PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Pusat Pelatihan Musik Indonesia Topik : Perkembangan Teknologi Dosen Utama : Firza Utama Sjarifudin, S.T., M.Eng., Dr.Eng Dosen Pembimbing : Doni Fireza, S.T., M.T
TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012
Disusun Oleh : FATMA ANDHITA NIM: 1200996663
JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2012
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini seiring dengan perkembangan di beberapa aspek kehidupan manusia, salah satunya di bidang musik. Dalam buku ‘World Book Encyclopedy Music’, dikatakan musik adalah seni tertua dalam peradaban umat, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pada keagamaan. Perkembangan musik di dunia, maju dengan sangat pesat dan memberi kontribusi yang besar serta berarti terhadap masyarakat karena dianggap turut meringankan beban hidup sehari-hari. Dari sekian banyak cabang seni, yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah seni musik. Demikian juga khususnya di Indonesia. Bukti berkembangnya musik di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya pecinta musik di Indonesia dan banyak nya tempat pendidikan musik baik formal amaupun non formal. Selama ini di sekolah-sekolah formal lebih banyak mengutamakan perkembangan otak kiri. Akan tetapi menjadi seorang yang kreatif diperlukan perkembangan otak kanan dan otak kiri yang seimbang. Salah satu caranya adalah dengan belajar bermain musik (Djohan, 2009; 14). Dr. Frank Wilson, seorang professor dari Fakultas Kedokteran Universitas California mengemukakan bahwa belajar bermain musik akan meningkatkan perkembangan otak dan seluruh system saraf. Musik adalah cetusan perasaan atau pikiran manusia, sehingga sebagai ekspresi perasaan manusia bahkan tidak ada sejarah peradaban manusia yang dilewati tanpa musik (Sutanto, 1998). Perkembangan ekonomi dan iptek yang cukup pesat di Indonesia, yang kini jatuh terpuruk pada dasar terendah menjadikan masyarakat ingin mencari makna hidupnya melaui seni, dimana salah satunya adalah melalui musik (Naisbit, 2000) Seiring dengan perkembangan seni terutama musik yang kini senantiasa mempengaruhi kehidupan masyarakat, dirasakan belum lengkap tanpa adanya suatu
2|Page
wadah yang mampu menampung, membina dan menyalurkan segala aktifitas yang berkaitan dengan music secara fokus dan terarah. Seringkali Indonesia memenangkan berbagai penghargaan dari kejuaraan musik khusunya seni tarik suara tingkat Internasional dengan membawa nama baik Indonesia, tetapi yang membuat miris adalah mereka berangkat dan berlatih dengan biaya sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah berupa fasilitas penunjang khusus yang memadai. Demi mendapatkan pengakuan secara intelektual dari dunia musik maka perlu adanya suatu wadah/lembaga yang menampung kegiatan pendidikan musik yang bersifat formal. Dimana wadah/lembaga ini nantinya juga mampu menampilkan identitas musik Indonesia agar dapat diakuai keberadaannya dan menjadi bagian dari perkembangan musik di dunia. Hal tersebut mendasari pendirian Pusat Pelatihan Musik Indonesia. Pusat Pelatihan Musik selain mewadahi berbagai aktifitas yang berhubungan dengan musik tetapi juga mewadahi aktifitas harian berupa asrama yang berkaitan erat dengan aktifitas musik sehingga peserta semakin fokus untuk berlatih dan mempersiapkan diri untuk mengikuti berbagai kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional demi mengharumkam nama Indonesia dimata Internasional dalam bidang musik.
Latar Belakang Topik dan Tema Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif dari masa ke masa. Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran dan hasil kebudayaan telah nampak berorientasi menuju bidang teknologi. Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini mampu mempengaruhi perkembangan di segala aspek kehidupan manusia. Salah satu nya turut mempengaruhi dalam perkembangan dunia arsitektur. Perkembangan arsitektur dalam dunia teknologi tentunya sangat – sangat terasa. Hal ini dapat terlihat jelas sebagaimana dahulu membuat suatu bangunan dengan
menggunakan
konstruksi
kayu
ataupun
beton.
Tetapi
semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini banyak bahan – bahan material yang baru dan memiliki kekuatan melebihi kayu dan beton, yaitu baja, almunium, baja ringan, bata silika dan masih banyak lagi. Dan kemajuan ini tidak hanya terasa hanya pada bahan material saja, tetapi juga pada perhitungan kekuatan,
3|Page
perencanaan dan bentuk suatu bangunan termasuk sistem selubung pada sebuah ruang. Selubung berfungsi sebagai pelindung bangunan yang bersifat fleksibel. Oleh karena itu dapat diterapkan juga pada interior ruang. Ruang terbentuk karena adanya kegiatan di dalamnya. Sebuah kegiatan tentunya menimbulkan suara dari penggunaan ruang tersebut. Selama ini suara yang ditimbulkan hanya dijadikan masalah yaitu kebisingan, padahal apabila ditinjau lebih lanjut pergerakan suara dapat berguna bagi pengguna itu sendiri melalui bentuk sebuah ruang. Bentuk sebuah ruang sangat mempengaruhi kenyamanan penggunanya oleh karena itu diperlukan pemikiran khusus untuk menghasilkan bentuk ruang yang optimal. Dengan adanya keterkaitan tersebut, maka pergerakan suara sangat bermanfaat bagi ruang luar ataupun dalam apabila didesain dengan baik sehingga dapat ikut serta menyumbang dalam perkembangan teknologi dalam dunia arsitektur.
Latar Belakang Keterkaitan Proyek dengan Topik dan Tema Unsur bunyi adalah elemen utama dari seni musik. Sehingga konsep perancangan harus menekankan pada bagaimana agar suara yang dihasilkan dapat disalurkan dengan baik oleh pendengar dan kenyamanan pengguna ruang selama kegiatan berlangsung. Kenyamanan yang dimaksud meliputi akustik ruang yang baik, desain ruang baik bentuk dan luasan ruang yang mendukung konsentrasi dan ketenangan selama proses belajar dan mengajar berlangsung. Oleh karena itu diperlukan suatu teknologi dan sistem pemantul gerakan suara yaitu dengan menggunakan konsep arsitektur kinetik. Dimana penerapan konsep ini, memiliki pendekatan “bentuk mengikuti fungsi” yaitu bagaimana mendesain ruangan yang bergerak atau menyesuaikan dengan pengguna ruangan dan fungsi dari ruangan tersebut berdasarkan suara yang dihasilkan sehingga menciptakan sebuah bentuk ruang dan sistem yang paling optimal untuk kegiatan didalamnya. Hal ini sebagai penunjang kenyamanan akustik agar ruangan menjadi kedap suara secara maksimal sehingga penghuni bisa konsentrasi dan fokus latihan dan sebaliknya, penghuni luar ruangan juga tidak merasa terganggu dengan suara yang dihasilkan oleh pengguna ruang dalam.
4|Page
Gb. Keterkaitan proyek dengan tema dan topik
I.2 Maksud dan Tujuan I.3.1 Maksud umum: • Merancang sebuah pusat pelatihan musik di kawasan Pulomas sebagai sarana bagi para pemuda-pemudi Indonesia yang berbakat dalam bidang musik khususnya seni tarik suara untuk dilatih dan dipersiapkan dalam rangka kejuaraan nasional maupun internasional. • Menjadikan bangunan ini sebagai tempat tinggal musisi dalam periode waktu tertentu berupa tempat berlatih, berkumpul dan untuk tempat peristirahatan yang ideal dan nyaman terutama dari segi kenyamanan akustik agar penghuni dapat mempersiapkan diri dengan baik dengan bantuan teknologi arsitektur. • Dapat memberi sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan di bidang perkembangan teknologi dan arsitektur, khususnya mengenai penataan akustik dalam ruang musik. I.3.2 Maksud khusus: • Merancang bentuk ruang yang paling optimal berdasarkan gerakan suara yang berasal dari sumber suara dengan bantuan teknologi dan konsep arsitektur kinetik yang disesuaikan dengan aktifitas pengguna di dalamnya sehingga nantinya akan ikut mempengaruhi bentuk masa bangunan secara keseluruhan. • Mengaplikasi material serta sistem yang paling efektif sebagai bahan pelapis ruangan agar kualitas akustik dan suara tetap terjaga dan kedap suara.
5|Page
I.3.3 Tujuan: •
Menghadirkan
bangunan
berbasis
pengembangan
teknologi
dengan
optimalisasi bentuk ruang. •
Menghadirkan bangunan berupa pusat pelatihan musik untuk seluruh Indonesia yang mencirikan permusikan Indonesia.
I.3 Lingkup Pembahasan I.3.1 Lingkup Pembahasan Proyek Perancangan dan pengolahan ruang Pusat Pelatihan musik dan asrama serta fasilitas penunjangnya yang disesuaikan dengan tema dan topik yang diangkat. Pengoptimalan tata ruang dalam maupun luar yang terkait dengan suara dan akustik dengan menerapkan pendekatan arsitektur kinetik. I.3.2 Batasan Masalah Pusat Pelatihan Musik Pusat pelatihan musik sebagai sarana pendidikan non formal bagi para pemuda-pemudi Indonesia yang berbakat dalam bidang musik khususnya seni tarik suara untuk dilatih dan dipersiapkan dalam rangka kejuaraan nasional maupun internasional berupa karantina dalam beberapa periode waktu. Tidak ada jenjang pendidikan formal, seperti S1 atau D3. Asrama Asrama ditujukan untuk menunjang kegiatan pada Pusat Pelatihan Musik Indonesia. Dimana penghuni untuk mempersiapkan diri untuk mengukuti kejuaraan diperlukan waktu yang panjang untuk berlatih hingga larut malam dan memerlukan tempat istirahat. Bentuk Ruang Pada proyek ini, difokuskan pada pengoptimalan bentuk ruang latihan dan hunian dengan bantuan teknologi dan pendekatan arsitektur kinetik. Arsitektur Kinetik Merupakan pendekatan arsitektur mengenai bentuk yang mengikuti fungsinya yaitu terdiri dari komponen pengendalian akustik dalam ruang yang akan menyesuaikan dengan kegiatan di dalamnya. 6|Page
I.3.3 Metodologi Penelitian Pemilihan Subyek Variabel Variabel adalah sesuatu yg dapat berubah; faktor atau unsur yg ikut menentukan perubahan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kenyamanan akustik, kestabilan suara. Sedangkan variabel independennya adalah bentuk ruang dan variabel moderator yang digunakan adalah gerakan suara, sumber suara dan pantulan suara yang mempengaruhi kondisi akustik ruang. Adapun variabel kontrol yang digunakan adalah selubung adaptif, perangkat system kedap suara seperti kemiringan reffector, diffuser. Variabel tersebut akan dianalisa dengan bantuan perangkat lunak Ecotect. Ecotect sebagai program computational building performance simulation menyediakan fasilitas untuk pendekatan desain akustik, dan untuk menganalisa pencahayaan, termal dan biaya. Khusus pada analisa akustik, Ecotect tidak saja dilandasi dengan perhitungan analisa waktu dengung yang berdasar pada rumus statistical reverberation Sabine, Eyring erta Millington, namun juga dilengkapi dengan analisa geometri akustik yang dapat divisualisasikan secara 2 dimensi dan 3 dimensi. Kelebihan ini memberi peluang bagi perancangan ruang akustik untuk memanfaatkan kecepatan
dan
ketepatan
di
dalam
memperhitungkan
dan
memvisualisasikan hasil analisa, yang tentu akan berguna untuk mendukung pengambilan keputusan desain akustik ruang. Dari sini penulis dapat menganalisa, rancangan bentuk ruang seperti apa yang dapat dikatakan optimal untuk diaplikasikan pada pusat pelatihan musik Indonesia di Pulomas. Ruang yang di analisa yaitu ruang latihan pribadi, ruang latihan bersama, ruang kelas, auditorium, ruang dalam hunian dan ruang bersama. Analisa juga dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan langsung serta data hasil simulasi. Desain dan Pendekatan
Metode Penelitian
7|Page
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Jenis data dan analisanya berupa data kuantitatif dalam bentuk grafik dan simulasi. Kuantitatif adalah bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta – fakta dan sifat – sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelakan hubungan variabel (Kriyantono, 2006 : 67). Analisis Data
Tahap Persiapan Tahap ini merupakan tahap pengumpulan semua data yang terkait dengan proye, tema dan topik dan kepustakaan.
Tahap Intepretasi, Uji Lapangan, dan Intepretasi Ulang Kegiatan interpretasi ini meliputi interpretasi tentang setting ruang dan kegiatan penghuni di dalamnya yang terkait dengan suara. Kegiatan uji lapangan dengan melakukan pengecekan dan perbandingan hasil interpretasi dengan tahap persiapan tadi
berupa pengamatan
maupun pengukuran langsung di lapangan yang menjadi sampel di atas. Berikut
interpretasi
ulang
bertujuan
untuk
menilai
ulang
dan
memperbaiki data awal yang salah setelah pengecekan lapangan serta menambah data yang kurang. Tahapan Penelitian (Ecotect):
Tahap I Pengukuran kualitas akustik breberapa auditorium yang ada (model Eksisting) secara statistik dan secara acoustic particles untuk melihat validitas hasil simulasi.
Tahap II Studi simulasi dengan acoustic particles untuk mendukung pengambilan keputusan guna perbaikan nilai waktu dengung.
8|Page
Tahap III Pengujian nilai waktu dengung, distribusi suara, fleksibilitas desain terhadap jumlah pemakai dan aspek biaya pada model Desain dan beberapa model lain. Proses validasi dengan membandingkan hasil simulasi dengan
hasil pengukuran lapangan (site measurement) diperlukan untuk menentukan tingkat akurasi hasil simulasi yang akan menunjukkan keandalan suatu program simulasi.
Tahap Penyajian Hasil Penyajian hasil dan analisis mengenai bentuk ruang dan pengoptimalan akustik ruang, disajikan dalam bentuk grafik dan 3dimensi serta dalam bentuk 2dimensi dimana didalamnya terdapat simulasi pergerakan suara yang kemudian digabungkan dengan tebel perbandingan masing-masing bentuk dan studi literatur/kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
I.4 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yaitu karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan perancangan serta penelitian Pengoptimalan bentuk ruang Pusat Pelatihan Musik berdasarkan pantulan suara berbasis teknologi selubung adaptif di Pulomas secara garis besar disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I: Pendahuluan Berisi kajian tentang latar belakang perlunya didirikan Pusat Pelatihan Musik Indonesia serta latar belakang pemilihan topik perkembangan teknologi dan tema yang diangkat, maksud dan tujuan, lingkup dan batasan pembahasan dan metodelogi penelitian, sistematika pembahasan, dan kerangka pemikiran proses perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Musik Indonesia.
9|Page
BAB II: Tinjauan Dan Landasan Teori Merupakan Tinjauan teoritis umum terhadap proyek dan tinjauan khusus mengenai topik/tema sebagai pendekatan perancangan arsitektur, disertai beberapa studi literatur dan studi kasus lapangan terhadap proyek sejenis sebagai pembanding yang relevan. BAB III: Permasalahan Identifikasi masalah dan rumusan permasalahan-permasalahan yang timbul dari penelitian ini yang terkait dengan arsitektural khususnya berkenaan dengan aspek manusia, aspek lingkungan, dan juga aspek bangunan. BAB IV: Analisa Analisa permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui pendekatan perancangan. Analisis ini meliputi ketajaman dan relevansi perancangan arsitektural, penerapan ketajaman dan ketepatan teori arsitektural. Dari analisa nantinya akan dihasilkan solusi dan konsep perancangan yang diterapkan sebagai landasan dalam merencanakan dan merancang bangunan dan lingkungannya. BAB V: Konsep Perencanaan Dan Perancangan Konsep Perancangan menjelaskan tentang konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. Konsep perancangan merupakan dasar/landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain sebagai alur pemikiran dalam perancangan.
10 | P a g e
I.5 Kerangka Berpikir Pola Pikir Penelitian LATAR BELAKANG
MAKSUD DAN TUJUAN
IDE DAN GAGASAN
PROYEK
TOPIK DAN TEMA
Pusat Pelatihan Musik
Teknologi dan Suara
JUDUL
PERMASALAHAN Kondisi fisik dan lingkungan Kota tapak
METODE PENELTIAN
F E E D B A C K
ANALISA
F E E D B A C K
Studi lapangan, Studi Banding, Studi Literatur
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
KONSEP PERANCANGAN
SKEMATIK DESAIN
DESIGN DEVELOPMENT
11 | P a g e