PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Daftar Isi Lampiran
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian .....................................................................Lampiran 1/1 - 1/5 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian.........................................................Lampiran 2/1 - 2/2 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ..................................................................Lampiran 3/1 - 3/2 Laporan Arus Kas Konsolidasian ..................................................................................Lampiran 4/1 - 4/2 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian ......................................................Lampiran 5/1 - 5/197 Daftar Informasi Tambahan ........................................................................................Lampiran 6/1 - 6/10
************************
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
2c, 2g
15.286.190
11.357.523
9.521.713
2c, 2g, 2h, 4
38.272.155
36.152.674
24.856.699
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
16.079 9.635.693 9.651.772 (6.268)
44.516 9.783.153 9.827.669 (10.841)
14.386 8.555.392 8.569.778 (10.113)
Jumlah Giro pada Bank Lain - bersih
9.645.504
9.816.828
8.559.665
1.343.968 46.979.515 48.323.483 (85.258)
785.494 50.754.297 51.539.791 (146.729)
797.393 28.254.527 29.051.920 (137.885)
48.238.225
51.393.062
28.914.035
1.153.062 9.859.713 11.012.775
4.015.455 8.317.944 12.333.399
414.958 26.944.810 27.359.768
(243.000) 10.769.775
(330.481) 12.002.918
(112.239) 27.247.529
78.935.756
78.459.449
78.092.734
3.784.548 2.889.870 6.674.418 (1.125.015) 5.549.403
2.752.711 3.138.579 5.891.290 (1.079.302) 4.811.988
564.800 3.157.113 3.721.913 (1.146.327) 2.575.586
14.515.235
758.703 11.611.182
757.147 8.223.610
14.515.235
12.369.885
8.980.757
231 86.912 87.143
4.391 109.266 113.657
225 36.871 37.096
Catatan
1 Januari 2011*)
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2g, 2h, 5 54
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2i, 6 54
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain - bersih Efek-efek Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2j, 7 54
Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi, keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar efek-efek dan cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Efek-efek - bersih Obligasi Pemerintah - Pihak berelasi
2c, 2f, 2k, 8, 54
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2l, 9 54
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan - bersih Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali - bersih
2c, 2f, 2m, 10 54
Tagihan Derivatif Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Tagihan Derivatif - bersih
2c, 2f, 2n, 11 54
Kredit yang Diberikan Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Kredit yang Diberikan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Kredit yang Diberikan - bersih
2c, 2f, 2o, 12 54
*)
45.952.610 338.629.096 384.581.706 (14.011.350) 370.570.356
36.846.173 274.247.133 311.093.306 (12.105.048) 298.988.258
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 1/1
33.122.690 210.904.294 244.026.984 (11.481.725) 232.545.259
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
5.197 3.913.949 3.919.146 (90.777) 3.828.369
5.876 3.242.684 3.248.560 (62.990) 3.185.570
3.736 2.169.856 2.173.592 (40.769) 2.132.823
327.680
38.785
-
ASET (lanjutan) Piutang Pembiayaan Konsumen Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2p, 13 54
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen - bersih
Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp1.767 dan Rp197 dan RpNihil pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
2c, 2q, 14
Tagihan Akseptasi Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2u, 15 54
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan Akseptasi - bersih
1.505.031 6.452.481 7.957.512 (37.041) 7.920.471
892.184 5.658.919 6.551.103 (40.667) 6.510.436
1.468.334 2.482.172 3.950.506 (171.097) 3.779.409
Penyertaan Saham - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp3.044, Rp829 dan Rp1.285 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
2c, 2s, 16
4.306
6.498
6.248
Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit-Linked
2c, 2z, 17
11.034.239
9.044.266
7.212.113
Biaya Dibayar Dimuka
18
1.435.757
1.404.758
897.848
Pajak Dibayar Dimuka
2ad, 32a
28.174
21.540
23.572
7.002.690
6.049.246
5.253.057
860.702
698.713
421.914
2c, 2t, 2v, 21
7.339.965
5.665.238
4.315.406
2ad, 32e
3.966.613
3.800.412
4.401.088
635.618.708
551.891.704
449.774.551
Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp4.938.075, Rp4.346.115 dan Rp4.235.741 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
2r, 19
Aset Tidak Berwujud - setelah dikurangi amortisasi masing-masing sebesar Rp1.213.891, Rp1.125.502 dan Rp1.070.601 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
2r.i, 2s, 20
Aset Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan kerugian masing-masing sebesar Rp276.769, Rp300.005 dan Rp740.012 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011 Aset Pajak Tangguhan - setelah dikurangi penyisihan masing-masing sebesar RpNihil, RpNihil dan Rp1.065.606 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011 JUMLAH ASET
*)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 1/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
1.694.231
1.301.472
757.465
25.554.282 88.353.574 113.907.856
23.327.168 69.203.418 92.530.586
9.372.751 58.914.502 68.287.253
928.851 183.040.905 183.969.756
748.157 149.120.176 149.868.333
355.095 123.601.512 123.956.607
21.604.790 123.355.461 144.960.251
28.651.516 113.678.168 142.329.684
31.643.460 113.500.589 145.144.049
442.837.863
384.728.603
337.387.909
141.996 2.103.494 2.245.490 327.100
214.580 2.353.571 2.568.151 58.281
177.353 1.602.991 1.780.344 -
11.444.247
9.691.453
5.422.339
14.016.837
12.317.885
7.202.683
333 112.924 113.257
3.880 161.498 165.378
61 33.185 33.246
11.034.239
9.044.266
7.212.113
262.481 7.695.031 7.957.512
286.007 6.265.096 6.551.103
144.546 3.805.960 3.950.506
205.000 1.343.076 1.548.076 (2.200) 1.545.876
158.000 2.056.177 2.214.177 (2.589) 2.211.588
1.492.744 1.492.744 (1.377) 1.491.367
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera
2w
Simpanan Nasabah Giro Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Giro Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Tabungan Deposito berjangka Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Deposito berjangka Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Giro dan Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Giro dan Tabungan Inter-bank call money - Pihak ketiga Deposito berjangka Pihak ketiga
2c, 2f, 2x, 22 54
2c, 2f, 2x, 23 54
2c, 2f, 2x, 24 54
2c, 2f, 2y, 25 54
2c, 2y, 26 2c, 2y, 27
Jumlah Simpanan dari Bank Lain Liabilitas Derivatif Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Liabilitas Derivatif Liabilitas kepada Pemegang Polis Unit-Linked
2c, 2f, 2n, 11 54
2c, 2z, 17
Liabilitas Akseptasi Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Liabilitas Akseptasi
2c, 2f, 2u, 28 54
Efek-efek yang Diterbitkan Pihak berelasi Pihak ketiga
2c, 2f, 2aa, 29 54
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi Jumlah Efek-efek yang Diterbitkan *)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 1/3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
189.085
234.364
371.665
2.344.762
2.267.167
1.967.067
2.110.829 551.592 2.662.421
761.737 529.326 1.291.063
750.432 658.366 1.408.798
3.813.318
2.829.919
2.512.058
746.821
728.094
658.586
13.002.765
10.153.552
5.808.218
934.868 10.673.964 11.608.832
1.104.665 10.598.833 11.703.498
295.056 5.339.782 5.634.838
1.936.800 3.201.150 5.137.950
1.895.000 3.956.798 5.851.798
1.880.000 4.176.572 6.056.572
518.705.769
451.379.750
382.453.091
37a.2)a 37a.3)
30.105 1.948.412 1.978.517
9.127 2.371.249 2.380.376
8.704 624.038 632.742
37a.1)
3.158
85.602
85.094
37a.2)a 37a.3)
18.216.348 19.878.232 38.097.738
13.902.360 21.153.463 35.141.425
9.620.045 14.486.364 24.191.503
40.076.255
37.521.801
24.824.245
181.054 122.765 303.819
162.546 173.199 335.745
100.532 326.647 427.179
40.380.074
37.857.546
25.251.424
Catatan
1 Januari 2011*)
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS (lanjutan) LIABILITAS (lanjutan) Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
30c
Beban yang Masih Harus Dibayar
2c, 2af, 31
Utang Pajak Pajak Penghasilan Pajak Lain-lain Jumlah Utang Pajak
2ad, 32b
Liabilitas Imbalan Kerja
2ai, 33, 49
Provisi Liabilitas Lain-lain
2c, 34
Pinjaman yang Diterima Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Pinjaman yang Diterima
2c, 2f, 2ab, 35 54
Pinjaman Subordinasi Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Pinjaman Subordinasi
2c, 2f, 2ac, 36 54
JUMLAH LIABILITAS DANA SYIRKAH TEMPORER
2f, 2ae, 37
Simpanan Nasabah Pihak berelasi Investasi Terikat Tabungan dan Investasi Tidak Terikat Tabungan Mudharabah Investasi Tidak Terikat Deposito Mudharabah Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Investasi Terikat Giro dan Giro Mudharabah Musytarakah Investasi Terikat Tabungan dan Investasi Tidak Terikat Tabungan Mudharabah Investasi Tidak Terikat Deposito Mudharabah Jumlah pihak ketiga Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Pihak ketiga Investasi Tidak Terikat Tabungan Mudharabah Investasi Tidak Terikat Deposito Mudharabah Jumlah Simpanan dari Bank Lain
54
37b 37b
JUMLAH DANA SYIRKAH TEMPORER
*)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 1/4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS (lanjutan) EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar. Modal Dasar - 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 31.999.999.999 lembar Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan dan Disetor - 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 23.333.333.332 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 31 Desember 2012, 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 23.333.333.332 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 31 Desember 2011 dan 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 20.996.494.741 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 1 Januari 2011
39a
11.666.667
11.666.667
10.498.247
Tambahan Modal Disetor/Agio Saham
39b
17.195.760
17.195.760
6.960.680
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
2e
47.677
56.794
69.593
(631.529)
(427.899)
Kerugian Bersih yang Belum Direalisasi dari Penurunan Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan Saldo Laba (saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi reorganisasi pada tanggal 30 April 2003) - Sudah Ditentukan Penggunaannya - Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Saldo Laba Kepentingan Nonpengendali atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
2j, 2k, 2s
39c
2d, 38
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS
*)
(409.449)
5.927.268 40.152.197 46.079.465
5.927.268 27.578.259 33.505.527
5.706.921 18.735.266 24.442.187
1.952.745
861.189
527.228
76.532.865
62.654.408
42.070.036
635.618.708
551.891.704
449.774.551
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 1/5
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
2012
2011
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah Beban Bunga dan Beban Syariah
2f, 2af, 40, 54 2f, 2af, 41, 54
PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH - BERSIH Pendapatan Premi Beban Klaim
2ag 2ag
PENDAPATAN PREMI - BERSIH PENDAPATAN BUNGA, SYARIAH DAN PREMI - BERSIH Pendapatan Operasional Lainnya Provisi dan komisi lainnya Laba selisih kurs - bersih Lain-lain
2ah 2e 2f, 42, 54
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
42.550.442 (15.019.850)
37.730.019 (15.954.037)
27.530.592
21.775.982
5.664.495 (3.501.423)
4.806.087 (2.991.114)
2.163.072
1.814.973
29.693.664
23.590.955
7.400.355 1.094.476 3.402.991
6.543.236 812.715 4.412.400
11.897.822
11.768.351
(3.423.067)
(3.297.670)
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2c, 43
Pembalikan Penyisihan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
2c, 30c
43.937
127.257
(Pembentukan)/Pembalikan Penyisihan Kerugian
2t, 44
(13.090)
285.022
Keuntungan yang Belum Direalisasi dari Kenaikan Nilai Wajar Efek-efek, Obligasi Pemerintah dan Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit-Linked
2j, 2k, 2z, 45
42.470
69.903
296.739
117.136
(8.045.716) (8.253.902) (2.613.410)
(6.766.471) (6.577.643) (2.967.907)
(18.913.028)
(16.312.021)
19.625.447
16.348.933
878.821
163.102
20.504.268
16.512.035
(4.640.513) 179.863
(3.172.540) (643.610)
Jumlah Beban Pajak - Bersih
(4.460.650)
(3.816.150)
LABA BERSIH
16.043.618
12.695.885
Keuntungan dari Penjualan Efek-efek dan Obligasi Pemerintah
2j, 2k, 46
Beban Operasional Lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Lain-lain - bersih
2f, 2ai, 2aj, 47, 49, 54 2r, 48 50
Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional - Bersih LABA SEBELUM BEBAN PAJAK DAN KEPENTINGAN NONPENGENDALI Beban Pajak Kini Tangguhan
51
2ad, 32c, 32d 2ad, 32c, 32e
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 2/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Pendapatan Komprehensif Lain Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Pajak Penghasilan Terkait dengan Laba Komprehensif Lain Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak
2e
2j, 2k
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
2012
2011
(9.117)
(12.799)
277.581
(254.500)
(55.501)
50.870
212.963
(216.429)
16.256.581
12.479.456
15.504.067 539.551
12.246.044 449.841
16.043.618
12.695.885
15.717.030 539.551
12.029.615 449.841
16.256.581
12.479.456
664,46 664,46
529,33 529,33
Laba Bersih yang Diatribusikan Kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
2d
Laba Komprehensif yang Diatribusikan kepada: Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali
2d
LABA PER SAHAM Dasar (dalam Rupiah penuh) Dilusian (dalam Rupiah penuh)
2ak
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 2/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
11.666.667
17.195.760
56.794
39c
-
-
39c
-
2d
Catatan Saldo pada tanggal 1 Januari 2012 Pembayaran dividen dari laba bersih tahun 2011 Alokasi laba bersih tahun 2011 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Kepentingan nonpengendali atas pembayaran dividen, konsolidasi reksadana oleh Anak Perusahaan dan perubahan ekuitas Anak Perusahaan Laba komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
Modal Ditempatkan dan Disetor
(Kerugian)/ Keuntungan yang Belum Direalisasi dari (Penurunan)/ Kenaikan Nilai Wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
Saldo Laba*) Sudah Ditentukan Penggunaannya
(631.529)
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah
Kepentingan Non Pengendali atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Jumlah Ekuitas
5.927.268
27.578.259
33.505.527
861.189
62.654.408
-
-
(2.449.209)
(2.449.209)
-
(2.449.209)
-
-
-
(491.675)
(491.675)
-
(491.675)
-
-
-
-
-
10.755
10.755
552.005
562.760
-
-
(9.117)
222.080
-
15.504.067
15.504.067
539.551
16.256.581
11.666.667
17.195.760
47.677
(409.449)
5.927.268
40.152.197
46.079.465
1.952.745
76.532.865
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 3/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan Saldo pada tanggal 1 Januari 2011 Penambahan Modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) setelah dikurangi biaya-biaya yang terkait PUT Pembentukan cadangan umum dan khusus dari laba bersih tahun 2010 Pembayaran dividen dari laba bersih tahun 2010 Alokasi laba bersih tahun 2010 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Kepentingan nonpengendali atas perubahan nilai aset bersih Anak Perusahaan melalui ekuitas langsung Laba komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
Modal Ditempatkan dan Disetor
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
Kerugian Bersih yang Belum Direalisasi dari Penurunan Nilai Wajar Efek-efek Selisih Kurs dan Obligasi karena Pemerintah Penjabaran yang Tersedia Laporan Keuangan untuk Dijual dalam Mata Setelah Dikurangi Uang Asing Pajak Tangguhan
10.498.247
6.960.680
69.593
1.168.420
10.235.080
-
39c
-
-
39c
-
39c 2d
1d, 39a, 39b
Kepentingan Non Pengendali atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Saldo Laba*) Sudah Ditentukan Penggunaannya
(427.899)
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah
Jumlah Ekuitas
5.706.921
18.735.266
24.442.187
527.228
42.070.036
-
-
-
-
-
11.403.500
-
-
220.347
(220.347)
-
-
-
-
-
-
-
(2.813.973)
(2.813.973)
-
(2.813.973)
-
-
-
-
-
(368.731)
(368.731)
-
(368.731)
-
-
-
-
-
-
-
(115.880)
(115.880)
-
-
(12.799)
(203.630)
-
12.246.044
12.246.044
449.841
12.479.456
11.666.667
17.195.760
56.794
(631.529)
5.927.268
27.578.259
33.505.527
861.189
62.654.408
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 3/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Penerimaan pendapatan bunga dan pendapatan syariah Penerimaan pendapatan provisi, komisi dan premi - bersih Pembayaran beban bunga dan beban syariah Penerimaan dari penjualan Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pembelian Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Laba/(rugi) selisih kurs - bersih Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Pendapatan bukan operasional Arus kas dari aktivitas operasional sebelum perubahan aset dan liabilitas operasional Penurunan/(kenaikan) atas aset operasional: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek - untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Kredit yang diberikan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Aset lain-lain Penerimaan atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan Kenaikan/(penurunan) atas liabilitas operasional dan dana syirkah temporer: Bank Konvensional dan Syariah Bukan Dana Syirkah Temporer Giro Tabungan Deposito berjangka Inter-bank call money Liabilitas segera Utang pajak Pembayaran pajak penghasilan badan Liabilitas lain-lain Bank Syariah - Dana Syirkah Temporer Investasi terikat giro dan giro mudharabah musytarakah Investasi terikat tabungan dan investasi tidak terikat tabungan mudharabah Investasi tidak terikat deposito mudharabah Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional
*)
2012
2011*)
41.306.034 9.563.427 (15.061.545)
36.913.370 8.358.208 (15.960.467)
63.020.694
40.435.174
(63.501.981) 1.184.943 878.819 (2.449.179) (7.062.317) (7.543.342) 878.821
(41.295.128) 351.806 906.078 (2.644.834) (6.448.610) (6.111.913) 125.566
21.214.374
14.629.250
43.263
216.050
2.058.994 (783.128) (74.972.786) (2.145.350) (762.916) (290.465) (6.634) (30.999) (1.428.970) 2.550.099
12.198.264 (2.169.377) (69.544.626) (3.389.128) (1.058.232) (38.983) 2.032 (506.910) (903.018) 3.587.722
20.800.328 34.355.704 4.383.361 268.819 392.759 10.573 (3.266.066) 3.885.183
24.873.071 26.069.795 1.454.749 58.282 544.007 (351.032) (2.982.177) 5.144.779
(82.444)
508
4.353.474 (1.748.502)
4.344.752 8.260.862
8.798.671
20.440.640
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 4/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan/(kenaikan) efek-efek - tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Penurunan Obligasi Pemerintah - tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Kenaikan investasi di Anak Perusahaan Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud Pembelian PT Mandiri AXA General Insurance (Anak Perusahaan) Kas bersih yang (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Penurunan)/kenaikan atas efek-efek yang diterbitkan (Penurunan)/kenaikan atas pinjaman yang diterima Pembayaran atas pinjaman subordinasi Penambahan modal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Pembayaran dividen, dana program kemitraan dan program bina lingkungan Kas bersih yang (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas pendanaan
2012
2011*)
(97.314)
19 20 1g
1.358.979
513.342 (228.303) 94.547 (1.668.666) (251.873) -
430.561 (140.162) 48.147 (1.219.394) (319.539) (60.000)
(1.638.267)
98.592
(665.712) (185.754) (713.848) 39a, 39b 39c
720.221 6.083.776 (204.773)
-
11.403.500
(2.940.884)
(3.182.704)
(4.506.198)
14.820.020
2.654.206
35.359.252
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
108.653.748
73.294.496
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
111.307.954
108.653.748
15.286.190 38.272.155 9.651.772 48.097.837 -
11.357.523 36.152.674 9.827.669 51.270.882 45.000
111.307.954
108.653.748
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas pada akhir tahun terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Sertifikat Bank Indonesia
4 5
Jumlah kas dan setara kas Informasi Tambahan Arus Kas Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Kerugian yang belum direalisasi dari penurunan nilai wajar Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Pembelian aset tetap yang masih terhutang *)
(409.449) (570.233)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Catatan 63)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan .
Lampiran 4/2
(631.529) (381.035)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank Mandiri” atau “Bank”) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian dimaksud telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara bersama - sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”). Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir adalah sehubungan dengan penambahan modal ditempatkan dan disetor yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas dengan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang telah dieksekusi sampai dengan tanggal 24 Februari 2011. Perubahan Anggaran Dasar ini dilaksanakan dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM, No. 15 tanggal 25 Februari 2011 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No. AHU-AH.01.10-07446 tanggal 10 Maret 2011 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0019617.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 10 Maret 2011. b. Penggabungan Usaha Pada akhir bulan Februari 1998, Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut “Pemerintah”) mengumumkan rencana untuk melakukan restrukturisasi atas Bank Peserta Penggabungan. Sehubungan dengan rencana restrukturisasi tersebut, Pemerintah mendirikan Bank Mandiri pada bulan Oktober 1998 dengan melakukan penyetoran tunai dan pengalihan saham Pemerintah pada Bank Peserta Penggabungan (Catatan 39a dan 39b). Selisih antara harga transfer dan nilai buku saham pada saat restrukturisasi tidak dihitung karena dinilai tidak praktis. Seluruh kerugian yang timbul selama periode restrukturisasi diakui dalam Program Rekapitalisasi. Rencana restrukturisasi tersebut dirancang untuk menggabungkan usaha Bank Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan rekapitalisasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan Bank Mandiri juga mencakup:
Restrukturisasi kredit yang diberikan Restrukturisasi aset non-kredit yang diberikan Rasionalisasi kantor cabang di dalam dan luar negeri Rasionalisasi sumber daya manusia
Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 100 tanggal 24 Juli 1999, Bank Peserta Penggabungan secara hukum melakukan penggabungan usaha ke dalam Bank Mandiri. Akta penggabungan usaha tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-13.781.HT.01.04.TH.99 tanggal 29 Juli 1999 dan disetujui oleh Gubernur Bank Indonesia dengan Surat Keputusan No. 1/9/KEP.GBI/1999 tanggal 29 Juli 1999. Penggabungan tersebut dinyatakan sah oleh Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Jakarta Selatan melalui Surat Keputusan No. 09031827089 tanggal 31 Juli 1999.
Lampiran 5/1
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) b. Penggabungan Usaha (lanjutan) Pada tanggal efektif penggabungan usaha: Semua aset dan liabilitas Bank Peserta Penggabungan dialihkan ke Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan; Semua operasi dan aktivitas bisnis Bank Peserta Penggabungan dialihkan dan dioperasikan oleh Bank Mandiri; Bank Mandiri mendapat tambahan modal disetor sebesar Rp1.000.000 (satu juta Rupiah) (nilai penuh) atau setara dengan 1 (satu) lembar saham yang merupakan sisa saham yang dimiliki oleh Pemerintah pada masing-masing Bank Peserta Penggabungan (Catatan 39a dan 39b). Pada tanggal efektif dimaksud, Bank Peserta Penggabungan secara hukum dibubarkan tanpa proses likuidasi dan Bank Mandiri sebagai Bank Hasil Penggabungan menerima seluruh hak dan liabilitas dari Bank Peserta Penggabungan. c. Rekapitalisasi Dalam rangka mengatasi kondisi ekonomi yang memburuk di Indonesia pada sektor perbankan, pada tanggal 31 Desember 1998, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 tentang Program Rekapitalisasi Bank Umum yang bertujuan untuk meningkatkan permodalan bank umum agar dapat memenuhi Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio yang selanjutnya disebut “CAR”) minimum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Keikutsertaan bank umum dalam Program Rekapitalisasi didasarkan pada persyaratan dan prosedur yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut, Pemerintah antara lain harus melakukan Program Rekapitalisasi Bank Umum terhadap seluruh Bank Milik Negara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Umum yang berstatus “Bank Take Over” oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Pada tanggal 28 Mei 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999 (PP No. 52/1999) tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia pada Bank Mandiri melalui penerbitan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah oleh Menteri Keuangan dengan nilai maksimum Rp137.800.000. Pelaksanaan PP No. 52/1999 diatur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia No. 389/KMK.017/1999 dan No. 1/10/KEP/GBI tanggal 29 Juli 1999. Selama Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah tersebut belum diterbitkan, pada saat itu Bank Mandiri mengakui adanya “Tagihan kepada Pemerintah” sebesar Rp137.800.000 sesuai dengan penegasan Komitmen Pemerintah melalui surat dari Menteri Keuangan No. S-360/MK.017/1999 tanggal 29 September 1999 dan persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN melalui surat No. S-510/M-PBUMN/1999 tanggal 29 September 1999. Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 1/1/GBI/DPIP tanggal 11 Oktober 1999 perihal penerbitan Obligasi/Surat Utang Pemerintah dalam rangka penyertaan modal Pemerintah Republik Indonesia di Bank Mandiri, Bank Indonesia menyetujui tagihan kepada Pemerintah tersebut di atas termasuk dalam modal inti Bank Mandiri (Tier I) dalam perhitungan Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada tanggal 31 Juli 1999 sampai dengan 30 September 1999, dengan syarat bahwa selambat-lambatnya tanggal 15 Oktober 1999, Obligasi/Surat Utang Pemerintah telah diterima oleh Bank Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 1999 tanggal 24 Desember 1999 tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri dalam rangka Program Rekapitalisasi, Pemerintah menambah penyertaan modal sampai sejumlah maksimum Rp42.200.000, sehingga penyertaan secara keseluruhan menjadi setinggi-tingginya sebesar Rp180.000.000.
Lampiran 5/2
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) c. Rekapitalisasi (lanjutan) Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 dan No. 97 Tahun 1999 tersebut di atas, maka dalam Perjanjian Rekapitalisasi Sementara antara Pemerintah dengan Bank Mandiri beserta perubahannya, Pemerintah telah mengeluarkan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dalam 2 (dua) tahap, yaitu sebesar Rp103.000.000 pada tanggal 13 Oktober 1999 dan Rp75.000.000 pada tanggal 28 Desember 1999, sehingga pada tanggal 31 Desember 1999 jumlah keseluruhan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian tersebut menjadi sebesar Rp178.000.000. Berdasarkan Kontrak Manajemen pada tanggal 8 April 2000 antara Bank Mandiri dan Pemerintah, ditetapkan jumlah kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.931.000 atau lebih kecil dari jumlah Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah. Dari kelebihan tersebut, sebesar Rp1.412.000 digunakan sebagai tambahan modal disetor, sedangkan sisanya sebesar Rp2.657.000 dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 dalam bentuk Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebanyak 2.657.000 (dua juta enam ratus lima puluh tujuh ribu) unit. Sesuai Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-174/MK.01/2003 tanggal 24 April 2003 tentang pengembalian kelebihan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang sebelumnya digunakan sebagai tambahan modal, Bank Mandiri telah mengembalikan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah sebesar Rp1.412.000 kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 (Catatan 39b). Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (“KMK-RI”) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 dan KMK-RI No. 420/KMK-02/2003 tanggal 30 September 2003 yang antara lain memutuskan jumlah final tambahan penyertaan modal Pemerintah di Bank Mandiri sebesar Rp173.801.315 (Catatan 39b). d. Penawaran Umum Perdana Saham, Penawaran Umum Terbatas Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi Bank Mandiri Penawaran Umum Perdana Saham Bank Mandiri Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering yang selanjutnya disebut “IPO”) kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”) pada tanggal 2 Juni 2003 dan telah dinyatakan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam dan LK No. S-1551/PM/2003 tanggal 27 Juni 2003. Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdasarkan perubahan anggaran dasar yang dilaksanakan dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003 dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 6590. Pada tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri melakukan IPO atas 4.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B, dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham yang dijual dengan harga Rp675 (nilai penuh) per lembar saham. Penawaran umum kepada masyarakat tersebut merupakan divestasi atas 20,00% saham Bank Mandiri milik Pemerintah (Catatan 39a). Pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar Saham Biasa Seri B Bank Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. S-1187/BEJ.PSJ/07-2003 tanggal 8 Juli 2003 dan Bursa Efek Surabaya No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003.
Lampiran 5/3
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d. Penawaran Umum Perdana Saham, Penawaran Umum Terbatas Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi Bank Mandiri (lanjutan) Penawaran Umum Terbatas Saham Bank Mandiri Untuk penguatan struktur permodalan, Bank Mandiri meningkatkan modal ditempatkan dan disetor melalui Penawaran Umum Terbatas (“PUT”) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) dan terkait dengan PUT tersebut, Bank Mandiri telah menyampaikan pernyataan pendaftaran pertama dan kedua kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”) pada tanggal 26 Desember 2010 dan tanggal 18 Januari 2011. Bapepam dan LK berdasarkan Surat Pelaksana Ketua Bapepam dan LK No. S-807/BL/2011 tanggal 27 Januari 2011 menyatakan bahwa pendaftaran PUT dengan HMETD Bank Mandiri tersebut telah efektif dan juga telah memperoleh persetujuan pemegang saham sesuai hasil keputusan RUPS-LB tanggal 28 Januari 2011 sebagaimana terdapat dalam akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM No. 15 tanggal 25 Februari 2011 yang telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan bukti penerimaan laporan No. AHU-AH.01.10-07446 tanggal 10 Maret 2011 dan telah didaftarkan pada Daftar Perseroan No. AHU-0019617.AH.01.09 Tahun 2011 tanggal 10 Maret 2011. Jumlah HMETD yang diterbitkan Bank Mandiri adalah sebanyak 2.336.838.591 lembar saham dengan harga sebesar Rp5.000 (nilai penuh) per lembar yang telah ditetapkan pada tanggal 25 Januari 2011 dan pelaksanaan periode perdagangan HMETD dimulai tanggal 14 Februari 2011 sampai dengan 21 Februari 2011. Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas Bank Mandiri, tidak melaksanakan haknya untuk memperoleh HMETD, namun mengalihkannya kepada pemegang saham publik lainnya, sehingga komposisi persentase kepemilikan saham Pemerintah pada Bank Mandiri menjadi berkurang atau mengalami dilusi dari sebesar 66,68% sebelum periode pelaksanaan HMETD menjadi sebesar 60,00% setelah pelaksanaan HMETD. Perubahan Modal Saham Bank Mandiri Rincian Perubahan Modal Saham Ditempatkan dan Disetor (Catatan 39a) adalah sebagai berikut:
Setoran awal dalam pendirian oleh Pemerintah di tahun 1998 Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 1999 Penambahan modal disetor oleh Pemerintah di tahun 2003 Penurunan nilai nominal saham dari Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi Rp500 (nilai penuh)per saham melalui stock split di tahun 2003 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2004 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2005 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2006 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2006 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2007 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2007 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2007 Saham yang berasal dari konversi MSOP I pada tahun 2008 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2008 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2008 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2009 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2009 Saham yang berasal dari konversi MSOP II pada tahun 2010 Saham yang berasal dari konversi MSOP III pada tahun 2010 Penambahan modal melalui PUT dengan HMETD pada tahun 2011
Jumlah saham 4.000.000 251.000 4.251.000 5.749.000 10.000.000 20.000.000.000 132.854.872 122.862.492 71.300.339 304.199.764 40.240.621 343.135 77.750.519 8.107.633 399.153 147.589.260 86.800 64.382.217 6.684.845 19.693.092 2.336.838.591 23.333.333.333
Lampiran 5/4
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) d. Penawaran Umum Perdana Saham, Penawaran Umum Terbatas Saham, Perubahan Modal Saham dan Obligasi Subordinasi Bank Mandiri (lanjutan) Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Bank Mandiri Pada tanggal 3 Desember 2009, Bank Mandiri mendapat persetujuan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan suratnya No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009 untuk melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 dengan nilai nominal sebesar Rp3.500.000. Pada tanggal 14 Desember 2009, obligasi tersebut telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia (Catatan 36). e. Kuasi-Reorganisasi Untuk menghilangkan konsekuensi negatif karena dibebani dengan saldo rugi, Bank Mandiri melakukan kuasi-reorganisasi sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (“RUPS-LB”) tanggal 29 Mei 2003. Penyesuaian kuasi-reorganisasi telah dibukukan pada tanggal 30 April 2003, di mana saldo rugi sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham. Anggaran Dasar Bank Mandiri telah mengalami perubahan sehubungan dengan perubahan tambahan modal disetor karena adanya kuasi-reorganisasi sesuai dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 130 tanggal 29 September 2003 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-25309.HT.01.04.TH.2003 tanggal 23 Oktober 2003 dan diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 910 tanggal 23 Oktober 2003, Tambahan No. 93. Pada tanggal 30 Oktober 2003, RUPS-LB Bank Mandiri menyetujui kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003 tersebut sebagaimana terdapat dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No. 165 tanggal 30 Oktober 2003. f.
Divestasi Kepemilikan Saham oleh Pemerintah Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah telah melakukan divestasi lanjutan atas 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B melalui private placements (Catatan 39a).
g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi Anak Perusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Persentase Kepemilikan Nama Anak Perusahaan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) PT Usaha Gedung Mandiri PT Bumi Daya Plaza Bank Mandiri (Europe) Limited (BMEL) PT Mandiri Sekuritas PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (MIR) PT AXA Mandiri Financial Services PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI)*) *) **)
Jenis Usaha
Kedudukan
Perbankan Syariah Pengelolaan Properti Pengelolaan Properti Perbankan Sekuritas Perbankan Pembiayaan Konsumen
Jakarta Jakarta Jakarta London Jakarta Denpasar Jakarta
Layanan Remittance Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian
Kuala Lumpur Jakarta Jakarta
Efektif sejak tanggal 11 Oktober 2011 Efektif sejak tanggal 27 Desember 2012
Lampiran 5/5
2012
2011
99,99 99,00 93,33 100,00 99,99**) 81,46 51,00
99,99 99,00 93,33 100,00 95,69 81,46 51,00
100,00 51,00 60,00
100,00 51,00 60,00
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) Jumlah aset Anak Perusahaan tersebut pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (sebelum eliminasi) masing-masing berjumlah Rp78.782.852 dan Rp68.301.466 atau 12,39% dan 12,38% dari jumlah aset konsolidasian. PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha bank dengan prinsip perbankan syariah, didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 15 Juni 1955 dengan nama PT Bank Industri Nasional (“PT Bina”). Selanjutnya PT Bina berubah menjadi PT Bank Maritim Indonesia pada tanggal 12 September 1968 dan kemudian berubah menjadi PT Bank Susila Bhakti pada tanggal 6 Juni 1974, yang merupakan Anak Perusahaan dari BDN. Perubahan nama perusahaan terakhir adalah berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 23 tanggal 8 September 1999, yaitu menjadi PT Bank Syariah Mandiri. BSM memperoleh ijin usaha sebagai bank umum berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 275122/U.M.II pada tanggal 19 Desember 1995 dan memulai kegiatan operasionalnya secara syariah pada tahun 1999. Pada tanggal 18 Maret 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam bentuk tunai pada Anak Perusahaan, BSM sebesar Rp200.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Januari 2011 dan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 28 Februari 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut. Pada tanggal 29 Desember 2011, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam bentuk tunai pada Anak Perusahaan, BSM sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 27 Desember 2011 dan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 29 Desember 2011 atas penambahan penyertaan modal tersebut. Pada tanggal 21 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam bentuk tunai pada Anak Perusahaan, BSM sebesar Rp300.000. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 21 Desember 2012 dan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 21 Desember 2012 atas penambahan penyertaan modal tersebut. PT Usaha Gedung Mandiri PT Usaha Gedung Mandiri (“UGM”, dahulu PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara (“UGBDN”)) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan jasa pengelolaan dan penyewaan gedung, didirikan berdasarkan akta notaris Abdul Latief, S.H., No. 104 tanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta dan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun tersebut. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Hadijah, SH nomor 11 tanggal 9 Mei 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-32285.AHA.01.02 Tahun 2011 tanggal 28 Juni 2011. UGBDN memiliki 25,00% modal saham di PT Pengelola Investama Mandiri (“PIM”), suatu perusahaan yang didirikan untuk mengelola penyertaan-penyertaan ex-legacy yang kepemilikannya sudah dialihkan menjadi kepemilikan atas nama PIM. Perubahan nama UGBDN menjadi UGM dilaksanakan pada tanggal 9 November 2012, sesuai Akta perubahan anggaran dasar No. 44 tanggal 26 September 2012 yang ditandatangani oleh Notaris Hadijah, S.H., MKn mengenai perubahan logo entitas dan perubahan nama Perseroan, dari semula bernama PT Usaha Gedung Bank Dagang Negara menjadi bernama PT Usaha Gedung Mandiri. Anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-57420.AH.01.02 pada tanggal 9 November 2012.
Lampiran 5/6
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT Bumi Daya Plaza PT Bumi Daya Plaza (“BDP”) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan jasa pengelolaan dan penyewaan gedung, didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan akta notaris Ny. Subagyo Reksodipuro, S.H., No. 33 tanggal 22 Desember 1978 dan memulai kegiatan operasionalnya pada tahun tersebut. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dimana perubahan terakhir telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. AHU-27050.AH.01.02. Tahun 2010, tanggal 26 Mei 2010. Perubahan tersebut telah terdaftar di Daftar Perseroan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU0040061.AH.01.09. Tahun 2010 tanggal 26 Mei 2010. BDP memiliki 75,00% modal saham PIM. Bank Mandiri (Europe) Limited Bank Mandiri (Europe) Limited (“BMEL”) didirikan di London, Inggris pada tanggal 22 Juni 1999 berdasarkan “The Companies Act 1985 of the United Kingdom”. BMEL didirikan melalui konversi dari Bank Exim cabang London menjadi Anak Perusahaan dan efektif beroperasi sejak 31 Juli 1999. BMEL yang berlokasi di London, Inggris, bertindak sebagai bank komersial untuk mewakili kepentingan Bank Mandiri. PT Mandiri Sekuritas PT Mandiri Sekuritas didirikan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2000 berdasarkan akta notaris Ny. Vita Buena, S.H., menggantikan Notaris Sutjipto, S.H., No. 116 melalui penggabungan usaha PT Bumi Daya Sekuritas (“BDS”), PT Exim Sekuritas (“ES”) dan PT Merincorp Securities Indonesia (“MSI”) yang ditempuh dengan cara meleburkan BDS dan ES ke dalam MSI. MSI memperoleh ijin usaha sebagai perantara perdagangan portofolio efek dan penjamin emisi portfolio efek dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (“Bapepam”) berdasarkan surat keputusan No. KEP-12/PM/1992 dan No. KEP-13/PM/1992 dan memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal 23 Januari 1992. Penggabungan usaha tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia pada tanggal 25 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan No. C-18762.HT.01.01-TH.2000 dan ijin usaha yang diperoleh MSI sebelumnya masih bisa tetap digunakan oleh PT Mandiri Sekuritas. PT Mandiri Sekuritas memiliki 99,90% dari total saham PT Mandiri Manajemen Investasi, Anak Perusahaan yang didirikan tanggal 26 Oktober 2004 dan bergerak di bidang manajemen dan penasehat investasi. Pada tanggal 28 Desember 2012, Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam bentuk tunai pada Anak Perusahaan, Mandiri Sekuritas sebesar Rp29.512. Bank Mandiri telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat tertanggal 31 Oktober 2012 dan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat (circular resolution) tertanggal 27 Desember 2012 atas penambahan penyertaan modal tersebut. Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada Mandiri Sekuritas meningkat dari 95,69% menjadi 99,99% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan Mandiri Sekuritas. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Sinar Harapan Bali (“BSHB”) didirikan pada tanggal 3 November 1992 berdasarkan akta notaris Ida Bagus Alit Sudiatmika, S.H., No. 4 di Denpasar. BSHB memperoleh ijin usaha berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 77/KMK.017/1994 dan memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal 10 Maret 1999. Pada tanggal 3 Mei 2008 dilangsungkan penandatanganan Akta Akuisisi antara pemegang saham BSHB dan Bank Mandiri, sebagaimana tertuang dalam Akta Akuisisi No. 4 tanggal 3 Mei 2008 dibuat oleh I Wayan Sugitha, S.H., Notaris di Denpasar. Penandatanganan Akta Akuisisi ini menandai awal kepemilikan Bank Mandiri atas 80,00% saham BSHB, dimana selanjutnya pengelolaan BSHB akan dilakukan secara terpisah dari Bank Mandiri sebagai bank yang tetap berdiri sendiri (standalone bank) dengan fokus utama pada pengembangan bisnis Mikro dan Usaha Kecil.
Lampiran 5/7
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT Bank Sinar Harapan Bali (lanjutan) Pada tanggal 22 Oktober 2009, Bank telah melakukan penambahan penyertaan modal pada BSHB sebesar 1,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh, atau sebesar Rp1.460.657.000 (nilai penuh) dengan melakukan pembelian seluruh saham BSHB yang dimiliki oleh Direktur Utama sebanyak 2.921.314 lembar saham, sebagaimana terdapat dalam Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 22 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ni Wayan Widastri, S.H., Notaris di Denpasar, Bali. Penambahan penyertaan modal Bank Mandiri pada BSHB tersebut dilaksanakan dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Penambahan penyertaan Bank Mandiri di BSHB telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana terdapat dalam surat No. 11/103/DPB1/TPB1-1 tanggal 21 Agustus 2009. Setelah dilaksanakannya penambahan penyertaan modal tersebut, porsi kepemilikan Bank Mandiri pada BSHB meningkat dari 80,00% menjadi 81,46% dari total seluruh saham yang telah dikeluarkan BSHB dengan total nilai penyertaan sebesar Rp81.461 dari semula Rp80.000. Goodwill yang timbul dari akuisisi BSHB sebesar Rp19.219 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp3.844 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp8.969. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menghentikan amortisasi goodwill dan secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis” (lihat Catatan 2s). PT Mandiri Tunas Finance PT Mandiri Tunas Finance (“MTF”, dahulu PT Tunas Financindo Sarana (“TFS”)) adalah perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen. MTF didirikan berdasarkan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262 tanggal 17 Mei 1989 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Kegiatan komersial MTF dimulai tahun 1989. MTF memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dalam bidang sewa menyewa biasa, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan surat keputusan No. 1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001. Sesuai dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM pada tanggal 6 Februari 2009, dilakukan penandatanganan akta jual beli antara pemegang saham MTF (PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama) dengan Bank Mandiri, dimana Bank Mandiri mengakuisisi 51,00% kepemilikan saham atas MTF melalui pembelian 1.275.000.000 lembar saham MTF (nilai nominal Rp100 (nilai penuh)) per lembar saham dengan harga Rp290.000. Pengalihan 51,00% kepemilikan kepada Bank Mandiri ini telah disahkan dalam RUPS-LB MTF sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS-LB No. 8 tanggal 6 Februari 2009 dan telah dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana ditegaskan melalui Surat Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHUAH.01.10-01575 tertanggal 11 Maret 2009. Akuisisi ini juga telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/3/DPB1/TPB1-1 tertanggal 8 Januari 2009.
Lampiran 5/8
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT Mandiri Tunas Finance (lanjutan) Perubahan nama TFS menjadi MTF dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2009, sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Tunas Financindo Sarana No. 181 tanggal 26 Juni 2009 yang ditandatangani oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi. Anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-4056.AH.01.02.TH.09 pada tanggal 26 Agustus 2009. Goodwill yang timbul dari akuisisi MTF sebesar Rp156.807 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp31.361 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp96.697. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menghentikan amortisasi goodwill dan secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis” (lihat Catatan 2s). Mandiri International Remittance Sendirian Berhad Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (“MIR”) merupakan Anak Perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan menjadi badan hukum Malaysia sejak tanggal 17 Maret 2009 dengan registrasi No. 850077-P. MIR merupakan perusahaan penyedia jasa pengiriman uang (remittances) di bawah ketentuan Bank Negara Malaysia (“BNM”). MIR telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia (“BI”) melalui surat No. 10/548/DPB1 tanggal 14 November 2008 dan persetujuan dari BNM untuk melakukan kegiatan operasional melalui surat No. KL.EC.150/1/8562 tanggal 18 November 2009. Pembukaan kantor MIR dilakukan pada tanggal 29 November 2009 yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelayanan MIR masih terbatas pada jasa pengiriman uang kepada rekening di Bank Mandiri. PT AXA Mandiri Financial Services PT AXA Mandiri Financial Services ("AXA Mandiri") merupakan perusahaan Joint Venture antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank Mandiri”) dengan National Mutual International Pty Ltd (“NMI”) yang bergerak dibidang Asuransi Jiwa. AXA Mandiri didirikan dengan nama PT Asuransi Jiwa Staco Raharja pada 30 September 1991 dengan akta notaris Muhani Salim, S.H., No. 179. Akta pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat No. C26144.HT.01.01.TH.91 tanggal 28 Oktober 1991. Perusahaan mendapatkan surat keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP.605/KM.13/1991 tentang Pemberian Ijin Usaha Asuransi Jiwa Nasional dan memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal 4 Desember 1991. Nama perusahaan lalu berubah menjadi PT Asuransi Jiwa Mandiri dan selanjutnya berubah menjadi PT AXA Mandiri Financial Services. Perubahan ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam surat No. C-28747.HT.01.04.TH.2003 pada tanggal 10 Desember 2003 dan diumumkan pada Lembaran Berita Negara No. 64, Tambahan No. 7728 tanggal 10 Agustus 2004 dengan komposisi pemegang saham NMI sebesar 51,00% dan Bank Mandiri sebesar 49,00%. Pada Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 17 Mei 2010 (dalam pasal 7), pemegang saham Bank Mandiri telah menyetujui pembelian saham oleh Bank sebesar 2,00% dari jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh secara langsung dari NMI.
Lampiran 5/9
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT AXA Mandiri Financial Services (lanjutan) Pada tanggal 20 Agustus 2010, Bank Mandiri menandatangani perjanjian jual beli (Akta Jual Beli AJB) atas pembelian 2.027.844 (dua juta dua puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh empat) lembar saham (seharga Rp48.427) atau 2,00% dari saham ditempatkan dan disetor penuh dari NMI di hadapan notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. Penambahan kepemilikan di AXA Mandiri telah disetujui oleh Bank Indonesia melalui suratnya No. 12/71/DPB1/TPB1-1 pada tanggal 22 Juli 2010. Setelah pembelian ini persentase kepemilikan Bank pada AXA Mandiri meningkat menjadi 51,00%. Goodwill yang timbul dari akuisisi AXA Mandiri sebesar Rp40.128 diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 (lima) tahun dengan pertimbangan atas estimasi manfaat ekonomis atas goodwill tersebut. Beban amortisasi goodwill periode 20 Agustus 2010 sampai dengan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp2.934 dan telah dibebankan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Saldo goodwill yang belum diamortisasi pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp37.194. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menghentikan amortisasi goodwill dan secara berkala melakukan evaluasi terhadap penurunan nilai goodwill tersebut sesuai PSAK 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis” (lihat Catatan 2s). PT Mandiri AXA General Insurance PT Mandiri AXA General Insurance (“MAGI”) merupakan perusahaan ventura bersama antara Bank Mandiri dengan AXA Société Anonyme yang bergerak di bidang asuransi kerugian. MAGI sebelumnya bernama PT Maskapai Asuransi Dharma Bangsa (PT Insurance Society Dharma Bangsa Ltd) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 109 tanggal 28 Juli 1961 di Jakarta dan memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Daftar Penetapan Menteri Kehakiman No. J.A.5/11/4 tanggal 20 Januari 1962. Nama perusahaan PT Maskapai Asuransi Dharma Bangsa mengalami perubahan menjadi PT Asuransi Dharma Bangsa dengan Akta Notaris Imas Fatimah, S.H. No. 54 tanggal 17 Desember 1997 dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. C22421.HT.01.04.TH.98 tanggal 26 Maret 1998. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mandiri tanggal 23 Mei 2011, pemegang saham Bank Mandiri telah menyetujui rencana penyertaan modal oleh Bank Mandiri dalam bentuk akuisisi atas 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Asuransi Dharma Bangsa. Penyertaan modal Bank Mandiri pada PT Asuransi Dharma Bangsa tersebut telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia melalui suratnya No. 13/59/DPB1/TPB1-1 pada tanggal 28 Juli 2011. Pada tanggal 11 Oktober 2011, Bank Mandiri melakukan pembelian 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham baru yang diterbitkan oleh PT Asuransi Dharma Bangsa dengan total nilai Rp60.000 dan telah dicatatkan dalam Akta Akuisisi Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 23 tanggal 11 Oktober 2011. Setelah pembelian saham tersebut, Bank Mandiri menjadi pemegang saham PT Asuransi Dharma Bangsa dengan persentase kepemilikan sebesar 60,00% yang telah disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham PT Asuransi Dharma Bangsa sesuai Akta Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 22 tanggal 11 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-AH.01.10-10-33252 tanggal 17 Oktober 2011 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Asuransi Dharma Bangsa. Selanjutnya, nama perusahaan PT Asuransi Dharma Bangsa telah diubah menjadi PT Mandiri AXA General Insurance sesuai dengan Akta Notaris Yualita Widyadhari, S.H. No. 90 tanggal 18 Oktober 2011 dan telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia serta telah diterima melalui suratnya No. AHU-51976.AH.01.02 tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Mandiri AXA General Insurance.
Lampiran 5/10
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) g. Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi (lanjutan) PT Mandiri AXA General Insurance (lanjutan) Dalam menjalankan usahanya, MAGI telah memperoleh izin usaha dari Biro Perasuransian Bapepam dan LK Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui surat No. S-12583/BL/2011 tanggal 22 November 2011 perihal Penyampaian Salinan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pemberlakuan Izin Usaha di Bidang Asuransi Kerugian Sehubungan Perubahan Nama PT Asuransi Dharma Bangsa menjadi PT Mandiri AXA General Insurance. h. Struktur dan Manajemen Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 - 38 Jakarta Selatan, Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, struktur dan jumlah kantor dalam dan luar negeri Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 2012*) Kantor wilayah dalam negeri Cabang dalam negeri: Kantor Area Kantor Branch Kantor Mandiri Mitra Usaha Cash Outlet
Cabang luar negeri *)
2011*) 12
12
68 949 502 291 1.810
66 937 300 234 1.537
5
5
Tidak diaudit.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank Mandiri memiliki cabang-cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Timor Leste dan Shanghai (Republik Rakyat Cina). Bank Mandiri telah memperoleh ijin pendirian cabang dari China Banking Regulatory Commission pada tanggal 3 November 2010. Kantor cabang Shanghai mulai beroperasi pada tanggal 17 November 2011. Untuk mendukung pencapaian visi Bank Mandiri, yaitu “To be Indonesia’s most admired and progressive financial institution”, Bank Mandiri mengubah struktur organisasinya menjadi Strategic Business Units (SBU). Secara garis besar, SBU dimaksud terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu: 1. Business Units, berfungsi sebagai motor utama pengembangan bisnis Bank yang terdiri dari 6 (enam) Direktorat yaitu Institutional Banking, Corporate Banking, Commercial & Business Banking, Consumer Finance, Micro & Retail Banking dan Treasury, Financial Institution & Special Asset Management; 2. Corporate Center, berfungsi untuk menangani hal-hal strategis korporasi serta dukungan kebijakan perseroan yang terdiri dari 3 (tiga) Direktorat yaitu Risk Management, Compliance & Human Capital dan Finance & Strategy; 3. Shared Services berupa supporting unit yang mendukung operasional Bank secara keseluruhan yang ditangani oleh Direktorat Technology & Operations.
Lampiran 5/11
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) h. Struktur dan Manajemen (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 2012
Dewan Komisaris Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
: : : : : : :
Edwin Gerungan Muchayat Cahyana Ahmadjayadi Wahyu Hidayat Pradjoto Gunarni Soeworo Krisna Wijaya
2011
Edwin Gerungan Muchayat Mahmuddin Yasin Cahyana Ahmadjayadi Pradjoto Gunarni Soeworo Krisna Wijaya
2012
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Institutional Banking Direktur Risk Management Direktur Micro & Retail Banking Direktur Compliance & Human Capital Direktur Finance & Strategy Direktur Corporate Banking Direktur Commercial & Business Banking Direktur Technology & Operations Direktur Treasury, Financial Institution & Special Asset Management
: : : : : : : : : :
Zulkifli Zaini Riswinandi Abdul Rachman Sentot A. Sentausa Budi Gunadi Sadikin Ogi Prastomiyono Pahala N. Mansury Fransisca N. Mok Sunarso Kresno Sediarsi
: Royke Tumilaar
2011
Zulkifli Zaini Riswinandi Abdul Rachman Sentot A. Sentausa Budi Gunadi Sadikin Ogi Prastomiyono Pahala N. Mansury Fransisca N. Mok Sunarso Kresno Sediarsi Royke Tumilaar
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Komite Audit Bank Mandiri terdiri dari: 2012
Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota *)
: : : : : :
Gunarni Soeworo Krisna Wijaya Cahyana Ahmadjayadi *) Wahyu Hidayat Zulkifli Djaelani Imam Soekarno
2011
Gunarni Soeworo Krisna Wijaya Cahyana Ahmadjayadi Zulkifli Djaelani Imam Soekarno
Sesuai Surat Keputusan Direksi No. KEP.DIR/322/2012 tanggal 6 Desember 2012 tentang Pengangkatan Anggota Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Mandiri terdiri dari: 2012
Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Sekretaris (ex-officio) *)
: : : : : : : :
Edwin Gerungan Muchayat Pradjoto Gunarni Soeworo Krisna Wijaya Cahyana Ahmadjayadi *) Wahyu Hidayat *) Alex Denni
2011
Edwin Gerungan Muchayat Gunarni Soeworo Mahmuddin Yasin Pradjoto Cahyana Ahmadjayadi Krisna Wijaya Sanjay Bharwani
Sesuai Surat Keputusan Direksi No. KEP.DIR/322/2012 tanggal 6 Desember 2012 tentang Pengangkatan Anggota Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Lampiran 5/12
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM (lanjutan) h. Struktur dan Manajemen (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance Bank Mandiri terdiri dari: 2012
Ketua merangkap anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Sekretaris (ex-officio)
: : : : : : :
Pradjoto Edwin Gerungan Muchayat Cahyana Ahmadjayadi Krisna Wijaya Tama Widjaja Lisana Irianiwati
2011
Pradjoto Edwin Gerungan Muchayat Cahyana Ahmadjayadi Krisna Wijaya Tama Widjaja Lisana Irianiwati
Jumlah karyawan Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah 30.762 orang dan 27.907 orang (tidak diaudit).
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak Perusahaan (“Grup”) ini diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 25 Februari 2013. Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank dan Anak Perusahaan adalah seperti dijabarkan di bawah ini: Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan seluruh instrumen derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Laporan keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 101 (Revisi 2011) “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK 102 “Akuntansi Murabahah”, PSAK 104 “Akuntansi Istishna”, PSAK 105 “Akuntansi Mudharabah”, PSAK 106 “Akuntansi Musyarakah”, PSAK 107 “Akuntansi Ijarah”, PSAK 110 “Akuntansi Sukuk”, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2003 dan standar akuntansi keuangan lain yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia dan Bapepam dan LK. Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di Catatan 3.
Lampiran 5/13
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah (“Rp”), kecuali dinyatakan lain.
b.
Perubahan Kebijakan Akuntansi Pada tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan pernyataan standar akuntansi keuangan (“PSAK”) dan interpretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang berlaku efektif sejak tanggal tersebut. Perubahan kebijakan akuntansi Grup telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi. Penerapan standar dan intepretasi baru atau revisi, yang relevan dengan operasi Grup dan memberikan dampak pada laporan keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut: b.i. PSAK 60 - Instrumen Keuangan: Pengungkapan Standar yang baru menggabungkan dan memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada sebelumnya dan menambahkan beberapa pengungkapan baru. Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan mampu mengevaluasi kinerja dan posisi keuangan instrumen keuangan yang signifikan milik perusahaan. PSAK 60 berisi pengungkapan pengungkapan baru atas risiko-risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa peraturan baru yang penting antara lain: (1) Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko, antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; (2) Penambahan pengungkapan untuk item-item yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif, dimana keuntungan dan kerugian dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan; dan (3) Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hierarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Grup telah menyertakan pengungkapan yang dipersyaratkan PSAK 60 pada laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012. Grup juga telah memilih untuk melakukan penerapan dini Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan atas PSAK 60 (lihat Catatan 65). b.ii. PSAK 62 - Kontrak Asuransi Beberapa revisi pada standar ini yang mempunyai dampak bagi Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Anak Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi ketentuan mengenai pemisahan komponen deposit dari komponen asuransi dengan ketentuan sebagai berikut: - Pemisahaan disyaratkan, jika kedua kondisi berikut terpenuhi (i) Anak Perusahaan dapat mengukur komponen deposit (termasuk opsi penyerahan melekat) secara terpisah (yaitu tanpa mempertimbangkan komponen asuransi) dan (ii) kebijakan akuntansi Anak Perusahaan tidak mensyaratkan untuk mengakui seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari komponen deposit tersebut;
Lampiran 5/14
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) b.ii. PSAK 62 - Kontrak Asuransi (lanjutan) -
Pemisahan diizinkan, tetapi tidak disyaratkan, jika Anak Perusahaan dapat mengukur komponen deposit secara terpisah, tetapi kebijakan akuntansi Anak Perusahaan mensyaratkan untuk mengakui seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari komponen deposit, terlepas dari dasar yang digunakan untuk mengukur hak dan kewajiban tersebut; dan - Pemisahaan tidak diizinkan jika Anak Perusahaan tidak dapat mengukur komponen deposit secara terpisah. b. Anak Perusahaan diharuskan menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah liabilitas asuransi yang diakui telah mencukupi, dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan berdasarkan kontrak asuransi. Jika penilaian tersebut menunjukkan bahwa nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan dengan estimasi arus kas masa depan, maka seluruh kekurangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. c. Anak Perusahaan menampilkan nilai dari aset reasuransi. Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK 62 ini dan tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Anak Perusahaan. b.iii. PSAK 36 (Revisi 2010) - Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa Beberapa revisi penting pada standar ini yang relevan bagi Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: a. Anak Perusahaan diharuskan menghitung liabilitas manfaat polis masa depan yang mencerminkan nilai kini estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan termasuk seluruh opsi yang disediakan, nilai kini estimasi seluruh biaya yang dikeluarkan dan juga mempertimbangkan penerimaan premi dimasa depan. Jika Anak Perusahaan tidak memiliki data yang memadai untuk melakukan perhitungan, maka Anak Perusahaan dapat menggunakan kebijakan akuntansi sebelumnya. b. Anak Perusahaan diharuskan melakukan tes kecukupan liabilitas sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan estimasi terbaik tingkat diskonto yang mencerminkan kondisi terkini dan risiko yang melekat pada liabilitas. c. Anak Perusahaan menyajikan nilai dari aset reasuransi. Anak Perusahaan telah menerapkan PSAK 36 (Revisi 2010) ini dan tidak terdapat dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Anak Perusahaan. b.iv. Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi Sejak tanggal 1 Januari 2012, berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, definisi Entitas yang berelasi dengan Pemerintah adalah entitas di bawah pengendalian Menteri Keuangan atau Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang saham dari Bank. Sebelum 1 Januari 2012, definisi Entitas yang berelasi dengan Pemerintah mengikuti PSAK 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi” yaitu meliputi transaksi Obligasi Pemerintah dan transaksi antara Bank Mandiri dengan Badan Usaha Milik Negara dan entitas-entitas yang dimiliki/dikendalikan oleh Pemerintah, kecuali Direktorat Jenderal Pajak diperlakukan sebagai transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Informasi komparatif telah disajikan kembali (lihat Catatan 54). Lihat Catatan 2f untuk definisi dan kebijakan akuntansi transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
Lampiran 5/15
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan) b.v. PPSAK 11 - Pencabutan PSAK 39 - Akuntansi Kerjasama Operasi Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank memiliki kerjasama operasi dalam bentuk BOT (Build Operate Transfer) dengan pengembang, yang akan jatuh tempo pada tahun 2014 dan 2016. Pencabutan PSAK 39 sejak 1 Januari 2012 menyebabkan perlakuan akuntansi transaksi BOT mengacu kepada PSAK 16 (Revisi 2011) - Aset Tetap dan berlaku retrospektif. Tidak terdapat dampak yang material atas pencabutan PSAK ini terhadap laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan sehingga dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian untuk periode sebelum 1 Januari 2012 dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Penerapan standar (PSAK) dan interpretasi (ISAK) baru/revisi berikut yang relevan namun tidak mempunyai dampak signifikan terhadap kebijakan akuntansi Grup maupun jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian Grup periode berjalan atau periode sebelumnya: -
PSAK 10 (Revisi 2010) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, PSAK 13 (Revisi 2011) - Properti Investasi, PSAK 16 (Revisi 2011) - Aset Tetap, PSAK 18 (Revisi 2010) - Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya, PSAK 24 (Revisi 2010) - Imbalan Kerja, PSAK 26 (Revisi 2011) - Biaya Pinjaman, PSAK 28 (Revisi 2010) - Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, PSAK 30 (Revisi 2011) - Sewa, PSAK 46 (Revisi 2010) - Pajak Penghasilan, PSAK 50 (Revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 53 (Revisi 2010) - Pembayaran Berbasis Saham, PSAK 55 (Revisi 2011) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 56 (Revisi 2011) - Laba Per saham, PSAK 61 - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, PSAK 63 - Laporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi, PSAK 64 - Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral, ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, ISAK 15 - PSAK 24 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya, ISAK 19 - Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali Dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi, ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya, ISAK 23 - Sewa Operasi-Insentif, ISAK 24 - Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa, ISAK 25 - Hak Atas Tanah, dan ISAK 26 - Penilaian Ulang Derivatif Melekat
Pencabutan PSAK dan ISAK di bawah ini tidak mempunyai dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: -
PSAK 11 - Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing, PSAK 27 - Akuntansi Perkoperasian, PSAK 29 - Akuntansi Minyak dan Gas Bumi, PSAK 44 - Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate, PSAK 47 - Akuntansi Tanah, PSAK 52 - Mata Uang Pelaporan, ISAK 4 - Alternatif Perlakuan yang Diijinkan atas Selisih Kurs, dan ISAK 5 - Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual
Lampiran 5/16
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan A.
Aset keuangan Grup mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (b) pinjaman yang diberikan dan piutang, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (a)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang diklasifikasikan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah dimiliki untuk mencadangkan liabilitas asuransi Anak Perusahaan yang diukur pada nilai wajar dari aset terkait. Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
(b)
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: -
-
yang dimaksudkan oleh Grup untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau dalam hal Grup mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Lampiran 5/17
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) A.
Aset keuangan (lanjutan) (b)
Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan) Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi konsolidasian dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
(c)
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Grup mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: -
aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; aset keuangan yang ditetapkan oleh Grup dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan aset keuangan yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan konsolidasian sebagai “Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”. (d)
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs untuk instrumen utang, untuk instrumen ekuitas, laba rugi selisih kurs diakui sebagai bagian dari ekuitas, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Lampiran 5/18
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) A.
Aset keuangan (lanjutan) Pengakuan Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat transaksi efek-efek dan Obligasi Pemerintah. Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
B.
Liabilitas keuangan Grup mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan dari laporan posisi keuangan konsolidasian ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. (a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Grup untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian sebagai “Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika Grup pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2011), instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. (b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Amortisasi suku bunga efektif diakui sebagai “Beban bunga”.
Lampiran 5/19
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) C.
Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Grup melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Agunan yang diserahkan oleh Grup di dalam perjanjian dijual dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending dan borrowing tidak dihentikan pengakuannya karena Grup secara substansial masih memiliki seluruh risiko dan manfaat atas agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian kembali telah ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi.
D.
Reklasifikasi aset keuangan Grup tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Grup tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: (a) dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; (b) terjadi setelah Grup telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Grup telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau (c) terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Grup, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Grup. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian harus diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Lampiran 5/20
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) E.
Klasifikasi atas instrumen keuangan Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi instrumen keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011)
Golongan (ditentukan oleh Bank dan Anak Perusahaan)
Sub-golongan Efek-efek
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan
Obligasi Pemerintah Tagihan derivatif - Tidak terkait lindung nilai
Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit-Linked
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah
Aset lain-lain
Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis
Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
Efek-efek Obligasi Pemerintah Efek-efek
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Obligasi Pemerintah Penyertaan saham
Lampiran 5/21
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) E.
Klasifikasi atas instrumen keuangan (lanjutan) Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2011) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Golongan (ditentukan oleh Bank dan Anak Perusahaan) Liabilitas keuangan dalam kelompok diperdagangkan
Sub-golongan Liabilitas derivatif - tidak terkait lindung nilai Giro
Simpanan nasabah
Tabungan Deposito berjangka Giro dan tabungan
Simpanan dari bank lain
Inter-bank call money Deposito berjangka
Liabilitas atas efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas akseptasi Liabilitas keuangan
Efek-efek yang diterbitkan Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
Beban yang masih harus dibayar Utang transaksi nasabah Setoran jaminan Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar Liabilitas lain-lain
Utang klaim Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Liabilitas transaksi UPAS
Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Rekening administratif
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Garansi yang diberikan Standby letters of credit
F.
Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Lampiran 5/22
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) G.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: 1. kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; 2. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; 3. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut; 4. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; 5. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau 6. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi. Khusus untuk kredit yang diberikan, Grup menggunakan kriteria tambahan untuk menentukan bukti obyektif penurunan nilai sebagai berikut: 1. Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet (kredit non-performing) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Sejak 24 Oktober 2012, Grup mengikuti PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. 2. Semua kredit yang direstrukturisasi. Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang secara individual mengalami penurunan nilai yang signifikan, dengan menggunakan metode discounted cash flows. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai, dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Lampiran 5/23
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) G.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik yang jumlahnya signifikan maupun tidak signifikan, maka aset keuangan tersebut akan dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan penurunan nilai kelompok aset keuangan tersebut dilakukan secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Dalam melakukan evaluasi penurunan nilai kredit, Bank menetapkan portofolio kredit menjadi 3 kategori, sebagai berikut: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan jika terjadi penurunan nilai akan berdampak cukup material bagi laporan keuangan konsolidasian, yaitu kredit dengan Gross Annual Sales (GAS) Corporate dan Commercial, serta kredit dengan GAS di luar Corporate dan Commercial dengan baki debet lebih besar dari Rp5.000; 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan, yaitu GAS Business, Micro dan Consumer dengan baki debet lebih kecil atau sama dengan Rp5.000; dan 3. Kredit yang direstrukturisasi. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; atau 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Perhitungan penurunan nilai secara individu Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai dimasa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Lampiran 5/24
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) G.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Perhitungan penurunan nilai secara individu (lanjutan) Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Bank menggunakan metode fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; atau 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan aspek legal pengikatan agunan. Perhitungan penurunan nilai secara kolektif Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit seperti mempertimbangkan segmentasi kredit dan status tunggakan. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh liabilitas yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Grup menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga) tahun. Pada migration analysis method, manajemen menentukan estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian untuk setiap portofolio yang diidentifikasi, yaitu 12 bulan, kecuali untuk segmen mikro dimana estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian adalah 9 bulan. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
Lampiran 5/25
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) G.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (a) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan) Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (lanjutan) Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai pemulihan dari cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya. (b) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Lihat Catatan 2c.(G).(a) untuk kriteria bukti obyektif adanya penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut diatas untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. (c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang mengharuskan penerbit untuk melakukan pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrumen utang. Jaminan keuangan tersebut diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan badan-badan lainnya atas nama debitur untuk menjamin kredit dan fasilitas-fasilitas perbankan lainnya.
Lampiran 5/26
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Instrumen Keuangan (lanjutan) G.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) (c) Kontrak jaminan keuangan dan komitmen (lanjutan) Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan konsolidasian sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal. Setelah pengakuan awal, liabilitas Bank atas jaminan tersebut diukur pada jumlah yang lebih tinggi antara jumlah awal, dikurangi amortisasi provisi, dan estimasi terbaik dari jumlah yang diharapkan akan terjadi untuk menyelesaikan jaminan tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan pengalaman transaksi yang sejenis dan kerugian historis masa lalu, dilengkapi dengan penilaian manajemen. Pendapatan provisi yang diperoleh diamortisasi selama jangka waktu jaminan dengan menggunakan metode garis lurus. Peningkatan jumlah liabilitas yang berkaitan dengan jaminan keuangan dilaporkan sebagai biaya operasi lain-lain pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit dan komitmen berdasarkan nilai yang lebih tinggi antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan nilai kini atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable) atau nilai cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung berdasarkan data kerugian historis untuk evaluasi penurunan nilai secara kolektif.
H.
Penentuan nilai wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif, seperti efekefek dan Obligasi Pemerintah, ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti Bloomberg, Reuters atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price). Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Untuk Obligasi Pemerintah yang tidak memiliki nilai pasar, estimasi nilai wajar ditentukan dengan menggunakan model internal berdasarkan nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan (pendekatan next-repricing method) dengan menggunakan faktor deflator.
Lampiran 5/27
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
Prinsip-prinsip Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki atau dikendalikan oleh Bank Mandiri. Suatu pengendalian atas suatu Anak Perusahaan lain dianggap ada bilamana Bank Mandiri menguasai lebih dari lima puluh persen (50,00%) hak suara pada Anak Perusahaan, atau Bank Mandiri dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan, atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota Direksi di Anak Perusahaan. Pada laporan keuangan konsolidasian Bank Mandiri, semua saldo dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Kepentingan nonpengendali atas laba bersih Anak Perusahaan disajikan sebagai pengurang dari laba bersih konsolidasian untuk mendapatkan jumlah laba yang menjadi hak pemilik entitas Bank. Kepentingan nonpengendali dalam aset bersih disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain. Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh atau berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai atau sampai dengan tanggal pengendalian berakhir.
e.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Anak Perusahaan dan kantor cabang luar negeri Bank Mandiri menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam mata uang Rupiah. Untuk tujuan konsolidasian, laporan keuangan dalam mata uang asing milik cabang dan Anak Perusahaan luar negeri Bank Mandiri dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan dasar sebagai berikut: (1) Aset dan liabilitas, komitmen dan kontinjensi - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. (2) Pendapatan, beban, laba dan rugi - menggunakan kurs tengah rata-rata yang berlaku pada bulan terjadinya transaksi. (3) Akun ekuitas - menggunakan kurs historis pada tanggal transaksi. (4) Laporan arus kas - menggunakan kurs spot Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, kecuali akun-akun laba rugi menggunakan kurs tengah rata-rata dan unsurunsur ekuitas menggunakan kurs historis. Selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan tersebut disajikan sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing” pada kelompok Ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, semua aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk tanggal 28 Desember 2012 dan 31 Desember 2011. Keuntungan atau kerugian yang timbul dibebankan pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Lampiran 5/28
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e.
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing (lanjutan) Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):
1 Pound Sterling Inggris 1 Euro 1 Dolar Amerika Serikat 100 Yen Jepang
f.
2012
2011
15.514,93 12.731,62 9.637,50 11.177,00
13.975,29 11.714,76 9.067,50 11.682,00
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Bank Mandiri dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak - pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” dan Peraturan Bapepam dan LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang didefinisikan antara lain: I. II. III.
perusahaan di bawah pengendalian Bank dan Anak Perusahaan; perusahaan asosiasi; investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; IV. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam Catatan III di atas; V. karyawan kunci dan anggota keluarganya; dan VI. entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah yaitu Menteri keuangan atau Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang saham dari entitas. Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan pada Catatan 54. g.
Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.
h.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Anak perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah, giro pada Bank Indonesia dan Bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Giro Wajib Minimum Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 10/19/PBI/2008 tanggal 14 Oktober 2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 tanggal 23 Oktober 2008 yang telah diubah dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 yang telah diubah kembali dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM) pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR).
Lampiran 5/29
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain (lanjutan) GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8,00% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah, GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan minimum sebesar 2,50% dari DPK dalam Rupiah dan GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM Primer dan Sekunder dalam Rupiah mulai berlaku pada tanggal 1 November 2010 dan GWM LDR mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5,00% dari DPK dalam valuta asing dan sejak 1 Juni 2011 GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8,00% dari DPK dalam valuta asing. Anak Perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah menerapkan Giro Wajib Minimum sesuai PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan terakhir berdasarkan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008, setiap Bank diwajibkan memelihara Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan valuta asing yang besarnya ditetapkan sebesar 5,00% dan 1,00% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing.
i.
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS), call money, penempatan “fixed-term”, deposito berjangka dan lain-lain. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
j.
Efek - efek Efek-efek yang dimiliki terdiri dari efek-efek yang diperdagangkan di pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), Negotiable Certificates of Deposits, medium term notes, floating rate notes, promissory notes, Treasury Bills yang diterbitkan oleh pemerintah negara lain dan Pemerintah Republik Indonesia, wesel ekspor, efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal seperti unit reksadana, serta efek-efek yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham dan obligasi, termasuk obligasi Syariah perusahaan. Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Investasi dalam unit reksadana dinyatakan sebesar nilai pasar sesuai nilai aset bersih dari reksadana pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek-efek yang diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas efekefek untuk dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Lampiran 5/30
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Efek - efek (lanjutan) Pemindahan efek ke klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dari klasifikasi tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif selama sisa umur efek tersebut ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
k.
Obligasi Pemerintah Obligasi Pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Obligasi Pemerintah terdiri dari Obligasi Pemerintah yang diperoleh dalam rangka program rekapitalisasi dan Obligasi Pemerintah yang dibeli dari pasar. Obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
l.
Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan adalah tagihan sebagai akibat dari perjanjian pemberian fasilitas perdagangan kepada debitur yang akan ditagih pada saat jatuh tempo. Tagihan lainnya diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang.
m. Tagihan atas Efek-efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Liabilitas atas Efekefek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar harga penjualan kembali dikurangi dengan pendapatan bunga yang belum diamortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (belum diamortisasi), dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek tersebut dibeli hingga dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Efek-efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi dengan bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati diperlakukan sebagai biaya dibayar dimuka dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga dibeli kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Efek-efek yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Lampiran 5/31
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n.
Tagihan Derivatif dan Liabilitas Derivatif Seluruh instrumen derivatif (termasuk transaksi valuta asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut ditentukan berdasarkan harga pasar dengan menggunakan kurs Reuters pada tanggal laporan atau metode diskonto arus kas. Tagihan derivatif disajikan sebesar keuntungan yang belum direalisasi dari kontrak derivatif, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Liabilitas derivatif disajikan sebesar kerugian yang belum direalisasi dari kontrak derivatif. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif disajikan dalam laporan keuangan konsolidasian berdasarkan tujuan Bank atas transaksi yaitu untuk (1) lindung nilai atas nilai wajar, (2) lindung nilai atas arus kas, (3) lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dan (4) instrumen perdagangan, sebagai berikut: 1. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan keuntungan atau kerugian atas perubahan nilai wajar aset dan liabilitas yang dilindungi, diakui sebagai laba atau rugi yang dapat saling hapus dalam periode akuntansi yang sama. Setiap selisih yang terjadi menunjukkan terjadinya ketidakefektifan lindung nilai dan secara langsung diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan. 2. Bagian efektif dari keuntungan atau kerugian atas kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas arus kas dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya. Bagian yang tidak efektif dari lindung nilai dilaporkan sebagai laba atau rugi konsolidasian tahun berjalan. 3. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri dilaporkan sebagai pendapatan komprehensif lainnya, sepanjang transaksi tersebut dianggap efektif sebagai transaksi lindung nilai. 4. Keuntungan atau kerugian dari kontrak derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai (atau kontrak derivatif yang tidak memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai) diakui sebagai laba atau rugi konsolidasian pada tahun berjalan. Tagihan derivatif diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, sedangkan liabilitas derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
o.
Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu, dan tagihan yang berasal dari transaksi perdagangan yang telah jatuh tempo yang belum diselesaikan dalam waktu 15 hari. Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh Bank Syariah Mandiri (“BSM”), Anak Perusahaan, berupa piutang, pembiayaan dan pinjaman syariah. Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut:
Lampiran 5/32
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o.
Kredit yang Diberikan (lanjutan) Pembiayaan Mudharabah adalah kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal atau Anak Perusahaan) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan persentase tertentu yang disepakati dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Anak Perusahaan kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. Pembiayaan Mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Pembiayaan Musyarakah adalah kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan persentase yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. Pembiayaan Musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Piutang Ijarah adalah penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri kepada penyewa. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa. Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yakni sebesar saldo piutang. Piutang Murabahah adalah pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Piutang Murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan ”marjin yang ditangguhkan” yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Piutang Istishna adalah pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (Mustashni) dan penjual atau pembuat (Shani). Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian. Pinjaman Qardh adalah pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Atas transaksi ini, Anak Perusahaan mendapatkan ujrah (imbalan) dan diakui pada saat diterima. Pinjaman Qardh disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian. Rahn merupakan transaksi gadai barang atau harta dari nasabah kepada Anak Perusahaan dengan uang sebagai gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga pasar dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini, Anak Perusahaan mendapatkan ujrah (imbalan) dan diakui pada saat diterima. Pada tanggal 16 Januari 2013, Dewan Standar Akuntansi Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS-IAI) menerbitkan Buletin Teknis No. 9 untuk mengatur penerapan metode anuitas dalam murabahah. Berdasarkan Buletin Teknis No. 9 pembiayaan murabahah adalah penyediaan dana oleh lembaga keuangan syariah yang disalurkan kepada nasabah dengan mekanisme jual-beli. Dalam akuntansi kegiatan seperti ini secara substansi dikategorikan sebagai kegiatan pembiayaan. Akuntansi untuk pembiayaan mengacu kepada PSAK 50 (Revisi 2010), PSAK 55 (Revisi 2011), PSAK 60 dan PSAK lain yang relevan. Saat ini Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari Buletin Teknis tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Anak Perusahaan. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Restrukturisasi Kredit yang Diberikan Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Lampiran 5/33
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o.
Kredit yang Diberikan (lanjutan) Restrukturisasi Kredit yang Diberikan (lanjutan) Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi. Sejak 1 Januari 2010, kerugian yang mungkin timbul dari restrukturisasi kredit merupakan bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai. Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang diberikan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan (deferred interest income) dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima. Kerugian restrukturisasi disajikan sebagai bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai.
p.
Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui milik Anak Perusahaan merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen selama jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Dalam pembiayaan bersama without recourse, Anak Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan pembiayaan konsumen”.
Lampiran 5/34
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
Investasi Bersih Dalam Sewa Pembiayaan Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif. Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan. Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
r.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha i. Aset Tetap dan Perangkat Lunak Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan aset tetap. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Perangkat lunak diakui sebagai aset tidak berwujud. Penyusutan dan amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis aset tetap yang diestimasi sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Perlengkapan, peralatan kantor, komputer dan kendaraan bermotor 4-5 Perangkat lunak 5 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun berjalan aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat ekonomis dan metode penyusutan dikaji ulang, dan jika tidak sesuai dengan keadaan akan disesuaikan secara prospektif. Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian telah selesai dan siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasikan ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Lampiran 5/35
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan) i. Aset Tetap dan Perangkat Lunak (lanjutan) Sebelum 1 Januari 2012, aset tetap tanah dicatat sesuai dengan PSAK 47, “Akuntansi Tanah”, semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran lokasi, biaya notaris dan pajakpajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Aset Lain-lain” dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Selain itu, PSAK 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan. Sejak 1 Januari 2012, telah diberlakukan PSAK 16 “Aset Tetap” dan ISAK 25 “Hak Atas Tanah”. Biaya perolehan hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai diakui sebagai aset tetap. Biaya perolehan tersebut merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk memperoleh hak atas tanah tersebut termasuk biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali. Hak atas tanah dalam bentuk hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah tersebut kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. PSAK 48 (Revisi 2009) tentang “Penurunan Nilai Aset” mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset tetap dikaji ulang setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian untuk menilai apakah aset tetap tersebut nilai tercatatnya lebih tinggi dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari aset tetap tersebut. Jika nilai tercatat aset tetap melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut, nilai tercatat aset tetap harus diturunkan menjadi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tetap tersebut. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Bank Mandiri menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap”. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan memilih model biaya, dan seluruh saldo nilai revaluasi aset yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007), yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar Rp3.046.936, telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasian yang sudah ditentukan penggunaannya pada tahun 2008. ii. Aset Sewa Guna Usaha Bank Mandiri menerapkan PSAK 30 (Revisi 2011) tentang Sewa, yang berlaku efektif dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Lampiran 5/36
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
Aset Tetap dan Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan) ii.
Aset Sewa Guna Usaha (lanjutan) Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2011), dalam sewa pembiayaan, Bank dan Anak Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian. Aset sewa guna usaha (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa guna usaha dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Bank akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka Bank menilai klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah.
s.
Penyertaan Saham Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan. Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20,00% sampai dengan 50,00% dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penyertaan sementara dihapus buku dari laporan posisi keuangan konsolidasian apabila telah melampaui jangka waktu 5 tahun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/2/2009 tanggal 29 Januari 2009. Sejak 24 Oktober 2012, Grup mengikuti PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”. Penyertaan saham di bawah 20,00% diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan tersedia untuk dijual. Goodwill diakui apabila terdapat selisih lebih antara harga perolehan dan bagian Bank atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi pada tanggal akuisisi dan disajikan sebagai aset lain-lain. Dengan diberlakukannya PSAK 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis”, sejak 1 Januari 2011, nilai tercatat goodwill per 31 Desember 2010 yang timbul dari akuisisi sebelum 1 Januari 2011 tidak diamortisasi lagi, namun dilakukan evaluasi penurunan nilainya secara berkala. Sebelum 1 Januari 2011, Goodwill diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill adalah lima tahun, namun periode amortisasi yang lebih panjang (maksimum 20 tahun) dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat.
Lampiran 5/37
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Non-Produktif Aset non-produktif adalah aset Bank dan Anak Perusahaan, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil-alih dan properti terbengkalai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. Sedangkan untuk rekening antar kantor dan suspense account, pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai pemulihan.
u.
Tagihan dan Liabilitas Akseptasi Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
v.
Aset Lain-lain Aset lain-lain antara lain terdiri dari pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, tagihan, agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan lainlain. Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain“. Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank Mandiri dan Anak Perusahaan, dimana bagian properti tersebut secara mayoritas tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh debitur di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan pada saat dijual. Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan. Lihat Catatan 2t untuk perubahan kebijakan akuntansi atas penyisihan kerugian AYDA dan properti terbengkalai.
Lampiran 5/38
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) w.
Liabilitas Segera Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
x.
Simpanan Nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank dan Anak Perusahaan yang bergerak di bidang perbankan berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk simpanan lain yang dipersamakan dengan itu. Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan ATM atau dengan cara pemindahbukuan melalui SMS Banking, Phone Banking dan Internet Banking jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai perolehan diamortisasi sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank. Termasuk di dalam giro adalah giro dan tabungan wadiah. Giro wadiah dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran dan dapat ditarik setiap saat melalui cek dan bilyet giro. Giro wadiah serta tabungan wadiah mendapatkan bonus sesuai dengan kebijaksanaan Bank. Simpanan nasabah dalam bentuk giro wadiah dan tabungan wadiah dinyatakan sebesar liabilitas Bank. Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah diperhitungkan dalam jumlah simpanan yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
y.
Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, tabungan, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dicatat sebagai liabilitas terhadap bank lain. Di dalam simpanan dari bank lain termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah, dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA). SIMA merupakan sertifikat investasi yang diterbitkan oleh BSM dengan sistem bagi hasil dan berupa penempatan antar bank. Jangka waktu SIMA setara dengan 1 - 6 bulan. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan diperhitungkan dalam jumlah pinjaman yang diterima dan diamortisasi sepanjang estimasi umur simpanan tersebut. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Lampiran 5/39
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) z.
Kontrak Asuransi Kontrak asuransi adalah kontrak dimana penanggung menerima risiko asuransi yang signifikan dari tertanggung. Risiko asuransi yang signifikan didefinisikan sebagai kemungkinan membayar manfaat yang signifikan kepada tertanggung apabila suatu kejadian yang diasuransikan terjadi dibandingkan dengan manfaat minimum yang akan dibayarkan apabila risiko yang diasuransikan tidak terjadi. Skenario-skenario yang diperhatikan adalah skenario yang mengandung unsur komersial. Anak Perusahaan menerbitkan kontrak yang mentransfer risiko asuransi atau risiko keuangan atau yang mengandung keduanya. Anak Perusahaan mendefinisikan risiko yang signifikan sebagai kemungkinan membayar manfaat pada saat terjadinya suatu kejadian yang diasuransikan, yang setidaknya 10% lebih dari utang manfaat jika kejadian yang diasuransikan tidak terjadi. Kontrak investasi adalah kontrak yang tidak mengandung risiko asuransi yang signifikan. Ketika sebuah kontrak telah diklasifikasi sebagai kontrak asuransi, reklasifikasi terhadap kontrak tersebut tidak dapat dilakukan kecuali ketentuan perjanjian kemudian diamandemen. Anak Perusahaan memisahkan komponen deposit dari kontrak unit-linked seperti yang disyaratkan oleh PSAK 62 jika kondisi-kondisi dibawah ini terpenuhi: - Anak Perusahan dapat mengukur komponen “deposit” secara terpisah (termasuk opsi penyerahan melekat, yaitu tanpa memperhitungkan komponen “asuransi”); - Kebijakan akuntansi Anak Perusahan tidak mensyaratkan untuk mengakui semua hak dan kewajiban yang timbul dari komponen “deposit”. Tidak ada kondisi-kondisi yang disebutkan di atas terjadi di Anak Perusahan. Sehingga, sesuai dengan ketentuan PSAK 62, Anak Perusahan tetap mengadopsi prinsip-prinsip yang telah diterapkan sebelumnya oleh Anak Perusahan terkait kontrak unit-linked. Pengujian kecukupan liabilitas Pengujian kecukupan liabilitas dilakukan pada tanggal pelaporan untuk kontrak secara individual ataupun per kelompok produk, ditentukan sesuai dengan cara Anak Perusahan memperoleh, memelihara dan mengukur profitabilitas dari kontrak asuransi tersebut. Untuk asuransi jiwa, liabilitas kepada pemegang polis khususnya kewajiban untuk klaim masa depan diuji untuk menentukan apakah liabilitas tersebut cukup untuk menutupi semua arus kas keluar di masa depan termasuk semua manfaat yang dijamin dan manfaat tambahan yang dijamin, manfaat partisipasi yang tidak dijamin (jika ada), semua biaya untuk penerbitan polis dan pemeliharaan polis, serta mencerminkan arus kas masuk masa depan, yaitu premi yang diterima di masa depan. Liabilitas dihitung berdasarkan diskonto dari arus kas untuk semua arus kas yang terkait yaitu arus kas keluar dan arus kas masuk seperti yang disebutkan di atas dengan menggunakan seperangkat asumsi aktuaria estimasi terbaik yang ditetapkan oleh aktuaris perusahaan, termasuk asumsi tingkat diskonto, mortalitas/morbiditas, lapse, biaya dan inflasi. Reasuransi Anak Perusahaan mereasuransikan sebagian porsi risikonya kepada perusahaan reasuradur. Jumlah premi yang dibayar atau porsi premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sesuai dengan proporsi jumlah proteksi reasuransi yang diterima. Aset reasuransi termasuk saldo yang diharapkan dibayarkan oleh perusahaan reasuransi untuk ceded liabilitas manfaat polis masa depan, ceded estimasi liabilitas klaim, dan ceded premi yang belum merupakan pendapatan. Jumlah manfaat yang ditanggung oleh reasuradur diperkirakan secara konsisten sesuai dengan liabilitas yang terkait dengan polis reasuransi.
Lampiran 5/40
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) z.
Kontrak Asuransi (lanjutan) Reasuransi (lanjutan) Jika aset reasuransi mengalami penurunan nilai, Anak Perusahan mengurangi nilai tercatat dan mengakui kerugian penurunan nilai tersebut dalam laporan laba rugi. Aset reasuransi mengalami penurunan nilai jika ada bukti objektif, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset reasuransi, bahwa Anak Perusahan tidak dapat menerima seluruh jumlah karena di bawah syarat-syarat kontrak, dan dampak pada jumlah yang akan diterima dari reasuradur dapat diukur secara andal. Liabilitas kepada pemegang unit-linked Liabilitas kepada pemegang polis unit-linked diklasifikasikan sebagai liabilitas asuransi. Liabilitas kepada pemegang unit-linked diakui pada saat penerimaan dana dikonversi menjadi unit setelah dikurangi biaya-biaya dan akan bertambah atau berkurang sesuai dengan nilai aset bersih efektif yang berlaku. Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-linked non syariah dilaporkan sebagai pendapatan premi bruto dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Liabilitas kepada pemegang polis unit-linked diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang diterima setelah dikurangi dengan bagian premi yang merupakan pendapatan Anak Perusahan, disertai dengan pengakuan kenaikan liabilitas kepada pemegang polis unit-linked di laporan laba rugi komprehensif. Setiap bunga, keuntungan atau kerugian dari kenaikan atau penurunan nilai pasar investasi dicatat sebagai pendapatan atau beban, disertai dengan pengakuan kenaikan atau penurunan liabilitas kepada pemegang polis unit-linked di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan liabilitas kepada pemegang polis unit-linked di laporan posisi keuangan konsolidasian. Penerimaan dana dari nasabah untuk produk unit-linked diakui sebagai liabilitas kepada pemegang polis unit-linked di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang diterima setelah dikurangi bagian fee untuk Anak Perusahan dalam rangka mengelola pendapatan dari produk unit-linked.
aa. Efek-efek yang Diterbitkan Efek-efek yang diterbitkan oleh Bank dan Anak Perusahaan, termasuk floating rate notes, medium term notes dan traveler’s cheques, pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan efek-efek yang diterbitkan. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari efek-efek yang diterbitkan. Efek-efek yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. ab. Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Lampiran 5/41
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ab. Pinjaman yang Diterima (lanjutan) Pada pengukuran awal pinjaman yang diterima disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman yang diterima. Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. ac. Pinjaman Subordinasi Pinjaman subordinasi pada pengukuran awal disajikan sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan/penerbitan pinjaman subordinasi. Biaya transaksi kemudian diamortisasi dengan suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo dari pinjaman subordinasi. Pinjaman subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan yang diamortisasi. ad. Perpajakan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas. Manajemen Grup mengevaluasi secara periodik implementasi terhadap peraturan perpajakan yang berlaku terutama yang memerlukan interpretasi lebih lanjut mengenai pelaksanaannya termasuk juga evaluasi terhadap surat ketetapan pajak yang diterima dari kantor pajak. Lebih lanjut, Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menerapkan metode liabilitas laporan posisi keuangan (balance sheet liability method) untuk menentukan beban pajak penghasilan. Menurut metode liabilitas laporan posisi keuangan, aset dan utang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aset dan liabilitas yang tercatat di laporan posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang yang belum digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa yang akan datang. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial diberlakukan pada periode dimana aset tersebut direalisasi atau liabilitas tersebut diselesaikan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan dan/atau banding tersebut diterima. Manajemen juga dapat membentuk pencadangan terhadap liabilitas pajak dimasa depan sebesar jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak jika berdasarkan evaluasi pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian terdapat risiko pajak yang probable. Asumsi dan estimasi yang digunakan dalam perhitungan pembentukan cadangan tersebut memiliki unsur ketidakpastian.
Lampiran 5/42
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ad. Perpajakan (lanjutan) Taksiran pajak penghasilan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung untuk masing-masing perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini (current tax assets) dan liabilitas pajak kini (current tax liabilities) untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam laporan keuangan konsolidasian. Utang pajak penghasilan badan dan utang pajak lainnya Bank Mandiri dan Anak Perusahaan disajikan sebagai Utang Pajak di laporan posisi keuangan konsolidasian. Aset pajak tangguhan disajikan bersih setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan di laporan posisi keuangan konsolidasian. ae. Dana Syirkah Temporer Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima oleh Anak Perusahaan (PT Bank Syariah Mandiri). Anak Perusahaan mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan Anak Perusahaan atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan. Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai liabilitas. Hal ini karena Anak Perusahaan tidak berkewajiban untuk mengembalikan jumlah dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi ketika mengalami kerugian. Di sisi lain, dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dana tidak mempunyai hak kepemilikan yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas realisasi keuntungan yang berasal dari aset lancar dan aset non investasi (current assets and other non investment accounts). Dana syirkah temporer merupakan salah satu unsur laporan posisi keuangan konsolidasian, hal tersebut sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan hak kepada Anak Perusahaan untuk mengelola dan menginvestasikan dana, termasuk untuk mencampur dana dimaksud dengan dana lainnya. Pemilik dana syirkah temporer memperoleh bagian atas keuntungan sesuai kesepakatan dan menerima kerugian berdasarkan jumlah dana dari masing-masing pihak. Pembagian hasil dana syirkah temporer dapat dilakukan dengan konsep bagi hasil atau bagi untung. af. Pendapatan dan Beban Bunga dan Pendapatan Syariah (i). Konvensional Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam “pendapatan bunga” dan “beban bunga” di dalam laporan laba rugi konsolidasian menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Grup mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Lampiran 5/43
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) af. Pendapatan dan Beban Bunga dan Pendapatan Syariah (lanjutan) (ii). Pendapatan Syariah Di dalam pendapatan dan beban bunga terdapat pendapatan dan beban berdasarkan prinsip syariah. Pendapatan pengelolaan dana oleh Anak Perusahaan sebagai mudharib terdiri atas pendapatan pembiayaan dengan akad murabahah, istishna, ijarah dan pendapatan dari bagi hasil yaitu mudharabah, musyarakah dan pendapatan usaha utama lainnya. Pengakuan keuntungan transaksi murabahah dengan pembayaran tangguh atau secara angsuran dilakukan selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk merealisasikan keuntungan tersebut. Metode yang diterapkan Anak Perusahaan adalah metode efektif (anuitas) sesuai jangka waktu akad. Anak Perusahaan menetapkan kebijakan tingkat risiko berdasarkan ketentuan internal. Anak Perusahaan melakukan penghentian amortisasi keuntungan ditangguhkan pada saat pembiayaan diklasifikasikan sebagai non performing. Pendapatan istishna diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode akad selesai. Pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proporsional. Pendapatan bagi hasil musyarakah yang menjadi hak mitra pasif diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Pendapatan bagi hasil mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati, dan tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha. DSAS-IAI menerbitkan Buletin Teknis No. 5 untuk mengatur perlakuan pendapatan dan biaya terkait murabahah. Berdasarkan Buletin Teknis No. 5, maka seluruh pendapatan dan biaya diakui selaras dengan pengakuan keuntungan murabahah sebagaimana diatur dalam PSAK 102. Saat ini Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari Buletin Teknis tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Anak Perusahaan. (iii). Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer Hak nasabah atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi laba milik nasabah yang didasarkan pada prinsip mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah dan mudharabah musytarakah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh Anak Perusahaan. Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang telah diterima. Pembagian laba dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil yaitu dihitung dari pendapatan Anak Perusahaan yang diterima berupa pendapatan bruto. Jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan atas aset produktif lainnya akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan Anak Perusahaan, dihitung secara proporsional sesuai dengan alokasi dana nasabah dan Anak Perusahaan yang dipakai dalam pembiayaan yang diberikan dan aset produktif lainnya yang disalurkan. Selanjutnya, jumlah pendapatan marjin dan bagi hasil yang tersedia untuk nasabah tersebut kemudian dibagihasilkan ke nasabah penabung dan deposan sebagai shahibul maal dan Anak Perusahaan sebagai mudharib sesuai dengan porsi nisbah bagi hasil yang telah disepakati bersama sebelumnya. Pendapatan marjin dan bagi hasil dari pembiayaan dan aset produktif lainnya yang memakai dana Anak Perusahaan, seluruhnya menjadi milik Anak Perusahaan, termasuk pendapatan dari transaksi Anak Perusahaan berbasis imbalan.
Lampiran 5/44
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ag. Pendapatan Premi, Beban Klaim dan Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Pendapatan premi kontrak jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Pendapatan premi kontrak jangka panjang diakui sebagai pendapatan pada saat polis jatuh tempo. Pendapatan premi yang diterima sebelum jatuh tempo polis dicatat sebagai titipan premi di laporan posisi keuangan konsolidasian. Beban klaim dan manfaat terdiri dari klaim yang telah diselesaikan, klaim dalam proses penyelesaian dan estimasi atas klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (IBNR). Klaim dan manfaat diakui sebagai beban pada saat terjadinya liabilitas untuk memberikan proteksi. Klaim reasuransi yang diperoleh dari perusahaan reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim dan manfaat pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim dan manfaat. Total klaim dalam penyelesaian, termasuk klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan, dinyatakan berdasarkan estimasi menggunakan teknik perhitungan teknis oleh aktuaris. Perubahan dalam estimasi liabilitas klaim, sebagai hasil dari evaluasi lebih lanjut dan perbedaan antara estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai biaya tambahan atau pengurang biaya pada periode terjadinya perubahan. Premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan oleh Anak Perusahaan sesuai peraturan dalam menghitung cadangan premi yang belum merupakan pendapatan untuk kontrak asuransi jangka pendek konvensional mapun kontrak asuransi jangka pendek syariah dengan masa pertanggungan sampai dengan satu tahun atau untuk kontrak asuransi dengan masa pertanggungan lebih dari satu tahun yang dapat diperbaharui pada saat ulang tahun polis. ah. Pendapatan Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit dan piutang pembiayaan konsumen diakui sebagai bagian/(pengurang) dari nilai perolehan kredit dan piutang pembiayaan konsumen dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Untuk kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung yang belum diamortisasi, diakui pada saat kredit dan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan dilunasi. Pendapatan provisi dan komisi lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu tertentu diakui pada saat terjadinya transaksi. ai.
Imbalan Kerja Liabilitas Pensiun Bank Mandiri menyelenggarakan program pensiun iuran pasti yang pesertanya adalah pegawai aktif Bank Mandiri sejak tanggal 1 Agustus 1999, serta program pensiun manfaat pasti yang berasal dari masing-masing dana pensiun Bank Peserta Penggabungan. Program ini didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuaria yang dilakukan secara berkala.
Lampiran 5/45
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) ai.
Imbalan Kerja (lanjutan) Liabilitas Pensiun (lanjutan) Liabilitas imbalan pensiun Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima oleh karyawan dari Program Pensiun pada usia pensiun normal dengan manfaat yang akan diterima berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 setelah dikurangi dengan akumulasi kontribusi karyawan dan hasil investasinya. Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari pada manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank dan Anak Perusahaan harus membayar kekurangan tersebut. Program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimum imbalan pensiun. Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit secara regular untuk periode tidak lebih dari satu tahun. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi perusahaan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman dan perubahan asumsi-asumsi aktuarial. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10,00% dari imbalan pasti atau 10,00% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan. Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja Lainnya Bank memberikan gaji masa bebas tugas yaitu imbalan kepada karyawan sebelum usia pensiun jabatan karyawan dimana karyawan dibebaskan dari tugas-tugas rutin dan tidak masuk kerja, tetapi memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Liabilitas ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi. Pembagian Tantiem Bank Mandiri mencatat tantiem dengan menggunakan basis akrual dan membebankannya pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
aj.
Opsi Saham Bank Mandiri telah memberikan opsi saham kepada Direksi dan pegawai pimpinan berdasarkan posisi dan kriteria tertentu dalam Program Kompensasi Manajemen Berbasis Saham (MSOP). Jumlah biaya kompensasi saham dihitung pada tanggal diberikannya opsi saham dengan menggunakan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui sebagai bagian dari akun “Biaya Gaji dan Tunjangan Pegawai” selama periode opsi saham berdasarkan program hak bertingkat (graded vesting). Akumulasi biaya kompensasi saham diakui sebagai Opsi Saham pada akun Ekuitas.
Lampiran 5/46
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) aj.
Opsi Saham (lanjutan) Nilai wajar dari opsi saham tersebut ditentukan berdasarkan pada laporan hasil penilaian aktuaria independen dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Black Scholes.
ak. Laba per Saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih konsolidasian akhir tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor selama tahun berjalan. Tidak terdapat outstanding program kompensasi manajemen berbasis saham atau program lain yang dapat memberikan dampak dilusian pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Oleh karena itu laba per saham dasar dan dilusian adalah sama. Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar yang digunakan dalam menghitung laba per saham dasar dan dilusian pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 23.333.333.333 lembar saham dan 23.134.862.110 lembar saham. al.
Segmen Operasi Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan (c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Sejak 1 Januari 2011, Grup menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal grup yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional sesuai dengan PSAK 5 (Revisi 2009) Segmen Operasi. Pengambil keputusan operasional adalah Direksi. Segmen operasi dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: korporasi, komersil dan bisnis; mikro dan ritel; konsumer; Treasury dan Financial Institution; Institutional banking; kantor pusat; Anak perusahaan; Anak perusahaan syariah dan anak perusahaan lainnya. Segmen geografis adalah komponen Bank dan Anak Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Segmen geografis dibagi ke dalam wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Malaysia, Hong Kong, Timor Leste dan Shanghai), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman Islands.
3.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasian dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas. Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Lampiran 5/47
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula. Sumber utama ketidakpastian estimasi a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 2c. Kondisi spesifik debitur atau counterparty yang mengalami penurunan nilai dipertimbangkan dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan debitur atau counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset keuangan yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima dan disetujui secara independen oleh Credit Risk Management Unit. Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif. b.
Menentukan nilai wajar instrumen keuangan Dalam menentukan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, Grup menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 2c untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan secara aktif dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
c.
Imbalan pensiun Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan dari aktuaria. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain (lihat Catatan 2ai dan 49). Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi nilai liabilitas pensiun. Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas pensiun. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas pensiun yang terkait. Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Lampiran 5/48
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan) d.
Liabilitas asuransi untuk kontrak asuransi dan Test Kecukupan Liabilitas (LAT) Cadangan teknis Anak Perusahaan dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai bagian dari “Liabilitas lain-lain” berdasarkan perhitungan aktuaris dengan menggunakan asumsi aktuarial. Termasuk dalam cadangan teknis adalah liabilitas manfaat polis masa depan, estimasi liabilitas klaim, premi yang belum merupakan pendapatan dan liabilitas kepada pemegang unitlink. Anak Perusahaan juga menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah liabilitas asuransi yang diakui telah mencukupi, dengan menggunakan estimasi kini atas arus kas masa depan berdasarkan kontrak asuransi. Jika penilaian tersebut menunjukkan bahwa nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan dengan estimasi arus kas masa depan maka seluruh kekurangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
4.
GIRO PADA BANK INDONESIA 2012 Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 60B.(v))
2011
31.699.458 6.572.697
30.472.242 5.680.432
38.272.155
36.152.674
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank telah sesuai dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing yang masing-masing sebesar: 2012 Rupiah - GWM Primer - GWM Sekunder Mata uang asing
8,00% 2,50% 8,00%
2011 8,00% 2,50% 8,00%
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang merupakan kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM LDR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, jika LDR Bank dibawah minimum LDR target Bank Indonesia (78%). Rasio Giro Wajib Minimum untuk rekening Rupiah dan mata uang asing (Bank Mandiri saja) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar: 2012 Rupiah - GWM Primer - GWM Sekunder - GWM Loan to Deposit Ratio*) Mata uang asing *)
8,00% 24,96% 0,00% 8,01%
2011
8,00% 30,00% 0,50% 8,06%
Tambahan GWM yang dihitung berdasarkan selisih antara LDR Bank dengan minimum LDR Target Bank Indonesia dikali 10%. Mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011.
Lampiran 5/49
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
GIRO PADA BANK LAIN a. Berdasarkan Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Rupiah Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
2011
15.693 125.988
38.435 335.855
Jumlah Rupiah Mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
141.681
374.290
386 9.509.705
6.081 9.447.298
Jumlah mata uang asing
9.510.091
9.453.379
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
9.651.772 (6.268)
9.827.669 (10.841)
9.645.504
9.816.828
Termasuk dalam mata uang asing adalah terutama mata uang Pound Sterling, Euro, Dolar Amerika Serikat, Yen Jepang, Dolar Australia dan Dolar Singapura. b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012
2011
Rupiah - Lancar Mata uang asing: Lancar Macet
141.681
374.290
9.506.551 3.540
9.448.689 4.690
Jumlah mata uang asing
9.510.091
9.453.379
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
9.651.772 (6.268)
9.827.669 (10.841)
9.645.504
9.816.828
2012
2011
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun:
Rupiah Mata uang asing
0,20% 0,16%
0,03% 0,25%
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain: 2012 Saldo awal tahun (Pembalikan)/penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43) Lain-lain*) Saldo akhir tahun *)
2011
10.841 (4.938) 365
10.113 828 (100)
6.268
10.841
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain yang dibentuk telah memadai. e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A.
Lampiran 5/50
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, Jatuh Tempo dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012 Jatuh Tempo Rupiah: Bank Indonesia Call Money Deposito Berjangka
Tabungan Jumlah Rupiah Mata uang asing: Bank Indonesia Call Money Penempatan “Fixed-Term”
Deposito Berjangka
Lancar
< 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 6 bulan < 12 bulan tanpa jatuh tempo
< 1 bulan < 1 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 12 bulan < 1 bulan
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
Macet
Jumlah
26.386.019 991.185 3.170.000 200.000 1.113.960 433.200 67.802 18.500 824
-
26.386.019 991.185 3.170.000 200.000 1.113.960 433.200 67.802 18.500 824
32.381.490
-
32.381.490
9.637.500 4.013.557 2.050.462 289 87.990 100.841
50.198 1.156 -
9.637.500 4.013.557 50.198 2.050.462 289 87.990 1.156 100.841
15.890.639
51.354
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
15.941.993 48.323.483 (85.258) 48.238.225
2011 Jatuh Tempo Rupiah: Bank Indonesia Call Money Deposito Berjangka
Tabungan Jumlah Rupiah Mata uang asing: Call Money
Penempatan “Fixed-Term”
Deposito Berjangka
< 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan < 1 bulan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 6 bulan < 12 bulan tanpa jatuh tempo
< 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan > 3 bulan < 6 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 1 bulan < 3 bulan
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Lancar
Macet
Jumlah
22.558.328 10.882.900 520.000 565.038 123.699 50.000 68.000 3.261
-
22.558.328 10.882.900 520.000 565.038 123.699 50.000 68.000 3.261
34.771.226
-
34.771.226
13.778.709 272.025 2.475.905 469 82.786 39.828 50.720
66.591 1.532 -
13.778.709 272.025 66.591 2.475.905 469 82.786 1.532 39.828 50.720
16.700.442
68.123
16.768.565 51.539.791 (146.729) 51.393.062
Lampiran 5/51
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) b. Berdasarkan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
2011
665.511 31.715.979
328.561 34.442.665
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
32.381.490
34.771.226
678.457 15.263.536
456.933 16.311.632
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
15.941.993
16.768.565
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
48.323.483 (85.258)
51.539.791 (146.729)
48.238.225
51.393.062
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
3,64% 0,22%
2011 6,21% 0,23%
d. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat penempatan pada bank lain yang digunakan sebagai jaminan. e. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain: Saldo awal tahun (Pembalikan)/penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43) Lain-lain*) Saldo akhir tahun *)
2012 146.729 (75.272) 13.801 85.258
2011 137.885 7.300 1.544 146.729
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang dibentuk telah memadai. Bank Mandiri memiliki penempatan pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) dengan klasifikasi macet atau “mengalami penurunan nilai” di mana klaim Bank Mandiri yang diakui oleh kurator berdasarkan hasil creditors meeting pada tanggal 5 November 2009 adalah sebesar EUR16.395.092 (nilai penuh) untuk penempatan. Pada tanggal 10 Maret 2010, 24 November 2010 dan 6 September 2012, kurator telah membayarkan sebagian klaim (distribusi interim) kepada Bank Mandiri, setelah memperhitungkan saling hapus (set-off) dengan saldo giro, inter-bank call money dan liabilitas L/C UPAS Anak Perusahaan kepada lembaga keuangan tersebut, sehingga saldo penempatan Bank Mandiri pada lembaga keuangan (dalam likuidasi) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar EUR4.033.599 (nilai penuh) dan EUR5.815.120 (nilai penuh). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank Mandiri telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai penuh atas sisa saldo penempatan pada lembaga keuangan tersebut. f. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A.
Lampiran 5/52
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK a. Berdasarkan Tujuan dan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Pihak berelasi (Catatan 54): Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan*)
225.002 417.019 228.041 283.000-
3.350.981 386.745 277.729 -
1.153.062
4.015.455
1.709.545 5.625.547 1.994.635 519.169 10.817-
626.303 5.459.939 2.222.114 9.588
9.859.713-
8.317.944
11.012.775
12.333.399
Pihak ketiga: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan*) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Jumlah Ditambah/(dikurangi): Diskonto yang belum diamortisasi Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai
2011
624
(9.269)
37.889 (281.513)-
(70.119) (251.093)
(243.000)
(330.481)
10.769.775 *)
12.002.918
Efek-efek yang dimiliki Anak Perusahaan yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.
b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012 Nilai Premi/ Keuntungan/ Perolehan/ (Diskonto) (Kerugian) Nilai yang Belum yang Belum Nominal*) Diamortisasi Direalisasi Rupiah: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Investasi pada unit-unit reksa dana Obligasi Saham
Tersedia untuk dijual Investasi pada unit-unit reksa dana Obligasi Medium term notes
Nilai Wajar/Biaya Perolehan Diamortisasi**) Lancar
Macet
Jumlah
1.046.698 608.446 21.486
-
21.717 3.161 (5.449)
1.068.415 611.607 16.037
-
1.068.415 611.607 16.037
1.676.630
-
19.429
1.696.059
-
1.696.059
5.040.770 526.924 290.114
-
18.783 350 (101)
5.059.553 527.274 290.013
-
5.059.553 527.274 290.013
5.857.808
-
19.032
5.876.840
-
5.876.840
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. **) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Lampiran 5/53
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2012 Nilai Premi/ Keuntungan/ Perolehan/ (Diskonto) (Kerugian) Nilai yang Belum yang Belum Nominal*) Diamortisasi Direalisasi Rupiah (lanjutan): Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Wesel ekspor Sertifikat Bank Indonesia
Diukur pada biaya perolehan***) Obligasi Syariah Perusahaan Wesel ekspor Jumlah Rupiah Mata uang asing: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Treasury bills Tersedia untuk dijual Treasury bills Saham Wesel ekspor
Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel ekspor Pinjaman yang diberikan dan piutang obligasi Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Nilai Wajar/Biaya Perolehan Diamortisasi**) Lancar
Macet
Jumlah
1.092.000 112.415 40.000
(3.358) (746)
-
1.002.115 112.415 39.254
86.527 -
1.088.642 112.415 39.254
1.244.415
(4.104)
-
1.153.784
86.527
1.240.311
779.000 23.169 802.169
4.728 4.728
-
646.728 23.169 669.897
137.000 137.000
783.728 23.169 806.897
9.581.022
624
38.461
9.396.580
223.527
9.620.107
257.917
-
(138)
257.779
-
257.779
95.724 89 88.945
-
(434) -
95.290 88.945
89 -
95.290 89 88.945
184.758
-
(434)
184.235
89
184.324
978.261
-
-
978.171
90
978.261
10.817
-
-
-
10.817
10.817
10.996
1.431.181
1.431.753
-
11.012.775
624
Bersih
(572) 37.889
1.420.185 10.816.765
234.523 11.051.288 (281.513) 10.769.775
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. **) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi. ***) Efek-efek yang dimiliki Anak Perusahaan yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.
Lampiran 5/54
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis, Mata Uang dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2011 Nilai Perolehan/ Nilai Nominal*) Rupiah: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi Medium term notes Investasi pada unit-unit reksa dana Saham
Tersedia untuk dijual Investasi pada unit-unit reksa dana Saham Obligasi Syariah Perusahaan Medium term notes Obligasi
Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi Syariah Perusahaan Obligasi Wesel ekspor Sertifikat Bank Indonesia Syariah Sertifikat Bank Indonesia
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Treasury bills Obligasi
Tersedia untuk dijual Wesel ekspor Floating rate notes Obligasi
Dimiliki hingga jatuh tempo Wesel ekspor Floating rate notes
Pinjaman yang diberikan dan piutang obligasi Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi:
(Diskonto)/ Keuntungan/ Premi (Kerugian) yang Belum yang Belum Diamortisasi Direalisasi
3.039.234 460.000 142.466 72.658
-
3.714.358
-
5.057.143 301.000 93.000 30.000 12.745 5.493.888
Nilai Wajar/Biaya Perolehan Diamortisasi**) Kurang Lancar Lancar Macet Jumlah
8.518 3.047.563 460.000 7.116 149.582 (986) 71.672
-
189 -
3.047.752 460.000 149.582 71.672
3.728.817
-
189
3.729.006
-
18.123 5.075.266 (110.367) 190.633 6.540 99.540 30.000 401 13.146
-
-
5.075.266 190.633 99.540 30.000 13.146
-
(85.303) 5.408.585
-
-
5.408.585
14.648
953.000 516.000 151.369 100.000 30.000
165 (8.070) (770)
-
816.159 421.834 151.369 100.000 29.230
87.006 -
50.000 86.096 -
953.165 507.930 151.369 100.000 29.230
1.750.369
(8.675)
-
1.518.592
87.006
136.096
1.741.694
10.958.615
(8.675)
(70.655) 10.655.994
87.006
136.285 10.879.285
244.962 17.964
-
(16) 687
244.946 18.651
-
-
244.946 18.651
262.926
-
671
263.597
-
-
263.597
196.161 137.608 19.027
-
(165) 30
196.161 137.443 19.057
-
-
196.161 137.443 19.057
352.796
-
(135)
352.661
-
-
352.661
731.339 18.135
(594)
-
731.339 17.541
-
-
731.339 17.541
749.474
(594)
-
748.880
-
-
748.880
-
-
-
9.588
9.588
536
1.365.138
-
9.588
1.374.726
(70.119) 12.021.132
87.006
9.588
-
1.374.784
(594)
12.333.399
(9.269)
Cadangan kerugian penurunan nilai
145.873 12.254.011 (251.093)
Bersih
12.002.918
*) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal. **) Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Lampiran 5/55
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK (lanjutan) c. Berdasarkan Sisa Umur Hingga Jatuh Tempo: 2012
2011
1.175.955 589.670 7.602.397 213.000 -
623.267 3.733.949 6.279.494 316.905 5.000
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo < 1 tahun > 1 < 5 tahun > 5 < 10 tahun > 10 tahun
9.581.022
10.958.615
89 1.142.053 173.517 106.541 9.553
1.093.835 234.370 28.615 17.964
Jumlah mata uang asing
1.431.753
1.374.784
11.012.775
12.333.399
Rupiah: Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo < 1 tahun > 1 < 5 tahun > 5 < 10 tahun > 10 tahun
Jumlah Ditambah/(dikurangi): Diskonto yang belum diamortisasi Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai
624
(9.269)
37.889 (281.513)-
(70.119) (251.093)
(243.000)-
(330.481)
10.769.775
12.002.918
d. Berdasarkan Golongan Penerbit:
Perusahaan lain Bank Pemerintah Bank Sentral Jumlah Ditambah/(dikurangi): Premi/(diskonto) yang belum diamortisasi Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
2011
9.169.558 1.449.576 298.491 95.150
7.810.940 1.380.243 3.012.216 130.000
11.012.775
12.333.399
624
(9.269)
37.889 (281.513)-
(70.119) (251.093)
(243.000)-
(330.481)
10.769.775
Lampiran 5/56
12.002.918
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK (lanjutan) e. Rincian Obligasi Berdasarkan Peringkat: Nilai Wajar/ Biaya Perolehan Diamortisasi**)
Peringkat*) Lembaga Pemeringkat Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi PT Sumberdaya Sewatama PT Verena Multi Finance Tbk. PT BCA Finance Tbk. PT Bank International Indonesia Tbk. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. PT Federal International Finance PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. PT Lautan Luas Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Lain-lain***) Tersedia untuk dijual Obligasi Syariah Perusahaan PT Titan Petrokimia Nusantara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Bank Pembangunan Daerah Sulsel Obligasi PT Bank International Indonesia Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Astra Sedaya Finance PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Lain-lain
Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi PT Tunas Baru Lampung Tbk. PT Indosat Tbk. PT Medco Energi International Tbk. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
2012
2011
2012
2011
Pefindo
idA
-
101.169
-
Pefindo Pefindo
idA idAA+
-
100.227 65.033
-
Pefindo
idAAA
idAA+
61.111
109.840
Pefindo
idAA
idAA
55.236
55.125
Pefindo
idAA+
idAA+
15.406
27.098
Pefindo
idAA+
-
10.070
-
Pefindo Pefindo
idAA idA-
idAA idA-
7.335 2.028
45.161 2.052
Pefindo Pefindo
idAA idAA- - idAAA
idAA idD - idAAA
94 193.898
28.921 2.779.555
611.607
3.047.752
Fitch
-
A+(idn)
-
52.875
Pefindo
-
idAA+
-
33.600
Pefindo
-
idA
-
13.065 99.540
Pefindo
idAAA
-
100.050
-
Pefindo
idAA+
-
100.000
-
Pefindo
idAA
-
100.000
-
Pefindo
idAA+
-
75.015
-
Pefindo
idAA-
-
50.000
-
Pefindo Pefindo
idAA idA- - idAA-
idAA -
14.100 88.109
13.146 -
527.274
13.146
Pefindo Pefindo
idA idAA+
idAA+
500.000 224.115
222.193
Pefindo
idAA-
-
223.000
-
Pefindo Pefindo
idD idAA-
idD -
86.527 55.000
86.096 -
Pefindo
-
idAA+
-
199.641
1.088.642
507.930
Lampiran 5/57
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK (lanjutan) e. Rincian Obligasi Berdasarkan Peringkat (lanjutan): Nilai Wajar/ Biaya Perolehan Diamortisasi**)
Peringkat*) Lembaga Pemeringkat Rupiah (lanjutan) Diukur pada biaya Perolehan******) Obligasi Syariah Perusahaan PT Indosat Tbk. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Berlian Laju Tanker Tbk. PT Salim Ivomas Pratama Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Bakrieland Development Tbk.
Lain-lain
2012
2011
2012
2011
Pefindo
idAA+
idAA+
168.040
168.109
Pefindo
idAA+
-
117.591
-
Pefindo
idD
idA-****)
87.000
87.006
Pefindo
idAA
idAA
60.000
60.000
Pefindo
-
idA+
-
30.000
Pefindo
BBB+ (idn) A+ (idn), idD - idAA-
idBBB+ BBB (idn) A- (idn), idD - idAA+
-
20.000
351.097 783.728
588.050 953.165
Beragam
1.872.370
1.461.095
3.011.251
4.621.533
BBB-
-
18.651
-
A+
-
19.057
-
-
Jumlah Rupiah Mata uang asing Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Fitch
-
Tersedia untuk dijual Obligasi Standard Chartered Bank
S&P
Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Advance SCT*****)
-
Jumlah mata uang asing
10.817
9.588
10.817
47.296
*)
Informasi peringkat obligasi diperoleh dari Bloomberg yang mencakup peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pemeringkat Efek Indonesia, Standard and Poor’s, dan Fitch Ratings. Efek-efek dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Pada tanggal 31 Desember 2011 obligasi dengan kategori diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi terutama terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara yang tidak memiliki peringkat. ****) Pada tanggal 25 Januari 2012 obligasi yang diterbitkan oleh PT Berlian Laju Tanker Tbk. mengalami penurunan peringkat dari idA- menjadi idCCC oleh Pefindo. *****) Obligasi yang tidak memiliki peringkat. ******) Efek-efek yang dimiliki Anak Perusahaan yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012. **) ***)
f. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (yield) per Tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
4,52% 7,72%
Lampiran 5/58
2011 5,27% 5,07%
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
EFEK - EFEK (lanjutan) g. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek: 2012
2011
Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43) Lain-lain*)
251.093 29.411 1.009
248.895 17.530 (15.332)
Saldo akhir tahun
281.513
251.093
*)
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek yang dibentuk telah memadai. h. Informasi mengenai pengelompokan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank memiliki investasi dalam unit reksa dana yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, yang terdiri dari Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras, Reksa Dana Terproteksi BNP Paribas Selaras 2, Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan X, Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan XI dan Reksa Dana Terproteksi Schroder Regular Income Plan XII dengan nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp1.504.461, Rp1.006.583, Rp802.353, Rp804.945 dan Rp900.089 (2011: masing-masing sebesar Rp1.505.881, Rp1.008.150, Rp803.102, Rp806.173 dan Rp900.308). 8.
OBLIGASI PEMERINTAH Akun ini terdiri dari obligasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diperoleh Grup dari pasar primer dan sekunder pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dengan rincian sebagai berikut: 2012 Pihak berelasi (Catatan 54) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar Tersedia untuk dijual, nilai wajar Dimiliki hingga jatuh tempo, nilai perolehan diamortisasi Diukur pada biaya perolehan*)
*)
2011
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
1.408.982 53.667.392 23.383.075 -
78.935.756
78.459.449
Obligasi Pemerintah yang dimiliki Anak Perusahaan yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012
a. Berdasarkan Jatuh Tempo Obligasi Pemerintah berdasarkan jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2012 Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kurang dari 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun
Tersedia untuk dijual 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun
Lampiran 5/59
2011
573.861 374.982 143.498 713.561
150.224 550.344 152.619 424.235
1.805.902
1.277.422
4.004.180 45.983.525
3.942.029 49.725.363
49.987.705
53.667.392
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) a. Berdasarkan Jatuh Tempo (lanjutan) 2012 Rupiah (lanjutan) Dimiliki hingga jatuh tempo Kurang dari 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun
Diukur pada biaya perolehan*) Kurang dari 1 tahun 1 - 5 tahun
Jumlah Rupiah Mata uang asing Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun Tersedia untuk dijual: 5 - 10 tahun Lebih dari 10 tahun Dimiliki hingga jatuh tempo 1 - 5 tahun 5 - 10 tahun
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
*)
2011
108.481 21.856.910 78.913 111.161 22.155.465
10.555 13.652.955 9.435.312 110.654 23.209.476
339.151 711.170 1.050.321
-
74.999.393
78.154.290
216.941 154.027
131.560 -
370.968
131.560
1.564.500 1.814.824
-
3.379.324
-
186.071 -
155.475 18.124
186.071
173.599
3.936.363
305.159
78.935.756
78.459.449
Obligasi Pemerintah yang dimiliki Anak Perusahaan yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012
b. Berdasarkan Jenis 2012 Tingkat Suku Bunga per Tahun
Nominal
Nilai Wajar
Tanggal Jatuh Tempo
Frekuensi Pembayaran Bunga
Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi suku bunga tetap
1.613.545
5,63% 14,28%
1.805.902
10/02/2013 15/04/2042
1 dan 6 bulan
1.800.875
6,25%
1.859.403
21/09/2015 15/10/2015
1 bulan
48.128.302
25/12/2014 25/07/2020
3 bulan
Tersedia untuk dijual Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang
48.740.774
SPN 3 bulan
50.541.649
Lampiran 5/60
49.987.705
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis (lanjutan) 2012 Biaya Perolehan Diamortisasi
Tingkat Suku Bunga per Tahun
Tanggal Jatuh Tempo
Frekuensi Pembayaran Bunga
9,00% 14,28%
20/02/2013 15/05/2037
6 bulan
25/12/2014 25/09/2017
3 bulan
15/10/2013 15/09/2015
6 bulan
Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang
410.867 21.744.598
SPN 3 bulan
22.155.465 Diukur pada biaya perolehan*) Obligasi suku bunga tetap
Tingkat Suku Bunga per Tahun
Nominal Mata uang asing Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi suku bunga tetap
9,00% 11,80%
1.050.321
Nilai Wajar
Tanggal Jatuh Tempo
Frekuensi Pembayaran Bunga
342.950
3,30% 5,25%
370.968
21/11/2018 17/01/2042
6 bulan
3.213.856
3,30% 5,88%
3.379.324
21/11/2018 21/11/2022
6 bulan
Tersedia untuk dijual Obligasi suku bunga tetap
Biaya Perolehan Diamortisasi Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap
186.071
Tingkat Suku Bunga per Tahun
Tanggal Jatuh Tempo
6,75% 10,38%
10/03/2014 09/03/2017
Frekuensi Pembayaran Bunga
6 bulan
*) Obligasi Pemerintah yang dimiliki Anak Perusahaan yang diklasifikasikan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012
Lampiran 5/61
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) b. Berdasarkan Jenis (lanjutan) 2011 Tingkat Suku Bunga per Tahun
Nominal
Nilai Wajar
Tanggal Jatuh Tempo
Frekuensi Pembayaran Bunga
Rupiah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi suku bunga tetap Tersedia untuk dijual Obligasi suku bunga mengambang
1.159.516
7,00% 14,28%
1.277.422
15/01/2012 15/07/2038
1 dan 6 bulan
54.310.774
SPN 3 bulan
53.667.392
25/12/2014 25/07/2020
3 bulan
Biaya Perolehan Diamortisasi Rupiah Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap Obligasi suku bunga mengambang
1.464.878 21.744.598
Tingkat Suku Bunga per Tahun
Tanggal Jatuh Tempo
9,00% 14,28%
15/01/2012 15/05/2037
1 dan 6 bulan
25/12/2014 25/09/2017
3 bulan
SPN 3 bulan
Frekuensi Pembayaran Bunga
23.209.476 Tingkat Suku Bunga per Tahun
Nominal Mata uang asing Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Obligasi suku bunga tetap
128.570 Biaya Perolehan Diamortisasi
Mata uang asing Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi suku bunga tetap
173.599
Nilai Wajar
4,00% 4,88%
131.560
Tanggal Jatuh Tempo
Frekuensi Pembayaran Bunga
21/11/2018 05/05/2021
6 bulan
Tingkat Suku Bunga per Tahun
Tanggal Jatuh Tempo
6,75% 10,38%
10/03/2014 09/03/2017
Lampiran 5/62
Frekuensi Pembayaran Bunga
6 bulan
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
OBLIGASI PEMERINTAH (lanjutan) c. Informasi Lain Selama tahun 2012, Bank berpartisipasi dalam program debt switching yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Melalui program ini, Bank berhasil menukarkan obligasi pemerintah suku bunga mengambang dalam klasifikasi Tersedia Untuk Dijual dengan nilai nominal sebesar Rp3.700.000 dengan obligasi pemerintah suku bunga tetap. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Obligasi Pemerintah dengan jumlah nominal sebesar Rp12.063.884 dan Rp6.658.679 dijaminkan untuk fasilitas pinjaman yang diterima dari bank lain dan pinjaman subordinasi (Catatan 35e dan 36).
9.
TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) Usance L/C Payable at Sight Lain-lain
Pihak ketiga Usance L/C Payable at Sight Lain-lain
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak berelasi (Catatan 54) Usance L/C Payable at Sight Lain-lain
Pihak ketiga Usance L/C Payable at Sight Lain-lain
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 5/63
2012
2011
57.581 2.064.178
14.705 1.266.099
2.121.759
1.280.804
346.107 576.190
340.078 560.621
922.297
900.699
3.044.056
2.181.503
1.628.031 34.758
1.442.333 29.574
1.662.789
1.471.907
1.122.512 845.061
1.018.070 1.219.810
1.967.573
2.237.880
3.630.362
3.709.787
6.674.418 (1.125.015)
5.891.290 (1.079.302)
5.549.403
4.811.988
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
TAGIHAN LAINNYA - TRANSAKSI PERDAGANGAN (lanjutan) b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
Lancar Dalam perhatian khusus Diragukan Macet Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
2011
5.465.807 393.133 815.478
4.757.886 331.300 5.718 796.386
6.674.418 (1.125.015)
5.891.290 (1.079.302)
5.549.403
4.811.988
c. Berdasarkan Jatuh Tempo: 2012
2011
Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan
908.480 1.486.727 486.802 15.869 146.178
646.100 1.085.617 284.686 19.156 145.944
Jumlah Rupiah
3.044.056
2.181.503
Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan
822.177 1.105.616 1.032.123 912 669.534
750.253 566.324 1.743.237 20.038 629.935
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
3.630.362
3.709.787
6.674.418 (1.125.015)
5.891.290 (1.079.302)
5.549.403
4.811.988
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya - transaksi perdagangan: 2012
2011
Saldo awal tahun Pembalikan selama tahun berjalan (Catatan 43) Lain-lain*)
1.079.302 (13.263) 58.976
1.146.327 (98.692) 31.667
Saldo akhir tahun
1.125.015
1.079.302
*)
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan lainnya transaksi perdagangan telah memadai. e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A.
Lampiran 5/64
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. TAGIHAN ATAS EFEK - EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI a. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 2012 Jenis Efek Rupiah Obligasi FR0058 Obligasi FR0043 Obligasi FR0059 Obligasi FR0047 Obligasi FR0054 Obligasi FR0054 Obligasi FR0020 Obligasi FR0061 Obligasi FR0056 Obligasi FR0056 Obligasi FR0059 Obligasi FR0040 Obligasi FR0057 Obligasi FR0053 Obligasi FR0027 Obligasi FR0056 Obligasi FR0060 Obligasi FR0043 Obligasi FR0054 Obligasi FR0058 Obligasi FR0054 Obligasi FR0058 Obligasi FR0059 Obligasi FR0054 Obligasi FR0058 Obligasi FR0035 Obligasi FR0057 Obligasi FR0053 Obligasi FR0058 Obligasi FR0058 Obligasi FR0050 Obligasi FR0047 Obligasi FR0058 Obligasi FR0057 Obligasi FR0058 Saham Obligasi FR0056 Obligasi FR0044 Obligasi FR0058 Obligasi FR0058 Obligasi FR0035 Obligasi FR0058 Obligasi FR0057 Obligasi FR0053 Obligasi FR0059 Obligasi FR0064 SBSN SBSN Obligasi FR0064 Saham Obligasi FR0054 Saham SBSN
Tanggal Dimulai 09/11/2012 28/12/2012 09/10/2012 22/11/2012 19/12/2012 21/11/2012 27/12/2012 13/12/2012 12/12/2012 26/12/2012 19/12/2012 28/12/2012 30/11/2012 13/12/2012 12/12/2012 14/12/2012 17/12/2012 09/10/2012 30/11/2012 20/12/2012 18/12/2012 17/12/2012 26/12/2012 18/12/2012 17/12/2012 14/12/2012 26/12/2012 12/12/2012 03/12/2012 03/12/2012 17/12/2012 26/12/2012 09/11/2012 17/12/2012 03/12/2012 12/10/2012 20/12/2012 17/12/2012 03/12/2012 03/12/2012 13/12/2012 03/12/2012 18/12/2012 14/12/2012 09/10/2012 09/10/2012 27/12/2012 27/12/2012 26/12/2012 30/11/2012 09/10/2012 06/06/2012 27/12/2012
Tanggal Jatuh Tempo 08/02/2013 29/01/2013 08/01/2013 02/01/2013 26/03/2013 19/02/2013 29/01/2013 12/02/2013 19/03/2013 28/01/2013 26/02/2013 29/01/2013 05/03/2013 12/02/2013 19/02/2013 15/02/2013 17/01/2013 08/01/2013 05/03/2013 03/01/2013 18/02/2013 18/01/2013 25/01/2013 18/02/2013 18/01/2013 15/02/2013 25/01/2013 19/02/2013 03/01/2013 03/01/2013 17/01/2013 25/01/2013 08/02/2013 17/01/2013 03/01/2013 10/04/2013 03/01/2013 18/01/2013 04/01/2013 03/01/2013 12/02/2013 04/01/2013 18/02/2013 15/02/2013 08/01/2013 08/01/2013 23/01/2013 23/01/2013 25/01/2013 29/05/2013 08/01/2013 03/05/2013 23/01/2013
Total Cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
Nilai Jual Kembali
Pendapatan Bunga Belum Direalisasi
Nilai Bersih
1.080.592 914.813 854.775 685.924 686.278 678.814 642.559 612.549 606.952 589.386 535.562 475.887 444.834 443.213 409.746 401.756 257.106 249.674 235.232 221.491 211.193 203.104 200.181 199.460 192.688 188.964 187.196 158.201 157.028 130.857 128.656 127.146 120.065 119.302 115.154 116.600 111.480 110.677 110.083 104.686 100.898 99.599 95.975 57.608 44.656 43.731 31.256 24.844 23.332 21.200 16.618 2.312 1.988
5.188 3.140 752 84 7.307 4.202 2.413 3.192 5.924 2.091 3.733 1.633 3.546 2.309 2.499 2.247 541 220 1.875 57 1.349 454 631 1.274 430 1.057 590 965 41 34 271 401 576 251 30 3.630 28 247 43 28 526 39 613 322 39 39 89 70 74 1.417 14 115 6
1.075.404 911.673 854.023 685.840 678.971 674.612 640.146 609.357 601.028 587.295 531.829 474.254 441.288 440.904 407.247 399.509 256.565 249.454 233.357 221.434 209.844 202.650 199.550 198.186 192.258 187.907 186.606 157.236 156.987 130.823 128.385 126.745 119.489 119.051 115.124 112.970 111.452 110.430 110.040 104.658 100.372 99.560 95.362 57.286 44.617 43.692 31.167 24.774 23.258 19.783 16.604 2.197 1.982
14.583.881
68.646
14.515.235 14.515.235
Lampiran 5/65
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. TAGIHAN ATAS EFEK - EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) a. Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (lanjutan) 2011 Jenis Efek Rupiah Pihak Berelasi (Catatan 54) Obligasi VR0026 Obligasi VR0028 Obligasi VR0023
Tanggal Dimulai
28/11/2011 13/10/2011 28/11/2011
Tanggal Jatuh Tempo
28/02/2012 13/01/2012 28/02/2012
Jumlah Pihak Berelasi Pihak Ketiga Obligasi FR0052 Obligasi FR0052 Obligasi FR0057 Obligasi FR0052 Obligasi FR0045 Obligasi FR0053 Obligasi FR0058 Obligasi FR0040 Obligasi FR0040 Obligasi FR0047 Obligasi FR0044 Obligasi FR0057 Obligasi FR0040 Obligasi FR0052 Obligasi FR0057 Obligasi FR0036 Obligasi FR0040 Obligasi FR0042 Obligasi FR0042 Obligasi FR0043 Obligasi FR0056 Obligasi FR0059 Obligasi FR0036 Obligasi FR0048 Obligasi FR0045 Obligasi FR0045 Obligasi FR0045 Obligasi FR0045 Obligasi FR0040 Obligasi FR0040 Obligasi FR0040 SBSN Obligasi FR0045 SBSN Obligasi FR0056 Obligasi FR0040 SBSN Obligasi FR0044 SBSN
04/11/2012 04/11/2011 08/11/2011 04/11/2011 08/11/2011 14/12/2011 08/11/2011 13/12/2011 23/12/2011 20/12/2011 28/12/2011 08/11/2011 27/12/2011 04/11/2011 20/12/2011 13/12/2011 20/12/2011 23/12/2011 20/12/2011 23/12/2011 22/12/2011 23/12/2011 22/12/2011 22/12/2011 19/12/2011 19/12/2011 19/12/2011 19/12/2011 19/12/2011 19/12/2011 19/12/2011 08/12/2011 19/12/2011 28/12/2011 23/12/2011 19/12/2011 28/12/2011 27/12/2011 28/12/2011
16/02/2012 16/02/2012 16/02/2012 16/02/2012 16/02/2012 16/01/2012 16/02/2012 06/01/2012 25/01/2012 20/01/2012 01/02/2012 16/02/2012 27/01/2012 16/02/2012 20/01/2012 06/01/2012 20/01/2012 25/01/2012 20/01/2012 25/01/2012 19/01/2012 25/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 19/01/2012 05/01/2012 19/01/2012 25/01/2011 25/01/2012 19/01/2012 25/01/2011 27/01/2012 25/01/2011
Nilai Jual Kembali
Pendapatan Bunga Belum Direalisasi
Nilai Bersih
409.442 254.308 99.898
3.546 534 865
405.896 253.774 99.033
763.648
4.945
758.703
1.194.016 1.194.016 1.130.647 1.072.823 612.085 490.555 447.312 371.563 352.873 307.955 302.050 274.124 272.010 265.337 261.182 239.408 233.198 222.104 221.238 220.056 177.944 177.612 177.273 143.290 128.744 128.744 128.744 128.744 128.489 128.489 128.489 99.753 76.174 49.849 49.299 46.723 38.882 32.933 10.871
7.875 7.875 7.420 7.087 4.017 977 2.935 247 1.136 785 1.256 1.799 949 1.750 666 159 594 715 564 708 430 572 428 346 311 311 311 311 310 310 310 64 184 158 159 113 124 115 35
1.186.141 1.186.141 1.123.227 1.065.736 608.068 489.578 444.377 371.316 351.737 307.170 300.794 272.325 271.061 263.587 260.516 239.249 232.604 221.389 220.674 219.348 177.514 177.040 176.845 142.944 128.433 128.433 128.433 128.433 128.179 128.179 128.179 99.689 75.990 49.691 49.140 46.610 38.758 32.818 10.836
Jumlah Pihak Ketiga
11.665.598
54.416
11.611.182
Total Cadangan kerugian penurunan nilai
12.429.246
59.361
12.369.885 -
Bersih
12.369.885
Lampiran 5/66
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. TAGIHAN ATAS EFEK - EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012 Lancar
2011
14.515.235
12.369.885
-
-
14.515.235
12.369.885
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Seluruh saldo tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 tidak mengalami penurunan nilai.
11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Nilai Wajar Transaksi Pihak berelasi (Catatan 54) Terkait Nilai Tukar 1. Swap - beli Dolar Amerika Serikat 2. Swap - jual Dolar Amerika Serikat
Nilai Kontrak (Setara Rupiah)
Tagihan Derivatif
Liabilitas Derivatif
48.835
-
333
38.944
231
-
231
333
3.395.783 390.354
568 8.490
15.108 -
379.606
4.610
687
2.129.324 950.855
4.067 722
16.662 1.905
10.699.005 1.425.147
67.841 614
26.427 22.160
-
-
29.975
Jumlah pihak ketiga
86.912
112.924
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
87.143 -
113.257 -
87.143
113.257
Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli Dolar Amerika Serikat Lain-lain 2. Kontrak berjangka - jual Dolar Amerika Serikat 3. Swap - beli Dolar Amerika Serikat Lain-lain 4. Swap - jual Dolar Amerika Serikat Lain-lain Terkait Suku Bunga 1. Swap - suku bunga Lain-lain
Lampiran 5/67
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF (lanjutan) Ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Nilai Wajar Transaksi Pihak berelasi (Catatan 54) Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - jual Dolar Amerika Serikat 2. Swap - beli Dolar Amerika Serikat
Nilai Kontrak (Setara Rupiah)
Tagihan Derivatif
Liabilitas Derivatif
404.622
4.391
207
226.688
-
3.673
4.391
3.880
3.234.959 187.872
5.384 468
18.923 418
233.976 40.173
1.880 1.771
347 279
4.040.414 724.504
8.947 -
42.333 17.081
11.729.704 439.727
85.815 4.987
39.519 173
-
14
-
-
-
42.425
Jumlah pihak ketiga
109.266
161.498
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
113.657 -
165.378 -
113.657
165.378
Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Terkait Nilai Tukar 1. Kontrak berjangka - beli Dolar Amerika Serikat Lain-lain 2. Kontrak berjangka - jual Dolar Amerika Serikat Lain-lain 3. Swap - beli Dolar Amerika Serikat Lain-lain 4. Swap - jual Dolar Amerika Serikat Lain-lain 5. Option - beli Dolar Amerika Serikat Terkait Suku Bunga 1. Swap - suku bunga Lain-lain
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, kolektibilitas Bank Indonesia untuk tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2012 Lancar Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011
87.143 -
113.657 -
87.143
113.657
Seluruh saldo tagihan derivatif per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 tidak mengalami penurunan nilai.
Lampiran 5/68
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN A. Kredit yang diberikan terdiri atas: a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011
35.419.722 297.223.297
28.983.609 240.146.823
332.643.019
269.130.432
10.532.888 41.405.799
7.862.564 34.100.310
51.938.687
41.962.874
384.581.706 (14.011.350)
311.093.306 (12.105.048)
370.570.356
298.988.258
b.1 Berdasarkan Jenis: Tidak mengalami penurunan nilai**)
2012 Mengalami penurunan nilai*) **)
Jumlah
Rupiah: Modal Kerja Investasi Konsumen Sindikasi Ekspor Program Pemerintah Karyawan
143.311.676 87.089.010 76.901.955 7.107.450 3.202.967 2.581.525 1.301.370
7.384.278 2.062.063 1.199.442 313.249 10.440 172.066 5.528
150.695.954 89.151.073 78.101.397 7.420.699 3.213.407 2.753.591 1.306.898
Jumlah Rupiah
321.495.953
11.147.066
332.643.019
Mata uang asing: Modal Kerja Investasi Konsumen Sindikasi Ekspor Program Pemerintah Karyawan Lain-lain
12.560.268 20.290.887 47.099 4.169.939 7.972.839 77.405 2.048 65.568
2.759.895 3.146.313 727 475.029 369.224 1.446
15.320.163 23.437.200 47.826 4.644.968 8.342.063 77.405 2.048 67.014
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
45.186.053
6.752.634
51.938.687
366.682.006 (3.678.313)
17.899.700 1) (10.333.037) 2)
384.581.706 (14.011.350)
363.003.693
7.566.663
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
*)
3)
370.570.356
Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (Catatan 2c.G.(a)). **) Termasuk kredit yang diberikan oleh Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. 1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp12.103.790 dan Rp5.795.910. 2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp8.302.030 dan Rp2.031.007. 3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp3.801.760 dan Rp3.764.903.
Lampiran 5/69
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): b.1 Berdasarkan Jenis (lanjutan): Tidak mengalami penurunan nilai**) Rupiah: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Ekspor Jumlah Rupiah Mata uang asing: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Ekspor Lain-lain Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011 Mengalami penurunan nilai*) **)
Jumlah
112.835.277 71.831.053 66.110.788 3.869.183 880.315 427.088 1.799.811
7.514.030 1.924.090 966.392 932.796 5.183 10.436 23.990
120.349.307 73.755.143 67.077.180 4.801.979 885.498 437.524 1.823.801
257.753.515
11.376.917
269.130.432
8.553.994 19.305.398 127.362 3.649.082 138 92.199 4.119.967 159.204
3.026.702 1.975.433 684 531.751 413.895 7.065
11.580.696 21.280.831 128.046 4.180.833 138 92.199 4.533.862 166.269
36.007.344
5.955.530
41.962.874
293.760.859 (3.021.136)
17.332.447 (9.083.912)
1)
290.739.723
8.248.535
3)
*)
2)
311.093.306 (12.105.048) 298.988.258
Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (Catatan 2c.G.(a)). **) Termasuk kredit yang diberikan oleh Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. 1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp12.764.708 dan Rp4.567.739. 2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp7.989.166 dan Rp1.094.746. 3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp4.775.542 dan Rp3.472.993.
Lampiran 5/70
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): b.2 Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012 Dalam Perhatian Khusus
Lancar
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rupiah: Modal Kerja Investasi Konsumen Sindikasi Ekspor Program Pemerintah Karyawan
142.293.608 86.588.997 71.523.094 7.107.450 3.194.921 2.420.123 1.295.218
4.817.838 1.697.023 5.378.866 192.291 8.046 161.402 6.152
493.969 162.532 276.644 120.958 88.799 234
461.093 37.143 245.934 22.389 114
2.629.446 150.695.954 665.378 89.151.073 676.859 78.101.397 7.420.699 10.440 3.213.407 60.878 2.753.591 5.180 1.306.898
Jumlah Rupiah
314.423.411
12.261.618
1.143.136
766.673
4.048.181 332.643.019
Mata uang asing: Modal Kerja Investasi Konsumen Sindikasi Ekspor Program Pemerintah Karyawan Lain-lain
13.524.071 22.259.165 47.099 4.431.212 7.954.823 77.405 2.048 65.568
1.231.383 901.072 139.915 18.016 -
50 3.320 -
15.022 -
564.659 276.963 727 58.819 365.904 1.446
15.320.163 23.437.200 47.826 4.644.968 8.342.063 77.405 2.048 67.014
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
48.361.391
2.290.386
3.370
15.022
1.268.518
51.938.687
362.784.802
14.552.004
1.146.506
781.695
5.316.699 384.581.706
(3.877.033)
(429.429)
(422.658)
(4.635.266) (14.011.350)
10.674.971
717.077
359.037
681.433 370.570.356
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(4.646.964) 358.137.838
Lampiran 5/71
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): b.2 Berdasarkan Jenis dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2011 Dalam Perhatian Khusus
Lancar Rupiah: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Ekspor Jumlah Rupiah Mata uang asing: Modal kerja Investasi Konsumen Sindikasi Karyawan Program Pemerintah Ekspor Lain-lain Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
113.241.824 71.192.695 61.718.666 3.869.183 879.238 412.344 1.776.812
3.805.036 1.647.758 4.392.127 932.796 1.077 14.744 22.999
328.178 140.445 179.733 25 11 -
354.458 244.807 205.247 21 35 13.550
2.619.811 120.349.307 529.438 73.755.143 581.407 67.077.180 4.801.979 5.137 885.498 10.390 437.524 10.440 1.823.801
253.090.762
10.816.537
648.392
818.118
3.756.623 269.130.432
9.887.718 20.008.076 126.544 3.923.831 138 92.199 4.116.678 159.204
998.332 747.916 818 163.019 3.289 -
72.505 205.870 -
14.042 15.874 -
622.141 318.969 684 79.941 398.021 7.065
11.580.696 21.280.831 128.046 4.180.833 138 92.199 4.533.862 166.269
38.314.388
1.913.374
278.375
29.916
1.426.821
41.962.874
291.405.150
12.729.911
926.767
848.034
5.183.444 311.093.306
(3.483.881)
(395.330)
(413.676)
(4.557.572) (12.105.048)
9.246.030
531.437
434.358
(3.254.589) 288.150.561
Lampiran 5/72
625.872 298.988.258
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.1 Berdasarkan Sektor Ekonomi: Tidak mengalami Penurunan Nilai**) Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Tambang Jasa Sosial Lain-lain
2012 Mengalami Penurunan Nilai*) **)
Jumlah
62.482.173 60.930.101 44.868.633 42.198.274 16.135.507 12.585.836 8.789.960 3.567.483 4.287.288 65.650.698
4.366.331 2.496.836 584.070 824.935 746.302 832.126 81.553 17.080 62.351 1.135.482
66.848.504 63.426.937 45.452.703 43.023.209 16.881.809 13.417.962 8.871.513 3.584.563 4.349.639 66.786.180
321.495.953
11.147.066
332.643.019
Mata uang asing: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Tambang Jasa Sosial Lain-lain
7.035.386 5.203.042 2.421.227 4.305.318 3.482.996 1.728.632 2.098.300 18.225.493 189.648 496.011
4.878.390 620.711 327.921 14.034 246.640 617 415.714 247.880 727
11.913.776 5.823.753 2.749.148 4.319.352 3.729.636 1.729.249 2.514.014 18.473.373 189.648 496.738
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
45.186.053
6.752.634
51.938.687
366.682.006 (3.678.313)
17.899.700 1) (10.333.037) 2)
384.581.706 (14.011.350)
363.003.693
7.566.663
Jumlah Rupiah
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
*)
3)
370.570.356
Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (Catatan 2c.G.(a)). **) Termasuk kredit yang diberikan oleh Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. 1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp12.103.790 dan Rp5.795.910. 2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp8.302.030 dan Rp2.031.007. 3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp3.801.760 dan Rp3.764.903.
Lampiran 5/73
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.1 Berdasarkan Sektor Ekonomi (lanjutan): Tidak mengalami Penurunan Nilai**) Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Pertambangan Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Pertambangan Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011 Mengalami Penurunan Nilai*) **)
Jumlah
49.562.999 45.128.832 36.050.436 33.110.506 15.361.499 11.119.867 5.836.470 2.803.569 3.412.036 55.367.301
4.874.850 2.282.396 439.218 775.161 541.666 954.607 85.797 106.492 213.358 1.103.372
54.437.849 47.411.228 36.489.654 33.885.667 15.903.165 12.074.474 5.922.267 2.910.061 3.625.394 56.470.673
257.753.515
11.376.917
269.130.432
5.834.756 3.308.796 2.455.219 4.191.426 2.438.232 1.837.345 1.917.252 13.171.809 194.260 658.249
4.215.719 689.664 419.935 23.107 259.506 54.401 47.338 245.122 738
10.050.475 3.998.460 2.875.154 4.214.533 2.697.738 1.891.746 1.964.590 13.416.931 194.260 658.987
36.007.344
5.955.530
41.962.874
293.760.859 (3.021.136)
17.332.447 1) (9.083.912) 2)
290.739.723
8.248.535
*)
3)
311.093.306 (12.105.048) 298.988.258
Termasuk dalam kategori “mengalami penurunan nilai” adalah (i) kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet (kredit bermasalah) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, (ii) semua kredit yang direstrukturisasi (Catatan 2c.G.(a)). **) Termasuk kredit yang diberikan oleh Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dimana cadangan kerugian penurunan nilai dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. 1) Kredit yang diberikan yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp12.764.708 dan Rp4.567.739. 2) Cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp7.989.166 dan Rp1.094.746. 3) Kredit yang diberikan - bersih yang dihitung secara individual dan kolektif adalah masing-masing sebesar Rp4.775.542 dan Rp3.472.993.
Lampiran 5/74
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.2 Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012 Dalam Perhatian Khusus
Lancar Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Tambang Jasa Sosial Lain-lain Jumlah Rupiah
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Diragukan
Macet
Jumlah
63.816.866
1.823.312
269.767
87.717
850.842
66.848.504
58.896.625 43.627.724 42.141.669
2.566.827 1.385.041 641.991
219.295 138.787 81.730
316.289 96.387 27.646
1.427.901 204.764 130.173
63.426.937 45.452.703 43.023.209
16.111.778 12.399.610 8.783.501 3.479.403 4.108.864 61.057.371
345.115 602.771 6.459 89.406 207.363 4.593.333
3.581 167.546 4.063 276 5.012 253.079
3.924 9.478 1 12.170 7.353 205.708
417.411 238.557 77.489 3.308 21.047 676.689
16.881.809 13.417.962 8.871.513 3.584.563 4.349.639 66.786.180
314.423.411
12.261.618
1.143.136
766.673
1.638.187
3.320
4.205
774.140
11.913.776
135.924 14.033
50 -
10.817 -
434.158 58.876 -
5.823.753 2.749.148 4.319.352
246.640 247.880 7.722
-
-
617 727
3.729.636 1.729.249 2.514.014 18.473.373 189.648 496.738
48.361.391
2.290.386
3.370
15.022
1.268.518
51.938.687
362.784.802
14.552.004
1.146.506
781.695
5.316.699 384.581.706
(4.635.266) (14.011.350)
Mata uang asing: Industri 9.493.924 Perdagangan, restoran dan hotel 5.242.854 Jasa dunia usaha 2.690.222 Pertanian 4.305.319 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 3.482.996 Konstruksi 1.728.632 Listrik, gas dan air 2.514.014 Tambang 18.225.493 Jasa Sosial 189.648 Lain-lain 488.289 Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
Kurang Lancar
(4.646.964) 358.137.838
(3.877.033)
(429.429)
(422.658)
10.674.971
717.077
359.037
Lampiran 5/75
4.048.181 332.643.019
681.433 370.570.356
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): c.2 Berdasarkan Sektor Ekonomi dan Kolektibilitas Bank Indonesia (lanjutan): 2011 Dalam Perhatian Khusus
Lancar Rupiah: Industri Perdagangan, restoran dan hotel Jasa-jasa dunia usaha Pertanian Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Konstruksi Listrik, gas dan air Pertambangan Jasa-jasa sosial/masyarakat Lain-lain
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
51.025.594
2.324.811
10.657
337.385
739.402
54.437.849
43.766.082 35.253.118 33.247.674
1.836.938 969.737 463.853
166.308 73.558 32.891
174.365 53.528 18.811
1.467.535 139.713 122.438
47.411.228 36.489.654 33.885.667
15.432.242 10.924.640 5.835.766 2.758.759 3.472.864 51.374.023
282.006 662.685 68.745 138.112 76.366 3.993.284
38.477 143.578 6.718 84 13.857 162.264
3.204 33.475 91 155 8.204 188.900
147.236 310.096 10.947 12.951 54.103 752.202
15.903.165 12.074.474 5.922.267 2.910.061 3.625.394 56.470.673
Jumlah Rupiah 253.090.762 Mata uang asing: Industri 7.905.722 Perdagangan, restoran dan hotel 3.340.707 Jasa-jasa dunia usaha 2.795.166 Pertanian 4.191.426 Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 2.438.232 Konstruksi 1.837.146 Listrik, gas dan air 1.800.374 Pertambangan 13.171.809 Jasa-jasa sosial/masyarakat 194.260 Lain-lain 639.546
10.816.537
648.392
818.118
1.194.311
-
20.328
930.114
10.050.475
214.080 23.107
72.458 47 -
9.588 -
361.627 79.941 -
3.998.460 2.875.154 4.214.533
53.636 199 164.216 245.122 18.703
205.870 -
-
54.401 738
2.697.738 1.891.746 1.964.590 13.416.931 194.260 658.987
38.314.388
1.913.374
278.375
29.916
1.426.821
41.962.874
291.405.150
12.729.911
926.767
848.034
5.183.444 311.093.306
(3.483.881)
(395.330)
(413.676)
(4.557.572) (12.105.048)
9.246.030
531.437
434.358
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(3.254.589) 288.150.561
Lampiran 5/76
3.756.623 269.130.432
625.872 298.988.258
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) A. Kredit yang diberikan terdiri atas (lanjutan): d. Berdasarkan Jangka Waktu: 2012 Rupiah: Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah Rupiah Mata uang asing: Kurang dari 1 tahun 1 - 2 tahun 2 - 5 tahun Lebih dari 5 tahun Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v)) Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011
89.266.985 31.043.123 103.058.449 109.274.462
67.840.070 19.274.075 76.269.117 105.747.170
332.643.019
269.130.432
14.919.212 3.531.242 15.892.310 17.595.923
9.112.786 1.654.132 15.912.283 15.283.673
51.938.687
41.962.874
384.581.706 (14.011.350)
311.093.306 (12.105.048)
370.570.356
298.988.258
Rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan secara gross (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 1,87% dan 2,21% (rasio untuk Bank Mandiri saja 1,74% dan 2,18%, masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011), sedangkan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan secara neto pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 0,46% dan 0,52% (rasio untuk Bank Mandiri saja 0,37% dan 0,45% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011). Perhitungan rasio kredit bermasalah Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011, dihitung atas dasar jumlah kredit tidak termasuk kredit yang diberikan pada bank lain sebesar Rp1.962.925 dan Rp1.659.661. B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan: a. Termasuk di dalam kredit yang diberikan adalah piutang pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh Anak Perusahaan masing-masing sebesar Rp44.427.037 dan Rp36.469.154 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, terdiri atas: 2012
2011
Piutang Murabahah dan Istishna Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan syariah lainnya
27.617.247 6.336.769 10.473.021
19.840.303 5.428.201 11.200.650
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
44.427.037 (1.261.929)
36.469.154 (974.468)
43.165.108
35.494.686
Lampiran 5/77
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): b. Tingkat suku bunga rata-rata (yield) dan kisaran bagi hasil per tahun adalah sebagai berikut: Tingkat suku bunga rata-rata (yield) per tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
11,47% 5,02%
2011 11,99% 5,01%
Kisaran bagi hasil per tahun: 2012 2,74% - 15,66% 10,57% - 12,98% 13,18% - 18,69%
Piutang Murabahah dan Istishna Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan syariah lainnya
2011 3,34% - 28,78% 10,89% - 12,58% 13,68% - 15,00%
c. Agunan Kredit Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain yang dijadikan jaminan tunai untuk kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp11.211.743 dan Rp9.765.082 (Catatan 22c, 24e, 25c dan 27d). d. Kredit Program Pemerintah Kredit Program Pemerintah terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja permanen, kredit modal kerja dan KPR Sejahtera FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), dimana Pemerintah dapat menyediakan sebagian dan/atau keseluruhan dananya. e. Kredit Sindikasi Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur melalui perjanjian pembiayaan bersama dengan bank-bank lain. Jumlah persentase bagian Bank Mandiri sebagai agen dalam kredit sindikasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing berkisar antara 11,36% sampai dengan 94,52%; dan 3,42% sampai dengan 94,52% dari jumlah keseluruhan kredit sindikasi. Sedangkan jumlah persentase bagian Bank Mandiri bila hanya sebagai anggota sindikasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 adalah masing-masing berkisar antara 0,02% sampai dengan 63%; dan 0,13% sampai dengan 66,36% dari jumlah keseluruhan kredit sindikasi. f. Kredit yang Direstrukturisasi Berikut ini adalah jenis dan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: Perpanjangan jangka waktu kredit Perpanjangan jangka waktu dan penurunan suku bunga kredit Kredit Jangka Panjang dengan Opsi Saham (KJPOS) Fasilitas kredit tambahan Perpanjangan jangka waktu kredit dan skema restrukturisasi lain-lain*)
2012 6.876.783
2011 6.709.010
1.779.387 267.589 57.036
1.651.934 139.387 93.032
4.957.790
6.372.577
13.938.585
14.965.940
*) Skema restrukturisasi lain-lain terutama terdiri dari skema restrukturisasi penurunan tingkat suku bunga, penjadwalan kembali bunga yang tertunggak dan perpanjangan jangka waktu pembayaran bunga tertunggak.
Jumlah kredit yang telah direstrukturisasi dan dalam kategori kredit bermasalah pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp1.627.003 dan Rp1.871.789.
Lampiran 5/78
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): g. Kredit kepada Pihak Berelasi Jumlah kredit kepada pihak berelasi dan persentase terhadap total aset konsolidasian diungkapkan pada Catatan 54. Termasuk dalam kredit yang diberikan kepada pihak berelasi adalah kredit yang diberikan kepada karyawan Bank Mandiri. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank Mandiri terdiri dari kredit dengan tingkat suku bunga sebesar 4,00% per tahun yang digunakan untuk membeli kendaraan bermotor dan/atau rumah dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 15 (lima belas) tahun yang dibayar melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan. h. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia. i. Bank Mandiri memiliki sejumlah perjanjian penerusan kredit dengan lembaga keuangan internasional (Catatan 59). j. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah sebagai berikut: 2012 1)
2011
Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43) Pencatatan kembali (write back)2) Penghapusbukuan3) Lain-lain*)
12.105.048 3.414.546 1.149.068 (2.633.454) (23.858)
11.481.725 3.407.728 (2.478.304) (306.101)
Saldo akhir tahun4)
14.011.350
12.105.048
*) 1) 2) 3) 4)
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing dan pengakuan pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai (Catatan 40). Saldo awal 2012 dan 2011 terdiri dari masing-masing Rp7.460.411 dan Rp7.462.361 yang dihitung secara individual dan Rp4.644.637 dan Rp4.019.364 yang dihitung secara kolektif. Write back pada tanggal 31 Desember 2012 terdiri dari Rp1.117.154 untuk debitur yang dievaluasi secara individual dan Rp31.914 untuk debitur yang dievaluasi secara kolektif. Penghapusbukuan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp911.936 dan Rp929.708 untuk debitur yang dievaluasi secara individual dan Rp1.721.518 dan Rp1.548.596 untuk debitur yang dievaluasi secara kolektif. Saldo akhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari Rp8.315.093 dan Rp7.460.410 yang dihitung secara individual dan Rp5.696.257 dan Rp4.644.638 yang dihitung secara kolektif.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.
Lampiran 5/79
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): k. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi sebelum dikurangi pendapatan ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) adalah sebagai berikut: Kredit Bermasalah (berdasarkan peraturan Bank Indonesia) 2012
2011
1.963.485 1.208.326 439.938 2.346.241
1.808.208 1.087.444 266.799 2.060.682
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Perdagangan, restoran dan hotel Industri Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain
5.957.990
5.223.133
444.975 781.665 58.926 1.344
443.673 950.442 79.988 261.009
Jumlah mata uang asing
1.286.910
1.735.112
7.244.900
6.958.245
Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel Industri Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain
Jumlah minimum penyisihan kerugian kredit bermasalah sesuai peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: Minimum Penyisihan Kerugian 2012
2011
1.480.963 848.080 258.968 1.628.932
1.540.747 872.133 173.008 1.560.202
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Perdagangan, restoran dan hotel Industri Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain
4.216.943
4.146.090
439.566 776.740 58.884 1.344
422.837 940.279 79.978 215.431
Jumlah mata uang asing
1.276.534
1.658.525
5.493.477
5.804.615
Rupiah: Perdagangan, restoran dan hotel Industri Jasa-jasa dunia usaha Lain-lain
l. Penghapusbukuan Kredit Macet Pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank Mandiri melaksanakan penghapusbukuan kredit macet masing-masing sebesar Rp2.462.911 dan Rp1.983.549 (Bank Mandiri saja). Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan meliputi: a. Fasilitas kredit telah digolongkan macet; b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 100,00% (seratus perseratus) dari pokok kredit macetnya; c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan penyelamatan, namun tidak berhasil; d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan membayar; dan e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, termasuk yang berasal dari non-cash loan sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off).
Lampiran 5/80
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan) B. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan (lanjutan): m. Kredit yang dihapusbukukan dicatat di ekstra-komtabel. Bank terus melakukan usaha-usaha penagihan atas kredit yang telah dihapusbukukan. Kredit ekstra-komtabel ini tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Ikhtisar mutasi kredit ekstra-komtabel untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja): 2012
2011
Saldo awal tahun Penghapusbukuan Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan (cash recoveries) dan pencatatan kembali (write back) Lain-lain*)
32.796.549 2.462.911
32.331.396 1.983.549
(3.739.749) 1.231.659
(2.202.460) 684.064
Saldo akhir tahun
32.751.370
32.796.549
*) Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
n. Kredit yang disalurkan dengan sistem pembiayaan langsung (executing) dan pembiayaan bersama (joint financing) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp10.738.072 dan Rp8.206.918. o. Nilai tercatat diamortisasi dari kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 2012 Kredit yang diberikan (Catatan 12A) Bunga yang masih akan diterima (Catatan 21) Pendapatan diterima di muka yang teratribusi (Catatan 34) Cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 12A dan 12B.j)
2011
384.581.706 1.259.493 (654.504) (14.011.350)
311.093.306 1.091.762 (527.329) (12.105.048)
371.175.345
299.552.691
13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: 2012 Piutang pembiayaan konsumen - bruto Pembiayaan sendiri Rupiah Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga Dikurangi: Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse) Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
Total piutang pembiayaan konsumen - bruto
Lampiran 5/81
2011
5.197 13.127.962
5.876 9.970.412
13.133.159
9.976.288
(8.188.571) -
(5.919.809) (278)
(8.188.571)
(5.920.087)
4.944.588
4.056.201
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) a. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan adalah sebagai berikut (lanjutan): 2012 Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui Pembiayaan sendiri Rupiah Pihak ketiga Dikurangi: Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse) Rupiah Pihak berelasi Pihak ketiga
Total pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui
2011
(2.019.404)
(1.655.093)
993.928 34 993.962
847.008 444 847.452
(1.025.442)
(807.641)
Total piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.919.146 (90.777)
3.248.560 (62.990)
Bersih
3.828.369
3.185.570
Pada tanggal 6 Februari 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian fasilitas pembiayaan bersama (joint financing-without recourse) dengan PT Mandiri Tunas Finance (Anak Perusahaan Bank Mandiri sejak tanggal 6 Februari 2009). Total fasilitas pembiayaan bersama adalah sebesar Rp2.000.000 dan berlaku sampai 31 Desember 2009. Jumlah fasilitas pembiayaan bersama ini ditingkatkan menjadi sebesar Rp9.250.000 dan diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2013 berdasarkan adendum perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 15 November 2011. Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Anak Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan. b. Rincian dari piutang pembiayaan konsumen berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2012
2011
3.577.945 283.479 23.678 30.777 3.267 3.919.146 (90.777)
2.940.331 256.073 21.275 29.022 1.859 3.248.560 (62.990)
3.828.369
3.185.570
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut: 2012 Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43) Penerimaan kembali piutang pembiayaan konsumen yang telah dihapusbukukan Penghapusan piutang ragu-ragu Saldo akhir tahun
2011
62.990 120.117
40.769 113.083
25.294 (117.624)
16.737 (107.599)
90.777
62.990
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen telah memadai. d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A.
Lampiran 5/82
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. INVESTASI BERSIH DALAM SEWA PEMBIAYAAN a. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: 2012
2011
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Rupiah Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan bruto Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan Simpanan jaminan
385.316 81.789 (55.869) (81.789)
45.317 8.894 (6.334) (8.895)
Total investasi bersih dalam sewa pembiayaan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
329.447 (1.767)
38.982 (197)
Bersih
327.680
38.785
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Anak Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan. b. Rincian dari investasi bersih dalam sewa pembiayaan berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
Lancar Dalam perhatian khusus
308.903 20.544
38.982 -
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
329.447 (1.767)
38.982 (197)
327.680
38.785
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2012
2011
Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43)
197 1.570
197
Saldo akhir tahun
1.767
197
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai investasi bersih dalam sewa pembiayaan telah memadai. d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A.
15. TAGIHAN AKSEPTASI a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012
2011
Rupiah: Tagihan kepada bank lain Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
46.919 107.676
9.106 65.043
Tagihan kepada debitur Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga Jumlah Rupiah
223.329 161.973 539.897
123.634 96.008 293.791
Lampiran 5/83
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. TAGIHAN AKSEPTASI (lanjutan) a. Berdasarkan Jenis Mata Uang dan Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga (lanjutan): 2012 Mata uang asing: Tagihan kepada bank lain Pihak ketiga
2011
752.233
169.460
1.234.783 5.430.599
759.444 5.328.408
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
7.417.615
6.257.312
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
7.957.512 (37.041)
6.551.103 (40.667)
7.920.471
6.510.436
2012
2011
Tagihan kepada debitur Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
b. Berdasarkan Jatuh Tempo: Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan
198.944 324.653 16.300
117.646 168.313 7.832
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan
539.897
293.791
1.279.718 3.341.951 2.144.029 651.917
1.310.371 3.437.148 1.500.802 8.991
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
7.417.615
6.257.312
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
7.957.512 (37.041)
6.551.103 (40.667)
7.920.471
6.510.436
2012
2011
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Macet
7.950.387 6.690 435 -
6.513.397 36.178 1.528
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
7.957.512 (37.041)
6.551.103 (40.667)
7.920.471
6.510.436
c. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia:
Lampiran 5/84
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. TAGIHAN AKSEPTASI (lanjutan) d. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi: 2012 Saldo awal tahun Pembalikan selama tahun berjalan (Catatan 43) Lain-lain*)
40.667 (51.341) 47.715
171.097 (151.154) 20.724
37.041
40.667
Saldo akhir tahun *)
2011
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi telah memadai. e. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A.
16. PENYERTAAN SAHAM a. Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2012 Metode biaya Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011
7.350 (3.044)
7.327 (829)
4.306
6.498
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan Metode Nilai Wajar: Westech Electronics Metode Biaya: Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3.000)
Jenis Usaha Perdagangan dan eceran
Beragam
Persentase Kepemilikan
Nilai Tercatat
5,50%
1.060
3,99% - 10,00%
6.290
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
7.350 (3.044) 4.306
Rincian dari penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan Metode Nilai Wajar: Westech Electronics Metode Biaya: Lain-lain (masing-masing di bawah Rp3.000)
Jenis Usaha Perdagangan dan eceran
Beragam
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Persentase Kepemilikan 5,50%
3,99% - 10,00%
Nilai Tercatat 124
7.203 7.327 (829) 6.498
Lampiran 5/85
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) b. Klasifikasi penyertaan saham berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia: 2012 Lancar Diragukan Macet Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
2011
6.234 1.060 56
7.147 124 56
7.350 (3.044)
7.327 (829)
4.306
6.498
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham: 2012 Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan (Catatan 43) Lain-lain*)
829 2.237 (22)
Saldo akhir tahun
3.044
*)
2011 1.285 850 (1.306) 829
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penyertaan saham telah memadai.
17. INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN LIABILITAS KEPADA PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK UNIT-LINKED Akun ini terdiri dari investasi pemegang polis dan liabilitas kepada pemegang polis pada kontrak unitlinked Anak Perusahaan yang ditempatkan pada investasi unit-linked, dengan rincian sebagai berikut: 2012 Non-syariah Syariah
2011
10.282.995 751.244
8.405.310 638.956
11.034.239
9.044.266
Rincian dari investasi unit-linked non-syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut:
Dynamic Money Progressive Money Attractive Money Excellent Equity Secure Money Active Money Fixed Money Money Market
Lampiran 5/86
2012
2011
6.122.382 2.150.890 1.409.386 382.341 86.409 77.715 46.360 7.512
5.661.420 2.126.169 409.248 86.755 78.096 24.262 11.918 7.442
10.282.995
8.405.310
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN LIABILITAS KEPADA PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK UNIT-LINKED (lanjutan) Dana pemegang polis-non syariah yang ditempatkan sebagai deposit wajib (statutory deposit) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp177.548 dan Rp177.500. Termasuk di dalam investasi pemegang unit-link adalah dana pemegang polis dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar USD3.503.323 dan USD3.315.060. Dynamic Money Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Dinamis. Progressive Money Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Campuran Progresif. Attractive Money Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham dan obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Saham Atraktif. Excellent Equity Penempatan dana berbasis saham dengan dasar investasi pada saham berkapitalisasi kecil (diluar 20 saham berkapitalisasi terbesar) di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Dynamic Equity (2011: Reksa Dana Mandiri Investa Ekuitas Dinamis). Secure Money Secure Money Rupiah merupakan penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar investasi pada surat berharga pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Schroder Dana Obligasi Mantap. Penempatan dana dalam mata uang Dolar Amerika melalui investasi pada surat berharga yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan bursa luar negeri lainnya serta instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Investa Dana Dollar Mandiri. Active Money Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan investasi pada saham dan obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Aktif (2011: Reksa Dana Mandiri Investa Aktif). Fixed Money Penempatan dana berbasis pendapatan tetap dengan dasar investasi pada Obligasi Pemerintah Indonesia dan instrumen pasar uang melalui Reksa Dana Mandiri Investa Dana Obligasi II.
Lampiran 5/87
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. INVESTASI PEMEGANG POLIS DAN LIABILITAS KEPADA PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK UNIT-LINKED (lanjutan) Money Market Penempatan dana berbasis pasar uang dengan investasi pada instrumen pasar uang yang meliputi deposito berjangka dan surat berharga dengan pendapatan tetap yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia melalui Reksa Dana Mandiri Investa Pasar Uang. Rincian dari investasi unit-linked syariah berdasarkan tipe kontrak adalah sebagai berikut: 2012 Attractive Money Syariah Active Money Syariah Advanced Commodity Syariah Amanah Equity Syariah
2011
649.302 71.487 28.549 1.906
567.787 58.440 12.729 -
751.244
638.956
Dana peserta polis-syariah yang ditempatkan sebagai deposito wajib pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp15.235 dan Rp14.430. Attractive Money Syariah Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham dan obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang berdasarkan prinsip syariah melalui Reksa Dana Mandiri Saham Syariah Atraktif. Active Money Syariah Penempatan dana berbasis kombinasi (balanced fund) dengan dasar investasi pada saham dan obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang berdasarkan prinsip syariah melalui Reksa Dana Mandiri Berimbang Syariah Aktif. Advanced Commodity Syariah Penempatan dana berbasis saham dengan dasar investasi saham yang bergerak pada sektor komoditas dan yang terkait dengan komoditas yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang berdasarkan prinsip syariah melalui Reksa Dana Mandiri Komoditas Syariah Plus. Amanah Equity Syariah Penempatan dana berbasis ekuitas dengan dasar investasi pada saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang berdasarkan prinsip syariah melalui Reksa Dana BNP Paribas Pesona Amanah. 18. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 2012 -
Sewa dibayar dimuka Biaya pemeliharaan gedung Lainnya
2011
737.746 410.197 287.814
616.183 368.475 420.100
1.435.757
1.404.758
Sewa dibayar dimuka terutama merupakan sewa atas bangunan yang digunakan sebagai kantor cabang Grup di seluruh Indonesia.
Lampiran 5/88
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: Mutasi dari 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 Biaya Perolehan/Nilai Revaluasi Pemilikan langsung Tanah Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha
Akumulasi Penyusutan (Catatan 48) Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
285.806
Saldo Akhir
2.780.439 2.036.746
3.111 81.395
(4) (1.313)
4.179.972 202.612 1.183.097
484.295 34.261 1.065.604
(104.071) (12.036) (5.838)
10.382.866 12.495
1.668.666 -
(123.262) -
-
11.928.270 12.495
10.395.361
1.668.666
(123.262)
-
11.940.765
1.169.521
98.703
(469)
3.102.078 74.256
490.583 30.764
4.345.855 260 4.346.115
951.362 9.764 (1.246.932)
2.783.546 2.402.634 5.511.558 234.601 995.931
(49)
1.267.706
(17.621) (10.625)
49 -
3.575.089 94.395
620.050 625
(28.715) -
-
4.937.190 885
620.675
(28.715)
-
4.938.075
Nilai buku bersih Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian
2.783.546 1.134.928 1.936.469 140.206 995.931
Aset sewa guna usaha
6.991.080 11.610 7.002.690
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Saldo Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi Bangunan Perlengkapan dan inventaris kantor Kendaraan bermotor Lain-lain
561.170 348.069 66.816 3.206 16.670 995.931
Estimasi persentase tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2012 untuk komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi adalah berkisar 25% - 95%.
Lampiran 5/89
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. ASET TETAP (lanjutan) Mutasi dari 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2011 Biaya Perolehan/Nilai Revaluasi Pemilikan langsung Tanah Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian Aset sewa guna usaha Akumulasi Penyusutan (Catatan 48) Pemilikan langsung Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer Kendaraan bermotor Aset sewa guna usaha
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
2.780.205 1.884.375
312 18.965
(78) (1.610)
3.947.542 160.536 712.873
334.939 54.659 798.024
9.485.531 3.267
Reklasifikasi
Saldo Akhir
135.016
2.780.439 2.036.746
(298.560) (12.583) -
196.051 (327.800)
4.179.972 202.612 1.183.097
1.206.899 12.495
(312.831) -
3.267 (3.267)
10.382.866 12.495
9.488.798
1.219.394
(312.831)
-
10.395.361
1.091.391
78.299
(169)
-
1.169.521
3.081.188 61.202
308.979 24.946
(290.158) (11.892)
2.069 -
3.102.078 74.256
4.233.781 1.960
412.224 369
(302.219) -
2.069 (2.069)
4.345.855 260
4.235.741
412.593
(302.219)
-
4.346.115
Nilai buku bersih Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Perlengkapan, peralatan kantor dan komputer Kendaraan bermotor Aset dalam penyelesaian
2.780.439 867.225 1.077.894 128.356 1.183.097
Aset sewa guna usaha
6.037.011 12.235 6.049.246
Aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Saldo Komputer dan perangkat keras lainnya yang belum terinstalasi Bangunan Perlengkapan dan inventaris kantor Kendaraan bermotor Lain-lain
705.410 310.610 152.184 9.059 5.834 1.183.097
Lain-lain a. Pada tanggal 22 Februari 1990, Bank menandatangani perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) dengan PT Pakuwon Jati, dimana PT Pakuwon Jati akan mendirikan bangunan pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran 17 lantai beserta fasilitas pendukung lainnya di atas tanah milik Bank Mandiri yang terletak di Jalan Basuki Rachmat No. 2, 4, 6 Surabaya. PT Pakuwon Jati dimaksud berhak untuk menggunakan bangunan tersebut selama 22 tahun. Pada tanggal 21 Februari 2012 perjanjian KSO tersebut telah berakhir dan bangunan tersebut telah diserahkan kepada Bank Mandiri.
Lampiran 5/90
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. ASET TETAP (lanjutan) Lain-lain (lanjutan) Kemudian melalui Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Sementara No. 05 Tanggal 21 Februari 2012, pengembang masih dapat memanfaatkan bangunan tersebut melalui bentuk penyewaan ruangan dengan jangka waktu 1 tahun, yaitu sampai dengan 20 Februari 2013. Pada tanggal 20 Februari 2013, perjanjian tersebut telah diperpanjang hingga 20 Februari 2014. Namun demikian Bank memiliki hak untuk menghentikan sewaktu-waktu Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Sementara apabila Bank akan memanfaatkan sendiri bangunan tersebut atau jika akan dilakukan pengalihan hak kepada pihak ketiga. Pada tanggal 14 Juni 1991, Bank menandatangani Addendum I Perjanjian Pembangunan, Pengelolaan dan Penyerahan dengan PT Duta Anggada Realty Tbk., dimana PT Duta Anggada Realty Tbk. lainnya tersebut akan mendirikan bangunan berupa 2 menara perkantoran 32 lantai di atas tanah milik Bank Mandiri yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman kavling 53-56, Jakarta. Perjanjian tersebut berlaku sejak tanggal 14 Juni 1991 sampai dengan 20 tahun terhitung sejak tanggal penyelesaian bangunan, akan tetapi tidak lebih lama dari 23 tahun sejak tanggal penyelesaian pembangunan (bangunan akan diserahterimakan pada bulan Mei 2014 untuk menara pertama dan bulan Mei 2016 untuk menara kedua). Pada tanggal jatuh tempo tersebut, PT Duta Anggada Realty Tbk. akan menyerahkan bangunan tersebut kepada Bank Mandiri. b. Penilaian pada nilai wajar tanah dan bangunan yang dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember 2012 adalah dengan menggunakan nilai dari Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). NJOP dianggap sebagai estimasi terbaik yang mencerminkan nilai wajar. Pada tanggal 31 Desember 2012, NJOP tanah dan bangunan yang dimiliki Bank masing-masing bernilai Rp8.199.856 dan Rp1.859.879. Selain tanah dan bangunan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai wajar aset tetap dengan nilai tercatatnya. c. Hak atas tanah diperoleh berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangungan (“HGB”) yang dapat diperbaharui dengan masa yang akan berakhir antara tahun 2014 sampai 2017. Mengacu pada praktek di masa lampau, Grup memiliki keyakinan dapat memperpanjang HGB tersebut. d. Seluruh aset tetap yang ada pada tanggal pelaporan digunakan untuk menunjang aktivitas operasi Grup. e. Bank Mandiri telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah, aset dalam penyelesaian dan aset sewa guna usaha) untuk menutupi kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran, pencurian dan bencana alam kepada PT Asuransi Adira Dinamika, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur, PT Asuransi Dayin Mitra Tbk., PT Asuransi Himalaya Pelindung, PT Asuransi Indrapura, PT Asuransi Jasatania, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero), PT Asuransi Jasaraharja Putera, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Parolamas, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Rama Satria Wibawa, PT Asuransi Ramayana Tbk., PT Asuransi Staco Mandiri (dahulu PT Asuransi Staco Jasapratama), PT Asuransi Umum Mega, PT Asuransi Wahana Tata, PT Caraka Mulia, PT Estika Jasatama, PT Gelora Karya Jasatama, PT Krida Upaya Tunggal, PT Asuransi Raya, PT Asuransi Purna Artanugraha dan PT Mandiri AXA General Insurance (dahulu PT Asuransi Dharma Bangsa) dengan nilai jumlah pertanggungan asuransi berkisar Rp1.721.667 dan USD76.357.754 (nilai penuh) pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp3.119.177 dan USD75.699.481 (nilai penuh) pada tanggal 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi atas aset tetap yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Lampiran 5/91
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. ASET TIDAK BERWUJUD 2012 717.842 *) 142.860 860.702
- Perangkat lunak - Goodwill
2011 555.853*) 142.860 698.713
*) Setelah nilai amortisasi sebesar masing-masing Rp1.213.891 dan Rp1.125.502 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Perangkat lunak diamortisasi selama umur ekonomis yaitu 5 tahun (lihat Catatan 2.r.i). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, terdapat aset dalam penyelesaian dalam bentuk perangkat lunak sebesar Rp288.621 dan Rp456.715. Estimasi persentase tingkat penyelesaian perangkat lunak pada tanggal 31 Desember 2012 adalah berkisar 15% - 95%. Goodwill merupakan selisih antara nilai perolehan dengan nilai wajar dari aset Anak Perusahaan yang diakuisisi. Secara berkala Goodwill dievaluasi terhadap penurunan nilai. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 tidak terdapat penurunan nilai. 21. ASET LAIN-LAIN 2012 Pendapatan yang masih akan diterima Lain-lain - bersih
1.926.902 5.413.063 7.339.965
2011 1.704.382 3.960.856 5.665.238
Pendapatan yang masih akan diterima 2012 Rupiah Mata uang asing (Catatan 60B.(v))
1.716.630 210.272 1.926.902
2011 1.570.405 133.977 1.704.382
Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari bunga yang masih akan diterima dari penempatan, efek-efek, Obligasi Pemerintah, kredit yang diberikan serta provisi dan komisi yang masih harus diterima. Lain-lain - bersih 2012 Rupiah: Piutang transaksi nasabah Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Properti terbengkalai - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp10.349 dan Rp10.349 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai realisasi bersih masing-masing sebesar Rp9.850 dan Rp9.871 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Piutang transaksi nasabah (Catatan 60B.(v)) Tagihan kepada pemegang polis (Catatan 60B.(v)) Penjualan efek-efek yang masih harus diterima (Catatan 60B.(v)) Lain-lain Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Penyisihan kerugian
Lampiran 5/92
2011
980.166 872.740 272.331 214.351
551.262 447.975 167.955 1.298.053
169.931
169.931
23.988 2.419.343 4.952.850
133.181 1.160.109 3.928.466
4.996 1.870 730.116 736.982 5.689.832 (276.769) 5.413.063
7.192 1.569 3.716 319.918 332.395 4.260.861 (300.005) 3.960.856
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. ASET LAIN-LAIN (lanjutan) Piutang transaksi nasabah terutama merupakan piutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek PT Mandiri Sekuritas (Anak Perusahaan). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, termasuk di dalam piutang transaksi nasabah adalah piutang yang mengalami penurunan nilai masing-masing sebesar Rp166.216 dan Rp175.484. Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari tagihan atas transaksi ATM dalam jaringan ATM Bersama, Prima dan Link dan tagihan atas Visa dan MasterCard untuk transaksi kartu kredit. Tagihan kepada pemegang polis merupakan tagihan Anak Perusahaan kepada pemegang polis atas premi produk non unit-linked pemegang polis. Penjualan efek-efek yang masih harus diterima merupakan tagihan yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga yang jatuh tempo penyelesaiannya masing-masing di tanggal 3 Januari 2013 dan 4 Januari 2012 untuk tahun 2012 dan 2011. Lain-lain terutama terdiri dari rekening antar kantor, berbagai macam tagihan dari transaksi kepada pihak ketiga dalam rangka transaksi, antara lain transaksi kliring dan lain-lain. Mutasi jumlah penyisihan kerugian aset lain-lain adalah sebagai berikut: 2012
2011
Saldo awal tahun Pembalikan selama tahun berjalan (Catatan 44) Lain-lain*)
300.005 (13.124) (10.112)
740.012 (339.620) (100.387)
Saldo akhir tahun
276.769
300.005
*)
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian aset lain-lain ini telah memadai.
22. SIMPANAN NASABAH - GIRO a. Berdasarkan Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
2011
12.876.389 64.971.338
18.749.205 48.460.014
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
77.847.727
67.209.219
12.677.893 23.382.236
4.577.963 20.743.404
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
36.060.129
25.321.367
113.907.856
92.530.586
Termasuk di dalam saldo simpanan giro adalah giro wadiah masing-masing sebesar Rp6.430.911 dan Rp4.583.523 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
2,04% 0,22%
Lampiran 5/93
2011 2,32% 0,13%
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. SIMPANAN NASABAH - GIRO (lanjutan) b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun (lanjutan): Kisaran bagi hasil giro wadiah per tahun: Rupiah Mata uang asing
2012
2011
0,75% - 1,10% 0,19% - 0,68%
0,76% - 2,83% 0,19% - 0,89%
c. Giro yang menjadi jaminan atas bank garansi, kredit yang diberikan dan fasilitas pembayaran transaksi perdagangan (Letters of Credit yang tidak dapat dibatalkan) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp2.440.972 dan Rp1.592.173 (Catatan 12B.c dan 30e).
23. SIMPANAN NASABAH - TABUNGAN a. Berdasarkan Mata Uang, Jenis, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) Tabungan Mandiri Pihak ketiga Tabungan Mandiri Tabungan Mandiri Haji Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak berelasi (Catatan 54) Tabungan Mandiri Pihak ketiga Tabungan Mandiri Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2011
165.577
748.157
167.555.465 938.976
136.230.651 862.304
168.660.018
137.841.112
763.274
-
14.546.464
12.027.221
15.309.738
12.027.221
183.969.756
149.868.333
b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) per tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
1,61% 0,22%
2011 2,25% 0,22%
24. SIMPANAN NASABAH - DEPOSITO BERJANGKA a. Berdasarkan Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012
2011
Rupiah Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
17.233.023 112.839.400
25.151.704 100.637.584
Jumlah Rupiah
130.072.423
125.789.288
Mata uang asing Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
4.371.767 10.516.061
3.499.812 13.040.584
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
14.887.828
16.540.396
144.960.251
142.329.684
Lampiran 5/94
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. SIMPANAN NASABAH - DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) b. Berdasarkan Jangka Waktu: 2012 Rupiah: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan
2011
81.288.822 30.279.072 14.657.520 3.613.750 233.259
89.028.175 24.481.581 7.909.980 4.192.834 176.718
130.072.423
125.789.288
Mata uang asing: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan
13.292.026 787.908 297.357 490.862 19.675
14.400.413 880.973 930.113 312.509 16.388
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
14.887.828
16.540.396
144.960.251
142.329.684
Jumlah Rupiah
c. Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo: 2012 Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah Rupiah Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan Lebih dari 12 bulan Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2011
92.986.410 26.652.009 8.271.875 1.971.598 190.531
94.264.718 24.343.627 4.336.161 2.722.676 122.106
130.072.423
125.789.288
13.532.537 754.434 403.816 190.147 6.894
13.165.726 2.295.551 877.713 186.644 14.762
14.887.828
16.540.396
144.960.251
142.329.684
d. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) per Tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
5,15% 0,68%
2011 6,37% 0,63%
e. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah deposito berjangka yang dibekukan dan diblokir sebagai jaminan atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp9.876.087 dan Rp8.833.378 (Catatan 12B.c).
Lampiran 5/95
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. SIMPANAN DARI BANK LAIN - GIRO DAN TABUNGAN a. Berdasarkan Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012 Giro Pihak berelasi (Catatan 54) Rupiah Mata uang asing (Catatan 60B.(v))
Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing (Catatan 60B.(v))
Jumlah Giro Tabungan Pihak ketiga Rupiah Jumlah Tabungan Jumlah Giro dan Tabungan
2011
10.056 131.940
962 213.618
141.996
214.580
721.210 546.989
703.837 1.068.721
1.268.199
1.772.558
1.410.195
1.987.138
835.295
581.013
835.295
581.013
2.245.490
2.568.151
Termasuk dalam simpanan dari bank lain - giro adalah giro wadiah dan Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (SIMA) masing-masing sebesar Rp37.976 dan Rp78.831 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. b. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) dan Kisaran Bagi Hasil per Tahun: Tingkat suku bunga rata-rata (cost of funds) per tahun: 2012
2011
Giro Rupiah
2,04%
2,32%
Tabungan Rupiah
1,61%
2,25%
Kisaran bagi hasil giro wadiah per tahun:
Rupiah
2012
2011
0,75% - 1,10%
0,76% - 2,83%
c. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, giro dan tabungan dari bank lain yang menjadi jaminan atas kredit yang diberikan dan bank garansi masing-masing sebesar Rp8.249 dan Rp17.049 (Catatan 12B.c dan 30e).
Lampiran 5/96
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26. SIMPANAN DARI BANK LAIN - INTER-BANK CALL MONEY a. Berdasarkan Mata Uang: 2012 Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2011
250.000 77.100
58.281
327.100
58.281
b. Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo: 2012 Rupiah Kurang dari 1 bulan Mata uang asing Kurang dari 1 bulan Lebih dari 1 bulan Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2011
250.000
-
28.913 48.187 77.100
58.281 58.281
327.100
58.281
c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) per Tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
4,81% 0,56%
2011 0,63%
27. SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA a. Berdasarkan Jenis Mata Uang: 2012 Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2011
11.203.309 240.938
9.396.759 294.694
11.444.247
9.691.453
b. Berdasarkan Jangka Waktu: 2012
2011
Rupiah: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Lebih dari 12 bulan
11.103.799 37.600 9.115 52.795 -
9.324.336 42.700 9.640 19.983 100
Jumlah Rupiah
11.203.309
9.396.759
Mata uang asing: 1 bulan
240.938
294.694
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
240.938
294.694
11.444.247
9.691.453
Lampiran 5/97
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. SIMPANAN DARI BANK LAIN - DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) c. Tingkat Suku Bunga Rata-rata (Cost of Funds) per Tahun: 2012 Rupiah Mata uang asing
5,15% 0,68%
2011 6,37% 0,63%
d. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, deposito berjangka dari bank lain yang menjadi jaminan atas kredit yang diberikan masing-masing sebesar Rp102.415 dan Rp61.091 (Catatan 12B.c).
28. LIABILITAS AKSEPTASI a. Berdasarkan Jenis Mata Uang, Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga: 2012
2011
Rupiah: Liabilitas kepada bank lain Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
47.371 337.931
11.213 208.429
Liabilitas kepada debitur Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
22.234 132.361
15.192 58.957
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Liabilitas kepada bank lain Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
539.897
293.791
101.398 6.563.984
147.822 5.940.030
Liabilitas kepada debitur Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga
91.478 660.755
111.780 57.680
7.417.615
6.257.312
7.957.512
6.551.103
2012
2011
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
b. Berdasarkan Jatuh Tempo: Rupiah: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan
198.944 324.653 16.300
117.646 168.313 7.832
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Kurang dari 1 bulan 1 - 3 bulan 3 - 6 bulan 6 - 12 bulan
539.897
293.791
1.279.718 3.341.951 2.144.029 651.917
1.310.371 3.437.148 1.500.802 8.991
Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
7.417.615
6.257.312
7.957.512
6.551.103
Lampiran 5/98
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: 2012 Rupiah: Obligasi Subordinasi Notes Syariah Mudharabah Cek perjalanan Mandiri Medium Term Notes (MTN) Lain-lain Jumlah Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
2011
552.000 500.000 295.512 200.000 564
775.000 673.000 415.613 350.000 564
1.548.076 (2.200)
2.214.177 (2.589)
1.545.876
2.211.588
Obligasi Pada tanggal 20 Mei 2011, Anak Perusahaan (PT Mandiri Tunas Finance) menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas 4 (empat) seri: Obligasi Seri A Seri B Seri C Seri D
Nilai Nominal 48.000 52.000 350.000 150.000
Tingkat Bunga Tetap per Tahun 8,60% 9,60% 10,00% 10,70%
Jatuh Tempo 23 Mei 2012 19 Mei 2013 19 Mei 2014 19 Mei 2015
Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 Seri A sebesar Rp48.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya. Wali amanat dari penerbitan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 adalah PT Bank Mega Tbk. Pada tanggal 8 Februari 2008, PT Tunas Financindo Sarana (sejak 20 Agustus 2009, berganti nama menjadi PT Mandiri Tunas Finance), Anak Perusahaan, menerbitkan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 dengan nilai nominal sebesar Rp600.000, dimana cicilan pokok obligasi akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo yang terdiri dari 4 (empat) seri: Obligasi Seri A Seri B Seri C Seri D
Nilai Nominal 350.000 25.000 50.000 175.000
Tingkat Bunga Tetap per Tahun 10,00% 10,50% 11,00% 11,25%
Jatuh Tempo 27 Februari 2009 20 Februari 2010 20 Februari 2011 20 Februari 2012
Seluruh Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 Seri A sebesar Rp350.000, Seri B sebesar Rp25.000, Seri C sebesar Rp50.000 dan Seri D sebesar Rp175.000 telah dilunasi pada saat jatuh temponya. Wali amanat dari penerbitan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 adalah PT Bank Mega Tbk.
Lampiran 5/99
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN (lanjutan) Subordinated Notes Syariah Mudharabah Pada tanggal 19 Desember 2011, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) telah melakukan penawaran dan penjualan secara terbatas atas sukuk Subordinated Notes Syariah Mudharabah Tahun 2011 (“Subnotes BSM”) dengan nilai nominal Rp500.000. Subnotes BSM ini berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 (lima) sejak tanggal penerbitan. Adapun penerbitan Subnotes BSM dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: -
Tahap I tanggal 19 Desember 2011 dengan nominal sebesar Rp75.000 Tahap II tanggal 19 Desember 2011 dengan nominal sebesar Rp275.000 Tahap III tanggal 19 Desember 2011 dengan nominal sebesar Rp150.000
Pada tanggal 31 Januari 2007, BSM telah melakukan penawaran dan penjualan secara terbatas atas Subordinated Notes Syariah Mudharabah Tahun 2007 (“Subnotes BSM”) dengan nilai nominal Rp200.000. Subnotes BSM ini berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan hak melunasi (call option) pada tahun ke-5 (lima) sejak tanggal penerbitan. Adapun penerbitan Subnotes BSM dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: -
Tahap I tanggal 31 Januari 2007 dengan nominal sebesar Rp105.000 Tahap II tanggal 27 Februari 2007 dengan nominal sebesar Rp65.000 Tahap III tanggal 5 April 2007 dengan nominal sebesar Rp30.000
Medium Term Notes (MTN) Untuk mendukung ekspansi pembiayaan konsumen, pada tanggal 16 Februari 2010, PT Mandiri Tunas Finance, Anak Perusahaan, menerbitkan Medium Term Notes (MTN) II sebesar Rp350.000, dengan suku bunga tetap sebesar 11,60% per tahun. MTN II memiliki jangka waktu efektif 2 (dua) tahun yang berlaku sejak tanggal 16 Februari 2010 dan telah dilunasi pada saat jatuh temponya 16 Februari 2012. Pada tanggal 24 Januari 2012, Anak Perusahaan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (MTN) III sebesar Rp200.000 dengan suku bunga tetap sebesar 9,95% per tahun di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). MTN III memiliki jangka waktu efektif 3 (tiga) tahun yang berlaku sejak tanggal 2 Februari 2012 sampai dengan 2 Februari 2015. 2012
Jenis Medium Term Notes III
Arranger
PT UOB Kayhian Securities
Tanggal jatuh tempo
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
2 Februari 2015
36
9,95%
Nilai nominal
200.000 200.000
2011
Jenis Medium Term Notes II
Arranger
PT Mandiri Sekuritas
Tanggal jatuh tempo
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
16 Februari 2012
24
11,60%
Nilai nominal
350.000 350.000
Anak Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga efek-efek yang diterbitkan di atas sesuai dengan jadwal pembayaran bunga untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.
Lampiran 5/100
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. EFEK-EFEK YANG DITERBITKAN (lanjutan) Medium Term Notes (MTN) (lanjutan) Untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012, Anak Perusahaan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian (tidak diaudit). Termasuk dalam akun efek-efek yang diterbitkan di atas adalah transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp205.000 dan Rp158.000 (lihat Catatan 54).
30. ESTIMASI KERUGIAN ATAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI a. Transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank Mandiri dan Anak Perusahaan yang mempunyai risiko kredit adalah sebagai berikut: 2012 Rupiah: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) (Catatan 52) Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 52) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 52) Standby letters of credit (Catatan 52)
2011
26.705.562 20.239.328 2.055.455 2.302.326
24.264.257 15.182.931 2.144.864 1.637.463
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) (Catatan 52) Bank garansi yang diterbitkan (Catatan 52) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan (Catatan 52) Standby letters of credit (Catatan 52)
51.302.671
43.229.515
2.674.467 20.469.371 9.909.283 5.588.537
2.162.774 12.246.351 9.925.926 3.648.066
Jumlah mata uang asing
38.641.658
27.983.117
89.944.329
71.212.632
b. Berdasarkan Kolektibilitas Bank Indonesia: 2012
2011
Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
89.692.146 218.654 3.126 276 30.127
68.553.404 2.633.119 1 2.762 23.346
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
89.944.329 (189.085)
71.212.632 (234.364)
Komitmen dan kontinjensi - bersih
89.755.244
70.978.268
c. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi: 2012
2011
Saldo awal tahun Pembalikan selama tahun berjalan Lain-lain*)
234.364 (43.937) (1.342)
371.665 (127.257) (10.044)
Saldo akhir tahun
189.085
234.364
*)
Termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai komitmen dan kontinjensi telah memadai.
Lampiran 5/101
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. ESTIMASI KERUGIAN ATAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan) d. Informasi mengenai pengelompokkan berdasarkan kelompok “tidak mengalami penurunan nilai” dan “mengalami penurunan nilai” diungkapkan pada Catatan 60A. e. Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain yang dijadikan jaminan tunai untuk bank garansi dan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp1.215.980 dan Rp738.609 (Catatan 22c dan 25c).
31. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2012 -
Pengadaan aset tetap dan perangkat lunak Beban bunga produk bank Promosi Jasa tenaga kerja pihak ketiga Beban pakaian dinas, rekreasi dan lainnya Lain - lain
2011
778.167 540.525 215.756 129.468 107.674 573.172
548.978 600.545 205.761 59.889 103.902 748.092
2.344.762
2.267.167
Termasuk dalam pengadaan aset tetap dan perangkat lunak adalah utang kepada pemasok atau vendor terkait kegiatan operasional dan pemeliharaan gedung, peralatan, perangkat lunak, mesin ATM dan sistem IT Bank.
32. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Dimuka 2012 Bank Mandiri Anak Perusahaan
2011
853 27.321
851 20.689
28.174
21.540
b. Utang Pajak 2012
2011
Utang Pajak Kini Bank Mandiri Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29
1.919.588
636.654
Anak Perusahaan Pajak Penghasilan Badan - Pasal 29
191.241
125.083
2.110.829
761.737
Bank Mandiri Pajak Penghasilan Pasal 25 Pasal 21 Pasal 4 (2) Lain-lain
185.437 98.773 155.275 49.961
160.081 87.909 179.722 7.877
Anak Perusahaan
489.446 62.146
435.589 93.737
551.592
529.326
2.662.421
1.291.063
Utang Pajak Lainnya
Jumlah Utang Pajak
Lampiran 5/102
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PERPAJAKAN (lanjutan) c. (Manfaat)/Beban Pajak Beban pajak - kini: Bank Mandiri Anak Perusahaan
(Manfaat)/beban pajak - tangguhan: Bank Mandiri Anak Perusahaan
2012
2011
3.906.338 734.175
2.619.107 553.433
4.640.513
3.172.540
(158.410) (21.453)
643.581 29
(179.863)
643.610
4.460.650
3.816.150
Seperti yang dijelaskan pada Catatan 2ad, pajak penghasilan untuk Bank Mandiri dan Anak Perusahaan dihitung untuk setiap perusahaan sebagai suatu badan hukum yang terpisah. d. Beban Pajak - Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat/(beban) pajak pada laporan laba rugi konsolidasian dan perhitungan pajak penghasilan dan beban pajak kini untuk Bank Mandiri dan taksiran beban pajak kini Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: 2012 Laba konsolidasian sebelum beban pajak dan kepentingan nonpengendali Dikurangi: Laba sebelum beban pajak Anak Perusahaan - setelah eliminasi Dampak perubahan metode pencatatan investasi dari metode ekuitas ke metode biaya Laba sebelum beban pajak dan kepentingan non pengendali - Bank Mandiri saja Ditambah/(dikurangi) perbedaan permanen: Biaya yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak/ (pendapatan tidak kena pajak) Kerugian kantor cabang luar negeri Lain-lain Ditambah/(dikurangi) perbedaan temporer: Cadangan kerugian penurunan nilai dan penghapusan kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selain kredit yang diberikan Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai dan cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi KSO Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum Penyisihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih Penyusutan aset tetap Kerugian yang belum direalisasi dari penurunan/kenaikan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah - diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Selisih nilai realisasi bersih agunan yang diambil alih Penyisihan kerugian aset lain-lain Penyisihan kerugian properti terbengkalai Taksiran laba menurut pajak
2011
20.504.268
16.512.035
(3.656.605)
(1.003.303)
1.202.166
(869.011)
18.049.829
14.639.721
661.014 13.385 15.412
1.675.490 632 (2.404)
326.312
(1.926.444)
(39.224)
(1.170.835)
904.464 (272.950) (11.948) (45.549) (1.489) (74.631)
194.806 (251) (136.401) (108.451) 1.097
7.091 (22) -
96.341 (258) (161.460) (6.049)
19.531.694
13.095.534
Taksiran beban pajak - kini Bank Mandiri saja Anak Perusahaan
3.906.338 734.175
2.619.107 553.433
Taksiran beban pajak - kini
4.640.513
3.172.540
Lampiran 5/103
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Beban Pajak - Kini (lanjutan) Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Bank Mandiri menyampaikan SPT tahunannya. Perhitungan perpajakan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 sesuai dengan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Bank Mandiri. Pajak atas laba Bank Mandiri dan Anak Perusahaan (Grup) sebelum pajak berbeda dari nilai teoritis yang mungkin muncul apabila menggunakan rata-rata tertimbang tarif pajak terhadap laba pada Grup dalam jumlah sebagai berikut: 2012 Laba konsolidasian sebelum pajak dan kepentingan nonpengendali Pajak dihitung dengan tarif pajak berlaku
2011
20.504.268
16.512.035
4.524.118
3.178.770
Dampak pajak penghasilan pada: Bank Mandiri - Penghasilan tidak kena pajak dan pajak final - Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan
(166.121) 304.083
(109.464) 444.207
Anak Perusahaan
137.962 (201.430)
334.743 302.637
Total dampak penghasilan
(63.468)
637.380
Beban pajak penghasilan
4.460.650
3.816.150
Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan ke kantor pajak atas dasar self-assessment. Kantor pajak berhak memeriksa atau mengoreksi pajak dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah tanggal pajak terhutang. Sejak tahun 2009, Bank Mandiri mengakui kredit yang dihapusbuku sebagai pengurang laba bruto dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan dengan memenuhi tiga ketentuan yang disyaratkan sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009 yang telah diubah oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010. Berdasarkan Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Peraturan Pemerintah No.81 Tahun 2007 tertanggal 28 Desember 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka dan Peraturan Menteri Keuangan No.238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka mengatur bahwa perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan yang ada dengan memenuhi beberapa persyaratan tertentu, yaitu jumlah kepemilikan saham publik sebesar 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak serta masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat 6 bulan dalam jangka waktu 1 tahun pajak.
Lampiran 5/104
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PERPAJAKAN (lanjutan) d. Beban Pajak - Kini (lanjutan) Berdasarkan Surat Keterangan No.DE/I/13-0094 tanggal 3 Januari 2013 perihal Penyampaian Laporan Bulanan Kepemilikan Saham Emiten atau Perusahaan Publik beserta Rekapitulisasi Formulir No.X.H.I-6 dari PT Datindo Entrycom (Biro Administrasi Efek) yang disampaikan kepada Bapepam dan LK, kepemilikan saham Bank Mandiri oleh publik selama tahun 2012 (Surat No. DE/I/12-0121 tanggal 9 Januari 2012 dari PT Datindo Entrycom ke Bapepam dan LK untuk tahun 2011) telah memenuhi semua persyaratan untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak penghasilan tersebut di atas. Sesuai dengan PMK.238, Bapepam dan LK menyampaikan informasi mengenai pemenuhan syarat oleh Bank Mandiri tersebut kepada Kantor Pajak yang berwenang. Oleh karena itu, pajak penghasilan badan Bank Mandiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 telah dihitung dengan menggunakan tarif pajak 20%. e. Aset pajak tangguhan - bersih Pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer antara nilai buku menurut komersial dan menurut pajak adalah sebagai berikut:
Saldo awal Bank Mandiri Aset pajak tangguhan: Kredit yang dihapusbukukan sampai dengan tahun 2008 Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selain kredit yang diberikan Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai dan cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Penyisihan kerugian properti terbengkalai Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih properti terbengkalai Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih agunan yang diambil alih Kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah Tersedia Untuk Dijual Aset Pajak Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan: Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi KSO Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Nilai buku aset tetap Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja Aset pajak tangguhan - anak perusahaan Jumlah aset pajak tangguhan konsolidasian - bersih
Lampiran 5/105
2012 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif Dibebankan konsolidasian ke ekuitas
Saldo akhir
1.883.339 609.577
(175.688) 240.950
-
1.707.651 850.527
304.215
(7.845)
-
296.370
-
720.872
-
112.496 37.223 33.940 1.994
539.979 114.886 46.333 33.940 2.292
180.893 (2.390) (9.110) (298)
2.069
-
-
2.069
1.973
(4)
-
1.969
131.084 3.669.687 -
(2.520) (18.540) 3.648.627
226.508 (54.590)
1.418 (14.926) 158.410
(29.926) (29.926) -
(29.926)
101.158 3.866.269 (54.590)
(1.102) (33.466) 3.777.111
151.785
189.502
3.800.412
3.966.613
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Aset pajak tangguhan - bersih (lanjutan) 2011
Saldo awal Bank Mandiri Aset pajak tangguhan: Kredit yang dihapusbukukan sampai dengan tahun 2008 Cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selain kredit yang diberikan Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai dan cadangan atas bonus dan insentif, cuti dan THR pegawai Penyisihan atas estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum Penyisihan kerugian aset lain-lain Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi Penyisihan kerugian properti terbengkalai Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih properti terbengkalai Akumulasi rugi penurunan nilai realisasi bersih agunan yang diambil alih Kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah Tersedia Untuk Dijual Aset Pajak Tangguhan
Saldo akhir
-
(507.327) (212.224)
1.883.339 609.577
672.978
(234.167)
-
(134.596)
304.215
626.272
38.961
-
(125.254)
539.979
143.670 40.365 92.016 43.937 29.977
(50) (32.292) (27.280) (1.210) (21.690)
-
(28.734) (8.073) (18.403) (8.787) (5.995)
114.886 46.333 33.940 2.292
-
(518)
2.069
-
(506)
1.973
29.786
(25.326)
131.084
29.786
(1.075.743)
3.669.687
2.587 2.532
126.624
(27.235) (23.450) 5.328.028
Penyisihan Penurunan Nilai Aset Pajak Tangguhan
(1.065.606)
Jumlah aset pajak tangguhan konsolidasian - bersih
Dibebankan ke ekuitas
(145.969) (239.319)
Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja
Aset pajak tangguhan - anak perusahaan
Realisasi penyisihan penurunan nilai
2.536.635 1.061.120
5.378.713
Liabilitas Pajak Tangguhan: Keuntungan yang belum direalisasi dari kenaikan/penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi Pemerintah diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Nilai buku aset tetap
Aset pajak tangguhan bersih - Bank Mandiri saja
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
(53)
(663.069)
19.268 220 (643.581)
29.786
5.447 4.690 (1.065.606)
(2.520) (18.540) 3.648.627 -
4.262.422
3.648.627
138.666
151.785
4.401.088
3.800.412
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. f. Surat ketetapan pajak Pada tanggal 6 Desember 2012, Bank menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan kurang bayar atas Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berikut Surat Tagihan Pajak (STP) untuk tahun fiskal 2010 sebesar Rp1.108.071. Manajemen tidak setuju dengan SKPKB tersebut dan akan mengajukan surat keberatan (objection) atas SKPKB tersebut kepada Kantor Pajak.
Lampiran 5/106
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. LIABILITAS IMBALAN KERJA 2012 Rupiah: - Penyisihan biaya uang penghargaan pegawai (Catatan 49) - Cadangan atas bonus, insentif, cuti dan THR - Penyisihan biaya manfaat bebas tugas
2011
1.635.427 2.177.891 -
1.404.375 1.414.811 10.352
-
381
3.813.318
2.829.919
Mata uang asing: - Cadangan atas bonus, insentif, cuti dan THR
Penyisihan yang penghargaan pegawai meliputi uang pensiun dan remunerasi jangka panjang lainnya sesuai dengan kebijakan Bank dan Anak Perusahaan yang dihitung dengan perhitungan aktuaris. 34. LIABILITAS LAIN - LAIN Rupiah: Liabilitas kepada pemegang polis Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Utang transaksi nasabah Setoran jaminan Pendapatan diterima di muka yang teratribusi Pendapatan diterima di muka yang tidak teratribusi Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Liabilitas lain atas transaksi UPAS (Catatan 60B.(v)) Setoran jaminan (Catatan 60B.(v)) Pendapatan diterima di muka yang tidak teratribusi Pendapatan diterima di muka yang teratribusi Lain-lain Jumlah mata uang asing
2012
2011
1.302.356 1.231.126 1.058.361 878.283 653.656 142.884 22.940 3.784.822 9.074.428
695.113 600.894 615.996 715.208 526.392 117.211 682.240 3.878.946 7.832.000
1.075.973 1.030.110 313.707 848 1.507.699 3.928.337
610.503 969.853 184.514 937 555.745 2.321.552
13.002.765
10.153.552
Liabilitas kepada pemegang polis terdiri dari liabilitas Anak Perusahaan atas manfaat polis masa depan atas produk non unit-linked pemegang polis, utang klaim, premi yang belum merupakan pendapatan dan estimasi liabilitas klaim masing-masing sebesar Rp1.042.530, Rp33.120, Rp163.642 dan Rp63.064 pada tanggal 31 Desember 2012 dan Rp511.321, Rp25.067, Rp118.476 dan Rp40.249 pada tanggal 31 Desember 2011. Utang transaksi nasabah sebagian besar terdiri dari utang yang timbul dari transaksi perdagangan efek PT Mandiri Sekuritas (Anak Perusahaan). Liabilitas terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit terdiri dari liabilitas atas transaksi ATM dalam jaringan ATM Bersama dan liabilitas kepada Visa dan MasterCard untuk transaksi kartu kredit. Setoran jaminan merupakan jaminan uang tunai yang disetorkan oleh nasabah atas transaksi ekspor, impor, dan penerbitan bank garansi. Pendapatan diterima dimuka yang teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi kredit yang terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi. Pendapatan diterima dimuka yang tidak teratribusi secara langsung terdiri dari pendapatan provisi/komisi kredit yang tidak terkait langsung dengan pemberian kredit yang belum diamortisasi. Liabilitas lain atas transaksi UPAS merupakan liabilitas kepada bank pembayar dalam mata uang asing sehubungan dengan timbulnya tagihan UPAS ke importir. Pembelian efek-efek yang masih harus dibayar merupakan utang yang timbul dari transaksi pembelian surat berharga yang seluruhnya telah dibayarkan pada tanggal 3 Januari 2013. Lain-lain terutama terdiri dari Rekening Antar Kantor dan liabilitas terkait dengan transaksi impor, titipan dan transaksi yang masih harus diselesaikan berupa transaksi pembayaran transfer nasabah.
Lampiran 5/107
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA 2012 Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) (a) Pemerintah Republik Indonesia (b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero) (g) Lain-lain Pihak ketiga (c) Bank Indonesia (d) Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) (g) Lain-lain Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak ketiga (e) Direct Off-shore Loans (f) Fasilitas Pendanaan Perdagangan Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2011
18.712 916.156 934.868
200.000 69.406 835.259 1.104.665
755 17.262 1.980.889 1.998.906 2.933.774
7.279 1.691.092 1.698.371 2.803.036
7.792.672 882.386 8.675.058 11.608.832
4.792.884 4.107.578 8.900.462 11.703.498
(a) Pemerintah Republik Indonesia Akun ini merupakan pinjaman yang diterima dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) berdasarkan perjanjian No. KP-022/DP3/2004 tanggal 14 Mei 2004 dan amandemen perjanjian No. AMA-7/KP-022/DP3/2004 tanggal 15 Desember 2004 dan surat No. S-662/PB.7/2005 tanggal 13 Mei 2005 dan amandemen perjanjian No. AMA-30/KP-022/DP3/2006 tanggal 24 Agustus 2006 dan surat No. S-3207/PB/2008 tanggal 21 April 2008, masing-masing tentang Perubahan terhadap Perjanjian Pinjaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. KP-022/DP3/2004 tanggal 14 Mei 2004 dan Persetujuan Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Mandiri dalam rangka pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil. Pinjaman ini digunakan untuk penyediaan kredit bagi usaha mikro dan kecil dengan prosedur, tata cara dan persyaratan pemberian pinjaman sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 74/KMK.06/2004 tanggal 20 Februari 2004. Fasilitas ini dikenai suku bunga yang ditetapkan setiap 3 (tiga) bulan sekali pada tanggal 10 Maret, 10 Juni, 10 September dan 10 Desember oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Pembayaran pinjaman ini telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali angsuran dengan pembayaran pertama pada 10 Desember 2007. Terhadap sisa pinjaman sebesar Rp200.000, angsuran pembayaran akan dimulai pada Desember 2017 dan jatuh tempo pada bulan Desember 2019. Pada tanggal 27 Juli 2012, Bank Mandiri telah melakukan pelunasan dipercepat terhadap sisa pinjaman sebesar Rp200.000. (b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Akun ini merupakan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kepada Bank Mandiri dan Bank Sinar Harapan Bali (BSHB). Baki debet pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 untuk pinjaman Bank Mandiri adalah masing-masing sebesar Rp9.102 dan Rp52.504 dan untuk pinjaman BSHB adalah masing-masing sebesar Rp9.610 dan Rp16.902. Fasilitas ini dikenai suku bunga 7,00% per tahun. Jangka waktu kredit dan jadwal pelunasannya tergantung dari perjanjian kredit untuk masing-masing debitur, terakhir pada bulan Desember 2013. Bank Mandiri menyalurkan kembali pinjaman tersebut kepada anggota Koperasi Primer (Kredit Koperasi Primer kepada Anggotanya [KKPA]).
Lampiran 5/108
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (c) Bank Indonesia Akun ini merupakan fasilitas kredit likuiditas yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI) untuk dipinjamkan kembali kepada debitur-debitur Bank Mandiri sesuai dengan Kredit Program Pemerintah. Pengelolaan dan pengawasan fasilitas kredit ini dilakukan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero), sebuah badan usaha milik Pemerintah, berdasarkan Undang-undang No. 23/1999 tanggal 17 Mei 1999 mengenai BI, Peraturan BI No. 2/3/PBI/2000 tanggal 1 Februari 2000 dan Peraturan BI No. 5/20/PBI/2003 tanggal 17 September 2003 tentang Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia dalam rangka Kredit Program. Fasilitas kredit ini dikenai suku bunga berkisar antara 3,75% sampai 7,00% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal yang berbeda-beda, yang terakhir pada akhir tahun 2013. Rinciannya adalah sebagai berikut: 2012 Kredit Investasi Kecil (KIK)
(d)
2011 755
7.279
Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Akun ini merupakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan sharing pembiayaan 50,00% dana Kementrian Perumahan Rakyat dan 50,00% dana Bank Mandiri sesuai Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perumahan Rakyat No. 07/SKB/M/2012 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/003/2012 tanggal 15 Februari 2012 tentang Perubahan Kesepakatan Bersama antara Kementerian Perumahan Rakyat No. 13/SKB/DP/2011 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.MOU/015/2011 tentang Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka pengadaan perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera. Kesepakatan Bersama tersebut ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerjasama Operasional antara Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 02/SK.9/HK.02.04/2/2012 dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. DIR.PKO/010/2012 tanggal 15 Februari 2012 tentang Penyaluran Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dalam rangka pengadaan perumahan melalui Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera. Baki debet pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp17.262. Fasilitas ini dikenakan tarif 0,50% per tahun. Jangka waktu kredit dan jadwal pelunasannya maksimal 180 bulan (15 tahun) dengan angsuran pertama dimulai pada bulan berikutnya (untuk pencairan dana tanggal 1 sampai dengan 10) dan dimulai dua bulan berikutnya (untuk pencairan dana mulai tanggal 11 sampai dengan akhir bulan). Pengembalian dana (angsuran pokok dan bunga) kepada Kemenpera dilaksanakan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
(e) Direct Off-shore Loans Rincian pinjaman direct off-shore loans adalah sebagai berikut:
Deutsche Bank AG, Singapura Standard Chartered Bank, Singapura Standard Chartered Bank, Jakarta Asian Development Bank - Tranche A - Tranche B Agence Française de Développement
Lampiran 5/109
2012
2011
2.891.250 2.409.375 963.750
2.720.250 906.750
574.018 191.819 762.460
673.942 270.118 221.824
7.792.672
4.792.884
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (e) Direct Off-shore Loans (lanjutan) Deutsche Bank AG, Singapura 2012 Jenis Standby Loan
Pemberi pinjaman
Tanggal jatuh tempo
Deutsche Bank AG, Singapura
23 Juni 2016
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah
LIBOR (6 bulan) 60 + marjin tertentu 300.000.000
2.891.250
2011 Jenis Standby Loan
Pemberi pinjaman
Tanggal jatuh tempo
Deutsche Bank AG, Singapura
23 Juni 2016
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah
LIBOR (6 bulan) 60 + marjin tertentu 300.000.000
2.720.250
Pada tanggal 16 Juni 2011, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Deutsche Bank AG, Singapura sebesar USD300.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu. Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Juni 2016. Atas fasilitas pinjaman ini, selama periode pinjaman, Bank Mandiri dapat melakukan penarikan dan pelunasan pinjaman kapanpun. Bank telah melakukan penarikan pertama pada tanggal 27 Juni 2011 sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) dan penarikan kedua pada tanggal 28 September 2011 sebesar USD200.000.000 (nilai penuh). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal sebesar Rp4.297.228 (Catatan 8c). Standard Chartered Bank, Singapura 2012 Jenis Bilateral Loan
Pemberi pinjaman
Tanggal jatuh tempo
Standard Chartered Bank, Singapura
9 Juli 2015
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah
LIBOR (6 bulan) 36 + marjin tertentu 250.000.000
2.409.375
Pada tanggal 28 Juni 2012, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank, Singapura sebesar USD250.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu. Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 3 (tiga) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 9 Juli 2015. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar USD250.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 9 Juli 2012. Pada tanggal 31 Desember 2012, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0030 dengan nilai nominal sebesar Rp3.000.000 dan VR0031 dengan nilai nominal sebesar Rp343.746 (Catatan 8c). Standard Chartered Bank, Jakarta 2012 Jenis Bilateral Loan
Pemberi pinjaman
Tanggal jatuh tempo
Standard Chartered Bank, Jakarta
11 Juli 2016
Lampiran 5/110
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah
LIBOR (3 bulan) 60 + marjin tertentu 100.000.000
963.750
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (e) Direct Off-shore Loans (lanjutan) Standard Chartered Bank, Jakarta (lanjutan) 2011 Jenis Bilateral Loan
Pemberi pinjaman
Tanggal jatuh tempo
Standard Chartered Bank, Jakarta
11 Juli 2016
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah
LIBOR (3 bulan) 60 + marjin tertentu 100.000.000
906.750
Pada tanggal 4 Juli 2011, Bank Mandiri memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank, Jakarta sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) dengan tingkat bunga LIBOR 3 (tiga) bulanan ditambah marjin tertentu. Fasilitas pinjaman ini memiliki tenor 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 11 Juli 2016. Bank Mandiri telah melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman ini sebesar USD100.000.000 (nilai penuh) pada tanggal 11 Juli 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal sebesar Rp1.074.788 (Catatan 8c). Asian Development Bank 2012 Jenis Tranche A
Arranger Asian Development Bank
Tanggal jatuh tempo 31 Oktober 2016
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
LIBOR (6 bulan) 84 + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Tranche B
Asian Development Bank
31 Oktober 2014
LIBOR (6 bulan) 60 + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah 60.000.000
578.250
(439.122)
(4.232)
59.560.878
574.018
20.000.000
192.750
(96.553)
(931)
19.903.447
191.819
2011 Jenis Tranche A
Arranger Asian Development Bank
Tanggal jatuh tempo 31 Oktober 2016
Jangka waktu (bulan)
Tingkat suku bunga per tahun
LIBOR (6 bulan) 84 + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Tranche B
Asian Development Bank
31 Oktober 2014
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Lampiran 5/111
LIBOR (6 bulan) 60 + marjin tertentu
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah 75.000.000
680.063
(675.044)
(6.121)
74.324.956
673.942
30.000.000
272.025
(210.271)
(1.907)
29.789.729
270.118
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (e) Direct Off-shore Loans (lanjutan) Asian Development Bank (lanjutan) Pada tanggal 30 Oktober 2009, yang kemudian diubah dan dinyatakan kembali pada tanggal 13 November 2009, Bank Mandiri menandatangani perjanjian pinjaman jangka panjang dengan Asian Development Bank (ADB) dengan total fasilitas sebesar USD105.000.000 (nilai penuh). Pinjaman jangka panjang ini bertujuan untuk memperbaiki struktur funding Bank Mandiri. Pinjaman tersebut terbagi dalam 2 (dua) fasilitas, yaitu Fasilitas Tranche A berupa pinjaman langsung dari ADB dengan total fasilitas sebesar USD75.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 7 (tujuh) tahun setelah tanggal perjanjian, dan Tranche B yang disediakan oleh ADB sebagai Lender of Record dan didanai oleh commercial bank melalui Participation Agreements antara ADB dan commercial bank tersebut dengan total fasilitas sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) yang jatuh tempo 5 (lima) tahun setelah tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut telah dicairkan pada tanggal 28 Januari 2010. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, fasilitas pinjaman ini dijamin dengan Obligasi Pemerintah seri VR0031 dengan nilai nominal sebesar Rp1.286.663 (Catatan 8c). Agence Française de Développement 2012 Jenis Bilateral Loan
Arranger Agence Française de Développement
Tanggal jatuh tempo
Tingkat suku bunga per tahun
31 Maret 2016
LIBOR (6 bulan) + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Bilateral Loan
Agence Française de Développement
30 September 2018
LIBOR (6 bulan) + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Bilateral Loan
Agence Française de Développement
30 September 2017
LIBOR (6 bulan) + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Bilateral Loan
Agence Française de Développement
31 Maret 2019
LIBOR (6 bulan) + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah 19.090.909
183.989
(50.731)
(489)
19.040.178
183.500
13.714.286
132.171
(48.064)
(463)
13.666.222
131.708
36.363.636
350.455
(132.264)
(1.275)
36.231.372
349.180
10.214.286
98.440
(38.227)
(368)
10.176.059
98.072
2011 Jenis Bilateral Loan
Arranger Agence Française de Développement
Tanggal jatuh tempo
Tingkat suku bunga per tahun
31 Maret 2016
LIBOR (6 bulan) + marjin tertentu
Dikurangi: Biaya penerbitan yang belum diamortisasi
Lampiran 5/112
Nilai nominal USD Setara (nilai penuh) Rupiah 24.545.455
222.566
(81.907)
(742)
24.463.548
221.824
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (e) Direct Off-shore Loans (lanjutan) Agence Française de Développement (lanjutan) Pada tanggal 17 Juni 2010, Bank Mandiri menandatangani fasilitas pinjaman senilai USD100.000.000 (nilai penuh) dari Agence Française de Développement (AFD) untuk membantu pembiayaan proyek-proyek yang terkait dengan perubahan iklim dan efisiensi energi. Fasilitas jangka panjang ini memiliki tenor 5 sampai 10 tahun (termasuk grace period) dengan suku bunga LIBOR 6 (enam) bulanan ditambah marjin tertentu dan akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan pengurangan emisi karbon. Sebagai bagian dari perjanjian pinjaman dimaksud, Bank Mandiri dan AFD juga secara bersama akan membiayai program pelatihan yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas Bank Mandiri khususnya terhadap topik-topik perubahan iklim dan efisiensi energi. Pada tanggal 15 Desember 2010, Bank melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman dari AFD sebesar USD30.000.000 (nilai penuh) dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2016. Pada tanggal 16 Februari 2012, 30 Mei 2012 dan 31 Mei 2012, Bank telah melakukan penarikan pinjaman kembali masing-masing sebesar USD16.000.000 (nilai penuh), USD40.000.000 (nilai penuh) dan USD11.000.000 (nilai penuh) yang akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 30 September 2018, 30 September 2017 dan 31 Maret 2019. Penarikan atas pinjaman dimaksud untuk memenuhi kebutuhan sumber dana untuk pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan di Bank Mandiri. (f)
Fasilitas Pendanaan Perdagangan (Bankers Acceptance) Fasilitas pendanaan perdagangan merupakan pinjaman jangka pendek dengan jangka waktu mulai dari 90 sampai dengan 365 hari dengan tingkat suku bunga sebesar LIBOR atau SIBOR ditambah marjin tertentu. Pinjaman ini dijamin dengan letters of credit yang diterbitkan oleh Bank Mandiri. Rincian saldo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Bank of Nova Scotia, Singapura Bank of America NA, Singapura Bank of America NA, Hong Kong Deutsche Bank AG, Singapura Wells Fargo Bank NA, Amerika Serikat JP Morgan Chase Bank NA, Singapura Australia & New Zealand Banking Group Limited, Singapura Bank of New York, Mellon, Singapura Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura Bank of Montreal, Kanada Bank of Nova Scotia, Hong Kong Commerzbank AG, Jerman
Lampiran 5/113
2011
433.687 337.312 63.199 48.188 -
634.725 181.350 272.025 816.075 571.253 544.050 498.713 226.688 136.012 136.012 90.675
882.386
4.107.578
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (g) Lain-lain 2012 PT Panin Bank Tbk. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Jabar Banten Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank UOB Indonesia Standard Chartered Bank, Jakarta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. PT Bank DBS Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank ANZ Indonesia PT Bank Internasional Indonesia Tbk. PT Bank Chinatrust Indonesia
2011
1.089.319 600.000 377.742 316.156 191.375 86.522 74.461 66.642 49.828 45.000 -
581.578 450.000 318.104 85.259 152.941 94.256 19.950 155.881 116.049 300.000 70.000 65.000 47.333 25.000 25.000 20.000
2.897.045
2.526.351
PT Panin Bank Tbk. Pada tanggal 16 Februari 2011, 8 Agustus 2011 dan terakhir pada tanggal 12 November 2012, Anak Perusahaan dan PT Panin Bank Tbk. (Panin) menandatangani perjanjian pinjaman dimana Panin menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar Rp1.720.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Desember 2016. Pada tanggal 12 Mei 2011, Anak Perusahaan dan Panin juga menandatangani perjanjian pinjaman dimana Panin menyediakan fasilitas money market dengan total limit sebesar Rp200.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating. Perjanjian ini terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian pada tanggal 12 November 2012 dengan memberikan tambahan fasilitas menjadi Rp300.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 Mei 2013. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Pada tanggal 3 Oktober 2011, Anak Perusahaan (Mudharib) dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) (Shahibul Mal) telah menandatangani akad pembiayaan Mudharabah wal Murabahah yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal pelaksanaan pembiayaan, dengan total pembiayaan sebesar Rp300.000. Pinjaman ini bertujuan untuk menyediakan sumber modal kerja bagi Mudharib atas pemberian fasilitas Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dengan menggunakan prinsip Murabahah atau Musyarakah Mutanaqishah. Nisbah yang ditetapkan adalah sebesar 65,00% untuk Shahibul Mal dan 35,00% untuk Mudharib dari pendapatan bruto sebelum dikurangi biaya-biaya terkait yang diterima oleh Mudharib. Bagi hasil dibayarkan setiap bulan terhitung sejak bulan November 2011. Pada tanggal 29 Desember 2011, PT SMF memberikan tambahan dana sebesar Rp300.000 untuk tujuan dan jangka waktu yang sama dengan akad pembiayaan tanggal 3 Oktober 2011 diatas. Nisbah yang ditetapkan adalah sebesar 62,00% untuk Shahibul Mal dan 38,00% untuk Mudharib dari pendapatan bruto sebelum dikurangi biaya-biaya terkait yang diterima oleh Mudharib. Bagi hasil dibayarkan setiap bulan terhitung sejak bulan Januari 2012. PT Bank Central Asia Tbk. Pada tanggal 7 Maret 2001, Anak Perusahaan dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas overdraft dan dikenakan suku bunga floating. Perjanjian ini terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian di tanggal 24 Maret 2011 dengan memberikan tambahan fasilitas menjadi Rp55.000.
Lampiran 5/114
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (g) Lain-lain (lanjutan) PT Bank Central Asia Tbk. (lanjutan) Anak Perusahaan dan BCA juga telah menandatangani beberapa perjanjian kredit dimana BCA memberikan beberapa fasilitas term loan yang bersifat non revolving dan dikenakan suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Oktober 2015. Pada tanggal 14 Desember 2012, Anak Perusahaan dan BCA juga menandatangani perjanjian pinjaman dimana BCA memberikan fasilitas term loan dengan suku bunga tetap yang akan jatuh tempo pada tanggal 14 Desember 2015. Selain itu, BCA juga memberikan fasilitas money market yang dikenakan suku bunga floating dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 Maret 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tanggal 23 November 2011, Anak Perusahaan dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menandatangani perjanjian pembiayaan bersama (joint financing) dimana BNI menyediakan beberapa fasilitas pembiayaan bersama (joint financing) dengan total limit sebesar Rp415.248 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Januari 2013 sampai dengan bulan November 2015. PT Bank DKI Pada tanggal 2 Maret 2011, 10 Oktober 2011 dan 24 September 2012, Anak Perusahaan dan PT Bank DKI (Bank DKI) menandatangani perjanjian kredit dimana Bank DKI menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp315.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Desember 2015. PT Bank OCBC NISP Tbk. Pada tanggal 27 Juni 2011 dan 16 Desember 2011, Anak Perusahaan dan PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) menandatangani perjanjian kredit dimana OCBC menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp150.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Februari 2015. PT Bank Jabar Banten Tbk. Pada tanggal 1 November 2011 dan 30 November 2012, Anak Perusahaan dan PT Bank Jabar Banten Tbk. (BJB) menandatangani perjanjian kredit dimana BJB menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total limit sebesar Rp300.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jangka waktu yang beragam dan berkisar antara bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan November 2015. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Pada tanggal 20 Mei 2010, Anak Perusahaan dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Danamon) menandatangani perjanjian kredit No. 26 tanggal 20 Mei 2010. Perjanjian ini terakhir diperpanjang sampai dengan tanggal 20 Juni 2013. Danamon memberikan fasilitas modal kerja sebesar Rp100.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating. Danamon juga memberikan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp269.000 yang bersifat revolving dan dikenakan suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara tanggal 9 Juni 2013 sampai dengan tanggal 8 Juli 2014.
Lampiran 5/115
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (g) Lain-lain (lanjutan) PT Bank UOB Indonesia Pada tanggal 29 November 2010, Anak Perusahaan dan PT Bank UOB Indonesia (UOB) menandatangani perjanjian kredit dimana UOB menyediakan beberapa fasilitas term loan dengan total fasilitas sebesar Rp150.000 yang bersifat non revolving dan dikenakan tingkat suku bunga tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan berkisar antara tanggal 1 Desember 2013 sampai dengan tanggal 30 Desember 2013. Anak Perusahaan mendapatkan fasilitas perbankan dari UOB melalui perjanjian tanggal 29 September 2011 yang berlaku sampai dengan tanggal 29 September 2012. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 29 September 2013. Fasilitas yang diberikan oleh UOB adalah fasilitas promissory note line sebesar maksimum Rp100.000 dan sub limit fasilitas dalam bentuk uncommitted bank guarantee sebesar maksimum Rp100.000, serta fasilitas foreign exchange line sebesar maksimum USD5.000.000 (nilai penuh). Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas promissory note line adalah sebesar tingkat suku bunga pinjaman per tahun dari UOB. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan. Standard Chartered Bank, Jakarta Pada tanggal 8 September 2006, Anak Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas perbankan dengan Standard Chartered Bank, Jakarta (SCB). Perjanjian ini telah diubah terakhir kali pada tanggal 31 Agustus 2012 dimana Anak Perusahaan memperoleh bank guarantee facility sebesar Rp100.000 dan akan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2013. Pada tanggal 28 September 2010, Anak Perusahaan juga mendapatkan fasilitas kredit jangka pendek sebesar Rp175.000. Perjanjian ini telah diubah terakhir kali pada tanggal 31 Agustus 2012 dan akan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2013. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas ini adalah sebesar 1% diatas term funding rate per tahun dari SCB. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Pada tanggal 16 September 2011, Anak Perusahaan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) telah menandatangani surat persetujuan pembiayaan lembaga keuangan bank (refinancing) dengan akad Murabahah dengan total fasilitas sebesar Rp300.000. Jangka waktu pembiayaan adalah 6 (enam) bulan sejak tanggal pencairan dengan Nisbah yang ditetapkan adalah sebesar 75,20% untuk LPEI dan 24,80% untuk Anak Perusahaan. Perjanjian ini terakhir telah diubah dengan penandatanganan perjanjian pada tanggal 12 Mei 2013 dengan memberikan tambahan fasilitas menjadi Rp400.000 dan merubah komposisi Nisbah menjadi 70,00% untuk LPEI dan 30,00% untuk Anak Perusahaan. Pinjaman ini bertujuan untuk membiayai transaksi yang terkait dengan kegiatan ekspor. Bagi hasil dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan dan pada saat jatuh tempo fasilitas. Fasilitas ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan pada saat jatuh temponya. The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Pada tanggal 22 Mei 2007, Anak Perusahaan dan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (HSBC) menandatangani perjanjian pinjaman dimana HSBC menyediakan fasilitas pendanaan jangka pendek dan fasilitas exposure risk limit (weighted)/option. Pada tanggal 12 Februari 2009, Anak Perusahaan mengadakan pembaharuan perjanjian fasilitas pendanaan jangka pendek dan fasilitas exposure risk limit (weighted)/option tersebut dengan masing-masing limit sebesar Rp175.000, USD5.000.000 (nilai penuh) dan USD1.000.000 (nilai penuh). Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas pendanaan adalah sebesar tingkat bunga pinjaman per tahun dari HSBC. Pada tanggal 23 Februari 2012, perjanjian fasilitas ini diperbaharui kembali. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan.
Lampiran 5/116
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (g) Lain-lain (lanjutan) The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (lanjutan) Pada tanggal 23 Oktober 2000, Anak Perusahaan dan HSBC menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan Korporasi dimana HSBC memberikan fasilitas modal kerja jangka pendek sebesar Rp30.000. Berdasarkan addendum perjanjian terakhir tanggal 29 November 2010, limit fasilitas ditingkatkan menjadi Rp100.000 dan dikenakan tingkat bunga floating. Anak Perusahaan telah mencairkan fasilitas modal kerja jangka pendek tersebut pada tanggal 24 Januari 2011. Pinjaman ini jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal pencairan dan telah dilunasi oleh Anak Perusahaan. PT Bank Chinatrust Indonesia Pada tanggal 22 Desember 2009, Anak Perusahaan dan PT Bank Chinatrust Indonesia (BCI) menandatangani perjanjian kredit yang diperpanjang pada tanggal 26 Juli 2012, dimana BCI menyediakan fasilitas modal kerja jangka pendek sebesar Rp50.000 yang bersifat revolving dan dikenakan tingkat suku bunga floating. Fasilitas ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan pada saat jatuh tempo di tanggal 22 Desember 2012. PT Bank ANZ Indonesia Pada tanggal 14 Juli 2008, Anak Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas modal kerja dengan PT Bank ANZ Indonesia (ANZ). Perjanjian ini telah diubah terakhir kali dengan addendum perjanjian tanggal 21 Juni 2012 dimana Anak Perusahaan mendapatkan fasilitas modal kerja sebesar Rp130.000 yang akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2013. Perpanjangan jangka waktu fasilitas ini sedang dalam proses. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas modal kerja adalah sebesar tingkat bunga pinjaman per tahun dari ANZ. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan. Pada tanggal 10 November 2010, Anak Perusahaan mendapatkan fasilitas uncommitted bank guarantee sebesar Rp50.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Januari 2011. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Januari 2013. Perpanjangan jangka waktu fasilitas ini sedang dalam proses. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan. PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pada tanggal 13 Desember 2001, Anak Perusahaan dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB) menandatangani perjanjian kredit dan berdasarkan addendum terakhir tanggal 15 Desember 2009, CIMB memberikan beberapa fasilitas term loan yang bersifat non revolving dengan total fasilitas sebesar Rp150.000. Tingkat bunga ditetapkan sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku dan dapat berubah sewaktu-waktu (secara berkala atau floating). Fasilitas-fasilitas tersebut memiliki jatuh tempo yang beragam dan telah dilunasi pada saat jatuh temponya. PT Bank DBS Indonesia Anak Perusahaan mendapatkan fasilitas perbankan (bank facility) dari PT Bank DBS Indonesia (DBS) melalui perjanjian tanggal 20 Juni 2008. Perjanjian ini telah diubah terakhir kali dengan addendum perjanjian tanggal 7 September 2012 dimana fasilitas yang diberikan oleh DBS adalah fasilitas modal kerja (revolving credit facility advances) sebesar Rp150.000, fasilitas transaksi valuta asing (uncommitted US Dollar facility) sebesar maksimum USD20.000.000 (nilai penuh) dan fasilitas intraday sebesar Rp200.000 yang berakhir pada tanggal 8 Juni 2013. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas modal kerja adalah sebesar marjin tertentu diatas prime lending rate per tahun dari DBS atau tingkat bunga ditentukan berdasarkan kesepakatan pada saat penarikan fasilitas. Pada tanggal 16 Agustus 2010, Anak Perusahaan mendapatkan fasilitas uncommitted bank guarantee sebesar Rp50.000 dengan periode 1 (satu) tahun dan jangka waktu untuk klaim pembayaran maksimum 14 (empat belas) hari. Fasilitas ini telah diperpanjang hingga 8 Juni 2013. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan.
Lampiran 5/117
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) (g) Lain-lain (lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pada tanggal 30 Mei 2011, Anak Perusahaan mengadakan perjanjian fasilitas money market line dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dimana Anak Perusahaan memperoleh fasilitas money market line sebesar Rp150.000 dan sub limit fasilitas dalam bentuk uncommitted bank guarantee sebesar Rp100.000 dengan jangka waktu sampai dengan 1 Juni 2012. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 Juni 2013. Berdasarkan ketentuan dalam perjanjian, bunga atas fasilitas money market line adalah sebesar tingkat suku bunga pinjaman per tahun dari BII. Pinjaman ini telah dilunasi oleh Anak Perusahaan. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga pinjaman yang diterima sesuai dengan jadwal pembayaran bunga untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Untuk periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman yang diterima di atas (tidak diaudit). 36. PINJAMAN SUBORDINASI Berdasarkan Jenis dan Mata Uang: Rupiah: Pihak berelasi (Catatan 54) Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Pihak ketiga Two-Step Loans (TSL) (a) Nordic Investment Bank (NIB) (b) ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) Bank Indonesia Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Pihak ketiga Two-Step Loans (TSL) (c) Asian Development Bank (ADB) Jumlah mata uang asing (Catatan 60B.(v))
2012
2011
1.936.800
1.895.000
95.870
117.175
6.501 102.371
19.501 136.676
1.374.306 1.544.879 3.021.556
2.061.459 1.584.235 3.782.370
4.958.356
5.677.370
179.594 179.594
174.428 174.428
5.137.950
5.851.798
Two-Step Loans (TSL) (a) Nordic Investment Bank (NIB) Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Nordic Investment Bank (NIB) kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta guna membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut: Fasilitas Kredit
Nordic Investment Bank IV
Tujuan
Jangka Waktu
Untuk mengembangkan dan membiayai proyek investasi prioritas utama di Indonesia, terutama sektor swasta atau yang menyangkut kepentingan bersama Indonesia dan Nordic.
15 April 1997 - 28 Februari 2017 dengan angsuran pertama pada tanggal 31 Agustus 2002.
Lampiran 5/118
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) Two-Step Loans (TSL) (lanjutan) (a) Nordic Investment Bank (NIB) (lanjutan) Rincian fasilitas kredit NIB adalah sebagai berikut: 2012 Nordic Investment Bank IV (NIB IV)
2011
95.870
117.175
Tingkat suku bunga untuk fasilitas NIB IV ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga mengambang yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Bank Indonesia 3 (tiga) bulan terakhir. (b) ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) Akun ini merupakan fasilitas kredit dari ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk disalurkan kepada bank peserta guna membiayai beberapa proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut: Fasilitas Kredit
Tujuan
Jangka Waktu
Pollution Abatement Equipment Program (PAE)
Pembelian peralatan untuk mencegah polusi.
19 Agustus 1993 - 19 Agustus 2013 dengan angsuran pertama pada tanggal 15 Agustus 1998.
Small Scale Industry (SSI)
Membiayai industri skala kecil.
19 Agustus 1993 - 19 Agustus 2013 dengan angsuran pertama pada tanggal 15 Agustus 1998.
Rincian fasilitas kredit dari AJDF - OECF adalah sebagai berikut: 2012 (a) Pollution Abatement Equipment Program (PAE) (b) Small Scale Industry (SSI)
2011
6.293 208
18.877 624
6.501
19.501
Penarikan kredit dari AJDF - OECF tersebut pembayarannya berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak penarikan pertama (termasuk masa tenggang waktu 5 tahun) dan dilunasi dalam 30 (tiga puluh) kali angsuran 6 (enam) bulanan, dengan angsuran pertama mulai tanggal 15 Agustus 1998 dan berakhir pada tanggal 15 Februari 2013. Tingkat suku bunga atas fasilitas PAE adalah mengambang dan ditentukan setiap 6 (enam) bulan berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Bank Indonesia 3 (tiga) bulan terakhir, dikurangi 5,00% per tahun. Tingkat suku bunga atas fasilitas SSI adalah mengambang dan ditentukan setiap 6 (enam) bulan berdasarkan tingkat suku bunga rata-rata Bank Indonesia 3 (tiga) bulan terakhir, dikurangi 2,50% per tahun.
Lampiran 5/119
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) Two-Step Loans (TSL) (lanjutan) (c) Asian Development Bank (ADB) Akun ini merupakan fasilitas kredit dari Asian Development Bank (ADB) kepada Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia, untuk disalurkan kepada bank peserta guna membiayai beberapa jenis proyek di Indonesia. Rincian fasilitas ini adalah sebagai berikut: Fasilitas Kredit
Tujuan
ADB 1327 - INO (SF)
Jangka Waktu
Membiayai Proyek Kredit Mikro (PKM).
15 Januari 2005 - 15 Juli 2029 dengan angsuran pertama pada tanggal 15 Januari 2005.
Rincian fasilitas kredit ADB adalah sebagai berikut: 2012 ADB Loan 1327 - INO (SF)
2011
179.594
174.428
Menteri Keuangan melalui surat No. S-596/MK.6/2004 tanggal 12 Juli 2004, telah menyetujui pengalihan pengelolaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Loan ADB No. 1327 - INO (SF) dari Bank Indonesia kepada Bank Mandiri. Dengan disetujuinya pengalihan PKM tersebut, maka telah dilakukan perubahan terhadap perjanjian penerusan pinjaman No. SLA-805/DP3/1995 tanggal 27 April 1995 yang diubah dengan amandemen No. AMA-287/SLA-805/DP3/2003 tanggal 22 April 2003 antara Republik Indonesia dan Bank Indonesia menjadi Republik Indonesia dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dengan amandemen No. AMA-298/SLA-805/DP3/2004 tanggal 16 Juli 2004. Pinjaman ADB untuk Proyek Kredit Mikro diberikan dalam mata uang SDR (Special Drawing Rights) sebesar SDR15.872.600,44 (nilai penuh) yang wajib dibayar kembali oleh Bank Mandiri dalam mata uang SDR kepada Pemerintah dalam 50 (lima puluh) kali angsuran setiap enam bulan secara prorata setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli, dengan angsuran pertama dilakukan pada tanggal 15 Januari 2005 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2029. Atas pinjaman ADB tersebut, Bank Mandiri dikenakan service charge sebesar 1,50% per tahun pada setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli setiap tahunnya sejak penarikan pinjaman. Bank Indonesia Akun ini merupakan pinjaman yang berasal dari konversi Kredit Likuiditas Bank Indonesia yang digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan PT Bank Dagang Negara (BDN) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo). BDN dan Bapindo adalah ex-legacy Bank. Rincian dari fasilitas ini pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, masing-masing sebagai berikut: Bank
Jangka Waktu
2012
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
30 November 2004 - 31 Maret 2014 dengan angsuran pertama pada tanggal 30 November 2004
2011
Tingkat Suku Bunga
0,20% per tahun 1.374.306
2.061.459
1.374.306
2.061.459
Lampiran 5/120
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 36. PINJAMAN SUBORDINASI (lanjutan) Bank Indonesia (lanjutan) Sesuai surat Bank Indonesia No. 6/360/BKr tanggal 23 November 2004 tentang Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi, dinyatakan bahwa Bank Indonesia telah menyetujui restrukturisasi atas pinjaman subordinasi yang berasal dari BDN sebesar Rp736.859 dan dari Bapindo (yang sebelumnya dicatat pada pos Modal Pinjaman) sebesar Rp1.755.000. Dalam restrukturisasi tersebut, pinjaman subordinasi yang berasal dari BDN dan Bapindo dijadikan satu, sehingga menjadi Rp2.491.859, dengan periode pelunasan pinjaman selama 10 (sepuluh) tahun dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2014. Pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 0,20% per tahun yang dihitung dari sisa pokok pinjaman. Restrukturisasi atas pinjaman subordinasi ini telah disahkan melalui akta notaris tentang Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi No. 4 tanggal 7 Desember 2004 oleh Notaris Ratih Gondokusumo Siswono, S.H. di Jakarta. Pada tanggal 19 Desember 2012, sesuai surat Bank Indonesia No. 14/327/DKBU tentang Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi, Bank Indonesia telah menyetujui restrukturisasi atas pinjaman subordinasi berupa perubahan komposisi jumlah angsuran pokok selama sisa periode pinjaman dan penambahan jaminan pinjaman subordinasi berupa Surat Utang Negara (Obligasi Rekap) seri VR0029 senilai Rp2.061.459 tanpa hak preferen (Catatan 8c). Restrukturisasi atas pinjaman subordinasi ini telah disahkan melalui akta notaris No. 15 tentang Addendum Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman Subordinasi dan akta notaris No. 16 tentang Penyerahan Jaminan yang keduanya tertanggal 19 Desember 2012 oleh Notaris Mutiara Siswono Patiendra, S.H. di Jakarta. Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 Untuk memperkuat struktur permodalan serta mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha, pada tanggal 14 Desember 2009, Bank Mandiri menerbitkan Obligasi Subordinasi Rupiah Bank Mandiri I Tahun 2009 (Obligasi Subordinasi) sebesar Rp3.500.000. Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum Obligasi Subordinasi ini dipergunakan sebagai modal pelengkap (lower tier 2) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2012, biaya penerbitan Obligasi Subordinasi yang belum diamortisasi adalah sebesar Rp13.321 (2011: Rp15.765). Obligasi Subordinasi ini telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 11/III/DPB1/TPB1-1 tertanggal 14 Desember 2009 dan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) berdasarkan surat Ketua Bapepam dan LK No. S-10414/BL/2009 tanggal 3 Desember 2009. Bank Mandiri telah mencatatkan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Desember 2009 sesuai Pengumuman Pencatatan Obligasi Subordinasi Bank Mandiri oleh BEI tanggal 11 Desember 2009. Obligasi Subordinasi tersebut berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016, diterbitkan tanpa warkat dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,85% per tahun. Wali amanat dari penerbitan Obligasi Subordinasi ini adalah PT Bank Permata Tbk. Bunga Obligasi Subordinasi ini dibayarkan setiap triwulan, dengan pembayaran bunga pertama dilakukan pada tanggal 11 Maret 2010 sedangkan pembayaran bunga Obligasi Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi Subordinasi adalah pada tanggal 11 Desember 2016. Bank telah membayar bunga Obligasi Subordinasi sesuai dengan jadwal pembayaran bunga. Tidak terdapat pelanggaran atas pembatasan perjanjian perwaliamanatan Obligasi Subordinasi untuk periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 (tidak diaudit). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, peringkat Obligasi Subordinasi ini menurut Pefindo adalah idAA+ (double A Plus).
Lampiran 5/121
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. DANA SYIRKAH TEMPORER Dana syirkah temporer terdiri dari: a. Simpanan Nasabah 1) Giro 2012 Rupiah Pihak ketiga Giro Mudharabah Musytarakah Investasi terikat - giro Jumlah Rupiah Mata uang asing Pihak ketiga Giro Mudharabah Musytarakah Investasi terikat - giro
2011
2.212 271
1.969 -
2.483
1.969
675 -
83.633
675
83.633
3.158
85.602
Jumlah mata uang asing
Giro investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. 2) Tabungan a. Berdasarkan jenis: 2012 Pihak berelasi (Catatan 54) Investasi tidak terikat - tabungan Mudharahah Tabungan Mudharahah Institusi Tabungan BSM Tabungan Investa Cendekia Tabungan Berencana BSM Tabungan Mabrur Pihak ketiga Investasi terikat - tabungan Investasi tidak terikat - tabungan Mudharahah Tabungan BSM Tabungan Mabrur Tabungan Investa Cendekia Tabungan Berencana BSM Tabungan Pensiun Tabungan Qurban Tabungan Al Washilyah Mandiri
2011
17.820 9.866 1.246 1.031 142 30.105
8.161 345 470 151 9.127
720.451
400.377
14.421.195 2.674.293 245.105 146.550 8.235 489 30
11.380.170 1.800.383 195.994 125.045 386 5
18.216.348
13.902.360
18.246.453
13.911.487
Tabungan investasi terikat merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbal bagi hasil dari pendapatan Anak Perusahaan atas penggunaan dana pada penyaluran dana yang kriterianya telah ditentukan oleh pemilik dana berdasarkan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Tabungan investasi tidak terikat tabungan Mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Bank atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.
Lampiran 5/122
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. DANA SYIRKAH TEMPORER (lanjutan) a. Simpanan Nasabah (lanjutan) 2) Tabungan (lanjutan) b. Kisaran Nisbah Bagi Hasil untuk Investasi Tidak Terikat Tabungan Mudharabah per Tahun
Nisbah bagi hasil
2012
2011
0,23% - 7,17%
0,24% - 7,43%
3) Investasi Tidak Terikat - Deposito Mudharabah 2012 Rupiah Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga Jumlah Rupiah Mata uang asing Pihak berelasi (Catatan 54) Pihak ketiga Jumlah mata uang asing
2011
1.948.288 18.630.912
2.365.276 19.928.261
20.579.200
22.293.537
124 1.247.320
5.973 1.225.202
1.247.444
1.231.175
21.826.644
23.524.712
b. Simpanan dari Bank Lain 2012 Pihak ketiga Investasi tidak terikat - Tabungan Mudharabah Investasi tidak terikat - Deposito Mudharabah
2011
181.054 122.765
162.546 173.199
303.819
335.745
c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain. 1) Berdasarkan Jangka Waktu: 2012 Rupiah: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Jumlah Rupiah Mata uang asing: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Jumlah mata uang asing
Lampiran 5/123
2011
12.227.135 2.030.792 5.918.354 525.684
15.839.854 3.690.758 1.644.208 1.291.916
20.701.965
22.466.736
959.493 215.710 45.215 27.026
889.800 129.142 20.120 192.113
1.247.444
1.231.175
21.949.409
23.697.911
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. DANA SYIRKAH TEMPORER (lanjutan) c. Berikut adalah informasi penting lainnya sehubungan dengan deposito dari simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain. (lanjutan) 2) Berdasarkan Sisa Waktu Hingga Jatuh Tempo: 2012 Rupiah: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Jumlah Rupiah Mata uang asing: 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Jumlah mata uang asing
2011
9.603.663 7.357.607 1.861.073 1.879.622
15.843.053 3.689.443 1.644.803 1.289.437
20.701.965
22.466.736
922.050 271.829 16.870 36.695
889.800 129.142 20.120 192.113
1.247.444
1.231.175
21.949.409
23.697.911
Deposito berjangka Mudharabah merupakan simpanan dana pihak lain yang mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan Anak Perusahaan atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya dengan akad Mudharabah Muthlaqah. 3) Kisaran Nisbah Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah per Tahun:
Rupiah Mata uang asing
2012
2011
4,69% - 6,80% 1,36% - 1,81%
4,91% - 7,23% 0,91% - 1,78%
4) Deposito berjangka Mudharabah dengan akad Mudharabah Muthlaqah yang dijadikan sebagai jaminan atas piutang dan pembiayaan adalah masing-masing berjumlah Rp769.144 dan Rp391.564 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
38. KEPENTINGAN NONPENGENDALI ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI Akun ini merupakan kepentingan nonpengendali atas aset bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasi sebagai berikut: 2012 AXA Mandiri Financial Services Mandiri Tunas Finance Mandiri AXA General Insurance Bank Sinar Harapan Bali Bumi Daya Plaza Usaha Gedung Mandiri*) Mandiri Sekuritas
*)
Dahulu Usaha Gedung Bank Dagang Negara
Lampiran 5/124
2011
1.563.243 259.193 89.149 31.090 8.696 1.295 79
534.170 202.089 87.769 28.191 7.798 1.100 72
1.952.745
861.189
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. EKUITAS a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor Modal dasar, ditempatkan dan disetor Bank Mandiri masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Jumlah Lembar Saham
2012 Nilai Nominal Per Lembar Saham (Jumlah Penuh)
Jumlah Nilai Saham (Nilai Penuh)
Persentase Kepemilikan Saham
Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B
1 31.999.999.999
500 500
500 15.999.999.999.500
0,00% 100,00%
Jumlah Modal Dasar
32.000.000.000
500
16.000.000.000.000
100,00%
Modal Ditempatkan dan Disetor Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B
1 13.999.999.999
500 500
500 6.999.999.999.500
0,00% 60,00%
9.333.333.333
500
4.666.666.666.500
40,00%
23.333.333.333
500
11.666.666.666.500
100,00%
Publik (masing-masing di bawah 5%) - Saham Biasa Seri B Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Jumlah Lembar Saham
2011 Nilai Nominal Per Lembar Saham (Jumlah Penuh)
Jumlah Nilai Saham (Nilai Penuh)
Persentase Kepemilikan Saham
Modal Dasar - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B
1 31.999.999.999
500 500
500 15.999.999.999.500
0,00% 100,00%
Jumlah Modal Dasar
32.000.000.000
500
16.000.000.000.000
100,00%
Modal Ditempatkan dan Disetor Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna - Saham Biasa Seri B
1 13.999.999.999
500 500
500 6.999.999.999.500
0,00% 60,00%
9.333.333.333
500
4.666.666.666.500
40,00%
23.333.333.333
500
11.666.666.666.500
100,00%
Publik (masing-masing di bawah 5%) - Saham Biasa Seri B Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 2 Oktober 1998, modal dasar Bank Mandiri adalah sebesar Rp16.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per saham. Penetapan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp4.000.000 oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal pendirian Bank Mandiri, telah dilaksanakan sebagai berikut:
Lampiran 5/125
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) 1. 2.
Pembayaran secara tunai melalui Bank Indonesia sejumlah Rp1.600.004. Penempatan dalam saham yang dicatat sebagai penyertaan saham pada Bank Peserta Penggabungan sejumlah Rp599.999 untuk setiap bank atau jumlah keseluruhannya Rp2.399.996, melalui pengalihan saham milik Pemerintah Republik Indonesia pada setiap Bank Peserta Penggabungan kepada Bank Mandiri, seperti yang telah disebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari Bank Peserta Penggabungan. Berdasarkan perjanjian inbreng yang telah diaktakan dengan Akta No. 9 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 2 Oktober 1998, Bank Mandiri dan Pemerintah Republik Indonesia setuju untuk mengalihkan saham-saham tersebut sebagai pembayaran untuk saham baru yang akan dikeluarkan oleh Bank Mandiri.
Berdasarkan perubahan Anggaran Dasar Bank Mandiri yang dituangkan dalam Akta No. 98 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 24 Juli 1999, pemegang saham memutuskan untuk meningkatkan modal disetor (modal saham) Bank Mandiri dari Rp4.000.000 menjadi Rp4.251.000 dan jumlah tersebut akan dibayar oleh Pemerintah Republik Indonesia. Penambahan sebesar Rp251.000 merupakan hasil konversi dari tambahan modal disetor menjadi modal saham akibat dari adanya kelebihan obligasi rekapitalisasi yang diterbitkan dalam Program Rekapitalisasi Pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1999. Berdasarkan keputusan RUPS-LB tanggal 29 Mei 2003 yang dituangkan dalam Akta No. 142 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, S.H., tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri antara lain menyetujui: (i) Pelaksanaan IPO. (ii) Perubahan struktur permodalan Bank Mandiri. (iii) Perubahan Anggaran Dasar Bank Mandiri. Sehubungan dengan keputusan perubahan struktur permodalan di atas, modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dinaikkan menjadi Rp10.000.000 serta dilakukan stock split saham Bank Mandiri yang semula dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar menjadi Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Dengan dilakukannya stock split tersebut, jumlah lembar saham modal dasar Bank Mandiri meningkat dari 16.000.000 lembar saham menjadi 32.000.000.000 lembar saham, sedangkan jumlah lembar saham modal ditempatkan dan disetor meningkat dari 10.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) menjadi 20.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) terdiri dari 1 Saham Seri A Dwiwarna dan 19.999.999.999 Saham Biasa Seri B yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Berkaitan dengan perubahan struktur permodalan Bank Mandiri, RUPS-LB juga menyetujui penetapan bagian dari Dana Rekapitalisasi sebesar Rp168.801.315 sebagai agio saham. Perubahan struktur permodalan tersebut di atas berlaku efektif terhitung sejak tanggal 23 Mei 2003, dengan catatan Bank Mandiri harus melakukan kuasi-reorganisasi yang ditetapkan dalam RUPS selambat-lambatnya pada penutupan buku tahun 2003. Saham Seri A Dwiwarna merupakan saham yang dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dapat dipindahkan kepada siapapun. Saham Seri A Dwiwarna memberikan hak istimewa kepada Negara Republik Indonesia dimana dalam agenda-agenda tertentu, RUPS hanya dapat memutuskan jika pemegang saham Seri A Dwiwarna hadir dan menyetujui usul agenda dimaksud.
Lampiran 5/126
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Beberapa agenda RUPS yang wajib dihadiri dan disetujui oleh Pemegang Saham Seri A Dwiwarna agar RUPS dapat memutus adalah agenda RUPS yang terkait dengan: 1. 2. 3. 4. 5.
Penambahan modal. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris. Perubahan Anggaran Dasar. Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan. Pembubaran dan likuidasi.
Perubahan struktur modal sebagaimana disebutkan di atas telah dicantumkan dalam Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) yang dituangkan dalam akta notaris Sutjipto, S.H., No. 2 tanggal 1 Juni 2003. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan diumumkan pada tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003. Kenaikan modal saham ditempatkan dan disetor Bank Mandiri dari Rp4.251.000 menjadi Rp10.000.000 dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pengembalian sebagian modal disetor sebesar Rp251.000 kepada Pemerintah sebagai bagian dari kelebihan dana rekapitalisasi yang masih ditahan pada Bank Mandiri sebesar Rp1.412.000 dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp1.000.000 dari pengkapitalisasian cadangan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2003 tanggal 29 Mei 2003 tentang Konversi Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT Bank Mandiri (Persero), dan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), selaku Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002. 2. Penambahan modal disetor sebesar Rp5.000.000 yang berasal dari tambahan modal disetor berdasarkan KMK-RI No. 227/202.02/2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang “Besarnya Nilai Final dan Pelaksanaan Hak Pemerintah yang Timbul Sebagai Akibat Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Republik Indonesia ke dalam Modal PT Bank Mandiri (Persero) dalam Rangka Program Rekapitalisasi Bank Umum”. Berdasarkan Keputusan RUPS - LB tanggal 29 Mei 2003 sebagaimana tertuang dalam akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 142 tanggal 29 Mei 2003, pemegang saham Bank Mandiri juga menyetujui rencana kepemilikan saham oleh pegawai dan Direksi melalui Program Penjatahan Saham/Employee Stock Allocation (“ESA”) dan Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen/Management Stock Option Plan (“MSOP”). Program ESA terdiri dari program Pemberian Saham Bonus (Bonus Share Plan) dan program Penjatahan Saham dengan Diskon (Share Purchase at Discount). Sedangkan program MSOP ditujukan untuk Direksi dan pegawai pimpinan pada tingkatan (grade) atau kriteria tertentu. Biaya dan diskon atas program ESA tersebut menjadi tanggungan Bank Mandiri yang bebannya bersumber dari cadangan yang telah dibentuk. Pengelolaan dan pelaksanaan program ESA dan MSOP dilakukan oleh Direksi, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Dewan Komisaris. Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melepaskan 4.000.000.000 lembar sahamnya, yang mewakili 20,00% kepemilikannya di Bank Mandiri, melalui Initial Public Offering (IPO).
Lampiran 5/127
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27/2003 tanggal 2 Juni 2003 yang menyetujui divestasi sampai 30,00% atas kepemilikan Pemerintah di Bank Mandiri dan berdasarkan keputusan Tim Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara No. Kep05/TKP/01/2004 tanggal 19 Januari 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10,00% kepemilikan di Bank Mandiri atau sebanyak 2.000.000.000 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 11 Maret 2004 melalui private placement. Pada saat pelaksanaan IPO tanggal 14 Juli 2003, Bank Mandiri memberikan opsi pembelian saham kepada manajemen melalui program MSOP Tahap 1 sebanyak 378.583.785 opsi dengan harga eksekusi sebesar Rp742,50 (nilai penuh) per lembar saham dan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp69,71 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 1 adalah sebesar 375.365.957 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp187.683, penambahan Agio Saham sebesar Rp117.193. MSOP Tahap 1 dapat dieksekusi sampai dengan tanggal 13 Juli 2008 sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-262/BEJ.PJS/P/07-2004 tanggal 14 Juli 2004. Selanjutnya pada RUPS Tahunan tanggal 16 Mei 2005 telah disetujui pemberian MSOP Tahap 2 sebanyak 312.000.000 opsi saham. Harga eksekusi per lembar saham adalah sebesar Rp1.190,50 (nilai penuh) untuk pelaksanaan ditahun pertama dan Rp2.493 (nilai penuh) untuk pelaksanaan ditahun kedua dan ditahun berikutnya. Nilai nominal per lembar saham adalah Rp500 (nilai penuh). Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp642,28 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 2 adalah sebesar 311.713.697 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp155.857 dan penambahan agio saham sebesar Rp425.233. Periode 5 (periode terakhir) pelaksanaan hak konversi opsi MSOP Tahap 2 adalah tanggal 4 Mei 2010 selama 30 hari bursa sebagaimana diumumkan pada Pengumuman Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) No. Peng-97/BEJ-PSJ/P/02-2007 tanggal 2 Februari 2007. RUPS Tahunan tanggal 22 Mei 2006 menyetujui pemberian MSOP Tahap 3 sebanyak 309.416.215 opsi saham. RUPS juga memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan program MSOP Tahap 3 dan melaporkannya pada RUPS yang akan datang. Harga eksekusi opsi per lembar saham MSOP Tahap 3 adalah sebesar Rp1.495,08 (nilai penuh) dengan nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar saham. Pemberian opsi saham ini dibukukan pada pos Ekuitas - Opsi Saham dengan nilai wajar opsi saham sebesar Rp593,89 (nilai penuh) per lembar. Opsi yang dieksekusi dari MSOP Tahap 3 adalah sebesar 309.415.088 lembar saham sehingga mengakibatkan penambahan Modal Ditempatkan dan Disetor sebesar Rp154.707 dan penambahan Agio Saham sebesar Rp491.651. Masa eksekusi opsi MSOP Tahap 3 berakhir pada bulan Februari 2011, sebelum dimulainya periode perdagangan HMETD Bank Mandiri tanggal 14 Februari 2011 sampai dengan 21 Februari 2011.
Lampiran 5/128
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. EKUITAS (lanjutan) a. Modal Dasar, Ditempatkan dan Disetor (lanjutan) Pada tanggal 27 Desember 2010, Bank telah melakukan pendaftaran pertama kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) kepada para pemegang saham Bank dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”) sebanyak 2.336.838.591 lembar saham seri B. PUT ini telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris melalui suratnya tertanggal 29 April 2010. Bank telah menyampaikan pemberitahuan mengenai PUT kepada Bank Indonesia melalui surat tertanggal 17 September 2010. PUT ini juga telah diundangkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 75 tahun 2010 tertanggal 20 November 2010. PUT telah mendapat persetujuan efektif dari Bapepam dan LK melalui surat No. S-807/BL/2011 tertanggal 27 Januari 2011, dimana PUT menjadi efektif setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2011. HMETD sebanyak 2.336.838.591 lembar saham diperdagangkan selama periode 14 - 21 Februari 2011 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp5.000 (nilai penuh) per lembar saham yang mengakibatkan penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp1.168.420. b. Tambahan Modal Disetor/Agio Saham Tambahan modal disetor/agio saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp17.195.760 berasal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) dan Program Rekapitalisasi (Catatan 1c). Per 31 Desember 2012 dan 2011, Agio Saham sebesar Rp17.195.760 termasuk agio yang berasal dari PUT (Catatan 39a) sebesar Rp10.515.774 setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait PUT sebesar Rp280.694. Berdasarkan hasil dari uji telaah/due diligence review yang dilaksanakan atas nama Pemerintah tanggal 31 Desember 1999 dan Kontrak Manajemen (IMPA) tanggal 8 April 2000, ditetapkan bahwa terdapat kelebihan rekapitalisasi sebesar Rp4.069.000. Bank telah mengembalikan Rp2.657.000 dari Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah ke Pemerintah pada tanggal 7 Juli 2000 sesuai dengan kontrak manajemen. Sedangkan atas sisa kelebihan sebesar Rp1.412.000 telah dikembalikan kepada Pemerintah pada tanggal 25 April 2003 sesuai dengan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat tanggal 29 Oktober 2002 dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-154/M-MBU/2002 tanggal 29 Oktober 2002. Termasuk di dalam jumlah pengembalian sisa kelebihan dana rekapitalisasi sebesar Rp1.412.000 di atas adalah bagian dari modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp251.000. Pada tanggal 23 Mei 2003, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan (KMK - RI) No. 227/KMK.02/2003 tanggal 23 Mei 2003, dan kemudian diubah dengan KMK-RI No. 420/KMK.02/2003 tanggal 30 September 2003 sebagai ketentuan lebih lanjut atas pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1999 dan No. 97 tahun 1999 mengenai jumlah final tambahan penyertaan modal Negara dalam modal Bank Mandiri.
Lampiran 5/129
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. EKUITAS (lanjutan) b. Tambahan Modal Disetor/Agio Saham (lanjutan) Hal-hal yang diputuskan dalam KMK - RI ini adalah sebagai berikut: a. Nilai final kebutuhan rekapitalisasi Bank Mandiri adalah sebesar Rp173.801.315; b. Terhadap dana rekapitalisasi senilai Rp5.000.000 dikonversi dengan 5.000.000 lembar saham baru yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dengan nilai nominal Rp1.000.000 (nilai penuh) per lembar saham; c. Terhadap sisa dana rekapitalisasi senilai Rp168.801.315 dibukukan sebagai agio pada struktur modal Bank Mandiri. Dengan dilaksanakannya kuasi-reorganisasi oleh Bank, saldo rugi sebelum kuasi-reorganisasi pada tanggal 30 April 2003 sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio. c. Distribusi Laba Bersih Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan tanggal 23 April 2012 dan 23 Mei 2011, pemegang saham menyetujui distribusi laba bersih tahun 2011 dan 2010 sebagai berikut: 2011 Dividen Dana Program Kemitraan Dana Program Bina Lingkungan
Laba ditahan Sudah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
Dividen per lembar saham (nilai penuh)
2010
2.449.209 122.461 367.381
3.226.404 46.091 322.640
2.939.051
3.595.135
9.306.993
220.347 5.402.816
12.246.044
9.218.298
104,96609
120,59884
Dividen atas laba bersih tahun 2011 sebesar Rp2.449.209 dibayarkan pada tanggal 5 Juni 2012. Dividen atas laba bersih tahun 2010 sebesar Rp3.226.404 dibayarkan melalui dividen interim sebesar Rp412.431 pada tanggal 30 Desember 2010 dan dividen final sebesar Rp2.813.973 pada tanggal 30 Juni 2011. Pembayaran dividen tersebut dibukukan dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian di tahun dimana pembayaran dilakukan. Dana alokasi untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang berasal dari laba bersih tahun 2011 dan 2010 masing-masing dibayarkan pada tanggal 31 Mei 2012 dan 28 Juni 2011. Dana alokasi untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari Anak Perusahaan yang berasal dari laba bersih Anak Perusahaan masing-masing tahun 2011 dan 2010 adalah sebesar Rp1.833 dan RpNihil.
40. PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN SYARIAH Pendapatan bunga dan pendapatan syariah adalah sebagai berikut: 2012
2011
Pendapatan bunga Kredit yang diberikan Obligasi Pemerintah Efek-efek Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Pendapatan pembiayaan konsumen Lain-lain
32.310.460 3.075.008 886.746 730.463 654.336 546.243
26.602.988 4.214.014 1.386.642 1.280.868 545.944 309.272
Jumlah
38.203.256
34.339.728
Lampiran 5/130
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 40. PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN SYARIAH (lanjutan) 2012
2011
Pendapatan Syariah Pendapatan keuntungan Murabahah dan pendapatan bersih Istishna Pendapatan bagi hasil Mudharabah Pendapatan bagi hasil Musyarakah Pendapatan bersih ijarah
3.081.755 629.465 602.855 33.111
2.180.579 636.928 558.025 14.759
Jumlah
4.347.186
3.390.291
42.550.442
37.730.019
Jumlah pendapatan bunga dan pendapatan syariah
Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai dari kredit yang mengalami penurunan nilai untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp470.836 dan Rp480.817 dan pendapatan bunga dari provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp1.021.887 dan Rp799.445. Termasuk dalam pendapatan bunga adalah pendapatan bunga dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sebesar Rp233.707 dan Rp788.037 masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 termasuk dalam pendapatan bunga dan pendapatan syariah di atas adalah pendapatan dari pihak berelasi terkait transaksi Obligasi Pemerintah dan SPN sebesar masing-masing Rp3.114.634 dan Rp4.256.890 (lihat Catatan 54).
41. BEBAN BUNGA DAN BEBAN SYARIAH Rincian beban bunga dan beban syariah terdiri atas: 2012 Deposito berjangka Tabungan Giro Premi asuransi untuk program penjaminan dana nasabah (Catatan 62) Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi Efek-efek yang diterbitkan Lain-lain
2011
8.814.381 2.860.075 1.259.805
10.031.286 3.008.988 1.116.436
890.977 484.377 421.366 107.535 181.334
759.174 282.964 434.401 133.789 186.999
15.019.850
15.954.037
Termasuk dalam beban bunga atas deposito berjangka dan tabungan adalah beban berdasarkan prinsip syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp1.913.566 dan Rp1.780.550. Termasuk dalam beban bunga dan beban syariah di atas adalah beban bunga dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi terkait beban bunga atas pinjaman yang diterima untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp82.522 dan Rp5.435 (Catatan 54).
Lampiran 5/131
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 42. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN
Penerimaan kembali atas pinjaman yang telah dihapusbukukan di periode yang lalu sesuai dengan penerapan PSAK 55 (Revisi 2011)*) Pendapatan dari kredit hapus buku**) Pendapatan denda Pendapatan bea materai Safety deposit box Lain-lain
2012
2011
2.284.796 265.303 112.844 52.250 29.831 657.967
2.997.761 589.961 100.849 50.086 21.536 652.207
3.402.991
4.412.400
*)
Untuk 2011 termasuk penerimaan penyelesaian pokok Mandatory Convertible Bond (MCB) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (“Garuda”) sebesar Rp967.869 (Catatan 54). **) Untuk 2011 termasuk penerimaan porsi bunga atas penyelesaian MCB Garuda sebesar Rp433.054 (Catatan 54).
43. PEMBENTUKAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI 2012 (Pembentukan)/pembalikan cadangan kerugian penurunan nilai atas: Giro pada bank lain (Catatan 5d) Penempatan pada bank lain (Catatan 6e) Efek-efek (Catatan 7g) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9d) Kredit yang diberikan (Catatan 12B.j) Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 13c) Investasi bersih dalam sewa pembiayaan (Catatan 14c) Tagihan akseptasi (Catatan 15d) Penyertaan saham (Catatan 16c)
2011
4.938 75.272 (29.411) 13.263 (3.414.546) (120.117) (1.570) 51.341 (2.237)
(828) (7.300) (17.530) 98.692 (3.407.728) (113.083) (197) 151.154 (850)
(3.423.067)
(3.297.670)
44. (PEMBENTUKAN)/PEMBALIKAN PENYISIHAN KERUGIAN 2012 (Pembentukan)/pembalikan penyisihan atas: Estimasi kerugian yang timbul dari kasus fraud Estimasi kerugian yang timbul dari kasus hukum Aset lain-lain (Catatan 21)
2011
(9.603) (16.611) 13.124
(40.022) (14.576) 339.620
(13.090)
285.022
45. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) YANG BELUM DIREALISASI DARI KENAIKAN/(PENURUNAN) NILAI WAJAR EFEK-EFEK, OBLIGASI PEMERINTAH DAN INVESTASI PEMEGANG POLIS PADA KONTRAK UNIT-LINKED 2012 Efek-efek Obligasi Pemerintah Perubahan nilai wajar investasi pemegang polis dan kenaikan/(penurunan) kontrak liabilitas kontrak unit-linked - Perubahan nilai wajar dari investasi pemegang polis - Kenaikan liabilitas kontrak unit-linked
26.680 15.790
9.139 60.764
351.192 (351.192)
164.575 (164.575)
42.470
Lampiran 5/132
2011
69.903
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 46. KEUNTUNGAN/(KERUGIAN) DARI PENJUALAN EFEK-EFEK DAN OBLIGASI PEMERINTAH 2012
2011
Efek-efek Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual
76.919 (50.992)
80.400 -
Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual
91.293 179.519
35.611 1.125
296.739
117.136
47. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
Gaji, upah, pensiun dan tunjangan pajak Tunjangan Hari Raya (THR), cuti dan terkait lainnya Kesejahteraan pegawai Pendidikan dan pelatihan Penyisihan cadangan uang penghargaan pegawai dan manfaat bebas tugas Penyisihan cadangan tantiem Bonus dan lainnya
2012
2011
4.476.187 810.835 579.503 371.976
3.892.610 807.860 424.182 328.906
174.395 112.739 1.520.081
207.772 109.822 995.319
8.045.716
6.766.471
Jumlah gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, imbalan kerja jangka panjang Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance, Dewan Pengawas Syariah, serta Executive Vice President dan Senior Vice President masing-masing sebesar Rp521.477 dan Rp405.791 (Catatan 54) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dengan rincian sebagai berikut: 2012 Gaji dan Tunjangan Dewan Komisaris Direksi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance Dewan Pengawas Syariah Executive Vice President dan Senior Vice President
Bonus/Tantiem
Imbalan Kerja Jangka Panjang
Jumlah
35.001 105.432
43.833 137.306
2.333 12.415
81.217 255.153
2.941 1.110
1.117 220
-
4.058 1.330
106.846
63.157
9.686
179.689
251.330
245.683
24.434
521.447
2011 Gaji dan Tunjangan Dewan Komisaris Direksi Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance Dewan Pengawas Syariah Executive Vice President dan Senior Vice President
Bonus/Tantiem
Imbalan Kerja Jangka Panjang
Jumlah
29.278 94.231
25.675 84.146
1.930 5.380
56.883 183.757
1.614 837
691 -
-
2.305 837
105.055
41.925
15.029
162.009
231.015
152.437
22.339
405.791
Lampiran 5/133
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 48. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Beban jasa profesional Promosi Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Komunikasi Barang/jasa pihak ketiga lainnya Penyusutan aset tetap (Catatan 19) Listrik, air dan gas Alat tulis kantor Transportasi Beban perjalanan dinas Amortisasi aset tidak berwujud (Catatan 20) Beban premi asuransi Lain - lain
2012
2011
1.376.443 1.000.810 964.594 861.311 763.002 634.016 620.675 380.490 356.873 265.332 167.844 89.884 65.550 707.078
1.108.914 929.292 864.746 631.524 577.075 400.747 412.593 343.654 407.006 222.711 145.454 56.311 60.564 417.052
8.253.902
6.577.643
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, beban promosi termasuk beban hadiah undian dana pihak ketiga masing-masing sebesar Rp34.006 dan Rp46.247. 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), fasilitas kesehatan, uang duka dan santunan duka, tunjangan cuti, fasilitas jabatan untuk jabatan tertentu, program pensiun untuk pegawai tetap, insentif sesuai dengan kinerja pegawai dan Bank, dan manfaat untuk pegawai yang berhenti bekerja sesuai dengan Undangundang Ketenagakerjaan yang berlaku. Dana Pensiun Bank Mandiri menyelenggarakan lima Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) sebagai berikut: a.
Satu Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK - PPIP) atau disebut Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dibentuk tanggal 1 Agustus 1999. Peraturan untuk DPBM telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP/300/KM.017/1999 tanggal 14 Juli 1999 dan diumumkan di dalam Tambahan Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 62 tanggal 3 Agustus 1999, serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 004/KEP.DIR/1999 tanggal 26 April 1999 dan telah diubah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-213/KM.5/2005 tanggal 22 Juli 2005 dan diumumkan di dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 77 tanggal 27 September 2005 serta Keputusan Direksi Bank Mandiri No. 068/KEP.DIR/2005 tanggal 28 Juni 2005. Bank Mandiri dan para pegawainya masing-masing membayar sebanyak 10,00% dan 5,00% dari Base Pension Plan Employee Income. Direksi dan Dewan Pengawas DPBM adalah pegawai aktif Bank Mandiri, sehingga Bank Mandiri memiliki pengendalian atas DPBM. DPBM menginvestasikan beberapa sumber keuangannya pada deposito berjangka Bank Mandiri. Saldo deposito berjangka tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp82.260 dan Rp35.175. Tingkat suku bunga atas deposito tersebut adalah sama dengan suku bunga atas deposito berjangka pihak ketiga. Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah membayar iuran pensiun masing-masing sebesar Rp226.929 dan Rp200.629.
Lampiran 5/134
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Dana Pensiun (lanjutan) b.
Empat Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) berasal dari masing-masing Dana Pensiun Bank Peserta Penggabungan, yaitu Dana Pensiun Bank Mandiri Satu atau DPBMS (BBD), DPBMD (BDN), DPBMT (Bank Exim) dan DPBME (Bapindo). Peraturan untuk masing-masing Dana Pensiun tersebut telah disahkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia masing-masing No. KEP-394/KM.017/1999, No. KEP395/KM.017/1999, No. KEP-396/KM.017/1999 dan No. KEP-397/KM.017/1999 semuanya tertanggal 15 November 1999. Berdasarkan persetujuan pemegang saham No. S-923/MMBU/2003 tanggal 6 Maret 2003, Bank Mandiri telah melakukan penyesuaian manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan tersebut telah dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan dengan Surat Keputusan masing-masing No. KEP/115/KM.6/2003 untuk PDP DPBMS, No. KEP/116/KM.6/2003 untuk PDP DPBMD, No. KEP/117/KM.6/2003 untuk PDP DPBMT, dan No. KEP/118/KM.6/2003 untuk DPBME semuanya tertanggal 31 Maret 2003. Peserta program pensiun manfaat pasti adalah mereka yang berasal dari legacy bank dengan masa kerja tiga tahun atau lebih pada saat penggabungan yang terdiri dari pegawai aktif bank, bekas karyawan (karyawan yang berhenti bekerja dan tidak mengalihkan haknya ke dana pensiun lain) dan pensiunan. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 28 Mei 2007, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. KEP-144/ KM.10/2007 (DPBMS); No. KEP-145/KM.10/2007 (DPBMD); No. KEP-146/KM.10/2007 (DPBMT) dan No. KEP-147/KM.10/2007 (DPBME) semuanya tertanggal 20 Juli 2007. Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 17 Mei 2010, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-441/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMS); No. KEP-442/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMD); No. KEP-443/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBMT) dan No. KEP444/KM.10/2010 tanggal 10 Agustus 2010 (DPBME). Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 23 Mei 2011, Bank Mandiri menaikkan manfaat pensiun dari masing-masing Dana Pensiun. Keputusan kenaikan manfaat pensiun dituangkan dalam Peraturan Dana Pensiun masing-masing dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Keputusan No. KEP-588/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMS); No. Kep-589/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMD); No. KEP-590/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBMT) dan No. KEP-591/KM.10/2011 tanggal 20 Juli 2011 (DPBME). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, cadangan liabilitas manfaat pensiun dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria manfaat pensiun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo tanggal 21 Januari 2013 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan laporan aktuaria independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo tanggal 18 Januari 2012 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Asumsi yang digunakan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Lampiran 5/135
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Dana Pensiun (lanjutan) DPBMS
DPBMD
DPBMT
DPBME
Tingkat diskonto
6,40% per tahun (2011: 7,25%)
6,40% per tahun (2011: 7,25%)
6,40% per tahun (2011: 7,25%)
6,40% per tahun (2011: 7,25%)
Tingkat pengembalian aset dana pensiun yang diharapkan
8,75% per tahun (2011: 8,00%)
9,50% per tahun (2011: 9,25%)
8,00% per tahun (2011: 7,50%)
8,00% per tahun (2011: 8,00%)
Masa kerja yang digunakan
Per 31 Juli 1999
Per 31 Juli 1999
Per 31 Juli 1999
Per 31 Juli 1999
Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) yang digunakan
Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah disesuaikan kembali pada tanggal 31 Desember 2002
Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah disesuaikan kembali pada tanggal 31 Desember 2002
Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah disesuaikan kembali pada tanggal 31 Desember 2002
Gaji bulan terakhir per 31 Juli 1999 yang telah disesuaikan kembali pada tanggal 31 Desember 2002
Tingkat kenaikan PhDP
Nihil
Nihil
Nihil
Nihil
Tabel tingkat kematian
2012: Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI III) untuk karyawan dan bekas karyawan dan Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan 2011: Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II) untuk karyawan dan bekas karyawan dan Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan
2012: 2012: 2012: Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Indonesia 2011 (TMI Indonesia 2011 (TMI Indonesia 2011 (TMI III) untuk karyawan III) untuk karyawan III) untuk karyawan dan dan bekas karyawan dan bekas karyawan bekas karyawan dan dan Group Annuity dan Group Annuity Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ Mortality 1983 (GAM’ Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan 83) untuk pensiunan 83) untuk pensiunan 2011: 2011: 2011: Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Indonesia 1999 (TMI II) Indonesia 1999 (TMI II) Indonesia 1999 (TMI II) untuk karyawan dan untuk karyawan dan untuk karyawan dan bekas karyawan dan bekas karyawan dan bekas karyawan dan Group Annuity Group Annuity Group Annuity Mortality 1983 (GAM’ Mortality 1983 (GAM’ Mortality 1983 (GAM’ 83) untuk pensiunan 83) untuk pensiunan 83) untuk pensiunan
Tingkat pengunduran diri
2012 dan 2011: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya
2012 dan 2011: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya
2012 dan 2011: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya
2012 dan 2011: 5,00% untuk pegawai dengan usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% tiap tahunnya sampai 0% diusia 55 tahun dan sesudahnya
2012 10,00% dari TMI III 2011: 10,00% dari TMI II
2012 10,00% dari TMI III 2011: 10,00% dari TMI II
2012 10,00% dari TMI III 2011: 10,00% dari TMI II
2012 10,00% dari TMI III 2011: 10,00% dari TMI II
Projected Unit Credit
Projected Unit Credit
Projected Unit Credit
Projected Unit Credit
Usia pensiun normal
48 tahun sampai dengan 56 tahun disesuaikan berdasarkan strata
56 tahun untuk semua strata
56 tahun untuk semua strata
56 tahun untuk semua strata
Jumlah maksimum manfaat pasti
80,00% dari PhDP
80,00% dari PhDP
62,50% PhDP
75,00% dari PhDP
Nihil
Nihil
Nihil
2,00% per tahun
2012 dan 2011: 3,00% dari manfaat pensiun
2012 dan 2011: 3,00% dari manfaat pensiun
2012 dan 2011: 3,00% dari manfaat pensiun
2012 dan 2011: 3,00% dari manfaat pensiun
Tingkat kecacatan
Metode aktuaria
Tingkat kenaikan manfaat pensiun Tarif pajak rata - rata
Lampiran 5/136
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Dana Pensiun (lanjutan) Estimasi Nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2012 berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut: DPBMS Nilai kini liabilitas manfaat pensiun Nilai wajar aset bersih
DPBMD
DPBMT
DPBME
1.193.395 1.688.723
1.485.326 1.879.761
610.097 833.891
436.301 610.795
495.328
394.435
223.794
174.494
-
-
-
-
Funded Status Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui
(369.619)
(221.405)
(190.852)
Surplus berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2010) Batas Aset (Asset Ceiling)*)
125.709 -
173.030 -
32.942 -
111.280 -
-
-
-
-
Aset Program Manfaat Pensiun yang diakui di laporan posisi keuangan**) *) **)
(63.214)
Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan. Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK 24 (Revisi 2010) mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.
Nilai kini liabilitas manfaat pensiun dan nilai wajar aset bersih pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut: DPBMS Nilai kini liabilitas manfaat pensiun Nilai wajar aset bersih
DPBMD
DPBMT
DPBME
1.212.086 1.517.006
1.484.395 1.748.625
614.362 742.595
395.053 544.190
304.920
264.230
128.233
149.137
-
-
-
-
Funded Status Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui
(221.558)
(144.142)
(111.007)
(52.637)
Surplus berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2010) Batas Aset (Asset Ceiling)*)
83.362 -
120.088 -
17.226 -
96.500 -
-
-
-
-
Aset Program Manfaat Pensiun yang diakui di laporan posisi keuangan**) *) **)
Tidak terdapat akumulasi kerugian aktuarial bersih dan biaya jasa lalu yang belum diakui serta tidak terdapat nilai kini dari manfaat ekonomis yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana dari program atau pengurangan iuran masa depan. Tidak ada aset yang diakui di laporan posisi keuangan karena ketentuan yang disyaratkan dalam PSAK 24 (Revisi 2010) mengenai “Imbalan Kerja” tidak terpenuhi.
Lampiran 5/137
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 Bank Mandiri telah menerapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja PSAK 24 (Revisi 2010) dengan mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (employee service entitlements). Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Grup mengakui cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai berdasarkan UU No. 13/2003 sejumlah Rp1.635.427 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) dan Rp1.404.375 (termasuk Rp8.240 yang merupakan pesangon atas pegawai yang sudah berhenti tetapi belum dibayarkan dan telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial) berdasarkan perkiraan biaya uang penghargaan pegawai sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen (Catatan 33). Penyisihan atas tunjangan masa kerja pegawai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung berdasarkan perhitungan hak masa kerja pegawai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 sebagaimana tercantum dalam laporan aktuaria independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo tanggal 21 Januari 2013 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan laporan aktuaria independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo tanggal 18 Januari 2012 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Asumsi-asumsi yang digunakan oleh aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: a. b. c. d.
Tingkat diskonto 5,45% per tahun. Tingkat kenaikan gaji 8,50%. Tabel tingkat kematian yang digunakan Tabel Mortalita Indonesia 2011 atau TMI III. Tingkat pengunduran diri 5,00% per tahun untuk usia sampai dengan 25 tahun dan menurun secara linear sebesar 0,167% hingga 0,00% per tahun pada usia 55 tahun. e. Metode aktuaria adalah projected unit credit method. f. Usia pensiun normal 56 tahun. g. Tingkat kecacatan 10,00% dari TMI III. Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai yang diakui di laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dengan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut (Bank Mandiri saja): 2012 Nilai kini liabilitas Biaya jasa lalu yang belum diakui (Keuntungan)/kerugian aktuarial yang belum diakui Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai yang diakui di laporan posisi keuangan
2011
1.757.767 38.537 (348.134)
1.547.952 39.675 (314.525)
1.448.170
1.273.102
Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Amortisasi (keuntungan)/kerugian aktuarial yang belum diakui Pengakuan segera atas biaya jasa lalu
144.609 90.499 (1.138) 15.285 -
127.117 96.892 (1.138) 8.682 (28.244)
Biaya Uang Penghargaan Pegawai
249.255
203.309
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai adalah sebagai berikut: 2012
2011
Bank Mandiri Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai awal tahun Biaya selama tahun berjalan Pembayaran manfaat
1.273.102 249.255 (74.187)
1.087.573 203.309 (17.780)
Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai (Bank Mandiri)
1.448.170
1.273.102
Anak Perusahaan Cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai Total cadangan atas tunjangan masa kerja pegawai
179.017 1.627.187 *)
123.033 1.396.135*)
*)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Jumlah tersebut tidak termasuk pesangon atas pegawai yang telah berhenti tetapi belum dibayarkan sebesar Rp8.240 dan Rp8.240 yang telah dikeluarkan dari perhitungan aktuarial.
Lampiran 5/138
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Undang - undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (lanjutan) Nilai kini liabilitas yang didanai, nilai wajar aset program dan surplus pada program untuk lima tahun terakhir yaitu (Bank Mandiri): 2012
2011
2010
Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset program
1.757.767 -
1.547.952 -
1.262.717 -
947.923 -
776.962 -
Defisit program
1.757.767
1.547.952
1.262.717
947.923
776.962
93.991
127.820
94.130
(139.095)
-
-
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program Penyesuaian pengalaman pada aset program
2009
(58.912) -
2008
-
-
Masa Bebas Tugas (MBT) MBT adalah suatu jangka tertentu sebelum usia pensiun jabatan pegawai yang membebaskan pegawai dari tugas-tugas rutin sebagaimana pegawai aktif dimana pegawai tidak masuk kerja dengan tetap memperoleh fasilitas kepegawaian yang ditentukan, meliputi: gaji, fasilitas kesehatan, tunjangan hari raya keagamaan, cuti tahunan (jika pada tahun berjalan masih terdapat masa kerja pegawai aktif), cuti besar (jika perhitungan cuti besarnya jatuh tempo pada periode MBT), uang duka dan santunan duka. Fasilitas MBT juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada pegawai dalam rangka persiapan memasuki usia pensiun jabatan. Usia Pensiun Jabatan, Masa Kerja Minimal dan Lama MBT adalah sebagai berikut: No
Usia Pensiun Jabatan
Masa Kerja Minimal
Lama MBT
1. 2.
56 tahun 46 tahun
12 tahun 9 tahun
12 bulan 9 bulan
Rekonsiliasi cadangan atas tunjangan masa bebas tugas yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian dan laporan laba rugi konsolidasian dengan laporan aktuaria independen adalah sebagai berikut: 2012
2011
Pengakuan (keuntungan)/kerugian aktuarial
16.276
(15.962)
Biaya pencadangan/(pendapatan) masa bebas tugas
16.276
(15.962)
Cadangan atas tunjangan masa bebas tugas awal tahun Biaya/(pendapatan) selama tahun berjalan Pembayaran manfaat
10.352 16.276 (26.628)
56.273 (15.962) (29.959)
Cadangan atas masa bebas tugas
-
10.352
Sesuai dengan surat keputusan Direksi No KEP.DIR/346/2010, tertanggal 22 Desember 2010, Manajemen menetapkan bahwa fasilitas MBT dihapuskan secara penuh sejak tanggal 1 Januari 2012 dan menetapkan bahwa tahun 2011 merupakan masa transisi MBT dimana karyawan yang memasuki usia pensiun di tahun 2011 dengan jatuh tempo pembayaran MBT terakhir di Mei 2012 akan tetap menerima pembayaran MBT. Saldo cadangan atas masa bebas tugas yang tersisa pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar RpNihil dan Rp10.352.
Lampiran 5/139
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 49. DANA PENSIUN DAN PESANGON (lanjutan) Masa Bebas Tugas (MBT) (lanjutan) Liabilitas MBT, telah diselesaikan seluruhnya di tahun 2012 sehingga Bank tidak lagi memiliki liabilitas MBT per 31 Desember 2012 dan selanjutnya. Selanjutnya, sesuai dengan surat keputusan Direksi No KEP.DIR/347/2010, tertanggal 22 Desember 2010, Manajemen menetapkan bahwa Program Kesehatan Pensiunan berlaku efektif sejak 1 Januari 2011. Program kesehatan pensiunan ini diperuntukkan untuk memberikan tunjangan kesehatan bagi pensiunan dan pegawai tetap di masa pensiunnya. Pengelolaan program dilaksanakan oleh Koperasi Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Bank Mandiri atau disebut Mandiri Healthcare (“Koperasi”) yang didirikan pada tanggal 1 November 2010 dan beranggotakan pensiunan dan pegawai tetap Bank Mandiri. Dalam pelaksanaan program tersebut, pada tanggal 31 Desember 2010, Bank telah menyetor dana awal atas nama para peserta program ke Koperasi sebesar Rp1.135.203 yang diambil dari cadangan atas masa bebas tugas yang telah dicadangkan oleh Bank. Selanjutnya, Bank dan karyawan akan melakukan kontribusi setiap bulannya kepada koperasi masing-masing sebesar 3% dan 2% dari gaji pokok karyawan. Anak Perusahaan tidak memiliki Imbalan Masa Bebas Tugas (MBT).
50. BEBAN OPERASIONAL LAINNYA - LAIN-LAIN - BERSIH 2012 Beban provisi dan komisi Komisi agen asuransi Beban terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Beban transaksi RTGS, remittance dan kliring Beban restruksturisasi tenaga kerja Lain-lain
2011
460.895 322.128 205.900 73.467 245.477 1.305.543
470.304 271.646 138.529 68.487 49.392 1.969.549
2.613.410
2.967.907
Beban lain-lain terutama terdiri dari beban komisi Anak perusahaan dari produk bancassurance dan beban komisi lainnya.
51. PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL - BERSIH 2012 Laba atas penjualan agunan yang diambil alih Pendapatan atas transaksi KSO (Catatan 19a) Pendapatan sewa gedung Laba atas penjualan aset tetap Denda Lain-lain - bersih
Lampiran 5/140
2011
361.295 325.930 126.231 4.558 (5.382) 66.189
39.076 69.354 37.538 (3.270) 20.404
878.821
163.102
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 52. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Akun-akun di bawah ini merupakan akun yang dicatat di laporan posisi keuangan ekstra-komtabel (off balance sheet): 2012 KOMITMEN Liabilitas Komitmen: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan*) Pihak ketiga Pihak berelasi
Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan (Catatan 30): Pihak ketiga Pihak berelasi
Jumlah Liabilitas Komitmen Liabilitas Komitmen - Bersih KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi: Garansi yang diterima dari bank lain Pendapatan bunga dalam penyelesaian Lain-lain
2011
62.067.865 21.329.639
54.104.438 15.592.735
83.397.504
69.697.173
6.557.295 5.407.443
7.129.962 4.940.828
11.964.738
12.070.790
95.362.242
81.767.963
(95.362.242)
(81.767.963)
10.173.423 5.909.145 32.729
5.707.442 5.348.404 32.729
Jumlah Tagihan Kontinjensi
16.115.297
11.088.575
Liabilitas Kontinjensi: Garansi yang diberikan dalam bentuk: Bank garansi (Catatan 30): Pihak ketiga Pihak berelasi
32.484.895 8.223.804
20.784.987 6.644.295
40.708.699
27.429.282
3.335.790 4.555.073
3.526.296 1.759.233
7.890.863
5.285.529
247.777
70.264
48.847.339
32.785.075
(32.732.042)
(21.696.500)
(128.094.284)
(103.464.463)
Standby letters of credit (Catatan 30) Pihak ketiga Pihak berelasi
Lain-lain Jumlah Liabilitas Kontinjensi Liabilitas Kontinjensi - Bersih LIABILITAS KOMITMEN DAN KONTINJENSI - BERSIH *) Termasuk fasilitas kredit committed dan uncommitted yang belum digunakan.
Lampiran 5/141
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 53. TRANSAKSI-TRANSAKSI MATA UANG ASING Transaksi berjangka dan swap pertukaran mata uang asing disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai tagihan/liabilitas derivatif (Catatan 11). Rincian transaksi pembelian dan penjualan tunai (spot) mata uang asing (Bank Mandiri saja) adalah sebagai berikut: 2012 Spot - Beli Mata Uang Asal (nilai penuh)
Mata Uang Asal Dolar Amerika Serikat Lain-lain*)
Spot - Jual Setara Rupiah
72.741.000 -
Mata Uang Asal (nilai penuh)
701.041 72.314
Setara Rupiah
62.770.520 -
604.951 66.283
773.355
671.234 2011
Spot - Beli Mata Uang Asal (nilai penuh)
Mata Uang Asal Dolar Amerika Serikat Lain-lain*)
Spot - Jual Setara Rupiah
140.565.523 -
Mata Uang Asal (nilai penuh)
1.274.578 34.726
Setara Rupiah
143.904.023 -
1.309.304
1.304.850 31.759 1.336.609
*) Terdiri dari berbagai mata uang asing.
54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam rangka menjalankan bisnis normalnya, Bank Mandiri memiliki transaksi usaha yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut: Hubungan pihak berelasi sebagai pemegang saham utama: Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Keuangan. Hubungan pihak berelasi oleh karena kepemilikan dan/atau kepengurusan: Pihak Berelasi
Sifat dari Hubungan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Perusahaan Asosiasi
PT Sarana Bersama Pengembangan Indonesia
Perusahaan Asosiasi
Dana Pensiun Bank Mandiri
Bank Mandiri sebagai pendiri
Dana Pensiun Bank Mandiri 1
Bank Mandiri sebagai pendiri
Dana Pensiun Bank Mandiri 2
Bank Mandiri sebagai pendiri
Dana Pensiun Bank Mandiri 3
Bank Mandiri sebagai pendiri
Dana Pensiun Bank Mandiri 4
Bank Mandiri sebagai pendiri
PT Estika Daya Mandiri
Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 1
PT Asuransi Staco Mandiri (dahulu PT Asuransi Staco Jasapratama)
Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 2
PT Mulia Sasmita Bhakti
Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 3
PT Krida Upaya Tunggal
Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4
PT Wahana Optima Permai
Dikendalikan oleh Dana Pensiun Bank Mandiri 4
PT Mandiri Management Investasi
Dikendalikan oleh pemegang saham akhir yang sama
PT Pengelola Investama Mandiri
Dikendalikan oleh pemegang saham akhir yang sama
Koperasi Kesehatan Pegawai dan Pensiunan Bank Mandiri (Mandiri Healthcare)
Karyawan dan pensiunan sebagai anggota dan hubungan Pengurus
Lampiran 5/142
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi antara lain adalah giro pada bank lain, penyertaan saham, efek-efek, dana pensiun karyawan, kredit yang diberikan, simpanan nasabah dan bank garansi. Hubungan pihak berelasi dengan entitas pemerintah Pihak Berelasi
Sifat dari Hubungan
Adhi Multipower Pte. Ltd.
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Krakatau Daya Listrik
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Nusantara Regas
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Bromo Steel Indonesia
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Geo Dipa Energi
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Indonesia Chemical Alumina
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Indonesia Comnets Plus
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Indonesia Power
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Pertamina Drilling Services Indonesia
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Pertamina Hulu Energi
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Petrokimia Gresik
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Pupuk Kalimantan Timur/PT Pupuk Kaltim
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Pupuk Kujang
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Rekayasa Industri/PT REKIND
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Semen Padang
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Semen Tonasa
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Trans Marga Jateng
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Bahana Artha Ventura
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Balebat Dedikasi Prima
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Bank Negara Indonesia Syariah
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Bank BRI Syariah
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Infomedia Nusantara
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Reasuransi Internasional Indonesia
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Telekomunikasi Indonesia International
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Telekomunikasi Selular
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Wijaya Karya Beton
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Wijaya Karya Intrade Energy
Anak Perusahaan dari BUMN
PT Wijaya Karya Realty
Anak Perusahaan dari BUMN
Lampiran 5/143
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Hubungan pihak berelasi dengan entitas pemerintah (lanjutan) Pihak Berelasi
Sifat dari Hubungan
Perum BULOG
Badan Usaha Milik Negara
Perum DAMRI
Badan Usaha Milik Negara
Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo)
Badan Usaha Milik Negara
Perum Jasa Tirta II
Badan Usaha Milik Negara
Perum Pegadaian
Badan Usaha Milik Negara
PERUM Percetakan Negara Republik Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
Perum Percetakan Uang Republik Indonesia/Perum Peruri
Badan Usaha Milik Negara
Perum Perumnas
Badan Usaha Milik Negara
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Amarta Karya
Badan Usaha Milik Negara
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Angkasa Pura I (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Angkasa Pura II (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT ASABRI (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT ASKES (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Ekspor Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Kredit Indonesia/PT Askrindo (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
PT Balai Pustaka
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Barata Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Berdikari (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Bhanda Ghara Reksa (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Bina Karya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Bio Farma (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Boma Bisma Indra (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Brantas Abipraya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Cambrics Primissima (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
Lampiran 5/144
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Hubungan pihak berelasi dengan entitas pemerintah (lanjutan) Pihak Berelasi
Sifat dari Hubungan
PT Dahana (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Danareksa (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Djakarta Llyod
Badan Usaha Milik Negara
PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari
Badan Usaha Milik Negara
PT Dok dan Perkapalan Surabaya
Badan Usaha Milik Negara
PT Elnusa Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Energi Manajemen Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
PT Garam (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Hotel Indonesia Natour
Badan Usaha Milik Negara
PT Hutama Karya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Iglas (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Indah Karya
Badan Usaha Milik Negara
PT Indofarma (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Indosat Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Indra Karya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Industri Kereta Api (INKA)
Badan Usaha Milik Negara
PT Industri Sandang Nusantara
Badan Usaha Milik Negara
PT Industri Telekomunikasi Indonesia (ITI)
Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani I
Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani II
Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani III
Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani IV
Badan Usaha Milik Negara
PT Inhutani V
Badan Usaha Milik Negara
PT INTL (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Istaka Karya
Badan Usaha Milik Negara
PT Jamsostek (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kawasan Industri Makasar (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kawasan Industri Medan (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kertas Kraft Aceh (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kertas Leces (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
Lampiran 5/145
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Hubungan pihak berelasi dengan entitas pemerintah (lanjutan) Pihak Berelasi
Sifat dari Hubungan
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT LEN Industri (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Merpati Nusantara Airlines
Badan Usaha Milik Negara
PT Nindya Karya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT PAL Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pann Multi Finance (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pelayaran Bahtera Adiguna
Badan Usaha Milik Negara
PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)/ PT PELNI
Badan Usaha Milik Negara
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Perikanan Nusantara
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara I (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara II (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara V (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara VI (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara X (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara XII (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Permodalan Nasional Madani (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pertamina (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pertani (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Perusahaan Pengelola Aset
Badan Usaha Milik Negara
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pindad (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Pos Indonesia (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
Lampiran 5/146
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Hubungan pihak berelasi dengan entitas pemerintah (lanjutan) Pihak Berelasi
Sifat dari Hubungan
PT Pupuk Indonesia Holding Company (dahulu PT Pupuk Sriwidjaja (Persero))
Badan Usaha Milik Negara
PT Rajawali Nusantara Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
PT Reasuransi Umum Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
PT Rukindo
Badan Usaha Milik Negara
PT Sang Hyang Seri
Badan Usaha Milik Negara
PT Sarana Karya
Badan Usaha Milik Negara
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Sarinah (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Semen Baturaja (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk.)
Badan Usaha Milik Negara
PT Semen Kupang
Badan Usaha Milik Negara
PT Sucofindo (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Survey Udara Penas
Badan Usaha Milik Negara
PT Surveyor Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Taspen
Badan Usaha Milik Negara
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/PT Telkom Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Timah (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Virama Karya
Badan Usaha Milik Negara
PT Waskita Karya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Badan Usaha Milik Negara
PT Yodya Karya (Persero)
Badan Usaha Milik Negara
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Lembaga Keuangan
Pusat Investasi Pemerintah
Lembaga Keuangan
PT Indonesia Infrastruktur Finance
Lembaga Keuangan
Sifat dari transaksi dengan pihak-pihak berelasi entitas pemerintah antara lain adalah giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek, Obligasi Pemerintah, tagihan lainnya - transaksi perdagangan, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi, liabilitas derivatif, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, interbank call money, liabilitas akseptasi, efek-efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, pinjaman subordinasi, fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan, bank garansi, letter of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan dan standby letter of credit. Dalam menjalankan kegiatan usahanya Grup juga melakukan transaksi pembelian atau penggunaan jasa seperti biaya telekomunikasi, biaya listrik dan biaya lainnya dengan pihak-pihak berelasi entitas pemerintah.
Lampiran 5/147
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) Hubungan manajemen atau karyawan kunci Bank Mandiri Gaji dan tunjangan, bonus/tantiem, imbalan jangka panjang untuk Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dan Good Corporate Governance, Dewan Pengawas Syariah serta Executive Vice President dan Senior Vice President (Catatan 47) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp521.447 dan Rp405.791 atau 2,76% dan 2,49% dari jumlah beban operasional lainnya konsolidasian. Saham yang dimiliki oleh Direksi yang berasal dari program MSOP untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 22.132.760 lembar saham dan 24.060.468 lembar saham atau 0,07% dan 0,08% dari jumlah lembar saham modal dasar. Rincian saldo transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Aset Giro pada bank lain (Catatan 5a) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (Catatan 6b) Efek-efek (Catatan 7a)*) Obligasi pemerintah (Catatan 8) Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (Catatan 9a) Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (Catatan 10a) Tagihan derivatif (Catatan 11) Kredit yang diberikan (Catatan 12A.a dan 12B.g) Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 13) Tagihan akseptasi (Catatan 15a)
2011
16.079 1.343.968 1.153.062 78.935.756 3.784.548 231 45.952.610 5.197 1.505.031
44.516 785.494 4.015.455 78.459.449 2.752.711 758.703 4.391 36.846.173 5.876 892.184
Jumlah aset kepada pihak-pihak berelasi
132.696.482
124.564.952
Jumlah aset konsolidasian
635.618.708
551.891.704
20,88%
22,57%
25.554.282 928.851 21.604.790
23.327.168 748.157 28.651.516
141.996 333 262.481 205.000 934.868 1.936.800
214.580 3.880 286.007 158.000 1.104.665 1.895.000
51.569.401
56.388.973
Jumlah liabilitas konsolidasian
518.705.769
451.379.750
Persentase jumlah liabilitas kepada pihak - pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas temporer konsolidasian
9,94%
12,49%
1.978.517
2.380.376
4,90%
6,29%
Persentase jumlah aset kepada pihak-pihak berelasi terhadap jumlah aset konsolidasian Liabilitas Simpanan nasabah Giro (Catatan 22a) Tabungan (Catatan 23a) Deposito berjangka (Catatan 24a) Simpanan dari bank lain Giro dan tabungan (Catatan 25a) Liabilitas derivatif (Catatan 11) Liabilitas akseptasi (Catatan 28a) Efek-efek yang diterbitkan (Catatan 29) Pinjaman yang diterima (Catatan 35) Pinjaman subordinasi (Catatan 36) Jumlah liabilitas kepada pihak-pihak berelasi
Dana Syirkah Temporer (Catatan 37) Persentase terhadap jumlah dana syirkah temporer *)
Disajikan sebelum (diskonto) yang belum diamortisasi dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi dari (penurunan)/kenaikan nilai efek-efek.
Lampiran 5/148
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 54. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan) 2012
2011
Laporan Laba Rugi Pendapatan operasional lainnya - lain-lain (Catatan 42)
-
1.400.923
Persentase terhadap jumlah pendapatan operasional lainnya
-
11,90%
3.114.634
4.256.890
Persentase terhadap pendapatan bunga dan pendapatan syariah
7,32%
11,28%
Beban bunga pinjaman yang diterima (Catatan 41)
82.522
5.435
Persentase terhadap beban bunga dan beban syariah
0,55%
0,03%
Pendapatan bunga dari Obligasi Pemerintah dan SPN (Catatan 40)
55. INFORMASI SEGMEN Grup telah menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambilan keputusan operasional (lihat Catatan 2al). Di bawah ini penjelasan mengenai operasi dari masing-masing pelaporan segmen:
Korporasi
:
Komersial dan Bisnis
:
Mikro dan Ritel
:
Konsumer
:
Treasury dan Financial Institution
:
Institutional Banking
:
Kantor pusat
:
Anak perusahaan - Syariah :
Anak perusahaan - selain Syariah
:
termasuk kredit yang diberikan, simpanan nasabah dan transaksi-transaksi lain serta saldo atas nasabah korporasi. termasuk kredit yang diberikan dengan skala kecil hingga menengah, simpanan nasabah dan transaksi-transaksi lain serta saldo atas nasabah komersial dan business banking. termasuk kredit yang diberikan kepada individu dengan skala mikro, produk dan jasa lainnya kepada nasabah individu seperti dana pihak ketiga, transaksi pembayaran dan transaksitransaksi lain serta saldo atas nasabah ritel. merupakan kredit pembiayaan konsumsi termasuk kredit kepemilikan rumah, kartu kredit dan transaksi-transaksi lain serta saldo atas nasabah konsumer. segmen treasury terkait dengan kegiatan treasuri Bank termasuk transaksi valuta asing, money market, dan fixed income. Segmen financial institution termasuk antara lain bisnis perbankan internasional, pasar modal dan supervisi cabang Cayman Islands. fokus menangani simpanan dan transaksi-transaksi lainnya dengan lembaga pemerintah selain yang telah ditangani oleh segmen lainnya. terutama mengelola aset dan liabilitas Grup selain yang telah dikelola oleh segmen operasi lainnya termasuk menerima alokasi biaya atas penyediaan jasa servis secara sentralisasi kepada segmen lainnya serta biaya yang tidak teralokasi ke pelaporan segmen lainnya. seluruh transaksi yang dilakukan oleh Anak perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah. seluruh transaksi Anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan konsumen, asuransi jiwa, asuransi kerugian, layanan remittance, sekuritas, pengelolaan properti dan perbankan.
Lampiran 5/149
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 55. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2012
Keterangan
Komersial dan Bisnis
Korporasi
Laporan laba rugi konsolidasian Pendapatan bunga dan Syariah*) 11.179.760 Beban bunga dan Syariah*) (6.421.316)
Mikro dan Ritel
Treasury dan Financial Institution
Konsumer
Institutional Banking 1
Anak Perusahaan - Syariah
Kantor Pusat 2
15.168.996 (6.971.830)
15.129.767 (6.995.761)
5.786.510 (2.371.704)
2.808.356 (2.017.299)
1.917.590 (1.409.200)
3.325.858 (1.565.686)
4.684.793 (2.006.353)
Anak PenyePerusahaan suaian - selain dan Syariah Eliminasi**)
1.083.070 (18.534.258) (394.832) 15.134.131
Total
42.550.442 (15.019.850)
Pendapatan bunga dan Syariah - bersih Pendapatan Premi - bersih
4.758.444 -
8.197.166 -
8.134.006 -
3.414.806 -
791.057 -
508.390 -
1.760.172 -
2.678.440 -
688.238 2.163.072
(3.400.127) -
27.530.592 2.163.072
Pendapatan bunga dan Syariah dan premi - bersih
4.758.444
8.197.166
8.134.006
3.414.806
791.057
508.390
1.760.172
2.678.440
2.851.310
(3.400.127)
29.693.664
Pendapatan operasional lainnya: Pendapatan provisi dan komisi Lainnya
777.846 52.680
776.216 252.593
3.531.603 757.380
806.074 259.247
352.082 1.387.909
46.386 -
45.562 1.643.365
1.119.136 18.784
381.754 458.817
(436.304) (333.308)
7.400.355 4.497.467
Total
830.526
1.028.809
4.288.983
1.065.321
1.739.991
46.386
1.688.927
1.137.920
840.571
(769.612)
11.897.822
(Penyisihan)/pembalikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Lainnya
(236.969)
(1.196.443)
(885.021)
(720.624)
50.545
-
16.277
(384.859)
(54.615)
19.489
(3.392.220)
Keuntungan/(kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/ (penurunan) nilai wajar efekefek, Obligasi Pemerintah dan investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked
-
-
-
-
-
-
4.274
-
38.196
-
42.470
Keutungan dari penjualan efekefek dan Obligasi Pemerintah
-
-
-
-
-
-
287.327
-
9.412
-
296.739
Beban operasional lainnya: Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Lain-lain - bersih
(221.486) (134.182) (110.289)
(618.825) (262.597) (88.176)
(2.963.937) (3.066.128) (1.108.674)
(215.520) (558.450) (57.777)
(89.408) (100.903) (75.011)
(26.796) (29.981) (69.084)
(2.376.543) (2.233.457) (456.738)
(973.160) (1.202.600) (173.639)
(560.041) (665.604) (942.831)
468.809
(8.045.716) (8.253.902) (2.613.410)
Total
(465.957)
(969.598)
(7.138.739)
(831.747)
(265.322)
(125.861)
(5.066.738)
(2.349.399)
(2.168.476)
468.809
(18.913.028)
(16)
Pendapatan bukan operasional - bersih Beban Pajak Laba bersih Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada: Kepentingan nonpengendali Pemilik Entitas Induk
42
19.054
211
1.607
-
720.667
6.031
131.225
-
878.821
-
-
-
-
-
-
(3.747.928)
(291.442)
(421.280)
-
(4.460.650)
4.886.028
7.059.976
4.418.283
2.927.967
2.317.878
428.915
(4.337.022)
796.691
1.226.343
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(3.681.441)
-
16.043.618
(539.551) 15.504.067
Laporan posisi keuangan konsolidasian Kredit yang diberikan - bruto
126.259.131
141.142.003
19.004.605
47.749.423
1.833.622
-
3.984.906
44.427.037
779.993
(599.014) 384.581.706
Total Aset
133.557.576
142.425.332
27.813.991
47.805.736
156.571.156
2.312
54.928.953
54.209.752
24.573.100
(6.269.200) 635.618.708
Gi o Tabungan Deposito Berjangka
(38.142.374) (1.223.345) (22.050.800)
(33.257.452) (18.695.848) (4.053.475) (177.281.950) (15.000.567) (75.855.107)
-
(1.262.936) (6.095) (3.964.132)
(16.471.096) (219.595) (27.974.141)
-
(6.430.912) (901.524) -
(55.682) (283.772) (711.036)
408.444 (113.907.856) - (183.969.756) 595.532 (144.960.251)
(5.233.163)
(44.664.832)
-
(7.332.436)
(1.050.490)
1.003.976 (442.837.863)
(23.215.258)
(46.906.348)
(9.648.974)
(19.722.423)
3.119.495 (518.705.769)
Total simpanan nasabah
(61.416.519)
(52.311.494) (271.832.905)
Total Liabilitas
(67.811.902)
(55.047.747) (276.210.117)
(464.453)
(22.798.042)
*) Termasuk komponen internal transfer pricing antar segmen operasi. **) Termasuk eliminasi internal transfer pricing atau reklasifikasi antar segmen operasi dan eliminasi terhadap Anak Perusahaan. 1) Untuk keperluan pengungkapan manajemen risiko, bisnis institutional banking dimasukkan ke dalam korporasi. 2) Untuk keperluan pengungkapan manajemen risiko, bisnis kantor pusat dimasukkan ke dalam korporasi dan komersial dan bisnis sebesar Rp3.655.465 dan Rp329.441.
Lampiran 5/150
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 55. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 2011
Keterangan
Komersial dan Bisnis
Korporasi
Laporan laba rugi konsolidasian Pendapatan bunga dan Syariah*) 10.389.307 Beban bunga dan Syariah*) (6.859.778)
Mikro dan Ritel
Treasury dan Financial Institution
Konsumer
Anak Perusahaan - Syariah
Kantor Pusat
Institutional Banking
12.619.855 (7.107.297)
14.649.327 (7.769.042)
4.951.224 (2.311.657)
3.399.523 (2.686.505)
1.913.869 (1.433.070)
4.828.425 (652.026)
3.771.272 (1.780.550)
Anak PenyePerusahaan suaian - selain dan Syariah Eliminasi**)
934.489 (19.727.272) (447.241) 15.093.129
Total
37.730.019 (15.954.037)
Pendapatan bunga dan Syariah - bersih Pendapatan premi - bersih
3.529.529 -
5.512.558 -
6.880.285 -
2.639.567 -
713.018 -
480.799 -
4.176.399 -
1.990.722 -
487.248 1.814.973
(4.634.143) -
21.775.982 1.814.973
Pendapatan bunga dan Syariah dan premi - bersih
3.529.529
5.512.558
6.880.285
2.639.567
713.018
480.799
4.176.399
1.990.722
2.302.221
(4.634.143)
23.590.955
Pendapatan operasional lainnya: Pendapatan provisi dan komisi Lainnya
682.276 59.231
587.575 712.712
3.057.607 695.208
695.152 220.216
296.156 1.178.142
38.095 -
65.455 2.351.443
1.066.378 15.370
458.074 357.152
(403.532) (364.359)
6.543.236 5.225.115
Total
741.507
1.300.287
3.752.815
915.368
1.474.298
38.095
2.416.898
1.081.748
815.226
(767.891)
11.768.351
(Penyisihan)/pembalikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Lainnya
(709.810)
(916.264)
(546.167)
(685.893)
108.978
-
318.972
(345.696)
(109.511)
-
(2.885.391)
Keuntungan/(kerugian yang belum direalisasi dari kenaikan/ (penurunan) nilai wajar efekefek, Obligasi Pemerintah dan investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked
-
-
-
-
-
-
-
-
-
69.903
69.903
Keutungan dari penjualan efekefek dan Obligasi Pemerintah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
117.136
117.136
Beban operasional lainnya: Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Lain-lain - bersih
(180.814) (97.404) (113.846)
(521.094) (202.492) (116.194)
(2.614.294) (2.015.869) (1.438.624)
(200.900) (178.488) (284.354)
(84.653) (70.278) (68.242)
(25.053) (28.036) (67.475)
(1.735.623) (2.606.018) (1.065.657)
(964.882) (923.645) (96.601)
(439.158) (455.413) (879.619)
1.162.705
(6.766.471) (6.577.643) (2.967.907)
Total
(392.064)
(839.780)
(6.068.787)
(663.742)
(223.173)
(120.564)
(5.407.298)
(1.985.128)
(1.774.190)
1.162.705
(16.312.021)
Pendapatan bukan operasional - bersih Beban Pajak Laba bersih Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada: Kepentingan nonpengendali Pemilik Entitas Induk
537
25
9.774
-
-
-
78.523
67.954
-
163.102
-
-
-
-
-
-
(3.262.688)
(196.864)
6.289
(356.598)
-
(3.816.150)
3.169.699
5.056.826
4.027.920
2.205.300
2.073.121
398.330
(1.679.194)
551.071
945.102
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(4.052.290)
-
12.695.885
449.841 12.246.044
Laporan posisi keuangan konsolidasian Kredit yang diberikan - bruto
106.247.237
110.877.330
11.844.853
38.999.351
1.372.380
-
4.620.950
36.469.154
881.941
(219.890) 311.093.306
Total Aset
115.649.949
116.354.048
36.806.214
40.879.324
25.420.176
1.672.008
154.150.251
48.673.337
19.628.129
(7.341.732) 551.891.704
Gir o Tabungan Deposito Berjangka
(27.095.105) (1.139.367) (27.011.301)
(28.925.502) (15.507.986) (3.521.369) (144.289.431) (15.309.001) (77.484.128)
-
(1.673.186) (12.761) (2.940.633)
(15.951.090) (125.544) (19.249.773)
-
(4.583.523) (512.340) -
(137.510) (267.521) (653.652)
1.343.316 (92.530.586) - (149.868.333) 318.804 (142.329.684)
(1.058.683)
1.662.120 (384.728.603)
Total Simpanan nasabah
(55.245.773)
(47.755.872) (237.281.545)
Total Liabilitas
(60.307.568)
(49.686.276) (240.073.092)
*) **)
(385.113)
(4.626.580)
(35.326.407)
(20.459.215)
(37.611.842)
(21.404.415)
Termasuk komponen internal transfer pricing antar segmen operasi. Termasuk eliminasi internal transfer pricing atau reklasifikasi antar segmen operasi dan eliminasi terhadap Anak Perusahaan.
Lampiran 5/151
(5.095.863) (45.598.909)
(10.053.139) 34.199.819 (451.379.750)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 55. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Segmen geografis Operasional utama Grup dikelola di wilayah Indonesia, Asia (Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Shanghai, Malaysia), Eropa Barat (Inggris) dan Cayman Islands. Informasi yang berkaitan dengan segmen berdasarkan geografis dari Grup disajikan dalam tabel di bawah ini: Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012: Indonesia Laporan laba rugi konsolidasian Pendapatan bunga dan Syariah Beban bunga dan Syariah
Asia
Eropa Barat
Cayman Islands
Konsolidasian
42.201.619 (14.977.028)
232.508 (34.110)
41.057 (8.712)
75.258 -
42.550.442 (15.019.850)
27.224.591 2.163.072
198.398 -
32.345 -
75.258 -
27.530.592 2.163.072
29.387.663
198.398
32.345
75.258
29.693.664
7.330.740 4.456.463
56.560 32.395
5.712
13.055 2.897
7.400.355 4.497.467
Total
11.787.203
88.955
5.712
15.952
11.897.822
(Penyisihan)/pembalikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Lainnya
(3.494.341)
16.775
53.209
32.137
(3.392.220)
-
-
42.470
-
767
296.739
Pendapatan bunga dan Syariah - bersih Pendapatan Premi - bersih Pendapatan bunga dan Syariah dan premi - bersih Pendapatan operasional lainnya: Pendapatan provisi dan komisi Lainnya
Keuntungan/(kerugian) yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek, Obligasi Pemerintah dan Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit-Linked Keuntungan dari Penjualan Efek-efek dan Obligasi Pemerintah
42.530
294.125
(60)
1.847
Beban operasional lainnya: Beban gaji dan tunjangan Beban umum, administrasi dan lainnya
(7.931.943) (10.777.604)
(80.992) (59.010)
(28.580) (17.275)
(4.201) (13.423)
(8.045.716) (10.867.312)
Total
(18.709.547)
(140.002)
(45.855)
(17.624)
(18.913.028)
Pendapatan bukan operasional - bersih Beban Pajak
859.215 (4.439.033)
18.000 (21.617)
(1) -
1.607 -
878.821 (4.460.650)
Laba bersih
15.727.815
162.296
45.410
108.097
16.043.618
-
-
-
-
539.551 15.504.067
Laporan posisi keuangan konsolidasian Kredit yang diberikan
377.184.222
6.334.372
144.556
918.556
384.581.706
Total Aset
621.279.365
10.175.130
1.354.109
2.810.104
635.618.708
Giro Tabungan Deposito Berjangka
(112.777.678) (183.171.643) (143.662.824)
(1.091.132) (798.113) (1.130.699)
(38.082) (166.728)
(964) -
(113.907.856) (183.969.756) (144.960.251)
Total simpanan nasabah
(439.612.145)
(3.019.944)
(204.810)
(964)
(442.837.863)
Total Liabilitas
(504.866.825)
(10.162.873)
(869.022)
(2.807.049)
(518.705.769)
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada: Kepentingan nonpengendali Pemilik Entitas Induk
Lampiran 5/152
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 55. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Segmen geografis (lanjutan) Informasi segmen geografis untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011:
Indonesia Laporan laba rugi konsolidasian Pendapatan bunga dan Syariah Biaya bunga dan Syariah
Asia
Eropa Barat
Penyesuaian dan Eliminasi Konsolidasian
Cayman Islands
37.454.265 (15.919.452)
202.443 (30.908)
34.152 (8.308)
55.932 (12.142)
21.534.813 1.814.973
171.535 -
25.844 -
43.790 -
-
21.775.982 1.814.973
23.349.786
171.535
25.844
43.790
-
23.590.955
6.462.375 5.378.694
67.318 25.911
2.355
13.543 5.194
(187.039)
6.543.236 5.225.115
Total
11.841.069
93.229
2.355
18.737
(187.039)
11.768.351
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(2.773.898)
(13.970)
(5.775)
(91.748)
Pendapatan bunga dan Syariah - bersih Pendapatan Premi - bersih Pendapatan bunga dan Syariah dan premi - bersih Pendapatan operasional lainnya Pendapatan provisi dan komisi Lainnya
(16.773) 16.773
-
37.730.019 (15.954.037)
(2.885.391)
Keuntungan/(kerugian) yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Nilai Wajar Efek-efek, Obligasi Pemerintah dan Investasi Pemegang Polis pada Kontrak Unit-Linked
-
-
-
-
69.903
69.903
Keuntungan dari Penjualan Efek-efek dan Obligasi Pemerintah
-
-
-
-
117.136
117.136
Beban operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum, administrasi dan lainnya
(6.677.711) (9.458.732)
(57.583) (50.163)
(27.165) (22.274)
(4.012) (14.381)
-
(6.766.471) (9.545.550)
(16.136.443)
(107.746)
(49.439)
(18.393)
-
(16.312.021)
Pendapatan bukan operasional - bersih Beban Pajak
162.419 (3.798.396)
683 (17.754)
-
163.102 (3.816.150)
Laba bersih
12.644.537
125.977
-
12.695.885
-
-
-
-
-
449.841 12.246.044
Laporan posisi keuangan Konsolidasian Kredit yang diberikan
304.892.491
5.029.783
258.539
912.493
-
311.093.306
Total Aset
540.024.205
8.065.061
1.076.698
2.725.740
-
551.891.704
Giro Tabungan Deposito Berjangka
(91.664.883) (149.269.308) (141.257.319)
(787.461) (599.025) (907.254)
(77.335) (165.111)
(907) -
-
(92.530.586) (149.868.333) (142.329.684)
Total simpanan nasabah
(382.191.510)
(2.293.740)
(242.446)
(907)
-
(384.728.603)
Total Liabilitas
(439.988.747)
(8.047.279)
(623.036)
(2.720.688)
-
(451.379.750)
Total
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada: Kepentingan nonpengendali Pemilik Entitas Induk
(27.015)
Lampiran 5/153
(47.614)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) Pengelolaan Risiko Melalui Modal Kebijakan permodalan Bank Mandiri adalah secara prudent melakukan diversifikasi sumber permodalan untuk mengantisipasi rencana strategis jangka panjang dan mengalokasikan modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki potensi untuk memberikan profil risk-return yang optimal, termasuk penempatan pada perusahaan anak dalam rangka memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator. Bank Mandiri memastikan memiliki kecukupan modal untuk dapat memenuhi risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik dalam kondisi normal maupun kondisi stress yang sekaligus menjadi dasar bagi Bank dalam mengimplementasikan VBM (Value Based Management) melalui pengukuran RORAC (Return On Risk Adjusted Capital). Dengan VBM, Bank dapat mengidentifikasi unit bisnis, segmen, produk, wilayah yang memberikan nilai tambah bagi Bank. Dengan demikian Bank dapat fokus mengembangkan bisnis yang paling memberikan nilai tambah bagi Bank. Bank mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dalam melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan pendekatan Standar Basel II (Standardized Approach). Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar, sedangkan secara internal Bank telah menggunakan Value at Risk sebagai Model Internal. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan Indikator Dasar Basel II (Basic Indicator Approach) dan sudah mensimulasikan Pendekatan Standar (Standardized Approach). Dalam penerapan SE BI No.13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 perihal perhitungan ATMR risiko kredit menggunakan pendekatan standar, hasil perhitungan ATMR Bank menunjukkan ATMR risiko kredit untuk posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp350,14 Triliun (nilai penuh - tidak diaudit) dengan komponen ATMR counterparty credit risk sebesar Rp977,25 Miliar (nilai penuh - tidak diaudit). Posisi ATMR risiko pasar dengan pendekatan standar dan ATMR risiko operasional dengan pendekatan Basic Indicator Approach menunjukan angka Rp1,04 Triliun (nilai penuh - tidak diaudit) dan Rp48,38 Triliun (nilai penuh - tidak diaudit). Saat ini Bank sedang melakukan pengembangan perhitungan kebutuhan permodalan untuk risiko kredit dengan pendekatan advance baik regulatory (IRBA) maupun pendekatan ekonomis. Pendekatan ekonomis (economic capital) dikembangkan untuk risiko kredit dan risiko operasional. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (Risk-Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan. Dalam rangka perhitungan Risiko Pasar, Bank dapat memasukkan komponen Modal Pelengkap Tambahan (“Tier III”) yaitu Pinjaman Subordinasi berjangka pendek yang memenuhi kriteria tertentu sebagai komponen Modal. Rasio Kecukupan Modal (Bank Mandiri saja) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
Modal: Modal inti*) Modal pelengkap
54.438.380 7.509.124
45.604.965 8.479.281
Jumlah modal untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
61.947.504
54.084.246
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) operasional Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar
350.761.176 48.384.624 1.044.148
310.545.347 40.781.287 1.193.360
Jumlah ATMR untuk risiko kredit, risiko operasional dan risiko pasar
400.189.948
352.519.994
*)
Tidak termasuk pengaruh manfaat/(beban) pajak tangguhan masing-masing sebesar Rp158.410 dan Rp(643.581) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan (kerugian)/keuntungan yang belum direalisasi atas Efek-efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual (Bank Mandiri saja) masing-masing sebesar Rp(505.790) dan Rp(655.424) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Pada tanggal 30 April 2003, Bank Mandiri melakukan kuasi-reorganisasi dimana saldo rugi sebesar Rp162.874.901 dieliminasi ke akun tambahan modal disetor/agio saham.
Lampiran 5/154
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 56. RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) (lanjutan) Pengelolaan Risiko Melalui Modal (lanjutan) 2012 CAR untuk modal inti CAR untuk risiko kredit CAR untuk risiko kredit dan operasional CAR untuk risiko kredit dan pasar CAR untuk risiko kredit, operasional dan pasar CAR Minimum Modal Inti CAR Minimum Total Modal
2011
13,60% 17,66% 15,52% 17,61% 15,48%
12,94% 17,42% 15,39% 17,35% 15,34%
5,00% 8,00%
5,00% 8,00%
Rasio kecukupan modal minimum Bank secara konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2012 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar adalah 15,25% dan dengan memperhitungkan risiko kredit dan operasional adalah 15,30%.
57. RASIO ASET PRODUKTIF BERMASALAH, RASIO PEMENUHAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET PRODUKTIF, RASIO KREDIT USAHA MIKRO DAN KECIL DAN BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Bank Mandiri saja) adalah masing-masing sebesar 1,14% dan 1,37%. Untuk rasio kredit bermasalah lihat Catatan 12.A.d. Rasio jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dibentuk oleh Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 108,48% dan 100,45%. Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap jumlah kredit yang diberikan Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 6,50% dan 6,04%. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 tidak melampaui ketentuan BMPK untuk pihak terkait dan pihak tidak terkait. BMPK dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia - PBI No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Batas Maksimun Pemberian Kredit Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006.
58. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT Kegiatan Jasa Kustodian Bank Mandiri telah memberikan Jasa Kustodian sejak tahun 1995. Surat izin operasi telah diperbaharui oleh Bapepam dan LK berdasarkan Surat Keputusan No. KEP.01/PM/Kstd/1999 tertanggal 4 Oktober 1999. Kustodian Bank Mandiri merupakan bagian dari unit kerja Financial Institutions Coverage & Solutions Group dimana jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: a. Penyelesaian transaksi (settlement) jual & beli efek dengan maupun tanpa warkat (scriptless); b. Penyimpanan (safekeeping) dan administrasi (administration) atas efek-efek maupun dokumen berharga lainnya; c. Pengurusan hak-hak nasabah atas kepemilikan efek-efek yang disimpan sampai dengan hak tersebut efektif di rekening nasabah (corporate action); d. Perwalian (proxy) pada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Obligasi; e. Penyampaian laporan (reporting) dan informasi (information) yang terkait dengan efek-efek dan/atau dokumen berharga milik nasabah yang disimpan dan diadministrasikan oleh kustodian Bank Mandiri.
Lampiran 5/155
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 58. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT (lanjutan) Kegiatan Jasa Kustodian (lanjutan) Untuk memenuhi kebutuhan investor dalam melakukan investasi pada berbagai instrumen efek-efek, Kustodian Bank Mandiri memfasilitasinya dengan menyediakan beragam layanan: a. Kustodian umum untuk melayani investor yang melakukan investasi pada instrumen pasar modal maupun pasar uang di Indonesia; b. Kustodian lokal untuk American Depository Receipts (ADRs) dan Global Depository Receipts (GDR) yang dibutuhkan oleh investor yang akan melakukan konversi dari saham perusahaan yang terdaftar di bursa lokal dan luar negeri (dual/multi listing); c. Sub-Registry untuk melayani investor yang melakukan transaksi dan investasi pada Surat Utang Negara (SUN, baik Obligasi Negara maupun Surat Perbendaharaan Negara) serta Sertifikat Bank Indonesia (SBI); d. Kustodian mutual fund (reksadana) dan discretionary fund (kontrak pengelolaan dana) yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi; e. Kustodian Euroclear bagi nasabah yang akan melakukan investasi dan penyelesaian transaksi efek-efek yang tercatat di Euroclear Operations Centre, Brussels. Kustodian Bank Mandiri merupakan direct member dari Euroclear; f. Kustodian Pinjam Meminjam Efek (securities lending & borrowing) bagi nasabah yang ingin memaksimalkan hasil investasinya dengan meminjamkan efek-efeknya (saham) kepada perusahaan sekuritas melalui perantara dan penjaminan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (PT KPEI); g. Kustodian Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi dimana unit penyertaannya diperdagangkan di bursa. h. Jasa Kustodian Efek Beragun Aset (EBA) berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) yang diterbitkan oleh manajer investasi dan bank kustodian dalam rangka transaksi sekuritisasi aset yang dimiliki perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Kustodian Bank Mandiri memiliki 535 dan 497 nasabah yang terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, bank, yayasan, perusahaan sekuritas, reksa dana, institusi/badan hukum lain maupun perseorangan. Nilai portofolio berdasarkan mata uang yang disimpan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp198.239.571, USD623.303.525 (nilai penuh), JPY594.444.444 (nilai penuh) dan EUR105.956 (nilai penuh) dan pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp155.827.492, USD630.090.285 (nilai penuh), JPY594.444.444 (nilai penuh), EUR105.956 (nilai penuh) dan HKD40.000.000 (nilai penuh). Aset yang disimpan dalam kegiatan jasa kustodian tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. Bank Mandiri mengasuransikan portofolio nasabah yang disimpan di kustodian terhadap kemungkinan kerugian yang timbul dari penyimpanan dan pemindahan efek-efek sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Kegiatan Wali Amanat Bank Mandiri telah memberikan Jasa Wali Amanat sejak tahun 1983. Surat ijin operasi untuk kegiatan wali amanat telah diperbaharui dan didaftarkan kembali ke Bapepam dan LK berdasarkan Surat Keputusan No.17/STTD-WA/PM/1999 tertanggal 27 Oktober 1999. Jasa-jasa yang ditawarkan adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Jasa Wali Amanat (Trustee) untuk obligasi & MTN Jasa Agen Pengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) Jasa Agen Pembayaran (Paying Agent) Jasa Penampungan Dana IPO/Initial Public Offering (Receiving Bank) Jasa Agen Penjaminan (Security Agent)
Lampiran 5/156
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 58. KEGIATAN JASA KUSTODIAN DAN WALI AMANAT (lanjutan) Kegiatan Wali Amanat (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2012, Bank Mandiri selaku Wali Amanat mengelola 55 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai emisi sebesar Rp37.106.000 dan pada tanggal 31 Desember 2011 mengelola 41 emisi Obligasi dan MTN dengan nilai emisi sebesar Rp32.521.000. Baik Wali Amanat maupun Kustodian Bank Mandiri telah mendapat sertifikasi standar mutu pelayanan ISO 9001:2008.
59. KREDIT PENERUSAN (CHANNELING LOANS) Kredit penerusan berdasarkan sumber dana dan sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2012 Pemerintah: Listrik, gas dan air Transportasi dan komunikasi Pertanian Industri Konstruksi Lain-lain
2011
9.338.921 1.644.790 817.409 91.200 32.148 96.509
9.988.770 1.859.329 875.325 405.960 11.273 73.955
12.020.977
13.214.612
Bank Mandiri telah ditunjuk untuk menatausahakan kredit kelolaan yang diterima oleh Pemerintah Indonesia dalam berbagai mata uang dari beberapa lembaga keuangan bilateral dan multilateral untuk membiayai proyek-proyek Pemerintah melalui BUMN, BUMD dan Pemda, antara lain: Asian Development Bank, Banque Français & Credit National, Barclays, BNP Paribas, BNP Paribas & CAI Belgia, Calyon & BNP Paribas, CDC NES, Export Finance and Insurance Corporation (EFIC) Australia, IDA, International Bank for Reconstruction and Development, Japan Bank for International Cooperation, Kreditanstalt Fur Wiederaufbau, Nederland Urban Sector Loan & De Nederlanse Inveseringsbank voor Ontwikkelingslanden NV, Pemerintah Swiss, RDI - KI, Spanyol, U.B Denmark, US Export Import Bank dan Overseas Economic Cooperation Fund. Kredit penerusan tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena Bank Mandiri dan Anak Perusahaan tidak menanggung risiko atas kredit tersebut. Berdasarkan perjanjian tersebut di atas, Bank Mandiri bertugas melakukan penagihan kepada debitur dan menyetorkan kembali kepada Pemerintah pembayaran pokok kredit, termasuk bunga dan beban-beban lainnya serta pengelolaan dokumentasi kredit. Sebagai gantinya, Bank Mandiri akan menerima jasa perbankan (banking fee) yang berkisar antara 0,05% - 0,50% dari rata-rata saldo baki debet kredit selama satu tahun.
Lampiran 5/157
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO Bank Mandiri menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional. Bank Mandiri menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) sebagai salah satu strategi manajemen risiko yang komprehensif dan terintegrasi, yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Bank. Penerapan ERM akan memberikan nilai tambah (value added) bagi Bank dan stakeholders terutama dikaitkan dengan pelaksanaan organisasi berbasis Strategic Business Units (SBU) dan penilaian kinerja berbasis risiko (Risk Based Performance). ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis Bank seharihari. Dengan ERM, Bank akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar & risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Selain itu, ERM juga menerapkan pengelolaan risiko secara konsolidasi dengan perusahaan anak secara bertahap untuk memaksimalkan efektivitas pengawasan dan nilai perusahaan berdasarkan PBI No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006. Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada semua level organisasi. Pengawasan aktif dari Direksi dan Dewan Komisaris dan terhadap aktivitas manajemen risiko Bank diimplementasikan melalui pembentukan Risk & Capital Committee (RCC), Komite Pemantau Risiko & Good Corporate Governance (KPR&GCG) dan Komite Audit. RCC terdiri dari empat sub komite, yaitu Asset & Liability Committee, Risk Management Committee, Capital & Investment Committee dan Operational Risk Committee. Komite-komite di bawah RCC bertanggung jawab membahas dan merekomendasikan kebijakan dan strategi 8 jenis risiko yang dihadapi Bank yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Selain itu, RCC juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan assets & liabilities, evaluasi rencana penyertaan modal dan divestasi untuk Perusahaan Anak dan Strategic Business Unit (SBU) serta pengelolaan kebijakan dan prosedur risiko operasional yang bersifat strategis di Bank Mandiri. KPR&GCG dan Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan kajian dan evaluasi atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko Bank, serta memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka melaksanaan fungsi pengawasan. Direktorat Manajemen Risiko dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab kepada Direksi dan sekaligus menjadi anggota dengan hak suara (voting member) pada Risk & Capital Committee. Selain itu Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berada di bawah Direktorat Manajemen Risiko (Risk Management Directorate). Dalam kegiatan operasionalnya, Direktorat Manajemen Risiko ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu 1) Credit Approval sebagai bagian dari four - eye principle, dan 2) Independent Risk Management yang dibagi menjadi dua grup, yaitu Credit Risk & Portfolio Management Group yang berkaitan dengan risiko kredit dan portofolio serta integrasi manajemen risiko melalui ERM, dan Market & Operational Risk Group yang terkait dengan risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional.
Lampiran 5/158
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) Direktorat Manajemen Risiko bersama-sama unit kerja terkait bertanggung jawab dalam mengelola/mengkoordinasikan 8 jenis risiko yang dihadapi Bank, serta membahas dan mengusulkan kebijakan dan pedoman pengelolaan risiko. Seluruh risiko tersebut dilaporkan Bank melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko perusahaan anak secara konsolidasi. A. Risiko Kredit Pengelolaan risiko kredit Bank terutama diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh Return On Risk Adjusted Capital (RORAC) yang optimal. Untuk mendukung hal tersebut, Bank secara periodik melakukan review dan penyempurnaan terhadap kebijakan kredit secara umum, maupun prosedur kredit per segmen bisnis. Pedoman kerja dimaksud memberikan petunjuk pengelolaan risiko kredit secara lengkap, untuk mengidentifikasi risiko, mengukur serta mitigasi risiko dalam proses pemberian kredit secara end to end mulai dari penentuan target market, analisa kredit, persetujuan, dokumentasi, penarikan kredit, pemantauan/pengawasan, hingga proses penyelesaian kredit bermasalah/restrukturisasi. Untuk meningkatkan peran sosial dan kepedulian Bank terhadap risiko lingkungan serta sebagai salah satu wujud penerapan prinsip tanggung jawab dalam tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Bank Mandiri telah menyusun Petunjuk Teknis Analisa Lingkungan Hidup dan Sosial dalam Pemberian Kredit yang digunakan sebagai referensi dalam melakukan analisa lingkungan pada analisa pemberian kredit. Hal ini sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dimana dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum diatur bahwa penilaian prospek usaha debitur dikaitkan pula dengan upaya debitur dalam memelihara lingkungan hidup. Secara prinsip pengelolaan risiko kredit diterapkan pada tingkat transaksional maupun tingkat portofolio. Pada tingkat transaksional diterapkan four - eye principle yaitu setiap pemutusan kredit melibatkan Business Unit dan Credit Risk Management Unit secara independen untuk memperoleh keputusan yang obyektif. Mekanisme four - eye principle dilakukan oleh Credit Committee sesuai limit kewenangan dimana proses pemutusan kredit dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Komite Kredit. Pemegang Kewenangan Memutus Kredit sebagai anggota Credit Committee memiliki kompetensi, kemampuan dan integritas yang tinggi sehingga proses pemberian kredit dilakukan secara obyektif, komprehensif dan hati-hati. Untuk memonitor kinerja pemegang kewenangan dalam memutus kredit, Bank telah mengembangkan system monitoring database pemegang kewenangan. Dengan sistem ini Bank setiap saat dapat memantau jumlah maupun kualitas kredit yang telah diputus oleh Pemegang Kewenangan, sehingga performance dari Pemegang Kewenangan memutus kredit dapat diketahui setiap waktu. Untuk mengidentifikasi serta mengukur tingkat risiko transaksional pada setiap aplikasi kredit yang diproses, digunakan Rating dan Scoring system. Rating dan Scoring system terdiri dari Bank Mandiri Rating System (BMRS), Small Medium Enterprise Scoring System (SMESS), Micro Banking Scoring System (MBSS) serta Consumer Scoring System (application, behaviour, collection dan antiattrition). Bank juga telah mengembangkan Rating System untuk Financial Institution - Bank, berupa Bank Mandiri Financial Institution Rating (BMFIR), sehingga Bank dapat melakukan identifikasi dan pengukuran risiko Bank Counterparty yang dapat ditoleransi dalam memberikan fasilitas Credit Line dan Bank juga mengembangkan Rating System untuk Financial Institution - Non Bank, yaitu multifinance.
Lampiran 5/159
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) Sebagai upaya perbaikan pengukuran tingkat risiko transaksional segmen Middle Commercial, telah diimplementasikan BMRS untuk segmen tersebut. Bank juga telah mengembangkan Rating System khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sehingga Bank dapat menentukan tinggi-rendahnya risiko per individual debitur berdasarkan risk class (rating)-nya masing-masing, selain itu Bank juga telah melakukan kalibrasi terhadap model scoring untuk Small Medium Enterprise (SME) sehingga saat ini Bank memiliki 2 model pengukur risiko untuk segmen SME. Pada triwulan IV 2012, dalam rangka menjaga konsistensi tingkat prediksi model telah dilakukan kalibrasi atau pengembangan beberapa model. Untuk segmen mikro telah dikembangkan model baru yaitu model Kredit Usaha Mikro (KUM) dengan menggunakan pendekatan Qualitative Credit Assesment (QCA). Untuk segmen Business Banking, Bank sedang dalam tahap persiapan implementasi model baru (limit Rp1 miliar kebawah). Sedangkan untuk segmen Consumer Loan, model collection untuk produk Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan Mitra Karya Mandiri (MKM) telah diimplementasi. Sedangkan untuk segmen Consumer Card, hasil kalibrasi model scoring Behaviour untuk segmen Current dan X-days dan scoring Card for Card telah diimplementasi. Untuk menunjang pengembangan model tersebut, Bank telah memiliki Pedoman Penyusunan dan Pengembangan Model Credit Rating dan Credit Scoring, yang merupakan pedoman lengkap bagi Bank dalam menyusun model credit rating dan credit scoring. Disamping hal tersebut, guna memonitor performance model credit rating dan credit scoring, Bank melakukan review atas hasil scoring dan hasil rating yang dilakukan oleh Business Unit. Dengan melakukan pemantauan dan review terhadap model rating dengan pendekatan metodologi validasi akan diketahui performance model secara berkesinambungan. Saat ini validasi model telah dilakukan secara internal oleh Model Risk Validator, yaitu unit yang independent dan terpisah dari pengembang model. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan analis dalam pengukuran risiko kredit, khususnya dalam menetapkan nilai Probability of Default (PD) dan peringkat (rating) debitur. Dalam rangka pengukuran economic capital untuk risiko kredit serta comply dengan Basel II, Bank telah mengembangkan Long Term PD, melakukan review model internal untuk Exposure at Default (EAD) and Lost Given Default (LGD). Sebagai upaya pemantauan rating and scoring yang dikelola dalam database, disusun laporan Credit Scoring Review dan Rating Outlook yang diterbitkan secara triwulan dan semesteran. Laporan tersebut memuat informasi mengenai parameter scoring dan rating yang disusun menurut sektor industri. Hal ini bermanfaat bagi Business Unit khususnya sebagai acuan dalam menetapkan targeted customer dengan klasifikasi baik (perform), sehingga proses ekspansi kredit lebih berkualitas. Sebagai bagian dari pelaksanaan prudential banking, untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memonitor risiko dalam pemberian kredit, Bank menggunakan Credit Rating dan Credit Scoring Tools, penggunaan spread sheet keuangan secara lengkap beserta format Nota Analisa Kredit (NAK) yang comprehensive dan Loan Monitoring System berupa Watch List Tools yang telah terintegrasi dalam sistem Integrated Processing System (IPS)/Loan Origination System (LOS) secara end to end process. Sebagai upaya memitigasi risiko kredit per debitur, Credit Committee menentukan struktur kredit termasuk penentuan covenant yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi debitur, sehingga kredit yang diberikan benar-benar efektif dan menguntungkan bagi debitur maupun Bank Mandiri.
Lampiran 5/160
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) Sejalan dengan kondisi ekonomi global yang belum stabil, untuk mengidentifikasi debitur-debitur yang berpotensi mengalami kesulitan pembayaran kewajiban kredit, melalui Loan Monitoring System, Bank melakukan deteksi dini dengan analisa Watch List (Early Warning Analysis) terhadap seluruh kredit debitur Corporate dan Commercial dengan kolektibilitas 1 dan 2 dilakukan secara periodik setiap triwulan. Berdasarkan hasil analisa tersebut, Bank menetapkan account strategy dan action plan secara dini untuk mencegah terjadinya NPL. Demikian pula untuk meningkatkan upaya monitoring yang lebih ketat terhadap debitur Business Banking, telah diimplementasikan Watch List Business Banking dengan Metode Individual untuk debitur dengan limit di atas 2 (dua) miliar Rupiah dan Metode Portfolio untuk debitur dengan limit kredit sampai dengan 2 (dua) miliar Rupiah. Dengan deteksi dini debitur Business Banking melalui analisa Watch List, pengelolaan tingkat NPL (Non Performing Loan) debitur Business Banking menjadi semakin baik. Pada tingkat portofolio, pengelolaan risiko dilakukan dengan pendekatan active portfolio management yang secara proaktif memelihara diversifikasi portofolio pada tingkat optimal dengan risk exposure yang berada pada risk appetite yang ditetapkan oleh Bank. Dalam pelaksanaannya Bank menggunakan tools Portfolio Guideline (PG). PG terdiri dari tiga bagian yaitu Industry Classification, Industry Acceptance Criteria dan Industry Limit. Industry Classification (IC) mengelompokan sektor industri kedalam 3 kelompok berdasarkan prospek industri dan risikonya. IC digunakan Bank dalam menetapkan target market industry. Tools yang kedua adalah Industry Acceptance Criteria (IAC) yang merupakan kriteria dasar (kualitatif dan kuantitatif) yang menjadi key success factors pada suatu sektor industri tertentu. IAC digunakan Bank dalam menetapkan targeted customer. Tools ketiga adalah Industry Limit (IL) yang menetapkan batasan jumlah exposure maksimal yang dapat diberikan pada sektor industri tertentu. PG secara mendasar mengubah konsep bisnis perkreditan dimana Bank secara proaktif memprioritaskan industri-industri yang memberikan nilai tambah secara ekonomis dan menyeleksi perusahaan atau individu terbaik pada masing-masing industri tersebut (winner players) yang dijadikan targeted customer. Dengan proactive approach Bank telah berhasil menarik perusahaan yang profitable dan bergerak di bidang industri yang prospektif. Proactive approach ini juga menghindari terjadinya konsentrasi risiko pada suatu industri tertentu atau debitur tertentu karena Bank secara aktif melakukan pembatasan eksposur melalui Kebijakan Limit (Industry Limit dan Limit Debitur). PG secara rutin di review dan dilakukan back testing sehingga senantiasa relevan dan up to date serta memiliki predictive value pada tingkat yang dapat diterima. Saat ini Bank telah mereview Industry Classification guna memastikan bahwa klasifikasi industri dari setiap sektor sesuai dengan perkembangan terkini. Untuk mendukung penggunaan Industry Classification, Bank menyusun Analisa Portofolio Industri untuk memberikan gambaran mengenai performance portofolio Bank pada suatu sektor industri. Selain itu, Bank menerbitkan Portfolio Outlook secara ad hoc dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Penerbitan Portfolio Outlook merupakan langkah antisipasi (early warning) sebelum perubahan kondisi ekonomi dimaksud mempengaruhi kinerja portofolio kredit. Sebagai bagian dari active portfolio management, Bank senantiasa melakukan monitoring perkembangan risiko portofolio kredit melalui perhitungan credit risk profile yang menggambarkan potensi inherent risk dan efektifitas risk control system. Bank juga melakukan monitoring perkembangan dan kualitas portofolio berdasarkan konsentrasi, baik per segmen bisnis, 25 debitur besar, sektor industri, per wilayah, jenis produk, jenis valuta serta risk class. Dengan demikian Bank dapat mengambil langkah-langkah antisipatif dan mitigasi risiko secara portofolio maupun secara individu.
Lampiran 5/161
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) Untuk memantau kualitas dan menguji elastisitas kualitas portofolio (NPL dan Yield) terhadap perubahan variabel-variabel ekonomi yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank secara rutin maupun ad hoc melakukan stress test terhadap seluruh portofolio kredit baik per kelompok debitur besar, segmen bisnis, industri maupun produk dengan berbagai scenario. Dengan stress test ini, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-langkah pengendalian portofolio dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan demikian kualitas portofolio kredit dan kecukupan modal Bank terjaga dengan baik. Dalam rangka mengembangkan secara berkesinambungan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan risiko, Bank telah membentuk Risk Management Academy yang memiliki 18 (delapan belas) modul yang disusun khusus untuk meningkatkan knowledge dan risk awareness karyawan. (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya Eksposur maksimum risiko kredit disajikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 2012 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Non Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Korporasi Komersial dan Business Banking Konsumer Mikro dan Retail Syariah Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
38.272.155 9.645.504 48.238.225
202.635 95.290 1.751.203 5.965.512 2.091.936 663.199 2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321 5.549.403 14.515.235 87.143 125.042.756 137.061.344 46.782.161 18.518.987 43.165.108 3.828.369 327.680 7.920.471 1.926.902 890.445 872.740 274.201 214.351 592.838.711
Lampiran 5/162
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Eksposur maksimum risiko kredit disajikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya terhadap aset keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2011 Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan lainnya - transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Pendapatan yang masih akan diterima Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Piutang transaksi nasabah Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
36.152.674 9.816.828 51.393.062 3.992.603 5.699.050 2.303.864 7.401 1.408.982 53.667.392 23.383.075 4.811.988 12.369.885 113.657 298.988.258 3.185.570 38.785 6.510.436 1.704.382 447.975 169.524 459.088 1.301.769 517.926.248
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif setelah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
Lampiran 5/163
2012
2011
40.678.003 29.308.882 11.879.038 7.889.321
27.405.922 26.363.852 11.946.182 5.262.312
89.755.244
70.978.268
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset laporan posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian. Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit a) Sektor geografis Tabel berikut menggambarkan rincian eksposur kredit Bank Mandiri dan Anak Perusahaan pada nilai bruto (tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan area geografis pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Untuk tabel ini, Bank Mandiri dan Anak Perusahaan telah mengalokasikan eksposur area berdasarkan wilayah geografis dimana kantor pencatatan transaksi dilakukan. Jawa Bali Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek - efek Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Non Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Korporasi Komersial dan Business Banking Konsumer Mikro dan Retail Syariah Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain - lain Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Penjualan efek - efek yang masih harus diterima
2012 Kalimantan Sulawesi
Sumatera
Lain-lain
Jumlah
38.272.155 8.934.160
-
5.076
712.536
-
38.272.155 9.651.772
45.427.042
-
-
-
2.896.441
48.323.483
182.942 -
-
-
-
19.693 95.290
202.635 95.290
1.696.059 5.876.840 1.656.205 806.897 -
-
-
-
55.144 89.034 562.367 10.817
1.751.203 5.965.874 2.218.572 806.897 10.817
2.163.238 53.325.409 22.155.465 1.050.321
-
-
-
13.632 41.620 186.071 -
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
6.669.516
592
581
-
3.729
6.674.418
14.515.235 86.595
-
-
-
548
14.515.235 87.143
93.761.230 97.313.461 34.197.931 12.023.031 27.538.013 2.252.422
22.530.757 24.760.773 5.610.818 4.032.093 11.481.788 1.173.845
5.989.515 11.876.337 3.400.495 1.331.388 2.582.047 326.313
2.153.407 5.930.523 3.785.438 1.580.411 2.221.243 166.566
7.297.866 1.151.335 754.741 673.120 603.945 -
131.732.775 141.032.429 47.749.423 19.640.043 44.427.036 3.919.146
312.671 7.957.512
791 -
-
15.985 -
-
329.447 7.957.512
1.526.041 985.162
204.267 -
82.328 -
62.299 -
51.967 -
1.926.902 985.162
872.740 274.201
-
-
-
-
872.740 274.201
214.351
-
-
-
-
214.351
482.046.845
69.795.724
25.594.080
16.628.408
14.507.360
608.572.417
Lampiran 5/164
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) a) Sektor geografis (lanjutan) Jawa Bali Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Pendapatan yang masih akan diterima Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Piutang transaksi nasabah Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
2011 Kalimantan Sulawesi
Sumatera
Lain-lain
Jumlah
36.152.674 9.352.598
-
3.254
-
471.817
36.152.674 9.827.669
48.107.166
-
-
-
3.432.625
51.539.791
3.883.075 5.408.585 2.026.489 -
180.756 -
-
-
109.528 352.661 283.329 9.588
3.992.603 5.761.246 2.490.574 9.588
1.408.982 53.667.392 23.209.476
-
-
-
173.599
1.408.982 53.667.392 23.383.075
5.044.990
62.452
7.811
-
776.037
5.891.290
12.369.885 110.979 216.740.428 1.947.443
54.155.406 926.938
19.628.509 274.480
12.225.070 99.699
2.678 8.343.893 -
12.369.885 113.657 311.093.306 3.248.560
38.982 6.447.796
5.309
-
-
97.998
38.982 6.551.103
1.369.162
162.510
66.868
44.614
61.228
1.704.382
447.975 169.524 558.454
-
-
-
-
447.975 169.524 558.454
1.301.769
-
-
-
-
1.301.769
429.763.824
55.493.371
19.980.922
12.369.383
14.114.981
531.722.481
Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut: Jawa Bali Rekening Administratif Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
Lain-lain
Jumlah
40.421.058
-
-
-
287.641
40.708.699
22.538.345
5.153.041
748.651
371.987
568.005
29.380.029
11.108.552 7.741.182
-
-
-
856.186 149.681
11.964.738 7.890.863
81.809.137
5.153.041
748.651
371.987
1.861.513
89.944.329
Jawa Bali Rekening Administratif Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
2012 Kalimantan Sulawesi
Sumatera
2011 Kalimantan Sulawesi
Sumatera
Lain-lain
Jumlah
27.197.577
31.420
8.875
4.298
187.112
27.429.282
19.416.908
4.809.378
859.418
502.598
838.729
26.427.031
11.621.144 4.957.010
-
-
-
449.646 328.519
12.070.790 5.285.529
63.192.639
4.840.798
868.293
506.896
1.804.006
71.212.632
Lampiran 5/165
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) b) Sektor industri Tabel berikut ini menggambarkan rincian eksposur kredit Bank pada nilai bruto (tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai, agunan atau pendukung kredit lainnya), yang dikategorikan berdasarkan sektor industri pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. 2012
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek - efek Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Non Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Korporasi Komersial dan Business Banking Konsumer Mikro dan Retail Syariah Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain - lain Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Penjualan efek - efek yang masih harus diterima
Pemerintah
Lembaga keuangan Bank
38.272.155 -
9.651.772
-
-
-
-
38.272.155 9.651.772
- 48.323.483
-
-
-
-
48.323.483
Industri
Jasa dunia usaha
Pertanian
Lain-lain
Jumlah
202.635 95.290
-
-
-
-
-
202.635 95.290
-
1.578.017 5.481.648 1.129.930 66.219
15.785 120.100 555.000 240.048
10.014 200.000 -
28.881 104.112 310.642 455.630
118.506 60.014 223.000 45.000
1.751.203 5.965.874 2.218.572 806.897
-
-
10.817
-
-
-
10.817
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
-
-
-
-
-
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
-
955.418
3.683.388
159.294
176.822
1.699.496
6.674.418
- 14.380.286 82.569
3.094
-
6
134.949 1.474
14.515.235 87.143
27.678.134 12.429.042 16.356.252 16.208.634 - 7.887.694 1.583.335 2.804.722 1.725.653 5.827.397 2.711 23.252
53.884.927 68.542.988 39.861.625 13.677.971 31.253.535 3.882.095
131.732.775 141.032.429 47.749.423 19.640.043 44.427.036 3.919.146
858.505 -
443.886 1.016 1.357.727 3.436.384 -
36.438.281 39.923.539 104 216.288 2.184.067 11.088
-
906.828
1.468.988
-
49.542 -
279.905 5.581.696
329.447 7.957.512
52.585 -
487.776 -
228.158 -
96.622 -
81.896 -
979.865 985.162
1.926.902 985.162
-
-
-
-
-
872.740 274.201
872.740 274.201
-
214.351
-
-
-
-
214.351
118.416.926 88.497.310
85.098.745
47.812.015 46.388.272 222.359.149
608.572.417
Lampiran 5/166
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) b) Sektor industri (lanjutan) 2011
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek - efek Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain - lain Pendapatan yang masih akan diterima Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Piutang transaksi nasabah Penjualan efek - efek yang masih harus diterima
Pemerintah
Lembaga keuangan Bank
36.152.674 -
9.827.669
-
-
-
-
36.152.674 9.827.669
33.441.228 18.098.563
-
-
-
-
51.539.791
Industri
Jasa dunia usaha
Pertanian
Lain - lain
Jumlah
2.929.181 90.788 129.230
708.927 5.328.618 57.780
27.519 52.500 639.332
211.048 154.340
86.623 43.296 751.519
29.305 246.044 758.373
3.992.603 5.761.246 2.490.574
-
-
9.588
-
-
-
9.588
1.408.982 53.667.392 23.383.075
-
-
-
-
-
1.408.982 53.667.392 23.383.075
-
109.339
2.484.414
583.317
2.856
2.711.364
5.891.290
6.348.573 12 716.374 -
6.021.312 102.443 1.659.661 -
3.487 64.488.326 -
7.715 38.100.199 39.364.806 166.763.940 3.248.560
12.369.885 113.657 311.093.306 3.248.560
-
242.617
2.369.851
87.057
-
38.982 3.851.578
38.982 6.551.103
79.033
155.052
191.149
46.821
40.604
1.191.723
1.704.382
-
-
-
-
-
447.975 169.524 558.454
447.975 169.524 558.454
-
1.301.769
-
-
-
-
1.301.769
158.346.542 43.613.750
70.266.166
39.182.782 40.289.704 180.023.537
531.722.481
Eksposur risiko kredit atas rekening administratif adalah sebagai berikut: 2012 Pemerintah Rekening Administratif Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
Lembaga keuangan Bank
338 11.064.868
Industri
Pertanian
Jasa dunia usaha
Lain - lain
Jumlah
13.332.644
73.539
168.753
16.068.557
40.708.699
1.398.050
6.774.845
2.468.645
6.665.847
12.042.493
29.380.029
33.837 30.487 12.496.755
2.488.828 742.279 23.338.596
26.341 168.656 2.737.181
701.787 7.536.387
9.415.732 6.278.141 43.804.923
11.964.738 7.890.863 89.944.329
Lain - lain
Jumlah
30.149
2011
Rekening Administratif Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
Pemerintah
Lembaga keuangan Bank
-
6.427.262
603.592
2.730.006
168.756
17.499.666
27.429.282
30.363
122.676
9.306.547
2.625.665
80.262
14.261.518
26.427.031
30.363
6.549.938
8.861.967 767.789 19.539.895
64.164 5.419.835
50.363 299.381
3.094.296 4.517.740 39.373.220
12.070.790 5.285.529 71.212.632
Industri
Lampiran 5/167
Pertanian
Jasa dunia usaha
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) c) Kualitas kredit dari aset keuangan Pada tanggal 31 Desember 2012, eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas: 2012 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Non Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Korporasi Komersial dan Business Banking Konsumer Mikro dan Retail Syariah Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Pendapatan yang masih akan diterima Piutang transaksi nasabah Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Tagihan kepada pemegang polis Penjualan efek-efek yang masih harus diterima
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Mengalami penurunan nilai
Jumlah
Cadangan penurunan nilai
Jumlah
38.272.155 9.648.232
-
3.540
38.272.155 9.651.772
(6.268)
38.272.155 9.645.504
48.272.129
-
51.354
48.323.483
(85.258)
48.238.225
202.635 95.290
-
-
202.635 95.290
-
202.635 95.290
1.751.203 5.965.785 2.079.517 669.897 -
-
89 139.055 137.000 10.817
1.751.203 5.965.874 2.218.572 806.897 10.817
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
-
-
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
-
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321
3.772.884
7.489
2.894.045
6.674.418
(1.125.015)
5.549.403
14.515.235 87.143
-
-
14.515.235 87.143
-
14.515.235 87.143
121.065.728 134.299.464 43.427.767 17.911.051 41.530.343 3.577.945
2.247.925 3.451.938 1.109.759 1.638.031 283.479
10.667.047 4.485.040 869.718 619.233 1.258.662 57.722
131.732.775 141.032.429 47.749.423 19.640.043 44.427.036 3.919.146
(6.690.019) (3.971.085) (967.262) (1.121.056) (1.261.928) (90.777)
125.042.756 137.061.344 46.782.161 18.518.987 43.165.108 3.828.369
308.903 6.642.047
20.544 -
1.315.465
329.447 7.957.512
(1.767) (37.041)
327.680 7.920.471
1.926.902 818.946
-
166.216
1.926.902 985.162
(94.717)
1.926.902 890.445
872.740 274.201
-
-
872.740 274.201
-
872.740 274.201
(362) (126.636) (143.698) (10.817)
1.751.203 5.965.512 2.091.936 663.199 -
214.351
-
-
214.351
-
214.351
577.138.249
8.759.165
22.675.003
608.572.417
(15.733.706)
592.838.711
Pada tanggal 31 Desember 2012, eksposur risiko kredit atas rekening administratif terbagi atas: 2012 Belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai
Rekening Administratif Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
32.664.094
Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Mengalami penurunan nilai
-
8.044.605
Jumlah
40.708.699
Cadangan penurunan nilai
(30.696)
Jumlah
40.678.003
27.695.974
-
1.684.055
29.380.029
(71.147)
29.308.882
11.125.309 7.889.321
-
839.429 1.542
11.964.738 7.890.863
(85.700) (1.542)
11.879.038 7.889.321
79.374.698
-
10.569.631
89.944.329
(189.085)
89.755.244
Lampiran 5/168
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) c) Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2012, rincian kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai berikut: Tidak dalam pengawasan Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek-efek Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Non Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Pinjaman yang diberikan dan piutang Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan Tagihan lainnya -transaksi perdagangan Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Korporasi Komersial dan Business Banking Konsumer Mikro dan Retail Syariah Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Tagihan akseptasi Aset lain-lain Pendapatan yang masih akan diterima Tagihan terkait dengan transaksi ATM dan kartu kredit Piutang transaksi nasabah Tagihan kepada pemegang polis Penjualan efek-efek yang masih harus diterima Jumlah
2012 Dalam pengawasan
Jumlah
38.272.155 9.648.232 48.272.129
-
38.272.155 9.648.232 48.272.129
202.635 95.290
-
202.635 95.290
1.751.203 5.965.785 2.015.020 669.897 -
64.497 -
1.751.203 5.965.785 2.079.517 669.897 -
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321 2.112.727
1.660.157
2.176.870 53.367.029 22.341.536 1.050.321 3.772.884
14.515.235 87.143
-
14.515.235 87.143
119.557.667 128.586.796 43.427.767 17.911.051 41.530.343 1.644.451 172.502 5.172.719
1.508.061 5.712.668 1.933.494 136.401 1.469.328
121.065.728 134.299.464 43.427.767 17.911.051 41.530.343 3.577.945 308.903 6.642.047
1.926.902
-
1.926.902
872.740 818.946 274.201 214.351
-
872.740 818.946 274.201 214.351
564.653.643
12.484.606
577.138.249
Pada tanggal 31 Desember 2012, rincian kualitas kredit dari rekening administratif yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan rating internal sebagai berikut: Tidak dalam pengawasan Rekening Administratif Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan Standby letter of credit
2012 Dalam pengawasan
Jumlah
32.540.322
123.772
32.664.094
27.480.861
215.113
27.695.974
9.871.929 7.725.678
1.253.380 163.643
11.125.309 7.889.321
77.618.790
1.755.908
79.374.698
Lampiran 5/169
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (i) Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya (lanjutan) Konsentrasi risiko aset keuangan dengan eksposur risiko kredit (lanjutan) c) Kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan) Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai adalah: -
Tidak dalam pengawasan (monitoring) Tidak terdapat keraguan atas pengembalian aset keuangan;
-
Dalam pengawasan (monitoring) Bank Mandiri: Terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun, sampai saat ini belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh temponya. Termasuk dalam jumlah tersebut adalah credit exposure atas efek-efek (wesel ekspor), tagihan lainnya transaksi perdagangan dan tagihan akseptasi dengan kolektibilitas Bank Indonesia 2 tanpa memiliki tunggakan per 31 Desember 2012. Anak Perusahaan: Merupakan aset keuangan yang pernah mengalami tunggakan sebelumnya, akan tetapi tidak terdapat tunggakan per tanggal 31 Desember 2012.
Analisa umur aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 2012 1 - 30 hari Aset Tagihan lainnya transaksi perdagangan Kredit yang diberikan Korporasi Komersial dan Business Banking Konsumer Mikro dan Retail Syariah Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
31 - 60 hari
61 - 90 hari
Jumlah
7.489
-
-
7.489
1.085.510 2.410.667 596.201 1.194.808 194.334
561.105 575.942 255.981 173.700 64.426
601.310 465.329 257.577 269.523 24.719
2.247.925 3.451.938 1.109.759 1.638.031 283.479
20.544
-
-
20.544
5.509.553
1.631.154
1.618.458
8.759.165
Lampiran 5/170
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (ii)
Kredit Pada tanggal 31 Desember 2012, rincian kredit yang diberikan yang mengalami penurunan nilai berdasarkan kelas aset sebagai berikut: 2012 Korporasi Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual) Nilai Bruto Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Nilai tercatat
8.669.697 (6.443.394) 2.226.303
Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif) Nilai Bruto Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Nilai tercatat
1.997.350*) (4.012) 1.993.338
Jumlah Nilai Bruto Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah nilai tercatat
*)
Komersial dan Business Banking
3.414.735 (1.839.522) 1.575.213
1.070.305 (482.076) 588.229
Mikro dan Retail
Konsumer
-
Syariah
19.358 (19.114) 244
869.718 (443.973) 425.745
-
599.875 (347.887) 251.988
1.258.662 (753.059) 505.603
10.667.047
4.485.040
869.718
619.233
1.258.662
(6.447.406)
(2.321.598)
(443.973)
(367.001)
(753.059)
4.219.641
2.163.442
425.745
252.232
505.603
Merupakan debitur restrukturisasi yang telah dievaluasi secara individual akan tetapi tidak dibutuhkan CKPN sehingga kemudian dievaluasi secara kolektif.
(iii) Giro pada bank lain Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
Rupiah Mata uang asing
141.681 9.506.551
3.540
141.681 9.510.091
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
9.648.232 (2.728)
3.540 (3.540)
9.651.772 (6.268)
9.645.504
-
9.645.504
*)
Jumlah
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
Rupiah Mata uang asing
374.290 9.448.689
4.690
374.290 9.453.379
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
9.822.979 (6.151)
4.690 (4.690)
9.827.669 (10.841)
9.816.828 *)
-
Jumlah
9.816.828
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Lampiran 5/171
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (iv) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
27.377.204 3.370.000 1.633.462 824
-
27.377.204 3.370.000 1.633.462 824
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Bank Indonesia Call money Penempatan “FixedTerm” Deposito berjangka
32.381.490
-
32.381.490
9.637.500 4.013.557 2.138.741 100.841
50.198 1.156 -
9.637.500 4.063.755 2.139.897 100.841
Jumlah mata uang asing
15.890.639
51.354
15.941.993
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
48.272.129 (33.904)
51.354 (51.354)
48.323.483 (85.258)
48.238.225
-
Rupiah: Bank Indonesia Call money Deposito berjangka Tabungan
*)
Jumlah
48.238.225
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
33.441.228 520.000 806.737 3.261
-
33.441.228 520.000 806.737 3.261
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Call money Penempatan “FixedTerm” Deposito berjangka
34.771.226
-
34.771.226
14.050.734 2.559.160 90.548
66.591 1.532 -
14.117.325 2.560.692 90.548
Jumlah mata uang asing
16.700.442
68.123
16.768.565
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
51.471.668 (78.606)
68.123 (68.123)
51.539.791 (146.729)
Rupiah: Bank Indonesia Call money Deposito berjangka Tabungan
51.393.062 *)
-
Jumlah
51.393.062
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Lampiran 5/172
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (v) Efek - efek
Pemerintah Mata uang asing: Treasury bills Jumlah Pemerintah
Tidak mengalami penurunan Nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)*)
297.925 297.925
-
297.925 297.925
Jumlah
Non Pemerintah Rupiah: Investasi pada unit reksa dana Obligasi Obligasi Syariah Perusahaan Medium term notes Wesel ekspor Sertifikat Bank Indonesia Saham Jumlah Rupiah Mata uang asing: Wesel ekspor Treasury bills Obligasi Saham Jumlah mata uang asing Jumlah non Pemerintah
6.127.968 2.140.996 646.728 290.013 135.584 39.254 16.037 9.396.580
86.527 137.000 223.527
6.127.968 2.227.523 783.728 290.013 135.584 39.254 16.037 9.620.107
1.014.678 55.144 1.069.822 10.466.402
52.528 10.817 89 63.434 286.961
1.067.206 55.144 10.817 89 1.133.256 10.753.363
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
10.764.327 (14.547)
286.961 (266.966)
11.051.288 (281.513)
10.749.780
19.995
*)
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Rupiah: Investasi pada unit reksa dana Obligasi Obligasi Syariah Perusahaan Medium term notes Saham Wesel ekspor Sertifikat Bank Indonesia Syariah Sertifikat Bank Indonesia Jumlah Rupiah Mata uang asing: Wesel ekspor Treasury bills Floating rate notes Obligasi Jumlah mata uang asing Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
*)
10.769.775
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)*)
5.224.848 3.482.543 915.699 490.000 262.305 151.311 100.000 29.230 10.655.936
86.285 137.006 58 223.349
5.224.848 3.568.828 1.052.705 490.000 262.305 151.369 100.000 29.230 10.879.285
903.800 244.946 154.984 37.708 1.341.438
23.700 9.588 33.288
927.500 244.946 154.984 47.296 1.374.726
11.997.374 (75.524) 11.921.850
256.637 (175.569) 81.068
12.254.011 (251.093) 12.002.918
Jumlah
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Lampiran 5/173
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (vi) Tagihan lainnya transaksi perdagangan
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
358.740 864.110
44.948 1.776.258
403.688 2.640.368
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Usance L/C payable at sight Lain - lain
1.222.850
1.821.206
3.044.056
2.394.155 163.368
356.388 716.451
2.750.543 879.819
Jumlah mata uang asing
2.557.523
1.072.839
3.630.362
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.780.373 (19.661)
2.894.045 (1.105.354)
6.674.418 (1.125.015)
3.760.712
1.788.691
5.549.403
Rupiah: Usance L/C payable at sight Lain - lain
*)
Jumlah
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
316.487 798.419
38.296 1.028.301
354.783 1.826.720
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Usance L/C payable at sight Lain - lain
1.114.906
1.066.597
2.181.503
2.085.405 591.672
374.998 657.712
2.460.403 1.249.384
Jumlah mata uang asing
2.677.077
1.032.710
3.709.787
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.791.983 (12.825)
2.099.307 (1.066.477)
5.891.290 (1.079.302)
3.779.158
1.032.830
4.811.988
Rupiah: Usance L/C payable at sight Lain - lain
*)
Jumlah
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Lampiran 5/174
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (vii) Tagihan akseptasi
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
Rupiah Mata uang asing
362.562 6.279.485
177.335 1.138.130
539.897 7.417.615
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
6.642.047 (24.365)
1.315.465 (12.676)
7.957.512 (37.041)
6.617.682
1.302.789
7.920.471
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
Rupiah Mata uang asing
211.645 6.110.293
82.146 147.019
293.791 6.257.312
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
6.321.938 (27.164)
229.165 (13.503)
6.551.103 (40.667)
6.294.774
215.662
6.510.436
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
Rupiah Mata uang asing
3.861.424 -
57.722 -
3.919.146 -
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.861.424 (73.483)
57.722 (17.294)
3.919.146 (90.777)
3.787.941
40.428
3.828.369
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
Rupiah Mata uang asing
3.196.403 -
52.157 -
3.248.560 -
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
3.196.403 (51.192)
52.157 (11.798)
3.248.560 (62.990)
3.145.211
40.359
3.185.570
Jumlah
Jumlah
(viii) Piutang pembiayaan konsumen
Lampiran 5/175
Jumlah
Jumlah
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (ix) Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
Rupiah Mata uang asing
329.447 -
-
329.447 -
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
329.447 (1.767)
-
329.447 (1.767)
327.680
-
327.680
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)
Rupiah Mata uang asing
38.982 -
-
38.982 -
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
38.982 (197)
-
38.982 (197)
38.785
-
38.785
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2012 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
25.139.679 13.525.053 1.482.296 2.302.326
1.565.883 6.714.275 573.159 -
26.705.562 20.239.328 2.055.455 2.302.326
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Bank garansi yang diterbitkan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Standby letters of credit
42.449.354
8.853.317
51.302.671
2.556.295 19.139.041 9.643.013 5.586.995
118.172 1.330.330 266.270 1.542
2.674.467 20.469.371 9.909.283 5.588.537
Jumlah mata uang asing
36.925.344
1.716.314
38.641.658
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
79.374.698 (6.048)
10.569.631 (183.037)
89.944.329 (189.085)
79.368.650
10.386.594
89.755.244
Jumlah
Jumlah
(x) Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi
Rupiah: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Bank garansi yang diterbitkan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Standby letters of credit
*)
Jumlah
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Lampiran 5/176
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) A. Risiko Kredit (lanjutan) (x) Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi (lanjutan)
Tidak mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara kolektif)*)
2011 Mengalami penurunan nilai (dievaluasi secara individual)
24.258.676 15.168.888 2.144.864 1.637.463
5.581 14.043 -
24.264.257 15.182.931 2.144.864 1.637.463
Jumlah Rupiah Mata uang asing: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Bank garansi yang diterbitkan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Standby letters of credit
43.209.891
19.624
43.229.515
2.162.774 12.245.951 9.919.843 3.648.066
400 6.083 -
2.162.774 12.246.351 9.925.926 3.648.066
Jumlah mata uang asing
27.976.634
6.483
27.983.117
Jumlah Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
71.186.525 (217.047)
26.107 (17.317)
71.212.632 (234.364)
70.969.478
8.790
70.978.268
Rupiah: Fasilitas kredit yang diberikan yang belum digunakan (committed) Bank garansi yang diterbitkan Letters of credit yang tidak dapat dibatalkan Standby letters of credit
*)
Jumlah
Termasuk aset keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan syariah yang dievaluasi berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (i) Manajemen Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah potensi kerugian yang timbul akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas pada jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Likuiditas Bank dipengaruhi oleh struktur pendanaan, likuiditas aset, liabilitas kepada counterparty dan komitmen kredit kepada debitur. Risiko likuiditas juga disebabkan oleh ketidakmampuan Bank untuk menyediakan likuiditas dengan harga wajar yang akan berdampak kepada profitabilitas dan modal Bank. Untuk mengukur besarnya risiko likuiditas, Bank menggunakan beberapa indikator, antara lain adalah primary reserve ratio (rasio Giro Wajib Minimum dan Kas), secondary reserve (cadangan likuiditas), loan to deposit ratio (LDR) dan ketergantungan terhadap pendanaan nasabah besar. Giro Wajib Minimum (GWM) adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia atau surat berharga yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada tanggal 31 Desember 2012, posisi GWM Primer Rupiah adalah sebesar 8,00% dari total dana pihak ketiga Rupiah, sesuai dengan limit yang telah ditetapkan, sedangkan untuk cadangan GWM LDR adalah sebesar 0% dan GWM Sekunder Rupiah adalah sebesar 24,96% dari total dana pihak ketiga Rupiah. Sementara untuk valuta asing, Bank memelihara GWM sebesar 8,01% dari total dana pihak ketiga valuta asing sesuai dengan limit yang ditetapkan.
Lampiran 5/177
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (i) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Secondary reserve (cadangan likuiditas) adalah alat likuid Bank pendukung primary reserve dengan fungsi sebagai cadangan likuiditas terhadap kebutuhan dana yang tidak terjadwal. Dalam mengelola secondary reserve, Bank memiliki batasan cadangan likuiditas dalam bentuk limit safety level, yaitu proyeksi cadangan likuiditas Bank untuk 3 bulan ke depan. Pada tanggal 31 Desember 2012, cadangan likuiditas berada di atas safety level (tidak diaudit). LDR merupakan rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap dana pihak ketiga dalam valuta Rupiah dan valuta asing. LDR digunakan untuk melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari dana masyarakat, yang secara kontraktual umumnya berjangka pendek, digunakan untuk membiayai aset berupa kredit yang umumnya tidak likuid. Pada tanggal 31 Desember 2012, LDR Bank sebesar 77,66%, memenuhi kriteria "sangat likuid" dalam penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Kondisi likuiditas Bank di masa mendatang diproyeksikan melalui metodologi liquidity gap, yang merupakan maturity mismatch antara komponen - komponen aset dan liabilitas (termasuk off balance sheet), yang disusun ke dalam periode waktu (time bucket) berdasarkan contractual maturity ataupun behavioral maturity. Pada tanggal 31 Desember 2012, proyeksi likuiditas Bank sampai dengan 12 bulan ke depan berada dalam posisi surplus yang optimal (tidak diaudit). Untuk mengetahui dampak perubahan faktor pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi likuiditas, Bank melakukan stress-testing risiko likuiditas secara berkala. Bank memiliki Liquidity Contingency Plan (LCP) yang meliputi strategi pendanaan dan strategi pricing antara lain pinjaman pasar uang, repo, pinjaman bilateral, FX swap, penjualan surat berharga, maupun strategi pendanaan dan strategi pricing. Dalam LCP, penetapan kondisi likuiditas dan strategi-strategi pendanaan telah mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal. Dalam rangka mengantisipasi dampak krisis di kawasan Eropa terhadap kondisi likuiditas dan bisnis Bank baik secara langsung maupun tidak langsung, Bank telah menetapkan pengaktifan Business Command Center (BCC) guna mengelola dan memantau secara intensif kondisi likuiditas dan Loan to Deposit Ratio (LDR) valuta asing. Dalam menjalankan fungsinya, BCC mengelola kecukupan likuiditas dan LDR valas melalui penyediaan likuiditas valas untuk pencairan kredit secara selektif dan memonitor pergerakan sumber dana valas secara harian. Dengan demikian cadangan likuiditas valas dapat dipertahankan di atas batas minimal cadangan likuiditas dan batasan LDR. Disamping itu, BCC juga mengkoordinir program peningkatan sumber dana valas yang murah dan stabil. Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi yang kurang stabil, baik karena kondisi krisis di kawasan Eropa maupun karena berbagai issue di dalam negeri, BCC juga memonitor indikator - indikator eksternal diantaranya: nilai tukar USD/IDR, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia, Spread antara ROI 5 tahun dibandingkan UST 5 tahun, Index Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku bunga Rupiah dan USD interbank, Non Delivery Forward (NDF) USD/IDR 1M serta informasi pasar yang terkini. Semenjak pengaktifan BCC tersebut, cadangan likuiditas valas Bank dapat dikendalikan di atas batasan dan realisasi LDR Valas pada level maksimum 85%.
Lampiran 5/178
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (i) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Pelaporan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, didasarkan pada jangka waktu yang tersisa sejak tanggal - tanggal tersebut. Secara historis, terdapat bagian dari simpanan dalam jumlah yang cukup besar yang diperpanjang pada saat jatuh tempo. Selain itu, jika terdapat keperluan likuiditas, Obligasi Pemerintah (portofolio diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan tersedia untuk dijual) dapat dicairkan dengan menjual atau menggunakannya sebagai jaminan dalam pasar antar bank. Langkah yang diambil oleh Bank sehubungan dengan maturity gap antara aset dan liabilitas moneter adalah dengan menetapkan gap limit yang disesuaikan dengan kemampuan Bank Mandiri dan Anak Perusahaan untuk memperoleh likuiditas segera. Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas “discounted” adalah sebagai berikut: 2012 Keterangan Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bruto Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain bruto Efek - efek - bruto Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya transaksi perdagangan - bruto Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - bruto Tagihan derivatif - bruto Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Kredit yang diberikan - bruto Piutang pembiayaan konsumen - bruto Investasi bersih dalam sewa pembiayaan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain - lain - bruto
Jumlah
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo <1 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-3 tahun
>3 tahun
38.272.155 9.651.772
-
38.272.155 9.648.232
-
-
-
3.540
-
48.323.483 11.051.288 78.935.756
824 1.192.664 -
46.472.339 558.915 28.761.586
1.624.674 539.062 41.159.247
155.792 395.725 24.964
18.500 220.875 372.126
51.354 6.640.568 2.053.561
1.503.479 6.564.272
6.674.418
-
1.730.657
2.592.343
1.518.925
16.781
234
815.478
14.515.235 87.143
-
7.161.097 60.771
7.219.189 25.979
134.949 393
-
-
-
11.034.239 384.581.706
11.034.239 -
5.672.166
47.819.275
31.718.462
68.733.843
72.358.451
158.279.509
3.919.146
-
158.138
315.343
454.359
831.399
1.934.603
225.304
329.447 7.957.512 4.273.356
-
11.247 1.478.662 3.288.194
22.849 3.666.604 985.162
35.184 2.160.329 -
70.864 651.917 -
183.137 -
6.166 -
619.606.656
12.227.727
143.274.159
105.969.727
36.599.082
70.916.305
83.225.448
167.394.208
113.907.856 183.969.756 144.960.251
-
113.907.856 183.969.756 106.518.947
27.406.443
8.675.691
2.161.745
197.425
-
2.245.490 327.100 11.444.247 113.257 7.957.512 1.545.876 2.344.762 5.329.913 11.608.832 5.137.950
17.836 33.120 -
2.245.490 278.913 10.822.774 35.607 1.478.662 296.076 2.244.127 2.312.427 286.508 2.763
48.187 400.775 47.412 3.666.604 82.799 1.908.393 643.749 17.153
173.453 3.173 2.160.329 51.943 1.075.973 9.805 -
46.345 4.005 651.917 4.375 13.415
900 23.060 697.857 3.577.573 1.430.730
500.000 7.086.822 3.673.889
424.399.906
34.221.515
12.150.367
2.881.802
5.927.545
11.260.711
(281.125.747)
71.748.212
24.448.715
68.034.503
77.297.903
156.133.497
Cadangan kerugian penurunan nilai
(15.637.222)
Jumlah
603.969.434
Liabilitas Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro dan tabungan Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Efek - efek yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain - lain Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi
1-3 bulan
490.892.802
50.956
Perbedaan jatuh tempo
128.713.854
12.176.771
Posisi neto setelah cadangan kerugian penurunan nilai
113.076.632
Lampiran 5/179
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (i) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Pelaporan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan dengan metode arus kas “discounted” adalah sebagai berikut (lanjutan): 2011 Keterangan Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain bruto Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bruto Efek - efek - bruto Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya transaksi perdagangan - bruto Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - bruto Tagihan derivatif - bruto Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Kredit yang diberikan - bruto Piutang pembiayaan konsumen - bruto Investasi bersih dalam sewa pembiayaan - bruto Tagihan akseptasi - bruto Aset lain - lain - bruto
Jumlah
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo <1 bulan
1-3 tahun
>3 tahun
36.152.674 9.822.979
-
-
-
4.690
-
51.539.791 12.254.011 78.459.449
3.261 513.541 -
39.937.808 682.169 15.020
11.329.813 275.743 7.530
132.786 775.785 -
68.000 3.098.582 138.229
68.123 958.515 1.160.640
5.949.676 77.138.030
5.891.290
-
1.396.353
1.651.941
2.027.923
39.194
775.879
-
12.369.885 113.657
-
5.414.560 34.968
6.955.325 65.221
9.986
3.482
-
-
9.044.266 311.093.306
9.044.266 -
13.861.092
27.736.079
26.197.840
53.990.798
53.288.114
136.019.383
3.248.560
-
118.089
237.479
355.160
695.439
1.725.325
117.068
38.982 6.551.103 4.182.104
-
1.231 1.428.017 3.623.650
2.504 3.605.461 558.454
3.861 1.508.634 -
8.112 8.991 -
23.274 -
-
540.766.747
9.561.068
112.488.610
52.425.550
31.011.975
58.050.827
58.004.560
219.224.157
92.530.586 149.868.333 142.329.684
-
92.530.586 149.868.333 107.430.444
26.639.178
5.213.874
2.909.320
136.868
-
2.568.151 58.281 9.691.453 165.378 6.551.103 2.211.588 600.545 6.691.072 11.703.498 5.851.798
25.067 -
2.568.151 58.281 9.616.045 81.124 1.428.017 415.612 600.545 3.565.751 971.552 1.799
49.985 36.895 3.605.461 524.891 2.816.777 1.542.031 17.153
11.450 11.362 1.508.634 47.894 168.449 2.144.091 -
13.873 3.815 8.991 115.028 22.114 337.952
100 32.182 400.307 2.300.945 1.802.292
822.884 4.722.765 3.692.602
369.136.240
35.232.371
9.105.754
3.411.093
4.672.694
9.238.251
(256.647.630)
17.193.179
21.906.221
54.639.734
53.331.866
209.985.906
(13.696.867) 527.069.880
Posisi neto setelah cadangan kerugian penurunan nilai
6-12 bulan
-
Jumlah
Perbedaan jatuh tempo
3-6 bulan
36.152.674 9.827.669
Cadangan kerugian penurunan nilai
Liabilitas Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro dan tabungan Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Efek - efek yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain - lain Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi
1-3 bulan
430.821.470
25.067
109.945.277
9.536.001
96.248.410
Lampiran 5/180
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (i) Manajemen Risiko Likuiditas (lanjutan) Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari liabilitas sesuai kontrak dengan arus kas undiscounted pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 2012 Keterangan Liabilitas Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro dan tabungan Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Efek - efek yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain - lain Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi Jumlah
Jumlah
Tidak mempunyai Kontrak Jatuh Tempo <1 bulan
1-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-3 tahun
>3 tahun
114.562.058 184.203.237 146.547.705
-
114.562.058 184.176.251 107.667.901
1.910 27.687.941
3.363 8.792.996
7.285 2.198.534
8.930 200.333
5.498 -
2.247.499 369.971 12.038.348 113.257 7.957.512 2.132.170 2.344.762 5.329.913 12.566.156 7.153.490
17.836 33.120 -
2.247.499 321.703 11.412.693 35.607 1.478.662 296.076 2.244.127 2.312.427 286.820 2.875
48.268 402.536 47.412 3.666.604 82.799 1.908.393 644.633 18.222
174.837 3.173 2.160.329 53.869 1.075.973 10.052 -
47.378 4.005 651.917 4.421 18.741
904 23.060 827.364 4.543.353 1.482.380
954.861 7.076.877 5.631.272
497.566.078
50.956
427.044.699
34.508.718
12.274.592
2.932.281
7.086.324
13.668.508
(ii) Manajemen Risiko Suku Bunga Risiko pasar banking book disebabkan adanya perubahan suku bunga dan nilai tukar atas aktivitas banking book. Risiko suku bunga banking book timbul akibat pergerakan suku bunga pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi yang dimiliki Bank, yang dapat berpengaruh pada profitabilitas Bank (earning perspective) maupun nilai ekonomis modal Bank (economic value perspective). Pengelolaan risiko pasar banking book dilakukan dengan mengoptimalkan struktur laporan posisi keuangan Bank untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal sesuai tingkat risiko yang dapat diterima Bank. Pengendalian risiko pasar banking book dilakukan dengan menetapkan limit yang mengacu pada ketentuan regulator dan internal yang dimonitor secara mingguan maupun bulanan oleh Market Risk Management Unit. Sumber risiko suku bunga banking book adalah repricing risk (repricing mismatch antara komponen aset dan liabilitas), basis risk (penggunaan suku bunga acuan yang berbeda), yield curve risk (perubahan bentuk dan slope yield curve) dan option risk (pelunasan kredit atau pencairan deposito sebelum jatuh waktu). Bank menggunakan repricing gap dan melakukan sensitivity analysis guna memperoleh proyeksi Net Interest Income (NII) dan Economic Value of Equity (EVE). a. Sensitivitas terhadap laba bersih Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas laba bersih terhadap pergerakan suku bunga terhadap Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2012 yaitu: Peningkatan 100 bps Pengaruh terhadap laba bersih (Rp Miliar)
640,74
Penurunan 100 bps (830,41)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal pelaporan keuangan.
Lampiran 5/181
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (ii) Manajemen Risiko Suku Bunga (lanjutan) b. Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efekefek dalam kelompok tersedia untuk dijual Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2012 atas perubahan tingkat suku bunga yaitu: Peningkatan 100 bps Pengaruh terhadap keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual
Penurunan 100 bps
396,62
(380,82)
Proyeksi di atas mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal pelaporan keuangan. Sensitivitas keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, tidak memperhitungkan efek dari lindung nilai dan tindakan-tindakan Bank Mandiri untuk mengurangi risiko atas tingkat suku bunga. Dalam kenyataannya, Bank Mandiri secara proaktif melakukan mitigasi atas efek prospektif pergerakan tingkat suku bunga. c. Eksposur Bank Mandiri terhadap risiko tingkat suku bunga (Repricing Gap) Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan liabilitas keuangan Bank Mandiri pada nilai tercatat, yang dikategorikan menurut mana yang lebih dulu antara tanggal repricing secara kontraktual (contractual repricing) atau tanggal jatuh tempo: 2012
Kurang dari 1 bulan Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain 9.476.885 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 45.065.894 Efek - efek 114.850 Obligasi Pemerintah 28.761.585 Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 7.161.097 Tagihan Derivatif Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Kredit yang Diberikan 68.683.956 Piutang Pembiayaan Konsumen 158.139 Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 11.247 Tagihan Akseptasi Aset lain -
Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro dan tabungan Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas Derivatif Liabilitas Akseptasi Efek - efek yang Diterbitkan Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Lain - lain Pinjaman yang Diterima Pinjaman Subordinasi
-
-
1.624.674 38.978 41.159.247
174.293 374.500 24.964
1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun sampai 2 sampai 3 sampai 4 sampai 5 tahun tahun tahun tahun -
-
669.168 940.193 372.126 2.053.562
Tidak dikenakan bunga
Jumlah
-
38.272.155 174.887
38.272.155 9.651.772
209.135 1.008.479 282.100 62.141 34.678 4.797.425
1.458.622 7.413.885 1.670.028
48.323.483 11.051.288 78.935.756
-
-
Lebih dari 5 tahun
-
-
-
-
-
-
-
6.674.418
6.674.418
7.219.189 -
134.949 -
-
-
-
-
-
87.143
14.515.235 87.143
- 11.034.239 236.418.147 14.941.234 1.682.319 1.885.480 3.276.383 1.881.256 11.385.894 44.427.037 315.343 1.285.758 1.239.453 695.150 208.949 16.354 -
11.034.239 384.581.706 3.919.146
7.957.512 4.273.356
329.447 7.957.512 4.273.356
159.433.653
286.798.427 17,041,746 4,081,781 5,638,807 3,762,774 2,940,767 16,465,419 123,443,282
619,606,656
55.682 257.287 106.518.947
107.421.262 182.785.869 10.648 27.406.443 10.837.436
8.482 278.913 11.000.033 296.076 286.508 2.763 118.704.691
Jumlah gap repricing suku bunga
Lebih dari 1 bulan tapi tidak lebih dari 3 bulan
Lebih dari 3 bulan tapi tidak lebih dari 1 tahun
40.728.962
22.849 -
2.199.032 48.187 252.877 1.180 643.749 17.153
106.048 -
118.715 -
6.598 197.425
64.422 -
2.332 -
6.166 -
2.027 -
-
806 -
2.665 -
6.430.912 901.524 -
113.907.856 183.969.756 144.960.251
191.337 5.735 23.060 51.943 349.133 348.724 14.180 386.834 3.190.739 4.804.907 1.439.588 13.415 1.401.136 29.593 32.356 3.503.382
242.327 138.152
37.976 83.282 7.957.512 500.000 2.344.762 5.329.913 600.000 -
2.245.490 327.100 11.444.247 113.257 7.957.512 1.545.876 2.344.762 5.329.913 11.608.832 5.137.950
383.144 24.185.881
490.892.802
5.917.052 1.717.595 2.067.419 (1.076.516) (2.003.009)16.082.275 99.257.401
128.713.854
320.775.752 11.124.694 2.364.186 3.571.388 4.839.290 4.943.776 (33.977.325)
-
Lampiran 5/182
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (ii) Manajemen Risiko Suku Bunga (lanjutan) c. Eksposur Bank Mandiri terhadap risiko tingkat suku bunga (Repricing Gap) (lanjutan) 2011
Kurang dari 1 bulan Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain 9.348.907 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 39.999.048 Efek - efek 114.517 Obligasi Pemerintah 28.765.100 Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 5.414.564 Tagihan Derivatif Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Kredit yang Diberikan 41.560.844 Piutang Pembiayaan Konsumen 118.089 Investasi bersih dalam sewa pembiayaan 1.232 Tagihan Akseptasi Aset lain 125.322.301 Liabilitas segera Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro dan tabungan Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas Derivatif Liabilitas Akseptasi Efek - efek yang Diterbitkan Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Lain - lain Pinjaman yang Diterima Pinjaman Subordinasi
Lebih dari 3 bulan tapi tidak lebih dari 1 tahun
-
-
-
-
-
-
11.089.227 90.788 46.671.122
200.786 3.164.772 23.425
150.972 113.710
202.855 378.623
389.933 99.248
-
-
-
-
6.955.321 -
-
-
-
Tidak dikenakan bunga
Jumlah
-
36.152.674 478.762
36.152.674 9.827.669
17.541 26.672
274.663 887.400
250.730 7.847.970 1.494.149
51.539.791 12.254.011 78.459.449
-
-
-
5.891.290
5.891.290
-
-
-
113.657
12.369.885 113.657
9.044.266 203.459.501 11.901.087 5.363.018 4.972.754 1.143.099 1.030.057 5.193.792 36.469.154 237.479 1.050.599 1.173.712 551.613 108.591 8.477 -
9.044.266 311.093.306 3.248.560
2.504 -
11.973 -
1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun sampai 2 sampai 3 sampai 4 sampai 5 tahun tahun tahun tahun
16.079 -
7.194 -
-
-
Lebih dari 5 tahun
-
6.551.103 4.182.104
38.982 6.551.103 4.182.104
268.505.942 16.352.642 6.817.491 6.113.039 1.740.871 1.082.747 6.355.855 108.475.859
540.766.747
-
-
-
-
-
-
-
-
187.030
187.030
207.760 245.477 107.430.445
87.739.303 149.090.152 26.639.178
8.882 8.123.193
4.590 136.868
2.461 -
980 -
999 -
2.452 -
4.583.523 512.340 -
92.530.586 149.868.333 142.329.684
2.534.658 58.281 9.371.222 1.045.493 1.799
249.470 524.891 1.527.269 17.153
11.550 13.873 47.894 51.804 348.502 2.422.475 5.699.558 258.703 337.952 634.303 1.164.462
149.319 -
-
-
33.493 45.338 165.378 6.551.103 1.089.178 600.545 6.691.072 750.000 -
2.568.151 58.281 9.691.453 165.378 6.551.103 2.211.588 600.545 6.691.072 11.703.498 5.851.798
265.787.416 10.951.946 6.540.996 1.774.128
177.001
29.500 3.643.378 21.209.000
431.008.500
276.495 4.338.911 1.563.870 1.053.247 2.712.477 87.266.859
109.758.247
120.895.135 Jumlah gap repricing suku bunga
Lebih dari 1 bulan tapi tidak lebih dari 3 bulan
4.427.166
2.718.526
5.400.696
26.702
28.501 3.640.926
Untuk mengetahui dampak perubahan suku bunga dan nilai tukar pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap pendapatan dan modal, Bank melakukan stress testing risiko pasar banking book secara berkala. (iii)Manajemen Pricing Sebagai bagian dari pengelolaan risiko suku bunga, Bank menerapkan kebijakan pricing baik untuk produk dana maupun produk kredit. Kebijakan pricing merupakan salah satu strategi untuk memaksimalkan Net Interest Margin (NIM) dan sekaligus mendukung Bank menguasai revenue market share dengan mempertimbangkan kondisi persaingan. Bank secara konsisten berupaya menerapkan strategi sebagai market leader dalam hal pricing pendanaan. Namun demikian, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas dan kebutuhan dana, Bank dapat menerapkan strategi agresif (lebih besar dari pesaing utama) atau defensif (sama atau lebih kecil dari pesaing utama).
Lampiran 5/183
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (iii)Manajemen Pricing (lanjutan) Dalam menetapkan suku bunga kredit, Bank menerapkan risk based pricing yaitu pemberian suku bunga kredit kepada nasabah bervariasi berdasarkan tingkat risiko kreditnya. Dalam rangka meminimalkan risiko suku bunga, maka suku bunga kredit disesuaikan dengan suku bunga sumber dana pembiayaan. Selain biaya dana, suku bunga kredit ditetapkan dengan mempertimbangkan biaya overhead, premi risiko kredit dan marjin keuntungan Bank dengan tetap memperhatikan competitiveness dengan pesaing utama. Suku bunga kredit dapat berupa suku bunga mengambang (floating rate) atau suku bunga tetap (fixed rate). (iv)Manajemen Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko kerugian akibat pergerakan faktor pasar, yaitu suku bunga dan nilai tukar atas portfolio trading yang terdiri dari cash instrument dan derivative instrument. Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko pasar trading, Bank menerapkan prinsip segregation of duties dengan melakukan pemisahan antara unit front office (melaksanakan transaksi trading), unit middle office (melaksanakan proses manajemen risiko, menyusun kebijakan dan prosedur) dan unit back office (melaksanakan proses settlement transaksi). Analisa risiko pasar atas aktivitas trading treasury dilakukan secara harian menggunakan pendekatan sesuai best practice yang ada dan mengacu pada ketentuan internal dan eksternal yang berlaku. (v) Manajemen Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan nilai tukar di pasar yang berlawanan pada saat Bank memiliki posisi terbuka. Bank menerapkan manajemen risiko nilai tukar yang memadai sehingga terhindar dari kerugian akibat perubahan atau volatilitas nilai tukar. Risiko nilai tukar berasal dari transaksi valuta asing dengan nasabah atau counterparty yang menyebabkan posisi terbuka dalam valuta asing maupun posisi struktural dalam valuta asing akibat penyertaan modal. Bank mengelola risiko nilai tukar dengan melakukan pemantauan dan pengelolaan Posisi Devisa Netto (PDN) sesuai dengan limit internal dan ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan Posisi Devisa Neto pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/37/PBI/2005 tanggal 30 September 2005. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, rasio Posisi Devisa Neto secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan untuk setiap mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah ditambah dengan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi, yang dicatat dalam rekening administratif, untuk setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam Rupiah. Sedangkan posisi devisa neto untuk laporan posisi keuangan adalah selisih bersih jumlah aset dan jumlah liabilitas dalam mata uang asing yang dinyatakan dalam Rupiah.
Lampiran 5/184
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (v) Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) a. Posisi Devisa Neto Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang (dinyatakan dalam Rupiah) pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Mata Uang
Aset
Liabilitas
Posisi Devisa Neto
KESELURUHAN (LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Yen Dolar Australia Pound Sterling Dolar Hong Kong Lain - lain
91.646.107 8.559.952 1.176.785 550.803 497.472 87.271 52.699 643.712
91.302.844 8.531.856 1.076.614 522.610 465.117 34.351 34.227 463.492
Jumlah LAPORAN POSISI KEUANGAN Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Yen Dolar Australia Pound Sterling Dolar Hong Kong Lain - lain
343.263 28.096 100.171 28.193 32.355 52.920 18.472 180.220*) 783.690
85.049.764 7.642.537 1.105.806 429.138 257.101 82.617 50.000 208.956
78.260.576 7.562.343 814.043 362.634 98.857 34.351 30.285 29.680
Jumlah Jumlah Modal Tier I dan Tier II dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan (Catatan 56) Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) Rasio PDN (Keseluruhan)
6.789.188 80.194 291.763 66.504 158.244 48.266 19.715 179.276**) 7.633.150 61.947.504 12,32% 1,27%
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2012 jika menggunakan modal bulan November 2012 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): Modal bulan November 2012 Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) Rasio PDN (Keseluruhan)
62.500.222 12,21% 1,25%
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya. **) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
Lampiran 5/185
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (v) Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) a. Posisi Devisa Neto (lanjutan) Posisi Devisa Neto Bank Mandiri berdasarkan mata uang (dinyatakan dalam Rupiah) pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Mata Uang
Aset
Liabilitas
Posisi Devisa Neto
KESELURUHAN (LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN REKENING ADMINISTRATIF) Dolar Amerika Serikat Euro Dolar Singapura Dolar Hong Kong Yen Dolar Australia Pound Sterling Lain - lain
86.187.698 1.361.400 1.011.102 209.916 208.410 143.512 45.973 85.826
85.559.860 1.354.458 955.578 212.732 246.609 153.712 64.969 47.204
Jumlah
627.838 6.942 55.524 2.816 38.199 10.200 18.996 51.130*) 811.645
LAPORAN POSISI KEUANGAN Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Yen Dolar Australia Dolar Hong Kong Pound Sterling Lain - lain
77.816.564 938.006 613.011 225.951 139.830 73.844 45.973 81.833
71.282.782 689.874 946.183 222.779 97.216 13.598 37.018 13.146
Jumlah
6.533.782 248.132 (333.172) 3.172 42.614 60.246 8.955 68.687**) 6.632.416
Jumlah Modal Tier I dan Tier II dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan (Catatan 56) Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) Rasio PDN (Keseluruhan)
54.084.246 12,26% 1,50%
Rasio PDN pada tanggal 31 Desember 2011 jika menggunakan modal bulan November 2011 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): Modal bulan November 2011 Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan) Rasio PDN (Keseluruhan)
53.744.987 12,34% 1,51%
*) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya. **) Merupakan penjumlahan dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya.
Lampiran 5/186
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (v) Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur Grup atas risiko nilai tukar mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan Grup pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang. 2012 Dolar Amerika Serikat Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek - efek Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi Penyertaan saham Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Aset lain - lain
Euro
Dolar Singapura
Yen
Dolar Australia
Dolar Hong Kong
Pound Sterling
Lain - lain
Jumlah
653.745 6.572.697 2.405.323
241.245 6.335.189
474.819 106.448
58.618 307.607
100.798 155.595
5.650 29.362
12.494 72.151
105.155 98.416
1.652.524 6.572.697 9.510.091
15.727.220 1.317.293 3.936.363
52.627 4.342 -
161.512 85.539 -
17.291 -
-
6.716 -
-
634 -
15.941.993 1.431.181 3.936.363
3.606.790 77.317 51.515.270 6.441.823 -
20.730 8.454 120.383 941.553 -
36 287.361 2.881 1.060
2.117 14.527 29.692 -
1.336 1.666 -
725 -
1.146 -
-
3.630.362 87.143 51.938.687 7.417.615 1.060
33.877 215.891
444
608
195
-
-
-
-
33.877 217.138
Jumlah aset Liabilitas Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain - lain Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi
92.503.609
7.724.967
1.120.264
430.047
259.395
42.453
85.791
28.946.208 15.027.052 14.639.843
6.386.090 70.453
355.229 273.694 138.800
280.866 8.926 83
61.424 23.046
8.288 8.794
19.385 6.809
2.639 66 -
36.060.129 15.309.738 14.887.828
557.818 77.100 240.938 59.217 6.441.823 517.891 2.052.474 8.675.058 179.594
109.655 22.849 941.553 243 39.531 -
11.456 2.881 10.762 4.319 -
29.692 5.756 -
563 1.666 20 459 -
2.742 1.893 -
125 812 -
654 6 839 -
678.929 77.100 240.938 83.283 7.417.615 531.789 2.106.083 8.675.058 179.594
Jumlah liabilitas Posisi keuangan laporan posisi keuangan bersih
77.415.016
7.570.374
797.141
325.323
87.178
21.717
27.131
4.204
86.248.084
15.088.593
154.593
323.123
104.724
172.217
20.736
58.660
200.001
16.122.647
Rekening administratif bersih
(6.258.779)
(50.373)
(191.592)
(38.311)
(125.889)
(1.243)
(1.578)
Lampiran 5/187
204.205 102.370.731
944
(6.666.820)
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (v) Manajemen Risiko Nilai Tukar (lanjutan) b. Eksposur Bank Mandiri atas risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) 2011 Dolar Amerika Serikat
Euro
569.423 5.680.432 8.992.124
54.429 117.278
208.182 126.808
16.269.309 1.182.795 305.159
363.429 53.035 -
3.675.830 92.576 41.443.228 6.081.127 -
Dolar Australia
Dolar Hong Kong
52.229 98.575
96.975 42.546
1.550 8.867
3.691 38.619
41.194 28.562
1.027.673 5.680.432 9.453.379
104.753 72.428 -
6.859 -
-
59.609 -
18.925 -
12.149 -
16.768.565 1.374.726 305.159
26.460 8.434 104.376 112.431 -
36 332.336 10.714 124
7.087 15.702 52.257 -
8 1.013 -
-
475 66.219 783 -
410 161 -
3.709.787 101.690 41.962.874 6.257.312 124
30.061 145.568
50
569
235
31
-
-
1
30.061 146.454
84.467.632
839.922
855.950
232.944
140.573
70.026
128.712
82.477
86.818.236
24.128.219 11.839.572 16.324.807
674.653 78.928
281.253 175.786 97.702
117.474 11.849 104
60.616 32.303
6.885 1.785
46.836 4.748
5.431 14 19
25.321.367 12.027.221 16.540.396
1.220.215 294.694 57.595 6.081.127 386.677 1.535.205 8.900.462 174.428
52.674 201 112.431 275 29.272 -
5.739 34.917 486 10.714 9.995 5.282 -
23.364 19 52.257 1 14.024 -
173 34 31 -
39 2.806 261 -
3.711 277 783 437 1.655 -
1.015 1.305 -
1.282.339 58.281 294.694 58.790 6.257.312 401.240 1.587.035 8.900.462 174.428
Jumlah liabilitas Posisi keuangan laporan posisi keuangan bersih
70.943.001
948.434
621.874
219.092
93.157
11.776
58.447
7.784
72.903.565
13.524.631
(108.512)
234.076
13.852
47.416
58.250
70.265
74.693
13.914.671
Rekening administratif bersih
(5.969.549)
275.581
(192.608)
(43.035)
(52.814)
(63.062)
(105.052)
(30.065)
(6.180.604)
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek - efek Obligasi Pemerintah Tagihan lainnya transaksi perdagangan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi Penyertaan saham Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Aset lain - lain Jumlah aset Liabilitas Simpanan nasabah Giro Tabungan Deposito berjangka Simpanan dari bank lain Giro Interbank call money Deposito berjangka Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lain - lain Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi
Dolar Singapura
Yen
Pound Sterling
Lain -lain
Jumlah
c. Sensitivitas terhadap laba bersih Tabel di bawah ini mengikhtisarkan sensivitas laba bersih Bank Mandiri pada tanggal 31 Desember 2012 atas perubahan nilai tukar mata uang asing yaitu: Peningkatan 5% Pengaruh pada laba bersih
337.970
Penurunan 5% (337.970)
Proyeksi di atas hanya mengasumsikan perubahan nilai tukar mata uang asing Dolar Amerika Serikat. Sedangkan nilai tukar mata uang asing lainnya tidak berubah. Dolar Amerika Serikat merupakan komponen terbesar mata uang asing yang dimiliki Bank. Proyeksi juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya adalah konstan pada tanggal pelaporan keuangan.
Lampiran 5/188
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (vi) Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan Penilaian/valuasi juga merupakan komponen penting yang dibutuhkan untuk mengelola hampir semua risiko perbankan termasuk risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Proses valuasi dilakukan atas seluruh posisi trading book termasuk Surat Berharga yang dimiliki Grup dalam portfolio tersedia untuk dijual (available for sale). Tabel di bawah ini menganalisis intrumen keuangan yang dicatat pada nilai wajar berdasarkan tingkatan metode penilaian. Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai berikut: Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (Tingkat 1); Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga) atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2); Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3). Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas Grup yang diukur sebesar nilai wajar pada 31 Desember 2012. 2012 Tingkat 2 Tingkat 3
Tingkat 1 Aset Efek-efek Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Obligasi Pemerintah Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Investasi pemegang polis pada kontrak unit-linked Tagihan derivatif Jumlah Aset Liabilitas Liabilitas derivatif Jumlah Liabilitas
Nilai Wajar
1.529.239 5.416.076
424.599 644.726
-
1.953.838 6.060.802
2.176.870 5.238.727
48.128.302
-
2.176.870 53.367.029
11.034.239 -
87.143
-
11.034.239 87.143
25.395.151
49.284.770
-
74.679.921
-
113.257
-
113.257
-
113.257
-
113.257
Surat berharga yang masuk dalam kategori tidak likuid sebesar Rp48,13 Triliun seluruhnya adalah surat berharga pemerintah dengan tingkat suku bunga mengambang (variable rate) dan masuk dalam klasifikasi tersedia untuk dijual (available for sale).
Lampiran 5/189
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (vi) Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan dalam pasar aktif (misalnya efek yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan tersedia untuk dijual) ditentukan berdasarkan harga pasar yang dikutip pada tanggal pelaporan. Suatu pasar dianggap aktif apabila informasi mengenai harga kuotasi dapat dengan mudah dan secara berkala tersedia dari suatu bursa, pedagang efek, atau broker, kelompok penilai harga pasar industri tertentu, regulator dan hargaharga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan reguler pada tingkat yang wajar. Harga pasar yang dikutip untuk aset keuangan yang dimiliki Grup adalah harga penawaran sekarang. Instrumen-instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 1. Instrumen yang termasuk dalam tingkat 1 umumnya meliputi investasi ekuitas dan surat hutang pada BEI yang diklasifikasikan sebagai surat berharga yang dimiliki untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan pada pasar aktif meliputi derivatif overthe-counter dan obligasi pemerintah yang tidak aktif ditentukan dengan teknik penilaian internal. Teknik-teknik penilaian tersebut memaksimumkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi dan sedapat mungkin meminimalisir penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari entitas. Seluruh input yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan dapat diobservasi, oleh karena itu instrumen tersebut termasuk dalam tingkat 2. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Bank Mandiri memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut: 2012 Nilai tercatat Aset Efek - efek Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan*) Obligasi Pemerintah Dimiliki hingga jatuh tempo Diukur pada biaya perolehan*) Kredit yang diberikan Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
Liabilitas Efek - efek yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Pinjaman subordinasi
2011 Nilai wajar
Nilai tercatat
Nilai wajar
2.091.936 663.199
2.080.890 683.124
2.250.577 -
2.275.486 -
22.341.536 1.050.321 370.570.356 3.828.369
22.226.617 1.114.824 369.256.561 4.095.951
23.383.075 298.988.258 3.185.570
23.432.010 299.112.559 3.310.090
327.680
328.122
38.785
38.459
400.873.397
399.786.089
327.846.265
328.168.604
1.545.876 11.608.832 5.137.950
1.542.669 11.598.667 5.440.943
2.211.588 11.703.498 5.851.798
2.205.643 11.692.345 6.145.477
18.292.658
18.582.279
19.766.884
20.043.465
*)
Efek-efek dan obligasi Pemerintah yang dimiliki Anak Perusahaan sesuai dengan PSAK 110 “Akuntansi Sukuk” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.
(i)
Giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, tagihan lainnya, tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain - lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), FASBI Syariah, call money, penempatan “fixed term”, deposito berjangka dan lain - lain. Nilai tercatat dari giro, penempatan dan simpanan overnight dengan suku bunga mengambang adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar.
Lampiran 5/190
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) B. Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas (lanjutan) (vi) Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan (lanjutan) Estimasi nilai wajar terhadap penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain - lain ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga pasar uang yang berlaku untuk utang dengan risiko kredit dan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo dibawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari penempatan dengan suku bunga tetap, tagihan lainnya, tagihan atas efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi dan aset lain - lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. (ii)
Efek - efek (dimiliki hingga jatuh tempo) dan Obligasi Pemerintah (dimiliki hingga jatuh tempo) Nilai wajar untuk efek - efek dan Obligasi Pemerintah yang dimiliki hingga jatuh tempo ditetapkan berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi perantara (broker)/pedagang efek (dealer). Jika informasi ini tidak tersedia, nilai wajar diestimasi dengan menggunakan harga pasar kuotasi efek yang memiliki karakteristik kredit, jatuh tempo dan yield yang serupa atau dinilai dengan menggunakan metode valuasi internal.
(iii) Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen Kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Nilai wajar dari kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus kas yang diharapkan pada tingkat suku bunga pasar terkini. (iv) Simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain - lain Estimasi nilai wajar simpanan yang bisa ditarik kembali sewaktu - waktu, termasuk simpanan tanpa bunga, adalah sebesar jumlah terhutang/nilai tercatat ketika utang tersebut dibayarkan. Estimasi nilai wajar simpanan dengan tingkat suku bunga tetap, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain - lain yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga utang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Karena sisa jatuh tempo di bawah satu tahun sehingga nilai tercatat dari simpanan dengan tingkat bunga tetap, liabilitas akseptasi dan liabilitas lain - lain adalah perkiraan yang layak atas nilai wajar. (v)
Efek - efek yang diterbitkan, pinjaman yang diterima dan pinjaman subordinasi Nilai wajar agregat dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia, model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa periode jatuh temponya.
C. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Pengelolaan risiko operasional yang efektif dapat menekan kerugian akibat risiko operasional. Kerangka kerja Operational Risk Management (ORM) mengacu pada regulasi Bank Indonesia, Basel II dan ketentuan internal Bank. Bank telah memiliki kebijakan, standar prosedur dan teknis ORM yang meliputi baik aspek governance maupun sistem pelaporan.
Lampiran 5/191
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 60. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) C. Risiko Operasional (lanjutan) Selain itu, Bank telah memiliki prosedur pengelolaan dan langkah - langkah mitigasi risiko atas (8) delapan jenis risiko untuk Produk dan Aktivitas Baru (PAB). Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengelolaan risiko operasional, Bank sudah melakukan hal - hal sebagai berikut yaitu alignment metodologi risiko operasional dengan metodologi Risk Based Audit melalui sinkronisasi risk library; menyediakan media komunikasi dengan Direktur Utama yang dinamakan “Letter to CEO” dan berfungsi sebagai Whistle Blowing System; dan melakukan implementasi perangkat yang dinamakan Operational Risk Management Tools (ORM Tools). ORM Tools yang dipergunakan untuk pelaksanaan ORM adalah sebagai berikut: A. Risk & Control Self Assessment (RCSA) RCSA dipergunakan untuk identifikasi dan menilai risiko yang melekat pada aktivitas, dan menilai kualitas kontrol. B. Mandiri Form Operational Risk System (MFORs) Bank menggunakan MFORs untuk mencatat kerugian - kerugian akibat risiko operasional yang terjadi pada masing - masing unit kerja. C. Key Indicator (KI) KI merupakan indikator kuantitatif yang dimanfaatkan untuk memberikan indikasi tingkat risiko melekat pada key proses dalam satu tahapan unit bisnis/supporting atau end to end processing. D. Issue & Action Management (IAM) IAM merupakan perangkat untuk mendokumentasikan issue/permasalahan terkait risiko operasional. Issue/permasalahan tersebut dianalisa penyebabnya dan ditetapkan action plan serta dilakukan monitoring pelaksanaan action plan oleh unit kerja. Dalam hal pengelolaan risiko operasional, Unit Risk Management berperan sebagai second line of defense dan Internal Audit sebagai third line of defense. Sedangkan Unit kerja sebagai risk owner merupakan first line of defense yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko operasional dari masing - masing unit kerja Bank. Sebagai output dari proses Pengelolaan Risiko Operasional, unit kerja menghasilkan profil risiko operasional yang menggambarkan eksposur risiko operasional unit kerja yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan profil risiko operasional Bank. Laporan profil risiko operasional tingkat korporasi (bankwide) yang sudah direview oleh unit Internal Audit dipresentasikan kepada Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Bank Indonesia secara periodik. Menghitung Modal yang Diperlukan untuk Mengcover Risiko Operasional Sesuai ketentuan Bank lndonesia SE BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009, Bank telah melakukan perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Bank telah melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan Standardized Approach sejalan dengan pelaksanaan pengukuran kinerja SBU berbasis risiko. Beban modal risiko operasional Bank di tahun 2012 adalah sebesar Rp3.870.770 (tidak diaudit), yang diperoleh dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) dan nilai alpha sebesar 15%. Nilai ATMR risiko operasional adalah sebesar Rp48.384.624 (tidak diaudit).
Lampiran 5/192
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 61. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING a. Perjanjian Integrated Banking System dengan Vendor Pada tanggal 15 Januari 2011, Bank Mandiri mengadakan perjanjian dengan vendor untuk menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management Services 2010 dengan sistem blanket order dengan nilai kontrak maksimum sebesar USD1.052.722 (nilai penuh, setelah PPN). Pada tanggal 31 Desember 2012, nilai kontrak dengan pendekatan realisasi pembayaran adalah sebesar USD907.643 (nilai penuh, setelah PPN) dan Bank telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD907.643 (nilai penuh, setelah PPN) sehingga proyek ini telah selesai pada posisi 31 Desember 2012. Pada tanggal 14 September 2009, Bank Mandiri mengadakan perjanjian dengan vendor untuk menambah fitur eMAS sesuai perjanjian Application Management Services 2008 dengan sistem blanket order dengan nilai kontrak maksimum sebesar USD693.000 (nilai penuh, setelah PPN). Perjanjian dengan sistem blanket order didasarkan pada estimasi mandays aktual yang akan dilakukan oleh vendor atas pekerjaan penambahan fitur eMAS tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2012, nilai kontrak dengan pendekatan realisasi pembayaran adalah sebesar USD627.000 (nilai penuh, setelah PPN) dan Bank telah melakukan pembukuan atas nilai realisasi pembayaran sebagai aset tetap sebesar USD627.000 (nilai penuh, setelah PPN) sehingga proyek ini telah selesai pada posisi 31 Desember 2012. b. Perkara Hukum Bank saat ini masih menghadapi permasalahan hukum diantaranya dengan debitur dan/atau pemilik dana sebagai akibat adanya perselisihan perjanjian yang telah diputus oleh Pengadilan dimana Bank dihukum untuk membayar ganti rugi sebesar Rp96.519. Saat ini Bank masih dalam proses/upaya hukum keberatan terhadap putusan. Jumlah klaim terhadap Bank Mandiri atas tuntutan hukum yang belum selesai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp2.015.906 dan Rp1.337.544. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank Mandiri telah membentuk cadangan masing-masing sebesar Rp562.698 dan Rp574.623 dan berpendapat bahwa cadangan yang dibentuk telah memadai. c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri (BSM) Pada tahun 2004 dan 2005 kantor pusat dan beberapa kantor cabang BSM telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk masa pajak Januari sampai dengan Desember 2003 dari Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) dengan jumlah sebesar Rp37.649, sehubungan BSM dalam melaksanakan fungsi intermediarinya telah menyalurkan dana berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah. Terhadap SKPKB dan STP tersebut di atas, BSM tidak bersedia melaksanakan pembayaran dengan alasan terdapat permasalahan status hukum perpajakan dari transaksi pembiayaan Murabahah, yang saat itu berlaku belum secara spesifik dan eksplisit mengatur kegiatan usaha bank syariah khususnya pembiayaan Murabahah sehingga diperlukan proses penafsiran. BSM berpendapat bahwa pembiayaan Murabahah adalah jasa perbankan sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dengan demikian pembiayaan Murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas barang mewah. Ditjen Pajak berpendapat bahwa kegiatan transaksi Murabahah yang dilakukan oleh BSM terutang PPN karena kegiatan tersebut dilakukan dengan berdasarkan prinsip jual beli barang dan kegiatan transaksi Murabahah tidak termasuk jenis jasa di bidang perbankan.
Lampiran 5/193
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 61. PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan) c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Transaksi Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri (BSM) (lanjutan) Selanjutnya dalam tahun 2010, Pemerintah telah menerbitkan Undang - undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Undang - undang No. 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 yang berlaku sejak tanggal 25 Mei 2010. Pada pasal 3 ayat 2 poin b dan paragraf penjelasannya disebutkan bahwa pengenaan PPN atas transaksi Murabahah terhadap beberapa bank syariah tertentu ditanggung oleh pemerintah. Berdasarkan paragraf penjelasan dari pasal 3 ayat 2 tersebut jumlah PPN BSM yang ditanggung oleh pemerintah adalah sebesar Rp25.542 dari jumlah SKPKB dan STP yang diterima Bank sebesar Rp37.649. BSM berkeyakinan bahwa selisih antara jumlah PPN yang ditanggung oleh pemerintah dan jumlah SKPKB dan STP yang diterima oleh BSM tidak akan ditagihkan kepada BSM sesuai maksud dan tujuan dari undang - undang tersebut. Pada tanggal 15 Oktober 2009, Pemerintah telah menerbitkan Undang - undang No. 42 tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang - undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku mulai tanggal 1 April 2010. Undang - undang tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN. d. Trade Financing dengan Asian Development Bank Pada tanggal 25 November 2009, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) melalui Trade Finance Facilitation Program (TFFP), yaitu Confirmation Bank Agreement (CBA), Issuing Bank Agreement (IBA) dan Revolving Credit Agreement (RCA). Berdasarkan CBA dan IBA, Bank Mandiri dapat bertindak baik sebagai confirming bank maupun sebagai issuing bank bagi transaksi ekspor impor nasabah dengan basis Letter of Credit (L/C). Sebagai confirming bank, Bank Mandiri dapat diberikan jaminan oleh ADB atas L/C yang diterbitkan oleh issuing bank, dan sebagai issuing bank, maka Bank Mandiri dapat diberikan confirmation guarantee oleh ADB atas L/C yang diterbitkan. Skema TFFP tersebut merupakan program ADB untuk memfasilitasi transaksi perdagangan berbasis L/C di negara-negara berkembang Asia untuk mendorong tingkat pertumbuhan volume perdagangan. Dengan menjadi partisipan dalam TFFP ini, Bank Mandiri akan memiliki kemudahan akses untuk meningkatkan trade finance credit lines serta meningkatkan trade volume dan membuka peluang bisnis baru khususnya ke negara-negara yang selama ini volume perdagangan dengan Indonesia masih cukup rendah. Selanjutnya berdasarkan RCA, Bank Mandiri menerima fasilitas kredit revolving sampai dengan jumlah maksimal USD25.000.000 (nilai penuh). Fasilitas kredit revolving ini dikenakan bunga sebesar jumlah total margin dan LIBOR selama periode bunga.
62. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998, yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, Pemerintah Republik Indonesia menjamin beberapa liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan deposito harian, obligasi, efek efek, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, transaksi swap mata uang asing dan liabilitas kontinjen lainnya seperti bank garansi, standby letters of credit dan liabilitas lainnya, tidak termasuk pinjaman subordinasi dan liabilitas kepada direktur, dewan komisaris dan pihak - pihak yang berelasi.
Lampiran 5/194
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 62. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan) Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN No. 32/46/KEP/DIR dan No. 181/BPPN/0599 tanggal 14 Mei 1999, jangka waktu jaminan tersebut telah diperpanjang dengan sendirinya, kecuali BPPN dalam waktu sekurang - kurangnya 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu tersebut menerbitkan pemberitahuan bahwa BPPN tidak bermaksud untuk memperpanjang jangka waktu jaminan tersebut. Pada tahun 2001, Surat Keputusan Bersama Direksi Bank Indonesia dan Ketua BPPN dibatalkan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 3/7/PBI/2001 dan Keputusan Ketua BPPN No. 1035/BPPN/0401. Pada tahun 2001, Ketua BPPN mengeluarkan Surat Keputusan No. SK1036/BPPN/0401 yang mengatur petunjuk pelaksanaan khusus mengenai jaminan Pemerintah Republik Indonesia terhadap liabilitas pembayaran bank umum. Pemerintah membebankan premi berkaitan dengan program penjaminan tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku (Catatan 41). Berdasarkan Keputusan Presiden No. 15/2004 tanggal 27 Februari 2004 tentang berakhirnya tugas dan penutupan BPPN, dan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Februari 2004, Pemerintah Republik Indonesia membentuk Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3), sebuah institusi baru yang menggantikan BPPN, untuk melanjutkan pelaksanaan Program Penjaminan Pemerintah atas Liabilitas pada Bank-bank Lokal. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, terhitung sejak tanggal 18 April 2005 jenis liabilitas bank umum yang dijamin berdasarkan Program Penjaminan Pemerintah meliputi giro, tabungan, deposito berjangka dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi Pasar Uang Antar Bank. Program Penjaminan Pemerintah melalui Unit Pelaksana Penjamin Pemerintah (UP3) telah berakhir pada tanggal 22 September 2005, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 68/PMK.05/2005 tanggal 10 Agustus 2005 tentang Perhitungan dan Pembayaran Premi Program Penjaminan Pemerintah Terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum untuk periode 1 Juli sampai dengan 21 September 2005. Sebagai pengganti UP3, Pemerintah telah membentuk lembaga independen, yaitu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berdasarkan Undang undang Republik Indonesia No. 24 tahun 2004 tanggal 22 September 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, dimana LPS menjamin dana masyarakat termasuk dana dari bank lain dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2006 tanggal 9 Maret 2006 tentang Program Penjaminan Simpanan, besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank adalah paling tinggi sebesar Rp100.000.000 (nilai penuh). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh Pemerintah naik menjadi sebesar Rp2.000.000.000 (nilai penuh) dari semula Rp100.000.000 (nilai penuh), terhitung efektif tanggal 13 Oktober 2008. Berdasarkan Undang - undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang - undang sejak tanggal 13 Januari 2009.
Lampiran 5/195
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 63. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011 dan tanggal 1 Januari 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2012. Reklasifikasi tersebut dalam rangka penerapan peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Rincian reklasifikasi akun-akun tersebut adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Sebelum Reklasifikasi
Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
Laporan posisi keuangan Konsolidasian Aset Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Aset Tidak Berwujud Amortisasi Aset Tidak Berwujud
7.249.901 12.051.832 (5.462.238) -
(1.584.663) 1.404.758 21.540 (1.656.471) 1.116.123 1.824.215 (1.125.502)
5.665.238 1.404.758 21.540 10.395.361 (4.346.115) 1.824.215 (1.125.502)
Liabilitas Lain-lain Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Imbalan Kerja Provisi
15.378.187 600.545 -
(5.224.635) 1.666.622 2.829.919 728.094
10.153.552 2.267.167 2.829.919 728.094
Liabilitas Segera Utang Pajak Kini Utang Pajak
1.830.798 761.737 -
(529.326) (761.737) 1.291.063
1.301.472 1.291.063
Laporan Arus Kas Konsolidasian Arus kas dari aktivitas operasional (Kenaikan)/penurunan atas aset operasional: Aset lain-lain Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka
(1.407.896) -
504.878 (506.910) 2.032
(903.018) (506.910) 2.032
414.966 (221.991)
129.041 (129.041)
544.007 (351.032)
50.084 (1.540.870) -
(1.937) 321.476 (319.539)
48.147 (1.219.394) (319.539)
(Kenaikan)/penurunan atas liabilitas operasional dan dana syirkah temporer: Liabilitas segera Utang pajak Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud
1 Januari 2011 Sebelum Reklasifikasi
Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
Laporan posisi keuangan Konsolidasian Aset Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Aset Tidak Berwujud Amortisasi Aset Tidak Berwujud
5.384.797 10.827.137 (5.300.137) -
(1.069.391) 897.848 23.572 (1.338.339) 1.064.396 1.492.515 (1.070.601)
4.315.406 897.848 23.572 9.488.798 (4.235.741) 1.492.515 (1.070.601)
Liabilitas Lain-lain Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Imbalan Kerja Provisi
10.338.954 606.975 -
(4.530.736) 1.360.092 2.512.058 658.586
5.808.218 1.967.067 2.512.058 658.586
1.415.831 750.432 -
(658.366) (750.432) 1.408.798
757.465 1.408.798
Liabilitas Segera Utang Pajak Kini Utang Pajak
Lampiran 5/196
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 64. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA Pada tanggal 31 Januari 2013, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bersama dengan PT Taspen (Persero), PT Pos Indonesia (Persero), dan PT Bank Sinar Harapan Bali (“BSHB”), Anak Perusahaan Bank Mandiri, telah melakukan penandatanganan “Kesepakatan Bersama tentang Kemitraan Strategis Guna Mewujudkan Sinergi Usaha antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Bank Sinar Harapan Bali”. Penandatanganan kesepakatan tersebut merupakan tahap awal dimana para pihak secara prinsip telah sepakat untuk melakukan sinergi usaha melalui mekanisme penyertaan modal di BSHB sebagai Joint Venture Vehicle melalui skema right issue dengan Bank Mandiri tetap menjadi pemegang saham mayoritas. Inisiatif ini bertujuan untuk mengoptimalkan BSHB sehingga dapat memberikan layanan jasa keuangan yang terintegrasi di Indonesia, khususnya untuk segmen menengah ke bawah. 65. STANDAR AKUNTANSI BARU Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas PSAK 38 - Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013 dan PSAK 60 - Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan atas PSAK 60 yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013 namun penerapan dini diperbolehkan. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan memilih untuk penerapan dini PSAK 60 sejak tanggal 31 Desember 2012. DSAK-IAI juga telah melakukan pencabutan terhadap PPSAK 10 - Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi-Reorganisasi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2013. Bank Mandiri dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar PSAK 38. 66. DAFTAR INFORMASI TAMBAHAN Informasi yang disajikan pada Lampiran 6/1 - 6/9 merupakan informasi keuangan tambahan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., perusahaan induk, yang menyajikan penyertaan Bank pada Anak Perusahaan berdasarkan metode biaya. Lihat lampiran 6/10 mengenai reklasifikasi dalam rangka penerapan peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7.
Lampiran 5/197
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN INDUK 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
Kas
14.131.136
10.259.053
8.799.241
Giro pada Bank Indonesia
35.955.368
34.035.401
23.392.421
113.044 9.305.627 9.418.671 (3.540) 9.415.131
67.594 9.056.883 9.124.477 (4.690) 9.119.787
65.012 7.874.206 7.939.218 (4.811) 7.934.407
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
1.127.588 42.590.618 43.718.206 (83.558)
752.603 45.042.876 45.795.479 (144.913)
639.710 25.355.374 25.995.084 (135.985)
Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain bersih
43.634.648
45.650.566
25.859.099
677.172 7.703.497 8.380.669
3.248.776 6.836.996 10.085.772
72.500 24.344.486 24.416.986
(122.438) 8.258.231
(154.759) 9.931.013
(60.698) 24.356.288
77.025.672
76.617.314
76.647.514
3.784.548 2.730.282 6.514.830 (1.125.015) 5.389.815
2.752.711 2.845.744 5.598.455 (1.079.302) 4.519.153
564.800 3.142.245 3.707.045 (1.146.327) 2.560.718
1.456.340 12.866.022
758.703 11.412.207
757.147 8.220.556
14.322.362
12.170.910
8.977.703
231 86.901
4.391 105.683
225 36.271
87.132
110.074
36.496
45.934.586 294.039.104 339.973.690 (12.740.561) 327.233.129
36.017.437 237.944.664 273.962.101 (11.111.571) 262.850.530
32.172.701 186.859.782 219.032.483 (10.379.434) 208.653.049
ASET
Giro pada Bank Lain Pihak berelasi Pihak ketiga Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Giro pada Bank Lain bersih Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Pihak berelasi Pihak ketiga
Efek - efek Pihak berelasi Pihak ketiga Dikurangi: Diskonto yang belum diamortisasi, keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan/(penurunan) nilai efek - efek dan cadangan kerugian penurunan nilai
Obligasi Pemerintah - Pihak berelasi Tagihan Lainnya Transaksi Perdagangan Pihak berelasi Pihak ketiga Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan Lainnya Transaksi Perdagangan bersih Tagihan atas Efek - efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Tagihan atas Efek - efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Tagihan Derivatif Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Tagihan Derivatif Kredit yang Diberikan Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Kredit yang Diberikan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Kredit yang Diberikan bersih
*)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Lampiran 6/10)
Lampiran 6/1
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN INDUK 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
1.505.031 6.452.481 7.957.512 (37.041) 7.920.471
892.184 5.658.919 6.551.103 (40.667) 6.510.436
1.468.334 2.482.172 3.950.506 (171.097) 3.779.409
3.195.543
2.886.797
2.323.567
Biaya Dibayar Dimuka
767.457
584.814
415.759
Pajak Dibayar Dimuka
853
851
900
6.184.445
5.471.692
4.845.413
656.013
533.334
262.681
Aset Lain - lain setelah dikurangi penyisihan kerugian masing - masing sebesar Rp263.707, Rp277.942 dan Rp717.353 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
5.150.539
4.206.312
2.893.767
Aset Pajak Tangguhan setelah dikurangi penyisihan masing - masing sebesar RpNihil, RpNihil dan Rp1.065.606 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
3.777.111
3.648.627
4.262.422
563.105.056
489.106.664
406.000.854
ASET (lanjutan) Tagihan Akseptasi Pihak berelasi Pihak ketiga Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah Tagihan Akseptasi Penyertaan Saham setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing - masing sebesar Rp22.532, Rp829 dan Rp5.179 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
Aset Tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi masing - masing sebesar Rp4.226.501, Rp3.787.184 dan Rp3.783.996 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011 Aset Tidak Berwujud setelah dikurangi amortisasi masing-masing sebesar Rp1.173.596, Rp1.100.378 dan Rp1.051.355 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011
JUMLAH ASET
*)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Lampiran 6/10)
Lampiran 6/2
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN INDUK 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
1.694.231
1.287.074
730.228
25.553.634 82.276.072
22.056.739 67.096.131
7.945.496 56.574.390
Jumlah Giro Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga
107.829.706
89.152.870
64.519.886
926.505 181.857.954
748.157 148.340.315
355.095 123.142.773
Jumlah Tabungan Deposito berjangka Pihak berelasi Pihak ketiga
182.784.459
149.088.472
123.497.868
21.595.937 123.248.810
28.651.516 113.343.320
31.643.459 113.066.643
144.844.747
141.994.836
144.710.102
435.458.912
380.236.178
332.727.856
32.672 2.166.360
214.580 2.352.147
177.353 1.691.071
2.199.032
2.566.727
1.868.424
327.100 125.000
150.000 58.282
85.000 -
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas Segera Simpanan Nasabah Giro Pihak berelasi Pihak ketiga
Jumlah Deposito berjangka Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Giro dan Tabungan Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Giro dan Tabungan Interbank call money Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Interbank call money Deposito berjangka Pihak ketiga
452.100
208.282
85.000
11.467.747
9.664.215
5.307.789
Jumlah Simpanan dari Bank Lain
14.118.879
12.439.224
7.261.213
333 112.924
3.880 160.830
61 32.186
113.257
164.710
32.247
262.481 7.695.031
286.007 6.265.096
144.546 3.805.960
7.957.512
6.551.103
3.950.506
296.076
416.177
467.744
Liabilitas Derivatif Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Liabilitas Derivatif Liabilitas Akseptasi Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Liabilitas Akseptasi Efek - efek yang Diterbitkan setelah dikurangi diskonto yang belum diamortisasi masing - masing sebesar RpNihil, RpNihil dan RpNihil pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan 1 Januari 2011 *)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Lampiran 6/10)
Lampiran 6/3
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN PERUSAHAAN INDUK 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 DAN 1 JANUARI 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Desember 2012
31 Desember 2011*)
1 Januari 2011*)
186.114
231.663
368.063
Beban yang Masih Harus Dibayar
2.035.275
1.843.991
1.567.939
Utang Pajak Pajak Penghasilan Pajak Lain-lain
1.919.588 489.446
636.654 435.589
629.379 607.938
2.409.034
1.072.243
1.237.317
3.604.359
2.711.421
2.505.089
746.821
728.094
658.586
Liabilitas Lain - lain
9.988.272
7.228.600
4.000.432
Pinjaman yang Diterima Pihak berelasi Pihak ketiga
9.102 8.693.075
252.504 8.907.741
284.421 4.429.526
8.702.177
9.160.245
4.713.947
1.941.800 3.201.150
1.900.000 3.956.798
1.885.000 4.177.187
5.142.950
5.856.798
6.062.187
492.453.869
429.927.521
366.283.354
Modal Saham nilai nominal Rp500 (nilai penuh) per lembar. Modal Dasar 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 31.999.999.999 lembar Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan dan Disetor 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 23.333.333.332 lembar Saham Biasa Seri B pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011; dan 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna dan 20.996.494.741 lembar saham Biasa Seri B pada tanggal 1 Januari 2011
11.666.667
11.666.667
10.498.247
Tambahan Modal Disetor/Agio Saham
17.195.760
17.195.760
6.960.680
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
72.694
83.282
100.175
Kerugian Bersih yang Belum Direalisasi dari Penurunan Nilai Wajar Efek - efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
(427.599)
(547.381)
(428.087)
5.927.268 36.216.397
5.927.268 24.853.547
5.706.921 16.879.564
42.143.665
30.780.815
22.586.485
70.651.187
59.179.143
39.717.500
563.105.056
489.106.664
406.000.854
LIABILITAS DAN EKUITAS (lanjutan) LIABILITAS (lanjutan) Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi
Jumlah Utang Pajak Liabilitas Imbalan Kerja Provisi
Jumlah Pinjaman yang Diterima Pinjaman Subordinasi Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah Pinjaman Subordinasi JUMLAH LIABILITAS EKUITAS
Saldo Laba (saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasi reorganisasi pada tanggal 30 April 2003) Sudah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Saldo Laba JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
*)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Lampiran 6/10)
Lampiran 6/4
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF PERUSAHAAN INDUK UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2012
2011
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga
36.800.542 (12.636.628)
33.041.031 (13.743.018)
PENDAPATAN BUNGA BERSIH
24.163.914
19.298.013
Pendapatan Operasional Lainnya Provisi dan komisi lainnya Laba selisih kurs bersih Lain - lain
6.335.769 1.069.830 3.283.344
5.422.316 794.245 4.291.728
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya
10.688.943
10.508.289
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(2.990.221)
(2.840.190)
Pembalikan Penyisihan Estimasi Kerugian atas Komitmen dan Kontinjensi (Pembentukan)/Pembalikan Penyisihan Kerugian Keuntungan yang Belum Direalisasi dari Kenaikan Nilai Wajar Efek - efek dan Obligasi Pemerintah Keuntungan dari Penjualan Efek - efek dan Obligasi Pemerintah Beban Operasional Lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Lain - lain bersih
44.130
126.617
(26.143)
283.389
4.274
9.034
287.327
121.945
(6.512.515) (6.385.697) (1.965.749)
(5.362.431) (5.198.585) (2.395.219)
(14.863.961)
(12.956.235)
17.308.263
14.550.862
741.566
88.859
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
18.049.829
14.639.721
Beban Pajak Kini Tangguhan
(3.906.338) 158.410
(2.619.107) (643.581)
(3.747.928)
(3.262.688)
14.301.901
11.377.033
Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL Pendapatan Bukan Operasional Bersih
Jumlah Beban Pajak Bersih LABA BERSIH Pendapatan Komprehensif Lain Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Keuntungan/(Kerugian) Bersih yang Belum Direalisasi dari Kenaikan/(Penurunan) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Pajak Penghasilan Terkait dengan Laba Komprehensif Lain Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak TOTAL LABA KOMPREHENSIF
(10.588)
(16.893)
149.708
(149.080)
(29.926)
29.786
109.194
(136.187)
14.411.095
Lampiran 6/5
11.240.846
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PERUSAHAAN INDUK UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan dan Disetor
Kerugian Bersih yang Belum Direalisasi dari Penurunan Nilai Wajar Efek - efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012 Pembayaran dividen dari laba bersih tahun 2011 Alokasi laba bersih tahun 2011 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Laba komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
11.666.667
17.195.760
83.282
-
-
-
-
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
11.666.667
Saldo Laba*) Sudah Ditentukan Penggunaannya
Jumlah
Jumlah Ekuitas
5.927.268
24.853.547
30.780.815
59.179.143
-
-
(2.449.209)
(2.449.209)
(2.449.209)
-
-
-
(489.842)
(489.842)
(489.842)
-
(10.588)
119.782
-
14.301.901
14.301.901
14.411.095
17.195.760
72.694
(427.599)
5.927.268
36.216.397
42.143.665
70.651.187
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasireorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Lampiran 6/6
(547.381)
Belum Ditentukan Penggunaannya
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PERUSAHAAN INDUK UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan dan Disetor
Kerugian Bersih yang Belum Direalisasi dari Penurunan Nilai Wajar Efek - efek dan Obligasi Pemerintah yang Tersedia untuk Dijual Setelah Dikurangi Pajak Tangguhan
Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Tambahan Modal Disetor/ Agio Saham
Saldo Laba*) Sudah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
Jumlah
Saldo pada tanggal 1 Januari 2011 Penambahan Modal melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) setelah dikurangi biaya-biaya yang terkait PUT Pembentukan cadangan umum dan khusus dari laba bersih tahun 2010 Pembayaran dividen dari laba bersih tahun 2010 Alokasi laba bersih tahun 2010 untuk Dana Program Kemitraan dan Dana Bina Lingkungan Laba komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
10.498.247
6.960.680
100.175
(428.087)
5.706.921
16.879.564
22.586.485
39.717.500
1.168.420
10.235.080
-
-
-
-
-
11.403.500
-
-
-
-
220.347
(220.347)
-
-
-
-
-
-
-
(2.813.973)
(2.813.973)
(2.813.973)
-
-
-
-
-
(368.730)
(368.730)
(368.730)
-
-
(16.893)
(119.294)
-
11.377.033
11.377.033
11.240.846
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
11.666.667
17.195.760
83.282
(547.381)
5.927.268
24.853.547
30.780.815
59.179.143
*) Saldo rugi sebesar Rp162.874.901 telah dieliminasi dengan tambahan modal disetor/agio saham pada saat kuasireorganisasi pada tanggal 30 April 2003.
Lampiran 6/7
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN ARUS KAS PERUSAHAAN INDUK UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2012 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Penerimaan pendapatan bunga Penerimaan pendapatan, komisi dan premi - bersih Pembayaran beban bunga Penerimaan dari penjualan Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Pembelian Obligasi Pemerintah untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Laba/(rugi) selisih kurs bersih Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Beban gaji dan tunjangan Beban umum dan administrasi Pendapatan/(beban) bukan operasional Arus kas dari aktivitas operasional sebelum perubahan aset dan liabilitas operasional (Kenaikan)/penurunan atas aset operasional: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Efek - efek untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Tagihan lainnya transaksi perdagangan Kredit yang diberikan Efek - efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka Aset lain - lain Penerimaan atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan Kenaikan/(penurunan) atas liabilitas operasional: Giro Tabungan Deposito berjangka Interbank call money Liabilitas segera Utang pajak Pembayaran pajak penghasilan badan Liabilitas lain - lain Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI (Kenaikan)/penurunan efek - efek tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Penurunan Obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud Setoran modal PT Bank Syariah Mandiri (Anak Perusahaan) Setoran modal PT Mandiri Sekuritas (Anak Perusahaan) Pembelian PT Mandiri AXA General Insurance (Anak Perusahaan) Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
*)
2011*)
35.147.725 6.335.769 (12.615.643)
31.741.141 5.422.316 (13.768.032)
62.709.922
40.419.121
(63.177.702) 1.514.238 732.308 (1.671.815) (5.619.577) (5.938.233) 741.566
(41.295.128) 964.673 807.235 (2.180.666) (5.156.099) (4.858.581) 55.131
18.158.558
12.151.111
(200.461) 3.199.422 (916.375) (67.357.344) (2.151.452) (2) (182.643) (706.491) 2.550.099
279.377 13.453.126 (1.891.411) (56.913.155) (3.193.207) 49 (169.055) (853.493) 3.587.722
18.051.209 33.953.891 4.653.443 243.818 407.157 58.427 (2.598.048) 3.718.178
25.175.958 25.745.960 1.641.161 123.282 556.846 (359.277) (2.454.690) 4.027.585
10.881.386
20.907.889
(1.485.663)
375.582
413.860 94.665 (1.246.959) (197.114) (300.000) (29.512) -
492.971 37.540 (920.977) (319.783) (500.000) (60.000)
(2.750.723)
(894.667)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Lampiran 6/10)
Lampiran 6/8
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. LAPORAN ARUS KAS PERUSAHAAN INDUK UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2012 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan atas efek - efek yang diterbitkan (Penurunan)/kenaikan atas pinjaman yang diterima Pembayaran atas pinjaman subordinasi Penambahan modal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Pembayaran dividen, dana program kemitraan dan program bina lingkungan Kas bersih yang (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas pendanaan
2011*)
(120.101) (549.153) (713.848) -
(51.567) 4.461.414 (205.388) 11.403.500
(2.939.051)
(3.182.704)
(4.322.153)
12.425.255
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
3.808.510
32.438.477
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
99.063.500
66.625.023
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
102.872.010
99.063.500
14.131.136 35.955.368 9.418.671 43.366.835
10.259.053 34.035.401 9.124.477 45.644.569
102.872.010
99.063.500
Kas dan setara kas pada akhir tahun terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Jumlah kas dan setara kas Informasi Tambahan Arus Kas Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Kerugian yang belum direalisasi dari penurunan nilai wajar Efek - efek dan Obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Tagihan dividen Anak Perusahaan Pembelian aset tetap yang masih terhutang *)
(427.599)
(524.339)
10.435
204.000
(570.233)
(381.035)
Direklasifikasi sesuai PSAK 1 (Revisi 2009) untuk menerapkan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tahun 2012 (lihat Lampiran 6/10)
Lampiran 6/9
INFORMASI TAMBAHAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PERUSAHAAN INDUK UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Reklasifikasi Akun Beberapa akun dalam laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2012. Reklasifikasi tersebut dalam rangka penerapan peraturan Bapepam dan LK No. VIII.G.7 tanggal 25 Juni 2012 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Rincian reklasifikasi akun-akun tersebut adalah sebagai berikut: 31 Desember 2011 Sebelum Reklasifikasi
Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
Laporan posisi keuangan Aset Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Aset Tetap Akumulasi Penyusutan - Aset Tetap Aset Tidak Berwujud Amortisasi - Aset Tidak Berwujud
4.791.977 10.892.588 (4.887.562) -
(585.665) 584.814 851 (1.633.712) 1.100.378 1.633.712 (1.100.378)
4.206.312 584.814 851 9.258.876 (3.787.184) 1.633.712 (1.100.378)
Liabilitas Lain-lain Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Imbalan Kerja Provisi
12.054.514 457.592 -
(4.825.914) 1.386.399 2.711.421 728.094
7.228.600 1.843.991 2.711.421 728.094
Liabilitas Segera Utang Pajak Kini Utang Pajak
1.722.663 636.654 -
(435.589) (636.654) 1.072.243
1.287.074 1.072.243
Laporan Arus Kas Arus kas dari aktivitas operasional (Kenaikan)/penurunan atas aset operasional: Aset lain-lain Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
(1.022.499) -
169.006 49 (169.055)
(853.493) 49 (169.055)
384.497 (186.928)
172.349 (172.349)
556.846 (359.277)
38.290 (1.241.510) -
(750) 320.533 (319.783)
37.540 (920.977) (319.783)
(Kenaikan)/penurunan atas liabilitas operasional: Liabilitas segera Utang pajak Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dari penjualan aset tetap Pembelian aset tetap Pembelian aset tidak berwujud
1 Januari 2011 Sebelum Reklasifikasi Laporan posisi keuangan Aset Lain-lain Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Aset Tidak Berwujud Amortisasi - Aset Tidak Berwujud Aset Tetap Akumulasi Penyusutan - Aset Tetap
Reklasifikasi
Setelah Reklasifikasi
3.310.426 9.943.445 (4.835.351)
(416.659) 415.759 900 1.314.036 (1.051.355) (1.314.036) 1.051.355
2.893.767 415.759 900 1.314.036 (1.051.355) 8.629.409 (3.783.996)
Liabilitas Lain-lain Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Imbalan Kerja Provisi
8.249.439 482.607 -
(4.249.007) 1.085.332 2.505.089 658.586
4.000.432 1.567.939 2.505.089 658.586
Liabilitas Segera Utang Pajak Kini Utang Pajak
1.338.166 629.379 -
(607.938) (629.379) 1.237.317
730.228 1.237.317
Lampiran 6/10