Rancangan Standar Nasional Indonesia SPU 30 2000
Rambu-rambu jalan di area pertambangan
Badan Standarisasi Nasional-BSN 2000
Latar Belakang Prasarana jalan di area pertambangan memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan kondisi jalan pada umumnya. Salah satunya adalah ukuran dan jenis kendaraan yang beroperasi di jalan tersebut – mulai dari kendaraan pengangkut penumpang, hingga alat-alat pemindahan tanahtanah mekanis berukuran besar. Kombinasi antara keragaman ukuran dan jenis
alat
dengan
kemungkinan
jalan
belakang
pengalaman
pengemudi/operator yang berbeda menegaskan betapa pentingnya pengontrolan lalu-lintas yang baik di jalan area pertambangan. Ramburambu jalan sebagai salah satu alat kontrol lalu-lintas telah dikenal dan dipakai pada jalan-jalan umum atau jalan araya. Rambu-rambu jalan itu sendiri tidak dapat mencegah semua kecelakaan di jalan di area pertmabangan, akan tetapi dapat menciptakan suatu iklim mengemudi yang lebih kondusif bagi keselamatan. Standadisasi ini diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan dan penyediaan rambu-rambu jalan di area pertambangan, sehingga diperoleh suatu keseragaman yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kecelakaan yang diakibatkan oleh pemasangan rambu-rambu yang tidak benar atau membingungkan pemakai jalan. Oleh karena itu, ramburambu jalan di area pertambangan perlu distandarkan.
DAFTAR ISI
Halaman 1. Ruang lingkup ...................................................................... 2. Acuan ................................................................................... 3. Definisi ................................................................................. 4. Spesifikasi ............................................................................ 4.1 Jenis .............................................................................. 4.2 Warna ............................................................................ 4.3 Bentuk ............................................................................ 4.4 Ukuran ............................................................................ 5. Pemasangan ........................................................................ 5.1 Penempatan rambu ....................................................... 5.2 Ketinggian penempatan ................................................. 6. Perawatan ............................................................................
RAMBU-RAMBU JALAN DI AREA PERTAMBANGAN
1. Ruang Lingkup Standar ini meliputi, acuan, definisi, spesifikasi, pemasangan, dan perawatan dari rambu-rambu jalan pertambangan.
2. Acuan a. Keputusan Menteri Perhubungan, Nomor : KM 61 tahun 1993, tentang rambu-rambu di jalan, Departemen Perhubungan Republik Indonesia. b. Keputusan
Menteri
Pertambangan
dan
Energi,
Nomor
555.K/M.PEMOHON/1995, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. c. Traffic Safety, Code of Federal Regulation (CFR) 30, Part 56/57.9100. Mine Safety & Health Administration (MSHA), USA. d. Walter W. Kaufman and James C. Ault, 1997, Design of Surface Mine Haulage Roads-A Manula, US Departement of the Interior, Washington D.C. USA. e. Praticia M, Laing, 1992, Accident Prevention Manual of Bussines & Industry and Engineering & Tecnology, 10th redition, National Safety Council, USA. f. Roger, L. Brever, 1994, Safety and Health for Engineers, Van Nonstrand Reinhold, New York, USA.
3. Definisi
a) Jalan Proyek/Pendukung jalan yang disediakan untuk kegiatan transportasi barang maupun orang di dalam suatu awilayah usaha pertambangan untuk mendukung kegiatan operasi pertambangan atau penyediaan fasilitas tambang. b) Jalan Tambang/Produksi adalah jalan yang terdapat di dalam area pertambangan,
yang
digunakan
dan
dilalui
oleh
alat-alat
pemindahan tannah mekanis dalam kegiatan pengangkutan bahan galian tambang. c) Jalan Tambang/Produksi Permukaan adalah jalan yang digunakan untuk mengangkut atau menimbun bahan galian tambang di tambang permukaan. d) Jalan
Tambang/Produksi
Bawah
Tanah
adalah
jalan
yang
digunakan untuk mengambil, mengangkut atau menimbun bahan galian tambang di tambang bawah tanah. e) Rambu-rambu jalan tambang adalah salah satu perlengkapan jalan yang dapat berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan diantara sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan. f) Rambu
Peringatan
adalah
rambu
yang
digunakan
untuk
menyatakan peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan. g) Rambu
Larangan
adalah
rambu
yang
digunakan
untuk
menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan. h) Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk pernyataan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.
i) Ranmbu
Petunjuk
adalah
rambu
yang
digunakan
untuk
menyatakan petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan. j) Daun Rambu-rambu adalah tempat ditempatkannya/didekatkannya rambu. k) Tiang
Rambu
adalah
batangan
untuk
menempelkan
atau
menempelkan daun rambu. l) Papan Tambang adalah papan yang dipasang di bawah daun rambu yang diberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu. m) Refleksi Retro adalah sistem pemantulan cahaya sinar yang datang, dipantulkan kembali sejajar ke arah sinar yang datang, terutama pada malam hari atau cuaca gelap. n) Refleksi Retro adalah sistem pemantulan cahaya sinar yang datang dipantulkan kembali sejajar ke arah sinar yang datang, terutama pada malam hari atau cuaca gelap.
4. Spesifikasi Bentuk, lambang, warna, jenis, dan rambu-rambu adalah sebagaimana dinyatakan dalam lampiran I Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1993, Tanggal 9 September 1993, Tabul 1, 2A, 2B dan 3. 4.1 Jenis Sesuai dengan fungsinya, rambu dikelompokkan menjadi 4 jenis : a) Rambu Peringatan b) Rambu Larangan c) Rambu Perintah
d) Rambu Petunjuk
4.2 Warna a) Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam. b) Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. c) Warna dasar rambu larangan berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih serta merah untuk garis
miring
sebagai batas akhir perintah. d) Warna dasar rambu petunjuk berwarna biru dengan lambang atau tulisan berwarna putih atau sebaliknya. e) Warna dasar papan tambahan berwarna putih dengan tulisan dan bingkai berwarna hitam. f)
Warna refleksi retro berwarna kuning atau putih untuk sisi sebelah kiri jalan dan merah untuk sisi sebelah kanan jalan.
4.3 Bentuk a) Sesuai dengan lampiran I Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 tahun 1993. b) Jika
diperlukan
bentuk
rambu-rambu
lain
dimana
tidak
terdapaat pada ketentuan sebagaimana pada butir (a) di atas, bentuk rambu tambahan dapat dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan. c) Refleksi retro merupakan tiang atau batangan dimana pada penampang memanjang ke dua sisinya yang sejajar dengan arah lalu lintaas dilampisi bahan reflektif.
4.4 Ukuran a) Untuk pemakaian di jalan proyek/pendukung dan jalan tambang bawah tanah, rambu berukuran kecil (60cm). b) Untuk pemakaian di jalan tambang/produksi pemukaan, rambu berukuran sedang (75 cm) atau besar (90 cm). c) Rambu berukuran sedang sebagaimana disebutkan pada butir b) di atas dipakai apabila rencana kapasitas angkut alat pemindah
tanah
mekanis
yang
beroperasi
di
jalan
tambang/produksi dari SD ton sampai dengan 100 ton. d) Rambu berukuran besar sebagaimana disebutkan pada b) di atas dipakai apabila rencana kapasitas angkut alat pemindah tanah mekanis yang beroperasi di jalan tambang/produksi dari 100 ton. e) Untuk pemakaian di jalan tambang/produksi permukaan, jika rambu menggunakan
tulisan, ukuran tinggi huruf sekurang-
kurangnya 16 cm dengan lebar huruf tidak kurang dari 13 cm. f) Ukuran perbandingan papan tambahan antara panjang dan lebar adalah 2 (dua) berbanding 1 (Satu). g) Ukuran
refleksi
retro
untuk
jalan
proyek/pendukung
tambang/produksi permukaan dan bwah tanah adalah sebagai berikut :
UKURAN CM JENIS JALAN
T1
T2
L
Jalan Proyek/Pendukung
120
50
5
Jalan Tambang/Pemukaan
200
130
20
Jalan Tambang/Produksi Bawah Tanah
150
20
5
T1 = Tinggi Tiang Reflektor T2 = Tinggi bagian Bahan Reflektif, diukur dari ujung atas tiang L = Lebar Bahan Reflektif
4.5 Bahan a) Rambu, baik daun maupun tiang, harus dibuat dari bahann yang cukup kuat dan tidak mudah rusak. Daun rambu sebaiknya dari bahan pelat alumunium atau bahan logam lainnya, sedangkan tiang rambu dapat terbuat dari besi/pipa, kayu atau bahan lain. b) Untuk pemakaian pada kondisi jalan yang sering berdebu, berkabut atau dimana dilakukan kegiatan pada malam hari, rambu harus menggunakan bahan yang dapat memantulkan sinar seperti bahan reflektif atau bahan cat mengandung fluorescent. c) Refleksi retro terbuat dari bahan yang dapat memantulkan sinar berupa bahan reflektif atau cat
mengandung fluorsecent.
Sedangkan tiang refleksi retro dapat terbuat dari kayu/papan, atau bahan logam.
5. Pemasangan 5.1 Penempatan Rambu-rambu a) Rambu ditempatkan di sebelah kiri jalan menurut arah lintas dengan jarak terdekat dari bagian tepi paling luar jalan atau terlalu lalu lintas kendaraan minimal 60 meter. b) Penenempatan rambu sebagai mana disebutkan pada butir a) di atas harus mudah dilihat oleh pemakai jalan. c) Dalam keadaan tertentu, dengan mempertimbangkan lokasi dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di sebelah kanan atau diatas daerah manfaat jalan. d) Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya 50 meter atau pada jarak tertentu sebelum tempat bahaya, dengan memperhatikan kondisi lalu lintas, cuaca dan keadaan jalan yang disebabkan oleh faktor geometris, pemukaan jalan dan kecepatan pemakai jalan. e) Rambu larangan, perintah dan petunjuk ditempatkan sedekat mungkin pada awal jalan dimulainya larangan, perintah dan petunjuk. f) Papan tambahan ditempatkan dengan jarak 5-10 cm dari sisi tebawah daun rambu dengan ketentuan lebar papa tambahan tidak melebihi sisi daun rambu. g) Refleksi retro ditempatkan pada kedua sisi jalan, dengan ketentuan jarak minimum antar tiang sebagai berikut :
JARAK (M) JENIS JALAN
MIN
MAKS
Jalan Proyek/Pendukung dataran rendah
50
75
Jalan Proyek/Pendukung dataran tinggi/pegunungan
30
40
Jalan Tambang/Produksi Permukaan
24
35
Jalan Tambang/Produksi Bawah Tanah
10
15
h) Padaa kondisi jalan yang menikung tajam, terutama di dataran tinggi/pegunungan, jarak sebagaimana disebutkan pada butir g) diatas diperpendek menjadi 15 m. i) Pada kondisi jalan yang menajam kemudian diikuti oleh turunan curam, refleksi retro ditempatkan dengan jarak 15 m, diukur dari titik puncak tajamkan. Jarak ini dipakai pula untuk pemasangan refleksi retro berikutnya sampai dengan maksimum tiang yang ketiga setelah tanjakan.
5.2 Ketinggian Penempatan a) Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi papan ambahan, dengan ketentuan untuk masing-masing jenis jalan sebagai berikut :
JARAK (M) JENIS JALAN
MIN
MAKS
Jalan Proyek/Pendukung
175
265
Jalan Proyek/Produksi Permukaan
200
265
Jalan Tambang/Produksi Bawah Tanah
150
250
b) Ketinggian penempatan rambu dilokasi pejalan kaki minimum 200 cm dan maksimum 265 cm. c) Khusus untuk rambu peringatan “pengarah tikungan ke kanan” atau “pengarah tikungan ke kiri”, ketinggian penempatan rambu adalah 120 cm dari permukaan jalan. d) Pada kondisi-kondisi jalan yang menanjak kemudian diikuti oleh turunan curam, tinggi
tiang refleksi retro pertama sampai
dengan ketiga dari puncak tanjakan harus ditambah minimum 60 cm dan maksimum 125 dari ketentuan sebagaimana terdapat pada tabel g) bagian 3.4. e) Pada kondisi jalan sebagaimana disebutkan pada butir d) di atas, tinggi T2 harus ditambah menjadi sekurang-kurangnya satu setengah kali dari ketentuan yang terdapat pada tabel butir bagian 4.4 g).
6. Perawatan Untuk menjaga dan mempertahankan agar rambu-rambu dan refleksi retro ketentuan minimum sebagai berikut :
a) Jadual inspeksi dan tinjauan yang tepat harus dibuat dan dilaksanakan secara periodik paling lama setiap 3 (tiga) bulan sekali. b) Lokasi sekitar penempatan rambu atau refleksi retro harus selalu dibersihkan dari semak-semak atau benda-benda lain yang dapat menghalangi rambu atau refleksi retro. c) Para pemakai jalan harus melaporkan rambu-rambu atau refleksi retro yang rusak atau terhalang dan sistim komunikasi harus dibuat untuk kebutuhan tersebut. d) Rambu-rambu atau refleksi retro yang rusak harus segera diperbaiki atau diganti, dan rambu-rambu yang tidak difungsikan lagi harus segera dicabut.