ISSN:2087-7986
PUBLIKASI ILMIAH RENCANA PENELITIAN PENULIS SUHERIYATNA TUMINGAN RUSDI USMAN LATIEF ABDUL GAUS ARBAIN TATA MUHAMMAD RIDWAN JUNUS MARA MUFTI AMIR SULTAN AHMAD YAURI YUNUS ARIFIN MATOKA LANTU
EDITOR SALEH PALLU LAWALENNA SAMANG WIHARDI TJARONGE
DITERBITKAN OLEH PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN VOLUME XII-NOPEMBER 2013
SUSUNAN REDAKSI
Penaggung Jawab
Dr.-Ing.Ir.Wahyu H. Piarah, MS ME
Pimpinan Umum
Prof.Dr.Ir.Lawalenna Samang, MS., M’.Ertg.
Pimpinan Redaksi
Prof.Dr.Ir.Muh.Saleh Pallu, M.Eng.
Dewan Redaksi
Reviewer
rRedaktur Pelaksana
Sekretariat
Prof.Dr.rer.nat. Ir. A.M. Imran Oemaj: Ir. Baharuddin Mire, MT. Dr.Ir. Andani, M.T. Dr. Daeng Paroka, ST, MT. Baharuddin Hamzah, ST, M.Arch, Ph.D Prof.Dr.Ir.Trisutomo, MS. Prof. Dr. Ir. Muh. Ramii Rahim, M.Eng. Prof.Dr.-Ing. M.Yamin Jinca, MSTr. Prof.Dr.Ir.Shirly Wunas, DEA Prof.Dr.Ir.Nadjamuddin Harun, MS. Prof.Dr.Ir.Mary Selintung, M.Sc. Prof.Dr-Ing. Herman Parung, M.Eng, Dr.Ir.Muhammad Ramli, MT. Dr.Ir.M.Arsyad Thaha, MT. Dr.Ir.Rudy Djamaluddin, ST., M.Eng. Ir.Achmad Bakri Muhidding, M.Sc., PhD. Prof.Dr.Wihardi Tjaronge, MT, M.Eng. Dr.Eng.Tri Harianto, ST., M.Eng. Dr.Eng.Mukhsan Putra Hatta, ST., MT. Dr.Eng.A. Arwin Amiruddin, ST., MT. Ir.Sakti Adi Adjisasmita,MS.,M.Sc.Eng., PhD. Dr. Eng. Isran Ramli, ST., MT. M.Asad Abdurahman, ST., M.Eng., PM. Nurmawaty, SP.
Editorial Para pembaca yang kami muliakan, PUBLIKASI ILMIAH ini sebagai kumpulan makalah yang ditulis oleh mahasiswa program doktor Teknik Sipil Universitas Hasanuddin. Makalah tersebut merupakan salah satu persyaratan mahasiswa S-3 untuk mengikuti ujian kuaiifikasi doktor dan diterbitkan secara berkala oleh jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Isi. makalah terdiri dari rencana penelitian disertasi yang menggambarkan ide dan gagasan topik penelitian berbagai disiplin ilrnu, baik dari kelompok bidang Teknik Sipil maupun dari kelompok bidang non-Teknik Sipil dan juga sebagai wadah komunikasi ilmiah dan menyebarluaskan rencana penelitian dan hasil penelitian dari para mahasiswa pascasarj ana. Kami telah berupaya menyajikan publikasi ini menjadi karya inovatif dari mahasiswa S3 untuk dapat bermakna bagi kita semua, terutama para akademisi termasuk mahasiswa pascasarjana mengenal perkembangan ilmu ketekniksipilan. Namun kami menyadari bahwa masih ada kekurangannya, karena itu para pembaca diharapkan untuk memberikan masukan yang berharga pada penyempurnaan terbitan berikutnya. Kepada para pembaca, kami ucapkan banyak terima kasih dan selamat berkarya untuk Bangsa dan Negara. Salam Redaksi
Alamat Redaksi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Makassar 90245 Telp. 0411-587636, Fax. 0411-580505 Email:
[email protected] Website:http://www.civileng-unhas.ac.id
DAFTAR ISI
SUHERIYATNA
1-10
Uji Model Sekala Penuh Perkuatan Tanah Pada Deposisi Tanah Lunak Dengan Cerucuk Miring TUMINGAN
11-20
Perilaku Campuran Beton Menggunakan Bahan Limbah Abu Batubara (Coal Ash) RUSDI USMAN LATIEF
21-30
Model Risiko Public Private Partnership (Ppp) Ihfrastruktur Bandar Udara Di Indonesia ABDUL GAUS
31-40
Studi Eksperimental Karakteristik Campuran Aspal Ac Be Dengan Bahan Pengikat Bga Dan Bahan Tambah Serat Polypropylene ARBAIN TATA
41-50
Studi Pengaruh Lingkungan Laut Terhadap Karateristik Balok Beton Bertulang Diperkuat Lembaran GFRP Yang Dikena Beban FATIK MUHAMMAD RIDWAN
51-60
Studi Eksperimental Kapasitas Daya Dukung tiang Mikro Grid Kayu Galam Pada Tanah Lunak JUNUSMARA
61-70
Perilaku Elemem Balok Kolom Kastella Akibat Beban Bolak Balik MUFTI AMIR SULTAN
71-80
Studi Pengaruh Lingkungan Laut Tropis Terhadap Karakteristik Balok Beton Bertuiang Yang Diperkuat Dengan LembarGFRP AHMAD YAURiS YUNUS
81-90
Studi Karakteristik Dan Kebutuhan Moda Transportasi Angkutan Umum Informal (Studi Kasus: Angkutan Umum Informal Daya? Sudiang, Perumahan Telkomas Kota Makassar) ARIFIN MATOKA
91-100 Pemodelan Bak Pengendap (Settling Basin) Untuk Mereduksi Pengaruh Sedimentasi Saluran Irigasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (Studi Kasus Saluran Irigasi Provinsi Gorontalo) LANTU
Model Hubungan Antara Sifat Kelistrikan Dan Sifat Mekanik Batuan Bawah Permukaan
101-110
MODEL RISIKO PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) INFRASTRUKTUR BANDAR UDARA DI INDONESIA Rusdi Usman Latief1, Prof. Saleh Pallu2, Sakti Adi Adjisasmita3, Sumarni Hamid4 Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-58763,
[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-58763, email:
[email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-58763, email:
[email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan KM-10, Telp 0411-58763, email:
[email protected] 1
ABSTRAK Kurangnya infrastruktur merupakan salah satu penyebab turunnya daya saing dan terhambatnya percepatan pertumbuhan ekonomi indonesia. Keterbatasan pendanaan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, termasuk pengembangan bandar udara di Indonesia mendorong pelaksanaan proyek dengan skema Kerjasama Sektor Pemerintah (Public Sector) dan Sektor Swasta (Private Sector) disebut sebagai Public – Private Partnership (PPP). Bentuk kerjasama PPP yang dipilih sangat mempengaruhi keberhasilan proyek. Dalam skema kerjasama PPP, penetapannya harus memenuhi prinsip win-win dan menciptakan suatu kondisi yang saling menguntungkan baik bagi pemerintah maupun pihak swasta [24]. Model kerjasama PPP bandara udara di Indonesia masih sangat relatif baru dan pemerintah sedang menyiapkan regulasinya [27]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu model manajemen risiko pada penerapan PPP untuk infrastruktur bandar udara. Model yang telah dikembangkan diharapkan dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan skema atau bentuk kerjasama yang tepat dalam PPP infrastruktur bandar udara di Indonesia Kata kunci: Infrastruktur Bandar Udara, Model Manajemen Risiko, Model Pilihan Skema PPP.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan tranportasi udara di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat, hal ini tercermin dari terjadinya peningkatan penumpang dan kargo di setiap tahunnya. Hal ini tentu harus dibarengi dengan peningkatan infrastruktur bandar udara [32]. Perkembangan transportasi udara di Indonesia sangat diperngaruhi oleh kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, oleh karena itu transportasi udara memainkan peranan penting dalam perkuatan kehidupan politik, perkembangan ekonomi, sosial, budaya dan ketahanan nasional. Keterbatasan fiskal, yaitu pendanaan yang bersumber dari negara, menyebabkan ekspansi kapasitas infrastruktur di Indonesia terhambat. Dalam jangka waktu tahun 2010 – 2014, diperkirakan kebutuhan investasi sebesar Rp. 1.450 Trilyun [30]. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi defisit infrastruktur ini adalah dengan mendorong partisipasi aktif sektor swasta. Swasta diijinkan ikut membangun sektor infrastruktur, melalui skema Public – Private Partnership (PPP). Regulasi yang mendukung pelaksanaan proyek dengan skema PPP juga sudah diterbitkan pemerintah, melalui Peraturan Presiden no. 67 tahun 2005 sebagaimana telah diperbaharui dengan Peraturan Presiden no. 13 tahun 2010 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Keberanekaragaman sektor telah menjadikan adanya keberanekaan peraturan dan undangundang PPP yang berbeda pula. Setiap sektor infrastruktur diatur oleh undang-undang tersendiri dan peraturan-peraturan pelaksananya. Model kerjasama PPP bandara udara di Indonesia masih sangat relatif baru dan pemerintah sedang menyiapkan regulasinya [27]. Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 21
1.2 Rumusan Masalah 1. Model penerapan PPP bandar udara yang baik adalah model yang mempertimbangkan segala risiko dalam proyek PPP. Model tersebut menfasilitasi pengalihan risiko-risiko tertentu kepada pihak yang dinilai paling baik dalam proses pengelolaannya. 2. Pada sektor bandar udara, salah satu butir penting Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang transpotasi udara bahwa PT. Angkasa Pura selaku perusahaan operator bandara milik negara tidak lagi memonopoli sektor ini dan pemerintah sedang mempersiapkan Peraturan Pelaksanaan untuk pengoperasian bandar udara. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian 1. Studi kasus yang digunakan dalam proyek ini adalah infrastruktur bandar udara di Indonesia yang tertuang dalam PPP Infrastruktur di Indonesia 2010-2014. 2. Penelitian ini difokuskan kepada primary stakeholder dari unsur pemerintah dan swasta yang berkepentingan dalam PPP bandara udara di Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Mengembangkan suatu model manajemen risiko pada penerapan Public Private Partnership (PPP) untuk infrastruktur bandara. 2. Dari model yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk membantu dalam memilih skema atau bentuk kerjasama yang tepat dalam PPP infrastruktur bandara di Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan suatu model pengambilan keputusan/ kebijakan dalam hal kerjasama PPP infrastruktur bandara di Indonesia dengan pendekatan manajemen risiko. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerjasama Pemerintah Swasta PPP PPP adalah sebuah bentuk institusional dari kerjasama pemerintah dan swasta yang berdasar pada sasaran awal mereka, bekerja terhadap sebuah target bersama, yang mana kedua pihak tersebut menerima risiko investasi yang berdasar pada kesepakatan awal dari pembagian pendapatan dan biaya (Nijkamp 2002). Selain itu, PPP juga difenisikan sebagai kerjasama yang cukup lama antara aktor pemerintah dan swasta yang mana pihak-pihak tersebut mengembangkan produk bersama dan atau pelayanan yang didalamnya ada risiko, biaya dan keuntungan yang dapat dibagi. Hal ini didasarkan pada nilai tambah bersama (Kijn & Teisman 2003). Pemerintah memilih PPP dalam penyediaan infrastruktur untuk memberikan layanan publik yang lebih baik dan memanfaatkan nilai uang (value for money) melalui pembagian risiko, pengelolaan yang sinergi, mendorong inovasi, pemanfaatan dan pengelolaan aset yang efisien selama umur rencananya. Dalam perjalanannya PPP mengutamakan optimasi desain fokus pada spesifikasi output, dan proses desain lebih diorientasikan pada kinerja operasional. Optimalisasi dan transfer risiko yang tepat, sehingga biaya proyek dapat ditekan (bunga pinjaman, premi asuransi rendah) pembiayaan oleh swasta dalam penyediaan infrastruktur akan mengurangi beban pemerintah dalam jangka pendek, sehingga dana pemerintah dapat digunakan untuk membiayai kepentingan lainnya, seperti penanggulangan kemiskinan [27].
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 22
Manfaat skemaa PPP: Tersedianya alternatif berbagai sumber pembiayaan; Pelaksanaan penyediaan infrastruktur lebih cepat; Berkurangnya beban (APBN/APBD) dan risiko pemerintah; Infrastruktur yang dapat disediakan semakin banyak; Kinerja layanan masyarakat semakin baik; Akuntabilitas dapat lebih ditingkatkan; Swasta menyumbang modal, teknologi, dan kemampuan manajerial. Dari hasil input terkait peran pemerintah dan swasta dalam PPP, maka diharapkan output, terkait investasi yang layak, nilai dari uang, tersedianya infrastruktur publik yang berkualitas dan efisien, tersedia tingkat layanan yang berkualitas tinggi, desain operasional yang terpadu, dan inovasi [27]. 2.2. Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan proses formal dimana faktor risiko akan di identifikasi, dianalisa, dan ditangani secara sistematis agar kerugian dapat diperkecil (Djojosudarsono 2003). Pada penelitian ini panduan manajemen risko yang digunakan adalah Project Management Body Of Knowledge 2013 [29], hal ini dikarenakan PPP termasuk dalam kategori proyek. Langkah-langkah manajemen risiko adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Manajemen Risiko 2. Identifikasi Risiko 3. Melakukan Analisa Qualitatif 4. Melakukan Analisa Quantitatif 5. Merencanakan Respon Risiko 6. Mengontrol Risiko 2.3. PPP Infrastruktur Bandar Udara di Indonesia Bandara dapat didefinisikan sebagai salah satu atau lebih runway dan fasilitas yang melengkapi pesawat (taxiway, area apron) bersama dengan kesatuan terminal dan fasilitas untuk menurunkan penumpang dan kargo [2]. Operator bandara bertanggung jawab langsung pada ketentuan dan pemeliharaan pada insfrastruktur bandara, dan ketentuan utama pelayanan, termasuk pencarian penumpang, dan keamanan, kebakaran, kebersihan dan pemeliharaan area terminal penumpang. Infrastruktur utama bandara terdiri atas terminal operasi, runway dan taxiway operations, fasilitas seperti; fasilitas teknik, kargo, fasilitas pemeliharaan pesawat, ARFF (Airport Rescue and Fire Fighting), bahan bakar, fasilitas logistik, administrasi, pelayanan lalu lintas pesawat, dan utilitas utama. [8]. Operasi bandara memperoleh pendapatan dari layanan pesawat, layanan armada, dan aktifitas pemasaran untuk menutupi pelayanan utama dari ketentuan bandara. Infrastruktur inilah yang menjadi acuan bagi BAPENAS untuk mengembangkan sektor bandara dalam bentuk kerjasama PPP. Jenis proyek yang ada dalam PPP Book 20102014 BAPENAS beragam. Proyek yang akan segera di tenderkan dalam mendukung infrastruktur bandara Indonesia khususnya dalam bentuk kerjasama PPP masuk dalam daftar PPP Book (2010-2014) BAPENAS. Proyek PPP Bandar udara dengan status already tendered di Indonesia [31] seperti yang ditunjukan pada tabel 1 berikut.
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 23
Tabel 1. Airport Project Already Tendered No Air Project PPP Book 2010 – 2014 Location 1 Kertajati International Airport, West Java West java Provinces 2 Development of New Bali Airport Bali (Jembrana Regency, Buleleng regency, and Nusa Penida, Klungkung Regency) 3 Development of New Samarinda Airport East Kalimantan Provinces 4 Development of Singkawang Airport West Kalimantan Provinces 5 Expansion of Dewandaru Airport Karimun Jawa, Jepara, Central Java 6 Expansion of Tjilikriwut Airport Central Kalimantan Provinces 7 South Banten Airport Pandeglang Regency, Banten Provinces Sumber: PPP Infrastructure in Indonesia 2010-2014 2.4. Risiko PPP dalam Infrastruktur Bandar Udara Risiko utama dalam investasi Bandar udara terkait secara langsung dengan parameter pokok investasi PPP infrastruktur bandara yaitu variabel yang menentukan besarnya biaya investasi. Victor Craig [38] membagi risiko PPP bandar udara menjadi Air Traffic Forecast, Airport Development Proposal, Airport Transport Risk, Revenue Estimation, Capital Cost Estimates, Concessionaire Competition & Culture, Institutional Influence, Effect of Term of Reference for Privatization. Bijju Varkey & G Raghuram [4] risiko PPP bandar udara antara lain Revenue
Risk, Operating Risk, Regulatory Risk, dan Review of Policy on Air Infrastructure. Sedangkan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS) [27], risiko PPP bandar udara adalah pembebasan lahan, tarif, permintaan, risiko negara dan risiko politik, serta kelayakan kredit pembeli utama (off-taker). 2.5. Manajemen Risiko PPP dalam Infrastruktur Bandara Salah satu kunci sukses dari suatu proyek PPP adalah alokasi risiko dan mitigasi yang tepat. Alokasi risiko adalah pembagian risiko proyek kerjasama dengan prinsip dasar bahwa risiko dibagi dan dibebankan kepada pihak yang paling mampu untuk mengendalikan risiko tersebut. Alokasi risiko meliputi pembagian risiko proyek antara pihak Pemerintah dan Badan Usaha Swasta berdasarkan prinsip alokasi risiko. Mitigasi risiko bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko terhadap dampak yang ditimbulkannya. Pihak Pemerintah ataupun Badan Usaha Swasta harus mempersiapkan mitigasi risiko dengan baik karena keduanya merupakan tanggung jawab masing-masing risiko proyek. Proyek-proyek PPP di Indonesia dapat memanfaatkan segala bentuk kerjasama pemerintah dan swasta. Pemilihan bentuk kerjasama untuk proyek tertentu dilakukan berdasarkan hasil tinjauan risiko. KPS dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk termasuk diantaranya Build-Own-Operate (BOO), Build-Own- Transfer (BOT), Operate and Maintain, Lease- Develop-Operate (LDO). Tidak ada batasan tentang cara pelaksanaan PPP dalam suatu proyek di Indonesia, meskipun dengan syarat cara yang dipakai tersebut harus dapat menfasilitasi pengalihan risiko-risiko tertentu kepada pihak yang dinilai paling baik dalam proses pengelolaannya. pengelolaan risiko yang jelas diperlukan untuk mencapai kesuksesan dari proyek PPP. Dalam melakukan alokasi risiko, ada beberapa arahan prinsip di PPP untuk alokasi [27]. Risiko yang di luar kendali dari salah satu pihak, atau sama-sama dipengaruhi oleh kedua belah pihak (misalnya peristiwa force majeure) harus dibagi. Risiko bahwa pemerintah dapat mengelola baik, atau berada dalam posisi yang lebih tepat untuk mengendalikan
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 24
daripada sektor swasta (misalnya perencanaan persetujuan, undang-undang risiko) harus dipertahankan oleh pemerintah. Meniadakan risiko melalui suatu distribusi secara legal dalam perjanjian-perjanjian baik dengan pemberi tugas maupun pihak ketiga. Prinsip dari alokasi risiko adalah bahwa pihak yang paling dapat mengendalikan suatu risiko tertentu hendaknya juga menanggung risiko tersebut. Kesuksesan dalam mengatur alokasi risiko adalah dilakukan dengan alat identifikasi risiko. Dalam memenuhi kesuksesan ini dibutuhkan suatu matrik alokasi resiko yang memberikan gambaran secara utuh terkait pembagian resiko yang di bagi oleh pihak yang terlibat dalam PPP. Matriks alokasi risiko yang digunakan sebagai alat menyeluruh untuk proses pengadaan menyesuaikan prediksi pada alokasi dan nilai-nilai risiko. Nilai akhir risiko mewakili nilai uang untuk penawaran dan memberikan layanan, daripada sektor publik. Dokumen teknik harus mendukung dalam proses penilaian risiko untuk proses identifikasi risiko yang komprehensif. 2.6. Posis Penelitian 2.6.1. Posisi penelitian dilihat dari pihak-pihak utama dalam kerangka KPS Dilihat dari pihak-pihak utama dalam kerangka KPS, posisi penilitian ini berada pada posisi Pihak Ketiga Pemeri Jasa dan Pemerintah Pembuat Kebijakan, Pembuat Perataran dan Mitra Kerja seperti yang ditunjukan pada gambar 1.
Gambar 1. Posisi riset dilihat dari Pihak-pihak utama dalam kerangka KPS 2.6.2. Posisi penelitian dilihat dari siklus infrastuktur Dilihat dari siklus infrastruktur, posisi penilitian ini berada pada posisi Concept/ Feasibility Study (Pre-Design) seperti yang ditunjukan pada gambar 2.
Gambar 2. Posisi penelitian dilihat dari siklus infrastruktur
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 25
3.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini didasarkan pada diagram alir seperti terlihat pada Gambar 3.
.Gambar 3. Diagram alir desain penelitian
3.1 Studi Pendahuluan Identifikasi risiko dapat dilihat pada Tabel 2. Identifikasi risiko dilakukan melalui studi literatur penelitian PPP bandar udara sebelumnya. Setelah melakukan identifikasi risiko, dilkakukan pengalokasian risiko yang ada pada unsur pemerintah, swasta dan risiko yang di sharing dan selanjutnya dilkaukan pengumpulan data dengan cara pengiriman kuesioner. Pengolahan data kuesioner dan data obyektif guna mendapatkan skema yang tepat dalam pengambilan keputusan KPS bandar udara di Indonesia. Tabel 2. Identifikasi risiko PPP bandar udara [4, 27, 38] No 1 2 3 4 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Variabel Risiko Land Aquitition Airside and Terminal Design Capacity and Site expandability Changes in Aircraft Mix Competing Airports Airline Alliances Capital Cost Estimates Concessionaire Composition & Culture Institutional Influences Effect of Terms of Reference for Privatization Corporate Governance Center State Relations Continuity of Political Leadership Local Political Activism
Victor Craig (2012)
Biju Varkkey & G Raghuram (2011)
Panduan Investor KPS (2010)
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 26
13 14 15 16 17 18 19 20 21
Demand Price Cost Escalation Staffing Labor Unions Coordination between Governmental Agencies Classification and Licensing Revenue Sharing Risk Country & Risk Politic
3.2 Persiapan Kusioner Dan Model Penelitian Persiapan kusioner dan model penelitian ini dilakukan dengan metode manajemen risiko sesuai Project Management Body of Knowledge (PMBOK) edisi 2013 [29] dengan melakukan identifikasi, assesment, dan respon terhadap risiko. Persiapan kusioner ini diawali dengan penentuan primary stakeholder KPS bandar udara yang terdiri dari 16 unsur pemerintah yaitu 12 responden Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, 2 responden BAPPENAS, 2 Kementrian Keuangan Republik Indonesia sedangkan unsur swasta diwakili oleh 16 proyek KPS bandara udara yang “on going” maupun potensial yang siap untuk ditenderkan. Penyusuanan kuesioner dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa penyusunan kuesioner awal (pilot survei). Tahap kedua yaitu hasil identifikasi risiko KPS bandar udara disusun dalam bentuk kuesioner. Selanjutnya kuesioner dicoba pada responden awal untuk melihat apakah responden mengerti tentang isi dan maksud dari pertanyaan yang ada pada kuesioner. Berdasarkan masukan dari penyebaran kuesioner awal dilakukan perbaikan sehingga kuesioner tersebut bisa untuk disebar. Perancangan kuesioner dilakukan sebagai instrumen dalam pengambilan data. Kuesioner menyajikan variabel risiko yang telah didapat beserta konsekuensi dari setiap pilihan risiko untuk menghindari subyektifitas dari primary stakholder sehingga hasil kuesioner yang didapatkan obyektif. 3.3 Analisa Data Pengumpulan data dilakukan dan dikumpulkan secara langsung pada para primary stakholder dari survei kuesioner. Analisa manajemen risiko dan tahapan analisisnya diberi tanda sesuai dengan tools yang tersedia pada gambar 4.
Gambar 4. Analisa Manajemen Risiko
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 27
Dari hasil analisis dihasilkan suatu model manajemen risiko yang dapat mengarahkan pada skema PPP [11] yang tepat khususnya untuk infrastruktur bandara seperti yang terlihat pada gambar 5.
Gambar 5. Ilustrasi skema bentuk kerjasama PPP
4. HASIL YANG DIHARAPKAN Bentuk suatu model manajemen risiko terkait pembagian risiko kepada pemerintah dan pihak swasta dalam satu matriks alokasi risiko dengan dukungan pemerintah dalam mengurangi risiko, sehingga model manajemen risiko untuk PPP infrastruktur bandara menjadi masukan kepada para pengambil kebijakan, baik itu pemerintah maupun swasta sehingga dapat mengantarkan pada skema kerjasama yang tepat untuk PPP khususnya infrastruktur bandar udara di Indonesia.
5. DAFTAR PUSTAKA 1. Andre Franco Pena., 2011, PPP in The Airport Sector. Instituto Superior Tecnico. Argentina. 2. Asian Development Bank, 2000, Airport and Air Traffic Control, ADB. Philipines. 3. BAPENAS, 2010, Public Private Partnership Infrastructure Project in Indonesia 20102014. Bapenas. Jakarta. 4. Biju Varkey. 2002, Public Private Partnership in Airport Development, Oxford University Press. New Delhi. 5. Carlos Olivera Cruz and Rui Cunha Marques, 2011, Contribution to The Study of PPP Arrangements in Airport Development, Management, and Operation. Journal homepage: www.elseiver.com/locate/retrec. 6. Clauss Doll and Kiril Kagyozov, 2010, Violation or Strengthening of The Self- Financing Doctrine at International Airports by SMCP Funded PPP Schemes, Journal homepage: www.elseiver.com/locate/retrec 7. David Alvarez, 2010, Puerto Rico Airport PPP Update & Perspectives, PPP Conference. PPP Authority. Puerto Rico 8. Dewey and Lebouf, 2006, PPP in Airport Infrastructure. University Press. Pulkovo
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 28
9. Dima Jamali, 2011, Succes and Failure Mechanisms Of PPP in Developing Country. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 10. Esther Cheung and Albert P. C Chan, 2011. Risk Factors of Public Private Partnership Project in China. American Society of Civil Engineers. America. 11. Gustavo Andres Livopich, 2007, The Privatization of Argentine Airports. Elsevier Ltd. Argentina. 12. Greert Dewul and Mirjam Bult-Spiering, 2006, Strategic Issues in Public Private Partnership An International Perspective. Black Well Publishing. US. 13. Hardcastle, C., Edwards, PJ, 2010, Critical Succes Factors For PPP Projects in Construction Industry. Journal homepage:www.elseiver.com/locate/retrec 14. International Finance Corporation, 2010, Airport PPPs: Challenges & Opportunities. Journal homepage: www.elseiver.com/locate/retrec 15. Ikechukwu Ikea Chinyere and Xiaolin Xu, 2011, PPP: The Underlining Principles of Infrastructure Investment, Financeand Development Projects. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 16. Jacques Follain, 2009, PPP in Airport Infrastructure Business, British Council Seminar on Public Private Partnership. Aeropoerts de Paris. Syria. 17. Jie Lie and Patrick X.W Zou, 2011. Fuzzy AHP- Based Risk Assesment Methodologhy fot PPP Projects. American Society of Civil Engineers. America. 18. Kenneth Curie, 2011, Privatization and Public Private Partnership Models at Airports Around the World. Aeronivest. Brazil 19. K. C. Lyer, 2011, Hirearchical Structuring of PPP Risk Using Interpretative Structural Modeling. QLD Univesrsity of Tech Library. America. 20. Magnus Rodrigues, 2013, Airport PPPs in Turkey. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 21. Mariani Moszoro & Magdalena Krzyanowska, 2010, Implementing PPP in Municipalaties. Journal homepage: www.elseiver.com/locate/retrec 22. Marnata Shresta, 2010, Risk Framework For PPP in Highway Construction. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 23. Nilufa Akhter Khamon, 2010, Conceptual Issues in Defining PPP. Journal homepage: www.elseiver.com/locate/retrec 24. Nugroho Priyo Negorol, Moses Laksono, 2011, Model Optimasi Masa Konsesi KPS yang Memaksimumkan Keinerja Pihak yang Bekerjasama. Jurnal Ilmiah PPP
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 29
25. Paul Freathy, 2003, The Commercialisation of European Airport. Institute for Retail Studies. Scotland 26. Patrick DeCorla Souza & William G. Barker, 2011, Innovative PPP Models for Road Pricing. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 27. Pemerintah Republik Indonesia, 2010, KPS dan Panduan Bagi Investor untuk Investasi, Bappenas. Jakarta 28. PPP Infrastructure Resource Centre, 2013, Airport Bots & Conscessions of Legal and Regulatory Issues, http: www.ijonline.com 29. Project Management Institute, 2013, A Guide to the Project Management Body of Knowledge, USA 30. Ramatou Magagi, 2011, Increasing Trends Towards Airport PPPs in Emerging Markets. IFC’s Global Airport PPP Seminar. Dubai 31. Republic of Indonesia, 2010, Public - Private Partnership Infrastructure Projects in Indonesia 2010 – 2014, National Development Planning Agency, Jakarta 32. Sakti Adi Adjisasmita, 2010, PPP Scheme in Airport, Jakarta 33. Syafaatun Naimah, 2009, Kajian Pelaksanaan Public – Private Partnership (PPP) Pada Sektor Jalan Tol di Indonesia, Bandung 34. Sarbesh Mishra, 2010, Financing And Risk Management Techniques in Green Field Projects Under Public, Private Partnership (PPP). Interscience Management Review (IMR), Volume 2 Issue I. India 35. S. Ping Hol and Chun Wei Tsui, 2011, The Transaction Cost Of PPP. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 36. Stephan F Jooste & W. Richard Scott, 2012, Organization Enabling PPP. Infrastructure Journal. http: www.ijonline.com 37. Taylor & France, 2013, A Computerized Risk Evaluation Model For PPP Projects and Its Application. Journal Online http://www.tandoflone.com/loi/tspm20 38. Transportation Research Board, 2012, Victor Craig, 2010, Risk and Due Diligence in Airport Privatization. Air Transport. Malaysia. 39. Wealeed Youssef, 2011, Medinah Airport PPP. Emerging Markets Airport Suppliers Conference. Dubai.
Publikasi Ilmiah S3 Teknik Sipil Unhas, Nopember 2013 | 30