RANCANG BANGUN MODEL PERINGATAN DINI BANJIR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) BERBASIS TEKNOLOGI SHORT MESSAGE SERVICES (SMS) STUDI KASUS BENDUNG KATULAMPA
Oleh: CECEP SAEPUL RAHMAN F14050820
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Skripsi
: Rancang Bangun Model Peringatan Dini Banjir dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Berbasis Teknologi Short Message Services (SMS) Studi Kasus Bendung Katulampa.
Nama
: Cecep Saepul Rahman
NIM
: F14050820
Menyetujui Pembimbing,
(Ir. Mohamad Solahudin, M.Si) NIP: 19650915 199103 1 001
Mengetahui : Ketua Departemen
(Dr. Ir. Desrial, M.Eng) NIP: 19661201 199103 1 004
Tanggal Lulus :
Cecep Saepul Rahman. F14050820. Rancang Bangun Model Peringatan Dini Banjir dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Berbasis Teknologi Short Message Services (SMS) Studi Kasus Bendung Katulampa. Dibawah bimbingan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si. 2010. RINGKASAN Banjir merupakan peristiwa terjadinya genangan pada daerah sekitar sungai sebagai akibat meluapnya air sungai yang tidak mampu ditampung alur sungai. Salah satu daerah yang sering mengalami banjir adalah kota Jakarta, DAS yang berpengaruh adalah DAS Ciliwung Hulu dengan Bendung Katulampa sebagai salah satu pos pemantaunya. Sistem peringatan dini dengan jaringan syaraf tiruan (JST) berbasis SMS diharapkan dapat memberikan peringatan dini ke masyarakat rawan daerah banjir, sehingga dampak negatif banjir dapat diminimalkan. JST dilatih dengan menggunakan data tinggi muka air bulan Januari 2008, yang kemudian dilakukan validasi dengan menggunakan 4 kelompok data tinggi muka air selain bulan Januari pada tahun yang sama. Akurasi pelatihan didapat sebesar 99%, sedangkan rata-rata akurasi validasi data pengukuran nyata didapat sebesar 88.84%. Komponen JST yang dibuat terdiri dari 2 masukan berupa data tinggi muka air hasil pengukuran dengan beda tinggi muka air 1 jam sebelumnya, 1 bias input, 1 lapisan tersembunyi berupa 9 neuron, 1 bias output dan 1 keluaran berupa data tinggi muka air dugaan 1 jam berikutnya. Sistem yang telah dibuat dilakukan pengujian terhadap model simulasi yang meyerupai Bendung Katulampa. Model terdiri dari model bendungan serta perangkat sensor pembaca dan pentransmisi data ke komputer. Dari hasil pengujian simulasi didapat akurasi validasi sebesar 79.76%. Pengiriman informasi peringatan dini banjir berupa SMS dilakukan ketika tinggi muka air sedang atau menuju kondisi siaga 1 atau siaga 2 dari kondisi normal, dan ketika sedang atau menuju kondisi normal dari kondisi siaga 1 atau siaga 2. Dalam pengukuran yang sebenarnya diperlukan beberapa penyesuaian, terutama pada perangkat sensor pembaca. Masih adanya error pada pendugaan, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada JST yang dibuat serta perangkat sensor yang digunakan.
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Cecep Saepul Rahman, dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 9 November 1987, dan merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara keluarga Djuen Ruhiat dan Amay Rumayah. Penulis memulai pendidikan pada tahun 1993 di Sekolah Dasar Negeri Setiamulya I Tasikmalaya dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan MTs Husnul Khotimah Kuningan dan lulus tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke MA Husnul Khotimah Kuningan. Pada tahun 2005 melalui Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) penulis diterima di Institut Pertanian Bogor dan menempuh pendidikan Sarjana di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA). Penulis pernah menjabat sebagai asisten mata kuliah Statika dan Dinamika pada tahun 2007 dan asisten praktikum Gambar Teknik pada tahun 2008. Selama pendidikan penulis aktif pada beberapa organisasi kemahasiswaan seperti DPM TPB IPB (2005-2006), Kerohanian Islam TEP 42 (2006-2007), Klub Robot (2007-2009). Penulis pernah mewakili IPB mengikuti Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) tingkat regional pada tahun 2008 dan 2009. Penulis juga pernah mewakili IPB mengikuti Lomba Cipta Elektronik Nasional (LCEN) pada tahun 2009. Penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Women International Club (WIC). Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapang (PL) di CV. Cihanjuang Inti Teknik, Cimahi, Jawa Barat. Pada tahun 2010 penulis melakukan penelitian dengan judul ”Rancang Bangun Model Peringatan Dini Banjir dengan Jaringan Syaraf Tiruan Berbasis Teknologi Short Message Services (SMS) Studi Kasus Bendung Katulampa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur hanyalah milik-Nya semata yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan draft skripsi yang berjudul RANCANG BANGUN MODEL PERINGATAN DINI BANJIR DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) BERBASIS TEKNOLOGI
SHORT
MESSAGE
SERVICES
(SMS)
STUDI
KASUS
BENDUNG KATULAMPA Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Moh. Solahudin, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah banyak membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dr. I Dewa Made Subrata, M.Agr. Dan Bapak Dr. I Wayan Astika, M.S., selaku dosen penguji serta bimbingannya dalam perbaikan skripsi ini. 3. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. 4. Farid, Rifqi, Yudi, Ade, Mas Aziz, Mas Bush dan Aceng yang telah membantu dalam pembuatan model bendungan. 5. Lie, Via, Evy, Ery, Dina, Nisa dan Wening yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis. 6. Anak-anak ERC serta Gizi Abadi yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis. 7. Teman-teman Teknik Pertanian khususnya Angkatan 42. 8. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dengan berbagai cara. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Bogor, Mei 2010
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii I. PENDAHULUAN ....................................................................................
1
A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
3
A. Banjir ..................................................................................................
3
B. Model ..................................................................................................
4
C. Sistem Informasi .................................................................................
5
D. Short Messages Services ......................................................................
6
E. SMS Gateway ......................................................................................
8
F. Jaringan Syaraf Tiruan .........................................................................
9
G. System Development Life Cycle (SDLC) .............................................. 15 H. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 16 III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 18 A. Waktu dan Tempat ............................................................................... 18 B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 18 C. Metode .................................................................................................. 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 25 A. Investigasi Sistem ................................................................................. 25 1. Studi Kelayakan Teknis ................................................................... 25 2. Studi Kelayakan Operasional ........................................................... 25 3. Studi Kelayakan Ekonomi ............................................................... 26 B. Analisis Sistem ..................................................................................... 26 1. Identifikasi Kebutuhan ..................................................................... 26 2. Identifikasi Fungsional .................................................................... 26
ii
C. Desain Sistem ....................................................................................... 27 1. Deskripsi Sistem .............................................................................. 27 2. Desain Aplikasi ............................................................................... 27 D. Implementasi Sistem ............................................................................ 48 E. Pemeliharaan Sistem ............................................................................. 53 III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 54 A. Kesimpulan .......................................................................................... 54 B. Saran .................................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56 LAMPIRAN ................................................................................................... 57
iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Hasil Keakuratan Validasi Data Pengujian ......................................... 38 Tabel 2. Nilai Komponen Jaringan Syaraf Tiruan ............................................ 38
iv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Arsitektur jaringan SMS ................................................................ 7 Gambar 2. Hubungan aplikasi ke SMSC via telepon selular atau modem GSM/GPRS.................................................................................... 9 Gambar 3. Hubungan aplikasi ke telepon selular atau modem GSM/GPRS melalui SMS gateway .................................................................... 9 Gambar 4. Jaringan syaraf tiruan sederhana .................................................... 10 Gambar 5. Jaringan syaraf tiruan dengan bobot ............................................... 11 Gambar 6. Arsitektur jaringan backpropagation .............................................. 13 Gambar 7. Perangkat sensor pembaca ............................................................. 21 Gambar 8. Skema prinsip kerja model simulasi ............................................... 22 Gambar 9. Diagram alir sistem peringatan dini banjir ...................................... 23 Gambar 10. Skema prinsip kerja sistem informasi peringatan dini banjir ......... 24 Gambar 11. Contoh format SMS untuk registrasi ............................................ 28 Gambar 12. Contoh format SMS untuk permintaan data .................................. 29 Gambar 13. Tabel basis data pesan masuk (tabel inbox) .................................. 30 Gambar 14. Tabel basis data pesan keluar (tabel outbox) ................................ 31 Gambar 15. Tabel basis data pesan terkirim (tabel sentitems) .......................... 31 Gambar 16. Tabel basis data tinggi muka air (tabel tma) .................................. 32 Gambar 17. Tabel basis data pengguna sistem otomatis (tabel level) ............... 32 Gambar 18. Skema database relational diagram ............................................. 33 Gambar 19. Jaringan syaraf tiruan pendugaan tinggi muka air......................... 35 Gambar 20. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 1 .................................................................................... 36
v
Gambar 21. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 2 .................................................................................... 36 Gambar 22. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 3 .................................................................................... 37 Gambar 23. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 4 .................................................................................... 37 Gambar 24. Contoh Balasan SMS Permintaan Informasi ................................. 39 Gambar 25. Contoh balasan SMS registrasi ..................................................... 40 Gambar 26. Contoh balasan SMS kesalahan format SMS ................................ 41 Gambar 27. Contoh SMS otomatis .................................................................. 41 Gambar 28. Potongan gambar tampilan menu utama ....................................... 42 Gambar 29. Potongan gambar tampilan menu “Data TMA” ............................ 43 Gambar 30. Potongan gambar tampilan menu “Kotak masuk” ........................ 44 Gambar 31. Potongan gambar tampilan menu “Kotak keluar” ......................... 44 Gambar 32. Potongan gambar tampilan menu “Pesan Terkirim” ..................... 45 Gambar 33. Potongan gambar tampilan menu “User” ...................................... 46 Gambar 34. Potongan gambar tampilan menu “Tentang aplikasi” ................... 46 Gambar 35. Potongan gambar tampilan menu “Hubungi” ............................... 47 Gambar 36. Grafik tinggi muka air (TMA) ...................................................... 51
vi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam................................................................................ 57 Lampiran 2. Data Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam................................................................................ 61 Lampiran 3. Souce code program pembacaan sensor ...................................... 63 Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu .......................... 65 Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran dan pendugaan pada Simulasi dengan Selang Waktu Pengamatan 1 jam..................................... 71
vii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir merupakan peristiwa terjadinya genangan pada daerah sekitar sungai sebagai akibat meluapnya air sungai yang tidak mampu ditampung alur sungai. Bencana banjir merupakan aspek interaksi antara manusia dengan alam yang timbul dari proses dimana manusia mencoba menggunakan sumber daya alam yang bermanfaat dan menghindari sumber daya alam yang merugikan manusia (Suwardi, 1999). Banjir ditentukan oleh keadaan curah hujan yang turun pada daerah aliran sungai, tata guna lahan, intensitas dan lama hujan. Peristiwa banjir akhir-akhir ini sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu daerah yang sering mengalami banjir adalah kota Jakarta, kejadian banjir di Jakarta cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa banjir di Jakarta adalah banjir kiriman dari wilayah diatasnya. Wilayah yang menentukan tersebut adalah DAS Ciliwung Hulu. Debit aliran sungai di Bendung Katulampa merupakan titik pembuangan dari Ciliwung Hulu dan sebagai pos pengontrol untuk memantau potensi terjadinya banjir di daerah Jakarta. Sistem peringatan dini yang ada saat ini berdasarkan tinggi muka air pada pintu air Bendung Katulampa tanpa adanya pendugaan kapan kira-kira banjir akan terjadi.
Pencatatan tinggi muka air dilakukan setiap 6 jam sekali,
sehingga waktu banjir kemungkinan tidak dapat diduga. Metode pendugaan banjir dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan diharapkan dapat menentukan waktu terjadinya banjir berdasarkan tinggi muka air bendung. Sistem informasi peringatan dini banjir berbasis jaringan syaraf tiruan serta aplikasi short message service (SMS) diharapkan dapat memberi peringatan dini kepada masyarakat yang bermukim didaerah endemik sehingga dampak negatif banjir dapat diminimalkan.
1
B. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang model peringatan dini banjir dengan jaringan syaraf tiruan (JST) berbasis short message service (SMS) dengan studi kasus Bendung Katulampa. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1. Menentukan model jaringan syaraf tiruan yang digunakan dalam metode penelitian. 2. Melakukan validasi metode jaringan syaraf tiruan untuk penentuan pengkondisian informasi peringatan dini banjir berbasis short message service (SMS) yang telah dibangun pada skala model.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Banjir Banjir merupakan peristiwa terjadinya genangan pada daerah datar sekitar sungai sebagai akibat meluapnya air sungai yang tidak mampu ditampung alur sungai. Menurut Suwardi (1999) bencana banjir merupakan aspek interaksi antara manusia dengan alam yang timbul dari proses dimana manusia mencoba menggunakan alam yang bermanfaat dan menghindari alam yang merugikan manusia. Banjir dan bencana akibat banjir dapat terjadi karena faktor alamiah maupun pengaruh perlakuan masyarakat terhadap alam dan lingkungannya. Faktor alamiah yang utama yaitu elemen meteorologi seperti intensitas, distribusi, frekuensi dan lamanya hujan berlangsung. Kondisi alam lainnya seperti topografi, hidrologi dan pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap perubahan karakteristik aliran sungai berkaitan dengan berubahnya areal konservasi yang dapat memperbesar peluang terjadinya aliran permukaan. Pengaruh perubahan penggunaan lahan erat kaitannya dengan perlakuan masyarakat. Pada umumnya banjir terjadi dikarenakan debit aliran sungai yang terjadi lebih besar daripada kapasitas pengaliran alur sungai. Hujan yang jatuh terus-menerus pada musim hujan biasanya mengakibatkan permukaan air sungai akan meningkat sedangkan kapasitas penumpangan air sungai relatif tetap, sehingga air sungai meluap (Sudaryoko, 1987 dalam Grenti, 2006). Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai besar di Jakarta. Hampir tiap tahun, sungai Ciliwung meluap dan menyebabkan banjir di Jakarta. Daerah kawasan yang dilalui oleh sungai Ciliwung adalah Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Ada 14 titik rawan banjir sepanjang aliran sungan Ciliwung di Jakarta, yaitu : Pengadegan, Kalibata, Rawa Jati, Gang Arus, Bukit Duri, Bidara Cina, Kampung Melayu, Matraman, Kali Pasir, Kwitang, Jatinegara, Jati Pulo, Tomang, Pulo Gadung. Pos pemantau banjir sepanjang aliran sungai Ciliwung diantaranya : Pintu Air Manggarai, Pintu Air Depok, Pintu Air Bendung Katulampa.
3
Bendung Katulampa adalah bangunan yang terdapat di Kecamatan Katulampa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bangunan ini dibangun pada tahun 1911 dengan tujuan sebagai sarana irigasi lahan seluas 5.000 hektar yang terdapat pada sisi kanan dan kiri bendung. Saluran irigasi dari bendung ini mempunyai kapasitas maksimum sekitar 6.000 liter per detik. Fungsi lain dari Bendung Katulampa adalah sebagai indikator terhadap bahaya banjir sungai Ciliwung yang akan memasuki Jakarta. Data mengenai ketinggian air di Bendung Katulampa ini memperkirakan bahwa sekitar 3 - 4 jam kemudian air akan sampai di daerah Depok. Selanjutnya di Pintu Air Depok ketinggian air dipantau dan dilaporkan ke Jakarta sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar aliran sungai Ciliwung sudah dapat mengantisipasi sedini mungkin datangnya air banjir yang akan melewati daerah mereka (Wikipedia, 2010). Ketinggian air dibagi menjadi 6 status, yaitu : normal pada ketinggian muka air dibawah 70 cm, status waspada pada ketinggian muka air 70 cm hingga 100 cm, siaga 4 pada ketinggian muka air 100 cm hingga 170 cm, siaga 3 pada ketinggian muka air 170 cm hingga 240 cm, siaga 2 pada ketinggian muka air 240 cm hingga 300 cm, siaga 1 pada ketinggian muka air di atas 300 cm. Status siaga 1 dan siaga 2 mengindikasikan akan terjadi banjir kiriman di Jakarta. Jika tinggi muka air berada pada status waspada, siaga 4 dan siaga 3 maka diduga akan terjadi banjir, jika hujan terus terjadi di daerah sepanjang sungai ciliwung, terutama di daerah Jakarta sendiri. Status normal menunjukkan bahwa tinggi muka air di Bendung Katulampa berada pada posisi aman, sehingga diduga tidak akan terjadi banjir.
B. Model Model adalah sesuatu yang dibuat untuk dapat mempunyai hubungan sifat fisik dengan prototype, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi karakteristik prototype. Sedangkan prototype adalah sesuatu yang dibuat untuk menguji sesuatu yang baru. Syarat-syarat suatu model adalah : lebih kecil, lebih murah, lebih mudah diamati dan lebih sederhana serta harus punya hubungan karakteristik dengan prototypenya (Murphy, 1959 dalam Harmaji, 1991).
4
Model diklasifikasikan menjadi 4 macam : 1.
True Model True model atau model yang sebenarnya, yaitu model yang pendekatan karakteristiknya menggunakan skala. Skala geometri antara model dan prototype sama.
2.
Adequate Model Adequate model atau model yang secukupnya, yaitu model yang hanya menggunakan satu parameter sebagai acuan sedangkan yang lainnya bebas, karena model ini hanya mengandalkan ketepatan prediksi dari parameter acuan saja.
3.
Distorted Model Distorted model, yaitu model yang menggunakan beberapa skala model sehingga bentuk geometri model dan prototype tidak sama.
4.
Dissimilar Model Dissimilar model, yaitu model yang digunakan untuk memproduksi karakteristik suatu prototype dengan menggunakan pendekatan analog.
C. Sistem Informasi Sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) didalam suatu proses yang terorganisasi (O’Brien,1999 dalam Nurista, 2007). Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau komponen dapat diartikan bahwa sistem sebagai kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Sutabri, 2004). Informasi adalah data yang telah diolah atau diklasifikasikan atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi akan mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna bagi yang menerimanya (Sutabri, 2004). Istilah teknologi informasi menyajikan berbagai jenis perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) yang digunakan pada suatu sistem informasi termasuk komputer dan jaringannya. Sistem informasi adalah
5
sekumpulan elemen yang bekerja secara bersama-sama baik secara manual ataupun berbasis komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan (Simkin, 1987 dalam Nurista, 2007). Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah untuk memudahkan manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik dengan menggunakan informasi yang berkualitas (Post and Anderson, 2003 dalam Nurista, 2007). D. Short Message Services (SMS) Short Message Services (SMS) adalah suatu fitur untuk mengirim dan menerima pesan dalam telepon selular. SMS merupakan layanan komunikasi tanpa kabel (wireless) dengan panjang maksimal satu kali pengiriman adalah 160 karakter. Keuntungan menggunakan teknologi SMS adalah harga relatif murah, keamanan dan kesopanan terjaga dan tidak mengganggu penerima pesan. SMS memiliki aplikasi autorespon info yang merupakan aplikasi yang dapat menerima dan membalas SMS secara otomatis tanpa adanya interaksi pengguna (Teddy, dkk., 2006). Dalam arsitektur jaringan SMS, terdapat beberapa komponen dan bagian yang penting, diantaranya : 1. External Short Message Entities (ESME) ESME merupakan ragam pelayanan untuk meningkatkan kualitas jaringan
telekomunikasi
dari
operator
telekomunikasi
yang
bersangkutan. ESME dapat berupa VMS (Voice Mail Service), web, email dan aplikasi lain. Dengan beerapa aplikasi tersebut, ESME dapat digunakan untuk reservasi tiket, registrasi anggota suatu komunitas, game/kuis, survei, bahkan dapat digunakan untuk pemilihan umum (Riswan, 2006). 2. Short Messaging Service Center (SMSC) SMSC merupakan kombinasi perangkat keras dan lunak yang bertanggung jawab untuk mengirim, menyimpan dan meneruskan SMS dari pengirim ke penerima.
6
3. Signal Transfer Point (STP) STP adalah komponen yang bertanggung jawab untuk komunikasi dengan jaringan telepon selular.
ESME
HLR
PC
STP
Ponsel
SMSC
PDA
STP
MSC
BS
Air Interface
Mobile Device
MSC
BS
Air Interface
Mobile Device
HLR
Keterangan :
1. PC 2. PDA 3. ESME 4. SMSC 5. STP 6. HLR 7. MSC 8. BS
: Personal Computer : Personal Digital Assistant : External Short Messaging Entities : Short Messaging Service Center : Signal Transfer Point : Home Location Register : Mobile Switching Center : Base Station
Gambar 1. Arsitektur jaringan SMS (Oetomo dan Handoko, 2003). 4. Home Location Register (HLR) HLR adalah basis data yang berisi informasi routing subscriber, misalnya HLR dapat memberikan informasi status telepon selular penerima (aktif atau tidak aktif) dan dimana lokasi telepon selular penerima berada ke SMSC. 5. Mobile Switching Center (MSC) MSC adalah komponen yang bertanggung jawab untuk mengirim SMS ke telepon selular penerima melalui base station yang sesuai. 6. Base Station (BS) BS adalah komponen yang bertanggung jawab untuk semua fungsi yang berkaitan dengan transmisi sinyal antara MSC dan telepon selular.
7
7. Air Interface (AI) AI adalah teknologi jaringan komunikasi berbasis radio yang menghubungkan telepon selular dan base station. 8. Mobile Device (MD) MD adalah peralatan yang mampu mengirim dan menerima SMS.
E. SMS Gateway Short Messaging Service Center (SMSC) bertanggung jawab menangani operasi-operasi SMS pada jaringan tanpa kabel. Ketika pesan SMS terkirim dari telepon selular, pesan akan menuju SMSC terlebih dahulu. SMSC lalu meneruskan pesan ke nomor tujuan. Sebuah pesan SMS bisa jadi melewati lebih dari satu SMSC sebelum mencapai tujuan. Tugas utama SMSC adalah mengarahkan pesan dan mengatur prosesnya. Jika penerima tidak berada di area sinyal atau telepon selularnya tidak diaktifkan, SMSC akan menyimpan pesan. Pesan akan dikirimkan jika telepon selular penerima telah aktif. Seorang pengembang aplikasi SMS dapat menerima dan mengirim SMS salah satunya adalah dengan menghubungkan aplikasinya langsung ke SMSC. Salah satu masalah SMS adalah SMSC dikembangkan oleh perusahaan yang berbeda menggunakan protokol komunikasi sendiri dan kebanyakan protokol ini mempunyai hak kepemilikan. Vendor yang berbeda akan menggunakan SMSC yang berbeda, akibatnya aplikasi pesan SMS harus mendukung banyak spesifik protokol SMSC. Akhirnya aplikasi menjadi rumit dan perlu banyak waktu untuk mengembangkannya. Hal tersebut dapat ditangani menggunakan telepon selular atau modem GSM/GPRS untuk mengatasi koneksi ke SMSC. Aplikasi SMS yang dibuat harus tahu bagaimana cara berkomunikasi ke telepon selular atau modem GSM/GPRS menggunakan AT Commands. AT Commands adalah perintah yang digunakan untuk mengontrol modem. AT adalah singkatan dari attention (perhatian). Setiap baris perintah dimulai dengan ”AT” atau”at”. Itulah sebabnya perintah modem GSM/GPRS atau telepon selular disebut AT Commands.
8
Aplikasi Pesan Teks
AT Commands
Telepon Selular atau Modem GSM/GPRS
Protokol SMSC
SMSC
Gambar 2. Hubungan aplikasi ke SMSC via telepon selular atau modem GSM/GPRS (Maradona, 2008). Perusahaan telepon selular biasanya tidak menerapkan seluruh AT Commands
pada
telepon
selularnya.
Demikian
pula
perlakuan
dilaksanakannya AT Commands dapat berbeda dari standar yang ditetapkan. Jika menghubungkan aplikasi ke SMSC menggunakan lebih dari satu telepon selular yang berbeda atau dilakukan pergantian telepon selular yang berbeda, maka aplikasi pesan harus mengetahui AT Commands setiap telepon selular. Koneksi
aplikasi
ke
beberapa
telepon
selular
dapat
dilakukan
menggunakan SMS gateway. SMS gateway mampu menerjemahkan AT Commands sehingga dapat dilakukan koneksi ke aplikasi pesan SMS. Aplikasi hanya perlu mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan SMS gateway tanpa perlu mengetahui tentang AT Commands. Protokol yang digunakan untuk koneksi ke SMS gateway biasanya menggunakan HTTP/HTTPS.
AT Commands 1
Aplikasi pesan Teks
HTTP/HTTPS
SMS gateway
AT Commands 2
AT Commands 3
Telepon Selular atau modem GSM/GPRS 1 Telepon Selular atau modem GSM/GPRS 2 Telepon Selular atau modem GSM/GPRS 3
Gambar 3. Hubungan aplikasi ke telepon selular atau modem GSM/GPRS melalui SMS gateway(Maradona, 2008). F. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) adalah sistem proses informasi yang mempunyai beberapa persamaan karakteristik dengan jaringan syaraf biologi. Jaringan syaraf tiruan memiliki karakteristik sebagai berikut (Siang, 2005) :
9
1. Pola hubungan antar neuron disebut arsitektur jaringan. 2. Metode untuk menentukan bobot penghubung (metode training / learning / algoritme). 3. Fungsi aktivasi yang dijalankan masing-masing neuron pada masukan jaringan untuk menentukan keluaran. Pada gambar 4 ditunjukkan suatu jaringan syaraf tiruan yang terdiri atas 3 lapisan unit pengolah. Lapisan pertama adalah unit-unit masukan. Unit-unit ini menyatakan nilai sebuah pola sebagai masukan jaringan. Lapisan tengah adalah lapisan tersembunyi (hidden layer) yang menanggapi sifat-sifat tertentu yang mungkin terlihat dalam pola masukan. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu lapisan tersembunyi. Lapisan terakhir adalah lapisan keluaran yang bertugas sebagai tempat keluaran bagi jaringan syaraf tiruan. masukan
tersembunyi W1 W2
keluaran
W4 W5
W3
Gambar 4. Jaringan syaraf tiruan sederhana (Pusparianti, 2008). Seperti halnya otak manusia, jaringan syaraf tiruan juga terdiri dari beberapa neuron. Neuron tersebut akan berhubungan satu dengan yang lain. Neuron tersebut akan mentransformasikan informasi yang diterima melalui sambungan keluarnya menuju ke neuron
yang lain. Pada jaringan syaraf
tiruan, hubungan ini dikenal dengan nama bobot. Informasi tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu pada bobot tersebut. Informasi (masukan) akan dikirim ke neuron dengan bobot kedatangan tertentu. Masukan ini akan diproses oleh suatu fungsi perambatan yang menjumlahkan nilai-nilai semua bobot yang datang. Hasil penjumlahan ini kemudian akan dikembangkan dengan suatu nilai ambang (threshold) tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Apabila masukan tersebut melewati suatu nilai ambang tertentu, maka neuron tersebut akan diaktifkan, akan tetapi
10
jika tidak, maka neuron tersebut tidak akan diaktifkan. Apabila neuron tersebut diaktifkan maka neuron tersebut akan mengirimkan keluaran melalui bobotbobot keluarannya ke semua neuron yang berhubungan dengannya, demikian seterusnya. Jaringan syaraf tiruan sederhana dengan bobot ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 5. Jaringan syaraf tiruan dengan bobot (Kusumadewi, 2006). Pada gambar 3 dapat dijelaskan bahwa Y menerima masukan dari neuron X1, X2, dan X3 dengan bobot hubungan masing-masing adalah w1, w2 dan w3. Ketiga impuls neuron yang ada dijumlahkan : net =X1W1 + X2W2 + X3W3 .................................................................... (1) Besarnya impuls yang diterima oleh Y mengikuti fungsi aktivasi Y = f(net) ............................................................................................. (2) Apabila nilai fungsi aktivasi cukup kuat, maka sinyal akan diteruskan. Nilai fungsi aktivasi (keluaran model jaringan) juga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengubah bobot. Hubungan antar neuron
dalam jaringan syaraf tiruan mengikuti pola
tertentu tergantung pada arsitektur jaringan syaraf tiruannya, yaitu : 1. Single Layer Net. Single layer net adalah jaringan dengan lapisan tunggal yang hanya memiliki satu lapisan dengan bobot-bobot terhubung. Jaringan ini hanya menerima masukan kemudian secara lansung akan mengolahnya menjadi keluaran tanpa harus melalui lapisan tersembunyi. Dengan kata lain, ciriciri dari arsitektur jaringan syaraf tiruan dengan lapisan tunggal adalah hanya terdiri dari satu lapisan masukan dan satu lapisan keluaran tanpa lapisan tersembunyi.
11
2. Multilayer Net Multilayer net adalah jaringan dengan banyak lapisan memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak diantara lapisan masukan dan lapisan keluaran (memiliki satu atau lebih lapisan tersembunyi). Umumnya, ada lapisan bobot-bobot yang terletak antara 2 lapisan yang bersebelahan. Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit dibandingkan dengan lapisan tinggal. 3. Competitive Layer Net Competitive layer net adalah jaringan syaraf dengan lapisan kompetitif. Arsitektur ini memiliki bentuk yang berbeda yaitu antar neuron dapat saling dihubungkan. Backpropagation merupakan algoritme pembelajaran yang terawasi dan biasanya digunakan oleh perceptron dengan banyak lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang terhubung dengan neuron yang ada pada lapisan tesembunyinya. Pelatihan suatu jaringan dengan algoritme backpropagation meliputi dua tahap yaitu perambatan maju dan perambatan mundur. Selama perambatan maju, tiap unit masukan (Xi) menerima sebuah masukan sinyal ini ke tiap-tiap lapisan tersembunyi Zi, …, Zp. Tiap unit tersembunyi ini kemudian menghitung aktivasinya dan mengirimkan sinyalnya (zj)
ke tiap unit keluaran. Tiap unit keluaran (Yk) menghitung
aktivasinya (yk) untuk membentuk respon pada jaringan untuk memberikan pola masukan. Selama pelatihan, tiap unit keluaran membandingkan perhitungan aktivasinya yk dengan nilai targetnya tk untuk menentukan kesalahan pola tersebut dengan unit itu. Berdasarkan kesalahan ini, faktor δk (k = 1, …, m) dihitung. δk digunakan untuk menyebarkan kesalahan pada unit keluaran Yk kembali ke semua unit pada lapisan sebelumnya (unit-unit tersembunyi yang dihubungkan ke Yk ). δk juga digunakan untuk memperbaharui bobot-bobot antara keluaran dan lapisan tersembunyi. Dengan cara yang sama, faktor δj ( j = 1, …, p) dihitung untuk tiap unit tersembunyi Zj. Tidak perlu untuk menyebarkan kesalahan kembali ke lapisan masukan, tetapi δj digunakan
12
untuk memperbaharui bobot-bobot antara lapisan tersembunyi dan lapisan masukan. Setelah seluruh faktor δ ditentukan, bobot untuk semua lapisan diatur secara serentak. Pengaturan bobot wjk (dari unit tersembunyi Zj ke unit keluaran Yk ) didasarkan pada faktor δk dan aktivasi zj dari unit tersembunyi Zj. penyesuaian bobot vij (dari unit masukan Xi ke unit tersembunyi Zj ) didasarkan pada faktor δj dan aktivasi xi masukan. Backpropagation memiliki beberapa unit yang ada dalam satu atau lebih layar tersembunyi. Gambar 6 merupakan ilustrasi arsitektur backpropagation dengan n buah masukan (ditambah sebuah bias) serta m buah unit keluaran.
Gambar 6. Arsitektur jaringan backpropagation (Fausett, 1994). Fungsi aktivasi adalah suatu fungsi yang digunakan dalam jaringan syaraf tiruan untuk mengkonversi bobot-bobot dari setiap neuron berdasarkan suatu masukan aktivasi tertentu. Beberapa fungsi aktivasi yang sering digunakan dalam jaringan syaraf tiruan adalah : 1. Fungsi Sigmoid Biner (logsig) Fungsi ini digunakan untuk jaringan syaraf tiruan yang dilatih dengan metode backpropagation. Fungsi ini dalam aplikasi MATLAB dikenal dengan logsig, memiliki nilai pada range 0 sampai 1. Fungsi ini sering digunakan untuk jaringan syaraf tiruan yang membutuhkan nilai
13
keluaran yang terletak pada interval 0 sampai 1. Namun, fungsi ini bisa juga digunakan oleh jaringan syaraf tiruan yang nilai keluarannya 0 atau 1. Fungsi sigmoid biner dirumuskan sebagai berikut y f ( x)
1 .............................................................................. (3) 1 e x
Dengan fungsi turunannya
f '( x) f ( x)[1 f ( x)] ....................................................................... (4) 2. Fungsi Sigmoid Bipolar (tansig) Fungsi ini didalam aplikasi MATLAB dikenal dengan tansig, memiliki nilai pada range 0 sampai 1. Fungsi ini hampir sama dengan fungsi sigmoid biner, hanya saja keluarannya terletak pada interval -1 sampai 1. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut
1 e x y f ( x) .............................................................................. (5) 1 e x Dengan fungsi turunannya f '( x) [1 f ( x)][1 f ( x)] ............................................................... (6) 2 3. Fungsi Linear (purelin) Fungsi ini didalam aplikasi MATLAB dikenal dengan purelin, memiliki nilai keluaran yang sama dengan masukannya. Fungsi ini dirumuskan sebagai berikut
y x ................................................................................................... (7) Keakuratan antara pendugaan dan aktual dihitung berdasarkan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dengan menggunakan persamaan (Makridakis, 1999 dalam Anugerah, 2007) : | xAktual xPendugaan | 1 y 100% 100% ................................ (8) xAktual n
Persamaan normalisasi data untuk fungsi aktivasi sigmoid biner : yi
xi DataMin ......................................................................... (9) DataMax DataMin
xi
= nilai data ke- i
DataMin
= nilai minimum dari seluruh data
DataMax
= nilai maksimum dari seluruh data
14
G. System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life cycle (SDLC) merupakan metode dalam melakukan pengembangan suatu sistem. SDLC terdiri dari beberapa tahapan yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem. 1. Tahapan investigasi sistem Manfaat
dari
fase
penyelidikan
adalah
untuk
menentukan
permasalahan atau kebutuhan yang timbul (Sutabri, 2004). Pada tahapan investigasi sistem dilakukan perumusan masalah yang dihadapi oleh pengguna, membuat solusi alternatif pemecahan masalah yang tersedia, melakukan studi kelayakan, analisis manfaat (baik yang terukur atau yang tidak terukur) terhadap solusi alternatif, serta membuat perencanaan manajemen proyek pembangunan (Post,1999 dalam Nurista, 2007). Tahapan investigasi sistem terdiri dari studi awal dan studi kelayakan. Pada tahapan studi awal, dimana gagasan untuk membangun sistem baru atau menyempurnakan sistem yang berjalan, diterima dan dipelajari pada sistem yang berjalan paling awal (Sutabri, 2004). Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan studi kelayakan
adalah
mengevaluasi
alternatif
sistem
dan
kemudian
mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk pembangunan sistem (Post, 1999 dalam Nurista, 2007). 2. Analisis sistem Tahapan analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Proses analisis sistem dalam pengembangan sistem informasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul serta membuat sertifikasi sistem yang baru atau sistem yang akan diusulkan atau dimodifikasi (Sutabri, 2004).
15
3. Desain sistem Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan pada sistem komputer organisasi. Mendesain format tampilan yang dapat menghubungkan antara sistem dengan pengguna dan juga membuat proses desain yaitu dengan cara mentransformasikan input menjadi output serta membuat keamanan sistem. Tahapan desain sistem dalam SDLC meliputi : a. Desain user interface Desain user interface merupakan prototipe pembuatan desain model kerja dan dimodifikasi berulang kali menggunakan timbal balik dari pengguna. Aktifitas pada desain user interface terfokus pada dukungan interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputer. b. Desain data Desain data dilakukan pada tahap desain struktur database yang akan digunakan oleh sistem. c. Desain proses Aktifitas desain proses terfokus pada desain perangkat lunak berupa program dan prosedur yang telah diusulkan. 4. Implementasi sistem Tahap implementasi sistem adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui, menguji serta mendokumentasikan program-program dan prosedur sistem yang diperlukan, memastikan bahwa kompnen yang terlibat dapat mengoperasikan sistem baru dan memastikan bahwa konversi sistem lama ke sistem baru dapat berjalan secara baik dan benar. 5. Pemeliharaan sistem Tahap akhir SDLC melibatkan monitoring, evaluasi dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pihak end user.
H. Penelitian Terdahulu Raja Faizal Maradona (2008), Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Sistem
16
Informasi Harga Benih Ikan Berbasis SMS (Short Message Service). Pada sistem ini, kontrol SMS menggunakan SMS gateway. Anizza Restra Pusparianti (2008), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian dengan judul Peramalan Kurs Rupiah terhadap Dolar dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Pada penelitian ini pelatihan jaringan syaraf tiruan dilakukan dengan menggunakan algoritme backpropagation. Lesa Ilma Grenti (2006), Fakutas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melakukan penelitian dengan judul Peringatan Dini Banjir pada DAS Ciliwung dengan Menggunakan Data Curah Hujan. Pada penelitian ini peringatan dini banjir dilakukan berdasarkan curah hujan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Bagian Hulu yang menyebabkan terjadinya banjir di daerah Jakarta. Data yang digunakan adalah data debit harian Stasiun Katulampa dan curah hujan harian Stasiun Gunung Mas, Stasiun Citeko dan Stasium Katulampa. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan Analisis Korelasi Berganda dan Analisis Regresi Berganda.
17
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Maret 2010 dan dilaksanakan di Laboratorium Sistem Manajemen Mekanisasi Pertanian (SMMP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Bendung Katulampa, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
B. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Komputer 2. Auto-graphic Water Level Recorder (AWLR) 3. Mikrokontroller 4. Analog to Digital Converter (ADC) 5. Potensiometer 6. SIM Card 7. Perangkat lunak berupa: a. Microsoft Windows XP Profesional Version 2002 b. Macromedia Dreamweaver MX 2004 c. Xampp-win32-1.5.1-installer d. Notepad e. Gammu SMS Gateway f. MATLAB 7.0.1 g. PHPMyAdmin 2.9.2 8. Telepon selular yang mendukung aplikasi Gammu SMS gateway sebagai server 9. Kabel interface data telepon selular ke komputer 10. Telepon selular sebagai pengguna Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tinggi muka air Bendung Katulampa.
18
C. Metode Pembuatan sistem dilakukan dengan menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle). Tahapan-tahapannya terdiri dari : 1. Investigasi sistem Perancangan sistem informasi peringatan dini banjir berdasarkan pendekatan jaringan syaraf tiruan yang didasari karena diperlukannya pemantauan untuk dapat mengurangi dampak buruk akibat banjir. Pengguna dapat bekerja lebih efektif dengan menggunakan teknologi SMS, bila sensor pembaca tinggi muka air mendeteksi nilai ekstrim dari yang ditentukan, maka sistem akan mengirim informasi kepada pihak terkait. Informasi yang dikirim merupakan data tinggi muka air yang telah diolah dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. Sistem yang dibangun diharapkan mampu memberikan informasi yang akurat kepada pengguna dan peringatan dini mampu diinformasikan sebelum melewati batas ekstrim. Studi kelayakan dilakukan untuk memperkirakan biaya pengembangan dan keuntungan sistem, serta untuk menyediakan informasi ekonomis yang membantu organisasi dalam memutuskan apakah proses pengembangan sistem layak dilanjutkan atau tidak. Apabila terdapat beberapa pilihan untuk melakukan pengembangan sistem maka organisasi tersebut harus memilih salah satu dari berbagai pilihan yang ada. 2. Analisis sistem Tahapan analisis sistem melakukan analisis terhadap informasi yang dibutuhkan dari organisasi dan pengguna, kemampuan sistem yang dibangun untuk mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasi sistem yang akan dikembangkan. Melalui tahap ini dapat diketahui kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, juga akan diketahui sumber informasi yang dibutuhkan dari buku dan data sekunder lain mengenai pengembangan sistem. 3. Desain sistem Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan
19
pada sistem komputer organisasi, sehingga tujuan dapat tercapai. Perancang membuat program detail yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari sensor. Secara umum ada 2 tahapan dalam pembuatan suatu jaringan syaraf tiruan yaitu : pelatihan dan pengujian. a. Pelatihan Pada tahap ini jaringan syaraf tiruan yang dibuat dilatih berdasarkan data tinggi muka air tiap jam pada bulan Januari 2008. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada perangkat lunak MATLAB. Algoritme pelatihan yang digunakan adalah backpropagation. Pada proses pelatihan ditambahkan beberapa komponen pelatihan lainnya yaitu jumlah iterasi maksimum 10000, learning rate 0.9, momentum 0.75 dan toleransi error 0.00001. b. Pengujian Pada tahap ini jaringan syaraf tiruan yang telah dilatih diuji dengan menggunakan data tinggi muka air tiap jam selain bulan Januari pada tahun 2008. Data tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok data. Data pengujian terdiri dari data pada kondisi normal serta hujan. Pengujian juga dilakukan pada kondisi nyata terhadap model yang dibuat dengan selang waktu pengukuran 1 jam yang diwakili 1 menit. Persentase keakuratan dihitung dengan menggunakan persamaan 8. Fungsi aktivasi yang digunakan adalah fungsi sigmoid biner, sehingga diperlukan adanya normalisasi data dengan menggunakan persamaan 9. Model simulasi terdiri dari model bendungan serta perangkat sensor pembaca. Model bendungan terbuat dari pipa PVC berdiameter 4 inchi, sepanjang 1.5 meter. Pada pipa tersebut dibuat lubang pemasukan, kran pengeluaran dan penunjuk ketinggian air. Pengaturan masukan air dan keluaran bertujuan untuk mengatur tinggi muka air yang ada didalam model bendungan. Kran pengeluaran dibuat supaya menyerupai pintu muka air yang dapat diatur besar kecilnya air yang keluar dari bendungan. Penunjuk ketinggian air terbuat dari pipa transparan berukuran ¾ inchi yang berfungsi untuk menunjukkan tinggi muka air dalam model
20
bendungan. Pipa tersebut juga digunakan untuk mengkalibrasi hasil pembacaan sensor.
Gambar 7. Perangkat sensor pembaca Perangkat sensor berfungsi untuk membaca ketinggian air pada pipa yang kemudian ditransmisikan ke komputer untuk diolah oleh sistem yang dibangun. Perangkat sensor terdiri dari Potensiometer 10 putaran dengan resistansi maksimum 10 kΩ yang dililit benang nilon dan terikat pada pelampung
dan
pemberat
pada
setiap
ujung
benang
tersebut,
Mikrokontroller DT 51 low cost microsystem, Analog to Digital Converter I2C ADDA, catu daya dan kabel koneksi. Gambar 8 menunjukkan prinsip kerja model simulasi. Proses pembacaan data tinggi muka air dilakukan sebagai berikut : Perubahan tinggi muka air menyebabkan pergerakan naik turun pelampung, pergerakan tersebut memutar potensiometer sehingga tegangan keluaran potensiometer berubah sebanding dengan perubahan tinggi muka pada model. Tegangan keluaran potensiometer dikonversi menjadi data digital dengan menggunakan ADC yang dikontrol oleh mikrokontroller. Data hasil olahan ADC dikirimkan dari port 2 pada mikrokontroller ke jalur parallel port komputer dengan menggunakan kabel koneksi.
21
Potensiometer Rangkaian ADC Pelampung
air
Ponsel
Pipa transparan
Pipa pemasukan
Pemberat
Kran pengeluaran
Gambar 8. Skema prinsip kerja model simulasi Gambar 9 menunjukkan diagram alur sistem peringatan dini banjir. Data yang telah dikirmkan mikrokontroller kemudian diolah dengan menggunakan jaringan syaraf
tiruan yang telah dibangun untuk
menentukan tinggi muka air dugaan. Data tinggi muka air dugaan tersebut digunakan untuk menentukan perlu tidaknya sistem mengirimkan pesan peringatan dini banjir.
22
Start
TMA act-1,batas_ekstrim
Komponen-komponen JST Bobot_i, Bobot_O, Bias_I, Bias_O
Pembacaan tinggi muka air aktual dari sensor (TMAact)
Delta = TMAact – TMAact-1
HN = Fungsi Aktivasi(∑(TMAact x Bobot_I +Delta x Bobot_I)+BiasI)
ON = Fungsi Aktivasi(∑(HN x Bobot_O)+BiasO)
wkt =(Batas_ekstrim – TMAact) x 60/(ON – TMA act)
tidak Wkt<=60 ya Kirim SMS
Gambar 9. Diagram alir sistem peringatan dini banjir. 4. Implementasi sistem Pada tahap implementasi sistem dilakukan simulasi terhadap sistem dengan menggunakan model yang dibuat. Enam menit pertama air dimasukkan kedalam model dengan debit rata-rata 2.7 cm3/detik, 13 menit selanjutnya air dikeluarkan melalui kran pengeluaran dengan debit ratarata 5.3 cm3/detik, 12 menit selanjutnya air kembali dimasukkan dengan debit rata-rata 6.6 cm3/detik, 15 menit selanjutnya air dikeluarkan dari pipa dengan debit rata-rata 5 cm3/detik, 15 menit selanjutnya air kembali dimasukkan dengan debit rata-rata 4.6 cm3/detik, 9 menit terakhir air dikeluarkan dari pipa dengan debit rata-rata 7.6 cm3/detik.
23
.
awlr
converter
Pintu bendung
air air
Gambar 10. Skema prinsip kerja sistem informasi peringatan dini banjir.
Gambar 10 menunjukkan prinsip kerja sistem jika diimplementasikan pada pengukuran nyata di Bendung Katulampa. Perangkat sensor diletakkan pada sumur pantau yang dibangun dekat pintu air Bendung Katulampa. Hasil pembacaan sensor dikirimkan ke komputer untuk diolah sistem dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan yang telah dibangun. Hasil pengolahan tersebut menentukan perlu tidaknya sistem mengirimkan pesan peringatan dini banjir ke pihak-pihak terkait, terutama yang terletak didaerah Jakarta dan sekitarnya. 5. Pemeliharaan sistem Pemeliharaan
sistem
dilakukan
untuk
menghindari
terjadinya
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan untuk mengevaluasi serta memodifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan oleh pengguna.
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Investigasi Sistem Pada tahapan ini dilakukan perumusan masalah, perencanaan dan juga studi kelayakan. Perumusan masalah yang terjadi di lapangan adalah sistem peringatan dini yang ada saat ini berdasarkan tinggi muka air pada pintu air Bendung Katulampa tanpa adanya pendugaan kapan kira-kira banjir akan terjadi. Informasi ini digunakan oleh pengguna untuk menghindari dampak negatif banjir. Akibat yang ditimbulkan adalah kurang siapnya pengguna dalam menghindari dampak negatif tersebut, sehingga diperlukan adanya pendugaan waktu banjir berdasarkan pendekatan jaringan syaraf tiruan. Data tinggi muka air, dan perubahan tinggi muka air sebelumnya diolah dengan menggunakan pendekatan jaringan syaraf tiruan, yang kemudian diinformasikan kepada para pengguna. Alasan pemilihan jaringan syaraf tiruan karena mudah difahami dan didasari pada pola pikir jaringan syaraf manusia. Data tinggi muka air dan perubahan tinggi muka air sebelumnya dipilih karena kedua hal tersebut memiliki pengaruh besar dalam penentuan tinggi muka air selanjutnya. Studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu sistem untuk dikembangkan dari segi teknis, operasional dan ekonomi. Studi kelayakan yang dilakukan antara lain studi kelayakan teknis, operasional dan ekonomi : 1. Studi Kelayakan Teknis Sistem ini layak secara teknis karena perangkat lunak maupun keras tersedia sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Perangkat keras yang digunakan yaitu seperangkat komputer, seperangkat telepon selular, sensor pengukur tinggi muka air. 2. Studi Kelayakan Operasional Sistem ini layak secara operasional, karena kemudahan dalam penginstalan
dan
pengoperasiannya.
Operator
tidak
memerlukan
pengetahuan yang khusus karena sistem ini akan didesain untuk memudahkan operator dalam pengoperasiannya.
25
3. Studi Kelayakan Ekonomi Studi kelayakan ekonomi bertujuan untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan dan keuntungan dari sistem yang akan dikembangkan guna menyediakan informasi ekonomis yang akan membantu organisasi dalam pengambilan keputusan proses pengembangan sistem dilanjutkan atau tidak. Sistem yang dikembangkan diaplikasikan pada bendung Katulampa yang telah memiliki sensor pengukur ketinggian air, serta telepon selular. Biaya yang dibutuhkan dalam pengembangannya adalah seperangkat komputer dan konektor sensor ke komputer. Komputer yang dibutuhkan tidak harus memiliki kualitas tinggi, sehingga tidak terlalu mahal. Biaya operasional dari sistem meliputi biaya pemeliharaan sistem dan biaya SMS untuk pengiriman informasi. Keuntungan dari sistem
yaitu mampu memberikan informasi
peringatan banjir lebih dini, sehingga diharapkan dampak negatif banjir dapat lebih diminimalkan.
B. Analisis Sistem Pada tahap kedua dari metode SDLC dilakukan analisis sistem yang meliputi identifikasi kebutuhan dan identifikasi fungsional. 1. Identifikasi Kebutuhan Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna adalah data tinggi muka air serta waktu dugaan terjadinya banjir. Kedua hal tersebut digunakan sebagai patokan bagi pengguna untuk meminimalkan dampak negatif banjir. 2. Identifikasi Fungsional Penyedia informasi adalah dinas teknis terkait. Sebagai salah satu instansi pemerintah, dinas teknis terkait dapat menyampaikan informasi kepada publik berkaitan informasi peringatan dini banjir yang berada dalam wilayah dinas teknis terkait tersebut. Pengguna sistem adalah instansi pemerintah terkait di sekitar lokasi banjir serta masyarakat umum yang memiliki perhatian dalam masalah ini.
26
Instansi pemerintah disini antara lain perangkat desa sekitar wilayah banjir serta dinas Pemanfaatan Sumber Daya Air (PSDA) yang kemudian akan menginformasikan ke warga sekitarnya. Semua informasi yang dihasilkan diharapkan dapat didapatkan secara mudah, cepat dan tepat waktu.
C. Desain Sistem Tahapan desain sistem merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis kedalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan pada sistem komputer organisasi sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud. 1. Deskripsi Sistem Sistem Informasi Peringatan Dini Banjir adalah suatu media penyampaian informasi mengenai tinggi muka air Bendung Katulampa dan waktu dugaan banjir. Aplikasi sistem terdiri dari SMS gateway, database server dan script PHP dimana didalamnya terdapat informasi yang dapat diakses melalui SMS. Sistem dapat diakses oleh pengguna untuk mencari informasi tinggi muka air dan waktu dugaan bajir yang tepat, cepat, mudah dan dapat diperoleh dimana saja. Pengguna dapat mengakses informasi dengan mengirim SMS dengan format tertentu. SMS yang diterima akan menjalankan query basis data untuk mencari informasi yang diperlukan dan mengirim informasi tersebut ke pengguna. 2. Desain Aplikasi Desain aplikasi dibagi menjadi dua desain, yaitu desain internal dan desain eksternal. Desain internal menjelaskan mengenai input, proses dan output dari tiap bagian aplikasi, sedangkan desain eksternal menjelaskan rancangan tampilan dari aplikasi beserta fungsinya. a. Desain Internal Desain internal menjelaskan mengenai input, basis data, proses dan output pada setiap bagian aplikasi. 1) Desain input Desain input meliputi : input registrasi, input pengambilan data serta permintaan data.
27
Input
registrasi
ditujukan
kepada
pihak-pihak
yang
memerlukan informasi peringatan dini banjir secara otomatis seperti instansi pemerintah dan perangkat desa di sekitar wilayah banjir. Registrasi dilakukan bertujuan memasukkan nomor telepon pihak-pihak tersebut. Satu nomor telepon hanya berlaku untuk satu orang pendaftar. Registrasi dapat dilakukan oleh admin secara langsung melalui komputer, atau pihak pengguna mendaftarkan diri melalui SMS dengan format : REG [spasi] [nama pengguna]. Ketika hasil dugaan menunjukkan akan terjadi banjir, maka sistem secara otomatis akan mengirim pesan ke nomor-nomor tersebut.
Gambar 11. Contoh format SMS untuk registrasi. Input pengambilan data dilakukan dengan menggunakan sensor pengukur tinggi muka air yang dihubungkan melalui konektor langsung ke komputer. Input permintaan data berupa SMS permintaan data dari para pengguna secara umum untuk mengetahui data tinggi muka air pada waktu tertentu. SMS dikirimkan dengan format : TMA [spasi] [yyyy-mm-dd] [spasi][hh:mm].
28
Gambar 12. Contoh format SMS untuk permintaan data. 2) Basis Data SMS
gateway
yang
digunakan
harus
menggunakan
PHPMyAdmin sebagai tempat menyimpan basis data. Maka dalam pembangunan desain basis data, sistem informasi ini dibuat menggunakan PHPMyAdmin 2.9.2 yang ter-install pada Xampp 5.0.33-instaler. Pada dasarnya PHPMyAdmin adalah bahasa pemrograman MySQL yang berbasis web, artinya pembuatan basis data dengan menggunakan tampilan seperti halnya pada tampilan halaman web. Desain basis data yang digunakan dalam perancangan sistem menggunakan model data relasional dengan struktur bahasa untuk basis data disebut Structured Query Language (SQL). Sistem informasi ini menggunakan satu buah basis data yang terdiri dari 11 tabel yang terdiri dari 9 tabel bawaan SMS gateway dan 2 tabel tambahan sebagai pembatas sistem. Untuk membangun sistem ini, bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver 8. Dari kesebelas tabel tersebut, tidak seluruhnya digunakan dalam aplikasi. Demikian pula field dalam tabel, tidak semua field digunakan dalam aplikasi. Tabel dan field yang tidak digunakan tersebut merupakan tabel
29
bawaan dari SMS gateway. Tabel yang tidak digunakan dalam aplikasi tersebut tidak dapat dihapus karena tabel tersebut diharuskan ada oleh SMS gateway. Tabel yang digunakan dalam aplikasi ini adalah tabel penghubung basis data dengan telepon selular yang terkoneksi ke komputer (tabel daemon), tabel basis data tinggi muka air (tabel tma), tabel basis data pesan masuk (tabel inbox), tabel basis data pengguna sistem otomatis (tabel level), tabel basis data pesan keluar (tabel outbox) dan tabel basis data pesan terkirim (tabel sentitems).
Gambar 13. Tabel basis data pesan masuk (tabel inbox). Tabel basis data pesan masuk (tabel inbox) terdiri dari 13 field. Field yang digunakan dalam aplikasi adalah field informasi waktu penerimaan SMS oleh aplikasi (field UpdateInDB), field nomor telepon pengirim SMS (field SenderNumber), field isi SMS yang diterima aplikasi (field TextDecoded) dan field informasi terbalas atau tidaknya SMS yang masuk (field Processed).
30
Gambar 14. Tabel basis data pesan keluar (tabel outbox). Tabel basis data pesan keluar (tabel outbox) terdiri dari 15 field. Field yang digunakan dalam aplikasi adalah field informasi waktu masuknya SMS balasan ke tabel outbox (field UpdateInDB), field nomor telepon tujuan SMS balasan (field DestinationNumber) dan field isi SMS balasan (field TextDecoded).
Gambar 15. Tabel basis data pesan terkirim (tabel sentitems).
31
Tabel basis data pesan terkirim (tabel sentitems) terdiri dari 15 field. Field yang digunakan dalam aplikasi adalah field informasi waktu terkirimnya SMS balasan dari aplikasi (field UpdateInDB), field nomor telepon tujuan SMS balasan (field DestinationNumber) dan field isi SMS balasan (field TextDecoded). Tabel basis data tinggi muka air (tabel tma) terdiri dari 3 field yaitu : field informasi waktu pengukuran (feld Waktu), field data tinggi muka air (field Tma) dan field data tinggi muka air dugaan 1 jam berikutnya (field Tma_Duga).
Gambar 16. Tabel basis data tinggi muka air (tabel tma). Tabel basis data pengguna sistem otomatis (tabel level) terdiri dari 2 field yaitu : field informasi nama pengguna yang terdaftar (field Username) dan field nomor telepon selular pengguna (field No_HP).
Gambar 17. Tabel basis data pengguna sistem otomatis (tabel level).
32
Gambar 18. Skema database relational diagram. Gambar 18 menunjukkan skema database relational diagram atau diagram hubungan antar tabel dalam database. Ada 5 hubungan yang terjadi, hubungan pertama antara tabel pesan masuk (tabel inbox) dan tabel basis data pengguna sistem otomatis (tabel level) berupa registrasi. Banyaknya nomor pengguna registrasi yang sama pada tabel inbox, tapi hanya satu nomor yang akan dimasukkan kedalam tabel level. Hal itu juga berarti, bahwa 1 data nomor pengguna, mungkin terdapat banyak pesan registrasi pada tabel inbox. Hubungan yang kedua terjadi antara tabel pesan masuk (tabel inbox) dan tabel pesan keluar (tabel outbox). Hubungan tersebut berupa respond SMS atau balasan SMS. Setiap 1 record (SMS) yang masuk ke tabel inbox, maka secara otomatis, 1 record (SMS balasan) akan masuk ke tabel outbox. Hubungan yang ketiga terjadi antara tabel basis data pengguna sistem otomatis (tabel level) dengan tabel pesan keluar (tabel outbox). Hubungan tersebut berupa pengiriman data instansi pemerintah yang telah terdaftar di dalam tabel level ke tabel outbox. Setiap 1 record data pada tabel level, mungkin digunakan 33
beberapa kali dalam tabel outbox. Hubungan ini terjadi pada proses pengiriman SMS otomatis peringatan dini banjir. Hubungan keempat terjadi antara tabel tinggi muka air (tabel tma) dengan tabel pesan keluar (tabel outbox). Hubungan tersebut berupa pengiriman data tinggi muka air dari tabel tma ke tabel outbox. 1 record data tma mungkin akan digunakan banyak record dalam tabel outbox. Hubungan terakhir terjadi antara tabel pesan keluar (tabel outbox) dengan tabel pesan terkirim (tabel sentitems). Hubungan tersebut berupa pengiriman SMS. 1 record data pada tabel akan terkirim dan masuk ke dalam tepat 1 record pada tabel sentitems. Penyimpanan basis data dilakukan secara manual oleh administrator dengan menekan tombol ”Buat log” pada tampilan menu administrator. Penghapusan basis data data juga dilakukan secara manual dengan menekan tombol ”Hapus Semua” pada tampilan menu administrator. 3) Desain Proses Desain proses merupakan tahapan pembuatan program yaitu dengan pendekatan jaringan syaraf tiruan. Pada tahap ini dilakukan proses pelatihan data serta pengujian validasi data. Pada proses pelatihan data, dilakukan pembelajaran pola data tinggi muka air tahun-tahun sebelumnya, dalam hal ini data tinggi muka air tiap jam di bulan Januari pada tahun 2008. Data pelatihan dapat dilihat pada Lampiran 1. Data masukan jaringan syaraf tiruan terdiri dari 2 masukan yaitu data tinggi muka air pada waktu pengukuran (TMA) dan perubahan tinggi muka air 1 jam sebelumnya. Layar tersembunyi yang digunakan berjumlah 1 lapis berupa 9 neuron, dan hasil keluaran berupa 1 unit output yang menunjukkan data tinggi muka air dugaan 1 jam selanjutnya. Data masukan dan keluaran dinormalisasi terlebih dahulu dengan menggunakan persamaan 9. Data tinggi muka air maksimum yang digunakan adalah 4 meter
34
dan tinggi muka air minimum yang digunakan adalah 0 m. Selang waktu pengukuran dan pendugaan yang digunakan pada pelatihan jaringan syaraf tiruan adalah 1 jam. Hidden Layer Bias Input
Bias Output
Input
TMA
Output TMA Duga
Beda TMA
Keterangan : TMA : Tinggi muka air hasil pengukuran Beda TMA : Selisih tinggi muka air hasil pengukuran dengan hasil pengukuran 1 jam sebelumnya Bias Input : Nilai konstanta yang ditambahkan pada setiap neuron pada hidden layer Bias Output : Nilai konstanta yang ditambahkan pada neuron output TMA Duga : Tinggi muka air dugaan 1 jam kedepan Gambar 19. Jaringan syaraf tiruan pendugaan tinggi muka air. Dari hasil pelatihan, didapatkan beberapa kemungkinan nilai bias input, bobot input, bias output dan bobot output dengan variasi ketelitian. Hampir semua kemungkinan besaran komponen tersebut memiliki keakuratan pelatihan diatas 99%, maka disinilah fungsi adanya proses validasi. Validasi jaringan syaraf tiruan dilakukan dengan menggunakan data tinggi muka air pada tahun 2008 selain data bulan Januari. Data yang digunakan diambil secara acak, sehingga diharapkan mewakili berbagai jenis pola data. Hasil validasi data menunjukkan nilai keakuratan jaringan syaraf tiruan yang digunakan terhadap pola data pengujian. Nilai keakuratan dihitung dengan menggunakan persamaan 8.
35
Data pengujian dikelompokkan menjadi 4 kelompok, tiap kelompok berisi 40 data pengujian. Pengelompokan dilakukan berdasarkan signifikasi kenaikan maupun penurunan data tinggi muka air. Data pengujian dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil keakuratan validasi data pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tinggi Muka Air (m)
Grafik Validasi Jaringan Syaraf Tiruan 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6
TMA Duga TMA Aktual
0.4 0.2 0 1
4
7
10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 Jam ke-
Gambar 20. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 1.
Grafik Validasi Jaringan Syaraf Tiruan 1.8
Tinggi Muka Air (m)
1.6 1.4 1.2 1
TMA Duga TMA Aktual
0.8 0.6 0.4 0.2 0 1
4
7
10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 Jam ke-
Gambar 21. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 2.
36
Grafik Validasi Jaringan Syaraf Tiruan 2
Tinggi Muka Air (m)
1.8 1.6 1.4 1.2 1
TMA Duga TMA Aktual
0.8 0.6 0.4 0.2 0 1
4
7
10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 Jam ke-
Gambar 22. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 3.
Grafik Validasi Jaringan Syaraf Tiruan
Tinggi Muka Air (m)
2.5 2 1.5 TMA Duga TMA Aktual
1 0.5 0 1
4
7
10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 Jam ke-
Gambar 23. Grafik validasi jaringan syaraf tiruan kelompok data pengujian 4. Gambar 20, 21, 22, 23 menunjukkan grafik validasi jaringan syaraf tiruan pada setiap kelompok data pengujian. Setiap data pengujian memiliki selang waktu pengukuran dan pendugaan 1 jam, dan tidak ada keterikatan antara satu data dengan data lainnya.
37
Tabel 1. Hasil Keakuratan Validasi Data Pengujian. Kelompok Data
% Keakuratan
1
91.79
2
84.46
3
88.47
4
90.62
Rata-rata
88.84
Tabel 2. Nilai Komponen Jaringan Syaraf Tiruan. Neuron
Bobot
Bobot
Bobot
Bias
Bias
TMA
Beda TMA
Output
Input
Output
1
-28.2949
64.6930
-2.4439
14.4071
2
49.4739
39.0866
1.2442
-22.4913
3
-53.3338
26.4550
0.8964
21.1383
4
-31.2351
-62.9351
0.8299
14.1688
5
43.9173
-46.9883
0.6253
-13.2899
6
-29.7160
-64.0090
0.9177
10.3476
7
-1.3622
-74.8105
-1.3593
2.3163
8
-32.2359
62.1819
1.0094
-1.0591
9
21.1446
69.7031
1.3821
-3.5487
-1.2739
Output jaringan syaraf yang telah dibangun berupa tinggi muka air dugaan selanjutnya, kemudian diklasifikasikan berdasarkan statusnya yaitu: normal, waspada, siaga 4, siaga 3, siaga 2, siaga 1. Waktu duga dihitung dengan menggunakan metode interpolasi. Proses pengolahan data tinggi muka air dilakukan dengan aplikasi berbasis bahasa C. Sistem pengiriman otomatis hanya bekerja pada pada 3 kondisi. Kondisi pertama, ketika tinggi muka air sebelumnya berstatus normal atau dibawah status siaga 2 dan tinggi muka air saat pengukuran menunjukkan kenaikan status menjadi siaga 2 atau diduga akan mencapai status siaga 2.
38
Kondisi kedua, ketika tinggi muka air sebelumnya berstatus dibawah status siaga 1 dan tinggi muka air saat pengukuran menunjukkan kenaikan status menjadi status siaga 1 atau diduga akan mencapai status siaga 1. Kondisi ketiga, ketika tinggi muka air sebelumnya berada pada status siaga 2 atau siaga 1, dan tinggi muka air saat pengukuran berstatus normal atau diduga akan mencapai status normal. Proses yang terjadi dalam
sistem terdiri dari proses
pengambilan data, pengolahan data, penyampaian informasi dan registrasi pengguna. 4) Desain Output Desain output bertujuan menampilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Desain output terdiri dari 4 jenis. Jenis output pertama adalah SMS balasan permintaan informasi tinggi muka air pada waktu tertentu. SMS dikirim dengan Format : TMA pada waktu [yyyy-mm-dd] [hh:mm:00] : [tinggi muka air] m. Adapun jika tinggi muka air pada waktu tertentu yang ditanyakan tidak ada dalam database, maka SMS dikirim dengan format : Data Tidak Ditemukan.
Gambar 24. Contoh Balasan SMS Permintaan Informasi.
39
Jenis output kedua adalah SMS balasan registrasi yang dilakukan oleh pihak instansi pemerintah. Apabila nomor telepon yang didaftarkan belum terdaftar atas nama siapapun, maka SMS balasan dikirim dengan format : Terima Kasih. No anda berhasil terdaftar atas nama = [Nama]. Namun jika pengirim tidak menyebutkan nama untuk registrasi, maka SMS balasan dikirim dengan format : Data kurang lengkap, sebutkan nama anda dengan format : REG [SPASI] [NAMA]. Jika nomor yang dikirim telah terdafta atas nema seseorang, maka SMS balasan dikirim dengan format : Maaf, no ini telah terdaftar atas nama = [NAMA].
Gambar 25. Contoh balasan SMS registrasi. Jenis output ketiga adalah SMS balasan karena kesalahan format SMS secara umum. Maka SMS balasan dikirim dengan format : Format sms salah, ketik : REG [SPASI] [NAMA] untuk daftar atau TMA [YYYY]-[MM]-[DD] [HH]:[MM] untuk mendapatkan Data Tinggi Muka Air.
40
Gambar 26. Contoh balasan SMS kesalahan format SMS. Jenis output keempat adalah SMS otomatis yang dikirimkan karena status tinggi muka air tertentu. Jika tinggi muka air pengukuran mencapai status tertentu, maka SMS akan dikirim dengan format : Ketinggian air saat ini [TMA] m, dan saat ini berada pada kondisi[status]. Namun jika tinggi muka air pengukuran belum mencapai kondisi tersebut tetapi diduga akan mencapai kondisi tersebut, maka SMS dikirim dengan format : Ketinggian air saat ini [TMA] m dan akan mencapai [status]([TMA status]) dalam waktu [waktu duga].
Gambar 27. Contoh SMS otomatis.
41
b. Desain Eksternal Desain Eksternal menjelaskan rancangan tampilan dari aplikasi beserta fungsinya yang merupakan tampilan untuk administrator. Tampilan tersebut didesain berbasis webpage karena basis data yang digunakan berbasis SQL dan perangkat lunak yang digunakan bersifat gratis. 1. Desain Tampilan Program Utama Halaman pertama yang muncul ketika aplikasi ini dibuka adalah halaman “Home”. Pada hal ini disajikan informasi tentang sistem Sistem Informasi Peringatan Dini Banjir yang dibuat berdasarkan aplikasi autorespond SMS.
Gambar 28. Potongan gambar tampilan menu utama. 2. Desain Tampilan Menu Sistem Informasi penanggulangan Dini Banjir terdiri dari beberapa menu, yaitu : menu “Home”, menu “Data TMA”, menu “Kotak masuk”, menu “Kotak keluar”, menu “Pesan terkirim, menu “User”, menu “Tentang aplikasi”, menu “Hubungi”, menu “Start” dan menu “Autorespond on”. Pada menu “Data TMA”, dapat dilihat data tinggi muka air pengukuran, serta tinggi muka air dugaan selanjutnya berdasarkan waktu pengukuran. Data tinggi muka air akan terus bertambah,
42
apabila aplikasi pengambilan data dijalankan. Jika data tersebut ingin disimpan, maka disediakan tombol “Buat log”, maka data tersebut akan disimpan dengan format Microsoft Excel Worksheet. Untuk melihat grafik data dari waktu ke waktu, maka disediakan tombol “grafik”, maka akan muncul jendela kecil yang berisi gambar grafik data tinggi muka air dari waktu ke waktu. Data juga dapat dihapus seluruhnya dengan mengklik tombol “Hapus Semua”, maka secara otomatis semua data tinggi muka air yangterdapat dalam database terhapus.
Gambar 29. Potongan gambar tampilan menu “Data TMA”. Pada menu “Kotak masuk”, data yang ditampilkan berupa nomor data, nomor pengirim SMS, isi SMS, waktu SMS tersebut masuk ke database dan status balasan SMS. Semua pesan masuk akan ditampilkan disini, baik pesan registrasi, maupun permintaan informasi. Seperti pada menu sebelumnya, terdapat tombol ”Buat log” untuk menyimpan data dan tombol “Hapus Semua” untuk menghapus semua data, selain hal itu disediakan juga tombol “hapus” untuk menghapus pesan-pesan tertentu yang telah diberi tanda yang terdapat dalam kotak masuk.
43
Gambar 30. Potongan gambar tampilan menu “Kotak masuk”. Pada menu “Kotak keluar”, data yang ditampilkan berupa nomor data, nomor tujuan SMS, isi SMS, waktu SMS tersebut masuk ke database. Semua SMS yang akan dikirm akan ditampilkan di menu ini, dan apabila SMS telah dikirimkan, maka secara otomatis data tersebut akan hilang. Pada menu ini terdapat tombol “Buat log” untuk menyimpan data, tombol “Hapus Semua” untuk menghapus seluruh data dan tombol “hapus” untuk menghapus data-data tertentu.
Gambar 31. Potongan gambar tampilan menu “Kotak keluar”.
44
Pada menu “Pesan terkirim”, data yang ditampilkan berupa nomor data, nomor tujuan SMS, isi SMS, waktu SMS tersebut dikirimkan. Semua SMS yang telah dikirim akan ditampilkan di menu ini. Pada menu ini terdapat tombol “Buat log” untuk menyimpan data, tombol “Hapus Semua” untuk menghapus seluruh data dan tombol “hapus” untuk menghapus data-data tertentu.
Gambar 32. Potongan gambar tampilan menu “Pesan Terkirim”. Pada menu “User”, data yang ditampilkan berupa nama instansi yang telah terdaftar dan nomor telepon yang didaftarkan. Pada menu ini terdapat tombol “Buat log” untuk menyimpan data, tombol “Hapus Semua” untuk menghapus seluruh data dan tombol “hapus” untuk menghapus data-data tertentu, pada menu ini juga ditambahkan tombol tambahan yaitu tombol “Tambah” untuk menambahkan secara manual data pengguna atau instansi yang dilakukan oleh admin dalam hal ini dinas teknis terkait.
45
Gambar 33. Potongan gambar tampilan menu “User”.
Menu “Tentang aplikasi” berisi penjelasan mengenai aplikasi, dan menu “Hubungi” merupakan alamat yang dapat digunakan untuk menghubungi pembuat aplikasi. Kedua menu ini merupakan informasi tambahan.
Gambar 34. Potongan gambar tampilan menu “Tentang aplikasi”.
46
Gambar 35. Potongan gambar tampilan menu “Hubungi”. Menu
“Start”
berfungsi
untuk
menjalankan
aplikasi
pengambilan data tinggi muka air yang telah diolah terlebih dahulu. Data tersebut diambil dari file “jalan.txt” data tersebut kemudian disimpan kedalam database, apabila pengambilan data sedang berjalan, maka label menu akan berubah menjadi “Stop”, begitu juga sebaliknya, pengambilan data dilakukan tiap menit dengan cara mereload halaman tersebut. Menu “Autorespond on” berfungsi untuk menjalankan aplikasi autorespond SMS, apabila autorespond telah berjalan, maka label menu akan berubah menjadi “Autorespond off”, begitu juga sebaliknya, pengecekan status SMS dilakukan setiap 5 detik dengan cara mereload halaman tersebut. 3. Desain Model Model simulasi terdiri dari model bendungan serta perangkat sensor pembaca. Model bendungan terbuat dari pipa PVC berdiameter 4 inchi, sepanjang 1.5 meter. Pada pipa tersebut dibuat lubang pemasukan, kran pengeluaran dan penunjuk ketinggian air. Pengaturan masukan air dan keluaran bertujuan untuk mengatur tinggi muka air yang ada didalam model bendungan. Kran pengeluaran dibuat supaya menyerupai pintu muka air yang dapat diatur besar kecilnya air yang keluar dari bendungan. Penunjuk ketinggian air terbuat dari pipa transparan berukuran ¾ inchi
47
yang berfungsi untuk menunjukkan tinggi muka air dalam model bendungan. Pipa tersebut juga digunakan untuk mengkalibrasi hasil pembacaan sensor. Perangkat sensor berfungsi untuk membaca ketinggian air pada pipa yang kemudian ditransmisikan ke komputer untuk diolah oleh sistem yang dibangun. Perangkat sensor terdiri dari pengubah ketinggian air menjadi data analog tegangan listrik, pengubah data analog tegangan listrik menjadi data digital serta pentransmisi data digital ke komputer. Perangkat ADC yang digunakan adalah modul I2C ADDA dengan tegangan masukan berkisar antara 0 – 2.5 volt, sedangkan data digital keluaran berkisar antara 0 – 255. Integrated circuit (IC) yang digunakan adalah PCF8951. Data digital keluaran ADC kemudian dikalibrasi terhadap tinggi muka air yang ditunjukkan pada pipa transparan penunjuk ketinggian muka air. Setelah proses kalibrasi dilakukan, didapat persamaan sebagai berikut:
y 3 TMA .............................................................................. (10) y
= Data digital keluaran ADC
TMA = Tinggi muka air hasil pengukuran pada model (cm). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa 1 cm pada model, akan menghasilkan keluaran sebesar 3 pada ADC, sehingga step ADC didapat sebesar 0.33 cm. Pada pembacaan sensor masih terdapat error, error tersebut sebesar 1.17 % pada rentang pengukuran 0 – 70 cm. Mikrokontroller berfungsi untuk mengontrol pembacaan data pada modul I2C ADDA. Selain itu, mikrokontroller berfungsi untuk mentransmisikan data digital yang dihasilkan ke komputer melalui jalur parallel port. Mikrokontroller yang digunakan berbasis IC AT89S52. Mikrokontroller
tersebut diprogram dengan
menggunakan
bahasa
pemrograman C. Source code program dapat dilihat pada Lampiran 3.
D. Implementasi Sistem Pada pengaplikasian sistem, diperlukan koneksi antara telepon selular dengan komputer. Koneksi antara komputer dengan telepon selular
48
dihubungkan dengan kabel data USB yang sesuai dengan port usb pada komputer dan port pada telepon selular. Dengan menginstal driver telepon selular, maka telepon selular dapat bertindak sebagai modem GSM. Telepon selular yang bertindak sebagai modem GSM ini akan dibaca oleh SMS gateway yang dapat membaca kotak masuk pada telepon dan mengirimkan balasan sesuai dengan script PHP yang telah ditentukan. SMS gateway yang digunakan adalah Gammu_win32 yang dapat di-download dari URL http://dl.cihar.com/gammu/releases/windows/. Telepon selular yang didukung Gammu SMS gateway terlampir pada Lampiran 4. Langkah-langkah koneksi telepon selular ke komputer adalah sebagai berikut: a. Folder SI diletakkan pada direktori C:\Program Files\xampp\htdocs. b. Pada folder SI terdapat folder instalasi kontrol yang merupakan komponen tambahan control, yang terdiri dari file test.c, test.exe, sms.sql, running.bat, instalasi.bat dan folder Gammu. c. Letakkan folder Gammu pada direktori C. d. Pada satu komputer bisa terdapat lebih dari 1 buah USB port, maka perlu penyesuaian pada beberapa file dalam folder Gammu. File gammurc dibuka menggunakan Notepad.exe lalu di ubah pada baris port dan connection. Port yang digunakan pada penelitian ini adalah com 3 dan connection menggunakan at19200. Untuk melihat port yang digunakan pada telepon selular dapat dilakukan dengan klik kanan My Computer pada explorer lalu pilih Properties. Pada tab Hardware, klik device manager lalu klik ganda modem dan pilih modem telepon selular. Selanjutnya pada tab modem akan terlihat pada port berapa modem telepon selular terkoneksi dengan komputer. Untuk connection maka dapat dilihat pada Lampiran 3. Perubahan terlihat pada huruf yang ditebalkan seperti dibawah ini. port = com3: #model = 6110 connection = at19200
49
e. Selanjutnya pada file smsdrc dibuka menggunakan Notepad.exe dan diubah seperti huruf yang ditebalkan: [gammu] port = com3: connection = at19200
# ------------- SETTINGS FOR --smsd MYSQL --------------service = mysql user = root password = pc = localhost database = sms
f. Jalankan file instalasi.bat, kemudian file running.bat yang terdapat pada direktori C:\Program Files\xampp\htdocs\SI\instalasi control. g. Pada web browser, ketik alamat URL http://localhost/phpmyadmin. Lalu buat database dengan nama sms. Import file sms.sql yang terdapat pada direktori C:\Program Files\xampp\htdocs\SI\instalasi control, lalu klik tombol Go. Setelah koneksi antara telepon selular dengan komputer berjalan baik, maka Sistem Informasi Penanggulangan Dini Banjir dapat dijalankan. Tahapan pengoperasiannya adalah: hubungkan semua perangkat sensor pembaca dengan komputer dan model bendungan, jalankan file test.exe pada direktori C:\Program Files\xampp\htdocs\SI\instalasi control, kemudian buka web browser dengan alamat URL http://localhost/SI. Klik menu “Start” untuk mulai mengambil data dan klik menu “Autorespond on” untuk mengaktifkan server SMS perintah balasan. Sistem diuji pada sebuah model simulasi yang dibuat menyerupai keadaan aslinya. Sebelum proses pengujian dilakukan, pertama kali dilakukan konversi data digital yang dikirimkan sensor ke komputer menjadi data tinggi muka air yang disesuaikan pada kondisi nyata Bendung Katulampa. Dari proses konversi tersebut, didapat persamaan :
50
TMA
x4 55 ...................................................................................... (11) 3
TMA = Tinggi muka air penyesuaian (cm) x
= Data digital hasil pembacaan sensor
Data yang telah dikonversi kemudian diolah dengan jaringan syaraf tiruan yang telah dilatih, sehingga didapatkan hasil pengujian seperti terlampir pada Lampiran 5. Pada data hasil pengujian, terlihat bahwa tinggi muka air yang diduga, tidak terlalu sesuai dengan hasil pengukuran selanjutnya. Hal ini diduga karena kurang cocoknya karakteristik data hasil pengukuran dengan data pada waktu pelatihan serta adanya kemungkinan error pada konversi data yang terbaca pada sensor. Kekurangcocokan tersebut, diperkirakan karena naik turun tinggi muka air pada kondisi nyata agak berbeda dengan simulasi pengujian, seperti adanya penurunan tinggi muka air mendadak, begitu juga sebaliknya. Secara umum meskipun terjadi perbedaan hasil pendugaan dengan hasil pengukuran, hasil pendugaan masih mengikuti pola hasil pengukuran. Jika tinggi muka air dalam kondisi menurun, maka hasil pendugaan pun akan menurun, begitu juga sebaliknya. Hal ini terlihat pada gambar 36. Persentase keakuratan validasi simulasi model pengujian sebesar 79.76 %. Meski belum terlalu bagus, hasil ini menunjukkan bahwa pendugaan dapat dikatakan cukup akurat. Grafik Tinggi Muka Air (TMA) 3.5 3
TMA (m)
2.5 2
TMA aktual TMA duga
1.5 1 0.5 0 1
6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 menit ke-
Gambar 36. Grafik tinggi muka air (TMA). 51
Pengiriman informasi peringatan dini berhasil dilakukan yaitu ketika kondisi tinggi muka air menuju titik siaga 2, siaga 1, ataupun ketika kondisi tinggi muka air turun menuju titik normal. Informasi peringatan dilakukan ketika tinggi muka air dugaan mencapai kondisi tersebut, ataupun ketika tinggi muka air aktual mencapainya. Pengiriman informasi hanya dilakukan sekali pada setiap kondisi tersebut. Misalnya, pada pengukuran tinggi muka air ke-2, tinggi muka air hasil pendugaan bernilai 2.48 m, sehingga kondisi peringatan tercapai dan sistem akan mengirimkan informasi bahwa tinggi muka air diduga akan mencapai kondisi siaga 2. Ternyata pada pengukuran selanjutnya data yang didapat bernilai 2.23 m dan pendugaan selanjutnya bernilai 2.69 m, begitu juga dengan pengukuran selanjuntya, data yang didapat bernilai 2.38 dan pendugaan selanjutnya bernilai 2.65 m. Ketiga data tersebut menunjukkan bahwa kondisi peringatan terpenuhi, akan tetapi pengiriman informasi peringatan dini hanya dilakukan pada pengukuran yang pertama. Hal ini dilakukan bertujuan supaya penerima informasi tidak diberondong oleh pesan peringatan yang sama dalam waktu yang berdekatan. Pengiriman pesan peringatan memiliki jeda waktu dari hasil pengukuran. Hal ini disebabkan karena untuk dapat mengirim pesan, maka pertama kali pesan peringatan dimasukkan ke dalam tabel kotak keluar (tabel outbox) pada database, baru kemudian satu persatu secara otomatis pesan tersebut akan dipindahkan ke tabel pesan terkirim (tabel sentitems) sehingga menimbulkan jeda waktu pada setiap pengiriman. Jeda waktu pengiriman perpesan selama 1 atau 2 detik. Jika jumlah penerima, dalam hal ini pengguna yang telah terdaftar sebelumnya berjumlah sepuluh orang, maka penerima terakhir baru akan menerima pesan peringatan setelah 10 atau 20 detik setelah waktu pengukuran. Pada simulasi pengujian, selang pengukuran dan pendugaan adalah 1 jam yang diwakili 1 menit pada model.
52
E. Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan sistem meliputi perawatan sistem yang telah dibuat serta pengembangan sistem. Perawatan yang dilakukan meliputi perawatan fisik perangkat sensor, telepon seluler serta perawatan komputer, baik perangkat keras, maupun perangkat lunak. Pengembangan sistem dilakukan untuk menambah nilai sistem yang telah dibuat. Aktifitas yang perlu dilakukan meliputi: 1. Membuat laporan rutin mengenai data hasil pengukuran. 2. Penambahan dan penghapusan basis data. 3. Penambahan fitur-fitur baru. 4. Memperindah tampilan. 5. Pengiriman informasi menggunakan perangkat nirkabel, seperti Bluetooth, infra merah dan perangkat nirkabel lainnya agar perangkat komputer dapat diletakkan di tempat terpisah dari sensor, sehingga keamanan lebih terjaga.
53
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Jaringan
syaraf
tiruan
dibangun
dengan
menggunakan
algoritme
backpropagation, dan menggunakan data tinggi muka air tiap jam pada bulan Januari tahun 2008. 2. Komponen jaringan syaraf tiruan yang dibentuk terdiri dari 2 masukan berupa tinggi muka air serta perbedaan tinggi muka air sebelumnya, 1 bias input, 1 lapisan tersembunyi berisi 9 neuron, 1 bias output dan 1 keluaran berupa tinggi muka air pendugaan. 3. Jaringan syaraf tiruan digunakan untuk menduga tinggi muka air selanjutnya, berdasarkan tinggi muka air aktual serta beda tinggi muka sebelumnya. 4. Penyampaian informasi peringatan dini dilakukan ketika berada atau menuju kondisi siaga 1 dan siaga 2 dari titik normal, atau ketika berada pada atau menuju titik normal dari kondisi siaga 1 atau siaga 2. 5. Persentase keakuratan training jaringan syaraf tiruan sebesar 99 %, rata-rata keakuratan validasi data pengukuran nyata sebesar 88.84 % dan keakuratan validasi simulasi model sebesar 79.76 % menunjukkan pendugaan cukup teliti meski masih terdapat error pada hasil pendugaan. B. Saran 1. Pihak utama dalam sistem informasi meliputi: dinas teknis terkait, instansi pemerintah terkait, administrator dan masyarakat umum. 2. Dilakukan pengujian dengan menggunakan syaraf tiruan yang baru yang menggunakan parameter input lebih dari satu data pengukuran tinggi muka air. 3. Dalam pengaplikasiannya diperlukan perangkat sensor, komputer serta seperangkat telepon selular. Perangkat sensor terdiri dari potensiometer, mikrokontroller, ADC, serta kabel penghubung dengan komputer. Pengaplikasian di pengukuran nyata perlu diadakan beberapa penyesuaian, terutama besarnya diameter katrol pada potensiometer.
54
4. Diperlukan adanya perbaikan pada perangkat sensor pembaca, sehingga error yang dihasilkan dapat dikurangi. 5. Sebaiknya pengiriman data hasil pengukuran sensor ke komputer menggunakan perangkat nirkabel seperti bluetooth, infra merah atau perangkat nirkabel lainnya agar perangkat komputer dapat diletakkan terpisah dari perangkat sensor, sehingga keamanan lebih terjaga. 6. Selang waktu pengukuran dan pendugaan tinggi muka air yang disarankan sebesar 1 jam. 7. Sumber listrik yang digunakan pada sensor adalah gabungan antara AC serta DC seperti UPS (Uninterruptible Power Supply). 8. Penyimpanan dan penghapusan basis data dilakukan secara otomatis berdasarkan periode waktu tertentu seperti harian, mingguan ataupun bulanan.
55
DAFTAR PUSTAKA Anugerah. 2007. Perbandingan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Metode Deret Berkala Box-Jenkins (ARIMA) Sebagai Metode Peramalan Curah Hujan. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Cihar, Michal. 2010. Gammu Phone Database http://wammu.eu/phones// [2 Mei 2010]. Fausett, L. 2004. Fundamentals of Neural Network. Prentice Halls, New Jersey. Grenti, Lesa I. 2006. Peringatan Dini Banjir pada DAS Ciliwung dengan Menggunakan Data Curah Hujan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Harmaji, S. 1991. Analisis Optimasi Dimensi Hidrolik Pelimpah Bedung Tipe Gergaji dengan Pendekatan Uji Model. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kusumadewi, S. 2004. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Matlab & Excel Link. Graha Ilmu. Yogyakarta. Maradona, Raja F. 2008. Pengmbangan Sistem Informasi Harga Benih Ikan Berbasis SMS (Short Message Service). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurista, R. 2007. Pengembangan Sistem Pemantauan dan Peringatan Dini Parameter Lingkungan Mikro dalam Rumah Kaca Berdasarkan Pendekatan Logika Fuzzy Berbasis Teknologi Short Messaging Service (SMS). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Oetomo, B. S. D., dan Handoko. 2003. Teleakses Database Pendidikan Berbasis Ponsel. Penerbit Andi. Yogyakarta. Pusparianti, A.R. 2008. Peramalan Kurs Rupiah terhadap Dolar dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik. Skripsi. Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Bogor. Riswan. 2006. Mengenal SMS (Short Message Service). http://mobileindonesia.net/2006/08/01/short-message-service-sms/ [13 April 2010]. Sutabri, T. 2004. Analisa Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Siang, J. J. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya. Penerbit Andi. Yogyakarta Suwardi. 1999. Identifikasi dan Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Sebagian Kotamadya Semarang dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografi. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Teddy, M., Widiadhi, J., dan Zakaria. 2006. Aplikasi SMS untuk Berbagai Keperluan. Penerbit Informatika. Bandung. Wikipedia Ensiklopedia. 2010. Bendung Katulampa http://id.wikipedia.org/wiki/Bendung_Katulampa [13 April 2010].
56
Lampiran 1. Data Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam.
No
TMA (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
0.74 0.73 0.73 0.73 0.72 0.72 0.76 0.85 1.50 1.75 1.60 1.35 1.24 1.20 1.19 1.18 1.17 1.17 1.17 1.18 1.18 1.18 1.18 1.18 1.22 1.27 1.24 1.21 1.22 1.21 1.21 1.21 1.21 1.20 1.19 1.18 1.17 1.16
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam aktual TMA berikutnya 0.1850 -0.0025 0.1825 0.1825 -0.0025 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1800 0.1800 -0.0025 0.1800 0.1800 0 0.1900 0.1900 0.0100 0.2125 0.2125 0.0225 0.3750 0.3750 0.1625 0.4375 0.4375 0.0625 0.4000 0.4000 -0.0375 0.3375 0.3375 -0.0625 0.3100 0.3100 -0.0275 0.3000 0.3000 -0.0100 0.2975 0.2975 -0.0025 0.2950 0.2950 -0.0025 0.2925 0.2925 -0.0025 0.2925 0.2925 0 0.2925 0.2925 0 0.2950 0.2950 0.0025 0.2950 0.2950 0 0.2950 0.2950 0 0.2950 0.2950 0 0.2950 0.2950 0 0.3050 0.3050 0.0100 0.3175 0.3175 0.0125 0.3100 0.3100 -0.0075 0.3025 0.3025 -0.0075 0.3050 0.3050 0.0025 0.3025 0.3025 -0.0025 0.3025 0.3025 0 0.3025 0.3025 0 0.3025 0.3025 0 0.3000 0.3000 -0.0025 0.2975 0.2975 -0.0025 0.2950 0.2950 -0.0025 0.2925 0.2925 -0.0025 0.2900 0.2900 -0.0025 0.2875
No
TMA (m)
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
1.15 1.14 1.13 1.12 1.11 1.11 1.10 1.09 1.08 1.07 1.06 1.05 1.05 1.04 1.03 1.03 1.02 1.01 1.01 1.01 1.00 1.00 0.99 0.99 0.99 0.99 0.98 0.97 0.97 0.97 0.96 0.96 0.95 1.17 1.27 1.25 1.24 1.23
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam aktual TMA berikutnya 0.2875 -0.0025 0.2850 0.2850 -0.0025 0.2825 0.2825 -0.0025 0.2800 0.2800 -0.0025 0.2775 0.2775 -0.0025 0.2775 0.2775 0 0.2750 0.2750 -0.0025 0.2725 0.2725 -0.0025 0.2700 0.2700 -0.0025 0.2675 0.2675 -0.0025 0.2650 0.2650 -0.0025 0.2625 0.2625 -0.0025 0.2625 0.2625 0 0.2600 0.2600 -0.0025 0.2575 0.2575 -0.0025 0.2575 0.2575 0 0.2550 0.2550 -0.0025 0.2525 0.2525 -0.0025 0.2525 0.2525 0 0.2525 0.2525 0 0.2500 0.2500 -0.0025 0.2500 0.2500 0 0.2475 0.2475 -0.0025 0.2475 0.2475 0 0.2475 0.2475 0 0.2475 0.2475 0 0.2450 0.2450 -0.0025 0.2425 0.2425 -0.0025 0.2425 0.2425 0 0.2425 0.2425 0 0.2400 0.2400 -0.0025 0.2400 0.2400 0 0.2375 0.2375 -0.0025 0.2925 0.2925 0.0550 0.3175 0.3175 0.0250 0.3125 0.3125 -0.0050 0.3100 0.3100 -0.0025 0.3075 -0.0025 0.3075 0.3200
57
Lampiran 1. Data Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam (lanjutan).
No
TMA (m)
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
1.28 1.19 1.18 1.17 1.16 1.15 1.14 1.13 1.12 1.11 1.11 1.10 1.09 1.08 1.07 1.06 1.05 1.05 1.04 1.03 1.03 1.02 1.01 1.01 1.00 0.99 0.99 0.98 0.97 0.96 0.95 0.95 0.95 0.94 0.93 0.93 0.92 0.92
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam actual TMA berikutnya 0.3200 0.0125 0.2975 0.2975 -0.0225 0.2950 0.2950 -0.0025 0.2925 0.2925 -0.0025 0.2900 0.2900 -0.0025 0.2875 0.2875 -0.0025 0.2850 0.2850 -0.0025 0.2825 0.2825 -0.0025 0.2800 0.2800 -0.0025 0.2775 0.2775 -0.0025 0.2775 0.2775 0 0.2750 0.2750 -0.0025 0.2725 0.2725 -0.0025 0.2700 0.2700 -0.0025 0.2675 0.2675 -0.0025 0.2650 0.2650 -0.0025 0.2625 0.2625 -0.0025 0.2625 0.2625 0 0.2600 0.2600 -0.0025 0.2575 0.2575 -0.0025 0.2575 0.2575 0 0.2550 0.2550 -0.0025 0.2525 0.2525 -0.0025 0.2525 0.2525 0 0.2500 0.2500 -0.0025 0.2475 0.2475 -0.0025 0.2475 0.2475 0 0.2450 0.2450 -0.0025 0.2425 0.2425 -0.0025 0.2400 0.2400 -0.0025 0.2375 0.2375 -0.0025 0.2375 0.2375 0 0.2375 0.2375 0 0.2350 0.2350 -0.0025 0.2325 0.2325 -0.0025 0.2325 0.2325 0 0.2300 0.2300 -0.0025 0.2300 0.2300 0 0.2275
No
TMA (m)
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152
0.91 0.91 0.91 0.90 0.89 0.89 0.89 0.88 0.88 0.87 0.87 0.87 0.87 0.86 0.85 0.85 0.85 0.85 0.84 0.84 0.83 0.83 0.83 0.83 0.82 0.82 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 0.80 0.80 0.79 0.78 0.77
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam actual TMA berikutnya 0.2275 -0.0025 0.2275 0.2275 0 0.2275 0.2275 0 0.2250 0.2250 -0.0025 0.2225 0.2225 -0.0025 0.2225 0.2225 0 0.2225 0.2225 0 0.2200 0.2200 -0.0025 0.2200 0.2200 0 0.2175 0.2175 -0.0025 0.2175 0.2175 0 0.2175 0.2175 0 0.2175 0.2175 0 0.2150 0.2150 -0.0025 0.2125 0.2125 -0.0025 0.2125 0.2125 0 0.2125 0.2125 0 0.2125 0.2125 0 0.2100 0.2100 -0.0025 0.2100 0.2100 0 0.2075 0.2075 -0.0025 0.2075 0.2075 0 0.2075 0.2075 0 0.2075 0.2075 0 0.2050 0.2050 -0.0025 0.2050 0.2050 0 0.2025 0.2025 -0.0025 0.2025 0.2025 0 0.2025 0.2025 0 0.2025 0.2025 0 0.2025 0.2025 0 0.2025 0.2025 0 0.2025 0.2025 0 0.2000 0.2000 -0.0025 0.2000 0.2000 0 0.1975 0.1975 -0.0025 0.1950 0.1950 -0.0025 0.1925 -0.0025 0.1925 0.1900
58
Lampiran 1. Data Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam (lanjutan).
No
TMA (m)
153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190
0.76 0.76 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.74 0.74 0.74 0.74 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 0.73 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 0.70 0.70 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam actual TMA berikutnya 0.1900 -0.0025 0.1900 0.1900 0 0.1875 0.1875 -0.0025 0.1875 0.1875 0 0.1875 0.1875 0 0.1875 0.1875 0 0.1875 0.1875 0 0.1875 0.1875 0 0.1875 0.1875 0 0.1850 0.1850 -0.0025 0.1850 0.1850 0 0.1850 0.1850 0 0.1850 0.1850 0 0.1825 0.1825 -0.0025 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1825 0.1825 0 0.1775 0.1775 -0.0050 0.1775 0.1775 0 0.1775 0.1775 0 0.1775 0.1775 0 0.1775 0.1775 0 0.1775 0.1775 0 0.1750 0.1750 -0.0025 0.1750 0.1750 0 0.1725 0.1725 -0.0025 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1725
No
TMA (m)
191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228
0.69 0.69 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.67 0.66 0.66 0.66
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam actual TMA berikutnya 0.1725 0 0.1725 0.1725 0 0.1700 0.1700 -0.0025 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1700 0.1700 0 0.1675 0.1675 -0.0025 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.1675 0.1675 0 0.165 0.1650 -0.0025 0.165 0.1650 0 0.165 0 0.1650 0.165
59
Lampiran 1. Data Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam (lanjutan).
No
TMA (m)
229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264
0.66 0.66 0.66 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.64 0.64 0.64 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.63 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62 0.61 0.61 0.61 0.61
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA actual TMA setelahnya 0.1650 0 0.1650 0.1650 0 0.1650 0.1650 0 0.1625 0.1625 -0.0025 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1625 0.1625 0 0.1600 0.1600 -0.0025 0.1600 0.1600 0 0.1600 0.1600 0 0.1575 0.1575 -0.0025 0.1575 0.1575 0 0.1575 0.1575 0 0.1575 0.1575 0 0.1575 0.1575 0 0.1575 0.1575 0 0.1575 0.1575 0 0.1575 0.1575 0 0.1550 0.1550 -0.0025 0.1550 0.1550 0 0.1550 0.1550 0 0.1550 0.1550 0 0.1550 0.1550 0 0.1525 0.1525 -0.0025 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525
No
TMA (m)
265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300
0.61 0.61 0.61 0.61 0.61 0.61 0.61 0.61 0.61 0.60 0.60 0.60 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59 0.59
TMA setelah normalisasi TMA beda TMA 1 jam actual TMA berikutnya 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1525 0.1525 0 0.1500 0.1500 -0.0025 0.1500 0.1500 0 0.1500 0.1500 0 0.1475 0.1475 -0.0025 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475 0.1475 0 0.1475
60
Lampiran 2. Data Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam.
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TMA (m)
0.76 0.83 0.90 1.03 1.01 0.97 0.93 0.87 0.87 0.87 1.28 1.25 1.16 1.08 1.02 0.98 0.96 0.93 0.93 0.95 1.00 1.04 1.04 1.02 1.01 0.99 0.98 1.01 1.01 1.00 0.99 0.99 1.05 1.04 1.02 1.01 0.99 0.99 0.97 0.97
TMA setelah normalisasi TMA aktual
beda TMA
Kelompok I 0.1900 0.0025 0.2075 0.0175 0.2250 0.0175 0.2575 0.0325 0.2525 -0.0050 0.2425 -0.0100 0.2325 -0.0100 0.2175 0 0.2175 0 0.2175 0 0.3200 0.1025 0.3125 -0.0075 0.2900 -0.0225 0.2700 -0.0200 0.2550 -0.0150 0.2450 -0.0100 0.2400 -0.0050 0.2325 0 0.2325 0 0.2375 0.0050 0.2500 0.0125 0.2600 0.0100 0.2600 0 0.2550 -0.0050 0.2525 -0.0025 0.2475 -0.0050 0.2450 -0.0025 0.2525 -0.0050 0.2525 0 0.2500 -0.0025 0.2475 -0.0025 0.2475 0 0.2625 -0.0050 0.2600 -0.0025 0.2550 -0.0050 0.2525 -0.0025 0.2475 -0.0050 0.2475 0 0.2425 -0.0050 0.2425 0
TMA 1 jam berikutnya 0.2075 0.2250 0.2575 0.2525 0.2425 0.2325 0.2250 0.2175 0.2175 0.3200 0.3125 0.2900 0.2700 0.2550 0.2450 0.2400 0.2350 0.2325 0.2375 0.2500 0.2600 0.2600 0.2550 0.2525 0.2475 0.2450 0.2425 0.2525 0.2500 0.2475 0.2475 0.2450 0.2600 0.2550 0.2525 0.2475 0.2475 0.2425 0.2425 0.2525
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TMA (m)
1.01 1.01 0.80 0.83 0.86 1.47 1.63 1.03 1.01 1.00 0.99 0.98 0.85 0.89 0.98 1.10 1.31 1.11 1.06 1.02 0.99 0.97 0.72 0.72 0.80 1.03 1.07 0.78 0.86 0.99 1.09 1.09 1.00 0.95 0.92 0.89 0.79 0.78 0.78 0.92
TMA setelah normalisasi TMA aktual
beda TMA
TMA 1 jam berikutnya
Kelompok II 0.2525 0.0100 0.2525 0 0.2000 -0.0025 0.2075 0.0075 0.2150 0.0075 0.3675 0.1525 0.4075 0.0400 0.2575 -0.0025 0.2525 -0.0050 0.2500 -0.0025 0.2475 -0.0025 0.2450 -0.0025 0.2125 0 0.2225 0.0100 0.2450 0.0225 0.2750 0.0300 0.3275 0.0525 0.2775 -0.0175 0.2650 -0.0125 0.2550 -0.0100 0.2475 -0.0075 0.2425 -0.0050 0.1800 -0.0025 0.1800 0 0.2000 0.0200 0.2575 0.0575 0.2675 0.0100 0.1950 0 0.2150 0.0200 0.2475 0.0325 0.2725 0.0250 0.2725 0 0.2500 -0.0225 0.2375 -0.0125 0.2300 -0.0075 0.2225 -0.0075 0.1975 0 0.1950 -0.0025 0.1950 0 0.2300 0.0350
0.2525 0.3225 0.2075 0.2150 0.3675 0.4075 0.3775 0.2525 0.2500 0.2475 0.2450 0.2425 0.2225 0.2450 0.2750 0.3275 0.3725 0.2650 0.2550 0.2475 0.2425 0.2375 0.1800 0.2000 0.2575 0.2675 0.2550 0.2150 0.2475 0.2725 0.2725 0.2500 0.2375 0.2300 0.2225 0.2175 0.1950 0.1950 0.2300 0.1800
61
Lampiran 2. Data Pengujian Jaringan Syaraf Tiruan dengan Selang Waktu 1 Jam (lanjutan).
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TMA (m)
1.02 1.08 1.07 1.01 0.96 0.91 0.89 0.79 0.77 0.77 0.77 1.49 1.26 1.18 1.10 1.02 0.99 0.95 0.72 0.71 0.71 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.80 1.00 1.30 1.28 1.26 1.16 1.06 1.00 0.98 0.96 0.75 0.75 0.77
TMA setelah normalisasi TMA aktual
beda TMA
Kelompok III 0.2550 0.0250 0.2700 0.0150 0.2675 -0.0025 0.2525 -0.0150 0.2400 -0.0125 0.2275 -0.0125 0.2225 -0.0050 0.1975 -0.0050 0.1925 -0.0050 0.1925 0 0.1925 0 0.3725 0.1800 0.3150 -0.0575 0.2950 -0.0200 0.2750 -0.0200 0.2550 -0.0200 0.2475 -0.0075 0.2375 -0.0100 0.1800 -0.0050 0.1775 -0.0025 0.1775 0 0.1750 -0.0025 0.1750 0 0.1750 0 0.1750 0 0.1750 0 0.1750 0 0.2000 0.0250 0.2500 0.0500 0.3250 0.0750 0.3200 -0.0050 0.3150 -0.0050 0.2900 -0.0250 0.2650 -0.0250 0.2500 -0.0150 0.2450 -0.0050 0.2400 -0.0050 0.1875 0 0.1875 0 0.1925 0.0050
TMA 1 jam berikutnya 0.3450 0.2675 0.2525 0.2400 0.2275 0.2225 0.2175 0.1925 0.1925 0.1925 0.3725 0.3150 0.2950 0.2750 0.2550 0.2475 0.2375 0.2325 0.1775 0.1775 0.1750 0.1750 0.1750 0.1750 0.1750 0.1750 0.2000 0.2500 0.3250 0.3200 0.3150 0.2900 0.2650 0.2500 0.2450 0.2400 0.2200 0.1875 0.1925 0.3125
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
TMA (m)
1.25 1.14 1.04 0.98 0.93 0.90 0.87 0.75 0.75 0.81 1.35 1.19 1.15 1.07 1.02 0.98 0.95 0.98 0.98 0.99 1.05 1.06 1.06 1.05 1.03 1.00 0.98 0.85 0.85 0.92 1.03 1.08 1.04 1.03 1.00 0.98 0.95 0.85 1.50 1.75
TMA setelah normalisasi TMA aktual
beda TMA
TMA 1 jam berikutnya
Kelompok IV 0.3125 0.1200 0.2850 -0.0275 0.2600 -0.0250 0.2450 -0.0150 0.2325 -0.0125 0.2250 -0.0075 0.2175 -0.0075 0.1875 0 0.1875 0 0.2025 0.0150 0.3375 0.1350 0.2975 -0.0400 0.2875 -0.0125 0.2675 -0.0200 0.2550 -0.0125 0.2450 -0.0100 0.2375 -0.0075 0.2450 0 0.2450 0 0.2475 0.0025 0.2625 0.0150 0.2650 0.0025 0.2650 0 0.2625 -0.0025 0.2575 -0.0050 0.2500 -0.0075 0.2450 -0.0050 0.2125 0 0.2125 0 0.2300 0.0175 0.2575 0.0275 0.2700 0.0125 0.2600 -0.0025 0.2575 -0.0025 0.2500 -0.0075 0.2450 -0.0050 0.2375 -0.0075 0.2125 0.0225 0.3750 0.1625 0.4375 0.0625
0.2850 0.2600 0.2450 0.2325 0.2250 0.2175 0.2125 0.1875 0.2025 0.3375 0.2975 0.2800 0.2675 0.2550 0.2450 0.2375 0.2325 0.2450 0.2475 0.2625 0.2650 0.2650 0.2625 0.2575 0.2500 0.2450 0.2400 0.2125 0.2300 0.2575 0.2700 0.2700 0.2575 0.2500 0.2450 0.2375 0.2325 0.3750 0.5125 0.5750
62
Lampiran 3. Souce Code Program Pembacaan Sensor. Program pembacaan sensor pada mikrokontroller : #include
#include <math.h> #define #define #define #define
HIGH LOW SDATA SCLK
0x01 0x00 P1_0 P1_1
// Serial data // Serial clock
//------// Delays //------void delay_us (unsigned int time_end) { unsigned int index; for (index = 0; index < time_end; index++); } #include void delay_ms <math.h> (unsigned int time_end) #include { unsigned int index; unsigned int us; for (index = 0; index < time_end; index++) { for (us = 0; us < 100; us++); } } //-------------// I2C Functions //-------------void i2c_start (void) { SDATA = HIGH; // Set data line high SCLK = HIGH; // Set clock line high SDATA = LOW; // (START SIGNAL) SCLK = LOW; // Set clock line low } void i2c_stop (void) { SCLK = LOW; // Set clock line low SDATA = LOW; // Set data line low SCLK = HIGH; // Set clock line high SDATA = HIGH; // (STOP SIGNAL) } void i2c_write (unsigned char output_data) { unsigned char index; for(index = 0; index < 8; index++) { SDATA = ((output_data & 0x80) ? 1 : 0); output_data <<= 1; SCLK = HIGH; SCLK = LOW; } SCLK = HIGH; SCLK = LOW; }
unsigned char i2c_read (void) { unsigned char index, input_data; input_data = 0x00; for(index = 0; index < 8; index++) { input_data <<= 1; SCLK = HIGH; input_data |= SDATA; SCLK = LOW; } return input_data; } void i2c_init (void) { SDATA = HIGH; SCLK = HIGH; } //---------// Baca ADDA //---------unsigned char adc(unsigned char channel) { unsigned char hasil; channel |=0x00; i2c_init(); delay_us(5); i2c_start(); delay_us(5); i2c_write(0x90); delay_us(5); i2c_write(channel); delay_us(5); i2c_start(); delay_us(5); i2c_write(0x91); delay_us(5); hasil=i2c_read(); i2c_stop(); return hasil; } main() { P0=0; P1=0; P2=0; P3=0; delay_ms(1000); while(1) { P2=adc(0); P0=P2; delay_ms(50); } }
63
Lampiran 3. Souce Code Program Pembacaan Sensor (lanjutan). Program pembacaan data hasil pengukuran : #include #include <math.h> #include <stdio.h> #include #include <windows.h> typedef short _stdcall (*inpfuncPtr)(short portaddr); typedef void _stdcall (*oupfuncPtr)(short portaddr, short datum); int main(void) { int z,y; HINSTANCE hLib; inpfuncPtr inp32; oupfuncPtr oup32; short x; int i,a,b,j; time_t t0,t1; FILE *hasil; double dif,sigma; float tma1,tma0,delta,delta0; //tma1=real, tma0=sebelum, delta=delta tma, delta0=posisi awal float BobotI1[]= { -28.2949,49.4739,-53.3338,31.2351,43.9173,-29.7160,-1.3622,-32.2359,21.1446 }; float BobotI2[]= { 64.6930,39.0866,26.4550,-62.9351,46.9883,-64.0090,-74.8105,62.1819,69.7031 }; float BiasI[]= { 14.4071,-22.4913,21.1383,14.1688,13.2899,10.3476,2.3163,-1.0591,-3.5487 }; float BobotO[]= { 2.4439,1.2442,0.8964,0.8299,0.6253,0.9177,1.3593,1.0094,1.3821 }; float BiasO=-1.2739; //6.0151; float HN[9],ON; /* Load the library */ hLib = LoadLibrary("inpout32.dll"); if (hLib == NULL) { printf("LoadLibrary Failed.\n"); return -1; } /* get the address of the function */ inp32 = (inpfuncPtr) GetProcAddress(hLib, "Inp32"); if (inp32 == NULL) { printf("GetProcAddress for Inp32 Failed.\n"); return -1; } oup32 = (oupfuncPtr) GetProcAddress(hLib, "Out32"); if (oup32 == NULL) { printf("GetProcAddress for Oup32 Failed.\n"); return -1; } (oup32) (0x37a,32);
hasil=fopen("C:\\Program Files\\xampp\\htdocs\\SI\\status.txt","w"); fprintf(hasil,"7"); fclose(hasil); t1=time(NULL); t0=t1; x = (inp32)(0x378); tma0=((x*4/3.0)+55)/400; printf("%d ",x); printf("%.2f ",tma0*4); hasil=fopen("C:\\Program Files\\xampp\\htdocs\\SI\\test.txt","w"); fprintf(hasil,"%.2f %.2f",tma0*4,tma0*4); fclose(hasil); while(1) { t1=time(NULL); dif=difftime(t1,t0); if(dif>=60.0) { b=0; x = (inp32)(0x378); printf("%d ",x); a=100; b+=x; while(a) { a--; } x = (inp32)(0x378); printf("%d ",x); a=100; b+=x; while(a) { a--; } x = (inp32)(0x378); printf("%d ",x); b+=x; tma1=((b*4/(3*3.0))+55)/400; delta=tma1-tma0; for(j=0; j<9; j++) { sigma=0; sigma=sigma+(BobotI1[j]*tma1)+(BobotI2[j]*delta); HN[j]=((1)/(1+exp(-1*(sigma+BiasI[j])))); } sigma=0; for(j=0; j<9; j++) { sigma=sigma+BobotO[j]*HN[j]; } ON=((1)/(1+exp(-1*(sigma+BiasO)))); printf("%.2f %.2f\n",tma1*4,ON*4); hasil=fopen("C:\\Program Files\\xampp\\htdocs\\SI\\test.txt","w"); fprintf(hasil,"%.2f %.2f",tma1*4,ON*4); fclose(hasil); tma0=tma1; i++; t0=t1; } } FreeLibrary(hLib); getch(); return 0; }
64
Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu (Cihar, 2010). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Jenis Sony Ericsson AINO Sony Ericsson C510 Sony Ericsson C702 Sony Ericsson C902 Sony Ericsson C905 Sony Ericsson D750i Sony Ericsson f305 Sony Ericsson F3507g Sony Ericsson FWT G3x Series Sony Ericsson G502 Sony Ericsson G700 Sony Ericsson J105i Sony Ericsson K300i Sony Ericsson K310i/K310c Sony Ericsson K320i Sony Ericsson K320i Sony Ericsson K500i Sony Ericsson k508i Sony Ericsson K510i Sony Ericsson K510i Sony Ericsson K530i Sony Ericsson K530i Sony Ericsson K550i Sony Ericsson K550i/K550c Sony Ericsson K550im Sony Ericsson K550im Sony Ericsson K600i Sony Ericsson K600i Sony Ericsson K608i Sony Ericsson K608i Sony Ericsson K610i Sony Ericsson K610i Sony Ericsson K618i/V630i Sony Ericsson K618i/V630i Sony Ericsson K630i Sony Ericsson K660i Sony Ericsson K700c Sony Ericsson K700i
Connection at at at at115200 at115200 at19200 at at
No 39 40 41 42 43 44 45 46
Jenis Sony Ericsson K700i Sony Ericsson K750i Sony Ericsson K750i Sony Ericsson k770i Sony Ericsson K770i Sony Ericsson K770i Sony Ericsson K790a Sony Ericsson K790i/K790c
Connection blueat blueat at19200 blueat at blueobex at115200 at115200
at115200
47
Sony Ericsson K790i/K790c
blueat
at19200 at19200 at115200 at19200 at blueat at19200 at115200 at19200 at blueat blueat at115200 blueat at blueat at19200 at19200 bluerfat at19200 blueat blueat at19200 blueat at19200 at115200 at115200 at115200 at19200
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Sony Ericsson K800i Sony Ericsson K800i Sony Ericsson K810i Sony Ericsson K810i Sony Ericsson K850i Sony Ericsson K850i Sony Ericsson M600i Sony Ericsson P800 Sony Ericsson P800 Sony Ericsson R320s Sony Ericsson R520 Sony Ericsson S500i/S500c Sony Ericsson S500i/S500c Sony Ericsson S700i Sony Ericsson Sony W960i Sony Ericsson T230 Sony Ericsson t290a Sony Ericsson T610 Sony Ericsson T610 Sony Ericsson T630 Sony Ericsson T630 Sony Ericsson T650i Sony Ericsson T68i Sony Ericsson T700 Sony Ericsson T700 Sony Ericsson TM506 Sony Ericsson V600i Sony Ericsson V60i Sony Ericsson V640i
at19200 blueat at19200 blueat at blueat at at115200 blueat at115200 at115200 blueat at19200 blueat blueat at at at115200 blueat blueat at115200 blueat at115200 blueat at115200 blueat blueat at115200 blueat
65
Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu (Cihar, 2010) (lanjutan). Connection
No
at
116
Sony Ericsson w902
bluerfat
at115200 blueat blueobex at19200 blueat at at115200 blueat at19200 at115200 blueat blueat at blueat at at115200 blueat at115200 at19200 blueat at blueat at115200 blueat at19200 bluerfat at19200 blueat
117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144
blueat at19200 at115200 at115200 at19200 blueat blueat at blueat bluerfat at19200 at115200 at115200 at115200 at19200 at19200 at at115200 blueat at115200 at19200 blueobex at19200 at115200 at19200 bluerfat at/blueat at
106 Sony Ericsson W810i/W810c
blueat
145
107 108 109 110 111 112 113 114 115
at115200 blueat blueat at19200 blueat at115200 blueat blueat at19200
146 147 148 149 150 151 152 153 154
Sony Ericsson W910i Sony Ericsson W910i Sony Ericsson W950i Sony Ericsson Yari U100i Sony Ericsson Z1010 Sony Ericsson Z1010 Sony Ericsson Z310i/Z310c Sony Ericsson Z520a Sony Ericsson Z520i/Z520c Sony Ericsson Z530i/Z530c Sony Ericsson Z530i/Z530c Sony Ericsson Z550i Sony Ericsson Z558i Sony Ericsson Z600 Sony Ericsson Z610i Sony Ericsson Z710 Sony Ericsson Z710i/Z710c Sony Ericsson Z750A Sony Ericsson Z770i Sony Ericsson Z800 MOTOROLA C385 MOTOROLA i335 MOTOROLA K1 MOTOROLA L2 MOTOROLA L6 MOTOROLA L6 MOTOROLA L7 MOTOROLA L9 MOTOROLA MOTORAZR2 V8 MOTOROLA PEBL U6 MOTOROLA RAZR V3 MOTOROLA RAZR V3x MOTOROLA RAZR V3xxR MOTOROLA ROKR E1 MOTOROLA THIPHONE MOTOROLA V1075 MOTOROLA V188 MOTOROLA V190
No 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Jenis Sony Ericsson V800/V802SE/Z800i Sony Ericsson W200i/W200c Sony Ericsson W300i Sony Ericsson W300i Sony Ericsson W300i/W300c Sony Ericsson W302 Sony Ericsson W302 Sony Ericsson W350i Sony Ericsson W350i/W350c Sony Ericsson W350i/W350c Sony Ericsson w380a Sony Ericsson w380a Sony Ericsson w395 Sony Ericsson w395 Sony Ericsson W550i Sony Ericsson W550i/W550c Sony Ericsson w580i Sony Ericsson W580i/W580c Sony Ericsson W595s Sony Ericsson W610i/W610c Sony Ericsson W610i/W610c Sony Ericsson W660i Sony Ericsson W660i Sony Ericsson W700i/W700c Sony Ericsson W710i Sony Ericsson W760i Sony Ericsson W760i Sony Ericsson W800i/W800c Sony Ericsson W800i/W800c
Sony Ericsson W810i/W810c Sony Ericsson W810i/W810c Sony Ericsson W830i/W830c Sony Ericsson W850i Sony Ericsson W850i Sony Ericsson W880i Sony Ericsson W880i Sony Ericsson W890i Sony Ericsson W900i
Jenis
Connection
bluerfat at at115200 at19200 at115200 at115200 blueat at19200 at at19200
66
Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu (Cihar, 2010) (lanjutan). No 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194
Jenis MOTOROLA V195 MOTOROLA V195 MOTOROLA V235 MOTOROLA V3 MOTOROLA V330 MOTOROLA V360 MOTOROLA V3I MOTOROLA V3iv MOTOROLA V3R MOTOROLA V3R MOTOROLA V3R MOTOROLA V3RE MOTOROLA W490 MOTOROLA W5 MOTOROLA Z3 Huawei E158G Huawei E160 Huawei E160e Huawei E160G Huawei E169 Huawei E170 Huawei E176G Huawei E220 Huawei E226 Huawei E660A Huawei EM770 Huawei K3520 Huawei MF627 Huawei MTK2 Huawei SU9000 Huawei U526 Huawei UMG181 LG CU-500 LG CU-515 LG KE820 LG KF750 secret LG KG300 LG KP199 LG KP265D LG KP320
Connection at19200 bluerfat at115200 at blueat at115200 at115200 dlr3 at115200 blueat bluerfat at blueat blueat at19200 at at19200 at19200 at115200 at19200 at115200 at115200 at19200 at19200 at19200 at at at19200 at115200 at115200 at at115200 at115200 blueat at19200 at115200 at19200 at at115200 at115200
No 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234
Jenis LG KT520 LG KT525 LG MG220d LG MTK2 LG TU550 LG U8330 LG VU Nokia 2125i Nokia 2323 Nokia 2600 Nokia 2630 Nokia 2680 Nokia 2720-2 Nokia 2730 Nokia 2760 Nokia 3100 Nokia 3100 Nokia 3100 Nokia 3100 Nokia 3100 Nokia 3100 Nokia 3105 Nokia 3109c Nokia 3109c Nokia 3109c Nokia 3110 classic Nokia 3110c Nokia 3110c Nokia 3120 Nokia 3120 Nokia 3120 Nokia 3120 Nokia 3200 Nokia 3200 Nokia 3210 Nokia 3220 Nokia 3220i Nokia 3230 Nokia 3310 Nokia 3310 Classic
Connection blueat at115200 at19200 at at at115200 blueat dku2phonet bluephonet bluephonet bluephonet fbusdlr3 bluephonet bluephonet bluephonet dlr3 fbuspl2303 fbus fbuspl2303 bluephonet dku5fbus dku5fbus at115200 phonetblue irdaphonet bluerfphonet bluerfphonet fbus fbuspl2303 fbusdku5 blueat bluephonet irdaphonet fbuspl2303 fbus fbusirda dku2phonet bluerffbus fbus fbus
67
Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu (Cihar, 2010) (lanjutan). No 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274
Jenis Nokia 3410 Nokia 3410 Nokia 3500 classic Nokia 3510i Nokia 3586i Nokia 3586i Nokia 5000 Nokia 5110 Nokia 5110 Nokia 5130 Nokia 5140 Nokia 5140 Nokia 5140i Nokia 5140i Nokia 5190 Nokia 5200 Nokia 5200 Nokia 5220 xpress music Nokia 5300 Nokia 5300 Nokia 5310 Nokia 5310 Nokia 5500 Nokia 5510 Nokia 5600 Slide Nokia 5610 xpress music Nokia 6020 Nokia 6020 Nokia 6021 Nokia 6021 Nokia 6021 Nokia 6021 Nokia 6030 Nokia 6030 Nokia 6070 Nokia 6070 Nokia 6070 Nokia 6070 Nokia 6070 Nokia 6080
Connection fbuspl2303 fbus bluephonet fbus fbuspl2303 dku5fbus bluephonet fbuspl2303 fbus bluephonet fbusdlr3 irdaphonet irdaphonet fbusdlr3 fbus bluerfphonet fbusdlr3 fbusblue at115200 bluephonet bluephonet dku2phonet bluerfat fbus bluerfat fbusdku5 dlr3 irdaphonet bluephonet fbus bluephonet irdaphonet fbuspl2303 fbus fbuspl2303 fbus fbusdku5 irdaphonet phonetblue at19200
No 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314
Jenis Nokia 6085 Nokia 6085 Nokia 6086 Nokia 6100 Nokia 6100 Nokia 6100 Nokia 6101 Nokia 6101 Nokia 6131 Nokia 6131 Nokia 6133 Nokia 6133 Nokia 6151 Nokia 6170 Nokia 6210 Nokia 6210 Nokia 6220 Nokia 6230 Nokia 6230 Nokia 6230i Nokia 6230i Nokia 6230i Nokia 6230i Nokia 6230i Nokia 6230i Nokia 6233 Nokia 6234 Nokia 6267 Nokia 6270 Nokia 6280 Nokia 6288 Nokia 6288 Nokia 6300 Nokia 6300 Nokia 6300 Nokia 6301 Nokia 6310 Nokia 6310 Nokia 6310i Nokia 6310i
Connection dku2phonet bluephonet bluerfphonet irdaphonet fbuspl2303 dlr3 irdaphonet fbus bluephonet at19200 blueat fbus bluephonet at19200 fbusdlr3 fbus fbusdlr3 irdaphonet bluephonet bluephonet dku2phonet irdaphonet bluephonet dku2phonet fbusdlr3 bluephonet bluephonet at115200 bluephonet bluephonet fbus fbusdlr3 bluerfphonet fbus bluephonet bluerfat irdaphonet bluerfphonet irdaphonet fbusdlr3
68
Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu (Cihar, 2010) (lanjutan). No 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354
Jenis Nokia 6310i Nokia 6310i Nokia 6330 Nokia 6340i Nokia 6340i Nokia 6500 Nokia 6500 SLIDE Nokia 6600 Nokia 6600S Nokia 6610 Nokia 6610 Nokia 6610 Nokia 6610i Nokia 6670 Nokia 6681 Nokia 6700 Nokia 6810 Nokia 6820 Nokia 6820 Nokia 7110 Nokia 7120 supernova Nokia 7210s Nokia 7250i Nokia 7360 Nokia 7360 Nokia 7500 prism Nokia 7500 prism Nokia 7600 Nokia 7610 Supernova Nokia 7600 Nokia 8210 Nokia 8250 Nokia 8250 Nokia 8310 Nokia 8800 Nokia 9210i Nokia E51 Nokia E61 Nokia e63 Nokia E71
Connection bluerfphonet dku2phonet bluephonet fbuspl2303 at19200 bluephonet bluephonet at115200 bluephonet fbusdlr3 dku2phonet irdaphonet irdaphonet at19200 dku2phonet bluephonet bluephonet irdaphonet bluephonet mbus bluephonet bluerfphonet fbus fbuspl2303 irdaphonet at19200 dku2phonet at19200 bluephonet bluefbus irdaphonet fbus irdaphonet irdaphonet bluephonet at19200 at115200 dku2at dku2at at115200
No 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394
Jenis Nokia E75 Nokia N30 M2M Nokia N65 Nokia N70 Nokia N72 Nokia N73 Nokia N73 Nokia N900 China Mobile Nokia N95 Samsung 129 Samsung 1410 Samsung C3050 Samsung c3110 Samsung E250V Samsung G600 Samsung GT-S5230 Samsung GT-S5230 Samsung S8000 (jet) Samsung M310 Samsung M8800 Pixon Samsung S3650 Corby Samsung SGH X-210 Samsung SGH-A701 Samsung SGH-A707 Samsung SGH-A737 Samsung SGH-B510 Samsung SGH-C200N Samsung SGH-C300 Samsung SGH-C506 Samsung SGH-D407 Samsung SGH-D407 Samsung SGH-D520 Samsung SGH-D780 Samsung SGH-D840 Samsung SGH-D900i Samsung SGH-E200 Samsung SGH-E215L Samsung SGH-E310 Samsung SGH-E530 Samsung SGH-E720
Connection fbusdku5 at19200 bluephonet at115200 at115200 bluerfat dku2phonet at115200 at115200 at19200 at19200 blueat at115200 at115200 blueat blueat at115200 at blueat at blueat at19200 at19200 at at blueat at19200 at at blueat at at at115200 blueat at19200 at at115200 at19200 blueat blueat
69
Lampiran 4. Daftar Telepon Selular yang Didukung Gammu (Cihar, 2010) (lanjutan). No 395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433
Jenis Samsung SGH-E770 Samsung SGH-E840 Samsung SGH-E900 Samsung sgh-f250l Samsung SGH-F700V Samsung SGH-i607 Samsung SGH-J150 Samsung SGH-J700 Samsung SGH-J750 Samsung SGH-L760 Samsung SGH-M300V Samsung SGH-S400i Samsung SGH-S501i Samsung SGH-U600 Samsung SGH-U900 Samsung SGH-U900 Samsung SGH-V710 Samsung SGH-Z107 Samsung SGH-Z150 Samsung SGH-Z240 Samsung SGH-Z300 Samsung SGH-Z400 Samsung SGH-Z510 Samsung SGH-ZV40 Samsung sph a 680 Samsung sph-i700 Siemens A56 Siemens A60 Siemens A62 Siemens A65 Siemens AX75 Siemens C35i Siemens C45 Siemens C55 Siemens C60 Siemens C61 Siemens C65 Siemens C65 Siemens C6V
Connection at19200 blueat at115200 at19200 at at19200 at115200 at blueat at19200 at blueat blueat at115200 at115200 at19200 at at at115200 blueat at19200 at19200 blueat at115200 at at at19200 at19200 at115200 at19200 at115200 at19200 at19200 at19200 at19200 at19200 irdaat at19200 at19200
No 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443 444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469 470 471
Jenis Siemens C75 Siemens C75 Siemens CF62 Siemens CF75 Siemens CX65 Siemens CX75 Siemens EL71 Siemens ES75 Siemens M35i Siemens M55 Siemens M65 Siemens MC 60 Siemens MC35i Siemens MC60 Siemens MC75 Siemens ME45 Siemens ME75 Siemens MT50 Siemens S11 Siemens S25 Siemens S45 Siemens S55 Siemens S65 Siemens S65 Siemens S68 Siemens S75 Siemens S75 Siemens SK65 Siemens SK6R Siemens SL 75 Siemens SL45i Siemens SP65 Siemens TC35 ZTE G X760 ZTE MF-627 ZTE MF110 ZTE MF622 ZTE MF626
Connection at115200 at at19200 at19200 at115200 blueat at115200 at19200 at19200 at19200 at115200 at19200 at19200 at19200 at19200 at19200 at115200 at19200 at19200 at115200 at19200 at115200 at19200 blueat blueat blueat at115200 at at blueat at19200 at19200 at19200 at115200 at19200 at115200 at at
70
Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran dan Pendugaan pada Simulasi dengan Selang Waktu Pengamatan 1 jam. Jam ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
TMA (m) 2.00 2.19 2.23 2.38 2.62 2.62 2.60 2.67 2.52 2.19 1.88 1.63 1.43 1.16 1.02 0.88 0.82 0.88 0.71 0.71 0.63 0.87 1.08 1.19 1.39 1.56 1.72 1.86 1.92 2.07 2.22 2.59 2.99 2.95 2.67 2.56
TMA Duga (m) 2.48 2.69 2.65 3.15 2.93 2.67 2.69 2.68 2.74 1.27 0.72 1.12 1.16 1.03 0.78 0.90 0.88 0.72 0.72 0.63 1.09 1.12 1.19 1.18 0.93 0.67 0.92 1.20 1.65 2.95 2.83 3.07 2.61 2.77 2.72
Pengiriman Informasi ya, siaga 2 tidak tidak ya, siaga 1 tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya, normal tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya, siaga 2 tidak ya, siaga 1 tidak tidak tidak
Jam ke37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
TMA (m) 2.23 1.84 1.67 1.43 1.38 1.12 0.95 0.91 0.82 0.80 0.80 0.75 0.91 0.91 0.91 0.90 0.91 0.84 1.10 1.19 1.19 1.31 1.83 2.44 2.72 2.74 2.80 2.46 2.10 1.76 1.56 1.30 1.14 0.99 0.88
TMA Duga (m) 2.11 1.38 1.67 1.14 1.22 1.12 0.95 0.91 0.52 0.80 0.80 0.54 1.67 0.91 0.93 0.90 0.91 0.59 1.34 1.24 1.24 1.24 1.81 1.54 3.11 2.87 3.09 3.03 2.96 2.31 1.65 1.12 0.83 0.57 0.52
Pengiriman Informasi Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak tidak ya, normal tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya, siaga 2 ya, siaga 1 tidak tidak tidak tidak Tidak Tidak Tidak Tidak ya, normal Tidak
Keterangan : Dalam model, 1 jam diwakili dengan 1 menit.
71