PSIKOLOGI PENDIDIKAN (Hadits Tarbawi) Oleh: Rodliyah (201510010311057) Faizatul Fazlina (201510010311058) Umi Mghfiroh (201510010311061)
PEMBAHASAN A. Pengertian Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya a. Pengertian psikologi pendidikan 1. Pengertian Psikologi Kata psikologi berasal dari bahasa yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Dalam perkembangan selanjutnya, ilmu jiwa tersebut dianggap terlalu abstrak dan kurang ilmiah sehingga istilah psikologi dipahami sebagai ilmu jiwa mulai ditinggalkan. Sejak saat itu, psikologi dipahami sebagai sebuah ilmu pengetahuan tidak lagi mempelajari tentang jiwa, tetapi membicarakan tentang gejala-gejala jiwa yang terlihat dan terukur. Sejak saat itu, gejala-gejala kejiwaan tersebut dikenal dengan gejala-gejala psikologis atau psikis.1 Menurut pendapat lain, psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang tingkah laku manusia sebagai individu
dan kelompok
serta hubungan
keduanya dengan lingkungan secara terbuka maupun tertutup.2 Melihat pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya wujud tingkah laku pada individu, yaitu tingkah laku terbuka dan tingkah laku tertutup. Tingkah laku terbuka merupakan jenis tingkah laku yang dapat terlihat dan teramati secara langsung seperti berjalan, berbicara, mencatat, dan sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup merupakan tingkah laku individu tidak dapat terlihat langsung secara kasat mata, misalnya keyakinan, perasaan, emosi, dan sebagainya yang membutuhkan alat atau instrument khusus untuk mengetahuinya.
1
Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm.16 2 Muhibbi Syah dalam Sugihartono dkk, (dalam Muhammad Irvan dan Noan Ardy), 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm. 17
1
Kemudian hal yang selaras juga dijelaskan bahwasanya perilaku manusia timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya (stimulus), baik dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Maka secara komprehensif psikologi dalam lingkup pendidikan diterjemahkan sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempelajari tingkah laku individu manusia, baik sebagai individu yang tunggal yang mandiri maupun sebagai individu yang hidup dan memiliki hubungan dengan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya.3 Dari beberapa definisi yang terungkap, maka dapat diambil pokok penting dalam mendifinisikan psikologi, yaitu psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu dan anggota kelompok serta pengaruh yang muncul dari hubungan individu tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Dasar psikologi atau ilmu jiwa adalah sebagai berikut: Menurut Hadits :
ن الْقَوِيُُّ يَ ْي ور وَ اَبَ ُا ِالَى ُ ِ ا ْلمُ ْئم: َعلَيْهِ َوسَلَّم َ هلل ُ هلل صَلَّى ا ِ قَالَ َرسُ ْولُ ا: َهلل عَنْ ُه قَال ُ عَنْ اَبِىْ هُرَ ْيرَةَ رَضِيَ ا ك شَيْئو َ ن وَإِنْ اَصَا َب ْ ََل تَحْز َ َن بِا اهللِ و ْ ِك َوَاسْتَِع َ علَى مَا يَنْ َف َِع َ ص َ َبر ْ َ ا. ٍي كُلَّ يَ ْير ْ ِف ف ِ ن الضََِّع ْي ِ ِن ا ْلمُ ْؤم َ ِهلل م ِ ا )ْسلِم ْ ع َملَ الشَّ ْيطَانِ (رَوَا ُه ُم َ ل فَاِنْ لَ ْو تُفَتَاُح َ هلل َومَا شَا َء َف َِع ُ َدرَ ا َّ ق: ْن ُقل ْ ُت كَذَا َو كَذَا َوك ُ ْ لَ ْو اَنَّى َف َِعل: ل ْ َل تَ ُق َ َو Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW bersabda : “ Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dalam semua kebajikan. Perhatikanlah dengan senang atas apa yang memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah atau tidak berdaya, jika ada sesuatu yang menimpamu maka janganlah kamu mengatakan : “Jika seandainya aku melakukan seperti ini maka akan seperti itu, tetapi ucapkanlah : “Allah sudah menentukan, dan yang dikehendaki
Allah jadilah maka terjadi
dilakukan. Maka sesungguhnya kalimat “seandainya” adalah kalimat pembuka perbuatan setan” (H.R Muslim)
ِالضِعِيف َّ ن ِ ِن ا ْلمُ ْؤم َ ِهلل م ِ ي يَ ْيرو وَأَبَ ُا ِإلَى ا ن الْقَوِ ا ُ ِعلَيْ ِه َوسَلَّمَ َا ْلمُؤْم َ هلل ُ هلل صَلَّى ا ِ ل َرسُولُ ا َ قَا Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah(Muslim dari Abu Hurairah ra dan Misykatu Syarif , Jilid II/5066) 3 Sunaryo (dalam Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani), 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm.17
2
Menurut Al-Quran :
َالسمَا ِء َّ ) و4() وَاللَّ ْيلِ إِذَا َي ْغشَاهَا3(َالنهَارِ إِذَا جََلَّهَا َّ ) و2() وَالْقَمَرِ إِذَا َتَلَهَا1(س وَضُحَاهَا ِ َْالشم َّ و ُح َ َ) قَدْ َأ ْفل8() فََأ ْل َه َمهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا7(س َومَا سَوَّاهَا ٍ ْ) وَنَف6(ْلْرْضِ َومَا طَحَاهَا َ ) وَا5(َومَا بَنَاهَا )11(ب مَنْ دَسَّاهَا َ ) وَقَ ْد يَا9(مَنْ زَكَّاهَا Artinya: Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari (1) demi bulan apabila mengiringinya (2) demi siang apabila menampakkannya (3) demi malam apabila menutupinya (4) demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan) (5) demi bumi serta penghamparannya (6) demi jiwa serta penyempurnaan(ciptaan)nya (7) maka Dia (Allah) mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya (8) Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu) (9) dan sungguh rugi orang yang mengotorinyaPengertian Pendidikan (10). 2. Pengertian Pendidikan Secara etimologi, pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan an pimpinan mengenaiakhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan upaya pelatihan.4 Maka secara harfiah bisa didefinisikan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok umat mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan pelatihan.5 Kemudian menurut pendapat lain, pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab
4
Muhibbin Syah, 2007, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 10 Sugihartono dkk, (dalam Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani), 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm. 19 5
3
yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya untuk mencapai tujuan ke arah yang lebih maju.6 Dengan demikian, dapat di ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan usaha mendewasakan dan memandirikan manusia melalui kegiatan yang terencana dan disadari melalui kegiatan belajar dan pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru. Maka dalil yang berhubungan dengan pendidikan adalah sebagai berikut:
. ُ ُ مَنْ اَبْسَنَ ِالَيْهَا َّ علَى ب َ ُج ِِعلَ ِة الْ ُقلُوْب ُ : َعلَيْ ِه َوسَلَّم َ هلل ُ هلل صَلَّى ا ِ قَالَ َرسُ ْولُ ا: َن َمسِْعُو ْد قَال ِ ْعَنْ اب )ق ِ ض مَنْ َاسَاءَ ِالَيْهَا (رَوَاهُ الْبَ ْي َه ُ ْوَبَغ Artinya: Dari Ibni mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hati manusia itu lebih telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu mencintai orang yang berbuat baik dan membenci orang yang berbuat jelek padanya. (H.R Al-Baihaqi) 3. Pengertian Psikologi Pendidikan Whiteringtone mendefinifsikan psikologi pendidikan sebagai sebuah studi yang sistematis tentang factor-faktor dan proses kejiwaan yang berhubungan dengan pendidikan manusia.7 Definisi tersebut dengan jelas memaparkan adanya spek-aspek gejala kejiwaan dan factor-faktor lainnya yang ada pada individu dalam belajar dan pembelajaran yang tersusun secara sistematis sebagai panduan pelaksanaan praktik pendidikan. Hal ini selaras dengan ungkapan yang mengatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan tentang psikologi yang membahas dan mempelajari anak didik dalam situasi dan lingkungan pendidikan.8 Jadi pada dasarnya psikologi pendidikan dapat dipahami sebagai cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang penerapan berbagai teori-teori psikologi dalam dunia pendidikan terhadap siswa sebagai peserta didik serta hubungan keduanya dengan lingkungan dalam proses belajar mengajar. Adapun aplikasi psikologi pendidikan dalam praktik proses belajar mengajar terwujud dalam bentuk usaha-usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk memunculkan sikap dan perilaku 6
Sri Rumini dkk, (dalam Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani), 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm. 19 7 Ibid, hlm. 19 8 Sri Rumini dkk (Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani), 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm. 20
4
siswa yang diharapkan pada siswa selama proses pembelajaran , dan mengurangi bahkan menghilangkan sikap serta perilaku siswa yang tidak dibutuhkan. Dengan demsikian, dapat dipahami bahwa hakikat psikologi pendidikan adalah membahas tentang proses belajar mengajar terutama bagaimana seharusnya siswa belajar, guru mengajar, serta bagaimana proses belajar mengajar yang seharusnya dilaksanakan. Berikut sumber psikologi belajar:
هلل صَلَّى ِ ن ُأ ِملَاكمْ إِنَُّ َرسُ ْولَ ا ْ ََِل َكرَهِيَ وة أ َّ إِنَّي أُيْ َبرُ ِب َمكَا ِنكُ ْم َفمَا َيمْنَِعُنِيْ أَنْ أَيْرُجَ ِالَ ْيكُمْ إ: ل َ ن َمسِْعُو ْد قَا ِ ْعَنْ اب ) سلِ ْم ْ ُعلَيْنَا (رَوَا ُه الْبُخَارِى وَم َ ي اَلَْيَّا ِم مُخَافَ ًة السََّام ِة ْ ِعظَ ِة ف ِ ْن يَتَخَوَّلَنَا بِا ْلمَو َ علَيْ ِه وَسَلَّ َم كَا َ هلل ُ ا “Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa kalian telah menuggu. (Sebenarnya
aku telah mengetahui kedatangan kalian), tidak ada yang
menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku khawatir kalian akan merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR. Bukhori dan Muslim) B. Pentingnya Psikologi Pendidikan Dalam Pembelajaran Psikologi pendidikan memiliki peran yang penting dalam mendampingi dan membimbing guru dalam mencapai keberhasilan proses`pembelajaran. Manfaat psikologi pendidikan dalam pembelajaran adalah adanya prinsip-prinsip psikologis dalam dunia pendidikan yang dapat digunakan oleh pendidik dalam membantu siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar untuk membangun kepribadian. Psikologi pendidikan bagi mahasiswa calon guru perlu dipahami secara komprehensif sebagai sebuah ilmu pengetahuan praktis yang tidak hanya cukup sebagai sebuah pemahaman tentang teori-teori, tetapi lebih menekankan pada tataran bagaimana aplikasinya dalam praktik pendidikan secara nyata. Hal ini tidak lepas dari proyeksi mahasiswa program studi keguruan kerena mereka juga akan menjadi guru sehingga semakin awal memahami psikologi pendidikan maka akan semakin mampu melaksanakan proses belajar da pembelajaran yang lebih baik.9 C. Hakikat Dan Hubungan antara Pendidikan dan Pengajaran
9 dalam Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2013, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran, hlm. 21-22
5
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar peserta didik tersebut berperan dalam kehidupan masa depannya. Pendidikan pada hakikatnya adalah pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri. Kecakapan seseorang bisa dilatih melalui pelatihan-pelatihan, disini pelatihan adalah salah satu unsur pelaksanaan proses pengajaran terutama dalam pengajaran keterampilan ranah karsa. Bimbingan, seperti juga latihan, adalah bagian penting dari pengajaran.10 Beberapa macam persepsi sumbang yang muncul di kalangan mahasiswa mengenai hakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran, yaitu:11 1. Jauh berbeda dengan pengajaran 2. Lebih penting daripada pengajaran 3. Karena pengajaran hanya menanamkan pengetahuan ke dalm aspek kognitif (ranah cipta) dan sedikit memberikan keterampilan psikomotor, sedangkan aspek afektif (ranah rasa) tak pernah tersentuh Persepsi-persepsi di atas, tentu tidak aka nada dalam dalam diri mahasiswa kalau bukan karena pengalaman belajar mereka dan/atau karena kesaksian mereka terhadap kenyataan yang tampak di lapangan. Apabila pendidikan dianggap jauh berbeda dengan pengajaran adalah persepsi yang keliru. Karena boleh jadi pengajaran tidak sama persis dengan pendidikan, tetapi bukan berarti diantara keduanya terdapat jurang pemisah yang mengakibatkan timbulnya perbedaan yang mencolok. Pendidikan boleh dipandang lebih utama daripada pengajaran dalam arti sebagai konsep ideal (sebagai landasan hokum). Namun, sulit dipercaya apabila ada sebuah sistem pendidikan dapat berjalan tanpa adanya pengajaran. Jadi hakikat hubungan antara pendidikan dengan pengajaran itu kira-kira ibarat dua sisi mata uang logam yang satu sama lain saling memerlukan.12 Karena demikian penting dan saling terkait antara pendidikan dan pengajaran, maka hal ini dilontarkan meurut al-Quran.
10
Muhibbin Syah, 2007, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 34-35 Ibid, hlm.36 12 Ibid, hlm. 36 11
6
Dalil tentang pengajaran :
َن كُنْتُمْ صَادِقِين ْ َِلءِ إ َ ُسمَا ِء هََٰؤ ْ ضهُ ْم عَلَى ا ْل َمَلَ ِئكَ ِة فَقَالَ أَنْبِئُونِي بَِأ َ َُم عَر َّ سمَا َء كَُّلهَا ث ْ ْْل َ علَّمَ آدَمَ ا َ َو Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (Qs. Al-Baqarah :31)
سمِِعَ ُه َ ْل مَن صَلَيَ ْف َهمُهُ ُك ا ْ ًََاَف علَيْهِ َوسَلَّ َم َكَلَم َ ُهلل صَلَّى اهلل ِ ن َكَلَمُ َرسُ ْولِ ا َ ت كَا ْ َهلل قَال ُ بمَهاَا ِ َعَنْ عَائِشََةَر (ايرجه ابوداود في كتاب اَلدب Artinya: Dari Aisyah rahimahallah berkata: ”Sesungguhnya perkataan Rasulullah SAW adalah perkataan yang jelas memahamkan setiap orang yang mendengarnya. (HR. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sjastani al-Azdi) Dalil tentang pendidikan:
َع ُم ِركَ سِنِين ُ ْت فِينَا مِن َ ْك فِينَا َولِيدًا وَلَبِث َ قَالَ َألَ ْم ُنر ََّب Artinya: Fir'aun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. (Qs. As.Syu’ara : 18)
ِعلَيْه َ َُّاهللَّ صَلَّى اهلل ِ ُج عَنْ أَبِي ُهرَ ْيرَ َة قَالَ قَالَ َرسُول ِ َعر ْ َْن أَبِي الزَّنَا ِد عَنْ اْل ْ َك ع ٍ ن مَاِل ْ ََدثَنَا الْ َقِعْنَبِيا ع َّ ب ْل تُحِسا مِن ْ ج ْمِعَاءَ َه َ ٍن بَهِيمَة ْ ِل م ُ َصرَانِ ِه َكمَا تَنَاتَجُ اْلِْ ِب َّ طرَ ِة فَأَبَوَا ُه يُهَوَّدَانِهِ وَيُن ْ علَى الْ ِف َ ُل مَوْلُو ٍد يُولَد َوسَلَّ َم ُك ا )علَ ُم ِبمَا كَانُوا عَا ِملِينَ (رواه أبو داود ْ َصغِيرو قَالَ اهللَُّ أ َ ت وَهُ َو ُ ن يَمُو ْ َت م َ ْجَدْعَا َء قَالُوا يَا رَسُولَ اهللَِّ أَ َف َرأَي Artinya : Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al– A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud) D. Peranan Ilmu Jiwa Pendidikan Dalam Dunia Pendidikan 1. Psikologi dalam Pendidikan 7
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, membawa pengaruh dalam pendidikan. Kurikulum sering revisi dan diadakan pengembangan, tujuan pendidikan sering mengalami perubahan perumusan, metode belajar-mengajar juga mengalami perubahan dan pengembangan, dan sumber fasilitas belajar sering mengalami penambahan. Bahkan abad teknologi telah melanda dunia pendidikan. Dalam satu segi computer dalam pendidikan mempercepat arus informasi, apabila penggunaan computer dikombinasikan dengan pesawat telepon serta peralatan photocopy, hal ini akan memperluas jangkauan arus informasi ke segenap pelosok dunia secara serentak. Secara pribadi, pengaruh computer yang paling cepat adalah segera membuka dinding penyekat setiap mata pelajaran serta bagian-bagian pengetahuan kea rah peninjauan lapangam/medan keseluruhan (“over all field”), menembus keseluruh kesadaran, yang ini semua merealisir cara belajar Gestalt. Salah satu bahaya dari pengajaran ini adalah adanya kecenderungan pelaksanaan aktivitas belajar secara mekanis dan tidak humanistis. Jadi dapat dikatakan bahwa ada kekhawatiran akan diabaikannya psikologi dalam pendidikan.13 Untuk mengatasi kekhawatiran di atas, antara lain adalah membawa anak didik kepada keaktifan yang lebih tinggi, baik fisiologis maupun psikologis. Yaitu dengan mengintrodusir sistem tutorial dengan menggunakan peralatan elektronik, dengan pengajaran berprogram dengan berbagai macam bentuk. Dengan demikian, psikologi masih akan memperoleh tempat dalam pendidikan.14 Keberhasilan pendidikan adalah tidka lepas hubungannya dengan keterampilan guru-guru dalam mengelola belajar mengajar. Pendidikan kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan masalahmasalah kompetisi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.15 Melihat kenyataan di atas, maka sudah saatnya dimana pendidikan hendaknya lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik. Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru di sepanjang waktu dengan berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik. Guru yang benar-benar dapat berhasil adalah guru yang menyadari bahwa dia mengajarkan sesuatu kepada manusia-manusia yang berharga 13 Ahamad Mudzakir dan Joko Sutrisno, 1997, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, hlm. 22-23 14 Ibid, 1997. Hlm. 23 15 Ibid, 1997, hlm. 23-24
8
dan berkembang. Dengan bekal kesadaran semacam itu dikalangan para pendidik hal itu sudah memberikan harapan agar guru-guru menghormati pekerjaan mereka sebagai guru. Pekerjaan guru adalah lebih bersifat psikologis dari pada pekerjaan seorang dokter, insinyur,atau ahli hukum.16 Untuk itu, guru hendaknya mengenal anak didik serta menyelami kehidupan kejiwaan anak didik di sepanjang waktu. Dan juga guru hendaknya tidak jemu dengan pekerjaannya, meskipun dia tidak dapat menentukan atau meramalkan secara tegas tentang bentuk manusia seperti apakah yang akan dihasilkannya di kelak kemudian hari. Ini menjadi kenyataan, bahwa guru tak pernah mengetahui hasil akhir dari pekerjaannya. Dalam psikologi, kepatuhan yang datang dari luar merupkan isyarat adanya konflik antara otoritarianisme dan demokrasi. Dalam pendidikan, kepatuhan memang perlu, tetapi kepatuhan itu sendiri hendaknya tidak sepihak. Kepatuhan sebaiknya terjadi secara timbal balik di antara semua pihak yang terlibat di dalam pendidikan, baik itu anak didik, pendidik, kurikulum, maupun fasilitas pendidikan. Di sinilah letak pentingnya psikologi dalam pendidikan. Yaitu semia pihak yang terlibat dalam proses pendidikan perlu mengarahkan perhatian kepada sifat dan hakikat anak didik,
sehingga
pelayanan
pengajaran
membuahkan
pribadi-pribadi
yang
berkembang secara wajar dan efektif.17 Jadi dalam hal ini, penerapan psikologi terutama psikologi belajar memerlukan pemikiran yang mendalam, agar pelayanan atau perlakuan pendidik terhadap anak didik sesuai dengan sifat dan hakikat anak didik. Maka pengetahuan psikologis tentang anak didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para pendidik, bahkan bagi setiap orang yang menyadari peranannya sebagai pendidik. Kaitannya dengan psikologi dalam pendidikan, maka disini guru haruslah memiliki sifat lemah lembut dan kasih saying sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
ُعلَيْهِ َوسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةو مُتَقَارِبُونَ فَأَ َقمْنَا عِنْدَه َ َُّسلَيْمَانَ مَاِلكِ بْنِ الْحُوَ ْيرِثِ قَالَ أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اهلل ُ عَنْ أَبِي ل ارْجِِعُوا ِإلَى َ شرِينَ لَ ْيلَةً فَظَنَّ أَنَّا اشْتَقْنَا أَ ْهلَنَا َوسََألَنَا عَمَّنْ َترَكْنَا فِي أَ ْهلِنَا فَأَيْ َبرْنَاهُ َوكَانَ رَفِيقًا رَبِيمًا فَقَا ْع ِ
16 17
Ibid, 1997, hlm. 24 Ibid, 1997, hlm. 25
9
ْالصَلَةُ َفلْيُؤَذَّنْ َلكُمْ أَبَ ُدكُمْ ثُمَّ لِيَؤُمَّكُم َّ ْضرَت َ َصلاوا َكمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلَّي َوإِذَا ب َ َأَ ْهلِيكُمْ َفِعََّلمُوهُمْ َو ُمرُوهُمْ و )َأكْ َب ُركُمْ ( رواه البخارى Artinya: Abu Sualiman Malik ibn al-Huwayris berkata: Kami, beberapa orang pemuda sebaya datang kepada Nabi saw., lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu, kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu berkata: “Kembalilah kepada keluargamu! Ajarlah mereka, suruhlah mereka dan salatlah kamu sebagaimana kamu melihat saya mengerjakan salat. Apabila waktu salat telah masuk, hendaklah salah seorang kamu mengumandangkan azan dan yang lebih senior hendaklah menjadi imam”. (HR. Bukhari) Takhrij al-hadits: Hadits tersebut diatas dari sanad Abi Sulaiman Malik bin Huawairits dan diriwayatkan oleh Al- Bukhori dalam Kitab Shahih Al-Bukhariy, juz 4, halaman: 2436.18 Kemudian Agar pendidikan dan pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif, pendidik perlu memperhatikan keadaan peserta didiknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah minat, perhatian, kemampuan dan kondisi jasmani peserta didik. Pendidik jangan sampai memberikan beban belajar yang sangat memberatkan peserta didik. perhatian guru
terhadap peserta didik juga dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:
)رواه.َعلَيْن َ ِعظَ ِة فِي اْلَْيَّامِ كَرَاهَ َة السَّممَة ِ ْعلَيْ ِه وَسَلَّ َم يَتَخَوَّلُنَا بِا ْلمَو َ َُّي صَلَّى اهلل ل كَانَ النَّبِ ا َ سِعُو ٍد قَا ْ ن ابْنِ َم ْ َع (البخارى Artinya: Dari Ibnu Mas'ud, Nabi SAW. selalu menyelingi hari-hari belajar untuk kami untuk menghindari kebosanan kami. (HR. Bukhari) Takhrij Hadits: Hadist ini dari sanad Ibnu Mas’ud dan diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari, juz: 1, halaman: 42. 19
18 http://zudi-pranata.blogspot.co.id/2012/11/perspekstif-hadits-tentang-sifat-sifat_17.html,hari sabtu, bln des, 2016 pukul 16:45 19 http://zudi-pranata.blogspot.co.id/2012/11/perspekstif-hadits-tentang-sifat-sifat_17.html,hari sabtu, bln
des, 2016 pukul 16:45
10
a. Kegunaan Ilmu Jiwa Pendidikan Bagi Guru Sebelum psikologi memasuki lapangan pendidikan
ada sebagian orang
beranggapan bahwa seorang guru yang menguasai bahan pelajaran yang akan diberikan kepada murid-muridnya merupakan satu-satunya syarat yang harus dipenuhi baginya untuk dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Anggapan tersebut seakan-akan lupa tidak memperhatikan bahwa anak didik itu adalah manusia yang mempunyai potensi dan kemampuan sebagai makhluk yang berakal. Akan tetapi dengan adanya perkembangan yang pesat dalam dunia psikologi umumnya dan psikologi perkembangan khususnya dengan adanya penyelidikan yang bersifat empiris eksperimental, maka anggapan tersebut makin hilang dan berubah. Untuk lebih jelasnya mengenai kegunaan psikologi pendidikan bagi guru ataupun calon guru dapatlah digambarkan sebagai berikut: Mislanya guru itu sebagai seorang tukang pengail ikan. Bila ia tidak mengetahui bagaimana sifat, hakikat, dan kebutuhan ikan akan makanan/umpannya seperti misalnya: saat-saat ikan sedang dalam keadaan lapar, keadaan bersenang-senang di permukaan air, jenis makanan/umpan yang disenangi dan sebagainya, maka sipengail itu hanya membuang tenaga dan waktu yang berjam-jam dengan tidak mendapatkan hasil sebagaimana yang ia angan-angankan. Psikologi pendidikan itu berusaha menjawab pertanyaan tentang masalah pendidikan dengan kata Tanya bagaimana dan bilamana dalam hubngannya dengan proses belajar dan mengajar. Untuk pertanyaan bagaimana, ini adalah salah satu peranan yang harus dimainkan oleh guru dalam mencapai tujuan dari pekerjaannya secara efektif. Agar dapat demikian, maka dalam menyusun rencana guru haruslah memperhatikan komponen-komponen secara paedagogis, didaktis dan psikologis sebagai berikut: 1) Guru harus mengetahui benar tujuan yang hendak dicapai di dalam mengajar sesuatu bidang studi. 2) Guru harus merumuskan dan menetapkan tingkah laku yang akan dimiliki dan diperlihatkan oleh murid setelah berakhirnya satu periode belajar-mengajar 3) Guru harus menetapkan satu strategi pengajaran atau situasi belajar dimana tingkah laku belajar yang diharapkan itu dapat di capai.
11
4) Guru harus mempersiapkan alat-alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tercapainya tujuan yang dikehendaki. Sehingga dengan uraian tersebut dapatlah kita memahami kegunaan psikologi pendidikan bagi para pendidik, bahkan dapat dikatakan merupakan salah satu syarat pokok yang perlu dipahami dan dipelajari agar dapat menunaikan tugasnya secara efektif dalam mewujudkan pembinaan guru atas dasar kompetensi yang professional.20 b. Arti penting ilmu jiwa pendidikan Pendidikan selain merupakan prosedur, juga merupakan lingkungan yang menjadi tempat terlibatnya individu yang saling berinteraksi. Dalam interaksi antar individu ini baik antara guru dengan para siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa psikologis. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat perlu untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru dalam memperlakukan para siswa secara tepat.21 Psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Mengapa demikian? Karena prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar. Sedang proses tersebut, adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan. Ada 10 macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip, yakni:22 1) Seleksi penerimaan siswa baru 2) Perencanaan pendidikan 3) Penyusunan kurikulum 4) Penelitian pendidikan 5) Administrasi Kependidikan
20 Ahamad Mudzakir dan Joko Sutrisno, 1997, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, hlm. 25-27 21 Ahamad Mudzakir dan Joko Sutrisno, 1997, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, hlm. 27 22 Ibid, 1997, hlm.29
12
6) Pemilihan materi pelajaran 7) Interaksi belajar mengajar 8) Pelayanan bimbingan dan penyuluhan 9) Metodologi mengajar 10) Pengukuran dan evaluasi Dalam penerapan prinsip-prinsip psikologis tersebut, diperlukan adanya figurefigur yang kompeten, yaitu guru yang mampu melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab adalah guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip psikologis.23
KESIMPULAN Psikologi pendidikan sebagai A systematic study of the process and factors involved in the education of human being is called educational psychology, yakni bahwa psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan factorfaktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.24 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan
pada asasnya adalah sebuah disiplin
psikologi (atau boleh juga disebut subdisiplin psikologi) yang menyelidiki masalahmasalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Lalu, hasil-hasil penyelidikan ini dirumuskan ke dalam bentuk konsep, teori, dan metode yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, proses mengajar, dan proses belajar-mengajar. Alhasil, psikologi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman praktis, di smaping sebagai kajian teoritis.
DAFTAR PUSTAKA http://zudi-pranata.blogspot.co.id/2012/11/perspekstif-hadits-tentang-sifatsifat_17.html, diakses pada 03 desember 2016, hari sabtu, pukul 16:45 WIB
23 Ahamad Mudzakir dan Joko Sutrisno, 1997, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, hlm. 29-30 24 Muhibbin Syah, 2007, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 13-15
13
Mudzakir, Ahmad dan Sutrisno, joko, Psikologi Pendidikan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: CV. PUSTAKA SETIA, 1997 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2007 Irham, Muhammad dan Wiyani Ardy, Novan, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013
14