JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
PROTOTIPE SISTEM INFORMASI INVENTORI DENGAN PENDEKATAN BERORIENTASI OBJEK (STUDI KASUS POLITEKNIK LP3I JAKARTA) Oleh : Setiawan Manajemen Informatika, Politeknik LP3I Jakarta Gedung Sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021-31904598 Fax. 021-31904599 Email :
[email protected]
ABSTRAK Pengembangan Sistem informasi Inventori dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama atau memperbaiki sistem yang ada terahadap sistem pada suatu Perguruan Tinggi, Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Terapan (Applied Research).Metode prototipe sistem informasi menggunakan model waterfall.Teknik pengujian sistem dengan pendekatan black box testing. Pengujian validasi menggunakan Focus Group Discussion. Kualitas perangkat lunak yang dihasilkan diuji berdasarkan empat karakteristik kualitas perangkat lunak model ISO 9126 yaitu: functionality, reliability, usability dan efficient. Hasil penelitian berupa perangkat lunak Sistem Informasi Inventori yang memiliki tingkat kualitas Sangat Baik serta dapat berfungsi menyediakan data Inventori terintegrasi dan meningkatkan kecepatan informasi/pembuatan laporan Inventori. Kata Kunci: PenelitianTerapan, Waterfall, Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek, ISO 9126
PENDAHULUAN Pada masa ini perkembangan sistem teknologi informasi sangat pesat. Sistem teknologi informasi biasanya diterapkan di organisasi yang dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu utama dalam membantu tercapainya tujuan organisasi, perusahaan maupun instansi yang bersangkutan. Untuk mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien, organisasi harus mengembangkan suatu sistem teknologi informasi yang memungkinkan orangorang mempunyai kesempatan berinteraksi dan memanfaatkan sistem teknologi tersebut untuk membantu
mencapai tujuan mereka. Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong akan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat, dalam proses bisnis di organisasi.
LANDASAN TEORI Sistem Informasi Menurut O’Brien, sistem informasi merupakan kombinasi yang terorganisir dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data untuk mengumpulkan, memasukkan, dan memproses data dan menyimpannya, mengelola, mengontrol dan 93
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
melaporkannya sehingga dapat mendukung perusahaan atauorganisasi untuk mencapai tujuan. Terdapat tiga alasan mendasar untuk semua aplikasi bisnis dalam menggunakan sistem informasi, peran utama sistem informasi dalam aplikasi bisnis tersebut menurut O’Brien adalah: 1. Mendukung proses dan operasi bisnis. 2. Mendukung pengambilan keputusan. Sistem informasi membantu para manajer dan pelaku bisnis untuk membuat keputusan yang lebih baik. 3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif. Mendapatkan kelebihan strategis atas para pesaing melalui penggunaan sistem informasi. Information System Mendukung operasi bisnis
Transaction Processing System Memproses transaksi bisnis
Operations Support System Process Control System
Management Support System Enterprise Collaboration System
Mengontrol Mendukung proses kerjasama tim dan industri kelompok kerja
Management Information System Memberikan laporan ke manajer
Mendukung pengambilan keputusan manajerial
Decision Support System
Executive Information System
Mendukung keputusan interaktif
Informasi untuk eksekutif
Gambar 1 Klasifikasi Sistem Informasi
Inventori Pengertian umum Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan. Inventory meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikomsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan sebagai barang yang dimiliki untuk dijual atau diasumsikan untuk dimasa yang akan datang, semua barang yang berwujud dapat disebut sebagai inventory, tergantung dari sifat dan jenis usaha perusahaan.[2] Sehingga penulis menyimpulkan Berdasarkan definisi tersebut diatas,
dapat disimpulkan bahwa inventory adalah suatu aktivitas menyediakan barang dan bahan untuk dipergunakan dalam proses produksi jasa di house keeping management itu sendiri. Metode Pengembangan Sistem Model Waterfall System Development Life Cycle (SDLC) Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut siklus hidup pengembangan sistem informasi, yang dikenal juga sebagai Systems Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan kerangka konseptual yang digunakan dalam manajemen proyek yang mendeskripsikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proyek pengembangan sistem informasi. Tahapan-tahapan dalam siklus pengembangan sistem menurut O’Brien meliputi: (1) investigasi, (2) analisis, (3) perancangan, (4) implementasi, dan (5) pemeliharaan. Investigasi
Pemeliharaan
Implementasi
Analisis
Perancangan
Gambar 2 System Development Live Cycle
Model Waterfall Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Beberapa proses pengembangan sistem dengan SDLC adalah: waterfall, 94
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
prototyping, incremental, spiral, dan RAD. Metodologi prototipe sistem model waterfall menurut Pressman adalah proses perancangan sistem yang menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada perancangan perangkat lunak, dimana proses perancangan tersebut mengalir secara teratur ke bawah sehingga terlihat seperti air terjun. Proses pengembangan dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapantahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem perangkat lunak ke pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak yang dihasilkan. Tahapan metodologi model waterfall tersebut dijelaskan sebagai berikut: Komunikasi Inisialisasi proyek Teknik mendapatkan spesifikasi kebutuhan pengguna
Perencanaan Membuat perkiraan Penjadwalan Pelacakan
Pemodelan Analisis Perancangan
Konstruksi Kode program Pengujian
Penyerahan Sistem Pengiriman Dukungan terhadap pengguna Umpan balik
Gambar 3 Model waterfall
Tinjauan Studi Beberapa penelitan tentang Sistem Inventori dengan memperlihatkan latar belakang masalah sampai pengembangan Sisten Inventori saat ini dan dimasa yang akan datang. Berikut ini ringkasan tentang Sistem Inventori dari beberapa penelitian yang diambil sesuai dengan judul penelitian. 1. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pada Toko Besi Hassanudin dengan Metode RAD(Rapid Application Development). Dalam penelitian ini, penulis merancang suatu aplikasi sistem informasi akuntansi dengan metode Rapid Application Development (RAD) untuk menghasilkan suatu
prototype sistem yang sesuai dengan kegiatan usaha Toko Besi Hassanudin. Prototype tersebut diharapkan dapat diaplikasikan untuk menunjang kegiatan usaha Toko Besi Hassanudin, terutama yang berkaitan dengan persediaan.Untuk membuat prototype tersebut, penulis menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Office Access. 2. Analisis dan Perancangan Sistem Pembelian, Penjualan, Persediaan Barang Pada CV Tjipta Kentjana dengan Menggunakan Metode Rapid Application Development (RAD) Dari hasil Informasi sekarang sudah menjadi salah satu faktor penting dalam kegiatan bisnis perusahaan, maka setiap perusahaan dituntut untuk mempunyai sebuah sistem komputer yang menghasilkan informasi yang cepat dan akurat, yang disajikan kepada pihak – pihak yang membutuhkan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem baru yang dapat memproses transaksi dan menghasilkan informasi secara cepat, tepat, dan akurat serta pengendalian yang memadai sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.Pembuatan sistem baru ini menggunakan MySQL sebagai database dan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai prototypenya. Metode analisis yang digunakan adalah tahap investigasi awal, tahap analisis kebutuhan sistem, tahap analisis cost benefit, dan tahap pembuatan database dan perancangan prototype. Hasil yang didapat dari analisis ini berupa program yang dapat diterapkan di perusahaan sehingga dapat mempermudah pemrosesan transaksi. Kerangka Konsep Berdasarkan hasil pengamatan sementara dan kajian teori yang telah 95
JURNAL LENTERA ICT
disusun oleh penulis, maka selanjutnya dapatlah dibangun kerangka berfikir tentang Sistem Inventori pada Perguruan Tinggi Politeknik LP3I Jakarta.
Hipotesis Berdasarkan uraian di atas maka, penulis menduga bahwa: 1. Diduga model analisis, perancangan dan implementasi perangkat lunak untuk prototipe sistem informasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta dengan pendekatan berorientasi objek menggunakan metode model waterfall dapat berfungsi menyediakan data Stok serta mendukung kecepatan informasi pembuatan laporan inventori. 2. Diduga kualitas perangkat lunak sistem informasi Inventori berbasis Orientasi objek yang dihasilkan jika diukur berdasarkan kualitas perangkat lunak model ISO 9126 adalah baik.
METODOLOGI PENELITIAN Proses pemilihan sampel yang digunakan pada tesis ini menggunakan purpose samplingatau yang lebih dikenal dengan memilih koresponden secara sengaja untuk dianalisis, koresponden dalam penelitian ini adalah beberapa Staff, Kepala Bidang dan Kepala Kampus di Politeknik LP3I Jakarta.
METODE PENGUMPULAN DATA Studi Literatur Dimaksudkan untuk mendapatkan data atau fakta yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan penelitian sebagai bahan referensi. Referensi yang dibutuhkan adalah teori atau fakta yang berhubungan dengan Sistem Informasi Inventori dan referensi-referensi yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Wawancara Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi.Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana, adapun key person yang diwawancarai pada penelitian ini adalah para Staff, Kabid dan Kepala Kampus di Politeknik LP3I Jakarta. Kuesioner Merupakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh penulis untuk melakukan evaluasi terhadap pemodelan Sistem Informasi Inventori berdasarkan batasan-batasan pokok bahasan dan cerita yang ditentukan Kuesioner disebarkan kepada para peserta diskusi FGD (Forum Group Discussion) yang ditetapkan sebelumnya yang terdiri dari beberapa Staff, Kabid dan kepala Kampus yang ada di Politeknik LP3I Jakarta. Focus Group Discussion FGD dilaksanakan setelah peserta mengisi kuesioner yang menjelaskan tentang pertanyaan inti dari tujuan yaitu pendapat masing-masing tentang bagaimana cara menjalankanSistem Informasi InventoriPoliteknik LP3I Jakarta. Instrumentasi Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan Kuesioner serta hasil dari FGD guna memperoleh data dan masukan sehingga dapat dibentuk pemodelan yang diinginkan dan dapat dicari interpretasi yang akan menjadi hasil akhir.
96
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Langkah-langkah Penelitian Mulai
Tahapan Komunikasi
Identifikasi Permasalahan Inisialisasi Penelitian, Rumusan Masalah
Studi Pustaka dan Tinjauan Penelitian Studi literatur, analisa penelitian sebelumnya Tahapan Perencanaan
Pengumpulan Data Observasi, Wawancara Tinjauan Obyek Penelitian Aspek Organisasi, Aspek Sistem
Tahapan Pemodelan
Analisis Sistem Analisis Sistem Berjalan, Kebutuhan Fungsional & NonFungsional, Pengguna, Perilaku Sistem Perancangan Sistem Struktur Program, Physical Architecture, Antarmuka, Database, Infrastructure Architecture
Tahapan Konstruksi
Pengkodean Menggunakan Visual Studio.NET dan SQLServer Pengujian Validasi Validasi spesifikasi kebutuhan fungsional
Tahapan Pengiriman Sistem
Implementasi Implementasi di jaringan lokal Pengujian Kualitas Perangkat Lunak Pengujian berdasarkan Karakteristik Kualitas ISO 9126
Selesai
Analisis Data dan Informasi Sistem Berjalan Analisis proses bisnis dari sistem inventori yang sedang berjalan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana pihak Politeknik LP3I Jakarta melakukan aktivitas pengelolaan data inventori yang mendukung dalam perancangan aplikasi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diperoleh data dan dokumen terkait proses sistem informasi Inventori di divisi General Affair yang akan dirancang Data dan informasi yang berkaitan dengan sistem yang sedang berjalan beserta ketersediaannya tersebut rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 1 Ketersediaan Data dan Sumber Data Observasi No
Jenis
Isi Dokumen
Dokumen
Gambar 4Langkah Penelitian
Sumber
Keter
Dokumen
sedia an
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Analisis Sistem Proses analisis sistem mendeskripsikan apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Analisis sistem akan menjawab pertanyaan apa yang akan dikerjakan oleh sistem, siapa yang akan menggunakan sistem, dan dimana serta kapan sistem tersebut akan digunakan. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan pendekatan analisis berorientasi objek untuk sistem yang dirancang, dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsionalitas sistem yang berjalan. Selanjutnya dari hasil analisis akan divisualisasi dan didokumentasikan dengan Unified Modeling Language (UML) melalui Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram dengan pertimbangan diagram tersebut dianggap mewakili secara keseluruhan sistem yang berjalan yang dapat dimengerti oleh pengguna.
1.
File Exel
Data
Kompute
barang,
r GA
Ada
stok barang yang diperlukan untuk pengemban gan system 2.
File
Data
File SOP
Word
pengajuan
Peerusah
permintan
aan
Ada
barang Manual
Hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa responden menginginkan dibangun aplikasi sistem informasi Inventori sebagai alat untuk mempermudah pengelolaan data barang.Serta dapat meningkatkan kecepatan layanan informasi pendataan data permintaan dan data stok barang. Proses administrasi inventori tersebut berkaitan dengan pengajuan data barang, 97
JURNAL LENTERA ICT
Stok Barang, perusahaan.
dan
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
laporan
asset
14. Petugas mengakhiri dengan mencatat kedalam kartu persediaan.
Proses Pengajuan permintan barang Pengisian form pengajuan permintaan barang merupakan proses yang dilakukan oleh setiap Divisi yang ada pada politeknik Lp3i Jakarta. Prosedur yang berjalan saat ini sebagai berikut: 1. Petugas mengedarkan form permitaan pembelian ATK dan RTK. 2. Pemakai barang mengisi form permintaan pembelian ATK dan RTK. 3. Pemakai barang menyerahkan form permintaan barang yang telah diisi kepada petugas. 4. Petugas membuat 2 rekapitulasi permintaan pembelian yang telah diisi oleh pemakasi barang. 5. Rekapitulasi diberikan oleh petugas kepada head of finance dan HRD department. 6. Head of finance dan HRD department memeriksa rekapitulasi permintaan pembelian ATK dan RTK. 7. Rekapitulasi permintaan pembelian ATK dan RTK diberikan kepada keuangan. 8. Keuangan menyerahkan uang dan mengarsip permintaan pembelian ATK dan RTK ke-1 sebagai dokumen. 9. Petugas menerima uang dan rekapitulasi permintaan pembelian ATK dan RTK ke-2 dari keuangan. 10. Setelah membeli ATK dan RTK petugas mendapatkan dokumen pendukung atau kwintansi dari supplier. 11. Petugas menyerahkan dokumen pendukung atau kwitansi kepada keuangan. 12. Petugas membuat 2 tanda terima barang, tanda terima barang ke-1 diarsipkan sebagai dokumen dan tanda terima barang ke-2 di berikan kepada pemakai barang. 13. Pemakai barang menerima tanda terima barang ke-2 dari petugas lalu diarsipkan sebagai dokumen.
Gambaran Umum Sistem yang diajukan Prototipe sistem informasi Inventori dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama atau memperbaiki sistem yang telah ada di suatu institusi. Sistem informasi inventori yang dirancang merupakan sistem informasi yang menangani beberapa aspek mulai dari proses input data, verifikasi hingga menjadi laporan asset barang. Berdasarkan wawancara dan observasi, diperoleh informasi bahwa Politeknik LP3I Jakarta telah mempunyai sistem informasi akademik yaitu SmartAcademic. Tujuan perancangan sistem dalam penelitian ini ialah membangun aplikasi sistem informasi Inventori dengan pendekatan berorientasi objek yang dapat menyimpan, menampilkan data dan informasi inventori secara terintegrasi, yang dapat diakses kapan saja di lingkungan Politeknik LP3I Jakarta oleh pengguna. Analisis Kebutuhan Fungsional, Nonfungsional, dan Pengguna Analisis Kebutuhan Fungsional Tahap analisis kebutuhan fungsional sistem akan membahas mengenai fungsi-fungsi yang diperlukan dalam pembangunan sistem. Berdasarkan hasil analisis proses bisnis, identifikasi kebutuhan data dan informasi, maka dianalisis juga beberapa fungsi yang harus tersedia di dalam sistem. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi yang diperlukan oleh pengguna. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap dokumen inventori dan pendukungnya, maka dapat dirumuskan daftar kebutuhan fungsional sistem informasi yang dirancang.Spesifikasi daftar kebutuhan 98
JURNAL LENTERA ICT
ini sudah disetujui oleh kepala General Affair di Politeknik LP3I Jakarta.Setiap fungsi yang diidentifikasi diberi kode sehingga dapat mempermudah identifikasi pada saat implementasi dan penyusunan dokumen. Daftar kebutuhan fungsional sistem yang dirancang dibuat pemodelan dengan use case diagram. Dari hasil analisis kebutuhan pemilik bisnis dan user, dibutuhkan suatu sistem informasi Inventori, dengan ruang lingkup meliputi: Pengajuan, data barang, Stok, Supplier dan Laporan Asset barang. Berikut ini daftar kebutuhan fungsional. Analisis kebutuhan non fungsional Setelah mendefinisikan kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem maka langkah selanjutnya adalah mendefinisikan kebutuhan nonfungsional dari sistem yang akan dipenuhi. Kebutuhan ini adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem, berikut ini adalah daftar kebutuhan nonfungsional sistem selengkapnya: 1. Kebutuhan Operasional Sistem yang dibangun bisa digunakan pada platform sistem operasi Microsoft Windows. 2. Kebutuhan Keamanan Aplikasi hanya bisa diakses oleh pengguna yang berhak.Sistem aplikasinya dilengkapi password.Sistem seharusnya aman digunakan. 3. Kebutuhan Performansi Sistem dapat menampung data dalam jumlah yang besar. 4. Kebutuhan Kemudahan Penggunaan Sistem seharusnya mudah digunakan dan mudah dipelajari.Sistem harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta sistem seharusnya memiliki tampilan menarik. 5. Kebutuhan Panduan Penggunaan Sistem menyediakan panduan singkat tentang cara menggunakan masingmasing fungsi yang tersedia dalam aplikasi Inventori.
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Analisis spfesifikasi kebutuhan pengguna Dari hasil identifikasi kebutuhan fungsional melalui wawancara serta observasi didapatkan spesifikasi pengguna dan fungsi yang diperoleh oleh masing-masing pengguna.Pengguna aplikasi sistem informasi Inventori adalah Administrator dan Operator di Politeknik LP3I Jakarta, baik. Berikut ini daftar pengguna dan fungsi yang dibutuhkan oleh masing-masing pengguna dalam sistem informasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta: Tabel 2 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna: Administrator
Tabel 3 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna: Petugas/Operator Inventori
99
JURNAL LENTERA ICT Tabel 4 Spesifikasi Kebutuhan Pengguna: Pimpinan
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Activity Diagram Pada bab ini, activity menjelaskan aktifitas antara aktor dengan program dalam melakukan suatu pelakasanaannya.
Use Case Diagram Pada bab ini use case menjelaskan hubungan antara aktor dengan sistem saat mengoperasikan sistem informasi. Gambar 6 activity diagram login
Gambar 5 use case diagram Permintan Barang
Dari gambar 5, dapat disimpulkan bahwa petugas dan admin melakukan tugasnya, yakni mengelola data, melakukan transaksi, dan membuat laporan namun sebelum melakukan tugasnya, petugas dan admin terlebih dahulu login.Adapun perbedaan admin dan petugas yakni, admin dapat melakukan semua pengelolaan data, transaksi sampai membuat laporan sedangkan petugas dibatasi yakni hanya bisa melakukan pengelolaan data kategori barang, data item barang, data supplier, transaksi permintaan pembelian/PO (purchase order), transaksi persediaan masuk, transaksi persediaan keluar, membuat laporan divisi, laporan supplier dan laporan kartu persediaan barang. Sedangkan admin dapat melakukan semuanya di tambah dengan mengelola data petugas dan data divisi.
Pada gambar 6 dapat diketahui alur dari sebuah login, perbedaan antara petugas dan admin dalam form yang ditampilkan, pada petugas menampilkan KLD (Kelola Data) kategori barang, item barang, supplier, transaksi permintaan pembeliaan/PO (Purchese Order), transaksi persediaan masuk, transaksi persediaan keluar, laporan divisi, laporan supplier, laporan kartu persediaan barang. Sedangkan adminsama seperti petugas sedangkan perbedaannya ada pada KLD (Kelola Data) ditambah KLD petugas dan KLD divisi. Perancangan Sistem Perancangan sistem menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut, dalam hal ini: perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan; antarmuka pengguna, formulir dan laporan; serta program-program khusus, database, dan file yang akan dibutuhkan. Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem dimana pada perancangan sistem digambarkan sistem yang akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean dalam suatu bahasa pemrograman. Dalam perancangan suatu sistem tidak lepas dari hasil analisa, karena dari hasil analisa sistem baru dapat dibuat suatu rancangan sistem. 100
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Perancangan Spesifikasi Program Class Diagram Class Diagram menampilkan beberapa class ada pada sistem ini dan memberikan gambaran tentang sistem dan relasi-relasi didalamnya. Disini juga dimasukkan himpunan bagian (subset) dari class-class, yaitu atribut-atribut dan operasi-operasi dalam suatu class. Berikut ini class diagram untuk aplikasi Sistem Informasi Inventori yang dirancang:
Gambar 7 class diagram
Deployment Diagram Deployment diagram merupakan suatu diagram yang dapat memberikan penjelasan tentangbagaimana berbagai elemen fisik menyusun dan menjalankan sistem di dalam suatu jaringan yangdibentuk. Arsitektur jaringan yang dibentuk merupakan kumpulan dari node-node yang berupa hardware dan software. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node dan requirement juga didefinisikan dalam diagram ini. Node yang digunakan untuk mendukung jalannya aplikasi sistem informasi Inventori adalah: Server untuk menyimpan program aplikasi, Database Server yang digunakan untuk menyimpan database aplikasi, dan Client Workstation. Deployment diagram dari sistem yang dirancang ditunjukkan dalam gambar berikut ini:
Gambar tersebut menunjukkan deployment diagram untuk sistem informasi Inventori. Aplikasi yang dibangun adalah berbasis Clien Server.Node yang digunakan adalah Server dan Client Workstation, sedangkan koneksi untuk Client Workstation komputer yang digunakan Administrator, Operator dan Pimpinan di Divisi Personalia ke Server menggunakan LAN. Koneksi Client Workstation untuk PC karyawan dan Pimpinan. Perancangan Antarmuka pengguna Setelah melakukan perancangan secara konsep, selanjutnya mengembangkan konsep tersebut kedalam perancangan antar muka pengguna atau User Interface Design. Perancangan antar muka pengguna ini dimulai dengan perancangan terhadap menu navigasi, perancangan input dan kemudian perancangan output untuk aplikasi sistem informasi Inventori yang dirancang. Dalam membuat perancangan ini menggunakan mockup untuk menggambarkan rancangan aplikasi yang akan dibangun. Perancangan Navigasi Struktur navigasi merupakan alur menu dari sebuah program.Menu navigasi dirancang berdasarkan kebutuhan pengguna dan fungsi yang dapat diperoleh pada aplikasi ini. Terdapat 2 jenis level pengguna dalam sistem ini, yaitu: Administrator dan Operator/Petugas. Fungsi dari setiap menu tersebut pengguna dengan level Administrator dapat melakukan administrasi dan pengelolaan inventori 101
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
secara keseluruhan.Fungsi dari setiap menu tersebut.pengguna Operator dapat melakukan administrasi dan pengelolaan inventori secara keseluruhan, namun tidak memiliki hak mengelola data master dan pengelolaan password. Berikut adalah rancangan menu navigasi untuk 3 jenis pengguna tersebut:
Rancangan Form Menu utama
Divisi Barang Master
Supplier Petugas
Sistem Informasi Inventori
Pengajuan Transaksi Pengeluaran
Gambar 10 form menu utama
Pengeluaran
Divisi Barang
Laporan
Supplier
Pengajuan Pengeluaran
Pengguna
Daftar pengguna
Gambar 9 Rancangan Struktur Menu Navigasi
Perancangan Input Sebelum dilakukan proses kontruksi input, dibuat terlebih dahulu dibuat rancangan input untuk pengguna. Pada sistem yang dirancang terjadi beberapa proses penginputan data yang akan direkam kedalam file-file database sehingga akan menghasilkan data yang tepat dan akurat. Selain menyediakan tampilan output untuk menyampaikan informasi bagi pengguna sistem, pengguna sistem juga dapat berinteraksi dengan sistem dengan memberikan input bagi sistem. Untuk dapat memfasilitasi hal tersebut maka pada sistem ini juga dilakukan rancangan tampilan input agar pengguna dapat memberikan input ke dalam sistem. Desain input dibuat dengan sangat sederhana agar lebih dimengerti oleh user, untuk lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini. Berikut beberapa rancangan input dalam bentuk form yang akan digunakan dalam sistem ini:
Perancangan Infrastruktur Architecture Bagian ini akan menjelaskan bentuk atau rancangan infrastruktur arsitektur sistem informasi yang akan dibanguan, dari sisi hardware dan software. Perancangan infrastruktur sistem untuk sistem informasi Inventori ini adalah sebagai berikut:
Gambar 11 Rancangan Infrastruktur Architecture
Untuk infrastruktur Hardware dalam implementasi, maka digunakan satu buah server, berfungsi sebagai server sekaligus sebagai database server. Spesifikasi perangkat yang dirancang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, karena dalam penelitian tidak melakukan observasi terhadap aspek biaya terkait pengadaan peralatan yang akan digunakan untuk server, server yang digunakan dalam implementasi
102
JURNAL LENTERA ICT
menggunakan server yang sudah dimiliki oleh Politeknik LP3I Jakarta. Beberapa software yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi sistem informasi Inventori serta alasan penggunaan aplikasi dengan menggunakan perbandingan pada software lainnya adalah sebagai berikut: Tabel 5 Infrastruktur Software
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
2. Software Sistem informasi inventori dibuat dengan menggunakan software yang bersifat Windows basei.Software tersebut terdiri dari empat kategori, yaitu software pemrograman, database dan server, Crystal Report, dan tools tambahan. Berikut daftar software yang digunakan dalam mengkonstruksi atau membuat aplikasi sistem informasi manajemen kepegawaian dalam penelitian ini: a. Bahasa pemrograman Visual Studio .Net b. Sql Server. c. Crystal Report. Konstruksi Database Database sistem informasi Inventori dibangun menggunakan SQL Server.Sedangkan tool software yang digunakan untuk merancang adalah VB .Net dan Crystal Report.
Konstruksi Sistem Tahapan konstruksi sistem dilakukan setelah hasil analisis dan perancangan sudah disetujui oleh stakeholder, dalam hal ini adalah Kepala Kampus Politeknik LP3I Jakarta. Lingkungan Konstruksi 1. Hardware Hardware atau perangkat keras yang digunakan untuk mengkonstruksi atau membangun aplikasi manajemen kepegawaian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Processor: Intel® Core™2 Duo Processor SU7300 : 1.3 GHz b. Memory: 2GB DDR3 1066 MHz SDRAM c. Hard Disk: 320GB,5400rpm d. Display: 13.3" HD (1366x768) e. Grafis Video & Memori: Terintegrasi Intel® GMA X4500MHD & NVIDIA® GeForce® G 210M dengan 512 MB VRAM-switchable graphics
Konstruksi Antarmuka Bagian ini akan menjelaskan implementasi atau kontruksi berdasarkan hasil rancangan tampilan aplikasi sistem informasi Inventori yang sudah dibahas dalam perancangan antarmuka pengguna. Untuk menjelaskan hasil konstruksi tersebut akan diberikan prototype dari masing-masing tampilan, baik itu tampilan input, output, navigasi maupun halaman pada aplikasi yang dibangun. Pengujian Sistem Lingkungan Pengujian Lingkungan pengujian memberikan gambaran tentang spesifikasi hardware, software, dan jaringan yang digunakan oleh pengguna dalam proses pengujian sistem, baik pengujian validasi maupun pengujian kualitas. Spesifikasi tersebut diperoleh dalam proses observasi berdasarkan aspek sistem. Berikut ringkasan singkat spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak serta jaringan
103
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
yang digunakan oleh pengguna untuk proses pengujian:
inventori. Metode yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD).
Hardware 1. Processor Pentium 4 1.8 GHz dan diatasnya. 2. RAM dengan kapasitas antara 1 GB 3. Network Interface Card 4. Monitor 15” 5. Keyboard dan mouse.
Karakteristik Responden Responden sebagai informan dalam FGD yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Kabid dan Tenaga IT
Software Software komputer di Politeknik LP3I Jakarta menggunakan sistem operasi Windows. Berikut daftar software yang digunakan dalam lingkungan pengujian: 1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP, Windows 7, dan Windows Server 2008 2. Sql Server. 3. Visual Studio.Net Jaringan Lingkungan jaringan yang digunakan adalah sesuai dengan jaringan yang berada dalam Politeknik LP3I Jakaarta, dan terdapat di tinjauan obyek penelitian pada bagian aspek sistem yang sudah dibahas dalam Bab II penelitian ini. Pengujian Validasi Tahap pengujian yang pertama adalah pengujian validasi, proses pengujian ini dilakukan untuk memastikan perangkat lunak yang telah dibuat apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang diharapkan. Hal ini juga menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu: Diduga model analisis, perancangan dan implementasi perangkat lunak untuk prototipe sistem informasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta dengan pendekatan berorientasi objek menggunakan metode model waterfall dapat berfungsi menyediakan data Stok barang terintegrasi serta mendukung kecepatan layanan informasi
Proses Pelaksanaan FGD Untuk memulai diskusi terfokus, peneliti melakukan presentasi dan demo aplikasi sistem informasi Inventori yang sudah dirancang dan menjelaskan setiap fungsi yang ada berdasarkan instrumen yang sudah disiapkan. Setelah memperhatikan dan mengetahui cara mengoperasikan aplikasi sistem informasi inventori ini, kemudian responden diberi kesempatan untuk mencoba langsung menggunakan aplikasi tersebut. Selanjutnya peserta FGD memberikan informasi, tanggapan dan persetujuan melalui formulir yang sudah diberikan oleh peneliti sebelum responden mencoba di komputer masingmasing.Formulir Pengujian Validasi dengan FGD.Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh responden, maka akan diperoleh hasil pengujian terhadap fungsional sistem berdasarkan kebutuhan masing-masing pengguna. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua fungsi yang terdapat pada aplikasi sistem informasi inventori ini sudah dapat dioperasikan dengan baik atau belum.Pengujian fungsional sistem ditujukan kepada pengguna administrator dan operator. Dalam proses pengujian ini juga dilakukan pengujian untuk meminta tanggapan terhadap hipotesis dalam penelitian, yang menunjukkan fungsi sistem secara keseluruhan bahwa sistem dapat menyediakan data asset terintegrasi dan dapat mempercepat layanan informasi inventori.
104
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Kesimpulan Hasil Pengujian Validasi Dan Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil FGD, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi sistem informasi inventori Aplikasi tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang dibutuhkan pengguna. Dengan demikian berdasarkan hasil analisis, perancangan dan kontruksi perangkat lunak untuk prototipe sistem informasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta dengan pendekatan berorientasi objek menggunakan metode prototipe sistem informasi model waterfall dapat berfungsi menyediakan data stok serta mendukung kecepatan layanan informasi inventori, sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini sudah terbukti.
Tabel 6 Kriteria presentase tanggapan responden
1. Hasil PengujianDengan ISO 9126 Pada pengujian kualitas ISO 9126 ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu tingkat kualitas masing-masing aspek berdasarkan empat karakteristik ISO 9126 dan tingkat kualitas secara kesuluruhan dari empat karakteristik ISO 9126. Dari 10 responden yang mengisi kuesioner untuk pengujian kualitas perangkat lunak untuk implementasi prototipe system informasi inventori dengan pendekatan berorientasi objek. Berdasarkan jawaban responden terhadap indikator kualitas software menurut ISO 9126 dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Catatan : batas bawah 20% diperoleh dari 1/5 dari batas 100%
Tingkat Kualitas Perangkat Lunak Per Aspek a. Aspek Functionality Berikut tanggapan responden terhadap functionality(fungsionalitas) implementasi prototipe sistem inventori dapat kita lihat pada tabel IV.8 di bawah ini. Tabel 7 Tanggapan responden berdasarkan aspek functionality
Keterangan : 1. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuisioner yang telah diajukan. 2. Skor ideal adalah nilai tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Selanjutnya hasil tersebut akan diolah dan dihitung dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagai berikut : 105
JURNAL LENTERA ICT
Pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas responden setuju bahwa prototipe sistem inventorimemiliki functionality (fungsionalitas) yang sangat baik sesuai dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 89,20% berada dalam kriteria sangat baik. b. Aspek Reliability Berikut tanggapan responden terhadap reliability(kehandalan) implementasi prototipe sistem inventori dapat kita lihat pada tabel IV.9 di bawah ini. Tabel 8 Tanggapan responden berdasarkan aspek reliability
Pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas responden setuju bahwa implementasi prototipe sistem informasi inventori memiliki reliability
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
(kehandalan) yang sangat baik sesuai dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 87,33% berada dalam kriteria sangat baik. c. Aspek Usability Berikut tanggapan responden terhadap usability (kebergunaan) implementasi prototipe sistem inventori dapat kita lihat pada tabel IV.10 di bawah ini.
Tabel 9 Tanggapan responden berdasarkan aspek usability
Pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas responden setuju bahwa implementasi prototipe sistem informasi inventori memiliki usability (kebergunaan) yang sangat baik sesuai dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 87,00% berada dalam kriteria sangat baik.
106
JURNAL LENTERA ICT
d. Aspek Efficiency Berikut tanggapan responden terhadap efficiency (efisiensi) implementasi prototipe sistem inventori dapat kita lihat pada tabel IV.11 di bawah ini.
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Tabel 11 Hasil Pengujian Kualitas ISO 9126
Tabel 10 Tanggapan responden berdasarkan aspek efficiency
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas implementasi pada prototipe sistem inventori ini secara keseluruhan dalam kriteria sangat baik, dengan persentase 88,14%. Aspek kualitas tertinggi adalah berdasarkan aspek Functionality dengan persentase sebesar 89,20%, sedangkan aspek kualitas terendah adalah dari aspek Usability dengan presentase sebesar 87,00%.
Pada tabel di atas dapat dilihat mayoritas responden setuju bahwa implementasi prototipe sistem inventori memiliki efficiency (efisiensi) yang sangat baik sesuai dengan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Persentase skor tanggapan responden sebesar 89,00% berada dalam kriteria sangat baik. e. Tingkat Kualitas Perangkat Lunak Keseluruhan Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari kuisioner, berikut rekapitulasi hasil pengujian kualitas berdasarkan empat aspek kualitas perangkat lunak ISO 9126:
Implikasi Penelitian Implikasi dari aspek sistem terkait dengan konsep strategik, taktis sampai dengan teknis operasional, desain hardware, software, dan infrastruktur yang diperlukan.Implikasi dari aspek manajerial berkaitan dengan terkait organisasi yang mungkin perlu disempurnakan, sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan kompetensinya, strategi/kebijakan serta aturan-aturan yang perlu dibuat untuk mengatasi masalah atau meningkatkan pengelolaan obyek penelitian berdasarkan temuantemuan dan interpretasi hasil penelitian.Dan implikasi dari aspek penelitian lanjut berkaitan dengan penelitian lanjutan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas penelitian sebelumnya. Aspek Sistem Untuk mengimplementasikan aplikasi sistem informasi inventori perlu dilakukan peningkatan spesifikasi hardware yang digunakan oleh pengguna 107
JURNAL LENTERA ICT
yang berfungsi sebagai Operator dengan tujuan agar proses administrasi data inventori dapat berjalan dengan baik dan proses input serta pengelolaan data berjalan normal. Seperti diketahui berdasarkan observasi terhadap obyek penelitian di ruang divisi GA Personalia beberapa PC yang digunakan memiliki spesifikasi hardware yang terbatas, dengan spesikasi processor Pentium 4 1,8 GHz dan memory 1 GB. Selain itu perlu diadakan PC server yang khusus menyimpan aplikasi sistem informasi inventori, karena dalam proses pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan jaringan lokal, Server yang digunakan merupakan server yang diperuntukkan untuk internet gateway di Politeknik LP3I. Setelah diadakan PC server tersendiri yang dipasang di Politeknik LP3I, selanjutnya server dihubungkan langsung dengan client. Server diberikan ruangan khusus dengan suhu yang sesuai untuk server. Software yang diperlukan untuk implementasi dalam jaringan Lokal dalam hal ini untuk Server idealnya adalah Windows server 2008, Visual Studio .Net dan Crystal Report. Aspek Manajerial Penelitian ini bisa menjadi acuan bagi manajemen Politeknik LP3I Jakarta dan Bagian GA dalam mengambil kebijakan menginventariskan barnga. Penerapan sistem informasi Inventori berguna bagi pengambil keputusan untuk mengelola data Barang sesuai sasaran SOP dalam bidang pengelolaan dan pengembangan pada GA, sehingga dapat meningkatkan mutu dan kredibilitas layanan secara menyeluruh, baik layanan yang berhubungan dengan pihak-pihak di luar kantor pusat Politeknik LP3I Jakarta maupun internal dalam lingkup Politeknik LP3I Jakarta, yaitu kampuskampus se- Politeknik LP3I Jakarta.
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
Aspek Penelitian Lanjut Dengan adanya penelitian ini maka para pihak akademis bisa menggunakan hasil penelitian sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis dan bisa lebih mengembangkan lagi penelitian yang akan digunakan. Dalam penelitian ini juga dikarenakan implementasi hasil analisis dan rancangan hanya dilakukan dalam lingkup yang terbatas, yaitu menggunakan jaringan lokal, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan implementasi hasil analisis dan rancangan langsung menggunakan jaringan internet, sehingga responden yang memberikan penilaian terhadap kualitas perangkat lunak dapat diperbanyak jumlahnya, melingkupi semua karyawan di 15 kampus. Tabel 12 Rencana Implementasi Sistem
Kegiatan Implementasi Sistem Langkah-langkah kegiatan implementasi sistem adalah sebagai berikut: 1. Pengadaan Hardware Dan Software. Hardware dan yang software yang diperlukan untuk menunjang sistem ini adalah: Hardware berupa PC Server, yang akan diinstal sistem operasi server dan database server. Spesifikasi hardware PC server tidak dibahas dalam penelitian ini dikarenakan peneliti tidak melakukan observasi terhadap aspek biaya dari obyek penelitian. 2. Software sistem operasi Server, termasuk didalamnya adalah aplikasi Server dan Database Server. Sistem operasi yang digunakan adalah Server 2008 aplikasi Server menggunakan
108
JURNAL LENTERA ICT
Visual Basic .Net dan Database Server menggunakan SQL Server. 3. Instalasi Hardware dan Software. Setelah hardware untuk Server dan software-nya tersedia maka selanjutnya adalah proses instalasi software pada PC server. Instalasi yang dilakukan meliputi: instalasi sistem operasi server, instalasi Aplikasi server dan database server serta instalasi aplikasi sistem informasi inventori yang sudah dibangun. 4. Pemilihan Operator. Salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam penerapan sistem baru di Politeknik LP3I Jakarta berupa aplikasi sistem informasi inventori, yaitu operator. Peranan operator adalah mengelola data asset barang serta memelihara terhadap setiap perubahan data yang terjadi, sehingga hal ini menjadi sangat penting. 5. Pelatihan Pengguna. Pengguna atau user yang telah dipilih akan mengikuti pelatihan agar memahami sistem yang baru tersebut dan dapat menjalankannya dengan baik dan tepat. Pelatihan tersebut dilakukan untuk mengoperasikan sistem, termasuk kegiatan mempersiapkan input, memproses data, mengoperasikan sistem, merawat dan menjaga sistem. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keahlian/keterampilan pengguna, namun juga memudahkan penerimaan pengguna terhadap sistem baru. Kelompok pengguna yang diberikan pelatihan adalah sebagai berikut: a. Administrator dan Operator, yaitu orang-orang yang akan mengoperasikan dan menggunakan aplikasi ini dalam proses administrasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta. b. Bagian IT adalah, orang-orang yang berkewajiban memelihara hardware dan software sistem yang baru. Bagian IT dianggap perlu
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
menjalani pelatihan ini agar dapat mengoperasikan, memelihara dan menjalankan perangkat sistem yang baru serta bertujuan agar hardware dan software aplikasi untuk pengelolaan data kepegawaian ini dapat berjalan dengan baik dan aman. 6. Sosialisasi Kepada Pimpinan. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi tentang keberadaaan sistem informasi inventori yang baru kepada semua pimpinan yang merupakan pengguna dari aplikasi tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi dilakukan dengan memberikan surat edaran bahwa aplikasi sudah siap dipergunakan dan disertakan juga panduan penggunaan aplikasi beserta informasi account pimpinan dalam sistem yang baru.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dibahas di bab sebelumnya, maka dalam penelitian prototipe sistem informasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Fokus penelitian dilakukan di Bagian GA Politeknik LP3I Jakarta dan bertujuan membangun sistem informasi inventori di Politeknik LP3I Jakarta, dengan ruang lingkup penelitian meliputi: penganjuan, data barang, data supplier, data stok, dan laporan. Tahapan prototipe sistem informasi menggunakan pendekatan model Waterfall, analisis dan perancangan sistem dilakukan dengan pendekatan berorientasi obyek menggunakan UML, dan aplikasi dibangun menggunakanVisual Studio .Net dan database SQL Server. 2. Model analisis, perancangan dan implementasi perangkat lunak untuk prototipe sistem informasi inventori 109
JURNAL LENTERA ICT
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
di Politeknik LP3I Jakarta dapat berfungsi menyediakan data Barang, Supplier terintegrasi serta mendukung kecepatan layanan informasi dengan menggunakan metode prototipe sistem informasi model waterfall. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengujian dengan Focus Group Discussion yang telah dilaksanakan. Responden dalam penelitian menyatakan semua spesifikasi kebutuhan fungsional dan fungsi sistem keseluruhan dapat disetujui. 3. Tingkat kualitas perangkat lunak sistem informasi inventori yang dihasilkan berdasarkan empat karakteristik model ISO 9126, yaitu: functionality, reliability, usability, dan efficiency dengan kriteria Sangat Baik, dengan persentase 88,14%. Aspek kualitas tertinggi adalah berdasarkan aspek Functionality dengan persentase sebesar 89,20%, sedangkan aspek kualitas terendah adalah dari aspek Usability dengan presentase sebesar 87,00%.
3. Untuk pengembangan selanjutnya,
Saran Berdasarkan hasil penelitian, implikasi dan kesimpulan,selanjutnya peneliti dapat memberikan beberapa saran yang relevan dengan hasil penelitian. Saran ini berupa masukanmasukan yang ditujukan ke organisasi/obyek penelitian dan untuk penelitian selanjutnya. a. Bagi Pihak Politeknik LP3I Jakarta: 1. Diadakannya sosialisasi dan pelatihan kepada semua pengguna aplikasi sistem informasi inventori. 2. Tingkat keamanan sistem informasi ini perlu ditingkatkan karena terdapat transaksi barang, laporan asset. Selain itu perlu dilakukan backup data secara berkala untuk mengurangi resiko kehilangan data secara permanen.
perlu ditambahkan sistem yang berhubungan dengan berkas-berkas pengajuan barang atau digitalisasi berkas, dikarenakan selama ini pimpinan agak kesulitan dalam mencari berkas-berkas pengajuan yang dibutuhkan dengan segera. b. Bagi Penelitian Selanjutnya: 1. Untuk penelitian lebih lanjut tentang sistem informasi inventori, dapat dilakukan dengan menambah ruang lingkup sistem yang dirancang. Dapat berupa adanya sistem perhitungan usia barang, dan modul accounting. 2. Demi menghasilkan penelitian yang lebih baik di masa mendatang, bagi penelitian mendatang hendaknya sampel lebih diperbanyak lagi, yaitu tidak terbatas pada karyawan kantor Politeknik LP3I Jakarta, namun dilakukan pengujian di semua kampus Politeknik LP3I Jakarta, sehingga tingkat generalisasinya lebih baik. 3. Metode prototipe sistem informasi dengan model Waterfall dapat dijadikan pilihan yang cukup tepat dalam penelitian prototipe sistem informasi untuk user atau stakeholder yang dapat menjelaskan spesifikasi kebutuhannya dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA Dennis Dennis, Alan, dan at.al. "Systems Analysis and Design with UML – 3rd Edition". John Wiley & Sons, Inc, 2009. Felix Janszen, Felix. “The Age of Innovation: Making Business Creativity a Competence Not a Coincidence”. London: Pearson Education Limited, 2000. 110
JURNAL LENTERA ICT
Firmansyah Firmansyah Saleh, Erlangga Fauza [2011], “Penerapan Matgerial Requirement Planing (MRP) Pada Sistem Informasi Pesanan Dan Inventory Contro lPada CV. ABC”, 2011
Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN 2338-3143
RAD(Rapid Application Development”. Tesis, 2009.
Hamdi Hamdi “Sistem Inventori Kontrol Material Dan Peralatan Penunjang Praktek Mahasiswa (Studi kasus Di Work Shop Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negri Jakarta”, 2012 Loekito Loekito, A. Ricky Setiawan,“Analisis dan Perancangan Sistem Pembelian, Penjualan, Persediaan Barang Pada CV Tjipta Kentjana dengan Menggunakan Metode Rapid Application Development (RAD)”. Tesis, 2010 Mustika, Deny, Ardian, “Perancangan dan implementasi sistem informasi perencanaan produksi dan inventory control : Studi di PT. Dharma Satya Nusantara”.1st ed,Yogyakarta:Graha Ilmu, 2009. O'Brien O'Brien, A, James. “Introduction to Information Systems”, 12 th ed. Dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari dan A, Kwary Deny. Jakarta: Salemba Empat, 2006. Pressman Pressman, B. “Software Engineering”. McGraw-Hill, 2005. Setiawan-Munir Setiawan, Wawan dan Munir, “Pengantar teknologi informasi: Basis Data”, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia,2006. Suprana Suprana, “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pada Toko Besi Hassanudin dengan Metode
111