Reka Integra ISSN: 2338-5081
© Teknik Industri Itenas | No.1 | Vol. 1 Juli 2013
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT. X* WINDA NUR ANDITA SARI, ALEX SALEH, EMSOSFI ZAINI Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung
Email:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini membahas rancangan keseimbangan lintasan perakitan mixed model, produk lemari es dua pintu model top freezer dan bottom freezer pada sebuah lintasan perakitan (Line B) di PT. X. Perancangan menggunakan algoritma Variable Neighborhood Descent (VND) dengan kriteria meminimisasi jumlah stasiun kerja agar meningkatkan efektivitas. VND merupakan salah satu pendekatan meta-heuristik dalam memecahkan masalah keseimbangan lintasan dengan tahap pembentukan inisial solusi melalui pendekatan heuristik dan tahap local search yang meliputi proses exchange dan insert. Exchange merupakan proses penukaran elemen kerja dengan elemen kerja di stasiun kerja lain tanpa melanggar precedence diagram dan kriteria lainnya. Insert merupakan proses penyisipan elemen kerja pada stasiun kerja lain tanpa melanggar precedence diagram dan kriteria lainnya Kata kunci: Perancangan Lintasan Perakitan, Mix Model, Variable Neighborhood Descent, Minimisasi Stasiun Kerja ABSTRACT This study discusses the design of the assembly line balance of mixed model, two-door refrigerator product models and top freezer bottom freezer on assembly line (Line B) in the PT. X. Design of Variable Neighborhood Descent algorithm (VND) with criteria to minimize the number of work stations in order to mprove effectiveness. VND is one of the meta-heuristic approach in solving line balance with the initial establishment phase and solution phase heuristic approach to local search that includes the exchange and the insert. Exchange is an exchange process with the working elements of work elements on the other work stations with out violating precedence diagram and other criteria. Insert an element insertion process working on another work station without violating the precedence diagram and other. Keywords: Design Line Balancing, Mix Model, Variable Neighborhood Descent, Minimize Work Station *
Makalah ini merupakan ringkasan dari Tugas Akhir yang disusun oleh penulis pertama dengan pembimbingan penulis kedua dan ketiga. Makalah ini merupakan draft awal dan akan disempurnakan oleh para penulis untuk disajikan pada seminar nasional dan/atau jurnal nasional. Reka Integra – 100
Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT. X
1. PENDAHULUAN Salah satu masalah dalam perusahaan manufaktur yaitu pencapaian target produksi yang disebabkan pembagian elemen kerja yang tidak seimbang antara satu stasiun kerja satu dengan yang lain dalam sebuah lintasan perakitan. PT. X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang elektronik. Barang yang diproduksi di PT. X melalui proses perakitan dalam sebuah lintasan perakitan. Produk yang diproduksi PT. X adalah lemari es, air conditioner, pompa air, radio, kipas angin, dan laundry system. Pada divisi lemari es terdapat dua klasifikasi besar pada produk yaitu produk satu pintu dan dua pintu. Kedua jenis produk tersebut diproduksi pada lintasan perakitan yang berbeda. Pada lemari es satu pintu terdiri dari beberapa tipe yang dibedakan berdasarkan spesifikasi produk yang diproduksi di Line A. Pada lemari es dua pintudibagi menjadi 2 tipe yaitu Top Freezer (TF) merupakan lemari es produksi untuk konsumen lokal dan Bottom Freezer (BF) merupakan lemari es produksi untuk ekspor, seluruh tipe lemari es dua pintu di produksi di Line B. Perbedaan jumlah permintaan ini membutuhkan pengurutan pekerjaan, pada lintasan perakitan lemari es dua pintu input produk yang akan diproses merupakan output dari divisi produksi sebelumya yaitu divisi pengisisan cairan urethane. Jumlah stasiun kerja di lintasan perakitan lemari es dua pintu PT. X saat ini berjumlah 31 stasiun kerja. Permasalahan pada Line B dapat digolongkan sebagai lintasan perakitan campuran (MixedModel Assembly Line Balancing, MALB). Line B merupakan lintasan lurus, dilihat dari precedence diagram dan elemen kerja yang dikerjakan dapat diperbaharui jenis lintasan menjadi campuran lintasanduasisi dan lintasan lurus. Sehingga dari hal tersebut dapat digolongkan sebagai masalah lintasan perakitan dua sisi (Two-Sided Assembly Line Balancing, TALB). Penentuan jumlah stasiun kerja optimal menggunakan algoritma Variable Neighborhood Descent (VND) dengan tujuan meminimisasi jumlah stasiun kerja dan acuan waktu siklus. Dalam mengatasi masalah lintasan perakitan d PT. X dilakukan penelitian bertujuan merancang lintasan perakitan pada produk Top Freezer (TF) dan Bottom Freezer (BF) di PT. X dengan kriteria meminimisasi stasiun kerja dengan menggunakan algoritma Variable Neighborhood Descent (VND). 2. METODOLOGI PENELITIAN Lintasan perakitan divisi lemari es dua pintu ( Line B) yang terdapat pada PT.X. Pada Line B dengan keadaan memproduksi Top Freezer (TF) dan Bottom Freezer (BF) dalam satu lintasan dapat digolongkan Mixed Model Assembly Line Balancing (MALB). Saat ini lintasan perakitan di PT. X merupakan lintasan lurus, dapat diperbaharui menjadi lintasan dua sisi dilihat dari precedence diagram dan proses yang dilakukan. Perakitan produk pada beberapa proses perakitan terdiri dari dua baris lintasan tunggal yang disusun secara paralel, yaitu sisi bagian kiri (L) dan sisi bagian kanan (R) lintasan adapun proses perakitan dapat dilakukan dikanan maupun dikiri. Kondisi tersebut digolongkan two-sided assembly line balancing. (TALB). Pemecahan masalah tersebut menggunakan metode variable neighborhood descent (VND)dengan tujuan minimisasi jumlah stasiun kerja dan maksimisasi efisiensi . Metode VND merupakan metode metaheuristik, proses pengerjaan VND dalam memecahkan masalahdengan memanfaatkan perubahan struktur yang terjadi dalam neighborhood. Proses perubahan struktur yang terjadi dalam neighborhood dilakukan dalam dua cara yaitu exchange dan insert. Proses exchange merupakan proses penukaran elemen kerja dalam satu stasiun kerja dengan stasiun kerja lain tanpa melanggar precedence diagram dan zonning constrain. Proses insert merupakan proses menyisipkan elemen kerja dari suatu stasiun kerja ke stasiun kerja lain tanpa melanggar precedence diagram dan zonning Reka Integra - 101
Sari, dkk
constrain. Kedua tahapan tersebut dilakukan pada seluruh elemen kerja hingga selesai dan mendapatkan hasil layout dan efisiensi kerja Metode yang digunakan adalah variable neighborhood descent (VND). Model dasar mengenai variable neighborhood descent (VND) untuk Mixed Model Assembly Line Balancing (MALB) yang dikembangkan oleh Yohana (2011). Metode VND untuk menyelesaikan permasalahan keseimbangan lintasan perakitan mixed-model dengan kriteria minimisasi jumlah stasiun kerja yang dikembangkan Yohana (2011) yang telah dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan pemasalahan, dapat diterapkan pada permasalahan yang terjadi di lintasan perakitan lemari es dua pintu Top Freezer (TF) dan Bottom Freezer (BF) di PT.X. Pemilihan metode ini berdasarkan keadaan di perusahaan yang dapat diterapkan metode yang telah dikembangkan. Gambar diagram alir metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Identifikasi Masalah
Penentuan Metode dalam Pemecahan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data :
Analisis Analisis pemecahan masalah berdasarkan hasil pengolahan data
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran ditujukan kepada PT.X
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian
3. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Pengumpulan Data Data elemen kerja dan waktu proses yang didapat di PT.X dan digunakan untuk pengolahan data terdapat pada Tabel 1. Reka Integra - 102
Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT. X Tabel 1. Data Elemen Kerja, Waktu Proses, dan Posisi
EK
PROSES KERJA
1 Susun kabinet 2 Pasang door switch 3 Pasang LED 4 Finishing sisa urethane pada pinggir inner 5 Pasang dan ratakan silicon … 118 Scan Barcode 119 Memberikan stempel 120 Handling 121 Packing Catatan : (R : Right, L : Left, E : Either)
Waktu Proses (detik) TF BF t rata(t 1 ) (t2) rata 33 30 33 12 0 11 20 0 18 21 36 24 35 205 60 4 2 7 11
4 2 4 9
4 2 7 11
Posisi E R R R R E E E E
3.2 PENGOLAHAN DATA Data-data perusahaan yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan data sesuai dengan metode yang telah ditentukan. Pada tahap awal dilakukan perhitungan solusi inisial menggunakan metode J-wagoon dan local search menggunakan metode VND dengan tujuan minimisasi jumlah stasiun kerja. Metode VND untuk menyelesaikan permasalahan keseimbangan lintasan perakitan mixed-model dengan kriteria minimisasi jumlah stasiun kerja yang dikembangkan Yohana (2011) yang telah dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan pemasalahan. Modifikasi yang dilakukan berupa penambahan batasan pada local search berupa penambahan batasan posisi (R, L dan E) untuk memenuhi notasi masalah TALB. Perbandingan antara proses exchange dan insert dilihat pada nilai efisiensi dan smoothness index terbaik dibandingkan dengan iterasi sebelumnya. Pada algoritma local search penambahan langkah pertimbangan proses exchange dan insert ditambah dengan zonning constraint. Penambahan variabel untuk pertimbangan waktu mulai dan selesai per elemen kerja saat melakukan proses exchange dan insert. Penamabahan variabel himpunan himpunan stasiun kerja posisi lintasan kanan, kiri, pasangan elemen kerja yang sudah mengalami proses exchangeda insert untuk mempermudah pengolahan data pada algoritma. Penambahan variabel iterasi pada proses exchange dan insert. Dalam pengembangan algoritma pada penelitian ini, notasi-notasi yang digunakan adalah sebagai berikut: i indeks untuk stasiun kerja (SK); (i = 1, 2, ..., m) j indeks untuk elemen kerja; (j = 1, 2, ..., n) z indeks untuk variasi; (z = 1, 2, ..., z) e indeks iterasi untuk proses exchange keseluruhan (e= 1, 2, ..., emaks) p indeks iterasi untuk proses exchange (p= 1, 2, ..., pmaks) q indeks iterasi untuk proses insert (q= 1, 2, ..., qmaks) tj waktu proses pada elemen kerja ke-j CRj saat selesai elemen kerja j pada SK posisi R CLj saat selesai elemen kerja j pada SK posisi L RRj saat mulai elemen kerja j pada SK posisi R RLj saat mulai elemen kerja j pada SK posisi L CT waktu siklus STi akumulasi waktu elemen kerja pada stasiun kerja ke-i Reka Integra - 103
Sari, dkk
STiz EL ELmaks SI SImin ITi ITmaks NIi NXi NYi VXj VYj VR VL Vx Vy
akumulasi waktu elemen kerja pada stasiun kerja ke-i di variasi z efisiensi lintasan efisiensi lintasan dengan nilai terbesar
smoothness index
efisiensi lintasan dengan nilai terkecil idle time pada stasiun kerja ke-i idle time dengan nilai terbesar neighborhood structure yang terjadi proses insert pada stasiun kerja ke-i neighborhood structure yang ditukar pada stasiun kerja ke-i neighborhood structure penukar pada stasiun kerja ke-i elemen kerja yang ditukar elemen kerja penukar himpunan stasiun kerja posisi lintasan kanan himpunan stasiun kerja posisi lintasan kiri himpunan pasangan elemen kerja yang sudah mengalami proses exchange himpunan elemen kerja yang telah mengalami proses insert
3.2.1 Pembentukan Solusi Inisial Data elemen kerja, waktu dan posisi dibentuk solusi inisial dengan metode J-Wagoon modifikasi. Pada dasarnya metoda J-Wagoon ini mengurutkan elemen kerja berdasarkan jumlah successor yang terbanyak, langkah modifikasi tambahan berupa pertimbangan posisi elemen kerja (R, L atau E). Berikut langkah-langkah pembentukan solusi inisial menggunakan MetodeJ-Wagoon yang telah dimodifikasi: Langkah 0 Input data j, tj, CTgab, CTzprecedence diagram dan zonning constrain. Langkah 1 Hitung bobot tiap elemen kerja berdasarkan jumlah successor pada operasi tersebut. Langkah 2 Urutkan bobot elemen kerja dengan mengutamakan jumlah successor yang terbanyak, dimana elemen kerja tersebut diprioritaskan terlebih dahulu untuk ditempatkan dalam stasiun kerja dan diikuti oleh elemen kerja lain yang memiliki jumlah elemen kerja yang lebih sedikit. Apabila terdapat dua elemen yang memiliki bobot nilai yang sama, maka diprioritaskan pada elemen kerja yang memiliki waktu pengerjaan lebih besar. Langkah 3 Tempatkan elemen kerja yang memiliki bobot tertinggi hingga terendah ke setiap stasiun kerja, untuk setiap elemen kerja yang akan ditempatkan: 1. Periksa posisi elemen kerja j = R Jika ya, tempatkan elemen kerja (j)pada SK ke-i pada posisi R. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 3.2 2. Periksa posisi elemen kerja j = L Jika ya, tempatkan elemen kerja (j)pada SK ke-i pada posisi L. Jika tidak, lanjutkan ke langkah 3.3 3. Periksa posisi elemen kerja j = E Jika ya, tempatkan elemen kerja pada SK ke-i pada salah satu posisi L/R .Penempatan posisi elemen kerja E diutamakan pada STi terkecil. Penempatan SK diutamakan pada jumlah posisi elemen kerja yang sama dengan elemen kerja yang ditempatkan sebelumnya. Reka Integra - 104
Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT. X
Langkah 4 Periksa apakah penempatan elemen kerja (j) melanggar zonning constrain Jika ya, tempatkan elemen kerja (j) pada SK berikutnya Jika tidak, lanjutkan ke langkah 6 Langkah 5 Periksa STi >CT Jika ya, tempatkan elemen kerja (j) pada SK berikutnya Jika tidak, lanjutkan ke langkah 6 Langkah 6 Periksa STiz >CTz Jika ya, tempatkan elemen kerja (j) pada SK berikutnya Jika tidak, lanjutkan ke langkah 7 Langkah 7 7.1 Ulangi langkah 3 dan 6 sampai seluruh elemen kerja sudah ditempatkan ke dalam stasiun kerja. 7.2 Periksa posisi seluruh posisi stasiun kerja Jika SK ke-i pada posisi R masukan kedalam VR Jika SK ke-i pada posisi L masukan kedalam VL Langkah 8 Buat layout dari hasil perhitungan Metode J-Wagoon kemudian hitung efisiensi lintasan (EL) dan smoothness index (SI)
∑ ( )(
) (1)
√∑
(
) (2)
3.2.2 Algoritma Local Search Diagram alir umum algoritma usulan perbaikan lintasan perakitan lemari es dua pintu pada PT.X menggunakan algoritma VND dengan kriteria minimisasi jumlah stasiun kerja dan maksimisasi efisiensi dapat dilihat pada Gambar 2. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan local search dapat dilihat pada Tabel 2. Pada lintasan perakitan Line B saat ini berjalan dengan 31 stasiun kerja (SK) untuk memenuhi demand lemari es dua pintu tipe top freezer dan bottom freezer. Sehingga dapat dikreteriakan dalam masalah mixed-model assembly line balancing.Lintasan perakitan Line B saat ini merupakan lintasan lurus. Pekerjaan yang dilakukan di setiap stasiun kerja berbedabeda. Kurang seimbangnya penempatan elemen kerja dan beban kerja pada lintasan perakitan di Line B menyebabkan terdapatnya operator yang menganggur dan operator lain yang sibuk bekerja dengan perbedaan yang mencolok, serta penumpukan barang setengah
Reka Integra - 105
Sari, dkk
jadi pada stasiun kerja. Tingkat keterampilan operator juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan lintasan perakitan
Start
Precedence diagram, m inisial solusi, j, posisi j, posisi i, tj, Ctgab, CTpermodel, EL0, dan SI0
Set EL0 = Elmaks Set SI0 = SImin
Proses Exchange
Ya
Proses Insert
Apakah ulangi proses exchange ?
Tidak Simpan dan tampilkan konfigurasi terbaik.
End
Gambar 2. Diagram Alir Local Search Reka Integra - 106
Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT. X Tabel 2. Hasil Perhitungan Local Search
i
j
1 2 1 (1R) 3 4 5 2 (2R) 6 10 11 7 8 5 (3R) 12 9 13 14 15 16 58 59 7 (4R) 60 61 62 63 64 65 56 66 68 52 8 (5R) 50 55 57 51 54 67 53 69 70 71 72 10 (6R) 73 74 75 76
tj
Posisi
Rj
Cj
33 11 18 24 60 34 3 6 1 3 3 55 12 4 8 14 20 4 19 13 10 18 20 5 18 4 4 3 9 7 6 4 2 2 1 9 9 23 8 7 14 6 4
E R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
0 33 44 62 0 60 0 3 9 10 13 16 71 83 87 0 14 34 38 57 70 80 0 20 25 43 47 51 54 63 70 76 80 82 84 0 9 18 41 49 56 70 76
33 44 62 86 60 94 3 9 10 13 16 71 83 87 95 14 34 38 57 70 80 98 20 25 43 47 51 54 63 70 76 80 82 84 85 9 18 41 49 56 70 76 80
CT
102
102
102
102
102
102
tz t1
t2
33 12 20 21 35 37 0 0 0 0 0 51 11 4 9 16 15 4 22 9 11 21 23 5 0 4 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 8 23 8 7 12 6 4
30 0 0 36 205 13 18 36 6 17 21 77 15 0 0 0 47 0 0 35 0 0 0 0 123 4 27 15 62 0 40 27 13 13 6 57 15 18 8 6 24 6 3
Reka Integra - 107
R jz R j1 R j2 0 33 45 65 0 35 0 0 0 0 0 0 51 62 66 0 16 31 35 57 66 77 0 23 28 28 32 32 32 32 40 40 40 40 40 0 0 8 31 39 46 58 64
0 30 30 30 0 205 0 18 54 60 77 98 175 190 190 0 0 47 47 47 82 82 0 0 0 123 127 154 169 231 231 271 298 311 324 0 57 72 90 98 104 128 134
ST z ST 1 ST 2 33 45 65 86 35 72 0 0 0 0 0 51 62 66 75 16 31 35 57 66 77 98 23 28 28 32 32 32 32 40 40 40 40 40 40 0 8 31 39 46 58 64 68
30 30 30 66 205 218 18 54 60 77 98 175 190 190 190 0 47 47 47 82 82 82 0 0 123 127 154 169 231 231 271 298 311 324 330 57 72 90 98 104 128 134 137
Sari, dkk
Tabel 2. Hasil Perhitungan Local Search (lanjutan)
i
j
17 19 20 21 22 23 4 (2L) 24 25 26 27 28 29 30 31 32 6 (3L) 33 34 18 35 36 38 40 9 (4L) 42 43 37 39 44 11 (5L) 41 45 46 47 48 12 (6L) 49 77 13 78 79 80 14 81 82 83 84 15 85 86 3 (1L)
tj 1 27 31 5 1 11 2 6 7 28 1 53 1 1 1 1 1 15 1 11 41 15 5 20 3 61 12 7 6 5 22 6 1 4 76 9 28 16 12 6 41 6 9
Posisi R j L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L E E E E E E E E E E
62 63 0 31 36 37 48 50 56 63 0 1 54 55 56 57 58 59 74 75 0 41 56 61 81 0 61 73 80 86 0 22 28 80 0 0 9 37 53 0 6 47 53
Cj 63 90 31 36 37 48 50 56 63 91 1 54 55 56 57 58 59 74 75 86 41 56 61 81 84 61 73 80 86 91 22 28 29 84 76 9 37 53 65 6 47 53 62
CT 102
102
102
102
102
102 102 102
102
tz t1
t2
0 28 25 5 0 10 0 6 7 25 0 57 0 0 0 0 0 17 0 11 33 12 5 23 3 60 14 8 7 4 22 0 0 4 77 7 27 16 12 6 33 6 8
4 15 63 5 6 17 11 4 5 41 4 24 4 5 4 5 3 3 3 7 87 31 4 0 2 62 0 0 0 5 22 37 6 3 66 18 29 10 9 4 87 0 13
Reka Integra - 108
R jz R j1 R j2 45 45 0 25 30 30 40 40 46 53 0 0 57 57 57 57 57 57 74 74 0 33 45 50 73 0 60 74 82 89 0 22 22 64 0 0 7 34 50 0 6 39 45
30 34 0 63 68 74 91 102 106 111 0 4 28 32 37 41 46 49 52 55 0 87 118 122 122 0 62 62 62 62 0 22 59 134 0 0 18 47 57 0 4 91 91
ST z ST 1 ST 2 45 73 25 30 30 40 40 46 53 78 0 57 57 57 57 57 57 74 74 85 33 45 50 73 76 60 74 82 89 93 22 22 22 68 77 7 34 50 62 6 39 45 53
34 49 63 68 74 91 102 106 111 152 4 28 32 37 41 46 49 52 55 62 87 118 122 122 124 62 62 62 62 67 22 59 65 137 66 18 47 57 66 4 91 91 104
Rancangan Lintasan Perakitan Produk Lemari Es Model Top Freezer dan Bottom Freezer Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Di PT. X Tabel 2. Hasil Perhitungan Local Search (lanjutan)
i
j
tj
16 17 18 19 20 21
87 88 89 91 90 93 92 94 95 96 97 98 99 100 101 102 105 106 107 108 103 111 104 109 110 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121
90 82 62 60 52 91 81 12 3 97 86 86 67 12 30 1 10 2 17 15 1 8 7 5 15 11 22 16 2 11 22 4 2 7 11
22 23 24 25 26
27
28
29
Posisi R j E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
0 0 0 0 0 0 0 81 93 0 0 0 0 67 0 30 31 41 43 60 75 76 84 91 0 15 26 48 64 66 77 0 4 6 13
Cj
CT
90 82 62 60 52 91 81 93 96 97 86 86 67 79 30 31 41 43 60 75 76 84 91 96 15 26 48 64 66 77 99 4 6 13 24
102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
102
102
102
tz
R jz R j1 R j2
t1
t2
90 66 40 59 52 100 92 13 3 105 77 75 51 13 29 0 10 0 14 17 0 9 0 5 14 12 21 16 0 11 24 4 2 7 11
90 0 176 0 188 0 60 0 52 0 36 0 14 0 0 92 0 105 49 0 139 0 148 0 159 0 0 51 36 0 7 29 7 29 14 39 29 39 0 53 4 70 0 70 44 79 5 79 19 0 0 14 27 26 13 47 11 63 7 63 5 74 4 0 2 4 4 6 9 13
0 0 0 0 0 0 0 14 14 0 0 0 0 159 0 36 43 50 64 93 93 97 97 141 0 19 19 46 59 70 77 0 4 6 10
ST z ST 1 ST 2 90 66 40 59 52 100 92 105 108 105 77 75 51 64 29 29 39 39 53 70 70 79 79 84 14 26 47 63 63 74 98 4 6 13 24
90 176 188 60 52 36 14 14 14 49 139 148 159 159 36 43 50 64 93 93 97 97 141 146 19 19 46 59 70 77 82 4 6 10 19
Pada penelitian ini dilakukan usulan perbaikan terhadap lintasan perakitan Line B menjadi two-sided assembly line balancingdan mixed-model assembly line ballancing serta menggunakan algoritma variable neighborhood descent (VND). Kondisi PT. X sebelumnya melakukan produksi dengan 31 stasiun kerja, dari hasil penelitian melalui tahapan inisial solusi dan local serach didapat penurunan jumlah stasiun kerja menjadi 29 stasiun kerja, efisiensi 78,30% dan smoothness index 158,940. Penurunan ini berdampak pada penempatan elemen kerja pada stasiun kerja yang lebih seimbang, waktu mengaggur ( idle time) akan lebih kecil dan dapat mengurangi penumpukan barang setengah jadi. Dengan naiknya efisiensi maka akan meminimisasi masalah dalam produksi. Kondisi ini juga harus Reka Integra - 109
Sari, dkk
didukung oleh keterampilan operator yang semakin baik sehingga lintasan perakitan di Line B dapat optimal. Pada Tabel 3 akan diperlihatkan perbandingan hasil local search dengan inisial solusi. Tabel 3. Perbandingan Hasil Local Search dengan Inisial Solusi
Inisial Solusi
Local Search
Jumlah Stasiun Kerja 29 29
Efisiensi Lintasan
Smoothness Index
78,30% 80,02%
158,94% 140,09%
Dari hasil tahap local search memberikan nilai perbaikan yang tidak terlalu signifikan dibandingkan hasil pembentukan solusi inisial. Hal ini disebabkan pembatas precedence yang ketat, sehingga membatasi proses exchange dan insert. 5. KESIMPULAN Berikut ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang merupakan jawaban dari tujuan dan analisis: 1. Penelitian rancangan lintasan perakitan pada Line B menggunakan algoritma Variable Neighborhood Descent (VND) di PT.X memberikan perfomansi lintasan yang semakin baik. 2. Tahapan local search menghasilkan perbaikan pada nilai efisiensi lintasan dan smoothness index. Sehingga pembebanan kerja merata, waktu menganggur berkurang dan dapat meminimisasi penumpukan barang setengah jadi. 3. Kondisi Line B di PT.X saat ini berproduksi dengan 31 stasiun kerja. Setelah dilakukan perancangan lintasan dengan algoritma Variable Neighborhood Descent menghasilkan 29 stasiun kerjadengan efisiensi 80,02% dan smoothness index 140,09. Berkurangnya jumlah stasiun kerja akan meningkatkan efisiensi lintasan dan mengurangi waktu mengaggur (idle time) dan penumpukan barang setengah jadi. REFERENSI Apnena, Riri Damayanti. (2011). Model Keseimbangan Lintasan Perakitan Two-Sided
Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent Dengan Kriteria Minimisasi Jumlah Stasiun Kerja. Tugas Sarjana – Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung.
Scholl, A. (1999). Balancing and Sequencing of Assembly Lines , Second Edition, PhysicaVerlag Heidelberg. New York. Yohana, Laora. (2011). Model Keseimbangan Lintasan Perakitan Mixed-Model Menggunakan
Algoritma Variable Neighborhood Descent Dengan Kriteria Minimisasi Jumlah Stasiun Kerja. Tugas Sarjana – Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung.
Reka Integra - 110