l$SN:19?8$6ll rrrl
0lltgtr93l
PubllltA Volume 4, Nornor 2, Juli -
0esen$er
2014
Pcmberdayaan dan Pcningkatan (lapacitv Building Masyarakat Pcdcsaan Dalam Mcningkatkan Potcnsi F ungsi Lahan Basah di
lklimantan Sclatan Pcsan Moral clan Budayu Mclayu Bclitong (ANALISIS SEMIOTIKA
"
FILlvl LASKAR PELAil{Gl DIANGKAT DARI TETRALOGI KARYAANDRTA Htk{TA}
Implcmcnlasi Kcbijakan Pcmbcrdayaan Usaha Mikro. Kecil dan Mcncngah (LlMKM) Kcrajinan Rotan di Kota Banjarnrasin dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 Kcmiskinan dan Pcran ('orporate Soc'ial Re.spotr.rihilin, dalarn Memberdayakan l{asyarakat di Bidang Kcsehatan di Kcc. Gambut. Banjar Kalscl Tantangan dan Peluang Pcmbangunan Suku Asli Dayak lvteratus
PublilrA: Volume 4 Nomor 2, fuli - Desember 2Al4
Daftar Isi (l) Pemberdayaan dan Peninglatan
Capacily Building Masyarakat Pedesaan Dalsm Meningkatkan Potensi Fungsi Lahan Basah di Kalimantan Selatan Oleh: Suriadi Sutiyo, Tautik ArbairU Debora" Sri Astuty. . . . . . .. . . .. /150
(2)
Moral dan Budaya Melayu Belitong rILM LASKAR pELANcr DIANGKAT DARI TETRALOGI KARYA ANI'RE,A HIRATA) OIeh: LalitaHaniet S.Sos,M.Si... ....../168 Pesan
(ANALTSTS SETITIOTTKA
(3) Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah GneftI) Kerajinan Rotan di trfuta Banjarmasin dalsm Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MnA) 2015 Oleh: Tia Affr4 Nurul Az,kar, Sidderatul Akbar, Erma Ariyani... .,./177
(4) Kemiskinan dan Peran Corporate Social Responsibility dalam Memberdayakan Masyarakat di Bidang Kesehatan (Studi Kasus Masyarakat Petani di desa Sungai Kupang Kecamatan Gambut Kabupaten Banj ar Propinsi Kalimentan Selatan) Oleh: Asmu'i dan Varinia Prra Damaiyanrti... ... ...1187
(5) Tantangan dan Peluang Pembangunan Suku Asli llayak Meratus ($tudi Kasus di llcsa-Ilesa Hutan Kabupaten Hulu Sungai Tengah) Oleh: Nurul Azkar ... ... ../198
PubliM: Volume 4 Nomor2, Juli - Desember?Ol4
Kemiskinan dan Peran Corporate Social Responsibilify dalam Memberdayakan Masyarakat di Bidang Kesehatan (Studi Kasus Masyarakat Petani di desa Sungai Kupang Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan) Oleh: Asmu'i dan Varinia Pura Damaiyanti
Prodi Administrasi Publik Fisip Unlam Abstract Poverty is not something new in farmer eommrnity, as we lonv,n in village there are a lot of communities still in a poverty hfe. They donl have enougft accessibility to many facilities, specially on healtlty area. This problem need some help from corporate sector, not only as a government responsibility. Therefore, this research try to make a strategt for build a helathy community, rneans Corporate Social Responsility (CSR) for village commwity to make th4t have a healtfu ffi. This research use Enlitative method, in which collecting data use indepth interview and foccas group disctrssion. The location is in Desa Sungai Kupang, which 90% of their community are afarmer. In this village, there are no cleanwater, they use riverwater of everyday W. ney also don't have good perspective about healthy, Iow accessibility tocenter ofhealth cornmwtity, as we lcnown as Puskesmas.
Key Words: Poverty, Corporate Social Responsibility, Healtly
meningkatkan standar kesehatan
pada
masyarakat.
I,ATAR BELAKAI\IG ermasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang tenrs menens pemerintah.Berbagai diangani pendekatan dan cara untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Kemiskinan yang terjadi di masyarakat akan mengakibatkan mennmnya tingkat standar kesehatan pada masyarakat.
Standar kesehatan yang
menurunkan berdampak pada berbagai aspek seperti angka kematian, kekurangan gizi, pola hidup yang tidak sehat danberbagai hal mengenai masalahmasalah sosial. Pemerintah diharapl
bekerjasama dengan pihak ketiga seperti perusahaan, akadernisi untuk mengatasi
masalatr kemiskinan.Kerjasama
antara pemerintah daerah dengan perusahaan salah
satunya dengan cara merencanakan progftrm tanggungiawab social atau corporate social
responsibility,
agr
terciptanya sustainable
development rperusahaan untuk mengurangi tingkat kemiskinan salah satunya dengan cara
Undang-Undang$o. 40 tahun 2W7 pasal 74 tentang kewajiban perusahaan yang kegiatan usahanya b€rkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan untuk tanggung jawab social perusahaan alau corporate social
jawab social upaya manajemen pada perusahaan bisnis untuk mencapai sustainable development salah satunya dengan resporcibility. Tanggung
perusahaan
tingkat kemiskinan.Untuk mengatasi masalah tanggung jawab social yang akan dilakukan perusahaan maka penelitiaan merencanakan meftmcang program-program tanggung jawab social sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan dukungan pemerintah daeratt dan perusahaan tambang. Beberapa tahapan yang
akan dilakukan dengan menganalisis standar kesehatan masyarakat, menentukan kebutuhan
dan merencanakan progam tanggungiawab social untuk standar kesehatan pada masyarakat disekitar perusahaan tamhng. Hasil ini diharapkan dapat membuat masyarakat sehaf lingkungan bersih ll rez masyarakat
il
II
PubliM: Volume
dan meningkatkan pemn serta dalam menciptakan lingkungan
4
Nomor 2, fuli - Desember 2Ol4
perusahaan sehat dan
bersih.
sekitar perusalraan makan perusahaan dapat secara lanpung berpartisipasi mengurangi kemiskinan. Salah satu tujuan yang tercanturr dalam MDGs (Millenium Development Goals)
Persoalan kebersihan dan kesehatan
tidak bisa dipisahkan dengan
persoalan persoalan
kemiskinan. Tidak diragrftan lagi kemiskinan bisa menjadi penyebab kurangnya
kesadaran masyarakat
akan
pentingnya
yakni Pengentasan
kemiskinan berupa penghapusan kemiskinan. Muncullnya MDGs sector swasta sehuusny mengrahkm sffiegi
tanggung jawab social perusahaan untuk membantu mengurangi kemiskinan.
kebersihan, hal ini bisa merembet pada masalah
kesehatan. Selain kesadaran masyarakat yang kurang, kemiskinan bisajuga menjadi penyebab terbatas atau sulitnya akses masyarakat miskin teftadap saftma keb€rsihan maupun kesehatan.
Hal ini
meqiadi persoalan yang wajib
Penelitian
ini
memfokuskan pada
masyarakat yang bermukim di daerah lalran basah karena persoalan kesehatan merupakan persoalan yang potensial menjadi momok bagi
di da€rah lahan basah. Kondisi lingkungan yang
masyarakat yang bertempat tinggal
diselesaikan, dimana pihak pemerintah dan pihak swasta dalam hal ini perusahaan perlu
didominasi oleh sungai dan rawa serta-merta
bekerj asama untuk mengatasinya.
menjadi persoalan tersendiri dalam
kebersihan Menurut Badan Pusat
Safttistik
hal
dan kesehaan. Daeratr
diKecamatanGambutKabupatenBaqi ar merupakan daerah dengan jenis rawa gambut.
Kalimantan Selatan Nomor : 05/01/63/Th. XVII, 02 Januari 2013 penduduk miskin Provinsi Kalimantan Selatan pada September 2012 mencapai 189.214 orang (5,01 persen),
karena kontur tanah mereka yang merupakan lahan basah dan kondisi masyarakatnya yang
berkurang
penting untuk ditingkatkan kesejahteraannya
661 orang (0,35
persen)
dibandinglan dengan junlah penduduk miskin pada Maret 2012 ymg sebesar 189.875 orang (5,06 penen). Selama periode Marct 2012 September 2012, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 1.634 orang (dari 58.173 orang pada INf.arct 2012 menjadi 56.539 orang pada Septe,mber 2Ol2>, sementara da€rah perdesaan mengalarni kenaikan sebanyak 973 orang (dmt 131.702 orang pada Maret 2012 menijadi 132.675 orutg pada September 20l2).Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maxet 2012 sebesar 3,676 persen, menurun menjadi 3,562 persen @a September 2012. Demiki* juga
di
dengan persentase penduduk rniskin di daeratr perdesaan sedikit mangalami penurunm, yaitu
dari 6,074 persen pada Maret 2012 menjadr 6,066 persen pada Sepember 2012.
Indeks didaerah
kemiskinan baik dan perdesaan cenderung meningkat. Keberadaan perusahaan jangan
Daerah
ini
meqiadi potensial untuk diteliti
khususnya di bidang kesehatan.
Lahan basatr atau lahan gambut secara memiliki karakteristik berupa tanatr yang tergenang air, terlebih lagijika air sungai pasang, genangan air bisa meningkat cukup tajam. Hal ini tentunya merupakan persoalan sedertrana
yang
bersinggungan' dengan persoalan
kesehatm. Air yang menggenang tak pelak lagi rentan dengan munculnya berbagai penyakit. Terlebih lagi jika mengingat kondisi sosiokultural masyarakat Kalimantan Selatan yang
notabene
masyarakat sungai dan
telah tsbiasa dengan sistem sanitasi serta kebersihan yang sederhana Ditambah lag, persoalan kemiskinan seperti yang telah diuraikan sebelumnya menjadi kendala bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejalrteraan mereka khususnya di bidang kesehatan. Hal ini tenhrnya menjadi menmik unlnk diteliti, ketika persoalan lahan basatr yang menjadi tempat
sampai membuat kesenjangan antara
tinegal mereka bersinggungan dengan kemiskinan, kondisi sosio-kultural dan
perusahaan dan masyarakat sekitar. Unhrk mengantisipasi kesenjangan maka dibutuhkan
itulah penelitian ini dirasa penting
peningkatan ekonomi masyarakat salah satunya dengan pemberdayaan ekonomi local. Dengan ekonomi komunitas
berbuntut me4iadi masalah kesehatan. Untuk karena
keempd hal tersebut tidak dapat dipisahkan"
meningkatkan
ll'"
PubIiM: Volume
4
Nomor 2, fuli - Desember 2At4 kemiskinarq yaitu:
KERANGKA TEORI KEMISKINAN Kemiskinan di pedesaan sebenamya bukan hal baru atau fenomena ekslusif yang hanya terjadi di wilayah-wilayah tertentu. Fenomena kemiskinan di pedesaan dapat
dikaji dalam perspektif adanya
struktur
kemiskinan. Yakni suatu kondisi pemilikan akses barang dan jasa yang tidak merata
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusi4hal ini ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat
kesehatar\ kurangnya
2.
diantara setiap individu
anggota masyarakat, sehingga daat terjadi ada yang
berada dalam posisi amat sangat miskin" atau miskin seperti orang kebanyakaru atau dekat miskin, atau bahkan sebaliknya sudatt
jauh dari garis kemiskinan sehingga lebih tepat untuk dimasukkan dalam klasifikasi orang berpunya atau orang kaya. (Sarman,
3.
di
4.
Kemiskinan alamiah (nawal poverty) ialah kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumber-sumber daya ymg langka jumlahnya dan atau karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendatr. Dengan kata lain ada sumbangan faktor lingkungan alam yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi. Sedangkan pada kemiskinan buatan (anificial poverty) fal*or determinanya lebih berkaitan dengan perubahan-perubatran ekonomi, teknologi dan perubahan sosial yang terjadi di lingftungan masyarakat pedesaan itu sendiri.
Kemiskinan "buatan" terjadi
karena
kelembagaan-kelembagaan yang ada mengkondisikan anggota atau kelompok
masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secaf,a merata. Dengm kata lafut, ada semacam
sfiuktrn yang menyebabkan kemiskinan itu sampai terjadi.; dan karena itu gejala tersebut sering diidentifikasikan sebagai "kemiskinan struktural".
Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanimr (1995) yang dilakukan pada tujuh belas propinsi di Indonesi4 menyimpulkan bahwa
ada eftlm faktor utaf,ra
penyebab
kualitas dan aset produksi serta modal kerja. Rendatrnya psrtrapan teknologi,
dikndai
oleh mekanisasi
pertanian. Rendahnya potensi wilayah yang ditandai dengan rendahnya
potensi fisik dan infrasfiuktur
5.
kemiskinan alamiall dan (2) kemiskinan buatan.
ini ditunjukkan oleh rendahnya
pffggunaan input
1996).
Menurut Sinaga dan White (1980), berermin dari dinamika empiris kemiskinan yang terjadi daeratt pedesaan Jawa sebenamya bisa dikategorikan atas: (l)
pekerjaan
alternatif,rendatrnya etos kerj4 keterampilan dan besarnya jumlatt anggota keluarga. Rendahnya sumber daya fisilqhal
6.
wilayah.
Kurang tepatrya kebiiaksanam yang dilalrukan oleh pemerintah dalarn investasi dalamrangka pengentasan kemiskinan. Kurangnya p€ranan kelembagaan
yang ada
CORPOMTE SOCUL RESPONSIBIIITY (csR) Dalam merujuk pengertian CSR
sering pula digunakan istilah
responsibility, corynrate
social social
responsibility, cory)orate citizenship, dan business citizenship.Ilingga saat ini belum ada definisi yang seragam mengenai apa yang dirnaksud dengan CSR. Dengan demikian maka pemangku kepentingan (stakeholders) membuat definisi CSR menurut caranya sendiri. Banyak sekali yayasm, LSbt" dm asosiasi yang telah terliba dalam CSR. Grupgrup produksi besar (Shell, Nike, Adidas, Body Shop) dan gnry-grqp distribusi (Canefour, Auchan, C & A" Ikea) mempunyai kode mereka sendiri dan dalam beberapa hal bermitra dengan sejumlahLSM. Pematraman telrtang CSR pada umurnnya berkisar pada trgahal pokolq yaitu CSR adalah: pertam4 suatuperan yang sifatnya
llus il
PublikA: Volume
4
Nomor2,Juli - Desember2014
suka rela (voltmtary) dimana suatu perusahaan membantu mengatasi permasalahan socid dan
lingkungan, sehingga perusatraan kehendak bebas untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini; kedua" disamping sebagai institusi prof4 perusahaan menyisihkan sebagim kerrrnngurnya unfirk kedermawanan (filanfopi) yang tujuannya untuk memberdayakan social dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi. Ketiga, CSR sebagai bentuk kewajiban (obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat (Hadi,
Adapun beberapa keuntungan dari CSR bagi perusahaan antara lain, adalah (Amri dan Sarosa,2008): Keuntunganjangka pendek
l.
Hubungan antwa kinerja finansial de,ngur kinerja sosial yang telatt dilah*an perusahaan dari sejumlah
penelitian tidak
kepastian yang jelas, ketidakpastian seperti
perusahaan
pimpinan mempunyai
mengembangkan prinsip bagaimana
aktivitas perusatraan
Undang-Undang No.40 Tahun 2007
dan Lingkungan pada Bab
V
pasal
74.
Sekalipun tidak dengan jelas dikemukakan di dalam Penyelesaian Pasal 74 tluPT tetapi dapat dipastikan bahwa yang dimaksudkan
oleh pembuat undang-undang
perusahaan.
2. Keuntungan
b4gi perusahaan karena program-progmm sosial sebenarnya pada akhirnya akan
dengan
l.
dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingftungan.
2. Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan seb4gaimana dimaksud pada ayat (l) menrpakan kewajiban Perseorangan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebapi biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dikenai sanlsi sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kete,ntuan
lebih
lanjuit
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan diatur Pemerintah.
dan dengan Peraturan
jangka panjang
Kerugian jangka pendek
memberikan keuntungan jangka paqiang bagi perusahaan. Seperti
"tanggung jawab sosial dan lingkungan" tidak lain adalah apa yang di dalam bahasa Inggns disebut sebagai "social and environmental responsibility" atau yang disebut juga dengan istilah "corporale social responsibility" yang pemahamannya adalah sebagaimana telatl dijelaskan di muka Bunyi lengkap dari Pasal 74 tenebut adalah sebagai berihrt: Perseroan yang menjalankan kegiatm usahanya di bidang dan atau b€rkaitan
&pat
dipertemukan dengan keuntungan
menyebutkan tentang atumn Tanggung Sosial
4.
ini
yang
pendekatan yang positif dan proaktif terhadap tanggung jawab sosial telah
2011)
3.
menunjukkan
misalnya dalam program sosial berupa
pendirian pusat penitipan anak dan
penyediaan obat-obatan
bagl
karyawan karena program-program
tersebd dapat
meingkatkan
produktivitas perusatraan dengan mengurangi permasalahan yang
3.
dihadapi oleh karyawannyaKeuntrmgan optimum vs keuntungan maksimum Keuntungan maksimum merupakan
official goal semua aktivitas
Tetapi dalam penilaian
bisnis.
bisnis, keuntungan malsimum yang diperoleh lebih retum yang
kecil dari
maksimum. Karma itu, penrsahaan lebih menyukai profit yang opimum. hofit yang optimum (optimum profit) adalah retum yang lebih memuaskan paxa manajer dan pemilik perusahaann(stockhold€rs). Kepuhrsan melakukan tanggung jawab sosial mungkin usaha perusahaan untuk mencapai optimum profit karena biaya yang digunakan untuk program sosial dapat digunakan
perusahaan
rmtuk
unttrk mencapai manirnum profit. Namum orientasi pda keuntungan yang maksimum dapat mendatangkan protes dari masyarakat sebab dinilai
llr* il il
PubliM: Volume 4 Nomor2, Juli - Desember 2A1* perusahaan
tidak responsif
terhadap
masalatr-masalah sosial.
4. Kepentingan stockholder vs kepentingan perusahaan
Stockholder
bukan
satu-satunya
stakeholder yang harus diperhatikan oleh mmrajemen perusaham. Pekerjaan top manajer berinteraksi dengan seluruh stakeholders perusahaan, termasuk menuntut tanggung jawab perusahaan
terhadap masyarakat. Tujuan sentral
Adapun metode kualitatif dalam penelitian im dimanfaatkan untuk keperluan (Moleong 2006: anfanlain: Pertarna, Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang; Kedua Untuk memahami isu-isu yang sensitif; Ketig4 Untuk meneliti latar belakmrg fe.nomena ymg tidak dapa diteliti
I
melalui penelitian kuantitatif; Keernpat Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam.
kepentingan perusahaan, bukan hanya memperoleh keuntunean. Menghadapi tugas yang luas dan kompleks ini maka kecendenmgan ada
Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif dengan alasan untuk menggambarkan bagaimana kondisi kemiskinan dan apa saja yang dirasakan oleh masyarakat desa Sungai Kupang berkenaan dengan persepsi dan
menitikberatkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan jurgka panjang pada optimum profit dan pada modmumprofit.
tidaklah dapat ditangkap melalui kacamata kuantitdif. Persoalan persepsi tentunya b€rkaitan dengan individu untuk
manajemen adalah untuk meningkatkan
yang
METODE PEI\IELITIAN PENDEKATA}.I PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalatr pendekatan dengan metode penelitian
kualitatif, dalam hal
ini
metode kualitatif
melihat bahwa ilmu pengetahuan tidaklah bebas
nilai.Metode kualitatif merujuk pada *car:acara" mempelajari berbagai aspek kualitatif dari kehidupan sosial yang mencakup ragam dimensi sosial dari tindakan (actionspan keadaan (circumstances) hi.gga proses (processes), dan peristiwa (events) sebagaimana
dimengerti oleh subjek dan berdasarkan konstruksi dan makna yang diorganisasikan oteh dan metalui praktik-praktik sosial (social practices). Mefode Kualitatif memperlakukan teori dan metode sebagai isu yang tidak dapat dipisahkan.Oleh karena itu, metode tidak hanya penting dalam menuntun bagaimana dala dikumpulkan tetapi juga terhadap bagaimana
data hendak dianalisis. Dengan kata lain, metode kualitatif tidak hanya merqiuk pada logika yang mengatur prosedrn (the logic of tetapi juga logika analisis (the logc of anaQsis). Membangun integrasi di antara teori, metode, dan data adalah tujuan dari penelitian kualitatif (Sparringa 2006).
harapan mereka tentang kesehatarU dianggap
memaknai apa yang terjadi dalam kehidupan merek4 hal ini tentunya tidak dapat diwakili oleh angka Oleh karena itu penelitian seoara
mendalam dirasakan perlu dan unhrk itu pendekatan penelitian kualitatif dipilih.
LOKASI DAN WAKTU PENELITIA}I Penelitian dalam artikel ini dilalokan kecamatan Gambut Kabtrpaten Banj ar Propirsi Kalimantan Selatan.
di desa Sungai Kupang
Sedangkao waktu penelitian adalah selama lima bula.n, yaitu pada bulan April-Agustus 2014. ST}BJEK PENELITIAN
ini
Penelitian mengambil subjek masyarakat kecamatan Gambut, secara spesifik yaitu masyarakat desa Srngai Krryang. Cara penetapan su$ek atau informan addah dengan meggunakan metode puposivg artinya subjek atau informan ditentul€n berdasarkan lriteriakriteria tertentu sesuai dengan permasalahan penelitian. Adapun subjek yang telah diteliti adalah Camat Gambut, Lurah Garnbut, Kepala dan pegawai Puskesmas Gambut, Pambakal (Kepala Desa) Desa Smgai Kupang dan Desa Sungai Kupang.
(l)
Kriteria penetapan subjek antara lain:
subjek tersebut bersedia diwawancarai; (2) subjek mengerti akan pesoalan yang diteliti
ll"'
PublikA:Volume 4 Nomor
masyarakat daerah lahan basah. Secara
Sumber data sekunder diperoleh dari
dinasdinas terkait pada tingkat provinsi, kabupaten/ kota di Kalimantan Selatan, kantor badan pusat statistik, profil kecamatan gambut" dan profil desa sungai kupang
b)
Data primer diperoleh dari sumber primer yakni data yang diperoleh secara langsung oleh paxa informan melalui wawancara secara terbt*a (deph interview) dengan menggunakan pedoman wawancara
c)
Observasi, dalam penelitian
ini
peneliti
mengobservasi dengan cara mengamati keadaan
desa Sungai Kupang, termasuk mengamati kondisi rumah, jatnban, sistem pe,ngairan, dan sistem kebersihan lingkungan.
TEKNIK PENGI.JMPULAN DATA
Data
primer
dikumpulkan
menggunakan teknik-teknik pengumpulan sebagai berikut :
L
Daftar pertanyaan berupa pedoman wawancara yang dapat digunakan unnrk mengumpulkan data s@ara langsung dari responden penelitian
b.
fuli - Desember?0l4
progftlm tangung jawab social perusahaan dan peranannya dalam meningkatkan kesehatan
SUMBER DATA
a)
2,
Interview mendalanr,
beruF
wawancara mendalam yang dilakukan s@ara langsung dalam penelitian
dengan
ini
c.
Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan yang dilalukan untrk mengamati s@ara langsung kondisi social ekonomi
terperinci metode analisis data yang digunakan adalah dengan prosedur atau proses beriht ini, Pertama, Pemberian Nama Fenomen4 yaitu setiap peneliti dap* mengfuitng data mentah, namun agar cukup berarti maka dibutuhkan konseptualisasi daila sebagai langkah awal analisis. Melalui konsep tualisasi data maka
suatu peristiwa telah ditetapkan
s@ara
kongkret, ide, atau penstiw4 ftrma, sesuatu yang mewakili fenomena; Kedua, Kategori Penemua& yaitu pada awalnya akan banyak konsep yang masuk selama proses wawancar", untuk itu konsep ini harus dikategorikan atau dikelompokkan, proses pengelompokkan
konsepkonsep tersebut tampaknya juga menyingggung fenomena yang sam4 yaitu "mengkategorikan"- Fenomena itu diwakili oleh sebuah kategori yang diberi nama konsep, tetapi nama ini lebih abstrak dari ymg
diberikan pada konsepkonsep
yang
dikelompokkan menurut fenomena Kategori sasi mewakili kekuatan konsep, sebab kategori
itu mampu untril< me'menuhi kelompokkelompok konsep atau subsub kategori, Ketiga, Pemrberian Nama suatu Kategori, yaitu setelah ditetelcn kategori yang dipakai, maka
akan sangdt penting
rmtuk pemberian nama dari kategori-kategori tersebut. a.maka srxrrb€r penting yang didapatkan adalah melalui kata-kata dan kalimat yang sebagai sumber informasi yang mudah dt trng"t dengan segera
Untuk
di mengenai penjelasan
anda kepada merekq istilah yang sering kali dipakai dalam metode ini disebut dengan kode "in vivd' (Strauss dan Corbin, 1997:65:72\.
masyarakat
d.
Metode Foccus Gro,rp Discussion (FGD) dengan mengumpulkan para stake holder
di
mayarakat guna menyerap a.spirasi
langsung dari masyarak* lahan basah tersebut
METODE AI.IALISIS DATA
Untuk hasil penelitian yang akurat dan relevan dengian tujuan pe'nelitian, maka penelitian ini al
kualitatif dalam menganalisis dan menjelaskan berbagai hal yang terkait dengan masalah
TEMUAN DAN A}.IALISIS DATA Pada dasarnya penelitian
ini
berusaha
untuk membuat ftmcanqao atau model CSR yang tepat bag masyarakat latlan basatt khususnya di bidang kesebatan. Hal ini mengingat lahan basah identik dengan genangan air, musim yang kian tidak menentrl serta tidak ketinggalan persoalan budaya masyarakat lahan basah atau lahan gambut yang notabene maqih kurang memperhatikan masalah kebersihan dan kesehatan,
ll-'
PubIiIrA: Volume
4
Nomor 2, fuli - Ilesember 2A1*
Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selaian, dimana sebagian besar penduduk adalah petani atau bersawah. Penghasilan utama mereka tentu saja adalah dari padi atau beras. Beras yang dihasilkan kecamatan Gambut
smgat mefiregmg peranan dalarn bidmg logistik di Kalimantan Selatan. Mengingat mata
pencaharian penduduk
yang
sebagian
besaradalah Mani, maka sudah barang tentu persoalan genangan air dan kebersihan dalam hal ini menjadi penting untuk diperhatikan.
Kemiskinan
Persolan kemiskinan sangat kentara ketika peneliti melakukan observasi di desa Sungai Kupang. Pertam4 kondisi jalan yang tidak memadai; Kedua kondisi rumah yang bobrok;
Kdga
Keempa!
kondisi janrban yang bobnok; kemarrpuan atau daya beli
masyarakat yang masih rendah.
Pertama, kondisi jalan yang terlihat memang tidak memadai.Jalan utama di desa
Sungar Kupang terbilang sempit, hanya hrukuran 4-5 meter. Hal ini menyebabkan sulitnya berkendara mobil disana, karena akan
sulit jika mobil berpapasan di jalan tersebut. Hal ini bagi masyarakat desa Sungai Kupang bukanlah sebuah masalah" karena mereka memang tidak memiliki mobil, sehingga mereka tidak merasakan dampak langpung akibat sempitrya jalan. Apa yang dirasakan
oleh masyarakat tentunya menjadi berbeda bagi
ofilng yang datang ke desa tersebut. Selain sempit kondisi jalan juga tidak rata dan tidak diaspal. MiryA banyak terdapat lubang di jalam. Belum lagt jika musim hujm, kondisi jalan akan becek dan sulit untuk dilewati. Mengenai hal ini mernang masyarakat desa Sungai Kupang merasa belum perlu untuk memperbaiki, mereka tidak memfokuskan persoalan pada masalah jalan, penoalan jalan ini menjadi agendayang tidak dianggap penting
demikian menggambarkan kemiskinan di desa Sungai Kupang. Persoalan kondisi rumah, bagi masyarakat adalah prsoalan yang terabaikan, mereka menganggap memperbaiki rumah tidak terlalu penting karena kemampuan mereka yang memang terbatas. Penghasilan mereka hanya
culnry untuk menmuhi kebutuhm sehmi-hai, itupun ala kadarnya. Sehingga mereka sulit untuk menyisihkan penghasilan mereka untuk rumah.
Ketig4 kondisi jamban yang bobrolq Persoalan sebenarnya bul€n hanya paAa jarrban yang bobrolq tapi jamban yang dibuat terpisah dari rumah dan sistem penrbuangan yang sembarangan. Jarnban-jamban yang ada di desa Sungai Kupang dibuat hanya diatas sungai-sungai kecil, atau bisa dikatakan parit yang hanya mengandalkan air dari parit tersebut mengingat di desa Sungai Kupang belum ada aliran air PDAM. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, kondisi jarnban demikian tentunya sangat tidak memenuhi standar kesehatan. Hal ini berkaitan dengan kondisi kemiskinan di masyarakat Selain itu, persoalan kebiasaan te,ntunya menjadi hal yang patut
dipeftitungkan. Masyarakat desa Sungai Kupang menganggap batrwa jamban yang demikian adalah hal yang lumratr dalam kehidupan mereka. Hal ini sudah berlangsung lamq turun-temurun, dan mereka sudah terbiasa dengan kondisi jamban demikianTentunya sangat sulit uhtuk merubah kebiasaan tersebut, terlebih kondisi ekonomi mereka tidak memungkinkan untuk mernbawa penrbahan. Kesadaran bahwa jamban yang demikian tidak baik untuk kesehatan kurang masyarakat menganggap bahwa selama
ini
mereka baik-
baik saja dengan kondisi jarrban yang ada Kendati demikian, sebenarnya bisa saja masyarakat disadarkan akan pentingnya jarrban
yang sehat dan bersih, akan tetapi sekali lagi, mengingd kondisi mereka yang miskin dan
tidak adanya aliran air bemih dari PDAM
bagi masyarakat desa.
membuat masyarakt sulit pula rmtuk keluar dari kondisi memprihatinkan tersebut
Ke{ua kondisi rumatl yang bobrok Hal ini menjadi hal yang juga merupakan masalah, menginpt rumah-rumah di desa Sungai Kupang terbuat dari kayu. Banyak rumah yang kondisinya miring bocor, dan sudatr bobrok Hal ini telfunya menjadi pertratian peneliti karena kondisi rumatr
Keempat, atau daya fuli masyarakat yang masih rendah. Berkaian dengan persoalan kebersihan, masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk membeli ataupun membuat bak sarrpah maupun peralatan kebersihan lain. Selain itu di desa Sungai Kupmg juga tidak nnemiliki sarana maupun ll
il
il
rsr
PublikA: Volume
4 Nomor2,luli
prasarana kesehatan yang memadai. Hanya ada satu bidan di desa tersebut. Akses mereka ke puskesmas juga terbatas, mengingat puskesmas kecamatan Gambut hanya ada satu dan kelurahan Garnbut. Jarak antara terletak kelurahan Gambut dengan desa Sungai Kupang cukup jaufi ditdnbah kondisi jalm yang lnnurg
di
di
baik.
- Desember
2Al4
banyak dilakukan di masyarakat pada umurmya adalah kerja bakti membersihkan halaman, jalaq got, tapi karena masyarakat lahan basdr atau lahan gambut ini unik, dimana rumah mereka didirikan di atas tanah rawa yang biasanya tergenang air, maka kegiatan gotong royong perlu diadakm khusus rmttrk membersihkan bagan bawatr rumah. Gerakan Kebersihan Bawah Rumah
Tempat Sampah Bawah Rumah
Berdasa*an data hasil wawancara dan observasi di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa sampah di bawah
kebiasaan
rumah (yang merupakan air l€rena lahan gambuQ telah mendarah dagng di masyarakat Hal ini disebabkan sudah menjadi kebiasaan dan seakan-akan diwariskan oleh nenek moyang mereka kebiasaan tersebut. Mereka tidak memikirkan ma*alah hnjir, masalah lalat, masalah bau, karena mereka sudah terbiasa dengan hal tersebut. Bagi mereka, hal ini bukanlah masalah, toh selama ini mereka dan
nenek moyang mereka tidak
mengalami masalah dari persoalan membuang sampah di
Hal ini tentunya sangd disayangkan, persoalan merubah mindset bawah rumah.
masyarakat tentunya bul€nlah hal yang mudah. Tidak sekedar persoalan dana yang dibutuhkan disini, tapi bagaimana merubatr pemahaman masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kerapian serta keindahan di lingkungan tempd tinggal mereka.
Disinilah peran CSR diperlukan, tidak tapr bagaiman upaya untrk menyadarkan dan merubatr mindset masyarakat agar tidak lagi membuang sampah di bawah rumah lebih digalakkan. Tentunya hal ini tidaklah mudab, karena seperti sudah dikatakan sebelumny4 membuang sampah di bawah rumah sudah mendarah dagng, sulit dirubah karena selama ini masyarakat merasa tidak ada dampak yang berarti dalam masalah kesehatan mereka Hal ini akan menjadi lebih bijak jikapun sulit
sekedar persoalan kedermawanan,
merubah kebiasaan atau mindset tersebut, maka strategi yang perlu dilakukan adalah membuat "Gerakan Kebersihan Bawatr Rumah". Umpamanya diadakan kegiatan kebersihan khusus untuk mernbersihkan bagian bawah rumah. Selama ini kegiatan gotong royong yang
tentunya tidaklah mudah,
ini
mengingat
masyarakat harus "terjun" ke air atau tanah rawa demi membersihkan sampah-sampah di bawah rumah mereka Disinilah peran CS& perusahaan dapat nremberikan bantuan baik berupa petugas, dan4 &upun peralatan untuk kegiatan Gerakan Kebersihan Bawah Rumah
tersebut. Kemudian Gerat€n Kebersihan Bawah Rumatr ini bisa diagendakan unhrk dilak*an secara be*ala misalnya tiga bulan sekali dengan melibatkan seluruh penduduk desa Perlu diingat batrwa G€rakan Kebenihan
Bawah Rumah ini berbeda dengan gotong royong tidak sekedar menyapu halaman dan jalan des4 tetapi kegiatan ini khusus untuk membersihkan sampah-samrapah YanB eda di bawah nnrah. Jadi ada kojasama tidak hanya mengandalkan petugas yang didaangkan, tetapi selunrh penduduk dapat berpartisipasi.
TempatSampah
Hal lain yang muncul dalam penelitian ini adalah masalah t€mpat sampah yang kurang memadai. Jangankan dari segi jumlah, tempat sanrpah yang ada masih carut marut, belum ada pemisahan antara sampah basah dengan sampatr kering Selain masalah sampah, juga masalah pencegahan penyakit dernam berdarah. Selama
ini
rnasyarakat
di kelurahan Gambut hanya peran dinas kesehatan,
mengandalkan
sedangkan peran dari masyarakat sendiri masih
belum ada Artinya kesadaran mereka akan pentingnya pencegatran penyakit demam
berdarah masih dirasa kurang. Padahal masyarakat mengerti betapa berbatrayanya penyakit tersebut. Peran CSR disini bisa dengan bantuan
di tiap runalL bak sampah besar seb4gai penampungao sarrpah
pengadaan t€mpat saurpah
dari setiap nrmalU kemudian bantuan
pengelolaan. Misalnya dengan penyediaan truk
l!'* il il
PubliM: Volume
4
Nomor 2, fuli - Desember 2O14
ke
Tempat sampah untuk mengangkut Pembuangan Akhir (TPA), bisa bekerjasama dengan pihak kecarnatan dimana truk tersebut
misalnya satu buah truk untuk kecamatan Gambut yang fungsinya untuk mengangkut sampah dari semua desa dan kelurahan di kecandan Gamtnfi" tidak hrrya sampah dri desa Sungai Kupang. Mengenai penjadwalan bisa dikoordinasikan dengan pihak Kecamatan. Berdasarkan hal bisa dilihat bahwa pihak swasta, pemerintah, dan kerjasama antara penting. Tanpa adanya masyarakat menjadi kerjasama yang baik dari ketiga unsur tersebut program CSR yang telatr dirancang tidak akm dapat berjalan dengan baik.
ini
Pengolahan Sampah
Persoalan pemberdayaan masyarakat tidak lepas dari peran berbagai pihalq dalan hal ini masyarakat mer$adi lebih berdaya dalam pengolahan sampah.
kioyc
sampah yang ada
harus dapat dikelola dan diolah sedemikian rupa agar berguna bagi masyarakat. Disinilah pada akhirnya masyarakat akan hd"ya khususnya dari segi ekonomi.
Peran pemerintatr tidak luput menjadi
penting padz dasarnya pemerintah
sudah
mengupayakan program bank sampah, dimana setiap anggota masyarakat dapat menukarkan sampah tertentu ke keluraharu sampah yang dibawa tersebut akan dihitung dan dituka*an dengan uang. Penukaran sampah berlangsrmg pada waktu atau jadwal yang telah ditentukan oleh pihak kelurahan. Akan tetapi program ini tidak berjalan desa Sungai Kupang. Masyarakat cenderung apdis dengan program sernacam ini, mereka cenderung mementingftan pekerjaan, khususnya ketika musim tanarn dm musim panen. Persoalan sarpah tidak menjadi
di
prioritas merek4 bahkan tidak terpikirkan sama sekali. Disinilah perlunya pihak ketiga Usaha
untuk menyadarkan masyarakat
tentunya
tidaHah mudalu karena pola pikir semacam ini sudah turun temurun diwariskan. Maka perlu stategi yang tentunya peran pihak ketiga yaitu penrsahaan cukup besar dan sangat diharapkan Pihak perusahaan melalui program CSR bisa memberikan bantuan berupa tenaga kerja yang bertugas untuk mendatangi tiap rumah dan mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang *menjemput bola". atau dalam istilah awamnya disebabkan sulitnya membuka
Hal ini
kesadaran
masyarakat,
sikap apatis
mereka
Selain mengumpulkan sampah yang dapat didaur d*g, maka diadakan pelatihan pengolahan sampahm misalnya pembuatan tas, tempat tisu, atau beftagai benda lain yang berguna dan terbuat dari sampah atau barang bekas. Tentunya hal ini juga memerlukan
strategi, mengingat masyarakat desa Sungai Kupang merupakan masyarakat petani. Dalam masyarakat pertaniaa tentunya ada musim tertentu dimana para petani waktunya mereka habiskan di sawatr, tetapi ada musim tert€ntu dimana mereka "berstirahafo, artinya rnereka tidak pergi ke sawah. Pada saat inilatr mereka memiliki banyak waktu senggan& yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan pelatihan tentang pengolahan sampah menjadi barang berguna yang bisa mereka jual. Sebenarnya pemerintah sudah punya program ini, hanya saja karena implementasi program tidak memperhatikan pola hidup dan tipologi masyarakat maka program ini tidak berjalan di berbagai tempat. Peran perusahaan atau pihak swasta diperlukan, bisa dengan membed bantuan modal, tenaga pelatih, serta meberikan bantuan akses disfribusi barang yang sudah
jadi.
Karena tidak dipungkiri, seringkali masyarakat yang sudah diberi pelatihan terkendala dengan masalah penjualan atau
disnibusi, mereka merasa
sulit
untuk
memasarkan barang-baiang hasil olahan karena kalah bersaing dengan barang pabrikan.
Air Bersih Desa Sungai Kupang tidak memiliki air
dari PDAM, aliran PDAlvt di desa tersebut tidak ada Padahal menurut parnbakal (Kepala
Desa) Sungai Kupang mereka
telah
mengajukan pennohonan pemasangan saluran
PDAM telah lama, namun hingga saat ini belum ada realisasinya. Untuk keperluan air sehari-hari masyarakat mengandalkan sumur yang mereka buat sendiri. Tentu saja keadaan airnya tidak sebersih air dari PDAM, bahkan jika musim kemarau air sumur tersebut semakin
kotor dan bisa mengering. Pemenuhan
kebutuhan akan air bersih menjadi masalah bagi
masyarakat desa Sungai Kupang, karena mereka harus membeli air. Biasanya ada orang yang berjualan air mobil berkeliling desa dirnana air yary drjual
il'"
PublilrA: Volume
4
Nomor2,fuli - Desember?Ol4
terdapat dua. macam, yaitu air sumur dan air PDAM. Hmga air sumur adalah Rp. 14.0Q0 per' 3 jerigen ukuran 35 liter, sedangkan untuk air PDAM adalah Rp. 2.000 per-jerigen ukuran 5
liter. Hal ini tentu saja memberatkan masyarakat mengingat air adalah unsur yang sangat penting daldl kehidupur sehari-hai,
Persoalan ketidaksediaannya air bersih sangat memprihatinkan, patut disayangkan masyarakat tidak memiliki akses terhadap air
ini
berba.gai
riset tentang kondisi
masyarakat
sebelum mengimplementasikan program CSRnya.
DAFTARPUSTAKA
Alfian, et"al., 1980, Kemiskinan
Stnrktural:
Suatu Bunga Rampai, Jakarta: Pulsar dan YIIS.
bersih. Merupakan hal yang
perlu dipertanyakan mengapa aliran PDAM belum juga dapat direalisasikan. Peran pemerintatr cukup penting dalam menyikapi penoalan ini. Pihak desa atau pembakal ftepala desa) selain mengirim surat ke PDAM juga kiranya perlu menirim surat ke pihak kabupaten atau kepada
bupati agar dapat memberikan
Amri, Mulya dan Sarosa, Wicaksono, 2008, CSR mtuk Penguatan Kohesi Sosial, Jakarta: Yayasan Indonesia Business
Linlc.
bantuan
percepatan pemasangan aliran PDAM. Pihak swasta atau perusahaan juga dapat memberikan bantuan, misalnya seperti yang pernah dilakukan Danone, mereka memberikan bantuan akses air bersih di desadesa terpencil.
z0n,
Angia
Hadi, Nor, 2011, Corporate
Social
Badan Pusd Statistik (BPS), Kemiskinan di Indonesia BPS.
oleh PT
Responsibility, Yograkarta: Graha Ilmu.
KESIMPULAN CSR pada dasarya dapat dilakukan sendiri oleh artinya perusahaan memilik istaf yang tugasnya untuk melaksanakan program disetujui oleh perusahaan.Selain bias juga
CSR yang telah itu,
membentuk sebuah yayasan yang bertugas untuk mengelola atau melaksanakan progftm CSR milik perusahaan tenebutBerikutnya, perusanaan dapat pula bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSN4) ataupun
lembaga lain. Terailihir, dapat menyerahkan secara langsung kepada
masyarakat
untuk mengelola
ataupun
melaksanakan program CSR.
Hal yang perlu diperhatikan pula dalan CSR adalah perlu untuk
implementasi
mengenali masyarakat yang akan dibantu. Baik
itu kebiasaan" tadisi, pola pikir, tipe, kondisi ekonomi, kondisi sosial, maupun kondisi geografisnya Jangan sampai program CSR yang dibuat atau diimplementasikan menjadi salah sasararu salah guna, dan salah kelola. Apa yang diinginkan masyarakat belum tentu tepat untuk masyamkat itu sendiri. Oleh karena itu ada baiknya pihak perusahaan memperhatikan
&J\ 2W2, Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Laksono,
yang Berperspektif Lingkungan: Studi
Ekologi Budaya Kawasan Hutan Mangove/Lahm Basah di Jawa Tengah dan Kalimantan Timtrr, Yograkarta: Lemhga Penelitian UGM.
Moleong
Lexy
J,
2006,
Meto dolo gi P ene I it i anKtnlit atif
Bandung: Rosdakrya Sarnnaq Mukhtar, l9!b, Dinamika Pedesaan: Sebuah Pendekatan Sosiologis, Bogor: Pustaka Hana Spaninga, Daniel,2006, Held Out Mata Kuliah Metode P enelition Kwlitdif, Surabaya: FISIP UNAIR Tidak Dipublikasikan.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin, 1997, Dasar-Dasar Pmelitian Kualitatif, Surabaya: Binallmu-
ll'-