Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah) 1
PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENYIAPKAN KEMANDIRIAN MELALUI PROGRAM BUDIDAYA IKAN DI PANTI ASUHAN AMANAH TRIMULYO IMOGIRI BANTUL THE PROCESS OF LEARNING TO PREPARE FOR INDEPENDENCE THROUGH FISH FARMING PROGRAMS IN ORPHANAGES AMANAH TRIMULYO IMOGIRI BANTUL Oleh : Aghni Nur Rahmah, Pendidikan Luar Sekolah Email :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1) Proses pembelajaran kemandirian yang diberikan oleh pengurus panti untuk anak asuh di Panti Asuhan Amanah Trimulyo Imogiri Bantul, 2) Cara meningkatkan ketertarikan anak asuh dalam program kemandirian, 3) Faktor pendukung dan penghambat program kemandirian untuk anak asuh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di Panti Asuhan Amanah Trimulyo Imogiri Bantul. Subjek penelitian ini adalah pengurus panti, pemateri, pengasuh, dan anak panti asuhan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data meliputi: display data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk keabsahan data adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai nara sumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Triangulasi metode dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan berbagai metode dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Proses pembelajaran kemandirian yang diberikan oleh pengurus panti untuk anak asuh di Panti Asuhan Amanah Trimulyo Imogiri Bantul dengan program tabungan abadi, yaitu menyisihkan uang saku setiap hari dan tidak boleh diambil sampai keluar dari panti. Program perikanan mencakup kedisiplinan, tanggung jawab, percaya diri, dan berwirausaha. 2) Cara meningkatkan ketertarikan anak asuh dalam program kemandirian dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai; menekankan piket harian; mendatangkan motivator; dan memberikan siraman rohani. 3) Faktor pendukung terlaksananya program adalah adanya kerjasama antara pengelola, anak asuh, pengasuh, dan instruktur; dana yang mencukupi; sarana dan prasarana yang memadai; dan area panti yang cukup luas. Faktor penghambat terlaksananya program adalah minimnya tenaga pengajar dan pengasuh; kurangnya kesadaran anak untuk mengikuti program kemandirian; dan menurunnya minat anak dalam mengikuti program kemandirian. Kata kunci: kemandirian, panti asuhan, anak asuh. Abstract This study aims to describe the: 1) the process of learning the independence provided by the for foster care in Orphanages Amanah Trimulyo Imogiri, Bantul, 2) how to increase interest in foster care independence program, 3) Factor endowments and a barrier toself-sufficiency program for foster care. This research is qualitative research with the descriptive approach. Location research in the orphanage Amanah Trimulyo Imogiri, Bantul. The subject of this research is the caretaker of the parlorsor, presenters, caregivers, and children of the orphanage. Data collection is done using the method of observation, interviews, and documentation. The techniques used in the data analysis include: data display, data reduction andwithdrawal of the conclusion. Techniques used for the validity of the data sources and triangulation triangulation is a method. Triangulation sources conducted to clarify the validity of the data by a variety of resourcein finding the needed information. Method triangulation was done to clarify the validity of the data by using various methods in the search for needed information. The research results showed that 1) learning independence provided by the for fostercare in Orphanages Amanah Trimulyo Imogiri Ba ntul with lasting savings program, that is opting out of pocket money every day and should not be taken up out of theparlor. Fisheries program includes discipline, responsibility, confidence, and entrepreneurship. 2) How to increase interest in foster care independence program by providing adequate facilities and
2
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
infrastructure; daily pickets underscore; have a substantialmotivator; and provide spiritual spray. 3) Factor endowments of its program is a cooperation between the Manager, foster care, caregiver, and instructors; the existence of the Fund; the availability offacilities and infrastructure; and area parlors. Factors restricting implementation of programs is the lack of teachers and caregivers; lack of awareness of the child to participate in independence; and to get off interest in following the program's independence. Keywords: independence, orphanages, foster care.
tersebut akan mengalami kesulitan dalam
PENDAHULUAN Kehidupan manusia saat ini semakin dihadapkan
dengan
macam
tidak memiliki rasa percaya diri sehingga
permasalahan. Keadaan ini menuntut setiap
membuatnya sulit dalam berinteraksi atau
individu
memecahkan
bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu
permasalahan yang dihadapi tanpa harus
dampak anak yang terlalu dimanjakan atau
tergantung dengan orang lain dan berani
tidak mandiri menurut majalah Sakinah dan
menentukan sikap yang tepat. Salah satu
Volume 11, No.6 dalam papapz adalah
aspek penting yang diperlukan adalah
anak menjadi kurang peka atau inisiatif,
mandiri dalam bersikap dan bertindak.
menjadi pemalas, kecerdasan emosional
untuk
berbagai
melakukan segala hal dan membuatnya
mampu
Anak yang mandiri biasanya tidak tergantung
pada
orang
lain,
rendah, dan sulit untuk berosialisasi. Maka
berani,
dari itu sejak dini anak harus diajarkan
memiliki kepercayaan diri, inisiatif, tekun.
tentang kemandirian, agar kelak mereka
Hal ini sependapat dengan Departemen P
tumbuh menjadi manusia yang mandiri
dan K (dalam Elfira 2013:279) kemandirian
yang tidak tergantung pada orang lain.
adalah dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
bergantung
kepada
orang
lain.
Hal ini membuat Panti Asuhan Amanah
Trimulyo
selain
mereka
Kemandirian berasal dari kata-kata mandiri
memberikan pemenuhan kebutuhan sehari-
dalam bahasa jawa berarti berdiri sendiri.
hari seperti makan, minum, pakaian, tempat
Hasan Basri (2004:53).
tinggal, dan kebutuhan pendidikan anak
Ciri-ciri kemandirian sendiri yang dikemukakan
oleh
Mustofa
Kamil
(2001:84) adalah: 1. Mempunyai rasa tanggung jawab. 2. Tidak tergantung pada orang lain. 3. Memiliki etos kerja yang tinggi. 4. Disiplin 5. Berani mengambil resiko. Berbeda dengan anak yang tidak mandiri, bila anak tidak mandiri maka anak
asuh,
pihak
panti
membuat
program
pembelajaran kemandirian untuk melatih kemandirian anak asuh. Panti asuhan adalah rumah atau tempat untuk memelihara dan merawat anak yatim, yatim piatu dan sebagainya (Casmini dalam Hasan, 2014: 3). Menurut Musdalifah definisi dari Panti Asuhan
adalah
suatu
lembaga
untuk
Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah) 3
mengasuh
anak-anak,
adalah pemberian pelayanan kepada anak-
dibawah lampu merah, atau bahkan mereka dapat juga melakukan tindak kriminalitas dengan berbagai cara. Pemberian bekal Diklus, Edisi XVI, Nomor 02, September 2012 127 berupa keterampilan maka diharapkan mereka dapat memanfaatkan keterampilan tersebut secara maksimal. 3. Memberikan pelayanan sosial kepada anak anak asuh panti Panti asuhan merupakan tempat yang paling sesuai untuk menampung anak-anak yatim piatu dan terlantar yang kebutuhan pendidikan maupun kebutuhan sehariharinya tidak tercukupi. Anak yatim piatu yang berada di panti asuhan ini kebutuhan seharihari mereka akan terpenuhi, termasuk kebutuhan pendidikan.
anak yatim piatu dan terlantar. Peranan
Pembelajaran
memberikan
bimbingan
menjaga dari
dan
pimpinan
kepada anak dengan tujuan agar mereka dapat menjadi manusia dewasa yang cakap dan berguna serta bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap masyarakat kelak di kemudian hari (Hasan, 2014: 3). Panti asuhan merupakan lembaga yang bersifat informal untuk membentuk perkembangan
anak-anak
yang
tidak
memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga. Peranan panti asuhan sebagai pendidikan nonformal menurut Triastuti (Vol 16, No. 2 (2012)
panti asuhan berupa pemberian bekal hidup
yang
yang berupa bimbingan antara lain:
menambah
1. Bimbingan kemandirian seperti penanaman sikap pada anak asuh agar dapat melaksanakan semua kegiatan sendiri tanpa bergantung pada orang lain, disiplin, dan bertanggungjawab pada apa yang dilakukannya sendiri. Tugas yang dilaksanakan anak-anak asuh yaitu menyapu, mengepel, mencuci piring, membuang sampah, mencuci peralatan masak-memasak dan lain-lain. 2. Memberikan bekal hidup berupa pembinaan keterampilan, hidup semakin sulit tanpa bekal hidup yang pasti maka para remaja yang putus sekolah tidak akan mampu bertahan hidup. Remaja atau anak-anak terlantar tidak mempunyai bekal hidup, mereka dapat menjadi anak gelandangan yang hidup di jalanan sebagai pengamen, peminta-minta
dilakukan
merupakan setiap
wawasan,
orang informasi
proses untuk dan
pengetahuan mereka. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya (2010: 129) pembelajaran adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Pengertian berbeda tentang pembelajaran diungkapkan oleh Sudjana dalam psikologi pendidikan (2007:80) yaitu merupakan setiap upaya yang
dilakukan
dengan
sengaja
oleh
pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Melalui pembelajaran kemandirian dapat membantu anak untuk hidup mandiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hasan Basri (2004: 53) kemandirian berasal dari katakata mandiri dalam bahasa jawa berarti berdiri sendiri.
4
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
Maka
pembelajaran
kemandirian
adalah proses interaksi yang dilakukan
usaha sehingga membuat anak menjadi mandiri.
sengaja untuk menyampaikan pengetahuan,
Proses
pembelajaran
untuk
menambah informasi dan kemampuan baru,
membentuk kemandirian anak asuh yang
menumbuhkan
diri,
disiapkan oleh pihak panti melalui beberapa
mengambil
program kemandirian seperti, memberikan
keputusan sendiri, menyelesaikan masalah
program tabungan abadi, perikanan, dan
tanpa bantuan orang lain.
kesenian. 1) Proses pembelajaran dari
bertanggung
rasa
percaya
jawab,
Proses
dan
pembelajaran
untuk
program tabungan abadi yaitu anak asuh
menyiapkan kemandirian seseorang dapat
diajarkan untuk menyisihkan uang saku dan
dilakukan dengan memberikan kegiatan
ditabungkan ke rekening mereka masing-
pelatihan untuk menggali ketrampilan atau
masing yang telah dibuatkan oleh pihak
potensi yang dimiliki, melalui kegiatan
panti sejak anak asuh tinggal di panti
pelatihan seseorang dapat memperoleh ilmu
asuhan, hal ini mengajarkan anak asuh
sekaligus menyalurkan minat, bakat yang
tentang kemadirian disiplin dan tanggung
dimiliki dan mempraktekan secara langsung
jawab. 2) Proses pembelajaran budidaya
ilmu yang telah didapatkannya. Melalui
ikan
kegiatan
menjadi
langsung dilapangan seperti anak asuh
terlatih karena diajarkan hal-hal sesuai
diperkenalkan cara memberi makan ikan
dengan
Sebelum
yang benar yaitu setiap hari pagi dan sore,
memberikan kegiatan pelatihan sebaiknya
pemberian makan dilakukan secara bergilir
menyiapkan sarana dan prasarana yang
sesuai jadwal piket, memilih bibit ikan yang
mendukung kegiatan pelatihan tersebut agar
bagus,
tidak
memperhatikan perkembangan ikan, dan
pelatihan
urutan
menemui
seseorang
yang
benar.
kenadala
saat
proses
dilakukan
dengan
cara
mengembangbiakan
memanen
bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Hal
bermanfaat untuk melatih kemandirian anak
tersebut
sesuai dengan tujuan program yaitu anak
membantu
menyiapkan
Program
ikan,
kegiatan, sehingga seseorang dapat lebih
dapat
ikan.
praktek
menjadi
terbiasa melakukan kegitan-kegiatan sendiri
menyayangi binatang dan setelah keluar
tanpa bantuan orang lain serta ilmu yang
dari panti anak asuh dapat mengembangkan
didapatkan dari kegiatan ketrampilan dapat
ilmu yang didapat selama dipanti dengan
membantu
berwirausaha
untuk
mengimplementasikannya seperti membuka
yang
bertanggung
sangat
kemandirian anak, karena anak sudah
anak
disiplin,
ini
dapat
jawab,
membantu
perekonomian mereka kelak setelah keluar dari panti. Pengurus panti langsung yang
Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah) 5
menjadi pengajar budidaya ikan. Pihak
Pendekatan kualitatif sebagai prosedur
panti
penelitian
telah
menyediakan
sarana
dan
yang
menghasilkan
data
prasarana yang cukup memadai mulai dari
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
panti memiliki 9 kolam ikan, pakan ikan,
lisan dari orang-orang dan perilaku yang
ikan (nila, lele, gurmih, patin, mas, combro,
dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam
dan bawal), pompa air, dan lain-lain.
Moleong
Dalam pelaksanaannya pihak panti
(2011:4).
Menurut
Sugiyono
(2011:9) dalam penelitian kualitatif peneliti
tidak terlalu mewajibkan anak asuh untuk
adalah
mengikuti pembelajaran dari awal hingga
pengambilan sampel sumber data dilakukan
akhir, begitu pula dengan anak asuh hanya
secara purposive dan snowball, teknik
beberapa
instrument
dengan
kunci,
yang
tertarik
untuk
pengumpulan
pembelajaran
sampai
akhir.
(gabungan), analisis data bersifat induktif/
Anak asuh mengikuti pembelajaran hanya
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
sebatas mengikuti peraturan yang ada di
lebih
panti karena mereka kurang tertarik dengan
generalisasi.
pembelajaran tersebut, karena kesibukan
Subjek Penelitian
anak asuh dengan urusan sekolah, selain
Dalam
mengikuti
saja
sebagai
menekankan
trianggulasi
makna
penelitian
daripada
ini,
peneliti
itu mereka juga masih kurang memahami
mengambil sample menggunakan teknik
pentingya sikap mandiri untuk hidup
purposive sampling yang artinya teknik
mereka. Mereka melakukan pembelajaran
pengambilan sample sumber data dengan
ada
pertimbangan
yang
hanya
membersihkan perkembangan
memberi
kolam, ikan
makan,
memperhatikan
tetapi
Pertimbangan
(Sugiyono, tertentu
ini,
ikut
misalnya orang tersebut dianggap paling
memanen ikan. Hal ini dikarenakan pihak
tahu tentang apa yng kita harapkan
panti kekurangan tenaga pengajar, karena
sehingga memudahkan peneliti menjelajahi
yang menjadi pengajar hanya pengurus
obyek/situasi sosial yang diteliti. Maka
panti saja dan kurangnya waktu untuk
dalam penelitian ini, peneliti memilih
mengoptimalkan
proses
pengurus panti atau pemateri, pengasuh,
pembelajaran program kemandirian melalui
dan anak panti asuhan sebagai subyek
budidaya ikan.
penelitian.
jalannya
tidak
2011:300).
tertentu
Setting dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam peneitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian pembelajaran
mengenai untuk
proses
menyiapkan
kemandirian melalui program budidaya
6
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
ikan ini bertempat di Panti Asuhan Amanah
digunakan
Trimulyo
penelitian yang dilaksanakan berkaitan
Imogiri
Bantul
Yogyakarta.
untuk
mendukung
Waktu penelitian untuk mengumpulkan
dengan masalah yang diteliti.
data dilaksanakan pada akhir bulan bulan
Analisis Data
Mei 2015 sampai bulan Agustus 2015.
Data
yang
diperoleh
kegiatan
dianalisis
dengan menggunakan reduksi data, display
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam
data, verifikasi dan pengambilan keputusan
penelitian ini ada tiga cara, agar data yang
serta keabsahan data. Keabsahan data yang
diperoleh merupakan data yang valid dan
digunakan
merupakan gambaran yang sebenarnya dari
menggunakan teknik triangulasi sumber
kondisi kegiatan program kemandirian.
dengan
Teknik yang digunakan meliputi observasi,
diperoleh dari berbagai narasumber dan
wawancara, dan dokumentasi.
triangulasi metode dengan membandingkan
Observasi
adalah
teknik
pengumpulan data yang dilakkukan dengan
dalam
penelitian
membandingkan
data
ini
yang
data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Dalam
HASIL
penelitian ini observasi dilakukan untuk
PEMBAHASAN
megumpulkan
data
Pembelajaran
mengenai
Untuk
Proses
Menyiapkan
PENELITIAN
DAN
Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
peneliti
tentang
untuk
proses
Kemandirian agar dapat meningkatkan
pembelajaran
menyiapkan
pengetahuan, ketrampilan, dan minat anak
kemandirian melalui program budidaya
dengan kemampuan yang dimilkinya agar
ikan di panti Asuhan Amanah Trimulyo
mereka dapat mandiri setelah mereka keluar
Imogiri Bantul yaitu:
dari panti asuhan. Dalam wawancara
1. Proses pembelajaran untuk menyiapkan
peneliti menggali sedalam mungkin pada
kemandirian melalui:
pengurus dan anak asuh dipanti asuhan
a. Tabungan abadi yaitu anak asuh
Amanah tentang proses pembelajaran yang
setiap hari harus menyisihkan uang
diberikan pengurus untuk anak asuh dalam
saku
menyiapkan kemandirian, seberapa besar
sebenarnya
minat anak asuh dalam mengikuti program,
melakukan proses pembelajaran yaitu
serta
mereka
faktor
apa
saja
yang
menjadi
mereka
dan
menabungnya
mereka
belajar
disiplin,
penghambat daan pendukung dalam kegitan
tanggung
program
kedisiplinan yang dimaksud adalah
kemandirian.
Dokumentasi
jawab.
untuk
sedang
Pembelajaran
Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah) 7
mereka
secara
tidak
langsung
membiasakan disiplin setiap hari
proses
dengan
melatih kemandirian setiap anak asuh
menyisihkan
uang
saku
pembelajaran
adalah
agar
tabungan,
anak
bertanggung jawab, memiliki rasa
disiplin.
percaya diri, dan mandiri dalam
Pembelajaran tanggung jawab yang
bekerja sehingga mereka tidak harus
dimaksud adalah mereka secara tidak
bekerja pada orang lain namun
langsung setiap hari merasa harus
mereka dapat membuka lapangan
menyisihkan uang saku mereka untuk
pekerjaan dengan berwirausha usaha
ditabung melatih tanggung jawab
budidaya ikan atau usaha yang lain.
salah
satu
adalah
ciri
mereka, mereka merasa memiliki
c.
mereka
ini
mereka untu dimasukan kedalam
mandiri
b.
dan memanen ikan. Tujuan dari
lebih
disiplin,
Program keterampilan
tanggung jawab harus menyisihkan
Keterampilan yang diberikan
uang saku mereka setiap hari untuk
bermacam-macam ada seni tari, seni
di tabung.
musik,
memasak
dan
menjahit.
Manfaat pembelajaran melalui
Kegiatan dilaksanakan setiap hari
program tabungan abadi sangatlah
Selasa, Jum’at dan Minggu. Hari
besar, namun manfaatnya secara
selasa terdapat ketrampilan vokal dan
tidak langsung. Mereka tidak sadar
orgen,
bahwa mereka setiap hari terbiasa
keterampilan menari , dan hari
hidup displin dan bertanggung jawab
Minggu
untuk
keterampilan
dengan apa yang menjadi tugasnya.
memasak.
Proses
pembelajaran
Manfaat lainnya adalah uang tersebut
kemandirian melalui program ini
dapat digunakan anak asuh kelak
adalah
setelah keluar
dari panti untuk
menyalurkan minat dan bakat yang
berwirausaha
dan
dimilikinya,
membantu
hari
anak
Jum’at
asuh
terdapat
agar
sehingga
dapat
nantinya
keluarga yang kesusahan.
mereka tidak minder dan dapat
Perikanan yaitu proses pembelajaran
mengeluarkan bakat mereka didepan
melaui perikanan dilakukan praktek
semua
secara langsung, anak-anak asuh
lomba, mengisi acara, dan yang
diajarkan bagaimana cara memberi
lainnya. Pihak panti menyediakan
makan
pengajar
sesuai
memperhatikan perkembangan ikan,
sarana
dan
membersihkan kolam dari kotoran
mendukung program tersebut.
ikan
yang
benar,
orang
seperti
mengikuti
bidangnya prasarana
serta untuk
8
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
Karakteristik program kemandirian
seseorang dalam hidupnya. Contohnya
yang ada di panti asuhan Amanah Trimulyo
yaitu:
sejalan dengan pendapat Sudjana (2001:30-
1) Kedisiplinan yaitu anak asuh diajarkan
32) bahwa salah satu karakteristik program-
untuk memberi makan pagi dan sore
program pendidikan luar sekolah adalah
terdapat
proses pembelajaran, proses pembelajaran
kemandirian mereka, yaitu anak dilatih
harus dipusatkan di lingkungan masyarakat
untuk di siplin waktu agar mereka dapat
dan lembaga agar kegiatan belajar dapat
memanfaatkan waktu sebaik mungkin
dilakukan diberbagai lingkungan, berkaitan
dan selalu tepat waktu dalam melakukan
dengan
kegiatan.
kehidupan
peserta
didik
dan
masyarakat lingkungan dihubungkan secara fungsional
dengan
kegiatan
belajar,
maksud
dan
tujuan
bagi
2) Tanggung jawab dan percaya diri yaitu anak
asuh
diajarkan
untuk
selalu
pembangunan program dapat dilakukan
memperhatikan perkembangan ikan, bila
sewaktu program berjalan, berpusat pada
ada ikan yang sakit atau kolam yang
peserta didik, dan memanfaatkan tenaga
kotor anak asuh harus mengobati dan
dan sarana yang terdapat dimasyarakat dan
membersihkan
lingkungan kerja dalan rangka menghemat
mengadung maksud dan tujuan bagi
biaya.
kemandirian mereka, yaitu anak dilatih Dalam hal ini pengurus tidak secara
untuk
langsung memberikan pembelajaran untuk
memiliki
kemandirian mereka melainkan melalui
merawat
kegiatan
kolam.
menyayangi
binatang
tanggung mereka.
Hal
jawab
Dengan
ini
dan untuk
memberi
sehari-hari
disisipkanlah
makan, memerhatikan perkembangan
untuk
menyiapkan
ikan dan membersihkan kolam selain
kemandirian mereka, dengan kata lain
melatih tanggung jawab anak terhadap
proses
binatang
pembelajaran
pembelajaran
utuk
anak
asuh
peliharaannya
melainkan
dilakukan secara tersirat. Sejalan dengan
tanggung jawab anak dalam hal yang
pendapat
bahwa
lainnya, seperti tanggung jawab anak
pendidikan informal adalah pendidikan
terhadap tugas lain yang diberikan pada
yang diperoleh seseorang dari pengalaman
mereka
sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar
memiliki rasa tanggung jawab yang
sejak anak lahir sampai mati dalam
besar pada dirinya sendiri dan orang
keluarga, tempat kerja, dan pergaulan
lain.
kehidupan
Soelaiman
sehari-hari
(2004:73)
yang
dialami
sehingga
mereka
terbiasa
3) Berwirausaha yaitu anak diajarkan cara budidaya ikan dari memberi makan,
Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah) 9
memerhatikan
perkembangan
ikan,
mengambil keputusan, kedua individu
membersihkan
kolam
kotor
tidak mudah terpengaruh oleh orang
mengandung maksud dan tujuan bagi
lain, dan ketiga adalah memiliki rasa
kemandirian mereka adalah anak dapat
percaya diri. Hal ini anak asuh sudah
terbiasa untuk berwirausaha, tidak hanya
mengetahui tanggung jawab dan tugas
mengandalkan
mereka
yang
pekerjaan
menjadi
masing-masing,
contohnya
pegawai melainkan mereka juga bisa
setiap minggu mereka mendapatkan
jadi wirausaha. Secara tidak langsung
uang
dapat melatih kepercayaan diri mereka
menyisihkan
kedepannya,
kelak
mereka untuk ditabungkan karena saat
setelah keluar dari panti dapat mandiri
mereka diterima ditinggal di panti
dengan memiliki rasa kepercayaan diri
mereka
untuk
tabungan oleh pengurus panti.
sehingga
anak
berwirausaha
bukan
mengandalkan menjadi pegawai.
saku
namun
mereka
sebagaian
telah
uang
dibuatkan
harus saku
rekening
c) Kemandirian nilai terdapat tiga hal
Anak asuh juga sudah memenuhi
perkembangan
kemandirian
nilai
beberapa aspek kemandirian, seperti:
pertama individu dapat berpikir dan
a) Kemandirian emosi menekankan pada
bertindak sesuai dengan prinsip yang
kemampuan individu untuk melepaskan
dapat dipertanggung jawabkan, kedua
diri dari ketergantungan orangtua dalam
berfikir
pemenuhan kebutuhan dasar mereka.
sendiri, dan ketiga keyakinan akan nilai-
Anak asuh sejak pertama diterima
nilai abstrak. Hal ini anak asuh terlihat
tinggal di panti mereka sudah diajarkan
menaati peraturan yang telah ditetapkan
untuk
terbiasa
sesuai
dengan
keyakinan
mandiri
melakukan
di panti, contohnya saat anak asuh
untuk
memenuhi
hendak keluar lingkungan panti mereka
kebutuhan mereka agar mereka tidak
harus mengenakan hijab dan meminta
selalu tergantung pada bantuan orang
ijin kepada pengasuh.
kegiatan
sendiri
lain, mereka sudah dibiasakan dengan melakukan
contohnya
diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengepel, mencuci baju,
mengontrol dirinya dalam segala hal
menyetrika, merapikan tempat tidur,
seperti emosi, pengaruh dari teman
mempersiapkan
maupun lingkungan. Anak asuh sudah
menyapu,
hal-hal
kecil
d) Kontrol diri yaitu individu yang mandiri
keperluan
sekolah,
mencuci piring dan kegiatan lainnya.
dapat mengontrol diri mereka dengan
b) Kemandirian berperilaku terdapat tiga
baik. Anak asuh selalu bermain dengan
hal
yaitu
pertama
individu
dapat
teman
sekelompok
mereka
namun
10
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
mereka
tetap
menghargai
menghormati
teman
kelompok
mereka
menimbulkan
dan
mereka telah memenangkan berbagai
yang
bukan
sehingga
tidak
g) Gigih dan ulet yaitu individu selalu
diantara
berusaha menyelesaikan tugas yang
keributan
mereka.
perlombaan.
diberikan
sesulit
apapun
pekerjaan
e) Kemantapan diri dengan individu yang
tersebut diselesaikannya. Anak asuh
memiliki emosi stabil (tenang, sabar,
selalu berkumpul setelah pulang sekolah
tidak mudah sedih), menerima dirinya
untuk mengerjakan tugas atau PR secara
apa adanya, memiliki kepercayaan diri,
bersama-sama dan saling membantu
dan memiliki harga diri. Anak-anak asuh
teman bila tidak dapat menyelesaikan
di panti Amanah telah diajarkan untuk
tugas, namun anak asuh berusaha sebaik
percaya diri sejak awal mereka tinggal
mungkin untuk dapat menyelesaikan
contohnya mereka menyapa tamu yang
tugas mereka sendiri.
datang,
membaca
do’a
saat
acara
h) Mampu memecahkan masalah yaitu
pengajian maupun acara besar lainnya,
individu
menjadi
permasalahan yang dihadapinya dan
MC untuk kegiatan
yang
mampu
diadakan di panti, mengisi acara untuk
mencapai
kegiatan di panti dan mengikuti lomba.
dengan kemampuan diri sendiri tanpa
Anak asuh juga sangat sabar dan tidak
bantuan orang lain. Anak asuh dapat
mudah sedih walaupun mereka harus
memecahkan masalah dapat dilihat saat
tinggal di panti dan jauh dari keluarga,
mereka
mereka
menjalani
vocal sendiri walaupun pengajar tidak
bermain
datang, mereka berlatih hingga selesai
tetap
kegiatan
semangat
sehari-hari
dan
bersama teman-teman di panti.
hasil
yang
menyelasaikan
memutuskan
diinginkannya
untuk berlatih
aesuai jadwal latihan mereka. Seperti
f) Inisiatif dan eksploratif yaitu ndividu
halnya yang dikatakan pengasuh dan
mampu berfikir, bertindak apa adanya,
anak asuh jika mereka kehabisan lauk,
kreatif, imajinatif, kritis, cermat dan
anak asuh terbiasa memancing ikan
teliti.
dikolam dan memasaknya sendiri untuk
Anak
asuh
dengan
kreatif
langgsung berltih vocal sendiri tanpa di
lauk mereka.
dampingi pengajar karena saat itu
2. Pihak panti meningkatkan minat anak
pengajar vocal tidak datang karena sakit.
asuh melalui berbagai usaha seperti
Anak asuh juga dulu pernah membuat
menekankan piket harian agar anak asuh
kue
dan
lebih teratur dan tertib, menyediakan
menyalurkn bakat memasak mereka dan
sarana dan prasarana untuk menunjang
untuk
dijual
di
sekolah
Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah)11
kegiatan, mendatangkan motivator untuk
d. Area panti yang luas sehingga pihak
memotivasi mereka kalau kemandirian
panti
sejak dini sangatlah penting untuk
digunakan
kehidupan
berjalannya program kemandirian.
mereka
mereka
lebih
agar
terarah
kehidupan dan
meiliki lahan
yang dapat
untuk
menunjang
tertib,
Faktor yang menghambat berjalaannya
menyediakan instruktur, memberikan
proses pembelajaran kemandirian di
siraman rohani sehabis sholat subuh
panti asuhan Amanah Trimulyo adalah:
agar mereka selalu hidup optimis dan
a. Minimnya
tenaga
pengasuh
dan
memiliki rasa percaya diri sehingga
pengajar sehingga pihak panti sedikit
mereka tidak merasa minder dan mereka
kerepotan
mampu menjadi orang yang sukses
memberikan
setelah keluar dari panti.
pengetahuan, kurang maksimalnya
3. Terlaksananya sebuah program tidak
wadah
untuk
mengawasi,
tambahan
anak
asuh
ilmu
untuk
lepas dari faktor pendukung dan faktor
mengembangkan bakat yang mereka
penghambat, untuk itu beberapa faktor
miliki.
pendukung
berjalanya
pembelajaran
b. Kurangnya kesadaran anak asuh
kemandirian di panti asuhan Amanah
tentang
Trimulyo adalah:
sehingga mereka mengikuti program
a. Adanya kerjasama yang baik antara
kemandirian hanya sebatas mengikuti
anak
asuh,
pengasuh,
pengurus,
instruktur dan pihak yang lain untuk membantu
dan
mendukung
berjalannya
program
kemandirian
untuk anak asuh. b. Dana
yang
kemandirian
kegiatan yang
meningkatkan
kemandirian
kegiatan dan peraturan yang ada dip anti asuhan tempat mereka tinggal. c. Menurunnya minat anak asuh dalam mengikuti
kegiatan
pembelajaran
karena program kemandirian yang mencukupi
melaksanakan
petingnya
untuk
telah di buat kurang inovasi sehingga
program
anak asuh tidak begitu bersemangat
dibuat
untuk
kemandirian
anak
asuh.
dalam mengikuti kegiatan.
KESIMPULAN DAN SARAN
c. Sarana dan prasarana yang memadai lengkap
untuk
berjalannya
program
untuk anak asuh.
menunjang kemandirian
Keimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
12
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
1. Proses pembelajaran untuk menyiapkan kemandirian anak dilakukan melalui kegiatan
sehari-hari
seperti:
mampu menjadi orang yang sukses setelah keluar dari panti. 3. Faktor
pendukung
pembelajaran
menyisihkan uang saku untuk di tabung,
kemandirian di panti asuhan Amanah
memberi makan ikan pagi dan sore,
Trimulyo adalah:
memperhatikan
a. Adanya kerjasama yang baik antara
perkembangan
ikan
(kesehataan ikan, perkembangaan ikan),
anak
membersihkan kolam yang kotor dari
instruktur dan pihak yang lain untuk
daun dan lumut yang ada dikolam,
membantu
dan
mendukung
membantu memanen ikan yang siap jual,
berjalannya
program
kemandirian
berlatih vokal dan orgen, berlatih menari
untuk anak asuh.
dan memasak. Tujuan dari proses pembelajaran
ini
adalah
melatih
b. Dana
asuh,
pengasuh,
yang
mencukupi
pengurus,
mencukukupi untuk
yang
melaksanakan
kemandirian setiap anak asuh agar
kegiatan program kemandirian yang
mereka
dibuat
lebih
disiplin,
bertanggung
jawab, memiliki rasa percaya diri, dan
untuk
meningkatkan
kemandirian anak asuh.
mandiri dalam bekerja sehingga mereka
c. Sarana dan prasarana yang memadai
tidak harus bekerja pada orang lain
cukup lengkap untuk menunjang
namun mereka dapat berwirausha.
berjalannya
2. Pihak panti meningkatkan minat anak asuh melalui berbagai usaha seperti:
program
kemandirian
untuk anak asuh. d. Area panti yang luas sehingga pihak
menekankan piket harian agar anak asuh
panti
meiliki lahan
yang dapat
lebih teratur dan tertib, menyediakan
digunakan
sarana dan prasarana untuk menunjang
berjalannya program kemandirian.
untuk
kegiatan, mendatangkan motivator untuk
Faktor
memotivasi mereka kalau kemandirian
pembelajaran
sejak dini sangatlah penting untuk
asuhan Amanah Trimulyo adalah:
kehidupan
a. Minimnya
mereka
mereka
lebih
agar
terarah
kehidupan dan
tertib,
yang
menunjang
menghambat kemandirian
tenaga
proses di
pengasuh
panti
dan
pengajar sehingga pihak panti sedikit
menyediakan instruktur, memberikan
kerepotan
siraman rohani setiap habis sholat subuh
memberikan
agar mereka selalu hidup optimis dan
pengetahuan, kurang maksimalnya
memiliki rasa percaya diri sehingga
wadah
mereka tidak merasa minder dan mereka
untuk
anak
mengawasi,
tambahan
asuh
ilmu
untuk
Proses Pembelajaran Untuk (Aghni Nur Rahmah)13
mengembangkan bakat yang mereka
c. Pihak panti lebih kreatif dan inovatif
miliki.
untuk
b. Kurangnya kesadaran anak asuh tentang
petingnya
mengembangkan
program
kemandirian.
kemandirian
sehingga mereka mengikuti program
DAFTAR PUSTAKA
kemandirian hanya sebatas mengikuti
Hasan Bari. (2004). Remaja Berkualitas Problematika Remaja Dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kegiatan dan peraturan yang ada di panti asuhan tempat mereka tinggal. c. Menurunnya minat anak asuh dalam mengikuti
kegiatan
Katiah.
pembelajaran
karena program kemandirian yang telah di buat kurang inovasi sehingga anak asuh tidak begitu bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Saran Setelah
melakukan
penelitian
dilapangan
mengenai
Proses
Pembelajaran
untuk
Menyiapkan
Kemandirian Melalui Program Budidaya Ikan di Panti Asuhan Amanah Trimulyo Imogiri Bantul beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh pihak panti adalah: a. Seharusnya pihak panti lebih tegas mendisiplinkan untuk
pembelajaran
melaui
program
budidaya ikan agar mereka dapat memperoleh bagaimana
Magdalena, Hasan Almutahar, & Antonia Sasap Abao. (2014). “Pola Pengasuhan Anak Yatim Terlantar Dan Kurang Mampu Di Panti Asuhan Bunda Pengharapan (PAPB) Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya”. Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSS. Hlm 3-5.
anak-anak asuh
mengikuti
kemandirian
ilmu
yang
budidaya
Moleong, Lexy J. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Rev.ed. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mustofa
Kamil. (2011). Penddidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Di Indonesia (Sebuah Pembelajaran Dari Komunikan Jepang). Bandung: Alfabeta.
Ninil
Elfira. (2013). “Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan
lengkap
ikan
yang
benar. b. Menambah
pengajar
untuk
mengajarkan anak-anak asuh cara budidaya ikan
(2011). Proses Pelaksanaan Pembelajaran Cooperation Academic Education Program (Co-op) dalam Meningkatkan Kemandirian Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Peserta Co-op di UKM Kota dan Kab. Bandung). Jurnal UPI. Diakses melalui http://jurnal.upi.edu/file/Katiah1. pdf. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.
yang benar dari
pemilihan bibit hingga panen.
14
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Edisi...Tahun..ke...2015
Kelompok”. Jurnal Ilmiah Konseling (Vol. 2 No. 1) Hlm 279-283. Papapz. (2013). Pengaruh Negatif Bila Anak Terlalu Dimanja. Diakses melalui http://papapz.com/2013/04/09/pen garuh-negatif-bila-anak-terlaludimanja/PARENTING pada tanggal 5 Maret 2015. Soelaiman Joesoef. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Sofiyatun Triastuti, Mulyadi, & Pujiyanti Fauziah. (2012). Peranan Panti Asuhan Dalam Pemberdayaan Anak Melalui Ketrampilan Sablon. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (Vol. 16 No. 2) Hlm.125127. Diakses melalui http://journal.uny.ac.id/index.php/ jppm pada 4 April 2016. Sudjana. (2001).Pendidikan Luar Sekolah Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah & Teori Pendukung, Serta Asas. Bandung: Falah Production. Sugihartono,dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wina
Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.