PROSIDING:
DISKURSUS
LITERASI INFORMASI
,
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia
(FPPTI) Jawa Tengah 2014
Sekretariat : Perpustakaan Unika Soegijapranata
JI. Pawiyatan Luhur 1V/1 Bendan Duwur Semarang 50234
Telpon : 024-8441555, Fax. 024-8415429,
email:
[email protected]
DAFTAR lSI Kata Pengantar __v
Daftar Isi_ _ vii
1. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF HUMANIS RELIGIUS
Noor Aziz_ _ l 2. BELAJAR DARI INDIA TENTANG PENERBITAN BUKU DAN BIAYA PENDIDIKAN YANG MURAH
Wiji Suwarno__23 3. MEMAKNAI SINERGISITAS DENGAN PERPUSTAKAAN UNTUK MEMAKMURKAN TBM
Endang Fatmawati__29 4. PENGEMBANGAN DIRI (SELF DEVELOPMENT) UNTUK MEMESONAKAN KARAKTER PUSTAKAWAN
Aris Nurohman__41 S. SECURITY AND DISASTER PLANNING KOLEKSI NASKAH KUNO 01
PERPUSTAKAAN REKSO PUSTOKO MANGKUNEGARAN SURAKARTA
Dinar Puspita Dewi_ _ 53
6. MENUJU PERPUSTAKAAN DESA YANG BERDAYA63
Joko Setiyono__63
c
7. TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT INFORMASI : SEBUAH TINJAUAN TENTANG EKSISTENSI PERPUSTAKAAN
Nur Listiani __71 8. PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH ERA DIGITAL
Laela Niswatin__79
9. POTENSI LIBRARY 2.0 DALAM MEMBENTUK BUDAYA PARTISIPASI PADA REPOSITORIINSTITUSI Riana Mardina MH__85 10. KOMPILASI PRODUKTIVITAS PENULISAN ILMIAH (ARTIKEL) JURNAL PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN (JPPTP),TERBITAN 2007-2011
Dwi Titaningsih, Suharno_ _ 95
Forum Perpuslakaan Perguruan Tlnggl lndonesla (FPPTI) Jawa Tengah
vii
Diskursus Literasi Inforrnas i, FPPTI Jawa Tengah 2014
11. STUDI KASUS IMPLEMENTASI SliMS SEBAGAI OPEN SOURCE SOFTWARE 01 PER PUSTAKAAN CHANDRA WI DODO Danang Dwijo Kangko_ _103 12. BISNIS INFORMASI 01 PERPUSTAKAAN Wahyu Supriyanto__115 13. BERPIKIR METOOOLOGIS BAGI PUSTAKAWAN Safrudin Aziz__123 14. MEMAHAMI KEBUTUHAN DAN JENIS PEMUSTAKA OALAM MEMBERIKAN LAYANAN RUJUKAN 01 PERPUSTAKAAN BINUS INTERNATIONAL UNIVERSITY Erika 137 15. OPTIMALISASI PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Warsono__ 149 16. L1TERASIINFORMASI DAN PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI AGEN L1TERASI Yanuar Yoga Prasetyawan_ _ 159
viii
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
STUDI KASUS IMPLEMENTASI SLiMS SEBAGAI
OPENSOURCESOFTWAREDIPERPUSTAKAA
CHANDRA WIDODO Oleh: Danang Dwijo Kangko
ABSTRAK
a
Perpustakaan berlomba-Iomba melakukan implementasi teknologi informasi dalam rangka usaha peningkatan layanan perpustakaan . Begitu juga Perpustakaan Chandra Widodo yang melakukan modernisasi dengan mengimplementasikan perangkat lunak berbasis sumber terbuka (open source softwarejOSS).Open source software yang dipilih adalah SliMS (Senayan Library Management System). Penelitian ini membahas tentang bagaimana implementasi SliMS sebagai open source software di Perpustakaan Chandra Widodo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasll penelitian ini menunjukkan bahwa, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, untuk saat ini SliMS telah mampu memenuhi kebutuhan Perpustakaan Chandra Widodo. Akan tetapi, implementasi SliMS di Perpustakaan Chandra Widodo menghadapi tantangan untuk mencapai harapan mereka kedepannya.
Kata Kunci: Senayan Library Management System, Open source software, Oto matisasi perpustakaan, Perpustakaan digital.
Pendahuluan
"Library isa growing organism" (Ranganathan dalam Zen, 2008, p.l) ini artinya perpustakaan akan terus tumbuh dan berkembang seiring zaman. Sebagai organisasi yang bertugas dalam mengelola dan menyebarkan informasi, perpustakaan akan menghadapi pertumbuhan jumlah koleksi sehingga perlu mengembangkan sarana simpan dan temu kembali informasinya. Sebelum maraknya penggunaan teknologi informasi, umumnya koleksi perpustakaan berupa buku tercetak dan teknologi temu kembalinya berupa kartu katalog.
Forum Perpustakaan PerguruanTinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
103
Diskursus Literas i Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
Setelah penggunaan teknologi informasi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan modern seperti sekarang inl, perpustakaan mengembangkan koleksinya menjadi digital serta sarana temu kembali yang digunakan menjadi terkomputerisasi dan terintegrasi. Menurut Suhartika (2004, p.13), "...dapat dikatakan bahwa teknologi informasi merupakan tulang punggung (backbone) bagi perpustakaan modern." Tidak heran, programkegiatan implementasi teknologi informasi seringkali menjadi agenda utama banyak perpustakaan. Perpustakaan Chandra Widodo merupakan salah satunya. Pemanfaatan teknologi informasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Chandra Wi dodo antara lain dengan mengimplementasikan perangkat lunak berbasis sumber terbuka (Open source software/OSS atau sering juga disebut dengan free open source software/ FOSS). Open source software yang digunakan oleh Perpustakaan Chandra Widodo yaitu SliMS (Senayan Library Management System) atau biasa disebut Senayan. SliMS memang sudah dikenal oleh kalangan pustakawan di Indonesia sebagai open source software khusus untuk perpustakaan. Pemilihan SliMS sebagai open source software yang diimplementasikan oleh Perpustakaan Chandra Widodo tentu memiliki alasan tersendiri. Proses implementasinya juga menarik untuk disimak karena cukup banyak perpustakaan yang mengimplementasikan SliMS sehingga perpustakaan lain dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Perpustakaan Chandra Widodo. Bagaimana Perpustakaan Chandra Wi dodo melakukan implementasi SliMS yang merupakan open source software? Hal ini lah yang akan kita bahas dalam tulisan ini.
Kerangka Teori Perpustakaan merupakan organisasi atau lembaga yang tidak asing dengan penggunaan teknologi. Seperti yang diungkapkan oleh Pendit (2009, p.ll) bahwa
': ..sejak kelahirannya perpustakaan selalumengikuti perkembangan teknologi. Ketika media untuk bahasa tulison masih menggunakan batu dan tanah liat, perpustakaan mengoleksinya. Ketika buku kertas menggantikan kulit domba, perpustakaan menqoleksinya. Ketika buku kertos ditemani alat-olat elektronik, perpustakaan mengoleksinya." Sampai sekarang ini pun perpustakaan masih terus mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini dapat kita lihat dari munculnya istilah -istilah seperti otomatisasi perpustakaan (library automation), perpustakaan elektronik (electranic library), perpustakaan digital (digital library), perpustakaan virtual (virtual library), dan perpustakaan hibrida (hybrid library) . Implementasi teknologi informasi dipercaya mampu mengangkat citra perpustakaan menjadi lebih modern . Seperti yang diungkapkan oleh Suhartika (2004, p.13) bahwa "Implementasi teknologi informasi di perpustakaan dapat mengubah citra perpustakaan." Perpustakan pun berlomba-Iomba mengimplementasi teknologi informasi. Pelayanan perpustakaan berbasis teknologi informasi menjadi salah satu tolak ukur penilaian kemajuan sebuah perpustakaan. Peralatan elektronik
104
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
Diskurs us Literasi Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
dan komputer menjadi jamak digunakan untuk membantu kegiatan perpustakaan. Koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan banyak dialih-mediakan ke dalam bentuk digita l. Pemanfaatan perangkat luna k (software ) khusus untuk perpustakaan pun t erus berkem bang. Berkembangnya berbagai software yang dapat dimanfaatkan oleh perpu st akaan membuat perpus takaan memiliki banyak pil ihan. Menggunakan open source software merupakan salah satu pilihan bagi perpu stakaan dalam melakukan pengadaan software. Cara lainnya, perpustakaan dapat membuat sendiri software yang dibutuhkan dengan sumber daya manusia yang dimiliki. Perpustakaan juga dapat mem ilih untuk menggunakan software berbayar yang disediakan oleh pihak keti ga. Apa it u open source software? Randhawa (2009, p1) berpendapat bahw a
"Open source software is computer software whose source code is available under a license (orarrangement such as the public domain) that permitsusers to study, change, and improve the software, and to redistribute it in modified or unmodified firm. It is often developedin a public, collaborotive manner. It is the most prominent example of open source development and often compared to user generated content." Menggunakan open source software itu artinya kita memiliki hak unt uk men ggunakan, mempelajari, merubah baik dengan tujua n untuk peningkatan kemampuan software te rsebut maupun untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, dan mendi stribusikan software tersebut baik dalam bentuk asli atau dalam bentu k yang sudah dimodifikasi. Hal ini dimungkinkan karena kita diberikan izin dan kode sumb ernya (source code) oleh pencipta atau pengembang software tersebut. Apa itu kode sumber atau source code? Menurut Poulter (2010, p.655), "Source code is a computerfile containing statements in a programming language, and those statements are intended to define the performance of a task." Dapat dikatakan bahwa source code merupakan komponen yang memb entuk (i
suat u software. Dengan pengetahuan pemrograman komputer, kit a dapat memba ca bagaimana software te rsebut bekerja . Software yang tid ak memberikan source code kepada publik dan merahasiakannya disebut proprietary software atau closed source. Selain proprietary software atau closed source, kita juga mengenal freeware dan shareware. Terkadang kita rancu antara open source software dengan freeware dan shareware. The Open Source Initiative dalam Dion Hoe-Lian Goh et al. (2006, p.361-362) mempertegas bahwa "Highlights of the 051's definition of open source
include:free distribution and redistribution of software andsource code; licenses that allow dis tribution of modifications and derived works and non-discrimination against persons, groups or fields of endeavor." Berbeda dengan freeware dan shareware yang hanya memungkinkan kita unt uk menggunakan software tersebut seca ra grati s, open source software memberikan kit a kebebasan untuk memodifikasi dan membuat pro duk t urunan serta mendistribusikannya kembali. Jadi, kata "free" dalam konteks freeware dan shareware adalah free of price alias gratis sedangkan kata "free" dalam open source softwarebermaknafreedom alias merdeka atau bebas.
Forum Perpuslakaan Perguruan TInggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
105
Diskursus Literasi Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
Mengapa penggunaan open source software dapat menjadi pilihan untuk perp ustakaan7 Menurut Samuels dan Griffy (2012), selain karena faktor ideologl, perpustakaan memilih menggunakan open source software karena pertimbangan ekonomi dan kemandirian institusi dalam implementasi teknologi informasi. Masalah minimnya anggaranmerupakan hal yang umum terjadi di perpustakaan . Belum lagi persoalan pemotongan anggaran yang dihadapi perpustakaan (Evans dalam Dion Hoe-Lian Goh et aI., 2006). Ketika harga untuk pengadaan dan perawatan softwore berbayar semakin mahal, maka memilih open source software dapat menjadi salah satu solusi. Selain dapat menghemat anggaran, perpustakaan juga dapat membangu n kemandi rian institusi. Kemandirian institusi disini maksudnya perpustakaan tida k perlu lagi ketergantungan terhadap pembuat atau vendorsoftware. Perpustakaa n dapat secara mandiri untuk memasang (install), merawat, memperbaiki kekuran gan atau celah kelemahan (bugs) , memodifikasi, dan memperbaharui versi software. Dengan kelebihan yang ada, open source software juga memiliki kekurangan. Seperti yang disampaikan oleh Samuels dan Griffy (2012, p.44) bahwa "Open source
solutions generally do not come with professional technical support or training;" Berbeda dengan software berbaya r yang memberikan dukungan secara formal dan pelati han dalam paket yang ditawarkannya, open source software seringkali hanya menyediakan dukunga n melalui milis atau mailing lists dan forum diskusi online (Dion Hoe-Lian Goh et al., 2006). Hal ini dapat menyebabkan timbulnya biaya-biaya untuk memperbaiki kekurangan atau permasalahan open source software tersebut. Perpustakaan seharusnya melakukan seleksi dan penilaian terhadap open source software yang akan digunakan . "Carefully evaluating the tools used for projects will go a long way toward reducing costs." (Samuels dan Griffy, 2012, p.44). Hal senada juga disampaikan oleh Hakim (2011) bahwa seleksi dan penilaian perlu dil akukan pada awal kegiatan karena pengembang (developer) open source software tid ak memberikan garansi atas pemanfaatannya produk-produknya . Randhawa (2009) memberikan beberapa contoh jenis open source software yang dapat digunakan oleh perpustakaan . Koha, NewGenLib, dan Evergreen dapat digunakan unt uk otomatisasi perpustakaan. Greenstone Digital Library Software, DS pace, EPrintsJ dan Fedora dapat digunakan untuk perpustakaan digital. Word press dan Drupal dapat dimanfaatkan untuk web publishing. Selain it u masih banyak jen is open source software yang dapat digunakan oleh perpustakaa n seperti Ubuntu, Open Office, Firefox, Thun derbird, GIMPshop, NVU, dan PDF Creator. Salah satu open source software untuk manajemen perpustakaan yaitu SliMS. Sli MS atau Senayan Library Management System adalah "Open Source Software (aSS) berbasis w eb untuk memenuhi kebutuhan automasi per pustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar." (Dokument asi SliMS, 2013, p.l). SliMS t elah banyak digunakan oleh berbagai jenis perpustakaan. Menurut data dar i halama n web resmi Sli MS (http:/ /slims.web .id/web/7q=node/36), ada 387 perpustakaan yang telah menggunakan SliMS dan melaporkan kepenggunaannya tersebut kepada pengem bang SliMS (SliMS Developer Community/SOC) . Jumlah ini tentu lebih sedikit di bandingkan dengan data pengguna yang sebenarnya karena sampai Maret 2009 saj a SliMS sudah diunduh lebih dar i 200.000 kali (Wicaksono, 2009).
106
Forum Perpuslakaan Perguruan linggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
Diskursus Literas i Inforrnasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
Metode penelitian Penelitian st udi kasus ini dilakukan di Perpustakaan Chandra Widodo perih al imp lement asi SUMS. Seperti yang disampaikan oleh Rahardjo (2010, p.2) bahwa "Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan dan sebaga inya dalam waktu tertentu ." Data penelitian yang dibutuhkan dipero leh dari wawancara terhadap pustakawan Perpust akaan Chandra Wido do, observasi, dan mempelajari dokumen t erkait milik perpu stakaan.
Pembahasan Perpust akaan Chandra Wi dodo diresmikan pada tanggal 13 Februari 2006 sebagai salah satu unit dari PT Rekayasa Industri. Perpustakaan ini termasuk dalam jenis perpust akaan khusus yang menurut Sulistyo-Basu ki (1992, p.50) memiliki tujuan " mem bant u tugas badan induk tempat perpu stakaan bernaung ." Perpustakaan Chandra Wi dodo ber lokasi di Jalan Kalibata Timur 1 Nomer 36. Perpustakaan ini memiliki koleksi 3000 buku, 600 ebook, 2000 code and standard dan langganan te rbitan berkala beru pa koran, majalah, dan jurnal. Perpust akaan Chandra Widodo memil iki perencanaan pengembangan perp ustakaan yang disebut Library Road map. library Roadmap ini dibuat agar perpu stakaan memiliki arahan kedepan dalam mendukung kegiatan PT Rekayasa Industri. Secara garis besar, Library Roadmap memiliki empat buti r program kegiatan yaitu instalasi perangkat lunak (software) manajemen perpustakaan, digitisasi koleksi dan pengelolaan koleksi digital, promosi perpustakaan, dan kerjasama ant ar perpu stakaan. Inst alasi software menja di prioritas pertama dalam Roadmap Perpustakaan Chandra Widodo. Perpustakaan Chandra Widodo sebenarnya sudah memanfaatkan software CDS-ISIS. Perpustakaan Chandra Widodo memutuskan untuk mengganti software tersebut karena menginginkan software berbasis web yang dapat mengelola koleksi digital dan diakses melalui jar ingan komputer. Perp ustakaan Ch andra Widodo akhirnya memutuskan untuk mengganti CDS ISIS dengan SliMS (Senayan Library M anagement System). Faktor dipil ihnya SliMS lebih karena fakt or kemampu an pustakawannya. Pustakawan Perpust akaan Cha ndra Widodo sudah terbiasa menggunakan Sli MS dan meni lai akan banyak memakan waktu apabila harus belajar menggunakan software lain. Pustakawan tidak melakukan riset secara khusus untuk membandingkan beberapa software selain melalui tinjauan Iiteratur dan pengalaman pustakawan. Berdasarkan pendapat Hakim (2011), SliMS memiliki beberapa keunggulan. Pertama, perpustakaan dapat memperoleh dan menggunakan SliMS secara gratis. Kedua, SliMS mampu memenuhi kebutuhan otomatisasi perpustakaan. Ketiga, SliMS dapat dimodifikasi karena menggunakan bahasa pemrograman interpreter yait u PHP. Keempat, SliMS merupakan produk asli buatan Indonesia yang dikembangkan oleh sumber daya manusia lokal. Kelima, instalasi SliMS mudah dilakukan. Keenam, SliMS
ForumPerpuslakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
107
Diskursus Literasi Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
mampu beroperasi di sistem operasi Linux maupun Windows. Ketujuh, SliMS memiliki dokumentasi yang lengkap. Kedelapan, SliMS memiliki prospek pengembangan yang je las. Kesembilan, SliMS memiliki forum komunikas i antara pengguna dan pengembang. Hakim (2011) hanya menyampaikan satu kelemahan SliMS, yaitu kompa tibilitas web browser. Menurutnya, SliMS hanya dapat berjalan sempurna di Mozilla Firefox. Tampilan antar muka SliMS akan terganggu terutama jika menggunakan Internet Explorer. Namun dem ikian, SliMS tetap dapat berjalan lancar pada semua webbrowser apabila hanya untuk membuka OPAC. Satu kelemahan lain yang umumnya dimiliki open source softwareyaitu tidak adanya dukungan secara formal dan pelatihan dari pengembang software. Hal ini mungkin tidak terlalu menjadi masalah bagi pengguna Sli M S di Indonesia karena SliMS memiliki dokumentasi berupa modul dan manu al, komunit as pengguna yangaktif dan tersebar di banyak daerah di Indonesia, serta forum komunikasi antara pengembang dan pengguna. Sebelum diluncurkan dan digunakan secara resrni, Perpustakaan Chandra W idodo melakukan beberapa tahapan dalam implementasi SliMS. Tahapan pertama yang dilakukan adalah instalasi SliMS di komputer lokal milik perpustakaan. SliMS yang digunakan adalah versi stable 5 dengan codename Meranti. Selama satu hari perpustakaan fokus melakukan inst alasi, menyesuaikan sistem beserta tampi lan Sli M S berdasarkan kebutuhan perpustakaan, dan memastikan SliMS berjalan dengan lancar. Tahapan kedua, SliMS mulai diisi dengan data bibliografi koleksi dan keanggotaan. Meskipun data yang ada dalam CDS-ISIS dapat dimigrasi ke SliM S, pu st akawan lebih memilih cara pengimputan ulang karena ingin memlJarengi nya dengan kegiatan inventarisasi atau stock opname. Kegiatan ini selesai dalam jangka w akt u dua bulan oleh satu orang pustakawan, satu orang staf perpustakaan, dan dit ambah dengan tiga tenaga bantuan mahasiswa magang. Tahapan ketiga, perpustakaan mencoba menjalankan SliMS untuk kegiata n sehari-hari selama beberapa bulan. Lalu implementasi SliMS dipresentasikan kepada pihak manajemen PT Rekayasa Industri. Akhirnya, pihak manajemen PT Rekayasa Industri menyetujui dan mendukung implementasi SliMS di Perpustakaa n Chandra Widodo. Bahkan pihak manajemen PT Rekayasa Industri memperhitungkan implementasi SliMS ini sebagai bagian dari persiapan mengikuti kom petisi Make Award. Kompetisi ini diselenggarakan sebagai bentuk penghargaan kepada perusahaan perusahaan yang memiliki manajemen pengetahua n (knowledge management). Tahap selanjutnya perpustakaan bekerja sama dengan unit IT untuk mengimplementasikan SliMS pada server agar dapat diakses melalui jaringan komputer. Meskipun dapat berjalan secara normal pada server Linux dan Windows, SOC dan mayoritas komun itas pengguna SliMS lebih menyarankan dan men yuka i impl ement asi SliM S pada server berbasis Linux. Pada akhir 2013, SliMS versi terbaru yait u SliM S 7 Cendana dirilis sehingga diputuskan bahwa Perpustakaan Chandra W idodo akan mengimplementasikan SliMS 7 Cendana di server yang berbasis Window s. Prosesawal implementasi SliMS di server kemudian men imbulkan beberapa masalah. Permasalahan yang timbul yaitu tampilan menjadi tidak sempurna, lampiran
108
Forum Perpustakaan Perguruan linggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
Oiskursus Literasi Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
fi le digital yang tidak berjalan lancar, dan ditemukannya beberapa celah kelemahan (bugs) pada SliMS 7 Cendana. Perp ust akaan Chandra Wi dodo melakukan banyak usaha untuk memperbaiki permasalahan ini. Beberapa permasalahan dapat diselesaikan berkat kemampuan pustak awan dan kerjasama dengan unit IT. Permasalahan yang belum teratasi akhirnya dib awa ke forum SliMS, baik online maupun pertemuan tatap muka langsung, untuk memperoleh bantuan dari SOC dan komunita s pengguna SliMS . Beruntung, permasalahan-permasalahan ini dapat diata si. Hal ini berkat kemampu an pustakawan dalam penggunaan SliMS, kerjasama yang baik dari manajemen terutama unit IT, dan respo n dar i SOCjuga komun itas pengguna untuk membantu . Pada awal 2014, SliMS resmi diluncurkan sebagai software baru yang digunakan di Perpustakaan Chandra Widodo . Sesuai dengan apa yang tercantum dalam Library Roadmap, SliMS digunakan untuk tata kelola sehari-hari Perpustakaan Chandr a Widodo. Perangkat keras (hardware) tambahan seperti printer dan barcode reader pun sudah diintegrasikan . Printer dimanfaatkan untuk mencetak barcode dan kart u anggota secara otomatis melalui SliMS. Barcode reader dimanfaatkan untuk mempercepat layanan sirkulasi dan invent arisasi. Pemustaka mengapresiasi ino vasi fitur Sli MS yang dimanfaatkan Perpustakaan Chandra Widodo seperti pengingat keterl ambat an peminjaman terintegrasi email, laporan dan statistik, link media sosial (Facebook, Twitter, Youtube, Google+), kolom komentar pada OPAC, dan Realy Simple Syndicatio n pada OPAC. Oiresm ikannya implementasi SliMS di Perpustakaan Chandra Wid odo tersebut j uga menj adi tonggak awal pelaksanaan program kegiatan Library Roadmap lainnya . Perpu stakaan Chandra Widodo dapat memu lai pengelolaan koleksi digital. Hal ini sesuai dengan program kegiatan Library Roadmap yang kedua. Meskipun sebenarnya SliM S merupakan sistem otomatisasi perpustakaan namun SliMS memiliki kemampu an untuk pengelolaan koleksi digital, koleksi audio, dan koleksi audi o visual (Hakim, 2011). Penggunaan SliMS untuk membangun perpustakaa n digit al dimungkinkan karena menurut Wahono (2006, p.9) "Perbedaan mendasar antara digital library dan sistem otomasi perpus takaan adalah berhubu ngan dengan tujuannya. Digital library lebih berorientasi ke bagaimana kita depot menshare koleksi-koleksi bahan pustaka yang su dah berbe ntuk file elektronik. Sedangkan sistem otomasi perpustakaan lebih cenderun g ke bagaimana proses bisnis yang ada di perpustakaan dapat diotomosi, sehinggo meringankon bebon pustokowon atau pengurus per pustokoon. Perpoduon antara duo hal tersebut songot mungkin dilakukon, dol am pengertion bahwo sistem .otomasi perpustokoon disomping berorientosi ke bogoimono monojemen perpustokoon, juga menyimpan koteksi dokumen elektronik yong bisa dishare dengon menggunakon teknologi web dan in ternet." Hasilnya, pemustaka Perpustakaan Chandra Widodo sudah dapat mengakses koleksi digital melalui jaringan komputer intranet. Namun demikian, Mafar (2012) berpendapat bahwa pustakawan bukan hanya perlu mempersiapkan koleksi digita l
ForumPerpuslakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
109
Diskursus Literasi Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
dan infrastrukturnya saja tetapi juga memperhatikan isu-isu mengena i preservasi digital , hak cipta , plagiarisme, dan kesiapan sumber daya manusia. Implementasi SliMS ini juga berperan dalam promosi perpustakaan yang menjadi program kegiatan ketiga Library Roadmap. Implementasi Sli M S di Perpust akaan Chandra Widodo berdampak positif terhadap peningkata n citra perpust akaan. Citra perpustakaan yang membosankan dan ketinggalan zaman ber ubah menjadi terlihat lebih modern dan geliat perpustakaan menjadi bergaira h. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah karyawan PT Rekayasa Industri yang m endaft ar menjadi anggota perpustakaan. Program kegiatan keempat dari Roadmap Perpustakaan Chandra Widodo adalah kerjasama antar perpustakaan . Program ini belum dijalankan oleh Perpust akaan Chandra Widodo kare na masih fokus pada riga program kegiatan Library Roadma p lainnya. Implementasi SliMS di Perpustakaan Chandra Widodo memiliki pote nsi untuk membantu program kegiatan kerjasama antar perpustakaan . Menurut Kangko (2012), selain SliMS masih ada dua produk lain yang dikembangkan oleh SDC dan masih berkaitan dengan SliMS. Dua produk tersebut adalah UCS dan Nayanes. Union Cat alog Server (UCS) dapat digunakan untuk membuat katalog induk bersama oleh dua perpustakaan/lebih pengguna SliMS dalam satu jejaring perpustakaan. Nayanes dapat digunakan untuk memfasilitasi layananfederated search. Kedua produ k ini dapat dimanfaatkan bersamaan dengan SliMS sebagai salah satu contoh bentu k kerjasama antar perpustakaan. Berapa anggaran yang dihabiskan untuk implementasi SliMS di Perpust akaan Chand ra Widodo? Tidak ada biaya yang digunakan untuk implement asi SliMS di Perpust akaan Chandra Widodo kecuali dana yang digunakan untuk mem beri kan pelatihan kepada staf perpustakaan . Hal ini menghasilkan banyak pengh emat an anggaran bagi Perpustakaan Chandra Widodo . Menurut pendapat Wang (2011, p.84), "Open source software is certainly not 'free" becauseit requires a lot of effort.
However, in the end it still costs a lot less than what we would pay to the proprietary software vendors", Jadi, sebenarnya pengg una open source software te t ap tidak sepenuhnya gratis. Paling tidak, pengguna open source soft ware harus membayarnya dengan usaha dan belajar menguasai software. Untungnya, seandainya pun mem ang ada biaya yang harus dikeluarkan akibat imp lementasi open source software, biaya t ersebut masih ja uh lebih sedikit dibandingkan menggunakan software berb ayar. Kesimpula n Implementasi open source software pada perpustakaan buka nlah hal yang mudah. Dibutuhkan semangat lebih dan usaha yang melalui proses. Dengan me lakukan implementasi open source software, bukan berarti permasalahan perpustakaan akan t erselesaikan begitu saja. Perpustakaan Chandra Widodo telah membuktikan bahwa me reka mampu mengimplementasikan open source software meskipun bukannya tanpa hambatan. Keterbatasan jumlah tenaga perpustakaan yang hanya berjum lah dua orang dapat teratasi berka dukungan dari stake holder, kerjasama dengan unit IT, dan bantuan dari SDC serta komunitas pengguna SliMS.
110
Forum Perpuslakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
Diskursus Literasi Informasi, FPPTI JawaTengah 2014
Sejauh ini implementasi SliMS, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dapat memenuhi kebutuhan Perpustakaan Chandra Widodo. Implementasi SliMS memberikan peranan yang signifikan terhadap pemenuhan Roadmap Perpustakaan Chandra Widodo. Tantangan kedepannya, Perpustakaan Chandra Widodo diharapkan mampu memenuhi semua Library Roadmap mereka dan menjawab ekspektasi pemustaka.
Saran Pada saat melakukan seleksi terhadapopen source software, perpustakaan dianjurkan melakukan penilaian open source software yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perpustakaan . Perpustakaan harus mengukur kebutuhan dan kemampuan yang ada terlebih dahulu . Dengan demikian, perencanaan yang dibuat akan dapat mengurangi resiko kegagalan dan timbulnya biaya yang lebih besar. Manfa at lain dari seleksi ini, perpustakaan dapat memanfaatkannya sebagai sarana pelatihan dengan mempelajari open source software yang diseleksi. Perpustakaanjuga harustetap menyisih kananggaranuntuk prosesimplementasi open source software. Paling tidak, angaran tersebut digunakan untuk pelatihan lanj ut an penggunaan open source software yang dipilih. Pengembangankemampuan pustakaw an dalam menguasai open source sojtwaremenjadi hal penting dalam implementasi open source software. SliMS memiliki dokumentasi yang lengkap, pengembang yang berkompeten, dan komunitas yang fanatik sehingga hal ini dapat dimanfaatkan pustakawan apabila ingin mengembangkan kemampuan penguasaan SliMS mereka. Aktif dalam komunitas baik forum online maupun acara tatap muka langsung dapat menjadi alternatif murah karena komunitas pengguna SliMS yang terbentuk di beberapa daerah sering mengadakan pertemuan dan pelatihan secara gratis (sinau bareng) atau pelatihan berbayar dengan biaya terjangkau. Menambah jumlah pustakawan dapat menjadi pertimbangan mengingat tidak mudahnya implementasi open source software terutama untuk perpustakaan dengan jumlah tenaga pustakawan terbatas.
, Daftar Pustaka _ ' (2013).
Dokumentasi SLiMS berdasarkan SLiMS-7 (Cendana). Jakarta: SDC.
Dion Hoe-Lian Goh et al. (2006). A checklist for evaluating open source digital library software. Online Information Review, Vol. 30, No.4, 360-379. Hakim, Heri Abi Burachman . (2011). Optimalisasi Senayan sebagai perangkat lunak berbasis open source untuk perpustakaan seni. Vis; Pustaka, Vol. 13, No.1, 50-56, April 2011. • . Kangko, Danang Dwijo. (2012). Nayanes dan UCS SliMS, inovasi berbagi metadata antar perpustakaan. Dipresentasikan pada Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-5, labuan Bajo. Mafar, Fiqru. (2012). Isu-isu strategi pembangunan perpustakaan digital. Visi Pustaka, Vol. 14, No.1, 5-14, April 2012.
Forum Perpuslakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah
111
Diskursus Literasi Informasi, FPPTI Jawa Tengah 2014
Pendit, Laxman Putu. (2009). Perpustakaan digital: Kesinambungan dan dinamika. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri. Perpustakaan Chandra Widodo. (2012). Roadmap Library PT Rekayasa Industri untuk koleksi buku, majalah , jurnal, film diluar koleksi dokumen. Dokumen perusahaan, tidak diterbitka n. Poulter, Alan. (2010). Open source in libraries: An introduction and overview. Library Review, Vol. 59, No.9, 655-661. Rahardjo, Mudjia. (2010).Jenisda n metode penelitian kualitati f. http://m udiiarahard jo. com / mat eri-kuliahl215-jenis-dan-metode-penelitian-kualitatif. htm I. Diakses 15 Mei 2014 pukul 09.00 WIB. Randhawa, Sukhwin der. (2009). Open source software and libraries. http://eprints. rclis.org/13172/1/0pen Source Software and Libraries.p df.369-377. Samuels, Ruth Gallegos dan Griffy, Henry. (2012). Evaluating open source software for use in library initiatives: A case study involving electronic publishing. portal: Libraries and the Academy, Vol. 12, No.1, 41-62. Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilm u perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama . Suharti ka, I Putu. (2004).lmplementasi te knologi informasi sebagai usaha peningkata n mutu layanan perpustakaan . Visi Pustaka, Vol. 6, No.2, 11-14. Wahono , Romi Satria. (2006). " Teknologi informasi untuk perpustakaan : perpust akaan digital dan sistem otomasi perpustakaan''.http://www.i1mukomputer.or g/wp content!uploadsI2006/09!romi -otomasiperpustakaan-15septem ber2006. QQf.Diakses tanggal15 Mei 2014 pukul 09.00 WIB. Wang, Fang. (2011). Building an open source institutional repository at a small law school library: Is it realistic or unattainable? Information Technology And Libraries, June 2011, 81-84. Web resmi SliMS. IISLiMS Users". http://slims.web .id!webl?g=node/36. (15 M ei 2014) Web resmi PT Rekayasa Industri. "Peresmian Mesjid oleh AA GYM dan Peresmian Perpust akaan «Chandra Widodo»». http ://www.rekayasa.co.id/news!index. php?page=15&lang=id. (15 Me i 2014) Wicaksono, Hendro. (2011). Otomasi perpustakaan menggunakan Senayan Library Management System (SliMS) . Sebuah file presentasi Zen, Zulfikar. (2008). Klasijikasi DOC 22: Buku kerja. Depok: PSIP-FIB UI.
112
ForumPerpuslakaan Perguruan Tinggl Indonesia (FPPTll Jawa Tengah