[Type the company name]
PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PROFESI ARSITEKTUR UNIVERSITAS PANCASILA Tim Pengembangan Jurusan Arsitektur Ke Arah Pendidikan Profesi
13
1.
PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi menetapkan persyaratan ‘ahli profesional’ untuk perencana, pelaksana dan pengawas dalam bidang jasa konstruksi. Keahlian perencana dan pengawasan konstruksi disyaratkan dengan pemilihan sertifikat keahlian yang dalam bidang arsitektur diterbitkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bersama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Kesepakatan dunia internasional (UIA) dan konvensi Standar Kompetensi Arsitek Profesional (Depnaker RI, 1998). IAI mensyaratkan perlunya sebuah Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) selama 2 (dua) semester sebagai bagian proses seseorang mendapatkan sertifikasi keahlian di bidang arsitektur. Selain itu, akibat adanya globalisasi dan diberlakukannya AFTA-2000, APEC-2010 dan WTO-2020 di Indonesia, peningkatan kompetensi tenaga kerja terdidik yang mampu bersaing secara internasional merupakan kebutuhan dasar. Saat ini di Indonesia baru ada sekitar 2400 arsitek bersertifikat IAI dan hanya 100 orang saja yang memiliki sertifikat utama yang diakui secara internasional. Kongres Dunia XXII UIA di Turki tahun 2005 menetapkan UIA Accord yang antara lain mensyaratkan pendidikan arsitek minimal 5 (lima) tahun full-time dalam Program Arsitektur yang terakreditasi pada Universitas yang terakreditasi. Pendidikan arsitektur S1 di Indonesia hanya empat tahun sehingga diperlukan tambahan pendidikan 1 (satu) tahun lagi. Setelah seorang calon arsitek menyelesaikan program pendidikan sarjana S1 selama 4 (empat) tahun, harus mengikuti pendidikan profesi di tahun kelima dan 2 (dua) tahun magang sebelum menempuh ujian profesi untuk mendapatkan sertifikasi keahlian. Sesuai dengan keputusan Rakernas IAI, untuk lulusan tahun 2009 dan tahun berikutnya wajib mengikuti program pendidikan ini. PPAr adalah program pendidikan tinggi lanjutan dalam bidang arsitektur dalam rangka menyiapkan peserta didik menjadi arsitek profesional. Peran arsitek profesional makin menentukan dalam dunia konstruksi di Indonesia. Tanpa sertifikasi keahlian karya seorang arsitek tidak bisa memperoleh izin dibangun. Jurusan Arsitektur FTUP yang terakreditasi BAN dengan nilai B dan dalam lingkup institusi Universitas Pancasila yang juga terakreditasi B, berupaya untuk melakukan pendirian Pendidikan Profesi Arsitek pada tahun ajaran 2013-2014 yang akan datang.
1.2.
ALASAN PEMBUKAAN PENDIDIKAN PROFESI ARSITEKTUR a. Skripsi Arsitektur Pada Akhir Studi Sarjana Arsitektur Skripsi pada hakekatnya berarti tulisan. Sarjana Arsitektur disamping disyaratkan kreatif dan inovatif juga hendaklah kritis dan analitis dalam berpikir serta terampil dalam menggambar dan menulis argumentasi pemikiran yang menjadi pendapatnya. Keterampilan berpikir perlu banyak membaca dari kepustakaan dan langsung dari kenyataan hidup. Keterampilan menulis mutlak perlu. Untuk menulis mengenai pengalaman apa pun perlu diadakan penyelidikan atau investigasi. Kualifikasi sarjana adalah dapat menerapkan penyelidikan berdasarkan ketrampilan berpikir 2
terhadap lingkungan binaan sebagai obyek material, dengan menerapkan teori-teori dasar secara baik dan benar. Skripsi arsitektur bias berisi banyak gambar grafis. Demikianlah tujuan dan makna skripsi sebagai ujian yang diadakan pada tahap akhir studi untuk memperoleh gelar sarjana arsitektur. b. Portofolio Untuk Proses Assesmen Silabus matakuliah/studio, prasyarat mata kuliah terkait, daftar buku rujukan, dan sumber belajar lainnya Penyelenggaraan matakuliah/studio: jadwal kuliah mingguan, kuliah, latihan, review, ekskursi, evaluasi, ujian Bahan-bahan kuliah dan bahan terkait lain : lembar tugas, hand-out, soalsoal kuis/ujian, dan solusinya Contoh-contoh pekerjaan mahasiswa: kuis /ujian, tugas desain dan laporan semesteran, dsb. Umpan balik dari mahasiswa peserta kuliah tentang isi dan pelaksanaan kuliah/studio Refleksi dosen tentang isi matakuliah/studio, pelaksanaan matakuliah, gagasan perbaikan yang direkomendasikan untuk semester/tahun berikutnya untuk meningkatkan mutu, efisiensi, dan relevansi matakuliah dengan keprofesian arsitek. c. Apa Sarjana Arsitektur – Arsitek ? SARJANA ARSITEKTUR: Seorang yang berpendidikan (berilmu,mampu berpikir dan bersikap mempertahankan kebenaran/ truth =kebaikan dan keindahan ) serta trampil dalam merancang arsitektur. Sarjana bukan tukang yang bekerja mekanistik seperti robot dalam berteori dan berpraktek, juga bukan tukang menulis seperti mengisi borang (formulir) atau amatir yang menghasilkan jalinan kata-kata asal bunyi. Sarjana Arsitektur tidak dilatih menghasilkan sekedar gambar-gambar dan / atau model-model yang indah, “trendy” atau “fashionable”. Insinyur/ engenieur, „gen‟, terkait urusan penciptaan. Sarjana hendaknya berpotensi menciptakan dunia kerja jangan menjadi pencari kerja. Menurut SK Mendikbud No. 036/U/1993, Sarjana Arsitektur diwajibkan meneruskan studi dengan beban 20 SKS-40 SKS untuk mendapatkan sebutan profesi. ARSITEK: Sebutan profesional bagi seorang ahli / sarjana arsitektur yang berpraktek dalam bidang merancang arsitektur. Sebutan Arsitek menurut ketentuan IAI, diberikan setelah sarjana arsitektur (anggota IAI) menempuh Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) selama 1 tahun dengan beban 20 SKS -24 SKS dan magang min 2 tahun. Dalam praktek: Terpercaya/Trust dan Berilmu/Knowledge Melaksanakan Etika Profesi ( sumpah,janji, pernyataan diri) Memiliki lisensi (sertifikat pengakuan dari asosiasi arsitek). d.
Kriteria Lulusan Pendidikan Arsitektur Tahun Ke-5 Mampu menginterpretasikan dokumen penugasan perancangan secara kritis untuk memastikan bahwa rancangan yang diminta oleh pemberi tugas sesuai dengan kondisi lahan, konteks sosial dan budaya di lingkungan sekitarnya, dan akan berkelanjutan dari segi sosial, ekonomi maupun lingkungan. Mampu menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi persyaratan teknis dan peraturan bangunan, serta mempertimbangkan secara mendalam aspek-aspek visual, termal, akustik, struktur dan konstruksi bangunan, utilitas, warisan budaya, 3
(perkembangan) kota, ekonomi, lingkungan sosial, budaya, politik, serta aspek asesibilitas, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan. Memahami pola bekerja dalam tim perencanaan/perancangan yang melibatkan arsitek dan/atau tenaga ahli profesional lainnya. Mampu melakukan komunikasi secara grafis (manual dan elektronik), maket, lisan, tertulis, sepanjang proses perancangan arsitektur kepada para profesional anggota tim perencanaan/perancangan, maupun kepada orang awam yang merupakan pemangku kepentingan proyek perancangan arsitektur. Memahami adanya konsekuensi biaya pada perancangan, konstruksi dan operasi bangunan, serta mekanisme pengendalian biaya Memahami prinsip-prinsip manajemen layanan jasa arsitek dan manajemen proyek arsitektur. Memahami implikasi hukum dari profesi arsitek. Mengenal kode etik dan tata laku arsitek.
Alur Kualifikasi Pendidikan Tinggi Arsitektur dan Hubungannya dengan Dunia Profesi
Tabel 1. Alur Kualifikasi Pendidikan Tinggi Arsitektur dan hubungannya dengan Dunia Profesi. i Sumber: Aptari, 2012
4
Tabel 2. Pembagian Peran antara Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi Arsitek dalam hal Pendidikan Arsitek Sumber: Aptari, 2012
Tabel 3. Equivalensi terhadap lulusan Perguruan Tinggi Arsitektur sesudah dan sebelum tahun 2009 dengan Program Pendidikan Arsitek (PPAr) dan Sertifikasi Arsitek Sumber: Aptari, 2012
1.3.
LANDASAN HUKUM DAN RUJUKAN 1.
Landasan Hukum
5
Penyelenggaraan Program Pendidikan Profesi Arsitektur ini berlandaskan pada: a. b. c. d.
Undang-Undang RI No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah RI No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi. e. Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. f. PP no: 66 tahun 2010 tentang Pendidikan. g. Kepmen No.232/U/2000 dan Kepmen No.45/U/2002 tentang Penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi. h. SK DirJen Dikti No.43/Dikti/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. 2.
Rujukan a. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi 2008 b. Unesco - Union Internationale de Architecte (UIA) Charter (2005): Design, Knowledge, Skills ii c. 13 Butir Kompetensi IAI d. ASEAN MRA for Architectural Services e. Piagam Deklarasi Pendidikan Arsitektur Indonesia 2010
1.4.
TUJUAN Tujuan Program Pendidikan Profesi Arsitek adalah menghasilkan arsitek yang: 1. Menguasai kode etik dan perilaku seorang arsitek 2. Menguasai layanan konsultasi seperti pembuatan pra rancangan, proses perijinan, pengembangan rancangan dan penyelesaian dokumen tender lengkap 3. Menguasai kode kesesuaian (code of compliances) baik itu menyangkut pelayanan terhadap klien, kesesuaian terhadap peraturan bangunan setempat dan masalah keteknikan dalam konstruksi bangunan, mekanikal dan elektrikal. PPArs di Jurusan Arsitektur FTUP juga bertujuan mengembangkan program pendidikan yang responsif terhadap persoalan aktual dan krusial di dalam masyarakat, mengembangkan pendekatan multi disiplin dalam pendidikan, riset secara nasional dan internasional serta mengembangkan jejaring kerja dan pendidikan dengan badan-badan dan institusi terkait.
1.5.
SASARAN Sasaran dari pembukaan Program Pendidikan Profesi Arsitek adalah untuk merealisasikan kebutuhan akan lulusan dengan sebutan arsitek sebagaimana disyaratkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Union Internationale des Architectes (UIA).
6
1.6.
KEBERLANJUTAN PROGRAM Secara institusional keberlanjutan program ditempuh dengan pembinaan dan pengembangan program, baik dalam kelembagaan maupun dalam sumber daya dan juga keluaran. Keberlanjutan Program PPArs secara kelembagaan merupakan bagian yang terintegrasi dengan sistem kelembagaan pada FTUP. Dengan demikian, memiliki peluang yang baik dalam pengembangan program baik dalam bidang pendidikan dan teknologi di bidang Arsitektur. Secara kelembagaan Program Studi Arsitektur FTUP akan menjadi asset penting dalam sistem kelembagaan yang pada akhirnya dapat menjamin keberlanjutan program studi itu sendiri. Pada aspek keluaran, program dirancang memenuhi kebutuhan pasar, serta dipersiapkan mampu untuk melanjutkan pada program sertifikasi profesi Arsitektur yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi di bidang arsitektur dan atau untuk melanjutkan pada jenjang lebih tinggi yaitu pendidikan strata dua (S2) arsitektur atau sejenis.
2.
PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI ARSITEKTUR 2.1.
KURIKULUM a.
KUALIFIKASI KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN Kurikulum Program Pendidikan Profesi Arsitek menekankan aspek kompetensi yang berkaitan dengan jasa layanan profesi arsitek, yang meliputi 13 (tigabelas) butir kompetensi yang mengacu pada ketentuan UIA, sebagai berikut: Kemampuan menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis dan yang bertujuan melestarikan lingkungan. Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni, teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia. Pengetahuan tentang seni rupa dan pengaruhnya terhadap ranangan arsitektur. Pengetahuan yang memadai tentang perencanaan dan perancangan kota serta ketrampilan yang dibutuhkan dalam proses perencanaan itu. Memahami hubungan antara manusia dan bangunan gedung serta antara bangunan gedung dan lingkungannya, juga memahami pentingnya mengaitkan ruang-ruang yang terbentuk di antara manusia, bangunan gedung dan lingkungannya tersebut untuk kebutuhan manusia dan skala manusia. Menguasai pengetahuan yang memadai tentang cara menghasilkan perancangan yang sesuai dengan daya dukung lingkungan. Memahami aspek keprofesian dalam bidang arsitektur dan menyadari peran arsitek di masyarakat, khususnya dalam penyusunan kerangka acuan kerja yang memperhitungkan faktor-faktor sosial. Memahami metode penelusuran dan penyiapan program rancangan bagi sebuah proyek perancangan.
7
Memahami masalah struktur, konstruksi dan rekayasa yang berkaitan dengan perancangan bangunan gedung. Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai permasalahan fisik dan fisika, teknologi dan fungsi bangunan gedung sehingga dapat melengkapinya dengan kondisi internal yang memberi kenyamanan serta perlindungan terhadap iklim setempat. Menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pihak pengguna bangunan gedung dalam rentang kendala biaya pembangunan dan peraturan bangunan. Menguasai pengetahuan yang memadai tentang indusrti, organisasi, peraturan dan tata cara yang berkaitan dengan proses penerjemahan konsep perancangan menjadi bangunan gedung serta proses memadukan penataan denah-denahnya menjadi sebuah perencanaan yang menyeluruh. Menguasai pengetahuan yang memadai mengenai manajemen proyek dan pengendalian biaya bangunan.
pendanaan
proyek,
b. STRUKTUR KURIKULUM Program Pendidikan Profesi Arsitek merupakan program pendidikan untuk menghasilkan para pelaku bidang keprofesian arsitektur. Ciri khas dari program ini adalah pembelajaran yang dilakukan melalui praktek perancangan yang merupakan simulasi kondisi nyata di dalam praktek profesi arsitektur. Dengan demikian, muatan pembelajarannya juga ditekankan pada penguasaan kompetensi untuk berpraktek sebagai arsitek. Kurikulum dikembangkan berdasarkan hasil lokakarya antara APTARI dengan IAI pada tahun 2011. Pada dasarnya, pelaksanaan PPArs adalah selama 2 (dua) semester dengan matakuliah yang terdiri dari 24 SKS dengan matakuliah sebagai berikut: Tabel 1. Struktur Kurikulum Program Pendidikan Arsitektur di FTUP Semester I II
Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur I Rencana Anggaran dan Biaya Pilihan Studio Perancangan Arsitektur II Keahlian Komputer CAD/ArchiCAD Pilihan
Beban SKS 6 3 3 6 3 3
Matakuliah pilihan yang akan diberikan selama 2 (dua) semester tersebut dapat ditentukan berdasarkan kekuatan yang dimiliki oleh Jurusan Arsitektur FTUP yaitu sebagai berikut: Psikologi Arsitektur Arsitektur Etnik Administrasi Proyek Ekologi Kota
8
Perencanaan dan Perancangan Kota Manajemen dan Pemeliharaan Bangunan Arsitektur Tropis Material dan Konstruksi
Mahasiswa yang telah menyelesaikan semester I dan II dengan total SKS = 24, akan mendapatkan sertifikat kelulusan sebagai kandidat arsitek (Ars) dan berhak melanjutkan le program S2 Arsitektur FTUP dengan kredit matakuliah pilihan dapat diakui di program S2 tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2.
SUMBER DAYA a.
STAF PENGAJAR Tenaga pengajar adalah terdiri dari staff pengajar dari Jurusan Arsitektur FTUP dan dari IAI.
b.
SARANA DAN PRASARANA Sarana dan prasarana yang digunakan adalah seluruh sarana dan prasarana yang tersedia di Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Untuk sarana dan prasarana terdiri dari:
c.
Ruang kelas dan studio dengan menggunakan AC LCD dan Proyektor pada setiap kelas Laboratorium Komputer Digital Laboratorium Teknologi Bangunan
TENAGA ADMINISTRASI DAN PENUNJANG Pada dua tahun pertama, pelaksanaan PPArs di Jurusan Arsitektur FTUP, kebutuhan tenaga administrasi untuk perkuliahan serta pendukung lainnya akan dicukupi oleh tenaga yang sudah ada. Selanjutnya mulai tahun ketiga, akan disediakan dua orang tenaga administrasi dan keuangan khusus, yang melayani kegiatan untuk PPArs.
2.3.
KEMAHASISWAAN a. PERSYARATAN PENERIMAAN Calon peserta PPArs adalah lulusan Jurusan Arsitektur dari PTN dan PTS yang terakreditasi BAN dengan peringkat minimal B yang telah lolos seleksi dan membayar biaya pendaftaran. Untuk seleksi masuk PPArs adalah menyerahkan dan presentasi Portfolio Tugas Akhir atau Portfolio Tugas Perancangan Arsitektur semester 7 (tujuh) bagi yang Tugas Akhirnya skripsi. b. SISTEM SELEKSI Seleksi penerimaan calon mahasiswa PPArs dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu sekali sebelum awal semester gasal dan sebelum awal semester genap. Calon 9
mahasiswa PPArs harus memiliki gelar kesarjanaan (S1) dalam disiplin ilmu arsitektur dengan IPK minimum = 2,75. Selain itu calon mahasiswa juga akan melalui tahap seleksi untuk menilai portofolio desain yang dimiliki. c. SISTEM PEMBAYARAN Semua pembayaran harus didasarkan kepada peraturan yang berlaku yaitu peraturan Universitas Pancasila sebagai perguruan tinggi swasta. Pada dasarnya sistim pembayaran dilakukan di Fakultas Teknik. d. KEGIATAN PEMBELAJARAN Semua kegiatan pembelajaran dilakukan pada hari kerja resmi yang ditetapkan oleh universitas yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan dari pagi hingga sore, sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh fakultas. Semua kegiatan pembelajaran dipusatkan di fakultas teknik sesuai dengan pengaturan jadwal pembelajaran yang ada. Penetapan waktu dan ruang belajar ditetapkan oleh bidang pendidikan fakultas. e. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN STUDI Beban studi PPArs sebanyak 24 (dua puluh empat) SKS dan dijadwalkan untuk ditempuh dalam waktu 2 (dua) semester.
2.4.
UNIT PENGEMBANGAN ILMU TERKAIT a. PENELITIAN Kegiatan penelitian pada PPArs terutama merupakan ‘design research’ berupa kegiatan penelitian yang mengarah kepada pengungkapan fakta yang berkaitan dengan masalah perancangan. Kegiatan penelitian dilakukan oleh staf pengajar dengan membuka peluang keterlibatan mahasiswa dalam melakukan kajian-kajian yang terkait dengan masalah perancangan, yang dapat diintegrasikan dengan proyek perancangan di studio.
Karakteristik PPArs yang merupakan pendidikan berbasis proyek dalam lingkup jasa pelayanan arsitektur juga membuka peluang untuk berbagai kegiatan penelitian yang terkait dengan proses disain, konstruksi dan manajemen yang dilakukan melalui kerjasama penelitian dengan industri dan asosiasi profesi.
b. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Universitas Pancasila membuka peluang pengembangan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang ditujukan bagi masyarakat di lingkungan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Kegiatan pengabdian dan pelayanan masyarakat ini dapat berwujud penyuluhan, pelatihan dan konsultasi baik yang ditujukan langsung kepada masyarakat umum maupun bagi instansi pemerintah dan lembaga terkait lainnya.
10
c. PENYULUHAN, PELATIHAN DAN KONSULTASI PPArs mengembangkan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan konsultansi yang terkait dalam berbagai aspek perancangan arsitektur. Kegiatan penyuluhan, pelatihan dan konsultansi ini dapat ditujukan baik untuk kelompok masyarakat umum yang membutuhkan bantuan layanan informasi yang terkait dengan arsitektur, maupun untuk berbagai instansi pemerintah, lembaga swasta dan lembaga lain.
2.5.
KERJASAMA PPArs ini bekerjasama dengan organisasi profesi arsitek IAI yang diakui berdasarkan Undang-Undang No. 18 tahun 2000 dan Undang-Undang No. 28 tahun 2000. Kerjasama ini dilakukan melalui Kesepakatan Kerjasama antara FTUP dengan IAI dengan Pada Tanggal 1 Mei 2011.
3. PENUTUP Demikianlah proposal pembukaan PPArs ini diajukan kepada Ikatan Arsitek Indonesia. Meskipun dirasakan masih banyak kekurangan dan masih banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan proposal ini, namun kami mencoba menerima tanggapan dan apresiasi yang konstruktif demi sempurnanya pekerjaan ini. Semoga proposal ini, diharapkan dapat memberi gambaran bagi semua pihak khususnya jajaran dekanat FTUP dan diharapkan juga untuk dapat melakukan penilaian terhadap proposal ini. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih karena telah diberi kepercayaan untuk menyusun penyelenggaraan PPArs. Selanjutnya kami juga berharap dapat diberikan kepercayaan untuk menangani kegiatan penyusunan rancangan pembukaan PPArs di Jurusan Arsitektur FTUP ini.
i
Lulusan D3/S1 Terapan (S1 Trp) yang akan melanjutkan ke Program Profesi Arsitek atau S2 Arsitektur harus melalui matrikulasi atau transfer kredit ke S1.
ii
Standar kompetensi UIA juga dijabarkan dalam standar kompetensi lainnya, seperti National Architecture Accreditation Board (NAAB) 2009 - Conditions for Substantial Equivalency for Professional Degree Programs in Architecture, Korean Architecture Accreditation Board (KAAB) 2010 - Conditions & Procedures for Professional Degree Programs in Architecture dan sebagainya.
11