PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN MANGGA ARUMANIS MUDA (Mangifera indica L.) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans IN VITRO
PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Oleh: RIZKA KURNIASIH J 520 120 051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
i
ii
iii
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN MANGGA ARUMANIS MUDA (Mangifera indica L.) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans IN VITRO Universitas Muhammadiyah Surakarta Intisari Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan aktivitas bakteri plak yang memfermentasikan karbohidrat. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang dominan pada plak gigi. Pengendalian karies dilakukan dengan dua cara yakni secara mekanis dan kimiawi. Secara kimiawi dilakukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab karies, salah satunya dengan menggunakan obat kumur Khlorheksidin. Tetapi, penggunaan secara terus menerus menimbulkan efek samping seperti perubahan warna gigi, iritasi mukosa dan pembengkakan kelenjar paroris. Oleh karena itu, diperlukan bahan obat kumur yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tanpa efek samping. Salah satu bahan herbal yang dapat dijadikan obat kumur adalah daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) karena memiliki zat-zat aktif seperti mangiferin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan mendapatkan konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) yang memiliki kemampuan setara dengan kontrol positif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode difusi sumuran. Subjek dibagi menjadi lima kelompok yang diberi perlakuan dengan ekstrak etanol daun mangga arumanis muda konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% dan Khlorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun mangga arumanis muda 10% memiliki zona hambat terkecil yaitu 9,32 mm, ekstrak daun mangga arumanis muda 80% memiliki zona hambat yang mendekati kontrol positif yaitu 13,83 mm dan Khlorheksidin 0,2% memiliki zona hambat terbesar yakni 17,40 mm. Hasil Uji One Way Anova menunjukkan nilai P=0,00 (P<0,05) dan Uji Post Hoc LSD menunjukkan nilai P=0,00 (P<0,05). Kesimpulannya pemakaian ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) secara signifikan dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans dan terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok pemberian berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Kata Kunci: karies gigi, ekstrak etanol daun mangga arumanis muda, hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans, khlorheksidin Abstract Dental caries is a dental hard tissue damage caused by plaque bacteria activity that has been fermenting carbohydrates. Streptococcus mutans is the dominant bacteria in dental plaque. Control of caries can be done in two ways: mechanically and chemically. Chemically conducted to inhibit the growth of bacteria that cause dental caries, one using the chlorhexidine mouthwash. But, the use of continuously will cause side effects such as discoloration of the teeth and mucosal irritation, and swelling of the parotid gland. Therefore, we need a mouthwash ingredients that can inhibit the growth of bacteria without side effects. One of the herbal ingredients that can be used as a mouthwash is arumanis young leaves of mango (Mangifera indica L.) because it has active substances such as mangiferin, flavonoids, alkaloids, triterpenoids and tannins. This study aims to examine the ability of various concentrations of ethanol extract of young leaves arumanis mango (Mangifera indica L.) against Streptococcus mutans bacteria growth inhibition and get a concentration of ethanol extract of young leaves arumanis mango (Mangifera indica L.) that has the ability equivalent to a positive control in inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria. The method used in this research is the diffusion method. Subjects were divided into five groups being treated with ethanol extract of young leaves of mango arumanis concentration of 10%, 20%, 40%, 80% and 0.2% Chlorhexidine as a positive control. The results showed the ethanol extract of young leaves of mango arumanis 10% has the smallest inhibitory zone is 9.32 mm, the ethanol extract of young leaves of mango arumanis 80% have inhibitory zone who approached a positive control that is 13.83 mm and 0.2% Chlorhexidine has inhibitory zone of the total of 17.40 mm. One Way Anova Test results showed the P value = 0.00 (P <0.05) and the Post Hoc LSD test showed the P value = 0.00 (P <0.05). The conclusion the use of ethanol extract of young leaves arumanis mango (Mangifera indica L.) can significantly inhibit the bacteria Streptococcus mutans
1
and there is a significant difference between the groups giving various concentrations of ethanol extract of young leaves arumanis mango (Mangifera indica L.) in inhibiting the growth of Streptococcus mutans. Keywords: dental caries, young mango arumanis leaves extract, inhibit growth, Streptococcus mutans, chlorhexidine.
PENDAHULUAN Salah satu permasalahan gigi dan mulut di Indonesia adalah gigi berlubang atau yang lebih sering disebut karies gigi. Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi.1 Tingginya prevalensi karies gigi di Indonesia dapat dibuktikan dengan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2013) yang melaporkan bahwa prevalensi nasional masalah karies adalah 25,9%, meningkat 2,7 % dari hasil Riskesdas tahun 2007 yang memiliki prevalensi karies sebesar 23,3%. Prevalensi nasional Indeks DMF-T adalah 4,6 dengan nilai masing-masing: D-T=1,6; M-T=2,9; F-T=0,08; yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah gigi per 100 orang.2 Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial karena diakibatkan oleh banyak faktor. Faktorfaktor yang terlibat antara lain adalah host, substrat, mikroorganisme, dan waktu. Karies gigi diawali oleh adanya bakteri pada plak, salah satunya adalah Streptococcus mutans.3 Streptococcus mutans memiliki faktor virulensi yang tinggi sebagai etiologi primer karies karena mampu menghasilkan extracellular polysacharida (EPS) dan intracellular polysacharida (IPS) yang memicu terjadinya karies gigi4,5. EPS berkontribusi dalam pembentukan plak gigi dan memfasilitasi koloni bakteri kariogenik yang berada di plak gigi. ). Produk dari EPS antara lain adalah glukan dan fruktan yang dihasilkan oleh enzim glukotransferase dan enzim fruktotansferase.6 Sedangkan IPS membantu proses metabolisme bakteri dan menghasilkan asam sebagai produk samping dari metabolisme karbohidrat sehingga menyebabkan penurunan pH di permukaan gigi.5 Penurunan pH menyebabkan ion kalsium dan fosfat mengalami difusi sehingga terjadi demineralisasi yang berlanjut menjadi karies gigi.7 Karies gigi dapat dikendalikan dengan dua cara, yakni secara mekanis dan kimiawi. Pengendalian karies secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi untuk membersihkan permukaan gigi, penggunaan dental floss atau benang gigi untuk membersihkan bagian interdental gigi geligi, dan scalling. Sedangkan pengendalian karies secara kimiawi bertujuan untuk menghambat pembentukan plak dan menghindari bakteri serta produknya dalam plak. Pengendalian karies secara kimiawi dilakukan dengan pemberian Topikal Aplikasi Flour (TAF), penggunaan mouthwash, dan penggunaan bahan antibakteri.1 2
Salah satu contoh bahan antibakteri yang digunakan untuk mengendalikan karies adalah khlorheksidin. Khlorheksidin selama ini banyak digunakan oleh masyarakat dan sudah lama beredar di pasaran sebagai bahan pengendali plak dan memiliki daya antibakteri. Bahan ini digunakan sebagai obat kumur dalam konsentrasi 0,1% sampai 0,2%.8,9 Tetapi, penggunaan khlorheksidin secara terus menerus dapat menimbulkan efek samping yaitu perubahan warna gigi, iritasi mukosa, dan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis. Selain itu, rasa pahit yang ditimbulkan oleh khlorheksidin bertahan cukup lama di dalam mulut sehingga menyebabkan pengecapan berkurang.10 Tanaman mangga arumanis (Mangifera indica L.) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki zat-zat aktif seperti mangiferin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid dan tanin.11 Zat-zat aktif tersebut banyak tekandung di seluruh bagian mangga yaitu pada kulit, biji, bunga, batang, dan daun.12 tetapi daun muda memiliki zat-zat aktif paling banyak dibanding dengan bagian-bagian lainnya.13 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustapha, et al. (2013), menyebutkan bahwa daun mangga (Mangifera indica L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.14 Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans in vitro.
METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental labolatorik murni dengan (true experimental) dengan metode posttest only control group design. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (FKIP UMS) sebagai tempat determinasi tanaman mangga, Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tempat pembuatan ekstrak daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.), dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) sebagai tempat pelaksanaan penelitian antibakteri ekstrak daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) terhadap bakteri Streptococcus mutans pada Bulan April – Juni 2016. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) dengan konsentrasi pengenceran 10%, 20%, 40%, 80% dan Khlorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif. Sedangkan objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Streptococcus mutans yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobioologi FKH UGM. Prosedur yang pertama dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan determinasi tanaman untuk memastikan bahwa daun yang digunakan dalam penelitian adalah daun yang dimaksud, sehingga menghindari kesalahan dalam pemilihan bahan tersebut dengan cara mengidentifikasi bagian-bagian 3
dari tumbuhan meliputi batang, daun, akar, buah, bunga dan biji. Langkah selanjutnya adalah proses pembuatan ekstrak daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) dengan metode maserasi dengan etanol 70%. Hasil maserasi kemudian diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu 700C. Ekstrak kental daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) konsentrasi 100% kemudian diencerkan menjadi berbagai konsentrasi 10%, 20%, 40%, dan 80%. Suspensi bakteri Streptococcus mutans yang telah sesuai dengan standar Mc Farland 108 CFU/ml dioleskan ke cawan petri yang telah berisi Muller Hinton Agar (MHA) dengan menggunakan lidi steril secara merata, kemudian masing-masing cawan petri dibuat sebuah sumuran menggunakan perforator dengan diameter 6 mm dengan kedalaman 4 mm. Setiap lubang sumuran ditetesi ekstrak daun mangga arumanis muda dengan menggunakan mikropipet 50µL secara berturut-turut mulai konsentrasi 10%, 20%, 40%, 80% dan kontrol positif. Media yang ditetesi larutan uji selanjutnya diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37º C dan kemudian dilakukan pengukuran zona hambat dengan menggunakan jangka sorong.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut hasil rerata zona hambat dan simpangan baku ada seluruh kelompok (tabel 1) Tabel 1. Rerata dan simpangan baku ekstrak daun mangga arumanis muda sebesar 10%, 20%, 40%, 80%, dan Khlorheksidin 0,2%sebagai kontrol positif terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Rerata ± Simpangan Baku (mm) Kelompok Perlakuan N Ekstrak Daun Mangga Arumanis Muda 10% 5 9,32 ± 0,08 Ekstrak Daun Mangga Arumanis Muda 20% 5 10,44 ± 0,12 Ekstrak Daun Mangga Arumanis Muda 40% 5 11,69 ± 0,20 Ekstrak Daun Mangga Arumanis Muda 80% 5 13,83 ± 0,09 Kontrol Positif 5 17,40 ± 0,10 Berdasarkan tabel diatas, ekstrak daun mangga arumanis muda 10% memiliki zona hambat terkecil yaitu 9,32 mm, sedangkan zona hambat terbesar dimiliki oleh ekstrak daun mangga arumanis muda 80% sebesar 13,83 mm, namun nilainya tidak lebih tinggi dari rerata zona hambat kontrol positif yang mencapai 17,40 mm. Data yang didapatkan selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan metode Shapiro-Wilk untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas masing-masing kelompok perlakuan lebih dari 0,05 (p > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan Levene’s test untuk mengetahui varians data sama atau tidak. Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai probalitas p=0,097 (p > 0,05) yang berarti bahwa data yang diuji memiliki varians yang sama (homogen). Selanjutnya
4
dilakukan Uji One Way Anova untuk mengetahui perbedaan daya antibakteri antar kelompok perlakuan terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Tabel 2. Hasil Uji One Way Anova. Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 203,947 4 50,987 612,850 0,000 Within Groups 1,664 20 0,083 Total 205,611 24 Hasil Uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans in vitro, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%, dan 80% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Setelah Uji One Way Anova selanjutnya dilakukan uji Post Hoc LSD (Least Significant Different). Tabel 3. Hasil Uji Post Hoc LSD. Perlakuan Ekstrak 10% Ekstrak 20% Ekstrak 40% Ekstrak 10% 0,000* 0,000* Ekstrak 20% 0,000* 0,000* Ekstrak 40% 0,000* 0,000* Ekstrak 80% 0,000* 0,000* 0,000* Kontrol Positif 0,000* 0,000* 0,000* Keterangan: * : terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0.05)
Ekstrak 80% 0,000* 0,000* 0,000* 0,000*
Kontrol Positif 0,000* 0,000* 0,000* 0,000* -
Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan bahwa nilai probabilitas antar kelompok perlakuan adalah p = 0,000 (p < 0.05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) dan kontrol positif terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans in vitro. Menurut Davis dan Stout, klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri dilihat berdasarkan diameter zona bening. Klasifikasi ini terdiri atas empat kelompok yaitu respon lemah dengan diameter ≤5 mm, respon sedang sengan diameter 5-10 mm, respon kuat dengan diameter 10-20 mm, dan respon sangat kuat dengan diameter ≥20 mm.15 Berdasarkan klasifikasi tersebut didapatkan hasil bahwa tiga dari empat konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) yakni konsentrasi 20%, 40%, 80% memiliki pengaruh hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan kategori kuat dan hanya pada konsentrasi 10% memiliki pengaruh hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan kategori sedang.
5
Ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Aktifitas antibakteri tersebut disebabkan karena adanya kandungan kimia yang dimiliki oleh daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) mangiferin, flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin. Mangiferin adalah adalah xanthone alami tanaman mangga (Mangifera indica L.) bekerja sebagai antibakteri berperan dalam menghambat replikasi sel.16 Flavonoid bekerja melalui beberapa mekanisme, yaitu merusak membran sitoplasma bakteri, menghambat sintesis asam nukleat, menghambat metabolisme energi, menghambat sintesis dinding sel bakteri, dan menghambat sintesis membran sel.17 Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan cara menganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga membuat lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh sehingga menyebabkan kematian sel bakteri.18 Tanin memiliki kemampuan dalam menghambat funsi membrane dan dinding sel bakteri.19 Sedangkan Saponin bekerja dengan menganggu dan merusak membran sel, dengan cara berdifusi melalui membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran sitoplasma, sehingga mengakibatkan kematian sel.20
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) berpengaruh terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dan peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun mangga arumanis muda (Mangifera indica L.) akan meningkatkan zona hambat pada hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. DAFTAR PUSTAKA 1.
Kidd, A. M., dan Bechal, J. S., 2012. Dasar-Dasar Karies Penanggulangannya, Penerjemah : Narlan Sumawinata, Jakarta : EGC.
2.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI 2013. Riset Kesehatan Dasar. p 110-119.
3.
Samaranayake, L., 2002. Essential Microbiology For Detistry, Philadelphia : W.B. Saunders Company.
4.
Neilands, J., dan Svensater G., 2007. Acid Tolerance of Streptococcus mutans Biofilm, Appl Environ Microbiol, 73 (17) : 5633–5638
5.
Mai, J., Tian, X., Gallant, J.W., Merkley, N., Biswas, Z., Syvtski, R., Douglas, S.E., Ling, J., dan Li, Y., 2011. A Novel Target-Specific, salt-Resistent Antimicrobacterial Peptide Againts the Cariogenic Pathogen Streptoccos mutans, Antimicrob Agents Chemoler., 55 (11) : 52055213
6.
Forssten, S.D., Bjorklund, M., dan Ouweehand, A.C., 2010. Streptococcus mutans, Caries and Simulation Models, Nutrients, 2 : 290-298 6
Penyakit
dan
7.
Hurlbutt, M., Novy B., Young D., 2010. Dentat caries: a pH-mediated disease. CDHA Journal, 25(1): 9-12.
8.
Najafi, H.M., Taheri, M., Mokhtari, M.R., Forouzanfar, A., Farazi, F., Mirzaee, E., dan Maehrara, R., 2012, Comparative Study of 0,2% and 0,12% Diclugunate Chlorhexidine Mouth Rinses on the Level of Dental Sataining and Gingival Indices, Den Res J (Isfahan), 9 (3) : 305308.
9.
Watanabe, E., Nascimento, A. P., Tanomaru, J. M., Guerreriro., Razaboni, A. M., Andrade, D., dan Filho, M.T., 2015. Antiseptic Mouthwashes: in vitro Antibacterial Activity, Acta Odontol Latinoam, 28 (2).
10.
Kaur, G., Singh, A., Patil, K.P., Gopalakrishman., Nayyar, A.S., dan Deshmukh, S., 2015. Chlorhexidine: A Cationic Bisbiguanide, Membrane Active Drug In Periodontal Medicine, Structure Advantages And Associated Adverse Effects, A Brief Communication, World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 4 (7) : 370-392.
11.
Shah, K.A., Patel, M.B., Patel, R.J., and Parmar, P.K., 2010. Mangifera Indica (Mango), Pharmacogn Rev., 4(7): 42–48.
12.
Masibo, Martin., dan Qian He., 2008. Major Mango Polyphenols and Their Potential Significance to Human Health., Comprehensive Reviews in Food Science And Food Safety., 7 : 309-319.
13.
Namita, P, dan Mukesh, R., 2012. Medical Plants Used as Antimocrobial Agents: A Review, International Research Journal of Pharmacy, 3(1): 31-40.
14.
Mustapha, Alqasim Abdullahi., Enemali, M.O., d Olose, M., Owuna, G., Ogaji, J.O., Idris, M.M., dan Aboh, V.O., 2014, Phytoconstituents and Antibacterial Efficacy of Mango (Mangifera indica) Leave Extracts, Journal of Medicinal Plants Studies 2 (5) : 19-23.
15.
Jannata, R. H., Achmad Gunadi, Tantin E., 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans. e-Jurnal Pustaka Kesehatan FKG UJ, 2 (1) : 23-28.
16.
Sahrawat, A., Pal, S., dan Shahi, S.K., 2013. Antibacterial Activity of Mangifera indica (mango) Leaves Against Drug Resistant Bacterial Strains, International Journal of Advanced Research, 1 (6) : 82-86
17.
Xiao, Zheng-Tao., Zhu, Qiang., dan Zhang, Hong-Yu., 2014. Identifying Antibacterial Targets of Flavonoids by Comparative Genomics And Molecular Modeling, Open Journal of Genomics, 3 (1) : 1-8.
18.
Darsana, I., Besung, I., dan Mahatmi, H., 2012. Potensi Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus, 1(3) : 337-351.
19.
Abdollahzadeh, S.H., Masouf, RY., H. Mortazavi, M. H. Moghaddam, N. Roozbahani, dan M. Vahedi., 2011. Antibacterial and Antifungal Activities of Punica Granatum Peel Extracts Againts Oral Pathogens, Tehran University of Medical Sciences J Dentistry, 8 (1) : 1-6.
20.
Taufiq, Sarah., Yuniarni, U., dan Hazar, S., 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi, Prosiding Penelitian SpeSIA Unisba, 654-661.
7