RAS
Jurnal Teknik Sipil Universitas Malikussaleh
LHOKSEUMAWE-ACEH
ISSN 2088-0561
ANALISIS KUAT TARIK BELAH DAN KUAT TARIK LENTUR PAPERCRETE rvIENGGUNAKAN POZZOLAN ALAM - SURYA BERMANSYAH, YULIA HAYATI, MAULIDA OKTAVIANA IA-NALISIS PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM MINIBUS L1NTAS LHOKSEUMAWE-BANDAACEH - MUHAMMAD ISYA, NURLEL Y, ROMAYNOOR ISMY PENGARUH UMUR PENYIMPANAN SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON - HAMZANI REDUKSI BANJIR MELALUI OPTIMASI TATAGUNA LAHAN (STUDI KASUS DAS SUNGAI KRUENG KEUREUTO) - WESLI, HAMZANI KARAKTERISTIK BETON DALAM WEB DAN FLENS BALOK T PADA KOMBINASI BETON NORMAL DAN BETON NON PASIR - YOVI CHANDRA STUDI KOMPARASI NILAI MARSHALL LAPANGAN DAN LABORATORIUM PADA OVERLAY RUN WAY (STUDI BANDARA MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE) - SAID JALALUL AKBAR, WESLI STUDI KEAMANAN SALURAN SEKUNDER PIRAK BP6-BP8 DAERAH IRIGASI ALUE UBAY KABUPATEN ACEH UTARA - ADZUHA DESMI KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SERBUK BAN BEKAS PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT CONCRETE BINDER COARSE (AC-BC) - HERMAN FITHRA
TERAS JURNAL
(TEKNOLOGI REKAYASA SIPIL)
Vol. 1, No.2, Juni 2011
ISSN 2088-0561 DEWAN REDAKSI
Penasehat Dekan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Penanggung Jawab Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Pemimpin Redaksi Ir. Wesli, MT Redaksi Pelaksana Fadhliani, ST., M.Eng
Fajriana, S.Si., M.Si
Yovi Chandra, ST., MT
Mulyadi, ST
Herman Fithra, ST., MT
Penyunting Ahli Said Jalalul Akbar, ST., MT
Yulius Rief Alkhaly, ST., M.Eng
Maizuar, ST., M.Eng
M. Fauzan, ST., MT
Hamzani, ST., MT
Susilah, ST., MT
Fasdarsyah, ST., MT
Abdul Jalil, ST., MT
Mitra Bestari Prof. DR. Ing. Johannes Tarigan (USU)
DR. Ir. lIyas Suratman, DEA (ITB)
DR. Ir. Alfiansyah. BC (Unsyiah)
DR. Ir. Sofyan M. Saleh, M.Eng (Unsyiah)
Alamat Redaksi Sekretariat Teras Jurnal
Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh
Kampus Utama Universitas Malikussaleh
JI. Medan-Banda Aceh, Cot Tengku Nie, Reuleut
Kabupaten Aceh Utara
Email:
[email protected]
Edisi Perdana
Maret 2011
Frekwensi Terbit
Maret, Juni, September, Desember
TERAS JURNAL
ISSN 2088-0561
Vol. 1, No.2, Juni 2011
DAFTAR lSI
Daftar lsi Pengantar Redaksi Analisis Kuat Tarik Belah Dan Kuat Tarik Lentur Papercrete Menggunakan Pozzolan Alam - Surya Bermansyah, Yulia Hayati, Maulida Oktaviana Analisis Penentuan Tarif Angkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe-Banda Aceh - Muhammad Isya, Nurlely, Romaynoor Ismy
II
75-84
~5-94 .'-.~
Pengaruh Umur Penyimpanan Semen Terhadap Kuat Tekan Beton - Hamzani
95-104
Mereduksi banjir melalui optimasi Tataguna lahan (studi kasus das sungai krueng keureuto) - Wesli, Hamzani
105-114
Karakteristik Beton Dalam Web dan Flens Balok T Pada Kombinasi Beton Normal dan Beton Non Pasir - Yovi chandra
115-124
Studi Komparasi Nilai Marshall Lapangan dan Laboratorium Pada Overlay Run Way (Studi Bandara Malikussaleh Lhokseumawe) - Said Jaialul Akbar, Wesli
125-134
Studi Keamanan Saluran Sekunder Pirak BP6 - BP8 Daerah Irigasi Alue Ubay Kabupaten Aceh Utara - Adzuha desmi
135-144
Karakteristik Penggunaan Serbuk Ban Bekas Pada Campuran Panas Asphalt Concrete Binder Coarse (AC-BC) - Herman Fithra
145-154
Teras Jurnal, Vo!.l, No.2, }uni 2011
ISSN 2088-0561
ANALISIS PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM
MINIBUS LINTAS LHOKSEUMAWE - BANDA ACEH
Muhammad Isya 1), Nurlely 2), Romaynoor Ismy 3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala'·2), Wiraswasta dan Alumni Magister
Teknik Sipil, PPs Unsyiah 3)
email:
[email protected]_sipfr{
[email protected]
Abstrak Penentuan tarif angkutan umum merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Hal ini berkaitan dengan banyaknya variabel yang mempengaruhi dan melibatkan berbagai pihak. Pihak yang dimaksud seperti penumpang, operator dan pemeritah sebagai regulator yang bertindak sebagai penengah diantara keinginan penumpang dan operator. Keinginan penumpang untuk mendapatkan tarif yang rnurah dan terjangkau akan berlawanan dengan tarif yang diinginkan oleh operator. Untuk itu dalam penentuan tarif awal maupun penyesuaian tarlf diperlukansucitu kajian yang terukur yang merupakan jalan tengah antara keinginan konsumen dan operator angkutan umum. Pada kajian ini diambil studi kasus penentuan tarif pada angkutan umum penumpang jenis minibus (kapasitas 10 tempat dud uk) yang sering disebut dengan angkutan L-300 pada rute Banda Aceh - Lhokseumawe. Beberapa variabel yang dianalisis pada kajian ini seperti: analisa biaya pokok pelayanan yang merupakan besaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK); evaluasi terhadap kemampuan dan keinginan membayar bagi masyarakat pengguna jasa angkutan umum (ability to pay and willingness to pay); dan evaluasi besaran tarif angkutan umum. Kata Kunci : BOK, ATP, WTP, tarif angkutan umum
1.
Pendahuluan
Penentuan tarif angkutan umum merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Hal ini berkaitan dengan banyaknya variabe1 yang mempengaruhi dan melibatkan berbagai pihak. Pihak yang dimaksud seperti: penumpang, operator dan pemeritah sebagai regulator yang bertindak sebagai penengah diantara keinginan penumpang dan operator. Keinginan penumpang untuk mendapatkan tarif yang murah dan terjangkau akan berlawanan dengan tarif yang diinginkan oleh operator. Dengan demikian tarif yang berlaku seyogianya merupakan titik temu antara kemampuan dan keinginan pengguna untuk membayar dengan kemampuan operator untuk mengoperasikan armada. Dari hal tersebut dapat dirumuskan tarif yang wajar bagi angkutan umum. Studi ini merupakan kajian tentang besaran tarif untuk kasus rute Banda Aceh - Lhokseumawe pada angkutan umum jenis mobil penumpang yang memiliki kapasitas sepuluh orang penumpang. Dalam menentukan besaran tarif tersebut, diperlukan beberapa tahapan anal isis diantaranya: analisa biaya pokok pelayanan yang merupakan besaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK); evaluasi terhadap kemampuan dan keinginan membayar bagi masyarakat pengguna jasa angkutan umum (ability to pay and willingness to pay); mengetahui dampak harga bahan bakar minyak terhadap tarif angkutan umum minibus, dan selanjutnya melakukan evaluasi besaran tarif jasa pelayanan angkutan umum. Analisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh . -Muhon;zmad 1sya'), Nurlely 2), Romaynoor 1smy 3)
Teras Jurnal, Vol. 1, No.2, Juni 2011
ISSN 2088-0561
2.
Tinjauan Kepustakaan Menurut Matz & Usry (1975), tarif didefinisikan sebagai besaran moneter yang harns dikompensasikan oleh pihak-pihak yang menggunakan jasa pelayanan atau yang mengkonsumsi suatu produk. Secara ilmuekonomi tarif biasanya terbentuk sebagai interaksi antara produsen dan konsumen, dimana aspek keseimbangan antara pasokan (supply) dan sediaan (demand) berperan penting. Ditinjau dari sistem angkutan umum, tarif adalah besaran moneter yang harns dikeluarkan pengguna jasa (penumpang) untuk mendapatkan jasa pelayanan yang diberikan oleh operator. Sehubungan dengan hal tersebut diketahui ada dua faktor yang menentukan besarnya tarif yaitu sisi pengelola (operator) dan sisi pengguna jasa (penumpang). 2.1
Sistem Pembentukan Tarif Jasa Transportasi Button (1982) mengemukakan bahwa sistem pembentukan tarif jasa transportasi dapat didasarkan pada salah satu dari tiga cara berikut : a. Sistem pembentukan tarif atas dasar produksi jasa transportasi (cost ofservice pricing). b. Sistem pembentukan tarif atas dasar nilai jasa transportasi (value of service pricing). c. Sistem pembentukan yang didasarkan pada "What the traffic will bear". Dalam menentukan kebijakan tacif yang ditetapkan, ada dua hal utama yang harns selalu menjadi perhatian yaitu: tingkat tarif dan struktur tarif. Tingkat tacif adalah besarnya tarif yang dikenakan pada pengguna jasa sedangkan struktur tarif adalah merupakan tata cara atau mekanisme bagaimana tarif tersebut dibayarkan (Hayati, 2000).
2.2
Struktur Tarif Menurut Matz & Usry (1975), dalam menangani kebijakan tarif, struktur tarif merupakan salah satu faktor yang harns dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Diantaranya adalah: tarif seragam (jIat fare), tarif berdasarkan jarak (distance - basedfare), tarif bertahap, dan tarif berdasarkan zona. 2.3
Penentuan Besaran Tarif Salah satu cara yang harns ditempuh dalam menetapkan kebijakan penentuan besaran tarif adalah dengan menentukan terlebih dahulu tujuan kebijakan tersebut. Besaran tarif yang ditetapkan haruslah dilandasi dengan perhitungan biaya pokok produksi persatuan unit output dan sesuai qengan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk membayar (Willingness to pay & Ability to pay). Apabila kedua nHai ini sudah di ketemukan maka besaran tacif yang hendaknya ditetapkan sedemikian semngga besarnya di atas biaya pokok produksi persatuan output dan tidak melebihi kemampuan membayar dari masyarakat penggunanya. Penetapan tarif di atas biaya pokok produksi per kebijaksanaan yang mempethatikan kesejahteraan penyedia dan pemberi jasa angkutan. Menurut mempethatikan parameter Biaya Pokok Produksi
satuan output merupakan pihak operator sebagai Hayati (2000), dengan (BPP) dan parameter
Analisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lholcseumawe - Banda Aceh -Muhammad Isya'), Nurlely 2), Romaynoor Ismy 3)
Teras Jurnal, 'Vol. I, No.2, Juni 2011
lSSN 2088-0561
Willingness to Pay masyarakat (WTP~ pada dasamya ada tiga kemungkinan yang :da,pat terjadi, yaitu: a. Nilai WTP :beradacukup jauh di atas nl1ai BPP.
lb. Nilai WTP sangat dekat d.engan nUai BPP tetapi maslh berada di atasnya.
c. Nilai WTP berada cukup jauh di bawah nilai BPP. 2.4
Biaya Operasional Kendaraan (DOK) Didefinisikan sebagai biaya yang secara ekonomis terjadi karena dioperasikannya satu kendaraan pada kondisi normal untuk satu tujuan tertentu. Daniels (1974) mengemukakan bahwa biaya operasi kendaraan biasanya dibagi dalarn dua kelompok, yaitu: biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap atau biaya variabel {variable cost). Selain kedua kelompok tersebut masih ada satu jenis biaya yang kadang-kadang dipakai untuk perhitungan biaya operasional kendaraan yaitu biaya overhead. Biaya operasional kendaraan dapat ditinjau dari dua sisi tergantung dari sistem hubungan keIja antara pengusaha sebagai pemilik kendaraan dengan sopir (kru kendaraan). Diantaranya adalah biaya operasional kendaraan sistem gaji dan biaya operasional kendaraan sistem setoran. Bila hubungan keIja dengan sistem setoran dimana sopir harns memberi setoran dengan jumlah yang telah disepakati maka biaya operasional kendaraan menjadi beban sopir untuk operasional kendaraan tersebut.
2.5
Biaya Operasional Kendaraan Sistem Setoran Daniels (1974) mengemukakan bahwa sistem ini mernpakan hubungan antara pengusaha sebagai pemilik armada kendaraan dengan sopir sebagai patner keIja, dimana pihak sopir mempunyai kewajiban memberikan setoran uang dengan jumlah tertentu kepada pemilik kendaraan setiap kali kendaraan dioperasikan. Dalarn hubungan keIja semacarn ini beban operasional kendaraan menjadi tanggung jawab pihak sopir sepenuhnya. Adapun beban biaya operasional kendaraan tersebut dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap dan tidak tetap.
Secara garis besar besaran biaya tetap ini sarna dengan setoran kepada pemilik kendaraan. Bagi pemilik kendaraan besarnya setoran ini sudah dipethitungkanuntuk menutup semua biaya modal yang menjadi tanggung jawabnya. Besarnya setoran yang diterima sudah mencakup biaya pengadaan kendaraan, biaya perijinan, biaya perbaikan dan perawatan, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya ditambah pula dengan besaran keuntungan yang diharapkan. Biaya tidak tetap besarnya sangat dipengaruhi dengan kondisi kendaraan pada saat beroperasi, diantaranya: Bahan Bakar Minyak (BBM), konsumsi, retribusi, oli, karet rem, penghasilan sopir dan kru kendaraan.
2.6
Produksi Pelayanan Jasa Angkutan Untuk mengukur besaran produksi pelayanan angkutan umum dapat ditinjau dari beberapa altematif (unit), yaitu : Seat-kilometer, Penumpang-kilometer dan Penumpang-trip (Morlok, 1998). Pada penelitian ini digunakan sistem Penumpang - Kilometer. Analisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh .- Muhammad lsyal), Nur/ely 2), Romaynoor lsmy 3)
lSSN 2088-0561
Teras Jurnal, Vol.J, No.2, Juni 2011
2.1 Penumpang - Kilometer Besaran penumpang - kilometer menunjukkan besaran faktualdari !tingkat ,okupansi serta panjang trip dari penumpang. Dalampeihitungan besaran ini kita akan mengenal suatu grafik yang menggambarkan besar keci1nya jumlah penumpang da1am suatu kendaraan untuk tiap-tiap perhentian dalam satu trip perja1anan, grafik ini biasa disebut sebagai grafik profi1 pengisian angkutan (loading profile). Adapun contoh loading profile ada1ah sebagai berikut:
I
J
r
i
![
Jml Pnp
~
t
I
I
I
I
I I
I
£
I
I I
larak (Ian)
Gambar 1. Loading Profile Sumber : Frids, 2002
Untuk menghitung besar produksi pe1ayanan angkutan umum ini dapat di1akukan dengan menghitung 1uas grafik yang terjadi, yaitu dengan menga1ikan jum1ah penumpang yang terangkut (on board) dengan jarak perja1anan rata-rata antar pemberhentian.
2.8 Biaya Pokok Produksi Jasa Angkutan Biaya pokok produksi jasa angkutan didefinisikan sebagai besarnya biaya yang harus dike1uarkan oleh pihak operator da1am kaitannya untuk menghasi1kan satuan produksi pe1ayanan umum yang dapat disediakan. .................................................................................... (1)
BPP dimana: EPP TBoK
Tpp
Biaya pokok produksi pe1ayanan (Rp./Pnp-km)
== Total biaya operasiona1 kendaraan per satuan waktu (Rp.)
= Total produksi pelayanan per satuan waktu (pnp-km)
=
2.9 Ability to Pay (ATP) Ability to Pay (ATP) adalah kemampuan seseorang untuk membayar jasa pe1ayanan yang diterimanya berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal (Button, 1982). Pendekatan yang digunakan dalam ATP didasarkan pada a10kasi biaya untuk transportasi dan intensitas perja1anan pengguna. Besar ATP merupakan rasio budget transportasi dengan intensitas perja1anan. Faktor-faktor yang meID,pengaruhi ATP ,ada1ah : penghasi1an keluarga per bulan, alokasi dana 1ransportasi, intensitas peljalanan, dan jum1ah anggota ke1uarga.
. Anatlsis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh :~ M.1i~ammadlsya J), Nurlely 2), Roinaynoor lsmy 3)
I
Teras Jurnal, Vol. 1, No.2, Juni 2011
fSSN 2088-0561
1.10 .Willingness to Pay (WTP) Button (1982) mendefinisikan Willingness to Pay (WTP) sebagai besaran rupiah rata-rata yang ingin masyanlkat keluatkan sebagai pembayaran satu unit pelayanan angkutan umum yang dinikmatinya. Besar WTP masyarakat terhadap angkutan umum dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat. Analisis WTP didasatkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa pe1ayanan angkutan umum yang dipengaruhi oleh: kuantitas dan kualitas produksi jasa angkutan umum, utilitas pengguna, penghasilan pengguna. .
.
.
.
.
3.
Metode Penelitian Survei observasi yang merupakan survei untuk mengamati secara langsung informasi jumlah naik/turun penumpang (loading profile), panjang lintasan, rit, jam kerja, rata-rata jumlah kendaraan yang beroperasi setiap hari, karakteristik moda, karakteristik daerah yang diteliti. Selain daripada itu juga dilakukan Survei kuesioner dan Survei wawancara. Langkah-langkah kerja meliputi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.
r
Pennasalahan
I
~
+
Data Rute dan
DataOp. Kendaraan
Pengumpulan data
Data Sosek Masyarakat
~
~
Analisa Produksi Pelayanan Angkutan Umum
f
. TarifBerlaku
Intensitas PeIjalanan
I
I
BiayaPokok Angkutan Umum '(BPP = BOKlTPP)
1
~
Income Keluarga
~
Studi Pustaka
I
~
Pelayanan
~ Analisa BOK
'I
~
Persepsi Konsumen thdp Tarif
~
.~
j
WTP
Besaran Tarif
~ Evaluasi & Pembahasan
l
~ Kesimpulan & Saran
~
Gambar 2. Metode Penetapan Besaran Tarif Anaiisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh . _ Muhammad lsyaJ), Nurlely 2), Romaynoor lsmy 3)
,I
Teras Jurnal, Vol.!, No.2, Juni 20ll
ifSSN 2088-0561
4.
Basil danP,em'ba'hasan Wilayah kajian mencakupenam wilayah kabupatenfkota, yaitu: Lhokseumawe, Bireuen, PidieJaya, Pime, Aceh Besar dan Banda Aceh, yang merupakan wilayah yang mem'bentuk suam rote perjalanan. Jenis Moda Angkutan Umum Informasi mengenai jenis moda angkutanumum pada wilayah studi diperoleh dari Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) dan Dinas Perhubungan setempat. Berdasarkan hasil survei hanya beberapa perusahaan angkutan umum jenis mini bus saja yang hanya melayani rute Kota Lhokseumawe-Banda Aceh seperti: CV. Bahtera Transport, Mandala Tour, Mentari Tour, Samudera Tour dan CV. Anugerah Jaya. Jumlah armada yang beroperasi untuk melayani rute Kota Lhokseumawe - Banda Aceh adalah 35 buah minibus dengan kepemilikan yang berbeda dari masing-masing perusahaan. 4.1
Jenis minibus yang digunakan adalah Mitsubishi jenis L300 yang berbahan bakar solar dengan kapasitas tempat duduk terpasang 10 tempat duduk. Tahun kendaraan bervariasi antara tahun 2006 dan tahun 2007.
4.2
Trayek dan Rute Angkutan Umum Trayek didefinisikan sebagai perumusan titik asal pemberangkatan dari angkutan umum dan titik tujuan dari pergerakan angkutan umum yang dimaksud. Rute adalah lintasan jalan Garingan jalan) yang dicapai/dilalui untuk mencapai titik tujuan dari titik asal. Rute angkutan berawal dari Terminal Kota Lhokseumawe - Terminal Kota Banda Aceh. Jarak total yang ditempuh untuk rute Lhokseumawe-Banda Aceh ini adalah 269 kIn. 4.3
Tarif Berlaku Penentuan tarif yang berlaku untuk rute wilayah studi adalah berdasarkan Daftar Tarif Penumpang Umum Kelas Non Ekonomi sesuai hasil kesepakatan rapat bersama DPD Organda dan DPC Organda Lhokseumawe Provo NAD dengan Dinas Perhubungan Komintel Provo NAD tanggal 27 Januari 2009 dan mulai berlaku tanggal 1 Februari 2009 yang didasarkan pada jarak tempuh, jenis mobil penumpang serta fasilitas lainnya yang ada, tarif yang berlaku adalah Rp. 204,46/kmynp. Dari data yang diperoleh dihasilkan rata-rata penghasilan keluarga perbulan adalah Rp., 2.815.302,-. Rata-rata biaya transport yang dikeluatkan adalah Rp. U7.817,-. Rata-rata biaya transportasi berdasarkan persepsi adalah Rp. 103.629,-. Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini adalah sebenyak 350 responden. Analisis Biaya Operasional Kendaraan (DOK) Untuk mengetahui besaran biaya operasiona1 kendaraan diperlukan analisa terhadap hubungan kerja antara pengusaha dan sopir. Hal ini sangat penting diketahui karena sangat menentukan' beban-beban biaya yang nantinya berpengaruh terhadapoperasional kendaraan. Biaya-biaya di lapangan yang dike1uatkan tiap kati kendaraan beroperasi sangatlah berpengaruh terhadap BOK. 4.4
Analisis PenentlJan TarijAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh - Muhammad Isya J), Nurlely 2), Romaynoor lsmy 3)
Teras Jurnal, YoU, No.2, Juni 2011
BOK/han
=
=
4.5
lSSN 2088-0561
Setoran + BBM + Konsumsi + R.etibusi + Suku cadang + Honor kru 467.125 rupiahlhari/trip.
Analisis Besaran Pokok Pelayanan
Produksi pelayanan angkutan umum merupakan besaran output yang dihasilkan dari suatu pengoperasian angkutan umum. Besaran total rata-rata produksi pelayanan dari hasil survey dan setelah dianalisis adalah sebesar 1.653 pnp_km. Dengan demikian, maka besarnya biaya pokok produksi pelayanan dapat diketahui, yaitu: BPP
4.6
- Rp.467.125,- 1.653pnp_km
=
Rp. 282,59 /pnp_km
Analisis Kemampuan Membayar MasyarakatlKonsumen (ATP)
Persentase pengeluaran untuk transportasi faktual rata-rata dari hasil survei adalah 0,45 %. Bagi populasi pada wilayah penelitian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan metoda kriterium Sturgess, seperti pada Tabel1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi ATP No I 2 3 4 5 6 7 8 9 I
4.7
ATP (Rp.lpnp kIn) 2104,74 1845,75 1675,00 1496,55 1108,56 801,81 644,52 399,07 188,00 Total
224
Frekuensi (%) 1,71 1,43 2,00 2,00 2,57 1,71 6,29 18,29 64,00
350
100
Frekuensi 6 5 7 7 9 6 22 64
Frekuensi Komulatif (%) 1,71 3,14 5,14 7,14 9,71 11,43 17,71 36,00 100
Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Biaya Perjalanan (WTP)
Sarna seperti analisis ATP, maka analisis WTP juga dibuat tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan metoda kriterium Sturgess, seperti pada Tabel2.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi WTP No
I
1 2 3 4 5 6 7
WTP (Rp.lpnp kIn) 248,46 221,73 206,21 189,87 185,87 168,68 111,52 Total
34 28 16 21 135 109 7
Frekuensi (%) 9,71 8,00 4,57 6,00 38,57 31,14 2,00
350
100%
Frekuensi
Frekuensi Komulatif (%) 9,71 17,71 22,29 28,29 66,86 98,00 100
Analisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh . -Muhammad IsyaJ), Nurlely 2), Romaynoor lsmy 3)
fSSN 2088-0561
Teras Jurnal, Vol.J, No.2, Juni 2011
4.8
Evatuasi Besar-an T·arif Untukdapat melakukan evaluasi terhadap besaran tarif, maka dibuat 'suatu kurva Yang dapat mempresentasikan semua komponen penentuan tarif seperti pada Gam'bar 3. £
t. 2.200,00
1
2.000,00
1\
1.800,00
i \
1.600,00
l
.t
1.
ATP WTP BPP TarifResmi
I
i i
i
I 1400,00 i I
I
go
~ 1.200,00
e:.
1! I
lL
1 '
~
1.000,00
~
800,00
1
600,00
J
~
\ •
\
\ \ ~ \
\ .,
~ "
! i
400,00
1
"""
.............
······1···············································
i ~ 200,0&-1---'-'--=;
• . =t-
-
-..
_
':'::..=..~._ .....u.:••~
.,
-F"
-
--- . _ . --~.
.
-:--
I
I
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
frekuensl Komulatlf (%I
Gambar 2. Kurva Evaluasi Tarif
• Besaran tarif sesuai dengan tarif resmi Rp.204,46/pnp_km : Persentase masyarakat terlayani yang mempunyai ATP sarna dengan Rp.204,46/pnp_km atau lebih ada 95%, demikian juga persentase masyarakat yang bisa terlayani dengan mempunyai WTP sebesar Rp.204,46/pnp_km atau lebih ada 22,92%. • Besaran tarifsarna dengan BPP sebesar Rp.282,59/pnp_km: Persentase masyarakat yang tedayani yang mempunyai ATP sarna dengan Rp.282,59/pnp_km atau lebih ada 71,32%, demikian pula bila dilihat dari WTP sebesar Rp.282,59/pnp_km masyarakat yang bisa terlayani sebesar -0,5% (tidak ada yang bisa terlayani). • Besaran tarif diantara tarifresmi dan BPP sebesar Rp.243,53/pnp_km : Persentase masyarakat yang terlayani yang mempunyai ATP sama dengan Rp.243,53/pnp_km atau lebih ada 83,16%, bila dilihat dari WTP sebesar Rp.243,53/pnp_km masyarakat yang bisa terIayani sebesar 11,19%. Tarif ini kemungkinan dapat menyeimbangkan kepentingan dari kedua belah pihak yaitu jasa angkutan (operator) dan pengguna.
Analisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh _Muhammad Isya J}, Nurlely 2), Romaynoor lsmy 3)
Teras Jurnal, Vol.J, No.2, Juni 2011
ISSN 2088-0561
Kesim,pulan dan Saran Berdasarkan basil penelitian clapat maka diberikan kesimpulan dan saran .sebagai berikut
'5.
5.1
Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap pene1itian ini dapat disimpulkan: 1. Biaya Operasional Kenclaraan (BOK) yang teIjadi sebesar Rp.467.125,- dengan Total Produksi Pelayanan (TPP) sebesar 1.653 pnp_km, sehingga Biaya Pokok Produksi (BPP) pe1ayanan sebesar Rp.282,59/pnp_km. 2. Biaya Pokok Procluksi sebesar Rp.282,59/pnpJ(m lebih tinggi dari tarif resmi yang berlaku sebesar Rp.204,46/pnp_km. 3. Kondisi kemarnpuan membayar ongkos peIjalanan (ATP) dari masyarakatlkonsumen saat dilakukan penelitian menghasilkan angka terbesar Rp.2104,74/pnp_km dan terendah Rp.188,-/pnp_km. 4. Kondisi kemauan membayar masyarakat / persepsi ongkos peIjalanan (WTP) diperoleh nilai tertinggi sebesar Rp.248,46/pnpJan dan terendah Rp.l11,52/pnp_km. 5. Pemberlakuan tarif dengan menggunakan besaran tarif diantara tarif resmi dan Biaya Pokok Produksi sebesar Rp.243,53/pnpJan didapatkan bahwa persentase masyarakat yang terlayani berdasarkan ATP adalah 83,16%, dengan nilai persentase WTP sebesar 11,19%. 5.2
Saran Saran-saran yang clapat diberikan sebagai bentuk rekomendasi dari hasil penelitian: 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, terutama menyangkut masalah hubungan keIja antara pihak pengusaha dengan pihak sopir menggunakan sistem gaji sehingga pelayanan dapat diberikan dengan maksimal. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengatasi masalah-masalah yang menyebabkan nilai kemarnpuan membayar (ATP) dan kemauan membayar dari pengguna (WTP) tidak memiliki selisih yang sangat berbeda. 3. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa terdapat selisih antara tarif resmi dengan Biaya Pokok Produksi sebesar Rp.78,13/pnpJ(m, dari kenyataan ini diharapkan kepada pemerintah untuk dapat memberikan subsidi kepada pihak pengusaha.
Daftar Kepustakaan 1.
Butto~
K.J., 1982, Transport Economics, Heinemann, London, England.
2. Daniels, C., 1974, Vehicle Operation Cost in Transport Study, The Economist Intelligence Unit Limited, Spencer House, 27 St. James's Place, London. 3. Frids., 2002. IEvaluasi Tarif Angkutan Umum Lintas Magelang-N,gulawar Propinsi Jawa Tengah, Thesis, Program Studi Transportasi ITB, Handung Analisis Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh -Muhammad Isya/), Nurlely 2), Romaynoor Ismy 3)
Teras Jurnal, Vol.l, No.2, Juni 2011
ISSN 2088-0561
4. Hayati, A., 2000, Analisis IPenentuan Tarif Berdasarkan BOK, ATP dan Wl'P: Stud; Kasus Perum D.amrl IBandung,Thesis. iPm,gram Transportasi lTB, Bandung. 5. Matz, A & Usn, M, F., 1975, Oost Accounting Planning and Control, South Western Publishing, Ohio. 6. Morlok, E.K., 1998, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penetbit Erlangga, Jakarta.
. Analf$is Penentuan TarifAngkutan Umum Minibus Lintas Lhokseumawe - Banda Aceh .¥uh4mmad Isya]), Nudely 2), Romaynoor Ismy 3)