RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS LADA TIPE PIRINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ETHNOGRAPHY DAN KANSEI ENGINEERING Rizki Maizar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
[email protected]
ABSTRACT- Peppercorn fruit represent one of type agricultural produce which is there West Kalimantan. One of peppercorn producer which is there West Kalimantan Subdistrict of Turmeric River which is the included in regency Pontianak. Peel by with traditional the than peppercorn fruit use the way of as have done farmer at area of River of Turmeric of WestKalimantan require the time old ones. Process the peppercorn peel of like this require the time old ones and worker experience of assorted of sigh. Process the the peel result the wrist and shoulder have to make a move to turn around, so that direct contact with the peppercorn in a state of depressing peppercorn owning rubber without using gauntlet. Pursuant to problems faced by all farmer at process of saok and peppercorn peel traditionally. Hence, one of alternative which can be conducted by through device of parer of husk of peppercorn fruit. This device can pare the peppercorn husk by using machine of in paring husk of peppercorn fruit eat the briefer time. Method to be used to catch the consumer habit is Ethnography and to catch the emotion by using Kansei Engineering. This method conduct the depiction emotion of human being throughing words is nature of poured by a appearance desain and form. This method conduct the depiction of emotion human being words of poured a appearance desain and form, That matter can explain that device can deputize the consumer emotion. Basically device represent the real reflection of consumer, expression of self of consumer and conveyor media order in social life of consumer. Result of scheme form the framework wanted by the in form of mixture, with the made substance from iron moved by electromotor of the size minimize. The category obtained by pursuant to analysis of conjoint and multivariat. Product examination which have been conducted, requiring time of during 40 minute to pare the peppercorn as heavy as 10 Singk. With the dipping duration of during 3 day, this matter is compared to by briefer of peppercorn peel traditionally requiring dipping time of during 7 day and time process the peel require the time 60 minute of 10 peppercorn Singk.
Keyword : Peppercorn, device, Etnografi, Kansei Engineering 1.
Pendahuluan Buah lada merupakan salah satu jenis hasil pertanian yang terdapat di Kalimantan Barat. Salah satu penghasil lada yang terdapat di Kalimantan Barat adalah Kecamatan Sungai Kunyit yang termasuk dalam Kabupaten Pontianak. Proses pengupasan buah lada seperti proses perontokan lada dari tangkai, dilanjutkan sortasi dengan diameter 6 mm sampai 8 mm, dan pengupasan kulit dengan cara tradisional dari buah lada menggunakan cara seperti yang dilakukan oleh petani di daerah Sungai Kunyit Kalimantan Barat membutuhkan waktu yang lama. Proses pengupasan buah lada setelah dipanen menggunakan teknik perendaman dan pengupasan dilakukan dengan menggunakan cara yang tradisional. Proses perendaman buah lada memerlukan jangka waktu 7-10 hari. Perendaman dilanjutkan pengupasan dengan menekan buah lada menggunakan tangan dalam keadaan memutar pada sebuah wadah yang memiliki lubang. Proses pengupasan lada seperti ini membutuhkan waktu yang lama dan pekerja mengalami berbagai macam keluhan. Proses pengupasan tersebut mengakibatkan pergelangan tangan dan bahu harus bergerak memutar, sehingga bersinggungan langsung dengan lada dalam keadaan menekan lada yang memiliki getah tanpa menggunakan sarung tangan.
Gambar 1 Pengupasan lada Secara Tradisional
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh para petani pada proses perendaman dan pengupasan lada secara tradisional. Maka, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui rancangan mesin pengupas kulit buah lada. Rancangan ini dapat mengupas kulit lada dengan menggunakan mesin agar dalam mengupas kulit buah lada memakan waktu yang lebih singkat.
19
2.
Tinjauan Pustaka Produk yang akan dibuat adalah sebuah produk yang dapat mengupas lada tanpa harus melalui proses perendaman yang cukup lama. Menurut (Ulrich dan Eppinger, 2001) produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktifitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahapan produksi, penjualan, dan pengiriman produk. Menurut (Ginting, 2008) pada masyarakat modern, aktivitas perancangan dilakukan oleh orang yang sama dengan pembuatan produk sehingga dalam hal ini tidak diperlukan model/gambar. Perkembangan dewasa ini, etnografi tidak hanya paparan saja, tanpa interpretasi. (Bungin,2012)mendefinisikan sebagai pembuatan dokumentasi lapangan.Menurut (Abdurrahmat, 2005) Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa di suatu komonitas dari suatu daerah geografi ekologi, atau disuatu wilayah administratif tertentu yang menjadi pokok deskripsi sebuah buku etnografi, biasanya di bagi kedalam bab-bab tentang unsur-unsur kebudayaan menurut suatu tata aturan yang sudah baku. Susunan tata urut itu kita sebut saja “kerangka Etnografi”.Menurut (Abdurrahmat, 2005) Sebuah karangan tentang kebudayaan suatu suku bangsa yang disusun menurut kerangka Etnografi akan terdiri dari bab-bab berikut ini : 1. Lokasi, Lingkungan Alam dan Demografi 2. Asal Mula dan Sejarah Suku Bangsa 3. Bahasa 4. Sistem Teknologi 5. Sistem Mata Pencarian 6. Organisasi Sosial 7. Sistem Pengetahuan 8. Kesenian Kansei Engineering (Rekayasa Kansei) adalah teknologi yang menyatukan kansei (perasaan dan emosi) dengan disiplin ilmu rekayasa. Kansei diperkenalkan pada tahun 1970 oleh Mitsuo Nagamchi. Nagamachi meramalkan konsumen akan berhenti membeli produk ketika semua kebutuhan telah terpenuhi. Jika keadaan ini benar-benar terjadi maka hanya produk-produk yang berkualitas saja yang akan bertahan. Kemudian terlintas dalam pikirannya hanya produk yang merealisasikan perasaan konsumen yang akan laku terjual. Sehingga nantinya akan muncul produk yang dibuat berdasarkan kepribadian seseorang. Keinginan dan emosi konsumen tersebut keinginan konsumen diterjemahkan baik dalam bentuk fungsi dan bentuk produk (Nagamachi and Lokman, 2011)
sebagai salah satu pendekatan kualitatif yang akan digunakan dalam perancangan produk untuk mementukan kata-kata kansei yang berupa kata sifat. Pengumpulan data Etnografi dalam rancang bangun alat pengupas lada tipe piringan ini sesuai dengan kebiasaan masyarakat dalam proses pengolahan lada. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan dan kuesioner Etnografi. Pengamatandan kuesioner Etnografi adalah alat yang digunakan untuk memperoleh informasi sebanyakbanyaknya dari pengguna produk, yang kemudian akan disaring informasi tersebut menjadi kata-kata Kansei. Pengumpulan data Etnografi diperoleh berdasarkan pengamatan dan kuesioner Etnografi. Semakin mendalam pengamatan yang dilakukan maka, semakin banyak pula informasi yang diperoleh tentang keinginan konsumen dan kebutuhan konsumen. Pengumpulan data Etnografi dalam rancang bangun mesin pengupas lada ini, dilakukan untuk memperoleh informasi dengan mendeskripsikan mengenai kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Sungai Kunyit dalam melakukan aktifitas pengolahan lada. Pendeskripsian dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang rancang produk yang dibutuhkan, Adapun pengumpulan informasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : No
1
2
3
4
5
6 Gambar 2 Proses Sistem Rekayasa Kansei Sumber : (Nagamachi, 2011)
3.
Hasil Penelitian Rancang bangun mesin pengupas lada ini sebagai objek penelitian yang dirancang menggunakan metode Etnografi dan Kansei Engineering. Etnografi
7
Tabel 1 Rekap Pengamatan Etnografi Pengamatan Keterangan Pekerja mengalami kelelahan pada pergelangan tangan Pengupasan Pekerja mengalami lecet pada Lada bagian telapak tangan Terdapat kerusakan pada wadah alat pengupas lada Pekerja terlihat kesulitan dalam pemindahan bahan Pengupasan Pekerja berkali-kali Lada membersihkan wadah pengupas Pekerja pada posisi yang berbahaya Bau kurang sedap pada daerah sekitas perendaman lada Pengupasan Pekerja jongkok pada waktu Lada yang lama Pekerja terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama Pekerja dalam kondisi basah dari pinggang kebawah Pengupasan Pekerja dalam keadaan Lada membungkuk pada jangka waktu yang lama Pekerja terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama Pengeringan lada Pekerja jongkok pada waktu yang lama Perendaman Pekerja dalam kondisi basah Lada dari pinggang kebawah Pada Saat Pekerja mengangkut beban yang Panen Lada berat
Penyusunan kansei word diperoleh melalui observasiEtnografi dan kusioner Etnografi terhadap keinginan pengguna. Kansei Word berupa kata-kata sifat yang saling berlawanan. Penyusunan Kansei word
20
berdasarkan pengamatan Etnografi dan kuesioner Etnografi dilakukan pada bentuk produk, fungsi produk, ukuran produk, bahan produk, harga produk, warna produk, sistem kerja mesin, beban produk, dan jenis penggerak. Berikut ini adalah rekap kata-kata Kansei word yang diperoleh berdasarkan pengamatanEtnografi dan kusioner Etnografi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4 Uji Validitas iterasi Kedua
Tabel 2 Rekap Kansei Word
No 1 2 3 4 5 6
Kata Kansei Lemah Kuat Membosankan Menarik Besar Kecil Mahal Murah Mudah rusak Awet Manual Otomatis Sulit Mudah 7 dibersihkan Dibersihkan 8 Kontaminasi Higienis 9 Berat Ringan 10 Kompleks Sederhana 11 Bahaya Aman 12 Natural Mencolok 13 Tidak Artistik Artistik 14 Tidak praktis Praktis 15 Tidak inovatif Inovatif 16 Lambat Cepat 17 Tradisional Moderen Mudah 18 Sulit dibawa dibawa Evaluasi kuesioner pertama (Semantic Differential I) dilakukan Setelah Kansei word didapat, kuesioner pertama kemudian didistribusikan untuk memperoleh evaluasi konsumen. Seluruh responden diberi skala 5 Semantic Differential. Kemudian memeriksa satu poin diantara angka-angka berskala yang mereka pikir sesuai dengan keinginannya. Evaluasi kuesioner pertama (Semantic Differential I) dilakukan dengan Uji validitas dan uji reliabilitas pada tiap Kansei World. Adapun hasil evaluasi kuesioner pertama dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 Uji Validitas iterasi Pertama
Berikut hasil perhitungan uji reliabilitas secara keseluruhan pada tiap item menggunakan SPSS Versi 17.00 : Tabel 5 Perhitungan Nilai Reliability Tiap Item
No 1 2 3 4 5 6
Cronback's Alpha 0,758 0,759 0,763 0,756 0,757 0,758
Kata Kansei Lemah Membosankan Besar Mahal mudah rusak Manual Sulit dibersihkan Berat Kompleks Bahaya Tidak praktis Lambat
Kuat Menarik Kecil Murah Awet Otomatis Mudah 7 0,755 Dibersihkan 8 Ringan 0,756 9 Sederhana 0,764 10 Aman 0,764 11 Praktis 0,757 12 Cepat 0,759 Mudah 13 Sulit dibawa 0,763 dibawa Penentuan item dan kategori digunakan untuk membentuk kombinasi sampel produk. Kombinasi sampel produk diperoleh dengan perhitungan sampel minimum. Kombinasi dari tiap sampel produk ini akan menjadi kuesioner yang kedua yang akan dievaluasi dengan menggunakan analisis Conjoint dan Multivariat. Terdapat 4 item penting dalam mesin pengupas lada yaitu bentuk produk, bahan kerangka sistem Penggerak, dan ukuran produk. Item-item tersebut yang dianggap mewakili sebuah kontruksi dominan dan kansei word dari tiap bagian mesin yang dituangkan dalam deskripsi produk. Tabel 6 Item Dan Kategori
No
Item
1
Bentuk Krangka
2
Bahan Kerangka
3
Sistem Kerja Mesin
4
Ukuran
No 1
Kategori Persegi
2
Trapesium
3 1 2 1 2 3 1 2 3
Campuran Besi Kayu Manual Motor Bensin Motor Listrik Kecil < 50 x 50 x 50 Cm Sedang 0,125 m³ - 1 m³ Besar 1 m³ - 8 m³
21
Penentuan Jumlah sampel produk minimum Berdasarkan item dan kategori yang telah disiapkan, produk-produk terdiri dari 11 kategori dan 4 item. Sampel Minimum = ( Total jumlah Kategori – jumlah item ) + 1 = (11-4) + 1 = 8 Sampel produk Evaluasi kuesioner kedua (kuisioner Semantic Differential II) merupakan lanjutan dari kuisioner Semantic Differential I yang disebarkan kepada 10 responden berdasarkan jumlah petani di kawasan Sungai kunyit Desa Mendalok. Sampel produk yang diberikan kepada responden berjumlah 8 sampel. Evaluasi kuesioner kedua (Semantic DifferentialII) dilakukan dengan Analisis conjoint dan analisis multivariat pada tiap Kansei World. Konstan =
,
,
,
,
,
,
,
,
= 3,675
Tabel 7 Nilai Rata-rata Kansei Word Setiap Sampel Produk
rata-rata sampel dimana kategori digunakan dan bagi dengan banyaknya jumlah sampel. Kategori bentuk persegi digunakan pada sampel 1 dan sampel 4. Maka : Rata-rata untuk bentuk kerangka persegi 4,00 3,90 = = 3,950 2 Selanjutnya perhitungan nilai deviasi menggunakan persamaan. Contoh perhitungan nilai deviasi kansei word pertama (Lemah-Kuat) untuk kategori bentuk kerangka persegi Deviasi =Rangking kategori rata-rata–Rangking rata-rata keseluruhan Deviasi kategori persegi = 3,950 – 3,988 = -0,038 Pemilihan desain produk berdasarkan nilai deviasi dan pendekatan elemen desain. Cara untuk menentukan desain yang terpilih adalah dengan membandingkan nilai deviasi masing-masing kategori pada setiap kata kansei. Nilai deviasi masing-masing kategori yang tertinggi pada masing-masing kansei word merupakan desain yang terpilih. Tabel 8 Pemillihan Desain Produk
Kemudian menghitung nilai rata-rata kategori pada masing-masing item. Cara menghitung nilai ratarata kategori adalah dengan mengetahui pada sampel produk mana saja kategori dipakai, jumlahkan nilai Analisa lanjutan untuk menentukan kategori yang terpilih menggunakan Multivarite Statistical Analysis. Hasil perhitungan nilai rata-rata setiap sampel terhadap kansei words dikurangi dengan nilai constrain(average score).Perhitungan constrain skala semantic differential adalah sebagai berikut: 1+2+3+4+5 = =3 5 Tabel 9 Hasil Transpose Nilai Rata-rata Setiap Sampel Terhadap Kansei Word
1. Rata-rata sampel 1 kansei word Kelima (Besar-Kecil) = 4,2-3 = 1,2 2. Nilai rata-rata sampel 2 kansei word Kelima (Besar-Kecil) =4,3-3= 1,3 3. Nilai rata-rata sampel 3 kansei word Kelima (Besar-Kecil) =3,6-3= 0,6 4. Nilai rata-rata sampel 4 kansei word Kelima (Besar-Kecil) =3,6-3= 0,6 Begitu seterusnya untuk pengurangan nilai ratarata setiap sampel dengan nilai constrain pada kansei word 2 sampai 13. Hasil perhitungannya ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 10 Hasil Pengurangan Nilai Rata-rata Setiap Sampel dengan Nilai Constrain Terhadap Kansei Word
Nilai rata-rata setiap sampel kemudian dikurangi dengan nilai constrain semantic differenstial. Contoh perhitungan pengurangan antara nilai rata-rata sampel dengan nilai constrain pada kansei word kelima (Besar-Kecil) adalah sebagai berikut :
22
4.
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian rancang bangun mesin pengupas lada tipe piringan ini adalah : 1. Waktu proses pengupasan dengan menggunakan mesin pengupas lada tipe piringan ini berdasarkan pengujian produk yang telah dilakukan, membutuhkan waktu selama 40 menit untuk mengupas lada seberat 10 Kg. Dengan jangka waktu perendaman selama 3 hari, hal ini lebih singkat dibandingkan dengan pengupasan lada secara tradisional yang membutuhkan waktu perendaman selama 7 hari dan waktu proses pengupasan membutuhkan waktu 60 menit per 10 Kg lada 2. Perancangan mesin pengupas lada tipe piringan menggunakan metode etnografi dengan mengamati kebiasaan masyarakat dalam pengupasan lada secara tradisional didapatkan 18 kansei word. Kedelapan belas kansei word tersebut berhubungan dengan kebiasaan masyarakat dalam proses pengupasan lada yaitu : (lemah - kuat), (membosankan - menarik), (besar – kecil), (mahal - murah), (mudah rusak - awet), (otomatis - manual), (sulit dibersihkan mudah dibersihkan), (kontaminasi-higienis), (berat-ringan), (kompleks-sederhana), (bahaya - aman), (natural-mencolok), (tidak artistik - artistik), (tidak praktis -praktis), (tidak inovatif – inovatif), (lambat - cepat), (tradisional - moderen) dan (sulit dibawa mudah dibawa). 3. Perancangan mesin pengupas lada tipe piringan menggunakan metode kansei enginering sesuai dengan keinginan konsumen. Diperoleh bentuk kerangka yang diinginkan berbentuk campuran, dengan bahan yang terbuat dari besi digerakkan oleh motor listrik dengan ukuran kecil. Kategori tersebut diperoleh berdasarkan analisis conjoint dan memiliki spesifikasi yang sama pada analisis multivariat yang terdapat pada sampel produk 3.
Jointly Published by McGraw-Hill Book Co Singapore and Penerbit Salemba Teknika. Biografi Rizki Maizar lahir di pontianak, pada tanggal 19 Mei 1993, anak ketiga dari 3 bersaudara dari pasangan Ibu Muslina dan Bapak Agussalim. Penulis memulai pendidikan di SDN 37, Pontianak dan lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan ke SMPN 16, Pontianak dan lulus pada tahun 2008, melanjutkan lagi di SMKN 4, Pontianak dan lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan perguruan tinggi pada tahun 2011 dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Referensi [1] Abdurrahmat, Fathoni. 2005. Antropologi Sosial Budaya. Rineka Cipta. Garut. [2] Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. [3] Ginting, Rosnani. 2008. Perancangan Produk. Medan: Graha Ilmu. [4] Nagamachi, Mitsuo dan Mohd Lokman, Anitawati. 2011. Innovations of Kansei Engineering. CRC Press. [5] Nagamachi, Mitsuo. 2011. Kansei /Affective Engineering. CRC Press. PT. Indeks [6] Ulrich, Karl T, andEppinger, Steven D.2001. Perancangan dan pengembangan Produk. Jakarta.
23