MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI IBU DAN ANAK
DISUSUN OLEH TIM
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
DAFTAR ISI Daftar Isi .............................................................................................................. 2 Modul 1 : Konsep Psikologi.................................................................................. 5 Modul 2 : Perubahan Adaptasi Psikologi Pada Wanita Setiap Tahap Perkembangannya Sepanjang Daur Kehidupannya ............................................. 24 Modul 3 : Proses Adaptasi Psikologi Pada Anak Sesuai Tahap Perkembangannya............................................................................................... 37 Modul 4 : Proses Perubahan Psikologi Pada Wanita ........................................... 57 Modul 5 : Cara Pengelolaan Gangguan Psikologis Pada Wanita ......................... 83 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 110
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK2
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL 1 KONSEP PSIKOLOGI
PENDAHULUAN Pada modul ini akan dibahas tentang konsep dasar psikologi yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada anda tentang apa yang dimaksud dengan psikologi, bagaimana perkembangan psikologi, teori-teori apa saja berdasarkan aliran psikologi dan apa kegunaan kita mempelajari psikologi. Selain itu, karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa manusia yang dimanifestasikan dalam perilaku manusia, maka dalam modul ini akan dibahas pula tentang ilmu perilaku. Dalam modul ini, anda juga akan diajak memahami konsep perilaku sebagai
bagian
dari
psikologi.
Dalam
konsep
perilaku,
anda
akan
mempelajariapa yang dimaksud dengan perilaku, teori perilaku, domain perilaku, aktifitas psikologi yang berkaitan dengan perilaku, proses adopsi perilaku dan tahapan proses adaptasi. Dalam mempelajari modul ini, kegiatan belajar yang akan deiberikan terdiri dari 2 bagian yaitu kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2. Dalam kegiatan Belajar 1, anda akan mempelajari konsep psikologi meliputi: 1. pengertian psikologi 2. sejarah perkembangan psikologi 3. macam teori menurut alirannya 4. ruang lingkup psikologi 5. manfaat mempelajari psikologi 6. pendekatan yang digunakan dalam psikologi 7. hubungan psikologi dengan ilmu lain Dalam kegiatan belajar 2, anda akan mempelajari konsep tentang perilaku, yang meliputi: 1. pengertian peilaku 2. aspek perilaku 3. proses pembentukan perilaku 4. teori perilaku 5. perubahan perilaku 6. perilaku kesehatan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK3
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Setelah mengikuti kegiatan perkuliahan ini, diharapkan anda mampu: 1. menjelaskan konsep dasar psikologi 2. menjelaskan teori dan konsep psikologi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK4
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan belajar 1 : Teori dan Konsep Psikologi
1. Pengertian Psikologi Istilah psikologi sebagai ilmu digunakan lagi sejak tahun 1878 yang dipelopori oleh J.B. Watson. Psikologi dianggap sebagai ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan psikologi menghendaki adanya objek yang diamati, dicatat dan diukur. Jiwa dipandang terlalu abstrak dan jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan Kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi psikologi diartikan sebagai studi yang mempelajari jiwa. Beberapa ahli yang mengemukakan definisi psikologi antara lain: a. Menurut Wundt, Psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran Manusia b. Menurut William James, Psikologi merupakan ilmu tentang kehidupan mental, mencakup baik fenomenanya maupun kondisinya. c. Menurut Woodworth dan Marquis, psikologi merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas. d. Menurut Branca, Psikologi adalah ilmu tentang perilaku, e. Menurut Morgan, dkk, Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia maupun hewan f.
Menurut
DR
Singgih Dirgagunarsa,
Psikologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari tingkah laku manusia Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia yang dimanifestasikan ke dalam bentuk sekumpulan tingkah laku, perbuatan, aktivitasnya, atau interaksinya di dalam lingkungan. 2. Sejarah Psikologi Guna memudahkan kita mempelajari sejarah psikologi, sebaiknya kita mengelompokkannya ke dalam beberapa beberapa periode, yaitu masa pemikiran filsafat yunani, abad pertengahan, renaisans, zaman modern dan psikologi pada abad 19 sebagai fase kajian ilmiah. a. Psikologi pada pemikiran filsafat Ciri-ciri umum perkembangan psikologi era pemikiran filsafat adalah seluruh konsep psikologi disusun berdasarkan asumsi, pengalaman, tanpa instrument pengukuran, dan tidak memiliki standar prosedur
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK5
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
penelitian sehingga kesimpulannya bersifat spekulatif. Beberapa tokoh filsafat yang berkontribusi pada lahirnya psikologi adalah Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). b. Psikologi pada abad pertengahan Karakteristik umum perkembangan psikologi pada periode ini
ialah
lahirnya psikologi berdasarkan konsep pemikiran dari para teolog Kristen, sehingga pemikiran atas dinamika psikologis manusia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kristiani. Tokoh yang berperan mempelajari jiwa manusia ialah Thomas Aquinas. c. Psikologi pada masa Renaisans Pada masa ini psikologi mengalami kemajuan yang besar dan disebut sebagai era kebangkitan ilmu psikologi. Bukti kontribusi zaman renaisans ialah lahirnya kerangka berpikir dan bermunculannya aliran psikologi. Cara berpikir ini menekankan pada fakta-fakta ketimbang pemikiran abstrak semata. Psikologi mulai menekankan empiris ketimbang asumsi semata. d. Psikologi pada zaman Modern Pada periode ini banyak lahir ilmu pengetahuan ilmiah dan psikologi. Tokoh yang terkenal dalam mengkaji jiwa manusia adalah Rene Descartes dengan teori self awareness. Jhon Locke (1632-1704) dengan teori “tabula rasa”. Dan David Hume (1711-1776) dengan teori empat unsur atau Impressions of sense. e. Psikologi pada masa kajian ilmiah Pada masa ini, psikologi mengalami kemajuan yang pesat dan menjadi bagian dari disiplin ilmu faal. Tokoh psikologi pada masa ini antara lain: Wilhelm Wundt dengan konsep apersepsi, Sigmund Freud dengan psikoanalisa, Carl G. Jung dengan teori struktur kesadaran. 3. Macam teori psikologi menurut alirannya Beberapa teori menurut alirannya dikemukakan oleh beberapa tokoh sebagai berikut: a. Aliran idealism Teori “trichotomi” yang dikemukakan oleh Plato menganggap manusia terdiri dari kekuatan pikiran yang berada di kepala, kemauan yang berada di dada dan keinginan yang berada di perut.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK6
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Teori ”dichotomy” yang dikemukakan oleh Aristoteles menganggap makhluk jiwa manusia ada dua yaitu berpikir dan berkehendak. Christian Wolf, menganggap jiwa manusia terdiri atas 2 “dichotomy” yaitu mengenal dan berhasrat. J.J. RosseauMemandang 3 kekuatan jiwa yaitu mengenal, menghendaki dan merasakan. Immanuel Kant Menyebut 3 kekuatan jiwa yaitu,
mengenal,
merasakan
dan
menghendaki.
Mac
Doughall,
berpandangan jiwa terbagi atas kognisi, konasi dan emosi. b. Aliran Strukturalisme Aliran strukturalisme adalah aliran psikologi yang berlandaskan pada konsep sensation dari Titchener, yang menekankan kepada hasil pengalaman langsung, sehingga kesimpulan harus obyektif. Konsep ini membawa pertentangan dengan Wilhelm Wundt yang mengemukakan konsep aperseption, yang banyak menekankan pada hasil kesimpulan subyektif. c. Aliran Fungsionalisme Tokoh aliran fungsionalisme adalah William James (1842-1910) yang mempelajari fungsi dan tujuan akhir aktivitas. Beliau mengatakan bahwa semua gejala psikis berpangkal pada fungsi-fungsi aktivitas. Pengalaman manusia berfungsi sebagai dasar proses adaptasinya dengan lingkungan. d. Aliran empirisme Aliran ini menguatkan konsep natural science
dalam mempelajari
manusia. Pandangan utama aliran empirisme menekankan pada pengetahuan manusia yang sesungguhnya berasal dari gabungan pengalaman. Beberapa tokoh yang terkenal ialah Thomas Hobe dan Jhon Locke. e. Aliran Fisiologi. Mengemukakan pendapat yang lebih berat didasarkan pada adanya kekuatan khusus dari indera. Hal mana merupakan biang yang banyak dipelajari oleh Fisiologi. Tokoh yang terkenal dalam aliran ini adalah Johanes Muller dengan hukum kekuatan khusus indera. f.
Aliran Asosianisme Aliran ini menilai bahwa sumber pengetahuan berasal dari ide dan sensasi para ahli menekankan prinsip asosiasi sebagai mekanisme untuk
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK7
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
mendapatkan pengalaman. Jadi isi dari mind adalah pengalaman yang didapatkan nmelalui proses asosiasi terhadap rangsang lingkungan luar. 4. Ruang lingkup psikologi Sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia, lingkup kajian psikologi memiliki ruang yang luas nmencakup semua bentuk tingkah laku manusia. Menurut Gerungan (1987) mengelompokkan psikologi atas dua kelompok besar, yakni psikologi teoritis dan psikologi terapan. a. Psikologi teoritis merupakan kajian psikologi yang diarahkan pada pengembangan dan penemuan teori baru, baik teori yang berhubungan dengan persoalan tingkah laku secara umum, maupun untuk kasus-kasus khusus. Psikologi umum adalah suatu ilmu yang mengambil lingkup kajian pada penghayatan dan tingkah laku individu secara umum, artinya mencakup semua tingkatan usia, semua jenis,kelamin kelompok, suku bangsa, ras,dan semua fase perkembangan psikologi manusia. Psikologi khusus adalah suatu cabang psikologi yang mengambil focus kajiannya pada tingkah laku individu dalam suatu situasi yang khusus, baikuntuk tujuanteoritis maupun praktis. b. Psikologi praktis adalah sekumpulan psikologi yang mempelajari aspek praktis, seperti psikologi perkembangan, psikodiagnostic, psikologi industry-organisasi, psikologi pendidikan dan sekolah, psikologi criminal, psikologis
social,
psikologi
klinis,
psikologi
pastoral,psikometri,
psikoterapi, dan psikoteknik. 5. Manfaat mempelajari psikologi Pada dasarnya mempelajari psikologi atau ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Jadi manfaat mempelajari psikologi diantaranya: a. Untuk memperoleh pemahaman gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesame manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya b. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia c. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan yang baik
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK8
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
d. Untuk mengetahui perilaku manusia sebagai upaya menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang lain, sehingga memudahkan memahami mengapa mereka berpikir, berperasaan dan berbuat menurut cara mereka sendiri. e. Dalam rangka mengatasi permasalahan social, psikologi dapat mengurai pangkal masalah, setidaknya mengurangi problem social f.
Kita bisa peka terhadap perasaan orang lain.
6. Beberapa Pendekatan dalam Psikologi Dalam ilmu psikologi, terdapat berbagai macam pendekatan yang mencoba menjelaskan tentang berbagai perilaku yang terjadi pada manusia, adapun beberapa pendekatan tersebut antara lain: a. Pendekatan neurobiologs Pendekatan ini mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi). Pendekatan ini beranggapan intelegensi memiliki dasar anatomis dan biologis perilaku inteligen, menurut pendekatan ini dapat ditelusuri dasardasar neuro-anatomis dan proses neurofisiologis b. Pendekatan psikoanalisi Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis manusia berdasarkan perkembangan kepribadian atau proses sosialisasi serta mengidentifikasi perilaku
agresi.
Sigmund
Freud
adalah
orang
pertama
yang
memperkenalkan pendekatan psikoanalisis. Dia beranggapan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh insting bawaan yang sebagian besar tidak disadari. c. Pendekatan perilaku Pendekatan ini percaya bahwa perilaku manusia, pada dasarnya adalah respon yang datang dan merupakan proses belajar. Pendekatan ini disebut psikologi stimulus repons yang ketat tidak mempertimbangkan pengalaman kesadaran seseorang. Pendekatan ini bermanfaat untuk menjelaskan persepsi interpersonal, konsep diri, eksperimen, sosialisasi, control social, serta ganjaran dan hukuman. d. Pendekatan kognitif Pendekatan ini melihat manusia sebagai makhluk yang selalu berpikir. Leon Festinger, tokoh teori konsistensi kognitif menyatakan manusia
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK9
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
cenderung mengalami ketegangan pada saat kebutuhan psikologinya belum
terpenuhi.
Agar
tidak
terjadi
ketegangan
ia
berusaha
mengoptimalisasi dalam persepsi, perasaan, kognisi dan pengalamannya. e. Pendekatan humanistic Pendekatan ini berpendapat manusia bukan hanya sekedar wayang yang sibuk mencari identitas, namun juga berupaya mencari makna, baik makna kehidupannya, makna kehadirannya di lingkungan, serta apa yang dapat diberikannya kepada lingkungan. Pendekatan ini menilai manusia tidak digerakkan oleh kekuatan luaryang dapat dikontrolnya, tetapi manusia adalah pemeran yang mampu mengontrol nasib sendiri dan mampu mengubah dunia di sekelilingnya 7. Hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan yang lain Psikologi merupakan imu yang mempelajari tingkah laku manusia. Manusia sebagai makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup tanpa yang lain. Demikian juga psikologi memiliki hubungan yang erat dengan ilmu yang lain. Dalam kesempatan ini, kita akan membahas hubungan psikologi dengan beberapa ilmu, antara lain: a. Hubungan psikologi dengan biologi Biologi
khususnya antropobiologi tidak mempelajari proses kejiwaan,
tetapi psikologi mempelajarinya. Mengenai persoalan keturunan, baik antropobiologi maupun psikologi membicarakan masalah keturunan. Soal keturunan ditinjau dari segi biologi ialah yang berhubungan dengan aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain; misalnya Hukum Mendel. Soal keturunan juga dipelajari oleh psikologi antara lain sifat, intelegensi, bakat. Karena itu kuranglah sempurna kalau kita
mempelajari
psikologi
tanpa
mempelajari
biologi
khususnya
antropobiologi maupun fisiologi, justru karena ilmu-ilmu ini membantu di dalam orang mempelajari psikologi. b. Hubungan psikologi dengan sosiologi Manusia sebagai makhluk social menjadi objek dari sosiologi. Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan psikologi ialah bahwa tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat. Karena adanya titik persamaan ininmaka timbullah cabang ilmu
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK10
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
pengetahuan psikologi yaitu psikologi social. Yang khusus menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan situasisituasi social. c. Hubungan psikologi dengan filsafat Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal hakekat kodrat manusia,tujuan hidup manusia dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. Bahkan sebetulnya dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakekat serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu. d. Hubungan psikologi dengan ilmu pengetahuan alam Ilmu pengetahuan alam berpengaruh besar terhadap perkembangan psikologi. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam maju pesat. Fakta bahwa karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi maju pesat, sehingga lepas dari filsafat dan diakui menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Walaupun akhirnya ternyata bahwa metode ilmu pengetahuan alam kurang mungkin digunakan seluruhnya terhadap psikologi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK11
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! Jelaskan bagaimana ilmu psikologi dengan pendekatannya dapat membantu anda dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil!
RANGKUMAN Psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari jiwa manusia yang dimanifestasikan ke dalam bentuk sekumpulan tingkah laku, perbuatan, aktivitasnya, atau interaksinya di dalam lingkungan. Sejarah Psikologi dimulai sejak psikologi dikenal pada zaman pemikiran filsafat, berkembang pada zaman pertengahan, berkembang lagi pada zaman renaissance, lebih maju pada zaman modern dan berkembang pesat pada zaman kajian ilmiah. Macam teori psikologi menurut
alirannya
meliputi
aliran
idelaisme,
strukturalisme,
empirisme,
fungsionalisme, fisiologi dan asosianisme. Ruang Lingkup psikologi meliputi psikologi teoritis dan psikologi terapan. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam psikologi adalah pendekatan neurobiologis, pendekatan psikoanalisis, pendekatan perilaku, pendekatan humanistic dan pendekatan kognitif. Hubungan psikologi dengan ilmu lain antara lain dengan ilmu filsafat, dengan ilmu biologi dan ilmu pengetahuan alam. Adapun Manfaat mempelajari psikologi adalah lebih mengenal gejala jiwa dari individu yang bersangkutan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK12
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
TES FORMATIF Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat 1. tokoh yang menyebutkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku adalah: a. Wundt b. William James c. Branca d. Woodworth dan Marquis e. DR Singgih Dirgagunarsa 2. ciri
umum
psikologi
yang
kesimpulannya
bersifat
spekulatif
dalam
perkembangan psikologi pada masa: a. pemikiran filsafat b. renaissance c. abad pertengahan d. modern e. kajian ilmiah 3. teori yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan manusia diperoleh dari gabungan pengalaman memiliki aliran: a. idealism b. empirisme c. strukturalisme d. fisiologi e. asosianisme 4. yang termasuk dalam psikologi teoritis adalah: a. psikodiagnostik b. psikometrik c. psikologi criminal d. psikologi industry e. psikologi khusus 5. pendekatan
psikologi
yang
digunakan
untuk
menganalisis
manusia
berdasarkan perkembangan kepribadian adalah pendekatn: a. pendekatan neurobiologis b. pendekatan kognitif c. pendekatan perilaku
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK13
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
d. pendekatan humanistic e. pendekatan psikoanalisis 6. pendekatan psikologi yang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir adalah pendekatan secara: a. pendekatan neurobiologis b. pendekatan kognitif c. pendekatan perilaku d. pendekatan humanistic e. pendekatan psikoanalisis 7. persamaan dalam hal mempelajari keturunan manusia, tetapi beda objek dimana salah satu bidang ilmu mempelajari masalah genetika dan bidang lainnya mempelajari sifat yang diwaris seperti bakat, menggambarkan hubungan ilmu psikologi dengan: a. ilmu pengetahuan alam b. ilmu filsafat c. ilmu biologi d. ilmu kedokteran e. ilmu faal 8. salah satu manfaat mempelajari psikologi adalah: a. mengetahui perbuatan-perbuatan manusia b. mengetahui gejala-gejala jiwa manusia c. meramal nasib seseorang melalui garis tangan d. mengetahui karakter seseorang melalui tulisan e. dapat menafsirkan mimpi 9. salah satu manfaat mempelajari psikologi dalam bidang pendidikan: a. menyelenggarakan pendidikan dengan baik b. mengenal sifat peserta didik c. bisa mengetahui perencanaan pendidikan ke depan d. mengetahui kemampuan spiritual peserta didik e. mengetahui karakter peserta didik 10. salah satu manfaat mempelajari psikologi dalam menghadapi masalah social adalah: a. mempelajari seluk beluk permasalahan social
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK14
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
b. memfasilitasi tokoh masyarakat untuk bersama-sama menyelesaikan masalah c. mengurai permasalahan sehingga dapat mengurangi problem social d. mengetahui karakteristik masyarakat setempat e. menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK15
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 2 : Teori Dan Konsep Perilaku A. Pengertian Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya adalah suatu kegiatan atau organisme yang bersangkutan jangan manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas daripada manusia. Beberapa penegrtian perilaku menurut para ahli adalah: 1. Perilaku
adalah
keseluruhan
atau
totalitas
kegiatan
akibat
dari
pengalaman sebelumnya dan dipelajari melalui proses penguatan dan pengkoordinasian (dalam Wodwort dan Marquis, 1971) 2. Perilaku adalah reaksi insting bawaan dari berbagai stimulus yang selanjutnya selanjutnya akan direspon di dalam otak. Timbulnya perilaku akibat pengalaman belajar (Bandura, 1971) 3. Perilaku adalah reaksi manusia akibat kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik. Jika salah satu mengalami hambatan, maka aspek perilaku lainnya juga mengalami hambatan (Branca, 1971) 4. Perilaku adalah proses mental dari reaksi seseorang yang sudah tampak dan belum tampak atau masih sebatas keinginan. (Kartini Kartono, 1985) 5. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat pihak luar. (Nototatmodjo, 2003) Jadi, perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi langsung terlihat dan yang tampak. B. Aspek-aspek perilaku Aspek perilaku antara lain: 1. Pengamatan Pengamatan adalah pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba, membau, dan mengecap. Sedangkan melihat, mendengar, meraba, membau, mengecap itu sendiri disebut sebagai modalitas pengamatan. 2. Perhatian Ada dua batas tentang perhatian, yaitu: a. Perhatian pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek b. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang sedang dilakukan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK16
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. Tanggapan Setelah melakukan pengamatan (melihat, mendengar meraba, membau, sebagainya) d. Fantasi Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan yang ada e. Ingatan Ingatan adalah kemampuan untuk menerima menyimpan, dan memberi kesan-kesan. f.
Berpikir Adalah aktivitas yang sifatnya idealistik yang mempergunakan abstraksi
g. Motif Suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan lain. Dilihat dari bentuk respon, perilaku dapat dibagi menjadi dua: a. Perilaku tertutup (covert behaviour) adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup b. Perilaku terbuka (overt behaviour) adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang : a. Faktor intern 1) Faktor genetik atau keturunan merupakan dasar atau modal kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. 2) Jenis ras 3) Jenis kelamin 4) Sifat fisik 5) Bakat pembawaan 6) inteligensi b. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan 2) Pendidikan 3) Agama 4) Sosial ekonomi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK17
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
5) Kebudayaan 6) Faktor -faktor lain; susunan saraf pusat, persepsi, emosi C. Proses pembentukan perilaku menurut para ahli Penelitian
Rogers
(1974)
mengungkapkan
bahwa
sebelum
orang
mengadopsi (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni: 1. Awareness (kesadaran) adalah orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus. 2. Interest adalah orang mulai tertarik kepada stimulus 3. Evaluation adalah menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya 4. Trial adalah orang yang telah mulai mencoba perilaku baru 5. Adoption adalah subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting) Cara pembentukan perilaku antara lain: a. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan akhirnya akan terbentuk perilaku tersebut. Misal anak dibiasakan bangun pagi, menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri untuk datang tidak terlambat di sekolah dan lain-lain. b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Cara pembentukan perilaku ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian. Misal datang kuliah tidak terlambat karena hal itu akan mengganggu teman-teman yang lain, bila mengendarai motor harus memakai helm karena helm untuk keamanan diri. c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Misal kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anakanaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK18
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
D. Teori Perilaku Teori-teori tentang perilaku adalah: 1. Teori insting Teori ini dikemukakan oleh Mc Doughall, yang menyatakan bahwa insting merupakan suatu perilaku yang innate, perilaku bawaan dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Pendapat ini mendapat tanggapan keras dari F. Allport yang berpendapat bahwa perilaku manusia disebabkan karena banyak faktor termasuk orangorang yang ada di sekitar dengan perilaku. 2. Teori dorongan (drive theory) Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme ini mempunyai dorongan atau idrive tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan
organisme
yang
mendorong
organisme
berperilaku. Menurut Hull teori ini disebut theory reductions 3. Teori atribusi Teori ini menjelaskan akibat perilaku seseorang. Apakah perilku ini disebabkan oleh disposisi internal (motif, sikap). Ataukah disposisi eksternal. Teori ini dikemukakan ole Frits Heider. Menurut teori ini, perilaku manusia itu dapat atribut internal, tetapi juga atribusi eksternal 4. Teori kognitif Apabila seseorang harus memilih mana yang mesti dilakukan, maka umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang membawa manfaat sebesar-besarnyabagi yang bersangkutan. Ini yang disebut model subyektifexpected utilit. Dengan kemampuan memilih berarti faktor berpikir berperan dalam menentukan pilihannya. E. Perubahan perilaku Bentuk perubahan perilaku menurut WHO yang disadur oleh Notoatmodjo (2007) meliputi: 1. Perubahan alamiah Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena perubahan alamiah tanpa pengaruh faktor-faktor lain. 2. Perubahan rencana Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK19
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3. Kesediaan untuk berubah Setiap orang dalam masyarakat, mempunyai kesediaan beubah yang berbeda-beda. Bila terjadi suatu inovasi atau program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, namun sebagian lagi sangat lamban. F. Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan adalah adalah perilaku maupun usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan. Perilaku kesehatan ini terdiri dari : 1. Perilaku pencegahan penyakit 2. Perilaku peningkatan kesehatan 3. Perilaku gizi (makan dan minum) Terdapat pula perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan. Terdapat pula perilaku kesehatan lingkungan, yang meliputi perilaki hidp sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK20
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Jelaskan bagaimana penerapan teori Rogers saat anda memberikan asuhan pada ibu primigravida! RANGKUMAN Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya adalah suatu kegiatan atau organisme yang bersangkutan jangan manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas daripada manusia. Aspek-aspek perilaku meliputi pengamatan, perhatian, tanggapan, ingatan, fantasi, berpikir dan motif. Dilihat dari bentuk responnya, perilaku terbagi dua, yaitu perilaku tertutup yang tidak secara nyata ditunjukkan oleh orang tersebut. sedangkan perilaku terbuka yang secara nyata ditunjukkan oleh orang tersebut. Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah factor internal dan factor eksternal. Proses pembentukan perilaku dikemukakan oleh Rogers yang meliputi kesadaran, evaluasi, percobaan, adopsi. Teori perilaku meliputi teori insting, teori dorongan, teori kognisi dan teori atribusi. Perubahan Perilaku meliputi perubahan alamiah, perubahan rencana dan kesediaan untuk berubah. Adapun perilaku kesehatan meliputi perilaku pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan dan perilaku gizi.
TES FORMATIF Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap benar! 1. Perilaku adalah keseluruhan atau totalitas kegiatan akibat dari pengalaman sebelumnya dan dipelajari melalui proses penguatan dan pengkoordinasian, merupakan pengertian perilaku menurut: a. Bandura b. Branca c. Woodwurth and Marquis d. Kartini Kartono e. Soekidjo Notoatmodjo 2. Perilaku adalah reaksi manusia akibat kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik, adalah pengertian perilaku menurut: a. Bandura b. Branca c. Woodwurth dan Marquis
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK21
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
d. Kartini Kartono e. Soekidjo Notoatmodjo 3. Pengenalan objek baru melalui cara melihat langsung, meraba, dan membau merupakan salah satu aspek perilaku yang berupa: a. pengamatan b. perhatian c. tanngapan d. ingatan e. fantasi 4. kemampuan membentuk tanggapan yang ada merupakan aspek perilaku : a. pengamatan b. perhatian c. tanggapan d. ingatan e. fantasi 5. respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung terselubung disebut: a. tanggapan b. motivasi c. fantasi d. covert behavior e. overt behaviour 6. respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata disebut: a. tanggapan b. motivasi c. fantasi d. covert behavior e. overt behaviour 7. jenis ras dan intelegensi merupakan dua hal yang mempengaruhi perilaku yang termasuk factor: a. internal b. eksternal c. predisposisi d. penunjang
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK22
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e. penghambat 8. cara pembentukan perilaku yang didasarkan atas teori belajar kognitif merupakan pembentukan perilaku secara: a. awareness b. evaluation c. insight d. adoption e. trial 9. subjek mulai berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus merupakan proses perubahan perilaku pada tahap: a. awareness b. interest c. trial d. evaluation e. adoption 10. Pandangan bahwa organisme ini mempunyai dorongan merupakan : a. teori insting b. teori atribusi c. teori kognitif d. drive theory e. teori support
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK23
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL 2 PERUBAHAN ADAPTASI PSIKOLOGI PADA WANITA SETIAP TAHAP PERKEMBANGANNYA SEPANJANG DAUR KEHIDUPANNYA
PENDAHULUAN Dalam modul ini anda akan mempelajari perubahan adaptasi psikologi pada setiap wanita. Dalam mempelajari modul 2 ini, kegiatan belajar yang akan diberikan terbagi atas dua bagian, yaitu kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2. Dalam kegiatan belajar 1, anda akan mempelajari tahapan proses adaptasi psikologi, yaitu: 1. Adaptasi 2. Maladaptasi Dalam kegiatan belajar 2, anda akan mempelajari proses adaptasi psikologi pada wanita setiap perkembangan sepanjang daur kehidupannya, yaitu: 1. proses adaptasi masa bayi 2. proses adaptasi masa kanak-kanak dan remaja. Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan proses adaptasi 2. menjelaskan proses maladaptif 3. menjelaskan prses adaptasi masa bayi 4. Menjelaskan proses adaptasi masa kanak-kanak dan remaja
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK24
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 1 : Tahap-tahap Proses Adaptasi
A. Adaptasi Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat eksis, dia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan penyesuaian diri dia akan mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih maju (modern). Seseorang yang menyesuaikan diri dapat terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Bentuk ketidak seimbangan yang dapat muncul yaitu, bimbang/ragu, gelisah, kecewa, frustasi, pertentangan (konflik), dan sebagainya. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: jenis kelamin, motivasi, pengalaman, serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Bentuk ketidak seimbangan yang perlu mendapat perhatian antara lain: 1. Frustasi Faktor penyebab frustasi umumnya terjadi karena a. Tertundanya pencapaian tujuan seseorang b. Sesuatu yang menghambat apa yang dilakukan antara lain faktor internal yang berpengaruh positif dan negatif seperti keadaan jasmani dan rohani, serta faktor eksternal yang berpengaruh positif atau negati, yaitu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat 2. Konflik (pertentangan) Dapat muncul bila terjadi ketidakseimbangan dalam diri individu. Beberapa contoh konflik antara lain: a. Konflik angguk-angguk Konflik yang timbul apabila individu menghadapai dua motif atau lebih yang semuanya memiliki nilai positif bagi individu yang bersangkutan dan individu harus memilih diantara motif-motif yang ada. +
organisme
b. Konflik geleng-geleng Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif bagi individu yang
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK25
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
bersangkutan. Individu tidak boleh menolak semuanya, tetapi harus memilih salah satu dari motif-motif yang ada. -
-
organisme
c. Konflik geleng-angguk (approach-avoidance) Konflik ini timbul apabila organisme atau individu menghadapi objek yang mengandung nilai positif dan negatif organisme + d. Double approach avoidance conflict multiple approach avoidance Konflik ini timbul apabila organisme atau individ menghadapi objek atau lebih yang mengandung baik nilai yang positif maupun negatif dan individu harus memilih objek yang mengandung nilai positif dan negative
dalam
menghadapi
seseoranghedaknya
memiliki
frustasi
kemampuan
maupun
konflik
(kecakapan)
dalam
menganalisis setia[p stimulus. Dengan kecakapan yang dimiliki dia akan dapat menyelesaikan masalahnya. + -
+ organisme
-
B. Maladaptif Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif antara lain: 1. Sensitif terhadap kritik, individu tidak bias merespon secara positif koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri 2. Tidak mampu kompetisi, individu hanya mau berkompetisi dengan lawan yang jelas dapat dikalahkan. Analisis dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana sampai menuju yang kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap akan ditemukan keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran dan atau konflik bisa diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and
eror
merupakan
salah
satu
cara
membentuk
kebiasaan
dan
“mekanisme”.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK26
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai berikut: 1. Agresi, yaitu menyerang objek frustasi untuk mendapatkan kepuasan 2. Menarik diri yaitu menarik mundur dari permasalahan 3. Mimpi siang hari yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal 4. Regresi adalah reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-anak. 5. Rasionalisasi yaitu pembebasan atau semua perilaku, bisa disebabkan yang sebenarnya. 6. Represi adalah situasi yang menimbulkan rasa bersalah, ketakuutan dans ebagainya yang lebih baik dilupakan 7. Identifikasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan rasa harga diri dan menempatkan diri pada tokoh yang dikagumi. 8. Kompensasi adalah suatu individu mendapat kepuasan di bidang tertentu dan kepuasan di bidang lain 9. Reaksi konversi karena terjadi ketegangan emosi kesan dari psikologi. Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK27
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 2 : Proses Adaptasi Psikologi Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
A. Masa bayi 1. Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal Meskipun rentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pada saat kelahiran.
Kelahiran
merupakan
suatu
gangguan
pada
pola
perkembangan yang dimulai pada saat pembuahan. Ini adalah suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar. Seperti halnya semua peralihan, diperlukan penyesuaian diri pada bayi. Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakukan, namun bagi tim lain terasa sulit dan mengalami kegagalan. 2. Pelbagai penyesuaian pokok yang dilakukan bayi neonatal Bayi neonatal harus melakukan 4 penyesuaian pokok sebelum mereka melanjutkan kemajuan perkembangan mereka. Penyesuaian itu antara lain: a. Perubahan suhu b. Bernafas c. Menghisap dan menelan d. Pembuangan Pada mulanya semua bayi mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan pasca natal. Beberapa mungkin mengalami kesulitan dalam penyesuaian dengan perubahan suhu. Tiga indikasi umum tentang kesulitan penyesuaian adalah berkurangnya berat badan, perilaku yang tidak teratur dan kematian bayi 3. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian pasca natal Banyak
kondisi
yang
mempengaruhi
keberhasilan
bayi
untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan pasca natal yaitu lingkungan pranatal, jenis persalinan, lamanya periode kehamilan, sikap orang tua dan perawatan pasca natal. Kondisi pertama yang mempengaruhi penyesuaian diri bayi adalah jenis lingkungan pra natal yang sehat akan memberikan penyesuaian yang baik pada kehidupan pasca natal. Jenis persalinan
dan
lamanya
periode
kehamilan
berkaitan
dengan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK28
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
kepercayaan yang meyakini bahwa bayi yang lahir cukup bulan akan lebih mudah melakukan menyesuaikan diri dibandingkan bayi yang lahir kurang bulan. Sikap orang tua banyak mempengaruhi cepat atau berhasil tidaknya penyesuaian diri bayi dalam periode pascanatal. Selanjutnya perawatan
pasca
natal
mempengaruhi
keberhasilan
bayi
dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam hal ini aspek meliputi banyakanya perhatian yang diperoleh bayi segera setelah lahir dan banyaknya stimulus yang diterima oleh bayi selama periode pasca natal.
B. Adaptasi psikologi pada masa kanak-kanak dan masa remaja Adaptasi masa kanak-kanak dan remaja belum banyak mendapat perhatian. Karena tidak adanya model perkembangan tentang coping semasa kanak-kanak dan remaja, maka banyak digunakan model coping pada orang dewasa, seperti model dan Lazarus (Eiser, 1990). Selain itu faktor-faktor yang mengarahkan pada keberhasilan coping di
masa
kanak-kanak
kurang
dimengerti.
Seifege-Krenke
(1990)
mengatakan bahwa riset tentang coping pada masa remaja telah dilakukan tapi sebagian besar dengan sampel klinis, mengabaikan ketrampilan coping yang ada pada orang muda normal. Bagaimanapun menurutnya pergantian penekanan dapat diamati, yang mungkin dapat disebabkan oleh pandangan baru dalam teori tentang remaja. Remaja semakin dipandang sebagai “product of his own development” yang menguasai transisi menuju masa depan dengan secara tetap mengatasi tugas-tugas perkembangan yang relevan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK29
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Demikianlah penyajian materi terkait, selanjutnya mohon anda lanjutkan dengan mengerjakan latihan berikut ini! LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1. Diskusikan dengan teman anda factor-faktor apa saja yang dapat meneybabkan penurunan berat badan bayi, perilaku yang tidak teratur bahkan kematian bayi! 2. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan proses adaptasi bayi dengan kehidupan luar uterus? 3. Diskusikan dengan teman anda, perkembangan emosi apa saja yang dialami pada masa kanak-kanak dan remaja? 4. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan emosional pada anak-anak dan remaja? Petunjuk mengerjakan soal latihan! 1. identifikasi kasus penurunan berat badan bayi, perilaku tidak teratur pada bayi bahkan kematian! 2. cari tahu factor-faktor apa yang dapat melatar belakangi bahkan berkontribusi hingga terjadinya kegagalan adaptasi masa bayi yang meliputi tiga hal di atas (penurunan berat badan, perilaku tidak teratur bahkan kematian bayi) 3. silahkan anda membaca buku tulisan Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc 4. silahkan anda membaca buku tulisan Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc RANGKUMAN Dengan penyesuaian diri seseorang akan mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih maju (modern). Seseorang yang menyesuaikan diri dapat terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Bentuk ketidak seimbangan yang dapat muncul yaitu, bimbang/ragu, gelisah, kecewa, frustasi, pertentangan (konflik), dan sebagainya. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: jenis kelamin, motivasi, pengalaman, serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Bentuk ketidak seimbangan yang perlu mendapat perhatian antara lain: frustasi dan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK30
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
konflik. Beberapa bentuk mal adaptif antara lain sensitive terhadap kritik, tidak mampu berkompetisi. Adaptasi pada masa bayi meliputi penyesuaian terhadap kehidupandi luar uterus. Yang temasuk bentuk adaptasi bayi yaitu perubahan suhu, bernafas, menghisap dan pembuangan. Adapun bentuk mal adaptif pada masa bayi dapat menyebabkan penurunan berat badan, perilaku tidak teratur bahkan kematian. Adaptasi psikologi pada masa anak-anak dan remaja tidak terlalu diperhatikan. Karena tidak adanya model perkembangan tentang coping semasa kanak-kanak dan remaja, maka banyak digunakan model coping pada orang dewasa,
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK31
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
TES FORMATIF 1. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh salah satu factor: a. pendidikan b. social ekonomi c. ras d. usia e. motivasi 2. bentuk ketidak seimbangan dalam penyesuaian diri yang dapat disebabkan oleh tertundanya keinginan adalah: a. intuisi b. motivasi c. frustasi d. konflik e. ambisi 3.
bentuk ketidak seimbangan dalam diri individu disebut: a. intuisi b. motivasi c. frustasi d. konflik e. ambisi
4. Konflik yang timbul apabila individu menghadapai dua motif yang memiliki nilai positif bagi individu yang bersangkutan disebut: a. konflik angguk-angguk b. konflik geleng – angguk c. konflik geleng-geleng d. double conflict avoidance e. konflik bathin 5. Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif bernilai negatif bagi individu yang bersangkutan disebut: a. konflik anguk-angguk b. konflik geleng angguk c. konflik geleng-geleng d. double conflict avoidance
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK32
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e. konflik bathin 6. Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif bernilai negatif bagi individu yang bersangkutan disebut: a. konflik angguk-angguk b. konflik geleng-geleng c. konflik geleng angguk d. double conflict avoidance e. konflik bathin 7. Konflik ini timbul apabila organisme atau individu menghadapi objek bernilai baik nilai yang positif maupun negatif disebut: a. konflik angguk-angguk b. konflik geleng-geleng c. konflik geleng angguk d. double approach conflict avoidance e. konflik bathin 8. suatu mekanisme penyesuaian diri yang menggambarkan penyerangan terhadap objek frustasi disebut: a. agresi b. regresi c. represi d. kompensasi e. rasionalisasi 9. Reaksi frustasi yang tamak pada anak-anak disebut: a. agresi b. regresi c. represi d. kompensasi e. rasionalisasi 10. Pembebasan atau semua perilaku, bisa disebabkan karena sebenarnya disebut: a. agresi b. regresi c. represi d. kompensasi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK33
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e. rasionalisasi 11. Masa bayi disebut sebagai masa radikal karena: a. bayi merupakan makhluk baru yang sangat labil b. merupakan hasil konsepsi yang sangat rapuh c. bayi merupakan masa peralihan dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine d. bayi
merupakan
individu
kecil
yang
masih
banyak
memiliki
ketergantungan e. bayi membutuhkan bantuan dalam melakukan penyesuaian diri 12. Kemampuan bayi dalam
hal termoregulasi menggambarkan adanya
kemampuan bayi dalam hal: a. perubahan suhu b. bernafas c. menghisap d. menelan e. eliminasi 13. Bayi baru lahir yang menagis keras saat segera setelah lahir menunjukkan kemampuan bayi dalam hal: a. perubahan suhu b. bernafas c. menghisap d. menelan e. eliminasi 14. Bayi yang menunjukkan suching reflex menggambarkan bahwa bayi mampu menyesuaikan diri dalam hal: a. perubahan suhu b. bernafas c. menghisap d. menelan e. eliminasi 15. Bayi yang menunjukkan pengeluaran mekoneum menggambarkan bahwa bayi mampu menyesuaikan diri dalam hal: a. perubahan suhu b. bernafas
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK34
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. menghisap d. menelan e. eliminasi 16. Adaptasi masa kanak-kanak dan remaja belum banyak mendapat perhatian, karena: a. tidak adanya model perkembangan tentang koping pada masa kanakkanak dan remaja b. belum ada hasil penelitian tentang kemampuan menyesuaikan diri c. belum ada gambaran tentang penyesuaian diri masa kanak-kanak d. belum ada gambaran penyesuaian diri tentang masa remaja e. belum banyak orang tua yang mengetahui masa kanak-kanak dan remaja membutuhkan adaptasi 17. Seifgenke (1990) melakukan penelitian tentang proses adaptasi pada masa kanak-kanak dan remaja pada keadaan: a. perawatan klinis b. normal c. memiliki kelainan kongenital d. memiliki cacat e. memiliki keadaan abnormal 18. Kematangan adaptasi dalam perkembangan psikologis dalam hal intelektual dapat dilihat melalui salah satu ciri-ciri remaja yang ditunjukkan dengan: a. sikap remaja yang kritis dalam diskusi b. remaja mulai berpikir secara konkrit c. remaja sangat kaku dalam memecahkan masalah d. remaja bersikap subyektif dalam menafsirkan sesuatu e. remaja bersikap obyektif dalam menafsirkan sesuatu 19. kemampuan adaptasi remaja dalam hal perkembangan emosinya ditunjukkan melalu sikap: a. remaja tampak masih kekanak-kanakan b. remaja yang berpikir secara abstrak c. remaja yang meluapkan emosinya d. remaja yang bisa menerima kritikan e. remaja yang mampu menanggapi kritikan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK35
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
20. Yang tidak termasuk perubahan social dalam hal perkembangan psikologis remaja adalah: a. memisahkan diri dari orang tua b. menghabiskan waktu bersama teman sebaya c. rentan terhadap pengaruh teman-teman d. perubahan sikap dan penampilan e. perubahan hubungan menjadi homoseksual
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK36
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL 3 PROSES ADAPTASI PSIKOLOGI PADA ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA
PENDAHULUAN Dalam modul ini anda akan mempelajari proses adaptasi psikologi pada pada anak sesuai tahap perkembangannya. Dalam modul 3 ini, kegiatan belajar yang diberikan terbagi atas dua bagian, yaitu kegiatan belajar 1 dan dekgiatan belajar 2. Dalam kegiatan belajar 1, anda akan mempelajari pertumbuhan dan perkembangan, meliputi: 1. Pengertian tumbuh kembang 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis 3. Masalah psikologis yang sering dihadapi oleh anak 4. Kebutuhan bimbingan psikologi Dalam kegiatan belajar 2, anda akan mempelajari perkembangan psikologi anak yang meliputi: 1. Perkembangan psikologipada masa pra sekolah (2-6 tahun) 2. Perkembangan psikologi pada masa sekolah (6-12 tahun) 3. Perkembangan psikologi pada masa pubertas Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian tumbuh kembang 2. Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis 3. Menjelaskan masalah psikologis yang dihadpi oleh anak 4. Menjelaskan kebutuhan bimbingan psikologi 5. Menjelaskan perkembangan psikologis pada masa pra sekolah (2-6 tahun) 6. Menjelaskan perkembangan psikologi anak usia sekolah (6-12 tahun)) 7. Menjelaskan perkembangan psikologi pada masa remaja
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK37
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan belajar 1 : Proses adaptasi psikologis pada anak sesuai tahap perkembangannya
A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam pereredaran waktu tertentu. Perkembangan adalah perubahan psiko-fisik sebagai pematangan fungsifungsi psikis dan fisik pada anak ditunjangoleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu, menuju kedewasaan. Prinsip perkembangan anak: 1. Perkembangan berlangsung seumur hidup 2. Setiap anak memiliki kecepatan dan kuantitas perkembangan yang berbeda 3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu 4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. 5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju yang lebih khusus 6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, walaupun ada yang cepat ataupun lambat 7. Sampai batas – batas waktu tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat. 8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. 9. Pada sata-sat tertentu dan dalam bidang perkembangan tertentu pria berbeda dengan wanita
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organisme bermacam-antara lain menurut Hurlock (1992): 1. Faktor sebelum lahir, misalnya kekurangan nutrisi saat dalam kandungan 2. Faktor ketika lahir, misalnya intracranial haemoragic
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK38
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3. Faktor sesudah lahir, antara lain, oleh pengalaman traumatic pada kepala. Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis, sebab perkembangan itu sangat tergantung pada beberapa factor secara simultan, yaitu: 1. factor herediter (warisan sejak lahir) 2. factor lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan 3. kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis 4. aktivitas anak ditentukan oleh adanya pengaruh aktivitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun sendiri Menurut
Rahayu,
dkk
(1996)
teori
yang
menyangkut
tentang
perkembangan: 1. teori empiris tokoh utama ini adalah francis bacon dan Jhon Locke. Teori ini berpandangan bahwa: pada dasarnya anak lahir di dunia ini, perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar termasuk pendidikan dan pengajarannya. dengan kata lain menurut teori ini pendidikan dan pengajaran pasti berhasil dalam membentuk pribadinya.
istilah
lain
dari
teori
ini
adalah
tori
optimism,
environmentalisme dan tabularasa. 2. teori nativisme tokoh utamanya adalah Shopenhouer (Jerman 1788-1860). teori ini mengemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami. dan pembawaan (nativus = pembawaan) inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. dengan demikian pendidikan bagi anak akan sia-sia dan tidak perlu dihiraukan lagi 3. teori konvergensi teori ini penganjur utamanya adalah William Stern mengungkapkan bahwa kepribadian seorang anak lebih banyak ditentukan oleh dua factor yang saling menunjang, yakni factor bakat dan factor pengaruh lingkungan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK39
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
4. teori rekapitulasi rekapitulasi berarti ulangan, yang dimaksudkan di sini adalah bahwa perkembangan jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia 5. teori psikoakademik teori ini berpendapat bahwa perkembangan jiwaatau kepribadian ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosioafektif, yaitu ketegangan yang ada di dalam diri seorang itu ikut menentukan dinamikanya di tengah-tengah lingkungannya. 6. teori perkembangan dan berkembang teori ini berlandaskan pada alasan-alasan bahwa anak adalah manusia yang hidup, waktu dilahirkan anak dalam kondisi tidak berdaya, sehingga membutuhkan perlindungan 7. teori interaksionisme bahwa menurut teori ini, perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya. Maksudnya perkembangan kognitif seorang anak bukan merupakan perkembangan wajar, melainkan ditentukan oleh interaksi budaya. 8. hukum perkembangan suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang ajeng serta dapat diramalkan sebelumnya antara variable-variable yang empiris. hukum perkembangan antara lain: a. hukum tempo perkembangan bahwa perkembangan jiwa anak-anak berlainan tergantung pada tempo perkembangan masing-masing. b. hokum irama perkembangan hokum ini mengungkapkan bukan lagi tentang cepat lambatnya perkembangan,
melainkan
irama
perkembangan.
jadi
perkembangan anak mengalami pasang surut mulai lahir hingga dewasa. c. hukum konvergensi perkembangan hukum ini mengungkapkan tentang pandangan tradisional dimasa lalu berpendapat bahwa hasil pendidikan yang di capai
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK40
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
anak selalu dihubung-hubungkan dengan status pendidikan orang tuanya. d. hukum kesatuan organ tiap anak terdiri dari organ tubuh yang merupakan suatu kesatuan dan bentuknya tidak dapat dipisahkan berdiri tunggal. e. hukum hierarchie perkembangan bahwa perkembangan anak tidak mungkin akan mencapai suatu phase tertentu dengan cara spontan atau sekaligus, akan tetapi harus melalui tingkat/tahapan tertentu. hukum f. masa peka masa peka adalah suatu masa yang paling tepat untuk berkembangnya suatu fungsi kejiwaan atau fisik seseorang. g. perkembangan dan mengembangkan diri dalam
kehidupan
muncul
dorongan
dan
hasrat
untuk
mempertahankan diri sebagai awal dorongan hidup disusul dengan dorongan mengembangkan diri. h. hukum rekapitulasi hukum ini kelanjutan dari teori rekapitulasi, yakni perkembangan jiwa anak
adalah ulangan kembali secara singkat
dari
perkembangan manusia di dunia.
C. Masalah-Masalah Psikologi Pada Anak Yang Sering Terjadi 1. Anak dengan gangguan belajar Dumont mendefinisikan “gangguan belajr adalah penyimpangan dalam proses belajar yang berhubungan dengan diskrepansi yang signifikan antara kemampuan yang diperkirakan untuk bahasa dan berpikir yang nyata dalam bahasa dan berpikir. 2. Anak autism Kata autism, diambil dari kata “autos” = “aku “. Dalam pengertian non ilmiah mudah menimbulkan interpretasi bahwa semua anak yang bersikap sangat mengarah kepada dirinya sendiri karena sebab apapun, disebut autistic. Ciri khas autistic adalah mereka sejak dilahirkan memiliki kontak social sangat terbatas. Perhatian mereka hamper tidak tertuju pada orang-orang lain, melainkan hanya pada benda-benda mati.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK41
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3. Anak sukar didik Anak yang memberikan sedikit atau banyak kesukaran atau problema belum termasuk anak sukar didik. Anak sukar didik adalah anak yang memberikan problema bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi problema bagi lingkungannya, karena ketidaktenagan yang tinggi, tingkah laku yang menyimpang, cara-cara “acting out” yang berbahaya dan seringkali agresif, sedangkan “sukar sekali untuk menimbulkan pengertian rasional kepada mereka mengenai keadaannya.” 4. Anak-anak delinkuen Apabila anak yang mengalami gangguan belajar banyak dijumpai pada periode sekolah, maka anak yang delinkuen banyak dijumpai pada masa-masa sesudahnya. Mungkin hal ini disebabkan karena tindakan yang melanggar hukum yang merupakan ciri anak delinkuen. Masih bisa dimaafkan dan tidak disebut kriminalitas bila dilakukan oleh anak pra sekolah atau masa sekolah. Sebaliknya, telah diketahui bahwa delikuensi bertambah dengan lambat pada bagian awal remaja dan melonjak pada bagian kedua remaja itu. 5. Penganiayaan anak Menurut strauss dkk 1980 membedakan antara kekerasan yang “normal” dan kekerasan “kasar”. Yang terkhir ini juga disebut penganiayaan yang dapat menimbulkan cedera pada orang yang dikenai penganiayaan itu nampak secara jelas dan kadang-kadang tidak bisa hilang lagi. Batas hukum fisik dengan penganiayaan sukar di tentukan. Disamping penganiayaan fisik terdapat pula penganiayaan psikis. Incest dengan anak mencakup keduanya. 6. Alienasi dan pecandu. Untuk dapat mencapai sesuatu yang baru, orang harus merasa asing terhadap situasi yang sekarang. Tetapi alienasi itu juga selalu mengandung suatu kehilangan atau bahkan suatu tindakan memutuskan dengan hubungan-hubungan yang lama.
D. Kebutuhan bimbingan psikologi Setelah
melihat
aspek
perkembangan
yang
berbeda
pada
tahap
perkembangan anak, maka dapat dikemukakan bahwa:
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK42
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
1. Dalam menghadapi, mendidik dan mengajar anak, perlu mengerti tahapan perkembangan anak 2. Mengerti anak, berarti mengenal anak lebih dalam dengan aspek perkembangan dan tujuan perkembangan, latar belakang lingkungan yang berpengaruh dalam perilaku dan kepribadiannya. 3. Mengenal anak berarti mengetahui ciri-ciri, segi karakterologis maupun kemampuan dan batas-batasnya. 4. Lingkungan keluarga, peran ibu dalam keluarga: a. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis b. Peran ibu dalam merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra, dan konsisten. c. Peran
ibu
sebagai
pendidik
yang
mampu
mengatur
dan
mengendalikan anak d. Ibu sebagai contoh dan teladan e. Ibu sebagai manajer yang bijaksana f.
Ibu memberi rangsangan dan pelajaran
g. Peran ibu sebagai istri 5. Peran ayah dalam keluarga a. Ayah sebagai pencari nafkah b. Ayah sebagai suami yang penuh pengetahuan dan memberi rasa aman c. Ayah sebagai tokoh pelindung dan tokoh yang tegas, bijaksana dan mengasihi d. Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK43
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemahaman anda mengenai materi ini, kerjakan latihan berikut ini? 1. Apa sajakah factor-faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan? 2. Apa sajakah masalah-masalh perkembangan pada anak? 3. Apa sajakah kebutuhan bimbingan psikologis pada anak? Petunjuk jawaban latihan: 1. Cukup jelas, lihat uraian factor-faktor perkembanagan di atas 2. Cukup jelas, lihat uraian tentang masalah perkembangan pada anak 3. Cukup jelas, lihat uraian tentang kebutuhan bimbingan psikologis pada anak RANGKUMAN Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam pereredaran waktu tertentu. Perkembangan adalah perubahan psiko-fisik sebagai pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu, menuju kedewasaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi factor sebelum lahir, ketika lahir, sesudah lahir, herediter, lingkungan dan aktivitas. Ada beberapa teori tentang perkembangan antara lain nativisme, empirisme, konvergensi dan pertumbuhan dan perkembangan. Masalah-masalah perkembangan anak meliputi anak delinkuen, anak autism, anak dengan gangguan belajar. Beberapa bimbingan psikologis dibutuhkan dalam menangani masalah perkembangan anak.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK44
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
TES FORMATIF Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam pereredaran waktu tertentu. 1. perubahan secara fisiologis sebagai hasil pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam pereredaran waktu tertentu disebut a. pertumbuhan b. perkembangan c. adaptasi fisiologis d. adaptasi psikologis e. penyesuaian diri 2. Perubahan psiko-fisik sebagai pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak ditunjangoleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu, menuju kedewasaan disebut a. pertumbuhan b. perkembangan c. adaptasi fisiologis d. adaptasi psikologis e. penyesuaian diri 3. setiap
anak
memiliki
kecepatan
perkembangan
dan
pertumbuhan
merupakan bagian dari: a. definisi pertumbuhan dan perkembangan b. definisi perkembangan c. prinsip pertumbuhan d. prinsip perkembangan e. adaptasi 4. menurut Hurlock, perkembangan anak dipengaruhi oleh factor sebelum lahir yaitu: a. Kekurangan nutrisi saat hamil b. Intracranial Haemorhagic c. Traumatic pada kepala d. Penyulit saat lahir e. Komplikasi pasca salin
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK45
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
5. Menurut Jhon Locke, perkembangan anak ditentukan berdasarkan pengaruh pembelajaran dikenal juga dengan sebutan: a. teori empiris b. teori konvergensi c. teori nativisme d. teori psikoakademik e. teori kognitif 6. perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif dengan lingkungannya dikenal juga dengan teori: a. interaksionisme b. psikoakademik c. kognitif d. rekapitulasi e. nativisme 7. Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia di dunia, dikenal juga dengan hukum: a. tempo perkembangan b. irama perkembangan c. konvergensi perkembangan d. hierarchie perkembangan e. rekapitulasi 8. salah satu masalah perkembangan anak yang ciri khasnya sejak lahir memiliki keterbatasan kontak social dikenal dengan anak: a. delinkuen b. autis c. gangguan belajar d. hiperaktif e. alienasi 9. ciri-ciri anak yang sukar didik adalah: a. memberikan sedikit atau banyak masalah bagi diri sendiri dan keluarga b. memberikan banyak masalah bukan hanya keluarga, tetapi juga masyarakat c. bersikap aktif di tengah-tengah lingkungan temannya d. bersikap “acting out” yang wajar
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK46
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e. masih dapat diberikan pengertian rasional 10. salah satu peran ibu dalam keluarga adalah: a. memberi kebutuhan fisiologis dan psikologis b. mencari nafkah untuk keluarga c. sebagai tokoh yang bijaksana dan mengasihi d. sebagai tokoh yang penuh pengetahuan dan rasa aman e. sebagai tokoh yang berpartisipasi dalam pendidikan anak
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK47
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 2 : Perkembangan Psikologi Pada Anak
A. Perkembangan psikologi pada masa pra sekolah (2-6 tahun) Masa pra sekolah adalah fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahun ketika anak sudah mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria dan wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal beberapa hal yang idanggap berbahaya. Perkembangan dalam masa pra sekolah antara lain: 1. Perkembangan fisik Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik yang menyangkut ukuran berat, tinggi maupun kekuatannya, memungkinkan anak
untuk
dapat
mengeksplorasi Perkembangan
lebih
dengan system
mengembangkan atau
saraf
tanpa pusat
ketrampilan
bantuan memberikan
orang
fisik
dan
tuanya.
kesiapan
dan
penguasaan terhadap tubuhnya. Proporsi tubuhnya berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun. Rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg. Sedangkan pada usia 5 tahun tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan tulang-tulangnya semakin besar dan kuat. Pertumbuhan giginya semakin lengkap sehingga sudah menyenangi makanan padat seperti daging, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. 2. Perkembangan emosi Pada masa ini emosi anak sangat kuat ditandai dengan ledakan amarah, ketakutan yang hebat dan rasa iri hati yang tidak masuk akal. Pola emosi umum yang terjadi pada masa kanak-kanan antara lain sebagai berikut: a. Takut,
yaitu
perasaan terancam
oleh
suatu
objek
dianggap
membahayakan b. Cemas yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan yang tidak ada objeknya.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK48
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. Cemburu yaitu perasaaan yang tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih saying dari seseorang yang telah mencurahkan kasih saying kepadanya d. Kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan yaitu perasaan yang positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya e. Kasih sayang yaitu perasaan senang unuk memberikan perhatian dan perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda f.
Pobia yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak perlu ditakuti
g. Ingin tahu yaitu perasaan ingin mengenal, ingin mengetahui objekobjek baik yang fisik maupun non fisik 3. Perkembangan bahasa Perkembangan bahasa antara lain: a. Prastadium (stadium pertama) Kata pertama yang diucapkan anak mlai dari suara raban yang kita dengar keluar dari mulut seorang bayi. b. Kalimat satu kata (12 -18 bulan) Satu perkataan yang dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan maupun keinginan seperti “mama” c. Masa memberi nama (18-24 bulan) Di masa ini anak menyadari setiap benda mempunyai nama. Biasanya anak mempunyai banyak sekali pertanyaan. d. Masa kalimat tunggal (24-30 bulan) Bentuk
bahasa
dan
kalimat
semakin
baik.
Anak
mampu
menggunakan kalimat tunggal. e. Masa kalimat majemuk (> 30 bulan) Anak mengucapkan kalimat yang panjang dan bagus. Anak menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk 4. Perkembangan bermain Anak pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain karena setiap waktunya diisi dengan bermain. Kegiatan bermain yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK49
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
5. Perkembangan kepribadian Masa ini lazim disebut sebagai masa krisis awal. Karena ada perubahan hebat dalam diri anak. Anak mulai menyadari “aku”nya. Dengan kesadaran ini anak menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaitu “aku”nya dan orang lain. Aspek perkembangan kepribadian anak meliputi bebrapa hal berikut ini : a. Ketergantungan vs citra diri (initiative vs guilty) Perkembangan sikap independency dan kepercayaan diri anak terkait dengan cara perlakuan orang tuanya. b. Inisiatif vs rasa bersalah Erik erickson mengemukakan suatu teoir bahwa anak pra sekolah mengalami konflik antara initiative dan guilt. c. Perkembangan emosi Pada masa ini sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya) Karakteristik periode pra operasional a. Egosentrisme yaitu maksudnya bukan “selfishness” b. Kaku dalam berpikir c. Alasan yang tidak logis
B. Perkembangan psikologi pada masa sekolah (6-12 tahun) Masa usia sekolah dasar berkisar pada 6-12 tahun yaitu masa kematangan bersekolah. Perkembangan pada masa usia sekolah antara lain: 1. Perkembangan intelektual Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis dan menghitungnya. 2. Perkembangan bahasa Dengan dikuasainya ketrampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak sudah gemar membaca dan mendengarkan cerita yang bersifat kritis
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK50
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3. Perkembangan social Adalah pencapaian kematangan dalam hubungan social. Perkembangan social pada anak usia sekolah ditandai dengan adanya perluasan hubungan di samping dengan keluarga, anak juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah. 4. Perkembangan emosi Perkembangan emosional berebda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan, dan pembinaan orang tua maupun pihak sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. 5. Perkembangan moral Anak mulai mengenal konsep moral (mengenai benar atau tidaknya ) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada masa sekolah dasar, anak sudah mulai mengikuti pertautan atau tuntutan orang tua atau lingkungan sosialnya. 6. Perkembangan penghayatan keagamaan Pada usia sekolah dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama. Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. 7. Perkembangan motoric Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembanganmotorikanak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Berikut ini merupakan tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah: 1. Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan 2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis 3. Belajar bergaul dengan teman sebaya 4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya 5. Belajar ketrampilan dasar membaca, menulis dan berhitung 6. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari 7. Mengembangkan kata hati 8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK51
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok social dan lembaga-lembaga
C. Perkembangan psikologi pada masa pubertas Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu antar umur 12-14 tahun. Masa puber atau masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira 14-16 tahun. Berikut ini merupakan tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja: 1. Remaja mendapat kebebasan emosional dari orang tua 2. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin 3. Remaja mengetahui dan menerima kemampuan sendiri 4. Remaja memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja merupakan masa peralihan. Pada umunmnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu: 1. Periode masa puber usia 12-18 tahun a. Masa pra pubertas, peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya: 1) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi 2) Anak mulai bersikapkritis b. Masa pubertas usia 14-16 tahun. Masa remaja awal. Ciri-cirinya: 1) Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya 2) Memperhatikan penampilan 3) Sikapnya tidak menentu/plin-plan 4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib c. Masa akhir usia 17-18 tahun, peralihan dari masa pubertas ke masa adolescence, ciri-cirinya: 1) Pertumbuhan fisiknya sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK52
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria d. Periode remaja adolescence usia 19-21 tahun Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah: 1) Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis 2) Mulai menyadari akan realitas 3) Sikapnya mulai jelas tentang hidup 4) Mulai nampak bakat dan minatnya Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan ciri-cir usia remaja, diharapkan orang tua, pendidik, dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadiannya dan jiwanya. Permasalahan yang sering muncul seringkali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang berbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju pemenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK53
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemahaman anda tentang materi ini, maka kerjakanlah latihan berikut ini! 1. Jelaskan perkembangan anak usia 6-12 tahun! 2. Jelaskan perkembangan anak pada masa pubertas! Petunjuk Mengerjakan Latihan 1. Cukup jelas, lihat uraian materi perkembangan anak usia 6-12 tahun! 2. Cukup jelas, lihat uraian materi perkembangan anak pada masa pubertas!
RANGKUMAN Masa pra sekolah adalah fase perkembangan individu pada usia 2-6 tahunketika anak sudah mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria dan wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal beberapa hal yang idanggap berbahaya. Anak pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain karena setiap waktunya diisi dengan bermain. Kegiatan bermain yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Masa usia sekolah dasar berkisar pada 6-12 tahun yaitu masa kematangan bersekolah. Masa perkembangan remaja dimulai dengan masa puber, yaitu antar umur 12-14 tahun. Masa puber atau masa permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang sangat cepat. Pertengahan remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira 14-16 tahun. Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan ciri-cir usia remaja, diharapkan orang tua, pendidik, dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadiannya dan jiwanya.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK54
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
TES FORMATIF 1. Salah satu perilaku positif yang dapat diamati pada perkembangan anak pra sekolah: a. anak telah berusia 2-6 tahun b. anak telah mampu bermain bersama teman-temannya c. anak telah dapat mengontrol kebutuhan buang air kecil (toilet training) d. anak masih memiliki ketergantungan penuh dengan orang tua e. anak belum memiliki kemandirian dalam beraktivitas 2. Pola emosi pada anak umur 2-6 tahun adalah: a. ketergantungan b. cemburu c. citra diri d. inisiatif e. rasa bersalah 3. Contoh perkembangan bahasa pada anak pra sekolah pada masa prastadium: a. kata pertama yang keluar dari mulut anak, seperti mi-mi b. menyebutkan kata “mama” dengan maksud “mama saya mau makan” c. memberi pertanyaan, seperti “ini apa?” d. menggunakan kalimat tunggal e. mengucapkan kalimat panjang 4. Dalam perkembangan psikologi, anak mampu mengontrol emosinya pada rentang usia: a. 0-5 tahun b. 1-5 tahun c. 2-6 tahun d. 6-12 tahun e. 10-12 tahun 5. Anak mulai mengenal konsep diri, merupakan bentuk perkembangan: a. intelektual b. emosi c. bahasa d. moral e. sosial
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK55
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
6. Belajar bergaul dengan teman sebaya pada anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan bagian dari: a. perkembangan intelektual b. perkembangan emosional c. perkembangan social d. perkembangan bahasa e. tugas perkembangan 7. Perkembangan masa remaja dimulai pada pra pubertas dengan kisaran umur: a. 8-12 tahun b. 10-12 tahun c. 12-13 tahun d. 12-14 tahun e. 13 -15 tahun 8. Perkembangan remaja masa pubertas dimulai pada kisaran umur: a. 12-13 tahun b. 13-15 tahun c. 14-16 tahun d. 17-18 tahun e. 19-21 tahun 9. Ciri-ciri remaja pada masa puber umur 12-18 tahun adalah: a. mulai cemas dan bingung tentang perubahan dirinya b. memperhatikan penampilan c. anak mulai kritis d. sikapnya tidak menentu e. suka berkelompok 10. Sifat penting pada remaja masa adolescence (umur 19-21 tahun) a. pertumbuhan fisik sudah mulai matang b. terjadi proses kedeasaan jasmnaiah c. anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil d. suka berkelompok dengan teman sebaya e. mulai menyadari hal-hal yang bersifat realistis
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK56
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL 4 PROSES PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA WANITA
PENDAHULUAN Pada modul ini akan dibahas tentang proses perubahan psikologi pada wanita pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, masa lansia dini dan lanjut. Masa ini diawali dengan masa pubertas yang memiliki beberapa ciri yaitu day dreaming, rasa malu berlebihan, antagonisme sex, dll. Kemudian dilanjutkan dengan masa adolesence. Setelah masa adolesence, beranjak ke masa dewasa yang ditandai dengan masa kehamilan, persalinan, nifas, wanita, sebagai ibu dan lansia menopause. Gangguan psikologis pada masa nifas ditandai pada masa menstruasi, perkawinan, kehamilan dan nifas. Dalam mempelajari modul ini, kegiatan belajar yang akan diberikan terbagi atas dua bagian, yaitu kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2. Dalam kegiatan belajar 1, anda akan mempelajari proses perubahan psikologi pada wanita menurut tahapan perkembangannya, yaitu: 1. Perubahan psikologi pada wanita masa gadis atau remaja 2. Perubahan psikologi pada wanita masa dewasa Dalam kegiatan belajar 2, anda akan mempelajari proses perubahan psikologi pada wanita menurut tahapan perkembangannya, yaitu: 1. Perubahan psikologi pada wanita masa menjadi ibu 2. Perubahan psikologi pada wanita masa lansia Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan prose perubahan psikologi wanita pada masa pubertas 2. Menjelaskan proses perubahan psikologi pada wanita masa adolesence 3. Menjelaskan proses perubahan psikologi pada wanita masa kehamilan 4. Menjelaskan proses perubahan psikologi pada wanita masa persalinan 5. Menjelaskan proses perubahan psikologi pada wanita masa nifas 6. Menjelaskan proses perubahan psikologi pada wanita sebagai ibu 7. Menjelaskan proses perubahan psikologi pada wanita sebagai lansia
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK57
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 1 : Perubahan Psikologis Wanita Masa Remaja Dan Masa Adolesence
A. Anak gadis pada masa pubertas 1. pengertian Prawirohardjo (1999, 127) menyebutkan bahwa pubertas adalah masa peralihan kanak-kanak dan masa dewasa. Soetjiningsih (2004, 134) Pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang 2. perubahan a. perubahan fisik perubahan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting pada tubuh anak dewasa, perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder (Hurlock, 2004, 188) b. perubahan emosional/psikologi secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan” sesuatu masa dimana ketegangan emosi terutama pada anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan social dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004, 212-213) c. tanda-tanda 1) mimpi basah (day dreaming) mimpi basah atau dating bulan, menandakan kematanagan seorang remaja. Mimpi basah akan terjadi pada laki-laki berusia 914 tahun, umumnya secara periodic berkisar sekitar 2-3 minggu sekali. mimpi basah adalah peristiwa pengeluaran cairan sperma secara alamiah. sperma ini diproduksioleh testis yang merupakan salah satu organ reproduksi laki-laki yang menandakan system reproduksi ini mulai berfungsi maka testisnya mulai berproduksi. 2) rasa malu berlebihan setiap manusia haruslah memiliki rasa malu karena rasa malu merupakan salah satu control dalam masa kehidupan seseorang,
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK58
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
tetapi apabila rasa malu itu berlebihan dan tidak masuk akal maka itu akan menjadi masalah karena rasa malu berlebihan akan menghambat kehidupan social seseorang yang sekaligus bisa berdampak terhadap kemajuan dan kesuksesan dalam hidup dan kehidupan seseorang. rasa malu juga merupakan kombinasi dari kegugupan social dan seseorang. 3) antagonism social pada usia remaja 14-15 tahun sampai 17-18 tahun, percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol dan keatangan fungsi layaknya oranag dewasa akan timbul. Gejolak emosional sebagai penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja sendiri maupun lingkungannya. konflikdengan
orang
tua,
teman
sebaya,
umumnya
akan
berkembang yang sering ditandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri sedangkan di sisi lainketergantungan baik moril maupun materil masih sangat besar terutama pada orang tua dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga remaja sering dihadapkan pada situasi frustasi. 4) antagonism sex adalah perasaan tidak senang atau menentang suatu yang berhubungan dengan sex yang diaplikasikan dalam sikap dan perilaku. Seorang yang mengalami hambatan sexual tidak dapat merasakan ataupun membedakan antara jender yang pada dirinya factor-faktor terjadinya antagonism sex : a) meskipun dia seorang laki-laki atau perempuan tidak normal yang sering kita sebut dengan gayatau lesbi, maka dia tidak akan menikmati fantasi sexual yang normal dan dia akan gagal menikmati fantasi seksual pada dirinya. b) memiliki hambatan nafsu sex dengan lawan jenis c) trauma perkosaan atau melihat kejadian penyiksaan yang berhubungan dengan sex d) mendengar cerita-cerita tentang sex yang tidak jelas dan (ketidaktahuan tentang info sex)
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK59
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e) hubungan keluarga dan lingkungan yang buruk dimana beberapa tempat 5) kurang percaya diri kurang
percaya
diri
atau
rendah
diri
adalah
perasaan
menganggap rendah pada diri sendiri. Orang yang rendah diri berarti menganggap diri sendiri tidak mempunyai kemapuan berarti ciri kurang percaya diri: a) selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan (bersifat introvert) b) selalu ragu dalam bertindak c) tidak dapat bersaing secara positif: penyebabnya adalah: a) doverprotected b) terlalu dibiarkan c) perfeksionis d) sering dikritik dan dikecewakan e) mencntohi lingkungannya f)
percaya dengan ketidak mampuan
6) sikap tidak tenang sikap tidak tenang adalah keadaan ketidak seimbangan emosi yang menifestasinya kepada tingkah laku yang gelisah 7) merasa bosan adalah perasaan jemu atau mengalami hal-hal yang sama berulang-ulang. 8) keinginan untuk menyendiri anak pada masa perkembangannya membutuhkan space untuk menyendiri 9) keengganan untuk bekerja adalah tidak mau tidak sudi atau rasa malas melakukan suatu pekerjaan. Orang tua diharapkan dapat: 1) berkomunikasi untuk mengalihkan remaja bahwa mereka sudah mulai diberi rasa tanggung jawab 2) memberikan kesempatan pada remaja untuk aktualisasi diri
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK60
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3) memberikan kesempatan kepada remaja untuk bertanggung jawab apa yang dilakukan 4) konsisten dengan menerapkan disiplin.
B. Anak Gadis Pada Masa Adolescence pada masa adolescence biasanya akan terjadi perubahan pada diri seseorang fisik maupun psikis, walaupun akibatnya sementara akan tetapi mempengaruhi perubahan dalam pola perilaku, sikap dan kepribadian. 1. cinta diri dua kata yang perlu dijelaskan dari kutipan di atas, yaitu: cinta dan diri sendiri.
Cinta
bermakna puas pada diri
seseorang.cinta
diri
merupakan sumber pergeseran dan benturan banyak komponen yang ada pada idri manusia, cinta diri menciptakan tuntutan hasrat, dan kebutuhan serta kebebasan yang meluas pada manusia.Ada dua jenis cinta diri: a. cinta diri positif 1) terdiri
dari
kecintaanmu
pada
dirinmu,
jelas
melebihi
kecintaanmu pada orang lain 2) cinta
pada
diri
sendiri
dan
orang
lain
dapat
saling
berdampingan 3) cintailah orang tua di sekelilingmu bagaimana engkau mencintai dirimu sendiri menunjukkan bahwa integritas keunikan diri serta cinta dan pengertian terhadap manusia lainnya. b. cinta diri negative dimana
seseorang
mementingkan
hanya
kepentingan
mencintai orang
dirinya
lain
dan
sendiri
tanpa
mementingkan
kepentingan dirinya tanpa mempertimbangkan orang lain di sekelilingnya. 2. fantasi seksual pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasih saying satu sama lain. mempunyai perhatian yang lebih mengenai siapa dan bagaimana mereka (lawan jenis) di mata orang lain, mereka mulai
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK61
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
merasa ketertarikan secara sexual antara satu dengan yang lain sehingga timbul yang dinamakan rasa suka, ingin memiliki dan saling memuji 3. multiple personality kepribadian ganda (tidak hanya 2 kepribadian, bisa lebih dari 2) atau multiple personality, secara mudahnya bisa dikatakn 2 tau lebih yang menghuni badan dan raga seseorang. Penyebab terjadinya gangguan kepribadian
majemuk diakibatkan
oleh
penyiksaan fisik
yang
dilakukan oleh ibu dan bapaknya akan terjadi pribadi dominan akan menyadari pribadi-pribadi lainnya namun pribadi asli tidak menyadari sama sekali. 4. pseudoaktivitat menurut dr Helena Deutsch bahwa relasi emosional dari identifikasi total disebut sebagai pseudoaktivitat yang dapat menimbulkan gejalagejala neurologis dan patologi. Ada juga gadis-gadis adolescence yang berbakat intelektual tinggi yang tidak mampu meengendalikan macam-macam identifikasi dan tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya ia sangat mudah terpengaruh oleh su gesti dari luar sehingga ia sulit mendapatkan keseimbangan bathin. 5. petualangan cinta adakalanya identifikasi total ini mengakibatkan timbulnya pribadi majemuk dimana munculnya pribadi sendiri yang tidak sama dengan pribadi yang teridentifikasi, Freud menanamkan gejala tersebut sebagai fenomena hidup. proses identifikasi ini bisa berlangsung terhadap beberapa orang sehingga timbul perpecahan pribadi yang dikenal sebagai gejala majemuk pribadi.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK62
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemahaman anda, maka kerjakanlah latihan berikut ini! 1. diskusikan dengan temanmu adakah fenomena atau gejala seperti beberapa keadaan di atas di sekitar lingkungan terdekat anda? 2. buat laporan studi kasus dengan mnyertakan uraian singkat materi ditambah dengan gambaran kasus yang ada dan ilustrasi yang menunjang presentasi kasus! Petunjuk mengerjakan latihan: 1. bacalah buku pengantar psikologi untuk kebidanan dengan penulis DR Namora Lumongga Lubis untuk mengidentifikasi gejala jiwa terkait 2. bacalah buku referensi lainnya yang terkait psikologi remaja. RANGKUMAN Proses perubahan psikologis yang dialami wanita sebagai gadis atau remaja antara lain adalah perubahan fisik yang diikuti tanda-tanda seperti mimpi basah, rasa malu yang berlebihan, antagonism social, antagonism sex, kurang percaya diri, sikap tidak tenang, merasa bosan, ingin menyendiri dan keengganan untuk bekerja. Perubahan psikologis pada anak gadis masa adolescence antara lain: cinta diri, fantasi seksual, multiple personality dan pseudoaktivitas.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK63
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
TES FORMATIF 1. Konflik dengan orang tua, teman sbya umumnya berkembang menjadi satu sisi kebutuhan untuk mandiri merupakan tanda perubahan psikologis yang disebut: a. day dreaming b. minder c. antagonism sex d. antagonism social e. perfectionis 2. selalu menyendiri, bertindak ragu-ragu, tidak dapat bersaing positif merupakan ciri-ciri remaja dengan gejala: a. day dreaming b. antagonism sex c. kurang percaya diri d. antagonism social e. bosan 3. salah satu penyebab anak menjadi kurang percaya diri adalah overprotected yang berarti: a. anak selalu dikekang b. terlalu dibiarkan c. sering dikritik d. mencontohi lingkungannya e. percaya dengan ketidakmampuannya. 4. yang tidak termasuk harapan orang tua untuk menghadapi anak yang enggan bekerja: a. berkomunikasi dengan remaja untuk diberi tanggung jawab b. memberi kesempatan kepada remaja untk aktualisasi diri c. konsisten menerapkan disiplin d. memberi kesempatan remaja bertanggung jawab dengan perbuatannya e. mengasingkan diri karena mengalami ketidakcocokan 5. mencintai diri dan orang lain dapat saling berdampingan merupakan jenis cinta diri: a. cinta diri b. cinta diri positif
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK64
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. cinta diri negative d. narsisme e. egosentris 6. dampak mal adaptif remaja yang tidak melewati perubahan psikologis berupa fantasi sexual adalah: a. menjadi homoseksual b. menjalin hubungan heteroseksual c. suka berpetualangan cinta d. tidak tertarik dengan lawan jenis e. mengalami penyimpangan perilaku seksual 7. peristiwa kawin cerai merupakan contoh perubahan psikologis dengan gejala: a. narsisme b. cinta diri c. cinta diri positif d. cinta diri negative e. pseudoaktivitas 8. adanya penyiksaan fisik yang dilakukan orang tua pada anaknya bisa jadi merupakan penyebab gejala jiwa berupa: a. psychopath b. sodomi c. multiple personality d. pseudoaktivity e. narsisme 9. seseorang remaja yang mulai merasakan cinta dan kasih saying dengan lawan jeni, biasanya akan mengalami: a. fantasi seksual b. berpetualang cinta c. pseudoaktivitas d. antagonism social e. antgonisme sex 10. munculnya pribadi sendiri yang tidak sama dengan pribadi yang teridentifikasi adalah akibat dari: a. petualang cinta b. pseudoaktivity
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK65
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. antagonism social d. multiple personality e. narsisme
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK66
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 2 : Perubahan Psikologis Wanita Masa Dewasa Dan Lansia
A. wanita dewasa 1. masa kehamilan a. Teori Reva Rubin menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan. tahaptahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya: 1) anticipatory stage seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain 2) honeymoon stage ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memrlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain. 3) plate stage ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri 4) disengagement merupakan
tahap
penyelesaian
latihan
peran
ibu
adalah
gangguan tentang idaman, gambaran diri dan tubuh. b. Teori Ramona Mercer teori ini lebih menekannkan stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaian peran ibu, Marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan. 1) efek stress antepartum stress antepartum adalah komplikasi resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan diberikan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK67
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
asuhan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan ibu. 2) pencapaian peran ibu peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya, mengekspresikan kepuaan dna penghargaan peran, lebih lanjut Mercer menyebutkan tentang stress antepartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif maupun yang negative. empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut Mercer: 1) anticipatory saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita melakukan penyesuaian social dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu. 2) formal wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi system social 3) informal dimana wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya 4) personal merupakan pesan terakhir, dimana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu. sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah dimulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan., tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan. wanita dalam menjalankan peran ibu dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut: 1) factor ibu a) umur ibu pada saat melahirkan b) persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali c) stress social d) memisahkan ibu dengan anak secepatnya e) dukungan ssosial f)
konsep diri
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK68
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
g) sifat pribadi h) sikap terhadap membesarkan anak i)
status kesehatan ibu
2) factor bayi: a) temperament b) kesehatan bayi 3) factor lainnya : a) latar belakang etnik b) status perkawinan c) status ekonomi 2. masa persalinan a. Adat Kebiasaan Melahirkan Emosi Pada Saat Hamil Dan Proses Melahirkan banyak peneliti menyatakan otot panggul wanita primitive lebih efisien daripada otot panggul wanita modern yang serba manja, sebab wanita dengan kebudayaan primitive hidupnya sangat aktif dan kerjanya lebih berat guna mengatasi tantangan alam. lagipula wanita primitive memiliki toleransi yang lebih besar terhadap penderitaan dan rasa sakit ketika akan melahirkan bayinya, sehingga sepintas lalu proses persalinan wanita primitive lebih cepat
dan
mudah.
Biasanya
proses
melahirkan
banyak
dipengaruhi oleh proses identifikasi wanita yang bersangkutan dengan ibunya. jika ibunya melahirkan dengan mudah, maka anaknya akan melahirkan dengan mudah pula. dengan demikian pengaruh psikologi ibu ikut memainkan peran dalam fungsi reproduksi anaknya.patut dicatat, bahwa masih banyak terdapat adat kebiasaan di Indonesia. terutama di jawa, missal peristiwa “mitoni” atau menujuh bulani wanita hamil dan selamatan tradisional yang bertujuan untuk menghindarkan godaan sean, menjauhkan pengaruh buruk dari lingkungan, dan mengundang roh baik untuk merestui ibu hamil serta bayinya. b. factor somatic dan psikis yang mempengaruhi kelahiran bagi wanita sehat sekalipun kondisi somatic menjelang kelahiran bayinya dirasakan sangat berat dan tidak menyenangkan. Sering
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK69
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
timbul rasa jengkel, tidak nyaman selalu kegerahan dan lain-lain. Penderitaan fisik dan beban jasmaniah selama minggu terakhir menimbulkan banyak gangguan psikologis c. kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran pada setiap wanita baik yang bahagia maupun yang tidak, apabila dirinya hamil pasti akan dihinggapi campuran perasaan yaitu rasa kuat dan berani menanggapi segala cobaan dan rasa lemah hati. takut, ngeri, rasa cinta, keraguan, kepastian dan kegelisahan serta rasa senang bahagia. d. reaksi wanita hipermaskulin dalam menghadapi kelahiran wanita yang sangat aktif atau hipermaskulin bersifat kejantanan ekstrim, sejak permulaan kehamilan senantiasa diombangambingkan diantara keinginan instingtif untuk memimliki seorang anak melawan rasa keengganan melahirkan anak sendiri, karena dianggap menghambat kebahagiaannya. e. reaksi wanita total pasif dalam menghadapi kelahiran wanita yang mengalami proses kelahiran bayinya secara total pasif, selama kehamilannya wanita ini sama sekali tidak menyadari keadaan dirinya dan merasa idak bertanggung jawab pada segala sesuatu yang terjadi pada dirinya 3. masa nifas menjadi orang tua adalah merupakan krisis dari melewati masa transisi. Masa transisi pada postpartum yang harus diperhatikan adalah: a. phase honeymoon phase honeymoon adalah fase anak lahir dimana terjadi intimidasi dan kontak yang lama antara ibu, ayah, dan anak. Hal ini dapat dikatakan sebagai “psikis honeymoon” yang tidak memerlukan hal-hal yang romantic. masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru. b. ikatan kasih (bounding attachment) terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontrak antara ibu-ayahanak dan tetap dalam ikatan kasih penting bagi oerawat untuk memikirkan bagaimana hal tersebut dapat terlaksana partisipasi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK70
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya untuk proses ikatan kasih tersebut. bounding attachment adalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah
kelahiran.
Untuk
memberikan
kasih
saying
yang
merupakan dasar interaksi antara keduanya secara terus menerus. Dengan kasih saying yang diberikan terhadap bayinya maka akan terbentuk ikatan antara orang tua dan bayinya fase pada masa nifas adalah : a. fase taking in perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan berlangsung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya bukan berarti tdak memperhatikan. Dalam fase yang diperlukan ibu adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi. b. fase taking hold pada fase ini ibu berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian terhadap
kemampuan
mengatasi
fungsi
tbuhnya
misalnya
kelancaran buang air besar hormone dan peran transisi. hal-hal yang berkontribusi post parta blues adalah rasa tidak nyaman, kelelahan, kehabisan tenaga. Dengan Menangis sering dapat menurunkan tekanan. Bila orang tua kurang mengerti hal ini maka akan timbul rasa bersalah yang dapat mengakibatkan depresi. c. fase letting go fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan
diri
dengan
ketergantungan
bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini. Respon antara ibu dan bayinya sejak kontak awal hingga tahap permbangannya adalah : a. touch (sentuhan) ibu mulai dengan ujung jari untuk memeriksa bagian kepala dan ekstremitas bayinya. Grakan dilanjutkan dengan derakan yang lembut. Dan mungkin ibu akan memeluk bayinya.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK71
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
b. Eye-to Eye Contact (kontak mata) kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai factor yang penting, sebagai hubungan hubungan dengan manusia pada umumnya. c. Odor (bau badan) insera penciuman bayi sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peranan dalam mempertahankan hidupnya. Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seorang bayi , detak jantungdan memudahkan d. body warm (kehangatan tubuh) jika tidak ada komplikasi yang serius seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut bu., baik setelah tahap kedua setelah proses kelahiran atau saat tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberikan banyak manfaat baik bagi si ibu maupun si bayi untuk kontak kulit agar bayi tetap hangat. e. voice (suara) respon antara ibu danbayi berupa suara masing-masing orang yang menantikan tangisan pertama bayinya. dari tangisan tersebut ibu merasa tenang karena merasa bayinya baik (hiduo). bayi dapat mendengar sejak dalam Rahim jadi tidak mengherankan bila ia dapat mendengar suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara terhalang cairan amniotic yang melekat pada Rahim melekat pada telinga bayi. f.
entraintment (gaya bahsa) BBL menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi, diatur,
jauh
sebelum
ia
menggunakan
bahasa
dalam
berkomunikasi (komunikasi yang positif) g. biorithmicity (irama kehidupan ) janin dalam Rahim dapat dikatakn menyesuaikan dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK72
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
4. wanita sebagai ibu a. fungsi keibuan bagi kaum wanita fungsi keibuan itu memberikan kemungkinan menghayati pengalaman "keke“alan". Fungsi reproduktif bagi wanita tidak hanya merupakan suatu kegiatan individual pada tingkat biologi saja. Akan tetapi peristiwa biologis saja. Akan tetapi peristiwa biologi ini harus dipandang sebagai manifestasi universal dari fluktuasi human (rasa hanyut)diantara dua kutub yaitu kreasi (kehidupan) dan destruksi (kematian) b. sifat keibuan keibuan itu bersangkutan dengan relasi ibu dengan anaknya, sebagai satu kesatuan biologis, psikis dan social. Relasi tersebut dimulai sejak ada dalam kandungan ibunya dan dilahirkan dengan proses-proses fisiologis beripa masa hamil, kelahiran menyusi, dan memelihara si kecil. sifat-sifat keibuan unggul dimiliki oleh para wanita yang feminine sifatnya, yang memiliki keseimbangan antara tendensi narsisne yang sehat dan sangat mendukung harga dirinya. c. relasi ibu dan anak 1) aspek-aspek penting pada relasi ibu dan anak masalah yang harus dihadapi wanita dalam melaksanakan fungsi reproduksi itu dimulai dengan kehamilan dan kelahiran bayi, sampai pada pemeliharaan anak. salah satu kesulitan pokok dalam pelaksanaan tugas ini adalah berkonfliknya kepentingan spesies. 2) prose identifikasi ibu dan anak identifikasi adalah perbuatan-perbuatan mempersamakan diri. Identifikasi ibu terhadap anaknya bukan berarti ibu tersebut menjadi bayi at anak-anak kembali, akan tetapi diartikan sebagai dapat “menempatkan diri” atau manunggal jiwa dengan pribadi anaknya berdasarkan cinta kasih ibu sejati. Semua itu ditunjukkan kepada pengabdian dirinya pada fungsi repdoduksi
yaitu
melahirkan
dan
menjamin
pelestarian
generasi baru.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK73
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3) hubungan ibu dengan anak gadisnya lambat laun pada usia pubertas, secara alami akan timbul kesadaran diri dan protes pada gadis tadi terhadap ibunya antara lain dengan memperebutkan kasih saying ayahnya atau minat, perhatian dari khalayak luar. dengan kata lain, oleh anak gadis tadi ibunya sekarang dianggap sebagai saingan /rivalnya. 4) perkembangan bayi/anak sebagai pola panutan perkembangan dari relasi ibu dan anak itu tampaknya mengikuti satu hukum tertentu yaitu selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan anaknya. dan harus rela menyerahkan dan melepaskan sedikit demi sedikit anaknya kepada dunia demi kebaikan dan perkembangan anaknya, sebagaimana dia harus rela melepaskan segala sesuatu yang dicintai di dunia ini guna menghadap Tuhannya. 5) bahaya dari tujuan –tujuan lain di luar eksistensi anak seorang ibu yang baik itu hendaknya tidak mengharapkan tujuan-tujuan lain lewat anaknya terkecuali keberadaan eksistesi anak itu sendiri. Jika tidak demikian, ibu tersebut akan menghadapi resiko berat, bahwa ia justru akan mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan bathin oleh fungsi keibuannya. 6) polaritas antara fungsi keibuan yang psikis kontra funsi biologisnya jika kita meninjau secara retrospektif (proses psikologs fungsi keibuan wanita, kita bisa memahami bahwa proses biologis (melahirkan bayi, memproduksi anak manusia) itu selalu melibatkan
banyak
kesulitan
kejiwaan
dalam
tugas
keibuannya. d. ibu tiri dan ibu angkat 1) motivasi menjadi ibu tiri seksualitas biasanya memegang peranan sekunder. Akan tetapi wanita itu sendiri dengan kedok kemesraan, sikap bersahabat dan suka menolong atau sikap berpura-pura baik,
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK74
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
biasanya dia punya perhitungan yang tepat dan praktis yaitu pemuatan erotis dan jaminan social ekonomis. selanjutnya apabila harapan untuk diperistri oleh si duda itu kemudian terkabul, biasanya sikap yang mula-mula attend dan lemah
lembut,
ramah
yang
dibuat-buat
untuk
menyembunyikan maksud sebenarnya itu jadi luntur. Lalu tampak sifat-sifat asli wanita yaitu kejam, ganas, palsu (sifatsifat khas ibu tiri). Sikapnya yang baik itu jadi habis kikis, karena kini wanita tersebut mulai mengalami frustasi-frustasi tertentu. 2) anak angkat a) kaitan kemandulan dengan keinginan untuk adopsi walaupun seorang wanita itu memiliki kehidupan psikis dengan sifat-sifat maternal sejati namun adakalanya oleh suatu sebab tertentu ia menjadi mandul atau steril lalu tidak bisa melahirkan anak sendiri. Secara kontinu wanita tadi merasakan kegetiran hati dan selalu saja mengalami frustasi yang tidak bisa terpecahkan. salah satu jalan paling ringkas yang dapat ditempuhnya adalah dengan mengadopsi anak yang yatim piatu. b) motivasi pendorong untuk upaya adopsi. proporsi paling besar keluarga yang memungut anak ialah pasangan yang kawin, namun tetap steril keadaannya. Oleh sebab itu “psikologi adri ibu-ibu angkat” ini sebagian besar ditentukan oleh motif-motif psikologis kemandulan dan sterilitas antara lain, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa besarnya tapi seringkali tidak disadari terhadap fungsi reproduktif atau fungsi melahirkan. 5. wanita sebagai lansia menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan seseorang dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang berlangsung terus sepanjang kehidupan. Usia lanjut mengandung pengertian adanya perubahan yang agresif pada
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK75
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
organisme yang telah mencapai kemasakan, perubahan ini bersifat umum irreversible (tidak dapat kembali) menopause merupakan suatu gejala dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi. Menopause adalah fase
alami
dalam
kehidupan
setiap
wanita
yang
menandai
berakhirnya masa subur. Menopause seperti halnya menarche maupun kehamilan dianggap sebagai peristiwa yang sangat berarti bagi kita. Menarche pada remaja wanita, menunjukkan mulai diproduksinya hormone estrogen, sedang menopause terjadi karena ovariumnya tidak menghasilkan atau tidak memproduksi hormone estrogen adapun definisi menopause menurut Mappiare (1983), Menopause adalah penghentian fungsi mastural, yang berlangsung selama masa klimakterium pada wanita yang meliputi perubahan emosional yang bersamaan terjadinya. menurut Adrianto, Menopause adalah proses surutnya haid yang tidak berlangsung secara drastic tetapi perlahan-lahan yang menyebabkan kecemasan dan ketakutan serta hal tersebut membuat daya tarik yang dimiliki hilang. Menopuase maerupakan pertanda berhentinya siklus reproduksi normal atau berhentinya siklus menstruasi dari seorang wanita dan khususnya terjadi antara usia 45-55 tahun karena produksi dan fungsi hormone wanita untuk mengatur menstruasi mengalami penurunan secara lamaiah. Namun, menopause dapat juga terjadi pada usia lebih muda karen apenyakit atau operasi pengangkatan uterus atau indung telur. Penurunan kadar esrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tdiak teratur, dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. ada tiga periode menopause, yaitu: a. klimakterium, yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. biasanya periode ini disebut juga dengan pramenopause. Klimakterium hamper sama dengan dengan menopause yakni masa yang berawal dari akhir reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita di usia 40-65
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK76
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetative. Gangguan neurovegetatif yang disebut juga gangguan vasimotrorik dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), mengeluarkan banyak keringat, merasa kedinginan, sakit kepala, bising telinga, jantung berdebar-debar, gangguan
pernafasan,
jari-jari
atrofi,dan
gangguan
usus.
Gangguan psikologis ditandai dengan perubahan mood dan perasaan sensitive, mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang dan insomnia. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorrhea, mencakup pula kolpitis atrofikus, ektropium
urethrae,
prolapse,
penyakit
inkontinensia urine, kulit
klimakterik,
dysuria,
desensus
osteoporosis,
arthritis,
oterosklerosis, skerosis coroner dan adipositas. b. menopause adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah menopause disebut pasca menopause. c. senium, adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik. hormone
progesterone
bertugas
menawasi
menstruasi
dan
mempersiapkan Rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya: a. menopause premature menopause premature ialah menpause yang terjadi di bawah usia 40 tahun. menopause premature ditandai dengan apabila terjadi penghentian masa menstruasi sebelumnya tepat pada wktunya disertai dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormone gonadotropin. Jika tidak mengalami tanda-tanda seperti yang didisebutkan, perlu ada tindak lanjut kembali penyebab lain terganggunya ovarium. Adapun factor-faktor yang menyebabkan menopause premature adalah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Namun menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali pemberian keterangan atau informasi terkait kepada seorang wanita yang bersangkutan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK77
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
b. menopause terlambat umumnya batas usia terjadinya menopause adalah usia 52 tahun. Namun apabila ada seorang wanita yang masih memiliki siklus menstruasi atau dalam arti masih mengalami menstruasi di usia 52 tahun. Ada beberapa factor yang mendorong mengapa di usia 52 tahun masih ada wanita yang mengalami menstruasi, diantaranya factor tersebut adalah konstitusional, fibrimioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma endometrium sering dalam anamnesis disebut juga dengan menopause terlambat. selain karena factor dari jenis menopause di atas, ada beberapa factor lain yang mendukung menopause itu terjadi dan kapan menopause itu terjadi, diantaranya adalah: a. usia saat haid pertama kali ( menarche ) jika seseorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama. b. factor psikis mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi disbanding dengan mereka yang menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita c. jumlah anak beberapa
penelitian
mengungkapkan
bawa
wanita
yang
melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih ceat mengalami penuaan dini dan mereka makin dekat dengan usia m enopause d. usia melahirkan ketika seorang wanita melahirkan atau memiliki seorang anak dalam usia yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun,
maka
semakin
lama
wanita
tersebut
memasuki
menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK78
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
berpengaruh pada lambannya proses system kerja dari organ reproduksi meperlambat proses penuaan dini. e. pemakaian kontrasepsi pemilihan
dalam
pemakaian
alat
kontrasepsi
juga
dapat
mempengaruhi seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause f.
merokok rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyaknya penyakit. Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause.
g. social ekonomi secara pasti factor social ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR Faisal mengungkapkan bahwa menopause dipengaruhi oleh factor social ekonomi termasuk pendidikan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK79
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemahaman anda, maka kerjakanlah latihan berikut ini! 1
diskusikan dengan temanmu adakah fenomena atau gejala seperti beberapa keadaan di atas di sekitar lingkungan terdekat anda?
2
buat laporan studi kasus dengan mnyertakan uraian singkat materi ditambah dengan gambaran kasus yang ada dan ilustrasi yang menunjang presentasi kasus!
Petunjuk mengerjakan latihan: 1. bacalah buku pengantar psikologi untuk kebidanan dengan penulis DR Namora Lumongga Lubis untuk mengidentifikasi gejala jiwa terkait 2. bacalah buku referensi lainnya yang terkait psikologi remaja. RANGKUMAN Terdapat dua teori yang mengemukakan adanya perubahan psikologis pada ibu hamil, yaitu teori Reva Rubin dan Teori Ramona Mercer. Tori Reva Rubin menekankan pada proses pencapaian peran. tahap-tahap psikologis yang harus dialaui oleh ibu menurut Reva Rubin adalah anticipatory stage, honeymoon stage, disengagement. Ramona Mercer mengemukakan bahwa terdapat stress antepartum dalam pencapaian peran ibu. Tahapan Psikologis menurut Mercer adalah anticipatory, formal, informal, personal. Adapun kondisi psikis wanita menjelang persalinan meliputi takut mati, trauma kelahiran, ketakutan riil dan perasaan bersalah. Ada beberapa bentuk reaksi wanita menghadapi persalinan antara lain reaksi wanita hipermaskulin dan total pasi yang memiliki perbedaan sikap dalam menghadapi persalinan.Masa transisi pada masa postpartum antara lain honeymoon dan ikatan kasih. Adapun fase dalam masa nifas meliputi taking in, taking hold dan letting go. Perubahan psikologis pada wanita sebagai ibu meliputi fungsi menjadi ibu dan sifat keibuan dan relasi ibu dan anak. Selain itu adapula relasi ibu tiri dan ibu angkat. wanita sebagai lansia mengalami perubahan psikologi yang teramat mencolok. tahapan wanita dala masa menopause antara lain menopause premature dan menopause terlambat. Dalam masa menopause terdapat beberapa gangguan selama menopause yang membutuhkan pengelolaan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK80
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
TES FORMATIF 1. Ibu yang mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya, merupakan perubahan psikologi ibu hamil menurut Rubin yang termasuk fase: a. anticipatory stage b. honeymoon stage c. plateu stage d. disengagement e. formal 2. pencapaian peran ibu menurut Rubin dimulai sejak ibu menginjak usia: a. 6 bulan kehamilan b. 7 bulan kehamilan c. 8 bulan kehamilan d. 9 bulan kehamilan e. 3 bulan setelah persalinan 3. dimulainya peran ibu menurut Ramona Mercaer adalah saat ibu mulai menginjak usia: a. 1-3 bulan pasca melahirkan b. 2-6 bulan pasca melahirkan c. 4-6 bulan pasca melahirkan d. 3-6 bulan pasca melahirkan e. 3-7 bulan pasca melahirkan 4. Yang tidak termasuk penyebab kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran adalah: a. takut mati b. trauma kelahiran c. perasaan bersalah d. ketakutan riil e. induksi persalinan 5. Perubahan psikologis masa nifas yang berlangsung 1-2 hari setelah persalinan merupakan fase: a. fase taking in b. fase taking hold c. letting go
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK81
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
d. anticipatory stage e. personal 6. ibu berusaha mandiri dan berinisiatif merupakan perubahan psikologis pada masa nifas dalam fase: a. fase taking in b. fase taking hold c. letting go d. anticipatory stage e. personal 7. Indera penciuman bayi sudah berkembang dalam kaitannya dengan respon antara ibu dan bayinya dalam tahap: a. Touch b. Eye to eye contact c. Odor d. Body warm e. voice 8. menopause yang terjadi di bawah usia 40 tahun disebut: a. menopause prematur b. menopause termabat c. menopause d. klimakterium e. senium 9. menopause yang terjadi di usia lebih dari 52 tahun adalah: a. menopause prematur b. menopause terlambat c. menopause d. klimakterium e. senium 10. berhentinya haid terakhir disebut: a. menopause prematur b. menopause terlambat c. menopause d. klimakterium e. senium
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK82
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
MODUL 5 CARA PENGELOLAAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA WANITA
PENDAHULUAN Pada modul ini akan dibahas tentang cara pengelolaan gangguan psikologis pada wanita. Anda akan mempelajari lebih dulu tentang macam-macam gangguan psikologis pada wanita. Selanjutnya anda akan mempelajari cara mengatasi gangguan psikologis pada wanita. Beberapa jenis gangguan psikologis pada wanita antara lain dialami oleh wanita pada masa remaja, masa reproduksi dan masa menopause. dalam mempelajari modul ini, kegiatan belajar yang akan diberikan terbagi atas dua bagian, yaitu kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2. dalam kegiatan belajar 1 anda akan mempelajari tentang : 1. gangguan psikologis wanita pada masa menstruasi 2. gangguan psikologis wanita pada masa perkawinan 3. gangguan psikologis pada wanita masa kehamilan dalam kegiatan belajar 2, anda akan mempelajari tentang: 1. gangguan psikologis wanita pada masa persalinan 2. gangguan psikologis wanita pada masa nifas 3. gangguan psikologis pada wanita masa usia lanjut
setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat : 1. menjelaskan masalah psikologis pada wanita masa menstruasi dan cara mengatasinya 2. menjelaskan gangguan psikologis wanita pada masa perkawinan dan cara mengatasinya menjelaskan gangguan psikologis wanita pada kehamilan 3. menjelaskan gangguan psikologis pada wanita di masa persalinan cara mengatasinya 4. menjelaskan gangguan psikologis wanita pada masa nifas cara mengatasinya 5. menjelaskan gangguan psikologis
pada
wanita
usia
lanjut
cara
mengatasinya
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK83
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 1 : Macam Masalah Maupun Gangguan Psikologis Pada Wanita
A. gangguan psikologis pada wanita masa menstruasi setiap remaja akan mengalami pubertas. pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yaitu suatuperiode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik hormonal dan seksual, serta mampu mengadakan proses reproduksi. menstruasi biasanya dimulai pada usia 11-14 tahun. Menstruasi adalah pelepasan dinding Rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi setiap bulannya. Seorang wnaita memiliki dua ovarium yang masing-masing menyimpan 200.000-400.000 sel telur yang belum matang (folikel). Normalnya hanya satu atau beberapa saja sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopii untuk kemudia dibuahi. bila sel telur ini tidak dibuahi, maka lapisan dinding bagian dalam dari Rahim yang disiapkan untuk penempelan hasil pembuahan dan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi). Menstruasi biasanya dating sebulan sekali dengan siklus yang bervariasi dari 28-30 hari. menstruasi sebenarnya merupakan gejala biologi yang alami, progresif dan positif sebagai tanda dari kematangan seksual. Dengan demikian seharusnya peristiwa tersebut diterima sebagai sikap wajar. Namun bila peristiwa menstruasi menimbulkan keterkejutan (syok) yang sangat hebat disertai dengan iritasi (rangsangan yang mengganggu), biasanya anak gadis merasa sakit, disertai mual-mual, lelah, dan berbagai emosi depresif. Demikian pula, bila pada menstruasi pertama terjadi penlakan defensive, maka hal tersebut bisa mengakibatkan pengereman fungsional. Artinya ada beberapa fungsi psikis dan fisik
yang mengalami hambatan dan pengereman, sehingga
menyebabkan retensi menstruasi menstruasi yang disebabkan oleh reaksi keterkejutan pada menstruasi pertama.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK84
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Beberapa jenis gangguan psikologis pada masa menstruasi adalah: 1. fobia adalah bentuk gangguan jiwa ringan yang membuat penderita selalu ketakutan ketika berhadapan dengan sesuatu yang sebenarnya bukan ancaman, Penyebab fobia belum diketahui dengan pasti. jenis-jenis fobia antara lain: a. fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi. Sekitar 4% wanita mengalami fobia spesifik setiap periode 6 bulan. Beberapa fobia spesifik (misalnya kegelapan, takut binatang atau orang asing) mulai timbul pad masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. penderita seringkali dapat mengatasi fobia spesifik dengan cara menghindari benda atau keadaan yang ditakutkan. b. fobia social kecemasan tertentu dalam situasi social adalah normal, tetapi penderita fobia social merasakan kecemasan yang berlebihan, sehingga mereka menghindari situasi social atau menghadapinya dengan penuh tekanan. Penderita fobia social menyeluruh biasanya mersa bahwa jika penampilannya tidak sesuai dengan yang diharpkan, maka merka akan merasa terhina dan dipermalukan. Fobia social sering menetap jika tidak diobati sehingga penderita menghindari aktivitas yang sesungguhnya ingin dia kerjakan 2. Hipokondria gangguan kecemasan atau rasa takut pada individu yang berlangsung berulang-ulang. Gangguan ini biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut.Paling sering terjadi pada usia antara 2030 tahun. Beberaoa orang dengan hipokondria juga mengalami depresi atau kegelisahan penderita hipokondria biasanya akan bersikap berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung yang tidak beraturan, batuk yng kadang terjadi, sakit perut, nyeri, dimana hal tersebut dapat menjadi bukti dari ketidakpercayaan mereka.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK85
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
3. paranoid adalah bentuk gejala delusi dimana seseorang memiliki keyakinan palsu yang berproses menjadi rasa curiga berlanjut dan kurang terkendali, dimana hal tersebut hanya dilandasi alur logika yang absurd (hal yang bukan-bukan, ketidakmungkinan) serta
berlawanan dengan kondisi
nyata. Ciri-ciri kepribadian paranoid adalah: a. ketidakpercayaan dan kecurigaan yang sangat kuat terhadap orang lain b. curiga bahwa orang lain sedang meperalat, mencelakai atau menipunya c. asyik dengan keragu-raguannya yang tidak beralasanterhadap loyalitas teman-teman sejawatnya d. kecenderungan untuk mebaca adanya maksud merendahkan atau mengancam yang tersembunyi di balik ucapan manis orang lain e. menyimpan dendam atas penghinaan, cedera atau kebohongan yang pernah diterimanya f.
menganggap adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya yang bagi orang lain sama sekali tidak ada
g. kecurigaan tanpa alas an yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitraseksualnya telah berselingkuh cara mengtasi gangguan psikologis pada masa menstruasi adalah: 1. memberikan penjelasan atau informasi yang benar mengenai menstruasi kepada klien, bahwa proses merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur. 2. memberikan berbagai informasi positif yang berguna mengenai menstruai agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap proses menstruasi tersbut. 3. memberikan saran untuk mengurangi rasa tegang dan nyeri ketika proses menstruasi berlangsung 4. memberikan dukungan mental atau dukungan lainnya pada klien agar lebih percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi menstruasi
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK86
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
B. gangguan psikologi pada masa perkawinan perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Macam-macam bentuk perkawinan 1. perkawinan poligami, adalah perkawinan dimana seorang
suami
mempunyai lebih dari satu istri 2. perkawinan eugenic adalah suatu bentuk perkawinan untuk memperbaiki dan memuliakan ras 3. Term Mariage atau perkawinan periodeik , yaitu perkawinan yang direncanakan berdasarkan kontrak, misalnya tahap pertama berlangsung 3-5 tahun, kontrak tahap kedua ditempuh dalam jangka wkatu 10 tahun. Perpanjangan kontrak bisa dilakukan untuk mencapai tahap ketga, yaitu memberikan hak kepada kedua partner untuk “saling memiliki secara permanen 4. trial marriage atau perkawinan percobaan yaitu dua orang akan saling melibatkan diri dalam suatu relasi yang sangat intim dan mencobanya terlebih dahulu selama satu tahun periode tertentu, jika dalam periode tersebut kedua bellah pihak bisa saling menyesuaikan diri barulah dilakukan ikatan perkawinan yang permanen 5. perkawinan persekutuan, yaitu pola perkawinan yang menganjurkan dilaksanakannya perkawinan tanpa anak, dengan melegalisasi keluarga berencana atas dasar persetujuan bersama. dalam melaksanakan perkawinan, manusia memiliki argumentasi terebut karena berdasarkan berbagai macam kebutuhan, beikut ini rhierarki kebutuhan perkawinan : 1. kebutuhan fisiologis, sepertin penyaluran hasrat untuk pemenuhan kebutuhan seksual yang sah dan normal 2. kebutuhan psikologis, yaiu ingin mendapatkan perllndungan, kasih saying, rasa aman, serta ingin melindungi dan dihargai 3. kebutuhan social, yaitu memenuhi tugas social dalam suatu adat keluarga yang lazim, yaitu menikah karena pernikahan merupakan cerminan dari kematangan social seseorang ketika menginjak usia dewasa
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK87
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
4. kebutuhan religi, menikah adalah sunnah rasulullah dan manusia diciptakan untuk hidup berpasang-pasangan persiapan perkawinan terdiri atas beberapa aspek antara lain: 1. aspek fisik/biologis, yang dapat dilihat dari segi kesehatan, usia 20-25 tahun bagi perempuan dan usia 25-30 tahun bagi laki-laki adalah usia yang ideal untuk menikah. 2. aspek mental/psikologis pasangan berkepribadian matang dapat saling memberikan kebutuhan afeksi (kebutuhan akan rasa kasih saying) yang amat penting bagi keharmonisan keluarga. 3. pendidikan dan tingkat kecerdasan juga perlu ditimbangkan, dan tidak kalah penting juga latar belakang pengetahuan agama dari masing-masing pasangan. 4. aspek psikososial, meliputi factor agama, latar belakang social keluarga, latar
belakang
adat
istiadat,
pergaulan
dan
pekerjaan
maupun
kondisimateri lainnya menjadi aspek penting dalam menjaga stabilitas rumah tangga. pasangan suami istri harus melakukan penyesuaian satu sama lain selama tahun pertama dan kedua perkawinan, baik penyesuaian terhadap anggota keluarga masing-masing maupun teman-temannya.beberapa penyesuaian itu antra lain: 1. penyesuaian dalam pasangan hal
yang
paling
penting
dalam
penyesuaian
perkawinan
adalah
kesanggupan dan kemampuan sang suami dan istri untuk berhubungan dengan mesra serta saling memberi dan menerima cinta 2. penyesuaian seksual masalah ini merupakan yang paling sulit dalam perkawinan dan salah satu penyebab
pertengkaran
dan
ketidakbahagiaan
perkawinan
apabila
kesepakatan ini tidak dapat dicapai dengan memuaskan. Faktor-faktor yang mepengaruhi penyesuaian seksual adalah sebagai berikut: a. perilaku terhadap seks. Sangat dipengaruhi oleh cara pria dan wanita menerima informasi seks selama masa anak-anak dan remaja. b. pengalaman seks masa lalu. Cra orang dewasa dan teman sebaya bereaksi terhadap masturbasi, petin, dan hubungan suami istri
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK88
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
sebelum menikah, serta cara-cara pria dan wanita merasakan itu sangat mempengaruhi perilakunya terhadap seks. c. dorongan
seksual
perkembangannya
lebih
awal
pada
pria
dibandingkan wanita cenderung tetap demikian. d. pengalaman seks marital awal. Kepercayaan bahwa hubungan seksual menimbulkan ekstasi yang tidak sejajar dengan pengalaman lain. e. sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi, akan menimbulkan sedikit konflik dan ketegangan jika suami istri itu setuju untuk menggunakan alat pencegah kehamilan disbanding apabila antara keduanya mempunyai perasaan yang berbeda tentang sarana tersebut f.
efek fasektomi, apabila seseorang menjalani operasi fasektomi, maka akan kehilangan ketakutan akan kehamilan yang tidak diinginkan.
3. penyesuaian finansial uang dan kurangnya uang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penyesuaian diri orang dewasa dengan perkawinan mereka. banyak istri yang tersinggung karena tidak dapat mengendalikan uang yang dipergunakan untuk kelangsungan hidup keluarga dan merasa sulit sulit menyesuaikan keuangan dengan pendapatan suaminya setelah teriasa membelanjakan uang sesuka hatinya. 4. penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan dengan perkawinan seseorang dewasa akan secara otomatis memperoleh sekelompok keluarga.faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan: a. stereotip tradisional stereotip secara luas diterma mengenai “ ibu merua yang representatf” dapat menimbulkan mental yang tidak menyenangkanbahkan sejak sebelum perkawinan b. keinginan untuk mandiri orang yang menikah mudah cenderung menolak saran dan petunjuk orang tua terutama jika ada campur tangan dari keluarga pasangan, walaupun pada kenyataannya mereka masih menerima bantuan keuangan dari orang tua.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK89
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. keluargaisme penyesuaian dalam perkawinan akan lebih pelik apabila salah satu pasangan lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga asal daripada untuk dirinya sendiri. d. mobilitas social orang dewasa muda yang status sosialnya meningkat melebihi anggota keluarganya atau keluarga pasangannya mungkin saja akan tetap membawa mereka ke dalam latar belakangnya. e. anggota keluarga berusia lanjut merawat anggota keluarga berusia lanjut merupakan factor yang sangat pelik dalam penyesuaian perkawinan
karena adanya sikap
yang tidak menyenangkan terhadap orang tuadan keyakinan bahwa orang muda harus bebas dari urusan keluarga khususnya bila dia mempunyai anak-anak f.
bantuan keuangan untuk keluarga pasangan bila pasangan muda harus membantu atau memikul tanggung jawab keuangan pasangan maka hal ini sering membawa ketidakberesan dalam hubungan keluarga.
5. cara mengatasi kesulitan/gangguan a. menghadapi kenyataan suami istri perlu menghadapi kenyataan hidup dri semua yang terungkap dan tersingkap b. penyesuaian timbal balik perlu usaha terus menerus dengan saling memperhatikan, saling mengungkapkan
cinta
dengan
tulus,
menunjukkan
pengertian,
penghargaan dan saling memberi dukungan dan semangat. c. latar belakang suasana yang baik untuk menciptakan suasana yang baik, yang dilatarbelakangi oleh pikiran-pikiran, perbuatan dan tindakan yang penuh kasih sayang d. komunikasi yang baik dengan membina dan memelihara komunikasi di dalam keluarga dan dengan masyarakat penekanan stress meliputi: a. membangun karier b. membentuk hubungan intim
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK90
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
c. memilih pasangan hidup d. hidup berkeluarga e. persaingan dalam pekerjaan cara mengatasi: a. persiapan pernikahan b. kesadaran akan nilai0nilai keyakinan c. persiapan hidup berkeluarga, peran orang tua d. kelompok support social
C. gangguan psikologis pada masa kehamilan 1. gangguan psikologis pada infertilitas merupakan siklus yang tidak terputus. Infertilitas dapat disebabkan oleh adanya gangguan psikologis yang menghambat proses reproduksi itu sendiri dan dampak dari infertilitas ini juga mengakibatkan gangguan psikologis. adapun penangannya dapat dilakukan dengan konseling baik secara individu atau konseling pasangan, mengingat kondisi ini melibatkan kedua belah pihak, yaitu suami dan istri. 2. gangguan psikologis pada kehamilan palsu kehamilan palsu (pseudocyesis) adalah suatu keadaan dimana berada dalam kondisi yang menunjukkan sebagai tanda dan gejala kehamilan seperti pembesaran perut, peningkatan berat badan dan gejala kehamilan lainnya. bahkan kadang kala hasil tes urin dapat menjadi positif palsu (false positif), tetapi sesungguhnya tidak benar0benar hamil. tanda dan gejala gangguan psikologis pada pseudocyesis adalah a. adanya sikap ambivalen terhadap kehamilannya yaitu ingin sekali menjadi hamil, sekaligus tidak ingin menjadi hamil b. keinginan untuk menjadi hamil terutama sekali tidak timbul dari dorongan keibuan, akan tetapi khusus dipacu dendam dan harga diri. c. secara bersamaan muncul kesediaan untuk menyadari, sekalgus kesediaan untuk tidak menyadari d. wanita dengan psuedocyesis tidak terlepas dari pseudologi, yaitu fantasi-fantasi kebohongan yang selaluditampilkan ke depan untuk mengingkari hal-hal yang tidak mnyenangkan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK91
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
pengelolaan menghadirkan
gangguan peran
psikologis konselor
pada
untuk
pseudocyesis
mendampingi
adalah
ibu
hamil
psedocyesis. Peran konselor dalam hal ini adalah menciptakan suasana senyaman mungkin agar klien merasa bebas untuk mengekspresikan pikiran-pikiran yang sulit. proses ini bisa dilakukan dengan meminta klien berbaring di sofa dan konselor di belakang (sehingga tidak terlhat). Konselor berusaha agar klien mendapat wawsan dengan menyelami kembali dan kemudian menyelesaikan pengalaman masa lalu yang belum terselesaikan. dengan begitu klien diharapkan dapat memperoleh kesadaran diri, kejujuran hubungan dengan pribadi yang lebih efektif, dapat menghadapi ansietas dengan realistis, serta dapat mengendalikan tingkah laku irasional. 3. gangguan psikologis pada kehamilan diluar nikah a. fenomena kehamilan di luar nikah remaja bisa saja mengatakan seks bebas atau seks pranikah itu aman untuk dilakukan. Namun, bila remaja melihat dan memahami akibat dari perilaku itu, ternyata lebih banyak membawa kerugian salah satu resikonya adalah kehamilan di luar nikah. b. tanda gejala kehamilan di luar nikah: timbulnya perasaan takut dan bingung yang luar biasa, terutama pada wanita yang menjadi objek akan merasa ketakutan besar terhadap respon orang tua, dan biasanya mereka menutupi kehamilannya hingga didapatkan tindakan lain. c. rasa ketakutan jika kekasih yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab dan tidak mau menolongnya keluar dari kondisi yang rumit itu d. cemas jika sampai teman-temannya mengetahui, apalagi pihak sekolah yang mungkin saja mengeluarkan dari bangku sekolah. e. rasa takut yang timbul karena ia sangat tidak siap menjadi seorang ibu f.
timbul keinginan untuk mengakhiri kehamilannya dengan cara aborsi
4. gangguan psikologis pada kehamilan yang tidak dikehendaki a. permasalahan pada kehamilan yang tidak dikehendaki
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK92
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
b. tanda dan gejala gangguan psikologi pada wanita dengan kehamilan ytidak dikehendaki: 1) pada kehamilan yang tidak dikehendaki, wanita merasa bahwa janin yang dikandungnya bukanlah bagian dari diri nya dan berusaha untuk mengeluarkan dari tubuhnya melalui tindakan aborsi 2) beberapa wanita bersikap aktif-agresif, mereka sangat marah dan dendam pada kekasih atau suaminya serta merasa sanggup mengganggu konsekuensi dari tindakannya. c. pengelolaan gangguan psikologis pada wanita dengan kehamilan yang tidak dikehendaki penanganan dalam permasalahan ini tidak jauh berbeda dengan penanganan pada kehamilan di luar nikah. perbedaannya hanya pada teknik konseling karena kehamilan ini terjadi pada wanita yang telah menikah yaitu dengan konseling bersama pasangan. 5. gangguan psikologis pada kehamilan dengan keguguran a. konsep abortus/keguguran abortus psontan adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus (berat 4001000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu), sedangkan abortus yang terjadi karena tidak tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis b. factor penyebab abortus 1) kemiskinan atau ketidakmampuan ekonomi 2) ketakutan terhadap orang tua 3) moralitas social 4) rasa malu dan aib 5) hubungan cinta yang tidak harmonis 6) pihak pria yang bertanggung jawab 7) keamilan yang tidak diinginkan c. tanda dan gejala gangguan psikologis pada abortus 1) reaksi psikologis wanita terhadap keguguran bergantungan pada konstitusi psikis sendiri
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK93
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
2) menimbulkan sindrom pasca-abortus yang meliputi menangis terus menerus, depresi berkepanjangan, perasaan bersalah, ketidakmampuan untuk memaafkan diri sendiri, kesediaan mendalam, amarah, kelumpuhan emosional, problem atau kelainan seksual 3) pengelolaan gangguan psikologis pada wanita pasca-abortus sindrom pasca abortus ditangani dengan konseling kejiwaan dan psikologi, namun demikian penyembuhan secara rohani juga diperlukan . Pada dasarnya, terapi konseling untuk wanita post-aborsi tidak jauh berbeda dengan konseling karena kehilangan, dimana dalam konseling ini harus memperhatikan setiap fase dalam penerapannya. 6. gangguan psikologi pada kehamilan dengan janin mati kematian janin merupakan hasil akibat dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin, dan akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak terobsesi. a. tanda dan gejala gangguan psikologis pada kehamilan dengan janin mati ibu dari bayi yang meninggal pada periode perinatal akan mengalami kesedihan yang mendalam. Selama kehamilan mereka telah mulai mengenali dan merasa dekat dengan bayinya. Ibu yang mengalami proses kehilangan/kematian janin dalam kandungan akan merasakan kehilangan. Pada prose berduka ini, ibu memperlihatkan perilaku yang khas dan merasakan reaksi emosional tertentu yang dapat dikelompokkan dalam berbagai tahapan berikut: 1) menolak. Ketika disampaikan janinnya mati 2) marah. menurut para ahli, pada tahap ini orang tua mencari. ibu marah mengapa bayinya bisa meninggal. 3) tawar-menawar. dalam fase ini orang tua akan melakukan tawar menawar, seandainya bayinya tidak meninggal ia akan melakukan hal tertentu. 4) depresi.
emosi
peredomian
dalm
fase
ini
adalah
kesedihan/berduka didiringi dengan kehilangan, mereka menolak dan menarik diri, orang tua mungkin akan mengalami kesulitan untuk kembali ke kehidupan normalnya
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK94
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
5) menerima. pada tahap ini orang tua dapat menerima rasa kehilangan dan kembali ke aktivitas normal sehari-hari. b. pengelolaan gangguan psikologis pada kehamilan dengan janin mati dalam memberikan bantuan dan konseling pada ibu dan janin mati harus
diseuaikan
dengan
fase
dimana
ia
berada.
Dengan
memperhatikan hal ini diharapkan bantuan yang diberikan adalah bantuan yang tepat, bukan bantuan yang justru membuat keadaan semakin kacau. 7. gangguan psikologis kehamilan dengan ketergantungan obat a. jenis-jenis obat yang menimbulkan ketergantungan 1) antikolirgenik yaitu jenis obat yang memberikan ketenangan 2) ganja yaitu jenis obat yang berfungis memberikan relaksasi 3) sedative yaitu berbagai jenis obat yang mampu menyenangkan atau menjadikan fase relaksasi pada system saraf pusat 4) stimulant yaitu berbagai obat yang mampu menstimulasi kerja system saraf 5) halusinogen berbagai jenis obat yang memberikan efek rasa sejahtera dan euphotia ringan serta membuat pemakainya bisa berhalusinasi 6) opiate obat yang memberikan efek menghilangkan rasa sakit b. tanda dan gejala gangguan psikologis pada wanita hamil dengan penyalahgunaan obat 1) wanita dengan ketergantungan obat cenderung memiliki angka depresi, kepanikan, dan phobia yang lebih tinggi daripada pria. 2) wanita dengan ketergantungan obat merasa dirinya tidak layak untuk hamil sehingga mengingkari kehamilannya 3) sangat beresiko terlambat dalam melakukan perawatan prenatal. 4) terdapat perasaan berdosa dalam dirinya, sehingga takut bayinya akan mengalami hal yang sama seperti dirinya
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK95
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
5) adalanya kehamilan menjadi katalis untuk memulai siklus pemulihan wanita dengan ketergantungan obat. c. penanganan
gangguan
psikologis
pada
kehamilan
dengan
ketergantungan obat 1) dalam penanganan masalah ini, perlu dilakukan konseling dengan pendekatan behavioristic dimana konselor membantu klien untuk belajar bertindak dengan cara-cara yang baru dan pantas, atau membantu mereka untuk memodifikasi atau mengeliminasi tingkah laku yang berlebihan atau mal adaptif 2) bidan harus mampu menjadikan penguatan atau reinforcement dan terus memberikan dukungan pada wanita pada setiap tahap perubahan tingkah laku pemulihannya. dan juga menanmkan pengertian akan berharganya sang buah hati, yang dapat mendorong wanita melakukan proses pemulihan. Bidan harus memberikan dukungan kontinyu pada wanita saat melakukan pemulihan dan pola kekambuhan adiksi 3) bidan perlu berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam proses pemulihan, yaitu dengan perawat, dokter, dan psikolog serta melibatkan keluarga dalam proses pemulihan.
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK96
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemehaman anda tentang materi ini, kerjakan latihan berikut ini! Bentuk kelompok dari jumlah mahasiswa seluruhnya menjadi 3 kelompok besar. Tentukan secara acak tema untuk tiga kelompok tersebut. Buat Role Play dengan tema Gangguan Psikologi Pada Masa Menstruasi, Gangguan Psikologi pada masa Perkawinan dan Gangguan Psikologi Pada Masa Kehamilan.
RANGKUMAN Menstruasi sebenarnya merupakan gejala biologis yang alami, progresif dan positif sebagai tanda dari kematangan seksual. Beberapa fungsi fisik dan psikis mengalami beberapa hambatan sehingga mengakibatkan retensi menstruasi yangb disebabkan gangguan psikis. Gangguan psikis tersebut antara lain Fobia, hipocondria dan teori clroaca. Cara mengatasi gangguan psikologis pada masa menstruasi adalah dengan memberikan penjelasan dan informasi yang benar mengenai menstruasi. Dalam pekawinan terdapat data pribadi yang berbeda sehingga diperlukan adaptasi satu dengan yang lain untuk menghindari masalahmasalah dalam perkawinan yang bisa berakibat pada perceraian. Salah satu gangguan psikologis pada masa perkawinan adalah depresi karena kekerasan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa perkawinan adalah dengan memberikan konseling perkawinan. Perubahan Psikologi pada masa kehamilan antara lain perubahan emosi berupa perasaan menolak, marah, tawar-me nawar, depresi dan menerima. Penanganan gangguan psikologis pada masa kehamilan adalah dilakukan konseling dan kolaboasi antara bidan maupun dokter ahli. TES FORMATIF 1. Bentuk gangguan jiwa ringan yang membuat penderitaannya selalu ketakutan ketika berhadapan dengan sesuatu yang sebenarnya bukanlah ancaman disebut: a. Fobia b. Hipokondria c. Fobia spesifik d. Fobia sosial
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK97
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e. Paranoid 2. Gangguan kecemasan atau rasa takut pada individu yang berlangsung berulang-ulang disebut: a. Fobia b. Hipokondria c. Fobia spesifik d. Fobia sosial e. Paranoid 3. Bentuk gejala delusi dimana seseorang memiliki keyakinan palsu yang berproses menjadi rasa curiga dan kurang terkendali disebut: a. Fobia b. Hipokondria c. Fobia spesifik d. Fobia sosial e. Paranoid 4. Memberikan saran untuk mengurangi rasa tegang dan nyeri seperti istirahat langsung merupaka penanganan gangguan saat: a. Menstruasi b. Kehamilan c. Menopause d. Bersalin e. Nifas 5. Suatu perkawinan dimana seorang suami mempunyai lebih dari satu istri disebut: a. Perkawinan poligami b. Perkawinan eugenic c. Trial marriage d. Perkawinan persekutuan e. Perkawinan periodik 6. Stereotip tradisional merupakan bentuk penyesuaian diri dalam perkawinan dalam hal: a. Penyesuaian dalam pasangan b. Penyesuaian seksual c. Penyesuaian finansial
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK98
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
d. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan 7. Setiap partner secara individual menjumpai konselor yang berbeda termasuk tipe konselor perkawinan: a. Concurent Marital Counseling b. Collaborative Marital Conseling c. Couples Group Conselling d. Conjoint Marital Conseling e. Konseling perkawinan periodik 8. Adanya sikap ambivalen terhadap kehamilannya merupakan bagian dari: a. Pengertian pseudocyesis b. Tanda dan gejala pseudocyesis c. Pengelolaan gangguan pseudocyesis d. Fenomena pseudocyesis e. Faktor penyebab pseudocyesis 9. Timbulnya perasaan takut dan bingung yang luar biasa terutama pada wanita yang menjadi objek merupakan: a. Permasalahan kehamilan di luar nikah b. Permasalahan kehamilan yang tidak dikehendaki c. Permasalahan kehamilan dengan ketergantungan obat d. Permasalahan kehamilan dengan keguguran e. Permasalahan kehamilan dengan janin mati 10. Tahap akhir berduka meliputi penerimaan dan kehilangan dan kembali ke aktivitas normal merupakan tahapan perubahan emosi yang disebut juga: a. Denial b. Anger c. Depresion d. Bargaining e. Acceptance
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK99
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
Kegiatan Belajar 2 : Gangguan Psikologi Pada Wanita Dan Cara Mengatasinya
A. Gangguan Psikologi pada masa persalinan kelahiran atau persalinan adalah peristiiwaalamiah yang dialami oleh seorang wanita. Peristiwa alamiah ini tidak hanya melibatkan kondisi fisiologi saja tapi juga banyak dipengaruhi oleh komponen psikologis. ada beberapa factor yang mempengaruhi mudah dan sulitnya proses persalinan apda seorang wanita, diantaranya: 1. kondisi fisik wanita, dalam hal ini kekuatan otot panggul wanita 2. pola hidup, misalnya rajin senam hamil 3. lingkungan social 4. kondisi kejiwaan beberapa keadaan yang mempengaruhi prose persalianan meliputi: 1. keadaan fisik dan psikis yang mempengaruhi proses persalinan proses persalinan sangat dipenaruhi oleh keadaan fisik wanita yang bersangkutan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi psikis juga memainkan peranan penting. Disadari atau tida pada saat persalinan seorang wanita akan mengalami perasaan yang bercampur baur. Perasaan bahagia penuh harapan diiringi gelisah, takut, dan ngeri pada proses persalinan. ada perasaan kuat dan berani mengambil resiko tapi di sisi lain juga merasa lemah dan pasrah. Ada keyakinan kuat akan melalmpaui semuanya dengan baik tetpi juga ada keraguan. Semua itu semakin
dirasakan
mendekati
kelahiran
bayinya.
Hal-hal
yang
menyebabkan seorang wanita gelisah dan takut menghadapi proses persalinan diantaranya: a. trauma b. rasa bersalah c. takut mati d. takut bayi mengalami kelainan atau cacat e. takut kehilangan bayinya yang telah dikandungnya berbulan-bulan. 2. wanita hipermaskulin menghadapi proses kehamilan wanita hipermaskulin memiliki sifat yang aktif dan kejantanan. Pada wanita ini, sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan enggan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK100
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
untuk melahirkan tetapi dia ingin memiliki anak. Akibatnya timbul konflik bathin yang menimbulkan perasaan khawatir dan kecemasan yang berlebihan. kecemasan yang dirasakan antara lain: a. bayi yang lahir mati dapat menghalangi kebahagiaannya b. bayi itu akan menghambat karier dan mengurangi eksistensinya dalam pekerjaan c. tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa merawat bayinya d. bakat dan kemampuan ibu dapat mati setelah bayi lahir e. nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah kelahiran bayinya. f.
takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan rumah tangga.
3.
wanita total pasif menghadapi proses kelahiran reaksi wanita total pasif menghadapi proses kelahiran aantara lain: a. sikapnya pasif b. selalu bergantung pada ibunya c. tingkah lakunya seperti anakkecil dan cenderung kekanak-kanakan d. kehamilan ini dianggap seperti permainan sehingga walaupun perutnya membesar dia tetap lincah dan gembira seperti anak kecil yang mempunyai mainan baru dan menganggapnya menakjubkan e. sering menyuruh suaminya melakukan tugas-tugasnya f.
seiring membesarnya perut dan kehamilan semakin tua, dia semakin tidak sabar dan makin pasif
g. merasa tidak punya tanggung jawab pada kehamilannya dan cenderung menyerahkan pada ibunya h. selalu mengharapkan ibunya akan terus mendampinginya saat kehamilan maupun persalinan
B. gangguan psikologis pada masa nifas 1. postpartum blues adalah
gangguan
suasana
hati
yang
berlangsung
3-6
hari
pascamelahirkan. Gejala Postpartum blues adalah sering menangis, cemas, mengalami perubahan perasaan, khawatir mngenai bayinya,
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK101
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
penurunan gairah seksual, dan kurang percaya diri menjadi seorang ibu. Penyebab
postpartum
blues
antara lain factor
hormonal,
factor
demografik, factor pengalaman dan proses persalinan, latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, dan kelelahan fisik. penatalaksanaan postpartum blues dengan mangambil tindakan untuk mengatasi post partum blues yaitu a. dengan meminta suami atau keluarga jika ibu membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahanlongannya b. beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan dan mintala dukungan dan pertolongannya c. buang rasa cemas dan kekhawatiran ibu akan kemampuan merawat bayi d. carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri 2. depresi post partum hamper sama dengan baby blues syndrome, perbedaan keduanya terletak pada frekuensi, intensitas, serta durasi berlangsungnya gejalagejala yang timbul. Pada postpartum depression, ibu akan merasakan berbagai gejala yang ada pada baby blues syndrome, tetapi dengan intensitas yang lebih sering, lebih hebat dan lebih lama. depresi postpartum dialami seorang ibu paling lambat 8 minggu setelah melahirkan, dan dalam kasus yang lebih parah, bisa berlangsung selama setahun. Wanita yang menderita postpartum depression mempunyai kesulitan untuk menjalin ikatan bathin dengan buah hati yang baru dilahirkannya, sehingga ia pu membutuhkan terapi pengobatan dari seseorang ahli kejiwaan dan psikiater dengan dukungan orang-orang terdekat. gejala-gejala yang timbul pada depresi postpartum adalah sebagai berikut: a. dipenuhi rasa sedih dan depresi yang disertai dengan menangis tanpa sebab b. tidak memiliki tenaga atau hanya sedikit saja c. tidak dapat berkonsentrasi d. ada perasaan bersalah dan tidak berharga
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK102
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
e. menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau terlalu memperhatikan dan mengkhawatirkan baynya f. gangguan nafsu makan g. Ada perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya h. gangguan tidur Pada intinya penyebab depresipost partum sama dengan penyebab postpartum blues yang membedakan hanyalah karakteristik wanita yang beresiko mengalami depresi post partum. berikut ini karakteristik yang dimaksud : a. wanita yang mempunyai riwayat depresi b. wanita yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis c. wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari suami atau orang-orang terdekatnya selama hamil, dan setelah melahirkan. d. wanita yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya misalnya kurang informasi e. wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan penatalaksanaan depresi post partum adalah: a. Screening test, diluar negeri seperti di belanda digunakan Endinburg Postnatal Depresion Scale (EPDS) yang merupakan kuisioner depresi validitas teruji yang mampu mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca salin b. dukungan psikologi dari suami dan keluarga serta bidan atau tenaga kesehatan lainnya. c. istirahat yang cukup untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan d. dukungan dari tenaga kesehatan seperti dokter obstetric dan bidan yang sangat diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai/adekuat tentang proses kehamilan dan persalinan dan termasuk penyulit-penyulityang mungkin timbul pada masa-masa tersebut beserta penanganannya. e. diperlukan dukungan psikologis atau konselor jika keadaan ibu tampak mengganggu. Para ahli kesehatan mental diperlukan untuk melakukan konseling agar dapat menemukan
cara dalam
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK103
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
menanggulangi dan memecahkan masalah serta menetapkan tujuan realistis 3. Postpartum Psikosis/Postpartum kejiwaan a. pengertian postpartum psikosis adalah masalah kejiwaan serius yang dialami ibu setelah bersalin dan ditandai dengan agitasi yang hebat, pergantian perasaan yang cepat. depresi dan delusi. b. gejala post partum psikosis 1) perasaan yang diperintahkan oleh Tuhan atau Kekuatan di luar diri untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan, seperti merugikan diri atau bayi. 2) perasaan kebingungan yang intens 3) melihat atau mendengar hal-hal lain yang tidak nyata 4) perubahan mood atau tenaga yang ekstrem 5) ketidak mampuan untuk merawat bayi 6) memory lapses (periode kebingungan serupa dengan amnesia 7) serangan kegelisahan yang tak terkendali 8) pembicaraannya tidak dapat dipahamiatau mengalami gangguan komunikasi c. penyebab postpartum psikosis para ahli tidak benar-benar yakin mengapa postpartumkejiwaan terjadi. Namun, mereka menawarkan berbagai penjelasn mengenai terjadinya disorder dengan perubahan hormone. Alasan lain yang dapat
dikemukakakn
atau
factor
yng
berkontribusi
termasuk
kurangnya dukungan social dan emosiona, rasa rendah diri karena prempuan postpartummemiliki rasa kurang memadai sebagai seorang ibu, merasa terpencil dan sendiri, mengalami masalah keuangan, serta terjadi perubahan yang besar dlam kehidupan, seperti pindah rumah, atau memulai pekerjaan baru. d. penatalaksanaan postpartum psikosis Postpartum kejiwaan dianggap sebagai keadaan darurat kesehatan mental. Oleh karena itu menrlukan perhatian segera. Hal ini dikarenakan wanita yang menderita penyakit kejiwaan tidak selalu mampu dan bersedia untuk berbicara dengan seseorang tentang
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK104
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
disordernya, mereka kadang-kadang membutuhkan pasangan atau anggota
keluarga
untuk
membantu
mereka
mendapatkan
penanganan medis yang mereka butuhkan. kondisi ini biasanya diatasi dengan pemberian obat, biasanya obat anti psikosis dan terkadang anti depresan dan atau anti ansietas. Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling dan dukungan psikologi kelompok. dengan perawatan yang baik, sebagian besar perempuan dapat pulih dari kekacauan
C. Gangguan Psikologis Pada masa Menopause keadaan ini pernah timbul pada masa adolescence yang kemudian hilang dengan sendirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakter ium. Pada saat itu sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi,namun rasa deprsif itu selalu timbul dengan interval waktu tidaktetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid. proses terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormone dalam tubuh..Seperti diketahui ada tiga macam hormone dalam tubuh yaitu estrogen,progesterone dan testoteron, dimana mencapai usia menopause hormone-hormon ini tidak diproduksi lagi. akibat berhentinya produksi hormone estrogen berdampak pada berhentinya haid karen sel telur juga tidak lagi diproduksi dan persediaannya habis. Pada saat itu, wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya haid. gejala-gejala kecemasan menghadapi menopause meliputi : 1. suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti mudah marah 2. pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar konsentrasi, pikran kososng, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitive, merasa tidak berdaya 3. motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti menghindari ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri dari kenyataan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK105
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
4. perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitive dan agitasi 5. reaksi – reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering. cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menopause antara lain: 1. dukungan informative a. memberikan konseling bahwaberhentinya haid adalah hal yang fisiologis b. memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada c. menganjurkan untuk berolahraga d. memberi latihan penanganan stress e. memberi nasehat untuk mencari dukungan spirtual 2. dukungan emosional a. mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause b. memberkan perhatian dan kepedulian c. menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis, dan saling pengertian 3. dukungan penghargaan a. memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai b. memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut merasa percaya diri 4. dukungan instrumental a. memberi bantuan tenaga terhadap apa ynag dibutuhkan oleh wanita menopause b. memberi bantuan materi 5. ide delirius berisikan ide kegilaan, nafsu petualangan yang muncul saat pubertas akan kembali muncul pada saat klimakterium 6. masturbasi klitoris adakalanya wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK106
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
LATIHAN Untuk lebih memperdalam pemehaman anda tentang materi ini, kerjakan latihan berikut ini! Bentuk kelompok dari jumlah mahasiswa seluruhnya menjadi 3 kelompok besar. Tentukan secara acak tema untuk tiga kelompok tersebut. Buat Role Play dengan tema Gangguan Psikologi Pada Masa Persalinan, Gangguan Psikologi pada masa Nifas dan Gangguan Psikologi Pada Masa Menopause.
RANGKUMAN Proses persalinan sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik wanita yang ber sangkutan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi psikis juga memang berperan penting. Salah satu keadaan fisik dan psikis yang mempengaruhi proses persalinan, antara lain: wanita hipermaskulin dan wanita total pasif dalam menghadapi proses kehamilan. Gangguan psikologi pada masa nifas antara lain psotpartum
blues,
depresi
postpartum,
postpatum
psikosis.
Adapun
penatalaksanaan untuk postpartum blues ad Alah meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu membutuhkan istirahat. Penatalaksanaan
depresi
postpartum
dapat
melalui
screening
test.
Penatalaksanaan postpartum psikosis adalah dengan bantuan obat-obatan. Gangguan psikologis pada masa menopause adalah depresi menstrual, ide delirius, masturbasi klitoris dan aktivitas hipomanis semu. Cara mengatasi gangguan psikologis masa nifas adalah dengan memberikan dukungan informatif, dukungan emosional, dan dukungan instrumental.
TES FORMATIF 1. Suasana hati yang dirasakan oleh wanita setelah melahirkan yang berlangsung selama 3-6 hari disebut: a. Baby blues b. Baby hood c. Postpartum blues d. Depresi postpartum e. Postpartum psikosis 2. Dipenuhi rasa sedih yang disertai menangis tanpa sebab merupakan gejala: a. Baby blues
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK107
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
b. Baby hood c. Post partum blues d. Depresi post partum e. Post partum psikosis 3. Masalah kejiwaan serius yang dialami ibu selepas bersalin dan ditandai dengan agitasi yang hebat disebut: a. Baby blues b. Baby hood c. Post partum blues d. Depresi post partum e. Post partum psikosis 4.
Contoh peran faktor eksternal yang dapat mempengaruhi mudah dan sulitnya proses persalinan adalah a. Kondisi fisik wanita b. Induksi persalinan c. Pola hidup ibu selama hamil d. Lingkungan sosial e. Kondisi kejiwaan ibu
5. Salah satu hal yang tidak menyebabkan seorang wanita gelisah menghadapi persalinan adalah: a. Trauma b. Perasaan takut mati c. Rasa bersalah d. Takut kehilangan bayi e. Dukungan tenaga kesehatan 6. Perasaan takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan rumah tangga dialami oleh: a. Ibu primigravida saat pertama kali melahirkan b. Ibu multigravida saat melahirkan c. Ibu yang bersikap feminisme saat akan melahirkan d. Ibu yang memiliki karakter hipermaskulin saat melahirkan e. Ibu yang berkarakter total pasif dalam menghadapi persalinan 7. Sering menyuruh-nyuruh suaminya untuk melakukan tugasnya adalah reaksi dari:
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK108
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
a. Wanita pekerja b. Wanita karier c. Wanita feminisme d. Wanita hipermaskulin e. Wanita total pasif 8. Memberi latihan untuk penanganan stress merupakan cara mengatasi gangguan psikologis dalam memberi: a. Dukungan spiritual b. Dukungan material c. Dukungan informatif d. Dukungan emosional e. Dukungan instrumental 9. Mempunyai perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut: a. Dukungan informatif b. Dukungan emosional c. Dukungan spiritual d. Dukungan penghargaan e. Dukungan instrumental 10. Memberi bantuan materi merupakan cara mengatasi gangguan psikologis menopause dalam bentuk dukungan: a. Informatif b. Emosional c. Spiritual d. Instumental e. penghargaan
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK109
Prodi D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES GORONTALO Jl. Taman Taman Pendidikan No. 36 Gorontalo
DAFTAR PUSTAKA
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk kebidanan. Salemba Medika. Jakarta Pieter, H.Z. 2010. Psikologiuntuk Kebidanan. Kencana. Jakarta Suryani, E. 2008. Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya. Yogyakarta
MODUL PEMBELAJARAN PSIKOLOGI IBU & ANAK110