New York. http://alam.leoniko.or.id/cuaca.html http://www.kalsel.go.id/kalsel.html http://www.pusteko.com/Geo,x,05.ht ml http://www.electroniclab.com/ mainpage.html http://www.elektro.com\measuring_t emperature.html