JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
1
Rancang Bangun 3D Konstruksi Kapal Berbasis Autodesk Inventor untuk Menganalisa Berat Konstruksi Saddam Jahidin dan Djauhar Manfaat Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak—Dalam merancang sebuah kapal, perhitungan berat kapal sangatlah penting untuk menentukan ukuran dan bentuk kapal yang tepat agar dapat memenuhi permintaan owner. Berat kontruksi kapal termasuk dalam bagian berat kapal yang perlu diperhitungkan saat melakukan perancangan. Perhitungan berat menggunakan pemodelan 3D merupakan salah satu metode perhitungan berat yang saat ini banyak digunakan untuk menghasilkan perhitungan berat yang akurat, pemodelan ini dilakukan pada komputer dimana setiap komponen dari konstruksi dibuat dalam bentuk 3D kemudian berat dari tiap komponen maupun secara keselurahan dari konstruksi dapat diketahui secara langsung dari output yang dihasilkan program, metode ini mulai digunakan seiring dengan berkembangnya kemampuan program-program CAD (Computer Aided Design) dalam hal pemodelan 3D. Dalam Tugas Akhir ini akan dikembangakan metode penggambaran konstruksi kapal dalam bentuk 3D menggunakan program CAD untuk menganalisis berat konstruksi. Program CAD yang digunakan adalah program Autodesk Inventor Professional (Student Version) yang merupakan program buatan Autodesk Inc. Penggambaran 3D konstruksi dilakukan pada Block 8 kapal Oil Tanker 6500 LTDW, dimana Block 8 merupakan hasil Asssembly dari SubBlock yang dipecah berdasarkan gambar Erection block PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Dari hasil pemodelan 3D Block 8 kapal Oil Tanker 6500 LTDW menggunakan program Autodesk Inventor didapatkan berat konstruksi 8.075 ton atau 5.23% lebih ringan dibanding perhitungan menggunakan Tribon. Pemodelan menggunakan Autodesk Inventor memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode penggambaran pada AutoCad, antara lain ukuran file master yang dihasilkan kebih kecil, proses penggabungan komponen mudah dan efektif, proses revisi dan update gambar 3D lebih cepat. Kata Kunci—Autodesk Inventor, Berat Konstruksi, Computer Aided Design, Desain 3D, Konstruksi kapal
I. PENDAHULUAN
D
ata berat yang akurat merupakan hal yang sangat penting bagi seorang desainer kapal, karena dengan data yang akurat dapat menghasilkan rencana garis, rencana umum, rencana struktur, spesifikasi dan daftar peralatan yang baik [1]. dalam melakukan perhitungan berat konstruksi kapal banyak metode yang dapat dilakukan diantaranya menggunakan rumus pendekatan atau estimasi yang didapatkan dari hasil penelitian atau pengalaman dalam mendesain, metode ini umumnya digunakan dalam tahap awal merancang kapal. Selanjutnya
metode perhitungan matematis dengan menghitung volume tiap bagian konstruksi kemudian masing-masing dikalikan dengan massa jenis material sehingga berat dapat diketahui, metode ini sering digunakan saat proses desain telah masuk ketahap perhitungan konstruksi. Terdapat pula metode perhitungan berat dengan melakukan pemodelan 3D pada komputer dimana setiap komponen dari konstruksi dibuat dalam bentuk 3D, kemudian berat dari tiap komponen maupun secara kesulurahan dari konstruksi dapat diketahui secara langsung dari output yang dihasilkan program, metode ini mulai digunakan seiring dengan berkembangnya kemampuan program-program CAD (Computer Aided Design) dalam hal pemodelan 3D. Pemodelan 3D memiliki banyak keunggulan dibanding menggunakan penggambaran secara 2D, diantaranya adalah dapat menghemat waktu dan biaya pembuatan prototipe, mengurangi tingkat kesalahan dan pengerjaan manual, serta tingkat akurasi yang tepat [2]. Perhitungan berat Pemodelan 3D dapat menghasilkan perhitungan berat yang lebih akurat dibanding perhitungan menggunakan rumus matematis karena dalam pemodelan 3D dapat merepresentasikan bentuk kapal yang nantinya akan dibangun. Selain itu dengan pemodelan 3D kesalahan dalam mendesain dapat dimimalisir, seperti joining antar pembujur tidak lurus atau terdapat bagian konstruksi yang saling berpotongan tetapi seharusnya tidak berpotongan. Perhitungan jumlah material yang dibutuhkan lebih akurat jika menggunakan pemodelan 3D sehingga dalam membuat Nesting Code jumlah material sisa dapat diminimalisir. Banyaknya keuntungan yang didapatkan dalam mendesain menggunakan pemodelan 3D mendorong banyaknya peruhasaan program yang bergerak dibidang desain untuk mengembang kemampuan program mereka dalam mengelola gambar 3D. Dalam bidang perkapalan sendiri, telah banyak program-program desain yang telah menerapkan pemodelan 3D untuk membuat konstruksi kapal seperti Tribon M3, ShipConstructor, dan AutoShip. Program-program desain tersebut dapat mempercepat waktu pengerjaan desain konstruksi kapal secara 3D dan menghasilkan desain yang berkualitas tinggi. Namun, program-program tersebut membutuhkan biaya investasi yang mahal dan terkadang tidak familiar bagi para desainer maupun drafter [3]. Desainer maupun drafter umumnya lebih familiar menggunakan program CAD yang umum untuk segala bidang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) seperti AutoCad. AutoCad merupakan program besutan Autodesk, Inc yang dapat digunakan untuk melakukan penggambaran 2D dan 3D dengan tinggat presisi gambar yang tinggi dan program ini merupakan program sangat familiar dikalangan desainer termasuk desainer dibidang perkapalan. Program ini memiliki fasilitas penggambaran dan pengeditan yang sangat lengkap dan mudah digunakan sehingga memiliki keunggulan tersendiri dibanding program-program CAD lain. Namun, AutoCad lebih sesuai untuk melakukan penggambaran 2D walaupun saat ini pada AutoCad versi terbaru telah dilakukan pengembangan kemampuan dalam melakukan penggambaran 3D. Keterbatasan AutoCad dalam melakukan pemodelan 3D serta anilisis kekuatan pada struktur dibenahi oleh Autodesk, Inc dengan membuat program khusus untuk melakukan pemodelan 3D yakni Autodesk Inventor [4]. Autodesk Inventor merupakan sebuah program dengan kemampuan pemodelan 3D solid untuk proses pembuatan objek prototipe 3D secara visual, simulasi, dan drafting beserta dokumentasi data-datanya [5]. Dengan fitur-fitur yang memang khusus dibuat untuk merancang 3D, diharapkan penggunaan program Autodesk Inventor dapat mempermudah dalam merancang gambar 3D dari block dan mendapatkan berat dari seluruh komponen block. Dalam tugas akhir ini akan merumuskan metode dan prosedur pembuatan gambar 3D dengan menggunakan Autodesk Inventor dan menganalisis berat dari model konstruksi 3D yang telah dibuat. AUTODESK INVENTOR Autodesk Inventor merupakan sebuah program CAD (Computer Aided Design) dengan kemampuan pemodelan tiga dimensi solid untuk proses pembuatan objek prototipe 3D secara visual, simulasi dan drafting beserta dokumentasi datadatanya. Dalam Inventor, seorang desainer bisa membuat sketsa 2D produk, memodelkannya menjadi 3D untuk dilanjutkan dengan proses pembuatan prototipe visual atau bahkan yang lebih kompleks lagi, yaitu simulasi. Pengukuran tegangan daya maupun pembebanan juga dapat dilakukan dengan bantuan Assembly Stress Analysis Environment, selain itu dapat pula dilakukan pengukuran dari keefektifan, kekuatan dan daya tahan produk yang telah didesain [6]. Sebagai sebuah program pemodelan khusus pemodelan 3D, Autodesk Inventor memiliki kemampuan parametric solid modeling, yaitu kemampuan untuk melakukan design serta pengeditan dalam bentuk solid model dengan data yang telah tersimpan dalam data base. Dengan adanya kemampuan tersebut designer atau engineer dapat merevisi atau memodifikasi design yang ada tanpa harus mendesain ulang sebagian atau secara keseluruhan [7]. Tahap pemodelan menggunakan program Autodesk Inventor dibagi menjadi lima bagian yaitu sketching, 3D modelling, assembling, presenting dan drafting. Masingmasing tahap pemodelan tersebut memiliki file extension yang berbeda-beda, kecuali proses pembuatan sketsa dan pemodelan 3D sebuah part tergabunga dalam sebuah extension yang sama. Berikut adalah file extension yang digunakan pada Autodesk Inventor.
2
Tipe file Autodesk Inventor Program Autodesk Inventor memiliki extension file yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya, berikut adalah jenis file yang terdapat pada Autodesk Inventor : 1. File part File Part (*.ipt) digunakan ketika membuat komponen atau part, yang terlebih dahulu dibuat sketch kemudian dengan memanfaatkan part tools dapat menghasilkan model 3D dari sketch yang telah dibuat. 2. File Assembly File Assembly (*.iam) merupakan suatu file yang di dalamnya terdiri dari bermacam-macam part yang digabungkan pada satu file. Penggabungan file-file referensi (part) berdasarkan constrain sehingga hubungan antar komponen sesuai dengan bentuk kapal yang sesungguhnya. Dalam bentuk file ini dapat pula dibuat komponen baru atau mengambil komponen sesuai dengan standarisasi oleh beberapa asosiasi (ISO, JIS, DIN, ANSI, dan GOST) pada library yang telah disediakan oleh Autodesk Inventor. 3. File presentation File Presentaton (*.ipn) digunakan untuk mempresentasikan assembly files yang telah dibuat sebelumnya. Pada file ini bentuk, hubungan dan perakitan antar komponen dapat ditunjukkan dengan cara : a. Membuat explode view untuk digunakan dalam drawing file. b. Membuat animasi yang dapat menunjukkan langkahlangkah penggabungan komponen konstruksi. c. Animasi yang telah dibuat dapat disimpan dalam bentuk format video (*.wmv dan *.avi). 4. File drawing File Drawing (*.idw) digunakan untuk membuat dokumentasi 2D dari suatu desain. Dalam file drawing kita bisa menambahkan dimensi, keterangan, dan pandangan yang dibutuhkan untuk manufakturing. File drawing berhubungan dengan file part dan file assembly, sehingga setiap perubahan pada file part dan assembly akan direfleksikan secara otomatis pada file tersebut. PROSES DESIGN Proses desain selalu diawali dengan design statement. Design statement digunakan untuk mendefinisikan atau memberikan gambaran tentang tujuan dan kegunaan kapal yang akan dibangun. Ini berguna sebagai arahan bagi seorang desainer kapal dalam menentukan pilihan-pilihan yang rasional ketika mendesain. Proses mendesain kapal adalah proses berulang. Seluruh perencanaan dan analisis dilakukan secara berulang demi mencapai hasil yang maksimal ketika desain tersebut dikembangkan. Desain ini digambarkan pada desain spiral [8]. Desain spiral membagi seluruh proses menjadi 4 tahapan, yaitu concept design, preliminary design, contract deign dan detail design.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
3
instalasi dan detail konstruksi, sehingga para pekerja di bagian produksi bisa melaksanakan pembangunan kapal. Pada tahap ini bisa dipastikan tidak ada lagi perubahan. Meski demikian kadangkala perlu ada revisi dalam prosentase yang kecil sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di lapangan. II. PROSES PEMODELAN 3D KONSTRUKSI KAPAL
Gambar 1. Proses Spiral Design [9] yang menjadi salah satu metode dalam mendesain kapal yang dikembangkan oleh Evans (1969).
A. Concept design Proses desain selalu diawali dengan desain statement. Design statement digunakan untuk mendefinisikan atau memberikan gambaran tentang tujuan dan kegunaan kapal yang akan dibangun. Ini berguna sebagai arahan bagi seorang desainer kapal dalam menentukan pilihan-pilihan yang rasional ketika mendesain. Pembuatan konsep desain membutuhkan TFS (Technical Feasibility Study) dalam proses pencarian ukuran utama ataupun karakter-karakter lainnya yang bertujuan untuk memenuhi kecepatan, range (endurance), kapasitas dan deadweight. B. Preliminary design Preliminary design adalah tahap selanjutnya dari concept design. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan ulang yang terkait dengan performance kapal, Hasil dari pemeriksaan ulang diharapkan tidak banyak mengubah apa yang sudah ada pada tahap konsep desain sehingga proses desain dapat berlanjut ke tahap berikutnya. C. Contract design Sama seperti sebelumnya pada tahap contract design masih dimungkinkan terjadinya perbaikan-perbaikan hasil dari tahap preliminary design, sehingga desain yang dihasilkan menjadi lebih akurat dan teliti. Setelah selesai dengan perbaikan dan penambahan dari preliminary design, maka selanjutnya dibuat spesifikasi rencana standart kualitas dari bagian badan kapal dan peralatannya. Termasuk juga di dalamnya mengenai metode function test untuk memastikan kondisi dan performance kapal mendekati mission requirement awal. Hasil akhir dari contract design adalah dokumen kontrak pembuatan kapal. D. Detail design Detail design adalah tahap terakhir dari proses mendesain kapal. Pada tahap ini hasil dari tahapan sebelumnya dikembangkan menjadi gambar kerja yang detail. Di samping itu pada detail design diberikan pula petunjuk mengenai
A. Konsep Alur Kerja Pemodelan 3D dilakukan berdasarkan data kapal yang didapatkan dari PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (PT. DPS), data-data tersebut antara lain lines plan, cargo oil tank construction, construction profile, block division, dan scantling for profil & deck. Dari data yang didapatkan kemudian dilakukan pembagian pekerjaan penggambaran konstruksi tiap block, dimana sebuah block memiliki beberapa sub-block dan sebuah sub-block terdiri atas komponen konstruksi. Tahapan penggambaran konstruksi kapal pada tugas akhir ini dimulai dengan membuat sebuah part. Part yang telah jadi kemudian digabungkan atau Assembly menjadi sub-block, kemudian sub-block digabungkan menjadi sebuah block seperti pada gambar 2.
Gambar 2. Alur Penggambaran 3D Konstruksi Kapal menggunakan Autodesk Inventor.
Data kapal Data ukuran utama kapal digunakan untuk menentukan panjang, lebar dan tinggi dari block yang dimodelkan dalam program Autodesk Inventor Professional (student version), berikut adalah data ukuran utama kapal yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1. Ukuran utama kapal Oil Tanker 6500 LTDW No. UKURAN UTAMA KAPAL 1
Length overall (LoA)
108.00
m
2
Length of Water Line (Lwl)
103.80
m
3
Length between perpendiculars (Lpp)
102.00
m
4
Breadth moulded (Bmld)
19.20
m
5
Depth moulded (Hmld)
9.30
m
6
Draft moulded (Tmld)
6.00
m
7
Service speed (Vs)
12.00
knots
8
Complement
26
persons
9
Deadweight
6500
LTDW
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Block division pada kapal Oil Tanker 6500 LTDW menggunakan sistem block yang terbagi menjadi 19 bagian. Pembagian block yang dilakukan pada Tugas Akhir ini berdasarkan data gambar block division kapal yang telah dibangun di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (PERSERO). Dalam Tugas Akhir ini pemodelan 3D hanya sebatas pada block 8 yang dapat terlihat pada Gambar 3 dibawah ini. Block 8 berada di depan paralel middle body dan memiliki sebuah sekat kedap berbentuk corrugated bulkhead, dengan berat block 154.465 ton seperti yang terlihat pada Gambar 4. BLOCK 8
4
Pembuatan Sketsa Pembuatan gambar 2D merupakan tahap awal untuk pemodelan 3D konstruksi kapal. Model 2D dibuat berdasarkan data kapal Oil Tanker 6500 LTDW. Autodesk Inventor memiliki beberapa cara untuk melakukan sketching atau pembuatan gambar 2D diantaranya adalah melalukan import gambar yang sudah ada dari Autocad menggunakan fitur Import file, import koordinat dari Ms. excel dan melakukan sketching manual. Pemodelan 3D Setelah sketsa selesai dibuat maka tahap selanjutnya melakukan pemodelan 3D dari sketsa tersebut. Pemodelan 3D dibuat berdasarkan ketebalan dari data konstruksi yang ada. Pendefinisian Material Perhitungan berat konstruksi menggunakan Autodesk Inventor berdasarkan pendefinisian material dari tiap komponen penyusun konstruksi. material yang digunakn pada konstruksi kapal Oil Tanker 6500 LTDW adalah baja grade A dengan massa jenis 7.85 ton/m3.
Gambar 3. Data block division kapal Oil Tanker 6500 LTDW [10].
Data utama untuk penggambaran block 8 adalah data erection block yang dihasilkan dari penggambaran menggunakan tribon, pada Gambar 4 merupakan erection block dari block 8 kapal Oil Tanker 6500 LTDW beserta keterangan berat dari tiap sub-block.
Gambar 4. Data erection block 8 kapal Oil tanker 6500 LTDW [10].
B. Proses Pembuatan Part Part merupakan komponen-komponen penyusun konstruksi yang terlebih dahulu dibuat dari sketsa (sketch) kemudian, dengan memanfaatkan part tools dapat menghasilkan model 3D dari sketch yang telah dibuat. Sebuah file part baru dapat dibuat dalam konteks part centric ataupun assembly centric. Pada part centric, sebuah part baru dibuat dengan cara membuka file part (*.ipt) terlebih dahulu untuk menggambar sebuah part, sedangkan assembly centric ialah pembuatan file part baru pada lembar kerja file assembly yang sedang aktif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Metode Penggabungan Antar part Autodesk Inventor adalah parametric modeller. Ini berarti bahwa geometri dari modelnya dikontrol oleh parameterparameter dan/atau constrain yang diterapkan. Berkebalikan dari sistem non parametric dimana dimensinya hanya merupakan representasi dari ukuran geometris dari model namun tidak bisa mengontrol bentuk dan ukuran model tersebut. Aspek penting lain dari Autodesk Inventor adalah kemampuannya untuk membuat parts/elemen yang adaptif. Adaptifitas memungkinkan untuk membuat hubungan antar elemen yang dinamis dalam suatu assembly/perakitan. Ketika satu elemen berubah, kemampuan adaptif tersebut membuat elemen-elemen lain yang berhubungan untuk meyesuaikan ukuran-ukuran yang diperlukan akibat perubahan tersebut, tanpa perlu kita membuat persamaan parametris saling silang antar elemen yang rumit. Suatu contoh, jika akan membuat sketsa 2D pada sebuah parametric modeler, hanya perlu fokus pada bentuk dari sketsa tersebut, tidak perlu menggambar garis atau lingkaran dengan ukuran yang tepat. Setelah membuat sketsa sesuai dengan geometri model yang dibuat, baru memberi dimensi yang diperlukan. Setelah memberi dimensi pada sketsa tersebut, ukuran geometri dari sketsa akan diperbaharui sesuai cerminan dari dimensi yang dimasukkan. B. Hasil Pembuatan Sub-block Block 8 memiliki panjang block 8700 mm dan dimulai dari frame 89+200 sampai dengan frame 101+500. Block 8 juga memiliki beberapa sub-block yang telah ditentukan sesuai dengan pengerjaan di galangan, sub-block pada block 8 berjumlah 10. Seluruh Sub-block disimpan pada folder SUB BLOCK 8 dan tiap Sub-block memiliki folder penyimpanan masing-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) masing sesuai dengan nama sub-block. Berikut adalah file-file yang terdapat dalam folder SUB BLOCK 8.
5
diketahui bahwa penggambaran 3D konstruksi kapal menggunakan program ini memiliki beberapa perbedaan dibanding penggambaran menggunakan program alternatif lain yang umum digunakan untuk menggambar konstruksi kapal secara 3D. Pada Tabel 2 dibawah ini merupakan perbandingan proses dan hasil penggambaran konstruki 3D menggunakan Autodesk Inventor dibanding metode yang telah ada sebelumnya. Tabel 2. Perbandingan hasil penggambaran menggunakan Autodesk Inventor dibanding metode sebelumnya [11]. Program Perbandin gan
Gambar 5. File Sub-Block hasil assembly dari part
Dari hasil pembuatan sub-block diketahui bahwa file assembly memiliki ukuran file lebih kecil dibanding penggambaran 3D pada AutoCad, hal ini dikarenakan penggambaran pada Autodesk Inventor dilakukan penggambaran secara terpisah pada komponen gambar konstruksi sehingga komponen gambar konstruksi pada subblock tidak menjadi satu kesatuan dengan file sub-block sedangakan penggambaran manual pada AutoCad dilakukan pada satu file utama sehingga ukuran file sub-block atau block menjadi besar. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa ukuran file hasil pembuatan sub-block sangat kecil. Pemodelan yang dilakukan menggunakan Autodesk Inventor menghasilkan kapasitas file pada tiap sub-block tidak lebih dari 500 kb walaupun jumlah komponen penyusun sub-block berjumlah ratusan. Hal ini dihasilkan dari penggambaran part yang terpisah dengan file assemble dan tidak masuknya file part kedalam file assemble melainkan hanya sebagai file pinjamanan saat menampilkan file assemble. C. Hasil Pembuatan Block 8
Gambar 6. Hasil pemodelan 3D block 8 kapal Oil tanker 6500 LTDW menggunakan Autodesk Inventor.
Berdasarkan dari hasil pemodelan 3D gambar konstruksi Block 8 kapal Oil Tanker 6500 LTDW, seperti yang terlihat pada Gambar 6, yang dilakukan secara bertahap menggunakan program Autodesk Inventor Professional (Student Version),
Ukuran File Master Hasil perhitungan berat (frame 89) Tampilan Gambar 3D Hubungan Antar Part
X-ref AutoCad
96.5 kb*
18 mb
347 kb*
5.497 ton*
5.507 ton
5.507 ton
Lebih nyata dan sesuai texture dengan material* Lebih terkontrol dengan fitur Assemble & Constrain*
Warna standard (RGB), tidak ada texture material
Warna standard (RGB), tidak ada texture material
Tidak ada part
Berdasarkan koordinat
Tidak ada part
Re-attach manual dengan pemanggilan 1 per 1
Proses Reattach Part
Otomatis mencari file yang hilang*
Pembuatan Gambar 2D Pembuatan Gambar 3D
Sulit untuk bagian lengkung
Proses Perhitungan Berat
AutoCad 3D (konvensional)
Autodesk Inventor
Mudah*
Mudah*
Mudah*
Mudah
Mudah
Berat dapat Berat didapatkan Berat didapatkan dari diketahui secara dari perhitungan perhitungan manual otomatis manual dengan dengan mengalikan berdasarkan mengalikan volume volume dan massa pendefinisian jenis dan massa jenis material*
Ket : * menunjukkan lebih unggul
Tabel perbandingan di atas menunjukan bahwa Autodesk Inventor lebih unggul dalam hal pemodelan 3D sedangkan AuoCad lebih unggul dalam hal pembuatan gambar 2D terutama untuk gambar yang melengkung (spline). Kapasitas file master yang dihasilkan menggunakan Autodesk Inventor lebih kecil dibanding file utama yang dihasilkan menggunakan metode penggambaran konvensional menggunakan AutoCad yakni pada Autodesk Inventor 96.5 kb sedangkan AutoCad Konvensional 18000 kb (18 mb), dengan kapasitas file utama yang jauh lebih kecil membuat gambar master lebih ringan saat proses perubahan view. Hasil perhitungan berat yang didapatkan menggunakan Autodesk Inventor dengan AutoCad memiliki selisih sebesar 0.01 ton atau 0.18% pada frame 89 sehingga penggunaan program Autodesk Inventor dapat dikatan akurat dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam pemodelan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3D bahwa program Autodesk Inventor dapat menjadi pengganti AutoCad dalam hal pembuatan model 3D konstruksi kapal, sedangkan perbandingan perhitungan berat antara Autodesk Inventor dengan program khusus dibidang perkapalan yaitu Tribon M3 memiliki selisih berat 8.075 ton atau sekitar 5.23%. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari keseluruhan proses pemodelan 3D konstruksi kapal dan pembahasannya pada tugas akhir ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemodelan 3D konstruksi kapal menggunakan Autodesk Inventor memiliki keunggulan-keunggulan dibanding pemodelan 3D konvensional maupun metode X-ref AutoCad, yaitu: a. File master (file assemble) yang dihasilkan memiliki kapasitas jauh lebih kecil dibanding penggambaran langsung pada AutoCad, yakni pada Autodesk Inventor memiliki ukuran file 96.5 kb sedangkan pada penggambaran langsung (konvensional) pada AutoCad memiliki ukuran file 18 mb. b. Hubungan antar part lebih terkontrol, yaitu penggabungan antar part dapat dilakukan dengan mudah dengan adanya fitur Constrain dan Assemble. c. Pemodelan komponen secara terpisah pada AutoCad (metode X-ref) memiliki kelemahan saat dilakukan pemindahan lokasi file referensi, yaitu saat membuka file master perlu dilakukan pemanggilan (Attach) ulang setiap komponen konstruksi, sedangkan pada Autodesk Inventor pemanggilan file referensi yang hilang dapat dilakukan secara otomatis. d. Pendefinisian material saat membuat model 3D membuat gambar yang dihasilkan lebih nyata dibanding penggambaran pada AutoCad maupun Tribon M3, serta perhitungan dari berat konstruksi lebih mudah dilakukan, karena secara langsung dapat ditampilkan setelah menentukan jenis material dari tiap komponen gambar. 2. Perhitungan berat menggunakan Autodesk Inventor perframe menghasilkan selisih berat 0.01 ton atau sekitar 0.18% pada frame 89, sehingga pemodelan menggunakan program Autodesk Inventor dapat menghasilkan desain yang akurat dengan selisih berat yang kecil. Sedangkan untuk analisis berat pada keseluruhan block kapal menghasilkan selisih berat sebesar 8.075 ton atau sekitar 5.23 % lebih kecil dibandingkan perhitungan berat yang dihasilkan pada pemodelan sebelumnya. 3. Pemodelan 3D pada Autodesk Inventor memiliki perbedaan dengan penggambaran konvensional pada AutoCad yaitu pada Inventor penggambaran komponen dilakukan pada file yang berbeda dengan file utama, sedangkan pada pemodelan 3D AutoCad dilakukan pada file yang sama. Tahap pemodelan pada Autodesk Inventor
6
dimulai dengan pembuatan project > pembuatan sketsa > pembuatan model 3D > Penggabungan Komponen (Subblock) > Penggambungan Sub-block menjadi Block. 4. Autodesk Inventor dapat dijadikan sebagai software alternatif untuk pemodelan dan penggambaran 3D konstruksi kapal, karena memiliki tools yang hampir sama dengan AutoCad sehingga lebih mudah digunakan oleh drafter. Selain itu, kemampuan paramteric solid modeling pada Autodesk Inventor, yaitu kemampuan untuk melakukan pengeditan dalam bentuk solid model. Dengan kemampuan tersebut designer atau engineer dapat merevisi atau memodifikasi desain yang ada tanpa harus mendesain ulang sebagaian atau secara keseluruhan. DAFTAR PUSTAKA [1]
Watson, D. (1998). Practical Ship Design (Vol. 1). (R. Bhattacharyya, Ed.) Oxford: Elsevier. [2] Autodesk, Inc. (2013). Case Studies - Costumer Reviews, Testimonial for Inventor Software. Retrieved february 2013, from Autodesk: http://usa.autodesk.com/autodesk-inventor/customers. [3] Fadly, F., (2011). Pengembangan Metodologi Pembuatan Model 3D Konstruksi Kapal Untuk production Drawing Berbasis AutoCAD, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Perkapalan-FTK-ITS, Surabaya. [4] Ngadiyono. M.Pd., Y. (2010). Modul Autodesk Inventor. Retrieved Maret 2013, from Universitas Negeri Yogyakarta: http://eprints.uny.ac.id. [5] Seprianto, D. (2011). Perancangan Alat Blending/Mixing Menggunakan Perangkat Lunak CAD Autodesk Inventor Professional 2010. Austent, 2. [6] Mahardika, A. P. (2011, December 8). Introducing Autodesk Inventor. Retrieved February 2013, from ISOMETRIVIEW: http://isometriview.wordpress.com/2011/12/08/intoducing-to-autodeskinventor. [7] Hidayat, N., & Shanhaji, A. (2011). Autodesk Inventor: Mastering 3D Mechanical Design. Bandung: Informatika. [8] Evans, J. H. (1959). Basic design concepts. concepts.American Society of Naval, 671-674. [9] Eyres, D. J. (2001). Ship Construction (5th ed.). Oxford: Elsevier. [10] PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (PERSERO). (2008). Data gambar kapal Oil Tanker 6500 LTDW. Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. [11] Siswanto, H. (2010). Penggambaran Metodologi Model 3D Konstruksi Kapal Berbasis AutoCAD. Surabaya: Jurusan Teknik Perkapalan-FTKITS.