UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DENGAN MODEL TUTOR SEBAYA (PEER TUTORING) PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMK N 5 SURAKARTA Qusnul Angga Rosita1, A.G. Tamrin2, Chundakus Habsya3 Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Sebelas Maret e-mail:
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this study was to determine: (1) Improving student learning outcomes in subjects Engineering Drawing by using Peer Tutoring learning model in class X Civil Engineering Program in SMK N 5 Surakarta. (2) The effectiveness of the application of the Peer Tutoring learning model in subjects Engineering Drawing in class X Civil Engineering Program SMK N 5 Surakarta. This study is a classroom action research conducted in class X Civil Engineering Program in SMK N 5 Surakarta with 31 students. This study was conducted in two cycles. Each cycle consists of a phase of implementation, observation and reflection. The instrument used in this study consisted of a test of learning outcomes and assessment sheets of observation. Test the data validity by using member check and analyze data by using interactive analysis, which consists of: data reduction, data presentation, drawing conclusions or verification. The results research with Peer Tutoring model indicate improvement of cognitive is 15.49%; psychomotor domains is 20.26%; affective is 20%; and effectiveness of learning increased up to 8.52%. Key word : Peer Tutoring, Learning outcomes, and Effectiveness
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS 3 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS 2
1
kurang. Siswa merasa bosan terhadap
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
pelajaran Gambar Teknik, karena
pondasi dalam kemajuan bangsa
proses
serta
berlangsung
dasar
sebagai
cara
untuk
pembelajaran
memajukan atau membawa bangsa di
dihabiskan
era
menjelaskan
yang
semakin
maju.
Jalur
selama oleh
yang dua
guru
materi
jam untuk
pelajaran,
pendidikan dapat ditempuh dalam
sedangkan siswanya sendiri diminta
dua cara yaitu pendidikan formal dan
untuk
nonformal.
menggambarnya
Sekolah
merupakan
lembaga pendidikan formal yang
rumah
atau
Dari
penjelasan
tersebut
baik
secara
berdampak pada hasil belajar siswa
nantinya
dapat
masih kurang memuaskan, yakni
mencetak generasi muda bangsa
siswa yang memperoleh nilai ≥75
yang
masih kurang dari 75%, yaitu untuk
optimal
yang
di
tugas
sebagai tugas rumah.
dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran
melanjutkan
yang
cerdas,
berkarakter
bermoral tinggi. pendukung
dan
Salah satu unsur
ranah
kognitif
66,67%,
ranah
terjadinya
proses
psikomotorik 66,67%, dan afektif
adalah
seorang
60% dari jumlah 31 siswa kelas X
pendidik. Interaksi yang diharapkan
Teknik Sipil C (TSC) tahun pelajaran
antara pendidik atau guru dan anak
2014/2015.
pembelajaran
didik atau siswa adalah interaksi yang
dapat
mendorong
semua
aktivitas belajar siswa.
Menyikapi tersebut
maka
permasalahan
perlu
dilakukan
penerapan model pembelajaran yang
Berdasarkan
pengamatan
baru
sebagai
upaya
dalam
yang dilakukan selama PPL dan
memecahkan masalah pada mata
observasi di kelas yaitu kelas X
pelajaran
Program Keahlian Teknik Bangunan
Berdasarkan penjelasan diatas model
SMK N 5 Surakarta pada mata
pembelajaran Tutor Sebaya (Peer
pelajaran
Tutoring)
Gambar
Teknik
Gambar
merupakan
Teknik.
salah
satu
disimpulkan bahwa tingkat keaktifan
alternatif yang dapat dilakukan oleh
siswa
seorang guru untuk meningkatkan
dan
minat
siswa
dalam
mengikuti pembelajaran sangatlah
keaktifan
siswa
dalam
proses
2
pembelajaran.
Penulis
merasa
dengan tujuan menciptakan kondisi
tertarik dengan model pembelajaran
belajar yang baik dan keberhasilan
Tutor Sebaya (Peer Tutoring) untuk
pendidikan.
penelitian yang akan dilaksanakan
Kemampuan
pada mata pelajaran menggambar
Menurut
Poerwadarminta
teknik yaitu dengan judul “Upaya
(2007: 742) mempunyai pendapat
Peningkatan Kemampuan Siswa
lain
Kelas X Program Keahlian Teknik
mampu artinya kuasa (bisa, sanggup)
Bangunan dengan Model Tutor
melakukan
Sebaya (Peer Tutoring) pada Mata
kemampuan artinya kesanggupan,
Pelajaran Gambar Teknik di SMK
kecakapan, kekuatan.
tentang
N 5 Surakarta”.
sesuatu,
Jadi kekuatan
kemampuan
sedangkan
kemampuan yang
dimiliki
TINJAUAN PUSTAKA
seseorang atau individu
Pembelajaran
melakukan
Pembelajaran
adalah
membelajarkan siswa menggunakan
merupakan
keberhasilan
penentu
pendidikan
oleh untuk
mengerjakan
Hasil Belajar Sudjana
(2009:
3)
utama
mendefinisikan hasil belajar siswa
(Sagala,
pada hakikatnya adalah perubahan
2009 : 61).
tingkah laku sebagai hasil belajar
Pembelajaran adalah proses interaksi
adalah
sesuatu.
asas pendidikan maupun teori belajar yang
atau
yaitu
peserta
didik
dengan
pendidik dan sumber belajar pada
dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
suatu lingkungan belajar (UU No. 20
Menurut
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal
Mudjiono
1 Ayat 20)
menyebutkan
Dari
beberapa
Dimyati
dan
3-4)
juga
(2009: hasil
belajar
definisi
merupakan hasil dari suatu interaksi
tersebut diatas dapat disimpulkan
tindak belajar dan tindak mengajar.
bahwa pembelajaran adalah proses
Dari sisi guru, tindak mengajar
yang
diakhiri dengan proses evaluasi hasil
dilakukan
guru
secara
terprogram dalam suatu lingkungan
belajar.
3
Berdasarkan pengertian hasil belajar
diatas
ditarik
pembelajaran
hasil
belajar
apabila
kemampuan
yang
diinginkan, baik dari segi tujuan
dimiliki oleh masing-masing siswa
pembelajaran maupun prestasi siswa
yang diterima setelah mendapatkan
yang maksimal.
kesimpulan
dapat
Menurut Sinambela (2006:78),
bahwa
merupakan
pengalaman belajar dalam kurun
dikatakan
mencapai
sasaran
efektif yang
Jadi efektifitas pembelajaran
waktu tertentu.
adalah capaian yang dimiliki dalam
Prestasi Belajar
suatu kegiatan yang dilakukan untuk
Menurut
Djamarah
(1994:
mendapakan target sesuai dengan
20-21) bahwa prestasi adalah apa
indikator
yang telah dapat diciptakan, hasil
tujuan
pekerjaan, hasil yang menyenangkan
maksimal.
hati yang diperoleh dengan jalan
Keaktifan
keuletan kerja.
keberhasilannya memperoleh
hasil
dengan yang
Keaktifan adalah kegiatan atau
Jadi prestasi belajar adalah
aktivitas atau segala sesuatu yang
kemampuan yang dimiliki oleh siswa
dilakukan
dalam proses pembelajaran dengan
yang terjadi baik fisik maupun non
jangka
fisik menurut Mulyono (2009: 12).
waktu
tertentu
sehingga
atau
kegiatan-kegiatan
mengalami perubahan baik sikap,
Jadi keaktifan siswa dalam
tingkah laku, pengetahuan ataupun
belajar merupakan semua kegiatan
keterampilan
dan
yang dilakukan oleh siswa baik
diwujudkan dalam sebuah angka atau
secara fisik maupun non fisik yang
pernyataan.
terjadi dalam proses belajar mengajar
Efektifitas
sehingga dapat menciptakan suasana
yang
diukur
Efektifitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan
seberapa
jauh
kelas yang nyaman dan kondusif. Interaksi
target (kuantitas,kualitas dan waktu)
Interaksi merupakan kegiatan
telah tercapai. Dimana makin besar
timbal
presentase target yang dicapai, makin
mengajar
tinggi efektifitasnya (Hidayat 2009)
kegiatan sosial karena antara peserta didik
balik.
dan
Interaksi berarti
gurunya
belajar suatu
ada
suatu
4
komunikasi sosial atau pergaulan
enggan, rendah diri, malu, dan
(Zahra 1996 :91)
sebagainya,
sehingga
diharapkan
Jadi interaksi merupakan suatu
siswa yang kurang paham tidak
kegiatan yang berlangsung dalam
segan-segan untuk mengungkapkan
kurun waktu tertentu yang dilakukan
kesulitan-kesulitan yang dihadapinya
oleh antar individu atau beberapa
(Sukmadinata, 2007).
individu yang menimbulkan suatu
Menurut
Djamarah
(2005:
dampak.
31) langkah-langkah yang digunakan
Model
dalam
Model pembelajaran sebagai
menerapkan
pembelajaran
yang
bimbingan
belajar
kerangka konseptual yang digunakan
kelompok
sebagai pedoman dalam melakukan
adalah sebagai berikut:
pembelajaran.
(Soekamto,
dkk,
2000). Jadi adalah
model
gambaran
a.
pembelajaran selama
proses
pembelajaran dari awal hingga akhir untuk
memberikan
pengalaman b.
belajar bagi peserta didik. Model
Tutor
Sebaya
(Peer
dari
tingkat
c.
Tutoring) Dipandang
partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar secara berkelompok dengan
d.
tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih tinggi
e.
menurut Ratno Harsanto (2007: 43). Bantuan belajar oleh teman sebaya
dapat
menghilangkan
kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa
f.
dengan
tutor
sebaya
Memilih tutor sebanyak 4-5 orang dengan syarat: Termasuk dalam peringkat 10 terbaik berdasarkan nilai rapor atau nilai evaluasi sebelumnya. Dapat menguasai materi pelajaran. Mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan dilakukan menurut tingkat kecerdasan siswa, yaitu setiap kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang. Membahas beberapa contoh soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Memberikan bimbingan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa dengan bantuan tutor sebaya. Mengisi lembar observasi, pengamatan, dan pengidentifikasian siswa selama kegiatan belajar mengajar antara lain: absent, dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
5
a.
Mata Pelajaran Gambar Teknik Gambar
merupakan
sebesar 74,28 dengan persentase
salah satu mata pelajaran bagi siswa
ketuntasan sebesar 66,67% yaitu
kelas X SMK Program Keahlian
20 siswa.
Bangunan
Teknik
Rata-rata untuk ranah kognitif
dimana
pada
mata
b.
Ranah
psikomotorik
dengan
pelajaran ini memberikan materi
ketuntasan 66,67% sejumlah 20
tentang
siswa dan rata-rata kelas 76,42
cara
menggambar
yang
dimulai dari dasar atau awal.
c.
Untuk ranah afektif terdapat 18 siswa (60%) yang tuntas dengan rata-rata kelas 74,83
METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data
d.
yang digunakan yaitu melalui test, observasi,
wawancara,
dan
Rata-rata
efektifitas
pembelajaran sebesar 71,03% Siklus I
dokumentasi. Sumber data dalam
Data hasil penelitian siklus I
penelitian ini adalah guru mata
mengenai penerapan model Tutor
pelajaran Gambar Teknik dan siswa
Sebaya (Peer Tutoring) pada mata
kelas X TSC Program Keahlian
pelajaran Gambar Teknik siswa kelas
Teknik
X
Bangunan
SMK
N
5
Surakarta. Teknik analisis data dalam
TSC
SMK
N
5
Surakarta
diperoleh hasil sebagai berikut : a.
Rata-rata untuk ranah kognitif
penelitian ini dilakukan dari awal
sebesar 76,67 dengan Persentase
sampai akhir kegiatan pengumpulan
ketuntasan sebesar 79,31% yaitu
data. Data dari hasil penelitian diolah
23 siswa.
dan dianalisis
b.
Ranah psikomotorik dengan
secara analisis interaktif, yang terdiri
ketuntasan 75,86% sejumlah 22
dari: reduksi data, penyajian data,
siswa dan rata-rata kelas 81,85 c.
Untuk ranah afektif terdapat 21
PEMBAHASAN
siswa (72,41%) yang tuntas
Prasiklus
dengan rata-rata kelas 77,65
Dari hasil observasi prasiklus diperoleh data sebagai berikut:
d.
Penilaian keaktifan diperoleh rerata capaian ketuntasan klasikal sebesar 77,46%
6
Siklus II
Rata-rata Nilai Psikomotorik
Siklus II dilakukan untuk melakukan
perbaikan
atau
kekurangan pada siklus sbelumnya. Pada
tahap
siklus
II
terjadi
perubahan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil
belajar
dan
efektifitas
pembelajaran, antara lain : a.
90 85
84,82 81,85
80 76,42
75 70
prasiklus
Rata-rata untuk ranah kognitif
ketuntasan sebesar 83,33% yaitu
Rata-rata Nilai Afektif 85 80
25 siswa.
75
Ranah psikomotorik dengan
80,26
77,65
74,83
70 prasiklus
ketuntasan 86,67% sejumlah 26 siswa dan rata-rata kelas 84,82 c.
siklus II
Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Psikomotorik Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
sebesar 82,5 dengan Persentase
b.
siklus I
Untuk ranah afektif terdapat 26 siswa (86,67%) yang tuntas
siklus I
siklus II
Gambar 4.26 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Psikomotorik Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
dengan rata-rata kelas 80,26 d.
Grafik Efektifitas Pembelajaran
Penilaian keaktifan diperoleh rerata capaian ketuntasan klasikal sebesar 79,55%. 71,03%
Rata-rata Nilai Kognitif 85
75
prasiklus siklus I 82,5
80 74,28
77,47%
76,67
79,55% siklus II
Gambar 4.26 Grafik Capaian Ketuntasan Efektifitas Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
70 prasiklus
siklus I
siklus II
Gambar 4.24 Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Kognitif Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dengan
penggunaan
model
pembelajaran Tutor Sebaya (Peer Tutoring)
pada
mata
pelajaran 7
Gambar Teknik
siswa kelas X
Program Keahlian Teknik Bangunan
Http://eprints.ung.ac.id/198/3/20132-86206-151409491-bab211012014045146.pdf
di SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2014/ 2015 menunjukkan bahwa : 1.
Adanya
peningkatan
hasil
belajar siswa pada aspek kognitif,
afektif,
dan
yaitu
dilihat
psikomotorik
Mulyono. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 3003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.
dari peningkatan nilai siswa dari tahap prasiklus, siklus I, dan Siklus II. 2.
Pembelajaran menjadi efektif, karena terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari setiap siklusnya.
DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah. (1994). Prestasi Belajar Kompetensi Guru, Surabaya: PT Usaha Nasional Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat. (2009). Pengertian Efektivitas. Diperoleh 10 Juli 2014, dari http:// noebangetz.blogspot.com/2009 /07/definisi-atau-pengertianefektivitas.html.
Poerwadarminta. (2007). Pengertian Kemampuan. Diperoleh 22 maret 2015 dari Ratno Harsanto,(2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sinambela. (2006) Pembelajaran Efektif diperoleh 10 juli 2015 dari http://eprints.uny.ac.id/8481/3/ bab%202%20_08520241028.p df Sudjana, Nana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sukmadinata. (2007). Model Pembelajaran Tutor Sebaya diperoleh 20 maret 2015 dari: https://bagawanabiyasa.wordpr ess.com/2013/07/21/pembelaja ran-tutor-sebaya/ Soekamto, dkk. (2000). Model Pembelajaran.Diperoleh pada 8
tanggal 20 maret 2015 dari: http://web.iaincirebon.ac.id/si mak/student/riset/BAB214101 40135.docx Zahra. (1996). Pengertian interaksi Diperoleh 10 juni 2015 dari: http://digilib.unila.ac.id/7181/1 6/BAB%20II.pdf
9