PUJIAN ULAMA TERHADAP IMAM AL-BUKHARI DAN KITAB SHAHIHNYA Oleh: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas خفظه اهلل
Publication: 1434 H_2013 M PUJIAN ULAMA TERHADAP IMAM AL-BUKHARI DAN KITAB SHAHIHNYA Oleh: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas خفظه اهلل Sumber: Majalah As-Sunnah No.1 Thn. XVI_1433 H/2012 M
Download > 520 eBook Islam di www.ibnumajjah.wordpress.com
NAMA BELIAU:
Nama beliau adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari ( رمحه اهللwafat th. 256 H). Beliau رمحه اهللadalah Imam, Syaikhul Islam, alHafizh, Amirul Mukminin dalam hadits. Beliau memiliki
banyak
karya
tulis
bermanfaat bagi umat. Beliau
yang
sangat
رمحه اهللlahir pada
bulan Syawwal tahun 194 H dan wafat pada tahun 256 H. (Lihat, Siyar A'lamin Nubala', XII/391)
NAMA KITAB:
Kitab beliau terkenal di kalangan para Ulama dan ditengah kaum Muslimin dengan Shahih alBukhari. Nama lengkapnya adalah sebagaimana disebutkan oleh Imam Yahya bin Syaraf anNawawi رمحه اهللyaitu al-Jami' al-Musnad ash-Shahih al-Mukhtashar min Umuri Rasulillah صلى اهلل عليه وسلمwa Sunanuhu wa Ayyamuhu. (Lihat, Tahdzibul Asma' wa Lughat, I/77).
JUMLAH HADITS:
Jumlah hadits dalam Kitab Shahih al-Bukhari yaitu tujuh ribu dua ratus tujuh puluh lima hadits. Ini termasuk beberapa hadits yang dibawakan ulang. Apabila pengulangan itu tidak dihitung, maka jumlahnya empat ribu hadits." [Nukilan di
atas bisa dilihat dalam Tahdzibul Asma' wal Lughat, 1/77-78, karya Imam an-Nawawi ]رمحه اهلل Bab-bab yang terdapat dalam Shahih alBukhari menunjukkan fiqh (pemahaman) Imam al-Bukhari dan terkadang beliau رمحه اهللmengulang satu hadits dalam beberapa bab karena banyak faedahnya.
PUJIAN PARA ULAMA TERHADAP BELIAU DAN KITABNYA:
Nu'aim bin Hammad al-Khuza'i ( رمحه اهللwafat th. 229 H) berkata, "Muhammad bin Isma'il (alBukhari) adalah orang yang faqih (faham ilmu agama)
dari
umat
ini.
(Siyar
A'lamin
Nubala'.XII/419)
Imam Ahmad bin Hanbal ( رمحه اهللwafat th. 241 H) berkata, "Belum pernah ada di Khurasan
orang
yang
Muhammad
melahirkan
bin
Isma'il
anak
seperti
al-Bukhari.
(Siyar
A’lamin Nubala’, XII/419)
Abu Hatim ar-Razi
( رمحه اهللwafat th. 277 H)
berkata, "Tidak ada orang yang keluar dari Khurasan yang lebih hafal dari Muhammad bin Isma'il (al-Bukhari) dan tidak ada yang datang ke Iraq yang lebih 'alim dari al-Bukhari رمحه اهلل. (Muqaddimah Fat-hil Bari, hlm. 484, cet. Darul Fikr)
Abdullah
bin
Abdurrahman
Bahram ad-Darimi
bin
Fadhl
bin
( رمحه اهللwafat th. 255 H)
berkata, "Saya melihat Ulama di Haramain, Hijaz, Syam, dan Iraq. Dan tidak ada yang lebih sempurna (ajma') daripada Muhammad bin Isma'il. Beliau (al-Bukhari) adalah orang yang paling 'alim diantara kami dan paling faqih
serta
paling
banyak
(Muqaddimah Fat-hul Bari, hlm. 484)
muridnya.
Imamnya
para
Imam
yaitu
Abu
Bakr
Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah
رمحه اهلل
(wafat th. 311 H) berkata, "Tidak ada di bawah langit ini orang yang lebih 'alim tentang hadits daripada Muhammad bin Isma'il. (Muqaddimah Fat-hil Bari, hlm. 485 dan Syarah Ilal atTirmidzi, I/494, Karya Ibnu Rajab al-Hanbali)
Muhammad bin 'Isa bin Saurah at-Tirmidzi رمحه اهلل (wafat th. 279 H) berkata, "Saya tidak melihat di Iraq dan Khurasan orang yang lebih 'alim tentang 'illat-'illat hadits, tarikh dan sanadsanad daripada Muhammad bin Isma'il alBukhari. (Syarah Syarah Ilal at-Tirmidzi, I/494, karya Ibnu Rajab al-Hanbali dan Muqaddimah Fat-hul Bari, hlm. 485)
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-'Asqalani ( رمحه اهللwafat th.
852
H)
berkata
dalam
awal
muqaddimahnya di Fat-hul Bari, "Sungguh aku telah melihat bahwa Abu Abdillah al-Bukhari dalam
Jami'
Shahihnya
telah
mengambil
penetapan
dan
pengambilan
hukum
dari
cahaya yang indah -yakni al-Qur’an dan asSunnah-,
mengambil
dan
menukil
dari
sumbernya, dan beliau dikaruniai niat yang baik
dalam
mengumpulkan
hadits-hadits,
sehingga orang-orang yang menyelisihi dan menyetujui
mengakuinya,
pembicaraannya
dalam
juga
menerima
Shahihnya
..."
(Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 3)
Al-Hafizh Ibnu Katsir ( رمحه اهللwafat th. 774 H) berkata,
"Para
Ulama
telah
bersepakat
menerimanya -yakni Shahih al-Bukhari- dan keshahihan semua yang ada di dalamnya, begitu juga semua umat Islam." (al-Biddyah wan Nihayah (XI/250, Cet, II, th. 1431 H, Daar Ibnu Katsir)
Imam Tajuddin Abu Nashr Abdul Wahhab bin Ali bin Abdul Kafi as-Subky ( رمحه اهللwafat th. 771 H) berkata, "Adapun kitabnya (al-Bukhari) alJami' as-Shahih adalah kitab Islam yang paling
mulia
setelah
Kitabullah."
(Thabaqatus
Syafi’iyyah Kubra, 1/424, Cet. Daarul Kutub alImiyyah. th. 1420 H)
Abu 'Amr bin Shalah ( رمحه اهللwafat th. 643 H) berkata setelah beliau menyebutkan bahwa yang pertama kali menyusun kitab Shahih adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Isma'il al'Bukhari al-Ju'fi, kemudian sesudahnya adalah Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi al-Qusyairiy, Muslim mengambil riwayat hadits dari
al-Bukhari
dan
mengambil
manfaat
darinya dan juga banyak meriwayatkan dari syuyakh (para guru) Imam al-Bukhari. "Kitab mereka
berdua
adalah
kitab
Shahih
setelah
Kitabullah
yang
yang
paling
mulia..."
Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya kitab al-Bukhari adalah kitab yang paling Shahih di antara
keduanya
faedahnya."
dan
yang
(Muqaddimah
paling
Ibnus
banyak
Shalah
fii
'Ulumil Hadits, hlm. 19, cet.1, Daarul Kutub alIlmiyyah, th. 1416 H)
Imam Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi ( رمحه اهللwafat th. 676 H) berkata, "Para ulama telah bersepakat bahwa kitab yang paling Shahih setelah al-Qur'an adalah Shahih alBukhari dan Muslim, dan ummat pun telah menerimanya, kitab al-Bukhari adalah paling Shahih
dari
keduanya
dan
paling
banyak
faedah, pengetahuan yang tampak maupun yang
tersembunyi,
dan
telah
Shahih
juga
bahwa Muslim-lah yang mengambil faedah dari al-Bukhari, beliau juga mengaku bahwa dirinya tidak setara (dengan al-Bukhari) dalam ilmu hadits." (Syarah Shahih Muslim oleh Imam anNawawi, I/14, cet. Daarul Fikr)
Imam al-Hafizh Jamaluddin Abul Hajjaj bin Yusuf al-Mizzi ( رمحه اهللwafat th. 742 H) berkata, "Abu Abdillah al-Ju'fi al-Bukhari pemilik kitab Shahih adalah imam dalam hal ini, yang parut diikuti, dan kitabnya menjadi rujukan bagi ummat Islam." (Tahdzibul Kamal fii Asma-ir
Rijal, XXIV/431, cet. 1, Muassasah Ar-Risalah, th.1422 H)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ( رمحه اهللwafat th. 728 H) berkata, "Termasuk yang Shahih adalah apa yang telah diterima oleh ummat, dan dibenarkan oleh ahlul 'ilmi yang faham tentang hadits, seperti hadits-hadits al-Bukhari dan Muslim, karena semua ahlul 'ilmi yang faham tentang hadits menetapkan keshahihan seluruh hadits dalam kedua kitab tersebut (Shahih alBukhari
dan
Shahih
Muslim),
dan
seluruh
manusia mengikuti mereka dalam mengenal hadits, maka ijma' ahlul 'ilmi dalam hadits bahwa khabar ini benar seperti ijma' ahli fiqih bahwa perbuatan ini halal atau haram atau wajib.
Jika
(bersepakat) manusia adalah
ahlul atas
mengikuti ma'shum,
'ilmi sesuatu, mereka. tidak
telah
berijma'
maka
seluruh
Ijma'
mereka
boleh
berijma'
(bersepakat) atas kesalahan." (Majmu' Fatawa Syaikhul Islam, XVIII/17)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
رمحه اهللjuga
berkata, "Tidak ada di bawah permukaan langit ini kitab yang lebih Shahih setelah al-Qur'an dari Shahih al-Bukhari dan Muslim." (Majmu' Fatawa Syaikhul Islam, XVIII/74]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رمحه اهللberkata, "Bahkan kitab Shahih al-Bukhari adalah kitab yang paling mulia yang ditulis dalam bab ini. Dan Imam al-Bukhari makhluk Allah yang paling
tahu
tentang
hadits
dan
'illat-'illat
(penyakit-penyakit) dan beliau orang yang paling
faqih.
Bahkan
imam
at-Tirmidzi
menyebutkan bahwa ia belum pernah melihat seorang pun yang paling tahu tentang 'illat hadits daripada beliau.
(Qa'idah Jalilah fit
Tawassul
hlm.
wal
Wasilah,
171/no.
500,
tahqiq Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali)
Imam Muhamamd bin 'Ali Asy-Syaukani رمحه اهلل (wafat th. 1250 H) berkata, "Ketahuilah bahwa apa-apa yang berasal dari hadits-hadits dalam
Shahihain atau salah satunya boleh dijadikan hujjah tanpa perlu diteliti, karena keduanya telah disepakati keshahihannya dan umat telah menerimanya." (Nailul Authar, I/119, cet.1, Daar Ibnul Qayyim, th. 1426 H)
Syaikh al-Allamah Abdul Aziz bin Baz (wafat
th.
1419
H)
berkata,
رمحه اهلل
"Secara
ringkasnya, bahwa apa yang diriwayatkan oleh Syaikhan
(al-Bukhari
dan
Muslim)
telah
diterima oleh umat, maka tidak didengar lagi pembicaraan
seseorang
yang
mencela
keduanya, semoga Allah merahmati keduanya, selain yang telah dijelaskan oleh ahlul 'ilmi seperti taufiiq.
yang
telah
[Majmu'
lalu, Fatawa
wallahu wa
waliyyut Maqalat
Mutanawwi'ah, XXV/69-70]
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani رمحه اهلل (wafat th. 1420 H) berkata, "...Bagaimana sedangkan Shahihan adalah kitab yang paling Shahih setelah al-Qur-an menurut kesepakatan
ulama kaum Muslimin dari ahli hadits dan selain mereka. Kedua kitab tersebut berbeda dari kitab-kitab Sunnah yang lainnya, karena keduanya
menyendiri
mengumpulkan
(fokus)
hadits-hadits
yang
dalam paling
shahih, membuang hadits-hadits dha'if dan matan-matan yang tidak sesuai dengan kaidah matan
dan
syarat-syaratnya.
Mereka
telah
bersepakat dalam hal ini dengan kesepakatan yang sangat berpengaruh, tidak ada yang bersepakat seperti ini setelah mereka dari orang yang mengikuti jejak mereka dalam pengumpulan
hadits
shahih,
seperti
Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Hakim, dan selain mereka.
Sampai
menjadi
kebiasaan
yang
umum bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Syaikhan
atau
salah
satunya
maka
telah
melewati rintangan dan memasuki jalan yang shahih dan selamat, tidak ada keraguan dalam hal itu, dan itulah prinsip kami." (Syarhul 'Aqidah
at-Thahawiyyah,
hlm.
22,
takhrij
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet.
Ke-9, al-Maktab al-Islami, th. 1408 H). Wallahu Waliyyut Taufiq.[]