✓ Public library Books ? Perawan Dalam Cengkeraman Militer by Pramoedya Ananta Toer ä eBook or Kindle ePUB 1. Catatan Pramoedya Ananta Toer tentang derita gadis-gadis Indonesia yang menjadi korban kekejaman tentara Jepang pada masa perang dunia.
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
21.
Tahun 1943, Pemerintahan Pendudukan Balatentara Dai Nippon di Jawa mengeluarkan perintah kepada para remaja perempuan untuk melanjutkan sekolah di Tokyo dan Shonanto. Perintah ini tidak pernah diumumkan secara resmi, juga tidak masuk dalam Osamu Serei (Lembaran Negara). Jepang sengaja melakukannya untuk menghilangkan jejak. Dan para perawan remaja yang telah diberangkatkan meninggalkan kampung halaman dan keluarga, menempuh perjalanan yang berbahaya, nyatanya bukan untuk disekolahkan. Mereka dipaksa untuk memenuhi impian seks serdadu Jepang. Pramoedya Ananta Toer Sering kulihat wanita dibebani barang bawaan cukup berat, menggendong, menyunggi, masih mendukung bocah, dan suaminya enak enak jalan dengan berjual tampang hanya membawa tombak Ait, terlalu Pernah kutegur seorang diantara mereka, dan suaminya memang mau membantu Tetapi pada kesempatan lain tetap juga membiarkan istrinya menjadi kuda beban Kau tidak boleh begitu, Putih. Di Kaki Bukit Cibalak Pohon Pohon Sesawi Aksi Massa Penembak Misterius: Kumpulan Cerita Pendek Mencari Telur Garuda Jalan Tak Ada Ujung Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis Pengarang Telah Mati: Segenggam Cerita Selimut Debu Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat Setelah Revolusi Tak Ada Lagi Kuda Terbang Maria Pinto Di Bawah Lentera Merah: Riwayat Sarekat Islam Semarang Sampai Tahun 1920 Nusantara: Sejarah Indonesia Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya Michiyo & Kenanglah mereka..Wajah para perempuan tua yang tak lagi terlihat cantik..lewat foto foto ini, terlihat jelas kenangan yang terpancar dari tatapan mereka..betapa dalam kesedihan, trauma dan rasa malu yang akan terus menjadi mimpi buruk mereka selamanya..Mereka adalah para Jugun Ianfu atau Comfort Women..sebutan Jepang terhadap wanita penghibur tentara kekaisaran Jepang dimasa perang Asia Pasifik, kenyataannya mereka bukan sekedar perempuan penghibur tapi menjadi budak seks secara brutal, terenca Kenanglah mereka..Wajah para perempuan tua yang tak lagi terlihat cantik..lewat foto foto ini, terlihat jelas kenangan yang terpancar dari tatapan mereka..betapa dalam kesedihan, trauma dan rasa malu yang akan terus menjadi mimpi buruk mereka selamanya..Mereka adalah para Jugun Ianfu atau Comfort Women..sebutan Jepang terhadap wanita penghibur tentara kekaisaran Jepang dimasa perang Asia Pasifik, kenyataannya mereka bukan sekedar perempuan penghibur tapi menjadi budak seks secara brutal, terencana dan kita bisa menganggapnya sebagai kejahatan perang..bicara soal angka diperkirakan 200.000 400.000 perempuan Asia Korea Selatan, Korea Utara, Cina, Filipina, Taiwan, Timor Leste, Malaysia, dan Indonesia berusia 13 25 tahun terpaksa menjadi budak seks tentara Jepang Mereka direkrut dengan cara halus seperti dijanjikan sekolah gratis ke Jepang..dan bagi kepala keluarga yang menolak menyerahkan anak gadis mereka, akan ada hukuman dari para tentara Jepang..dan akhirnya dengan berat hati mereka lepas anak perempuan kesayangan mereka pergi..dan dari sinilah kisah kita mulai..Peta Pulau Buru Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer..Adalah sebuah catatan yang disusun berdasarkan keterangan teman teman seperjuangan Pramoedya Ananta Toer di Pulau Buru mengenai kelanjutan nasib para Jugun Ianfu yang ditinggalkan begitu saja setelah Jepang menyerah pada tahun 1945 Nasib para Jugun I Fairynee Dengan hati berat aku tulis surat ini untuk kalian Belum sepatutnya pada kalian diajukan suatu berita yang
mengguncangkan, memilukan, menakutkan, dan menyuramkan hal 3 Demikian Pramoedya mengawali catatan ini Catatan ini disusun berdasarkan keterangan teman teman sepembuangan Pramoedya di Pulau Buru, serta hasil pelacakan mereka terhadap para budak seks jugun ianfu setelah ditinggalkan begitu saja di Pulau Buru, segera setelah Jepang menyerah pada tahun 1945 Mereka, perempuan perempuan y Dengan hati berat aku tulis surat ini untuk kalian Belum sepatutnya pada kalian diajukan suatu berita yang mengguncangkan, memilukan, menakutkan, dan menyuramkan hal 3 Demikian Pramoedya mengawali catatan ini Catatan ini disusun berdasarkan keterangan teman teman sepembuangan Pramoedya di Pulau Buru, serta hasil pelacakan mereka terhadap para budak seks jugun ianfu setelah ditinggalkan begitu saja di Pulau Buru, segera setelah Jepang menyerah pada tahun 1945 Mereka, perempuan perempuan yang diambil baik secara paksa atau sukarela oleh Jepang itu dari keluarganya dengan janji akan disekolahkan ke Tokyo dan Shonanto Singapura Janji itu dihembuskan pertama kali pada tahun 1943 dari kekuasaan tertinggi di Jawa Pemerintah Balantentara Pendudukan Dai Nippon Janji yang tidak pernah dicatat melalui harian atau barang cetakan lain, hanya berupa desas desus Dari catatan yang terkumpul, para perawan itu berusia kurang dari 15 17 tahun, berasal dari kota besar, madya, atau kecil, atau dari kampung dan desa yang ada di dalam kawasan kota Sebagian besar justru merupakan putri dari para pembesar jawa dan pejabat pemerintah lainnya Propaganda itu ditangani oleh Sendebu dan diteruskan kepada Pangreh Praja, Camat, Lurah, dan perangkat desa dengan konsekuensi mereka harus memberi contoh kepada rakyat demi keselamatan jabatan, pangkat, dan keluarga.Setelah Jepang kalah dalam perang dunia II pada Agustus 1945, para perawan yang ternyata tidak jadi berangkat ke Tokyo atau Shonanto sesuai Janji tetapi malah ditempatkan di Tempat Pengepolan ditelantarkan begitu saja, tanpa pesangon, tanpa fasilitas dan terabaikan.Catatan ini, menurut saya terdiri atas dua bagian Awalnya berisi catatan para perawan yang pernah ditemui, seperti nama keluarga dan asal daerah Bagian kedua, cerita mengenai para nara sumber yang bercerita tentang pengalamannya ketika menjejak keberadaan para perempuan ini, salah satunya adalah Bu Mulyati, perempuan asal Klaten.Di bagian ini saya mengalami sedikit kesulitan mungkin bisa disebut Kebosanan dalam membaca kisahnya Sejak awal, saya mulai terbiasa dan ingin tahu lebih banyak catatan tentang para korban kejahatan perang tersebut masih dengan hati geram dan ngilu Tetapi di bagian ini, saya merasa seolah olah sedang membaca fiksi Cerita yang disusun Pram sendiri tidak bisa dikatakan tidak bagus, justru menurut saya sangat menyentuh dengan narasi yang indah Pembaca diajak untuk mengenal dan bersinggungan dengan kehidupan penduduk Alfuru yang masih sangat primitif dengan pola hidup nomaden dari sudut pandang saksi, salah seorang buangan dari Jawa Pengalaman Sarony tidak mudah dan penuh bahaya Hati saya ngilu, bukan saja karena catatan penemuan mereka tentang para perempuan terbuang tersebut, tapi juga akan kehidupan para suku yang belum tersentuh peradaban Di bagian ini saya malah merasa kehilangan esensi secara keseluruhan dari buku ini.Buku ini mengingatkan para remaja masa depan tentang suatu peristiwa kelam yang tidak tercatat dalam arsip sejarah Peristiwa yang sampai sekarang masih menjadi bahasan beberapa lembaga kemanusiaan dunia dan pembela hak perempuan dunia 22. Sally Rosalina Saya membaca buku ini sekitar bulan April, tahun 2006 Ini adalah non fiksi pertama Pram yang saya baca Riset yang sangat baik dari seorang cendikia seperti Pram Baru baru ini saya membacanya lagi Saya sangat suka bab terakhir dalam buku ini Bab tersebut berjudul Menjejak Ibu Mulyati Dari Klaten Dalam kondisi pembuangannya di Pulau Buru, Pram bersama kawan kawannya mencari jejak seorang wanita Jawa yang menjadi korban penipuan tentara Jepang Mereka yang menjadi korban adalah gadis gadis Saya membaca buku ini sekitar bulan April, tahun 2006 Ini adalah non fiksi pertama Pram yang saya baca Riset yang sangat baik dari seorang cendikia seperti Pram Baru baru ini saya membacanya lagi Saya sangat suka bab terakhir dalam buku ini Bab tersebut berjudul Menjejak Ibu Mulyati Dari Klaten Dalam kondisi pembuangannya di Pulau Buru, Pram bersama kawan kawannya mencari jejak seorang wanita Jawa yang menjadi korban penipuan tentara Jepang Mereka yang menjadi korban adalah gadis gadis pribumi berparas cantik yang terlahir dari keluarga pengreh praja priyayi Tentara tentara Jepang tersebut menjanjikan pendidikan yang lebih baik di Tokyo pada gadis gadis ini Namun, seperti yang kita ketahui sekarang, mereka akhirnya menjadi jugun ianfu gadis penghibur Salah satu daya tarik dalam bab ini adalah perjalanan seorang kawan Pram bernama Sarony dalam pencariannya menemui seorang wanita Klaten bernama Mulyati Ia harus melewati bukit bukit terjal, menemui suku suku terdalam dan hidup seperti mereka Semua itu dilakukannya hanya untuk menemui Ibu Mulyati seorang Selain itu, gambaran Sarony tentang pulau yang dijadikan tempat pembuangan tawanan politik ini sungguh mengasyikan untuk dibaca Beberapa batang pohon di tebing itu sebagian akarnya berada di permukaan tanah Akar akar itu berkaitan satu dengan yang lain, saling melilit, saling mempertahankan, seperti ular besar berkelahi di tepi jurang Masing masing berusaha menang dengan ekor tetap berpengangan mencegah jatuh ke dasar jurang.Dedaunan dan dahan pohon meneduhi jalanan yang kami lalui Sebagian condong ke atas air Jutaan serangga merayap naik turun pada batang lapuk, bekerja
23.
24.
25. 26.
membangun istana baru Sebuah mahligai yang telah mereka tinggalkan tergantung sunyi pada dahan, sebesar guci hal 111 Pada paragraf tertentu saya menjadi sedikit emosional karena pendeskripsiannya yang sangat baik dan romantis, ini salah satunya Jalan setapak memasuki hutan gempol itu sedikit berair Anggrek bulan dengan bunga birunya yang sedang mekar menggelantung dibuai angin pagi Juga jenis anggrek bulan lain dan anggrek merpati ramai bergelantungan pada pohon gempol Malah serumpun anggrek harimau tenang tenang mendekam di ketinggian cabang Bunganya yang kuning berbelang coklat serasa hendak meloncat untuk menerkam Sayang sekali keindahan alam itu masih belum dapat dinikmati orang buangan ini Juga tidak oleh penghuni kampung kampung di gunung Mereka baru bisa bicara tentang lapar hal 112 Buku ini semacam surat yang ditulis Pram kepada para perawan remaja masa depan sekarang bahwa dahulu pernah ada sebuah tragedi yang memilukan, mengguncangkan, menakutkan, dan menyuramkan Achie Ini bukanlah buku cerita maupun novel, melainkan catatan sejarah mengenai wanita budak seks Jepang Jugun Ianfu yang terbuang dan terlupakan di pulau Buru Catatan ini ditulis dan dikumpulkan oleh Pramoedya Ananta Toer semasa masa pengasingannya di pulau tersebut.Layaknya catatan sejarah, Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer menceritakan kejadian nyata yang dialami para Jugun Ianfu Namun karena keterbatasan sumber daya pada waktu itu, hasil riset yang dipaparkan oleh Pramoedya terbatas pad Ini bukanlah buku cerita maupun novel, melainkan catatan sejarah mengenai wanita budak seks Jepang Jugun Ianfu yang terbuang dan terlupakan di pulau Buru Catatan ini ditulis dan dikumpulkan oleh Pramoedya Ananta Toer semasa masa pengasingannya di pulau tersebut.Layaknya catatan sejarah, Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer menceritakan kejadian nyata yang dialami para Jugun Ianfu Namun karena keterbatasan sumber daya pada waktu itu, hasil riset yang dipaparkan oleh Pramoedya terbatas pada cerita yang diingat oleh para orang orang yang terbuang maupun masyarkat asli Pulau Buru sendiri.Diawal buku, ada paparan mengenai bagaimana asal muasal Jugun Ianfu diambil oleh Jepang Para wanita pilihan ningrat diangkut oleh Jepang dengan iming iming akan disekolahkan di luar negeri Tidak semua percaya sehingga ada beberapa yang diambilpaksa dan hampir tidak ada yang kembali.Setelah Jepang kalah, para Jugun Ianfu yang tersebar di seantero nusantara bahkan Asia ini nasibnya menjadi tak menentu Mereka ditinggal dan dilepaskan begitu saja, tanpa uang maupun pengarahan Alhasil mereka tidak mempunyai pilihan apa apa selain menyerahkan diri pada keadaan sekitar mereka, termasuk yang berada di Pulau Buru.Di pulau Buru, para wanita tersebut diambil sebagai istri oleh lelaki asli dan beranak pinak di pedalaman hutan Seperti apa kehidupan dan perjuangan Jugun ianfu untuk bertahan hidup dalam tanggungan malu yang besar Pramoedya memaparkan semua dalam catatannya ini Lembusora Saya kecewa Hanya sedikit porsi buku ini yg berkisah tentang perawan remaja, bahkan terkait cengkeraman militer Di pembukaan saja kalau tak salah kuingat.Pram ngalor ngidul dalam bercerita, banyak kosakata yg tak diterjemahkan, tokoh yg harus saya baca ulang agar ingat siapa dia Saya jd paham knp Yusi pernah bilang cara Pram bercerita tak istimewa.Satu satunya hal menarik barangkali kecurigaan warga Buru thd org Jawa dan islam Yg demikian terkikis setelah bertemu rombongan org terbuang yg ba Saya kecewa Hanya sedikit porsi buku ini yg berkisah tentang perawan remaja, bahkan terkait cengkeraman militer Di pembukaan saja kalau tak salah kuingat.Pram ngalor ngidul dalam bercerita, banyak kosakata yg tak diterjemahkan, tokoh yg harus saya baca ulang agar ingat siapa dia Saya jd paham knp Yusi pernah bilang cara Pram bercerita tak istimewa.Satu satunya hal menarik barangkali kecurigaan warga Buru thd org Jawa dan islam Yg demikian terkikis setelah bertemu rombongan org terbuang yg banyak membantu mereka.Toleransi tak bisa hanya dirasakan, tapi juga harus dialami Cocok dengan kondisi sekarang ini Lievadiar Baca buku ini tuh berasa baca Sejarah yang nggak ada di buku pas dulu masih sekolah Miris, ngeri, sedih bacanya Ime& Perempuan dalam Cengkraman Militer ini bercerita tentang bagaimana nasib dari perempuan perempuan Indonesia di jaman penjajahan Jepang, diperlakukan seenaknya Banyak sekali perempuan pada jaman itu yang dijanjikan akan dikirim bersekolah ke Jepang, namun, pada kenyataannya mereka dibelokkan ke wilayah wilayah dimana tentara Jepang bertugas Mereka kemudian diperkosa oleh para tentara Jepang tersebut, pada usia yang seringkali masih muda Setelah Jepang kalah di tahun 1945, para perempuan ini Perempuan dalam Cengkraman Militer ini bercerita tentang bagaimana nasib dari perempuan perempuan Indonesia di jaman penjajahan Jepang, diperlakukan seenaknya Banyak sekali perempuan pada jaman itu yang dijanjikan akan dikirim bersekolah ke Jepang, namun, pada kenyataannya mereka dibelokkan ke wilayah wilayah dimana tentara Jepang bertugas Mereka kemudian diperkosa oleh para tentara Jepang tersebut, pada usia yang seringkali masih muda Setelah Jepang kalah di tahun 1945, para perempuan ini kemudian ditinggalkan begitu saja Ditulis pada saat Pramoedya berada di Buru, maka banyak sekali catatan catatannya berkisar mengenai perempuan Jawa yang ditempatkan di Buru Beberapa
perempuan yang ditinggal di Buru berasal dari Jawa yang dapat dikenal dari pembawaan yang elegan, walaupun baju mereka lusuh, serta warna kulit yang kuning langsat Setelah ditinggalkan oleh tentara Jepang, banyak dari mereka kemudian lari ke hutan, dan dipelihara oleh suku lokal, tak jarang menjadi istri Kehidupan mereka setelah Jepang pergi pun tidak menjadi lebih baik Para perempuan ini seringkali tidak boleh berbicara dalam bahasa lain selain bahasa lokal Apabila mereka berbicara dalam bahasa lainnya, maka sang suami akan memarahi mereka, menganggap bahwa mereka tidak menghormati adat Terbayang pada saya, seluruh potensi yang dimiliki oleh perempuan perempuan ini Walaupun, kebanyakan dari mereka enggan untuk kembali ke tanah Jawa, karena malu dengan apa yang telah mereka alami.Salah satu catatan yang dibuat oleh Pram pun menceritakan bahwa penduduk lokal pun tidak percaya pada kemampuan mantri untuk merawat yang sakit, dan mengobati mereka Itu sebabnya, menurut saya, cerita ini sangat memukul.Papa saya juga pernah bercerita bahwa sebenarnya penjajahan Jepang itu, jauh lebih kejam daripada penjajahan Belanda Buku ini mengingatkan kata kata papa saya, dan membuat saya jadi lebih menghargai akan makna hidup merdeka, terlebih lagi karena saya juga seorang perempuan yang ingin hidup bebas berkarya sesuai dengan kemampuan saya.Ime 27. Harun Harahap Jugun ianfu adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita penghibur bahasa Inggris comfort women yang terlibat dalam perbudakan seks selama Perang Dunia II di koloni Jepang dan wilayah perang Jugun ianfu merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara Jepang yang ada di Indonesia dan juga di negara negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun 1942 1945 Wikipedia Dari tulisan Pramoedya Ananta Toer ini, saya bisa melihat sedikit sejarah perem Jugun ianfu adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada wanita penghibur bahasa Inggris comfort women yang terlibat dalam perbudakan seks selama Perang Dunia II di koloni Jepang dan wilayah perang Jugun ianfu merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara Jepang yang ada di Indonesia dan juga di negara negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun 1942 1945 Wikipedia Dari tulisan Pramoedya Ananta Toer ini, saya bisa melihat sedikit sejarah perempuan muda Indonesia di jaman pendudukan Jepang yang dijadikan Jugun Ianfu Mereka tidak dengan begitu saja mau dijadikan seperti itu Mereka ditipu oleh tentara tentara Jepang Mereka dijanjikan untuk disekolahkan di Jepang Kemauan mereka untuk maju dan berpendidikan membuat mereka percaya dengan apa yang Jepang janjikan Setelah tertipu dan harus memuaskan nafsu binatang tentara Jepang, nasib baik tak kunjung datang pada mereka Bahkan ketika Jepang sudah meninggalkan bumi Indonesia dan merah putih telah dikibarkan Sikap pemerintah Indonesia yang acuh tak acuh mengesankan ketidakpedulian pada nasib perempuan perempuan korban penipuan tersebut.Kisah mengharukan tentang pencarian perempuan perempuan tersebut diceritakan di bab bab akhir Perempuan yang kabur atau ditinggalkan Jepang di pulau buru diambil oleh suku Alfuru Suku asli setempat Mereka memperistri perempuan perempuan ini dengan segala batasan yang mengekang Perempuan yang kebanyakan dari Jawa ini dilarang untuk berbahasa selain bahasa suku Alfuru Mereka dijauhkan dari peradaban dan dikekang dengan adat suku Alfuru Kini dan entah hingga kapan, perempuan perempuan ini bisa bebas dan merdeka Kalau ada pepatah sudah jatuh tertimpa tangga Nasib mereka jauh lebih buruk daripada itu Karena tak jelas kapan mereka bisa bangun dan berdiri 28. Ciciek Farcha Pas baca buku ini, nggak habis pikir kehidupan perempuan jaman dulu itu sebegitu susahnya.Jadi buku ini mengulas kehidupan gadis gadis muda Jawa di jaman penjajahan Jepang Waktu itu Jepang menjajikan akan menyekolahkan gadis gadis muda Mendapat iming iming pendidikan yang lebih tinggi tentu para orang tua antara ikhlas dan tidak harus merelakan anak gadisnya yang rata rata masih berusia 12 17 tahun an untuk ikut dibawa tentara jepang.Dan ternyataaa. usut punya usut si gadis gadis tadi bukanny Pas baca buku ini, nggak habis pikir kehidupan perempuan jaman dulu itu sebegitu susahnya.Jadi buku ini mengulas kehidupan gadis gadis muda Jawa di jaman penjajahan Jepang Waktu i 29. Anton Dari sekian banyak buku Pramoedya Ananta Toer yang sudah saya baca, buku ini merupakan buku pertama yang bukan novel Memang, buku buku Pram lainnya tetap berdasarkan kisah nyata, seperti tetralogi Pulau Buru Namun, tetap sana novel, bukan buku non fiksi seperti buku ini Toh, buku terbitan Gramedia Juni 2011 ini tetap ditulis layaknya novel.Tema utama buku ini adalah tentang gadis gadis belasan tahun yang dijadikan sebagai budak seks oleh tentara Jepang semasa mereka menjajah Indonesia 1943 19 Dari sekian banyak buku Pramoedya Ananta Toer yang sudah saya baca, buku ini merupakan buku pertama yang bukan novel Memang, buku buku Pram lainnya tetap berdasarkan kisah nyata, seperti tetralogi Pulau Buru Namun, tetap sana novel, bukan buku non fiksi seperti buku ini Toh, buku terbitan Gramedia Juni 2011 ini tetap ditulis layaknya novel.Tema utama buku ini adalah tentang gadis gadis belasan tahun yang dijadikan sebagai budak seks oleh tentara Jepang semasa mereka menjajah Indonesia 1943 1945 Meskipun hanya 3,5 tahun menjajah Indonesia, negeri matahari terbit itu melakukan kekejaman kekejaman, seperti kerja paksa romusha dan perempuan penghibur jugun ianfu.Buku ini mencatat
30.
31.
32.
33.
34.
penderitaan para gadis korban penipuan Jepang Ketika dijemput paksa ataupun sukarela dari keluarganya, gadis gadis itu mendapat informasi bahwa mereka akan disekolahkan ke Tokyo Nyatanya, mereka dijadikan budak, seks ataupun pembantu dalam perang.Pramoedya mencatat kegetiran hidup para jugun iaganfu tersebut selama dia dibuang ke Pulau Buru sebagai tahanan politik Karena itu, sebagian besar cerita di buku ini pun tentang jugun iaganfu yang dibuang ke pulau ini Tak ada cerita bahagia sama sekali di buku ini Hanya getir seperti hampir semua akhir novel Pram Lalu, Pram bisa merekam dan menceritakan kegetiran tersebut agar tak terlupakan Olive Accidentally found this book in a bookstore a couple years ago, never recognize the title at that time but seeing Pramoedya Ananta Toer s name printed on the cover was enough to ensure me to buy the book This is an epic depiction about a historical tragic event occurred in Indonesia under Dai Nippon Japanese occupation in World War II era Dai Nippon pledged to grant a higher education for teenage girls by verbally ensuring them about the benefits of the program later explained the difficu Accidentally found this book in a bookstore a couple years ago, never recognize the title at that time but seeing Pramoedya Ananta Toer s name printed on the cover was enough to ensure me to buy the book This is an epic depiction about a historical tragic event occurred in Indonesia under Dai Nippon Japanese occupation in World War II era Dai Nippon pledged to grant a higher education for teenage girls by verbally ensuring them about the benefits of the program later explained the difficulty to sue the Japanese due to the lack of evidence about the announcement Long story short, the teenage girls were tricked and ended up in sexual slavery They were turned into Jugun Ianfu comforting women , exploited to sexually serve the soldiers of Dai Nippon In the end of World War II, they were abandoned, they did not know how to get home some of them were abroad and married local people.To be honest, the book is not easy to read, like an investigation report with many numbers to remember and I kept turning back the pages just to get myself enlightened about the chronology The truth given on the book is dark, savage, and thrilled Pera Menurutku buku ini kumpulan kasus perdagangan perempuan masa sebelum kemerdekaan bahkan bermula jauh dari masa hidupnya pram yang di temukan dan di ceritakan secara Pram.Didapat Pram dari bertemu langsung dengan korban di pulau buru, ataupun kisah penuturan dari berbagai orang yang di temuinya Meski dengan pemaparan data yang meraba raba, terasa gambaran kebiadaban perlakuan terhadap perempuan Rentannya perempuan terhadap perbudakan, dan eksplotasi seksual, dari masa belanda, jepang, dans Menurutku buku ini kumpulan kasus perdagangan perempuan masa sebelum kemerdekaan bahkan bermula jauh dari masa hidupnya pram yang di temukan dan di ceritakan secara Pram.Didapat Pram dari bertemu langsung dengan korban di pulau buru, ataupun kisah penuturan dari berbagai orang yang di temuinya Meski dengan pemaparan data yang meraba raba, terasa gambaran kebiadaban perlakuan terhadap perempuan Rentannya perempuan terhadap perbudakan, dan eksplotasi seksual, dari masa belanda, jepang, dansekarang pun ada.Dan yang menjadi korban tak hanya perempuan biasa tapi justru perempuan terpelajar, anak anak pejabat pribumi yang bekerja untuk penjajah belanda Keluarganya dengan terpaksa mengirimkan anaknya kepada penjajah dengan alasan untuk di berikan beasiswa oleh belanda maupun jepang, kenyataannya,mereka di jadikan pelacur Aries Setiadi Saya membaca buku tepat sesaat setelah saya menyelesaikan penelitian mengenai Jugun Ianfu Meski tidak berhubungan langsung penelitian saya berfokus pada Jugun Ianfu di wilayah Yogyakarta , buku ini memberikan pemahaman lain mengenai Jugun Ianfu.Tapi saya agak terganggu dengan istilah Indonesian Comfort Women di goodreads ini Saya lebih memilih terjemahan Jugun Ianfu sebagai Sexual Violence Victims karena mereka korban yang ditipu. Amar Perjalan beliau Pram tidak lepas dari bertualang, harus siap menjalani ketidak pastian yang akan dihadapi Semangat yang tidak pernah usang, membuatnya selalu melangkah mencari tahu meski harus dihadapkan dengan tombak orang gunung Dibagian MENJEJAK IBU MULYATI DARI KLATEN yang menjadi kesukaan Sungguh Kisah perjalanannya memeras imajinasi, menghayalkan langkah demi langkah nya. Budhi Prihanto Buku ini mengisah tentang para perawan perawan negeri ini yang dijadikan budak sex para serdadu jepang atau jepang menyebutnya Jugun Ianfu pada zaman pemerintah kependudukan jepang.Berawal dari tahun 1943 1945, perang dunia II setelah negara negara fasis meliteris Jerman, Italia dan Jepang membetuk as Berlin Roma Tokyo Pada tahun1941, Jepang menyerang Honolulu Hawai Negara bagian ke 50 Amerika Serikat dari udara, sehingga AS, Inggris dan HIndia Belanda menyatakan perang terhadap jepang yang d Buku ini mengisah tentang para perawan perawan negeri ini yang dijadikan budak sex para serdadu jepang atau jepang menyebutnya Jugun Ianfu pada zaman pemerintah kependudukan jepang.Berawal dari tahun 1943 1945, perang dunia II setelah negara negara fasis meliteris Jerman, Italia dan Jepang membetuk as Berlin Roma Tokyo Pada tahun1941, Jepang menyerang Honolulu Hawai Negara bagian ke 50 Amerika Serikat dari udara, sehingga AS, Inggris dan HIndia Belanda menyatakan perang terhadap jepang yang disebut dengan Perang Pasific.Tahun 1942, Jepang
menggunakan taknik Jerman untuk meluncurkan perang kilat ke Asia Tenggara, sehingga negara Jajahan Barat jatuh ke tangan Jepang termasuk Indonesia yaitu Jawa dan Sumatera.Tahun 1943, serangan besar besaran dilakukan oleh Sekutu di Asia Tenggara sehingga posisi bala tentara kependudukan Jepang yang awalnya agresif menjadi defensif, sikap terhadap Nasionalisme Indonesi berubah dan akibatnya para kaum Nasionalisme Indonesia di Jawa dan Sumatera mendapatkan kekuasan untuk berpropaganda Orang orang Indonesia melalui PETA Pembela Tanah Air mendapatkan pelatihan kemiliteran untuk mempertahankan tanah airnya dari serangan sektu, dan bala tentara kependudukan Jepang di tarik di garis depan.Sedangkan hubungan laut dan udara bala tentara kependudukan Jepang menjadi sulit, hal ini mengakibatkan bala tentara Dai Nippon tak bisa mendatangkan wanita penghibur dari Jepang, Cina dan Korea sebagai gantinya para gadis perawan Indonesia yang dikirm ke garis depan sebagai penghibur dan pemuas nafsu sex bala tentara jepang.Dengan janji yang bisa dikatakan tidak jelas karena memang Jepang waktu itu tidak mengeluarkan edaran yang sifatnya resmi, Jepang berjanji memberikan kesempatan belajar bagi pemuda dan pemudi Indonesia ke Tokyo dan Shonanto Singapura , jepang berdali generasi muda Indonesia dididik, sehingga bisa mengapdikan diri dalam kemerdekaan, karena waktu itu seluruh lapisan masyarakat hidup dalam keadaan kekurangan, kelaparan dan kemiskinan sehingga mereka para perawan tersebut mau melakukannya dan menurutinya.Sebenarnya janji menyekolahkan ke Tokyo dan Shonato Singapura oleh Pemerintahan Kependudukan Dai Nippon tidak pernah diumumkan secara resmi, terutam dalam Osamu Serei Lemaran Negara , hal ini dilakukan untuk sebuah kesengajaan agar dapat menghilangkan jejak kebiadannya tersebut yang bisa di sebut sebagai kejahatan perang dan tragedi kemanusia yang melanggar Hak Asasi Manusi.Hingga kini Pemerintah Jepang tidak mau bertanggung jawab secara hukum atas semua yang dilakukannya terhadap 200.000 orang perempuan di Negara negara Asia yang diduduki oleh Jepang yaitu Korea Selatan, Birma, Taiwan, Filiphina dan Indonesia, termasuk perempuan Jepang sendiri yang dijadikan budak sex , karena Jepang beralasan mereka para perempuan adalah Jugun Ianfu perempuan penghibur yang bekerja secara sukerala, bukan sebagai budak sex Persoalan ini telah diselesaikan dengan berbagai perjanjian perdamaian dan pampasan perang Secara moral Pemerintah Jepang juga telah menebus kesalahan masa lalunya dengan mendirikan Asian Women Found pada tahun 1996.Para perawan itu meninggalkan kampung halamannya dan keluarganya, menempuh jarak yang cukup jauh dan melakukan pelayaran yang berbahaya, bukan semata karena kemauan sendiri tapi karena kemauan orang tua yang takut akan ancaman Jepang pada saat itu Jepang memilih para perawan remaja yang belum dewasa karena di satu pihak untuk memenuhi hasrat nafsu sex nya dan di lain pihak agar tidak mendapatkan perlawanan dari remaja yang tidak berdaya itu.Perawan perawan remaja tersebut dijemput tanpa dikumpulkan terlebih dahulu mereka diangkut dengan menggunakan kapal laut meninggalkan Jawa, mereka dibawa disuatu tempat atau daerah yang di hanya di luar jawa tapi sampai diluar wilayah Indonesia salah satunya di Pula Buru, mereka selamanya menjadi buangan perang Karena setelah Jepang kala dengan sekutu mereka dibuang dan ditelantarkan begitu saja tanpa ada yang bertanggung jawab, tanpa pesangon, tanpa fasilitas dan tanpa terima kasih dari pihak bala tentara Dai Nippon, sebagai tindakan bercuci tangan terhadap kejahatannya sendiri.Mereka para perawan remaja selama menjadi buangan semuanya diserahkan pada nurani masing masing individu para perawan tersebut, mereka tidak mendapatkan perhatian oleh negeri Indonesia ini dan bahkan mereka juga tidak mendapatkan perhatian dari keluarganya, cenderung nasib mereka diabaikan yang mungkin dikarenakan keluarga mereka tidak tahu keberadaan para kerabt mereka yang di bawah oleh Jepang dan bisa jadi mengurangi beban perekonomian keluarga Akibatnya mereka menjadi menjadi buangan yang di lupakan.Keberadaan para perawan yang tertipu dan dibawah oleh jep 35. Grace Shihouin-rijoly Yang saya tuliskan di halaman halaman akhir buku ini Baru Bab V dan saya hampir tidak dapat melanjutkan ta iris iris Ta iris iris ialah bentuk melayu Ambon untuk teriris iris Buku ini secara tidak langsung direkomendasikan adik saya dengan pertanyaan, senior su baca perawan remaja dalam cengkeraman militer.Atas pertanyaan itu maka saya pun membelinya walaupun dari rumah saya sudah bertekad untuk membeli karya Pram yang lain Bumi Manusia Buku ini ialah buku karya pak Pram yang pertama s Yang saya tuliskan di halaman halaman akhir buku ini Baru Bab V dan saya hampir tidak dapat melanjutkan ta iris iris Ta iris iris ialah bentuk melayu Ambon untuk teriris iris Buku ini secara tidak langsung direkomendasikan adik saya dengan pertanyaan, senior su baca perawan remaja dalam cengkeraman militer.Atas pertanyaan itu maka saya pun membelinya walaupun dari rumah saya sudah bertekad untuk membeli karya Pram yang lain Bumi Manusia Buku ini ialah buku karya pak Pram yang pertama saya miliki, sungguh keputusan yang sangat tepat Tentang perang dan segala kebengisannya juga bagaimana saya menjadi geram pada Jepang Membaca buku ini tidak secepat seperti membaca buku lainnya Setiap malam saya hanya bisa sanggup membaca satu bab saja Sungguh perih dengan kenyataan yang tertulis disana ditambah saya perempuan ada kalimat yang sangat saya ingat aku tuliskan sebagian, sisanya adalah kalian lalu kesadaran muncul bahwa kalimat ini bukan pemanis kisah, tetapi permohonan untuk
36.
37.
38.
39. 40.
mengungkap kisah lain di daerah tempat saya berada juga permohonan lain yang lebih dalam lagi sebagai perempuan saya sangat berterimakasih untuk karya ini Buku ini adalah catatan sejarah Phelan K.C. Nope, saya belum selesai baca buku ini Shelved sebagai Didn t Finish Ini sekadar penuangan opini dari yang sudah saya baca sejauh ini kalau enggak salah 99 halaman.Saya memilih buku ini untuk dipamerkan di media sosial untuk menunjukkan bahwa saya juga salah satu dari kaum intelektual Segera setelah saya menyelesaikan bab kesatu saya tidak lagi peduli pada pencitraan intelgensia saya FYI aja saya sampai ngecek penulisan kata inteligensia ke Google Segitu jongkoklah kecerdasan saya Nope, saya belum selesai baca buku ini Shelved sebagai Didn t Finish Ini sekadar penuangan opini dari yang sudah saya baca sejauh ini kalau enggak salah 99 halaman.Saya memilih buku ini untuk dipamerkan di media sosial untuk menunjukkan bahwa saya juga salah satu dari kaum intelektual Segera setelah saya menyelesaikan bab kesatu saya tidak lagi peduli pada pencitraan intelgensia saya FYI aja saya sampai ngecek penulisan kata inteligensia ke Google Segitu jongkoklah kecerdasan saya Yang saya mau cuma terus membaca, mengikuti kisah kisah para wanita buangan dan orang orang yang tak sengaja berpapasan dengan mereka.Cuma, ya, itu Selain kecepatan membaca saya melambat, Januari ini dan mungkin akan melar sampai Februari hectic sekali buat saya Dan karena keterbatasan budget jadi harus dikembalikan ke Pitimoss, deh Mudah mudahan kali lain saya ke sana buku ini masih ada Lisna Atmadiardjo Berawal dengan gambaran nasib para perempuan yang menjadi korban pada masa penjajahan Jepang Hingga ke gambaran budaya dan adat di pedalaman pulau Buru Dan diakhiri dengan paragraf yang begitu memilukan Dan pada almarhumah kami semua meminta maaf sebesar besar maaf karena tak mampu mengurus jenazahnya secara lebih baik dan lebih layak Kami bukanlah orang bebas yang dapat mengusahakan sepatutnya Aku sendiri hanya dapat berdoa semoga pengorbanannya selama 35 tahun mempunyai makna abadi bagi p Berawal dengan gambaran nasib para perempuan yang menjadi korban pada masa penjajahan Jepang Hingga ke gambaran budaya dan adat di pedalaman pulau Buru Dan diakhiri dengan paragraf yang begitu memilukan Dan pada almarhumah kami semua meminta maaf sebesar besar maaf karena tak mampu mengurus jenazahnya secara lebih baik dan lebih layak Kami bukanlah orang bebas yang dapat mengusahakan sepatutnya Aku sendiri hanya dapat berdoa semoga pengorbanannya selama 35 tahun mempunyai makna abadi bagi para perawan remaja Indonesia sekarang dan di kemudian hari an kenapa buku ini rhe kasih bintang 5 bukan karena sangat, sangat, sangat menarik tapi karena dalam satu buku dia bisa membawa pikiran rhe sampai kemana aja dan ikutilan kemana pikiran membawaefek membaca memoirs of geisha sebelum na mengapa jepang mengambil gadis usia muda karena memang segitulah usia gadis saat memasuki fase sebagai geisha magang sebelum akhir na menjadi geisha yang sepenuh na dan kebanyakan dari mereka memang diambil paksa or justru dijual oleh keluarga na seper kenapa buku ini rhe kasih bintang 5 bukan karena sangat, sangat, sangat menarik tapi karena dalam satu buku dia bisa membawa pikiran rhe sampai kemana aja dan ikutilan kemana pikiran membawaefek membaca memoirs of geisha sebelum na mengapa jepang mengambil gadis usia muda karena memang segitulah usia gadis saat memasuki fase sebagai geisha magang sebelum akhir na menjadi geisha yang sepenuh na dan kebanyakan dari mereka memang diambil paksa or justru dijual oleh keluarga na seperti apakah nasib mereka selanjut na yang pasti banyak dari mereka memutus hubungan dengan masa lalu mereka karena ketika mereka sudah sekali terjerumus kesana akan susah untuk keluar mereka adalah milik okia yang membesarkan na jika jepang memperlakukan gadis indonesia. ya itu memang sesuai dengan budaya buaya mereka di sisi lain, sebagai negara yang sedang mengalami malaise, serangan dari sekutu dan segala ketidak stabilan yang berlangsung di negara na, dia masih sempat melakukan invasi ke negara negara sekitar bahkan tak hanya melakukan invasi, dia juga memikirkan dampak ke depan dari tindakan yang mereka lakukan sungguh. negeri kecil yang sudah berpikir jauh ke depan dari segi taktik, bolehlah diacungkan jempol setelah kekalahan yang mereka alami pun, jepang cepat bangkit untuk memulihkan keadaan ekonomi, kehormatan negeri dari langkah lengkah preventif yang mereka lakukan sebelum na menghapus jejak kekerasan perang karena memang tidak terdokumentasi dan tanpa bukti untuk menyalahkan mereka inilah keliaran pikiran pertama maklum dan salut untuk jepang.di sisi lain, sebagai warga negara yang baik, terutama naluri perempuan di usia sedini itu, dengan harapan harapan luhur na, mereka terampas dari masa depan cemerlang yang ada di depan mereka tak hanya masa depan yang terenggut, masa lalu pun juga mereka yang malu akan nasib yang ditanggung na tetapi merindukan keluarga na, memilih untuk tidak kembali memulai yang ba Cut Safira sad Gloria Limbong Buku Pram kali ini bercerita mengenai sebuah sejarah yang tidak tertulis mengenai kejahatan perang yang dilakukan selama masa masa penjajahannya di Indonesia.Sejarah yang tidak terkuak selama ini mencoba ditelusuri oleh Pram bersama dengan teman temannya ketika beliau masih dalam status tahanan di Pulau
Buru.Sekitar tahun 1943 ketika Jepang mulai berkuasa di bumi pertiwi Indonesia dan mulai menyingkirkan Belanda yang sudah beratus ratus tahun menguasai negeri Hindia Belanda,diedarkanlah sebuah p Buku Pram kali ini bercerita mengenai sebuah sejarah yang tidak tertulis mengenai kejahatan perang yang dilakukan selama masa masa penjajahannya di Indonesia.Sejarah yang tidak terkuak selama ini mencoba ditelusuri oleh Pram bersama dengan teman temannya ketika beliau masih dalam status tahanan di Pulau Buru.Sekitar tahun 1943 ketika Jepang mulai berkuasa di bumi pertiwi Indonesia dan mulai menyingkirkan Belanda yang sudah beratus ratus tahun menguasai negeri Hindia Belanda,diedarkanlah sebuah propaganda yang mengatakan bahwa Jepang berjanji akan menyekolahkan anak anak remaja Indonesia ke Jepang.Saat itu dikumpulkanlah remaja remaja perempuan dari berbagai daerah di Jawa Remaja remaja perempuan ini kebanyakan adalah anak dari pejabat pejabat saat itu yang bekerja untuk Jepang.Kisaran usianya adalah 13 17 tahun dan umumnya berparas cantik.Ketika tentara tentara Jepang datang menjemput para remaja ini dari rumah orangtuanya masing masing, para remaja ini belum tau akan seperti apa masa depan mereka.Mereka masih dalam keadaan bahagia karena iming iming mereka akan bersekolah ke negeri asing Mungkin saat itu ada juga yang ragu ragu rasa ragu di hati mereka Entahlah..Namun ketika mereka baru naik ke atas kapal, para tentar 41. Theresia Astuti waktu ibu guru menyuruh kami meresensi buku, aku memilih buku ini, bukan buku Bapak Pram yang mempunyai bintang sempurna Ini hasil resensiku Dalam dunia sastra, siapa yang tidak mengenal Pramoedya Ananta Toer yang akrab di panggil Pram Sudah begitu banyak penghargaan yang dipegang sastrawan besar ini Buku yang sudah di cetak tujuh kali oleh KPG Kepustakaan Populer Gramedia , lebih terlihat sebagai cerita jurnal yang dialami Pram dan sahabat sahabatnya di pedalaman Maluku dan hasil dari beber waktu ibu guru menyuruh kami meresensi buku, aku memilih buku ini, bukan buku Bapak Pram yang mempunyai bintang sempurna Ini hasil resensiku Dalam dunia sastra, siapa yang tidak mengenal Pramoedya Ananta Toer yang akrab di panggil Pram Sudah begitu banyak penghargaan yang dipegang sastrawan besar ini Buku yang sudah di cetak tujuh kali oleh KPG Kepustakaan Populer Gramedia , lebih terlihat sebagai cerita jurnal yang dialami Pram dan sahabat sahabatnya di pedalaman Maluku dan hasil dari beberapa wawancara.Pram mengangkat sebuah cerita mengenai gadis gadis rupawan yang harus menjadi pemuas nafsu bejat Militer Jepang di masa Perang Dunia II Di mulai pada tahun 1943, tentara Jepang menawarkan janji pada semua gadis Jawa untuk meneruskan pendidikan ke Jepang dan Singapura dengan tujuan mempersiapkan pemuda pemudi yang siap membangun Indonesia setelah kemerdekaan Janji tersebut hanya disebarkan lewat mulut ke mulut tanpa bukti lisan apapun, bahkan terjadi pemaksaan pada pemimpin pemimpn daerah dari yang tertinggi hingga terendah Gadis gadis itu dibawa dan dikumpulkan berdasarkan daerah asal dan disebarluaskan ke daerah daerah peristirahatan tentara Jepang Ketika tiba saatnya para tentara datang, mereka harus melayani para tentara yang kejam dan liar Hingga akhirnya Jepang mengaku kalah dan hengkang dari Indonesia Para perempuan itu ditinggalkan begitu saja tanpa perbekalan dan pemberitahuan sebelumnya Mereka terlunta lunta dan berusaha menghidupi sendiri Pada bagian ini, Pram begitu menjelaskan kejahatan yang di lakukan Jepang pada perempuan di masa itu yang menarik e 42. Yurijoe Buku ini dibeli secara tidak sadar sepenuhnya oleh saya Toko buku yang saya kunjungi memberikan diskon dan sampul buku tercetak nama Pramoedya Ananta Toer membuat saya gelap mata Saya hanya tahu mengambil buku ini dan bayar di kasir Itu saja Waktu memulai membaca buku ini, judul buku saja tidak saya baca Jadi apa isinya Apa yg saya harapkan Apabila lima tahun yang lalu saya membaca buku Rape of Nanking karya Irish Chang, bulan ini, September 2015, saya membaca buku Pramoedya Ananta Toer be Buku ini dibeli secara tidak sadar sepenuhnya oleh saya Toko buku yang saya kunjungi memberikan diskon dan sampul buku tercetak nama Pramoedya Ananta Toer membuat saya gelap mata Saya hanya tahu mengambil buku ini dan bayar di kasir Itu saja Waktu memulai membaca buku ini, judul buku saja tidak saya baca Jadi apa isinya Apa yg saya harapkan Apabila lima tahun yang lalu saya membaca buku Rape of Nanking karya Irish Chang, bulan ini, September 2015, saya membaca buku Pramoedya Ananta Toer berjudul Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer Dari dulu saya sudah pernah mendengar bahwa dalam masa penjajahan Jepang, Jepang itu kejam, menyiksa rakyat jajahannya, juga tidak terelakan adanya pemerkosaan pada wanita Indonesia atau dipaksa dijadikan budak seks Tentang budak seks tidaklah tercantum dalam buku sejarah sekolahan, juga tidak pernah saya temukan dalam buku sejarah mana pun Seolah olah hanya kabar angin belaka Kebenaran dan keberadaannya seperti telah lenyap ditelan tanah bumi ini dan hanya tersisa sebagian kecil berupa debu debu yang terkumpul di udara penuh polusi ini Walaupun tidak bisa benar benar dijadikan patokan bahwa ada wanita Indonesia dijadikan budak seks, setidaknya telah memaparkan cerita cerita singkat seolah benar benar ada atau memang ada.Jepang t 43. Edy Buku ini merupakan sebuah cerita sejarah tentang tipu muslihat Jepang pada saat melakukan penjajahan di Indonesia tahun 1943 1945, yang mengumpulkan gadis gadis remaja di Jawa dengan janji mau dikirim sekolah ke
Jepang Padahal kenyataannya mereka dikirim ke beberapa daerah untuk dijadikan pelampiasan nafsu birahi tentara Jepang yang bertugas di garis depan Untuk menambah semangat juang para tentaranya yang mulai keteteran di Perang Dunia ke 2, tentara Jepang di Indonesia mengumpulkan remaja wa Buku ini merupakan sebuah cerita sejarah tentang tipu muslihat Jepang pada saat melakukan penjajahan di Indonesia tahun 1943 1945, yang mengumpulkan gadis gadis remaja di Jawa dengan janji mau dikirim sekolah ke Jepang Padahal kenyataannya mereka dikirim ke beberapa daerah untuk dijadikan pelampiasan nafsu birahi tentara Jepang yang bertugas di garis depan Untuk menambah semangat juang para tentaranya yang mulai keteteran di Perang Dunia ke 2, tentara Jepang di Indonesia mengumpulkan remaja wanita terpelajar untuk dijanjikan dikirim ke jepang guna bersekolah dan ketika Indonesia merdeka para wanita tersebut akan dipulangkan ke Indonesia dan akan menempati pos pekerjaan penting seperti perawat, tenaga kesehatan dll Janji Jepang ini dilakukan secara mulut ke mulut atau gethok tular melalui para pejabat pribumi mungkin ini untuk menghindarkan tuntutan kejahatan perang di belakang hari Dengan cara gethok tular ini, remaja wanita yang direkrut rata2 cukup berpendidikan dan berpenampilan cantik karena berasal dari keluarga amtenar atau ningrat priyayi sebagian remaja tertarik program ini karena ingin memberikan pengabdian terbaik untuk Indonesia negara baru yang akan di lahirkan Namun dijumpai pula ada remaja dan orangtuanya yang tidak setuju namun tidak kuasa menolak ancaman tentara pendudukan JepangDari penelusuran sejarah, diketahui bahwa para remaja wanita tersebut dibawa ke Jakarta dan kemudian dikirimkan ke berbagai wilayah Indonesia dan juga negara tetangga lainnya seperti di Singapura atau Malaysia yang menjadi garis depan bagi tentara jepang melawan tentara Sekutu dalam Perang Dunia ke 2 Pramoedya Ananta Toer yang sempat dibuang ke Pulau Buru oleh pemerintah Orde baru menemukan fakta menarik bahwa beberapa remaja wanita yang dijadikan pelampiasan nafsu tentara Jepang ketika Perang Dunia ke 2, juga terdampar di Pulau Buru Ketika Jepang kalah perang, para remaja wanita tersebut dibiarkan begitu saja dan sebagian kawin dengan penduduk asli Pulau Buru Oleh suku yang mengambilnya mereka biasanya diajak tinggal di daerah pelosok pedalaman, diminta untuk meninggalkan identitasnya dan dilarang berkomunikasi dengan orang luar Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk kembali merajut tali silaturahmi dengan keluarga yang ditinggalkannya di tanah Jawa Para tahanan politik yang dibuang ke Pulau Buru tahun 70 an berhasil menjumpai beberapa wanita tersebut Mereka biasanya takut berkomunikasi karena ancaman suami atau sukunya Merekapun sebagian tidak mau pulang ke jawa karena mereka tidak kuat menanggung malu akibat perlakuan biadab tentara Jepang di waktu lalu.Buku ini secara umum enak dan mudah dicerna Kita diajak menyelami sejarah mimpi Indah remaja putri yang ingin membangun negeri, tetapi kemudian malah dijadikan tumbal nafsu berahi tentara Jepang dan kemudian terdampar di negeri antah berantah yang tidak mereka kenal sebelumnya Aksesibilitas yang susah, budaya dan system nilai yang berbeda, kondisi alam yang terkadang ganas, menuntut mereka melakukan segala daya upaya untuk bertahan hidup Tragedi kemanusiaan yang sering disebut dengan Jugun Ianfu , ini merupakan salah satu bentuk kebiadaban tentara Jepang selain bentuk kebiadaban lain seperti romusha kerja paksa Semoga kejahatan kemanusiaan seperti itu tidak terulang kembali di masa depan 44. Kimi Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer bercerita tentang perempuan perempuan Indonesia yang bernasib buruk pada masa penjajahan Jepang Jepang menyebarkan pengumuman tentu saja bukan pengumuman resmi akan menyekolahkan remaja perempuan Indonesia ke Jepang Tentu banyak yang menyambut antusias janji Jepang tersebut Namun, banyak pula yang tidak mau pergi ke Jepang dan meninggalkan keluarga Rupanya, diizinkan keluarga atau tidak, tentara Jepang tetap datang ke rumah rumah untuk mengambil pak Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer bercerita tentang perempuan perempuan Indonesia yang bernasib buruk pada masa penjajahan Jepang Jepang menyebarkan pengumuman tentu saja bukan pengumuman resmi akan menyekolahkan remaja perempuan Indonesia ke Jepang Tentu banyak yang menyambut antusias janji Jepang tersebut Namun, banyak pula yang tidak mau pergi ke Jepang dan meninggalkan keluarga Rupanya, diizinkan keluarga atau tidak, tentara Jepang tetap datang ke rumah rumah untuk mengambil paksa anak perempuan dari keluarganya Dan sebagaimana akhirnya kita tahu bahwa perempuan perempuan yang masih remaja itu tidak pergi ke Jepang dan disekolahkan sebagaimana mereka dijanjikan, melainkan mereka menjadi pemuas nafsu seks tentara Jepang.Pramoedya Ananta Toer mencatat kisah kisah beberapa perempuan malang yang ditemuinya langsung selama dia menjadi tapol di Pulau Buru, maupun dari cerita orang orang Meski buku ini bukan buku fiksi, tetapi saya membacanya selayaknya sebuah novel Tidak jauh berbeda saya membacanya seperti membaca novel novel Pram lain yang sudah saya baca.Perempuan perempuan itu yang ketika buku ini ditulis mereka sudah tua tetap merindukan kampung halamannya, namun karena mereka berada dalam suatu adat budaya yang tidak memungkinkan mereka untuk pergi meninggalkan Pulau Buru secara leluasa, mereka terpaksa memilih untuk tetap berada di tengah tengah suku Alfuru Selain karena keadaan, mereka juga malu untuk kembali kepada keluarga
mereka Bagaimana tidak, mereka yang dijanjikan akan sekolah ke Tokyo rupanya dijadikan budak seks tentara Jepang Ketika Jepang kalah perang pun, mereka tidak lekas kembali ke kampung halaman karena selain tidak tahu jalan, mereka juga tidak punya uang Ya, Jepang dulu memang sejahat itu Menjadikan remaja remaja perempuan sebagai pemuas nafsu tentaranya, kemudian menelantarkan mereka begitu saja Meninggalkan mereka dengan luka batin yang sangat dalam.Pram ingin menggugah perasaan kita terhadap mereka yang menjadi korban Untuk itulah buku ini ditulis Supaya kita merasakan kepedihan mereka Karena Pram pun, juga teman temannya sesama tapol, merasakan kepedihan mendalam ketika tahu perempuan perempuan Indonesia dijadikan budak seks tentara Jepang Kepedihan ini dapat kita rasakan terutama di bab terakhir ketika teman Pram, Sarony, sengaja berjalan jauh lebih dari dua puluh jam, naik turun bukit hanya untuk mencari Mulyati, perempuan yang juga menjadi korban Jepang Menariknya, di bab terakhir ini saya tidak hanya membaca perjuangan untuk mencari Mulyati, melainkan juga kehidupan suku Alfuru di Pulau Buru Saya seperti membaca buku etnografi Pertemuan dengan Mulyati nya sendiri hanya dituliskan sekilas.Setelah selesai membaca buku ini, dapatlah saya menyimpulkan kalau buku ini lebih mirip buku etnografi ketimbang buku yang mencatat kisah keji perbudakan seks jaman penjajahan Jepang Terlepas dari itu, sentuhan khas Pram membuat buku ini mempunyai nilai lebih 45. Edisty Friskanesya This review has been hidden because it contains spoilers To view it, click here Melalui catatan ini, saya mengetahui satu lagi kekejaman perang Piciknya penjajah era Jepang, para gadis yang diambil paksa, tanpa saudara dan perlindungan di tempat terasing, kehilangan kehormatan dan harga dirinya, lalu terlupakan saat rakyat Indonesia hiruk pikuk merebut kemerdekaannya saat Jepang kalah Hingga berpuluh tahun kemudian.Terimakasih Pak Pram, telah menceritakan sesuatu yang luput dari apa yang saya ketahui sebagai sejarah Indonesia Betapa piciknya Jepang dalam pengaturan str Melalui catatan ini, saya mengetahui satu lagi kekejaman perang Piciknya penjajah era Jepang, para gadis yang diambil paksa, tanpa saudara dan perlindungan di tempat terasing, kehilangan kehormatan dan harga dirinya, lalu terlupakan saat rakyat Indonesia hiruk pikuk merebut kemerdekaannya saat Jepang kalah Hingga berpuluh tahun kemudian.Terimakasih Pak Pram, telah menceritakan sesuatu yang luput dari apa yang saya ketahui sebagai sejarah Indonesia Betapa piciknya Jepang dalam pengaturan strategi perangnya menghimbau hingga memaksa agar para gadis perawan di Pulau Jawa dididik di Jepang untuk menjadi bidan, dokter, dan profesi yang mulia lainnya Mereka yang diiming imingi pendidikan di Jepang, berat hati dan terpaksa meninggalkan keluarganya, dibawa ke pelabuhan, naik kapal laut dan lepas sauh Namun alih alih sampai di Jepang, kapal dibelokkan dan mereka diturunkan di tengah tengah pelayaran entah di Singapura, Burma, ataupun tempat tempat terpencil Indonesia yang dijaga tentara Jepang Disana mereka dipaksa melayani para serdadu Jepang yang sedang beristirahat di garis belakang Saat berita Jepang kalah tersebar, di antara mereka ada yang memaksa para tentara memulangkan mereka Namun bukan haya permohonannya ditolak, mereka justru diawasi dan dikurung lebih ketat Penjajah Jepang bermaksud cuci tangan, menyangkal kejahatan perang yang mereka perbuat Para tentara mundur begitu saja tanpa memperdulikan para gadis tersebut Di antaranya ada yang berlokasi di benteng bawah tanah, sehingga mereka harus mencari sendiri jalan keluar.Lalu catatan ini berfokus pada mereka yang ditinggalkan di Pulau Buru, Kepulauan Maluku.Ditinggalkan tanpa perlindungan dan perbekalan, mereka dipaksa bertahan hidup sendiri Di antaranya ada yang jatuh sakit dan wafat sisanya rata rata diambil istri oleh suku asli setempat, kebanyakan Alfuru.Berpuluh tahun kemudian, Indonesia yang merdeka dan bertumbuh, tak luput dari konflik internal Serombongan tahanan politik dikirim ke Pulau Buru untuk menjalani pengasingan Disanalah mereka menemukan keberadaan wanita wanita yang terlebih dahulu dibuang kebanyakan di pedalaman beberapa di antaranya lebih jauh lagi ke pelosok, sehingga pencarian jejaknya pun butuh usaha keras dan panjang 46. Larasestu Hadisumarinda Nafas dulu.Akhirnya buku ini selesai, dengan lama, dan susah payah, dan saya tahu yang saya tangkap dari buku ini belumlah banyak.Hati saya mencelos baca penutupan kisahnya, bagaimana Ibu Mulyani meninggal di tepi sungai saat mencari obat ketika wabah flu menyerang kampung kampung di Gunung Masalahnya ini bukan sekedar cerita fiksi, tapi ini adalah catatan Pram ketika ia dibuang di Pulau Buru tahun 1970an Bahkan syahdu ketika Mana Sambur Bambu salah satu pemuda Alfuru yang menemani perjalana Nafas dulu.Akhirnya buku ini selesai, dengan lama, dan susah payah, dan saya tahu yang saya tangkap dari buku ini belumlah banyak.Hati saya mencelos baca penutupan kisahnya, bagaimana Ibu Mulyani meninggal di tepi sungai saat mencari obat ketika wabah flu menyerang kampung kampung di Gunung Masalahnya ini bukan sekedar cerita fiksi, tapi ini adalah catatan Pram ketika ia dibuang di Pulau Buru tahun 1970an Bahkan syahdu ketika Mana Sambur Bambu salah satu pemuda Alfuru yang menemani perjalanan Pram dan kawan kawan juga menjadi korban dari wabah penyakit itu.Ini buku ketiga Pramoedya yang saya baca, dan masih terasa inspiratif dengan rasa berbeda dengan dua buku sebelumnya.Saya tidak mungkin tidak suka.Tahun 1970 an itu belum lama jika dihitung mundur
dari sekarang 2014 dan kehidupan yang primitif masih menggantung dan subur di atas tanah Buru sana, membuat saya penasaran ingin menginjakan kaki ke sana suatu hari nanti hanya untuk melihat pola masyarakat dan mungkin mengunjungi tempat tempat yang pernah Pramoedya kunjungi untuk menapak tilas dan mengenang Semoga ini bukan sekedar harapan kosong.Terimakasih telah mengemas catatan ini.Baik wanita wanita Alfuru yang hanya dipandang sebagai harta, bisa diperjual belikan, properti sehingga bisa dijadikan kuli beban dan alat penghasil keturunan sampai perempuan perempuan yang kebanyakan Jawa yang lebih terdidik dan menjadi korban cita cita palsu dari Jepang Mereka semua menjadi gambaran masa lalu yang selayaknya diingat perempuan perempuan masa kini yang tidak lagi terkekang oleh adat serta keadaan yang terpaksa mereka jalani.Lagi lagi adat itu terasa bodoh dan tidak adil.Lagi lagi, mengingatkan kita pada betapa pentingnya pendidikan dan logika.Dan perempuan, perempuan selalu menjadi korban Betapapun mereka rindu dan ingin pulang, ingin kembali, tapi rasa malu itu menghantui Sampai mati, tidak ada orang orang yang menyelamatkan mereka Sampai mati tidak ada yang mengingat mereka karena operasi ini bersifat rahasia dan hanya simpang siur semata, untuk menghilangkan jejak kejahatan, mungkin hanya beberapa catatan yang sudah mulai usang dan tak ada yang membacanya inilah yang mengingatkan kita pada pengorbanan perempuan perempuan itu 47. Muhammad Syarafuddin SANGAT terlambat memang saya mendapatkan buku ini, cetakan ke 7 10 tahun sesudah penerbitan pertama oleh KPG Tapi untuk membaca satu buku bagus, tak ada kata terlambat Kita lebih akrab dengan Pramoedya Ananta Toer sebagai seorang sastrawan besar yang berkali kali mendapatkan nominasi nobel sastra Rata rata, karya Mas Pram adalah novel roman Tapi beda untuk Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer Seno Gumira Ajidarma dalam Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara versi Trilogi I SANGAT terlambat memang saya mendapatkan buku ini, cetakan ke 7 10 tahun sesudah penerbitan pertama oleh KPG Tapi untuk membaca satu buku bagus, tak ada kata terlambat Kita lebih akrab dengan Pramoedya Ananta Toer sebagai seorang sastrawan besar yang berkali kali mendapatkan nominasi nobel sastra Rata rata, karya Mas Pram adalah novel roman Tapi beda untuk Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer Seno Gumira Ajidarma dalam Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara versi Trilogi Insiden menyebut karya Mas Pram yang satu ini sebagai sebuah laporan jurnalistik, investigative reporting Tentu saja, sebagai tapol Pulau Buru, buku ini ditulis dengan segala keterbatasan, bermodal memori Mas Pram serta penuturan dan temuan dari berbagai temannya sesama tapol.Tahun 1943, perawan perawan Indonesia diangkut Jepang dengan dalih mereka akan disekolahkan ke Tokyo dan Shonanto Singapura , sebab Indonesia sangat membutuhkan generasi berpendidikan untuk persiapan menyongsong kemerdekaan nantinya Tentu itu dusta Mereka malah dijadikan Jugun Ianfu pekerja seks untuk serdadu Jepang di garis depan Ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang kalah, kocar kacir balik badan ke negerinya Jugun Ianfu yang tersebar ini ditinggal begitu saja Dalam buku ini, dikisahkan beberapa perawan Jawa yang terjebak di Pulau Buru Cita cita dan kehormatan mereka hancur Ada yang malu untuk kembali kepada keluarga, ada yang ingin tapi tak tahu bagaimana caranya pulang Di Pulau Buru, mereka diperebutkan oleh orang Alfuru dan budayanya yang masih primitif Jepang jelas melakukan kejahatan perang Tapi pemerintah Indonesia yang setelah merdeka tak kunjung berbuat apa apa untuk menolong mereka juga tak kalah jahat, puluhan tahun Mereka hidup merana hingga tua, lalu mati jauh dari sanak famili Ini menyayat hati Yang menjadi kendala dalam membaca buku ini adalah editingnya yang kurang rapi dan terlalu banyak kutipan bahasa daerah asli,kadang diterjemahkan kadang tidak Saya suka senewen dibuatnya 48. nanto Pemutakhiran 8 Juni 09kemaren baca ulang karena ujan tak kunjung reda Mayan dapat 2 3 buku Kalau kemaren bacanya jadi semacam studi sejarah lisan dari para jugun ianfu yang terdampar di Pulau Buru Di sisi lain juga sarat dengan nuansa antropologis Yang dahsyatnya adalah hal itu dilakukan oleh para Tapol yang nyatanya memiliki kebebasan bergerak Kisah para Tapol memburu berita dan cerita mengenai para jugun ianfu di Pulau Buru itu mencakup bagaimana mereka juga harus berhadapan dengan adat s Pemutakhiran 8 Juni 09kemaren baca ulang karena ujan tak kunjung reda Mayan dapat 2 3 buku Kalau kemaren bacanya jadi semacam studi sejarah lisan dari para jugun ianfu yang terdampar di Pulau Buru Di sisi lain juga sarat dengan nuansa antropologis Yang dahsyatnya adalah hal itu dilakukan oleh para Tapol yang nyatanya memiliki kebebasan bergerak Kisah para Tapol memburu berita dan cerita mengenai para jugun ianfu di Pulau Buru itu mencakup bagaimana mereka juga harus berhadapan dengan adat setempat yang melarang perempuan berbicara dalam bahasa yang tidak diketahui suaminya Selain yang agak umum bahwa wanita diperlakukan sebagai harta dari kaum lelaki dan marga suaminya Ada satu narasumber yang harus didatangi dengan mendaki gunung terlebih dahulu Ketika sampai di kampung si ibu dari Jawa itu, Si Ibu hanya bisa bilang, sudah terlambat Karena si Ibu sudah mengikat sumpah tidak akan meninggalkan kampung suaminya dan kembali ke Jawa Sumpah itu terjadi karena si ibu terlihat oleh kaum sekampungnya berbicara dengan Tapol dalam bahasa jawa.Ceritanya jadi penuh dengan seluk beluk penggalian
cerita lisan dari narasumber Hal yang menurut Pram tidak akan ada dalam dokumen resmi karena Jepang terlalnjur menutupi dan berusaha menutup rapat cerita itu Hal yang wajar dikaji melalui sejarah lisan bukan Buku ini isinya tentang para perempuan yang pernah dipaksa menjadi pemuas nafsu seksual tentara Jepang Pram menulisnya saat ia menjadi Tapol di P Buru Detil Ceritanya saya sudah tidak terlalu ingat Pada saat membaca, saya sangat terkesan dengan metodenya Entah saya yang pada saat itu juga sedang skripsi dengan mencoba menggunakan studi kasus, atau bagaimana, Pram menggunakan metode studi kasus dalam buku ini Sehingga saat saya membaca buku ini, seolah dihadapan saya bukan buku sastra, tetapi sebuah buku Studi kasus tentang wanita Indonesia korban perang 49. Dini Rosita Sari Buku non fiksi Pramoedya Ananta Toer kedua yang aku baca setelah Panggil Aku Kartini Saja Sangat terlambat memang baru membacanya di tahun 2012 ini, tapi kalau itu mengenai sejarah bangsa rasanya tidak pernah ada kata terlambat Sama halnya dengan buku tentang Kartini, kali ini PAT berhasil menyuguhkan fakta tentang masa lalu bangsa dengan sangat akurat yang didukung oleh bukti catatan beberapa teman selama menjadi tapol di Pulau Buru PAT dengan amat teliti menjahit satu persatu potongan perca Buku non fiksi Pramoedya Ananta Toer kedua yang aku baca setelah Panggil Aku Kartini Saja Sangat terlambat memang baru membacanya di tahun 2012 ini, tapi kalau itu mengenai sejarah bangsa rasanya tidak pernah ada kata terlambat Sama halnya dengan buku tentang Kartini, kali ini PAT berhasil menyuguhkan fakta tentang masa lalu bangsa dengan sangat akurat yang didukung oleh bukti catatan beberapa teman selama menjadi tapol di Pulau Buru PAT dengan amat teliti menjahit satu persatu potongan perca sehingga lahirlah naskah suatu tragedi kemanusiaan di masa lampau yang mati matian disamarkan oleh pihak yang bertanggung jawab, bahkan oleh mereka yang menjadi korban.Beberapa perempuan muda telah ditipu oleh Jepang Dengan dalih akan disekolahkan ke Tokyo mereka dijemput beberapa diantaranya dengan cara paksa oleh tentara Jepang Bukannya Tokyo, mereka malah terlantar di berbagai tempat asing setelah perjalanan siang malam dengan kapal Janji untuk memberikan pendidikan pun tinggal angin belaka, di tempat asing tersebut, para perempuan Indonesia ini malah dipaksa untuk melayani nafsu hewani para tentara Jepang Setelah Indonesia merdeka, perempuan perempuan ini ditinggalkan begitu saja Jauh dari keluarga, tanpa uang, dan dengan mental yang teraniaya Mereka bertahan hidup tanpa berani mengungkapkan jati diri mereka sebenarnya Rasa malu menjadi salah satu alasannya yang terkuat PAT membuka mata generasi muda tentang bencana kemanusiaan selama masa penjajahan Selain Romusha, ternyata masih ada hal yang jauh lebih menyeramkan telah terjadi Wahai perempuan Indonesia, beruntunglah kita hidup ketika bangsa sudah merdeka Kenanglah selalu pengorbanan tidak langsung pendahulumu itu, sehingga taulah kita cara menghargai bangsa ini