RANCANG BANGUN PENDETEKSIAN KESHAHIHAN HADITS SEBAGAI SEBUAH INFORMATION RETRIEVAL PADA KITAB-KITAB HADITS Abdul Karim Jurusan Teknik Informatika – STT Nurul Jadid Paiton
[email protected] Abstrak: Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran. Al-Quran merupakan undang-undang yang memuat pokok-pokok dan kaidah-kaidah mendasar bagi Islam, yang mencakup bidang akidah, ibadah, akhlaq, muamalah, dan adab sopan santun. Hadits merupakan penjelasan teoritis dan praktis bagi Al-Quran. Hadits yang seharusnya dijadikan hujjah (pegangan) adalah hadits yang dapat diyakini kebenarannya bahwa hadits tersebut adalah hadits shahih. Penelitian ini merancang sebuah software yang dapat dijadikan alternatif untuk mencari atau menentukan status sebuah hadits. Konsep yang ditawarkan adalah menggunakan dua model penelusuran yaitu gabungan dari Database Management System (DBMS) dan Information Retrieval System (IRS). Integrasi antara basis data dengan information retrieval dapat digunakan untuk menentukan keshahihan sebuah hadits. Kelebihan dari Software ini adalah user akan diberi saran acuan penilaian terhadap suatu hadits apakah hadits tersebut shahih atau tidak (suggested summary), berdasarkan Ulama' siapa, dengan disertai alasan yang bisa ditelusuri berdasarkan kaidah-kaidah dalam ilmu hadits. Penerapan Information Retrieval System (IRS) dalam penelitian adalah penggunaaan metode Vector Space Model untuk menganalisis status pearawi hadits yang menriwayatkan hadits yang ditampilkan. Penilaian terhadap hasil ujicoba ini menggunakan pengukuran presisi (ketepatan). Pengukuran presisi dipilih karena hal yang dicari adalah ketepatan kata demi kata antara input dengan output. Tiap-tiap satuan ujicoba dinilai presisinya. Penilaian presisi didapatkan dari jumlah output yang benar dibagi keseluruhan jumlah output yang diharapkan. Dari hasil uji coba untuk analisis hadits untuk kategori kitab langsung dari 20 kali inputan kalimat potongan hadits didapatkan 18 inputan benar dan 2 yang salah. Sehingga didapati nilai presisinya (20-18)/20=0,9. Sedangkan pada pengujian untuk status perawi dengan menggunakan Vector Space Model dari 4 kali pengujian didapati presisinya (43)/4=3/4=0,75. Kata kunci: Information Retrieval System, Vector Space Model, Database Management System
1
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hadits adalah merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran. Al-Quran merupakan undang-undang yang memuat pokok-pokok dan kaidah-kaidah mendasar bagi Islam, yang mencakup bidang akidah, ibadah, akhlaq, muamalah, dan adab sopan santun. Hadits merupakan penjelasan teoritis dan praktis bagi Al-Quran. Oleh karena itu, ummat Islam harus mengikuti dan mengamalkan hukum-hukum dan pengarahan yang diberikan oleh Rosulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam, ketaatan bagi umat Islam terhadap perintah Rosulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam adalah wajib, seperti halnya mentaati isi ajaran yang ada didalam Al-Quran. (Sahrani, 2010). Fungsi hadits dalam syariat Islam adalah: 1. Hadits sebagai penjelas yang otentik terhadap Al-Qur’an 2. Hadits berfungsi menetapkan hukum-hukum yang tidak ada nash-nya dalam Al-Qur’an, seperti ketetapan hadits tentang haramnya keledai/himar. 3. Hadits dapat dijadikan dalil bahwa suatu ayat dinasakh oleh ayat lain . (Falihuddin, 2002). Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihiwasallam. Menurut ulama’ hadits sejak zaman Imam Turmudzi dan sesudahnya kualitas hadits secara garis besar ada tiga macam yakni, hadits shahih, hadits hasan, dan hadits dhaif (Ismail, 1987). Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya mengikuti apa-apa yang datang dari Rosulullah Shallallahu ‘alaihiwasallam, hadits yang seharusnya dijadikan hujjah (pegangan) adalah hadits yang dapat diyakini kebenarannya bahwa hadits tersebut adalah hadits shahih. Akan tetapi tidak semua orang Islam mengenal atau mengetahui bagaimana hadits itu dikatakan shahih, hasan, dhoif ataupun maudhu’. Untuk mendapatkan keterangan hadits tersebut tidaklah mudah, karena setiap hadits yang peroleh / dibaca tidak selalu disertai keterangan tentang derajat hadits tersebut. Apakah hadits tersebut shahih atau tidak, bagaiamana sanadnya serta siapa yang menshahihkan dan seterusnya. Salah satu ciri dari hadits shahih adalah semua perawi haditsnya tsiqoh (terpercaya) dan sanadnya bersambung. Dari software hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu kalangan ummat Islam khususnya para penuntut ilmu agar bisa mempelajari hadits-hadits Nabi secara digital. Penggunaan komputer sebagai media bantu manusia khususnya dalam hal pengumpulan kitab-kitab hadits telah banyak diupayakan. Diantaranya dengan dikembangkannya software Maktabah Syaamilah yang telah banyak membantu para penuntut ilmu untuk mengkaji hadits-hadits Nabi Sallallahu ‘alaihiwasallam. Maktabah asy Syaamilah adalah sebuah program (e-book) yang berisikan berbagai buku-buku (kitab-kitab) keIslaman dari berbagai ulama dari berbagai zaman. Ada lebih dari 6.688 judul buku/kitab dengan lebih dari 20.000 jilid buku/kitab terkandung di dalam program Maktabah Syaamilah yang dikemas kedalam bentuk software oleh perpustakaan masjid Nabawi Madinah Suadi Arabia dan disebarkan ke seluruh dunia, dengan maksud agar dijadikan referensi dalam mempelajari haditshadits Nabi. Akan tetapi untuk mempelajari hadits yang ada didalam basis data tersebut, pengguna harus merujuk ke kitab induk masing-masing untuk mendapat keterangan sebuah hadits. Pada penelitian ini akan dirancang sebuah software hadits, yang memiliki kemampuan menampilkan hadits yang berasal dari query pengguna yang diinputkan,
2
dimana query tersebut berupa potongan dari hadits yang ingin ditampilkan, bahkan software hadits tersebut dapat melacak secara otomatis ke kitab induk masingmasing apabila pada modul database kitab penilaian langsung belum bubuhkan keterangan dari hadits tersebut kemudian menampilkan hasilnya yang berupa keterangan-keterangan yang terkait dengan derajat hadits tersebut, yang dibubuhkan oleh pengarang suatu kitab. Keterangan berupa kata-kata shahih, dhoif ataupun maudhu. Sehingga sistem ini akan lebih memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi sebuah hadits. 1.2
Rumusan Masalah Temu kembali informasi (information retrieval) adalah ilmu pencarian informasi pada dokumen, pencarian untuk dokumen itu sendiri, dan perawatan data, atau mencari di dalam database, baik relasi database yang stand-alone atau hipertext database yang terdapat pada network seperti internet atau World Wide Web atau intranet, untuk teks, suara, gambar, atau data. Information retrieval adalah ilmu yang lahir dari berbagai disiplin ilmu, baik ilmu komputer, matematika, ilmu kepustakaan, ilmu informasi, psikologi kognitif, linguistik, statistik, maupun fisika. Secara prinsip, penyimpanan informasi dan penemuan kembali informasi adalah hal yang sederhana. Misalkan terdapat tempat penyimpanan dokumendokumen dan seseorang (user) merumuskan suatu pertanyaan (request atau query) yang jawabannya adalah himpunan dokumen yang mengandung informasi yang diperlukan yang diekspresikan melalui pertanyaan user. User bisa saja memperoleh dokumen-dokumen yang diperlukannya dengan membaca semua dokumen dalam tempat penyimpanan, menyimpan dokumen-dokumen yang relevan dan membuang dokumen lainnya. Hal ini merupakan perfect retrieval, tetapi solusi ini tidak praktis. Karena user tidak memiliki waktu atau tidak ingin menghabiskan waktunya untuk membaca seluruh koleksi dokumen, terlepas dari kenyataan bahwa secara fisik user tidak mungkin dapat melakukannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem temu kembali informasi (information retrieval system) untuk membantu user menemukan dokumen yang diperlukannya. Information Retrieval System merupakan sebuah konsep yang dapat dimanfaatkan untuk membangun sebuah aplikasi yang dapat membantu dalam menemukan informasi yang sesuai dengan harapan atau relevan. Pada penelitian ini akan dibangun sebuah sistem yang dapat menganalisis dan mendeteksi kemudian me-retriev derajat dari sebuah hadits melalui potongan kalimat yang dimasukkan oleh pengguna. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah sistem yang benar-benar menjalankan fungsi pendukung keputusan penilaian keshahihan suatu hadits dengan proses kerja yang mengimitasi cara para pakar hadits menganalisis suatu hadits tertentu. Mengacu pada hasil yang diharapkan diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Apakah sistem yang dirancang mampu menganalisis dan mendeteksi keshahihan sebuah hadits dengan pendekatan information retrieval. 2. Apakah integrasi antara basis data dengan information retrieval dapat mendukung untuk menentukan keshahihan sebuah hadits. 3. Apakah sistem yang dirancang sudah mampu menjalankan fungsi pendukung keputusan penilaian keshahihan suatu hadits dengan proses kerja yang mengimitasi cara para pakar hadits menganalisis suatu hadits tertentu.
3
1.3 Batasan Masalah Hadits-hadits yang ada didalam basis data mesin pencari hadits pada penelitian ini dibatasi pada referensi kitab-kitab: 1. Kitab penilaian langsung karya Nasiruddin al-Albany 2. Roudhotul Muhadditsin karya al-Hafidz Ibnu Hajar alAsqolany 3. Kitab untuk pelacakan a. Kutubul Mutun b. Kutubur Rijaal - Taqriibut Tahdziib - Miizaanul I’tidal - Tahdziibut Tahdziib - Ad-Dhuafaa’ wal Matrukiin - At-Tsiqoot (libni Hibban) c. Kutubus Shohabah - Al-Ishobah fit Tamyiizis Shohabah - Al- Isti’ab 4. Sistem ini hanya mampu menganalisa query teks berbahasa Arab. 5. Hanya untuk pencarian dokumen pada personal komputer. 6. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah Vector Space Model. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah merancang sebuah software yang memiliki kemampuan mendeteksi derajat suatu hadits dari potongan kalimat yang dimasukkan, yang didasarkan atas perawinya. 1.5 Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu: 1. Sebagai referensi dalam menilai keshahihan suatu hadits 2. Sebagai referensi untuk menelusuri metode-metode para Ulama’ hadits dalam mengambil kesimpulan terhadap keshahihan suatu hadits. II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian hadits di Indonesia telah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya : Pengembangan Model Studi Hadits Telaah Epistemologis Terhadap Studi Hadits di IAIN Sunan Ampel Surabaya yang dilakukan oleh Muh. Tasrif pada tahun 2008. Berikutnya adalah penelitian Analisis Otentisitas Hadits dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah yang dilakukan pada tahun 2009 oleh Drs. Syamsurizal Yazid, MA. Kemudian M. Amsar Roedi pada tahun 2009 melakukan penelitian tentang sanad dan Matan Hadits. Pada tahun 2009 perpustakaan masjid Nabawi telah berhasil membuat e-book dari koleksi kitab-kitab para ulama dari zaman ke zaman dengan pendekatan Information Retrieval System dengan nama Maktabah Syaamilah. Muh. Tasrif pada tahun 2008 dalam penelitiannya menyatakan bahwa di Indonesia, kajian terhadap hadits dimulai sejak abad ke-17 dengan ditulisnya kitabkitab oleh Nur al-Din ar-Raniri dalam karyanya Hidayat al-Habib fi al-Targhib wa al-Tarhib dab ‘Abd al-Rauf al-Sinkili yang menulis dua karya tentang hadits. Sejak tahun 1930-an, banyak sarjana muslim menerjemahkan kitab-kitab hadits ke dalam
4
bahasa Indonesia. Hal ini menandai awal perkembangan kajian hadits di Indonesia dengan munculnya literatur-literatur yang disusun oleh penulis Indonesia. Sampai pada tahun 1980-an, dalam studinya. Haward.M.Federspiel menyebutkan bahwa setidaknya ada empat jenis (genre) literatur hadits di Indonesia. Jenis pertama, adalah leteratur ilmu hadits yang berisi analisis terhadap hadits yang berkembang pada masa awal Islam untuk menentukan keotentikan dan kepalsuannya. Jenis kedua adalah literatur terjemahan terhadap kitab-kitab hadits yang disusun pada masa klasik (620-1250) dan masa pertengahan Islam (1250-1850). Jenis yang ketiga berisi antologi hadits pilihan yang diambil dari kitab-kitab kumpulan hadits, yang dipilih dan ditulis ulang oleh penulis Indonesia. Kemudian jenis yang keempat berisi kumpulan hadits yang digunakan sebagai sumber hukum di sekolah-sekolah Islam. Hadits yang merupakan ucapan, perbuatan dan ketetapan dari Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam mempunyai peranan yang sangat penting dalam Islam sebagai landasan untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam, sebab hadits tersebut merupakan sumber pokok yang kedua setelah Al-Qur’an. Seperti dikatakan oleh Dr. Falihuddin bahwa fungsi hadits dalam syariat Islam adalah: 1. Hadits sebagai penjelas yang otentik terhadap Al-Qur’an 2. Hadits berfungsi menetapkan hukum-hukum yang tidak ada nash-nya dalam Al- Qur’an, seperti ketetapan hadits tentang tata cara sholat. 3. Hadits dapat dijadikan dalil bahwa suatu ayat dinasakh oleh ayat lain . Kemudian Syamsurizal Yazid pada tahun 2009 dalam penelitiannya menyatakan Karena hadits merupakan sumber pokok kedua dari ajaran Islam, maka hadits-hadits yang dijadikan dasar untuk melaksanakan ajaran Islam haruslah yang sahih dan autentik, bukan hadits yang lemah, apalagi palsu. Untuk mengetahui otentisitas dan tingkat validitas hadits tersebut diperlukan suatu penelitian yang cermat, terutama penelitian terhadap kredibelitas orang-orang yang meriwayatkannya.. Ada beberapa faktor yang menjadikan penelitian hadits berkedudukan sangat penting. Menurut Syuhudi Ismail faktor-faktor tersebut adalah: 1. Hadits Nabi sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Kita harus memberikan perhatian yang khusus karena hadits merupakan sumber dasar hukum Islam kedua setelah al-Qur'an dan kita harus menyakininya. 2. Tidaklah seluruh hadits tertulis pada zaman Nabi. Nabi pernah melarang sahabat untuk menulis hadits, tetapi dalam perjalannnya hadits ternyata dibutuhkan untuk di bukukan. Kemudian M. Amsar Roedi pada tahun 2009 dalam penelitiannya menyatakan Penelitian sanad dan matan lebih dikenal dengan istilah kritik sanad dan matan. Penelitian ini bukan berarti tidak mempercayai semua hadits Nabi, akan tetapi hal seperti ini hanya tertuju pada hadits ahad bukan hadits mutawatir. Selain itu juga merupakan kehati-hatian kaum muslimin dalam menjaga hadits Nabi di samping berkeinginan untuk mengikuti sunnah Nabi dengan sebenar-benarnya. Pengembangan model pembukuan hadits Nabi telah mengalami pergeseran dari kertas ke dalam format database yaitu penyimpanan hadits dalam bentuk software kitab-kitab ulama dari zaman-ke zaman, sebagaimana yang dikutip oleh www.PesantrenVirtual.com pada tahun 2010 yang menyatakan, bahwa sejak beberapa tahun yang lalu, ada sebuah terobosan baru bagi para penuntut ilmu agama Islam, yaitu, telah dikumpulkannya berbagai koleksi kitab sejak zaman klasik sampai zaman modern ke dalam bentuk buku elektronik (e-book). Nama dari
5
Software itu adalah Maktabah Syamilah. Software ini disebarkan secara gratis (bahkan di dalam keterangannya, dianjurkan bagi para penggunanya untuk menyebarkannya kesetiap orang yang memerlukannya. Dengan catatan, harus dimanfaatkan untuk kepentingan yang benar dan sesuai dengan Islam. Ada lebih dari 6.688 judul buku/kitab dengan lebih dari 20.000 jilid buku/kitab terkandung di dalam program Maktabah Syamilah ini. Kitab yang selama ini mungkin hanya dinikmati melalui tulisan di kertas, baik di kertas kuning (sehinggah disebut kitab kuning) maupun di kertas putih, memerlukan usaha tersendiri untuk memilikinya, harganya yang cukup mahal, tempatnya yang harus disediakan khusus, perawatannya agar tidak dirusak oleh serangga, jamur, udara lembab, dan lain-lain. Dengan software ini, diharapkan masalah tersebut bisa teratasi. Berbagai buku yang dimuat di dalam software ini meliputi berbagai bidang ilmu keIslaman di antaranya : 1. Di bidang tafsir (52 kitab) meliputi Tafsir Thabari, Ibnu Katsir, Al-Baghawi, Al-Alusi, Al-Bahr, Fathul Qadir, Ad-Durrul Mantsur, Jalalain, Al-Khazin, Az-Zamakhsyari, Ibnu Abdis Salam, Sayyid Thanthawi, Adh-Dhilal, AlQusyairi, dll. 2. Dalam bidang Ulumul Qur’an (43 kitab), meliputi I’rabul Qur’an, Asbabu Nuzulil Qur’an, Al-Itqan, Misykatul anwar, Fadlailul Qur’an, Majazul Qur’an, Lubabun Nuzul, At-Tibyan, Asbabun Nuzul, Ahkamul Qur’an lisy Sayfi’iy, Ahkamul Qur’an li Ibni Arabiy, dll 3. Dalam bidang Fiqih, kitab di lingkungan 4 madzhab diletakkan terpisah. Untuk Madzhab Imam Syafi’y, 19 kitab yang tersedia adalah Al-Umm, I’anatuh Thalibin, Fathul Wahhab, Fathul Mu’in, Asnal Mathalib, AlMajmu’, Raudlatuth Thalibin, Hasyiah Qalyubi wa Umairah, Mughnil Muhtaj, Nihayatul Muhtaj, Hasyiah Bujairimi alal Khatib, Hasyiah Bujairimi alal Minhaj, dll. 4. Dalam madzhab Imam Maliki (14 kitab), Asy-Syarhul Kabir, Bidayatul Mujtahid, Mukhtashar Khalil, At-Taju wal Iklil, Mawahibul Jalil, Hasyiyah Ad-Dasuqi alasy Syarhil Kabir, dll. Dalam Madzhab Imam Hanafi terdapat 17 kitab, dan Madzhab Imam Maliki terdapat 14 kitab. 5. Dalam bidang Akhlak terdapat Ihya Ulumiddin, Riyadlush Shalihin, AlKabair, Al-Futuhatul Makiyyah, Qutul Qulub, Al-Risalatul Qusyairiyyah, Al-Adzkar, dll. 6. Klasifikasi umum memuat kitab Tafsirul Ahlam, Ta’tirul Anam fi Tafsiril Ahlam, Mausu’ah Tafsiril Ahlam, Mafahimul Islamiyyah, Al-Jam’iyyatul Khairiyyah li Tahfidhil Qur’anil Karim, Jam’ul Qur’anil Karim fi ‘Ahdi Khulafair Rasyidin, dll. 7. Ushul Fiqh, Mushtalah Hadits, dan berbagai bidang lainnya hingga 25 lebih kategori dengan total jumlah 6.000 buku lebih. Dari dua penelitian terdahulu yang dilkukan oleh Muh. Tasrif dan Drs. Syamsurizal Yazid, MA yang menjadi objek penelitian adalah tentang mengembangan model studi hadits, keotentikan hadits serta keabsahan sanad dan matan dari sebuah hadits, seperti yang diteliti oleh M. Amsar Roedi. Muh. Tasrif diakhir tulisannya mengatakan “ terdapat fokus dan pendekatan yang merupakan tema abadi dalam ilmu hadits sejak perkembangannya. Namun demikian, terlihat pula fokus dan pendekatan yang dikembangkan dari ilmu hadits, dan bahkan memberi nuansa baru bagi perkembangan ilmu hadits. Hal ini sejalan dengan misi
6
kegiatan studi yang berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan khazanah ilmu pengetahuan yang telah berkembang dan tuntutan yang terus berubah”. Perubahan pola pembukuan hadits ini telah dilakukan oleh perpustakaan Masjid Nabawi dengan dikembangkannya Maktabah Syaamilah yang merupakan software kitab-kitab ulama dari masa ke masa. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari software ini terutama bagi penuntut ilmu agama Islam atau sebagai referensi didalam sebuah penelitian hadits, tafsir, aqidah dan lainnya. Kelebihan lain dari Maktabah Syamilah adalah: a. Sebagai perpustakaan digital yang memudahkan searching kata tertentu dengan kategori tertentu. b. Database bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. E-book baru dalam format .doc, .rtf, .bok bisa ditambahkan ke dalam sistem. Selain kelebihan yang dimiliki, Maktabah Syaamilah juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya: 1. Tidak ditujukan secara khusus untuk ilmu hadits, namun juga bidang-bidang kajian keagamaan Islam yang lain, seperti: Aqidah, Tafsir, Akhlaq, dan lain sebagainya. 2. Hanyalah kumpulan kitab dalam format digital, tidak ada mekanisme summarizing (menyimpulkan hasil penelitian secara otomatis), sebagai contoh, untuk mendapatkan kesimpulan penilaian ulama' tertentu dalam kitab tertentu terhadap suatu hadits kita harus membaca satu persatu kata dalam record tersebut yang bisa saja kesimpulannya berada di akhir, atau melampaui beberapa halaman/ record. 3. Hanya bisa dijalankan pada Sistem Operasi Windows. Penelitian ini akan membuat sebuah software yang memiliki kemampuan mendeteksi derajat suatu hadits dari potongan kalimat yang diinputkan, dan menganalisis berdasarkan para perawi serta memberikan kesimpulan terhadap penilaian tersebut dan diharapkan dapat memenuhi beberapa kekurangan yang ada pada sistem yang sudah ada. Kemudian sistem juga diharapkan memiliki kelebihan diantaranya: 1. User akan diberi saran acuan penilaian terhadap suatu hadits apakah hadits tersebut shahih atau tidak (suggested summary), berdasarkan Ulama' siapa, dengan disertai alasan yang bisa ditelusuri berdasarkan kaidah-kaidah dalam ilmu hadits. 2. Sistem diharapkan bisa berjalan pada Sistem Operasi Windows atau Linux. 3. Dengan menambah isi database sesuai format yang ditentukan, sistem bisa meniru cara kerja pakar hadits dalam menganalisis suatu hadits untuk diterapkan pada inputan kalimat hadits lain dalam riwayat lain. Pendeteksian perawi pada Makatabah Syamilah hanya berdasarkan penelitian 2 ulama': (Imam Iibnu Hajar al-Asqolany) dan (Imam Adz-Dzahaby), untuk menambah ulama lain harus merubah struktur tabel. Sedangkan pada sistem yg dirancang cukup dengan menambah isi database. III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN Dalam penelitian ini konsep pemikiran yang akan digunakan telah ditunjukkan dalam Gambar 3.1
7
Gambar 3.1 Kerangka konsep pemikiran Kebanyakan ulama muhadditsin, membagi ilmu hadits kedalam dua bagian besar, yaitu: ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah. Ilmu hadits riwayah ialah suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi, perbuatan-perbuatan Nabi, taqrirtaqrir Nabi, dan sifat-sifat beliau. Sedangkan ilmu hadits dirayah ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara-cara menerima dan menyampaikan hadits, sifat-sifat rawi, dan sebagainya Sebagai suatu sistem, sistem temu kembali informasi memiliki beberapa bagian yang membangun sistem secara keseluruhan. Gambaran bagian-bagian yang terdapat pada suatu sistem temu kembali informasi untuk pencari hadits digambarkan proses pencarian data yang digunakan dalam software analisis hadits, yang mula-mula pengguna menginputkan sebuah query yang berupa potongan dari hadits yang dicari. Maka sistem akan mencari ke dalam database referensi yang berisi modul-modul kitab penilaian langsung, apabila kalimat yang berupa potongan dari hadits tersebut ada, maka sistem akan menampilkan ke pengguna, apabila tidak ada kalimat yang relevan maka sistem akan melacak ke dalam database yang berisi modul kitab untuk pelacakan, prosesnya akan dijelaskan pada bab berikutnya. Untuk penambahan database kitab-kitab referensi software ini masih membutuhkan basis data yang ada pada program maktabah sysmilah. Query
Information Retrieval System
Reference Database
Relevant Relevant Relevant Document Document Document
Syamilah
Gambar 3.2. Arsitektur software analisis Hadits. Dukungan teknologi terutama teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi membawa perubahan dalam cara menangani, memperoleh, mengumpulkan, dan mengelola berbagai sumber informasi. Peningkatan pencarian
8
informasi merupakan fenomena yang mengindikasikan bahwa informasi telah menjadi salah satu kebutuhan hidup yang utama. Salah satu kebutuhan informasi tersebut adalah agar seseorang mengerti tentang agamanya yang dalam hal ini adalah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut muncul berbagai cara dan strategi yang dapat diterapkan untuk mendapatkan informasi. Semua cara, strategi, dan perilaku pencari informasi yang muncul kepermukaan tersebut, dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dalam waktu yang relatif singkat. Bagi ummat Islam mempelajari hadits sangat penting, karena dengan mempelajari ilmu hadits seorang muslim dapat membedakan yang cacat dan yang utuh, yang dhaif dan yang shahih, yang mauquf dan yang marfu’, dan yang diterima dan yang ditolak. Berdasarkan ilmu inilah, penggalian hukum dari sunnah bertumpu. Hadits Sebagai sumber ajaran kedua setelah Al-Quran secara teoritis mempelajari hadits seharusnya lebih mudah dari pada mempelajari Al-Quran sebab statusnya merupakan penjelas bagi Al-Quran. Akan tetapi dalam praktiknya, mempelajari hadits justru lebih sulit. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: 1. Hadits tersebar di berbagai koleksi (kutub al-Hadits) dengan kualitas yang sangat beragam, sehingga untuk mendapatkannya relatif sulit. 2. Tidak semua hadits berada dalam kualitas yang sama, sehingga untuk menggunakan suatu hadits, terlebih dahulu seseorang harus melakukan penelitian kualitasnya, untuk mendapatkan hadits yang memenuhi kualifikasi maqbul atau diterima sebagai hujjah (M. Ajjaj Al-Khathib,1997). Berkaitan dengan dua faktor diatas pada penelitian ini akan dibangun sebuah software yang dapat mengalisis dan memberikan informasi sebuah hadits. Software yang akan dibangun diharapkan dapat memberi kemudahan bagi para penuntut ilmu hadits, kemudahan yang dimaksud adalah karena software yang akan dibangun adalah software yang fleksibel dengan pendekatan information retrieval. Sistem yang akan dibangun lebih ke arah pendukung keputusan (decision support system) dibandingkan sebagai sistem pakar (expert system), karena untuk memutuskan keshahihan suatu hadits tetap dibutuhkan penilaian dari Ulama’ yang berkompeten dalam ilmu hadits. IV. LANDASAN TEORI 4.1 Ilmu Hadits Ilmu hadits adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji atau membahas tentang segala yang disandarkan kepada Nabi Shollallahu ‘alaihiwasallam, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun lainnya, maka segala ilmu yang membicarakan masalah hadits pada berbagai aspeknya berarti termasuk ilmu hadits. Ulama mutaqaddimin merumuskannya bahwa ilmu hadits ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang cara-cara persambungan hadits sampai kepada Rasul Shollallahu ‘alaihiwasallam dari segi hal ihwal para perawinya yang menyangkut ke-dhabit-annya dan keadilannya dan dari bersambung dan terputusnya sanad, dan sebagainya (Syahrani, 2010). Ilmu hadits dalam perkembangannya dikelompokkan menjadi dua bagian penting, ilmu hadits riwayah dan ilmu hadits dirayah. Ilmu hadits riwayah adalah ilmu yang khusus berhubungan dengan riwayah yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi Shollallahu ‘alaihiwasallam dan perbuatannya, dan penguraiannya lafalnya. Yang menjadi objek ilmu ini adalah membicarakan
9
bagaimana cara menerima, menyampaikan kepada orang lain, memindahkan, dan men-tadwin-kan hadits. Dalam menyampaikan dan membukukan hadits hanya disebutkan apa adanya, baik yang berkaitan dengan matan maupun sanad-nya. Ilmu ini tidak membicarakan hadits dari sudut kualitasnya, seperti tentang keadilan sanad, syadz (kejanggalan), dan kecacatan matan. Sedangkan definisi ilmu hadits dirayah ialah ilmu pengetahuan hakikat periwayatan, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, serta untuk mengetahui keadaan para perawi, baik syaratsyaratnya, macam-macam hadits yang diriwayatkan, dan segala yang karitan dengannya. Yang menjadi objek ilmu ini adalah sanad, rawi dan matan (Syahrani, 2010). 4.1.1 Unsur-unsur yang terkandung dalam Hadits Contoh hadits Nabi, dalam periwayatan yang lengkap; ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻋﺒﯿﺪ ﷲ ﺑﻦ ﻣﻮ س ﻗﺎل اﺣﺒﺮ ﻧﺎ ﺣﻨﻈﻠﺔ ﺑﻦ اﺑﻰ ﺛﻔﯿﺎ ن ﻋﻦ اﻛﺮ ﻣﺔ ﺑﻦ ﺧﺎ ﻟﺪ ﻋﻦ ﺑﻦ ﻗﺎل رﺳﻮ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﺑﻨﻲ اﻻ ﺳﻼم ﻋﻠﻲ ﺧﻤﺴﻰ ﺳﮭﺎ دة ا ن ﻻ إ ﻟﮫ اﻻ:ﻋﻤﺮ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮭﻤﺎ ﻗﺎل وا ن ﻣﺤﻤﺪ ا ر ﺳﻮ ل ﷲ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ و ا ﻗﺎ م ا اﺻﻼة وا ﯾﺘﺎ ء ااز ﻛﺎ ة و ااﺣﺞ وﺻﻮ م ر ﻣﻀﺎ ن ) ر وا (ه اﻟﺒﺨﺎ ر ى “Telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa, ia berkata telah mengabarkan kepada kami Handhalah bin Abi Sufyan dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma berkata: telah bersabda Rasulullahi shallallhu ‘alaihi wasallam: Didirikan Islam itu atas lima perkara; syahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasul Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan romadhan. (Riwayat Bukhari). Dari contoh hadits diatas, ada tiga unsur pokok yang terkandung didalamnya, yaitu, rawi, sanad, dan matan hadits. 1. Perawi (Periwayatan) Hadits Yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan atau menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya). Bentuk jamaknya ruwat, perbuatan menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi (riwayat) kan hadits. Hadits tersebut di atas, kita temukan pada kitab hadits yang disusun oleh Imam Bukhari yang bernama Al-Jami’us Shahih atau lebih dikenal dengan Shahih Bukhari. Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh beberapa orang rawi, yaitu: a. Ibnu Umar Radiallahu Anhu sebagai rawi pertama b. Ikrimah bin Khalid sebagai rawi kedua c. Handhalah bi abi sufyan sebagai rawi ketiga d. Ubaidillah bin Musa sebagai rawi keempat e. Imam Bukhari sebagai rawi kelima atau rawi terakhir Imam Bukhari selain disebut sebagai rawi keliama atau terakhir, juga disebut sebagai ”Mukharrij”, yaitu orang yang menukil/mencatat hadits tersebut pada kitabnya yang bernama Al-Jami’us Shahih. Dengan kata lain Imam Bukhari sebagai pentakhrij dari hadits tersebut. Memindahkan hadits dari seorang guru kepada orang lain, atau mendewankan/membukanya ke dalam dewan hadits menurut istilah ahli hadits disebut riwayat. Kata-kata riwayat, dari segi bahasa berarti memindahkan dan menukilkan berita dari seorang kepada orang lain.
10
2. Sanad Sanad memiliki peranan yang sangat penting dalam menukilkan wahyu, baik Al-Qur’an Al-Karim maupun Sunnah Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam. Demikian pula menukilkan berita dari kalangan salafus saleh dari para sahabat, tabi’in, dan yang setelahnya. Karena tanpa sanad, satu berita tidak bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam dengan sanad akan memberikan beberapa faedah yang sangat agung. Di antaranya adalah sebagai berikut. a. Ilmiah dalam penukilan Dengan sanad, seseorang menukil wahyu Allah Subhanahu Wata’ala dan hadits Rasul-Nya secara otentik sebagaimana asalnya, sehingga memberikan kekuatan hujjah bagi seorang muslim dalam berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam. b. Mencegah Pemalsuan Hadits Sebagaimana telah dijelaskan, ketika bermunculan hawa nafsu dan bid’ah, semakin merebak pula orang-orang yang mendustakan hadits lalu menyandarkannya kepada Rasulullah Dengan sanad, seseorang menukil wahyu Allah Subhanahu Wata’ala dan hadits Rasul-Nya secara otentik sebagaimana asalnya, sehingga memberikan kekuatan hujjah bagi seorang muslim dalam berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam. Namun, para imam al-jarh wat-ta’dil (kritikan dan pujian terhadap perawi) juga mengerahkan segala kemampuan untuk berusaha melakukan penjernihan syariat, dengan menyingkap kedok para pemalsu hadits tersebut. c. Memelihara kemurnian Islam d. Memberi ketenangan dalam mengamalkan agama e. Memperjelas kondisi sebuah riwayat Dengan mengetahui jalur sanad sebuah riwayat serta berupaya mengumpulkan setiap jalur yang menyebutkan riwayat tersebut, akan memperjelas kondisi riwayat itu, baik menafsirkan maknanya yang kurang jelas dalam riwayat lain, atau menjelaskan satu lafadz yang lemah yang tidak diriwayatkan para perawi yang lebih tsiqah (terpercaya) atau yang lebih banyak jumlahnya. Sanad—atau terkadang disebut isnad—secara bahasa berarti sesuatu yang dijadikan sandaran. Kata isnad berasal dari kata asnada َ◌ﺳﻨَﺪ ْ َأ, yang bermakna menyandarkan. Adapun secara etimologi, sanad dan isnad merupakan dua istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan satu makna, yaitu: ﺻﻠَﺔُ إِﻟَﻰ ِ ِ ﺴﻠَﺔُ اﻟ ﱢﺮ َﺟﺎ ِل ا ْﻟ ُﻤ ْﻮ ِ ﺳ ْﻠ ا ْﻟ َﻤﺘْﻦ “Rantai perawi yang bersusun yang membawa kepada matan.” Sebagian ulama membedakan sanad dengan isnad. Mereka mengatakan, “Sanad adalah para perawi hadits, sedangkan isnad adalah perbuatan para perawi tersebut.” Matan adalah sebuah ucapan yang merupakan ujung 7 dari sanad tersebut. Deretan kata-kata mulai dari ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻋﺒﯿﺪ ﷲ ﺑﻦ ﻣﻮ سsampai kepada kalimat ﻗﺎل رﺳﻮ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢitulah yang dinamakan sanad. Dengan demikian, maka urutan-urutan sanad dari hadits di atas adalah sebagai berikut: a. Ubaidillah bin Musa sebagai sanad pertama b. Handhalah bi abi sufyan sebagai sanad kedua c. Ikrimah bin Khalid sebagai sanad ketiga d. Ibnu Umar sebagai sanad keempat atau akhir sanad.
11
4.2 Konsep Dasar Information Retrieval 4.2.1 Information Retrieval Information retrieval system adalah suatu sistem yang mampu penyimpan, memperoleh kembali, dan pemeliharaan informasi. Informasi dalam konteks ini dapat terdiri atas teks (mencakup klasifikasi dan data tanggal), gambar, audio, video dan objek multi-media lainnya. (Kowalski, 1999). 4.2.3 Sistem Manajemen Basis Data Sistem Manajemen Basis Data merupakan sistem yang didisain untuk memanipulasi dan mengurus basis data. Data yang tersimpan dalam basis data dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur data yang spesifik dan tersimpan dalam tabeltabel. Setiap satuan data, atau disebut record (cantuman) terdiri dari ruas-ruas (fields) yang berisi nilai yang menunjukkan karakteristik yang spesifik atau atribut yang mengidentifikasikan satuan data yang dimaksud. Proses yang berkaitan dengan manajemen basis data meliputi penyimpanan, temu kembali, updating atau deletion, proteksi dari kerusakan, dan kadang-kadang mencakup transimi data. Output dapat mengandung record individual, sebagian record, tabel, atau bentuk susunan data yang lain dari basis data. Informasi yang ditemukan berisi cantuman-cantuman yang pasti sesuai dengan permintaan. Perbedaan Database dengan Information Retrieval, yaitu: 1. Data pada database terstruktur, sedangkan information retrieval tidak terstruktur. Struktur dalam arti memiliki table, field, record, entity, dan lainlain. 2. File pada database clear semantic (satu kesatuan, menyeluruh), sedangkan information retrieval tidak ada field. 3. Query pada database dapat dijelaskan (contoh: SQL), sedangkan information retrieval merupakan teks bebas seperti bahasa alami, bahasa manusia sehari-hari. 4. Ukuran kesamaannya pada database pasti, sedangkan information retrieval butuh ukuran keefektifan tertentu, partial (diambil ukuran kesamaan terbaik). 5. Model pada database deterministic, sedangkan information retrieval non deterministic. Perbedaan pertama terletak pada data objek masing-masing sistem informasi. Tabel 4.1 Perbedaan antara DBMS dengan Information retrieval
12
Penelitian ini adalah menggabungkan dua konsep tersebut yaitu information retrieval dan database manajemen sistem. Penggunaan konsep database manajemen sistem dikarenakan database pada penelitian adalah terstruktur dan menggunakan Database Manajement System (DBMS) yaitu Microsoft Acces, konsep information retrieval yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ruang vektor sebagai metode pembobotan didalam menentukan kesesuaian query dengan dokumen yang diinginkan, serta parameter yang digunakan dalam performansi sistem, yaitu precision (ketepatan) Precision ialah perbandingan jumlah dokumen relevan yang didapatkan sistem dengan jumlah seluruh dokumen yang terambil oleh sistem baik relevan maupun tidak relevan. 4.2.4 Model Ruang Vector Metode Ruang Vektor adalah suatu metode untuk merepresentasikan sistem temu kembali informasi. Suatu sistem temu kembali informasi terdiri atas dua bagian, yaitu penyimpanan dokumen dan pemrosesan query. Untuk mengimplementasikan metode ruang vektor, diasumsikan sudah tersedia sekumpulan term yang dapat mendeskripsikan kumpulan dokumen yang tersimpan dalam suatu sistem temu-kembali informasi. Baik query maupun dokumen-dokumen yang disimpan, dinyatakan dalam bentuk vector (Ramakrishnan, 2003). V. METODOLOGI PENELITIAN 5.1 Jenis dan Cara Pengambilan Data Penelitian ini merupakan penelelitian yang bersifat aplikatif, yaitu rancang bangun pendeteksian keshahihan hadits sebagai sebuah information retrieval pada kitab-kitab hadits. Data yang digunakan untuk penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data Primer meliputi, (1) kitab penilaian langsung. (2) Kitab untuk pelacakan (a) Kutubul Mutun, (b) Kutubur Rijaal. Data sekunder meliputi data hasil interview dengan orang yang berkompeten dibidang hadits dengan metode wawancara, hasil dari wawancara dicatat kemudian diolah untuk diambil suatu kesimpulan. Sistem yang dirancang tidak hanya mampu menampilkan matan hadits dari potongan kata yang diinputkan oleh pengguna, namun juga diharapkan mampu menampilkan informasi lengkap mengenai hadits tersebut, yaitu sanad, ulama’ yang menetapkan darajatnya serta informasi lain yang perlu ditambahkan. Diagram alur utama proses pencarian dari sistem ini ditunjukkan pada flowchart 5.1.
13
Start
PENILAIAN LANGSUNG
ADA?
PELACAKAN
HITUNG BOBOT KALIMAT: - Shohih - Dhoif - Hasan - Maudhu’
AMBIL BOBOT TERBESAR
TAMPILKAN HASIL
End Gambar 5.1 Diagram Alir Program Jika pada kitab penilaian langsung, potongan hadits yang diinputkan pengguna tidak ditemukan, maka sistem akan melakukan pelacakan kedalam modul kitab referensi didalam database.
14
Start
Cari Kalimat
Ada? Kutubul Mutun
Urai Sanad
Kutubur Rijaal
Cek Mudallis
Cek Keterhubungan antar paerawi
Kutubur Rijaal
Kutubus Sohabah
Cek Mursal
Tampilkan Hasil
End
Gambar 5.2 Diagram Alir Pelacakan 5.3 Kerangka Operasional Penelitian Metode yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat mempengaruhi kinerja sistem penelitian untuk dapat bekerja secara optimal. Dalam sebuah penelitian, metode yang sesuai dengan kebutuhan diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga bisa mengikuti metode atau prosedur yang diberikan. Tahapan dan konsep penelitian yang akan dilakukan terangkum dan diilustrasikan pada flowchart (5.1) di bawah ini: Start
Identifikasi Modul Kitab Referensi
Migrasi Data dari Database Maktabah Syamilah ke Databaase Analisis, Desain, dan Implementasi System
Pengujian System
End
Gambar. 5.3 Diagram Alir Tahap Penelitian
15
Pada tahapan penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti, dimana tahapan-tahapan penelitian ini dimulai dari: 1. Identifikasi modul kitab-kitab yang akan dijadikan referensi didalam penelitian ini, diamana nantinya kitab-kitab referensi tersebut sekaligus akan dijadikan batasan dari hadits-hadits yang ada dalam basis data dalam sistem. 2. Migrasi data dari database Maktabah Syamilah ke database sistem, ada beberapa langkah yang dilakukan dalam tahap ini yaitu: a. Identifikasi database, tabel, dan field-field yang dibutuhkan dari Maktabah Syamilah. b. Merancang database, tabel dan field-field pada sistem yang baru. c. Memindahkan data yang sudah sesuai dari Maktabah Syamilah ke sistem yang baru. 3. Desain, dan implementasi sistem Setelah melakukan pemindahan data dari maktabah syaamilah, langkah selanjutnya adalah analisis, desain dan implementasi sistem. VI. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Setelah melakukan pemindahan data dari maktabah syaamilah, langkah selanjutnya adalah analisis, desain dan implementasi sistem. Telah disinggung pada bab dan halaman sebelunya bahwa penelitian ini merupakan gabungan dari konsep information retrieval dan database menejemen sistem, diamana database yang digunakan penelitian ini adalah Microsoft Acces untuk database menejemen sistemnya. Langkah yang pertama adalah membuat struktur tabel yang akan digunakan oleh sistem sebagai rujukan baik untuk menambah data maupun untuk analisis hadits. Untuk penambahan data, program ini akan bergantung pada sistem sebelumnya yaitu maktabah syamilah. Tabel 6.1 Rancangan Tabel Tujuan
Dari tabel diatas, tabel kitab merupakan rujukan dari beberapa tabel yang lainnya, relasinya ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
16
Gambar 6.1 Relasi antar tabel
VII. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang uji coba terhadap prototipe software untuk pendeteksian dan analisis hadits yang telah dikembangkan berikut hasilnya. Didahului oleh uraian tentang data yang digunakan dan skenario percobaan. Hasil uji coba dilaporkan secara kuantitatif dengan pengukuran terhadap presisi. Di akhir bab akan dipaparkan tentang kesimpulan hasil uji coba sistem. 7.1 Data Inputan Data yang diujicobakan adalah berasal dari e-book Maktabah Syamilah yang diambil dari beberapa judul kitab. Data inputan untuk analisis dan pendeteksian hadits, diantaranya adalah Musnad al Humaidi yaitu hadits no. 39, lafadznya adalah: ﺣﺪﺛﻨﺎ اﻟﺤﻤﯿﺪي ﺛﻨﺎ ﺳﻔﯿﺎن ﺛﻨﺎ ﻋﻤﺮو ﺑﻦ دﯾﻨﺎر أﺧﺒﺮﻧﻲ ﻋﻄﺎء ﺑﻦ أﺑﻲ رﺑ ﺎح ﺳ ﻤﻌﺖ ﻋ ﺎﺋﺶ ﺑ ﻦ ﻛﻨﺖ أﺟﺪ ﻣﻦ اﻟﻤﺬي ﺷﺪة ﻓﺄردت أن أﺳﺄل رﺳﻮل: أﻧﺲ ﯾﻘﻮل ﺳﻤﻌﺖ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ أﺑﻲ طﺎﻟﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﺒﺮ اﻟﻜﻮﻓﺔ ﯾﻘﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ وﻛﺎﻧﺖ اﺑﻨﺘﮫ ﻋﻨ ﺪي ﻓﺎﺳ ﺘﺤﯿﯿﺖ أن أﺳ ﺄﻟﮫ ﻓ ﺄﻣﺮت ﻋﻤ ﺎرا ﻓﺴ ﺄﻟﮫ ﻓﻘ ﺎل إﻧﻤ ﺎ ﯾﻜﻔ ﻲ ﻣﻨ ﮫ اﻟﻮﺿﻮء Dan hadits no.48, lafadznya adalah: ﺳﺄﻟﻨﺎ ﻋﻠﯿﺎ ﺑﺄي ﺷ ﻲء ﺑﻌﺜ ﺖ ﻓ ﻲ: ﺣﺪﺛﻨﺎ اﻟﺤﻤﯿﺪي ﺛﻨﺎ ﺳﻔﯿﺎن ﺣﺪﺛﻨﻲ أﺑﻮ إﺳﺤﺎق اﻟﮭﻤﺪاﻧﻲ ﻋﻦ زﯾﺪ ﺑﻦ ﯾﺜﯿﻊ ﻗﺎل اﻟﺤﺠﺔ ﻗﺎل ﺑﻌﺚ ﺑﺄرﺑﻊ ﻻ ﯾﺪﺧﻞ اﻟﺠﻨﺔ إﻻ ﻧﻔﺲ ﻣﺆﻣﻨﺔ وﻻ ﯾﻄﻮف ﺑﺎﻟﺒﯿ ﺖ ﻋﺮﯾ ﺎن وﻻ ﯾﺠﺘﻤ ﻊ ﻣﺴ ﻠﻢ وﻣﺸ ﺮك ﻓ ﻲ اﻟﻤﺴﺠﺪ اﻟﺤﺮام ﺑﻌﺪ ﻋﺎﻣﮭﻢ ھﺬا وﻣﻦ ﻛﺎن ﺑﯿﻨﮫ وﺑﯿﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻋﮭﺪ ﻓﻌﮭﺪه إﻟﻰ ﻣﺪﺗ ﮫ وﻣ ﻦ ﻟ ﻢ ﯾﻜﻦ ﻟﮫ ﻋﮭﺪ ﻓﺄﺟﻠﮫ أرﺑﻌﺔ أﺷﮭﺮ Serta dari kitab Musnad Athoilisi yaitu hadits no.10 dengan lafadz: ﺣﺪﺛﻨﺎ ﯾﻮﻧﺲ ﻗﺎل ﺣﺪﺛﻨﺎ أﺑﻮ داود ﺛﻨﺎ ﺷﻌﺒﺔ ﻋﻦ ﻋﺎﺻﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﯿﺪ ﷲ ﻗﺎل ﺳﻤﻌﺖ ﺳﺎﻟﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﯾﺤﺪث ﻋﻦ أﺑﯿﮫ ﯾﺎ أﺧﻲ: أن ﻋﻤﺮ ﺑﻦ اﻟﺨﻄﺎب رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ اﺳﺘﺄذن اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﻓﻲ ﻋﻤﺮة ﻓﺄذن ﻟﮫ وﻗﺎل ﻟﮫ أﺷﺮﻛﻨﺎ ﻓﻲ دﻋﺎﺋﻚ أو ﻻ ﺗﻨﺴﻨﺎ ﻣﻦ دﻋﺎﺋﻚ
17
Sedangkan data inputan yang digunakan untuk pengujian Vector Space Model diambil dari Kutubul ‘Amah karya Syaikh Nasiruddin al Albany yang ada didalam Maktabah Syamilah. Dari sekian perawi hanya diambil 50 orang yang dijadikan sampel pengujian sistem. 7.2 Pengujian Sistem 7.2.1 Pengujian Analisis Hadits Dilakukan 4 kali pengujian terhadap sistem untuk mengetahui kebenarannya. Data inputan yang dijadikan sampel berasal dari hadits-hadits yang ada didalam database sistem yang diambil dari Maktabah Syamilah. Tabel 7.1 Pengujian Analisis Hadits
7.2.2 Pengujian Analisis Vector Space Model Tetapi apabila hadits yang dijadikan input ada dalam kitab yang lain, maka sistem akan menganalisa dengan menggunakan algoritma Vector Space Model, dimana teknik penelusuran dalam menilai sebuah hadits mengimitasi pakar hadits. Tabel 7.2 Parameter penilaian status perawi dengan metode Vector Space Model
Parameter yang digunakan untuk menentukan status perawi yang akan menentukan diterima haditsnya (shahih) atau ditolaknya (lemah) atau palsu adalah penilaian ‘Ulama terhadap perawi tersebut. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 6.3, pada bagian tabel kiri adalah kategori Tsiqoh (Shahih), pada tabel bagian kanan adalah kategori Dhoif (lemah). Tabel 7.3 Hasil uji coba Vector Space Model
18
7.3 Analisis dan Evaluasi Penilaian terhadap hasil ujicoba ini menggunakan pengukuran presisi. Pengukuran presisi dipilih karena hal yang dicari adalah ketepatan kata demi kata antara input dengan output. Tiap-tiap satuan ujicoba dinilai presisinya. Penilaian presisi didapatkan dari jumlah output yang benar dibagi keseluruhan jumlah output yang diharapkan. Dari hasil uji coba untuk analisis hadits untuk kategori kitab langsung dari 20 kali inputan kalimat potongan hadits didapatkan 18 inputan benar dan 2 yang salah. Sehingga didapati nilai presisinya (20-18)/20=0,9. Sedangkan pada pengujian untuk status perawi dengan menggunakan Vector Space Model dari 4 kali pengujian didapati presisinya (4-3)/4=3/4=0,75. VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian dapat disimpulkan: 1. Penelitian keshahihan suatu hadits bisa didukung oleh integrasi antara basis data dengan information retrieval. 2. Operasi query dan pencarian Hadits terhadap query memberikan hasil dokumen yang relevan dengan tingkat akurasi kebenaran sebesar 90% untuk kitab penilaian langsung, yang sesuai dengan pengecekan secara manual. Hal ini berarti bahwa sistem sudah bekerja seperti yang diharapkan. 3. Metode ruang vektor dapat juga digunakan untuk menentukan status hadits berdasarkan status para perawinya. 8.2 Saran Selanjutnya, sistem dapat dikembangkan dengan kemampuan sebagai berikut: 1. Penggunaan text indexing untuk mengoptimalkan pencarian text 2. Menambah parameter penilaian: mengecek keterhubungan antar perawi 3. Menambahkan database melalui dokumen (.doc) langsung
19
DAFTAR PUSTAKA ‘Ajaj al-Khatib, Muhammad, Ushul Al-Hadits, Gaya Media Pratama, Jakarta. Ismail, Syuhudi, 1987, Pengantar Ilmu Hadits, Angkasa, Bandung. Kowalski, Gerald, 1999, Information Retrieval System Theory and Implementation, Kluwer Academic Publishers. Sahrani, Sohari, 2010, Ulumul Hadits, Ghalia Indonesia. Tasrif, Muh, 2008, Pengembangan Model Studi Hadits Telaah Epistemologis Terhadap Studi Hadits di IAIN Sunan Ampel Surabaya, Jurna Agama IAIN Sunan Ampel Surabaya Edisi 7 Vol. IV, th 2008. Yazid, Syamsurizal, 2009, Analisis Otentisitas Hadits dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT Muhammadiyah), Naskah Publikasi Penelitian Berorientasi Produk (PBP) tahap kedua. Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah, Malang. PesantrenVirtual.com, 2009, Makalah Maktabah Syaamilah, (Nopember 2010). Ramakrishnan, Gehrke, 2003, Database Management System, third edition, mc Graw Hill.
20