Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
REDESAIN POLA MOTIF KAIN TENUN CUAL BANGKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FRAKTAL 1
2
Ilham Ary Wahyudie1, Zanu Saputra2
Jurusan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Elektro dan Informatika, POLMAN NEGERI BANGKA e-mail :
[email protected],
[email protected] ABSTRACT
Motifs woven fabric can be turned into a motif typical of certain regions. Redesign using fractal is one way to get the motif. In this study the redesign has made the "burung hong" and "kembang cina" motif taken from woven fabric cual bangka. Redesign with fractal method using software to facilitate jBatik researchers in conducting mathematical iteration. The use of software display a visual form jBatik directly. The purpose of this study was to answer the curiosity of researchers does cual bangka motifs woven fabric can be made into a motif typical fart using the concept of iteration. In a broader context, the author aims to participate in introducing textile motifs typical motifs of Bangka and develop into a unique motif and set of mathematical formulas. Based on the results of experiments that have been carried out conclusions that can be drawn, among others, the use of fractal method is feasible to do a redesign of the motifs woven into batik and fractal method can help the development of design ideas. Kata kunci : cual bangka, fractal method PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman seni dan budaya. Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam hal seni dan budaya tersebut. Seni maupun peinggalan seni Bangsa Indonesia seperti kain tenun, batik, dan lainnya. Batik pun memiliki corak-corak khas yang berbeda disetiap daerah, contohnya batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Jogya, batik madura dan batik lainnya yang tentu sangat berbeda corak serta motifnya. Salah satu peninggalan karya seni yang ada di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah kain tenun cual. Tenun cual mulanya merupakan kain adat bagi bangsawan di ujung barat Pulau Bangka, tepatnya di Kota Muntok. Tenun ini memadukan teknik sungkit dan tenun ikat dengan kekuatan utama pada susunan motif yang unik. Meski mirip songket, kain ini memiliki motif yang khas dengan warna-warni hasil pintalan beragam benang. Motifnya lebih luwes dengan banyak lengkungan dan hiasan yang terinspirasi dari bentuk tumbuhan, hewan, alam atau benda di lingkungan sekitar. Kain tenun cual Bangka ini merupakan kain khas yang digunakan oleh para bangsawan Bangka pada masa lalu. Kain ini sepintas menyerupai kain songket namun memiliki pola atau motif yang sangat berbeda. Keistimewaannya terletak pada lengkungan, serta motif flora dan fauna. Keseluruhan motif tersebut dipengaruhi dari budaya Tionghoa. Kain cual tidak hanya ada di Bangka, namun ada pula di daerah lain seperti Anambas Kepulauan Riau yang tentu saja memiliki kekhasan dan motif tersendiri. Kain tenun cual Bangka telah dikenal sejak abad XVI dan beberapa tahun terakhir tenun cual kembali populer. Menurut data yang ada bahwa permintaan kain tenun cual di Bangka terus meningkat. Produksi kain tenun didominasi oleh motif-motif tua (peninggalan). Dalam kurun waktu sebulan, produksi rumah tangga di Bangka hanya membuat sekitar 50 helai kain. Keterbatasan produksi kain cual tersebut diakibatkan oleh sedikitnya pengrajin tenun. Untuk membuat satu kain, tiap penenun membutuhkan waktu satu hingga dua belas minggu. Lamanya proses produksi tersebut dipengaruhi oleh rumitnya motif kain tenun. Dengan lama waktu produksi tersebut membuat harga sehelai kain cual tergolong mahal. Kisaran harga kain tenun cual berkisar antara Rp 3.000.000,00 hingga Rp 10.000.000,00. Meskipun motif kain tenun tersebut merupakan motif "tua" namun motif tersebut tetap diproduksi dan motif-motif tersebut menjadi khas daerah. Makna motif tersebut diakui hanya orang-orang tertentu yang memahaminya. Orang-orang awan akan kesulitan karena motif kain tenun berbeda dengan motif batik. Agar motif yang dibanggakan ini menjadi lebih populer perlu dipikirkan bagaimana membuat redesain motif kain tenun menjadi motif batik. Teknologi komputerisasi berkembang pesat diabad 21. Karya-karya seni rupa, suara, dan visual mulai menggunakan teknologi komputerisasi untuk memperluas bidang cakupan, keterbatasan B-25
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
daya imajinasi serta kreasi. Seni visual dibuat secara berulang (iteratif) untuk memvisualkan bentuk sederhana yang pada akhirnya akan diperoleh pola-pola rumit dan kompleks. Pola seni ini bertumpu pada proses perulangan pola dan bentuk yang mirip. Pola berulang (iteratif) akan menghasilkan bentuk fraktal sebagaimana pola berulang aritmatik sederhana dapat menghasilkan pola chaos. Pola iterasi dapat dicontohkan misalnya rumus utama adalah X, rumus detail adalah X = YX. Maksud iterasi adalah mengganti X dengan X = YX secara berulang-ulang. Seandainya kita melakukan iterasi X sebanyak 3 kali maka akan dihasilkan iterasi ke-1 = X, iterasi ke-2 = YX, iterasi ke-3 = Y YX. Dermikian seterusnya sehingga terjadi pola pengulangan secara teratur. Batik fraktal adalah suatu batik yang dalam proses penggambaran motif menggunakan sebuah pengulangan (iterasi) rumus-rumus matematika. Dalam seminar "Mathematics in Batik Fractal", Kombinasi Seni, Sains, dan Teknologi yang diselenggarakan di ITB pada tahun 2008, dijelaskan bahwa fraktal muncul sebagai tanda keteraturan dalam kekacauan (chaos) pada suatu sistem yang kompleks. Suatu motif batik yang telah dibuat fraktalnya, dapat dihasilkan banyak motif desain lainnya. Dalam makalah lainnya, Yun Hariadi, dkk (2009) telah meneliti tentang batik yang berasal dari daerah Garut ditinjau dari geometri fraktal. Disimpulkan dalam penelitian tersebut, bahwa batik setiap daerah memiliki perbedaan dan kekhasan tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab keingintahuan peneliti apakah motif kain tenun cual bangka dapat dibuat menjadi motif batik khas bangka menggunakan konsep iterasi. Dalam konteks yang lebih luas, penulis bertujuan ikut serta dalam memperkenalkan motif-motif kain khas Bangka serta mengembangkan motif tersebut menjadi motif yang unik dan dibentuk dari rumusan matematika. METODE PENELITIAN Pada penelitian yang telah dilakukan ini dibuat tahapan-tahapan agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Tahapan dalam penelitian ini dibuat seperti berikut ini.
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dibatasi waktu sehingga agar proses redesain dapat dikerjakan secara efektif maka digunakan software JBatik sebagai alat bantunya. PEMBAHASAN Motif kain tenun yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah kain tenun dengan motif burung hong dan kembang cina. Pada proses percobaan untuk melakukan transformasi dari motif kain tenun tersebut mengalami banyak kendala yang dihadapi. Kendala-kendala tersebut antara lain, motif tidak jelas sehingga perlu upaya lain dan sedikit melakukan rekayasa terhadap motif tertentu. Pada proses transformasi dengan menggunakan software Jbatik maka pembuatan motif dilakukan dengan memecah motif kain tenun menjadi beberapa bagian. Motif kembang dipecah menjadi kelopak sedang, kelopak besar, bunga sedang, dan lainnya.
B-26
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Motif kembang cina pada kain tenun cual seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2. Desain Motif Kembang Cina Langkah selanjutnya adalah membuat detail rumus untuk menghasilkan motif yang diharapkan. Misalnya motif kelopak dengan iterasi 1 hingga beberapa kali maka akan dihasilkan gambar seperti dibawah ini.
Gambar 3. Desain Motif Kelopak I Selanjutnya membuat pola bunga pertama dengan menggabungkan 4 buah kelopak sedang yang telah dibuat sehingga bentuknya menjadi gambar dibawah ini.
Gambar 4. Desain Motif Bunga I Selanjutnya dilakukan pembuatan kelopak besar. Dengan cara yang sama dengan proses desain kelopak pertama maka dihasilkan gambar kelopak besar sebagai berikut: B-27
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
Gambar 5. Desain Motif Kelopak II Proses berikutnya adalah membuat bunga dengan menggabungkan desain-desain yang telah dibuat sebelumnya. Pada akhirnya redesain motif kembang cina kain tenun cual adalah gambar dibawah ini.
Gambar 6. Desain Motif Kembang Cina Fraktal Dengan cara yang sama dilakukan proses pembuatan redesain motif burung hong. Motif burung hong tersebut memang terlalu sulit untuk dibayangkan bentuknya sehingga dilakukan improvisasi terhadap motif pada kain tenun tersebut. Hasil proses redesain menggunakan metode fraktal ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Gambar 7. Desain Burung Hong Dengan Metode Fraktal Setelah proses selesai dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan survey terhadap hasil redesain. Survey dilakukan dengan metode kuisioner dengan tujuan mendapatkan masukan terhadap hasil redesain tersebut. Responden tersebar di 3 daerah dan berjumlah 50 orang. Hasil survey menunjukkan bahwa 37 responden atau sekitar 74% tidak mengetahui bentuk burung hong yang ada B-28
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
pada motif kain tenun. Hal ini dapat berarti bahwa responden tidak terlalu peduli dengan bentuk motif kain.
6% 20% Tidak Tahu Tahu Ragu-ragu
74% Berdasar pada hasil kuisioner tersebut maka dibuat sebuah motif lain yang berorientasi pada pandangan responden sehingga didapatkan bentuk corak redesain dari batik fraktal. Adapun redesain menggunakan fraktal dan desain berdasar pada pandangan konsumen ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
KESIMPULAN Berdasar pada hasil percobaan yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan metode fraktal sangat mungkin dilakukan untuk melakukan redesain terhadap motif kain tenun menjadi motif batik; 2. Motif batik yang dihasilkan akan berbeda bila gambar motif kain tenun tidak sempurna; 3. Metode fraktal dapat membantu pengembangan ide desain; 4. Motif burung hong belum terlalu dikenal dimasyarakat dan perlu dipromosikan dengan baik. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini terkhusus kepada : 1. Dikti – Kemdikbud RI sebagai penyandang dana penelitian 2. Nancy Magried dan Tim Piksel Indonesia Semoga amal kebaikan yang telah diberikan mendapat pahala yang setimpal dari Yang Maha Kuasa. Amin.
B-29
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 Yogyakarta, 15 November 2014
ISSN: 1979-911X
DAFTAR PUSTAKA Adiwastra, dkk, 2009. jBatik: menelusuri perkembangan motif kawung melalui kuantifikasi dan algoritma. Adiwastra Nusantara Seminar. Asni, 2008. "Mathematics in Batik Fractal", Kombinasi Seni, Sains, dan Teknologi. www.itb.ac.id/news/2262. xhtml. (diakses tanggal 4 April 2012) Baroto T.I, 2009, Development Of Indonesia New Batik Design By Exploration And Exploitation Of Recent Context. www.its.ac.id/.../3232-baroto-prodes-... (diakses tanggal 4 April 2012) Yun Hariadi, dkk, 2009, Batik Garut dalam tinjauan Geometri Fraktal. www.batikfractal.com/.../JapanFoundation_2009_Batik-Garut-dalam-Tinj..., (diakses tanggal 4 April 2012)
B-30