perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989
TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Disusun oleh : ROMAT AGUNG PURNOMO I 8109041
PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN PRODUKSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul :
RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989 Disusun oleh:
ROMAT AGUNG PURNOMO NIM. I8109041 Telah dapat disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.
Surakarta, Pembimbing I
Agustus 2012
Pembimbing II
Heru Sukanto, S.T,M.T.
Purwadi Joko Widodo, S.T, M.Kom. NIP. 19730126 199702 1 001
NIP. 19720731 199702 1 001
Mengetahui, Ketua Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Heru Sukanto, S.T,M.T. commit to user NIP. 19720731 199702 1 001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO ·
Dengan selalu berupaya menjadi orang baik dan melakukan yang terbaik, maka kebaikan akan selalu berada di sekitarmu.
·
Apa yang anda lakukan hari ini, merupakan kunci kebaikan ataupun juga kehancuran hari esok, lakukan yang terbaik untuk hari ini.
·
Bila kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.
·
Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum anda miliki, maka Anda akan harus melakukan sesuatu yang belum pernah anda lakukan.
·
Belajarlah mengucap syukur dari hal hal baik di hidupmu, belajarlah menjadi kuat dari hal hal buruk di hidupmu.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah hasil karya yang kami buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang ingin ku-persembahkan kepada: Bapak, Ibu serta saudara-saudaraku yang saya sayangi dan cintai yang telah memberi dorongan moril maupun meteril serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T. serta bapak Purwadi Joko Widodo, ST, M.Kom terimakasih banyak atas pengarahan dan bimbingannya selama ini. Bapak Zainal Arifin, S.T., M.T. selaku pembimbing akademik yang selalu memberi saran disaat saya butuh saran. Teman – teman semua DIII Produksi dan Otomotif angkatan 2009 marilah kita selalu berusaha keras. Janganlah mudah menyerah, inilah awal dari cita-cita kita. Hendro Saputro dan Jemy Akvianto terimakasih telah berjuang bersama menyelesaikan tugas akhir ini.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ROMAT AGUNG PURNOMO, 2012, RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989. Proyek Akhir, Program Studi, Diploma III Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Banyaknya pencurian mobil dikarenakan kurangnya keamanan pada mobil tersebut. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan tersebut ada beberapa cara. Salah satu cara tersebut adalah penambahan alarm dan central lock pada mobil yang belum terpasangi alarm dan central lock. Pemasangan alarm dan central lock dihubungkan pada aki standby. Arus listrik pada aki standby akan selalu aktif, sehingga pada waktu mesin mati alarm dan central lock masih dapat bekerja dengan baik. Tujuan dari proyek akhir ini adalah terpasangnya alarm dan central lock pada mobil kijang rover 1989. Dengan terpasangnya alarm dan central lock, akan menambah keamanan dan kenyamanan mobil tersebut.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dengan judul “RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989”. Laporan Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dan menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami masalah dan kesulitan, tetapi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku tercinta atas segala bentuk dukungan, motivasi dan doanya. 2. Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T., selaku pembimbing I Proyek Akhir dan Ketua Program DIII Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Purwadi Joko Widodo, ST, M.Kom., selaku pembimbing II Proyek Akhir. 4. Bapak Jaka Sulistya Budi, S.T., selaku koordinator Proyek Akhir. 5. Bapak Zainal Arifin, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik. 6. Hendro dan Jemy sebagai teman satu kelompok, terima kasih atas kekompakkan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan Proyek Akhir. 7. Laboran Motor Bakar, Laboran Proses Produksi, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya. 8. Teman – teman seangkatan DIII Teknik Mesin Produksi 2009 dan DIII Teknik Mesin Otomotif 2009 terima kasih atas persaudaraan dan kekompakannya 9. Semua pihak semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan commit to user Proyek Akhir ini.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam penyusunan laporan ini, maka segala kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca baik dari kalangan akademis maupun lainnya.
Surakarta, Agustus 2012
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1
Latar Belakang ........................................................................
1
1.2
Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir ........................................
1
BAB II DASAR TEORI ...............................................................................
3
2.1. Central lock .............................................................................
3
a. Lock Actuator ......................................................................
3
b. Kabel ...................................................................................
5
c. Batang penarik atau pendorong..........................................
7
d. Batang Dudukan Actuator..................................................
7
e. Central Lock Modul ...........................................................
8
f. Baut, Sekrup dan Klem ......................................................
8
2.2. Alarm Mobil ............................................................................
8
a. Module .................................................................................
9
b. Remote Kontrol ...................................................................
9
c. Horn .....................................................................................
10
d. Switch .................................................................................
11
Mekanisme Pada Central Lock ..............................................
11
a. Rotasi ...................................................................................
11
b. Translasi ..............................................................................
11
to user BAB III PERANCANGAN DANcommit GAMBAR ..............................................
14
2.3
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.1. Penentuan syarat perancangan ulang sistem central lock dan alarm.................................................................................
14
3.2. Menganalisis pintu kijang Rover 1989 ..................................
15
3.3. Membuat Sketsa Rancangan Ulang .......................................
15
3.4. Perencanaan Pengerjaan Central Lock dan Alarm ................
17
a. Pemasangan Central Lock ..................................................
17
b. Pemasangan Alarm .............................................................
20
3.5. Mekanisme central lock .........................................................
21
BAB IV PEBUATAN DAN PEMBAHASAN ............................................
28
4.1. Proses Pemasangan Central Lock Pada Kijang Rover .........
28
Tahap 1: Melepas Desk Pintu ...............................................
28
Tahap 2: Pembuatan Lubang ................................................
29
Tahap 3: Menggerinda tatal (bagian tepi pengeboran). ......
30
Tahap 4: Melapisi tepi pengeboran dengan pilox. ..............
31
Tahap 5: Memasang aktuator dan batang penarik dan pendorong...............................................................
32
Tahap 6: Mengklem aktuator dan batang penarik atau pendorong dengan klem. .......................................
33
Tahap 7: Memasang Module Central Lock..........................
34
Tahap 8: Merangkai instalasi listrik. ....................................
34
Tahap 9: Melakukan uji coba. ..............................................
34
4.2. Proses Pemasangan Alarm Pada Kijang Rover.....................
35
Tahap 1: Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. ..............................................
35
Tahap 2: Mencari kabel yang mempunya arus pada lampu sen kanan dan kiri. ................................................. Tahap 3: Menyambung
kabel
pada
kabel
36
yang
mempunyai arus pada lampu sen kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. ......................................................................
36
Tahap 4: Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. .....
37
Tahap 5: Memasang AlarmtoModule. commit user .....................................
38
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahap 6: Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock. .....................................................
38
Tahap 7: Melakukan uji coba. ..............................................
38
4.3. Biaya Produksi ........................................................................
39
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
40
5.1. Kesimpulan ................................................................. ...........
40
5.2. Saran ............................................................................ ...........
40
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
41
LAMPIRAN ....................................................................................................
42
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maraknya percurian mobil akhir-akhir ini menjadikan mobil perlu pengamanan yang lebih. Selalu waspada adalah hal yang harus dilakukan untuk keamanan mobil. Salah satu cara untuk menjaga keamanan mobil adalah dengan melengkapi mobil dengan Central Lock dan Alarm. Dengan Central Lock dan Alarm, diharapkan mobil bisa aman dari pencurian, serta memudahkan pengemudi untuk mengunci semua pintu saat meninggalkan mobil. Kunci manual adalah mekanisme penguncian tanpa menggunakan komponen-komponen elektrik dalam mekanismenya. Penguncian pintu dilakukan pada masing-masing pintu, sehingga membutuhkan waktu untuk melakukannya. Dengan menggunakan central lock, akan memudahkan penguncian pintu mobil. Penguncian akan bekerja secara terpusat dengan menekan tombol lock atau remote control. Dengan adanya central lock akan lebih efisien waktu dalam melakukan penguncian dibandingkan melakukan penguncian secara manual. Alarm sebagai pelengkap dari central lock. Dengan adanya alarm, keamanan dan kenyamanan akan lebih terasa. Karena alarm akan mengeluarkan suara ketika pintu dibuka dalam keadaan actuator aktif. Atas dasar di atas, maka “RANCANG BANGUN ALARM DAN CENTRAL LOCK PADA MOBIL KIJANG ROVER 1989” adalah judul yang tepat dalam proyek akhir ini. Dalam proyek akhir ini, pemasangan Central Lock dan Alarm diterapkan pada mobil Kijang Rover 1989 yang masih menerapkan sistem kunci manual.
1.2. Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir Tujuan yang ingin dicapai penulis pada Proyek Akhir ini adalah merubah kunci manual menjadi sistem central lock dan penambahan alarm pada mobil Kijang Rover 1989. Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan analisa dan pengerjaan commit to user Proyek Akhir ini adalah: 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Menambah pengetahuan tentang central lock dan alarm, khususnya proses pemasangan dan cara kerja dari central lock dan alarm mobil. b. Dapat mengetahui komponen-komponen pada central lock dan alarm. c. Sebagai kegiatan penerapan disiplin ilmu bagi mahasiswa program studi Diploma III Teknik Mesin UNS untuk memperoleh gelar ahli madya. d. Sebagai bahan referensi dalam mengindentifikasi masalah-masalah dan cara perbaikannya pada sistem central lock dan alarm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II DASAR TEORI Keamanan dan kenyamanan sebuah mobil merupakan salah satu hal yang harus dicapai oleh produsen mobil agar produksinya dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Salah satu keamanan dan kenyamanan dalam sebuah mobil adalah penerapan sistem central lock dan alarm, dimana lock pintu mobil dapat mengunci ataupun membuka hanya dengan menekan tombol atau remote alarm. Penguncian
mobil tersebut diakibatkan oleh rotasi motor dc yang dirubah
menjadi gerak translasi kemudian diteruskan menuju lock pintu melalui batang penarik atau penghubung.
2.1. Central lock Central Lock adalah sistem yang berfungsi untuk mengunci pintu-pintu mobil dengan satu langkah. Dengan demikian, dengan satu tombol dapat mengunci seluruh pintu pada kendaraan, demikian sebaliknya dengan satu tombol dapat membuka semua pintu pada kendaraan. Central lock terdiri dari beberapa komponen, yang umumnya berisi antara lain sebagai berikut: - Actuator berjumlah 4 buah. - Kabel central lock untuk 4 unit pintu. - Batang (rod) penarik atau pendorong berjumlah 4 buah. - Batang dudukan lock actuator berjumlah 4 buah. - Central lock module. - Sekrup, baut, dan klem. Komponen-komponen tersebut tersedia dalam satu paket central lock.
a. Lock Actuator Lock Actuator adalah mekanik penarik atau pendorong tuas pengunci pada central lock mobil yang dikontrol dengan central lock module. Terdapat empat buah actuator pada setiap paket central lock. commit to user Sehingga untuk Kijang Rover 1989 sudah mencukupi. 3
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lock Actuator ada 2 macam: -
Lock Actuator Utama
Gambar 2.1. Actuator utama (http://www.saft7.com/panduanpemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
Lock actuator utama memiliki 5 kabel: hijau, biru, coklat, putih dan hitam. Selain sebagai aktuator, komponen ini juga berfungsi sebagai pengatur penguncian pintu mobil. Ketika mengunci pintu dengan menekan tombol pengunci, maka aktuator ini akan memberikan informasi kepada central lock module untuk mengatur lock actuator yang lain agar bergerak bersama.
-
Lock Actuator Tambahan:
Gambar 2.2. Actuator tambahan (http://www.saft7.com/panduanpemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lock actuator tambahan hanya memiliki 2 kabel, yaitu hijau dan biru yang digunakan membuka dan menutup kunci pintu mobil, terkadang juga dipakai pada pengunci tutup tangki bensin.
Gambar 2.3. Rangkaian central lock sistem 2 pintu + tangki (http://www.saft7.com/panduan-pemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
Lock Actuator mempunyai kekuatan dan jarak gerak yang hampir sama, yaitu kekuatan dorong atau tarik sebesar 32N (± 4N) dan Jarak gerak sekitar 18mm ( ± 1mm). Pemasangan Lock Actuator dilakukan dengan menyambung batang (rod) dengan tuas pengunci yang ada di setiap pintu. Setiap model mobil memiliki desain tuas batang dan penempatan lock actuator yang berbeda-beda.
b. Kabel Kabel central lock terdiri dari beberapa warna. Terdapat 7 kabel yang berbeda warna, dan mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Kabel ini merupakan komponen yang sangat penting pada rangkaian central lock. Jika terdapat kabel yang putus, maka arus listrik tidak akan sampai ke actuator. Sehingga central lock tidak akan bekerja dengan baik. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.4. Kabel central lock (http://www.saft7.com/panduanpemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
Gambar 2.5. Rangkaian central lock sistem 1 pintu (http://www.saft7.com/panduan-pemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
Gambar 2.6. Rangkaian central lock sistem 2 pintu (http://www.saft7.com/panduan-pemasangan-central-lock-system/) commit to user diakses pada tanggal 21 Mei 2012
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Batang penarik atau pendorong Batang penarik atau pendorong berupa kawat, yang nantinya akan disambung dengan actuator dengan bantuan klem penyambung. Pada pemasangan batang penarik atau pendorong memakai batang sependek mungkin, karena dengan menggunakan batang yang panjang, kekuatan dorongan atau tarikan akan berkurang. Pemasangan batang penarik atau pendorong mengikuti design dari kawat pengunci.
Gambar 2.7. Batang penarik atau pendorong (http://www.saft7.com/panduan-pemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
d. Batang Dudukan Actuator Batang ini sebagai alat bantu bila tidak ada dudukan yang pas untuk aktuator. Sehingga aktuator dapat dipasang pada batang ini sesuai dengan kontur dari kawat pengunci.
Gambar 2.8. Batang dudukan aktuator (http://www.saft7.com/tips-pasang-switch-power-window-centrallock/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
e. Central Lock Modul Central Lock Module adalah unit utama yang mengatur atau mengontrol seluruh Lock Actuator. Berisi rangkaian elektronik, yang mengatur agar Lock Actuator hanya bekerja sekitar 1-2detik saja untuk membuka atau menutup. Hal ini berguna untuk mencegah rusaknya atau terbakarnya motor yang ada di dalam Lock Actuator.
Gambar 2.9. Central lock modul (http://www.saft7.com/panduanpemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
f. Baut, Sekrup dan Klem Alat-alat ini berfungsi sebagai pendukung central lock, contohnya klem, sekrup, baut. Semuanya itu harus ada untuk pemasangan central lock dan alarm.
Gambar 2.10. Baut, sekrup, dan klem (http://www.saft7.com/panduanpemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
2.2. Alarm Mobil Alarm mobil adalah perangkat elektronik di dalam kendaraan dalam upaya untuk mencegah pencurian kendaraan, isinya, atau keduanya. Alarm mobil bekerja dengan memancarkan volume suara yang tinggi (sirene, klakson, pracommit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rekaman peringatan lisan). Alarm Mobil dilengkapi dengan remote control untuk pengendali jarak jauh. Alarm mobil terdiri dari : a. Module Module adalah unit utama yang mengatur atau mengontrol seluruh alarm.
Gambar 2.11. Module alarm (http://carwirefire.com/car_security_alarm_components.html) diakses pada tanggal 22 Mei 2012
b. Remote Control Pengembangan dari fungsi Central Lock System adalah dipadu dengan remote control sebagai pengontrol penguncian pintu dari jarak jauh, atau sering disebut dengan Keyless Entry. Juga ditambahkan Module Alarm System yang umumnya sudah menyatu dengan Remote Control. Kesemua fungsi tersebut untuk memudahkan dan meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara.
Gambar 2.12. Remote alarm commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Terdapat dua jenis remote control yaitu infra merah (infrared = IR), dan frekuensi radio (radio frequency = RF). Remote control IR bekerja dengan mengirimkan gelombang infra merah ke perangkat elektronik, sementara remote control RF bekerja dengan cara yang sama namun menggunakan gelombang radio. Diantara persamaan tersebut, perbedaan diantara keduanya adalah perihal jangkauan. Remote control IR dapat bekerja dengan baik jika tidak ada penghalang dengan jarak jangkaun sekitar 9 meter. Di sisi lain, remote control RF dapat melalui dinding dengan jangkauan sekitar 30 meter. Remot mobil termasuk remote control RF. Remot mobil bekerja dengan frekuensi yang dihubungkan melalui sebuah kode dari transmiter. Sehingga, antara pemancar dan penerima harus memiliki kesamaan kode. Ketika menekan tombol pada remot, sama halnya menghidupkan pemancar dan mengirimkan kode ke penerima, yakni alarm module.
c. Horn Horn adalah alat yang digunakan untuk mengeluarkan output yang berupa suara sebagai pertanda system lock.
Gambar 2.13. Horn (http://www.worldtrades.com/selling/583/589/car-safety-4.html) diakses pada tanggal 25 juni 2012
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Switch Switch pada alarm ini sama saja fungsinya pada saklar rumah, sebagai pemutus dan penyambung arus. Bila ditekan, hubungan arus akan putus, bila tidak ditekan arus tetap terhubung.
Gambar 2.14. Switch alarm
2.3. Mekanisme Pada Central Lock Mekanisme gerak pada central lock adalah mengubah gerak rotasi menjadi gerak translasi. Gerak ini terjadi pada mekanisme actuator central lock. Gerak rotasi pada motor actuator dirubah menjadi gerak translasi sehingga menghasilkan gaya yang diteruskan ke lock pintu. Sehingga lock pintu akan membuka dan mengunci secara bersamaan. a. Rotasi Rotasi adalah gerakan melingkar dari suatu obyek di sekitar pusat rotasi. Gerakan pada actuator central lock juga termasuk gerak rotasi, karena terdapat motor yang berputar pada porosnya. Gerakan tersebut nantinya akan dirubah menjadi gerak translasi untuk mekanisme central lock.
b. Translasi Translasi atau gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
MODULE CENTRAL
ACTUATOR
BATANG PENARIK / PENDORONG
MANUAL
LOCK PINTU
MODULE ALARM
Gambar 2.15. Bagan mekanisme lock pintu
Pada mekanisme central lock, gerak rotasi pada motor aktuator dirubah menjadi gerak tranlasi maju mundur. Gerak tersebut akan berfungsi sebagai gaya untuk membuka atau mengunci pintu mobil. Gerak rotasi pada motor aktuator diteruskan ke spur gear yang nantinya akan mereduksi putaran atau gerak rotasi motor tersebut. kemudian dirubah menjadi gerak translasi, dan diteruskan ke lock pintu mobil.
Gambar 2.16. Motor aktuator dan spur gear yang bergerak rotasi
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.17. Gigi lurus yang bergerak translasi
Batang penarik atau pendorong disesuaikabnn dengan kontruksi batang lock. Apabila batang penarik atau pendorong sudah terpasang, penyetelan dapat dilakukan dengan klem. Mekanisme tersebut digunakan untuk menggerakkan lock yang berada di dalam pintu mobil. Sehingga mekanisme pada pintu mobil dapat bekerja dengan baik.
Gambar 2.18. Lock yang ada di dalam pintu mobil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR Proses pemasangan central lock dan alarm dilakukan mulai dari proses perencanaan pemasangan central lock dan alarm. Perencanaan yang dibuat bukan merupakan perencanaan central lock dan alarm terbaru, melainkan perancangan ulang dari sistem lock manual menjadi sistem central lock.
3.1. Penentuan syarat perancangan ulang sistem central lock dan alarm. a. Pengumpulan data Pengumpulan data ini akan menjadi dasar dalam penentuan syarat dalam proses perancangan ulang sistem central lock dan alarm pada mobil Kijang Rover 1989. Tabel 1 adalah hasil proses pengumpulan data yang diperoleh dari pintu mobil Kijang Rover 1989. Tabel 1. Hasil pengumpulan data pintu Kijang Rover No
Hasil Identifikasi Produk
Diagnosa
1.
Plat pada pintu.
Masih bagus.
2.
Plat pada bodi pintu.
Masih bagus. Dalam keadaan bagus, meskipun
3.
Kabel pada lampu sen
kabel sudah digunakan dalam jangka waktu yang lama.
4.
Lampu sen.
5.
Engsel pintu
Masih bagus, tidak dalam keadaan mati. Engsel pintu kanan depan perlu diperbaiki.
b. Rancangan modifikasi Tabel 2. Rancangan modifikasi No
Persyaratan Produk
1.
Semua sitem lock pintu ditambah dengan actuator.
2.
Setiap actuator dihubungkan oleh batang penarik atau pendorong ke commit to user 14
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masing-masing lock pintu. 3.
Setiap actuator dihubungkan dengan kabel, pada pintu depan kanan 5 kabel sedangkan yang lainnya 2 kabel.
4.
Kerja dari semua actuator dikendalikan dengan module central lock.
5.
Module central lock dan alarm diletakkan di bawah dashboard.
6.
Arus listrik central lock dan alarm pada posisi standby.
7.
Switch alarm berjumlah 4 yang diletakkan pada masing-masing pintu.
8.
Indikator kerja alarm dipasang pasa lampu sen kanan kiri.
9.
Lock actuator bekerja ketika rem diinjak ketika pintu belum terkunci.
3.2. Menganalisis pintu kijang Rover 1989 Pada awalnya mobil kijang Rover 1989 belum dipasangi central lock, dan alarm, maka mobil kijang rover yang telah ada dimodifikasi dan dirancang ulang dengan adanya pemasangan central lock dan alarm.
Gambar 3.1. pintu mobil kiri depan Kijang Rover 1989 belum dipasangi central lock dan alarm
3.3. Membuat Sketsa Rancangan Ulang Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh data-data dari pintu awal, maka tahap kedua yang dilakukan adalah mengolah data-data tersebut commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sehingga didapatkan solusi dari permasalahan yang ada dan membuat sketsa rancangan ulang. Sketsa tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2. Sket mekanisme central lock pada tahap perancangan
Gambar 3.3. Sket penempatan switch alarm
Gambar 3.4. Sket pemasangan kabel alarm pada lampu sen commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.4. Perencanaan Pengerjaan Central Lock dan Alarm Tahap ini merencanakan proses-proses pengerjaan pada pemasangan central lock dan alarm, sehingga proses pengerjaan dapat dilakukan secara berurutan. Perencanaan proses pengerjaan central lock dan alarm mobil kijang rover 1989 ini dilakukan sebagai berikut : a. Pemasangan central lock - Penganalisaan pintu-pintu kijang rover 1989 yang akan dipasangi central lock, dan merencanakan tempat actuator yang tepat pada setiap pintu.
Gambar 3.5. perencanaan tempat actuator pada pintu kanan depan
- Pengadaan 1 set central lock.
Gambar 3.6. satu set central lock. (http://www.asia.ru/en/ProductInfo/879320.html) diakses pada tanggal commit to user 25 Juni 2012
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Pelepasan desk interior pintu dari pintu, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses pemasangan actuator dann kabel central lock.
Gambar 3.7. rencana pelepasan pada interior pintu
- Pembuatan lubang sebagai tampat masuknya kabel central lock ke masing-masing pintu, dan switch alarm. - Penggerindaan bagian tepi pengeboran (tatal), karena tatal tersebut berbahaya. - Pelapisan bagian tepi pengeboran dengan pilox untuk agar tidak cepat teroksidasi. - Pemasangan actuator dan batang penarik atau pendorong pada tempat yang benar. - Penyambungan actuator dan batang penarik atau penarik atau pendorong dengan klem. - Perangkaian instalasi listrik pada central lock yang dihubungkan ke module central lock. Pada pemasangan central lock pada Kijang Rover 1989 ini menggunakan sistem lock satu pintu yaitu hanya satu pengendali utama yang dipasang pada pintu sopir.
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 3.8. skema instalasi listrik pada actuator sistem satu pintu (http://www.saft7.com/panduan-pemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
Gambar 3.9. gambar komponen actuator dalam 3D
Gambar 3.10. gambar actuator 3D - Melakukan uji coba. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Pamasangan alarm - Pembelian 1 set alarm dan 4 switch.
Gambar 3.11. komponen-konponen dalam satuu set alarm
- Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock.
Gambar 3.12. wiring diagram untuk pemasangan alarm dan central lock. (http://www.ebay.com.my/itm/Car-Remote-Alarm-Siren-ShockSensor-w-Trunk-Release-/220719522561) diakses pada tanggal 25 2012 commit toJuli user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. - Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. - Mencari kabel yang mempunyai arus pada lampu sen kanan dan kiri. - Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sen kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. - Melakukan uji coba
3.5. Mekanisme central lock
1
2 3
4 5
6
7
Gambar 3.13. gambar mekanisme central lock
Keterangan : 1. Handle kunci pintu commit to user 2. Batang penghubung lock
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Lock pintu 4. Tombol lock 5. Klem 6. Batang penghubung actuator central lock 7. Actuator central lock
Dalam mekanisme penguncian pintu, komponen yang terpenting adalah lock pintu. Komponen ini merupakan pusat mekanisme dari sistem lock. Ketika tombol lock ditekan, hanya merubah posisi dari lock pintu. Perubahan posisi ini berfungsi untuk memindahkan arah gerak dari mekanisme lock. a. Posisi Unlock. Ketika tombol lock tidak ditekan atau belum terjadi penguncian oleh actuator central lock, posisi lock pintu dapat dilihat pada gambar 3.9. dibawah ini.
1
2
Gambar 3.14. gambar mekanisme sistem unlock
Keterangan : 1. Komponen 1 2. Komponen 2
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketika dalam keadaan unlock, jika dilakukan pembukaan lewat handle pintu, komponen 1 akan membentur komponen 2, sehingga komponen 2 juga ikut bergerak. Pergerakan komponen 2 ini juga diikuti komponen yang ada didalam lock mobil yang komponen lock yang menghubungkan lock mobil dengan bodi mobil. Sistem ini dipengaruhi oleh actuator central lock atau tombol lock. Actuator central lock akan menarik atau mendorong batang lock sesuai dengan konstruksi pada batang lock. Pemasangan actuator central lock berfungsi sebagai pengganti gaya yang didapatkan oleh tombol lock. Dengan demikian tanpa menarik tombol lock, pintu mobil akan terbuka secara otomatis dengan menggunakan actuator central lock. Pada posisi unlock dan lock dapat diketahui perbedaanya pada lock pintu.
b. Posisi Lock. Posisi lock adalah kebalikan dari posisi unlock. Semua komponen yang mempengaruhi juga sama. Posisi lock terjadi karena tombol lock ditekan atau actuator central lock menarik atau mendorong batang lock sesuai dengan konstruksi. Ketika dalam keadaan lock, jika dilakukan pembukaan lewat handle pintu, komponen 1 akan tidak akan membentur komponen 2, sehingga komponen 2 juga tidak akan ikut bergerak. Dengan demikian, meskipun dulakukan pembukaan lewat handle pintu, piintu mobil tidak akan terbeku karena sistem lock masih aktif.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 3.15. gambar mekanisme sistem lock
Actuator central lock bergerak rotasi dan translasi. Gerak-gerak tersebut terdapat pada mekanisme dari sistem lock. Pada sistem lock jarak pergeseran batang sebesar 20 mm yang digunakan untuk penguncian ataupun pembukaan lock pintu mobil.
Gambar 3.16. batang lock yang mengalami pergeseran sebesar 20 mm (http://daewootech.com/forum/viewtopic.php?f=5&t=7323) diakses pada tanggal 20 Juli 2012 commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika batang lock mengalami pergeseran 20 mm untuk melakukan penguncian ataupun pembukaan lock, maka panjang lintasan dari actuator central lock juga 20 mm. Hal ini digunakan sebagai pengganti gaya manusia yang diberikan pada batang lock. Sehingga lock pintu mibil dapat bekerja dengan baik tanpa menggunakan dari gaya dari manusia melainkan dengan menggunakan actuator central lock.
` Gambar 3.17. komponen central lock yang bergerak translasi
Untuk melakukan gerak translasi pada mekanisme sistem lock, dibutuhkan 7 gigi pada komponen ini sehingga dapat melakukan gerak translasi sebesar 20 mm.
Gambar 3.18. perubahan gerak rotasi menjadi gerak translasi pada actuator central lock
Pada gambar 3.18. merupakan roda gigi rack and pinion. Roda gigi Rack dan Pinion merupakan pasangan antara batang gigi dan pinion roda gigi. Jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau commit to user sebaliknya.
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika pada komponen yang bergerak translasi jumlah gigi yang digunakan untuk melakukan gerakan berjumlah 7 buah mata gigi, maka pada spur gear ;
T1 = T2
Keterangan : T1 = jumlah gigi yang digunakan pada gerak translasi T2 = jumlah gigi yang digunakan pada gerak rotasi T2 = 7 buah mata gigi
1
2 Gambar 3.19. spur gear yang meneruskan ke putaran motor
Pada gambar 3.19. terdapat 2 bagian yang mempunyai ukuran yang berbeda, tetapi masih dalam satu bagian. Komponen ini digunakan untuk mereduksi putaran.
N1 = N2
Pada gerak translasi jumlah mata gigi yang diperlukan untuk melakukan gerak translasi berjumlah 7 buah. Karena pada roda gigi ini jumlah mata gigi 7 buah, dengan kata lain komponen ini bergerak satu kali putaran. N2 = 1 putaran
commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1 2
Gambar 3.20. spur gear yang dihubungkan dengan roda gigi motor.
Pada gambar 3.20. merupakan roda gigi lurus (external gearing). Pasangan roda gigi lurus ini digunakan untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang berlawanan. Pada bagian ini putaran motor direduksi dengan menggunakan roda gigi lurus external. Hasil putarannya nanti akan lebih kecil. Pc = D1 / D2 = T1 / T2 atau T1 . N1 = T2 . N2
(KHURMI dan GUPTA. 2005. Machine Design (S.I UNITS). RAM NEW DELHI. EURASIA PUBLISHING HOUSE (PVT.) LTD.)
Keterangan : N1 = jumlah putaran pada roda gigi 1 N2 = jumlah putaran pada roda gigi 2 T1 = jumlah gigi yang digunakan pada roda gigi 1 T2 = jumlah gigi yang digunakan pada roda gigi 2
7 . N1 = 30 . 1 putaran N1 = 30 putaran / 7 N1 = 4,28 putaran
Rpm = 4,28 x 60 detik = 256.8 rpm
Pada hal ini 4,28 dilakukan dalam waktu 1 detik, dengan demikian putaran motor actuator yangcommit dibutuhkan adalah 256.8 rpm. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pemasangan Central Lock Pada Kijang Rover Pada proses pemasangan central lock dan alarm pada mobil Kijang Rover ini melalui berbagai tahapan, yaitu : Tahap 1: Melepas desk pintu Tahap 2: Pembuatan lubang. Tahap 3: Menggerinda tepi pengeboran. Tahap 4: Melapisi tepi pengeboran dengan pilox. Tahap 5: Memasang aktuator dan batang penarik dan pendorong. Tahap 6: Mengklem aktuator dan batang penarik atau pendorong dengan klem. Tahap 7: Memasang Module Central Lock. Tahap 8: Merangkai instalasi listrik. Tahap 9: Melakukan uji coba.
Tahap 1: Melepas Desk Pintu Melepas desk pintu dengan melepas 4 baut yang ada pada tepi desk, bautbaut pada handle pintu. -
Menyiapkan obeng positif dan negatif.
-
Melepas desk pintu dan handle pintu dengan obeng positif.
-
Melepas engkol dengan obeng negatif yang tipis.
Gambar 4.1. pintu desk dilepas commit to sebelum user
28
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.2. obeng positif dan negatif
Gambar 4.3. Pintu kanan sesudah desk dilepas
Tahap 2: Pembuatan Lubang Pembuatan lubang dilakukan pada tiap-tiap pintu. Lubang-lubang ini digunakan untuk pemasangan switch alarm, power windows, pemasangan actuator central lock, dan sebagai lubang masukan kabel central lock pada tiap-tiap actuator. Pembuatan lubang dilakukan 2 tahap, yaitu : 1. Pengeboran
a. Dengan mata bor 4 mm b. Dengan mata bor 10 mm
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.4. bor tangan dan mata bor 4 mm dan 10 mm
Gambar 4.5. proses pengeboran
-
Pengeboran dilakukan pada keempat pintu
-
Lubang untuk actuator central lock berdiameter 4 mm
-
Lubang masukan kabel berdiameter 10 mm
Tahap 3: Menggerinda tepi pengeboran. Menggerinda tepi pengeboran dilakukan untuk menghilangkan bagian plat yang muncul dibagian tepi lubang akibat pengeboran. Tatal harus dihilangkan agar tidak ada bagian tepi lubang yang tajam.
Penggerindaan ini dilakukan
dengan gerinda tangan yang dilengkapi dengan batu gerinda.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.6. gerinda dan mata gerinda
Gambar 4.7. proses penggerindaan tepi pengeboran.
Tahap 4: Melapisi tepi pengeboran dengan pilox. Pelapisan pada bagian tepi pengeboran dilakukan agar memperlambat proses oksidasi pada bagian tepi pengeboran, karena pada bagian tepi pengeboran sangatlah mudah untuk terjadi oksidasi. Oleh sebab itu, pelapisan ini sangat diperlukan untuk memperlambat proses oksidasi. Pelapisan ini dilakukan dengan menggunakan pilox berwarna hitam. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.8. proses pelapisan dengan pilox dan hasilnya.
-
Sebelum proses pelapisan bagian yang akan dilapisi dibersihkan dengan amplas.
-
Pelapisan dibagian tepi lubang dilakukan dengan menggunakan pilox.
Tahap 5: Memasang aktuator dan batang penarik dan pendorong. Pemasangan actuator dilakukan setelah proses pelapisan lubang selesai. Hal ini agar pelapisan pada lubang tidak mudah pudar pada waktu pemasangan actuator central lock. Pemasangan actuator central lock dan batang penarik atau pendorong disesuaikan dengan konstruksi pada sistem lock pada pintu agar kerja dari actuator central lock dapat bekerja dengan baik.
Gambar 4.9. proses pemasangan actuator. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Pemasangan actuator central lock dilakukan dengan menggunakan obeng positif.
-
Pemasangan actuator central lock harus kencang agar gaya dapat bekerja dengan maksimal.
Tahap 6: Mengklem aktuator dan batang penarik atau pendorong dengan klem. Actuator central lock dan batang pendorong atau penarik dihubungkan dengan klem. Klem ini sangatlah penting pada sambngan ini. Karena klem ini merupakan komponen yang penting pada pemindahan gaya dari acatuator central lock menuju batang penghubung atau pendorong. Hal yang harus diketahui sebelum menghubungkan keduanya, penempatan klem harus mudah dijangkau dengan tangan. Ini disebabkan untuk memudahkan pada waktu memperbaiki central lock. Bila klem sulit dijangkau oleh tangan, apabila terjadi kerusakan pada actuator central lock dapat diperbaiki dengan mudah.
Gambar 4.10. hasil pengkleman batang actuator dan batang lock.
-
Pemasangan klem dilakukan dengan menggunakan obeng positif.
-
Pada waktu pemasangan baut pada klem, baut dipasang dengan kencang.
-
Klem harus dapat dijangkau oleh tangan.
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahap 7: Memasang Module Central Lock. Module Central Lock disimpan dibawah dasboard. Ini bertujuan untuk kenyamanan di dalam mobil. Bila Module Central Lock tidak disimpan dengan baik, akan mengganggu kenyamanan dalam berkendara.
Gambar 4.11. penempatan Module Central Lock.
Tahap 8: Merangkai instalasi listrik. Pada tahap ini hanya memasang kabel sesuai dengan wiring diagram. Bila tidak sesuai actuator central lock tidak akan bekerja. Central lock pada Kijang Rover 1989 ini menggunakan sistem lock satu pintu.
Gambar 4.12. wiring diagram sistem lock 1 pintu. (http://www.saft7.com/panduan-pemasangan-central-lock-system/) diakses pada tanggal 21 Mei 2012
Tahap 9: Melakukan uji coba. Pada tahap uji coba menggunakan akiuser mobil. commit to
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.2. Proses Pemasangan Alarm Pada Kijang Rover Pada proses pemasangan central lock dan alarm pada mobil Kijang Rover ini melalui berbagai tahapan, yaitu : Tahap 1: Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. Tahap 2: Mencari kabel yang mempunya arus pada lampu sein kanan dan kiri. Tahap 3: Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. Tahap 4: Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. Tahap 5: Memasang Alarm Module. Tahap 6: Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock. Tahap 7: Melakukan uji coba.
Tahap 1: Mengebor di tiap-tiap bagian pintu sebagai tempat switch alarm. Pada tahap pengeboran ini sama halnya dengan pembuatan lubang pada central lock. Hanya saja pelubangan pada switch alarn terletak pada body mobil, tetapi kalau pelubangan pada central lock pada bagian pintu. Lubang pada setiap switch berjumlah 2, berdiameter 4 mm dan 10 mm. Pada lubang yang berdiameter 10 mm merupakan tempat switch, sedangkan yang berdiameter 4 mm digunakan sebagai tempat baut switch.
Gambar 4.13. lubang switch.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahap 2: Mencari kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri. Pencarian kabel ini dilakukan dengan menggunakan ampere meter dan menggunakan testpen DC. Bagian kabel pada lampu sein dibuka dan dicek. Kabel yang mempunyai arus dengan redup terangnya lampu sein inilah yang aka dipilih dan dilakukan penyambungan kabel, begitu pula dengan lampu sein sebelah kiri. Langkah-langkah dalam pencarian kabel lampu sein yaitu : -
Mencari kabel yang terhubung pada lampu sein kanan dan kiri.
Gambar 4.14. penambahan kabel pada kabel lampu sein.
Tahap 3: Menyambung kabel pada kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri yang nantinya akan dihubungakan ke module alarm. Setelah menemukan kabel yang berarus pada lampu sein, kabel diperpanjang sampai menuju alarm module. Kemudian dihubungkan dengan kabel pada alarm module, sesuai wiring diagram. Langkah penyambungan kabel yang mempunyai arus pada lampu sein kanan dan kiri yaitu : a. Menyiapkan alat-alat -
Solder dan penempatnya
-
Timah solder
-
Tang jepit
-
Solasi listrik
-
Solder tracker
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
-
Pisau carter
-
Multitester
Gambar 4.15. mempersiapkan alat-alat
b. Mengelupas kulit kabel yang mempunyai arus c. Menyambung kabel pada kelupasan kabel sein kanan dan kiri hingga panjangnya mencapai module alarm. d. Merapikan kabel lampu sein yang menuju module alarm. Tahap 4: Memasang switch alarm pada tiap-tiap pintu. Memasang switch alarm dilakukan jika pembuatan lubang untuk switch sudah selesai. Pemasangan switch alarm dipasang pada tempat yang aman. Langkah-langkah pemasangan alarm yaitu : -
Memasang kabel pada setiap switch
-
Mengikat kabel pada switch dengan tali tripet
-
Memasang switch alarm dengan menggunakan obeng positif.
-
Menambah kabel pada switch hingga kabel tersebut sampai ke module alam
commit to user Gambar 4.16. switch alarm yang dipasang pada pintu.
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahap 5: Memasang Alarm Module. Alarm Module dipasang bersama-sama dengan Central Lock Module. Alarm Mobil juga dipasang dibawah dashboard. Ini bertujuan agar mempermudah pemasangan pada mobil.
Gambar 4.17. Alarm Module yang dipasang bersama dengan Central Lock Module
Tahap 6: Merangkai instalasi listrik pada module alarm dan central lock. Pada tahap ini hanya memasang kabel sesuai dengan wiring diagram. Bila tidak sesuai wiring diagram alarm system tidak akan bekerja dengan baik.
Gambar 4.18. wiring diagram alarm (http://www.ebay.com.my/itm/CarRemote-Alarm-Siren-Shock-Sensor-w-Trunk-Release-/220719522561) diakses pada tanggal 25 Juli 2012
Tahap 7: Melakukan uji coba. Pada tahap uji coba menggunakan aki mobil. commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3. Biaya Produksi No
Nama Barang
Jumlah
Harga
1
Central Lock
1 Pcs
Rp. 110.000,-
2 3
Alarm Switch Pintu
1 Pcs 4 buah
Rp. 250.000,Rp. 40.000,-
4
Heat Srink
5
Kabel Ties TG
1 Pcs
Rp.
6 7
Solasi Hitam Besar Kabel tambahan
1 buah 8m
Rp. 10.000,Rp. 16.000,-
8
Pilox
1 buah
Rp. 21.000,-
9 10
Sekring dan tempatnya Spiral
1 buah 1 Pcs
Rp. 6.500,Rp. 16.000,-
11
Sewa alat
Rp. 30.000,-
12 13
Tenaga (total) Transport
Rp. 100.000,Rp. 20.000,-
Total biaya
Rp. 646.000,-
Rp. 18.500,8.000,-
Total biaya produksi proyek akhir ini adalah Rp. 646.000,- (enam ratus empat puluh enam ribu rupiah).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Dari hasil pemasangan central lock dan alarm pada mobil Toyota Kijang Rover 1989, maka proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Pemasangan central lock pada mobil Toyota Kijang Rover 1989 dilakukan dengan memodifikasi sistem penguncian pada mobil Toyota Kijang Rover 1989 yang semula menggunakan sistem lock manual menjadi sistem central lock yang menggunakan motor penggerak DC. b. Pemasangan alarm dilakukan dengan memasang switch pada setiap pintu mobil.
5.2. Saran Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek akhir : a. Proses peminjaman alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembuatan proyek akhir terganggu karena jadwal praktikum mahasiswa Teknik Mesin yang lain dengan waktu dan alat yang sama. Oleh sebab itu, perlu adanya penambahan alat-alat untuk melancarkan proses pengerjaan Tugas Akhir. b. Kerjasama dan rasa tanggungjawab setiap individu sangat diperlukan dalam proses pengerjaan proyek akhir untuk dapat menyelesaikan secara tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal.
commit to user
40