RANCANGAN INFORMASI ENERGY SAVING PADA CHARGER HANDPHONE SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PEMBOROSAN ENERGI LISTRIK Farid Alfianto, Maria Anityasari, Mokh.Suef Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected],ac,id Abstrak Penggunaan listrik yang dilakukan secara tidak tepat guna merupakan isu yang sedang menggemparkan dunia. Listrik merupakan sebuah elemen energi yang saat ini masih menjadi kebutuhan utama manusia guna menunjang berbagai aktifitas kehidupan. Listrik sebagian besar masih dibangkitkan dengan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui yaitu yang berbasis pada fosil. Diperlukan waktu ratusan tahun guna memperbaharui bahan atau material tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan bahan atau material yang berasal dari fosil harus digunakan seefisien mungkin untuk menghemat energi dan menunda krisis energi. Penggunaan charger handphone yang tidak tepat guna merupakan salah satu bentuk pemborosan energi. Hal ini disebabkan karena penggunaan charger handphone yang tidak dilakukan sebagaimana mestinya, misalnya men-charger handphone pada saat baterai telah penuh atau tetap menancapkan charger meskipun tidak digunakan untuk proses charging. Penggunaan stiker sebagai informasi penggunaan charger handphone merupakan salah satu solusi alternatif guna memberikan pengertian kepada masyarakat luas akan pentingnya mencabut adaptor charger dari stecker listrik pada saat tidak dipergunakan. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan isu pemborosan energi listrik akibat penggunaan charger handphone yang tidak sesuai dengan prosedur, maka diperlukan desain informasi penggunaan charger handphone yang dapat dipahami dan menarik. Desain informasi yang dapat diberikan untuk mengingatkan konsumen agar selalu melepas charger dari sumber listrik setelah dipergunakan adalah sebuah reminder yang akan beroperasi ketika charger tidak lagi melakukan pengisian terhadap handphone. Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner yang bertujuan untuk menentukan jenis reminder apa yang akan dipergunakan. Metode yang dipergunakan dalam mendesain kuesioner dan pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner tersebut adalah metode statistika dan metode Taguchi. Metode statistika dipergunakan untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, khususnya dengan menggunakan voice of customers. Sedangkan metode Taguchi dipergunakan untuk mengoptimalkan desain paduan parameterparameter yang ada pada desain informasi penggunaan charger handphone pada charger. Kata kunci: listrik, charger handphone, informasi penggunaan charger handphone pada charger, kuesioner, metode statistika, Voice of Customers dan metode Taguchi.
Abstract Use of electricity that is done is not appropriate is an issue that was earth-shattering. Electrical energy is an element that is currently still a major need for humans to support various activities of life. Electricity is generated mostly by the resources that can not be refurbished is based on fossils. It takes hundreds of years to update the material or materials. Therefore, the use of materials or materials derived from fossil should be used as efficiently as possible to save energy and delay the energy crisis. The use of mobile phone charger that is not appropriate is one form of energy waste. This is because the use of mobile phone charger that is not done properly, for example to mobile phone charger when the battery has been fully or keep plugging charger though not used for the charging process. The use of stickers for informational use mobile phone charger is one of the alternative solutions in order to give sense to the public on the importance of stecker unplug charger adapter power when not in use. To increase understanding and awareness of the issue of waste electrical energy due to the use of mobile phone chargers are not in accordance with the procedure, the necessary design information using mobile phone charger that is understandable and interesting. Design information can be given to remind consumers to always disconnect the charger from the power source after use is a reminder that will operate when the charger no longer perform charging of mobile phones. In this study the spread of the questionnaire aims to determine what type of reminders that will be used. The methods used in designing the questionnaire and processing the data obtained from the questionnaire are statistical methods and Taguchi methods. Statistical methods used to establish specification needs and desires of consumers and systematically evaluate the product's capabilities in meeting the needs and desires of consumers, particularly by using the voice of customers. While the Taguchi
method is used to optimize alloy design parameters that exist on the design information on the use of mobile phone charger charger. Keyword: electric, phone charger, phone charger use of information on the charger, questionnaires, statistical methods, the Voice of Customers and the Taguchi method
1. Pendahuluan Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Peningkatan kebutuhan listrik dikemudian hari yang diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020. Konsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan menjadi suatu masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan. Kebijakankebijakan yang diambil PLN sebagai BUMN penyedia energi listrik semakin menunjukkan bahwa PLN sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik nasional (Sucipto, 2008). Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan listrik di rumah tangga, sekitar 40% digunakan untuk penerangan atau lampu. Lampu yang hemat listrik ditandai dengan jumlah lumen cahaya yang dihasilkan tiap watt-nya. Untuk menghasilkan 500 lumen cahaya, lampu bohlam membutuhkan 40 watt, sementara CFL hanya membutuhkan 11 watt (Green Festival, 2008). Oleh karena itu, lampu CFL disebut sebagai lampu hemat energi. Lampu hemat energi dinyatakan dengan satuan lumen per watt (lpw), yaitu cahaya yang dihasilkan untuk tiap watt listrik. Semakin tinggi lpw-nya, maka akan semakin efisien lampu tersebut. Selain penggunaan listrik untuk kebutuhan sehari-hari, sering kali dijumpai beberapa peralatan elektronik yang menggunakan listrik untuk mengaktifkan modus stand-by. Pada kondisi stand-by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt. Membiarkan TV, komputer, tape/recorder, DVD player¸ dan AC berada pada kondisi stand-by selama 8 jam/hari (dalam kondisi seseorang sedang tidur) sama dengan memboroskan listrik sebesar 200 watt per hari (5 watt x 5 barang elektronik dalam posisi stand-by x 8 jam). Konsumsi energi yang boros tidak hanya berlaku pada peralatan elektronik yang bersifat stand-by. Namun, charger handphone yang tidak dipergunakan secara tepat dapat menimbulkan pemborosan energi. Energi yang
terbuang untuk sebuah charger handphone yang tetap dipergunakan pada saat energi handphone telah terisi penuh atau tetap tertancap pada stecker listrik tanpa ada handphone yang diisi energinya adalah sama. Besarnya energi yang terbuang tergantung dari level energy star yang diterapkan pada charger tersebut. Semakin tinggi level energy star (bintang-5), maka besar energi yang terbuang akan semakin sedikit (Nordberg, 2009). Berdasarkan wawancara terbatas kepada beberapa orang responden, diketahui bahwa mayoritas responden sering melakukan pengisian baterai hp secara berlebihan dan sering membiarkan charger hp tetap tertancap pada sumber listrik meskipun tidak sedang dipergunakan. Hal ini disebabkan tidak adanya informasi tambahan atau reminder yang berfungsi untuk menegur atau memperingatkan pengguna hp untuk segera melepas charger dari sumber listrik ketika selesai dipergunakan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah desain eksperimen Taguchi. Dengan metode ini didapatkan penyelesaian yang efektif dengan jumlah eksperimen yang lebih sedikit. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dapat dihasilkan desain informasi penggunaan charger handphone pada charger sebagai bahan pertimbangan bagi produsen untuk memberikan informasi penggunaan charger handphone yang dapat dipahami oleh konsumen dan melakukan edukasi. Sehingga konsumen dapat lebih paham dalam melakukan proses pen-chargeran pada handphone dengan baik. Untuk dapat melakukan penelitian ini maka diperlukan batasan obyek penelitian adalah para pengguna hp, pria dan wanita dengan usia minimal 15 tahun. 2. Tinjauan Pustaka Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut (Ramdhani, 2010): • Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti elektron
•
dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif.
Baterai Lithium-ion merupakan sebuah baterai yang menggunakan titanium (II) sulfide sebagai katoda dan logam lithium sebagai anoda. Cairan elektrolit dalam baterai lithium-ion terdiri dari garam lithium, seperti LiPF6, LiBF4 atau LiClO4 dalam pelarut organik, seperti etilen karbonat, karbonat dimetil, dan karbonat dietil. Sebuah cairan elektrolit lithium-ion melakukan, bertindak sebagai pembawa antara katoda dan anoda ketika baterai melewati arus listrik melalui sebuah sirkuit eksternal (Juarsa, 2010). Charger handphone merupakan benda terpenting dari handphone. Tanpa charger tentunya handphone tidak akan bekerja seperti yang diharapkan, karena baterai tidak terisi tegangan. Pada umumnya tegangan pada baterai handphone adalah 3,6 sampai dengan 3,7 volt. Namun jika di ukur, maka tegangan yang akan didapatkan mencapai hampir 4 volt. Tegangan 4 volt tersebut merupakan tegangan tanpa beban sehingga tegangan bebannya menjadi 3,7 volt (Duwi, 2010). Metode Taguchi ditemukan untuk memenuhi informasi yang akurat pada saat percobaan yang besar tidak mungkin dilakukan. Metode Taguchi berawal dari metode desain eksperimen klasik yang dikembangkan oleh R.A Fisher di Inggris, metode ini berdasarkan pada pendekatan statistik yang didasarkan pada latin square dan pada awalnya dikembangkan untuk industri pertanian. Metode ini menjadi tidak praktis untuk diterapkan pada industri manufaktur karena adanya asumsi tertentu dan penekanan pada prosedur-prosedur tertentu. Taguchi mengembangkan metode desain eksperimen dengan memanfaatkan sifat desain kokoh (Roy, 1991). Konsep Taguchi dibuat dari penelitian W.E. Deming yang menyatakan bahwa 85% kualitas yang buruk diakibatkan oleh proses manufaktur dan hanya 15% dari pekerja. Kemudian ia mengembangkan sistem manufaktur yang “kuat” atau tidak sensitif terhadap variasi harian dan musiman dari
lingkungan, mesin, dan faktor-faktor luar lainnya. Dasar metode Taguchi berasal dari 2 premis berikut ini, yaitu (Bagchi, 1993) : 1. Produk yang tidak mencapai target akan memberikan kerugian pada masyarakat. 2. Desain produk dan proses memerlukan pengembangan sistematis dan langkahlangkah progresif melalui desain sistem, desain parameter, dan akhirnya desain toleransi. Ada tujuh point dari Taguchi yang membedakan pendekatan Taguchi dari pendekatan tradisional dalam menjamin kualitas, yaitu (Bagchi,1993): 1. Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai penyimpangan dan performansi tepat target yang pada awal pemunculannya menjadi suatu paradok. Menurutnya. kualitas dari produk manufaktur adalah total kerugian yang ditimbulkan oleh produk pada masyarakat sejak produk itu dikirimkan. 2. Dalam persaingan ekonomi, Continuous Quality Improvement (CQI) atau peningkatan kualitas terusmenerus dan penurunan biaya amat penting untuk tetap bertahan dalam bisnis. 3. Sebuah program CQI melibatkan reduksi terus menerus dalam variasi karakteristik performansi produk dalam nilai-nilai target mereka. 4. Kerugian yang diderita konsumen akibat variasi performansi produk seringkali proporsional dengan kuadrat penyimpangan karakteristik perfomansi dari nilai targetnya. 5. Kua1itas dan biaya akhir (R&D, manufaktur, dan operasi) dari produk manufaktur bergantung pada desain rekayasa produk dan proses manufakturnya. 6. Variasi dalam suatu performansi produk atau proses dapat dikurangi dengan mengeksploitasi pengaruhpengaruh non linier berbagai parameter produk atau proses pada karakteristik performansi. 7. Percobaan-percobaan perencanaan secara statistik dapat secara efisien dan diandalkan mengidentifikasi berbagai
pengaturan dan parameter produk atau proses yang akan mengurangi variasi Performansi. Metode pengukuran biaya kualitas dengan metode Taguchi ini memiliki beberapa kelebihan jika diterapkan dalam perusahaan. Kelebihan-kelebihan metode ini antara lain (Amelia, 2007): 1. Memungkinkan perusahaan untuk melakukan analisis terhadap produk yang dihasilkan. Dengan penerapan metode ini, perusahaan akan mudah melakukan analisis karena produk yang dihasilkan dapat dideteksi tingkat penyimpangannya. 2. Memotivasi perusahaan sehingga meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan karena metode ini selalu berpandangan bahwa produk yang dihasilkan haruslah mencapai nilai target, jika tidak, akan selalu ada kerugian yang diderita oleh perusahaan untuk setiap penyimpangan produk yang ada, karena semakin besar penyimpangan produk dari nilai targetnya maka akan semakin besar tingkat ketidakpuasan konsumen bila produk tersebut didistribusikan ke konsumen. 3. Melalui metode ini, perusahaan dapat mengidentifikasi dan melakukan estimasi terhadap besarnya biaya kualitas yang tersembunyi. Selama ini metode yang digunakan perusahaan dalam menentukan besarnya biaya kualitas tersembunyi kurang mencerminkan kondisi (kerugian) yang diderita oleh perusahaan apabila produk yang dihasilkan menyimpang dari nilai target yang ditetapkan. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan, Dr. Taguchi merekomendasikan 3 tahap proses, yaitu (Roy, 1991): 1. Sistem Perancangan Fokus dari tahap desain sistem adalah pada penentuan level yang paling sesuai dari faktor desain. Hal ini termasuk mendesain dan menguji suatu sistem berdasarkan kebijaksanaan insinyur dalam memilih material, bagian, dan nilai nominal parameter produk atau proses berdasarkan atas teknologi yang
berlaku. Seringkali juga terlibat penemuan dan pengetahuan dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan. 2. Sistem Pengukuran Parameter desain membantu dalam menentukan level faktor yang menghasilkan performansi terbaik dari suatu produk atau proses dengan cara pembelajaran. Kondisi optimum kemudian dipilih sehingga pengaruh dari faktorfaktor yang tidak dapat dikontrol dapat menyebabkan variasi yang paling minimum dan performansi sistem. 3. Perancangan Toleransi Desain toleransi merupakan tahap yang digunakan untuk mencocokan hasil dari desain parameter dengan cara mengetatkan toleransi factor dengan pengaruh yang signifikan terhadap produk. Tahap seperti ini akan secara wajar mengarah pada pengidentifikasian kebutuhan material, pembelian peralatan/barang, pengeluaran uang lebih untuk inspeksi, dan sebagainya.
3. Metodologi Penelitian 3.1 Tahap Awal
3.2 Tahap Pengerjaan
Gambar 3.1 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir untuk Tahap Penyusunan Proposal
Gambar 3.2 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir untuk Tahap Perancangan Informasi Energy Saving pada Charger Handphone
3.3 Tahap Akhir
Gambar 3.7 Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir untuk Tahap Penyelesaian Laporan dan Penarikan Hasil Kesimpulan
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1 Kuesioner Pemahaman dan kebutuhan Konsumen Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para pengguna handphone terhadap tata cara penggunaan charger handphone yang selama ini dilakukan. Selain itu, kuesioner pendahuluan ini juga bertujuan untuk menentukan jenis reminder seperti apa yang diinginkan oleh para pengguna handphone untuk memberitahukan bahwa baterai telah penuh terisi atau charger dalam kondisi tetap terpasang pada sumber listrik tanpa melakukan pengisian. Hasil dari penyebaran kuesioner yang telah dilakukan adalah mayoritas responden adalah laki-laki untuk jenis kelamin responden, 15 – 24 tahun untuk usia responden, SMA untuk pendidikan terakhir responden, pelajar/mahasiswa untuk pekerjaan responden, dan Rp 500,000,- s/d Rp 1.500.000,- untuk pengeluaran per bulan responden. Sedangkan data kuesioner untuk pemahaman dan kebutuhan konsumen menunjukkan bahwa mayoritas responden paham terhadap tata cara penggunaan charger Hp yang tepat, dan pernah melakukan kesalahan penggunaan terhadap fungsi charger Hp. Selain itu, faktor 1 dan 2 merupakan faktor yang paling banyak dipilih oleh responden sebagai penyebab kesalahan penggunaan charger Hp, serta memilih bunyi sebagai reminder utama
dalam pengembangan produk charger handphone. . Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang membiarkan charger handphone tetap tertancap pada sumber listrik meskipun baterai telah penuh terisi atau tidak dalam kondisi mengisi baterai adalah sebagai berikut: 1. Tidak mengetahui jika baterai handphone telah penuh terisi. 2. Ditinggal tidur atau ketiduran 3. Malas 4. Tidak mengetahui efek yang ditimbulkan dari pen-charger-an berlebihan 5. Tidak mengetahui jika charger terus mengkonsumsi listrik meskipun tidak dipergunakan 6. Sengaja 4.2 Kuesioner Tingkat Kepentingan Pengembangan Produk Chrager Handphone Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepentingan dari setiap atribut yang ditawarkan dalam pengembangan produk charger handphone sesuai dengan delapan dimensi kualitas (Garvin, 1987). Delapan dimensi tersebut antara lain: 1. Performance yaitu, menyangkut karakteristik operasi dasar. 2. Features yaitu, item-item ekstra yang ditambahkan pada fitur dasar. 3. Reliability yaitu, kemungkinan produk untuk tidak berfungsi pada periode waktu tertentu. 4. Conformance yaitu, kesesuaian kinerja dan mutu produk dengan standar. 5. Durability yaitu, jangka waktu hidup sebelum tiba saatnya diganti. 6. Serviceability yaitu, kemudahan servis atau perbaikan ketika dibutuhkan. 7. Estetika yaitu, menyangkut tampilan, rasa, bunyi, bau, atau rasa. 8. Perceived yaitu, mutu/kualitas yang diterima dan dirasa customer. Selain itu, kuesioner ini juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para pengguna handphone terhadap tata cara penggunaan charger handphone yang selama ini dilakukan melanjutkan kuesioner tentang
pemahaman konsumen terkait dengan penggunaan charger handphone. Penyebaran kuesioner ini dilakukan secara random kepada 30 orang responden untuk kuesioner pendahuluan dan sisa data untuk kuesioner sebenarnya menunggu hasil uji kecukupan data yang dihitung dari data yang diperoleh pada kuesioner pendahuluan. Uji kecukupan data bertujuan untuk menentukan seberapa banyak kuesioner sebenarnya yang akan disebarkan dengan tingkat error yang telah yang ditentukan sebelumnya. Semakin kecil tingkat errornya, berarti data tersebut akan lebih dekat dengan nilai cukup. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menguji kecukupan data dari kuesioner pendahuluan yang telah dibuat.
Ket. n = jumlah kuesioner sebenarnya yang akan disebarkan Zα = 1,645 dengan nilai α = 5% e = nilai error s = standar deviasi Jika, jumlah kuesioner sebenarnya ditetapkan menjadi 100 buah kuesioner, maka nilai error-nya adalah
Penentuan tingkat kepentingan atribut merupakan tahapan dari QFD yang berperan untuk memberikan penilaian terhadap atribut-atribut yang ditampilkan dalam produk pengembangan apakah penting atau tidak.
Tabel 4.1 Nilai Median Tingkat Kepentingan Atribut Nilai Atribut Produk Median Performance (Kinerja) Lama proses pengisian baterai 4 Features (Fitur) Keberadaan alarm bunyi sebagai alat pengingat pada 4 charger Hp Terdapat alat pengingat (reminder) lain selain reminder utama (alarm bunyi) sebagai 3 tanda bahwa proses pengisian telah selesai Reliability (Kehandalan) Kehandalan reminder dalam memberikan respon kepada 4 pelaku pen-charger-an Conformance (Kesesuaian) Dapat dibawa ke mana-mana 4 (mobile) Durability (Daya Tahan) Umur pakai yang tahan lama 4 Tahan benturan 4 Serviceability Kemudahan dalam 5 pengoperasian Kemudahan dalam melakukan 3 perbaikan Estetika Bentuk tampilan (model) 3 Perceived Harga yang terjangkau 5 Konsumsi listrik saat 4 melakukan pen-charger-an Konsumsi listrik saat tidak 4 melakukan pen-charger-an
4.3 Crosstab Analisa crosstab dilakukan pada 5 variabel demografis untuk menentukan variabel mana yang paling membedakan dari responden. Dilakukan analisa crosstab untuk 2 pertanyaan yang dapat menangkap pemahaman pengguna handphone terhadap penggunaan charger handphone secara tepat dan 1 pertanyaan untuk menentukan jenis reminder yang akan dipergunakan. Hipotesa yang dipergunakan adalah sebagai berikut: H0 : Dua klasifikasi adalah independen H1 : Dua klasifikasi adalah dependen
Selain itu, analisa crosstab juga dilakukan untuk 5 variabel demografis dengan tingkat kepentingan atribut yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Tabel 4.2 Nilai P-Value Tiap Variabel Demografis dan Pemahaman Tata Cara Penggunaan Charger Handphone Pada Kuesioner Pendahuluan Pemahaman dan Kebutuhan Konsumen Variabel P-Value α Ket. Jenis Kelamin 0,9 0,05 Tidak terkait Umur 0,03 0,05 Terkait Pendidikan 0,776 0,05 Tidak Terakhir terkait Pekerjaan 0,141 0,05 Tidak Terkait Pengeluaran per Tidak 0,205 0,05 Bulan Terkait Tabel 4.3 Nilai P-Value Tiap Variabel Demografis dan Kesalahan Penggunaan Charger Handphone Pada Kuesioner Pendahuluan Pemahaman dan Kebutuhan Konsumen Variabel P-Value α Ket. Jenis Kelamin 0,397 0,05 Tidak terkait Umur 0,609 0,05 Tidak terkait Pendidikan 0,231 0,05 Tidak Terakhir terkait Pekerjaan 0,234 0,05 Tidak Terkait Pengeluaran per Tidak 0,103 0,05 Bulan Terkait Tabel 4.4 Nilai P-Value Tiap Variabel Demografis dan Jenis Reminder Pada Kuesioner Pendahuluan Pemahaman dan Kebutuhan Konsumen Variabel P-Value α Ket. Jenis Kelamin 0,73 0,05 Tidak terkait Umur 0,688 0,05 Tidak terkait Pendidikan 0,985 0,05 Tidak Terakhir terkait Pekerjaan 0,948 0,05 Tidak Terkait Pengeluaran per Tidak 0,852 0,05 Bulan Terkait
Tabel 4.5 Nilai P-Value Tiap Variabel Demografis dan Pemahaman Tata Cara Penggunaan Charger Handphone Pada Kuesioner Sesungguhnya Tingkat Kepentingan Pengembangan Produk Variabel P-Value α Ket. Jenis Kelamin 0,214 0,05 Tidak terkait Umur 0,738 0,05 Tidak terkait Pendidikan 0,762 0,05 Tidak Terakhir terkait Pekerjaan 0,214 0,05 Tidak Terkait Pengeluaran per Tidak 0,279 0,05 Bulan Terkait Tabel 4.6 Nilai P-Value Tiap Variabel Demografis dan Kesalahan Penggunaan Charger Handphone Pada Kuesioner Sesungguhnya Tingkat Kepentingan Pengembangan Produk Variabel P-Value α Ket. Jenis Kelamin 0,828 0,05 Tidak terkait Umur 0,49 0,05 Tidak terkait Pendidikan 0,101 0,05 Tidak Terakhir terkait Pekerjaan 0,389 0,05 Tidak Terkait Pengeluaran per Tidak 0,377 0,05 Bulan Terkait Tabel 4.7 Nilai P-Value Jenis Kelamin dan Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Atribut 1 2 3 4 5 6 7
PValue 0,663 0,411 0,901 0,272 0,384 0,339 0,228
Ket.
α
Atribut
TT TT TT TT TT TT TT
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
8 9 10 11 12 13
PValue 0,229 0,058 0,291 0,558 0,77 0,761
Ket. TT TT TT TT TT TT
Tabel 4.8 Nilai P-Value Umur dan Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Atribut 1 2 3 4 5 6 7
PValue 0,974 0,13 0,282 0,007 0,098 0,998 0,702
Ket.
α
Atribut
TT TT TT T TT TT TT
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
8 9 10 11 12 13
PValue 0,391 0,621 0,05 0,966 0,67 0,122
Ket. TT TT T TT TT TT
Tabel 4.9 Nilai P-Value Pendidikan Terakhir dan Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Atribut 1 2 3 4 5 6 7
PValue 0,233 0,028 0,446 0,018 0,329 0,123 0,565
Ket.
α
Atribut
TT T TT T TT TT TT
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
8 9 10 11 12 13
PValue 0,674 0,711 0,293 0,121 0,694 0,827
Ket. TT TT TT TT TT TT
Tabel 4.12 Faktor dan Level dalam Eksperimen Control Faktor (x) Kode Penjelasan Penggunaan A kombinasi LED Kombinasi B LED
C
1 2 3 4 5 6 7
PValue 0,934 0,002 0,883 0,104 0,057 0,948 0,254
Ket.
α
Atribut
TT T TT TT TT TT TT
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
8 9 10 11 12 13
PValue 0,111 0,105 0,13 0,983 0,059 0,038
D
E F
Tabel 4.11 Nilai P-Value Pengeluaran per Bulan dan Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Atribut 1 2 3 4 5 6 7
PValue 0,3 0,02 0,657 0,038 0,637 0,128 0,716
Ket.
α
Atribut
TT T TT T TT TT TT
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
8 9 10 11 12 13
PValue 0,137 0,31 0,015 0,821 0,451 0,166
G
4.4 Eksperimen Taguchi Dalam sebuah eksperimen hal mendasar yang perlu didefinisikan adalah tujuan dilakukannya eksperimen agar nantinya setelah eksperimen tersebut dilakukan dapat dianalisa terhadap hasil output sehingga dapat memenuhi tujuan awal. Dalam penelitian ini eksperimen dilakukan untuk mendapatkan desain unggulan dari pengembangan produk charger handphone. Desain unggulan pengembangan produk charger handphone didefinisikan sebagai desain pengembangan yang dapat membuat pengguna handphone tertarik dan paham akan maksud yang disampaikan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini eksperimen digunakan untuk mengetahui kombinasi level tiap faktor yang optimal dan menghasilkan tingkat ketertarikan dan pemahaman tertinggi. Komponen-komponen penyusun desain pengembangan produk charger handphone yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya merupakan faktor dalam eksperimen ini. Penjelasan faktor dan level dapat dilihat pada tabel 4.12.
H
Tidak mengisi mengisi Merah biru Mengisi (LED mati) – tidak mengisi (LED nyala)
Hijau – biru Mengisi (LED nyala) – tidak mengisi (LED mati)
Durasi nyala LED
Seterusnya hingga charger dicabut dari sumber listrik
60 detik
30 detik
Intensitas cahaya LED Jenis Nada Bunyi Frekuensi Bunyi
Terang
Sedang
Redup
Bunyi 1
Bunyi 2
Bunyi 3
Tinggi
Sedang
Rendah
Durasi Bunyi
Seterusnya hingga charger dicabut dari sumber listrik
60 detik
30 detik
Ket. TT TT T TT TT TT
Mengisi – tidak mengisi Hijau merah
Level 3
Nyala LED
Ket. TT TT TT TT TT T
Level 2
Mengisi & tidak mengisi LED nyala
Tabel 4.10 Nilai P-Value Pekerjaan dan Tingkat Kepentingan Setiap Atribut Atribut
Level 1
Untuk mendapatkan desain OA yang sesuai maka diperlukan nilai degree of freedom dari faktor-faktor yang akan digunakan dalam eksperimen. Setelah degree of freedom dari faktor diketahui, maka degree of freedom OA yang digunakan minimal sama dengan degree of freedom faktor utama tersebut. Tabel 4.13 menunjukkan perhitungan degree of freedom untuk faktor-faktor yang dilibatkan dalam eksperimen ini. Tabel 4.13 Perhitungan Degree of Freedom Faktor df Kode Penjelasan A Penggunaan kombinasi LED (2-1) B Kombinasi LED (3-1) C Nyala LED (3-1) D Durasi nyala LED (3-1) E Intensitas cahaya LED (3-1) F Jenis nada bunyi (3-1) G Frekuensi bunyi (3-1) H Durasi bunyi (3-1) Total 15
Pada degree of eksperimen mengetahui
tabel 4.13 diketahui bahwa freedom dari faktor pada ini adalah 15. Untuk degree of freedom OA,
didapatkan dengan cara mengalikan derajat kebebasan per kolom dengan jumlah kolom. Berikut adalah perhitungan degree of freedom untuk OA
Tabel 4.15 Output Data Responden Tiap Level Ketertarikan
((2 - 1) x 1) + (3 - 1) x 7) = L18(21x37) Dari perhitungan degree of freedom untuk OA, desain OA L18(21x37) sesuai dengan degree of freedom dari faktor-faktor pada eksperimen. Oleh karena itu, desain OA L18(21x37) digunakan dalam penelitian ini.Dalam penelitian ini digunakan software Minitab 14 untuk mendesain OA L18(21x37). Tabel 4.14 Rancangan Eksperimen OA L18(21x37) Exp. A B C D E F G H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 2 2 3 3 4 1 2 2 2 3 3 1 1 5 1 2 3 3 1 1 2 2 6 1 3 1 2 1 3 2 3 7 1 3 2 3 2 1 3 1 8 1 3 3 1 3 2 1 2 9 2 1 1 3 3 2 2 1 10 2 1 2 1 1 3 3 2 11 2 1 3 2 2 1 1 3 12 2 2 1 2 3 1 3 2 13 2 2 2 3 1 2 1 3 14 2 2 3 1 2 3 2 1 15 2 3 1 3 2 3 1 2 16 2 3 2 1 3 1 2 3 17 2 3 3 2 1 2 3 1 18
Setelah dilakukan eksperimen, didapatkan data hasil percobaan perubahan tingkat ketertarikan tiap eksperimen seperti pada table 4.15.
Dari 5 kelas penilaian dengan 1= sangat tidak tertarik, 2 = tidak tertarik, 3 = biasa, 4 = tertarik, dan 5 = sangat tertarik dikelompokkan kedalam 2 kelas yaitu tidak tertarik (TT) yang merupakan gabungan sangat tidak tertarik, tidak tertarik, dan biasa. Sementara itu kelas tertarik dan sangat tertarik digabungkan kedalam kelas tertarik (T). hasil penggabungan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15 Output Data Responden Tiap Level Ketertarikan Setelah Dikelompokkan
4.4.1 Perhitungan Means dan S/N Ratio Penelitian ini bertujuan untuk memaksimalkan kelompok tertarik (T). Oleh karena itu dari perhitungan pada Tabel 4.15 dipilih level lebih besar untuk kelompok tertarik. Karakter kualitas Taguchi yang digunakan adalah Larger is Better. Proses dilakukan dengan menggunakan fasilitas pada software Minitab 14. Tabel 4.16 - 4.17 menunjukkan hasil perhitungan mean dan rasio S/N sebagai dasar untuk menjustifikasi kombinasi level optimal serta prediksi respon optimal. Plot dan tabel tersebut dapat menjustifikasi desain unggulan pengembangan produk charger handphone. Tabel 4.16 Tabel Respon untuk Means
Tabel 4.17 Tabel Respon untuk Signal to Noise Ratio
Dalam penelitian ini Ortoghonal Array yang digunakan adalah L18(21x37) maka degree of freedom OA ini adalah 15. Maka dapat mengambil perkiraan setengah degree of freedom OA ini sebagai pengaruh penting yakni 7. Dengan melihat tabel respons mean pengaruh faktor yang signifikan adalah H, F, G, C, A, D, B, dan E, namun hal ini akan lebih dibuktikan pada perhitungan ANOVA. Dari tabel 4.16 diketahui faktor H yakni durasi bunyi 1 merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap mean respon, hal ini dikarenakan faktor tersebut berada pada ranking pertama. Selain itu faktor H level 1 (durasi bunyi seterusnya hingga charger dicabut dari sumber listrik) dapat digunakan untuk mengendalikan mean respon, hal ini disebabkan karena pada penelitian ini diinginkan mean respon
yang besar dan faktor H level 1 adalah nilai mean yang terbesar. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor H level 1 merupakan level faktor yang sangat mempengaruhi nilai mean respon. Dari tabel 4.17 juga diketahui faktor H yakni durasi bunyi 1 merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap variation (noise), hal ini dikarenakan faktor tersebut berada pada ranking pertama. Selain itu faktor H level 1 (durasi bunyi seterusnya hingga charger dicabut dari sumber listrik) dapat digunakan untuk mengurangi variation. Oleh karena itu penting untuk mengendalikan faktor tersebut. 4.4.2 Pemilihan Desain Unggulan Tujuan utama dilakukan eksperimen dalam penelitian ini adalah agar kita mengetahui kombinasi level faktor seperti apa yang dapat menghasilkan respon ketertarikan pada desain produk pengembangan charger hp secara maksimal. Dari kombinasi level faktor yang terpilih nantinya akan dijustifikasi komponen-komponen penyusun desain produk pengembangan charger hp. Tabel 4.16 menunjukkan pemilihan kombinasi level tiap faktor yang menghasilkan respon eksperimen paling optimal. Dari tabel 4.16 dapat melihat nilai paling optimal pada tiap level faktor maka dapat dijustifikasi kombinasi level pada faktor pengembangan produk charger hp (A, B, C, D, E, F, G dan H) yang optimal adalah 1-1-3-2-1-1-1-1. Hal ini dapat diartikan komponen-komponen untuk membuat produk pengembangan charger hp adalah sebagai berikut : Penggunaan kombinasi LED adalah mengisi – tidak mengisi Kombinasi LED adalah hijau – merah Nyala LED adalah mengisi (LED nyala) – tidak mengisi (LED mati) Durasi nyala LED adalah 60 detik Intensitas cahaya LED adalah terang Jenis bunyi adalah bunyi 1 Frekuensi bunyi adalah tinggi
Durasi bunyi adalah seterusnya hingga charger dicabut dari sumber listrik
Gambar 4.1 Desain Unggulan Tampak Atas
apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh, maka digunakan uji analisis variansi (ANOVA). Karena dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah faktor apa yang signifikan berpengaruh terhadap means respon, maka ANOVA yang dilakukan menggunakan data mean pada tabel 4.16. Hipotesa yang digunakan pada uji ANOVA ini adalah sebagai berikut. H0: Perbedaan level faktor tidak berpengaruh terhadap means respon yang diamati faktor H1: Perbedaan level berpengaruh terhadap means respon yang diamati Dari hasil perhitungan analisis variansi, menunjukkan hasil perhitungan ANOVA dengan menggunakan software Minitab seperti pada tabel 4.18.
Gambar 4.2 Desain Unggulan Tampak Bawah
Selain gambar rangakaian yang telah jadi, gambar rangkaian elektronik (PLC) seperti pada gambar 4.3 juga diperlukan untuk mengetahui mekanisme kerja dari alat tersebut.
Gambar 4.3 Rangkaian Elektronik Reminder Pada Charger Handphone
4.4.3 Analisis Variansi (ANOVA) Means Respon Analisis variansi (ANOVA) digunakan untuk mengetahui faktor yang signifikan berpengaruh terhadap variabel respon. Untuk menguji hipotesa
Tabel 4.18 Perhitungan ANOVA Source SS df MS FRatio 296,06 1 296,06 54,94 A 102,33 2 51,17 9,49 B 322,33 2 161,17 29,91 C 148,00 2 74,00 13,73 D 57,33 2 28,67 5,32 E 1110,33 2 555,17 103,02 F 540,33 2 270,17 50,13 G 5443,00 2 2721,50 505,02 H 10,78 2 5,39 e 8030,50 17 St
Dalam perhitungan ANOVA yang telah dilakukan dan membandingkannya dengan nilai F-ratio, maka diperoleh 6 faktor yang menolak H0 dan menerima H1, yaitu perbedaan level faktor berpengaruh terhadap means respon yang diamati. Sedangkan 2 faktor sisanya memiliki kesimpulan menerima H0, yaitu perbedaan level faktor tidak berpengaruh terhadap means respon yang diamati. Nilai yang didapat untuk F0,05;1;2 adalah 18,52 dan F-Ratio untuk faktor A adalah 54,94 sehingga menolak hipotesis awal dan dapat disimpulkan bahwa faktor A memiliki pengaruh. Untuk faktor B, C, D, E, F, G, H yang memiliki v1 = 2, nilai F0,05;2;2 pada output Ms. Excel adalah 19. Maka untuk faktor C, F, G, dan H menolak hipotesis awal karena nilai F-ratio lebih
besar daripada 19 sehingga faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh. Sedangkan faktor B, D, dan E memiliki nilai F-ratio di bawah 19 sehingga faktor-faktor tersebut tidak memiliki pengaruh. Hal ini sesuai dengan hasil peringkat respon untuk mean seperti pada tabel 4.48 yang menunjukkan bahwa faktor B, D, dan E merupakan 3 faktor dengan nilai delta terendah. Analisa di atas mengindikasikan bahwa 5 faktor desain pengembangan produk charger handphone memiliki pengaruh terhadap mean respon yang diamati dengan confidence level 95%. 4.4.4 Pooling Factor dan Perhitungan Persen Kontribusi Pada bagian ini akan dihitung pooling faktor untuk mengetahui tingkat signifikansi sebagai dasar untuk menentukan interval kepercayaan prediksi respon. Pooling faktor dimulai dari jumlah kuadrat (SS) terkecil dari faktor yang kecil pengaruhnya digabungkan dengan jumlah kuadrat error sampai degree of freedom error mendekati atau sama dengan setengah dari degree of freedom OA. Proses pool faktor tersebut berubah seperti pada tabel 4.19. Setelah dilakukan proses pooling faktor, selanjutnya dilakukan proses perhitungan persen kontribusi tiap faktor yang tidak di pool, hal ini dilakukan agar kita mengetahui tingkat kontribusi terhadap mean respon. Tabel 4.19 ANOVA Means Respon dan Pooling Factor
responden terhadap desain pengembangan produk charger handphone. Semakin tinggi nilai kontribusi, semakin kuat pengaruh faktor tersebut dalam mengendalikan variabel respon. Dalam melakukan eksperimen persen kontribusi pooled error diharapkan tidak terlalu besar (tidak lebih dari 50%), karena pada dasarnya persen kontribusi menunjukkan kontribusi faktor tersebut dalam membentuk respon. Maka apabila pooled error melebihi 50% maka respon akan sulit dikontrol karena error yang terlalu besar. Pada penelitian ini persen kontribusi pooled error mencapai 7,65%, dan 92,35% yang dapat dikontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini respon masih dapat dikontrol karena nilai pooled error tidak melebihi 50%. 4.4.5 Prediksi dan Interval Kepercayaan Respon Prediksi respon dan interval kepercayaan respon dilakukan untuk memperkirakan rata-rata respon pada kombinasi faktor optimal yang menunjukkan nilai maksimum dan minimum dari rata-rata sebenarnya, pada suatu tingkat kepercayaan tertentu. Pada penelitian ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Dari tabel ANOVA yang telah dihitung didapatkan pooled faktor dengan cara memilih faktor yang memiliki Sum Square terendah, hingga degree of freedom pooled faktor mendekati setengah degree of freedom OA. Setelah MS pooled error diketahui, maka mean confident interval didapatkan dengan persamaan berikut.
Dimana,
Seperti yang terlihat pada tabel 4.19, persen kontribusi faktor C, F, G, dan H adalah sebesar 92,35% menunjukkan sumbangan faktor terhadap ketertarikan
Sehingga,
Dengam software Minitab didapatkan prediksi nilai mean dan Signal to Noise Ratio seperti pada gambar 4.4. Taguchi Analysis: Tertarik versus A; B; C; D; E; F; G; H
Predicted values S/N Ratio Mean 44,1964 96,5556
Factor levels for predictions A 1
B 1
C 3
D 2
E 1
F 1
G 1
H 1
Gambar 4.4 Output Predict Taguchi Result
Nilai means yang diperoleh melalui software Minitab dengan desain pilihan A1B1-C3-D2-E1-F1-G1-H1 adalah sebesar 96,56. Sedangkan nilai interval kepercayaan (CI) yang diperoleh melalui proses perhitungan adalah sebesar 9,9. Sehingga interval kepercayaan prediksi respon dengan kombinasi level optimal adalah 96,56 ± 9,9. Prediksi interval mean respon pada kombinasi faktor optimal adalah 86,66 ≤ µ optimal ≤ 106,46. Hal ini menandakan bahwa apabila kombinasi level faktor optimal pada eksperimen merupakan desain pengembangan produk charger handphone, maka mean respon ketertarikan yang dihasilkan berkisar antara 86,66 sampai 106,46. 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mayoritas pengguna handphone paham dan mengetahui tentang tata cara penggunaan charger handphone yang tepat, yaitu sekitar 85% dari 100 orang responden. 2. Mayoritas pengguna handphone pernah melakukan kesalahan
penggunaan charger handphone, yaitu sekitar 92% dari 100 orang responden. 3. Faktor yang menjadi penyebab terbesar seseorang melakukan kesalahan penggunaan terhadap proses pen-charger-an adalah: • Tidak mengetahui jika baterai handphone telah penuh terisi. • Ditinggal tidur atau ketiduran 4. Untuk menghasilkan desain pengembangan produk charger handphone yang dapat menarik konsumen, maka kombinasi faktor yang digunakan adalah: • Penggunaan kombinasi LED adalah mengisi – tidak mengisi • Kombinasi LED adalah hijau – merah • Nyala LED adalah mengisi (LED nyala) – tidak mengisi (LED mati) • Durasi nyala LED adalah 60 detik • Intensitas cahaya LED adalah terang • Jenis bunyi adalah bunyi 1 • Frekuensi bunyi adalah tinggi • Durasi bunyi adalah seterusnya hingga charger dicabut dari sumber listrik 6. Daftar Pustaka Amelia, Vitha. (2007). Usulan Perbaikan Kualitas pada Mesin Getar di PT Gandum Mas Kencana untuk Mengetahui Tingkat Kehalusan Gula Menggunakan Metode Taguchi. Depok: Universitas Gunadarma Antara News. (2010). Pengguna Ponsel Indonesia akan Capai 80 Persen. www.antaranews.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2010 Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arsana, D. (2010). Charger Handphone 5 Volt. blog-indonesia.com diakses pada tanggal 31 Desember 2010 Aurbach, D., Gamolsky, K., Markovsky, K., Gover, Y., Schmidt, M., Heider, U. (2002). Electrochim Acta
Bagchi, Tapan P. (1993). Taguchi Methods Explained: Practical Steps to Robust Design. India: Prentice Hall Barbier, E.B. (1993). Economics and Ecology: New Frontiers and Sustainable Development. London: Chapman & Hall BPPT. (2005). Hasil Run Model MARKAL: Perencanaan Kelistrikan BPPT-PLN. (2005). Study Assesment Bahan Bakar dan Arah Teknologi Pembangkit Masa Depan, Laporan Akhir. Jakarta Budimanta. (2005). Memberlanjutkan Pembangunan di Perkotaan melalui Pembangunan Berkelanjutan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21 Cohen, Lou. (1995). Quality Function Development: How to Make QFD Work for You. Massachusset: AddisonWesley Darmoyo. (2007). Penstabilan Fluktuasi Tegangan Charger Handphone Tenaga Surya Dubash, Navroz K. (2002). Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan: Mungkinkan Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Fauzi, Ahmad. (2004). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Garvin, D. A. (1987). Managing Quality. New York: The Free Press Gondokusumo. (2005). Keberlanjutan Kawasan Kota: Perspektif Kemiskinan Lingkungan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21. Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD) Green Festival. (2008). www.GreenFest08rkeluarga.php.htm diakses pada tanggal 22 September 2010 Hapsari, Tiara Zeva. (2010). Studi: Jumlah Pengguna Ponsel Capai 5 Milyar Unit. www.magazindo.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2010 Huang, J., Jiyang, Z. (2008). Electrochim Acta Ishak, Aulia. (2002). Rekayasa Kualitas. Sumatra: USU Digital Library Jono. (2006). Implementasi Metode QFD Guna Meningkatkan Kualitas Kain Batik Tulis Juarsa. (2010). Mobile Energy, Baterai Charger Ulang (Rechargeable Battery) Kim, H., Han, B., Choo, J., Cho, J. (2008). Angew. Chem. Int. Ed.
Kusumawardhani. (2009). Desain House of Quality sebagai Konsep Usulan untuk Mendukung Implementasi Activity – Based Costing pada Instalasi Farmasi RSUD Sleman. Yogyakarta: UGM Laroche, M., Bergeon, J., Farleo, B. (2001). Targeting Consumer who are to Pay more for Environment Friendly Products Microholic Mania. (2010). Mobile Cellphone Charger. http://iddhien.com diakses pada tanggal 31 Desember 2010 Montgomery, Douglas C. (1990). Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Munasinghe, M. (1993). Environmental Economics and Sustainable Development. Washington D.C.: The World Bank Nordberg, Bert. (2009). Sustainability Report 2009. Swedia Nurdyastuti, Indyah. (2006). Analisis Pemanfaatan Energi pada Pembangkit Tenaga Listrik di Indonesia Pearce, D.W., Turner, E.K. (1990). Economics of Natural Resources and the Environment. London: Harvester Wheatsheaf Peattie, S. (2007). The Internet as a Medium for Communicating with Teenagers. Soc Mark Q 13(2) Priyanto, Dedy Eka. (2010). Bergaul dengan Baterai Litium-Ion. Kyoto: Universitas Kyoto, Jepang Ramdhani. (2010). Rangkaian Listrik. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Roy, Ranjit. (1991). A Primer on the Taguchi Method. Michigan: American Supplier Institute Salim, N., Sari, A. P., Elyza, R. (2002). Listrik Indonesia: Restrukturisasi di Tengah Reformasi. Jakarta: Pelangi SMDL. (2009). Analisis Multivariate. Surabaya: SMDL, ITS Soegijoko, B.T.S., Napitupulu, G.C, Mulyana, W. (2005). Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21, “Konsep dan Pendekatan Pembangunan Perkotaan di Indonesia”
Sucipto, Selvi Kurniawati. (2009). Pengukuran Performansi dan Efisiensi dengan Menggunakan Balance Scorecard dan Data Envelopment Analysis Berdasarkan Kriteria Balance Scorecard. Surabaya: ITS Sukirman. (2009). Energi Listrik. www.10422energi-listrik.html diakses pada tanggal 22 September 2010 Tjiptono, Fandy. (2003). Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: ANDI Tresranto, Hendra. (2004). Perancangan Eksperimen Pembuatan Bumbu Rawon Instan Bubuk. Surabaya: Universitas Kristen Petra Tsunoda, K. (2001). Consumer are Required Different Environmental Information for Different Product Categories Utami, Zahra Marga. (2010). Perancangan Informasi Lingkungan pada Kemasan Deterjen dengan Metode Taguchi. Surabaya: ITS Walpole, R., Meyes. (2004). Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuan Zed, Farida. (2010). Tarif Dasar Listrik: Kementrian Energi dan Sumber daya Mineral. Jakarta Zhang, W.M., Hu, J.S., Guo, Y.G., Zheng, S.F., Zhong, L.S., Wan, L.J. (2008). Adv.Mater