Prosiding Psikologi
ISSN: 2460-6448
Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2012 Description Study of Self Regulated Learning in Student of 2012’s Generation Psychology Bandung Islamic University 1
Bintan Firdaus, 2Siti Qodariah.
1
Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email:
[email protected],
[email protected]
Abstract. This research will focus on college student who have <2.5 GPA. They have pass selection test to be a student in Bandung Islamic University. The test is academic potency test and Psychotest. The student take an orientaion called PAKEM, to introduce academic activity in Psychology Faculty at Bandung Islamic University. Second purpose of PAKEM is to train their mental to face academic demand of Psychology Faculty. Based on interviewed with senior student, a lot of student doesn’t have skill to regulate themself in their study. They also doesn’t have strategy in their planning for study, and doesn’t consistent to execute their plan. But, not all the student like that. There are few student that have the opposite skill than them. This skill is called self-regulated training. The purpose of this study is to describe self-regulated learning from the self-regulated training step. Method use in this research, is description method. Subject of this research is 54 psychology student. Intrument used is quistionare about selfregulated learning, that use the step of self-regulated learning which is forethought, performance, and selfreflection by BJ. Zimmerman’s theory. Result of this research, 51,7% student have a high self-regulated learning and 48,3% student have a low self-regulated learning. The student have a high forethought and performance but low on self-reflection. Keywords: Self-Regulated Learning, Student of generation 2012 Psychology Faculty Bandung Islamic University
Abstrak. Latar belakang Penelitian ini yaitu Banyaknya mahasiswa Psikologi Angkatan 2012 Universitas Islam Bandung Yang mendapatkan IPK <2,5. Faktanya Mahasiswa Psikologi angkatan 2012 adalah mahasiswa yang telah melewati tahap seleksi yang cukup ketat ketika akan masuk ke Universitas Islam Bandung yaitu seleksi melalui Tes Potensi Akademik dan Psikotes. Selain itu mahasiswa psikologi juga dibekali program orientasi mahasiswa yaitu PAKEM, yang memiliki tujuan untuk mengenalkan bagaimana cara menghadapi perkuliahan di fakultas psikologi Unisba dan melatih untuk memiliki mental yang lebih baik dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang akan dihadapi selama perkuliahan.Berdasarkan wawancara kepada mahasiswa angkatan 2012 ada beberapa mahasiswa yang belum memiliki kemampuan pengaturan diri dalam proses belajarnya, mereka belum mampu menentukan target dan strategi belajar, tidak konsisten melaksanakan strategi tersebut, serta tidak adanya evaluasi strategi yang sudah tidak efektif. Namun terdapat pula mahasiswa angkatan 2012 yang sudah mampu mengatur diri dalam proses belajarnya seperti mampu menetapkan target dan strategi belajarnya serta mampu mengatur waktu sehingga strateginya mampu dilaksanakan. Kemampuan pengaturan diri ini disebut self-regulated learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara empiris Self Regulated Learning melalui penjabaran tiap fase-fase self-regulated learning. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 54 orang mahasiswa psikologi 2012. Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuesioner mengenai self regulated learning melalui fase forethought, fase performance, dan fase self-reflection sesuai dengan teori dari BJ. Zimmerman. Hasil dari penelitian ini adalah secara keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba memiliki kategori self regulated learning tinggi dengan jumlah persentase 51,7% atau sebanyak 28 mahasiswa dan kategori yang rendah sebesar 48,3% atau sebanyak 26 orang. Pada fase forethought dan performance or volitional control berada pada kategori tinggi sedangkan self reflection berada kategori rendah. Kata Kunci : Self-Regulated Learning, Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Bandung Angkatan 2012
926
Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi ...| 927
A.
Pendahuluan
Saat ini Unisba menjadi salah satu perguruan tinggi yang banyak diminati oleh calon-calon mahasiswa. Banyaknya peminat yang ingin mendaftarkan diri untuk menjadi mahasiswa Unisba terlihat dari setiap tahunnya jumlah pendaftar calon mahasiswa yang semakin meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit Pengolahan Data Unisba (PUSLAHTA, 2014), pada tahun 2013 jumlah keseluruhan mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk berkuliah di Unisba berjumlah 7496 mahasiswa, pada tahun selanjutnya menunjukan kenaikan yang cukup tinggi yaitu berjumlah 9185 calon mahasiswa pada tahun 2014. Dari 10 Fakultas yang ada, terdapat 3 fakultas yang menjadi fakultas favorit calon mahasiswa yang mendaftarkan diri, diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Komunikasi. Banyaknya peminat yang mendaftarkan diri untuk menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi dan Fakultas Ilmu Komunikasi, maka dari itu tiga Fakultas Unisba tersebut melakukan seleksi Ujian Saringan Masuk (USM) yang berbeda dibandingkan Fakultas lainnya yang ada di Unisba. Ujian Saringan Masuk tersebut terdiri dari dua tahapan tes seleksi. Diantaranya Tes Potensi Akademik (TPA) dan Psikotes, tahapan TPA menitikberatkan pada potensi pengetahuan calon mahasiswa sedangkan tahapan Psikotes menggambarkan kepribadian atau potensi individu. Hasil psikotes berupa gambaran kepribadian dan potensi individu ini kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai tidak sesuai ataupun layak tidaknya calon mahasiswa mengikuti perkuliahan di ketiga Fakultas favorit tersebut yang disesuaikan dengan karakteristik dan beban studi pada Fakultas yang bersangkutan, baik tingkat kecerdasannya maupun aspek-aspek lainnya yang dapat diukur melalui Psikotes, seperti emosi, motivasi, bakat, dan minat. Secara potensi, calon mahasiswa Fakultas Psikologi yang lolos pada tahapan seleksi tersebut idealnya adalah individu yang baik secara akademik (kecerdasan) dan psikologis yang diperkirakan mampu menghadapi perkuliahan dengan baik. Walaupun mahasiswa sudah melewati seleksi yang cukup ketat, pada kenyataannya masih banyak mahasiswa Psikologi yang memiliki prestasi akademik dibawah rata-rata khususnya angkatan 2012, bahkan nilai tertinggi tersebut adalah nilai terbesar dibandingkan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Fakultas Kedokteran. Menurut Gage & Berliner (1992) faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi intelegensi, motivasi, bakat, minat, kondisi fisik dan perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial dan non sosial. Selain dipengaruhi faktor internal dan eksternal, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh aktifitas Self regulatory tertentu yang digunakan siswa untuk sukses dalam belajar (Pintrich & De Groot, 1990; Pressley & Woloshyn, 1995; Schunk & Zimmerman, 1994; Zimmerman & Schunk, 1989). Dibandingkan dengan siswa prestasi rendah, siswa dengan prestsi tinggi menentukan tujuan belajar lebih spesifik untuk dirinya, menggunakan strategi lebih banyak untuk belajar, dan melakukan self monitoring di dalam belajar, dan lebih sistematis dalam menyesuaikan usaha mereka terhadap hasil belajarnya. Sebuah program yang mengajarkan anak-anak self regulated learning strategies menemukan terdapat peningkatan prestasi siswa (Fuchs et al., 2003; Mason. 2004; dalam Slavin 2009). Kemudian ditemukan bukti bahwa seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam regulasi diri atau self regulation dalam studinya akan mendapatkan prestasi yang rendah di sekolahnya (Zimmerman and Martinez-Ponz, 1986, 1988; dalam Boekarts 2000). Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016
928 |
Bintan Firdaus, et al.
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimana gambaran Self regulated learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba angkatan 2012?” B.
Landasan Teori
Menurut pandangan sosial kognitif, self regulation adalah suatu interaksi dari pribadi (personal), perilaku (behaviour) dan lingkungan (Bandura, 1986). Self regulation digambarkan sebagai siklus karena feedback dari performance sebelumnya digunakan untuk penyesuaian diri terhadap upaya yang sedang dilakukan. Self regulation atau self regulated learning adalah suatu proses dimana seseorang mengaktifkan pikiran, perasaan dan perilaku yang terencana dan secara sistematis disesuaikan sebagai kebutuhan untuk mempengaruhi pembelajaran dan motivasi seseorang (Schunk, 1994; Zimmerman, 1989, 1990, 2000, Zimmerman & Kitsantas, 1996; dalam Boekarts, 2000 : 631). Self regulation pada siswa mengacu pada derajat metakognisi, motivasi, dan perilaku mereka dalam belajar (Zimmerman, 1986; dalam Boekarts, 2000 : 632). Masing-masing siswa memiliki self regulation yang berbeda-beda dalam belajar, termasuk motivasi mereka untuk belajar, metode yang digunakan, hasil yang tampak dari usaha yang mereka lakukan, dan sumber lingkungan yang mereka gunakan (Zimmerman, 1994; dalam Boekarts, 2000 : 632). Self regulation meliputi proses penetapan tujuan untuk belajar, mengikuti dan berkonsentrasi pada pelajaran, penggunaan strategi yang efektif untuk mengorganisir, melakukan pengkodean, dan mengulang informasi yang diperoleh agar dapat diingat, menggunakan sumber daya secara efektif, memantau tingkah laku yang ditampilkan, mengatur waktu secara efektif, mencari bantuan ketika dibutuhkan, memiliki keyakinan yang positif tentang kemampuan yang dimiliki, mengantisipasi hasil yang diperoleh dan merasa bangga dan puas atas usaha yang telah dilakukan (McCombs, 1989, Pintrich & De Groot, 1990; Weinstein & Mayer, 1986; Zimmerman, 1994; dalam Boekarts, 2000 : 631). Performance or Volitional Control Forethought
Self Reflection
Gbr. Siklus fase dari Self Regulation (D.H. Schunk & B.J.Zimmerman, 1998; dalam Boekaerts, 2000:16) Proses self regulatory dibagi menjadi 3 fase, yaitu forethought, performance or volitional control dan self reflection. Forethought merupakan suatu proses yang terjadi sebelum adanya usaha-usaha untuk bertindak dan berpengaruh terhadap usahausaha tersebut dengan melakukan persiapan pelaksanaan tindakan tersebut. Performance or volitional control melibatkan proses yang terjadi selama usaha itu berlangsung dan pengaruhnya terhadap persiapan yang telah dibuat dan tindakan yang dilakukan. Self reflection melibatkan proses yang terjadi setelah adanya usaha-usaha pada fase performance dan mempengaruhi reaksi individu terhadap pengalamannya tersebut. Pada self reflection ini, mempengaruhi forethought terhadap usaha-usaha Volume 2, No.2, Tahun 2016
Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi ...| 929
berikutnya sehingga dengan demikian melengkapi siklus sebuah self regulatory. Masing-masing fase struktur memiliki sub proses, seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah ini: Sub fase tiap struktur self regulated learning FORETHOUGHT Task analysis Goal setting Strategic planning
Self motivation beliefs Self efficacy Outcome expectations Intrinsic interest/value Goal orientation
C.
PEFORMANCE/ VOLITIONAL CONTROL Self control Self instruction Imagery Attention focusing Task strategies Self observation Self recording Self experimentation
SELF REFLECTION Self judgement Self evaluation Causal attribution
Self reactions Self satisfaction/affect Adaptive - defensive
Hasil penelitian
Tabel 1. Persentase Jumlah Subjek Dengan Self Regulated Learning Tinggi dan Self Regulated Learning Rendah Self Regulated Learning
Banyaknya Subjek
Persentase
Tinggi
28
51,7%
Rendah
26
48,3%
Jumlah
54
100%
Berdasarkan table di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 28 mahasiswa yang memiliki self regulated learning tinggi atau sebesar 51,7% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 26 mahasiswa yang memiliki self regulated learning yang rendah, atau sebesar 48,3% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian Tabel 2. Hasil Persentase Fase-Fase Self Regulated Learning Persentase Jumlah Subjek Fase Forethought Self Regulated Learning
Banyaknya Subjek
Persentase
Tinggi
29
53,7%
Rendah
25
46,3%
Jumlah
54
100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 29 mahasiswa yang memiliki Fase Forethought tinggi atau sebesar 53,7% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 25 mahasiswa yang memiliki Fase Forethoght yang rendah, atau Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016
930 |
Bintan Firdaus, et al.
sebesar 46,3% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Tabel 3. Persentase Jumlah Subjek Fase Performance or Volitional Control Self Regulated Learning
Banyaknya Subjek
Persentase
Tinggi
30
55%
Rendah
24
45%
Jumlah
54
100%
Berdasarkan table di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 30 mahasiswa yang memiliki Fase Performance tinggi atau sebesar 55% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 24 mahasiswa yang memiliki Fase Performance yang rendah, atau sebesar 45% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Tabel 4. Persentase Jumlah Subjek Fase Self Reflection Self Regulated Learning
Banyaknya Subjek
Persentase
Tinggi
25
46,3%
Rendah
29
53,7%
Jumlah
54
100%
Berdasarkan table di atas, dapat terlihat bahwa terdapat 25 mahasiswa yang memiliki Fase Self Reflection tinggi atau sebesar 46,3% dari 54 mahasiswa. Sedangkan terdapat sebanyak 29 mahasiswa yang memiliki Fase Self Reflection yang rendah, atau sebesar 53,7% dari 54 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. D.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data serta pembahasannya, maka didapat kesimpulan bahwa : 1. Secara keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba Angkatan 2012 memiliki self regulated learning tinggi dengan persentase 51,7% atau sebanyak 28 orang sedangkan mahasiswa yang memiliki self regulated learning rendah sebesar 48,3% atau sebanyak 25 orang mahasiswa. 2. Secara keseluruhan dari ketiga fase self regulated learning, fase forethought dan fase performance or volitional control berada pada kategori tinggi, sedangkan pada fase self reflection berada pada kategori yang rendah. 3. Pada mahasiswa yang mempunyai nilai self regulated learning tinggi, nilai fase yang tertinggi adalah pada fase forethought, Artinya mahasiswa sudah mampu untuk menyusun perencanaan baik jangka pendek maupun jangka panjang dan tujuan yang ingin mereka capai dalam menjalankan tuntutan yang mereka hadapi di Fakultas Psikologi Unisba serta mereka memiliki keyakinan untuk dapat menjalankan perencanaan yang telah mereka tetapkan. 4. Pada mahasiswa yang mempunyai self regulated learning yang rendah, secara keseluruhan dari ketiga fase berada pada kategori yang rendah, artinya mahasiswa dengan self regulated learning yang rendah ini selain tidak adanya perencanaan dalam penetapan tujuan serta tidak dapat mengontrol perilaku Volume 2, No.2, Tahun 2016
Studi Deskriptif Mengenai Self Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi ...| 931
mereka dalam menjalankan penetapan tujuan ataupun target, tidak ada usahausaha yang dilakukan mahasiswa dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai dan tentunya mahasiswa tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi mengenai perencanaan, usaha-usaha yang telah dilakukan serta hasil yang telah didapat. 5. Secara keseluruhan, mahasiswa dengan rentang IPK 2,5-2,99 dan 3,0-4,0 memiliki skor self regulated learning tinggi. 6. Pada mahasiswa yang mempunyai IPK rentang 0-1,99 dan 2,0-2,49 hampir seluruhnya mempunyai skor self regulated learning rendah. E.
Saran
Adapun saran dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Unisba angkatan 2012 yang memiliki kategori self regulated learning yang rendah diharapkan memiliki kesadaran tentang pentingnya kemampuan mengatur diri dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang ada di Fakultas Psikologi Unisba. Melalui peningkatan kemampuan membuat perencanaan ketika melakukan kegiatan belajarnya, melaksanakan rencana yang telah ditetapkan secara konsisten serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan belajarnya untuk menentukan langkahselanjutnya. 2. Bagi mahasiswa dengan self regulated learning tinggi untuk tetap mempertahankan strategi-strategi belajar yang telah digunakannya. Adapun yang perlu ditingkatkan adalah kepekaan terhadap feedback yang diberikan lingkungan terhadap dirinya, harus lebih mampu menangkap informasi dari lingkungan terkait dengan dirinya sendiri. 3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan teknik wawancara dalam pengambilan data agar data yang didapat menjadi lebih banyak dan lebih spesifik. Daftar Pustaka Berliner, Gage. (1979). Educational Psychology. Prentice Hall. New York. Second Edition. Boekaerts M, Pintrich P, Zeidner M. (2000). Handbook of Self-Regulation. San Diego, CA : Academic Press. Zimmerman, B. J., Bonner, S., & Kovach, R. (1996). Developing self-regulated learners: Beyond achievement to self-efficacy. Washington, DC: American Psychological Association, pp. 10. Zimmerman, B. J.. (1990). Self-Regulated Learning and Academi Achievement: An Overview. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Psikologi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016