REGRESI DENGAN EVIEWS Dr. Werner R. Murhadi www.wernermurhadi.wordpress.com
Pada kesempatan ini kita akan menggunakan Eviews untuk melakukan analisis data dengan menggunakan pooled data.
Contoh: Kita akan menguji pengaruh variabel IO (Institutional ownership), AKB (aliran kas bebas) dan IOS (Investment oppportunity set) terhadap DPR (dividend payout ratio). Sampel terdiri dari 10 perusahaan (A s/d J) dengan masa pengamatan selama 4 tahun.
www.wernermurhadi.wordpress.com
10 perusahaan, mulai th 2006 - 2009
www.wernermurhadi.wordpress.com
Cell yang akan mulai diimport
Variabel setelah c2 yang akan diimport
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Statistik Deskriptif
www.wernermurhadi.wordpress.com
Membuat Model regresi
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Hasil ini akan sama persis dg menggunakan program SPSS
www.wernermurhadi.wordpress.com
Asumsi Klasik 1: Multikolinearitas Asumsi Regresi Klasik: Tidak ada hubungan exact collinearity antara variabel Independen (variable- variable X); misalnya: antara X2 dan X3
tidak ada hubungan exact linear (X2= 4X3).
www.wernermurhadi.wordpress.com
Konsekuensi Multicollinearity Konsekuensi adanya multicollinearity yang tinggi: Meskipun masih BLUE, namun estimator OLS mempunyai varians dan covarians yg besar shg sulit utk menentukan estimasi yg tepat. Konfiden interval lebih melebar. the confidence intervals tend to be much wider, leading to the acceptance of the “zero null hypothesis” (i.e., the true population coefficient is zero) more readily. t ratio cenderung utk statistically insignificant (Ho: β=0 diterima). Namun demikian R2 dapat sangat tinggi. Estimator OLS dan standard errors-nya sensitive thd perubahan kecil dlm data.
www.wernermurhadi.wordpress.com
Identifikasi Multikolinearitas: Koefisien Determinasinya tinggi, tapi signifikanasi parameter rendah (tidak signifikan) Korelasi yang tinggi antar veriaber regresor /independen (> 0.90) Tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF) Tolerance = 1 – R^2 VIF = 1 – tolerance Dimana R^2 adalah koefisien korelasi antara xi dengan var explanatory lainnya. Bila mana VIF > 5 menunjukan kolinearitar tinggi. Terdapat masalah multikol
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Signifikansi Paramater Rendah X1, X2, X5
Koefisien Determinasi tinggi
www.wernermurhadi.wordpress.com
MENGATASI MULTIKOLINIERITAS
Combining cross-sectional and time series data.
Melakukan kombinasi data crosssectional dan data time-series, yang dikenal sebagai pooling the data atau Data Panel Dropping a variable(s) and specification bias. Cara termudah adalah drop salah satu variable yang mempunyai kolinieritas yang tinggi dan parameter yang tidak signifikan. Signifikansi parameter rendah (X1= GNP deflator; X2,= GNP; X5= org non-intitusi >14 th) Korelasi Tinggi : X1 vs X2 dan X2 vs X5 dan X1 vs X5 Kerjakan lagi Regresi dg menghilangkan X5 atau X2 atau X1 atau ketiganya.
www.wernermurhadi.wordpress.com
Dropping a variable(s) and specification bias.
www.wernermurhadi.wordpress.com
Transformation of variables.
First difference
Ratio Transfornation: Cara ini juga digunakan utk mengatasi heteroscedastisity.
www.wernermurhadi.wordpress.com
Transformation of variables. First difference
www.wernermurhadi.wordpress.com
Asumsi Klasik 2: Autokorelasi Asumsi Klasik: No serial correlation, cov (ui , uj ) = 0, i ≠ j KONSEKUENSI Adanya autokorelasi, maka estimator OLS: linear unbiased, consistent dan asymptotically normally distributed, tidak lagi efficient (tidak varians minimum - tdk BLUE).
www.wernermurhadi.wordpress.com
Identifikasi Autokorelasi: Durbin Watson (Ho: No Auto; dan H1: Auto)
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Nilai DW untuk Deteksi Autokorelasi
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Melanjutkan dari uji DW
www.wernermurhadi.wordpress.com
P Value < 5% Signifikan H1 diterima berarti ada autokorelasi
www.wernermurhadi.wordpress.com
Mengatasi Autokorelasi
www.wernermurhadi.wordpress.com
Kembali ke file 12-4 waktu menguji DW
Masukaan Spec persamaan spt uji DW, kmdn pindah ke options
www.wernermurhadi.wordpress.com
Hasil Koefisien Regresi sama, namun standar error lebih besar sehingga t-test yang lebih kecil. (note: OLS underestimate stand error). www.wernermurhadi.wordpress.com
Asumsi Klasik 3: Heteroskedastisitas
www.wernermurhadi.wordpress.com
Penyebab varians ui adalah variabel (tidak konstan): 1. Sejalan proses belajar (the error-learning models) manusia, kesalahan (error) perilaku makin mengecil seiring berjalannya waktu. Dalam kasus ini, SD(σ^2 )-i akan mengecil. 2. Dengan income meningkat, orang lebih mempunyai kebebasan dan lebih banyak pilihan utk penggunakan income-nya. Sehingga SD-I akan meningkat sejalan dg peningkatan income.
3. Perbaikan teknik pengumpulan data akan menurunkan SD-i. 4. Kesalahan spesifikasi model: Kesalahan spesifikasi model yg dikarenakan menghilangkan variable
penting dlm model. Dlm fungsi demand bila tidak dimasukan harga komoditi complementary maka SD-i tidak konstan. Kesalahan tranformasi data (mis. Rasio / first diff) Kesalahan bentuk fungsi (mis. Linier vs log-linier model). www.wernermurhadi.wordpress.com
Menguji Heteroskedastisitas 1. White Test (menu Eviews): (a) No cross term ; & (b) Cross term • Model :
Dari persamaan tsb di-estimasi kofisien model dan estimasi residual. Kemudian dimodelkan kembali:
• Hipotesa: Ho: homosedastik Hi : heterosedastik Statistik Uji :
Keputusan: Tolak Ho bila p-value < (5% atau 10%). www.wernermurhadi.wordpress.com
Dengan menggunakan data Gujarati (11-5)
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Apakah mengandung Hetero? Uji dengan White
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Nilai P value chi squere cukup kecil shg H1 diterima ada hetero
www.wernermurhadi.wordpress.com
2. Uji Glesjer , Dimana setelah melakukan regresi biasa dan memperoleh nilai residual Maka residual tersebut diabsolut kan dan menjadi variabel dependen, se
dangkan independen nya tetap. [Res] = α + β . Ind1
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Nilai P value chi squere cukup kecil shg H1 diterima ada hetero
www.wernermurhadi.wordpress.com
Mengatasi Heteroscedastics: White Heteroscedasticity /Robust Standar Error
Generalized Least Square/ Weight Least Square White Hetero Dalam menu Quick , Estimation Equation , pilih option , heteroscedastisity consistent koefisient covarian.
www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com
Dibandingkan dengan sebelumnya (tanpa Robust SE) maka, Standar error intercept menurun dan SE koefisien slope meningkat sedikit. Setelah ini lakukan lagi uji white untuk melihat hetero. www.wernermurhadi.wordpress.com
www.wernermurhadi.wordpress.com