PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG IRASIONAL PADA RESEP DOKTER DARI APOTEK-APOTEK DI KOTA SURAKARTA
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH : SafiraNurullita NIM:G0013209 / ANGKATAN: 2013 PrismaCahyaning R. NIM: G0013189 / ANGKATAN: 2013 Septiana C. NIM: G0013215 / ANGKATAN: 2013 AriniAlhaqq NIM: G0014044 / ANGKATAN: 2014 FauziyaDzakirani NIM: G0014098 / ANGKATAN: 2014
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015
ii
DAFTAR ISI Halaman sampul ................................................................................................. Lembar Pengesahan ........................................................................................... Daftar Isi ............................................................................................................. Daftar Tabel ........................................................................................................ Ringkasan ........................................................................................................... BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1.1 LatarBelakang ................................................................................. 1.2 PerumusanMasalah ......................................................................... 1.3 Tujuan ............................................................................................. 1.4 Kegunaan ........................................................................................ 1.5 Luaran ............................................................................................. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... BAB 3. METODA PENELITIAN ..................................................................... BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ............................................................ Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ........................................................ Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............... Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .....................................................
i ii iii iv v 1 1 2 2 2 2 3 6 8 8 8 9 10 17 19 20
iii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1.Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P .................................................. Tabel 4.2.Jadwal Kegiatan PKM-P ....................................................................
8 8
iv
RINGKASAN Pada tahun 2013, Centers for Disease and Prevention (CDC) menemukan bahwa setiap tahunnya setidaknya 2 juta manusia terkena infeksi bakteri yang resisten terhadap satu atau beberapa jenis antibiotik. Hal ini semakin diperparah dengan data yang menunjukkan bahwa sekitar 23.000 orang meninggal setiap tahunnya karena infeksi bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik. Tingginya angka resistensi antibiotik, salah satunya diakibatkan oleh penggunaan terapi antibiotik irasional yang diresepkan oleh dokter.Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-60 % antibiotik digunakan secara tidak tepat. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai rumah sakit ditemukan 30-80 % antibiotik digunakan tanpa indikasi. Oleh karena itulah, perlu diteliti mengengai penggunaan antibiotik yang irasional pada resep dokter dari apotek-apotek di Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevelensi penggunaan antibiotik yang irasional pada resep dokter pada apotek-apotek di Surakarta, baik dokter umum dan dokter spesialis. Data diambil tiga bulan berturut-turut kemudian akan dianalisis dengan menggunakan standart rasionalitas terapi antibiotik dari Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2011. Pemilihan sample apotek dilakukan dengan mengambil 2 apotek tiap kecamatan Surakarta, agar lebih merata dan tidak hanya berasal dari pusat kota. Dua apotek yang dipilih merupakan 2 apotek paling besar di kecamatan tersebut agar jumlah resep yang masuk memadai untuk dianalisis. Analisis dibandingkan dengan sumber pustaka manajemen terapi standart dari Departemen Kesehatan. Hasil berupa persentase pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dibanding dengan total resep yang masuk. Kata Kunci: antibiotik, irasional.
v
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/ gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu (Setiawati, et al, 2009). Obat tidak hanya memiliki efek positif, namun juga memiliki efek negatif (efek samping) bagi tubuh. Oleh sebab itu, pemakaian obat harus sesuai dengan kriteria terapi rasional. Kriteria pemakaian obat secara rasional telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (1975) meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat penderita, tepat dosis dan cara pemakaian, serta waspada efek samping (Wilianti, 2009). Antibiotik merupakan salah satu jenis obat yang sering digunakan secara irasional. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-60 % antibiotik digunakan secara tidak tepat. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai rumah sakit ditemukan 30-80 % antibiotik digunakan tanpa indikasi (Hadi, 2009). Penggunaan obat irasional, khususnya antiobiotik akan menimbulkan terjadinya resistensi. Resistensi antibiotik adalah perubahan kemampuan bakteri hingga menjadi kebal terhadap antibiotik (World Health Organization, 2011). Berdasarkan survei yang dilakukan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) pada tahun 2013, setiap tahunnya setidaknya 2 juta manusia terkena infeksi bakteri yang resisten terhadap satu atau beberapa jenis antibiotik. Hal ini semakin diperparah dengan data yang menunjukkan bahwa sekitar 23.000 orang meninggal setiap tahunnya karena infeksi bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik. Infeksi bakteri yang seharusnya mudah untuk diobati dengan antibiotik menjadi susah untuk diterapi karena adanya resistensi antibiotik. Hal tersebut akan meningkatkan mortalititas dan mordibitas pasien. Selain itu, juga berdampak pada segi ekonomi karena diperlukan antibiotik yang lebih kuat untuk mengobati infeksi bakteri, yang tentunya lebih mahal. Hingga saat ini, belum ada penelitian mengenai penggunaan terapi antibiotik irasional pada resep dokter yang menjadi salah satu penyebab resistensi antibiotik. Oleh sebab itulah, diperlukan penelitian mengenai penggunaan terapi antibiotik irasional pada resep dokter dari apotek-apotek di Surakarta. 1.2 Rumusan masalah 1. Berapa pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dari resep dokter umum di Kota Surakarta? 2. Berapa pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dari resep dokter spesialis di Kota Surakarta?
2
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dari resep dokter umum di Kota Surakarta. 2. Untuk mengetahui pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dari resep dokter spesialis di Kota Surakarta. 1.4 Manfaat 1. Memberikan informasi kepada dokter mengenai pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional di kota Surakarta, dengan harapan dokter lebih berhati-hati dalam memberikan terapi kepada pasien. 2. Memberikan informasi kepada pembuat kebijakan kesehatan dalam pengawasan dan pengendalian obat, khususnya antibiotik. 1.5 Luaran Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah skala internasional, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk dokter dan pembuat kebijakan kesehatan dan memiliki konstribusi terhadap perkembangan ilmu kesehatan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antibiotik Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang merugikan manusia. Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, tertutama fungi, yang dapat menghambat, atau dapat membasmi mikroba jenis lain (Setiabudy, 2008). Singkatnya, antibiotik adalah antimikroba yang dihasilkan oleh suatu mikroba. Antibiotik yang dipilih, harus memiliki sifat toksisitas selektif yang tinggi, artinya obat tersebut harus bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi tidak terlalu toksik untuk tubuh pasien. Berdasarkan sifat toksisitasnya, antibiotik dibagi menjadi dua jenis, yaitu bakteriostatik dan bakterisid. Bakteriostatik adalah antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan bakterisid adalah antibiotik yang menbunuh mikroba (Setiabudy, 2008). Agar dapat menunjukkan aktivitasnya sebagai bakterisida maupun bakteriostatik, antibiotik harus memiliki beberapa sifat berikut ini (Permenkes, 2011): a) Aktivitas mikrobiologi. Antibiotik harus terikat pada tempat ikatan spesifiknya (misalnya ribosom atau ikatan penisilin pada protein). b) Kadar antibiotik pada tempat infeksi harus cukup tinggi. Semakin tinggi kadar antibiotik semakin banyak tempat ikatannya pada sel bakteri. c) Antibiotik harus tetap berada pada tempat ikatannya untuk waktu yang cukup memadai agar diperoleh efek yang adekuat. d) Kadar hambat minimal. Kadar ini menggambarkan jumlah minimal obat yangdiperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Secara umum terdapat dua kelompok antibiotik berdasarkan sifat farmakokinetikanya, yaitu; a) Time dependent killing. Lamanya antibiotik berada dalam darah dalam kadar di atas KHM (Kadar Hambat Minimal) sangat penting untuk memperkirakan outcome klinik ataupun kesembuhan. Pada kelompok ini kadar antibiotik dalam darah di atas KHM paling tidak selama 50% interval dosis. Contoh antibiotik yang tergolong timedependent killing antara lain penisilin, sefalosporin, dan makrolida). b) Concentration dependent. Semakin tinggi kadar antibiotika dalam darah melampaui KHM maka semakin tinggi pula daya bunuhnya terhadap bakteri. Untuk kelompok ini diperlukan rasio kadar/KHM sekitar 10. Ini mengandung arti bahwa rejimen dosis yang dipilih haruslah memiliki kadar dalam serum atau jaringan 10 kali lebih tinggi dari KHM. Jika gagal mencapai kadar ini di tempat infeksi atau jaringan akan mengakibatkan kegagalan terapi. Situasi inilah yang selanjutnya menjadi
4
salah satu penyebab timbulnya resistensi. 2.2 Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Rasionalitas penggunaan antibiotik dapat diartikan sebagai pemberian antibiotik yng tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping antibiotik (Depkes RI, 1975 dalam Wilianti, 2009). Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2011 tentang pedoman umum penggunaan antibiotik, dijelaskan mengenai prinsip-prinsip penggunaan antibiotik secara bijak (prudent), yaitu : 1. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spectrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat. 2. Kebijakan penggunaan antibiotik (antibiotic policy) ditandai dengan pembatasan penggunaan antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama. 3. Pembatasan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan menerapkan pedoman penggunaan antibiotik, penerapan penggunaan antibiotik secara terbatas (restricted), dan penerapan kewenangan dalam penggunaan antibiotik tertentu (reserved antibiotics). 4. Indikasi ketat penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis penyakit infeksi, menggunakan informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi, dan penunjang lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (selflimited). 5. Pemilihan jenis antibiotik harus berdasar pada: a. Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman terhadap antibiotik. b. Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab infeksi. c. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik. d. Melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan keadaan klinis pasien serta ketersediaan obat. e. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman. 2.3 Dampak Penggunaan Antibiotik yang Irasional Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan kriteria-kriteria rasional dan prinsip-prinsip di atas akan memberikan dampak berupa resistensi antibiotik terhadap mikroba. Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi
5
dengan beberapa cara, yaitu (Permenkes, 2011): 1) Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi. 2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik. 3) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri. 4) Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifat dinding sel bakteri. 5) Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif keluar sel. Resistensi antibiotik terhadap mikroba dapat mengakibatkan perpanjangan penyakit (prolonged illness), meningkatnya resiko kematian (greater risk of death) dan masa rawat inap di rumah sakit menjadi lebih lama (length of stay). Selain itu, dapat mengakibatkan pasien menjadi infeksius dalam waktu yang lama (carrier). Hal ini dapat meningkatkan peluang penyebaran infeksi bakteri yang resisten kepada orang lain, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi dalam komunitas (Deshpande et al, 2011). Resistensi antibiotik juga membawa dampak dari segi ekonomi. Hal ini terlihat dari meningkatnya biaya kesehatan karena dibutuhkannya antibiotik baru yang lebih kuat yang tentunya lebih mahal. Tetapi sayangnya, tidak semua lapisan masyarakat dapat menjangkau antibiotik generasi baru tersebut. Sehingga infeksi bakteri resisten tidak dapat terobati (Utami, 2011).
6
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan pelaksanaan i. Penentuan Metode Penelitian observational ini menggunakan analisis deskriptif, Dianalisis dengan menggunakan resep dokter dari aporek-aporek di Surakarta. ii. Pemilihan sample Surakarta memiliki 5 kecamatan, setiap kecamatan akan diambil dua apotek yang paling besar agar mendapat jumlah sample resep yang memadai. iii. Mengirim proposal dan mengurus izin kerja sama dengan apotek yang terpilih menjadi sample. Mengirim proposal kepada apotek-apotek yang telah terpilih menjadi sample. Apabila apotek yang terpilih tidak bersedia, maka akan digantikan oleh apotek dibawahnya (urutan berdasarkan besarnya apotek). iv. Mengumpulkan data dan analisis data Pengumpulan data dilakukan tiap bulan selama tiga bulan berturut-turut (pada bulan ke-2, ke-3 dan ke-4). Analisis rasionalitas didasarkan pada manajemen terapi standart dari Departemen Kesehatan. Analisis data dan penulisan laporan dilakukan pada bulan ke 5. 3.2 Luaran Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah skala internasional, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk dokter dan pembuat kebijakan kesehatan dan memiliki konstribusi terhadap perkembangan ilmu kesehatan.
3.3 Indikator capaian Bulan ke-1: Tercapaianya 10 apotek di Surakarta yang mau bekerja sama untuk penelitian ini. Bulan ke-2, 3, 4 : Pengambilan data resep yang mengandung antibiotik dari apotek yang telah bekerja sama. Bulan ke-5 : Analisis data dan penulisan laporan. 3.4 Teknik pengumpulan data dan analisis data Penggumpulan data dilakukan dengan retroprospektif. Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap tepat indikasi, tepat obat, tepat penderita, tepat dosis dan cara pemakaian, serta waspada efek samping, dibandingkan dengan sumber pustaka manajemen terapi standart dari Departemen Kesehatan.
7
3.5 Cara penafsiran dan penyimpulan data Data yang telah dianalisis dikonversi menjadi persentase antara resep antibiotik dari dokter umum dan spesialis yang irasional dibandingkan dengan jumlah resep yang masuk. Pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dokter umum = resep antibiotik dokter umum yang irasional resep antibiotik dokter umum yang masuk Pravelensi penggunaan antibiotik yang irasional dokter spesialis = resep antibiotik dokter spesialis yang irasional resep antibiotik dokter spesialis yang masuk
8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
No. 1 2 3 4
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang
Biaya (Rp.) 1.500.000
Bahan habis pakai 2.400.000 Perjalanan
1.500.000
Lain-lain - Administrasi publikasi artikel ilmiah Jumlah
600.000 6.000.000
4.2 Jadwal Kegiatan
N o. 1 2 3 4
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P Bulan Bulan Bulan ke-1 ke-2 ke-3
Kegiatan Survei dan follow up apotek yang akan diteliti Pengambilan data berupa resep dari apotek Analisis data Membuat laporan dan artikel ilmiah
Bulan ke-4
Bulan ke-5
9
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention.Antibiotic Resistent Treat. 2013. http://www.cdc.gov/drugresistance/threat-report-2013/.Diakses September 2015r Deshpande, J. D., Joshi, M. 2011. Antimicrobial resistance: the global public health challenge. International Journal of Student Research.Volume I. Issue 2. Hadi U. 2006. Resistensi Antibiotik. Dalam :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5 Jilid 3, Jakarta, 2206: 1725-8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406 tahun 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Menkes RI. Setiawati, Arini, et al. 2007. Pengantar Farmakologi. Dalam: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setyabudi, Rianto. 2007. Pengantar Antimikroba. Dalam :Farmakologi dan Terapi. Edisi 5, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Utami, E.R. 2011. Antibiotika, resistensi dan rasionalitas terapi. El-Hayah, vol. 1, no. 4, hh. 191-198. Wilianti, Novi Praktika. 2009. Rasionalitas Penggunaan Antibiotik padaPasien Infeksi Saluran Kemih pada Bangsal Penyakit Dalam di RSUP Dr.Kariadi Semarang Tahun 2008. Skripsi: Univesitas Diponegoro. World Health Organization. 2011. Combats Drugs Resistance. http://www.who.int/world-health-day/2011/WHD201_FS_EN.pdf. Diakses September 2015.
10
11
12
13
14
15
Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIDN 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/HP
Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes L Farmakologi dan Toksikologi 0018076503 Surakarta, 18 Juli 1965
[email protected] 0271 718361/08122989781
B. Riwayat Pendidikan S1 Nama Institusi
Universitas Sebelas Maret
Jurusan
Kedokteran Umum
Tahun Masuk-Lulus
1992
S2 Universitas Gajah Mada Kedokteran Dasar Minat Farmakologi 2004
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel No. Seminar Ilmiah KONAS XI IKAFI (Ikatan Ahli Pengaruh Ekstrak 1 Farmakologi Indonesia), Denpasar Daya EtanolAnti Daun Jati Seminar Nasional Tumbuhann Bakteri 2 Bali Indonesia Belanda Obat XXIX, SOLO Sari Buah Ekstrak Merah Seminar Nasional Tumbuhann Pengaruh 3 (Guazuma Jawa (Pandaus Obat Tengah Indonesia Makasar Etanol Daun Jati Seminar NasionalXXX, Tanaman Obat Efek Ekstrak 4 ulmifoia Lamk.) conodeus Lam) Sulawesi Selatan Belanda dan Obat Tradisional, Solo Jawa Kulit Jati Profil Pohon Lemak Terhadap Infeksi (Guazuma Tengah Belanda Rattus norvegicus Aktivitas Enzim Salmonella Typhi ulmifoia Lamk.) (Guazuma Seminar Nasional POKJANAS Yang Mendapat Lipase Serum Pada Tifus Putih Terhadap ulmifoia Lamk.) Tumbuhann Obat Nasional, Diet Tinggi 5 Rattus norvegicus Frekuensi dan Terhadap Kadar Yogyakarta Lemak Akibat Lama DiareTotal serta Kolesterol Pemberian Kadar Air Feses Serum tikus Putih Ekstrak Kulit Mencit Jati Batang Seminar Nasional POKJANAS Efek 6 Belanda TumbuhannPERHIPBA Obat Nasional Hepatoprotektor (Guazuma Simposium XV dan Efek Ekstrak 7 XXXIV, LIPI Serpong Jakarta Perasan Bawang ulmifoia Lamk.) Konggres TOI IV, Solo, Indonesia Daun Krokot Simposium Penelitian Bahan Pengaruh 8 Merah (Allium Alami ke XVI Muktamar Nasional (Portulaca Pemberian cepa L) Pada oleracea L.) PERHIPBA XII Tahun 2014: Topikal Daun Tifus Putih sebagai Anti Solo, Indonesia Binahong (Rattus Oksidan Alami (Anredera norvegicus) terhadap Kadar cordifolia (Ten.) dengan Induksi Alanin Steenis) Tumbuk Minyak Sawit Transaminase terhadap Pemanasan (ALT) dan Penyembuhan
S3 Universitas Seblas Maret (sedang studi) Ilmu Lingkungan minat Kesehatan Lingkungan (Toksikologi Lingkungan) Waktu dan Tempat 2004 2006 2006 2007
2008
2008 9-10 November 2011 23-24 April, 2014
16
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan penunjang (15-25%) Material Justifikasi Pemakaian Flashdisk Pindah simpan data hasil analisis dan laporan Sewa Kamera Dokumentasi Digital sebagai bukti dalam laporan Pulsa Internet Penunjang dalam pembuatan laporan
Kuantitas
Harga Satuan (Rp) 50.000
Keterangan
5 kali pertemuan
240.000
1.200.000
1 paket
200.000
200.000
2 biji
SUB TOTAL (Rp)
100.000
1.500.000
2. Bahan Habis Pakai (30-40%) Material
Justifikasi Pemakain
Kuantitas
Cetak proposal dan surat izin Penggandaan proposal dan surat izin Vandel
Mencetak proposal dan surta izin sebelum digandakan Penawaran kerja sama ke apotek
ATK Cetak laporan Penggandaan laporan
Keterangan
1 bendel
Harga Satuan (Rp.) 50.000
10 bendel
30.000
300.000
150.000
1.500.000
40.000
200.000
50.000 30.000
50.000 300.000
Ucapan terima kasih 10 biji untuk apotek Keperluan tulis 5 pack menulis Mencetak laporan 1 bendel Pertanggungjawaban 10 bendel ke apotek SUB TOTAL (Rp)
3. Perjalanan (15-25%) Material Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
50.000
2.400.000
Harga Satuan
Keterangan
18
Bensin ke apotek
1. Survei dan kerja 50 sama (5 x 10 2. Pengambilan apotek) resep bulan 2 3. Pengambilan resep bulan 3 4. Pengambilan resep bulan 4 5. Pengembalian resep dan penyerahan vendel SUB TOTAL (Rp)
(Rp.) 30.000
1.500.000
4. Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya, maks 10%) Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan Pemakaian (Rp.) Administrasi Untuk 10 kali 20.000 200.000 Perizinan perizinan ke apotek Administrasi Untuk 1kali 400.000 400.000 Publikasi publikasi artikel ilmiah SUB TOTAL (Rp) 600.000 TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.) 6.000.000
19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No.
Nama / NIM
1
Safira Nurullita / G0013209
Program Bidang Alokasi Studi Ilmu Waktu Kedokteran Kedokteran 3 jam per minggu
2
Prisma C.R. / G0013189
Kedokteran Kedokteran 2,5 jam per minggu
3
Septiana C. / G0013215
Kedokteran Kedokteran 2,5 jam per minggu
4
Arini Alhaqq / G0014044
Kedokteran Kedokteran 2,5 jam per minggu
5
Fauziya D. / G0014098
Kedokteran Kedokteran 2,5 jam per minggu
Uraian Tugas Memimpin diskusi dan pembagian tugas, bertanggung jawab dengan pelaksaan penelitian ke 2 apotek, mengkoordinasi anggota. Bertanggung jawab dengan pelaksaan penelitian ke 2 apotek. Bertanggung jawab dengan pelaksaan penelitian ke 2 apotek. Bertanggung jawab dengan pelaksaan penelitian ke 2 apotek. Bertanggung jawab dengan pelaksaan penelitian ke 2 apotek.
20