PROYEKSI CADANGAN KLAIM DENGAN METODE MUNICH CHAIN-LADDER
IKHWAN ABIYYU
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Proyeksi Cadangan Klaim dengan Metode Munich Chain-Ladder adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Ikhwan Abiyyu NIM G54110015
ABSTRAK IKHWAN ABIYYU. Proyeksi Cadangan Klaim dengan Metode Munich ChainLadder. Dibimbing oleh I GUSTI PUTU PURNABA dan RUHIYAT. Perusahaan asuransi wajib mempersiapkan cadangan klaim secara tepat untuk menutupi pengeluaran dari klaim yang akan terjadi di masa yang akan datang. Salah satu metode estimasi cadangan klaim yang sering digunakan adalah metode chain-ladder. Karena kesederhanaan dari metode tersebut, banyak perusahaan asuransi menggunakannya dalam estimasi cadangan klaim di masa yang akan datang. Namun, metode chain-ladder tidak bisa mengurangi gap antara proyeksi IBNR (Incurred but Not Reported) dari kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang sebenarnya terjadi. Metode Munich chain-ladder adalah pengembangan metode dari metode chain-ladder yang dikembangkan oleh Gerhard Quarg dan Thomas Mack. Metode Munich chain-ladder dalam aplikasinya dapat mengurangi gap yang terjadi. Karya ilmiah ini menjelaskan cara estimasi cadangan klaim menggunakan metode Munich chain-ladder dan membandingkan hasilnya dengan menggunakan metode chain-ladder, serta memberikan contoh data di mana metode Munich chain-ladder tidak menghasilkan proyeksi yang baik. Kata kunci: cadangan klaim, chain-ladder, IBNR, outstanding claim.
ABSTRACT IKHWAN ABIYYU. Projection of Claim Reserves Using the Munich ChainLadder Method. Supervised by I GUSTI PUTU PURNABA and RUHIYAT. Insurance companies are required to manage the appropriate claim reserves to cover the expenses of the claims that will occur in the future. One of the claim reserves estimation method that frequently used is the chain-ladder method. Because of the simplicity of this method, many insurance companies use the method to estimate the claim reserves in the future. However, the chain-ladder method is not able to reduce the gap between the projection of IBNR (Incurred but Not Reported) paid losses and incurred losses. The Munich chain-ladder is the development of the chain-ladder method introduced by Gerhard Quarg and Thomas Mack. The Munich chain-ladder method can be applied to reduce the gap between the projection of IBNR paid losses and incurred losses. This paper describes how to estimate the claim reserves using the Munich chain-ladder method and to compare the results with using the chain-ladder method. In addition, we provide examples of data, where the Munich chain-ladder method does not produce a good projection. Keywords: claim reserve, chain-ladder, IBNR, outstanding claim.
PROYEKSI CADANGAN KLAIM DENGAN METODE MUNICH CHAIN-LADDER
IKHWAN ABIYYU
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibundaku tersayang Ibu Mardiana. Terima kasih atas doa, cinta, semangat, pengorbanan, dan segalanya kepada penulis. Terima kasih telah menjadi mama terhebat untuk anak-anaknya. 2. Adik-adikku Sayyid Abyan dan Siti Najwa Assyyfa atas semangatnya kepada penulis. 3. Bapak Dr Ir I Gusti Putu Purnaba, DEA sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Ruhiyat, MSi sebagai dosen pembimbing II. Terima kasih atas segala waktu, ilmu, nasihat, dan bantuannya selama penulisan karya ilmiah ini. 4. Bapak Dr Donny Citra Lesmana, SSi, MFinMath sebagai dosen penguji atas kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. 5. Dosen dan staf penunjang Departemen Matematika FMIPA IPB atas semua ilmu, nasihat, dan bantuannya. 6. Teman-teman satu bimbingan yaitu Lilyani dan Sinta atas semua saran, semangat, dan bantuannya. 7. Sahabat satu kontrakan yaitu Median, Firi, dan Fakhri serta sahabat dekat selama perkuliahan yaitu Adam, Irma, Henny, Restu, Hendar, Hasan, dan Resty. Terima kasih atas kebersamaannya, perhatian, semangat, dan bantuannya kepada penulis selama 4 tahun perkuliahan. 8. Teman-teman Matematika 48, kakak-kakak Matematika 47, dan adikadik Matematika 49 atas kebersamaan dan suka-duka selama penulis menempuh studi di Departemen Matematika. 9. Sahabat dari SMA hingga saat ini Fadhlulrahman Azis, serta Sahabat dari TPB yaitu Diko, Adoy, Feber, dan Dody. Terima kasih atas kebersamaannya dan semangatnya kepada penulis. 10. Kak Julianto, SSi yang telah membagi ilmu dan wawasannya tentang teknik cadangan klaim dalam asuransi, khususnya asuransi kerugian. 11. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Mei 2015 Ikhwan Abiyyu
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Teori Peluang
2
Total Klaim
3
Outstanding Claims Liability
3
Teknik Chain-Ladder
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Metode Chain-Ladder
6
Metode Munich Chain-Ladder
7
Implementasi Praktis
11
Contoh Penerapan Metode Cadangan Klaim Munich Chain-Ladder
14
SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28
RIWAYAT HIDUP
36
DAFTAR TABEL 1 Run-off triangle data dan future triangle data dalam bentuk inkremental 2 Run-off triangle data dan future triangle data dalam bentuk kumulatif 3 Run-off triangle untuk kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack 4 Run-off triangle untuk kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack 5 Estimasi faktor penundaan rata-rata dan parameter π dari data Quarg dan Mack 6 Rasio (P/I) dan (I/P) serta parameter π dari data Quarg dan Mack Μ (ππ,π‘ ) dari data Quarg dan Mack 7 Hasil perhitunan Res Μ (πΌπ,π‘ ) dari data Quarg dan Mack 8 Hasil perhitunan Res β1 Μ (ππ,π 9 Hasil perhitunan Res ) dari data Quarg dan Mack Μ (ππ,π ) dari data Quarg dan Mack 10 Hasil perhitunan Res 11 Hasil proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack dengan metode Munich chain-ladder 12 Hasil proyeksi untuk kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode Munich chain-ladder 13 Gap antara proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode Munich chainladder 14 Gap antara proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode chain-ladder 15 Gap antara proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dari data Lloyd's dengan metode Munich chain-ladder
4 4 15 15 17 19 20 20 21 21 23 23
24 25 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Plot residual dari kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack Plot residual dari kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack Plot residual dari kerugian yang dibayarkan dari data Lloydβs Plot residual dari kerugian yang terjadi dari data Lloydβs
22 22 25 26
DAFTAR LAMPIRAN 1 Pengolahan data Quarg dan Mack dengan metode Munich chain-ladder 2 Pengolahan data Quarg dan Mack dengan metode chain-ladder 3 Pengolahan data Lloyd's dengan metode Munich chain-ladder
28 30 32
PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang tidak mengetahui bagaimana kehidupan ke depannya akan berjalan seperti apa. Ketidakpastian bisa saja terjadi seperti bahaya, kerusakan, dan kerugian yang pasti akan dialami kapanpun dan oleh siapapun. Risiko ketidakpastian tersebut dapat merusak kestabilan ekonomi yang sangat besar. Salah satu solusi untuk mengantisipasi risiko tersebut adalah melalui asuransi. Asuransi adalah sebuah janji dari pihak penanggung dalam hal ini perusahaan asuransi kepada pihak tertanggung yakni nasabah, bahwa bila terjadi risiko maka perusahaan asuransi tersebut akan memberikan santunan (benefit) dengan jumlah tertentu kepada nasabahnya. Industri asuransi dewasa ini semakin berkembang dari tahun ke tahun. Ini bisa digambarkan dengan semakin banyaknya orang yang tertarik untuk membeli produk berupa jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan asuransi. Dengan membayarkan sejumlah uang yang disebut premi, risiko kerugian yang mungkin dapat timbul dari nasabah pada waktu mendatang telah ditanggung oleh perusahaan asuransi tersebut sesuai dengan polis yang berlaku. Perusahaan asuransi wajib mempersiapkan dana siap pakai secara tepat untuk menutupi pengeluaran oleh klaim yang terjadi pada periode ke depan. Dana inilah yang disebut sebagai cadangan klaim. Pembayaran klaim mungkin dilakukan tidak lama setelah klaim dilaporkan, namun pada beberapa jenis asuransi, terkadang pembayaran klaimnya membutuhkan waktu yang cukup lama diukur dari saat terjadinya klaim. Hubungan antara waktu kejadian dan penundaan terkait klaim ini dikenal dengan istilah outstanding claims. Ada dua jenis outstanding claims, yaitu Incurred but Not Reported (IBNR) yaitu peristiwa yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan ke perusahaan asuransi dan Reported but Not Settled (RBNS) yaitu peristiwa yang telah dilaporkan namun pembayarannya belum terselesaikan (Hossack 1999). Taksiran outstanding claims memegang peranan yang penting, mengingat perusahaan asuransi dituntut untuk selalu dapat menyediakan cadangan yang cukup, guna menutup pembayaran klaim di masa yang akan datang. Jika perkiraan outstanding claims buruk, maka bisa saja perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Ada beberapa metode statistik untuk menaksir outstanding claims baik secara deterministik maupun stokastik. Metode chain-ladder merupakan metode deterministik yang paling populer untuk menaksir outstanding claims, karena kesederhanaannya dan bersifat bebas distribusi (Mack 1993). Sebuah masalah besar dalam cadangan klaim adalah perbedaan perkiraan IBNR yang dibayarkan dan yang terjadi, yaitu total akhir dari kerugian yang dibayarkan menyimpang lebih atau kurang dari perkiraan yang sesuai dengan kerugian yang terjadi. Metode chain-ladder tidak cukup membantu dalam menyelesaikan masalah ini. Metode Munich chain-ladder, pengembangan dari metode chain-ladder yang akan mempersempit gap antara proyeksi IBNR dari kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi.
2 Tujuan Penelitian
1.
2. 3.
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah: Menjelaskan cara proyeksi cadangan klaim dengan metode Munich chainladder. Memberikan contoh penerapan proyeksi cadangan klaim dengan metode Munich chain-ladder. Membandingkan hasil proyeksi cadangan klaim dengan metode chainladder dan metode Munich chain-ladder.
TINJAUAN PUSTAKA Teori Peluang Nilai Harapan 1. Jika π adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang ππ (π₯) maka nilai harapan dari π, dinotasikan dengan πΈ(π), adalah: πΈ(π) = β π₯ ππ (π₯), βπ₯
asalkan jumlah tersebut kovergen mutlak. 2. Jika π adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang ππ (π₯) maka nilai harapan dari π adalah: β
πΈ(π) = β« π₯ππ (π₯) ππ₯, ββ
asalkan integral tersebut konvergen mutlak (Hogg et al. 2014). Nilai Harapan Bersyarat Misalkan π dan π adalah peubah acak kontinu dan ππ|π (π₯|π¦) adalah fungsi kepekatan peluang bersyarat dari π dengan syarat π = π¦. Nilai harapan dari π dengan syarat π = π¦ adalah: β
πΈ(π|π = π¦) = β« π₯ππ|π (π₯|π¦) ππ₯ ββ
(Hogg et al. 2014). Ragam Ragam dari peubah acak π dapat ditunjukkan oleh: var(π) = πΈ[(π β π)2 ] = πΈ(π 2 ) β π 2 ; π = πΈ(π) Notasi lain untuk ragam adalah π 2 , sehingga didapat
3 π 2 = πΈ(π 2 ) β π 2 (Hogg et al. 2014). Martingale Kejadian π disebut martingale (relatif terhadap ({β±π }, Ξ‘)) jika: 1. π bersesuaian, 2. π¦(|ππ |) < β, βπ, 3. π¦[ππ |β±πβ1 ] = ππβ1, ketika π β₯ 1 (Williams 1991). Total Klaim Total klaim (claim amounts) atau bisa juga disebut sekumpulan kerugian (aggregate loss) adalah jumlahan dari total semua klaim yang terjadi dalam periode tertentu dari kontrak asuransi yang telah ditetapkan. Ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk merekam pembayaran yang dibuat dan kemudian menambahkannya dengan pembayaran berikutnya. Dalam kasus ini, total klaim direpresentasikan sebagai jumlahan, banyaknya klaim (number of claims) π, dari total pembayaran individu (π1 , π2 , β¦ , ππ ), sehingga π = π1 + π2 + β― + ππ , untuk π = 0,1,2, β¦ dengan π = 0 jika π = 0 (Yunawan 2013). Outstanding Claims Liability Umumnya penaksiran klaim-klaim yang belum terselesaikan (outstanding claims liability) untuk asuransi kelas bisnis jangka panjang (long-tail) didasarkan pada run-off triangle data. Run-off triangle data memuat gambaran klaim keseluruhan (aggregate), dan merupakan ringkasan dari suatu data set klaimklaim individu (Antonio et al. 2006). Data yang ada dalam run-off triangle data biasanya merupakan besarnya klaim (claims amount) dan juga banyaknya klaim (number of claims), di mana keduanya tersaji dalam bentuk inkremental atau kumulatif. Misalkan π·π,π menyatakan peubah acak besarnya klaim (dalam bentuk inkremental) untuk klaim-klaim yang terjadi pada periode kejadian (accident period) π dan dibayarkan pada periode penundaan (development period) π, dengan 1 β€ π β€ π dan 1 β€ π β€ π (Olofsson 2006). Tabel 1 mengilustrasikan run-off triangle data dan future triangle data dalam bentuk inkremental, di mana baris menunjukkan tahun kejadian (accident year), kolom menunjukkan tahun penundaan (development year), sedangkan diagonal (kiri bawah sampai kanan atas) merepresentasikan pembayaran klaim dalam setiap periode pembayaram (payment period). Run-off triangle data adalah sel-sel π·π,π (untuk π + π β€ π + 1) yang berwarna putih dan berada dalam segitiga atas, sedangkan future triangle data adalah sel-sel π·π,π (untuk π + π > π + 1) yang berwarna abu-abu dan berada dalam segitiga bawah.
4 Tabel 1 Run-off triangle data dan future triangle data dalam bentuk inkremental Tahun Tahun penundaan β¦ β¦ 1 2 π πβ1 π kejadian 1 2
π·1,1 π·2,1
π·1,2 π·2,2
β¦ β¦
π·1,π π·2,π
β¦ β¦
π·1,πβ1 π·2,πβ1
π·1,π π·2,π
π
π·π,1
π·π,2
β¦
π·π,π
β¦
π·π,πβ1
π·π,π
πβ1 π
π·πβ1,1 π·π,1
π·πβ1,2 π·π,2
β¦ β¦
π·πβ1,π π·π,π
β¦ β¦
π·πβ1,πβ1 π·π,πβ1
π·πβ1,π π·π,π
Run-off triangle data dalam bentuk kumulatif, πΆπ,π dapat dibentuk berdasarkan inkremental, π·π,π , melalui hubungan berikut: π
πΆπ,π = β π·π,π π=1
untuk 1 β€ π β€ π, 1 β€ π β€ π, dan π + π β€ π + 1. πΆπ,π dapat dinyatakan sebagai besarnya klaim kumulatif untuk klaim-klaim yang terjadi pada tahun kecelakaan ke-π dan dibayarkan sampai dengan tahun penundaan ke-π. Run-off triangle data dalam bentuk kumulatif disajikan dalam Tabel 2. Besarnya klaim kumulatif sampai dengan tahun penundaan ke-π, yaitu π
πΆπ,π = β π·π,π π=1
untuk π = 2,3, β¦ , π, disebut ultimate claims (Mack 1993). Tabel 2 Run-off triangle data dan future triangle data dalam bentuk kumulatif Tahun Tahun penundaan β¦ β¦ 1 2 π πβ1 π kejadian 1 2
πΆ1,1 πΆ2,1
πΆ1,2 πΆ2,2
β¦ β¦
πΆ1,π πΆ2,π
β¦ β¦
πΆ1,πβ1 πΆ2,πβ1
πΆ1,π πΆ2,π
π
πΆπ,1
πΆπ,2
β¦
πΆπ,π
β¦
πΆπ,πβ1
πΆπ,π
πβ1 π
πΆπβ1,1 πΆπ,1
πΆπβ1,2 πΆπ,2
β¦ β¦
πΆπβ1,π πΆπ,π
β¦ β¦
πΆπβ1,πβ1 πΆπ,πβ1
πΆπβ1,π πΆπ,π
5 Outstanding claims liability untuk tahun kecelakaan ke-π (π
π ) didefinisikan sebagai π
π
π =
β
π·π,π
π=π+2βπ
atau π
π = πΆπ,π β πΆπ,π+1βπ , untuk π = 2,3, β¦ , π. Outstanding claims liability untuk tahun kecelakaan ke- π merupakan penjumlahan sel-sel π·π,π di baris π yang ada pada future triangle, sedangkan total outstanding claims liability (π
) didefinisikan sebagai penjumlahan outstanding claims liability untuk semua tahun kecelakaan π (π = 2,3, β¦ , π), yaitu π
π
π
=β
β
π·π,π
π=2 π=π+2βπ
dengan kata lain, total outstanding claims liability (π
), merupakaan jumlah semua π·π,π dalam future triangle (Mack 1993). Teknik Chain-Ladder Misalkan πΆπ,π menunjukkan total klaim yang diakumulasikan dari waktu kejadian π, untuk π = 1,2, β¦ , π, yang dilaporkan sampai dengan waktu penundaan j, untuk π = 1,2, β¦ , π. Jika π = 1,2, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , π β π + 1 maka besarnya πΆπ,π diketahui. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memberikan estimasi total klaim πΆπ,π untuk waktu kejadian π = 1,2, β¦ , π dan total besarnya klaim πΆπ,π untuk π = 1,2, β¦ , π dan π = π β π + 2, β¦ , π. Asumsi dasar untuk teknik chain-ladder adalah terdapat nilai faktor penundaan (development factor) π2 , π3 , β¦ , ππ dengan πΈ(πΆπ,π+1|πΆπ,1 , πΆπ,2 , β¦ , πΆπ,π ) = πΆπ,π ππ , untuk π = 1,2, β¦ , π dan π = 1,2, β¦ , π β π + 1 . Teknik chain-ladder terdiri atas estimasi ππ dengan πΜπ =
βπβπ+1 πΆπ,π π=1
βπβπ+1 πΆπ,πβ1 π=1 dan estimasi total besarnya klaim oleh πΆπβπ+1,π = πΆπβπ+1,π ππ+1 ππ+2 β¦ ππ untuk π = 1,2, β¦ , π atau dengan bentuk lain untuk π = 2,3, β¦ , π berikut: πΆΜπ,π = πΆπ,πβπ+1 ππβπ+2 β¦ ππ (Mack 1993).
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Chain-Ladder Pertama-tama akan diperkenalkan beberapa merumuskan asumsi dari metode chain-ladder (CL).
notasi
dan
kemudian
Notasi Misalkan π β β adalah tahun terjadinya kecelakaan dan π β β adalah tahun penundaan (biasanya π = π ). Untuk π = 1,2, β¦ , π , misalkan ππ adalah kerugian yang dibayarkan (paid) oleh perusahaan asuransi pada tahun kecelakaan ke- π dan πΌπ adalah kerugian yang terjadi (incurred) pada waktu ke- π . Dengan demikian, ππ,π‘ menyatakan kerugian yang dibayarkan pada tahun kecelakaan ke-π yang mengalami penundaan selama π‘ tahun, dan πΌπ,π‘ mengartikan kerugian yang terjadi pada tahun kecelakaan ke-π yang mengalami penundaan selama π‘ tahun. Selain itu, π«π (π ) β {ππ,1 , β¦ , ππ,π } menjelaskan kondisi bahwa waktu tunda dari kerugian yang dibayarkan pada tahun kecelakaan ke-π diberikan sampai akhir tahun penundaan ke-π dan βπ (π ) β {πΌπ,1 , β¦ , πΌπ,π } menjelaskan kondisi bahwa waktu tunda dari kerugian yang terjadi pada tahun kecelakaan ke-π diberikan sampai akhir tahun penundaan ke-π . Asumsi Model Beberapa asumsi dalam proses metode CL untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi. 1.
Asumsi model untuk kerugian yang dibayarkan (P) PE (Asumsi Nilai Harapan) π Untuk π , π‘ β π dengan π‘ = π + 1, terdapat faktor penundaan ππ βπ‘ >0 sehingga untuk setiap π = 1,2, β¦ , π, πΈ(
ππ,π‘ π |π« (π )) = ππ βπ‘ . ππ,π π
PV (Asumsi Ragam) π Untuk π , π‘ β π dengan π‘ = π + 1, terdapat proporsi konstan ππ βπ‘ β₯0 sehingga untuk setiap π = 1,2, β¦ , π, var (
π )2 (ππ βπ‘ ππ,π‘ |π«π (π )) = . ππ,π ππ,π
PU (Asumsi Kebebasan) Berbagai tahun kerugian yang independen, {π1,π‘ |π‘ β π}, {π2,π‘ |π‘ β π}, β¦ , {ππ,π‘ |π‘ β π} bebas stokastik.
yaitu
7 2.
Asumsi model untuk kerugian yang terjadi (I) IE (Asumsi Nilai Harapan) πΌ Untuk π , π‘ β π dengan π‘ = π + 1, terdapat faktor penundaan ππ βπ‘ >0 sehingga untuk setiap π = 1,2, β¦ , π, πΈ(
πΌπ,π‘ πΌ |β (π )) = ππ βπ‘ . πΌπ,π π
IV (Asumsi Ragam) πΌ Untuk π , π‘ β π dengan π‘ = π + 1, terdapat proporsi konstan ππ βπ‘ β₯0 sehingga untuk setiap π = 1,2, β¦ , π, var (
πΌ )2 (ππ βπ‘ πΌπ,π‘ |βπ (π )) = . πΌπ,π πΌπ,π
IU (Asumsi Kebebasan) Berbagai tahun kerugian yang independen, {πΌ1,π‘ |π‘ β π}, {πΌ2,π‘ |π‘ β π}, β¦ , {πΌπ,π‘ |π‘ β π} bebas stokastik.
yaitu
Dengan demikian, asumsi metode CL menjelaskan bahwa tahun kecelakaan yang stokastik independen, tetapi memiliki faktor penundaan yang sama dan parameter Ο setiap tahun penundaan. Asumsi di atas dirancang untuk proyeksi segitiga bawah dan untuk menjelaskan tentang hubungan antara proses kerugian yang dibayarkan dan terjadi. Ekspektasi bersyarat menggambarkan kemungkinan terbaik peramalan ππ,π‘ jika hanya diketahui proses kerugian yang dibayar dari tahun kecelakaan, sampai dengan saat ini. Hal ini berlaku analog dengan proses kerugian yang terjadi π
πΌ
πΈ (ππ,π‘ |β¬π (π )) dan πΈ (πΌπ,π‘ |β¬π (π )) π,π
π,π
dengan β¬π (π ) = {ππ,1 , ππ,2 , β¦ , ππ,π , πΌπ,1 , πΌπ,2 , β¦ , πΌπ,π } adalah himpunan waktu penundaan yang diketahui hingga akhir tahun penundaan π dari proses kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi. Metode Munich Chain-Ladder Untuk metode Munich chain-ladder (MCL), asumsi independensi PU dan IU dari metode chain-ladder diperluas, yaitu dengan menambahkan asumsi PIU (kebebasan dari tahun kerugian yang dibayarkan dan dari tahun kerugian yang terjadi). Set kebebasan stokastik untuk asumsi kebebasan PIU adalah {π1,π‘ , πΌ1,π‘ |π‘ β π}, {π2π‘ , πΌ2,π‘ |π‘ β π}, β¦ , {ππ,π‘ , πΌπ,π‘ |π‘ β π}. Didefinisikan ππ =
ππ πΌπ
π
= ( πΌ π,π‘ ) π,π‘
π‘βπ
πΌ
πΌ
dan ππ β1 = ππ = (ππ,π‘ ) π
π,π‘
π‘βπ
8 untuk menjelaskan rasio (P/I) dan rasio (I/P). Selanjutnya, dengan menambahkan konsep residual bersyarat: jika π adalah peubah acak, dengan syarat πΆ, maka π(π|πΆ) = βvar(π|πΆ) menjelaskan standar deviasi bersyarat dari π oleh πΆ, dan res(π|πΆ) =
π β πΈ(π|πΆ) π(π|πΆ)
menjelaskan residual bersyarat π oleh πΆ. Residual bersyarat adalah standardisasi yang berkaitan dengan nilai harapan bersyarat dan ragam bersyarat, dengan πΈ(res(π|πΆ)|πΆ) = 0 dan var(res(π|πΆ)|πΆ) = 1. Asumsi Model Mengacu pada asumsi model oleh Mack, dilakukan analisis lebih lanjut untuk menghitung faktor nilai harapan bersyarat dari penundaan proses kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi guna mendapatkan residual masingmasingnya, dengan ππ,π‘ πΌπ,π‘ res ( |π«π (π )) dan res ( |βπ (π )). ππ,π πΌπ,π Dibandingkan dengan model CL, kelebihan dari model Munich chainladder (MCL) yang menentukan adalah merumuskan asumsi untuk istilah-istilah berikut, yaitu π
πΌ
πΈ (res (ππ,π‘ |π«π (π )) |β¬π (π )) dan πΈ (res (πΌπ,π‘ |βπ (π )) |β¬π (π )). π,π
π,π
dan residual dari rasio (I/P) dan rasio (P/I), didefinisikan β1 res(ππ,π |π«π (π )) atau res(ππ,π |βπ (π )).
Asumsi tambahan untuk rasio (P/I) dan rasio (I/P) PQ Terdapat konstanta ππ untuk π , π‘ β π dengan π‘ = π + 1 sehingga untuk setiap π = 1,2 β¦ , π, πΈ (res ( yang ekuivalen dengan
ππ,π‘ β1 |π« (π )) |β¬π (π )) = ππ res(ππ,π |π«π (π )) ππ,π π
9 π
π (ππ,π‘ |π«π (π )) ππ,π‘ π,π β1 β1 π π πΈ ( |β¬π (π )) = ππ βπ‘ + π (ππ,π β πΈ(ππ,π |π«π (π ))). β1 ππ,π π(ππ,π |π«π (π ))
(1)
IQ Terdapat konstanta ππ untuk π , π‘ β π dengan π‘ = π + 1 sehingga untuk setiap π = 1,2 β¦ , π, πΈ (res (
πΌπ,π‘ |β (π )) |β¬π (π )) = ππ res(ππ,π |βπ (π )) πΌπ,π π
yang ekuivalan dengan πΌ
π (πΌπ,π‘ |βπ (π )) πΌπ,π‘ π,π πΌ πΈ ( |β¬π (π )) = ππ βπ‘ + ππΌ (ππ,π β πΈ(ππ,π |βπ (π ))). πΌπ,π π(ππ,π |βπ (π ))
(2)
Parameter ππ dan ππΌ yang merupakan kemiringan garis regresi dari plot residual masing-masing proses, tidak tergantung pada penundaan tahun ke- π . Persamaan (1) dan (2) mewakili harapan bersyarat untuk faktor penundaan sebagai jumlah faktor dari chain-ladder dan koreksi dari kedua jenis data. Akan dianalisis lebih rinci istilah tersebut pada bagian berikutnya. Analisis Asumsi Model Akan diperiksa lebih dekat model MCL dan khususnya persamaan bentuk PQ dan IQ, dimisalkan ππ , ππΌ > 0. Kondisi nilai harapan yaitu faktor penundaan dari proses kerugian yang terjadi akan digunakaan untuk proyeksi tahun kecelakaan ke-π dari π ke π‘, adalah monoton naik, fungsi linear dari rasio (P/I) atau ππ,π . Hal ini menunjukkan bahwa pengamatan dari praktik dinyatakan sebagai asumsi teoritis. Persamaan IQ merupakan ekspektasi bersyarat dari jumlah chainπΌ ladder faktor penundaan ππ βπ‘ dan istilah linear dalam ππ,π . Terdapat tiga faktor terkoreksi yang dijelaskan sebagai berikut: ο· Faktor ππΌ adalah koefisien korelasi dari residual faktor penundaan dan residual rasio (P/I), yang akan dibuktikan pada bagian selanjutnya. Oleh karena itu ππΌ sebagai fakor korelasi atau parameter korelasi. Nilai dari ππΌ haruslah di antara 0 dan 1, dan mengukur keterkaitan faktor penundaan sebelumnya dari rasio (P/I). Jika hampir tidak ada ketergantungan atau hubungan pada data, maka ππΌ β 0 dan faktor penundaan rata-rata diproyeksikan seperti pada metode CL. ο· Faktor standar deviasi adalah hasil bagi dari standar deviasi bersyarat faktor penundaan yang terjadi dan rasio (P/I). Hal ini menyebabkan penyimpangan rasio (P/I) dari rata-rata yang diukur sebagai deviasi dari faktor penundaan. Semakin besar standar deviasi dari faktor penundaan, semakin besar kemungkinan akan menjadi deviasi yang signifikan dari rata-rata, dan semakin besar terkoreksi. Semakin kecil standar deviasi dari rasio (P/I), akan semakin untypical dan menyimpang signifikan dari rata-rata.
10 ο· Linear ππ,π β πΈ(ππ,π |βπ (π )) meliputi proyeksi rasio (P/I). Jika rasio (P/I) di atas rata-rata memiliki efek memperbaiki faktor penundaan ke atas, dan sebaliknya. Semakin jauh rasio (P/I) dari rata-rata akan semakin besar koreksinya. Jika rasio (P/I) berada pada rata-rata, faktor penundan yang digunakan akan menjadi rata-rata dari data, seperti dalam metode CL. Berlaku untuk faktor penundaan untuk rasio (I/P). Parameter korelasi ππ dan ππΌ memperlihatkan hubungan antara segitiga dari kerugian yang dibayarkan dan segitiga dari kerugian yang terjadi. Besarnya parameter ini menunjukkan sejauh mana waktu penundaan dari kecelakaan yang dibayarkan dan kecelakaan yang terjadi, dipengaruhi oleh jenis data masingmasingnya, karenanya parameter ini sangat penting untuk ukuran proyeksi utama. Karena pendekatan residual memungkinkan untuk mempertimbangkan semua tahun penundaan, yaitu menyediakan jumlah yang cukup di titik data, estimasi ini relatif stabil. Selanjutnya akan dibuktikan formula ππ dan ππΌ sebagai parameter korelasi. Menggunakan informasi cov πΆ (π, π) β cov(π, π|πΆ) untuk koragam bersyarat dari dua variabel acak π dan π dengan diberikan kondisi πΆ πΈ(
ππ,π‘ ππ,π‘ |β¬π (π )) = . ππ,π ππ,π
Diketahui kondisi martingale jika
ππ,π‘ ππ,π
adalah β¬π (π ) yang terukur, maka
π
β1 π,π‘ cov π«π (π ) (ππ,π ,π ) π,π
π
β1 = cov π«π (π ) (ππ,π , πΈ (ππ,π‘ |β¬π (π ))) π,π
= cov
π«π (π )
β1 π (ππ,π , ππ βπ‘
π
+π
ππ,π‘ |π« (π )) ππ,π π β1 π(ππ,π |π«π (π ))
π(
β1 β1 (ππ,π β πΈ(ππ,π |π«π (π ))))
ππ,π‘
π
= π
π(
|π« (π )) ππ,π π β1 π(ππ,π |π«π (π ))
β1 var(ππ,π |π«π (π ))
π
β1 = ππ π (ππ,π‘ |π«π (π )) π(ππ,π |π«π (π )). π,π
Mengacu ke pada bentuk berikut: β1 corr (ππ,π ,(
ππ,π‘ ππ,π
πΌ
|π«π (π ))) = ππ dan corr (ππ,π , ( π,π‘ |βπ (π ))) = ππΌ πΌπ,π
untuk koefisien korelasi bersyarat, maka ππ,π‘ β1 corr (res(ππ,π |π«π (π )), res ( |π«π (π ))) = ππ ππ,π
11 dan corr (res(ππ,π |βπ (π )), res (
πΌπ,π‘ |β (π ))) = ππΌ . πΌπ,π π
Dengan demikian, parameter Ξ» model MCL sebagai korelasi antara run-off triangle untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi. Pada pembahasannya selanjutnya akan dijelaskan perkiraan nilai parameter yang digunakan untuk memperoleh residual masing-masing data serta cara memperoleh nilai Ξ». Implementasi Praktis Pada bagian ini, akan dijelaskan lebih rinci tentang semua perkiraan parameter yang diperlukan untuk Metode MCL, sebelum melakukan perhitungan MCL lengkap untuk contoh konkret. Mengestimasi Parameter Untuk menghitung residual dan nilai harapan faktor penundaan, harus diperkirakan setiap parameter dari Model MCL. Parameter Metode Chain-Ladder π πΌ Untuk setiap π‘ = π + 1 , faktor penundaan ππ βπ‘ dan ππ βπ‘ untuk π = 1,2, β¦ , π β 1 digunakan estimasi Metode chain-ladder π Μ ππ βπ‘ =
1 βπβπ π=1 ππ,π
dan πΌ Μ ππ βπ‘ =
1 βπβπ π=1 πΌπ,π
πβπ
β ππ,π π=1
πβπ
β πΌπ,π π=1
ππ,π‘ βπβπ π=1 ππ,π‘ = πβπ ππ,π βπ=1 ππ,π
(3)
πΌπ,π‘ βπβπ π=1 πΌπ,π‘ = πβπ πΌπ,π βπ=1 πΌπ,π
(4)
untuk = 1,2, β¦ , π β 2. Paramter π juga diestimasi sebagai berikut: 2 π Μ (π π βπ‘ ) =
πβπ
2
1 ππ,π‘ π Μ β ππ,π ( β ππ βπ‘ ) πβπ β1 ππ,π
(5)
π=1
dan
πβπ
2
1 πΌπ,π‘ πΌ πΌ Μ Μ (π β πΌπ,π ( β ππ βπ‘ ) π βπ‘ ) = πβπ β1 πΌπ,π 2
π=1
2 2 π π πΌ πΌ Μ Μ β Μ β Μ dengan standar deviasinya π π βπ‘ = (ππ βπ‘ ) dan ππ βπ‘ = (ππ βπ‘ ) .
(6)
12 Parameter Metode Munich Chain-Ladder Untuk menghitung residual bersyarat dari rasio (P/I) dan (I/P), perlu β1 pendugaan untuk nilai harapan bersyarat πΈ (ππ,π |βπ (π )) dan πΈ (ππ,π |π«π (π )) dan β1 standar deviasi bersyarat π (ππ,π |βπ (π )) dan π (ππ,π |π«π (π )). Asumsi pertama
bahwa πΈ (ππ,π |βπ (π )) adalah konstan, analog dengan model IE chain-ladder untuk kerugian yang terjadi. Selanjutnya, diasumsikan keterkaitan ragam bersyarat dari rasio (P/I) pada kerugian yang terjadi, analog dengan kondisi IV. Untuk π = 1,2, β¦ , π, asumsi berikut untuk nilai harapan bersyarat dan ragam bersyarat dari rasio (P/I). Estimasi nilai harapan bersyarat πΈ (ππ,π |βπ (π )) adalah sebagai berikut:
πΜπ =
πβπ +1
1 βπβπ +1 πΌπ,π π=1
β πΌπ,π ππ,π = π=1
βπβπ +1 ππ,π π=1 πβπ +1 βπ=1 πΌπ,π
(7)
berlaku sama untuk semua tahun terjadinya kecelakaan. Estimasi untuk π (ππ,π |βπ (π )) yaitu πΜπ πΌ βπΌπ,π dengan πΜπ πΌ didefinisikan πβπ +1
1 2 πΜπ πΌ = β πΌπ,π (ππ,π β πΜπ ) πβπ 2
(8)
π=1
untuk setiap π = 1,2, β¦ , π, dengan πΜπ πΌ bersifat bebas dari tahun kecelakaan ke-π. Kemudian diasumsikan bahwa estimasi untuk rasio (P/I) berlaku analog dengan nilai harapan bersyarat dan ragam dari rasio (I/P) dengan mengestimasi β1 nilai harapan bersyarat πΈ (ππ,π |π«π (π )) sebagai berikut:
πΜπ
β1
=
πβπ +1
1 βπβπ +1 ππ,π π=1
β
β1 ππ,π ππ,π
π=1
βπβπ +1 πΌπ,π π=1 = πβπ +1 βπ=1 ππ,π
(9)
β1 serta mengestimasi π (ππ,π |π«π (π )) yaitu π πΜ π
βππ,π dengan
π πΜ π
didefinisikan πβπ +1
1 2 β1 π πΜ β ππ,π (ππ,π β πΜπ β1 ) . π = πβπ 2
π=1
(10)
13 Masalah akan timbul karena mengikuti kondisi bahwa kedua nilai harapan β1 bersyarat πΈ (ππ,π |βπ (π )) dan πΈ (ππ,π |π«π (π )) menjadi konstan dengan ππ,π yang sudah konstan, ini bertentangan dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, hal ini tidak dapat diasumsikan, harus ada struktur ketergantungan yang lebih rumit dari nilai harapan yang keduanya tergantung pada βπ (π ) dan π«π (π ). Akan diperkirakan πΈ (ππ,π |βπ (π )) dengan rata-rata di atas rasio (P/I) dari ππ,π dari kerugian yang terjadi pada tahun ke-π untuk βπ (π ) serupa dengan βπ (π ). Pada aturan chain-ladder, serupa berarti tingkat πΌπ,π dekat dengan πΌπ,π , atau faktor penundaan πΌπ,π /πΌπ,π β1 dekat dengan πΌπ,π /πΌπ,π β1 . Setidaknya, akan terjadi kecelakaan tahun ke-π dimana βπ (π ) jelas berbeda dengan βπ (π ). Tentu saja, konsep ini berlaku β1 analog dengan πΈ (ππ,π |π«π (π )). Pendekatan ini akan menghasilkan perkiraan untuk nilai harapan bersyarat yang tidak timbal balik dengan definisi dan dengan kecelakaan setiap tahun. Begitupun untuk ragam bersyarat dengan situasi serupa. Data yang cukup diberikan dari struktur ketergantungan lebih rumit untuk ragam bersyarat dari ππ,π β1 dan ππ,π pada βπ (π ) dan π«π (π ), sehingga masing-masing dapat diperhitungkan. β1 Kesederhanaan uraian benar jika πΈ (ππ,π |βπ (π )) dan πΈ (ππ,π |π«π (π )) adalah fungsi tidak konstan terhadap βπ (π ) dan π«π (π ). Akan diperkirakan residual bersyarat dari
res (
ππ,π‘ πΌπ,π‘ β1 |π«π (π )) , res ( |βπ (π )) , res (ππ,π |π«π (π )) , res (ππ,π |βπ (π )) ππ,π πΌπ,π
β1 dengan penyederhanaan notasi res Μ (ππ,π‘ ), res Μ (πΌπ,π‘ ), res Μ (ππ,π ), dan res Μ (ππ,π ), sehingga ππ,π‘
res Μ (ππ,π‘ ) =
ππ,π
π Μ π π βπ‘ πΌπ,π‘
res Μ (πΌπ,π‘ ) =
π Μ β ππ βπ‘
πΌπ,π
βππ,π
(11)
βπΌπ,π
(12)
πΌ Μ β ππ βπ‘ πΌ Μ π π βπ‘
dan β1 res Μ (ππ,π )
β1 ππ,π β πΜπ β1 = βππ,π π πΜ π
res Μ (ππ,π ) =
ππ,π β πΜπ βπΌπ,π . πΜπ πΌ
(13)
(14)
14 Diestimasikan nilai dugaan ππ dan ππΌ sebagai berikut: πΜπ =
1 β1 βπ,π res Μ (ππ,π )
2
β1 β res Μ (ππ,π )
2
res Μ (ππ,π‘ ) β1 res Μ (ππ,π )
π,π
=
β1 βπ,π res Μ (ππ,π ) res Μ (ππ,π‘ ) β1 βπ,π res Μ (ππ,π )
2
dan πΜπΌ =
1 βπ,π res Μ (ππ,π )
2
β res Μ (ππ,π ) π,π
2
res Μ (πΌπ,π‘ ) res Μ (ππ,π )
=
βπ,π res Μ (ππ,π ) res Μ (πΌπ,π‘ ) βπ,π res Μ (ππ,π )
2
Dalam semua penjumlahan ini, indeks π bergerak dari 1 sampai π β 2 dan indeks π bergerak dari 1 sampai π β π . Jika limpasan segitiga ini berakhir dalam waktu kurang dari waktu penundaan π tahun, akan lebih tepat untuk memilih indeks π yang diperpanjang hanya sampai akhir periode run-off. Perubahan tahun penundaan dalam formula estimasi ππ dan ππΌ menyimpulkan hanya sejumlah π menghasilkan perkiraan tahun penundaan untuk parameter Ξ». Parameter Ξ» untuk setiap tahun penundaan harus berfluktuasi secara acak dan tidak menunjukkan trend yang akan melanggar asumsi model MCL, ini biasanya terjadi dalam praktek. Menurut asumsi PQ dan IQ, diperoleh formula rekursif untuk menduga ππ,π‘ dan πΌπ,π‘ , yaitu π Μ π πΌΜ π Μ π π βπ‘ ( π,π β π Μ Μ πΜ = π (π + π Μπ β1 )) π,π‘ π,π π βπ‘ π πΜ πΜ π,π π
(15)
dan πΌ Μ π πΜ πΌ Μ πΌ π βπ‘ ( π,π β π Μ Μ πΌΜ = πΌ (π + π Μπ )) π,π‘ π,π π βπ‘ πΌΜ πΜπ πΌ π,π
(16)
Μ untuk π β₯ π β π + 1 dengan nilai πΜ π,π = ππ,π dan πΌπ,π = πΌπ,π . Contoh Penerapan Metode Cadangan Klaim Munich Chain-Ladder Metode Munich chain-ladder hanya diaplikasikan untuk asuransi kerugian, contohnya asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan. Pada bagian ini, akan dilakukan perhitungan MCL lengkap untuk contoh konkret dari data oleh Quarg dan Mack (2006), serta data dari perusahaan insurance market Llyodβs dengan perhitungan lengkap pada Lampiran 3. Pada data oleh Quarg dan Mack, diberikan data awal dari segitiga atas kerugian yang dibayarkan (Tabel 3) dan kerugian yang terjadi (Tabel 4), yang melibatkan 7 tahun waktu kejadian dan 7 tahun waktu penundaan.
15 Tabel 3
Run-off triangle untuk kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack Tahun Tahun penundaan kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1
576
1804
1970
2024
2074
2102
2
866
1948
2162
2232
2284
2348
3
1412
3758
4252
4416
4494
4 5 6
2286 1868 1442
5292 3778 4010
5724 4648
5850
7
2044
2131
Data run-off triangle pada Tabel 3 adalah klaim dalam bentuk besarnya klaim. Sebagai contoh, ambil baris kedua dan kolom ketiga, besaran klaim sejumlah 2162 merupakan total klaim yang dibayarkan dari akumulasi kejadian pada tahun kecelakaan kedua yang dilaporkan sampai dengan tahun ketiga. Data pada Tabel 3, terdapat bagian yang masih kosong berbentuk segitiga di sebelah kanan bawah yang disebut future triangle, ini merupakan pembayaran klaim di masa yang akan datang dan belum diketahui besarnya. Tabel 4 Run-off triangle untuk kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack Tahun Tahun penundaan kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1 978 2104 2134 2144 2174 2182 2174 2 1844 2552 2466 2480 2508 2454 3 2904 4354 4698 4600 4644 4 3502 5958 6070 6142 5 2812 4882 4852 6 2642 4406 7 5022 Ambil contoh baris kedua dan kolom ketiga, besaran klaim sejumlah 2466 merupakan total klaim yang dilaporkan dari akumulasi kejadian pada tahun kecelakaan kedua yang dilaporkan sampai dengan tahun ketiga. Jika dibandingkan nilai-nilai total klaim pada run-off triangle kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi, total klaim pada run-off kerugian yang terjadi lebih besar dari pada besaran klaim pada run-off kerugian yang dibayarkan. Hal ini terjadi karena total klaim pada run-off kerugian yang terjadi adalah penjumlahan dari klaim yang sudah dibayarkan dan klaim yang belum diselesaikan. Klaim yang belum diselesaikan tersebut bisa jadi tidak dibayarkan oleh perusahaan karena beberapa sebab, misalnya besaran klaim tersebut di bawah nilai minimal klaim (deductible). Lain halnya dengan run-off triangle kerugian yang dibayarkan, data klaim yang terdapat di dalamnya adalah penjumlahan dari besaran klaim yang dilaporkan dan sudah dibayarkan oleh perusahaan. Kelebihan dari metode Munich
16 chain-ladder ini adalah mengurangi gap seminimal mungkin antara proyeksi IBNR kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi. Menghitung faktor penundaan rata-rata dan parameter Ο Langkah pertama adalah mengestimasi parameter dengan metode Chainπ πΌ Μ Μ ladder, yakni menghitung faktor penundaan ππ βπ‘ dan ππ βπ‘ serta menghitung π π Μ Μ parameter ππ βπ‘ dan ππ βπ‘ . π πΌ Sebagai contoh, perhitungan Μ π2β3 dan Μ π2β3 dengan menggunakan π Μ persamaan (3) dan (4). π2β3 adalah estimasi faktor penundaan untuk kerugian yang dibayarkan dari tahun penundaan ke-2 hingga tahun penundaan ke-3, dengan diketahui infomasi ππ,2 adalah proses kerugian yang dibayarkan pada tahun kecelakaan ke-2 dan ππ,3 proses kerugian yang dibayarkan pada tahun kecelakaan ke-3, maka π Μ π 2β3 = (
1 β7β2 π=1 ππ,2
7β2
) (β ππ,2 π=1 5
β7β2 ππ,3 π=1 ππ,3 ) = 7β2 βπ=1 ππ,2 ππ,2
β5π=1 ππ,3 1 ππ,3 =( 5 ) (β ππ,2 )= 5 ππ,2 βπ=1 ππ,2 βπ=1 ππ,2 π=1 1970 + 2162 + 4252 + 5724 + 4648 18756 = = = 1.131. 1804 + 1948 + 3758 + 5292 + 3778 16580 πΌ adalah estimasi faktor penundaan untuk kerugian yang terjadi Faktor Μ π2β3 dari tahun penundaan ke- 2 hingga tahun penundaan ke- 3 , dengan diketahui infomasi πΌπ,2 adalah proses kerugian yang terjadi pada tahun kecelakaan ke-2 dan πΌπ,3 proses kerugian yang terjadi pada tahun kecelakaan ke-3, maka
πΌ Μ π2β3
7β2
β7β2 πΌπ,3 π=1 πΌπ,3 = ( 7β2 ) (β πΌπ,2 ) = 7β2 βπ=1 πΌπ,2 βπ=1 πΌπ,2 πΌπ,2 1
π=1 5
β5π=1 πΌπ,3 πΌπ,3 =( 5 ) (β πΌπ,2 ) = 5 πΌπ,2 βπ=1 πΌπ,2 βπ=1 πΌπ,2 π=1 2134 + 2466 + 4698 + 6070 + 4852 20220 = = = 1.019. 2104 + 2552 + 4354 + 5958 + 4882 19850 1
Jadi, besarnya faktor penudaan dari tahun kejadian ke- 2 yang ditunda hingga tahun ke- 3 adalah sebesar 1.131 untuk kerugian yang dibayarkan dan 1.019 untuk kerugian yang terjadi. π πΌ Μ Sebagai contoh, perhitungan ΟΜ 2β3 dan Ο2β3 dengan menggunakan π persamaan (5) dan (6). ΟΜ 2β3 adalah estimasi parameter π untuk kerugian yang dibayarkan dari tahun penundaan ke-2 hingga tahun penundaan ke-3, dengan π Μ diketahui informasi π 2β3 yang telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya, serta ππ,2 dan ππ,3 , maka
17 2 π Μ (π 2β3 ) = (
7β2
2
1 ππ,3 Μ π ) β ππ,2 ( β π2β3 ) 7β2β1 ππ,2 π=1
5
1 ππ,3 = ( ) β ππ,2 ( β 1.131) 4 ππ,2
2
π=1
2 2 1970 4648 1 β 1.131) ) + β― + ((3778) ( β 1.131) )] = ( ) [((1804) ( 1804 3778 4
2.776 + 0.891 + 0.0001 + 13.024 + 37.057 53.748 = = = 13.437. 4 4 π Μ Jadi, π 2β3 = β13.437 = 3.666. πΌ Faktor ΟΜ 2β3 adalah estimasi parameter π untuk kerugian yang terjadi dari tahun penundaan ke-2 hingga tahun penundaan ke-3, dengan diketahui informasi πΌ Μ π 2β3 yang telah diperoleh pada perhitungan sebelumnya, serta πΌπ,2 dan πΌπ,3 , maka
2 πΌ Μ (π 2β3 ) = (
7β2
πΌπ,3 1 πΌ ) β πΌπ,2 ( β Μ π2β3 ) πΌπ,2 7β2β1
2
π=1
5
1 πΌπ,3 = ( ) β πΌπ,2 ( β 1.019) πΌπ,2 4
2
π=1
2 2 1 2134 4852 = ( ) [((2104) ( β 1.019) ) + β― + ((4882) ( β 1.019) )] 4 2104 4882
0.04 + 6.991 + 15.867 + 0.00015 + 2.999 24.898 = = = 6.474. 4 4 πΌ Μ Jadi, π 2β3 = β6.474 = 2.544. Estimasi parameter π untuk tahun kejadian ke-2 yang ditunda hingga tahun ke- 3 adalah sebesar 3.666 untuk kerugian yang dibayarkan dan 2.544 untuk kerugian yang terjadi. Secara keseluruhan faktor penundaan rata-rata dan parameter Ο akan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5
Estimasi faktor penundaan rata-rata dan parameter Ο dari data Quarg dan Mack 1β2 2β3 3β4 4β5 5β6 6β7 Μ π ππ βπ‘ 2.437 1.131 1.029 1.021 1.021 1.014
πΌ πΜ π βπ‘ Μ π π
π βπ‘ Μ πΌ ππ βπ‘
1.652
1.019
1.000
1.011
0.990
13.456
3.666
0.482
0.210
0.479
9.727
2.544
1.004
0.120
0.860
0.996
18 Menghitung rasio (P/I) dan (I/P) serta parameter Ο Setelah diperoleh estimasi untuk faktor penudaan dan parameter π untuk masing-masing kecelakaan yang dibayarkan dan terjadi, selanjutnya akan dicari parameter Metode MCL, dengan menghitung nilai harapan bersyarat dan standar deviasi bersyarat. Menghitung (P/I) atau πΜπ serta (I/P) atau πΜπ β1 dengan formula yang telah diperoleh dari pembahsan parameter Metode MCL. Sebagai contoh perhitungan π
πΌ
( πΌ ) atau π Μ2 dan (π) = π Μ2 2
β1
2
dengan menggunakan persamaan (7) dan (9). π Μ2
adalah nilai harapan bersyarat πΈ (ππ,2 |βπ (2)) diperoleh dengan diketahui informasi ππ,2 dan πΌπ,2 , maka β7β2+1 ππ,2 β6π=1 ππ,2 π=1 = 7β2+1 = 6 βπ=1 πΌπ,2 βπ=1 πΌπ,2 1804 + 1948 + 3758 + 5292 + 3778 + 4010 20590 = = = 0.849. 2104 + 2552 + 4354 + 5958 + 4882 + 4406 24256
π Μ2
β1 Nilai π Μ2 β1 adalah nilai harapan bersyarat πΈ (ππ,2 |π«π (2)) diperoleh dengan diketahui informasi ππ,2 dan πΌπ,2 , maka
π Μ2
β1
β6π=1 πΌπ,2 β7β2+1 πΌπ,2 π=1 = 7β2+1 = βπ=1 ππ,2 β6π=1 ππ,2 2104 + 2552 + 4354 + 5958 + 4882 + 4406 24256 = = = 1.178. 1804 + 1948 + 3758 + 5292 + 3778 + 4010 20590 Diperoleh nilai harapan bersyarat πΈ (ππ,2 |βπ (2)) sebesar 0.849 dan
β1 πΈ (ππ,2 |π«π (2)) sebesar 1.178. Setelah itu, akan dihitung parameter standar deviasi bersyarat Ο. Sebagai ΜπΌ 2 dan πΜπ 2 dengan menggunakan persamaan (8) dan (10). contoh perhitungan π 2
2
7β2+1
2 ΜπΌ 2 = ( 1 ) β πΌ (π β π π Μ) π,2 π,2 2 2 7β2 π=1
6
1 2 = ( ) β πΌπ,2 (ππ,2 β 0.849) 5 π=1
2 2 1 1804 4010 = ( ) [((2104) ( β 0.849) ) +. . . + ((4406) ( β 0.849) )] 5 2104 4406
0.154 + 18.673 + 0.884 + 9.228 + 27.461 + 16.535 72.935 = 5 5 = 14.587. ΜπΌ = β14.587 = 3.819. Jadi, π 2 =
19 7β2+1
2 1 2 β1 πΜ2π = ( ) β ππ,2 (ππ,2 βπ Μ2 β1 ) 7β2 π=1
6
1 2 β1 = ( ) β πΌπ,2 β (ππ,2 β 1.178) 5 π=1
2 2 1 2104 4406 = ( ) [((1804) ( β 1,178) ) + β― + ((4010) ( β 1,178) )] 5 1804 4010
0.249 + 33.949 + 1.422 + 14.418 + 49.256 + 25.213 124.498 = 5 5 = 24.899. Jadi, πΜ2π = β24.899 = 4.990. =
Diperoleh nilai harapan bersyarat π (ππ,2 |βπ (2)) sebesar 3.819 dan β1 |π«π (2)) sebesar 4.990. Secara keseluruhan, hasil perhitungan untuk nilai π (ππ,2 harapan bersyarat dan standar deviasi bersyarat untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Rasio (P/I) dan (I/P) serta parameter Ο dari data Quarg dan Mack s 1 2 3 4 5 6 7 πΜπ 53.3% 84.9% 92.8% 94.5% 94.9% 96.0% 98.0% β1 πΜ π Μπ π
187.8% 117.8% 107.8% 105.8% 105.4%
104.2% 102.0%
π
14.943
4.990
2.167
1.619
1.791
0.236
πΜπ πΌ
5.711
3.819
1.918
1.461
1.637
0.222
Menghitung residual masing-masing parameter Langkah berikutnya adalah menghitung nilai residual masing-masing dari β1 res Μ (ππ,π‘ ), res Μ (πΌπ,π‘ ), res Μ (ππ,π ), dan res Μ (ππ,π ). Contoh untuk perhitungan res Μ (ππ,π‘ ) dengan menggunakan persamaan (11), π π Μ Μ akan dihitung res Μ (π2,3 ) dengan mengetahui informasi π2,3 ,π2,2 ,π 2β3 dan π2β3 . Hasil perhitungan yang lengkap untuk res Μ (ππ,π‘ ) tersaji pada Tabel 7. π2,3
res Μ (π2,3 ) =
π2,2
π Μ βπ 2β3
π Μ π 2β3
2162
β 1.131 (βπ2,3 ) = 1948 (β1948) = β0.258. 3.666
20 Tabel 7 P 1 2 3 4 5 6 7
Hasil perhitungan res Μ (ππ,π‘ ) dari data Quarg dan Mack 1β2 2β3 3β4 4β5 5β6 6β7 1.240 -0.454 -0.178 0.846 -0.724 -0.410 -0.258 0.293 0.572 0.690 0.628 0.004 1.248 -0.979 -0.433 -0.985 -1.151 -1.330 1.661 0.971
Contoh untuk perhitungan res Μ (πΌπ,π‘ ) dengan menggunakan persamaan (12), πΌ πΌ Μ akan dihitung res Μ (πΌ2,3 ) dengan mengetahui informasi πΌ2,3 , πΌ2,2 , Μ π2β3 dan π 2β3 . Hasil perhitungan yang lengkap untuk res Μ (πΌπ,π‘ ) tersaji pada Tabel 8. πΌ2,3
res Μ (πΌ2,3 ) =
πΌ2,2
πΌ Μ βπ 2β3
πΌ πΜ 2β3
2466
β 1.019 (βπΌ2,2 ) = 2552 (β2552) = β1.039. 2.544
Μ (πΌπ,π‘ ) dari data Quarg dan Mack Tabel 8 Hasil perhitungan res I 1β2 2β3 3β4 4β5 5β6 6β7 1 1.605 -0.079 0.222 1.131 0.732 2 -1.184 -1.039 0.287 0.096 -0.681 3 -0.846 1.565 -1.415 -0.843 4 0.299 0.005 0.931 5 0.458 -0.681 6 0.082 7 β1 Contoh untuk perhitungan res Μ (ππ,π ) dengan menggunakan persamaan (13), β1 β1 akan dihitung res Μ (π2,2 ) dengan mengetahui informasi π2,2 ,π Μ2 β1 , π2,2 dan πΜ2π . β1 Hasil perhitungan yang lengkap untuk res Μ (ππ,π ) tersaji pada Tabel 9.
β1 Μ (π2,2 Res )
β1 π2,2 βπ Μ2 β1 1,310 β 1.178 = (βπ2,2 ) = (β1948) = 1.168. 4.990 πΜπ 2
21
I/P 1 2 3 4 5 6 7
β1 Tabel 9 Hasil perhitungan res Μ (ππ,π ) dari data Quarg dan Mack 1 2 3 4 5 6 7 -0.289 -0.100 0.106 0.033 -0.136 -0.726 0.496 1.168 1.343 1.547 1.188 0.687 0.450 -0.239 0.808 -0.675 -0.755 -1.106 -0.761 -0.615 -0.388 -1.077 1.406 -1.075 -0.116 -1.006 1.753
Contoh untuk perhitungan res Μ (ππ,π ) dengan menggunakan persamaan (14), ΜπΌ Μ,πΌ akan dihitung res Μ (π2,2 ) dengan mengetahui informasi π2,2 ,π 2 2,2 dan π2 . Hasil perhitungan yang lengkap untuk res Μ (ππ,π ) tersaji pada Tabel 10. res Μ (π2,2 ) =
π2,2 β π Μ2 0.763 β 0.849 (βπΌ2,2 ) = (β2552) = β1.131. ΜπΌ 3.819 π 2
P/I 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 10 Hasil perhitungan res Μ (ππ,π ) dari data Quarg dan Mack 1 2 3 4 5 6 7 0.309 0.103 -0.107 -0.033 0.137 0.728 -0.473 -1.131 -1.317 -1.537 -1.177 -0.686 -0.437 0.246 -0.805 0.693 0.771 1.245 0.795 0.626 0.396 1.223 -1.372 1.102 0.119 1.065 -1.558
Menggunakan hasil perhitungan residual dari kerugian yang dibayarkan dan residual (I/P) dapat ditarik plot residual kerugian yang dibayarkan (Gambar 3). Sisaan dari kerugian yang dibayarkan menunjukkkan korelasi sebesar 64%. Estimasi slop dari garis regresi melalui titik asal πΜπ = 0.64, yang menjelaskan ππ sebagai parameter korelasi yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Plot residual dari kerugian yang terjadi (Gambar 4), menunjukkan korelasi 45%. Namun nilai estimasi πΜπΌ yang dipilih adalah sebesar 0.44 . πΜπ dan πΜπΌ memenuhi syarat dimana parameter π bernilai antara 0 sampai 1.
22 Residual kerugian yang dibayarkan 2
1
y = 0.6479x - 0.0486
0 -2
-1
0
1
2
-1
-2
Gambar 1 Plot residual dari kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack Residual kerugian yang terjadi 2
1
y = 0.4558x + 0.0982
0 -2
-1
0
1
2
-1
-2
Gambar 2 Plot residual dari kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack Pada akhirnya digunakan metode Munich chain-ladder untuk proyeksi kerugian yang akan dibayarkan dan kerugian yang akan terjadi. Dengan menggunakan persamaan (15) dan (16) dilakukan perhitungan guna mencari faktor pengali π β1 dan π untuk menduga ππ,π‘ dan πΌπ,π‘ . Sebagai faktor penundaan dari kerugian yang dibayar terlebih dahulu, akan digunakan nilai rata-rata β1 π Μ π1β2 = 2.473 untuk menghitung π7,2 π Μ π π Μ π 1β2 (π β1 β π π1β2 + πΜ Μ1 β1 ) 7,1 π π1 13.456 = 2.473 + (0.64) ( ) (2.457 β 1.878) = 2.771. 14.943
23 πΌ Μ sedangkan untuk kerugian yang terjadi dengan informasi π1β2 = 1.652 untuk menghitung π7,2 πΌ Μ π 1β2 πΌ Μ π1β2 + πΜπΌ (π7,1 β Μ) π1 π1πΌ 9.727 ) (40.7% β 53.3%) = 1.558. = 1.652 + (0.44) ( 5.711 Hasil perhitungan lengkap, terdapat di Lampiran 1. Hasil di atas sebagai estimasi untuk nilai π7,2 sebesar (2044)(2.771) = 5663 dan untuk nilai πΌ7,2 sebesar (5022)(1.558) = 7824 . Untuk proyeksi di tahun lainnya, tersaji di Tabel 11 untuk kerugian yang dibayarkan dan Tabel 12 untuk kerugian yang terjadi.
Tabel 11
Hasil proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack dengan metode Munich chain-ladder Tahun penundaan Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1
576
1804
1970
2024
2074
2102
2131
2
866
1948
2162
2232
2284
2348
2383
3
1412
3758
4252
4416
4494
4573
4597
4 5 6
2286 1868 1442
5292 3778 4010
5724 4648 4387
5850 4762 4492
5967 4848 4573
6081 4922 4642
6119 4937 4655
7
2044
5663
6948
7180
7332
7487
7549
Tabel 11 merupakan hasil akhir dari proyeksi IBNR untuk kerugian yang dibayarkan, dengan melengkapi segitiga bawah dari run-off sebelumnya. Sebagai contoh, perhatikan baris ke-6 kolom ke-4, besarnya cadangan klaim yang harus disediakan adalah sejumlah 4492, merupakan proyeksi total klaim yang dibayarkan dari akumulasi kejadian pada tahun kecelakaan keenam yang dilaporkan sampai dengan tahun keempat. Tabel 12 Hasil proyeksi untuk kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode Munich chain-ladder Tahun penundaan Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1 978 2104 2134 2144 2174 2182 2174 2 1844 2552 2466 2480 2508 2454 2444 3 2904 4354 4698 4600 4644 4618 4629 4 3502 5958 6070 6142 6212 6167 6176 5 2812 4882 4852 4885 4945 4932 4951 6 2642 4406 4567 4601 4657 4647 4666 7 5022 7824 7683 7641 7724 7648 7649
24 Tabel 12 merupakan hasil akhir dari proyeksi IBNR untuk kerugian yang terjadi, dengan melengkapi segitiga bawah dari run-off sebelumnya. Sebagai contoh, perhatikan baris ke-6 kolom ke-4, besarnya cadangan klaim yang harus disediakan adalah sejumlah 4601, merupakan proyeksi total klaim yang dilaporkan dari akumulasi kejadian pada tahun kecelakaan keenam yang dilporkan sampai dengan tahun keempat. Langkah selanjutnya yaitu, melihat bagaiamana metode MCL dapat mengurangi gap antara proyeksi IBNR kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi, sebagai kelebihan dari metode ini. Tabel 13, menjelaskan gap antara proyeksi IBNR dari kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi, kolom berwarna putih menunjukkan data klaim sebelum dilakukan proyeksi, dan kolom berwarna biru menunjukkan proyeksi klaim dengan metode MCL. Tabel 13
Gap antara proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode Munich chainladder Tahun penundaan Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1 402 300 164 120 100 80 43 2 978 604 304 248 224 106 61 3 1492 596 446 184 150 45 32 4 1216 666 346 292 244 87 57 5 944 1104 204 124 97 9 14 6 1200 396 180 109 84 5 11 7 2978 2161 735 461 392 161 100
Dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan metode chain-ladder, hasil proyeksi dari metode MCL jauh lebih baik dalam mengurangi gap antara proyeksi IBNR kerugian yang terjadi dengan kerugian yang dibayarkan. Perhitungan CL jauh lebih sederhana dibandingkan MCL, langkah perhitungan lengkapnya tersaji pada Lampiran 2. Dilihat dari Tabel 14, dengan metode CL gap antara proyeksi kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi terdapat nilai negatif. Artinya, ada proyeksi dari kerugian yang dibayarkan lebih besar dibandingkan dengan proyeksi dari kerugian yang terjadi. Hasil proyeksi ini tentu saja tidak sesuai dengan prediksi yang diharapkan, karena hasil perhitungan dari metode CL menghasilkan prediksi yang kurang baik.
25 Tabel 14
Gap antara proyeksi kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode chain-ladder Tahun penundaan Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1 402 300 164 120 100 80 43 2 978 604 304 248 224 106 111 3 1492 596 446 184 150 75 78 4 1216 666 346 292 12 -104 -110 5 944 1104 204 -72 -331 -450 -472 6 1200 396 36 -244 -507 -631 -663 7 2978 2706 2589 2530 2456 2503 2628
Pada contoh kasus yang kedua, digunakan data dari perusahaan Lloydβs. Diberikan data awal dari run-off triangle untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi yang melibatkan 10 tahun waktu kejadian dan 10 tahun waktu penundaan. Dengan menggunakan metode MCL dilakukan perhitungan mencari parameter yang diperlukan (perhitungan lengkapnya pada Lampiran 3). Pada akhirnya, diperoleh estimasi untuk ππ dari Gambar 5 sebesar 1.329 dan ππΌ dari Gambar 6 sebesar β0.081. Estimasi ini tidak memenuhi syarat bahwa nilai π harus berada antara 0 dan 1 , akibatnya metode MCL tidak dapat melakukan proyeksi dengan baik karena tidak memenuhi syarat yang ditetapkan.
Residual kerugian yang dibayarkan 25 20 15 10
y = 1.3296x + 0.7009 5 0 -2
-1
0
1
2
-5
Gambar 3 Plot residual dari kerugian yang dibayarkan dari data Lloydβs
3
26 Residual kerugian yang terjadi 12 10 8 6 4 2
y = -0.081x + 0.374 0 -2
-1
0
1
2
-2 -4
Gambar 4 Plot residual dari kerugian yang terjadi dari data Lloydβs Dilihat dari Tabel 17, gap antara proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dengan metode MCL terdapat nilai negatif, artinya metode MCL tidak cukup baik untuk memproyeksi cadangan klaim untuk data tersebut. Oleh karena itu, diperlukan metode lain saat metode MCL tidak menghasilkan proyeksi yang baik. Tabel 17 Tahun Kejadian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gap antara proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dari data Lloydβs dengan metode Munich chain-ladder 1 1346 1350 1829 137 1363 247 1195 274 1984 1473
2 6393 4664 3863 2381 2668 5061 2222 1751 4670 5023
3 6816 4960 7302 7910 2819 3790 4207 2542 6214 7198
4 6932 2601 6041 10288 4193 6773 5942 2708 7015 8088
Tahun Penundaan 5 6 5942 1570 6383 2925 7334 4511 10194 3441 5661 6984 5768 3093 6340 3062 3682 2542 7725 3963 9072 4808
7 931 1485 2334 2758 5922 2211 2168 1853 2821 3433
8 308 934 800 1943 5398 1571 1513 1361 1990 2435
9 290 342 437 -205 -1371 -175 -151 -181 -212 -268
10 212 193 173 -369 -1523 -304 -282 -281 -379 -469
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Metode cadangan klaim Munich chain-ladder (MCL) dalam aplikasinya dapat mengurangi gap antara proyeksi IBNR berdasarkan kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi dengan memprediksi pembayaran klaim dimasa yang akan datang. Metode MCL menunjukkan bahwa antara kerugian yang dibayarkan dan kerugian yang terjadi hampir selalu ada korelasi. Dalam
27 penerapannya, metode MCL menghasilkan proyeksi yang baik saat memenuhi kriteria π bernilai antara 0 sampai 1. Perhitungan dengan metode chain-ladder (CL) lebih praktis dan sederhana jika dibandingkan dengan perhitungan dengan metode MCL. Namun, proyeksi yang dihasilkan oleh metode MCL lebih baik dan lebih dapat diandalkan dibandingkan proyeksi yang dihasilkan oleh metode CL. Oleh karena itu, metode MCL dapat diaplikasikan pada portofolio asuransi di Indonesia, khususnya portofolio asuransi kerugian. Saran Langkah selanjutnya adalah menduga kesalahan prediksi klaim dari perhitungan metode Munich chain-ladder dengan teknik bootstrap. Langkah ini perlu untuk melihat ketepatan metode MCL dalam memproyeksikan pembayaran klaim di masa yang akan datang, serta mengkaji metode lainnya yang dapat digunakan saat metode MCL tidak menghasilkan poyeksi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Antonio K, Beirlant J, Hoedemakers T, dan Verlaak R. 2006. Lognormal mixed models for reported claims reserves. North American Actuarial Journal. 10(1):30β48.doi:10.1080/10920277.2006.10596238. Hogg RV, McKean J, Craig AT. 2014. Introduction to Mathematical Statistics. Ed ke-7. New Jersey (US): Prentice Hall Inc. Hossack IB, Pollard JH, Zenwirth B. 1999. Introductory Statistics with Applications in General Insurance. Ed ke-2. Cambridge (UK): University of Cambride Press. Mack T. 1993. Distribution-free calculation of the standard error of chain-ladder reserve estimates. Astin Bulletin. 23(2):213-225. Olofsson M. 2006. Stochastic loss reserving testing the new guidelines from the Australian prudential regulation authority (APRA) on Swedish portfolio data using a bootstrap simulation and distribution-free method by Thomas Mack [tesis]. Stockholm (SE): Stockholm University. Quarg G, Mack T. 2008. Munich chain-ladder:a reserving method that reduces the gap between IBNR projections based on paid losses and IBNR projections based on incurred losses. Variance. 2(2):266β299.doi: 10.1007/bf02808969. Williams D. 1991. Probability with Martingales. Cambridge (UK): University of Cambride Press. Yunawan G. 2013. Model Stokastik Berdasarkan Teknik Chain-Ladder [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.
28 Lampiran 1 Pengolahan data Quarg dan Mack dengan metode Munich chainladder β1 2 Hasil perhitungan res(ππ,π ) dari data Quarg dan Mack 1 2 3 4 5 6 7 1 0.083 0.010 0.011 0.001 0.018 0.528 2 0.246 1.363 1.802 2.392 1.412 0.472 3 0.203 0.057 0.652 0.456 0.570 4 1.224 0.579 0.378 0.150 5 1.159 1.978 1.156 6 0.013 1.013 7 3.072 β1 res(ππ,π )res(ππ,π‘ ) dari data Quarg dan Mack (π Hasil )* perhitungan ( )
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
1 -0.358 -0.203 0.283 0.478 1.433 -0.112
2 0.045 -0.301 -0.001 0.749 2.335
4 0.027 0.884 0.661
5 0.098 0.820
6 0.000
Hasil perhitungan π β1 dari data Quarg dan Mack 1 2 3 4 5 6 1.698 1.166 1.083 1.059 1.048 1.038 2.129 1.310 1.141 1.111 1.098 1.045 2.057 1.159 1.105 1.042 1.033 1.018 1.532 1.126 1.060 1.050 1.020 1.019 1.505 1.292 1.044 1.024 1.018 1.015 1.832 1.099 1.094 1.024 1.018 1.015 2.457 2.771 1.226 1.034 1.021 1.021
π Μ Hasil perhitungan ππ βπ‘ + πΜπ
1 1 2 3 4 5 6 7
3 -0.019 0.393 1.008 0.708
2
2.771
π πΜ π βπ‘
ππ π
7
7 1.020 1.015 1.005 1.006 1.003 1.003 1.009
β1 (ππ,π β πΜπ β1 ) dari data Quarg dan Mack
3
1.094 1.227
4
1.024 1.024 1.033
5
1.020 1.018 1.018 1.021
6
7
1.018 1.019 1.015 1.015 1.021
1.015 1.005 1.006 1.003 1.003 1.009
29 (
)
1 2 3 4 5 6 7
Hasil perhitungan res(ππ,π ) 1 2 3 0.095 0.011 0.011 0.224 1.280 1.734 0.191 0.061 0.648 1.551 0.633 0.391 1.496 1.883 1.215 0.014 1.134 2.428
2
dari data Quarg dan Mack 4 5 6 0.001 0.019 0.529 2.362 1.386 0.471 0.480 0.595 0.157
1 2 3 4 5 6 7
* perhitungan res(ππ,π ) res(πΌπ,π‘ ) dari data Quarg dan Mack Hasil 1 2 3 4 5 6 0.495 -0.008 -0.024 -0.037 0.101 0.000 0.560 1.176 -0.378 -0.148 0.802 0.000 0.370 0.385 1.139 -0.584 0.000 0.373 0.004 0.582 0.000 0.560 0.934 0.000 0.010 0.000 0.000
1 2 3 4 5 6 7
Hasil perhitungan Q dari data Quarg dan Mack 1 2 3 4 5 6 0.589 0.857 0.923 0.944 0.954 0.963 0.470 0.763 0.877 0.900 0.911 0.957 0.486 0.863 0.905 0.960 0.968 0.994 0.653 0.888 0.943 0.952 1.011 0.993 0.664 0.774 0.958 1.007 1.012 0.997 0.546 0.910 1.037 1.007 1.012 0.998 0.407 1.558 0.982 0.995 1.011 0.990
πΌ Μ Hasil perhitungan ππ βπ‘ + πΜπΌ
1 1 2 3 4 5 6 7
2
1.558
πΌ πΜ π βπ‘
ππ πΌ
7
7
7 0.980 0.996 1.002 1.002 1.004 1.004 1.000
(ππ,π β πΜπ ) dari data Quarg dan Mack
3
1.037 0.982
4
1.007 1.007 0.995
5
1.011 1.012 1.012 1.011
6
7
0.994 0.993 0.997 0.998 0.990
0.996 1.002 1.002 1.004 1.004 1.000
30 Lampiran 2 Pengolahan data Quarg dan Mack dengan metode chain-ladder Hasil pembagi rasio run-off kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack 1β2 2β3 3β4 4β5 5β6 6β7 1 3.132 1.092 1.027 1.025 1.014 1.014 2 2.249 1.110 1.032 1.023 1.028 3 2.661 1.131 1.039 1.018 4 2.315 1.082 1.022 5 2.022 1.230 6 2.781 7 Hasil perhitungan simple average, weighted average dan faktor pengali untuk kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack P Simple Average Weighted Average Selected % Paid
1β2 2,527 2,437 1,291 77%
2β3 1,129 1,131 1,144 87%
3β4 1,030 1,029 1,110 90%
4β5 1,022 1,021 1,087 92%
5β6 1,021 1,021 1,064 94%
6β7 1,014 1,014 1,050 95%
Tail 1,050 1,050 1,000 100%
Hasil proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dari data Quarg dan Mack dengan metode chain-ladder Tahun penundaan Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1 576 1804 1970 2024 2074 2102 2131 2 866 1948 2162 2232 2284 2348 2465 3 1412 3758 4252 4416 4494 4784 5023 4 2286 5292 5724 5850 6357 6766 7105 5 1868 3778 4648 5161 5608 5969 6268 6 1442 4010 4587 5093 5534 5891 6185 7 2044 2640 3019 3352 3643 3878 4071 Hasil pembagi rasio dari run-off kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack 1β2 2β3 3β4 4β5 5β6 6β7 1 2.151 1.014 1.005 1.014 1.004 0.996 2 1.384 0.966 1.006 1.011 0.978 3 1.499 1.079 0.979 1.010 4 1.701 1.019 1.012 5 1.736 0.994 6 1.668 7
31 Hasil perhitungan simple average, weighted average dan faktor pengali untuk kerugian yang diterjadi dari data Quarg dan Mack I Simple Average Weighted Average Selected % Inc
1β2 1,690 1,652 1,064 94%
2β3 1,014 1,019 1,049 95%
3β4 1,000 1,000 1,049 95%
4β5 1,012 1,011 1,037 96%
5β6 0,991 0,990 1,046 96%
6β7 0,996 0,996 1,050 95%
Tail 1,050 1,050 1,000 100%
Hasil proyeksi untuk kerugian yang terjadi dari data Quarg dan Mack dengan metode chain-ladder Tahun Tahun penundaan kejadian 1 2 3 4 5 6 7 1 978 2104 2134 2144 2174 2182 2174 2 1844 2552 2466 2480 2508 2454 2577 3 2904 4354 4698 4600 4644 4858 5101 4 3502 5958 6070 6142 6368 6662 6995 5 2812 4882 4852 5089 5276 5520 5796 6 2642 4406 4623 4849 5027 5259 5522 7 5022 5345 5608 5882 6099 6380 6699
32 Lampiran 3 Pengolahan data Lloydβs dengan metode Munich chain-ladder Estimasi faktor penundaan rata-rata dan parameter Ο dari data Lloydβs π πΜ π βπ‘ Μ πΌ π π βπ‘
Μ π π π βπ‘ Μ πΌ π π βπ‘
1β2 5.185 3.776 136.558
2β3 3.149 1.858 56.419
3β4 1.636 1.351 23.229
4β5 1.359 1.248 23.295
5β6 1.486 1.096 35.175
6β7 1.077 1.002 5.962
7β8 1.031 0.983 0.401
8β9 1.134 1.105 16.739
131.142
56.711
22.110
19.288
15.944
6.239
1.791
13.455
9β10 1.003 0.996
Hasil perhitungan (P/I) dan (I/P) serta parameter Ο dari data Lloydβs πΜπ β1 πΜ π
πΜπ πΌ Μ ππ π
1 18.1% 553.2% 5.049
2 25.0% 400.0% 9.221
3 45.0% 222.3% 14.118
4 52.7% 189.8% 21.925
5 58.4% 171.4% 17.846
6 79.3% 126.1% 17.167
7 90.4% 110.6% 4.684
8 9 10 96.5% 97.9% 97.9% 103.6% 102.2% 102.1% 2.264 0.881
110.962
101.386
134.467
755.971
465.824
678.318
246.217
119.428
26.556
Hasil perhitungan res Μ (ππ,π‘ ) dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1β2 1.523 1.465 -0.631 0.041 -1.009 2.750 0.082 21.350 2.782
2β3 -1.212 -0.836 2.745 1.924 -1.123 4.012 1.107 -1.072
3β4 -0.617 1.762 -0.666 -0.516 -0.934 0.045 2.820
4β5 -0.694 -0.959 0.119 2.868 0.093 0.093
5β6 -0.108 0.240 -0.897 2.672 -0.496
6β7 -0.005 0.753 -1.229 1.078
7β8 0.148 1.121 -0.887
8β9 -0.784 0.686
9β10
β1 Hasil perhitungan res Μ (ππ,π ) dari data Lloydβs
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.340 0.469 -0.428 -0.183 -0.836 0.283 0.879 0.304 2.608 0.044
2 0.197 -0.021 -0.618 0.659 -0.578 1.606 0.434 -0.840 0.880
3 0.271 0.043 -0.411 0.893 -0.187 -0.050 0.298 -0.263
4 0.375 -0.669 -0.877 1.899 0.005 0.299 0.260
5 0.406 0.014 -1.225 1.532 0.287 0.047
6 -0.122 -0.086 -0.263 -0.039 0.777
7 -0.039 -0.045 -0.192 0.334
8 -0.044 0.239 -0.147
9 0.278 -0.201
10
33 2
β1 Hasil perhitungan res(ππ,π ) dari data Lloydβs
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.116 0.220 0.183 0.034 0.698 0.080 0.773 0.092 6.802 0.002
2 0.039 0.000 0.382 0.434 0.334 2.579 0.188 0.705 0.774
3 0.074 0.002 0.169 0.797 0.035 0.003 0.089 0.069
4 0.141 0.447 0.770 3.606 0.000 0.090 0.067
5 0.165 0.000 1.499 2.346 0.082 0.002
6 0.015 0.007 0.069 0.002 0.603
7 0.001 0.002 0.037 0.112
8 0.002 0.057 0.022
9 0.077 0.040
10
9 0.000 0.000
10
β1 Hasil perhitungan res(ππ,π ) res(ππ,π‘ ) dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.518 0.687 0.270 -0.008 0.843 0.778 0.072 6.490 7.255 0.000
2 -0.239 0.018 -1.697 1.268 0.649 6.443 0.480 0.900 0.000
3 -0.167 0.075 0.274 -0.460 0.174 -0.002 0.842 0.000
4 -0.260 0.641 -0.104 5.445 0.000 0.028 0.000
5 -0.044 0.003 1.098 4.094 -0.142 0.000
6 0.001 -0.064 0.323 -0.042 0.000
7 -0.006 -0.050 0.170 0.000
8 0.035 0.164 0.000
Hasil perhitungan π β1 dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 8.315 9.710 3.706 3.045 2.478 12.227 16.724 12.417 51.872 5.814
2 4.465 3.946 2.689 7.488 2.576 11.371 6.108 1.983 7.268 5.646
3 2.819 2.316 1.687 4.881 1.800 2.107 3.125 1.655 5.568 3.080
4 2.284 1.329 1.375 4.573 1.903 2.199 2.174 1.506 1.699 1.666
π Μ Hasil perhitungan ππ βπ‘ + πΜπ
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2
5.646
3
5.568 3.080
4
1.506 1.699 1.666
5 1.954 1.721 1.331 2.611 1.880 1.738 1.472 1.181 1.399 1.365 π πΜ π βπ‘
ππ π
6 1.174 1.212 1.156 1.240 1.839 1.510 1.623 1.305 1.556 1.522
7 1.096 1.097 1.078 1.170 1.145 1.077 1.076 1.080 1.077 1.077
8 1.031 1.059 1.026 1.033 1.042 1.033 1.033 1.033 1.033 1.033
9 1.029 1.018 1.115 1.283 2.079 1.290 1.276 1.319 1.284 1.288
10 1.021 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003
β1 (ππ,π β πΜπ β1 ) dari data Lloydβs
5
1.472 1.181 1.399 1.365
6
1.510 1.623 1.305 1.556 1.522
7
1.145 1.077 1.076 1.080 1.077 1.077
8
9
10
1.033 1.042 1.033 1.033 1.033 1.033 1.033
1.115 1.283 2.079 1.290 1.276 1.319 1.284 1.288
1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003 1.003
34 Hasil proyeksi untuk kerugian yang dibayarkan dari data Lloydβs dengan metode Munich chain-ladder Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 184 155 676 67 922 22 76 24 39 306
2 1845 1583 2287 367 1693 488 435 1782 745 1728
1β2 1.113 0.226 -0.790 3.875 -0.940 9.572 -0.663 3.662 -0.617
2β3 -1.043 -0.759 2.501 3.100 -0.566 -0.835 0.653 -0.056
3 3748 3768 10635 2038 3523 3424 1980 3881 4148 5321
Tahun penundaan 5 6 6231 9006 8858 13795 22177 28825 6329 14366 6431 8325 7813 11799 7450 12094 6898 9001 9858 15336 12096 18410
4 5400 7899 16102 2879 4641 5649 5062 5843 7048 8864
7 9699 15360 29828 16201 9530 12711 13017 9718 16515 19831
8 10008 15895 30700 16730 9934 13127 13441 10039 17055 20480
9 10035 19333 34233 21465 20658 16929 17156 13245 21899 26381
10 10068 19397 34346 21535 20726 16985 17212 13289 21971 26468
Hasil perhitungan res Μ (πΌπ,π‘ ) dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3β4 -0.922 -0.685 -0.783 -0.142 0.179 1.870 2.029
4β5 -1.495 1.300 0.751 0.043 0.686 -0.937
5β6 -1.465 0.009 0.385 -0.153 1.320
6β7 0.051 0.114 -1.070 1.384
7β8 -0.732 1.136 -0.391
8β9 -0.788 0.667
9β10
Hasil perhitungan res Μ (ππ,π ) dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 -0.469 -0.598 0.883 0.418 2.108 -0.321 -0.854 -0.343 -1.438 -0.073
2 -0.256 0.029 1.036 -0.662 0.990 -1.309 -0.482 1.640 -0.897
3 -0.692 -0.120 1.357 -1.731 0.596 0.149 -0.724 0.876
4 -0.451 1.053 1.359 -1.613 -0.007 -0.367 -0.320
5 -0.443 -0.016 1.617 -1.444 -0.318 -0.054
6 0.352 0.244 0.765 0.109 -1.794
7 0.175 0.204 0.879 -1.468
8 0.223 -1.185 0.739
9 -0.810 0.587
10
9 0.656 0.344
10
2
Hasil perhitungan res(ππ,π ) dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.220 0.357 0.780 0.174 4.445 0.103 0.729 0.117 2.069 0.005
2 0.066 0.001 1.074 0.438 0.980 1.714 0.233 2.689 0.805
3 0.479 0.014 1.841 2.997 0.355 0.022 0.524 0.768
4 0.203 1.110 1.848 2.602 0.000 0.134 0.102
5 0.196 0.000 2.614 2.085 0.101 0.003
6 0.124 0.059 0.586 0.012 3.219
7 0.031 0.042 0.772 2.155
8 0.050 1.405 0.546
35 Hasil perhitungan res(ππ,π ) res(πΌπ,π‘ ) dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 -0.522 -0.135 -0.697 1.618 -1.983 -3.077 0.566 -1.255 0.887 0.000
2 0.267 -0.022 2.592 -2.052 -0.561 1.093 -0.315 -0.092 0.000
3 0.638 0.082 -1.063 0.245 0.106 0.278 -1.468 0.000
4 0.674 1.369 1.021 -0.070 -0.005 0.344 0.000
5 0.649 0.000 0.623 0.221 -0.420 0.000
6 0.018 0.028 -0.819 0.151 0.000
7 -0.128 0.232 -0.344 0.000
8 -0.175 -0.790 0.000
9 0.000 0.000
10
8 0.970 0.945 0.975 0.985 0.992 0.985 0.985 0.985 0.985 0.985
9 0.972 0.983 1.101 1.139 1.258 1.140 1.137 1.146 1.139 1.140
10 0.979 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996
Hasil perhitungan Q dari data Lloydβs 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0.120 0.103 0.270 0.328 0.404 0.082 0.060 0.081 0.019 0.172
2 0.224 0.253 0.372 0.134 0.388 0.088 0.164 0.504 0.138 3.795
3 0.355 0.432 0.593 0.205 0.556 0.475 0.320 0.604 1.914 1.855
4 0.438 0.752 0.727 0.219 0.525 0.455 0.460 0.996 0.996 0.996
πΌ Μ Hasil perhitungan ππ βπ‘ + πΜπΌ
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2
3.795
3
1.914 1.855
4
1.331 1.357 1.354
5 0.512 0.581 0.751 0.383 0.532 0.575 1.253 1.237 1.250 1.249 πΌ πΜ π βπ‘
ππ πΌ
5
1.253 1.237 1.250 1.249
6 0.852 0.825 0.865 0.807 0.544 1.097 1.099 1.091 1.098 1.097
7 0.912 0.912 0.927 0.855 1.009 1.002 1.002 1.002 1.002 1.002
(ππ,π β πΜπ ) dari data Lloydβs 6
1.097 1.099 1.091 1.098 1.097
7
1.009 1.002 1.002 1.002 1.002 1.002
8
9
10
0.985 0.992 0.985 0.985 0.985 0.985 0.985
1.101 1.139 1.258 1.140 1.137 1.146 1.139 1.140
0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996 0.996
Hasil proyeksi untuk kerugian yang terjadi dari data Lloydβs dengan metode Munich chain-ladder Tahun kejadian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1530 1505 2505 204 2285 269 1271 298 2023 1779
2 8238 6247 6150 2748 4361 5549 2657 3533 5415 6751
3 10564 8728 17937 9948 6342 7214 6187 6423 10362 12520
4 12332 10500 22143 13167 8834 12422 11004 8551 14063 16952
Tahun penundaan 5 6 12173 10576 15241 16720 29511 33336 16523 17807 12092 15309 13581 14892 13790 15156 10580 11543 17583 19299 21168 23218
7 10630 16845 32162 18959 15452 14922 15184 11570 19336 23264
8 10316 16829 31500 18673 15332 14698 14954 11401 19045 22915
9 10325 19675 34670 21259 19287 16754 17005 13064 21687 26113
10 10280 19589 34519 21167 19203 16681 16930 13007 21592 25999
36
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada hari Rabu, 26 Januari 1994 di Padang. Penulis merupakan putra pertama dari Bapak Agus Darusman dan Ibu Mardiana. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 10 Kota Padang dan lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan. Penulis diterima di Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selain mengikuti perkuliahan pada mayor Matematika, penulis juga mengikuti perkuliahan minor Statistika Terapan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan berorganisasi. Di tahun pertama penulis aktif menjadi anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) IPB, aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) yakni Ikatan Pelajar Mahasiswa Minang (IPMM) dan Himpunan Mahasiswa Padang (HIMAPD). Penulis pernah menjabat sebagai Vice President External Relation (VP-ER) di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) AIESEC IPB, dan menjadi Ketua Departemen Public Relation di Gugus Mahasiswa Matematika (Gumatika) IPB. Penulis juga pernah menjadi panitia di beberapa kegiatan, di antaranya menjadi ketua pelaksana The 3ππ IPB Mathematics Challenges 2014, ketua Divisi Sponsorship Matematika Ria 2014, dan anggota divisi di beberapa kegiatan Gumatika IPB. Penulis juga pernah tampil bersama grup akustik Elipsoid dan grup nasyid Gumavoice di beberapa seminar nasional dan acara fakultas. Penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Kalkulus II selama dua periode yaitu periode Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 dan 2014/2015 serta mata kuliah Pemrograman Linear pada periode Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014. Penulis pernah mengikuti program magang profesi di bagian Departemen Aktuaria PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia selama tiga bulan (Juni-Agustus 2014). Selama perkuliahan, penulis pernah mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari DIKTI. Penulis juga memperoleh beasiswa AIA Future Actuaries Program yang diberikan oleh PT. AIA Financial.