Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR KERUSAKAN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA SEBAGAI MEDIA PENUNJANG PEMBELAJARAN STUDY KASUS: SMK NEGERI 1 GEGER – KAB. MADIUN Mochamat Bayu Aji1), Ari Suhartanto2) 1), 2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email :
[email protected]),
[email protected] 2) Abstrak Latarbelakang penelitian ini adanya permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran praktikum di bengkel Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Kab. Geger karena kurangnya jumlah tenaga pendamping. Siswa yang mengalami permasalahan dalam menangani kerusakan motor pada kegiatan praktikum tidak mendapatkan pengarahan dari pendamping secara intensif. Maka satu cara yang dikembangkan adalah mengubah sistem pembelajaran konvensional penuh dengan sistem pembelajaran yang lebih efektif dan efesien dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Analisa Kerusakan Sepeda Motor Honda Supra sebagai Media Penunjang Pembelajaran pada Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Geger ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi dan diagnosa mengenai kerusakan motor Honda. Dari penerapan media penunjang pembelajaran berbasis sistem pakar ini dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan kerusakan motor. Kata Kunci: Sistem Pakar, Motor Honda 1. Pendahuluan Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK), Pembelajaran Berbasis Web (e-learning), Pembelajaran Berbantukan Komputer (Computer-Assisted Intruction), Pembelajaran berbasis Audio-Visual (AVA), dan Pembelajaran berbasis multimedia merupakan bentuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berikut infrastruktur penunjangnya, upaya peningkatan mutu pendidikan di atas antara lain dapat dilakukan melalui pengintegrasian ICT dalam kegiatan pembelajaran yang dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dikaitkan dengan tuntutan masa depan yang bukan hanya bersifat kompetitif tapi juga sangat terkait dengan berbagai kemajuan teknologi dan informasi maka sistem pembelajaran yang dikembangkan di Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Geger harus mampu secara cepat memperbaiki berbagai kekurangan sarana penunjang yang ada. Tingkat kesulitan pendampingan pada kegiatan pembelajaran praktek di bengkel masih membebani pada guru dan asisten pengajar, karena
terkendala kuwantitas dan kuwalitas tenaga pengajar. Hal tersebut berhubungan dengan sistem pengajaran yang mengkolaborasikan pengetahuan dan teknologi dari pihak Astra Honda Motor yang mewajibkan adanya pengajaran teknik sepeda motor yang berbasis teknologi Motor Honda. Berkaitan dengan masalah diatas, maka perlu dikembangkan satu sistem pembelajaran berbasis komputer yang dapat membantu proses pembelajaran siswa pada jam pelajaran praktikum di bengkel. 2. Landasan Teori a) CAI (Computer-Assisted Intruction) Menurut Andi Kristanto[1], melalui bermacammacam bentuk belajar, dapat dilakukan bentuk belajar yang bersifat pengayaan (enrichmen) maupun yang bersifat perbaikan (remedia). Pada CAI (Computer-Assisted Intruction) dimungkinkan pelajar melakukan interaksi langsung dengan komputer. Caranya antara lain dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh komputer dan atau mengajukan pertanyaan kepada komputer untuk dijawab, sehingga terjadi dialog interaktif antara pelajar dengan komputer. Menurut Sunarno[4] dalam artikelnya, ICT merupakan sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisa, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman yang lebih umum istilah tersebut mengarah pada perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi / multimedia yang telah memiliki berbagai kemampuan sebagai pengolahan data/informasi, alat kontrol, alat komunikasi, media pendidikan, hiburan dan lainnya. Adapun untuk kelancaran proses belajar mengajar guru dapat menggunakan media bantu, media bantu dapat berupa model, buku teks, film transparansi, kaset video, media berbasis komputer dan lainnya. Didalam proses belajar mengajar supaya efektif maka diperlukan suatu metode yang sesuai dengan karakter peserta didik, mata pelajaran yang disampaikan, suasana dan prasarana penunjang [2]. b) Expert System Istilah Sistem Pakar berasal dari istilah Knowledgebased Expert System. Istilah ini muncul karena untuk memecahkan masalah, sistem pakar menggunakan
3.6-49
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
pengetahuan seorang pakar yang dimasukkan ke dalam komputer. Seseorang yang bukan pakar menggunakan sistem pakar untuk meningkatkan kemampuan pemesahan permasalahan, sedangkan seorang pakar menggunakan sistem pakar untuk knowledge assistant[5]. 3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Geger. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono[3], Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variable yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variable-variabel yang diteliti, melalui pendefisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variable yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Tahap-tahap yang dijalankan sebagai berikut : a. Pada langkah pengumpulan data ini dijalankan metode pengumpulan data melalui: 1). Observasi Dalam tahap pengumpulan data ini, mengadakan pengamatan langsung di Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Geger. Dalam langkah ini penulis menjalankan pengamatan dengan tujuan mendapatkan data sebagai acuan analisa tingkat kebutuhan sistem yang akan dibuat. Data yang didapatkan dari hasil observasi adalah dokumentasi gambar dan keteranganketerangan yang didapat dari pengamatan di lingkup proses kegiatan pembelajaran di kelas dan praktikum di bengkel. Proses kegiatan pembelajaran di bengkel masih banyak terkendala kurangnya waktu pendampingan tiap siswa dalam menangani masalah kerusakan motor karena terbatasnya waktu pembelajaran dan tenaga pendampingan. 2). Wawancara Langkah ini dilakukan tahap pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan guru pengajar dan tenaga toolman yang mendampingi kegiatan praktek di bengkel sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa diperlukan satu media penunjang pembelajaran pada kegiatan praktek di bengkel dan di luar jam pelajaran yang mudah diakses oleh siswa. 3). Studi Kepustakaan Tahap ini dilakukan dengan mengambil data dari artikel dan buku pedoman, buku-buku perpustakaan serta E-book untuk mendapatkan hal yang ada kaitannya dengan perancangan dan desain sistem informasi yang dibuat. Dari
studi pustaka tersebut, penulis menggali teoriteori secara teknis dan non teknis sebagai dasar pembuatan sistem pakar untuk menjadi media penunjang pembelajaran sehingga proses pembelajaran masalah kerusakan motor di bengkel maupun diluar jam pelajaran dapat maksimal. b. Analisa sistem Tahap analisa sistem ini mengurai informasiinformasi yang dibutuhkan dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatankesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan untuk penerapan media penunjang pembelajaran berbasis sistem pakar kerusakan motor. c. Tahap perancangan Tahap perancangan sistem dijalankan dengan membuat desain dari sistem pakar kerusakan motor berdasarkan teori teknis dan non teknis sesuai dengan tingkat kebutuhan sistem. Proses perancangan ini sejalan dengan evaluasi dan tahap uji coba yang dilakukan untuk menilai tingkat ketepatan hasil rancangan dengan menggunakan bantuan aplikasi analisa data dan referensi berisi teori-teori perancangan sistem berbasis website. d. Tahap inplementasi sistem Tahap ini pembuatan sistem ini dengan menerapkan hasil perancangan sistem berbasis website yang telah dibuat dan menerapkan teoriteori bahasa pemrograman PHP dan basis data SQL. e. Tahap uji coba sistem Tahap uji coba ini dengan menilai tingkat optimalisasi dan efisiensi dari proses kerja sistem yang telah dibuat dan apabila dalam tahap ini masih belum sesuai dengan kebutuhan, maka akan dilakukan tahap perancangan kembali. f. Tahap evaluasi hasil penerapan Dalam tahap ini aplikasi yang telah diuji coba diterapkan sebagai media penunjang pembelajaran di lokasi penelitian sehingga dapat disimpulkan hasil dari penerapan sistem pakar ini. 4. Pembahasan a) Tahap Identifikasi Pada tahap ini pengidentifikasian permasalahan yang akan dibuat sistem pakar berkaitan dan terbatas pada kerusakan mesin dan kendali Motor Honda Supra yang dapat dijadikan basic dari selutuh tipe motor bebek Honda jenis karburator. Knowledge engineer menentukan batasan-batasan permasalahan yang bersifat spesifik dan bersifat umum tentang bagian-bagian kendaraan yang
3.6-50
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015
ISSN : 2302-3805
STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
mengalami kerusakan dan troubleshooting pada bagian-bagian tersebut. b) Tahap Konseptual Dalam tahap konseptualisasi ini ditentukan unsurunsur apa saja yang terkait dari bagian gejalagejala serta penyebab yang di timbulkan. Teori ini bersumber dari Pengetahuan yang didapat dari Buku Manual Makanik Sepeda Motor Honda dengan Type Supra, yang diterbitkan khusus oleh PT. Astra Honda Motor – Indonesia. Berikut ini adalah satu contoh bagian mesin dan permasalahan yang disajikan dalam pembuatan basis pengetahuan. • Kerusakan: Permasalah pembakaran. • Sub Bagian: Mesin Dan Kelistrikan Pada Pengapian • Deskripsi : Kerusakan ini dapat berhubungan pada Saluran Bahan Bakar, Kelistrikan Pengapian dan Katup. • Gejala: - Mesin susah dihidupkan - Percikan Api pada Busi lemah - Kompresi ruang bakar rendah - Hidup mesin tidak stabil - Busi Basah • Solusinya: - Anda cek pada saluran BBM. Adanya sumbatan saluran pada katup pelampung pd Karburator serta Filter Bensin. - Anda cek pada percikan api pada Busi, CDI Unit, Coil, Spul Magnit. Berikut kemungkinan salah satu perangkat Pengapian yg dalam keadaan kurang baik: (1) Busi (Rusak atau Kotor). (2) CDI Unit rusak. (3) Kabel tegangan tinggi putus atau adanya kornsleting. (4) Alternator rusak. (5) Coil Pengapian patah / kornsleting. (6) Kabel-kabel jalur pengapian tidak tersambung dgn Baik, terputus atau Kornsleting. (7) Spul mati. - Terjadinya kompresi yang terlalu rendah. Hal ini bisa disebabkan: (1) Choke tertutup terlalu berlebihan. (2) Jarang renggang Katup terlalu kecil. (3) Katup mesin terbuka terus / macet. (4) Silinder dan cincin torak aus. (5) Gasket Head Silinder rusak / bocor. (6) Ketepatan pembukaan katup mesin tidak tepat. - Jika mesin bisa hidup dan segera mati lagi, maka penyebabnya: (1) Choke tertutup terlalu berlebihan. (2) Sekrup Udara pd Karburator terlalu tertutup. (3) Adanya Kebocoran pada Manifold Karburator. (4) Timing Pengapian tidak tepat. - Apabila di cek pada Busi dalam keadaan ‘basah’, maka penyebabnya adalah: (1) Karburator banjir, katup pelampung pada Karburator tdk bisa tertutup rapt. (2) Choke Karburator tertutup berlabihan, maka cek dan apabila terjadi kerusakan maka ganti dengan yg baru. (3) Skep terbuka terlalu berlebihan, maka 3.6-51
cek pada karburator jika terjadi kerusakan ganti dengan yang baru. - Selalu gunakan spare-part original Honda. c) Basis Pengetahuan Fakta dan aturan disimpan dalam bentuk database. Database ini berisi rangkaian informasi tentang status masalah yang sudah dipecah-pecah. Fakta direpresentasikan dengan menetapkan kesesuaian antara representasi internal fakta dengan representasi bahasa alami. Aturan ini berisi tentang bagaimana menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah khusus pada setiap domain. Aturan pada basis pengetahuan direpresentasikan sebagai perintah berpasangan atau sebagai IF kondisi THEN aksi. Bagian IF mendiskripsikan representasi situasi pasti berupa kumpulan dari pernyataan.
Gambar 1: Bentuk Pencarian Kesimpulan Tentang Kerusakan d) Mekanisme Inferensi Algoritma dalam mencari kerusakan mesin dan mencari penyebab gangguan mesin akan dimulai dengan memberikan pertanyaan mengenai gangguan yang dialami atau dengan memberikan daftar macam kerusakan sehingga diperoleh suatu diagnosa kerusakan dan hasil akhir kesimpulan kerusakan mesin tersebut. Proses pelacakan kedepan (forward chaining) pada sistem analisa kerusakan mesin secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
e) Perancangan Sistem (1). Diagram Kontek Sistem (Level 0) lap_rekapkonsul Pakar
view_rekapkonsul
data_gejala lap_gejala verifikasi
data_kerusakan lap_kerusakan lap_relasi data_relasi
login
1
Gambar 2: Proses Pelacakan Kedepan Goal dari permasalahan dapat dirunut seperti tergambar pada pohon pelacakan dibawah ini:
Sistem Pakar Kerusakan Motor Honda SMKN 1 Geger
+
info_registrasi
konsultasi info_solusi
registrasi
Siswa
Gambar 4: Diagram Kontek Sistem Gambar 3: Pohon Pelacakan Solusi Alur pelacakan diatas dapat dijelaskan bahwa: Sebagai root gejala 1 (dengan asumsi penulisan diawali huruf G untuk semua gejala yang tersimpan dalam database, yaitu : G001) adalah gejala yang paling banyak dijumpai pada berbagai jenis kerusakan mesin pada motor Honda. Jika gejala 1 memang dialami user, dalam asumsi pilihan (Ya/Yes), maka gejala 2 akan ditanyakan sebagai pertanyaan selanjutnya yaitu gejala 3. Jika gejalan 2 dialami maka menampilkan kerusakan 2 dan jika tidak (Tidak/No) menampilkan kerusakan 5. Apabila gejala 3 memang dialami, maka akan ditampilkan pada gejala 4 untuk pertanyaan selanjutnya menuju goal kerusakan 1 dan 3, sebaliknya jika tidak di alami, maka gejala 1 akan ditampilkan sebagai pertanyaan selanjutnya untuk mengulang pencarian. Sedangkan jika gejala 1 memang tidak dialami user, dalam asumsi pilihan adalah Tidak/No, maka akan menampilkan kerusakan 4.
3.6-52
Pada diagram kontek diatas dijelaskan bahwa sistem ini dijalankan oleh dua level pengguna yaitu level pakar dan siswa. Level pakar menjalankan proses login untuk memverifikasi data pengguna dengan hak akses level admin sistem, mengelola data gejala, mengelola data kerusakan, mengelola data pengetahuan (fuzzy) dan mencetak laporan rekap konsultasi yang sudah dijalankan oleh siswa sebagai bahan penilaian pengajaran. Level siswa menjalankan dua proses yaitu melakukan registrasi data identitas siswa dan melakukan konsultasi kerusakan motor.
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
(2). Data Flow Diagram (Level 1)
satu siswa dapat memiliki banyak analisa dan satu analisa hanya dimiliki oleh satu siswa. Entitas analisa memiliki hubungan dengan entitas relasi dengan ketergantungan bahwa satu analisa hanya mengambil satu relasi dan satu relasi dapat diambil oleh banyak analisa. Penjelasan diatas dapat dilihat pada gambar diagram ER dibawah ini:
1 data_admin Login Pakar
2 data_gejala data_gejala
tb_admin
Mengelola Data Gejala
lap_gejala
verifikasi
tb_gejala
login 3 data_kerusakan
view_rekapkonsul
Pakar lap_kerusakan
Mengelola Data Kerusakan
data_kerusakan
lap_rekapkonsul 4 5 data_analisa
data_relasi lap_relasi
Melaporkan Data Hasil Konsultasi
data_relasi
tb_relasi
tb_analisa data_pengetahuan
7 data_gejala
8 6 data_pengetahuan
tb_kerusakan
Mengelola Data Pengetahuan
Mekanisme Inferensi
konsultasi info_registrasi
Registrasi Siswa
Konsultasi Kerusakan
info_solusi
registrasi
Siswa
Gambar 5: DFD Level 1 Sistem Pada diagram diatas dijelaskan bahwa sistem ini dua entity luar yaitu Pakar dan Siswa. Pakar menjalankan proses login untuk memverifikasi data pengguna yang disimpan pada tabel admin, mengelola data gejala dan disimpan pada tabel gejala, mengelola data kerusakan yang disimpan pada tabel kerusakan, mengelola data pengetahuan (fuzzy) yang disimpan pada tabel relasi dengan operasi relasi antar gejala dan kerusakan serta mencetak laporan rekap konsultasi yang sudah dijalankan oleh siswa yang disimpan pada tabel analisa. Siswa menjalankan dua proses yaitu melakukan registrasi data identitas siswa yang disimpan pada tabel siswa dan melakukan konsultasi kerusakan motor yang disimpan pada tabel analisa. (3). ER Diagram Sistem ini memiliki enam entitas yaitu admin, gejala, kerusakan, relasi, siswa dan analisa. Entitas admin memiliki hubungan self relationship sebagai proses verifikasi data untuk langkah login. Entitas gejala memiliki hubungan dengan entitas relasi, dengan ketergantungan bahwa satu gejala dimiliki oleh satu entitas relasi dan satu relasi dapat memiliki banyak gejala. Entitas kerusakan memiliki hubungan dengan entitas relasi dengan ketergantungan bahwa satu kerusakan dimiliki oleh satu relasi dan satu relasi hanya memiliki satu kerusakan. Entitas siswa memiliki hubungan dengan entitas analisa dengan ketergantungan bahwa
3.6-53
Gambar 6: ER Diagram f) Implementasi Sistem Hasil perancangan diatas dikembangkan dan diterapkan menjadi satu sistem pakar yang digunakan sebagai media penunjang pembelajaran di Komli. Teknik Sepeda Motor pada SMKN 1 Geger Kab. Madiun. Hasil penerapan dari perancangan sistem diatas dapat digambarkan sebagai berikut: (1). Halaman Menu Pakar
Gambar 6: Halaman Menu Kepakaran (2). Halaman Konsultasi
Gambar 7: Halaman Form Registrasi Siswa
ISSN : 2302-3805
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2015 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015
Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda. Untuk membuat sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi dan cocok sebagai media pembelajaran sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaanya. Boleh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan sesuai dengan teori yang diajarkan dalam pembelajaran, karena faktor metode pembelajaran di kelas yang konvensional sehingga rentan terjadinya selisih pengetahuan tergantung dari metode penyampaian guru di kelas yang berbedabeda. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun pengguna dapat menilai baik, tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan sebagai media pembelajaran. Sehingga dalam hal ini peran manusia tetap merupakan faktor yang dominan.
Gambar 8: Halaman Konsultasi Gejala Kerusakan (3). Halaman Analisa Kerusakan
Gambar 9: Halaman Hasil Analisa Kerusakan 5. Kesimpulan Pada penerapannya sebagai media penunjang pembelajaran, sistem pakar ini memiliki kelebihan dan kekurangan dari pada Sistem Pembelajaran secara langsung. Adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut: a. Kelebihan sistem pakar kerusakan motor sebagai media penunjang pembelajaran adalah sistem pakar merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia solusi dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang spesialisasi penanganan kerusakan motor. Ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar sebagai sarana bantu pengajaran, diantaranya adalah : Menjadikan pengetahuan lebih mudah didapatkan daripada harus menunggu guru untuk menyajikan materi. Meningkatkan output dan produktivitas belajar. Menyimpan kemampuan dan keahlian seorang pakar. Meningkatkan penyelesaian masalah yang khusus. Meningkatkan reliabilitas. Memberikan respons (jawaban) yang cepat. Merupakan panduan yang cerdas. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian. Sebagai basis data cerdas, bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas. b. Kekurangan sistem pakar kerusakan motor sebagai media pembelajaran adalah selain keuntungan di atas, sistem pakar seperti halnya sistem lainnya, juga memiliki kelemahan. Di antaranya adalah :
Daftar Pustaka
[1]Kristianto, Andi. 2010. Pengembangan Media Komputer Pembelajaran Multimedia Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Sistem Tata Surya Bagi Siswa Kelas 2 Semester I Di Sman 22 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Vol. 10 No.2. ISSN: 0854-7149. [2]Riyadi, A.S. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Untuk Mata Diklat Mengoperasikan Mesin CNC Dasar Di Smk Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Mesin - Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. [3] Sugiyono. 2012 . Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung: CV Alfabet. [4]Sunarno, Pembelajaran Dengan Metode Interaktif Berbasis ICT. Https://edukasi.kompasiana.com/2011/06/21/pembelajarandenganmetode-interaktif-berbasis-ict/. Diakses Tanggal 29 Desember 2012. [5]Sutojo, et.al. 2011. Kecerdasan Buatan . Yogyakarta: ANDI Yogyakarta dan UNIDUS Semarang.
Biodata Penulis Mochamat Bayu Aji, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STT Dharma Iswara Madiun, lulus tahun 2013. Saat ini melanjutkan Studi Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika di Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta. Ari Suhartanto, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STT Dharma Iswara Madiun, lulus tahun 2013. Saat ini melanjutkan Studi Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika di Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta.
3.6-54